Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam32
KUMPULAN ARTIKEL TENTANG TERORISME
1. Tokoh Muslim Kecam Berita Terorisme dan AparatJAKARTA-Para
tokoh muslim berang dengan isu pemberitaan terorisme pasca tragedi
bom Kuningan, 17 Juli lalu. Lantaran membentuk opini negatif
tentang sosok muslim dan berusaha membelokkan konsep
jihad."Penangkapan dua orang yang disebut teroris di Temanggung dan
Jatiasih, Bekasi banyak kejanggalan," terang pendiri Tim Pengacara
Muslim (TPM) Wirawan Adnan di tengah tabligh akbar di Masjid Al
Azhar, Sabtu (15/8). Lebih lanjut, Wirawan menguraikan, jika
keduanya benar-benar teroris, tak mungkin targetnya Presiden RI
Susilo Bambang Yudhoyono. Pasalnya, pemikiran dan sasaran teroris
selalu anti Amerika. Maka, Wirawan pun balik bertanya tentang
posisi SBY dalam kasus ini, apakah SBY pantas diincar
teroris.Menurutnya, media massa pun terkesan diperdaya tim Densus
88 yang berperan sebagai eksekutor. Secara prosedur,seharusnya
petugas membeberkan seluruh kekuatan pasukan sebelum penyerangan
pada pewarta. Namun,hal itu tak dilakukan. Selain itu, ujar
Wirawan,seorang teroris sejati adalah pemberani. Ternyata,peristiwa
Temanggung menunjukkan sebaliknya. Sebanyak 600 petugas mengepung
seorang yang disangka teroris. "Saya sarankan agar anggota Densus
88 di-Islamkan,"ujarnya.Lain lagi dengan keinginan Ketua Majelis
Syuro PPMI (Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia) Eggi Sudjana. Ia
menegaskan pasukan bentukan AS itu dibubarkan. Untuk
menindaklanjutinya, dalam waktu dekat ia akan mendatangi DPR dan
KPK. Hal itu dilakukan untuk mencari kejelasan sumber dana Densus
88 serta mencari keadilan bagi umat muslim. Ia pun memaparkan akan
memakai strategi tuduhan balik pada pihak kepolisian karena
acapkali memutarbalikkan fakta.Sementara itu, tokoh ulama Betawi
Ridwan Saidi melihat pemberitaan tentang teorisme di media massa
sebagai bentuk penghinaan pada tingkat kecerdasan umat Islam.
Pasalnya,acapkali tertuduh teroris adalah orang dari kalangan
menengah ke bawah. Padahal, ujarnya,ada dalang besar di balik
peristiwa ini. "Ini semacam sistem bayangan untuk menyudutkan Islam
dengan mengatasnamakan bom teroris," ungkapnya.Sedangkan pemimpin
Ponpes Ngruki, Solo Abu Bakar Ba'asyir yang selalu dicap beraliran
Islam garis keras mengaku ada pihak yang diuntungkan dengan
menciptakan stigma negatif pada dirinya dan lulusan Ngruki. "Saya
ini barang dagangan berharga bagi mereka saat ada pemboman seperti
ini," tegasnya. Tapi,ia tak gentar karena hal tersebut menjadi
jalan jihad menentang Yahudi. Menurutnya, amalan tertinggi dalam
ajaran Islam adalah jihad fisabilillah atau membela Islam. Ia pun
meyakini, umat Islam bakal menang sebab dunia ada karena Islam.Saat
menanggapi tindakan aparat dalam pengejaran teroris, Ba'asyir malah
meminta mereka segera bertobat. Pasalnya,ia melihat banyak
kejanggalan dalam kasus tesebut. Di sisi lain, ia melihat tersangka
yang ditembak adalah seorang mujahid karena mempunyai tujuan dan
niat baik membela Islam dan para muslimin. "Tapi,mungkin saja
langkah dan ijtihadnya yang keliru," tuturnya.
C84/purKomentar:Menurut saya sangat disayangkan apabila jihat
dilakukan seperti ini terutama di Negara republic Indonesia yang
mayoritas berpenduduk isalam terbesar didunia dan para korban pun
sebagian warga muslim alangkan baiknya ini dihindari.Jihat
merupakan bentuk pengorban muslim terhadap kecintaannya pada
keyakinan sehingga tempat-tempat perperangan lah yang cocok untuk
diterapakan hal seperti ini karena musuh utama islam adalah
memerangi kebahtilan.
2. Terinspirasi Berita Teroris, Pria Teror Jogja SubangSUBANG -
Jogja Departemen Store yang terletak di Jalan Otista Subang, Jawa
Barat mendapat ancaman teror bom melalui pesan singkat.Aksi terror
tersebut terbilang berani. Pasalnya pelaku mengirimkan pesan
singkat berisi ancaman terror itu kepada orang nomor satu di
kepolisian resor Subang. Dalam pesan singkat itu, si pelaku mengaku
sudah memasang bahan peledak di setiap ruangan. Sistem peledakannya
dengan menggunakan remote control, sehingga bisa dilakukan dari
jarak jauh.
Kapolres Subang AKBP Sugiyono mengungkapkan pihaknya menerima
pesan singkat sekitar pukul 11.53 WIB. Si pelaku mengancam akan
meledakan Jogja Dept Store. "SMS-nya langsung dikirim ke nomor saya
Jam 11.53 WIB," jelas Kapolres Subang AKBPSugiyono.
Atas pesan singkat tersebut, Polisi langsung melakukan
penyidikan. Salah satunya dengan melakukan penyisiran ke lokasi
yang menjadi target ancaman. Agar tidak menimbulkan kepanikan,
penyisiran dilakukan dengan cara diam-diam.
"Kita langsung berkoordinasi dengan pihak Jogja, setelah itu
kita lakukan penyisiran ke di lokasi dengan cara silent
(tersembunyi) sehingga tidak memunculkan kepanikan," katanya.
Setelah dipastikan aman, jajaran kepolisian langsung melakukan
penyidikan terhadap pelaku pengirim SMS ancaman tersebut. Sekira
pukul 14.30 WIB polisi berhasil meringkus pelakunya di depan RM
Kalama, Jalan Mayjend Soetoyo, Subang. "Sekira pukul 14.30 WIB,
kami mengamankan pelaku di depan RM. Kalama, kami selidiki dan
lakukanjebakan,"terangnya.
Dari hasil pemeriksaan aparat, pelaku teror yang diketahui
bernama Hadi Kusuma (23), warga Subang ini mengaku teror bom itu
terinspirasi dari sebuah pemberitaan di sejumlah media. Ancaman
terror itu, menurut Hadi hanya untuk menakuti-nakuti
masyarakat.
Kendati motivasinya untuk membuat suasana panik, namun pelaku
terancam pasal terorisme dengan ancaman kurungan seumur hidup.
(Annas Nasrullah/Koran SI/fit)Komentar:Hal ini sangat disayangkan
pengaruh media begitu tajam untuk masyarakat.Hanya untuk sebuah
kesenangan sesaat seorang warga meneror jogja dept. store mengapa
hal ini bias terjadi dikalangan masyarakat,sisi negative dari
ketidak tahu akan konsep sebuah berita.Semoga hal-hal negative
lainnya tidak menyebar begitu saja dari penyiaran berita alangka
baiknya dipikir dulu sebelum melakukan sesuatu hal dan hukumanya
pun begitu berat.
3. Budaya Kekerasan Tumbuhkan Terorisme Di IndonesiaJakarta (
Berita ) : Terorisme masih tetap ada dan tumbuh di Indonesia selama
masyarakat Indonesia masih menerima budaya kekerasan tumbuh di
tengah masyarakat.Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM
Hendropriyono, di Jakarta, Jumat [04/09] , mengatakan, meskipun
polisi telah menangkap sejumlah orang pelaku pengeboman di
Indonesia, tapi aksi terorisme masih terus tumbuh di Indonesia.Bom
masih akan meledak di Indonesia, cuma waktu waktunya saja yang
belum diketahui, apakah besok, tahun depan, atau 10 tahun lagi,
kata Hendropriyono pada diskusi Pluralisme, Film Si Anak Kampung
dan Terorisme di gedung PP Muhammdiyah.Ia menuturkan, terorisme itu
seperti pohon yang memiliki batang, ranting, dan daun. Pohon itu
terus tumbuh. Pelaku-pelaku yang telah ditangkap polisi hanyalah
daun-daunnya saja, tapi pohonnya tetap tumbuh. Untuk mengatasi
terorisme, kata dia, haris dipotong akarnya, sehingga batang pohon
tersebut tumbang dan kemudian mati.Akar pohon dan akar permasalahan
terorisnye, katanya, adanya transaksi nasional yakni masuknya
budaya kekerasan dari luar ke Indonesia. Budaya kekerasan itu
diterima sebagian masyarakat Indonesia, sehingga menjadikan teroris
tumbuh.Mantan Pangdam Jaya ini menegaskan, mengatasi terorisme di
Indonesia tidak bisa dilawan dengan terorisme juga, karena budaya
kekerasan masih tetap ada.Mengatasi terorisme di Indonesia, harus
dilakukan dengan membersihkan lingkungan masyarakat Indonesia dari
budaya kekerasan, katanya menegaskan.Karena ada masyarakat yang
menolak dan ada masyarakat yang menerima budaya kekerasan, ia
mengusulkan, supaya dibentuk gerakan bersama untuk mengatasi
berbagai bentuk budaya kekerasan di Indonesia.Gerakan tersebut dari
dari berbagai pendekatan, baik pendekatan agama, budaya, maupun
komunikasi. Jika seluruh masyarakat Indonesia menolak budaya
kekerasan maka terorisme tidak bisa tumbuh, katanya
menuturkan.Usulan lainnya, kata dia, dengan menerapkan
undang-undang (UU) tentang Anti-Terorisme sebagai landasan secara
tegas maka terorisme tidak bisa tumbuh di Indonesia. Implementasi
UU tersebut, katanya, siapa yang melakukan tindakan kekerasan dan
melawan hukum, ditangkap dan ditindak tegas.( ant )Komentar:Untuk
apa yang dikatakan AM Hendropriyono saya sangat setuju ini
menghindari terorime bekembang di Indonesia dengan memupuk akan
kecintaan terhadap sesame manusia dan saling menghargai.melakukan
penyuluhan terhadap buruknya akibat yang ditimbulkan oleh kekerasan
sejak sedini mungkin.
4. Pola Rekrutmen Teroris Kemungkinan BerubahJAKARTA, KOMPAS.com
Persoalan terorisme menjadi hal yang paling banyak ditanyakan
anggota Komisi Hukum kepada Kapolri Jenderal Bambang Hendarso
Danuri pada rapat kerja di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (3/9). Salah
satunya, bagaimana pola rekrutmen yang dilakukan oleh kelompok
teroris. Seperti diketahui, beberapa kasus peledakan bom di
Indonesia menggunakan modus bom bunuh diri. Terakhir, pengebom
bunuh diri Mega Kuningan bahkan melibatkan Dani,remaja berusia 19
tahun.
Kapolri menguraikan, pola yang dilakukan dengan "menanam"
anggota jaringannya di suatu tempat yang menjadi sasaran untuk
bersosialisasi. Akan tetapi, pola ini kemungkinan berubah setelah
berhasil diungkap pihak kepolisian.
"Biasanya pelaku masuk ke lingkungan di tempat dia sudah
disiapkan untuk melakukan sosialisasi di sana. Tapi setelah pola
ini diketahui, mungkin polanya berubah. Namun, tetap kita teliti
dan awasi," ujar Kapolri.
Kapolri mencontohkan, Ibrohim alias Boim, teroris yang mati
ditembak dalam penggerebekan di Temanggung, bukan sekadar tukang
bunga. Untuk melancarkan aksi bom di Hotel Ritz-Carlton, beberapa
tahap dijalaninya sebelum menjadi perangkai bunga di hotel
tersebut.
"Boim awalnya memang tukang kebun, kemudian menjadi pekerja di
Hotel Mulia, kemudian di Ritz. Dia itu sebenarnya perencana
strategis dari suatu kelompok. Apa jaringannya, nanti ke depan akan
kami sampaikan," ujar Kapolri.
Demikian pula teroris buron. Syaifudin Jaelani pernah dibesarkan
di Yaman, sementara Jibril menjalani latihan perang di Afganistan
pada tahun 1999-2000 sebelum kembali ke Indonesia. "Ini proses
rekrutmen yang harus diwaspadai Polri," ujarnya.
Wakil Ketua Komisi Hukum Soeripto mengatakan, Polri harus
mengungkap bagaimana pola rekrutmen para teroris di Indonesia.
Polri harus menelusuri, apakah terdapat tempat perekrutan di luar
negeri, apalagi sejumlah teroris diketahui pernah mengenyam
pendidikan atau tinggal di beberapa negara tertentu.
"Setahu saya, ada perekrutan di Afganistan atau tepatnya di
perbatasan dengan Pakistan. Apakah pernah ditelusuri, pelajar
Indonesia yang sekolah di Yaman atau wilayah lain. Kalau perlu,
lakukan pembinaan agar mereka tidak terpengaruh," kata
Soeripto.Komentar:Menurut saya pola yang dikatakan Kapolri bisa di
artikan benar terjadi hal ini dikarenakan tidak seorang pun
mengetahui dan menyadari bahwa ada teroris dihotel Hotel
Ritz-Carlton,awal mulanya teroris berusaha mengetahui seluk-beluk
tempat pengeboman sehingga bisa melanjarkan misinya dengan target
seakurat mungkin,tanpa disadari oleh pihak pengelola hotel.
5. Teroris Hanya Berani Mati, tapi Takut HidupJAKARTA,
KOMPAS.com Para tokoh Indonesia yang tergabung dalam Masyarakat
Anti-Kekerasan mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk
secepat mungkin menangkap sertamengadili pelaku, jaringan, dan otak
di belakang aksi pengeboman di Hotel JW Marriott dan Hotel
Ritz-Carlton pada Jumat (17/7) pagi.Tokoh-tokoh tersebut, di
antaranya Adnan Buyung Nasution, Anies Baswedan, Goenawan Mohamad,
Todung Mulya Lubis, Wimar Witoelar, dan Yenny Wahid."Namun, dalam
pengusutan atas teror nanti, pemerintah hendaknya selalu
mengindahkan hak-hak asasi sesama," ujar Todung ketika membacakan
pernyataan sikap, Seninsiang di depan Hotel JW Marriott.Anies
mengatakan, "Para pelaku terorisme hanya dapat menghancurkan
gedung-gedung, tapi bukan semangat bangsa Indonesia. Kami akan
menang dalam memerangi terorisme."Wimar Witoelar berharap, ke
depannya, semua jajaran aparat tidak pernah lagi memberikan
kesempatan kepada para pelaku terorisme untuk melakukan aksi
kekerasan. "Tackle terorisme hingga ke akar-akarnya," ujar
Wimar."Aksi terorisme merupakan bukti bahwa masih ada sekelompok
kecil masyarakat yang menggunakan kekerasan dalam menyampaikan
pesan mereka. Ini adalah PR kita untuk mengampanyekan perdamaian,"
ujar Yenny Wahid.Dosen Universitas Paramadina, Bima Arya,
mengatakan, kini bukan saatnya bagi semua komponen bangsa untuk
saling menyalahkan dan tuduh-menuduh. "Mari bersatu menyelesaikan
kasus ini. Tunjukkan Indonesia tidak pernah menyerah pada
terorisme," ujarnya.Sementara itu, Rosiana Silalahi mengatakan,
"Pelaku terorisme pengecut. Mereka berani mati, tapi tidak berani
hidup dan menghadapi rakyat Indonesia."Pada saat yang hampir
bersamaan, massa yang terdiri atas kelompok-kelompok agama di
Indonesia melakukan doa bersama di lobi Apartemen Bellagio. Seusai
melakukan doa, mereka bersama-sama melakukan aksi tabur bunga di
tempat kejadian perkara ledakan bom yang meluluhlantakkan sebagian
area Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton.Komentar:Apapun bentuknya
dan atas landasan apapun tidan diperbolehkan adanya
kekerasan.apalagi ini yang sebagian orang yang tak bertanggungjawab
mengatasnamakan keadilan bagi orang yang jahat.bagaimana pun
terorisme adalah hal yang harus kita brantas bersama sehingga
terjalin hidup yang lebih tenang dan damai.yang sangat diharapkan
seluruh bangsa Indonesia.apalagi yang baru-baru ini terjadi seperti
pengeboman di depan Hotel JW Marriott.yang menampah parah bahwa
Negara ini seperti tidak lagi aman untuk ditinggali.hampir seluruh
pengeboman oleh teroris hampir terjadi diseluruh wilayah NKRI.
6. Teroris Masuk KampusSatu per satu anggota teroris jaringan
Noordin M Top tewas dan ditangkap. Beberapa mahasiswa Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah disebut-sebut sudah lama
berhubungan dengan teroris Syaifudin Zuhri yang sudah tewas.Upaya
memberantas aksi terorisme di Indonesia kembali digiatkan. Berawal
dari peledakan bom bunuh diri di Mega Kuningan, Jakarta yakni Hotel
JW Marriot dan Ritz Carlton pada bulan Juli lalu. Setelah merasa
kecolongan dengan aksi terorisme tersebut, polisi langsung bergerak
cepat. Mereka menggrebek sarang teroris di Jatih Asih, Bekasi dan
menemukan bahan peledak yang dikabarkan akan digunakan untuk
membunuh presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemudian
dilanjutkan dengan menggrebek teroris di Temanggung, Jawa Tengah.
Pada saat itu, gembong teroris Noordin M Top diklaim telah tewas.
Setelah hasil tes DNA keluar, yang tewas ternyata Ibrohim, otak
pemboman JW Marriot-Ritz Carlton.
Perlahan namun pasti, polisi secara estafet terus mengungkap
satu persatu anggota teroris. Polisi akhirnya berhasil mengungkap
keberadaan Noordin M Top. Setelah sembilan tahun menjadi buron,
Noordin berhasil dilumpuhkan oleh Densus 88 di Dukuh Kepuh Sari,
Mojosongo, Solo, Jawa Tengah (17/9). Gembong teroris asal Malaysia
itu tewas bersama tiga teroris lainnya yakni Bagus Hadi Pranoto
(Urwah), Hadi Susilo, dan Ario Sudarso (Aji).
Pasca tewasnya Noordin M Top, polisi tidak mau berpuas diri.
Sebab anggota jaringannya diduga masih ada yang tersisa dan akan
terus melakukan gerakannya. Apalagi ditemukan dokumen dalam laptop
Noordin yang konon berisi dokumen-dokumen keterlibatan Noordin
dalam jaringan Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden. Laptop tersebut
juga memuat video persiapan bom Mega Kuningan dan rencana
pengeboman terhadap Presiden SBY yang berhasil digagalkan polisi.
Dalam dokumen juga ditemukan nama Syahrir dan Syaifudin Zuhri.
Keberadaan kedua rekan Noordin M Top inipun berhasil diungkap.
Mereka tewas terkena timah panas Densus 88 Mabes Polri di sebuah
tempat kos, Ciputat, Tangerang. Seperti diketahui Syaifuddin adalah
teroris buron ke dua setelah Noordin M Top. Tinggal Baridin alias
Bahrudin Latif, mertua Noordin yang menjadi buronan. Baridin
dikabarkan pernah menjadi sukarelawan yang ikut berjuang di kamp
pejuang Afganistan.
Penggerebekan Syahrir dan Syaifudin Zuhri berawal dari
penangkapan Fazar Firdaus di Bekasi, seorang lulusan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan.
Fazar diduga sebagai kurir yang telah menyediakan kos bagi Syahrir
dan Syaifuddin. Kos tersebut berada di Jalan Semanggi 2 Rt 02/03,
Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang
Selatan. Sebuah kos-kosan khusus bagi mahasiswa UIN yang berlokasi
sekitar 300 meter dari kampus. Fazar ditangkap pada pagi hari,
siangnya Tim Densus 88 langsung menggrebek kos-kosan tersebut.
Pasca penggerebekan di tempat kos tersebut, muncul dua nama
lagi, Sony Jayadi dan Afham Ramadhan, yang diduga terlibat
terorisme. Keduanya merupakan mahasiswa Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.
Inspektur Jenderal Nanan Soekarna, menjelaskan tiga mahasiswa itu
sudah lama berhubungan dengan Syaifudin Zuhri alias Ustad SJ.
Bahkan mereka ikut dalam kelompok pengajian Ustad SJ.
Terungkapnya Sony Jayadi dan Afham Ramadhan sebagai mahasiswa
UIN dan Fazar yang sudah lulus membuat citra UIN sebagai pusat
liberalisasi pemikiran Islam sepertinya bergeser. Muncul
pertanyaan, apakah ini menunjukkan indikasi bahwa jaringan teroris
sedang mengincar kampus Islam untuk mengkader para mahasiswa dan
memasukkan ideologi mereka. Ancaman ini sepertinya tidak
mengada-ngada. Sebab menurut Irjen Nanan Soekarna, Syaifuddin
mengadakan pengajian khusus yang melibatkan mahasiswa.
Bahkan simpatisan kelompok pengajian ini rata-rata dari
kampus-kampus ternama dari berbagai kota. Jumlah mahasiswa yang
bersentuhan dengan jihad ala Noordin sulit dihitung. Pengajian itu
kadang diikuti 50 orang di satu tempat dengan sistem berkelompok.
Mereka yang ikut adalah orang yang terpilih setelah diindentifikasi
rekam jejaknya, keluarga, afiliasi politik, kebiasaan dan
potensi-potensinya.
Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Prof DR
Azymardi Azra tidak mengelak adanya kemungkinan teroris masuk
kampus. Ia mengatakan, mungkin saja para teroris masuk ke kampus
Islam. Namun dirinya membantah keras kalau jaringan teroris sudah
masuk ke kampus UIN.
Untuk meyakinkan publik bahwa universitas tersebut tidak
disusupi teroris, UIN akan menambah kurikulum antiteroris dalam
mata kuliahnya. Yang diprioritaskan untuk fakultas hukum. UIN akan
meningkatkan studi tentang Islam, terutama pemahaman yang
universal, kata Rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof Dr Komaruddin
Hidayat. Kurikulum yang ditambahkan akan lebih menekankan kepada
dimensi kemanusiaan dan peradaban manusia sehingga wawasan
mahasiswa diperluas dan tidak mudah terjebak pemahaman sempit yang
cenderung menghakimi dan menghujat pandangan yang berbeda.
Sementara itu, pengamat terorisme Mardigu Wowiek Prasantyo
menilai bahwa jaringan Noordin M Top dipastikan sudah tamat. Sebab
tidak ada lagi orang yang memiliki pemikiran yang sama seperti
Noordin. Tidak ada lagi penerusnya, saya garansi itu, katanya
seperti dilasir harian IndoPos. Ia menjelaskan bahwa orang-orang
yang direkrut dan dikaderisasi adalah untuk menjadi pengantin dan
kurir. Bukan menjadi Noordin, Saefuddin atau Syahrir. Untuk menjadi
seperti mereka harus pernah berjuang di Afganistan, Mindanau dan
Poso serta mengerti pedoman-pedoman teroris di dunia. HTS (Berita
Indonesia 71)Komentar:Setelah rentetan kejadian bom diindonesia
yang dilakukan para teroris.timbul pertanyan dari mana asal para
pelaku bom bunuh diri atau yang sering disebut pengantin ini.Tidak
banyak masyarakat yang tahu hal ini.sampai-sampai menempus areal
kampus.menurut saya sangat disayangkan apabila hal ini benar-benar
terjadi padahal mahasiswa lah tulang punggung bangsa yang harus
dijaga dari faham-fahan sesat yang diajarkan teroris.perlu
diadakannya penyuluhan bagi mahasiswa terutama mahasiswa yang
berasal dari universitas islam yang menjadi sasaran para
perekrutpengantin ini.misalnya saja dilakukan pendalaman bahwa
jihat yang benar itu bagaimana dan dalam keadaan seperti
apa.sehingga tidak timbul opini yang menjurus kesesatan.
7. Meledakkan Masjid Bukan Tergolong Terorisme
(diSkotlandia)Aneh bin ajaib! Institusi hukum di Skotlandia tidak
memberi dakwaan teroris terhadap seorang pria yang melontarkan
ancaman hendak meledakkan masjid dan memenggal kepala setiap
Muslim. Ini dia berita selengkapnya: GLASGOW, SKOTLANDIA Crown
Office, lembaga yang bertanggung jawab atas tuntutan hukum dan
investigasi kriminalitas khusus di Skotlandia dituduh menerapkan
standar ganda oleh organisasi Islam terbesar di negara tersebut.
Alasannya, institusi hukum tersebut tidak memberi dakwaan teroris
terhadap seorang pria yang melontarkan ancaman hendak meledakkan
masjid dan memenggal kepala setiap Muslim.Yayasan Islam Skotlandia
(SIF) menulis kepada Lord Advocate Elish Angiolini mempertanyakan
keputusan tuntutan pengacau keamanan dan perdamaian terhadap
terdakwa Neil MacGregor, dan bukan serangan terorisme.Neil, 35
tahun telah mengaku mengancam meledakkan masjid terbesar di
Skotlandia dan memenggal satu kepala Muslim seminggu hingga semua
masjid ditutup. Pria itu akan diajukan ke Pengadilan Glasgow
Sheriff pada Jumat (17/4) mendatang.Banyak kritik muncul akibat
minimnya transparasi terhadap kasus ini, namun ini justru
menunjukkan bagamana kasus itu sebenarnya diatasi, ujar pemimpin
SIF, Osama Saeed, seperti yang dikutip oleh situs berita The
Scotsman, Rabu (15/4)Jika saja ia seorang Muslim, kami berani
bertaruh polisi anti-teror akan segera terlibat dan kasus akan
diproses dengan tindakan berbeda, kata Osama lagi.Osama
membandingkan dengan sebuah kasus yang menimpa Mohammed Atif
Siddique, seorang mahasiswa dari Alva, Clackmannanshire, yang
dipenjara selama delapan tahun karena dakwaan kriminal teroris
internet.Tidak seorang pun sepertinya yang melihat kebiasaan
internet radikal MacGregor yang menyerupai pembalasan dendam
pembunuhan Ken Bigley (sandera Inggris) di Irak.Kami dapat pastikan
jika ia Muslim, dan terinspirasi untuk melakukan hal serupa,
hasilnya akan jauh berbeda, imbuh Osama.Osama sendiri berkeras jika
ia tak hendak mengabaikan dampak serius dari kasus-kasus teroris
Islam. Apa yang kami minta di sini adalah konsistensi, dan meminta
penjelasan pihak berwenang mengapa buku tebal tentang Undang-Undang
Terorisme tidak berlaku pada MacGregor, tegas Osama.Islami dan
ekstrimisme ultra kanan adalah setali tiga uang bila menerapkan
kekerasan, racun campuran antara ideologi dan selip pemahaman. Kami
dengar nada positif jika ekstrimis ultra kana terlibat, namun bukti
dibuat berbicara sebaliknya, kata Osama.SIF sendiri didirikan
setahun lalu, menyatakan diri sebagai landasan bertindak dan
menerima 400 ribu Poundsterling dari pemerintah Skotlandia.Osama
mengatakan federasi akan meminta bukti kasus untuk diungkap ke
publik di bawah undang-undang Kebebasan Informasi.Dalam sebuah
dengar-pendapat awal, MacGregor dinyatakan mengakui mengirimkan
email kepada Polisi Strathclyde Police, mengancam untuk meledakkan
Masjid Agung Glasgow jika tuntutan tertentu tak dipenuhi.Pesan
termasuk ancaman memenggal satu Muslim setia minggu, dalam cara
yang sama pekerja konstruksi Ken Bigley terbunuh setelah diculik di
Irak pada 2004.Pengadilan juga mendengar, lelaki asal Derbyshire
mengatakan setelah email itu, ia mengirim satu panggilan nomor 999
ke polisi pada 5 Februari 2007, dan mengklaim diri sebagai Front
Nasional yang akan meledakkan bom di Masjid Agung Glasgow.Polisi
sempat menyisir bangunan mencari bahan peledak, namun gagal
menemukan sesuatu mencurigakan.Dalam emailnya, MacGregor menulis,
Saya bangga menjadi rasis dan anggota Front Nasional. Kami sebagai
sebuah organisasi telah memutuskan menghadapi ancaman terkini dari
Muslim di Inggris seperti leluhur kami yang membanggakan,Tuntukan
kami sangat sederhana. Tutup semua masjid di Skotlandia, kami
melihat hal ini sangat mudahbahkan kalian pun dapat melakukannya,Ia
lalu melanjutkan, Jika tuntutkan kami tak dipenuhi hingga Jumat,
kami akan menculik satu Muslim dan mengeksekusinya di internet,
sama seperti yang mereka lakukan terhadap Ken Bigley
kami,Menanggapi itu, juru bicara Crown Office mengatakan MacGregor
telah dituntut atas dakwaan serangan terhadap keamanan, perdamaian,
didorong oleh kebencian rasis dan berkata, Pertimbangan penuh
kehati-hatian terhadapt fakta dan situasi menyertai pemrosesan
kasus tersebut,./itzKomentar:Inilah diskriminalisasi agama yang
dilakukan oleh sebagian orang skotlandia terhadap kaum agama
tertentu.Seorang yang beratasnamakan rasis yang ingin menebar
terror dibiarkan berkeliaran saja dan tidak ada tindakan oleh
aparat penegak hukum dinegara tersebut.lain halnya dengan seorang
yang beragama muslim yang melakukan hal ini pasti penanggannya jauh
berbeda lihat saja kasus yang dialami oleh Mohammed Atif Siddique,
seorang mahasiswa dari Alva, Clackmannanshire, yang dipenjara
selama delapan tahun karena dakwaan kriminal teroris
internet.Sungguh penegakan hukum yang tidak kosisten yang terjadi
dinegara tersebut.
8. Jalur Sesat Meretas Jaringan Teroris - Oleh Irfan S
AwwasArrahmah.Com - PERANG membasmi terorisme yang dilancarkan
mantan presiden AS George W Bush di bawah bendera the war against
terrorism, bukan saja gagal menjinakkan perlawanan umat Islam di
Irak dan Afghanistan. Sebaliknya, justru kian menyuburkan tindakan
teror, baik yang dilakukan secara individu, gerakan maupun
Negara.Kini, Amerika di bawah pemerintahan presiden Barack Hussein
Obama, berusaha menghapus kesan angkaramurka George W Bush. Dalam
pidato retoris yang disampaikan di Universitas Kairo, Mesir, 4 Juni
2009, Barack Obama menyatakan, pemerinrah AS tidak akan intervensi
pada Negara manapun, tetapi akan mendukung setiap Negara yang
melawan terorisme dan menegakkan demokrasi.Dalam konteks politik
global, statemen Obama ini secara politis, mengindikasikan dua hal.
Pertama, Obama mencoba merobah strategi politik luar negeri dengan
meninggalkan sikap paranoid yang menghantui Bush; dan menempuh
jalan baru menghadapi kekuatan global Islam. Kedua, betapapun juga
watak imprialis AS tidak bisa hilang. Obama tetap ingin mendominasi
dan mengendalikan negeri-negeri Muslim tanpa harus campur tangan
secara militer.Untuk menjalankan agenda politik ini, dengan tujuan
yang lebih efektif dan strategis, Amerika melimpahkannya kepada
penguasa-penguasa Muslim di negara masing-masing sesuai dengan
kondisi riel domistiknya. Efektifitas strategi Obama ini akan
segera terlihat di sejumlah negeri Muslim.Di Pakistan, sejak
Presiden Asif Ali Zardari berkuasa, 9 September 2008, suami mantan
PM Benazir Butho yang terbunuh dalam sebuah kampanye Pemilu itu,
perburuan terhadap gerakan Islam gencar dilakukan. Belum genap
setahun berkuasa, di bawah kontrol pemerintah Amerika, rezim Ali
Zardari dari PPP (Pakistan Peoples Party) ini memburu Mujahidin
Taliban, sementara aparat kemanan Pakistan menyerbu masyarakat
Islam di lembah Swat, karena menuntut berlakunya syariat
Islam.Sekalipun telah berjanji akan menarik tentaranya di Irak
secara bertahap, Obama malah mengirimkan lebih banyak lagi tentara
ke Afghanistan untuk mengepung pasukan rakyat Taliban di bawah
bendera NATO. Sementara, terhadap keganasan Israel yang setiap hari
membunuh rakyat Palestina di Gaza, termasuk pembunuhan serta
pengusiran umat Islam Uigur di China, pemerintahan Obama hanya
bungkam.Diskriminasi politik gaya Paman Sam ini, terutma dalam
kaitan pemberantasan terorisme pasca ledakan Bom JW Marriot II dan
Riszt Carlton, Juli 2009, kian mendapat pembenaran ketika intelijen
Amerika CIA berusaha menggiring Indonesia dan Negara-negara ASEAN
lainnya untuk membentuk jaringan pertahanan dan keamanan bersama.
Gagasan ini mengingatkan kita pada model kerjasama keamanan SEATO
(South East Asia Collective Defense Treaty).SEATO adalah pakta
pertahanan bersama Asia Tenggara, dibentuk pada tahun 1954, yang
ditandatangani Australia, Inggris, Prancis, Selandia Baru,
Pakistan, Filipina, Thaeland, dan Amerika Serikat di Manila.
Tujuannya, menangkal setiap agresi dan subversi internal di Asia
Tenggara dan Pasifik Barat Daya. Sejak semula pakta ini dicurigai
membawa misi imprialisme Amerika, karena itu ditentang
habis-habisan oleh Bung Karno. Salah satu produk SEATO adalah
berkobarnya perang Veitman, 1960, yang dipicu oleh ambisi presiden
AS Jhon F Kennedy; termasuk pemisahan diri Singapura dari Malaysia.
Oleh karena itu rencana kerjasama ASEAN memerangi terorisme
internasional harus diwaspadai, karena akan berimplikasi negative
bagi Indonesia, mengingat kerjasama semacam itu menyalahi
prinsip-prinsip politik luar negeri yang bebas aktif.Sejauh ini
presiden Susilo Bambang Yudoyono mencoba menemukan formula yang
tepat dalam melayani politik global Amerika. Presiden RI ke 6 ini
berusaha keras mencurahkan segenap kecerdasan dan kecerdikannya
untuk mengelola berbagai masalah di dalam negeri agar tidak
merugikan kepentingan Amerika.
Memberantas TerorismeMencermati pengumuman resmi Polri, 12
Agustus 2009, yang menyatakan, teroris yang tewas dalam
penggerebegan di Jati Asih Bekasi adalah Air (Ari?) Setyawan dan
Eko. Sedangkan korban yang tewas di rumah Muzahri di desa Beji
Temanggung, Jawa Tengah, bukan Noordin M. Top, melainkan si peata
bunga Ibrohim.Lalu, siapa pelaku bom di Hotel JW Marriott dan Ristz
Carlton, 17 Juli 2009, yang menewaskan 9 orang, dan 41 orang
luka-luka itu? Sampai sekarang, tidak seorang pun tahu, tidak ada
pula yang dapat memberi klarifikasi. Ibrahim yang dicurigai sebagai
arsitek bomber dalam ledakan di JW Marriot, adalah salah seorang
korban salah bunuh pada 8/8/09, persis angka Densus 88 antiteror.
Sedangkan Noordin M. Top belum tertangkap, menghilang bagai ditelan
bumi.Sejak perburuan teroris dilakukan polisi, sudah banyak anggota
masyarakat yang menjadi korban salah tangkap, salah tembak, dan
salah bunuh, hanya karena dicurigai menjadi bagian dari jaringan
teroris. Bagi polisi, Teroris itu orang jahat, maka tidak bersalah
membunuh mereka kapan saja dan dimana saja. Hal ini, tentu saja
mengundang keprihatinan dan menimbulkan ketakutan di tengah-tengah
masyarakat. Padahal, mereka yang dibunuh itu, hampir pasti belum
terbukti berbuat teror. Baru diduga sebagai jaringan teroris.Bahwa
terorisme harus dibasmi, iya. Tetapi tindakan pembunuhan tanpa
melalui proses pengadilan, jelas melanggar hukum. Ada pihak yang
mengatakan, bila tidak didahului maka teroris akan mendahului
membunuh polisi. Jika logika ini digunakan, lalu apa bedanya polisi
dengan teroris?Lebih berbahaya lagi, adanya stigma merusak citra
Islam dengan memetakan jaringan terorisme berdasarkan wilayah,
keluarga, pertemanan, lembaga pendidikan. Sehingga melahirkan
stigma wilayah teroris, keluarga teroris, pesantren teroris,
organisasi teroris. Hal ini, bisa menyebabkan konflik baru yang
konsekuensi politisnya sulit diprediksi. Yang lebih berbahaya,
adalah memosisikan teroris sebagai mujahid Islam dan sebaliknya
menganggap mujahid sebagai teroris.Dalam pidato kenegaraan
menyambut delapan windu (64 tahun) kemerdekaan RI, 16 Agustus 2009,
Presiden Susilo Bambang Yudoyono menyatakan, bahwa sumber terorisme
adalah keterbelakangan, ketidakadilan, dan kemiskinan. Presiden SBY
sama sekali tidak menyinggung keterlibatan kelompok agama tertentu,
atau ajaran agama tertentu sebagai pemicu terorisme di
Indonesia.Sekalipun terkesan menghindar dan berhati-hati, untuk
tidak mengaitkan agama dengan terorisme, tapi kita dapat memahami
arah pidato SBY. Yaitu, adanya keinginan pemerintahan SBY lima
tahun ke depan, untuk menjalankan politik yang lebih bersahabat
dengan seluruh komunitas agama di Indonesia, sekalipun terhadap
komunitas agama yang dinilai fundamentalis.Namun, berbeda dengan
SBY, adalah komentar aparat intelijen, termasuk komentar
tokoh-tokoh Islam ambivalen. Munculnya para jawara intelijen
akhir-akhir ini, seperti Amsyad Mbai, Hendropriyono, dan
Suryadarma, yang menuding pemahaman keagamaan sebagai ideologi
terorisme, bukannya membantu menyelesaikan masalah terorisme.
Sebaliknya, patut dicurigai mereka sedang menjalankan agenda global
sebagai kaki tangan imprialisme asing.Bukan mustahil, dengan
menggunakan momentum pemberantasan terorisme mereka berupaya
menutupi aib masa lalunya yang kejam terhadap gerakan Islam dengan
cara menyisipkan fitnah. Akibatnya, apa yang selama ini dianggap
bahaya jalan sesat para teroris karena menggunakan ajaran agama
sebagai justifikasi tindakannya, justru aparat keamanan melakukan
kesesatan yang sama.Fitnah AgamaMengaitkan terorisme dengan
kekuatan penegakan syariat Islam di Indonesia, lalu menganggap
mujahid Islam sebagai teroris atau sebaliknya memosisikan teroris
sebagai mujahid, merupakan pemikiran produk rezim Soekarno
(1959-1066) yang kental dengan agenda komunisme. Kebencian PKI
(Partai Komunis Indonesia) terhadap Masyumi, mendorong mereka terus
menerus memberikan citra buruk tentang Islam melalui opini
Soekarno.Rezim Soekarno dengan Nasakomnya adalah contoh klasik yang
mengorbankan umat Islam untuk kepentingan komunis global di
zamannya. Sehingga menyebabkan ulama dan tokoh Islam banyak yang
dijebloskan ke penjara tanpa proses pengadilan. Kemudian rezim
berganti. Suharto naik tampuk kekuasaan, yang membantai umat Islam
seperti kasus Priok, Lampung berdarah, dan DOM di Aceh. Baik rezim
Soekarno maupun Soeharto selalu megusung slogan kepentingan
nasional dan pengukuhan NKRI yang tidak dapat di tawar-tawar.
Logika Sokaerno dan Soeharto dengan sedikit polesan gincu tetap
berjalan di masa orde reformasi ini.Sebelum pengepungan rumah reot
di Desa Beji Temanggung, Jawa Tengah, yang diduga tempat
persembunyian Noordin M. Top, tapi ternyata salah bunuh, badan
intelijen Amerika (CIA) mensuplai peta imajiner jaringan terorisme
di Indonesia. Peta imajiner ini harus mendapatkan pembenaran
empiriknya, yang kemudian memperlihatkan heroisme kepolisian saat
pengepungan di Temanggung, dan tembak mati tersangka teroris di
Jati Asih, Jawa Barat.Tindakan Densus 88 yang membunuh para
tersangka teroris tanpa proses peradilan dengan alasan, persis
pasukan blackwater, tentara bayaran yang dikirim oleh George Bush
untuk membantai rakyat Irak. Sejak 2005, seperti dinyatakan
Direktur Blackwater, Erik Prince, sekiatr 80% peristiwa penembakan
dilancarkan oleh blackwater dari kendaraan yang sedang melaju,
tanpa mempedulikan apakah yang terbunuh rakyat sipil, orang tua,
maupun anak-anak. Bahwa ada rakyat tak bersalah yang kehilangan
nyawa, maka itu sangat saya sesalkan, ujar Eric.Akan lebih baik,
bila penyelesaian terorisme tanpa distorsi agama, melainkan dengan
cara meningkatkan kesejahteraan rakyat, memajukan pendidikan, dan
menegakkan keadilan hukum seperti dijanjikan presiden
SBY.Komentar:Menurut saya Negara adidaya seperti amerika lah yang
seharusnya mengerti mengapa terorisme muncul begitu pesat dinegara
tersebut dan berkembang kenegara-negara lainya.apabila amerika
khususnya tidak mendeskripsikan bahwa warga muslim lah yang
bertanggungjawab atas terjadinya pengeboman WTC.Dan tidak memulai
perperangan yang terjadi di irak.maka tidak akan muncul hal-hal
seperti ini yang menambah parah kondisi global.
9. Berita Teroris Noordin M Top Tewas di SoloKronologis Noordin
M Top Tewas di SoloKronologis ini dimulai pada 16 September.
"Diawali dengan adanya satu kelompok yang patut diduga adalah
mereka adalah jaringan teroris yang berafiliasai tim dari kelompok
Urwah dan Aji," kata Kapolri saat jumpa pers di Mabes Polri, Jl
Trunojoyo, Jakarta, Kamis (17/9/2009).Penelusuran terhadap kelompok
tersebut dilakukan lewat penangkapan Rahmat Uji Prabowo alias Bejo
di Pasar Gading Solo pukul 10.30 WIB. Pria tersebut kemudian
diinterogasi dan polisi kembali melakukan penangkapan pada sore
harinya."Jam 15.00 WIB, kita tangkap Supono alias Kedu dan kemudian
diinterogasi lagi," tegasnya.Dari dua orang tersebut kemudian
diperoleh informasi ada 4 orang pelaku teroris yang berada di salah
satu rumah di kampung Kepuh Sari, Solo. Rumah tersebut diketahui
milik Susilo alias Adib yang ikut tewas dalam operasi."Lalu pada
22.30 WIB, dilakukan evakuasi masyarakat agar bergeser seluruhnya.
Pukul 24.00 WIB, anak-anak mencoba mendobrak pintu tapi di dalam
disambut oleh rentetan tembakan," jelasnya.Setelah diberi
peringatan berkali-kali, Densus 88 mulai membalas tembakan sehingga
terjadi baku tembak. Hingga sebuah motor yang berada di dalam rumah
terbakar. Noordin cs pun saat itu langsung mengevakuasi diri
bersama dalam sebuah kamar mandi.Pada pukul 5 - 6 pagi, dalam waktu
3 jam, mereka berhasil dilumpuhkan. "Dalam waktu yang cepat,
kemudian berhasil kita lumpuhkan," tutupnya.Dalam pengepungan
tersebut, polisi menyita 200 kg bahan peledak, senapan M 16 serta
dokumen penting mengenai jaringan teroris yang dibangun Noordin di
IndonesiaKomentar:Suatu keberhasilan yang gemilang untuk kepolisian
RI yang telah melumpukan gembong teroris yang selama ini
dicari-cari yaitu Noordin M Top. Kerja kerasnya selama ini dalam
melacak gembong teroris tersohor di negeri ini akhirnya membuahkan
hasil. Sebuah keberhasilan yang pantas diacungi jempol oleh segenap
bangsa Indonesia. Walaupun ada sedikit kekecewaan, karena para
teroris tersebut tidak dapat ditangkap hidup-hidup. Namun,
kepolisian juga harus tetap waspada dengan sel-sel teroris lainnya
yang diyakini masih ada.Namun sebaliknya apa yang terjadi pada para
teroris, terutama Noordin M. Top yang pada akhir hidupnya harus
dilalui dengan cara yang mengenaskan. Semoga saja tidak akan ada
lagi Noordin-noordin baru yang akan kembali meneror bangsa
ini.Mudah-mudahan ini bisa menjadi pertanda baik bagi stabilitas
keamanan negeri ini. Sesuatu yang sangat didambakan oleh siapapun
selama ini
10. Terorisme Berimbas Ke Masalah AgamaWIKIBERITA.COM-BERITA:
Islam sebagai agama sudah pasti menentang terorisme. Namun Islam
sebagai politik dan ideologi, hampir pasti tak bisa mengelak jika
dipakai oleh para aktivis Islam ekstrim untuk melakukan justifikasi
bagi aksi kekerasan terorisme. Mengapa?Terorisme selama ini
terbukti paling mudah berkedok agama untuk memikat pengikut guna
melancarkan gerakan politik ekstrim yang biadab. Maka, masuk akal
jika pengamat politik sekaligus Direktur Pelaksana East Preston
Islamic College, Australia, Esad Alagis, menilai pengeboman di
Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton 17 Juli 2009 tidak terkait
masalah agama, tetapi lebih ke soal politik.Saya percaya ini
masalah politik di negara ini. Bukan karena masalah Islam, kata
Alagis. Maksudnya, bom teroris adalah pesan politik dan gerakan
politik ekstrim. Tentu saja agama tidak membenarkan hal
ini.Persoalannya, agama telah dieksploitasi dan dibajak sedemikian
rupa oleh para teroris untuk memperkuat aksinya. Islam dibajak dan
dijadikan justifikasi untuk membenar-benarkan terorisme. Sehingga
sejumlah kaum muda terpikat dan terlibat di dalamnya, kata
Alagis.Akibatnya, reputasi kita (umat Islam) dinilai buruk. Bom itu
termasuk pembunuhan, sesalnya.Soal pembajakan agama oleh teroris,
mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah (JI) Nasir Abas mengakui,
secara simbolik penggunaan nama Islam dipakai kelompok Noordin M
Top dan JI. Mereka terlibat dalam ledakan bom di Hotel JW Marriott
dan Ritz-Carlton, Jumat (17/7).Bahkan Nasir melihat, teror bom yang
menewaskan sembilan orang itu mungkin sebagai penolakan terhadap
penambahan pasukan Amerika Serikat di Afganistan yang akan
menghambat gerak Al Qaeda dan Taliban yang diidolakan Noordin dan
para teroris lainnya. Sebab AS terkesan hegemonis dan
intervensionis atas dunia Islam itu.Aksi di JW Marriott dan
Ritz-Carlton itu dilakukan oleh pihak yang sama, yaitu kelompoknya
Noordin. Cirinya sama seperti dahulu, yakni sasarannya, modus
operandinya, dan korbannya, kata Nasir Abas.Kenapa dilakukan di
Indonesia? Ya selalu begitu. Sebab menyambut seruannya Osama bin
Laden, yang mengajak umat Islam membalas AS dan sekutunya di mana
pun berada. Ketika ada di Indonesia, ya di Indonesia, kata
Nasir.Saat aktif di JI dulu Nasir membawahi kawasan Kalimantan
(Borneo), Sulawesi (Celebes), dan Filipina Selatan. Nasir yang
berlakangan menawarkan diri membantu Indonesia mencari pelaku
terorisme itu menegaskan, Noordin M Top adalah salah satu
anggotanya pada 1996-1997. Ketika 1997, Nasir dipindah ke Sabah
untuk membina wilayah III, sehingga kontak dengan Noordin
terputus.Nasir menyatakan tiga tahun belajar perang di Akademi
Militer Mujahidin di Afganistan dan tiga tahun kemudian mengajar di
sana sebagai instruktur perang. Masyarakat dan Polri/TNI, kata dia,
harus waspada sebab menangkap kelompok Noordin akan sulit .Apalagi
Noordin selalu merekrut orang baru dan langsung dilibatkan dalam
aksi selanjutnya. Penelusuran soal siapa saja orang di lingkaran
Noordin M Top sulit dilakukan, sebab tidak ada catatan pihak-pihak
yang pernah terlibat dengan Noordin.Komentar:Hal yang sangat keliru
menurut saya apabila terorisme dikait-kaitkan dengan suatu agama
tertentu misalnya saja islam yang sangat dekat dengan permasalahan
ini.dan selalu menjadi korban atas perlaukuan keji para teroris
yang mengatasnamakan jihat islam.Padahal sebenarnya Islam tidak
pernah mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat antaramurka.apalagi
membunuh manusia tanpa landasan yang jelas.justifikasi yang
ditanamkan para teroris ini hampir mempengaruruhi sebagian besar
rakyat Indonesia.Padahal seluruh agama di dunia ini mengajarkan
kepada seluruh umatnya untuk saling mencintai dan
mengasihi.sehingga tercipata kerukunan antar umat beragama.
11. Isu Terorisme dan Serangan Terhadap IslamApakah anda orang
yang mengatakan bahwa berjihad menegakkan Syariah Islam dan
khilafah Islamiyah di bumi Allah adalah tindakan Terorisme ? Jika
demikian, berarti anda belum mengerti tentang jihad Islami yang
merupakan mukjizat Allah SWT.Jihad adalah usaha serius untuk
membumikan wahyu Allah di muka bumi sehingga tidak ada lagi
kezaliman dan fitnah terhadap Islam dan ummatnya. Renungkan firman
Allah dalam QS Al Baqarah 2:193 dan QS Al Anfal 8:39.Dan perangilah
mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan
itu hanya semata-mata untuk Allah. jika mereka berhenti (dari
memusuhi kamu), Maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap
orang-orang yang zalim. (QS. Al Baqarah 2:193)Dan perangilah
mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata
untuk Allah. jika mereka berhenti (dari kekafiran), Maka
Sesungguhnya Allah Maha melihat apa yang mereka kerjakan. (QS. Al
Anfal 8:39)Fitnah adalah kezaliman dan sifatnya lebih kejam dari
pembunuhan, karenanya "Allah mengharamkan kezaliman sampai
datangnya hari qiyamat." (HR Muslim)Allah SWT. memerintahkan kepada
Rasulullah SAW. dan ummatnya agar terus memerangi orang kafir dan
zalim yang selalu menimbulkan fitnah kepada Islam dan ummatnya. Al
Quran mengingatkan:"Wahai Nabi berjihadlah melawan orang-orang
kafir dan munafiqien itu dan bersikap keraslah terhadap mereka.
Tempat mereka adalah neraka jahannam. Dan itulah seburuk-buruk
tempat kembali." (QS. At Taubah 9:73 dan QS 66:9)Terorisme dan
Ketidakadilan GlobalMasalah yang jarang disentuh oleh media massa
ketika mengangkat isu terorisme adalah ketidakadilan global.
Padahal faktor ketidakadilan global menjadi salah satu pemicu
serangan terhadab barat atau objek-objek yang dianggap berhubungan
dengan barat. Penjajahan yang dilakukan barat di dunia Islam,
termasuk dukungan membabi buta barat terhadap penjajahan zionis
Israel di Palestina, merupakan cerminan dari ketidakadilan
itu.Ketika 9 orang terbunuh akibat pengeboman di hotel JW Marriot
dan Ritz-Carlton, banyak orang yang mengecam aksi tersebut. Sikap
yang sama seharusnya muncul ketika ratusan ribu umat Islam terbunuh
pasca invasi AS di Iraq. Mengutip laporan yang dimuat Jurnal
Lancet, lebih dari 650 ribu warga sipil Iraq tewas sejak invasi AS
pada tahun 2003 dan jumlah itu tentu saja terus saja bertambah
hingga kini.Amerika serikat dimaklumi marah saat gedung WTC
diserang yang menyebabkan sekitar 3000 orang terbunuh. Sebaliknya,
tentu bisa dimaklumi juga umat Islam marah ketika pasukan Amerika
terus menerus membunuh rakyat sipil di Afghanistan dan Pakistan.
PBB mengatakan jumlah penduduk sipil yang tewas di Afghanistan
tahun ini meningkat 24 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Laporan PBB menyebutkan lebih dari 1.000 orang tewas dalam enam
bulan pertama tahun ini. Jumlah korban serangan AS terhadap rakyat
sipil di perbatasan Pakistan-Afghanistan pun terus
meningkat.Bandingkan pula sikap dunia barat ketika Israel menyerang
Gaza. Angka korban serangan Israel ke jalur Gaza sejak 27 desember
2008 hingga 18 januari 2009 malah mencapai 1313 atau rata-rata 59
orang tewas perhari atau setiap jam lebih 2 orang tewas. Tidak
hanya itu, Israel juga mengakui menggunakan senjata kimia yang
mengerikan, yakni fosfor putih. Belum lagi yang terbunuh akibat
isolasi jalur Gaza oleh Israel. Alih-alih mengecam Israel, Amerika,
Inggris dan sekutunya malah membela Israel. Untuk kasus Indonesia,
ketidakadilan itu juga tampak dari sikap yang diskriminatif
terhadap pembunuhan umat Islam di Ambon, Poso, atau kerusuhan di
Sampit.Berkaitan dengan pengeboman pada juli 2005 di London,
pemerintahan Inggris memberikan peringatan bahwa keterlibatan dalam
invasi AS ke Iraq telah meningkatkan adanya ancaman serangan
balasan terhadap Inggris. Laporan yang bocor dari Joint Terrorims
Center (JTAC) Inggris, yang mendahului serangan tersebut,
memperingatkan: "peristiwa-peristiwa yang terjadi di Iraq semakin
menjadi motivasi dan fokus sejumlah teroris berkaitan dengan
aktivitas di Inggris."Pada april 2005, sebuah laporan yang ditulis
oleh Joint Intelligence Committee (JIC) berjudul "International
Terrorism Impact of Iraq" bahkan lebih eksplisit menyatakan: kami
menilai bahwa konflik yang terjadi di Iraq telah memperburuk
ancaman terorisme internasional dan akan terus memberikan dampak
dalam jangka waktu yang lama. Konflik tersebut telah memperkuat
kegigihan para teroris yang telah melakukan serangan ke
negara-negara barat dan memotivasi orang-oran lain yang tidak
melakukannya.Seharusnya siapapun yang menginginkan kekerasan global
dihentikan, juga harus dengan tegas meminta AS dan negara-negara
imperialis lainnya menghentikan kebijakan yang eksploitatif dan
diskriminatif terhadap dunia Islam. Masyarakat barat sendiri
seharusnya meminta penguasa mereka agar menarik tentara negaranya
dari Iraq, Afghanistan, dan negeri Islam lainnya. Termasuk
menghentikan dukungan membabi buta terhadap Israel.Bagi umat Islam,
ketidakadilan global ini harus dihentikan. Berharap pada
negara-negara imperialis untuk menghentikan kejahatan mereka
sangatlah sulit. Karena selama barat masih mengadopsi ideologi
kapitalisme, penjajahan akan menjadi metode baku yang tidak
berubah. Tidak ada pilihan lagi, kecuali umat Islam bersatu
membangun kekuatan global khilafah Islam yang akan melindungi umat
Islam dari bulan-bulanan negara imperialis..Isu Terorisme &
Serangan Terhadap Islam Sebenarnya isu memerangi terorisme yang
dilancarkan Amerika dan sekutu-sekutunya adalah perang melawan
Islam dan kaum Muslimin. Musuh-musuh Islam mencoba membidik Islam
dan kaum Muslimin di balik isu terorisme. Mereka takut dengan
bangkitnya kaum muslimin. Dengan demikian mereka berusaha sekuat
tenaga dan dengan berbagai macam cara untuk menghancurkan
kebangkitan kaum Muslimin, salah satunya dengan melancarkan perang
melawan terorisme.Saat ini umat Islam menjadi tertuduh dan semua
ketakutan dengan segala hal tentang Islam, karena selalu
dikait-kaitkan dengan isu terorisme. Para pelajar, aktivis Islam
dan semisalnya menjadi resah. Mereka khawatir dituduh dan dianggap
sebagai sarang dan penyedia serta membantu aktivitas
terorisme.Gerakan-gerakan dakwah pun dicurigai meskipun gerakan
dakwah itu terbuka dan tak ada sangkut pautnya dengan teroris.
Beberapa orang pun mengawasi ketat anak remajanya yang mau
berangkat mengaji. Padahal hal itu tak pernah terjadi sebelumnya.
Mereka menanyakan ngajinya sama siapa, tempatnya di mana, dan
segala macam secara berulang-ulang.Bahkan di sebuah wilayah,
beberapa orang yang hendak melakukan khuruj (aktivitas yang rutin
dilakukan oleh Jamaah Tabligh) di sebuah masjid, ditolak warga
setempat pasca pengeboman di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton.
Warga setempat tak mau daerahnya dijadikan tujuan orang luar.
Mereka takut orang-orang tersebut terlibat terorisme.Sikap paranoid
ini muncul belakangan di beberapa daerah. Ini terjadi setelah
televisi dengan sangat gencar menyebarkan berita terorisme sejak
penyerbuan di Temanggung, Jawa Tengah. Bukannya obyektif,
pemberitaan di media massa cenderung menstigmatisasi negatif Islam
dan kaum muslimin.Belum jelas benar siapa pelakunya, media massa
langsung menyorot pesantren. Pesantren dianggap mengajarkan jihad
dan ini menjadi inspirasi para teroris. Media massa pun sibuk
mencari latar belakang orang-orang yang diduga teroris dengan
melakukan interogasi dan inkuisisi terhadap almamater, keluarga,
dan para tetangga.Tampa disaring, berita isu langsung disiarkan.
Padahal tidak semua sumber berita yang didapatkannya layak
disiarkan.Hal yang sama tidak pernah dilakukan terhadap para
koruptor. Adakah media massa yang pernah mengaitkan koruptor dengan
almamaternya? Kemudian menyatakan bahwa unversitas X telah
mengajarkan korupsi? Atau mencari guru dan dosennya karena dianggap
sebagai inspirasi untuk korupsi?Sikap media ini tidak lepas dari
upaya pihak-pihak tertentu untuk menjadikan media sebagai corong
dalam menyerang Islam dan kaum muslimin. Lihat saja bagaimana media
massa seolah jadi orang bodoh dan menurut saja dengan arahan
sumber-sumber mereka. Sikap kritis mereka hilang. Bahkan untuk
mencari alternatif narasumber lagi. Sampai-sampai ketika
sumber-sumber berita mereka memberitakan berita yang salah pun,
ditelan mentah-mentah. Perhatikan ketika penyerangan di Temanggung
terjadi, dalam siaran langsungnya, mereka seperti koor menyanyikan
lagu bahwa teroris yang terbunuh adalah gembong teroris Noordin M
Top. Ternyata bukan.Telah terjadi trial by the press (pengadilan
oleh meda massa), yang dampaknya jauh lebih kejam. Media pun
tergiring oleh frame berpikir musuh-musuh Islam yang
menggeneralisasi para teroris dengan Islam. Isu memerangi terorisme
yang dilancarkan Amerika dan sekutu-sekutunya disebarluaskan dan
dikerjakan oleh media massa yang pada hakikatnya untuk
menghilangkan kebangkitan Islam.Ironisnya, media massa seolah
maklum saja dengan tindakan brutal Amerika dan sekutunya menebar
bom dan kematian di mana-mana. Media massa tidak pernah menyebut
mereka sebagai teroris, meski korban tewas jauh lebih banyak dan
massif.Media memang telah menjadi alat bagi kapitalisme global
dalam mempertahankan hegemoninya. Di era informasi dimana
kemenangan ditentukan oleh penguasa sumber-sumber informasi, media
massa adalah salah satu pilar kapitalisme.Barat paham betul bahwa
Islam adalah musuh berikutnya setelah komunisme runtuh. Islam
adalah ancaman. Karenanya, kebangkitan Islam mesti
dihalang-halangi. Caranya bisa melalui hard dan soft power. Untuk
itu barat dan antek-anteknya mendekonstruksi persepsi masyarakat
terhadap Islam untuk melahirkan sikap moderat bahkan liberal.
Mereka tidak mau Islam tampil apa adanya sesuai Al Quran dan As
Sunnah. Sikap moderat dan liberal ini dianggap pas dengan hegemoni
dan determinasi barat.Sangat tidak mengherankan bila di tengah isu
terorisme yang sedang hangat sekarang tiba-tiba muncul pernyataan
beberapa tokoh yang mencoba menggeneralisasi bahwa terorisme itu
adalah keinginan menerapkan syariah Islam dalam Daulah Islam.
Mereka mencoba menebar pukat harimau untuk menjaring aktivis
pergerakan Islam.Mereka sepertinya tutup mata-atau memang sengaja
terhadap fakta bahwa tidak semua gerakan yang memperjuangkan
syariah Islam dan khilafah setuju dengan aksi terorisme. Modus
mereka ini sama dan sebangun dengan gaya Amerika dan barat umumnya
melihat Islam pasca tragedi WTC pada September 2001.Tak
mengherankan bila banyak pihak yang menganalisis bahwa aksi-aksi
terorisme di Indonesia ini sengaja dimainkan oleh pihak asing.
Tujuannya adalah melemahkan umat Islam Indonesia sehingga Islam
tidak bisa bangkit menjadi sebuah kekuatan yang besar di negeri
berpenduduk muslim terbesar di dunia ini.Oleh karena itu perlu
waspada terhadap segala tipu daya musuh-musih Islam tersebut. Para
pengembang dakwah harus terus istiqomah mendakwahkan Islam dan
mengembalikan kejayaan Islam dengan metode dakwah yang dicontohkan
oleh Rosulullah SAW.Siapa Teroris Sebenarnya ? Sadarlah Wahai Kaum
Muslimin!Jadi, siapakah terorisme yang sebenarnya ? Kalau kita mau
meneliti sejarah, maka terlalu banyak dan panjang catatan peristiwa
sejarah Amerika yang dapat membuktikan bahwa Amerika adalah teroris
sejati. Amerika dengan dukungan sekutunya NATO, berhasil menekan
PBB untuk mengembargo Irak.Jika definisi teror adalah membunuh
rakyat sipil yang tak berdosa; anak-anak, wanita dan orang tua,
maka mereka atau Amerika adalah teroris paling pertama, teratas dan
terjahat yang dikenal oleh sejarah umat manusia. Mereka telah
membantai jutaan rakyat sipil tak berdosa di seluruh dunia; Jepang,
Vietnam, Afghanistan, Iraq, Palestina, Chechnya, Indonesia dan
banyak negara lainnya.Jika definisi teror adalah membom
tempat-tempat dan kepentingan-kepentingan umum, mereka adalah pihak
yang pertama, teratas dan terjahat yang mengajarkan, memulai dan
menekuni hal itu.Jika definisi teror adalah menebarkan ketakutan
demi meraih kepentingan politik, maka merekalah yang pertama,
teratas dan terjahat yang melakukan hal itu di seluruh penjuru
dunia.Jika definisi teror adalah pembunuhan misterius terhadap
lawan politik, maka mereka adalah pihak pertama, teratas dan
terjahat yang melakukan hal itu.Jika definisi mendukung teroris
adalah membiayai, melatih dan memberi perlindungan kepada para
pelaku kejahatan, maka mereka adalah pihak yang pertama, teratas
dan terjahat yang melakukan hal itu. Mereka bisa berada di balik
berbagai kudeta di seluruh penjuru dunia. Aliansi Utara di
Afghanistan, John Garang di Sudan, Israel di bumi Islam Palestina,
Serbia dan Kroasia di bekas negara Yugoslavia, dan banyak contoh
lainnya merupakan bukti konkrit tak terbantahkan bahwa The Real
Terrorist adalah Amerika dan sekutu-sekutunya!Dengan demikian,
setelah ummat mengetahui rencana apa di balik isu terorisme, siapa
teroris sebenarnya, maka mereka juga harus tetap sabar, tawakal,
dan yakin bahwa Islam pasti menang. Hal ini sebagaimana janji Allah
SWT dalam firmanNya :Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan
membawa) petunjuk (Al Quran) dan agama yang benar (Islam) untuk
dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin
tidak menyukai. (QS At Taubah, 9 : 33 & QS Ash Shaff, 61 :
9)Wallahualam bis Showab!* Artikel ini merupakan ringkasan dari
Khutbah Ust. Abu Muhammad Jibriel (Wakil Amir Majelis
Mujahidin)pada Bulan Syawwal di beberapa Masjid di
Jakarta.Komentar:Inilah bukti nyata dimana sebuah terorisme yang
menimbulkan banyak perdebatan di dunia global seperti sekarang
ini.Banyak Negara-negara mencari tahu dimanakah munculnya para
teroris ini yang telah meresahkan masyarakat dunia.Dimulai dengan
pengeboman WTC yang menggegerkan dunia yang mengatasnamakan bahwa
dibalik pengeboman ini adalah warga muslim yang berjihat.sangat
tidak mungkin bisa diterima khususnya warga muslim yang mendengar
statement,yang dilontarkan pihak yang tak bertanggungjawab.12.
Diawali Penangkapan MozahriTEMANGGUNG, KOMPAS.com Penggerebekan
yang berujung kematian Noordin M Top ternyata diawali dari
penangkapan terhadap Mozahri dan dua keponakannya, yakni Arif (38)
dan Hendra (34). Dengan demikian, saat penggerebekan hanya ada
Noordin seorang diri di rumah Mozahri di Kampung Beji, Desa dan
Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung.Informasi yang didapat dari
petugas Detasemen Khusus 88 Antiteror di lokasi penggerebekan
menyebutkan, kecurigaan terhadap Mozahri sebenarnya sudah lama.
Hari Selasa (4/8) lalu, ia diketahui pulang bersama seseorang yang
diduga kuat sebagai Noordin M Top. Mozahri menjemput Noordin dari
Jepara.Sejak itu, Noordin tinggal di rumah Mozahri, dan tidak
keluar-keluar lagi. Petugas Densus pun mencari celah untuk bisa
melakukan penyergapan. Diperoleh informasi, Mozahri mengenal
Noordin lewat anaknya yang bernama Tatak, yang saat ini tidak
diketahui keberadaannya.Jumat (7/8) sore kemarin, polisi menangkap
Arif dan Hendra, dua keponakan Mozahri di luar rumah. Penangkapan
dilanjutkan terhadap Mozahri. Ketika itu, Mozahri baru pulang dari
sawah.Jumat petang hingga malam dan berlanjut pada Sabtu pagi
inilah polisi terus mengepung dan berkali-kali meledakkan bom serta
menghujani rumah Mozahri dengan rentetan tembakan, sampai akhirnya
buronan kakap itu benar-benar tewas.Saat penggerebekan, Arif dan
Hendra diamankan dalam sebuah Toyota Innova yang diparkir sekitar
50 meter dari rumah Mozahri. Di dalam mobil, Arif sempat
berteriak-teriak tidak takut mati dan bom. Karena itu, polisi
kemudian membekap mulut Arif menggunakan plakban.Komentar:Suatu
keberhasilan yang sangat baik yang ditunjukan oleh densus 88 yang
telah meringkus gembong teroris yang selama ini dicari-cari oleh
pihak kepolisian RI.Namun dibalik penangkapan tersebut masih ada
kekecewaan yang timbul mengapa pihak kepolisian tidak membiarkan
teroris seperti Noordin M Top ditangkap hidup-hidup saja.Sehingga
saya sebagai warga tahu betul bagaiman jaringan tersebut
menyebarluas di wilayah NKRI.Hal ini tidak terlepas untuk
dikemudian hari kita bisa menjadikan reverensi untuk lebih bisa
menanggulangi hal-hal seperti ini dikemudian hari.Ketidak
transparannya ,apakah Noordin M Top mati menurut saya masih tanda
Tanya ini disebabkan jasad dari Noordin M Top tidak terlalu jelas
dipublikasikan kemediamasa dan jasad tersebut langsung dibawa
ketempat tinggal Noordin M Top yakni Malaysia.Semoga dengan adanya
penangkapan seperti ini tidak terjadi lagi munculnya teror-teror di
wilayah Indonesia dan menjadikan Negara ini bersih akan terorisme
yang tahun belakangan ini menjadi musuh kita bersama.amin.