1 A. PERKEMBANGAN MAKRO A.1. Perkembangan Pangsa, Pertumbuhan dan Kontribusi Terhadap Pertumbuhan PDB Kinerja kategori lapangan usaha Konstruksi terus mengalami peningkatan dan memberikan kontribusi signifikan pada kinerja perekonomian secara keseluruhan. Mengacu pada klasifikasi Produk Domestik Bruto (PDB) tahun dasar 2010, kategori lapangan usaha Konstruksi mencakup: (1) kegiatan konstruksi umum berbagai macam gedung/bangunan, termasuk pembangunan baru, perbaikan gedung, penambahan dan renovasi bangunan, serta pendirian bangunan atau struktur prafabrikasi pada lokasi dan konstruksi yang bersifat sementara; (2) kegiatan konstruksi umum bangunan sipil, baik bangunan baru, perbaikan bangunan, penambahan bangunan dan perubahan bangunan, pendirian bangunan/struktur prafabrikasi pada lokasi dan kostruksi yang bersifat sementara; dan (3) kegiatan konstruksi khusus (berhubungan dengan keahlian khusus) pada satu aspek struktur yang membutuhkan peralatan atau keterampilan khusus antara lain instalasi pipa ledeng, pemanas/pendingin ruangan, sistem alarm, sistem listrik dll. Grafik 1. Nilai PDB dan Pangsa Kategori Lapangan Usaha Konstruksi thd Total PDB Grafik 2. Pertumbuhan dan Kontribusi terhadap Pertumbuhan Tahunan Kategori Lapangan Usaha Konstruksi Sumber : BPS, diolah Berdasarkan data Produk Domestik Bruto (PDB), dalam kurun waktu 7 tahun terakhir (2011 - 2017), kategori lapangan usaha Konstruksi memiliki pangsa yang cukup besar terhadap struktur PDB Indonesia, yaitu secara rata-rata sebesar 9,82%, atau berada di urutan ke-4 dalam struktur perekonomian Indonesia 1 . Pangsa kategori lapangan usaha Konstruksi memiliki kecenderungan terus 1 Ranking 3 (tiga) kategori lapangan usaha dengan porsi rata-rata terbesar dalam struktur perekonomian Indonesia berturut-turut: Industri Pengolahan (21,13%), Pertanian, Kehutanan & Perikanan (13,45%) dan Perdagangan Besar & Eceran, Dan Reparasi Mobil & Motor (13,30%). ASESMEN SEKTORAL SEMESTER I-2018 Kategori Lapangan Usaha Konstruksi
20
Embed
ASESMEN SEKTORAL SEMESTER I-2018 Kategori Lapangan Usaha ... fileMengacu pada klasifikasi Produk Domestik Bruto (PDB) tahun dasar 2010, kategori lapangan usaha Konstruksi mencakup:
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
A. PERKEMBANGAN MAKRO
A.1. Perkembangan Pangsa, Pertumbuhan dan Kontribusi Terhadap Pertumbuhan PDB
Kinerja kategori lapangan usaha Konstruksi terus mengalami peningkatan dan memberikan
kontribusi signifikan pada kinerja perekonomian secara keseluruhan.
Mengacu pada klasifikasi Produk Domestik Bruto (PDB) tahun dasar 2010, kategori lapangan
usaha Konstruksi mencakup: (1) kegiatan konstruksi umum berbagai macam gedung/bangunan,
termasuk pembangunan baru, perbaikan gedung, penambahan dan renovasi bangunan, serta
pendirian bangunan atau struktur prafabrikasi pada lokasi dan konstruksi yang bersifat sementara;
(2) kegiatan konstruksi umum bangunan sipil, baik bangunan baru, perbaikan bangunan,
penambahan bangunan dan perubahan bangunan, pendirian bangunan/struktur prafabrikasi pada
lokasi dan kostruksi yang bersifat sementara; dan (3) kegiatan konstruksi khusus (berhubungan
dengan keahlian khusus) pada satu aspek struktur yang membutuhkan peralatan atau keterampilan
khusus antara lain instalasi pipa ledeng, pemanas/pendingin ruangan, sistem alarm, sistem listrik dll.
Grafik 1. Nilai PDB dan Pangsa Kategori
Lapangan Usaha Konstruksi thd Total PDB
Grafik 2. Pertumbuhan dan Kontribusi terhadap
Pertumbuhan Tahunan Kategori Lapangan Usaha
Konstruksi
Sumber : BPS, diolah
Berdasarkan data Produk Domestik Bruto (PDB), dalam kurun waktu 7 tahun terakhir (2011 -
2017), kategori lapangan usaha Konstruksi memiliki pangsa yang cukup besar terhadap struktur PDB
Indonesia, yaitu secara rata-rata sebesar 9,82%, atau berada di urutan ke-4 dalam struktur
perekonomian Indonesia1. Pangsa kategori lapangan usaha Konstruksi memiliki kecenderungan terus
1 Ranking 3 (tiga) kategori lapangan usaha dengan porsi rata-rata terbesar dalam struktur perekonomian Indonesia berturut-turut: Industri
Pengolahan (21,13%), Pertanian, Kehutanan & Perikanan (13,45%) dan Perdagangan Besar & Eceran, Dan Reparasi Mobil & Motor
(13,30%).
ASESMEN SEKTORAL SEMESTER I-2018
Kategori Lapangan Usaha Konstruksi
2
meningkat. Pada triwulan I-2018, pangsa kategori lapangan usaha Konstruksi terhadap
perekonomian nasional sebesar 10,49%, lebih tinggi dibandingkan pangsa rata-rata selama periode
2011 2017 (Grafik 1).
Dari sisi pertumbuhan, rata-rata pertumbuhan kategori lapangan usaha Konstruksi selama
periode 2011-2017 tercatat sebesar 6,72% per tahun. Pada tahun 2017, kategori lapangan usaha
Konstruksi mencatat pertumbuhan sebesar 6,79% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 5,22% (yoy)
pada tahun sebelumnya dan rata-rata pertumbuhan selama periode 2011 2017 (Grafik 2).
Peningkatan kinerja kategori Konstruksi berlanjut pada triwulan I-2018 dengan pertumbuhan
sebesar 7,35% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 5,96% (yoy) pertumbuhan pada triwulan yang sama
tahun 2017. BPS2 mencatat peningkatan kinerja kategori lapangan usaha Konstruksi pada triwulan
I-2018 didorong oleh pembangunan proyek-proyek konstruksi pemerintah dalam bentuk gedung,
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini
juga tercermin dari belanja pemerintah untuk konstruksi gedung, bangunan, jalan, irigasi dan
jaringan pada triwulan I-2018 meningkat 3,63% (yoy) dibandingkan triwulan I-2018.
Peningkatan kinerja kategori lapangan usaha Konstruksi juga sejalan dengan indikator
penggunaan semen. Penjualan semen pada tahun 2017 tercatat tumbuh 7,55% (yoy), meningkat
dibandingkan 1,12% (yoy) dan 1,83% (yoy) pada tahun 2016 dan 2016. Kinerja positif penjualan
semen berlanjut pada triwulan I-2018, dengan pertumbuhan sebesar 6,55% (yoy), atau lebih tinggi
dibandingkan 2,76% (yoy) pada triwulan yang sama tahun lalu (Grafik 3).
Meningkatnya pertumbuhan sektor konstruksi juga tercermin dari tingginya permintaan besi
baja dan aluminium. Pertumbuhan impor besi baja maupun aluminium meningkat pesat sejak tahun
2017, dengan mencatat pertumbuhan masing-masing sebesar 32,34% (yoy) dan 19,27% (yoy),
setelah pada tahun sebelumnya mengalami kontraksi 3,74% (yoy) dan 8,25% (yoy) (Grafik 4).
Grafik 3. Perkembangan Penjualan Semen Grafik 4. Pertumbuhan Impor Besi Baja dan
Aluminium (%,yoy)
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia, 2018
Sumber: Data Impor, Bank Indonesia, diolah
2 Workshop PDB Triwulan I-2018 BPS
58
.00
9
59
.91
0
61
.00
6
61
.68
9
66
.35
0
15
.72
2
5,53
3,28
1,83 1,12
7,55
6,55
-
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
2013 2014 2015 2016 2017 2018 Q1
Penjualan Semen Nasional Growth Penjualan Semen Nasional
(%, yoy)(ribu Ton)
3
Sejalan dengan kinerja pertumbuhan yang secara rata-rata meningkat, kontribusi kategori
lapangan usaha Konstruksi terhadap pertumbuhan ekonomi periode 2011 2017 tercatat sebesar
0,64% per tahun dengan kecenderungan meningkat. Dalam periode tersebut, kategori lapangan
usaha Konstruksi berada pada urutan ke-3 pemberi sumbangan rata-rata tertinggi terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia, setelah kategori lapangan usaha Industri Pengolahan dan
Perdagangan Besar & Eceran, dan Reparasi Mobil & Motor dengan kontribusi rata-rata sebesar
1,05% dan 0,70% per tahun. Pada tahun 2017, kontribusi kategori lapangan usaha Konstruksi
terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 0,67%, atau lebih tinggi dibandingkan 0,57%
kontribusi pada tahun 2016 dan rata-rata kontribusi sepanjang periode 2011 2017. Pada triwulan
I-2018 kategori lapangan usaha Konstruksi memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi
sebesar 0,72%, lebih tinggi dibandingkan 0,58% kontribusi pada periode yang sama tahun 2017
(Grafik 2).
A.2. Struktur Output dan Permintaan
Struktur output kategori lapangan usaha Konstruksi didominasi produk Bangunan (tempat tinggal
dan bukan tempat tinggal) dan produk Jalan, Jembatan dan Pelabuhan. Dari sisi alokasi produk,
sebagian besar output kategori lapangan usaha Konstruksi dipergunakan untuk memenuhi
permintaan akhir dalam bentuk Invesati/Pembentukan Modal Tetap Bruto.
Mengacu pada Tabel Input Output (IO) Indonesia 2010 Klasifikasi 185 produk, cakupan produk
yang berada pada kategori lapangan usaha Konstruksi meliputi: Bangunan Tempat Tinggal & Bukan
Tempat Tinggal (149); Bangunan & Instalasi Listrik, Gas, Air Minum & Komunikasi (150); Prasarana
Pertanian (151); Jalan, Jembatan & Pelabuhan (152) dan Bangunan Lainnya (153).
Berdasarkan pangsa produk terhadap output kategori lapangan usaha Konstruksi (Tabel 1),
diketahui bahwa struktur kategori lapangan usaha Konstruksi terutama terdiri dari produk Bangunan
Tempat Tinggal & Bukan Tempat Tinggal dengan pangsa sebesar 33,64% terhadap total output
Konstruksi, atau sebesar 4,43% terhadap total output nasional. Produk lapangan usaha Konstruksi
dengan pangsa paling tinggi selanjutnya berasal dari produk Jalan, Jembatan & Pelabuhan sebesar
31,26%, atau sebesar 4,11% terhadap output nasional.
Dilihat berdasarkan struktur permintaan (alokasi produk), sebagian besar output kategori
lapangan usaha Konstruksi dipergunakan untuk memenuhi permintaan akhir dalam bentuk
Pembentukan Modal Tetap Bruto/PMTB, dan hanya sebagian kecil yang dipergunakan untuk
memenuhi permintaan antara, atau sebagai input dalam proses pengolahan lebih lanjut (Tabel 1).
4
Tabel 1. Struktur Output dan Permintaan Kategori Lapangan Usaha Konstruksi
Sumber: Tabel Input Output 2010, BPS, diolah
B. KETERKAITAN DENGAN SEKTOR LAIN
Berdasarkan analisis linkage dengan menggunakan Tabel Input Output (IO) Indonesia 2010
Klasifikasi 185 produk, diketahui bahwa produk-produk kategori lapangan usaha Konstruksi memiliki
keterkaitan yang besar dengan produk-produk lainnya, terutama keterkaitan ke belakang (backward
linkage). Hal ini sebagaimana terindikasi dari nilai backward linkage seluruh produk yang lebih besar
dibandingkan nilai rata-rata backward linkage dari 185 kategori produk. Tingginya nilai backward
linkage yang dimiliki oleh seluruh produk pada kategori lapangan usaha Konstruksi ini
mengindikasikan keterkaitan yang tinggi terhadap sektor-sektor lain yang merupakan pemasok input
bagi kategori lapangan usaha Konstruksi. Berdasarkan rincian produk, backward linkage paling tinggi
dimiliki oleh produk Bangunan Lainnya dan Bangunan & Instalasi Listrik, Gas, Air Minum &
Komunikasi masing-masing sebesar 2,41 dan 2,38, lebih tinggi dari 1,95 yang merupakan rata-rata
backward linkage 185 produk. Nilai backward linkage sebesar 2,41 dan 2,38 mengindikasikan bahwa
setiap pertumbuhan 1 unit pada produk Bangunan Lainnya dan Bangunan & Instalasi Listrik, Gas, Air
Minum & Komunikasi, akan membutuhkan pasokan input dari produk lainnya secara rata-rata
sebesar 2,41 dan 2,38 unit.
Selain keterkaitan ke belakang, produk kategori lapangan usaha Konstruksi juga memiliki
keterkaitan ke depan (forward linkage) sebagai pendorong peningkatan output di sektor/produk
lainnya dalam derajat yang cukup tinggi. Berdasarkan rincian produk, forward linkage paling tinggi
dimiliki oleh produk Bangunan & Instalasi Listrik, Gas, Air Minum & Komunikasi sebesar 2,69 dan
diikuti oleh produk Prasarana Pertanian sebesar 1,98. Nilai forward linkage sebesar 2,69 dan 1,98
mengindikasikan bahwa setiap pertumbuhan 1 unit pada produk Bangunan & Instalasi Listrik, Gas,
Air Minum & Komunikasi dan produk Prasarana Pertanian akan menyebabkan pertumbuhan produk
lain sebagai pengguna output yang dihasilkan secara rata-rata sebesar 2,69 dan 1,98 unit.
Bangunan Tempat Tinggal & Bukan Tempat Tinggal 4.43 33.64 8.36 0.00 95.77 3.70 0.53
Bangunan & Instalasi Listrik, Gas, Air Minum & Komunikasi 2.46 18.73 18.19 0.00 99.82 0.00 0.18