A A s s a a l l - - u u s s u u l l b b e e r r k k e e m m b b a a n n g g n n y y a a C C a a b b a a n n g g - - C C a a b b a a n n g g T T h h a a r r i i q q a a t t Dikutip dan diteruskan dari mail list suaraSUARA dengan sedikit editing dan seizin Mas Yos Wiyoso Hadi, penulis buku Catatan Harian Membuka Hati.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Dikutip dan diteruskan dari mail list suaraSUARA dengan sedikit editing dan seizin Mas Yos Wiyoso Hadi, penulis buku Catatan Harian Membuka Hati.
Bismillahir Rahmaanir Rahiim
Wa a'laykum salam wr.wb.,
Sahabat-Sahabat seperjuangan SuaraHati suaraSUARA , yang saya banggakan dan sayangi semua,
Sebenarnya di grup ini ada banyak pakar agama mulai KH dari NU, Muhammadiyah, Ustadz-Ustadz, Prof-Prof. Dr. di bidang agama, hingga 2 (dua) Mantan Menteri Agama RI zaman Pak Harto juga berkenan bergabung di mail list ini yang mungkin jawaban-jawaban beliau akan lebih bijak dan tepat. Tapi karena ditanyakan kepada saya, maka sebatas pengetahuan dan keyakinan pribadi, 'insya Allah segala amal ibadah kita meskipun kita bukan anggota atau pelaku tarekat tertentu tetap diterima Allah Swt. Ukuran diterima amal ibadah kita bukan ditentukan oleh keikutsertaan kita dalam suatu tarekat atau tidak, tapi dari tingkat Keilmuan dan Keikhlasan kita dalam beramal ibadah. Dan andai pun ilmu kita masih kurang dan belum ikhlas betul saat beramal ibadah, selama amal ibadah itu diniatkan untuk kebaikan 'insya Allah tetap diterima di sisi Allah. Rahmat Pengertian dan Kasih Allah melampaui dan mendahului segala Hukuman-Nya. Dan yang paling utama apakah diterima atau tidaknya amal-ibadah, melebihi alasan apapun, adalah tergantung dari niat kita.
Banyak syaikh-syaikh thariqat telah mendefinisikan makna thariqat, tapi kalau bagi saya pribadi, dalam konteks praktis kekinian maka Thariqat BUKAN SYARAT untuk diterima atau tidaknya amal-ibadah melainkan Sarana agar seseorang dapat menikmati dan menerima manfaat dan keberkahan secara optimal dari hasil maupun selama menjalani seluruh proses amal-ibadahnya. Semakin berilmu dan ikhlas seseorang dalam ber-thariqat maka semakin banyak manfaat dan keberkahan yang ia terima dan nikmati selama dan sesudah dari akibat menjalani amal-ibadahnya itu.
Thariqatnya Nabi saw., atau Metode/Cara Melakukan amal-ibadahnya Nabi Muhammad saw. semasa hidup beliau bersifat 'Ihsan ('Ihsaniyyah). Yaitu beramal ibadah seolah-olah melihat bahwa Allah melihat kita dan kalaupun kita tak dapat melihat yakinilah bahwa Allah pasti melihat kita. Nah, thariqat 'ihsaniyyah (baca: bersifat 'Ihsan) Nabi saw. ini yang berusaha terus dielaborasi dan dikembangkan oleh para Sahabat, Tabi'in dan Generasi-Generasi sesudahnya agar lebih sesuai dengan kondisi umat pada zamannya dan karakteristik masyarakat bangsanya masing-masing. Sehingga lahirlah berbagai aliran thariqat yang tujuan awalnya sesungguhnya adalah agar orang-orang dapat beramal-ibadah secara 'ihsan seperti keihsanan Baginda Nabi saw. dalam beramal-ibadah dan melakukan aktivitas sehari-hari. Berkembangnya banyak aliran thariqat adalah suatu hal yang sangat alami sebagaimana pula munculnya madzhab-madzhab, dan berkembangnya terus ilmu Fiqih dan metode dakwah sesuai kondisi umat pada zamannya dan karakteristik masyarakat bangsanya masing-masing. Lalu thariqat mana yang paling mendekati secara syar'i, hakikat dan ma'rifatullah dengan thariqat 'ihsaniyyah (baca: Jalan Beramal Ibadah secara 'Ihsan) Nabi Muhammad saw.? Itu mesti para pembaca telaah, pertimbangkan dan putuskan sendiri, saya hanya memberikan daftar "alternatif" 41 thariqat dan link sekadarnya yang terkait agar semoga bagi pembaca yang tertarik menyelami dunia thariqat tidak menyelami dalam perspektif yang sempit, satu arah, ataupun taklid buta tapi HOLISTIK. Bagi yang sudah mantap dengan pilihan thariqatnya yang sekarang ya alhamdulillah, anggap saja list 41 thariqat itu sebagai memperkaya khazanah horizon sejarah perkembangan thariqat sedunia.
Saya pribadi sebagaimana sudah saya tegaskan bukan anggota organisasi thariqat manapun, tapi tak dipungkiri bahwa guru-guru saya ada yang berasal dari 41 tarekat tersebut. Ibaratnya guru agama saya sewaktu di Jerman dulu beragama Kristen dan sangat baik, taat, tegas-disiplin sekali beliau, tapi karena guru agama saya beragama Kristen tidak lantas berarti agama saya juga Kristen khan? Banyak tokoh-tokoh besar muslim sangat berpengaruh dalam sejarah dunia memiliki atau minimal belajar kepada para guru-guru tarekat, seperti Ibn Sina, Ibn Rusyd, Al-Ghazali, dan pahlawan legendaris Umar Mukhtar, sang Singa Padang Pasir pun memiliki guru tarekat yaitu Syaikh Muhammad al-Sanusi qs., pendiri gerakan tarekat Muhammadiyyah Sanusiyyah itu. Tak hanya di Libya, tapi banyak negara-negara dan wilayah di Maghribi, Afrika Utara, Timur Tengah, Euroasia,
India, hingga Asia Tengah bisa terbebas dari kolonialisme dan imperialisme berkat gerakan-gerakan tarekat semacam tarekat Muhammadiyyah Sanusiyyah di Libya itu. Demikian pula islam yang masuk dan berhasil diterima oleh penduduk nusantara pada masa awal-awal perkembangan dakwah islam di tanah jawa, sumatera, kalimantan, sulawesi dan sekitarnya adalah islam yang dibawa oleh guru-guru tarekat yang berasal dari India, Yaman, ulama-ulama Asia Tengah, negeri Campa, Cina, maupun ekspedisi ulama-ulama tarekat Maghribi (Afrika Utara) atas biaya kesultanan 'Utsmaniyah turki. Maka tak mengherankan jika wajah Islam nusantara yang terbentuk adalah Islam multikultural. Demikian pula orang-orang barat dari Eropa, Amerika hingga Australia banyak sekali yang tertarik atau minimal menjadi simpati tidak takut terhadap islam setelah mengenal islam dari sumber-sumber atau guru-guru thariqat.
Kembali kepada awal tulisan, Thariqat BUKAN SYARAT untuk diterima atau tidaknya amal-ibadah melainkan bertujuan agar orang-orang dapat beramal-ibadah secara 'ihsan ('ihsaniyyah) seperti keihsanan Baginda Nabi saw dalam beramal-ibadah dan melakukan aktivitas sehari-hari dan sekaligus Sarana agar dapat menikmati dan menerima manfaat dan keberkahan secara optimal dari hasil dan selama menjalani seluruh proses amal-ibadahnya. Atau dalam ungkapan para mursyid dari tarekatnya Syaikh Abul Hasan asy-Syadzily qs. berkata: "Syari'ah memperkokoh dan menambah nikmat dari ber-Islam, Aqidah memperkokoh dan menambah nikmat dari ber-Iman, sedangkan Thariqat memperkokoh dan menambah nikmat dari ber-'Ihsan sebagaimana Islam, Iman dan 'Ihsan-nya Baginda Nabi Muhammad saw." Dan selebihnya Allah Yang Paling Maha Mengetahui.
" Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaanNya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, (sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim). Dan demikianlah telah Kami uji sebagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah
kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya) ?" Apabila orang-orang yang percaya kepada ayat-ayat Kami itu (terlepas apapun madzhab, thariqat atau non-thariqat, ataupun agama mereka) datang kepadamu, maka katakanlah: "Salamun a'laykum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya Kasih Sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Paling Maha Pengampun lagi Paling Maha Penyayang. Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Qur'an (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa." ( QS. Al-An'aam, ayat ke-52 sd ke-55 )
amiin
--- Pada Jum, 13/5/11, Achmad Poernomo menulis:
Assww Mas Yos, terima kasih atas beberapa postingan ttg thariqat. Saya punya pertanyaan sederhana: Kalau seseorang sudah menjalankan semua perintah agama, dan menjauhi larangan agama, semuanya karena Allah namun ia tdk menjalankan praktik2 thariqot, jangankan yg muktabaroh, yang ghairu muktabaroh pun tidak, apakah amalannya diterima Allah? Apakah Rasul menjalankan praktik2 thariqot? Wassalam A poernomo djarnawi
From: Yos Wiyoso Hadi
BismillahirRahmaanirRahiim
Dear All,
Ada beberapa ulama thariqat, yang hemat saya, juga perlu diketahui sekilas riwayat dan karya-karyanya karena turut andil dalam meletakkan dasar-dasar prinsip thariqat untuk perkembangan thariqat-thariqat sesudahnya, yaitu beliau-beliau adalah :
1. Bisyr al-Hafi (767 di Merv, meninggal 840 di Bagdad) adalah guru tarekatnya Imam Ahmad Hanbali ra, pendiri madzhab Hanbali
5. Abu Sulayman Ibn Athiyya al-Darani (hidup semasa al-Harawi), yang mengajarkan tentang pentingnya menjaga waktu (Waqt) agar selalu dalam penjagaan atau kesadaran spiritual ilahiah
7. Sultan al-'ulama' 'Izz al-Din 'Abdul Salam al-Sulami (w. 660/1282)
http://www.sunnah.org/history/Scholars/al-Izz.htm
Dari 7 orang di atas ada lima yang bukan hanya mengajarkan teori thariqat tapi juga mendakwahkan metode thariqatnya dalam amalan-amalan sehingga diamalkan juga oleh masyarakat dan pengikutnya, yaitu :
1. Al-Qasim bin 'Utsman al-Ju'i
2. Abu Isma'il 'Abdullah al-Harawi al-Anshari
3. Abu Sulayman Athiyya al-Darani
4. Sidi Abul Hajjaj al-Uqsuri
5. Sultan 'al-ulama' 'Izz al-Din Abdul Salam al-Sulami
Sehingga metode thariqat khas beliau-beliau dapat disebut:
1. Ju'iyyah (Ju'i artinya: Yang lapar/berpuasa agar dapat menerima pemahaman spiritual ilahiah)
Dan selanjutnya memperbaiki daftar 41 Thariqah versi saya, wh, sebelumnya, dengan memasukkan 5 Thariqat tersebut di atas mengeluarkan 5 thariqat yang berkembang belakangan dan yang sebenarnya masih merupakan perkembangan ataupun cabang dari thariqat sebelumnya yang sudah ada, yaitu tarekat:
1. Aydarusiyyah (abad ke-16)
2. Ghawtsiyyah (abad ke-16)
3. Dajaniyyah (abad ke-16)
4. 'Urabiyyah (abad ke-16)
5. Haddadiyyah (abad ke-18)
Sehingga kesemua 41 thariqat beserta nama perintisnya yang diurut berdasarkan masa hidup perintisnya, versi wh terbaru adalah sbb :
"Jika mereka itu berjalan di atas jalan yang tepat (bertarekat), niscaya kami akan curahkan kepada mereka air (kehidupan) yang segar (sangat bermanfaat bagi kehidupannya)." ( QS. Al-Jiin, ayat ke-16 )
amiin
--- Pada Rab, 11/5/11, Yos W. Hadi menulis:
BismillahirRahmaanirRahiim
Amin alhamdulillah Mas Iman, 'insya Allah sesama pejalan, mari selalu saling membantu dan mendoakan. Sekedar tambahan sedikit, di samping daftar 41 tarekat induk versi Syaikh Muhammad ibn 'Ali as-Sanusi qs. yang berlaku umum, ada lagi versi wiyoso hadi (yang bukan syaikh, hehehe). Dalam versi wh, pada prinsipnya sama, namun tidak memasukan 6 thariqat yang ada dalam daftarnya Syaikh Muhammad ibn 'Ali as-Sanusi qs. yaitu:
1. Muhammadiyyah-Sanusiyyah
2. 'Uwaysiyyah
3. Shiddiqiyyah
4. Hallajiyyah
5. Hatimiyyah
6. Jahriyyah (Naqsybandiyyah yang dibawa oleh Guru Ma Ming Xin ke China dengan versinya yang menuai konflik)
karena menurut pengamatan saya akan tumpang tindih atau sudah terwakili oleh 3 thariqat lainnya yang juga sudah dimasukkan oleh Syaikh Muhammad ibn 'Ali as-Sanusi qs. dalam list-nya yaitu, tarekat :
1. Syadzilliyyah (point 1)
2. Malamatiyyah (point 2);
3. Naqsybandiyyah (point 3 & 6 )
Sedangkan tarekat Hallajiyyah dan Hatimiyyah pada hakekatnya bukan suatu organisasi tarekat melainkan, hemat saya, merupakan sistem filosofi ruhaniah Al-Hallaj qs. (Hallajiyyah) dan sistem filosofi ruhaniah Ibn al-'Arabi qs. (Hatimiyyah). Sebagai ganti, 6 tarekat lain yang dimasukkan dalam list versi wh adalah, tarekat:
1. Sanhajiyyah, perintis: Muhammad Amghar (wafat sebelum 1199)
2. Sabtiyyah, perintis: Ahmad al-Khazraji as-Sabti (1029- 1204)
3. Ba 'Alawiyyah, perintis: Muhammad Ali Ba'Alawi al-Husaini (wafat 1232)
4. Ni'matullahi, perintis: Nur al-Din Ni'mat Allah (wafat 1431)
5. Dajaniyyah, perintis: Syihabuddin Ahmad al-Dajani ( abad ke-16)
Sebagaimana pula daftar 41 tarekat induk versi Syaikh Muhammad ibn 'Ali as-Sanusi qs. dalam versi wh, juga masih memuat nama 5 (lima) tarekat yang sebenarnya bukan suatu bentuk organisasi thariqat melainkan lebih sebagai sebuah sistem falsafah nilai-nilai dasar thariqat, yaitu :
4. Khafifiyyah, Ibn al-Khafif (wafat 982) falsafati/Non-Organisasi
5. Qusyayriyyah, Abul Qasim al-Qusyayri (wafat 1074) falsafati/NO
Dan sebagaimana pula daftar 41 tarekat induk versi Syaikh Muhammad ibn 'Ali as-Sanusi qs. dalam versi wh, juga memuat nama 8 (delapan) tarekat yang sebenarnya bukan induk organisasi thariqat melainkan pecahan atau cabang dari suatu induk organisasi thariqat yang ada sebelumnya yaitu :
1. Burhaniyyah/Dasuqiyyah, perintis: Ibrahim al-Disuqi (+/- abad ke-13)
3. Syattariyyah oleh 'Abdullah Syattari (wafat 1406 di India)
4. Jazuliyyah, Muhammad al-Jazuli (wafat 1465 di Marokko)
5. Zarruqiyyah, Ahmad al-Zarruq (wafat 1494 di Libya)
6. Aydarusiyyah, Abu Bakr al-Aydarus (wafat 1509 di Yaman)
7. Ghawtsiyyah, Muhammad Ghawts (wafat 1563 di India Utara)
8. Dajaniyyah, Syihabuddin Ahmad al-Dajani (wafat abad ke-16)
" Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Paling Mahaluas (rahmat-Nya) lagi Paling Maha Mengetahui." ( QS. Al-Baqarah, ayat ke-115 )
amiin
--- Pada Ming, 8/5/11, Iman Prasojo menulis:
Alhamdulillah,Terima kasih atas pencerahannya. Metode jalan menuju Allah beragam warna, tetapi tujuan akhirnya sama. Metode yang beragam, ibarat racikan ramuan obat untuk menyembuhkan penyakit. Penyakit tiap orang berbeda-beda sesuai kondisi karakter ketahanan kemampuan penerimaan diri masing-masing terhadap reaksi obat tersebut. Diantara para pesakit berusaha membuat meracik obat sendiri tanpa keilmuan yang cukup, yang ilmunya cukup pun ada yang meracik tanpa licence yang sah, yang sudah punya licence pun bisa keracunan karena over dosis, akibatnya penyakit semakin parah. Sosok seorang Dokter sebagai tempat konsultasi dan refrensi tetap dibutuhkan walaupun pasiennya juga seorang Dokter. Dokter pun butuh perawatan Dokter lainnya, apalagi yang bukan Dokter. Sebagai pasien saya bersyukur menemukan Dokter Yos di milis SuaraHati-SuaraSuara sebagai tempat konsultasi refrensi dan memberikan obat penawar bagi yang over dosis atau keracunan obat. Semoga Allah menunjukkan jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Allah beri NIKMAT kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai, bukan pula jalan mereka yang sesat. Wassalam, Iman Prasojo
From: Yos W. Hadi
Bismillahir Rahmaanir Rahiim
Wa a'laykum salam wr.wb.,
Mas Prasojo yang baik,
Ketika saya menyebut tirakat yang saya maksud ialah istilah seperti yang dikenal dalam istilah Jawa sebagai "Laku" yaitu usaha untuk membersihkan Jiwa, Hati dan Batin melalui mengendalikan ke-5 indera kita dari hal-hal yang tidak diridhoi-Nya atau melalui Zikr. Atau sinonim dengan istilah Tazkiyyatun Nafsi, yang secara bahasa berarti membersihkan / mensucikan, atau menumbuhkan / mengembangkan. Sedangkan secara maknawi agama, Tazkiyatun Nafs berarti mensucikan hati dari sifat-sifat tercela dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji. Sarana Tazkiyatun Nafs (bagi pemula) bisa melalui ibadah pokok (5 rukun islam) dan berbagai amal baik. Sedangkan hasilnya adalah akhlak yang baik kepada Allah dan pada manusia, serta terpeliharanya anggota badan, senantiasa dalam batas-batas syari'at Allah Swt.
Sedangkan ketika saya menyebut tarikat yang saya maksud adalah Thariqat yaitu Jalan Menuju Tuhan dengan jalan tirakat (alias Tazkiyatun Nafs). Dengan kata lain, tirakat (Tazkiyatun Nafs) pada dasarnya adalah sarana dalam tarikat ( Thariqat). Dalam dunia Islam, thariqat ada yang diorganisasikan atau dilembagakan. 41 thariqat induk yang diorganisasikan atau dilembagakan menurut Syaikh Muhammad ibn 'Ali as-Sanusi qs. dan umumnya disepakati oleh para pakar dan pelaku thariqat sedunia adalah :
Nah, secara kelembagaan/organisasi, saya, wiyoso hadi, bukan pengikut/anggota dari salahsatu dari 41 thariqat induk diatas, dan juga bukan pengikut dari 240 lebih thariqat cabang-cabang yang lahir atau berkembang dari 41 thariqat induk diatas. Walau demikian, alhamdulillah saya hobi tirakat (baca: Tazkiyyatun Nafs). Dan di puncak-puncak tirakat, alhamdulillah Allah Swt menghubungkan saya secara batiniah/telepati spiritual (minal qalbi ilal qalbi sabila ) dengan para Guru-Guru kasyaf, yang beberapa di antaranya sudah saya temui secara fisik, face to face, setelah sebelumnya dipertemukan oleh Allah Swt melalui visi-visi batin atau mimpi. Nah, Guru-Guru yang dipertemukan oleh Allah ta'ala kepada saya itu ada yang berasal dari 41 thariqat diatas dan ada pula seperti saya ini yang secara kelembagaan/organisasi bukan pengikut/ anggota thariqat manapun namun
gemar laku Tirakat (atau bahasa qur'an-nya Tazkiyatun Nafs). Guru-Guru ini ada yang berasal dari Madzhab Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hanbali dan Ja'fari.
Terhubung dengan para Guru suci dari beragam madzhab dan lintas thariqat maupun terhubung dengan Guru-Guru non-thariqat bukan suatu yang istimewa, siapa saja bisa! sepanjang seseorang telah menemukan realitas Diri-Nya yang Sejati dalam dirinya dan seluruh alam semesta. Syaikh Abu Ahmad as-Sughuri qs. pernah mengungkapkan : " Mereka yang menemukan Realitas (Haqiqat) baru sedikit. Dengan kekuatan penyingkapan Realitas itu, mereka dapat terhubung (terkoneksi) dengan semua Wali Allah (dari semua thariqat maupun non-thariqat) yang ada di dunia ini " . Bagi yang ingin lebih tahu mengenai Syaikh Abu Ahmad as-Sughuri qs, sketsa wajahnya dapat dilihat di link ini :
Dari arah yang berbeda, bukan penerima bimbingan kepada pembimbing, tapi dari pembimbing yang dicari (murad) yang terbimbing (mahdi) kepada penerima/ pencari bimbingan (murid), ungkapan Abu Ahmad as-Sughuri qs. di atas dan perihal PROSES TIRAKAT itu sendiri pernah disampaikan secara implisit dalam bahasa Catatan Harian Membuka Hati sbb :
A'uudhu bi Llahi minash-shaitaanir rajeem bismi Llaahi 'r-Rahmaani 'r-Raheem
Whether you are Hind, Buddhist, Jews, Christian, Sikh or Moslem
Whether you are Black, Yellow, Red, Brown or White
Apakah engkau Hindu, Buddha, Yahudi, Kristen, Sikh atau Muslim
Apakah engkau hitam, kuning, merah, coklat atau putih
Ada Kebenaran tersembunyi dalam dirimu
Bukalah itu
Melalui dzikr (mengingat) Dia, Penciptamu
Yang memberi engkau Kehidupan, kemudian memberi engkau kematian
Yang memberi engkau Cahaya, kemudian memberi engkau hikmah
Yang memberi engkau Cinta, kemudian memberi engkau kedamaian
Ingatlah Dia dengan sepenuh kesadaranmu
Ingatlah Dia, Yang Esa, Penciptamu
Tiap kali engkau merasa, berpikir, mendengar, menyimak
Tiap kali engkau melihat, memperhatikan, berbicara, berbisik
Tiap kali engkau berbincang, bekerja, menolong dan melayani
Setiap kali saat engkau terjaga
Bukalah itu
Maka engkau akan meraih relung batin orang-orang
Membuka hati mereka dan menyentuh jiwa mereka
Terlepas jarak mereka
Terlepas keyakinan mereka.
( Wiyoso Hadi, Jakarta, 200... )
" Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa (baca: tirakat) itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya."
( QS. Asy-Syams, ayat ke-9 sd. ke-10)
amiin
*Dikutip dari uraian-uraian dan jawaban Mas Yos Wiyoso Hadi, Pegawai Negeri di Kementerian Keuangan Republik Indonesia; Pendiri bersama Komunitas SUARA, dan Penggiat GIMSHS ( Gerakan Integritas Moral Budaya SuaraHati suaraSUARA )
[ Diteruskan dari Bapak C. Jayanadi ] PH PRO Indonesia