BAB III PENENTUAN JENIS ABUTMENT DAN PONDASI JEMBATAN 3.1 Pemilihan Jenis Abutment Abutment/pangkal jembatan dapat diasumsikan sebagai dinding penahan tanah, yang berfungsi menyalurkan gaya vertikal dan horizontal dari bangunan atas ke pondasi dengan fungsi tambahan untuk mengadakan peralihan tumpuan dari oprit ke bangunan atas jembatan. Tabel 3.1 Jenis Abutment Berdasarkan besar debit pada sungai sebesar 274 m^3/d dengan kecepatan 0.931 m/d sehingga: = . = = 294 0.931 = 294 ^2 Dengan cara iterasi (coba-coba) dalam perhitungan luas penampang didapat besar luasan 294 m^2 didapat pada ketinggian 8m, dan didalam perencanaan diasumsi lahan hulu merupakan sebagai kawasan hutan sehingga digunakan clearance sebesar 1.5 m, dan tinggi abutmen diambil 5 m dan lebar 3.5 dengan pertimbangan jarak sisi abutment = 2B .Maka atas dasar diatas juga Digunakan Jenis pangkal tembok penahan kontraport
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB III
PENENTUAN JENIS ABUTMENT DAN PONDASI JEMBATAN
3.1 Pemilihan Jenis Abutment
Abutment/pangkal jembatan dapat diasumsikan sebagai dinding penahan tanah, yang
berfungsi menyalurkan gaya vertikal dan horizontal dari bangunan atas ke pondasi dengan
fungsi tambahan untuk mengadakan peralihan tumpuan dari oprit ke bangunan atas jembatan.
Tabel 3.1 Jenis Abutment
Berdasarkan besar debit pada sungai sebesar 274 m^3/d dengan kecepatan 0.931 m/d
sehingga:
𝑄 = 𝑉. 𝐴 𝐴 =𝑄
𝑉
𝐴 =294
0.931= 294 𝑚^2
Dengan cara iterasi (coba-coba) dalam perhitungan luas penampang didapat besar
luasan 294 m^2 didapat pada ketinggian 8m, dan didalam perencanaan diasumsi lahan hulu
merupakan sebagai kawasan hutan sehingga digunakan clearance sebesar 1.5 m, dan tinggi
abutmen diambil 5 m dan lebar 3.5 dengan pertimbangan jarak sisi abutment = 2B .Maka atas
dasar diatas juga Digunakan Jenis pangkal tembok penahan kontraport
Gambar penampang sungai
3.1 Pemilihan Jenis Pondasi
Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar.
Berdasarkan sistemnya, pondasi, abutment atau pier jembatan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, antara lain :
Tabel 3.2 Jenis Pondasi
Jenis pondasi Kedalaman Lapisan Tanah Keras
Pondasi Lansung 0-3m
Pondasi Sumuran 3-15m
Pondasi Tiang Beton 15-60m
Pondasi Tiang Baja >60m
Perkiraan letak tanah keras berdasarkan pada nilai tekana konus (qc), dimana nilai hubungan
antara nilai konus (qc) terhadap konsistensi tanah sebagai berikut:
1 Tanah sangat lunak 0<qc<5km/cm^2
2 Tanah lunak 5<qc<10km/cm^2
3 Tanah leguk 10<qc<20km/cm^2
4 Tanah kempal 20<qc<40km/cm^2
5 Tanah sangat kenyal 40<qc<80km/cm^2
6 Tanah keras 80<qc<150km/cm^2
7 Tanah sangat keras qc>150km/cm^2
Dari hasil data sondir pada lokasi calon jembatan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Hasil data sondir pada lokasi calon jembatan
Kedalaman qc (kg/cm^2)
kiri Kanan
1 5 40
2 45 55
3 30 50
4 25 60
5 48 75
6 45 70
7 49 55
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
0.00 15.00 30.00 45.00 60.00 75.00
8 44 50
9 50 53
10 48 50
11 46 49
12 44 51
13 45 64
14 50 75
15 51 65
16 60 80
17 80 100
18 100 120
19 110 120
20 125 110
21 150 150
Dari data sondir diatas didapatkan kondisi tanah keras untuk masing- masing sisi
antara lain: pada bagian kiri terdapat pada kedalaman 17 m dan pada bagian kanan terdapat
pada kedalaman 16m,namun pada bentang kanan disamakan pada kedalaman 17m sehingga
dapat disimpulkan bahwa jenis pondasi yang digunakan adalah jenis pondasi sumuran
Gambar Bentuk pondasi dan abutment
Abutment
Pondasi Sumuran
BAB IV
PENENTUAN JENIS BANGUNAN ATAS DAN JENIS PILAR
4.1 Penentuan Jenis Bangunan Atas
Dalam merencanakan bangunan atas jembatan ada beberapa tipe konstruksi
yang perlu dipertimbangkan untuk dipergunakan sesuai dengan bentangnya.
Beberapa alternatif tersebut adalah sebagai berikut :
1. Alternatif I : Konstruksi Jembatan Gantung
2. Alternatif II : Konstruksi Beton Prategang
3. Alternatif III : Konstruksi Rangka Baja
Dari beberapa alternatif tersebut dilakukan penilaian/pemilihan yang sesuai
dengan situasi dan kondisi, serta pertimbangan keuntungan dan kerugian dari
masing-masing alternatif tersebut.
Tabel 4.1 Pemilihan Konstruksi Berdasarkan Bentang Jembatan
Dengan panjang bentang jembatan sebesar 70 m maka dipilih type jembatan Rangka
Baja dengan jumlah 1 (satu) buah, hal ini dimakudkan agar menghindari adanya
pembangunan pilar.
4.2 Penentuan Jenis Pilar
pilar atau pier berfungsi untuk mendukung bangunan atas. Bila pilar ada pada suatu
jembatan letaknya diantara kedua abutment dan jumlahnya tergantung keperluan, sering
kali pilar tidak diperlukan. Dan pada perencanaan ini tidak diperlukannya adanya pilar
karna mengunakan type rangka baja
BAB V
PERHITUNGAN PEMBEBANAN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA
5.1 Data Teknis Jembatan
Gambar 5.1 rencana jembatan rangka
Tabel berat jenis bahan
BERAT JENIS BAHAN NOTASI BESAR SATUAN
Berat Beton Bertulang Wc 2500 Kg/m^3
Berat Beton Tidak Bertulang W’c 2400 Kg/m^3
Berat Aspal Wa 2200 Kg/m^3
Berat Jenis Air Ww 981 Kg/m^3
Berat Jenis Baja Ws 172 Kg/m^3
5.2 Data struktur atas
Bangunan atas: sesuai dengan istilahnya berada pada bagian atas
jembatan, yang berfungsi menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh
lalu lintas orang, kendaraan dan lain-lain yang kemudian disalurkan pada
bagian bawah bangunan. Bangunan atas umumnya terdiri atas:
Gealagar-gelagar induk, terbentang dari titik tumpu ke titik tumpu
Konstruksi tumpuan di atas pangkal jembatan kuk atau pancang
Konstruksi dari lantai kendaraan dengan apa yang diperlukan untuk itu
pemikul lintang dan pemikul memanjang yang disambung dengan
gelagar-gelagar induk.
Table data bangunan atas
URAIAN DIMENSI NOTASI DIMENSI SATUAN
Lebar Jalan (jalur lalu lintas) b1 7 m
Lebar Trotoar b2 1 m
Lebar Median b3 - m
Lebar Total Jembatan b 9 m
Tebal Slab lantai jembtan ts 0.2 m
Tebal Lapisan + Overlay ta 0.05 M
Tebal Trotoar tt 0.3 M
Tebal Genangan Air Hujan th 0.05 M
Panjang Gelagar Memanjang l1 70 M
Panjang Gelagar Melintang l2 7 M
Panjang ikatan angin bawah li1 8.6 M
900
Gelagar Memanjang
WF 400.200.8.13
TROTOAR h=25 cmGelagar melintang
WF 800.300.16.30
Ralling Ø 70.2
Pelat Lantai Kendaraan, 0.2
Kait Angin Atas150.150.18
tebal aspal, 0.075
Panjang ikatan angin atas li2 8.6 M
Panjang tiang Diagonal Ls 7.5 M
Panjang bentang jembatan L 60 M
Tinggi Bidang samping Jembatan Ha 2.5 M
Jarak Antara Girder S 1.4 M
Gambar detail struktur Atas
5.4 Data struktur Bawah
Struktur bawah berfungsi menerima/memikul beban-beban yang
diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkannya ke pondasi.Beban-
beban tersebut selanjutnya oleh pondasi disalurkan ke tanah. Untuk mengetahui
jenis pondasi yang akan digunakan harus diketahui terlebih dahulu mengenai
keadaan, susunan dan sifat lapisan tanah serta daya dukungnya. Masalah-
masalah teknik yang sering dijumpai oleh ahli-ahli teknik sipil adalah dalam
menentukan daya dukung dan kemungkinan penurunan/settlement yang
terjadi.Adapun fungsi abutmen ini antara lain :
Sebagai perletakan balok jembatan atau beam.
Sebagai perletakan plat injak.
Sebagai penerus gaya-gaya yang bekerja pada struktur atas ke pondasi.
Sebagai penahan tekanan tanah aktif.
Gambar dimensi pondasi
h8
h7
h4
h2
h1
B
h3
h5
h6
b4
b3
b2
b1
Tabel data bangunan bawah
NOTASI (M) KETERANGAN NOTASI (M)
h1 0.5 Panjang Abutment By
h2 0.2 Tebal Wing-Wall Hw
h3 0.3 Tanah Timbunan
h4 0.5 Berat Volume, Ws 18 KN/m^3
h5 0.5 Sudut Gesek,Ф 30
h6 1.5 Kohesi, c - Kpa
h7 0.7 Tanah Asli (didasar
pilecap)
h8 0.8 Berat Volume, Ws 19 KN/m^3
H 5 Sudut Gesek,Ф 25
b1 0.2 Kohesi, c 15 Kpa
b2 0.25 Bahan struktur
b3 1 Mutu Beton 30 Mpa
b4 1.5 Mutu Baja Tulangan BJ-37
B 3.5
5.4 Analisi Beban Kerja
5.4.1 Barat Sendiri (MS)
Berat Sendiri (self weight) adalah berat bahan dan bagian jembatan
yang merupakan elmen structural, ditambah dengan elmen non structural yang
dipikul dan bersifat tetap. Berat sendiri dibedakan menjadi 2 macam yaitu
berat sendiri struktur atas dan berat sendiri struktur bawah.
5.4.1.1 Berat Sendiri Bangunan Atas
Gambar abutment
Table 5. perhitungan berat sendri pada bangunan atas