askep anencephalyBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiap tahunnya 4.130 bayi di Amerika lahir dengan cac at tabung saraf dan hampir 1.200-nya meninggal. Setelah fortifikasi, t erjadi penurunan tiap tahunnya, menjadi 3.000 bayi, dengan 840 kematian. Demikian hasil penelitian dari Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Amerika (CDC). Kasus spina bifida sendiri turun menjadi 31 persen, dan anensefalus turun menjadi 16 persen. Anensefalus ialah otak yang tidak berkembang sempurna disebabkan karena kegagalan dari tabung saraf untuk menutup pada bagian ujung ata snya yang dapat mengakibatkan keguguran, janin mati dalam kandungan atau bayi yang mati setelah dilahirkan. Untuk pencegahannya diberikan asam folat 400 mikrogram sehari pada wanita usia suburatau selambat-lambatnya pada wanita yang sedang hamil pada awal tr imester pertama (3 bulan pertama) dimana merupakan saat-saat terpenting pembentukan tabung saraf. Pemberian dapat berupa suplemen atau asam folat yang dapat ditemukan dalam makanan dan minuman seperti susu, sereal dan lain-lain. Penurunan kasus ini akan lebih besar lagi bila lebih banyak wanita usia subur yang mengkonsumsi asam folat sedini mungkin sebelum pembuahan terjadi. Karena pembentukan tabung saraf dimulai pada awal trimester pertama maka banyak di antara ibu-ibu yang tidakmenyadari bila mereka telah hamil dan harus seger a mendapat asupan asam folat. Saat ini di Amerika baru sekitar 30–35 persen wanita usia subur subur yang mengkonsumsi asam folat. BAB II PEMBAHASAN A.KONSEP TEORI A. DEFINISI Anensefalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidakterbentuk. Anensefalus adalah suatu kelainan tabung saraf ( suatu kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jarin gan pembentuk otak dan korda spinalis). Anencephaly adalah cacat perkembangan serius dari sistem saraf pusat di mana otak dan tengkorak kubah yang terlalu cacat. Cerebrum dan cerebellum berkurang atau tidak ada, namun otak belakang hadir. Anencephaly adalah bagian dari spektrum defek tabung saraf(NTD). Cacat ini terjadi jika tabung saraf gagal menutup selama minggu keempat ketiga untuk pembangunan, yang menyebabkan hilangnya janin, lahir mati, atau k ematian neonatus. Anencephaly , seperti bentuk lain dari NTDs, umumnya mengikuti pola transmisi multifaktorial, dengan interaksi beberapa gen serta faktor li ngkungan, meskipun baik gen
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Tiap tahunnya 4.130 bayi di Amerika lahir dengan cacat tabung saraf dan hampir 1.200-nya
meninggal. Setelah fortifikasi, terjadi penurunan tiap tahunnya, menjadi 3.000 bayi, dengan
840 kematian. Demikian hasil penelitian dari Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit
Amerika (CDC). Kasus spina bifida sendiri turun menjadi 31 persen, dan anensefalus turun
menjadi 16 persen.
Anensefalus ialah otak yang tidak berkembang sempurna disebabkan karena kegagalan dari
tabung saraf untuk menutup pada bagian ujung atasnya yang dapat mengakibatkankeguguran, janin mati dalam kandungan atau bayi yang mati setelah dilahirkan.
Untuk pencegahannya diberikan asam folat 400 mikrogram sehari pada wanita usia subur
atau selambat-lambatnya pada wanita yang sedang hamil pada awal trimester pertama (3
bulan pertama) dimana merupakan saat-saat terpenting pembentukan tabung saraf. Pemberian
dapat berupa suplemen atau asam folat yang dapat ditemukan dalam makanan dan minuman
seperti susu, sereal dan lain-lain.
Penurunan kasus ini akan lebih besar lagi bila lebih banyak wanita usia subur yang
mengkonsumsi asam folat sedini mungkin sebelum pembuahan terjadi. Karena pembentukan
tabung saraf dimulai pada awal trimester pertama maka banyak di antara ibu-ibu yang tidak menyadari bila mereka telah hamil dan harus segera mendapat asupan asam folat. Saat ini di
Amerika baru sekitar 30 – 35 persen wanita usia subur subur yang mengkonsumsi asam folat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.KONSEP TEORI
A. DEFINISI
Anensefalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak
terbentuk. Anensefalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada
awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan
korda spinalis).
Anencephaly adalah cacat perkembangan serius dari sistem saraf pusat di mana otak dan
tengkorak kubah yang terlalu cacat. Cerebrum dan cerebellum berkurang atau tidak ada,
namun otak belakang hadir. Anencephaly adalah bagian dari spektrum defek tabung saraf
(NTD). Cacat ini terjadi jika tabung saraf gagal menutup selama minggu keempat ketiga
untuk pembangunan, yang menyebabkan hilangnya janin, lahir mati, atau kematian neonatus.
Anencephaly, seperti bentuk lain dari NTDs, umumnya mengikuti pola transmisi
multifaktorial, dengan interaksi beberapa gen serta faktor lingkungan, meskipun baik gen
Dalam embrio manusia normal, lempeng saraf muncul sekitar 18 hari setelah pembuahan.
Selama minggu keempat pembangunan, lempeng saraf invaginates sepanjang garis tengah
embrio untuk membentuk alur saraf. Tabung saraf dibentuk sebagai penutupan alur saraf
berlangsung dari tengah ke ujung di kedua arah, dengan penyelesaian antara hari 24 untuk akhir hari tengkorak dan 26 untuk akhir caudal. Gangguan dari proses penutupan yang
normal menimbulkan NTDs. Anencephaly hasil dari kegagalan penutupan tabung saraf pada
akhir tengkorak embrio berkembang. Tidak adanya otak dan calvaria mungkin parsial atau
lengkap.
Kebanyakan kasus anencephaly mengikuti pola pewarisan multifaktorial, dengan interaksi
beberapa gen serta faktor lingkungan. Gen-gen tertentu yang paling penting dalam NTDs
belum diidentifikasi, meskipun gen yang terlibat dalam metabolisme folat diyakini penting.
Satu gen tersebut, methylenetetrahydrofolate reduktase (MTHFR), telah terbukti
berhubungan dengan risiko NTDs. Pada tahun 2007, suatu gen kedua, membran terkait protein signaling kompleks yang disebut VANGL1, juga terbukti berhubungan dengan risiko
cacat tabung saraf.
Berbagai faktor lingkungan tampaknya berpengaruh dalam penutupan tabung saraf. Paling
menonjol, asam folat dan folates alami lainnya memiliki efek pencegahan yang kuat.
Antimetabolites Folat, diabetes ibu, obesitas ibu, mikotoksin dalam makanan jagung yang
terkontaminasi, arsen, dan hipertermia dalam pengembangan awal telah diidentifikasi sebagai
stresor yang meningkatkan risiko NTDs, termasuk anencephaly.
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis sangat bervariasi, tergantung malformasi serebral yang terjadi, termasuk
hidrosefalus dan banyaknya jaringan otak yang mengalami displasia dan masuk ke dalam
kantung encephalocele. Jika hanya mengandung meningen saja, prognosisnya lebih baik dan
dapat berkembang normal. Gejala-gejala sehubungan dengan malformasi otak adalah mental
retardasi, ataxia spastik, kejang, buta dan gangguan gerakan bola mata. Sebenarnya diagnosis
perinatal dapat ditegakkan dengan pemeriksaan USG, alfa feto protein cairan amnion dan
serum ibu.
Hampir semua encephalocele memerlukan intervensi bedah saraf, kecuali massanya terlalu
besar dan dijumpai mikrosefali yang jelas. Bila mungkin, tindalan bedah sedini mungkin
untuk menghindari infeksi, apalagi bila ditemui kulit yang tidak utuh dan perlukaan di kepala.
h. Pilih makanan dan masakan yang sehat. Salah satunya, hindari daging yang dimasak
setengah matang (steak atau sate). Dikhawatirkan, daging itu masih membawa kuman
penyakit yang membahayakan janin dan ibunya.
i. Kalau ada infeksi, obatilah segera : terutama infeksi TORCH (TOksoplasma, Rubela,
Citomegalo, dan Herpes). Paling baik, lakukan tes TORCH pada saat kehamilan masihdirencanakan, bukan setelah terjadinya pembuahan. Jika ibu diketahui sedang terinfeksi,
pengobatan bisa langsung dilakukan.
H. ANJURAN
Dianjurkan setiap wanita usia subur yang telah menikah untuk mengkonsumsi
multivitamin yang mengandung 400 mcg asam folat setiap harinya. Sedang wanita yang
pernah melahirkan anak dengan cacat tabung saraf sebelumnya, dianjurkan untuk
mengkonsumsi asam folat yang lebih tinggi yaitu 4 mg saat sebelum hamil dan selama
kehamilannya.
Tidak mengkonsumsi alkohol samasekali selama kehamilannya. Alkohol dapat menimbulkan
fetal alcohol syndrome (FAS), yaitu suatu kondisi dimana anak mengalami gangguan
perkembangan, paras wajah yang tidak normal dan gangguan dari sistem saraf pusat.
Saat kehamilan, dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium yang disebut dengan Alpha Feto-
Protein (AFP) untuk melihat adanya kelainan janin, seperti spina bifida dan anensefalus.
Selain itu, tindakan lebih lanjut dapat digunakan dengan mengambil sampel villi korealis dari
janin dan cairan ketuban (amniosentesis), bagi wanita hamil yang telah berusia di atas 35
tahun, atau pada wanita yang berisiko tinggi melahirkan bayi cacat.
Yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan asuhan antenatal secara teratur. Konsultasikandengan dokter mengenai penyakit yang Anda derita seperti diabetes, epilepsi (ayan) dan
lainnya, juga obat-obat yang pernah Anda konsumsi selama kehamilan.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Data biografi
b. Riwayat Kesehatan
1) Penyakit yang pernah diderita (terutama penyakit infeksi)
2) Riwayat imunisasi.
3) Riwayat tumbuh kembang
Tahap pertumbuhan dan perkembangan untuk anak usia 12 sampai 18 bulan menurut
Soetjiningsih (1995) :
(1) Tahap pertumbuhan :
a) Perkiraan berat badan ideal untuk usia 1 tahun dengan menggunakan rumus “umur
(tahun) x 2 + 8” = 10 kg.
b) Perkiraan tinggi badan untuk umur 1 tahun = 75 cm.
sempurnanya pembentukan enzim. Penyebab lain dari kelainan bawaan adalah pemakaian
alcohol oleh ibu hamil. Pemakaian alcohol oleh ibu hamil bisa menyebabkan sindroma
alcohol pada janin dan obat-obat tertentu yang diminum oleh ibu hamil juga bisa
menyebabkan kelainan bawaan. Penyakit Rh, terjadi jika ibu dan bayi memiliki factor Rh
yang berbeda juga dapat meningkatkan kejadian kelainan bawaan pada bayi baru lahir.
Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya
yang pasti tidak diketahui. Penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan
dengan racun di lingkungan, juga kadar asam folat yang rendah dalam darah. Anensefalus
ditemukan pada 3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir. Resiko terjadinya anensefalus bisa
dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan
selama kehamilan bulan pertama.
Beberapa factor yang dapat menyebabkan meningkatnya resiko kelainan bawaan:
1. Faktor teratogenik
Teratogen adalah setiap factor atau bahan yang bisa menyebabkan atau meningkatkan
resiko suatu kelainan bawaan. Radiasi, obat tertentu dan racun merupakan teratogen. Infeksi
pada ibu hamil juga bisa merupakan teratogen. Beberapa infeksi selama kehamilan yang
dapat menyebabkan sejumlah kelainan bawaan sindroma rubella congenital, infeksi
toksoplasmosis pada ibu hamil, infeksi virus herpes genitalis pada ibu hamil, serta sindroma
varicella congenital
2. Faktor gizi
Salah satu zat yang penting untuk pertumbuhan janin adalah asam folat. Kekurangan
asam folat bisa meningkatkan resiko terjadinya spina bifida atau kelainan tabung saraf lainnya. Karena spina bifida bisa terjadi sebelum wanita menyadari bahwa dia hamil, maka
setiap wanita subur sebaiknya mengkonsumsi asam folat minimal sebanyak 400
mikrogram/hari.
3. Faktor fisik pada rahim
Di dalam rahim, bayi terendam oleh cairan ketuban yang juga merupakan pelindung
terhadap cedera. Jumlah cairan ketuban yang abnormal, yang bisa menyebabkan atau
menunjukkan kelainan bawaan. Cairan ketuban yang terlalu sedikit bisa memperngaruhi
pertumbuhan paru-paru dan anggota gerak tubuh atau bisa menunjukkan adanya kelainan
ginjal yang memperlambat proses pembentukan air kemih. Penimbunan cairan ketubanterjadi jika janin mengalami gangguan menelan, yang bisa disebabkan oleh kelainan otak
yang berat misalnya anensefalus atau atresia esophagus.
4. Faktor genetic dan kromosom
Beberapa kelainan bawaan merupakan penyakit keturunan yang diwariskan melalui
gen yang abnormal dari salah satu atau kedua orang tua. Gen adalah pembawa sifat individu
yang terdapat di dalam kromosom setiap sel di dalam tubuh manusia. Jika satu gen hilang
atau cacat, bisa terjadi kelainan bawaan. Kelainan pada jumlah ataupun susunan kromosom
juga bisa menyebabkan kelainan bawaan. Suatu kesalahan yang terjadi selama pembentukan
sel telur atau sperma bisa menyebabkan bayi terlahir dengan kromosom yang terlalu banyak atau sedikit, atau bayi terlahir dengan kromosom yang telah mengalami kerusakan. Semakin
Cacat bumbung saraf ini merupakan cacat bawaan pada pembentukan yang terjadi antara 20
sampai 28 hari setelah pembuahaan sel telur (Sadler 1998). Sel-sel plat saraf (neural plate)
membentuk sistim saraf pada janin. Pada pertumbuhan yang normal, sel-sel tersebut saling
melipat satu sama lainnya untuk membentuk yang dinamakan bumbung atau tabung saraf
(neural tube), yang selanjutnya membentuk menjadi tulang punggung dan urat sarafnya.
Setelah beberapa transformasi (perubahan bentuk), kutup utama (superior pole) akhirnyaterbentuk menjadi otak. Pada kasus NTD, bumbung saraf ini gagal menutup secara sempurna.
Anencephaly terjadi bila ujung tabung saraf ini gagal menutup. Janin dengan penyakit
ini terlahir tanpa kulit kepala atau cerebellum. Juga tanpameninges, kedua belah hemisphere
otak dan tempurung kepala (vault of cranium), akan tetapi bagian dari batang otak biasanya
tetap ada. Sisa jaringan otak terlindung oleh selaput yang tipis saja. Kemungkinan bayinya
buta dan tidak ada pergerakan reflek atau hanya beberapa saja yang berfungsi. Kira-kira ¼
bayi anencephaly meninggal pada saat dia dilahirkan, sedangkan yang selamat pada saat
dilahirkan dapat bertahan hidup selama beberapa jam atau beberapa hari (Jaquier 2006).
6. Pemeriksaan anak dengan Ancephalus terkait – x akibat stenosis akueduktus. Riwayat
prematuritas masa lalu dengan perdarahan intrakranial, meningitis/ensefalitis adalah penting
untuk pemastian. Bintik cafe-au-lait multipel dan tanda klinis neutrofil bromatosis lain
mengarah pada stenosis akueduktus sebagai penyebab Ancephalus. Pemeriksaan meliputi
infeksi yang cermat, palpasi dan auskulatasi kepala dan spina. Terapi, terapi untuk
Ancephalus tergantung pada penyebabnya.
G. Diagnosa
Pada palpasi tidak dapat ditentukan dimana letaknya kepala, kedua ujung badan
lunak, tekanan pada tengkorak waktu toucher menyebabkan gerakan yang tak beraturan dan
bunyi jantung menjadi lambat.
1. Diagnosis antenatal
Diagnosa antenatal umumnya bila ibu hamil dengan faktor resiko kelainan kongenital.
2. Diagnosa postnatal
Diagnosis postnatal bila kelainan kongenital sudah positif ditemukan.
Seorang spesialis dengan alat USG yang resolusinya tinggi, dapat
mendeteksi anencephaly pada umur kehamilan 10 minggu. Dalam keadaan kurang
menguntungkan, anencephaly baru dapat diketahui atau diduga pada umur kehamilan 16
minggu. Tingkat AFP dapat diukur melalui maternal serum screening (tes darah ibu). Kalau
tingkat AFPnya tinggi, maka ada kemungkinan janin menderita kelainan NTD. Pemeriksaan
lebih lanjut perlu dilakukan (USG atau amniocentesis) untuk memastikan adanya masalah.
Scan mesti dilakukan diantara kehamilan 15 sampai 20 minggu, paling tepat pada
minggu ke-16. Anencephaly adalah kelainan yang dapat dilihat dengan alat USG dengan
sangat mudah. Jika seorang dokter yang ahli melakukan scan pada umur kehamilan 16
minggu dan ternyata hasil diagnosenya anencephaly, maka kemungkinan salah diagnose
sangat kecil.
Sementara tes darah ibu yang hasil tingkat AFPnya tinggi hanya menunjukkan bahwa
ada risiko lebih tinggi bahwa bayinya memiliki Trisomy 21 atau 18, atau NTD. Kebanyakan
hasil tes darah ibu yang tingkat AFPnya tinggi, ternyata tetap melahirkan bayi yang sehat. Ini
menunjukkan bahwa tes darah saja tidak cukup bukti, sebaiknya melakukan tes-tes lebihlanjut untuk memastikan apakah bayi Anda menderita salah satu kelainan tersebut diatas.
Kehamilan dengan bayi anencephaly tidak ada pengaruh apa-apa. Akan tetapi, pada
sekitar 25% wanita yang mengandung anak anencephaly, mengalami polyhydramnios atau
kelebihan air ketuban. Hal ini terjadi, karena reflek untuk menelan pada si bayi, kadang-
kadang tidak berfungsi, sehingga dia tidak dapat menelan air ketuban seperti halnya
dilakukan bayi biasa. Kalau volume air ketuban sangat kelebihan, akan mengakibatkan
perasaan tidak nyaman bagi sang ibu. Ada kemungkinan bayinya lahir premature atau air
ketuban pecah. Untuk mengurangi kelebihan air ketuban, seorang dokter dapat
melakukan amniocentesis. Air ketuban di sedot dengan syringe, sehingga sang ibu merasa
lebih lega.
Tubuh sang bayi sama sekali tidak terpengaruh. Akan tetapi tempurung
kepalanya (vault of cranium) tidak ada mulai dari alis mata ke atas. Separuh dari bagian
belakang kepala biasanya tertutup kulit dan rambut. Jaringan saraf berwarna merah tua hanya
tertutup oleh selaput yang tipis muncul pada bagian atas kepala yang dalam keadaan terbuka.
Besarnya „lobang“ ini berbeda-beda dari satu bayi ke bayi lainnya. Ada kemungkinan bola
mata bayi agak menonjol keluar, diakibatkan oleh karena kelainan bentuk tengkorak bagianmata, sehingga ucap kali bayi anencephaly dapat julukan mirip “kodok”.
H. Bayi Anencephal
Dokter akan mengatakan bahwa anencephaly tidak dapat melihat, mendengar,
merasakan rasa sakit, bahwa ia sekedar hidup saja. Akan tetapi, pernyataan ini sering tidak
sesuai dengan pengalaman keluarga yang pernah mengurus bayi anencephaly. Bagian otak
yang terpengaruh kecacatannya itu berbeda-beda dari satu bayi ke bayi yang lainnya.
Jaringan otak dapat berkembang pada tahap berbeda-beda. Ada bayi yang bisa menelan,
minum, menangis, mendengar, merasakan vibrasi (suara yang keras) dan ada reaksinya kalau
disentuh dan bahkan berreaksi pada sinar. Tetapi yang paling penting, mereka memberi
tanggapan terhadap kasih sayang. Seseorang tidak memerlukan sebuah otak yang lengkap
untuk dapat merasakan kasih sayang – yang diperlukan hanya sebuah hati.
Pada kehamilan yang pada umumnya, kelenjar di bawah otak(pituitary
gland) dan suprarenals atau kelenjar ginjal sang bayi yang membantu merangsang proses
persalinan. Pada bayi anencephaly kelenjar di bawah otak dan kelenjar ginjal ini tidak ada,
atau terhambat pertumbuhannya, sehingga gejala-gejala akan melahirkan sering tidak muncul
dengan sendirinya. Hal ini bisa mengakibatkan ibunya meminta perangsang persalinan pada
masa kehamilannya sudah genap. Berhubung bayi tidak memiliki tempurung kepala, padasaat melahirkan penting agar air ketuban tidak pecah selama memungkinkan, sehingga leher
rahim bisa membuka dengan tekanan air ketuban. Kalau air ketuban tidak pecah, proses
melahirkan seorang bayi anencephaly hampir sama dan sama lamanya dengan halnya
kelahiran bayi normal. Hasil pengalaman menunjukkan, bahwa kalau air ketuban sengaja
dipecahkan, maka kemungkinan bayinya lahir dalam keadaan hidup menurun drastis (Jaquier
1. Wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kelainan cacat
2. Usahakan untuk tidak hamil jika usia ibu sudah mencapai 40 tahun.
3. Lakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang rutin dan usahakan untuk
melakukan USG minimal tiap trimester.
4. Jalani pola hidup sehat. Hentikan kebiasaan merokok dan hindari asap rokok, alkohol
dan narkoba karena dapat menghambat pertumbuhan janin serta memperbesar peluang
terjadinya kelainan kongenital dan keguguran.
5. Penuhi kebutuhan akan asam folat.
6. Hindari asupan vitamin A berdosis tinggi. Vitamin A termasuk jenis vitamin yang tak larut dalam air tapi larut dalam lemak. Jadi, bila kelebihan akan tertimbun dalam tubuh.
Dampaknya antara lain janin mengalami urogenital abnomali (terdapat gangguan sistem
kencing dalam kelamin), mikrosefali (ukuran kepala kecil), terdapat gangguan kelenjar
adrenal.
7. Jangan minum sembarang obat baik yang belum ataupun sudah diketahui memberi
efek buruk terhadap janin.
8. Pilih makanan dan masakan yang sehat. Salah satunya hindari daging yang dimasak
setengah matang (steak atau sate). Dikhawatirkan daging itu masih membawa kuman
penyakit yang membahayakan janin dan ibunya.
9. Kalau ada infeksi obatilah segera : terutama infeksi TORCH (TOksoplasma, Rubela,
Citomegalo, dan Herpes). Paling baik lakukan tes TORCH pada saat kehamilan masih
direncanakan bukan setelah terjadinya pembuahan. Jika ibu diketahui sedang terinfeksi
pengobatan bisa langsung dilakukan.
J. Penatalaksanaan pada kehamilan
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah cacat bawaan. Inilah beberapa di
VI. PELAKSANAAN Tanggal, 30-03-2013, Jam 08.00 WIB
1. Memberitahu pada ibu dan keluarga hasil pemerikasaan yaitu TD = 110/70 mmHg, S
= 36,50C, N = 82x/menit, R = 23 x/menit, pembukaan 7cm, DJJ = 134 x/menit, presentasi
kepala tetapi terdapat kelainan pada kepala bayi, kepala bayi teraba lunak, berdenyut, dan
bergelombang. Keadaan ibu dalam keadaan lemah.
2. Memberitahu pada ibu dan keluarga inform consent dan inform choicebahwa ibu akan
di rujuk ke fasilitas yang lebih memadai untuk dilakukan persalinan oleh dokter obgin.
Memberikan pilihan fasilitas kesehatan pada keluarga ingin memilih rumah sakit yang
diinginkan.
3. Mengobservasi keadaan ibu setiap 15 menit seperti tekanan darah, nadi, pernafasan,
DJJ, dan His untuk memastikan keadaan ibu baik saat akan dilakukan rujukan
4. Memasang oksigen pada ibu, jika ibu mengalami kesulitan bernafas untuk memenuhi
kebutuhan oksigen ibu dan janin, dan memasang infus dengan jarum berukuran besar untuk intake cairan dan mengantisipasi jika terjadi kegawatdaruratan ibu dan janin.
5. Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu tarik nafas dalam dan keluarkan dari mulut
secara berlahan- lahan. bila terasa mules dan menganjurkan ibu untuk tidak mengedan
terlebih dahulu supaya vaginanya tidak bengkak.dan menganjurkan ibu untuk miring ke kiri
6. Berikan ibu makan dan minum untuk menambah kekuatan ibu, dan agar ibu tidak
lemas
7. Memberikan dukungan dan semangat pada ibu agar ibu lebih sabar dan menerima
kelahiran bayinya, dan menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu8. Mendampingi ibu saat merujuk ke fasilitas kesehatan.
9. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan
VII. EVALUASI Tanggal, 30-03-2013, Jam 08.30 WIB
1. Ibu mengerti hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, ditandai dengan ibu mampu
mengulang kembali penjelasan yang telah diberikan.
2. Ibu dan keluarga sudah mengerti keadaan ibu, ibu dan keluarga bersedia untuk dirujuk
ke fasilitas kesehatan dan keluarga sudah menentukan rumah sakit yang diinginkan.
3. Observasi sudah dilakukan. TD = 100/70 mmHg, N = 84 x/menit, R = 24 x/menit, DJJ
= 136 x/menit, His = 4x/10’/40”
4. Ibu sudah dipasang oksigen nasal 3L/menit dan sudah dipasang infus.
5. Ibu sudah mengerti teknik relaksasi, ditandai dengan ibu dapat melakukan teknik
relaksasi
6. Ibu sudah makan habis ½ porsi dan minum 1 gelas