ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PROPERTI YANG GO-PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA UNTUK PERIODE TAHUN 1994 - 2004 Tesis Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Pascasarjana Pada program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Diponegoro Disusun Oleh : Asih Suko Nugroho,ST NIM. C4A003134 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL
PERUSAHAAN PROPERTI YANG GO-PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA
UNTUK PERIODE TAHUN 1994 - 2004
Tesis
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk menyelesaikan Program Pascasarjana Pada program Magister Manajemen Pascasarjana
Universitas Diponegoro
Disusun Oleh :
Asih Suko Nugroho,ST NIM. C4A003134
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2006
PENGESAHAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tesis berjudul:
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL
PERUSAHAAN PROPERTI YANG GO-PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA
UNTUK PERIODE TAHUN 1994 - 2004
yang disusun oleh, Asih Suko Nugroho, NIM C4A003134
telah dipertahankan di depan Dewan Pengujipada tanggal 12 Juni 2006 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota ( Dr.H.M. Chabachib,Msi,Akt ) ( Drs Mulyo Haryanto,MS )
Semarang, 12 Juni 2006 Universitas Diponegoro Program Pascasarjana
jenis industri (industry classification), ukuran perusahaan (firm size),
volatilitas pendapatan (earning volatility) dan keuntungan (profitability). Hasil
penelitian ini adalah aset yang dijadikan jaminan (collateral value of assets),
penghematan pajak selain hutang (non-debt tax shield), pertumbuhan
(growth), dan volatilitas pendapatan (earning volatility) terbukti tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal perusahaan. sedangkan
faktor-faktor yang lain terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap
struktur modal perusahaan.
Ozkan (2001) menguji hubungan karakteristik khusus perusahaan yang
mempengaruhi struktur modal perusahaan. Variabel yang digunakan adalah
size, growth opportunity, profitabilitas, likuiditas dan non debt tax shield.
Hasil penelitian menyatakan bahwa size, growth opportunity, profitabilitas dan
non debt tax shield berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sedangkan
likuiditas berpengaruh positif terhadap struktur modal.
32
Penelitian yang dilakukan oleh Laili Hidayat (2001) mengambil leverage
sebagai variabel terikat. Sedangkan variabel bebasnya adalah fixed assets
ratio, market to book ratio, firm size, corporate tax rate, non-debt tax shield,
profitability, firm age, volatility dan assets uniqueness. Hasil penelitian yang
didapat adalah non-debt tax shield dan volatility tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap leverage. Market to book ratio, firm age dan profitability
berpengaruh negatif terhadap leverage perusahaan. Sedangkan variabel
lainnya mempunyai pengaruh positif terhadap leverage perusahaan.
Sekar Mayangsari (2001) juga mengambil leverage sebagai variabel
terikat. Tetapi untuk variabel bebasnya adalah pertumbuhan, laba bersih,
perubahan modal kerja, struktur aktiva, ukuran perusahaan dan utang operasi.
Hasil penelitiannya adalah ukuran perusahaan, laba bersih, struktur aktiva dan
perubahan modal kerja terbukti secara signifikan mempengaruhi keputusan
pendanaan external.
Dengan menggunakan debt equity ratio sebagai variabel terikat, Brailsford
(2001) melakukan penelitian yang berkaitan dengan struktur modal. Ukuran
perusahaan, klasifikasi industri, pertumbuhan, profitabilitas, total intengible,
depresiasi dan deviden yang dibayar digunakan sebagai variabel bebas.
Klasifikasi industri terbukti mempunyai pengaruh positif terhadap struktur
modal. Sedangkan yang mempunyai pengaruh negatif adalah pertumbuhan
dan profitabilitas.
Bhaduri (2002) juga menggunakan debt equity ratio sebagai variabel
terikat. Dengan assets structure, non-debt tax shield, firm size, growth,
33
financial disterss, signalling, uniqueness dan cash flow sebagai variabel bebas.
Variabel yang terbukti berpengaruh secara signifikan adalah firm size, growth,
uniqueness dan cash flow.
Dalam kaitannya dengan struktur modal, penelitian yang dilakukan oleh
Fitrijanti & Jogiyanto HM (2002) ini mengkaji pengaruh dari berbagai proxy
Set Kesempatan Investasi (IOS) yang diukur dari variabel-variabel market
value of equity to book value of equity (MVEBVE) sebagai ukuran perusahaan
(size), market value of assets to book value of asset (MVABVA) untuk ukuran
assets, dan price earning ratio (PER) terhadap struktur modal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semua variabel tersebut terbukti signifikan positif
terhadap struktur modal (debt to equity ratio).
Suranta dan Mediastuty (2003) menguji variabel-variabel yang berkaitan
dengan struktur modal, dengan leverage yang digunakan sebagai variabel
dependent, dan price earning ratio (PER) digunakan sebagai variabel
independent. Kedua variabel tersebut (leverage dan PER) terbukti tidak
signifikan.
Mutamimah (2003) menggunakan non debt tax shield, size, likuiditas,
resiko bisnis, profitabilitas, defisit kas, perusahaan milik keluarga, perusahaan
milik negara dan perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi untuk
menguji pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap struktur modal.
Kesimpulan yang didapat adalah variabel profitabilitas, perusahaan milik
negara dan perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi yang berpengaruh
secara signifikan terhadap struktur modal dan pengaruh tersebut adalah
34
negatif, sedangkan variabel lainnya tidak terbukti erpengaruh secara signifikan
terhadap struktur modal.
Penelitian–penelitian diatas dapat diringkas dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Variabel Kesimpulan 1 Titman and
Wessel (1988)
a) collateral value of assets b) non-debt tax shield c) growth d) uniqueness e) industry classification f) firm size g) earning volatility h) profitability
Uniqueness, industry classification, firm size dan profitability terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal perusahaan
2 Ozkan (2001)
size, growth opportunity, profitabilitas,likuiditas non debt tax shield.
size, growth opportunity, profitabilitas dan non debt tax shield berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sedangkan likuiditas berpengaruh positif terhadap struktur modal.
3 Sekar Mayangsari (2001)
pertumbuhan laba bersih perubahan modal kerja struktur aktiva ukuran perusahaan utang operasi
ukuran perusahaan, laba bersih, struktur aktiva dan perubahan modal kerja terbukti secara signifikan mempengaruhi keputusan pendanaan external.
4 Laili Hidayat (2001)
fixed assets ratio market to book ratio firm size corporate tax rate non-debt tax shield profitability firm age volatility assets uniqueness
Market to book ratio, firm age dan profitability berpengaruh negatif terhadap leverage perusahaan. Fixed assets ratio, corporate tax rate, firm age dan assets uniqueness berpengaruh positif terhadap leverage perusahaan
Kepemilikan institusional, earning volatility dan stock volatility berpengaruh negatif terhadap debt ratio, dan Size berpengaruh positif terhadap debt ratio. Sementara DPR dan Asset tidak signifikan terhadap debt ratio.
Variabel yang terbukti berpengaruh secara signifikan adalah firm size, growth, uniqueness dan cash flow.
35
financial disterss signalling uniquenes cash flow
7 Fitrijanti & Jogiyanto HM (2002)
market value of equity to book value of equity (MVEBVE) sebagai ukuran perusahaan (size) market value of assets to book value of asset (MVABVA) untuk ukuran assets price earning ratio (PER)
semua variabel tersebut terbukti signifikan positif terhadap struktur modal (debt to equity ratio).
Leverage signifikan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan; sedangkan kepemilikan manajemen dan firm size berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Sementara leverage tidak signifikan dengan PER
9 Mutamimah (2003)
non debt tax shield, size likuiditas resiko bisnis profitabilitas defisit kas perusahaan milik keluarga perusahaan milik negara perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi
variabel profitabilitas, perusahaan milik negara dan perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi yang berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal dan pengaruh tersebut adalah negatif
Sumber: Berbagai jurnal yang dipublikasikan
2.4. Kerangka Pemikiran Teoritis
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan
bermacam-macam. Dalam penelitian ini faktor yang digunakan adalah
Operating leverage, Likuiditas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan,
Price Earning Ratio dan Profitabilitas. Berdasarkan telaah pustaka dan hasil
penelitian terdahulu, maka pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal tersebut adalah sebagai berikut:
Likuiditas mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal.
Struktur aktiva mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal.
36
Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur
modal. Price Earning Ratio (PER) mempunyai pengaruh positif terhadap
struktur modal.
Profitabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal.
Berdasarkan hipotesis tersebut maka model analisis dapat
digambarkan pada Gambar 2.1 berikut :
Gambar 2.1: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur modal
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
Sumber : dikembangkan untuk research paper in
2.5.Perumusan Hipotesis
Atas dasar tinjauan pustaka dan model analisis tersebut diajukan 8
hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut :
DER
Operating Leverage
LIQUIDITAS
Struktur Aktiva
GROWTH
PER
ROA
37
H1: Operating Leverage (DOL) berpengaruh positif terhadap DER
H2: Likuiditas (CR) berpengaruh positif terhadap DER
H3: Struktur aktiva (STA) berpengaruh positif terhadap DER
H4: Pertumbuhan perusahaan (GROWTH) berpengaruh positif terhadap DER
H5: Price Earning Ratio (PER) berpen garuh positif terhadap DER
H6: Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap DER
H7: Operating leverage ,Likuiditas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan,
Price Earning Ratio dan Profitabilitas secara bersama-sama mempengaruhi
DER.
2.6. Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Struktur modal
Struktur modal dalam penelitian ini akan diproksikan dengan debt to equity
ratio (DER). Debt to equity ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur penggunaan hutang terhadap total shareholder’s equity yang
dimiliki perusahaan.
Rumus: DER = Equity
TL ..………………………………………………….(1)
dimana: DER = Total Debt to Total Equity Ratio
TL = Total Liabilities
Equity = Total Equit
38
1. Operating Leverage
Operating leverage dalam hal ini merupakan rasio antara volume penjualan
terhadap perubahan EBIT . Diukur dengan Degree Of Operating Leverage
( DOL)
Rumus : DOL = 1−tEBIT
CM .......................................................................(2)
DOL = Degree of operating Leverage
CM = Contribution Margin
EBIT = Earning Before Tax
2. Likuiditas
Likuiditas dalam penelitian ini akan diproksikan dengan current ratio
(CR). Current ratio (CR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan didalam membayar hutang jangka pendek dengan
aktiva lancar.
Rumus: CR = CLCA ……………………………………………..………(3)
dimana: CR = current ratio
CA = current assets
CL = current liabilities
3. Struktur aktiva
Struktur aktiva yang diberi simbol STA akan diukur dengan
menggunakan hasil bagi antara aktiva tetap dengan total aktiva.
Rumus: STA= TAFA …………………………………………….………(4)
39
dimana: STA = Struktur Aktiva
FA = Fixed Assets (Aktiva tetap)
TA = Total Assets (Total aktiva)
4. Pertumbuhan perusahaan
Pertumbuhan perusahaan yang diberi simbol GROW akan diukur dengan
menggunakan hasil bagi antara selisih total aktiva tahun ke-t dan total aktiva
tahun ke-t-1 dengan total aktiva tahun ke-t-1.
Rumus: GROW = 1
1
−
−−
t
tt
TATATA
……………………………………………(5)
dimana: GROW = Pertumbuhan perusahaan
TAt = Total aktiva tahun ke-t
TAt-1 = Total aktiva tahun ke-(t-1)
5. Price earning ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan harga suatu saham
(market price) dengan earning pe share (EPS) dari saham yang bersangkutan.
Rumus: PER = EPSPS ……………………………………………………(6)
Dimana: PER = Price Earning Ratio
Ps = harga penutupan per lembar saham
EPS = earning pe share
6. Profitabilitas
Profitabilitas dalam penelitian ini akan diproksikan dengan return on
assets (ROA).Return on assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan
40
memanfaatkan aktiva yang dimiliki.
Rumus: ROA = TA
NIAT …………………………………………………..(7)
dimana: NIAT = Net Income after
TA = Total Assets
Identifikasi variabel dan definisi operasional secara terperinci disajikan dalam
tabel 2.2.
Tabel 2.2 Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Pengukuran Skala 1 Debt to Equity
Ratio (DER) Rasio antara Total Liabilities dengan Equity
DER = Equity
TL Rasio
2 Operating Leverage
Rasio antara volume penjualan terhadap perubahan EBIT . Diukur dengan Degree Of Operating Leverage ( DOL )
CM EBIT
Rasio
3 Current Ratio (CR)
Rasio antara Current Assets dengan Current Liabilities CR =
CLCA
Rasio
4 Struktur Aktiva (STA)
Rasio aktiva tetap dengan total aktiva STA =
TAFA
Rasio
5 Pertumbuhan Perusahaan (GROW)
Rasio antara total asset periode sekarang (Assett) minus periode sebelumnya (Assett-1) terhadap total asset periode sebelumnya (Assett-1)
GROW = 1
1
−
−−
t
tt
TATATA
Rasio
6 Price Earning Ratio (PER)
Rasio antara harga penutupan per lembar saham (Ps) terhadap laba per lembar saham (earning per share, EPS)
PER = EPSPS Rasio
7 Return On Assets
Rasio antara Net Income After Tax dengan Total Assets ROA =
TANIAT
Rasio
Sumber: Dikembangkan untuk penelitian ini
41
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder berupa
laporan keuangan tahunan suatu perusahaan.
Data–data yang diperlukan antara lain adalah data perusahaan properti
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan laporan keuangan tahunan perusahaan
diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory.
Tabel 3.1. di bawah ini menjelaskan data yang diperlukan dan sumber pengumpulan data tersebut.
Tabel 3.1 Data dan Sumber Data
Data yang diperlukan Sumber Data a) Perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. b) Laporan keuangan tahunan
a) Indonesian Capital Market Directory.
b) Indonesian Capital Market Directory.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua perusahaan
properti yang go-public di BEJ tahun 1994-2004.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode purposive sampling. Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini adalah :
1) Perusahaan properti yang go-public di BEJ tahun 1994-2004.
2) Tersedia laporan keuangan tahunan selama tahun 1994-2004.
42
Tabel 3.2. di bawah ini menjelaskan proses seleksi sampel.
Tabel 3.2 Proses Seleksi Sampel
No Keterangan Jumlah1 Perusahaan properti yang go-public di BEJ tahun 1994-2003 20 2 Tersedia laporan keuangan tahunan selama tahun 1994-2003 17
Sumber: ICMD tahun 1994-2005
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel tersebut, ahkirnya diperoleh 17
perusahaan properti yang go-public sebagai sampel penelitian ini, seperti
ditampilkan tabel 3.3.
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No Perusahaan 1 Ciputra Development 2 Dharmala Intiland 3 Duta Anggada Realty 4 Duta Pertiwi 5 Ometraco Realty 6 Jaya Realty Property 7 Kawasan Industri Jababeka 8 Mas Murni Indonesia 9 Metro Supermarket Realty 10 Modernland Realty Ltd. 11 Mulialand 12 Pakuwon Jati 13 Panca Wiratama Sakti 14 Pudjiadi & Sons Estates 15 Pudjiadi Prestige Ltd. 16 Putra Surya Perkasa 17 Summarecon Agung
Sumber: ICMD tahun 1994-2004 3.3. Teknik Analisis
Untuk menjelaskan kekuatan dan arah pengaruh beberapa variabel bebas
atau variabel penjelas (independent/ explanatory variable) terhadap satu variabel
terikat (dependent variable), teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan model regresi berganda atau Multiple Regression (Imam Ghozali,
2001).
43
3.3.1. Pengujian Asumsi Klasik
Dalam penggunaan model regresi berganda, uji hipotesis harus
menghindari adanya kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi-asumsi
klasik. Dalam penelitian ini, asumsi klasik yang dianggap paling penting adalah
(Gujarati, 1995):
1. Memiliki distribusi normal,
2. Tidak terjadi Multikolinieritas antar variabel independen,
3. Tidak terjadi Heteroskedastisitas atau varian variabel penggangu
yang konstan (Homoskedastisitas),
4. Tidak terjadi Autokorelasi antar residual setiap variabel independen.
3.3.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi,
variabel dependen, variabel independen atau kedua-duanya mempunyai distribusi
normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal (Santoso, 2000).
Pada Uji Normalitas Data ini menggunakan metode One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Pemilihan metode ini didasarkan bahwa One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test merupakan metode yang umum digunakan untuk
menguji normalitas data (Hair,et al, 1998). Tujuan pengujian ini adalah untuk
mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi
normal atau tidak. Untuk mengetahuinya hasilnya, dengan analisa:
1) Jika nilai probabilitas > taraf signifikansi yang ditetapkan (α=0,05), maka
model regresi memenuhi asumsi normatilitas.
44
2) Jika nilai probabilitas > taraf signifikansi yang ditetapkan (α=0,05), maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normatilitas.
3.3.1.2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen (Santoso, 2000).
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem Multikolinieritas. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas.
Adanya Multikolinieritas dalam model persamaan regresi yang digunakan akan
mengakibatkan ketidakpastian estimasi, sehingga mengarah pada kesimpulan
yang menerima hipotesis nol. Hal ini menyebabkan koefisien regresi menjadi
tidak signifikan (Gujarati, 1995).
Salah satu metode untuk menguji ada tidaknya Multikolinieritas pada
penelitian ini adalah dengan melihat (Santoso, 2001):
1. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance.
Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah:
a. mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1
b. mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1
catatan: Tolerance = 1/ VIF atau VIF = 1/ Tolerance
2. Besaran korelasi antar variabel independen.
Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah Koefisien korelasi
antar variable independen haruslah lemah (di bawah 0,5). Jika korelasi kuat,
maka terjadi problem multiko.
45
3.3.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah pada model
regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau
tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Salah satu untuk menguji ada tidaknya Heteroskedastisitas pada penelitian
ini adalah dengan menggunakan grafik lewat program SPSS. Dasar pengambilan
keputusan (Imam Ghozali, 2001):
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi
Heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi Heteroskedastisitas.
3.3.1.4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena “gangguan” pada
46
individu atau kelompok cenderung mempengaruhi individu atau kelompok pada
periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi.
Pada penelitian ini, gejala autokorelasi dideteksi penulis dengan
menggunakan Uji Durbin-Watson lewat SPSS. Pengambilan keputusan ada
tidaknya Autokorelasi ditentukan berdasarkan kriteria berikut (Imam Ghozali,
2001):
1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du),
maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka
koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi
positif.
3. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih
kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.
4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW
terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
3.3.2. Deskripsi Statistik
Mengulas tentang data-data statistik dari masing-masing variabel seperti:
a) Mean, yaitu rata-rata dari nilai data penelitian
b) Standar deviasi, yaitu besarnya varians/ perbedaan nilai antara nilai data
minimal dan maksimal.
c) Nilai maksimum, yaitu nilai tertinggi dari data penelitian.
d) Nilai minimum, yaitu nilai terendah data penelitian.
47
Dalam penelitian ini akan diulas mengenai variabel total aktiva, total
ekuitas, total hutang, laba bersih, keuntungan per lembar saham dan harga
penutupan per lembar saham. Perhitungan data-data statistik dari masing-masing
variabel tersebut menggunakan program SPSS.
3.3.3. Uji Hipotesis
Uji ini digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan arah pengaruh
beberapa variabel bebas (independent variable) terhadap satu variabel terikat
(dependent variable).
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model regresi
berganda atau Multiple Regression (Imam Ghozali, 2001) yang akan diolah
dengan menggunakan program komputer SPSS 10.0. Hubungan antara variabel
dependen (Y) dengan variabel independen (X) dijelaskan dalam model regresi
berganda (multiple regression model) adalah :
Y = f (X1, X2, ….., Xn)
Sedang persamaan regresi bergandanya menjadi:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 +…..+ bn Xn
Dimana:
a) Y adalah variabel dependen, a adalah nilai Y pada perpotongan antara
garis linear dengan sumbu vertikal Y/ nilai Y ketika semua X = 0.
b) -X1, X2,…, Xn adalah variabel independen 1,2, dan ke-n.
c) b adalah kemiringan (slope) yang berhubungan dengan variabel X1,X2,.,Xn.
48
Dalam penelitian ini, persamaan regresinya menjadi:
………………………….(8)
dimana:
DER = Debt to Equity Ratio
XDL = Operating Leverage
XCR = Current Ratio
XASSET = Struktur Aktiva
XGROW = Pertumbuhan Perusahaan
XPER = Price Earning Ratio
XROA = Return On Assets
Uji Hipotesis dilakukan sebagai berikut: uji signifikansi (pengaruh nyata)
variabel independen (Xi) terhadap variabel dependen (Y) baik secara parsial
maupun secara bersama-sama, dilakukan uji statistik t (t – test) dan uji F .
3.3.3.1. Uji t – statistik
Uji keberartian koefisien (βi) dilakukan dengan statistik t. Hal ini
digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independen
(mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara signifikan
berpengaruh terhadap variabel dependen).
Dasar pengambilan keputusannya adalah melakukan analisis dengan
program SPSS. Jika koefisien signifikan t (βi) < taraf signifikansi yang telah
ditetapkan (α = 5%), maka secara parsial variabel independen tersebut
DER = β0 + βDOLXDOL + βCRXCR + βASSETXASSET +
βGROWXGROW+ βPERXPER + βROAXROA
49
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga H0 ditolak (Imam
Ghozali, 2001).
3.3.3.2. Uji F – statistik
Uji F – statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari
seluruh variabel independen secara bersama – sama terhadap variabel dependen.
Dasar pengambilan keputusannya adalah melakukan analisis dengan
program SPSS. Dengan program SPSS, uji Anova atau F test, bila didapatkan
koefisien signifikan t (βi) < taraf signifikansi yang telah ditetapkan (α = 5%),
maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi variabel dependen (Imam
Ghozali, 2001).
50
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data
yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil
pengolahan tersebut. Adapun urutan pembahasan secara sistematis adalah sebagai
berikut: deskripsi umum hasil penelitian, pengujian asumsi klasik, analisis data
yang berupa hasil analisis regresi, pengujian variabel independen secara parsial
dan simultan dengan model regresi, pembahasan tentang pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
Dari seluruh emiten yang terdaftar di BEJ tidak semua dijadikan sampel
penelitian, karena dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah perusahaan
yang mengeluarkan data-data keuangan dan membagikan dividen. Dari 20
perusahaan yang terdaftar hanya 17 perusahaan yang memenuhi semua syarat
penelitian untuk dijadikan sampel. Beberapa sampel digugurkan karena tidak
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan karena ketidaklengkapan data.
4.1. Data Deskriptif
Jumlah perusahaan property yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek
Jakarta (BEJ) pada periode tahun 1994 sampai dengan 2004 berjumlah 17
perusahaan. Selama periode tahun 1994-2004, perusahaan tersebut selalu
51
menyajikan laporan keuangan per 31 Desember 1994-2004. Berikut akan
diuraikan sampel perusahaan sampel total asset dan jumlah hutang .
4.1.1. Deskripsi Total Asset
Total asset mencerminkan kekayaan perusahaan dari sisi aktiva,
semakin besar total asset suatu perusahaan maka semakin leluasa
perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya. Pada Tabel 4.1
berikut akan disajikan besarnya total asset perusahaan sampel yang
dikelompokkan dengan total asset < 500 milyar, 500 milyar sampai
dengan 1 trilyun dan > 1 trilyun sebagai berikut :
Tabel 4.1 Sampel Perusahaan Berdasarkan Total Asset
No Total Asset Sampel Persentase (%)
1 < 500 milyar 6 35,29
2 500 milyar – 1 trilyun 6 35,29
3 > 1 trilyun 5 29,41
Jumlah 17 100
Sumber: ICMD 2005, data diolah per 31 desember 2004
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa total asset yang dimiliki
perusahaan sampel periode pengamatan 2004 sejumlah 6 perusahaan atau
51,92% yang memiliki total asset kurang dari 500 milyar, terdapat 10
perusahaan atau 19,23% yang memiliki total asset antara 500 milyar
sampai dengan 1 trilyun dan terdapat sebanyak 15 perusahaan atau
28,85% yang memiliki total asset diatas 1 trilyun.
52
4.1.2. Deskripsi Jumlah Hutang
Jumlah hutang perusahaan menunjukkan besarnya sumber dana
yang diperoleh dari pihak eksternal perusahaan atau dari pihak luar dalam
rangka membiayai aktivitas operasionalnya. Sumber dana dari pihak luar
diperoleh dari pinjaman atau hutang (baik hutang jangka pendek maupun
hutang jangka panjang); semakin besar jumlah hutang suatu perusahaan
maka semakin tinggi resiko perusahaan (tercermin melalui besarnya biaya
hutang).
Pada Tabel 4.2. berikut akan disajikan besarnya jumlah
hutang perusahaan sampel yang dikelompokkan dengan jumlah hutang <
500 milyar, 500 milyar sampai dengan 1 trilyun dan > 1 trilyun sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Sampel Perusahaan Berdasarkan Jumlah Hutang
No Jumlah Hutang Sampel Persentase (%)
1 < 500 milyar 12 70,58
2 500 milyar – 1 trilyun 2 11,76
3 > 1 trilyun 3 17,64
Jumlah 17 100
Sumber: ICMD 2005, data diolah per desember 2004
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah hutang yang dimiliki
perusahaan sampel periode pengamatan 2004 terdapat sejumlah 12
perusahaan atau 70,58% yang memiliki jumlah hutang kurang dari 500
milyar, terdapat 2 perusahaan atau 11,76% yang memiliki jumlah hutang
53
antara 500 milyar sampai dengan 1 trilyun dan terdapat sebanyak 3
perusahaan atau 17,64% yang memiliki jumlah hutang diatas 1 trilyun.
Berdasarkan data mentah yang diinput dari Indonesian Capital
Market Directory maka dapat dihitung rasio-rasio keuangan yang
digunakan dalam penelitian ini yang meliputi DER, Current ratio,STA,
GROWTH,PER ,ROA dan Operating Leverage
Selanjutnya apabila dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-
rata (mean) dan standar deviasi (δ) dari masing-masing variabel penelitian
Berdasarkan sampel dari hasil perhitungan rata-rata rasio keuangan
selama tiga tahun, maka sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini perlu dilakukan pengujian asumsi klasik
terlebih dahulu yang meliputi: uji multikolinearitas, heteroskedastisitas
dan autokorelasi yang dilakukan sebagai berikut:
1. Hasil Uji Multikolinearitas Suatu variabel menunjukkan gejala multikolinieritas bisa dilihat
dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang tinggi pada variabel-
variabel bebas suatu model suatu model regresi (Singggih Santosa,1999)
Hasil pengujian VIF dari model regresi pada data asli maupun pada data
setelah transformasi logaritme natural adalah sebagai berikut:
63
Tabel 4.4 Pengujian Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF Keterangan CR 0,978 1,023 Tidak multikolinier STA 0,988 1,013 Tidak multikolinier GROWTH 0,968 1,033 Tidak multikolinier PER 0,990 1,010 Tidak multikolinier ROA 0,967 1,024 Tidak multikolinier DOL 0,974 1,036 Tidak multikolinier Sumber : Data sekunder yang diolah
Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel menunjukkan
nilai VIF yang tidak jauh dari nilai 1. Hal ini berarti bahwa variabel-
variabel penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas
dalam model regresi. Dengan demikian ketiga variabel bebas dapat
digunakan sebagai variabel independen sebagai prediktor yang tidak bias.
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan
metode Gleyser, yaitu dengan meregresikan nilai mutlak unstandardize
residual dengan variabel-variabel bebasnya. Jika tidak terdapat variabel
yang signifikan (Diatas 5%) maka disimpulkan bahwa model regresi bebas
dari gejala heteroskedastisitas(Gujarati,Damodar N,1995)
Hasil pengujian pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari hasil pengujian,
menunjukkan bahwa tidak satupun variabel bebas tidak satupun yang
memiliki signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa
model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskdastisitas.
Dari enam hipotesis yang diajukan hanya hipotesis 2 , 4, 5, 6 dan 7
yang dapat diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependennya.
1. Berdasar hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa secara parsial
variabel Operating leverage berpengaruh signifikan negative terhadap
variabel DER artinya peningkatan DOL akan menurunkan nilai
DER.Artinya perusahaan dengan operating leverage yang tinggi akan
mempunyai beban tetap yang besar, sehinnga perusahaan akan
cenderung meminimalisasi hutang untuk mengurangi beban tetap berupa
bunga. Hal itu menunjukan bahwa operating leverage signifikan
negatif terhadap DER
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa secara
parsial variabel CR berpengaruh signifikan positif terhadap variabel
DER. Artinya liquiditas perusahaan akan berpengaruh terhadap hutang
perusahaan. Artinya semakin besar CR tentu semakin besar jumlah
modal sendiri yang tertanam ke dalam perusahaan; sehingga debt to
equity ratio (DER) akan semakin besar (dengan asumsi tidak ada
tambahan hutang baru selama periode yang sama).Hal ini menunjukan
bahwa dengan peningkatan CR akan menambah keyakinan investor akan
72
liquiditas perusahaan sehingga mempemudah manajemen menambah
hutang, yang menyebabkan DER naik. Hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan Hermendito Kaaro (2000) dan Wahidahwati (2002)
yang menyatakan bahwa CR tidak signifikan terhadap DER.
3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3 menunjukkan bahwa secara
parsial variabel STA tidak berpengaruh terhadap variabel DER.. Hasil
penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Fitriyani dan Hartono
(2002), Hermendito Kaaro (2000) dan Sekar Mayangsari (2001) yang
menunjukkan asset berhubungan positif dengan DER namun konsisten
dengan hasil penelitian Wahidahwati (2002) yang mengatakan asset
tidak signifikan terhadap DER.
4. Berdasar hasil pengujian hipotesis 4 menunjukkan bahwa secara parsial
variabel Growth berpengaruh signifikan positif terhadap variabel DER.
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar pertumbuhan yang
dimiliki perusahaan akan menarik perhatian investor untuk menanamkan
modalnya dan mempermudah manajemen mendapatkan hutang karena
adanya keyakinan investor terhadap kinerja perusahaan .Hal ini
menyebabkan DER meningkat.
5. Berdasar hasil pengujian hipotesis 5 menunjukkan bahwa secara parsial
variabel PER berpengaruh signifikan positif terhadap variabel DER.
Peningkatan PER yang merupakan kenaikan tingkat nilai saham dan
laba perlembar saham mengindikasikan kondisi perusahaan yang baik.
Akan berdampak semakin menarik perhatian calon kreditor terhadap
73
perusahaan. Semakin meningkat perhatian kreditor terhadap perusahaan,
maka sangat mudah bagi manajemen mendapatkan pinjaman sehingga
jumlah hutang meningkat. Hasil penelitian ini Penelitian ini mendukung
Fitriyani dan Hartono (2002) yang menunjukkan bahwa PER
berhubungan positif dengan DER
6. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 6 menunjukkan bahwa secara
parsial variabel ROA berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel
DER. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi atas investasi (ROA) akan menggunakan
utang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan
untuk membiayai sebagaian besar kebutuhan pendanaan dengan dana
yang dihasilkan secara internal.Perusahaan yang mempunyai profit
tinggi, akan menggunakan hutang dalam jumlah rendah.
7. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 7 menunjukkan bahwa secara
bersama-sama variabel CR, STA, PER, Growth, ROA dan Operating
Leverage berpengaruh signifikan terhadap variabel DER. Artinya jika
keenam variabel tersebut meningkat secara bersamaan maka akan
meningkatkan struktur modal (DER).
5.1.1 Saran - saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran-saran yang dapat
diberikan melalui hasil penelitian ini baik kepada investor, perusahaan
maupun pengembangan penelitian lebih lanjut adalah sebagai berikut:
74
1. Operating leverage
Seperti dinyatakan bahwa DOL berpengaruh signifikan negative
terhadap DER (H1) maka perusahaan perlu mengoptimalkan dan
menyetabilkan nilai EBIT sehingga beban tetap perusahaan dapat ditekan
dan penggunaan hutang dapat dtingkatkan,
2. Current Ratio
Seperti dinyatakan bahwa CR berpengaruh signifikan positif
terhadap DER (H2) maka sebaiknya manajemen perusahaan
meningkatkan liquiditas perusahaan dengan cara meningkatkan current
asset dan meminimalisasi current lliabilities . mengoptimalkan Current
Ratio perusahaan antara manfaat penggunaan hutang dan penggunaan
modal sendiri maka akan tercapai keuangan perusahaan yang
sehat..Dengan nilai CR yang optimal akan menarik perhatian investor
dan mempermudah perusahaan mendapatkan pinjaman untuk perluasan
usaha. Bagi Investor perlu mengetahui informasi struktur keuanagan
perbandingan jumlah debt dengan modal sendiri
2. STA
Seperti dinyatakan bahwa STA tidak berpengaruh terhadap DER
(H3) maka sebaiknya perusahaan mengurangi pemanfaatan dananya
dalam bentuk asset tetap , dan lebih digunakan dalam bentuk investasi
lain
75
Investor sebaiknya memperhatikan rasio STA karena dengan
adanya informasi tersebut dapat memebreikan jaminan pengembalian
hutang .
3. Growth
Seperti dinyatakan bahwa GROWTH berpengaruh signifikan
positif terhadap DER (H4) maka perusahaan sebaiknya meningkatkan
kinerja perusahaan sehingga pertumbuhan terus tercapai, Hal ini akan
menarik perhatian investor dan pada akhirnya pada saat dibutuhkan
memudahkan perusahaan mendapatkan pinjaman dari investor .
Untuk investor sebaiknya memperhatikan rasio Growth karena
dengan adanya informasi tersebut maka dapat dimanfaatkan untuk
mengambil keputusan yang tepat sehubungan dengan investasinya
karena dengan pertumbuhan perusahaan yang tinggi menjamin aliran kas
yang lancar untuk kelancaran pembayaran hutang serta pengembalian
modal. Disamping itu investor juga harus mempertimbangkan faktor lain
di luar kebijakan perusahaan seperti kondisi pasar yang terjadi serta
faktor-faktor eksternal yang lain karena hal ini secara tidak langsung
akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh didalam melakukan
investasi.
76
4. PER
Seperti dinyatakan bahwa PER berpengaruh signifikan positif
terhadap DER (H5) maka perusahaan perlu melakukan kebijakan –
kebijakan untuk menarik investor dengan memberikan pendapatan per
lembar saham yang optimal serta dengan mempertahankan kinerja
perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan yg tinggi.
Sehinggga pada akhirnya perusahaan dengan nilai PER yang tinggi akn
meningkatkan kepercayaan investor sehingga perusahaan kan mudah
mendapatkan pinjaman. Untuk investor perlu melihat ratio PER karena
nilai PER sangat dipengaruhi kondisi pasar saham sebagai intrepertasi
pasar terhadap kinerja perusahaan. Serta banyak faktor fundamental
yang ikut berpengaruh menentukan rasio PER yang belum tentu
mencerminkan kondisi perusahaan sesungguhnya.
5. ROA
Seperti dinyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan negatif
terhadap DER (H6) maka perusahaan dengan tingkat pengembalian yang
tinggi atas asset (ROA) sebaiknya menggunakan utang yang kecil,
Karena dengan tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk
membiayai sebagaian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang
dihasilkan secara internal. Dengan hutang yang relatif kecil maka beban
tetap perusahaan berupa bunga menjadi rendah dan keuangan perusahaan
menjadi lebih sehat.
77
Investor sebaiknya memperhatikan rasio ROA karena dengan adanya
informasi tersebut maka dapat dimanfaatkan untuk mengambil
keputusan yang tepat sehubungan dengan investasinya karena
pengembalian modal yang baik menjamin investor mendapatkan
modalnya kembali serta keuntungan yang diharapkan.
6. Seperti dinyatakan bahwa DOL,CR,STA,GROWTH,PER,ROA secarA
bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap DER (H7) Perusahaan
sebelum melakukan kebijakan yang terkait dengan pendanaan
perusahaan harus mengkaji terlebih dahulu besar kecilnya rasio-
rasio(DOL,CR,STA,GROWTH,PER,ROA) mempengaruhi Debt to
Equity Ratio (DER) sehingga dalam pelaksanaannya nanti akan saling
menguntungkan antara pihak perusahaan dan investor, karena tidak
semua faktor mempengaruhi nilai DER secara signifikan
5.2. Implikasi Kebijakan
Setelah diperoleh beberapa kesimpulan tentang penelitian ini dapat
diajukan beberapa implikasi manajerial yang dapat berguna bagi perusahaan
go public di BEJ:
1. Karena CR mempunyai pengaruh yang positif terhadap.DER
menunjukan CR yang tinggi akan mempermudah manajemen
mendapatkan pinjaman sehingga sebaiknya manajemen perusahaan perlu
melakukan kebijakan pendanaan perusahaan yang optimal dengan
78
pemanfaatan hutang untuk mengurangi beban pajak tetapi juga
meminimalisasi biaya tetap berupa bunga.
2. Karena dalam penelitian ini, CR dan Growth menunjukkan pengaruhnya
terhadap DER. Berdasarkan Beta Standardized coefficient, maka
sebaiknya manajemen perusahaan perlu memperhatikan CR karena CR
merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi DER dengan
nilai sebesar 3,455 kemudian varibel GROWTH sebesar 2,864.
3. Penggunaan sumber dana intern sebagai sumber utama pembiayaan
investasi tidak selalu mesti terjadi. Karena keputusan investasi yang
menguntungkan tidak terpengaruh dari asal sumber dana. Hanya saja
kadang-kadang adanya persyaratan jaminan atas hutang yang
diambilnya mengakibatkan modal sendiri harus menjadi besar. Persoalan
lainnya yang muncul adalah kemungkinan biaya modal rata-rata akan
naik lebih besar, kalau ini terjadi investasi dibiayai dengan cost yang
lebih tinggi atau menggunakan biaya modal yang lebih mahal.
5.3. Keterbatasan Penelitian
Sebagaimana diuraikan dimuka bahwa hasil penelitian ini terbatas
pada pengamatan yang relatif pendek yaitu selama 10 tahun dengan sampel
yang terbatas pula (17 sampel). Disamping itu faktor fundamental
perusahaan yang digunakan hanya terbatas pada CR, STA, Growth, PER,
dan ROA.
79
Disamping itu penulis mengakui banyak keterbatasan yang dimiliki,
keterbatasan itu antara lain referensi yang dimiliki penulis belum begitu
lengkap untuk menunjang proses penulisan tesis ini sehingga terjadi banyak
kekurangan dalam mendukung teori ataupun justifikasi masalah yang
diajukan. Penulis juga mengakui bahwa keterbatasan waktu dan biaya juga
mempengaruhi penelitian ini yang hanya meneliti faktor yang fundamental
sehingga faktor eksternal kurang begitu diperhatikan.
5.4. Agenda Penelitian Mendatang
Dengan kemampuan prediksi sebesar 18,7% mengindikasikan bahwa
kelima variabel independen (CR, STA,Growth, PER, ROA dan DOL)
mampu menjelaskan variabel DER dengan derajat kepastian sebesar 16,7%.
Sedangkan sebagian besar lainnya yaitu 83,3% variasi DER dapat dijelaskan
oleh faktor lain, sehingga perlu menghubungkan pengaruh DER terhadap
variabel makro ekonomi dan non ekonomi. Variabel makro ekonomi yang
mungkin berpengaruh terhadap DER antara lain: tingkat bunga, kurs rupiah
terhadap valuta asing, neraca pembayaran, ekspor-impor dan kondisi
ekonomi lainnya; serta variabel non ekonomi seperti kondisi politik negara
mungkin signifikan berpengaruh terhadap DER perusahaan di BEJ,
mengingat sampai dengan saat penelitian berlangsung variabel-variabel
makro ekonomi dan non-ekonomi tersebut masih menunjukkan kondisi yang
belum stabil.
80
DAFTAR REFERENSI
Agus Eko Sujianto, 2001, “Analisis Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur keuangan pada perusahaan Manufaktur yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol.2, No.2, Desember 2001, Hal.125 – 138.
Ang, Robbert. (1997). “Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia (The Intelligent
Guide to Indonesian Capital Market)”. Mediasoft Indonesia Bathala, C.T., K.R. Moon, and R.P. Rao. (1994). “Managerial Ownership, Debt
Policy, and the Impact of Institutional Holding: an Agency Perspective”. Financial Management, 23: 38 – 50.
Brigham, Eugene F. (1983). “Fundamentals of Financial Management”. Third
Edition. Holt-Saunders Japan: The Dryden Press. Bushman, Robert M. (2001). “Financial Accounting Information and Corporate
Governance”. Journal of Accounting & Economics, 32 (2001): 237– 333.
Crutchley, Claire E., and Hansen, Robert S. (1989). “A test of the Agency Theory
of Managerial Ownership, Corporate Leverage, and Corporate Dividend”. Financial Management, Winter 1989.
Eugene F. Brigham & Louis C.Gapenski, 1996, Intermediate Financial
Management, Fifth edition-International edition, The Dryden Press Fitrijanti, Tettet dan Hartono, Jogiyanto. (2002). “Set Kesempatan Investasi:
Konstruksi dan Analisis Hubungannya dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1: 35 – 63.
Gujarati, Damodar N. (1995). “Basic Econometrics”. Singapore: Mc Graw Hill,
Inc. Hartono, Jogiyanto. (1998). “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”.
Yogyakarta: BPFE. Hermendito Kaaro, Analisis leverage dan Deviden dalam lingkungan
ketidakpastian: Pendekatan Pecking Order dan Balancing Theory, Simposium Nasional Akuntansi IV
81
Husnan, Suad. (2001). “Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan: Perbandingan Kinerja Perusahaan dengan Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Multinasional dan Bukan Multinasional”. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, Ekonomi, Vol. 1 No.1, Februari: 1 – 12.
J. Fred Weston & Thomas Copeland, 1997, Manajemen Keuangan, Jilid 2, Edisi
9, Binarupa Aksara Lambert, Richard A. (2001). “Contracting Theory and Accounting”. Journal of
Accounting & Economics, 32 (2001): 3– 87. Lukas Setia Atmaja, 1999, Manajemen Keuangan, Edisi 2, Andi Offset Myers, S, The Capital Structure Puzle, Journal of Finance, Vol.39. July, 1984 Na’im, Ainun dan Rakhman, Fu’ad. (2000). “Analisis Hubungan antara
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Struktur Modal dan Tipe Kepemilikan Perusahaan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 15, No. 1: 70 – 82.
Sekar Mayangsari, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Pendanaan Perusahaan : Pengujian Pecking Order Hyphotesis, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol 1, No. 3 Desember 2001 : 1-26
Wasi aji , Darmawan (2003) “Analisis factor- factor yang mempengaruhi
Struktur Modal: 25-26 Kumla sari, Ratna ( 2004) “ analisis Pengaruh factor Liquiditas dan
Profitabilitas terhadap Struktur Modal perusahaan property “ Singgih Santoso. (1999). SPSS ( Statistical Product and Service Solutions).
Penerbit PT. Elex Media Komputindo-Kelompok Gramedia .Jakarta. Sofiati, “Pengaruh Timbal Balik antara Utang dan Ekuitas Terhadap Struktur
Modal Perusahaan-Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta”, Kompak, Januari 2001
Suad Husnan, 1998, Manajemen Keuangan-Teori dan Penerapan (keputusan
jangka panjang), Buku 1, Edisi 4, BPFE. Subekti, Imam dan Kusuma, Indra Wijaya. (2001). “Asosiasi antara Set
Kesempatan Investasi dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen Perusahaan, serta Implikasinya pada Perubahan Harga Saham”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 4, No. 1: 44 – 63.
82
Suranta, Eddy dan Midiastuti, Puspa. (2003). “Analisis Hubungan Struktur Kepemilikan Manajerial, Nilai Perusahaan dan Investasi dengan Model Persamaan Linear Simultan”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 6, No. 1, Januari: 54 – 68.
Wahidahwati. (2002). “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan
Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Theory Agency”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1, Januari: 1 – 16.