Top Banner

of 45

Aset Tetap Tidak Berwujud

Mar 04, 2016

Download

Documents

emmy

Aset Tetap Tidak Berwujud
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

ASET TETAP TAK BERWUJUD (Intangible Assets)

Nn

ASET TETAP TAK BERWUJUD(Intangible Assets)

Pengertian Aset Tak Berwujud PSAK 19Aset Takberwujud adalah :Asset tidak lancar (non current asset)tidak berbentukMemberikan hak keekonomian dan hukum kepadapemiliknyaAset nonmoneter tanpa wujud fisikContoh Aset tidak berwujud :Hak Paten, Hak cipta, Merk dagang, Franchise, GoodwillBiaya Riset dan pengembangan, Biaya Pra-operasi, Biaya pendirian

Karakteristiknya:Tingkat ketidak pastian nilai dan masa manfaat dikemudian hariCara untuk memperoleh aset tak berwujud ini dapat dilakukan dengan membeli dari pihak luar. Yang termasuk dalam Harga Aset takberwujud,yaitu : Harga beli termasuk biaya tambahan untuk mendapatkan aset tsb, misalnya : biaya yang dibayar kepada pemerintah, notaris dan biaya administrasi lainnya,Biaya pengembangan yang dapat diidentifikasikan secara khusus dan memenuhi persyaratan tertentu, boleh dikapitalisasi dan dibebankan pada setiap periode melalui amortisasiBegitu pula dengan biaya yang dikeluarkan dalam jumlah besar selama perusahaan belum menghasilkan produk komersial atau yang disebut sebagai biaya pra-operasional, termasuk biaya komisi dan biaya pendirian juga dapat dikapitalisasi dan dibebankan per periode melalui amortisasi

Penggolongan Aset Tak Berwujud dan Perlakuan AkuntansinyaPSAK No.19 ini tidak diterapkan pada aset tak berwujud yang sudah diatur dalam PSAK lainnya. Contohnya tidak diterapkan untuk :Aset tak berwujud yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha normal (PSAK No.14/Revisi 2008: Persediaan dan PSAK No. 34 tentang Akuntansi Kontrak Konstruksi.Aset pajak tangguhan (PSAK No.46 : tentang akuntansi pajak penghasilan)Sewa dalam ruang lingkup PSAK No.30 tentang sewaAset yang timbul dari imbalan kerja (PSAK No. 24)Aset Keuangan yang didefinikan dalam PSAK No.55 tentang Instrumen KeuanganGoodwill yang timbuldari kombinasi bisnis (PSAK No. 22)Biaya akuisisi yang ditangguhkan dan aset takberwujud yang timbul dari hak kontraktual penjamin berdasarkan kontrak asuransi dalam PSAK No. 38 dan 36Aset takberwujud tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau termasuk dalam kelompok aset lapangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual (PSAK No.58)Kriteria definisi Aset tak berwujud menurut PSAK No.19KeteridentifikasianKemampuan untuk diidentifikasikan : dapat atau tidak dapat diidentifikasikan secara khususSuatu aset dikatakan teridentifikasi apabila :dapat dipisahkan ,yaitu : dapat dipisahkan atau dibedakan entitas nya,dapat dijual, dialihkan , dilisensikan, disewakan atau ditukarkan baik secara individual atau bersamaTimbul dari hak kontraktual atau hak legal lain

Manfaat ekonomi masa depanMisalnya pengetahuan atas pasar di masa depan. Entitas akan mengendalikan manfaat ekonomi masa depan bila adanya perlindungan hukum seperti hak cipta, atau perjanjian hukum bagi pegawai

Termasuk Pengertian Aset TakberwujudHak PatenMerupakan suatu hak eksklusif yang diberikan oleh negara yang memungkinkan penemu (inventor) untuk mengendalikan atau mengawasi penemuannya selama jangka waktu tertentu (umumnya 17 tahun). Hak paten ini dapat digunakan sendiri atau diserahkan kepada pihak lain dengan suatu perjanjian.Harga perolehan Paten, terdiri dari:Biaya pendaftaranBiaya membuat percobaan, dll

Hak paten diamortisasikan selama masa penggunaannya.Contoh jurnal :

Pembebanan amortisasi dapat dialokasikan ke biaya produksi atau biaya penjualan (apabila digunakan pada kegiatan yang berhubungan dengan penjualan.TglAkunDebit (Rp)Kredit (Rp)Amortisasi Hak Paten Hak Paten15.000.00015.000.000Hak Cipta (Copyright)Hak eksklusif yang diberikan oleh negara yang memperbolehkan pengarang atau penulis (author) untuk menerbitkan, menjual dan mengendalikan hasil tulisan (literatur), artistik, atau karangan (gubahan)musik atau pementasan , yang diberikan untuk jangka waktu tertentu (umumnya ditetapkan 28 tahun), kemungkinan dapat diperpanjang masanya dan dapat juga kurang dari yang ditetapkan.Pencatatan hak cipta di neraca sesuai dengan harga perolehan, yang terdiri dari semua biaya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut. Hak Cipta juga dapat dibeli dari pihak lain.Amortisasi terhadap hak cipta ini sesuai masa yang ditetapkan atau diamortisasi sekaligus apabila masanya kurang dari yang ditetapkan dan taksiran masanya sesuai jumlah yang akan terjual.

Merek Dagang (Trademark)Adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara yang mengijinkan penggunaan simbol (lambang logo), label (nama) atau slogan dan pola atau bentuk ( design) tertentu , yang dapat membedakan sebuah produk/jasa dari produk/jasa lainnya yang serupa. Contohnya : Coke, Windows, Aqua, Mc Donald

Pada bentuk merek dagang didaftarkan terlebih dahulu dan dilindungi oleh undang-undang yang penggunaannya tidak terbatas.Cara memperoleh merek dagang ini dapat :Dengan pembelianDibuat sendiri

Merek dagang Coca Cola merupakan aset tak berwujud yang dihasilkan atau terbentuk secara internal (bukan dibeli dari pihak luar), oleh sebab itu merek dagang ini tidak dilaporkan dalam neraca perusahaan. Merek dagang Coca Cola tercipta selama bertahun-tahun oleh perusahaan melalui kegiatan bisnis dan pemasarannya yang berhasil, akan tetapi perusahaan Coca Cola juga telah membeli merek dagang lainnya dari perusahaan lain, seperti : Minute Maid dengan total harga perolehan sebedar $ 2 juta.Merek dagang yang dibeli dari pihak eksternal inilah yang akan dilaporkan dalam neraca perusahaan Coca Cola.Merek dagang meskipun memiliki batasan waktu, tetapi pada prinsipnya dapat diperpanjang secara rutin. Maka masa kegunaan dari merek dagang ini akan menjadi tidak terbatas, maka merek dagang tidak diamortisasi.Mengingat timbulnya yang tidak terbatas inilah maka tidak dilakukan amortisasi untuk merek dagang yang dihasilkan atau terbentuk secara internal

Waralaba (Franchise)Adalah hak eksklusif yang diterima oleh perusahaan atau perorangan (franchisee) untuk menjalankan fungsi tertentu atau menjual produk/jasa tertentu, dengan membayar royalti dan biaya lainnya yang dipersyaratkan kepada pemilik usaha (franchisor)Haraga Perolehan untuk Waralaba yang dibeli dari pihak lain (bukan dihasilkan sendiri): harga beli, biaya pengurusan surat , dan biaya lainnya, namun yang dicatat hanya sebatas pada jumlah uang yang benar-benar dikeluarkan untuk membeli hak atau ijin operasi tersebut.

Contoh Waralaba :PT. Cita Rasa tgl 7 Jan 2012 membayar uang sebesar Rp.3M (belum termasuk PPN dan PPh Ps 26) untuk memperoleh waralaba atas bisnis restoran Sizzler (WP luar negeri) yang berkantor pusat di California USA, selama 4 tahun.Metode yang digunakan metode garis lurusAmortisasi per tahun = 3.000.000.000 : 4 = Rp. 750.000.000PPh Psl 26 = 3.000.000.000 X 20% = Rp. 600.000.000Jurnalnya :TglAkunDebit (Rp)Kredit (Rp)7 Jan 2012

10 Feb 2012

31 Des 2012

WaralabaPPN Masukan Utang PPh Psl.26 Kas

Utang PPh Psl 26 Kas

Beban amortisasi Waralaba3.000.000.000 300.000.000

600.000.000

750.000.000 600.000.0002.700.000.000

600.000.000

750.000.000Apabila PT. Cita Rasa membeli waralaba Es Teler 77dari WP Dalam negeri, maka pihak pembeli (selaku pihak yang membayarkan) berkewajiban untuk melakukan pemotongan PPh 23 dengan tarif sebesar 15% dari jumlah bruto. PT. Cita Rasa membayar Rp.1 M (belum termasuk PPN dan PPh Pasal 23). Metode Garis lurus selama 4 tahunAmortisasi = 1.000.000.000 : 4 = Rp. 250.000.000PPh 23 = 1.000.000.000 X 15% = Rp. 150.000.000Jurnalnya :TglAkunDebit (Rp)Kredit (Rp)7 Jan 2012

10 Feb 2012

31 Des 2012

WaralabaPPN Masukan Utang PPh Psl.26 Kas

Utang PPh Psl 26 Kas

Beban amortisasi Waralaba1.000.000.000 100.000.000

150.000.000

250.000.000 150.000.000 950.000.000

150.000.000

250.000.000LeaseholdLeasehold ini merupakan hak dari penyewa untuk menggunakan aset tetap dalam perjanjian sewa menyewa. Sewa yang dibayar setiap periode dibebankan pada periode terjadinya atau dikapitalisasi sebagai aset tetap berwujud tergantung perjanjian sewa sebagai operating atau capital lease.

Apabila pembayaran sewa dilakukan dimuka, maka perlakuan akuntansinya adalah sebagai berikut :Dicatat pada aset lancar dengan akun sewa dibayar dimukaDicatat sebagai aset takberwujud (pembayaran dimuka dlam beberapa periode yang relatif sama)Keduanya diamortisasikan pada setiap masa selama jangka waktu sewa.GoodwillPSAK No.19 (Revisi 2010) Paragraf 47 : menyatakan bahwa Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak diakui sebagai aset .(misalnya letak perusahaan yang strategis, nama yang dikenal di masyarakat.Goodwill dicatat ketika :PembelianMerger, reorganisasi, perubahan bentuk usaha dan perubahan kepemilikan.Variabel yang menentukan dalam perhitungan Goodwill antara lain :Rate of return atau pryeksi laba yang fapat dihasilkan di masa yang akan datangNilai aset di luar goodwillPenetapan besarnya goodwill dapat digunakan dua cara, yaitu :Kapitalisasi penghasilan bersih rata-rata (Capitalization of average income)Kapitalisasi kelebihan penghasilan rata-rata( Capitalization of average excess income)Contoh :PT Yudha memperoleh laba bersih dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 :Tahun 2010LabaRp. 115.000.000,-Tahun 2011LabaRp. 103.000.000,-Tahun 2012Laba Rp. 103.000.000,-Tahun 2013Laba Rp. 140.000.000,-Tahun 2014LabaRp. 126.000.000,-Jumlah BersihRp. 587.000.000,-

Hitunglah Penghasilan bersih rata-rata per tahun: 1/5 X Rp.587 juta = Rp. 117.400.000 per tahun. Estimasi penghasilan setiap tahun Rp. 120.000.000,-Pada tanggal 1 Januari 2015 aset perusahaan (Tidak termasuk goodwill) sebesar Rp. 1.050.000.000,- dan hutang Rp. 110.000.000,-Hitunglah Goodwill dengan metode kapitalisasi penghasilan bersih rata-rata, tarif atas hasil yang diharapkan dari investasi10% . Dan kelebihan penghasilan yang akan dikapitalisasi 25%Metode Kapitalisasi Penghasilan Bersih Rata-Rata:Jumlah yang dibayar (Rp.120.000.000 X 100/10) = Rp. 1.200.000.000Nilai bersih aset (Rp.1.050.000.000- Rp.110.000.000) = Rp. 940.000.000 (-)GOODWILL Rp. 260.000.000 ============

Kapitalisasi kelebihan Penghasilan rata-rataEstimasi penghasilan yang akan datangRp. 1.200.000.000Nilai bersih asetRp. 940.000.000 (-)Kelebihan penghasilanRp. 260.000.000

Proyeksi hasil investasi : 10% x260.000.000Rp. 26.000.000

Goodwill = 100/25 X Rp. 26.000.000 =Rp. 104.000.000=============Biaya yang ditangguhkan (Deffered Cost)Dikategorikan sebagai aset takberwujud, jika aset takberwujud lainnya mempunyai nilai berupa hak, maka pada biaya yang ditangguhkan ini memperoleh nilai karena adanya pembayaran di muka yang biasanya menyangkut masa yang lama, maka setiap tahun harus dilakukan amortisasi, contohnya : biaya pendirian.Jika biaya pendirian memberikan manfaat selama perusahaan berdiri , maka biaya pendirian setelah dikapitalisasi tidak diamortisasikan sehingga tampak terus menerus di neraca Jika sebaliknya biaya pendirian tidak memberi manfaat langsung akan diamortisasikan tergantung kebijakan perusahaan.

DEPLESIPembebanan biaya per periode atas hak pengelolaan sumber alam berupa penggalian atau pemanfaatannya disebut Deplesi.Deplesi pada prinsipnya dapat disamakan dengan penyusutan .Contoh penghitungan deplesi;PT. Makmur membayar tunai sebesar Rp. 1 M untuk mendapatkan hak pengelolaan sumber alam (Hak Penguasaan Hutan HPH). Total cadangan kayu yang berada pada lahan HPH tersebut 500 juta meter kubik.Selama tahun 2012 dapat dihasilkan 60 juta meter kubik.Tarif deplesi dihitung = 60 juta X 100% = 12% 500 jutaBiaya deplesi tahun 2012 = 12% X Rp. 1 M = Rp.120 juta

Dalam akuntansi komersial alokasi biaya peralihan sumber alam disebut deplesi, tetapi di perundang-undangan pajak tidak mengenal deplesi, jadi dimasukan sebagai amortisasi. Dengan demikian amortisasi setara dengan deplesiJurnal :TglAkunDebit (Rp)Kredit (Rp)Biaya Deplesi Akumulasi Deplesi120.000.000120.000.000AMORTISASISesuai PSAK 19 (Revisi 2010) Amortisasi yaitu :alokasi sistematis jumlah tersusutkan aset tak berwujud selama umur manfaatnya.Pada saat tertentu nilai aset tak berwujud akan habis.Oleh karena itu harga perolehan aset takberwujud harus diamortisasikan secara sistematis selama taksiran masa manfaat dan tidak boleh dibebankan seluruhnya pada periode perolehanPeriode amortisasi tidak boleh melebihi 20 tahun . Faktor2 yang dipertimbangkan menaksir masa manfaat :Ketentuan hukum, peraturan, perjanjian yang membatasi masa manfaat maksimumKemungkinan dapat diperbaharui/diperpanjang masa manfaat maksimum3Pengaruh keusangan, permintaan, persaingan, perubahan ekonomi dan teknologi yg mempengaruhi masa manfaatPrakiraan tidakan pesaing, pelaksana hukum yang membatasi keunggulan daya saingMasa manfaat yg tyidak terbatas dan tidak dapat ditaksir secara wajarKemungkinan aktiva tdk berwujut terdiri dari beberapa jenis/faktor yg mempunyai masa manfaat berbedaRumus Amortisasi (umumnya metode garis lurus) :

Biaya Amortisasi = % Tarif X Harga Perolehan Aset takberwujudNamun ada pengecualian apabila terdapat metode lain yang lebih sesuai dengan kondisi perusahaanContoh :PT Aman mengeluarkan seluruh biaya Rp300.000.000,00 untuk memperoleh hak paten yang dibayarnya tunai untuk masa manfaat 5 (lima) tahun. Dengan menggunakan metode garis lurus.Besarnya amortisasi setiap tahun = 1/5 x Rp 300 juta = Rp 60 juta. Berdasarkan data di atas, ayatjurnal yang disusun adalah sebagai berikut.1.Pada saat pembayaran.

TglAkunDebit (Rp)Kredit (Rp)Hak PatenKas dan Bank300.000.000300.000.0002. Pada saat pembebananTglAkunDebit (Rp)Kredit (Rp)Beban AmortisasiHak Paten60.000.00060.000.000AMORTISASI DALAM AKUNTANSI PAJAK

Seperti yang telah dilakukan pada asset tetap berwujud, bahwa nilai asset tetap berwujud dilakukan penyusutan. Sedangkan untuk aset tak berwujud dilakukan amortisasi. Pengertian asset takberwujud PSAK No.19 (Revisi 2010) adalah asset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Aset tersebut sebagai asset tidak lancar (noncurret asset) dan tidak berbentuk ini memberikan hak keekonomian dan hukum kepada pemiliknya. Termasuk dalam asset takberwujud seperti hak paten, hak merek, goodwill biaya pendirian, dan lain-lain.

Perlakuan akuntansi asset tak berwujud menyangkut masalah yang tidak berbeda dengan perlakuan akuntansi terhadap aset tetap. Kesulitan yang dihadapi dalam pemecahan masalah perlakuan akuntansi asset takberwujud pada umumnya karena sifat asset yang tidak ada wujud fisik berakibat bukti keberadaan kabur, termasuk kesulitan dalam penentuan nilai perolehan serta masa manfaat keekonomian.

Nilai asset takberwujud pada akhirnya akan habis pada saat tertentu, sehingga harga perolehan asset takberwujud harus diamortisasi secara sistematis selama taksiran masa manfaat dan tidak boleh dibebankan sekaligus pada periode perolehan.

PERIODE DAN METODE AMORTISASIKlasifikasi aset tak berwujud berdasarkan periode amortisasiAset tak berwujud dengan umur manfaat terbatasAmortisasi nya dialokasikan secara sistematis selama umur manfaat.Dimulai saat tersedia untuk digunakan dan akan berhenti pada waktu manakah yang lebih dahulu antara saat aset digolongkan sebagai yang dimiliki untuk dijual atau operasi yang dihentikan pengakuannya.Aset tak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatasTerhadap aset tak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas tidak diamortisasikan

Metode yang digunakan dalam amortisasi aset takberwujud menurut akuntansi pajak adalah :Metode garis lurus Metode saldo menurunKelompok Aset Tak berwujuddan Tarif Penyusutan (Pasal 11 A ayat (2) PPhKelompokHarta TidakBerwujudMasaManfaatTarif PenyusutanGaris LurusSaldomenurunKelompok 14 tahun25%50%Kelompok 28 tahun12,5%25%Kelompok 316 tahun6,25%12,5%Kelompok 420 tahun5%10%PENGELOMPOKAN ASET TAKBERWUJUD DAN TARIF AMORTISASIContoh : asset takberwujud masa manfaatnya sebenarnya 6 (enam) tahun, dapat menggunakan kelompok masa manfaat 4 (empat) tahun atau 8 (delapan) tahun. Demikian halnya apabila masa manfaat sebenarnya 5 (lima) tahun, maka menggunakan kelompok masa manfaat 4 (empat) tahun.Contoh:Untuk memperoleh hak paten perusahaan telah mengeluarkan, uang tunai sebesar Rp150.000.000,00. Masa manfaat hak paten tersebut 4 (empat) tahun.Penghitungan amortisasi setiap tahun dengan menggunakan metode garis lurus = 25% x Rp150.000.000,00 = Rp37.500.000,00. Penghitungan amortisasi setiap tahun dengan menggunakan metode saldo menurun = 50% x Rp150.000.000,00 = Rp75.000.000,00.

Pengelompokan aktiva dan masa manfaat dipilih oleh WP sesuai masa manfaat sebenarnya Jika masa manfaat tidak tercantum dalam kelompok masa manfaat yg ada, menggunakan masa manfaat yang terdekat Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal perusahaan dapat dibebankan pada tahun terjadinya pengeluaran atau diamortisasi tergantung pada lamanya masa manfaat. Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun akan dikapitalisasi dan kemudian diamortisasi sesuai dengan masa manfaat dan tarif diatas. Contohnya : Biaya studi kelayakan , biaya produksi percobaan., biaya ijin pendirian perusahaan Sedangkan untuk pengeluaran biaya pendirian yang memiliki masa manfaat kurang dari 1 tahun harus dibebankan sekaligus pada tahun berjalan dimana pengeluaran tersebut terjadi, contohnya biaya sebelum operasional yang sifatnya rutin seperti : biaya gaji, biaya rekening listrik, telepon tidak boleh dikapitalisasi tetapi harus dibebankan sekaligus pada tahun pengeluaran.Saat Amortisasi dan Amortisasi pada akhir masa manfaatSesuai akuntansi pajak bahwa Khusus untuk amortisasi aset takberwujud yang menggunakan metode amortisasinya metode saldo menurun, pada akhir masa manfaat, aset takberwujud akan diamortisasi sekaligus. Ketentuan KhususAset TakBerwujudMetode Amortisasi1. Biaya pendirian dan perluasan modalDibebankan pada tahun terjadinya pengeluaranAtau diamortisasi sesuai ps 11 A ayat (2)2. Hak dibidang penambangan minyak dan gas bumi, yg mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahunMetode satuan produksi3. Hak penambangan selain yang dimaksud penambangan migas, hak pengusahaan hutan, dan hak pengusahaan sumber alam serta hasil alam lainnya, yg mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahunMetode satuan produksipaling tinggi 20% setahun4. Biaya Pra operasi yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahunamortisasi sesuai ps 11 Aayat (2) 5. Goodwill yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahunamortisasi sesuai ps 11 Aayat (2)

Selain disebut di atas, amortisasi dihitung Sesuai ketentuan pasal 11 A ayat (2) UU PPhContoh 1. Biaya PendirianPT. Baruna yang baru berdiri tahun 2015 telah mengeluarkan biaya izin pengurusan pendirian perusahaan sebesar Rp. 50 juta, biaya tersebut diperlakukan sebagai aset lainnya dan masa manfaat biaya tsb diperkirakan selama 4 tahun dan diamortisasi dengan metode garis lurus,maka :Amortisasi per tahun = 50.000.000 : 4 = Rp. 12.500.000Jurnalnya :

TglAkunDebit (Rp)Kredit (Rp)Aset Lainnya Kas

Beban Amortisasi Aset Lainnya50.000.000

12.500.000

50.000.000

12.500.000Contoh 2. Amortisasi terhadap pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi dilakukan dengan mengunakan Metode Satuan ProduksiPT Abadi mengeluarkan biaya untuk memperoleh hak penambangan minyak dan gas bumi di suatu lokasi sebesar Rp800.000.000,00. Taksiran jumlah kandungan minyak sebesar 200.000.000 barel dan produksi sebenarnya adalah 50.000.000 barel. Tarif amortisasi = (50.000.000/1200.000.000) x 100% = 25%Amortisasi tahun l = 25% x Rp800.000.000,00 = Rp200.000.000,00 Asumsi Produksi sebenarnya tahun II sebesar 75.000.000 barelTarif amortisasi = (75.000.000/200.000.000) x 100% = 37,5%Tarif amortisasi Thn II = 37,5% x Rp800.000.000,00 = Rp300.000.000,00

Contoh 3. Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun selain minyak dan gas bumi, hak penguasaan hutan dan hak penguasaan sumber alam, serta hasil alam lainnya, seperti hak pengusahaan hasil laut, satuanproduksi dengan jumlah paling tinggi 20% (dua puluh persen) setahun.Contoh:Pengeluaranuntuk memperoleh hak penguasaan hutan sebesar Rp800.000.000,00. Potensi hutan tersebut 10.000.000 ton kayu.Produksi sebenarnya Tahun I = 1.000.000 tonTarif amortisasi = (1.000.000/10.000.000) x 100%= 10%Amortisasi = 10% x Rp800.000.000,00 = Rp80.000.000,00Apabila produksi sebenarnya Tahun II sebesar3.000.000 ton atau 30% potensi tersedia maka : Amortisasi tahun tersebut 20% x Rp800.000.000,00 = Rp160.000.000,00

Contoh 4. Amortisasi atas pengeluaran yang dilakukan operasi komersial mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun. Terhadap pengeluaran tersebut harus dikapitalisasi terlebih dahulu. Pengertian biaya-biaya adalah yang dikeluarkan sebelum operasi komersial, sebagai contoh biaya studi kelayakan dan biaya produksi percobaan tetapi tidak termasuk biaya operasional rutin (gaji pegawai, rekening listrik, dan sebagainya). Biaya rutin ini akan dibebankan sekaligus pada tahun pengeluaran.

Contoh PT. UMB berdiri pada tahun 2015 dan telah mengeluarkan biaya pra-operasi sebesar Rp.40 juta Oleh perusahaan biaya pra operasi ini dikapitalisasi dan dicatat sebagai aset lainnya dengan estimasi masa manfaat 10 tahun, dengan metode garis lurus, maka : amortisasi pertahun = 40.000.000 : 10 = Rp. 4.000.000,-Jurnal :TglAkunDebit (Rp)Kredit (Rp)Aset Lainnya KasBeban AmortisasiAset Lainnya40.000.000

4.000.000

40.000.000

4.000.000Menurut Pajak, biaya pra-operasi tersebut akan diamortisasikan dengan menggunakan masa manfaat 8 tahun (masa manfaat yang terdekat dengan 10 tahun) sesuai aset tak berwujud Kelompok 2.Jumlah amortisasi = 40.000.000 : 8 = Rp.5.000.000

Perbedaan pencatatan amortisasi menurut komersial dan fiskal sebesar Rp.1 juta akan dilakukan koreksi negatif pada laporan rekonsiliasi fiskal akhir tahun.Pengalihan Hak Aset Tak BerwujudApabila terjadi pengalihan hak aset takberwujud sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11A ayat 1, ayat 4, ayat 5 UU Pajak Penghasilan, yaitu sbb :Pengeluaran untuk memperoleh aset takberwujud dan pengeluaran lainnya termasuk biaya pepanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun yang digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.Pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi.Pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain yang dimaksud pada butir 2, hak penguasaan hutan dan hak penguasaan sumber alam, serta hasol alam lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.Jika terjadi pengalihan hak aset tak berwujud , maka : Nilai sisa buku harta atau hak-hak tersebut dibebankan sebagai kerugianJumlah yang diterima sebagai penggantian merupakan penghasilan pada tahun terjadinya pengalihan tersebutContoh PT.Daya mengeluarkan biaya untuk memperoleh hak penambangan minyak dan gas bumi di suatu lokasi sebesar Rp.600.000.000. Taksiran jumlah kandungan minyak di daerah tersebut adalah sebanyak 200.000.000 (dua ratus juta) barel. Setelah produksi minyak dan gas bumi mencapai 100.000.000 (seratus juta) barel, PT. Daya menjual hak penambangan tersebut kepada pihak lain dengan harga Rp. 400.000.000.Penghitungan dan kerugian dari penjualan hak tersebut adalah sbb:

Harga PerolehanAmortisasi yang telah dilakukan100.000.000 X 100% X Rp.600.000.000 =200.000.000Rp.

Rp.600.000.000

300.000.000Nilai Sisa Buku Rp.300.000.000Harga JualRp.400.000.000Dengan demikian jumlah nilai sisa buku sebesar Rp.300.000.000 dibebankan sebagai kerugian dan jumlah sebesar Rp.400.000.000 dibukukan sebagai penghasilan pada tahun terjadinya pengalihan tersebut.Identifikasi Kegiatan Riset dan PengembanganBiaya Riset dan Pengembangan (Research dan development cost) PSAK Np. 19,Menjadi 2 tahapan, yaitu :Tahapan penelitian atau tahap risetTahap pengembanganI. Tahapan penelitian atau tahap riset yaitu : penelitian asli terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baruPada tahap penelitian ini entitas tidak mengakui aset takberwujud yang timbul.Pengeluaran untuk penelitian diakui sebagai beban saat terjadinyaContoh tahap penelitian :1. Kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan baru2. Pencarian, evaluasi dan seleksi final untuk penerapan atas penemuan penelitian.3. Pencarian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem atau jasa4. Perumusan, desain, evaluasi dan seleksi final berbagai kemungkinan alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem atau jasa yang baru atau yang diperbaiki.II. Tahap pengembanganyaitu penerapan temuan penelitian atau pengetahuan lain pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, sistem atau jasa baru yang mengalami perbaikan substansial sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian`

Diakui sebagai aset takberwujud, jika dan hanya jika, entitas dapat menunjukan (paragraf 56 PSAK 19) yaitu :kelayakan teknis penyelesaian aset tak berwujud sehingga aset tersebut dapat digunakan atau dijualNiat untuk menyelesaikan aset takberwujud tersebut dan menggunakannya atau menjualnyaKemampuan untuk menggunakan atau menjual aset takberwujud tsb.Bagaimana aset takberwujud akan menghasilkan kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan.Tersedianya kecukupan sumber daya teknis, keuangan dan sumber daya lain untuk menyelesaikan pengembangan aset tak berwujud dan untuk menggunakan atau menjual aset tsb.Kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang terkait dengan aset takberwujud selama pengembangannya.Contoh-contoh pengembangan :desain, konstruksi, serta pengujian purwarupa dan model sebelum produksi atau sebelum digunakanDesain, konstruksi dan pengujian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem atau jasa yang baru atau diperbaiki,Desain peralatan, konstruksi, jig, cetakan dan pewarnaan yang melibatkan teknologi baruDesain, konstruksi dan operasi pabrik percontohan yang skalanya tidak ekonomis untuk produksi komersial.PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN :Entitas harus memilih pengukuran, sebagai kebijakan akuntansinya, yaitu antara: Model biaya atau Model revaluasi . 1. Model BiayaSetelah dilakukan pengakuan awal, suatu aset takberwujud harus dicatat pada biaya perolehannya dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.2. Model RevaluasiSetelah pengakuan awal, suatu aset tak berwujud harus dicatat pada jumlah revaluasinya, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi amortisasi selanjutnya dan akumulasi rugi penurunan nilai aset selanjutnya. Untuk tujuan revaluasi sesuai PSAK No.19,bahwa nilai wajar harus ditentukan dengan menggunakan referensi dari pasar aktif.

Pasar aktif, yaitu :a. asetyang diperdagangkan bersifat homogenb. pembeli dan penjual yang bertransaksi biasanya dapat ditemui setiap saat.c. harga tesedia untuk publik.

Revaluasi harus dilakukan secara rutin pada setiap akhir periode pelaporan sehingga jumlah tercatat tsb tidak memiliki perbedaan yang material dengan nilai wajarnya.Saat AmortisasiBanyak fakor yang dipertimbangkan dalam menetapkan umur manfaat aset takberwujud sebagaimana diatur paragraph 90 yang menyatakan termasuk:harapan secara efisien oleh tim manajemen lain; tipe siklus hidup produk untuk aset dan informasi umum mengenai estimasi umur manfaat dari aset serupa yang digunakan untuk keperluan yang serupa. jenis teknis, teknologi, komersial, atau jenis lain dari keusangan. stabilitas industri di mana aset beroperasi dan perubahan permintaan pasar atau produk atau jasa yang dihasilkan aset tersebut;perkiraan atas tindakan kompetitor atau kompetitor potensial; tingkat pengeluaran perawatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan manfaat ekonomi masa depan aset serta kemampuan dan maksud entitas untuk mencapai tingkat tersebut;periode pengendalian aset dan batasan hukum atau batasan serupa dalam pemanfaatan aset, seperti masa berlaku sewa yang terkait; danapakah umur manfaat aset bergantung pada umur manfaat aset lain entitas.

Saat AmortisasiUmur Manfaat Aset Tak berwujudKOMERSIALMetode amortisasi menggambarkan pola konsumsi entitas atas manfaat ekonomi masa depan yang diharapkanAmortisasi dimulai saat produk atau proses tersedia untuk dijual atau digunakanSaat amortisasi pengaturannya sesuai ketentuan Pasal 11 A ayat (1a) bahwa:Amortisasi dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk bidang usaha tertentu yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri KeuanganP A J A KAkuntansi Pajak Biaya Penelitian dan PengembanganSecara khusus akuntansi pajak tidak mengatur pencatatan biaya penelitian dan pengembangan.Mengacu pada Pasal 6 ayat 1 huruf f UU PPH bahwa :Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia dapat dibebankan sebagai biaya dalam rangka menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak, dalam jumlah yang wajar.

SELESAI DAN TERIMA KASIH