Top Banner
Laporan Pendahuluan Diare A. PENGERTIAN Gastroenteritis / diare adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus. (Cecily Beltz, 1997). Diare adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari empat kali pada bayi dan lebih dari tiga kali pada anak, konsistensi cair / encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah / lendir saja (Ngastiyah, 1997). Diare akut adalah dikarakteristikan oleh perubahan tiba-tiba dalam frekuensi dan kualitas defekasi (Sandra M. Neltena, 1996). B. ETIOLOGI Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor : 1. Faktor infeksi a. Infeksi Enteral Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak meliputi : - Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonela, Shigella - Infeksi Virus : Enterovirus, rotavirus, astrovirus
41

Askep Diare

Jul 21, 2016

Download

Documents

SetyariniRsu

Askep Diare
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Askep Diare

Laporan Pendahuluan

Diare

A. PENGERTIAN

Gastroenteritis / diare adalah inflamasi membran mukosa lambung dan

usus halus. (Cecily Beltz, 1997).

Diare adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari empat

kali pada bayi dan lebih dari tiga kali pada anak, konsistensi cair / encer, dapat

berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah / lendir saja

(Ngastiyah, 1997).

Diare akut adalah dikarakteristikan oleh perubahan tiba-tiba dalam

frekuensi dan kualitas defekasi (Sandra M. Neltena, 1996).

B. ETIOLOGI

Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :

1. Faktor infeksi

a. Infeksi Enteral

Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama

diare pada anak meliputi :

- Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonela, Shigella

- Infeksi Virus : Enterovirus, rotavirus, astrovirus

- Infeksi parassit : Cacing, protozoa, jamur

b. Infeksi parenteral

Infeksi di luar alat pencernaan makana seperti otitir media akut

(OMA), tonsilitis, biopneumonia, encephalitis. Keadaan ini terutama

pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.

2. Faktor Malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida, monosakarida

b. Malabsorbsi lemak

c. Malabsorbsi protein

Page 2: Askep Diare

3. Faktor makanan

Makanan yang ada telah basi, beracun, alergi terhadap makanan

4. Faktor Psikologis

Adanya rasa takut dan cemas

C. PATOFISIOLOGI

Meningkatnya motillitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal

merupakan akibat dari gangguan absorbsi, ekskresi cairan dan elektrolit

yang berlebihan

Cairan, potassium, sodium dan karbonat berpindah dari rongga ekstra

seluler ke dalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi, kekurangan

elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik

Diare yang terjadi merupakan proses dari :

Transpor aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elekrolit ke

dalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan

meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikro organisme yang masuk

akan merusak sel mukosa intestinal menurunkan area permukaan intestinal

dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit

Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi

cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini terjadi pada sindrom

malabsorbsi

Meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi

intestinal

D. MANIFESTASI KLINIK

Mula-mula bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh pada

umumnya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada.

Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.

Warna tinja lama kelamaan berubah menjadi kehijauan karena bercampur

dengan empedu.

Page 3: Askep Diare

Kram abdomen akibat peradangan.

Mual dan muntah akibat gangguan keseimbangan asam basa lambung

Lemah

Pucat

Perubahan TTV, seperti nadi dan pernafasan meningkat

Penurunan pengeluaran urine

Terdapat tanda dan gejala dehidrasi seperti : turgor kulit berkurang

(elastisitas kulit menurun), BB menurun, mata dan ubun-ubun besar

menjadi cekung, selaput lendir, bibir, dan mukosa serta kulit nampak

kering.

Page 4: Askep Diare

E. PATHWAYS

Isi lumen usus meningkat

Rangsangan pengeluaran

Hiperperistaltik

Diare

Sering defekasi

Anus lembab dan lecet

Kerusakan integritas kulit

Faktor infeksi

Endotoksin merusak mukosa usus

Resti infeksi

Faktor malabsorbsi

Tekanan osmotik meningkat

Pergeseran cairan elektrolit ke lumen

usus >>

Gangguan peristaltik

Hiperperistaltik Hipoperistaltik

Makanan tidak sempat diserap

Pertumbuhan bakteri

Endotoksin

Hiperrsokresi cairan elektrolit

Gangguan keseimbangan elektrolit

Hiponatremia, hipokalemia, penurunan klorida serum

Resiko terjadi gangguan sirkulasi darah

Gangguan keseimbangan cairan

Kekurangan volume cairan

Dehidrasi

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Page 5: Askep Diare

F. KLASIFIKASI

1. Klasifikasi diare berdasarkan tonisitas plasma

a. Dehidrasi hipotonik (dehidrasi hiponatremia) yaitu jika kalau natrium

dalam plasma < 130 meg/L

b. Dehidrasi isotonik (dehidrasi isonatremia) jika kadar natrium dalam

plasma 130-150 meg/L

c. Dehidrasi hipertonik (dehidrasi hipernatremia), bila kadar natrium

dalam plasma > 150 meg/L

2. Klasifikasi diare berdasarkan banyaknya cairan yang hilang

a. Dehidrasi ringan, bila BB menurun 3-5% dengan volume cairan yang

hilang < 50 ml/kg BB

b. Dehidrasi sedang, bila BB menurun 6-9% dengan volume cairan yang

hilang 50-50 ml/kg BB

c. Dehidrasi berat, bila BB menurun > 10% dengan volume cairan yang

hilang 100 ml/kg BB

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN IMPLEMENTASI

a) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar

dan encer

Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektronik dapat dipertahankan dalam

batas normal.

KH : Haluran urine adekuat, capillary refill 2 detik, turgor kulit

elastis, membran mukosa lembab, tidak terjadi penurunan BB.

Intervensi :

Kaji status hidrasi : ubun-ubun, mata, turgor kulit dan membran

mukosa.

Kaji pengeluaran urine, gravitasi urine atau berat jenis urine (1,005 –

1,020) atau sesuai dengan usia pengeluaran urine 1-2 ml/kg/jam.

Kaji pemasukan dan pengeluaran urine.

Monitor tanda-tanda vital.

Page 6: Askep Diare

Pemeriksaan laboratorium sesuai program : elektrolit, Ht, pH, dan

serum albumin.

Pemberian cairan dan elektrolit sesuai dengan protokol (dengan oralit

dan cairan parenteral bila indikasi)

Pemberian obat anti diare dan antibiotik sesuai program.

Anak diistirahatkan.

b) Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan BAB

Tujuan : anak tidak menunjukkan gangguan integritas kulit yang ditandai

dengan kulit utuh dan tidak lecet

Intervensi :

Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap buang air besar

Gunakan kapas lembab dan sabun bayi (atau pH normal) untuk

membersihkan anus setiap buang air besar

Hindari dari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab

Ganti popok / kain bila lembab atau basah

Gunakan obat cream bila perlu untuk perawatan perineal

c) Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang pencegahan penyebaran penyakit

Tujuan : tidak terjadi penularan diare pada orang lain

Intervensi :

Ajarkan cara mencuci tangan yang benar pada orang tua dan

pengunjung

Segera bersihkan dan angkat bekas buang air dan tempatkan pada

tempat yang khusus

Gunakan standar pencegahan universal, seperti gunakan sarung

tangan, dll

Tempatkan pada ruangan yang khusus

Page 7: Askep Diare

d) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

menurunnya intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan

Tujuan : anak toleran terhadap diit yang sesuai yang ditandai dengan BB

normal dan tidak terjadi kekambuhan diare

Intervensi :

Timbang BB bayi tiap hari

Monitor intake dan out put

Setelah rehidrasi, berikan minuman obat oral dengan sering dan

makanan yang sesuai dengan diit dan usia atau berat badan anak

Hindari makan buah-buahan

Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan

Bagi bayi ASI tetap diteruskan

Bila bayi tidak toleran dengan ASI, berikan formula yang rendah

laktosa

e) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak

Tujuan : meningkatkan pengetahuan orang tua, orang tua berpartisipasi

dalam perawatan anak

Intervensi :

Kaji tingkat pemahaman orang tua

Ajarkan tentang prinsip diit dan kontrol diare

Ajarkan orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk menghindari

kontaminasi

Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan

Jelaskan tentang pentingnya kebersihan

f) Cemas dan rasa takut berhubungan dengan hospitalisasi dan kondisi sakit

Tujuan : menurunkan rasa takut / cemas pada orang tua dan anak,

ditandai dengan orang tua aktif merawat anak, bertanya tentang

kondisi anak, anak tidak menangis

Intervensi :

Page 8: Askep Diare

Ajarkan pada orang tua untuk mengekpresikan perasaan takut dan

cemas

Gunakan komunikasi terapeutik : kontak mata, sikap tubuh dan

sentuhan

Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan pada anak dan orang tua

Libatkan orang tua dalam perawatan anak

Jelaskan kondisi anak, alasan pengobatan dan perawatan

H. DISCHARGE PLANNING

1. Jelaskan penyebab Diare

2. Ajarkan untuk mencegah komplikasi Diare

3. Ajarkan untuk mencegah penyakit diare dan penularan, ajarkan standar

pencegahan

4. Ajarkan perawatan anak, pemberian makanan dan minuman (misal :

oralit)

5. Ajarkan mengenal tanda-tanda dehidrasi, ubun-ubun dan mata cekung,

turgor kulit tidak elastis membran mukosa kering

6. Jelaskan obat-obatan yang diberikan, efek samping dan kegunaannya

Page 9: Askep Diare

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.S

DENGAN DADRS

A. PENGKAJIAN

1) Tanggal Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 29 Maret 2006 pukul 09.00 WIB dengan

melakukan wawancara dan observasi pada klien dan keluarga

2) Identitas

Identitas Pasien

Nama : An. S

Umur : 5 bln

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. H

Umur : 30 th

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan : STM

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Wringin Jajar

Hub. dengan pasien : Orang tua kandung

3) Keluhan Utama

An. S BAB dengan konsistensi encer / mencret > 4x sehari

4) Riwayat Penyakit Sekarang

2 hari sebelum masuk RS (tgl 27 Maret 2006) klien mencret > 10x / hr@ 6-

8 sdm air ampas, nyemprot, tidak ada darah maupun lendir dan bau busuk

warna kuning. Anak mencret setelah diberi jeruk, kemudian dibawa ke Bidan.

Page 10: Askep Diare

Namun anak masih tetap mencret bahkan muntah setiap diberi makan dan

minum (muntahan sesuai dengan apa yang sedang dimakan dan diminum).

Oleh karena itu, anak dibawa ke dokter spesialis anak, 5 jam sebelum

masuk RS muntah (-), mencret (+) >5x dan kencing banyak banyak setiap ½

jam, kemudian dibawa ke RS dan dirawat.

5) Riwayat Penyakit Masa Lalu

a. Prenatal

Ny. R mengatakan bahwa An. S adalah anak yang pertama. Selama masa

kehamilan Ibu memeriksakan kehamilannya di Puskesmas lebih dari 5x

dan mendapatkan suntikan TT 2x selama hamil ibu tidak menciptakan

gangguan yang berarti, hanya muntah yang wajar pada hari 3 bulan

pertama ibu tidak pernah mengkonsumsi obat maupun jamu jamuan yang

tidak dianjurkan, ibu hanya mengkonsumsi obat yang diberikan oleh bidan

Puskesmas berupa kapsul SF dan vitamin Bc. Ibu pernah mengalami

abortus, dan sebelumnya belum pernah memakai kontrasepsi.

b. Intranatal

Ibu melahirkan anaknya di Puskesmas Rawat Inap tempat memeriksakan

kehamilannya pada usia kehamilan 40 minggu, jenis persalinan spontan

ditolong oleh bidang Puskesmas.

c. Posnatal

Berat badan lahir An. S 2800 gram dan panjang badan 47 cm, bayi

langsung menangis kuat dan tidak kebiruan. Ibu mengatakan tidak tahu

apgar score saat lahir dan tidak ada kelainan kongenital.

d. Alergi

An. S belum pernah mengamai alergi terhadap makanan maupun obat-

obatan.

e. Pertumbuhan dan perkembangan

Pada usia 2 bulan, BB anak 4300 gramdan PB 55 cm, sudah bisa

mengamati tangannya sendiri, tersenyum spontan dan bersuara ngoceh.

Pada usia 5 bulan ini, anak mampu berusaha menggapai maman, meraih

Page 11: Askep Diare

dan mengamati benda, meniru bunyi-bunyi kat-kat dan menoleh ke arah

suara, serta mampu membalik dan bangkit kepala tegak.

f. Riwayat imunisasi

Pada usia 0 bulan mendapatkan BCG dan HB-1, usia 2 bulan

mendapatkan HB-2 + DPT + Polio I, usia 4 bulan mendapatkan DPT dan

polio.

6) Pola Fungsional Menurut Gondan’s

a. Pola Persepsi Kesehatan

Menurut keterangan keluarga, kesehatan merupakan aspek yang penting

dalam kehidupan. Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit,

terutama anak, yang lain ikut merasakan sakit terlebih ayah ibunya.

b. Pola Nutrisi

Diit yang diberikan adalah susu LLM dengan pemberian 8 x 60 cc dan

3 x ½ porsi bubur tempe namun ibu masih tetap memberikan ASI. Daya

isap anak saat minum susu baik dengan dot (untuk susu LLM) maupun

ASI ada, tetapi tidak sering dan sedikit (60 cc susu LLM tidak semuanya

habis, hanya 30 cc saja yang terminum).

c. Pola Eliminasi

An. S. BAB 6 – 7 kail, warna kuning, konsistensi encer, BAK ± 1 x setiap

2 jam, warna kuning jernih.

d. Pola Aktivitas

An. S terlihat kurang aktif, tampak lemas, namun bila menangis keras dan

sering rewel, semua aktifitas anak dibantu orang tua.

e. Pola Istirahat Tidur

Sebelum sakit, An. S tidak siang selama ± 3 jam / hari dan tidur malam ±

10 jam / hari. Selama sakit An. S dapat tidur dengan nyenyak setelah

minum obat, tidur siang ± 1 jam dan tidur malam ± 5 jam, karena sering

terjaga dari tidurnya.

Page 12: Askep Diare

f. Pola Persepsi Kognitif

Ibu mengatakan anaknya sakit diare, ibu tahu secara jelas dari pengertian

penyebab maut penatalaksanannya serta pencegahannya dari dokter

spesialis anak, karena ibu konsultasi lebih jauh lagi tentang kondisi

kesehatan anaknya.

g. Pola Hubungan

Dari sejak lahir, An. S selalu diasuh setiap saat oleh ibunya, sehingga

hubungan mereka sangat dekat. Apalagi saat sakit seperti ini, An. S tidak

mau berpisah sebentarpun. Bila tidak tampak ibunya, An. S langsung

menangis.

h. Pola Nilai Kepercayaan

Keluarga memeluk agama Islam dan selau berusaha menjalankan

perintah-perintah-Nya.

7) Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Genogram

b. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, asma, DM dan penyakit jantung

dalam keluarga. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga adalah

panas, batuk, pilek (yang bila diobat langsung sembuh terutama pada saat

musim pencaroba).

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

: klien

: tinggal

serumah

Page 13: Askep Diare

c. Kebiasaan

Keluarga pergi ke Puskesmas atau dokter bila ada anggota keluarga yang

sakit.

8) Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan Antropometri

BB : 5300 gr PB : 65 cm

LL : 37 cm LD : 32 cm

b. Pemeriksaan status gizi berdasarkan Z-score

WAZ = = = -2 (normal)

HAZ = = -0,3 (normal)

WHZ = = -2,5 (kurus)

c. KU : sadar, kurang aktif

d. Vital sign : HR = 130 x/mnt S = 37oC

PR = 30 x/mnt N = isi / tegangan cukup

e. Kepala

Bentuk mesorhapal, kulit kepala bersih, rambut jarang, ubun-ubun cekung,

tidak ada benjolan.

f. Mata

Tampak cekung, sklera tidak ikterik, konjungiva anemis

g. Hidung

Tampak tidak ada ingus, tidak ada pernafasan cuping hidung.

h. Telinga

Simetris, tidak ada tanda-tanda peradangan (kemerahan (-), edema (-),

discharge (-), gangguan pendengaran (-), tidak ada sekret.,

i. Mulut

Tidak ada stomatitis, mukosa mulut agak kering dan tidak sianosis.

Page 14: Askep Diare

j. Leher

Simetris tidak ada pemberasaran kelenjar limfe dan tidak ada massa di

leher.

k. Dada

- Palmo :

I : Pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi dada.

Pa : Fremitus rata antara kiri dan kanan

Pe : Sonor

A : Suara dasar vesikuler, ronchi (-), wheezing (-)

- Cor

I : Ictus condis tidak tampak

Pa : Ictus condis teraba di SIC ke-5

Pe : Konfigurasi dalam batas normal

A : Bunyi jantung I dan II murni, tidak ada bising maupun gelap.

l. Abdomen

I : Perut tampak cembung

A : Hiperperistaltik (± 20 x/mnt)

Pa : Tidak ada hepatomegali, tidak ada splenomegali

Pe : Kembung.

m. Genital

Lengkap tidak ada kelainan, daerah sekitar genital lembab dan popok /

pengalas basah.

n. Ekstremitas

Tonus otot baik, akral hangat, capillary refil 2 detik, tidak ada sianosis

terpasang infus di tangan kiri.

o. Kulit

Kulit bersih, tidak ada laserasi, turgor kurang.

Page 15: Askep Diare

9) Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium (28/3 – 2006)

Hemoglobin 10,30 gr % 11.00-13.00 LHematokrit 30,4 % 36.0-44.0 LEritrosit 3,71 jt/mmk 3.60-5.00MCH 27,80 pg 23.00-31.00MCV 82,00 fl 77.00-101.00MCHC 33,90 g/dl 29.00-36.00Leukosit 11,40 ribu/mmk 6.00-18.00Trombosit 452,0 ribu/mmk 150.0-400.0 H

Kimia klinik

Glukosa sewaktu 109 mg/dl (136-145)

Elektrolit

Natrium 140 mmol.L 136-145

Kalium 3,7 mmol.L 3,5-5,1

Khlorida 114 mmol.L 98-107 H

Calcium 2,49 mmol.L 2,12-2,50

Bahan darah

Sekresi – eksresi =

Faeces rutin

Warna : kuning

Konsistensi : lembek, cair

Micros : Ascaris : - LPK negatif

Ankilostoma : - LPK negatif

Trikhiuris : - LPK negatif

Oxyuris : - LPK negatif

Amoeba

A. Histolitikum - LPK negatif

A. Coli - LPK negatif

Kista - LPK

Sisa pencernaan - negatif

Page 16: Askep Diare

Sisa makanan - negatif

Sisa lemak - negatif

Sisa karbohidrat - negatif

Sisa protein +/pos negatif

Sisa daging - negatif

Granula amilum - negatif

Glabul amilum - negatif

Glabul lemak - negatif

Sisa tumbuhan - negatif

Sudan 3

Sel : Eritrosit - LPB negatif

Leukosit - LPB negatif

Epitel - LPB negatif

Kans : Ascaris - negatif

Ankilostoma - negatif

Trikhirius - negatif

Oxyuris - negatif

Kista - negatif

Bakteri +/pos negatif

Jamur - negatif

b. Therapy

Infus KAEN 3B 480/20/5 tetes/mnt

Oralit 50 cc tiap mencret

PO : - Paracetamol 3 x ½ cth

- Ketokoazole 3 x 50 mg

- Vit. BC 3 x ½ tab

- Vit. B6 3 x ½ tab

Diit : 3 x ½ porsi bubur tempe

8 x 60 cc LLM

Program : pengawasan KU, TTV dan tanda-tanda dehidrasi.

Page 17: Askep Diare

B. ANALISA DATA

No Tanda dan Gejala Problem Etiologi

1. S : Ibu mengatakan ± 4 x anak

mencret dengan konsistensi cair

dan warna kuning.

Pengeluaran

cairan yang

berlebihan =

diare & muntah

Difisit volume

cairan.

O : - Ubun-ubun cekung, turgor kulit

kurang, mukosa mulut agak

kering, mata terlihat cekung.

- Anak tampak kurang aktif, lemas

dan gampang rewel.

- Minum susu sedikit-sedikit dan

kadang muntah.

- Perut kembung, hiperperistaltik

(± 20 x/mnt)

- Laboratorium

* Hb = 10,30 gr %

Ht = 30,4 %

Klorida = 114 mmol/L

* Feces rutin :

Sisa protein +/pos

Bakteri +/pos

- Therapy

Infus KAEN 3B 480/20/5

tts/mnt

Oralit 50 cc tiap mencret

Ketokonozole 3 x 50 mg

Vit. BC & B6 3 x ½ tab

Page 18: Askep Diare

No Tanda dan Gejala Problem Etiologi

2. S : - Kelembahan

daerah geneital

akibat BAB

cair.

Resiko tinggi

gangguan

integritas kulit.

O : - An. S BAB cair, bakteri ++

- Daerah sekitar genital lembab

- Ada kemerahan sekitar anus

3. S : Ibu mengatakan anaknya minum

susu hanya sedikit, baik LLM

maupun ASI dan muntah bila

minum banyak.

Intake tidak

adekuat

Risiko

perubahan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh.O : - BB = 5300 grm PB = 65 cm

- WAZ = -2 ; HAZ = -0,3 ; WHZ

= -2,5

- HR = 130 x/mnt, RR = 30 x/mnt

N = isi / tegangan ckp, S = 37oC

- Konjungtiva anemis, mukosa

mulut agak kering

- Hb = 10,30 gr %

- Anak terlihat lemah, kurang

aktif, turgor kulit kurang.

- Diit : 8 x 60 cc LLM & 3 x ½

porsi bubur tempe

Th/ = Vit. BC & Vit. B6 3 x ½

tab

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit volume cairan berhubungan dengan BAB cair dan sering

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

intake tidak adekuat dan muntah.

3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kelembahan

genital akibat BAB cair.

Page 19: Askep Diare

D. INTERVENSI

Tgl No Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Ttd

29/3

2006

1 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2 x 24 jam

kebutuhan cairan adekuat

dengan kriteria hasil :

- Balance cairan seimbang

- Ubun-ubun tidak cekung,

turgor kulit baik, mukosa

mulut tidak adekuat.

- BAB lembab dan tidak cair.

- Monitor input dan output

cairan

- Lanjutkan pemberian cairan

sesuai program

- Motivasi ibu untuk

memberikan cairan sedikit-

sedikit tapi sering.

- Pantau tanda-tanda vital

- Berikan obat sesuai program

- Pantau tanda-tanda dehidrasi.

29/3

2006

2 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2 x 24 jam

pemenuhan nutrisi adekuat

dengan kriteria hasil :

- Tidak muntah

- Susu diminum habis

- BAB tidak encer

- BB meningkat

- Anjurkan ibu untuk

memberikan susu sedikit-

demi sedikit tapi sering.

- Anjurkan ibu untuk tetap

memberikan ASI

- Monitor intake dan output

- Monitor BAB encer ;

frekuensi, jumlah, warna

- Timbang BB

29/3

2006

3 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2 x 24 tidak

terjadi gangguan integritas kulit

dengan kriteria hasil :

- Kulit bersih, kering

- Tidak ada aritema, pruritas.

- Kaji kerusakan kulit atau

iritasi setiap BAB

- Gunakan kapas lembab untuk

membersihkan anus setelah

BAB

- Ganti pakaian atau alat tenun

yang basah / lembab

- Gunakan obat cream bila

perlu untuk perawatan

genital.

- Jaga kebersihan daerah

genital.

-

Page 20: Askep Diare

E. IMPLEMENTASI

TglNo

DxImplementasi Respon Ttd

29/3

2006

1 - Lanjutkan pemberian cairan

sesuai program KAEN 3B 5

tes/mnt

- KAEN 3B masuk lancar 5

tts/mnt

- Memotivasi ibu untuk

memberikan cairan sedikit-

sedikit tapi sering.

- Ibu mengatakan akan

memberikan cairan sedikit-

sedikit tapi sering

- Memantau tanda-tanda vital. - HR = 130 x/mnt, RR : 30

x/mnt, S = 372 oC , N = isi /

tegagan cukup.

- Memberikan obat PO sesuai

program Vit. BC, B6,

ketokonazole 50 mg

- Obat masuk semua, tidak

dimuntahkan, tidak ada

reaksi alergi.

- Memantau tanda-tanda

dehidrasi.

- Ubun-ubun dan mata

cekung, turgor kulit

kurang, bibir kering.

29/3

2006

2 - Menganjurkan ibu-ibu untuk

memberi susu sedikit-sedikit

tapi sering.

- Ibu mengatakan akan

melaksanakan anjuran

perawat.

- Menganjurkan ibu untuk

memberikan ASI

- Menimbang anak - BB = 5300 gram

- Memantau adanya muntah - Anak tidak muntah

Page 21: Askep Diare

TglNo

DxImplementasi Respon Ttd

29/3

2006

3 - Memantau kerusakan kulit

atau iritasi setiap BAB

- Sekitar anus tampak

kemerahan, tidak ada

laseri.

- Menganjurkan ibu untuk

menggunakan kapas lembab

untuk membersihkan anus

setelah BAB

- Ibu mengikuti anjuran

perawat.

- Mengganti alat tenun yang

basah / lembab setelah BAB /

BAK

- Alat tenun bersih dan

kering.

- Menjaga kebersihan daerah

genital.

- Daerah genital bersih.

30/3

2006

1 - Melanjutkan pemberian

cairan KEAN 3B 5 tetes/mnt

- Cairan masuk, aliran

lancar.

- Memantau tanda-tanda vital - HR = 128 x/mnt, RR = 28

x/mnt, S = 372 oC

- Memberikan obat PO sesuai

program Vit. B6, BC,

ketokonazole 50 mg.

- Obat masuk, tidak

dimuntahkan

- memantau tanda-tanda

dehidrasi.

- Ubun-ubun datar, mata

tidak cekung, turgor kulit

baik, bibir tidak kering.

Page 22: Askep Diare

Tgl No

Dx

Implementasi Respon Ttd

2 - Menimbang BB - BB = 5350 gram

- Memberui makan sesuai diit

60 cc susu LLM dan ½ porsi

bubur tempe.

- Susu sisa 10 cc, bubur

temp tersisa 1 sendok kecil.

- Monitor intake nutrisi - Intake nutrisi cukup

adekuat, dengan anak

minum susu dan makan

bubur tempe hanya tersisa

sedikit.

- Memberi obat sesuai

program: vitamin B

compleks ½ tab.

- Obat masuk

3 - Memantau kerusakan kulit

daerah genital

- Kemerahan sekitar anus

berkurang.

- mengganti alat tenun yang

basah

- alat tenun bersih dan

kering.

- Menjaga kebersihan daerah

genital.

- Daerah genital bersih dan

tidak lembab.

- Membersihkan genital anak

sehabis BAB dan

mengeringkannya.

- Daerah genital bersih dan

kering.

- memantau adanya lecet atau

iritasi pada daerah anus.

- Tidak terdapat lecet atau

iritasi.

Page 23: Askep Diare

F. EVALUASI

Tgl/

Jam

Dx.

KepCatatan Perkembangan Ttd

29/3

2006

1 S : -

O : HR = 128 x/mnt, N = isi / tegangan cukup

RR = 28 x/mnt, S = 372 oC

Ubun-ubun datar dan mata tidak cekung, turgor kulit baik,

bibir tidak kering.

A : Masalah teratasi sebagian

P : - Pertahankan

- Kaji ulang pemeriksaan laboratorium untuk hematologi

dan feces rutin dengan kolaborasi analisis kesehatan

29/3

2006

2 S : -

O : BB = 5350 gr

Susu habis anak tidak muntah.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Pertahankan

29/3

2006

3 S : -

O : - Kemerahan sekitar dubur berkurang.

- Alat tenun bersih dan kering.

- Daerah genital bersih dan tidak lembab

- Tidak terdapat lecet dan iritasi

A : Masalah tidak menjadi aktual

P : Pertahankan

Page 24: Askep Diare

BAB IV

PEMBAHASAN

A. ANALISA

An. S usia 5 bulan datang ke RSDK dengan keluhan mencret sehari > 4

x dan muntah setelah makan dan minum. An. S didiagnosa DADRS. Terdapat

tanda-tanda dehidrasi seperti ubun-ubun cekung, mata cekung, dan mukosa

mulut tampak kering. Dari analisa data didapatkan masalah yaitu kekurangan

volume cairan, resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan

resiko kerusakan integritas jaringan.

B. EVALUASI

Setelah dilakukan implementasi keperawatan dengan memenuhi

kebutuhan cairan dan nutrisi klien dan menjaga kebersihan dan kekeringan

daerah genital. Masalah keperawatan yang muncul dapat teratasi yaitu

kekurangan cairan dapat teratasi dengan tidak ditemukan lagi tanda-tanda

dehidrasi. Sedangkan untuk diagnosa resiko perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh dan resiko kerusakan integritas kulit teratasi, yaitu masalah

tidak menjadi aktual.

Page 25: Askep Diare

BAB V

PENUTUP

Diare merupakan keadaan buang air besar dengan fekuensi lebih dari 4 x

pada bayi dan lebih dari 3 x pada anak, dengan konsistensi cair, dapat berwarna

hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Masalah yang

perlu diwaspadai pada klien diare adalah kekurangan volume cairan karena

banyaknya cairan yang keluar melalui feces, apalagi pada klien bayi. Pemenuhan

kebutuhan cairan untuk mengganti cairan yang telah hilang perlu diperhatikan

agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Selain itu pemantauan tanda-tanda vital

dan tanda-tanda dehidrasi juga perlu dilakukan. Dengan memperhatikan hal-hal

tersebut dan dengan perawatan yang intensif, diharapkan klien dengan diare dapat

segera puluih kembali.

Page 26: Askep Diare

DAFTAR PUSTAKA

Betz, L Cecily. Buku Saku Keperawatan Pediatric. Edisi 3. Jakarta : EGC ; 1997.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta : Bagian IKA FKUI ; 2000.

Suriadi, Rita Y. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : Fajar Interpratama ; 2001.

Wong, Donna L. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC ; 2003.