BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asimetri Simetri berarti adanya persamaan ukuran, bentuk dan susunan pada bidang, titik atau garis pada satu sisi dengan sisi yang lain. 1,2 Asimetri berarti adanya ketidakseimbangan ukuran, bentuk serta susunan pada bidang, titik ataupun garis antara satu sisi dengan sisi yang lain. Asimetri merupakan kondisi yang dapat ditemui hampir pada semua individu seperti halnya asimetri fungsi ataupun asimetri morfologi yang dapat terlihat dalam aktivitas hidup sehari – hari seperti dominan menggunakan tangan kanan atau tangan kiri. 3 2.2 Etiologi Asimetri Penyebab asimetri bersifat multifaktorial dan berbeda pada setiap individu serta melibatkan faktor genetik dan lingkungan. 2,7 Erupsi gigi yang tidak normal, gigi desidui yang tanggal terlalu dini, ekstraksi gigi permanen dan kelainan skeletal yang meliputi maksila dan mandibula dapat menjadi faktor penyebab asimetri. Meskipun sangat beragam, etiologi asimetri dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu karena defek perkembangan, trauma dan patologi. 7 Defek perkembangan adalah adanya gangguan yang terjadi selama proses perkembangan seseorang yang menyebabkan kondisi yang sebelumnya simetri menjadi asimetri seperti kebiasaan mengunyah di satu sisi, tidur dengan posisi miring ke satu sisi yang menyebabkan terjadi perubahan skeletal ataupun jaringan lunak yang bersifat ipsilateral (hanya pada satu sisi). 3 Trauma pada sendi temporomandibula dapat menyebabkan perkembangan mandibula pada sisi yang terkena trauma tidak sesuai dengan perkembangan yang seharusnya sehingga menyebabkan tampilan asimetri pada wajah. 2,3 Penyakit seperti artritis dan infeksi pada sendi temporomandibula, dan paralisis otot – otot ekspresi wajah seperti yang terjadi pada pasien Bell’s Palsy juga menyebabkan asimetri pada wajah. 1,3 Universitas Sumatera Utara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asimetri
Simetri berarti adanya persamaan ukuran, bentuk dan susunan pada bidang,
titik atau garis pada satu sisi dengan sisi yang lain.1,2 Asimetri berarti adanya
ketidakseimbangan ukuran, bentuk serta susunan pada bidang, titik ataupun garis
antara satu sisi dengan sisi yang lain. Asimetri merupakan kondisi yang dapat ditemui
hampir pada semua individu seperti halnya asimetri fungsi ataupun asimetri
morfologi yang dapat terlihat dalam aktivitas hidup sehari – hari seperti dominan
menggunakan tangan kanan atau tangan kiri.3
2.2 Etiologi Asimetri
Penyebab asimetri bersifat multifaktorial dan berbeda pada setiap individu
serta melibatkan faktor genetik dan lingkungan.2,7 Erupsi gigi yang tidak normal, gigi
desidui yang tanggal terlalu dini, ekstraksi gigi permanen dan kelainan skeletal yang
meliputi maksila dan mandibula dapat menjadi faktor penyebab asimetri. Meskipun
sangat beragam, etiologi asimetri dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu
karena defek perkembangan, trauma dan patologi.7
Defek perkembangan adalah adanya gangguan yang terjadi selama proses
perkembangan seseorang yang menyebabkan kondisi yang sebelumnya simetri
menjadi asimetri seperti kebiasaan mengunyah di satu sisi, tidur dengan posisi miring
ke satu sisi yang menyebabkan terjadi perubahan skeletal ataupun jaringan lunak
yang bersifat ipsilateral (hanya pada satu sisi).3 Trauma pada sendi
temporomandibula dapat menyebabkan perkembangan mandibula pada sisi yang
terkena trauma tidak sesuai dengan perkembangan yang seharusnya sehingga
menyebabkan tampilan asimetri pada wajah.2,3 Penyakit seperti artritis dan infeksi
pada sendi temporomandibula, dan paralisis otot – otot ekspresi wajah seperti yang
terjadi pada pasien Bell’s Palsy juga menyebabkan asimetri pada wajah.1,3
Universitas Sumatera Utara
2.3 Klasifikasi Asimetri
Asimetri dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur kraniofasial yang terlibat
menjadi asimetri dental, asimetri skeletal, asimetri jaringan lunak dan asimetri
fungsional dan keempat jenis asimetri tersebut dapat menimbulkan tampilan asimetri
pada wajah.1,3,6,7
2.3.1 Asimetri Dental
Asimetri dental merupakan asimetri yang dapat terjadi karena
ketidakseimbangan antara jumlah gigi dengan lengkung gigi yang tersedia, jumlah
gigi rahang atas dan bawah pada segmen yang sama dan ketidakseimbangan lengkung
gigi rahang atas dan bawah secara keseluruhan atau sebagian (Gambar 1).7
Ketidakseimbangan tersebut dapat terjadi karena faktor – faktor lokal seperti
kehilangan dini gigi desidui, kehilangan satu atau sekelompok gigi secara kongenital,
dan kebiasaan mengisap jari.1,3,14 Faktor – faktor genetik yang mempengaruhi ukuran
material gigi dan ukuran lengkung rahang dinilai belum terlalu memberi pengaruh
terjadinya asimetri dental.1,18
Gambar 1. Asimetri dental7
Keberadaan asimetri pada lengkung gigi dapat dinilai beberapa teknik
diantaranya dengan menggunakan ruled grid (Gambar 2)19,20. Teknik ini dilakukan
Universitas Sumatera Utara
dengan meletakkan ruled grid yang transparan diatas foto model gigi dengan
memperhatikan maxillary raphe sebagai garis tengah model sehingga dapat dinilai
kesimetrisan pada lengkung gigi tersebut. Teknik ini memiliki keuntungan yaitu dapat
dengan cepat menentukan sisi kiri atau kanan yang lebih lebar dan dapat dengan
mudah melihat pergeseran gigi.19
Teknik penentuan asimetri lengkung gigi dengan menggunakan ruled grid
jarang dipakai dalam penelitian. Beberapa penelitian yang dilakukan untuk menilai
keberadaan asimetri lengkung gigi seperti yang dilakukan oleh Maurice TJ dan
Mahmoud JK menggunakan titik – titik referensi pada model cetakan gigi yaitu
mesial insisivus sentralis, cusp kaninus, cusp mesiobukal molar dua desidui dan cusp
mesiobukal molar satu permanen (Gambar 3). Titik – titik tersebut dipilih karena
dapat dievaluasi secara klinis dan mudah diidentifikasi pada model studi.21
Gambar 2. Ruled grid transparan yang diletakkan diatas foto model gigi19
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Titik – titik referensi pada model gigi13
Garis tengah pada model cetakan gigi dapat ditentukan beberapa cara.
Penelitian Kula K dan Maurice TJ menghubungkan titik pertemuan rugae palatina
kedua kiri dan kanan pada maxilary palatal raphe dan titik yang jaraknya 1 cm lebih
distal dari titik pertama pada maxilary palatal raphe. Garis tengah model rahang
bawah diambil dari refleksi garis tengah model rahang atas.4,13
Teknik lain yang dipakai oleh Mahmoud JK untuk menentukan garis tengah
model rahang atas adalah dengan menghubungkan 2 titik referensi yaitu titik
pertemuan bagian distal papila insisivum dan fovea centralis. Garis tengah model
rahang bawah juga diambil dari refleksi garis tengah model rahang atas.21
Perhitungan setiap titik referensi kiri dan kanan ditentukan setelah garis
tengah model cetakan gigi diperoleh sehingga dapat dinilai kesimetrisan lengkung
gigi pada model cetakan gigi. Penelitian Maurice TJ, Kula K, dan Mahmoud JK
mengkategorikan asimetri lengkung gigi secara klinis bila selisih jarak titik referensi
kiri dan kanan ke garis tengah model ≥ 2 mm (Gambar 4).4,21
Universitas Sumatera Utara
Asimetri lengkung gigi juga diteliti oleh Estevao P,dkk. Penelitian tersebut
membandingkan tingkat asimetri lengkung gigi pada sampel yang memiliki oklusi
normal dengan sampel yang memiliki maloklusi Klas II Angle. Garis tengah pada
model cetakan gigi rahang atas menggunakan papila insisivus dan sutura median
palatina sebagai referensi. Garis tengah model rahang bawah diambil dari refleksi
garis tengah model rahang atas (Gambar 5). Penelitian tersebut menggunakan cusp
caninus sebagai titik referensi untuk menentukan keberadaan asimetri lengkung gigi
(Gambar 6).14
Gambar 4. Perhitungan asimetri lengkung gigi13
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6 . Menentukan asimetri lengkung
gigi pada penelitian Paulo14
Gambar 5. Garis tengah model rahang atas dan bawah pada penelitian Paulo14
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Asimetri Skeletal
Asimetri skeletal dapat mencakup satu atau beberapa tulang pendukung
wajah.5 Salah satu bentuk asimetri mencakup beberapa tulang pendukung wajah
adalah hemifacial microsomia (Gambar 7) .1,3 Mengunyah disatu sisi dalam waktu
lama merupakan salah satu penyebab terjadinya asimetri skeletal.22
Bagian 1/3 wajah bawah yang mencakup maksila dan mandibula, asimetri
skeletal lebih sering terjadi pada mandibula.22 Posisi mandibula yang dapat bergerak
dan pusat pertumbuhan utamanya adalah kondilus merupakan hal yang
mempengaruhi terjadinya kondisi tersebut dan bila terjadi gangguan pada kondilus
pada masa pertumbuhan maka hal ini akan mengganggu pola pertumbuhan normal
pada mandibula.5 Asimetri pada mandibula juga dapat terjadi karena pertumbuhan
bagian mandibula yaitu body dan ramus yang terlalu berlebihan atau sebaliknya yang
berkaitan dengan faktor genetik.5 Asimetri skeletal juga dapat merupakan hasil dari
perkembangan asimetri dental, jaringan lunak maupun fungsional yang tidak dirawat
dalam waktu yang lama.3
Gambar 7. Hemifacial Microsomia1
2.3.3 Asimetri Jaringan Lunak
Asimetri jaringan lunak merupakan asimetri yang terjadi karena adanya
ketidakseimbangan perkembangan otot – otot ekspresi wajah. Asimetri ini dapat
terjadi pada kondisi penyakit hemifacial atrophy atau cerebral palsy. Asimetri
Universitas Sumatera Utara
jaringan lunak/muscular asymmetry dapat menyebabkan disproporsi wajah dan
diskrepansi midline.1
2.3.4 Asimetri Fungsional
Asimetri fungsional dapat terjadi karena adanya gangguan untuk mencapai
oklusi sentrik sehingga mandibula beradaptasi dengan bergerak lebih ke arah lateral
atau anteroposterior ketika oklusi sentrik. Hal yang dapat menghalangi oklusi sentrik
tersebut antara lain terjadinya kontriksi lengkung rahang atas ataupun dapat juga
karena adanya gigi yang malposisi.1 Pada kasus gangguan sendi temporomandibula di
satu sisi, asimetri fungsional ditunjukkan dengan adanya pergeseran garis tengah
wajah saat pembukaan mulut disebabkan adanya gangguan pergerakan mandibula di
bagian yang terganggu.3
2.4 Asimetri Wajah
Asimetri wajah merupakan fenomena yang normal yang dapat ditemui pada
setiap individu.1,6,10 Asimetri wajah merupakan ketidakseimbangan yang terjadi pada
bagian yang homolog pada wajah dalam hal ukuran, bentuk, posisi pada sisi kiri dan
kanan.7 Asimetri wajah juga dapat terlihat pada saat berbicara.8
Langkah pertama dalam menganalisis simetri dan proporsi wajah adalah
dengan menilai wajah dari arah frontal. Dalam kapasitas proporsi wajah yang ideal,
wajah dibagi menjadi bagian sentral, medial, dan lateral pada lima bagian wajah.
Proporsi lebar pada mata, hidung, ataupun mulut dapat dilihat dari lima bagian
tersebut (Gambar 8). Jarak mata dan lebar mata seharusnya memiliki besar yang sama
ditentukan pada bagian sentral dan medial. Hidung dan dagu seharusnya berada pada
bagian sentral, lebar hidung sama dengan atau lebih lebar sedikit dari bagian sentral
wajah, jarak interpupil sama dengan lebar mulut.19
Universitas Sumatera Utara
Gambar 8. Proporsi wajah ideal19
Asimetri wajah dalam batas – batas tertentu dianggap normal dan dapat
ditemui hampir pada seluruh individu. Batas dimana asimetri wajah yang dianggap
normal menjadi abnormal adalah ketika perbedaan antara sisi kiri dan kanan
mencapai ≥ 2 mm.4,10,19 Pada asimetri wajah yang masih dalam batas normal
umumnya sisi kanan wajah lebih lebar dibanding dengan sisi kiri.3,9
Asimetri wajah juga merupakan salah satu indikasi yang menunjukkan tingkat
kesehatan individu. Individu dengan wajah yang simetri dianggap memiliki kesehatan
yang lebih baik dan lebih resisten terhadap penyakit dibanding dengan individu yang
memiliki wajah yang asimetri.16
Asimetri wajah merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam
menegakkan diagnosis kasus ortodonti bila dalam melakukan perawatan ortodonti
klinisi tidak menyadari adanya asimetri, maka hal ini beresiko membuat jangka waktu
perawatan menjadi lebih lama.7
Asimetri wajah dapat diketahui dengan berbagai cara, diantaranya dengan
mengukur langsung tulang kranial, melakukan perhitungan pada hasil radiografi
misalnya panoramik, menggunakan 3D computed tomography maupun dengan
menggunakan konsep antropometri.3,10
Universitas Sumatera Utara
Konsep antropometri merupakan teknik yang paling sering digunakan dalam
penelitian yang membahas asimetri wajah. Faktor yang penting diperhatikan dalam
penggunaan konsep ini adalah penentuan garis tengah wajah, dan ada beberapa
metode yang dapat digunakan.17 Dari beberapa metode penentuan garis tengah wajah
tersebut, metode yang sering dipakai dalam penelitian seperti yang dilakukan oleh
Haraguchi S adalah dengan mengambil titik tengah interpupil. Metode ini dipilih
untuk menghindari kemungkinan terjadinya asimetri pada bagian wajah yang lain
sehingga dapat menyebabkan penentuan garis tengah wajah tidak tepat.9
Berikut beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan garis
tengah wajah.17
1. Menghubungkan glabella dengan Cupid’s bow (Gambar 9).
Gambar 9 . Garis tengah wajah dengan menghubungkan titik
glabella dan Cupid’s bow17
Universitas Sumatera Utara
2. Mengambil titik tengah interpupil untuk kemudian ditarik garis tegak lurus