Top Banner

of 44

Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

Jun 02, 2018

Download

Documents

ekho109
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    1/44

    Optimisme setelah Satu Dekade

    TEKS: MI / SUMARYANTO BRONTO

    http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/Optimisme-setelah-Satu-Dekade-14122014028012.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/Optimisme-setelah-Satu-Dekade-14122014028012.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/Optimisme-setelah-Satu-Dekade-14122014028012.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/Optimisme-setelah-Satu-Dekade-14122014028012.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/Optimisme-setelah-Satu-Dekade-14122014028012.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/Optimisme-setelah-Satu-Dekade-14122014028012.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/Optimisme-setelah-Satu-Dekade-14122014028012.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/Optimisme-setelah-Satu-Dekade-14122014028012.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/Optimisme-setelah-Satu-Dekade-14122014028012.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/Optimisme-setelah-Satu-Dekade-14122014028012.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/Optimisme-setelah-Satu-Dekade-14122014028012.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/Optimisme-setelah-Satu-Dekade-14122014028012.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/Optimisme-setelah-Satu-Dekade-14122014028012.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/Optimisme-setelah-Satu-Dekade-14122014028012.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/Optimisme-setelah-Satu-Dekade-14122014028012.shtml?Mode=1http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/Optimisme-setelah-Satu-Dekade-14122014028012.shtml?Mode=1
  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    2/44

    PESISIR itu serupa negeri dongeng. Di ujung pantainya yang berpasir putih ada laut biru

    menghampar. Sementara dari bukit hingga tanah landainya, pepohonan merimbun.

    Di antara itu ada rumah-rumah beratap merah yang tertata rapi. Kemudian menyembul di

    tengahnya ialah masjid putih yang gagah. Seolah tidak ada yang bisa merusak kedamaiannya,

    kecuali bencana mahabesar.

    Inilah yang sudah mereka alami satu dekade lalu. Pantai Lampuuk, Kabupaten Aceh Besar,

    Aceh, ini ialah satu daerah yang paling parah diterjang tsunami 26 Desember 2004.

    Ombak setinggi 30 meter menyapu akibat gempa 9,3 pada skala Richter (SR) di lepas pantai

    Sumatera. Banyak warga Lampuuk menjadi bagian dari 230 ribu orang yang tewas di delapan

    negara akibat bencana itu.

    Lampuuk sekarang, begitu juga wilayah lain di Aceh, adalah wajah kebangkitan. Begitu pulaketika momen tsunami ini mencapai usianya yang ke-10.

    Kehilangan dan kepedihan memang menjadi kenangan yang terus ada. Seperti juga

    bangunan-bangunan terkikis yang dijadikan monumen sejarah di sana.

    Tanpa mengecilkan kekuatan alam, ini bukan sekadar peringatan akan bencana yang

    memilukan. Sesungguhnya ini adalah pengingat akan kekuatan harapan dan optimisme yang

    tidak pernah hilang dari manusia. Ini juga pengingat akan anugerah dari Yang Mahakuasa

    meski mungkin harus dilalui lewat cobaan mahaberat.

    Warga Aceh pun berhasil untuk tidak membiarkan duka itu terus menganga. Mereka

    berdamai lewat doa dan menghidupkan lagi harapan dari yang semula puing atau tanah

    tandus karena tersapu ombak.

    Karena itu, tidak salah mengatakan warga Tanah Rencong adalah orang-orang yang tahu

    artinya bangkit. Memang bantuan mengalir dari dalam dan luar negeri, tetapi semua itu hanya

    bagai minyak dan tumpukan kayu. Percikan api datang dari warga Aceh sendiri.

    Kini, di Kota Banda Aceh, hotel, pusat perbelanjaan, dan fasilitas umum modern terus

    tumbuh. Kesibukan beriring dengan senyum dan wajah penuh optimisme. Saatnya Aceh

    menaruh harapan lebih tinggi, baik dalam perekonomian maupun masyarakatnya. (M-4)

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    3/44

    114 Titik Longsor Mengancam

    LILIEK DHARMAWAN

    Ancaman bencana menghantui penduduk yang tinggal di sekitar daerah rawan longsor.

    Indonesia memiliki ratusan titik longsor.

    TIM evakuasi bencana longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar,

    Banjarnegara, Jawa Tengah, masih mencari korban yang tertimbun. Sampai berita ini

    diturunkan, baru 20 korban tewas ditemukan. Diperkirakan 88 warga masih belum

    ditemukan.

    Longsornya Bukit Telaga Lele dengan ketinggian 400 meter tersebut terjadi kemarin. Selain

    menimbun permukiman dan perkebunan, longsor juga menghilangkan jalur jalan utama

    Banjarnegara-Dieng. Akibatnya, jalan utama yang menghubungkan dua daerah itu putus

    total. Luasan total longsor diperkirakan mencapai 10 hektare.

    Berdasarkan pemantauanMedia Indonesia, tim evakuasi kesulitan mencari para korban

    karena alat berat belum sampai ke lokasi bencana. Alat berat baru membersihkan longsoran

    di jalur utama Banjarnegara-Dieng sehingga Tim SAR hanya mencari dengan cara manual.

    Pada pukul 16.00 WIB, evakuasi dihentikan sementara dan dilanjutkan hari ini, kata

    Komandan Kodim 0704/Banjarnegara Letkol Edi Rohmatulloh, kemarin.

    Bencana tanah longsor di Dusun Jemblung tersebut mengingatkan warga masyarakat disejumlah daerah rawan bencana lain untuk waspada. Berdasarkan data Badan Geologi

    http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/114-Titik-Longsor-Mengancam-14122014001007.shtml?Mode=1
  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    4/44

    Kementerian ESDM, terdapat 114 daerah rawan longsor di seluruh Indonesia dari mulai

    Sumatera Utara hingga Papua.

    Karena itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif

    mengimbau warga yang tinggal di daerah pegunungan untuk selalu waspada terhadap

    pergeseran tanah karena rawan terjadi longsor.

    Saat terjadi hujan terus-menerus, masyarakat harus selalu waspada, kata Syamsul seusai

    menyaksikan proses evakuasi korban. Menurut Syamsul, struktur tanah di beberapa daerah

    rawan tersebut cenderung labil sehingga memudahkan pergerakan tanah dan dapat berakibat

    terjadinya longsor. Di Banjarnegara, lanjut Syamsul, terdapat sekitar 20 wilayah yang berada

    di sekitar perbukitan yang berisiko longsor.

    Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang datang ke lokasi mengatakan fokus utama saat ini

    ialah proses pencarian korban dan memberlakukan darurat bencana.

    Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya

    sudah mendatangkan tiga ekskavator untuk mempercepat evakuasi korban.

    Sementara itu, Palang Merah Indonesia (PMI) menurunkan 15 relawan untuk membantu

    pencarian korban. Begitu juga dengan Kopassus menurunkan personel beserta peralatan yang

    diperlukan di lokasi bencana. (Vei/Ant/X-8)

    Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: [email protected]

    Facebook: Harian Umum Media IndonesiaTwitter: @MIdotcomTanggapan Anda bisa

    diakses di metrotvnews.com

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    5/44

    Antikorupsi lewat Budaya Pop

    DZULFIKRI PUTRA MALAWI

    KPK berkonsentrasi mengembalikan nilai-nilai luhur Indonesia yang dikenal sebagai

    bangsa yang ramah tamah, sederhana, dan jujur lewat pendidikan antikorupsi sejak

    dini. Nilai-nilai sekarang yang berkembang seperti konsumerisme dan hedonisme

    datang dari nilai-nilai luar dan bercampur aduk menggerus budaya lokal Indonesia.

    PEMANDANGAN tikus-tikus tidak lagi tampak dalam media kampanye pencegahan yang

    digunakan Komisi Pemberantasan Korupsi.Festival Antikorupsi 2014yang diadakan pada 9-

    11 Desember di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, justru menampilkan ratusan

    poster yang begitu segar dipandang; permainan warna, olah kata yang menyita pembaca, sertakarikatur yang memesona. Di ruangan lain, beberapa film yang memiliki nilai-nilai

    antikorupsi pun diputar selama festival berlangsung.

    Sebanyak 550 poster merupakan karya dari pelajar dan mahasiswa yang diperlombakan

    dalam lomba kreasi poster dan video oleh Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat

    KPK. Kami tidak hanya menang, tapi karya kami akan diaplikasikan di kehidupan nyata,

    ungkap salah satu pemenang kategori poster umum, Agung Nugroho.

    Di zona anak-anak, mereka asyik mendengarkan dongeng yang dibacakan para relawan KPK.

    Beberapa ada yang memainkan gim soal kejujuran di laptop. Dongeng tersebut menampilkan

    limagenre: fabel, realistis kontemporer, dongeng, cerita fantasi, aktivitas anak, dan interaktif.

    Rupanya saat ini KPK menggunakan budaya pop untuk berbaur dengan karakter dan budaya

    generasi muda. Mereka ingin secara efektif memberantas korupsi mulai dari hulu; generasi

    muda. Dalam perhelatan ke-9 kali ini, Kota Yogyakarta dipilih sebagai pusat peringatan Hari

    Antikorupsi Internasional karena termasuk dalam 10 besar dengan indeks integritas tertinggi

    tingkat daerah tahun 2013.

    Kota ini juga mendapatkan skor tertinggi dalam Survei Persepsi Masyarakat (SPM) KPKterkait Pemilu Berintegritas Tahun 2014 dan peringkat tertinggi indeks tata kelola Indonesia

    Government Index (IGI).

    Di Kota Gudeg ini pula, salah satupilot projectProgram Pencegahan Korupsi Berbasis

    Keluarga. Mengangkat tema Tegakkan integritas, KPK berupaya membumikan makna

    integritas sebagai salah satu dari sembilan nilai antikorupsi dengan sejumlah kegiatan.

    Kami tidak bermaksud mengikuti karakter Jokowi yang kreatif, agenda ini sudah dibuat

    sebelum beliau jadi presiden, ungkap Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas kepadaMedia

    Indonesia, Kamis (11/12).

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    6/44

    KPK menilai dalam budaya pop berkembang fenomenascreen culture(budaya dari layar

    monitor). Di kota-kota besar bukan hanya telepon seluler, tapi juga televisi, banner, dan

    gadgetlainnya yang termasuk dalamscreen culture.

    Arus globalisasi dan transformasi begitu kencang dan menghantam semua negara. Itu

    menjadi persoalan karena arus transformasi tersebut membawa nilai-nilai dan budaya dari

    luar. Ketua KPK Abraham Samad mengaku prihatin dengan Indonesia yang tidak memiliki

    proteksi kuat sehingga saat dihantam arus transformasi yang membawa budaya luar, bangsa

    ini tidak punya daya menyaring untuk menangkal budaya itu. Nilai-nilai sekarang yang

    berkembang seperti konsumerisme dan hedonisme datang dari nilai-nilai luar dan bercampur

    aduk menggerus budaya lokal Indonesia.

    Kita mulai dari Yogyakarta, tidak menutup kemungkinan kita akan berangkat ke daerah-

    daerah lain. Kita ingin mendorong masyarakat agar tidak permisif, skeptis, dan apatis. Kami

    ingin menyadarkan rakyat Indonesia, harapnya.

    Berbagai medium buku, dongeng, poster, iklan layanan masyarakat, hingga film digunakan

    KPK dalam format urban. Deputi Pencegahan KPK Johan Budi menganggap film bisa

    menjadi medium yang paling efektif untuk memengaruhi kesadaran orang dan

    memengaruhinya sampai ke tulang sum-sum. Kalau film itu diisi dengan nilai-nilai

    antikorupsi, sangat bagus, ujarnya.

    Di sisi lain, kelompok musik yang menamakan dirinya Sindikat Musik Penghuni Bumi

    (Simponi) bersama Bung Hatta Award juga mengadakan diskusi musikal antikorupsi di 11

    universitas dan 11 kota di Indonesia. Mereka yang pernah mendapat juara 1 kompetisi

    International Sounds of Freedomdi Inggris (2014) dan juara 2 kompetisi internasional musik

    antikorupsi di Belgia/Brasil (2013) berkontribusi dalamFestival Antikorupsi 2014.

    Bangun komunitas

    Di tingkat mahasiswa, mereka yang sadar akan bahaya laten korupsi membangun komunitas

    mahasiswa antikorupsi. Semenjak kasus Gayus menjadi populer, mahasiwa perpajakan

    Universitas STIAMI, Jakarta, membentuk Simak yang merupakan kependekan dari

    Spesialisasi Mahasiswa Antikorupsi pada 29 Januari 2011.

    Para mahasiswa STIAMI justru turut membantu KPK menyebarkan nilai antikorupsi hingga

    ke 7 sekolah dasar di Timika, Papua, pada 2013. Mereka yang kami kunjungi paham korupsi

    dari media yang pernah mereka lihat seperti iklan radio dan televisi, ungkap pendiri Simak,

    Ariawan, 25.

    Langkah KPK menembus budaya pop patut diapresiasi. Masyarakat perlu mengontrol dan

    terlibat dengan langkah ini agar apa yang sudah dicanangkan secara matang tidak kendur di

    lapangan, bahkan menguap bersama budaya yang dianggap kolot yang tergantikan dengan

    budaya baru yang lebih menarik. (M-2) [email protected]

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    7/44

    Sampaikan Spirit melalui Festival Film

    FESTIVAL film antikorupsi yang digelar kedua kalinya oleh KPK tahun ini diikuti 333 film

    dari seluruh kota di Indonesia: Aceh, Karo, Asahan, Tarakan, Palu, Manado, Pare-Pare,

    Malang, Yogyakarta, dan Jakarta.

    Sebanyak 101 film didaftarkan untuk kategori fiksi pelajar, 54 film fiksi umum, 27 film

    dokumenter pelajar, 6 film dokumenter umum, 28 film animasi, dan 117 film citizen

    journalism.

    Para dewan juriAnti Corruption Film Festival 2014mengumumkan pemenang lima kategori

    tersebut di Taman Budaya Yogyakarta, Kamis (11/12) malam.

    Ketua Dewan Juri Arturo Guna Priyatna mengatakan penentuan pemenang didasarkan pada

    penilaian tema film pada semangat anti korupsi. Nilainya lebih tinggi dibanding dengan

    teknis, kata Arturo dalam sambutan sebelum pengumuman pemenang.

    Kategori film fiksi pendek pelajar diraih olehIjolankarya sutradara Eka Susilawati asal

    Purbalingga. Kategori film fiksi pendek umum diraih olehJumrahkarya sutradara

    Mulyantojoyo asal Depok. Lalu kategori film animasi diraih oleh film berjudulAdit dan Sopo

    Jarwo Ojek Payung Bikin Bingungkarya IR Wardana Riza asal Jakarta.

    SelainIjolan, film karya sutradara asal Purbalingga lain juga menyabet gelar pemenang untukdua kategori, yaitu film berjudulRobohnya Sekolah Kamikarya Uli Retno Dewanti untuk

    kategori film dokumenter pendek pelajar danDilarang Berjalan di Trotoarkarya Nugroho

    Budi Santosa untuk kategori video citizen journalism.

    Pimpinan KPK, Bambang Widjojanto kepadaMedia Indonesia(9/12) mengatakan budaya

    pop lewat film itu menjadi sarana yang tepat untuk menyampaikan nilai-nilai antikorupsi.

    Film itu dapat mengubah sikap dan pemikiran penontonnya, ujarnya. (Fik/M-2)

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    8/44

    Keluarga Benteng Antikorupsi

    BAGAI gajah mati yang meninggalkan gadingnya, peran orangtua saat ini dalam

    menanamkan nilai-nilai antikorupsi akan menjadi sejarah bagi keturunan mereka selanjutnya.

    Dalam hal itu, pemimpin KPK Abraham Samad menyayangkan banyaknya kasus yang

    ditangani KPK berasal dari kalangan keluarga. Para generasi muda terjebak pada kasus

    korupsi. Pemetaan KPK menunjukkan rata-rata remaja di kota besar menganggap orangtua

    tidak lagi begitu didengarkan, mereka lebih mendengarkan kelompoknya. Keberadaan

    orangtua di rumah menjadi minimalis. Kami menyasar ibu rumah tangga yang memiliki

    waktu banyak di rumah untuk memberikan edukasi antikorupsi.

    Tidak ada kurikulum yang dikhususkan untuk pencegahan antikorupsi. Pencegahan hanyaefektif bila anak-anak memiliki teladan di rumah, kuncinya ialah peran orangtua. Mendikbud

    Anies Baswedan menyerukan hal tersebut.

    Di bawah kepemimpinannya, ia segera membentuk direktorat keayahbundaan yang bertujuan

    mengubah cara pendekatan orangtua mendidik anak sesuai dengan karakternya.

    Teladan yang berpendidikan saja tidak cukup, tapi butuh yang tercerahkan agar tidak

    korupsi, kata Anies.

    Sementara itu, Guru Besar UGM Siti Chamamah Soeratno menganggap kreativitas menjadi

    kunci untuk para orangtua memasok nilai-nilai antikorupsi.

    Bisa menangkap karakter kejujuran dan melihat perilaku murid dari perspektif lain

    merupakan tugas besar guru untuk menanamkan nilai antikorupsi dalam setiap mata pelajaran

    yang ada. (Fik/M-2)

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    9/44

    Semangat Kantin Kejujuran Bersemi di SMA Santa

    Theresia

    BEBERAPA tahun lalu, penerapan kantin kejujuran marak di berbagai sekolah di Tanah Air.

    Kebijakan yang dicetuskan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) bersama dengan Komisi

    Pemberantasan Korupsi (KPK) itu tentunya bertujuan baik, yakni memupuk dalam-dalam

    mental kejujuran bagi anak-anak sejak usia dini.

    SMA Santa Theresia, salah satu sekolah Katolik di Jakarta, ternyata masih terus menjalankan

    kantin kejujuran. Memang bentuknya bukan seperti kantin dengan ukuran besar yang berjejer

    meja makan termasuk bangku untuk duduk. Namun, kantin kejujuran di sana hanyalah

    berbentuk sebuah lemari kaca yang berisikan beberapa jenis barang.

    Lemari kaca yang berukuran sekitar 1x2 meter itu ternyata sudah bertahan sejak lima tahun

    lalu. Barang jualannya pun beragam, mulai berbagai jenis alat tulis hingga makanan camilan

    dan minuman.

    Di setiap jenis barang yang dijual pun ditempel secarik kertas yang bertuliskan harga barang

    tersebut dan disediakan lemari tingkat berukuran kecil untuk menaruh uang pembayaran.

    Kantin kejujuran di sini memang hanya berupa lemari kaca seperti ini. Namun dari lemari kaca

    ini kami bisa melatih kejujuran untuk siswa dan siswi di sini, ujar guru pembina OSIS SMA

    Theresia, Martinus Nico.

    Nico menjelaskan bahwa tujuan penerapan kantin kejujuran di sekolahnya tak lain untuk

    melatih para siswa untuk melatih kejujuran, yang merupakan dasar utama untuk menghindari

    sifat korupsi di kemudian hari. Pasalnya, siswa bisa dengan bebas membeli barang dagangan di

    kantin kejujuran dengan memilih barang, membayar barang, dan mengambil uang kembalian

    dengan sendiri.

    Tidak ada kontrol atau pengawasan yang kita lakukan. Jadi tentu dengan perilaku ini

    diharapkan bisa timbul sifat dan perilaku jujur dari setiap siswa di SMA Theresia, sambungMartinus.

    Rere, salah satu siswi yang merupakan anggota OSIS, mengatakan tidak ada pengawasan

    khusus untuk kantin kejujuran di sekolahnya. Rere yang juga merangkap sebagai penanggung

    jawab kantin kejujuran ini dengan mengontrol seminggu sekali berupa perhitungan laporan

    keuangan.

    Perhitungan laporan keuangan kantin kejujuran dilakukan seminggu sekali, yakni untuk

    menghitung jumlah stok barang dan perhitungan jumlah uang yang diterima.

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    10/44

    Nah kalau dulu tuhsuka beberapa kali kita mengalami rugi, tapi sekarang udahnggaklagi,

    udahuntung terus, ucap Rere. (Rio/M-2)

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    11/44

    Korupsi Melilit Demokrasi Indonesia

    LINGKARAN korupsi yang masih tumbuh subur, jika tidak segera dihentikan, dapat

    mengancam perkembangan demokrasi di Indonesia. Saya kira, pemerintahan sekarang harus

    menyadari akan hal ini. Jika tidak, negara kita akan sulit untuk keluar dari lingkaran korupsi,

    kata sosiolog dari Universitas Nasional Nia Elvina di Jakarta, kemarin.

    Berdasarkan data yang dipublikasikan Transparency International, indeks persepsi korupsi

    Indonesia menduduki peringkat 107 dari 175 negara. Indonesia hanya mencatatkan skor 34

    dari skala nol (korupsi tinggi) hingga 100 (bersih dari korupsi).

    Di kawasan Asia Tenggara, indeks korupsi Indonesia jauh tertinggal dibanding negara

    tetangga, seperti Malaysia di peringkat 50 dengan skor 52, Filipina dan Sri Lanka peringkat82 dengan skor 38. Singapura berada di level 7 dengan 84 poin.

    Ketua Transparency International Jose Ugaz dalam pernyataannya, Minggu (7/12),

    menyatakan indeks persepsi korupsi 2014 telah merusak pertumbuhan ekonomi. Hal itu

    terjadi karena upaya untuk menghentikan korupsi memudar ketika para pemimpin dan

    pejabat tinggi menyalahgunakan kekuasaan untuk keuntungan pribadi.

    Dari kacamata sosiologi, kata dia, data-data itu menunjukkan negara-negara yang

    menerapkan kebijakan ekonomi sosialis lebih bersih ketimbang negara-negara yang

    menerapkan kebijakan ekonomi liberal.

    Berefleksi ke negara kita, para pendiri bangsa ini sebenarnya sudah mengamanatkan kepada

    generasi penerus untuk menerapkan kebijakan ekonomi sosialis ala Indonesia atau yang

    dikenal dengan sosialisme ala Indonesia, yang terkandung dalam Pasal 33 dan 34 UUD

    1945, jelas anggota peneliti Kelompok Studi Perdesaan Universitas Indonesia itu.

    Dalam rangka efektivitas penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, Jaksa Agung HM

    Prasetyo berharap kewenangan kejaksaan ditambah agar lebih optimal dalam melaksanakan

    tugas di bidang penegakan hukum. Salah satu yang dibutuhkan ialah kewenangan untuk

    menyadap seperti yang dimiliki oleh KPK.

    Banyak hal yang kalau diberikan kepada kami akan membuat kejaksaan lebih mudah

    melakukan tugas-tugas seperti kewenangan melakukan penyadapan, pinta Prasetyo.

    (SU/*/Ant/P-3)

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    12/44

    Zaini Arony Terancam Dibui 20 Tahun

    YUSUF RIAMAN

    KPK menyelisik dokumen perizinan proyek wisata seluas 200 hektare di Sekotong,

    Lombok Barat. Pengusaha rutin mentransfer uang miliaran rupiah ke rekening bupati.

    BUPATI Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Zaini Arony, yang diduga melakukan

    pemerasan sebesar Rp2 miliar kepada PT Djaja Business Group ketika menerbitkan izin

    usaha wisata, terancam hukuman 20 tahun penjara.

    Uang itu mengalir secara bertahap ke rekening pribadi Zaini Arony, kata Juru Bicara KPK

    Johan Budi SP, kemarin.

    Itulah sebabnya, lanjut Johan Budi, Zaini yang kini menjabat juga sebagai Ketua DPD Partai

    Golkar NTB tersebut dianggap melanggar UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak

    Pidana Korupsi yang kemudian diperbarui dalam UU No. 20/2001junctoPasal 421 KUHP

    dan Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

    Wilayah pantai di Kecamatan Sekotong, Lombok, NTB, memiliki panorama alam indah bagi

    siapa pun yang melihatnya. Tidak terkecuali manajemen Djaja Business yang berencana

    mengembangkan kawasan wisata Meang Peninsula Resort di atas lahan seluas 700 hektare

    (ha).

    Rencana tinggal rencana. Proyek ratusan miliar rupiah itu terpaksa mandek setelah KPK

    mencium bau amis dugaan pemerasan yang dilakukan Zaini terhadap manajemen Djaja

    Business tersebut.

    Zaini, bupati periode 2009-2014 itu, menjadi tersangka pemerasan ketika memberikan izin

    kepada Djaja Business dalam pengembangan 200 ha proyek lapangan golf di Dusun Meang,

    Sekotong.

    Untuk menguatkan dugaan pemerasan Zaini tersebut, komisi antirasywah akan memanggil

    sejumlah saksi terkait dugaan pemerasan tersebut.

    Selain memeriksa dokumen, kami memeriksa kembali saksi yang sebelumnya telah dimintai

    keterangan saat prosespenyelidikan. Nanti kami juga periksa Zaini sebagai tersangka, ujar

    Johan.

    Saat menanggapi tudingan KPK tersebut, Zaini mengakui akan menghormati proses hukum

    kepada dirinya.

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    13/44

    Sebagai warga negara, saya tunduk kepada hukum, ungkap Zaini kepada wartawan di

    Pendopo Bupati Lombok Barat, kemarin, setelah beberapa saat kembali dari Jakarta untuk

    menjalani pemeriksaan di Kantor KPK.

    Rekening gendut

    Segendang sepenarian dengan KPK, Kejaksaan Agung pun berancang-ancang memanggil

    Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam. Menurut Kapuspenkum Kejagung Tony Spontana,

    pihaknya memanggil Nur Alam untuk menjelaskan aliran dana sebesar puluhan miliar di

    rekeningnya.

    Dalam waktu dekat yang bersangkutan dipanggil. Jika uang itu terkait dengan suap atau

    gratifikasi, itu akan dilanjutkan ke proses penyidikan, jelas Tony, kemarin.

    Sebelumnya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyerahkandokumen kepada Kejagung menyangkut aliran dana ke rekening Nur Alam senilai Rp50

    miliar pada 2010 hingga total kekayaannya kini mencapai Rp30 miliar lebih.

    Penyidik Kejagung, kata Tony, sudah mendatangi perusahaan tambang di Hong Kong yang

    terindikasi mengirimkan uang Rp50 miliar ke rekening Nur Alam. Namun, perusahaan

    bernama Richcorp International Ltd itu sudah tidak beroperasi sejak empat tahun silam.

    Perusahaan ini kami curigai mengirim uang kepada sejumlah kepala daerah.

    Selain Nur Alam, PPATK juga melaporkan mantan Bupati Klungkung Bali I Wayan Chandra

    yang memiliki kekayaan lebih dari Rp10 miliar.

    Menurut Kasub Direktorat Penyidikan Kejagung Sarjono Turin, aparat kejaksaan telah

    menerungku Wayan Chandra dalam dugaan korupsi pengadaan lahan proyek Dermaga

    Gunaksa senilai Rp17 miliar.

    Ya, benar Wayan Chandra juga ada dalam laporan yang diserahkan PPATK. Kejari

    Klungkung telah menahan Wayan Candra untuk 20 hari ke depan. Dia diduga menerima

    kompensasi dari sejumlah proyek. Kami masih menyelidiki lebih dalam karena petugas

    mendapati lonjakan rupiah dalam jumlah signifikan di rekening Wayan Chandra, tandas

    Sarjono. (SU/Ant/X-4)

    [email protected]

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    14/44

    PKS Menimbang Perppu Pilkada

    SETELAH seluruh partai anggota Koalisi Merah Putih (KMP) banting setir menyetujui

    Perppu Pilkada yang disodorkan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kini giliran

    Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mulai menimbang-nimbang perppu tersebut.

    Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Nasir Djamil mengakui pihaknya tengah mengkaji

    secara mendalam perppu yang dimaksud.

    Menurut Nasir, yang jadi bahan usulan (untuk perppu) ialah perbaikan akses masyarakat

    untuk memantau pemimpin pilihannya. Jangkauan warga kepada pemimpin yang dipilih

    langsung itu mencegah terulangnya korupsi para kepala daerah.

    Akuntabilitas kepala daerah yang terpenting. Bagaimana rakyat mengakses dan mengontrol

    pemerintah daerah. Hanya ada kecenderungan negatif dari pilkada langsung, yakni banyak

    kepala daerah terlibat korupsi dan tidak relevannya pemilihan langsung dengan konsep

    otonomi daerah. Itu hasil kajian Lemhannas pada 2007, kata Nasir, kemarin.

    Oleh karena itu, Nasir menyarankan revisi peraturan pilkada dengan memasukkan pasal

    kontrol lebih oleh masyarakat dan perbaikan manajemen partai politik untuk memberikan

    pendidikan politik kepada konstituen. Sehingga pemilu kada ini bisa memberi nilai positif.

    Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah merampungkan tiga draf final peraturan mengenai

    pelaksanaan pilkada. Tiga draf peraturan pilkada tersebut di antaranya tahapan dan jadwal

    pelaksanaan, pencalonan serta penyusunan daftar pemilih.

    Kami akan memaparkan kepada seluruh KPU di daerah pada Rabu (17/12). Pada 16

    Desember 2015 akan berlangsung pemilu kada di 204 daerah, ujar Komisioner KPU Hadar

    Nafis Gumay. (Kim/SU/X-4)

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    15/44

    MPR Fasilitasi Penuntasan Kasus HAM Berat

    MAJELIS Permusyawaratan Rakyat (MPR) siap memfasilitasi penyelesaian kasus

    pelanggaran HAM berat. Tawaran tersebut merupakan salah satu terobosan sekaligus solusi

    agar kasus pelanggaran HAM berat tidak terus menjadi hutang sejarah.

    Saya menawarkan agar MPR digunakan untuk memfasilitasi (penyelesaian kasus HAM

    berat). Solusinya agar pelanggaran HAM ini cepat selesai, kata Ketua MPR Zulkifli Hasan

    saat menjadi keynote speechdalam diskusi bertajuk Potret Komunikasi Politik Parlemen

    RI, di Jakarta, kemarin.

    Implementasi atas gagasan tersebut, kata dia, akan didahului dengan menggelar pertemuan

    atau rapat bersama dengan pihak-pihak terkait, antara lain Komnas HAM, korban, DPR, danDPD.

    Pertemuan tersebut diharapkan bisa menghasilkan suatu kesimpulan tentang bagaimana

    menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Kemudian kami akan

    menyampaikan hasil kajian itu kepada pemerintah agar pelanggaran itu ada solusinya, tidak

    jadi utang sejarah, imbuhnya.

    Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan pemerintahan berkomitmen untuk

    menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM berat.

    Pemerintah berkomitmen menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM pada masa lalu

    secara berkeadilan, kata Presiden dalam acara peringatan Hari HAM, di Gedung Senisono,

    Istana Kepresidenan Yogyakarta, Selasa (9/12).

    Presiden menyatakan pihaknya harus memegang teguh rel konstitusi atau UUD 1945 yang

    sudah jelas memberikan penghargaan terhadap HAM sebagai pedoman kehidupan berbangsa

    dan bernegara.

    Untuk penuntasan kasus pelanggaran HAM berat, Jokowi menyebutkan ada dua jalan yang

    bisa ditempuh. Pertama, melalui pembentukan komisi kebenaran. Kedua, rekonsiliasi secara

    menyeluruh atau melalui pengadilan ad hocHAM.

    Presiden mengingatkan bahwa pelaksanaan HAM tidak sekadar soal penegakan hukum,

    tetapi juga soal cara mewujudkan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya, termasuk hak

    mendapatkan pelayanan kesehatan serta kebebasan beragama dan beribadah.

    Di kesempatan berbeda, Wakil Ketua Komnas HAM Ansori Sinungan menyambut baik

    tawaran MPR tersebut. Kami menyambut baik hal itu. Ini harus ditanggapipositif karena

    kasus HAM sudah menumpuk, ujarnya.

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    16/44

    Ia menilai yang terpenting dalam menyelesaikan kasus HAM berat ialah komitmen berbagai

    pihak, baik pemerintah maupun pihak terkait. (Nur/P-3)

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    17/44

    Putusan Terbaik bagi Golkar

    NUR AIVANNI

    Menteri Hukum dan HAM mengisyaratkan akan memberikan keputusan terbaik bagi

    Golkar yang saat ini sedang dilanda dualisme kepengurusan.

    MENTERI Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum dan HAM) Yasonna H Laoly

    memastikan akan memberikan jawaban mengenai keabsahan pengurus baru Partai Golkar

    pada Selasa (16/12), atau hari ke-7 setelah kubu Aburizal Bakrie (Ical) melaporkan hasil

    Munas IX di Bali.

    Tujuh hari seperti yang diatur dalam UU Nomor 2/2011 tentang Partai Politik, ditafsirkansebagai tujuh hari kerja terhitung sejak tanggal pendaftaran oleh kubu Ical pada 8 Desember

    2014.

    Sesuai dengan perintah undang-undang, kita akan tetap jawab dalam waktu tujuh hari. Apa

    isi jawabannya, tunggu Selasa akan kita umumkan. Pasti jawaban terbaik bagi Golkar, ujar

    Yasonna kepadaMedia Indonesiadi Jakarta, kemarin.

    Sebelumnya, pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra menyarankan Menkum dan

    HAM menahan pendaftaran pengesahan pengurus DPP Partai Golkar, baik kubu Ical maupun

    kubu Agung Laksono.

    Menkum dan HAM harus netral, berpikir dan bertindak legalistik dalam mengesahkan

    kepengurusan parpol, ujar Yusril melalui Twitter-nya @Yusrilihza_Mhd, Senin (8/12).

    Kalau ada dua kubu dalam kepengurusan hasil munas yang berbeda, kata dia, itu berarti ada

    konflik internal dalam partai yang bersangkutan. Konflik internal harus diselesaikan oleh

    mekanisme internal melalui mahkamah partai. Kalau selesai oleh mahkamah partai,

    Menkum dan HAM bisa sahkan. Kalau tak selesai, Menkum dan HAM harus tunggu putusan

    inkrachtpengadilan, mana pengurus yang sah, baru disahkan.

    Yang menjadi masalah, menurut Yusril, ialah siapa yang memimpin partai selama konflik

    internal belum selesai, sementara pengurus baru belum disahkan. Sebab, tidak mungkin

    kepemimpinan partai menjadi vakum karena pengurus baru belum disahkan pemerintah.

    Partai kanharus jalan terus dan harus ambil keputusan yang berimplikasi luas ke masalah

    kenegaraan, ujarnya.

    Kepastian hukum

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    18/44

    Politikus Partai Golkar Agun Gunandjar Sudarsa mengharapkan pemerintah segera

    memutuskan legalitas kepengurusan partai beringin yang saat ini terdapat dua versi, yakni

    hasil Munas Bali dan hasil Munas Jakarta.

    Legal konstitusional Partai Golkar saat ini berada di tangan pemerintah (Kemenkum dan

    HAM) sebagaimana menjadi kewajiban pemerintah untuk menilai, mengkaji, menguji, dan

    memutuskan mana yang sah, katanya.

    Ia mengatakan pemerintah memiliki instrumen penguji, yakni Undang-Undang Nomor 2

    Tahun 2011 tentang Partai Politik dan AD/ART Partai Golkar.

    Kami berharap tidak dalam waktu yang terlalu lama pemerintah segera mengambil

    keputusan agar dapat segera memberi dampak adanya kepastian hukum bagi kami, tukas

    Agun.

    Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Diponegoro, Semarang, Teguh Yuwono,

    menilai langkah Kemenkum dan HAM membentuk tim khusus untuk mempelajari berkas-

    berkas Partai Golkar sebagai hal yang percuma.

    Percuma saja dibentuk tim.Sebab, pemerintah memang tidak berwenang memutus konflik

    partai politik. Konflik di partai politik harus diselesaikan sendiri di internal partai, kata

    Teguh.

    Ia menyarankan pemerintah untuk mengembalikan berkas dari kedua kubu dan hanya

    menerima satu berkas setelah permasalahan diselesaikan di internal Golkar. (SU/Ant/P-3)

    [email protected]

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    19/44

    Selamat Jalan sang Guru Kalbu

    Pecah tangis sanak keluarga saat jenazah Een Sukaesih, 51, dibawa ke tempat peristirahatan

    terakhir di TPU Cihaur, Desa Cibeureum, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, JawaBarat, kemarin pagi.

    Di antara ratusan pelayat yang memenuhi halaman rumah duka di Dusun Batukarut RT

    01/06, Desa Cibereum Wetan, Kecamatan Cimalaka, tampak orang nomor satu Jawa Barat

    Gubernur Ahmad Heryawan ikut menghadiri pelepasan sang guru kalbu ke peristirahatan

    terakhir.

    Ahmad Heryawan atau akrab disapa Aher ikut bergabung dengan para pelayat lainnya,

    termasuk Bupati Sumedang Ade Irawan di Rumah Pintar, tempat almarhum Een

    mendedikasikan hidupnya di dunia pendidikan sekitar pukul 07.30 WIB.

    Dalam sambutan pelepasan jenazah, Aher mengatakan berpulangnya tokoh pendidikan itu

    membuat masyarakat Jawa Barat bahkan Indonesia sangat kehilangan.

    Beliau sosok inspirator dan teladan bagi siapa pun yang peduli dunia pendidikan. Tidak

    salah bila beliau disebut guru kalbu. Walaupun dalam kondisi terbaring karena sakit

    menahun, ibu guru Een tidak kehilangan semangat untuk mengajar anak didiknya, kata

    Aher.

    Ia menambahkan kepedulian sang guru pejuang itu diwujudkan dalam Rumah Pintar yang

    diasuhnya selama ini.

    Kita berharap agar Rumah Pintar yang diasuhnyaterus dikelola bahkan harus semakin

    berkembang. Pengabdian beliau harus mendorong kita agar lebih keras berjuang bagi dunia

    pendidikan, demi kecerdasan anak didik di mana pun, papar Aher.

    Sekitar pukul 08.00, Aher melepas jenazah Een ke Masjid Jami Ak-Ikhlas diikuti ratusan

    pelayat. Aher dan Bupati Sumedang pun ikut menggotong keranda almarhum menuju TPU

    Desa Ciberuem Wetan.

    Een Sukaesih mengalami gejala lumpuh saat duduk di kelas 3 sekolah pendidikan guru. Dari

    hasil tes laboratorium pada 5 April 1982, Een divonis menderita rheumathoid artitis. Dalam

    kondisi sakit, Een berhasil menyelesaikan program D-3 jurusan psikologi pendidikan dan

    bimbingan di IKIP Bandung.

    Kendati mengalami kelumpuhan sejak 30 tahun lebih, Een terus mendidik anak-anak. Ia

    mengajar sambil berbaring beralaskan kasur di kamarnya berukuran 2 x 3 meter, dengan

    peralatan mengajar seadanya.

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    20/44

    Namun, banyak muridnya yang berdatangan ke rumahnya untuk mendapatkan ilmu yang

    diberikan sang guru kalbu.

    Ia pun tidak segan-segan memberikan motivasi dan semangat kepada anak didiknya lewat

    nasihat-nasihat seperti dikemukakan sejumlah muridnya yang ikut melayat.

    Beliau sangat bersemangat menasihati dan memberikan ilmunya kepada para muridnya,

    kenang Irene Saksia, muridnya.

    Sang guru kalbu menghembuskan napas terakhir di RSUD Sumedang pada Jumat (12/12)

    pukul 15.20. Selamat jalan sang guru kalbu. (Sonny Budhi/N-4)

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    21/44

    Langit Kalimaya

    Oleh: FX RUDY GUNAWAN

    BANDARA dipenuhi oleh ratusan penumpang. Penerbangan mereka tertahan karena asap

    tebal dari hutan-hutan bakau yang dibakar, hingga memperpendek jarak pandang menjadi

    sekitar 4-5 meter. Hanya pilot teler yang berani lepas landas di tengah kabut asap seperti itu.

    Dalam campur aduk kekesalan, kegelisahan, dan kekecewaan ratusan penumpang itu, Husni

    justru teringat sebuah siang di Ternate. Ia sudah terlalu sering mengalami suasana seperti itu.

    Pekerjaan sebagai konsultan penanganan limbah industri membuat Husni harus terbang

    setidaknya seminggu sekali ke berbagai wilayah.

    Langit Ternate pada siang itu tak pernah bisa dilupakan Husni. Langit paling aneh yang

    pernah dilihatnya. Langit yang seperti batu Kalimaya itu menyimpan warna kuning, hijau,

    dan merah dalam nuansa biru yang membalut semua warna menjadi satu ikatan. Jalin-

    menjalin sebagai unsur-unsur bebas tapi sekaligus menjadi komposisi yang utuh. Seperti

    ikatan berbagai unsur kimia yang membentuk senyawa-senyawa dengan berbagai partikel.

    Husni tak pernah melihat langit seperti itu sebelumnya, meski ia telah menjelajah ke hampir

    semua pelosok Nusantara. Ia kerap terpesona oleh langit di berbagai daerah yang memiliki

    keunikan berbeda-beda, semacam karakter masing-masing yang mungkin dibentuk oleh

    mineral, kekayaan tambang, dan hutan-hutan.

    Semua corak langit memang membuat Husni terpesona, namun tetap saja pesona yang paling

    menyihirnya adalah langit Ternate. Ini sangat subyektif. Orang lain bisa saja sama sekali

    tidak terpesona oleh langit Ternate, apalagi sampai tersihir. Orang lain mungkin lebih tersihir

    oleh langit pantai Kuta atau langit di atas laut Manado. Atau langit di bumi Bukittinggi.

    Semua punya daya sihir masing-masing, yang bekerja secara khusus atau acak, untuk

    menyihir orang tertentu. Bahkan mungkin hanya menyihir pada hari tertentu dengan suasana

    hati tertentu, horoskop tertentu, atau malah wetondanshiotertentu.

    Bagi Husni, itu semua sangat logis. Wetonadalah sebuah sistem perhitungan dalam

    penanggalan atau kalender Jawa kuno, demikian pulashio dalam sistem kalender Cina.

    Seperti sistem penghitungan apa saja, semua pasti memiliki dasar matematika dan karenanya

    Husni tidak pernah mengabaikan bahwa ia lahir pada Selasa Kliwon, denganshio ular dan

    zodiak taurus. Mungkin karena komposisi itulah ia tersihir oleh langit Ternate di siang itu

    atau mungkin karena suasana hatinya saat itu tengah diliputi kehampaan. Atau mungkin

    karena gabungan komposisi itu dan suasana hatinya. Artinya, orang lain dengan weton atau

    shio yang sama dengan dirinya tapi tidak dalam suasana hati hampa pada siang itu, bisa saja

    tidak tersihir.

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    22/44

    Siang itu, Husni kehilangan sahabatnya, Munandar, seorang aktivis lingkungan di

    Kalimantan. Munandar meninggal akibat sebuah kecelakaan di jalan raya antara Sungai

    Danau dan Batu Licin, Kalimantan Selatan. Berita itu mengejutkan dan seketika

    menimbulkan kehampaan di hati Husni. Ia langsung menengadah dan menatap langit Ternate.

    Seketika ia tersihir melihat langit yang seperti batu Kalimaya itu. Ia merasa terhisap danmenjadi sebutir debu yang tak berarti dalam hempasan angin yang berkesiur di bawah langit.

    Mungkin sekitar 3 tahun, Husni berbagi kamar dengan Munandar sebagai sesama mahasiswa

    perantau di Yogyakarta. Mereka sama-sama mengandalkan beasiswa yang sangat kecil untuk

    menopang hidup. Sama-sama punya mimpi besar untuk mengubah dunia, menjadikan dunia

    sebagai tempat yang lebih baik bagi semua manusia. Husni belajar di Fakultas Teknologi

    Pertanian dan Munandar belajar di Fakultas Kehutanan. Mereka dipertemukan ketika sama-

    sama mengantre di loket kantor pos untuk mengambil uang beasiswa mereka.

    Kenangan itu terlukis begitu nyata di langit Kalimaya kota Ternate siang itu. Husnimerasakan kehampaan di rongga dadanya. Ia merasa sesak oleh kehampaan itu. Ketika

    pikirannya bergolak liar dan berujung pada kemungkinan kecelakaan yang merenggut nyawa

    Munandar itu bisa saja sebuah kecelakaan yang disengaja, kehampaan menenggelamkan

    Husni lebih dalam lagi. Lubang kehampaan yang seolah tanpa dasar. Husni tak mampu

    mengukurnya.

    ***

    Asap masih belum menipis juga. Sudah tiga jam penumpang menunggu dalam

    ketidakpastian. Husni masih tetap berada di bawah sihir langit Kalimaya. Ia duduk di sebuah

    kafe yang menyediakan ruang merokok dan sudah menandaskan dua cangkir kopi Gayo.

    Asam lambung di perutnya sudah mulai sedikit bereaksi. Ia sudah minum segelas kopi saat

    sarapan pagi di hotel dan dalam waktu tak lebih dari dua jam kemudian ditambah dua gelas

    kopi. Wajar jika asam lambungnya mulai bereaksi.

    Para penumpang semakin ramai meracau, mengomeli sistem transportasi, merutuki para

    pengusaha batu bara, mengutuk para pejabat korup, mencaci kapitalisme dan memaki-maki

    sejarah yang tak berpihak pada rakyat sejak kemerdekaan diproklamasikan Soekarno-Hatta.

    Semua melemparkan kemarahan dalam celoteh penuh bumbu politik. Tak satu pun celotehkemarahan itu yang mengganggu Husni. Semua ceracau itu sudah terlalu sering didengarnya.

    Mulai di warung kopi Ulee Kareng sampai kafe-kafe mahal yang tersebar seperti cendawan

    di musim hujan di mal kota-kota besar. Semua celoteh itu telah menjadi seperti dengung

    lebah yang menggumamkan bunyi-bunyi tanpa makna.

    Husni ingat ketika Munandar mengajaknya berhenti berwacana, berhenti berkicau.

    Sudah cukup kita bicara, kawan. Saatnya bertindak kini. Perubahan tidak akan terjadi hanya

    oleh teori, apalagi omong kosong. Perubahan hanya bisa terjadi melalui tindakan nyata,

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    23/44

    sekecil apa pun. Aku mau berbuat nyata di Kalimantan. Banyak persoalan lingkungan yang

    serius di sana, tegas Munandar di suatu siang di kamar kos mereka, sepuluh tahun yang lalu.

    Apa yang akan kau lakukan?

    Aku akan masuk ke hutan.

    Hah?

    Hahaha, jangan takut, kawan. Aku tidak akan menjadi pemberontak. Aku mencintai bangsa

    ini. Aku mencintai hutan-hutannya karena itulah aku akan masuk hutan untuk membuktikan

    cintaku, hahaha!

    Husni tak bertemu lagi dengan Munandar sejak siang itu. Esoknya, ia sudah menghilang dan

    tak pernah kembali sampai Husni lulus kuliah setahun kemudian dan bekerja di sebuahorganisasi internasional sambil melanjutkan kuliah S2 di jurusan yang sama. Husni baru

    bertemu Munandar kembali sekitar enam tahun setelah ia lulus dalam sebuah kejutan yang

    sama sekali tak terduga. Bukan dalam aksi unjuk rasa lingkungan, bukan dalam peristiwa

    politik yang heboh, dan bukan juga dalam sebuah reuni.

    Ia bertemu kembali Munandar tidak dalam peristiwa tertentu. Munandar tiba-tiba nongol

    begitu saja di kantornya persis pada jam makan siang dan Husni bersiap keluar kantor untuk

    makan siang.

    Husni!

    Hah?!Munandar??

    Itulah satu-satunya pertemuan yang terjadi setelah Munandar tiba-tiba menghilang dan

    sebelum Husni menerima kabar kematiannya di suatu siang saat ia berada di Ternate. Dalam

    pertemuan singkat itu, Husni melepas jam tangan yang dipakainya dan memberikannya pada

    Munandar. Sementara Munandar melepaskan cincin batu Kalimaya di jarinya, lalu

    memberikannya pada Husni.

    Sejak saat itu, Husni memakai cincin batu Kalimaya itu di jari kelingking kanannya karena

    ukuran jari-jarinya lebih besar dibanding Munandar yang memakainya di jari manis. Husni

    kerap memperhatikan batu Kalimaya itu di setiap jeda waktu apa pun yang dimilikinya.

    Memperhatikannya di tengah kemacetan Jakarta, mengamatinya di saat menunggu anaknya

    les bahasa Prancis, memperhatikannya di sela-sela waktu kerja, mengamatinya di tengah

    penerbangan-penerbangan panjang yang ditempuhnya.

    Apakah karena hal itu lalu langit Ternate siang itu menjadi langit Kalimaya di matanya?

    Husni tak tahu, tapi ia lebih senang menganggap langit Ternate menjadi langit Kalimaya

    siang itu karena Munandar menyapanya. Mengucapkan selamat tinggal khusus untuk dirinya

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    24/44

    dengan satu pesan yang jelas. Satu pesan tentang langit dan bumi yang kini tak lagi

    dihiraukan oleh manusia, meskipun kabut asap telah merebak di mana-mana.

    Widyatama Indah, 2014, saat terkenang almarhum Andi Munajat

    FX Rudy Gunawan, sastrawan kelahiran Cirebon, 1965. Ia menulis fiksi dan non-fiksi.

    Novel terkininya, Tuan Ken(tut),2013.

    Redaksi menerima kiriman naskah cerpen, ketik sebanyak 9.000 karakter, karya orisinal dan

    belum pernah diterbitkan di media massa lain. Kirim e-mailke

    [email protected]@yahoo.co.id

    @Cerpen_MI

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    25/44

    PIGURA

    Kurikulum

    ONO SARWONO

    SANG dwija(guru) Durna pusing tujuh keliling. Persoalannya, kurikulum A hingga Z, yang

    ia kreasi sepenuh hati, tidak ada yang berhasil mengantarkan Kurawa menjadi anak-anak

    yang pintar. Upaya-upaya lain yang menyertainya, termasuk macam-macam teknik ajar-

    mengajar canggih, telah diterapkan, tetapi hasilnya tetap majal.

    Jadinya, misi mengurus Kurawa--Duryudana dan 99 adik-adiknya--agar menjadi para ksatria

    harapan bangsa, seperti menembus kegelapan. Dalam peribahasa Jawa, itu ibarat nunggu

    nyileme gabus lan kumambange watu item(menunggu tenggelamnya gabus danmengapungnya batu hitam), artinya berharap sesuatu yang tidak akan pernah terjadi.

    Kepeningan Durna bukan akibat buntunya akal untuk mengusir kebodohan Kurawa. Akan

    tetapi, dalam benaknya juga berkecamuk, kenapa dengan kurikulum yang sama, Pandawa,

    muridnya yang lain, bisa menjadi anak-anak pintar? Padahal, Durna menyadari, dalam

    mengajar ia lebih banyak memberikan perhatian kepada Kurawa daripada keluarga Pandawa-

    -Puntadewa, Bratasena, Permadi, Pinten, dan Tangsen.

    Misalnya, ketika digelar ujian pendadaran siswasokalima, nilai Kurawa jeblok, merah.

    Sebaliknya, Pandawa mendapatkan nilai biru. Bahkan, Permadi mampu menorehkan nilai

    paling sempurna untuk pelajaran dan praktik memanah.

    Dengan mencermati hasil yang bertolak belakang itu, dalam hati kecilnya Durna hanya bisa

    menemukan jawaban sepenggal, yaitu dari apa yang ia perhatikan setiap memberikan

    pelajaran. Kurawa tercatat sebagai siswa yang malas belajar dan suka mendengkur di kelas.

    Sebaliknya, Pandawa merupakan siswa yang tekun dan rajin serta hormat pada guru.

    Kondisi kontras itulah yang membuat Durna melang-melang(deg-degan). Tekanan psikis

    yang ia pikul pun terasa kian berat. Itu akibat munculnya suara tuduhan kepada dirinyasebagai guru yang bersikap emban cinde emban siladanatau pilih kasih.

    Selain itu, derasnya tekanan sang Adipati Destarastra, penguasa ad interimAstina, yang

    merupakan orangtua Kurawa. Destarastra mengultimatum Durna harus menjadikan putera-

    puterinya anak anung anindita, anak yang bisa menjadi harapan bagi orangtua.

    Untuk mendukung itu, Destarastra tidak pelit anggaran. Setiap pembahasan anggaran

    pendapatan dan belanja negara, ia selalu menetapkan anggaran minimal 20%. Dengan

    demikian, Durna tidak perlu memikirkan dana untuk mencari berbagai terobosan guna

    mengantarkan Kurawa menjadi anak-anak yang pandai.

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    26/44

    Maka, tidak aneh bila Durna enteng menggonta-ganti kurikulum. Hampir setiap periode

    tertentu, tim ahli Sokalima di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Astina,

    mengubah-ubah kurikulum. Harapannya itu bisa mujarab bagi Kurawa.

    Pada sisi lain, Durna, yang juga spiritualis, tidak pernah jeda menjalani laku prihatin.Puasa

    ngrowot(hanya makan umbi-umbian) dan semedi di tempat-tempat sepi dilakoni. Akan

    tetapi, nyatanya ia tidak pernah kejatuhan wangsit jitu untuk bisa memberantas kebodohan

    para anak keturunan pasangan Destarastra-Gendari. Kurawa tetap menjadi anak-anak yang

    ketulpikirannya dangeculjiwanya.

    Pendidikan keluarga

    Sebenarnya, kebingungan Durna tentang dualisme muridnya tidak perlu terjadi bila ia

    mengerti akan pentingnya pendidikan di luar sekolah. Faktor itulah yang menjadikan Kurawa

    dan Pandawa ibarat bumi dan langit. Padahal, mereka sama-sama keturunan (cucu) rajaberjiwa resi, Prabu Kresnadipayana yang juga Abiyasa.

    Kurikulum yang ia terapkan sesungguhnya hanya mengandung unsur pembelajaran semata,

    sekadar ilmu olah otak. Adapun pendidikan non-formal di luar sekolah yang dimaksud ialah

    edukasi di lingkungan keluarga. Inilah yang membentuk karakter insan. Murid tanpa karakter

    tidak akan pernah mengerti kewajiban dan tanggung jawabnya.

    Dalam konteks itu, Kurawa nyaris tidak pernah mendapat sentuhan dari orangtua kandung

    mereka. Di luar sekolah, Duryudana dan adik-adiknya dipasrahkan begitu saja kepada sang

    paman, Harya Suman. Pendidikan Suman-lah yang akhirnya membentuk Kurawa.

    Gendari--sang ibu Kurawa--memang yang meminta Suman untuk mendidik. Harapannya

    pragmatis, anak anaknya kelak mesti bisa menjabat, berpangkat, dan hidup nikmat. Perkara

    bagaimana cara menggapainya, sepenuhnya dimandatkan kepada Suman yang dikenal culas.

    Maka, yang terjadi, Kurawa seperti hanya menjadi gerombolan penghamba hawa nafsu kiri.

    Hidupnya hanya diisi dengan kenikmatan duniawi dan kefoya-foyaan. Jiwa kesatria warisan

    kakek mereka dikubur dalam-dalam. Mereka lupa makna hidup sejati dan alpa zaman

    kelanggengan.

    Hal itu berbeda dengan Pandawa. Puntadewa dan adik-adiknya dididik dengan berbagai ilmu

    keutamaan oleh sang ibu, Kunti Talibrata. Tidak seperti Kurawa, yang orangtuanya masih

    lengkap, Pandawa hidup sebagai anak yatim. Bahkan si kembar, Pinten dan Tangsen, anak

    lola(yatim piatu). Kunti merupakan ibu tiri keduanya setelah ibu kandung, Madrim,

    meninggal.

    Sejak kanak-kanak, Pandawa telah ditinggal sang rama, Pandudewanata. Dengan demikian,

    Kunti menjadi ibu sekaligus ayah (single parent) mereka. Setiap hari, Kunti nggulawentah

    (mendidik) anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Kunti menghabiskan hari-harinya disamping anak-anaknya.

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    27/44

    Salah satu metode Kunti kala membesut anak-anaknya ialah dengangeguritan.Pesan

    tembang-tembang yang dikidungkan mengandung ajaran budi pekerti dan nilai-nilai

    keluhuran hidup. Karenanya, Pandawa tidak hanya menjadi kesatria berkarakter yang pintar

    otaknya, tetapi juga cerdas jiwanya serta kuat raganya.

    Contohnya, ketika Pandawa terusir dari Istana Astina selama 13 tahun, ini bukan era

    kesengsaraan.Masa itu justru dijadikan semacam akademi. Itu bukan membuat Pandawa

    ciut atau rapuh, tetapi justru menjadikan mereka insan-insan yang lebih tangguh. Bahkan,

    selama masa pembuanganitu mereka mendapat berbagai anugerah dewa.

    Hikmah dari kisah itu ialah betapa pentingnya pendidikan di lingkungan keluarga, yang

    diberikan orangtua sendiri atau orang-orang yang mengasihi. Pendidikan inilah yang paling

    besar peranannya membentuk kepribadian dan watak sang anak.

    [email protected]

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    28/44

    Nyali di Ujung Bambu

    IWAN KURNIAWAN

    Meriam bambu di NTT memiliki nilai dan makna tersendiri. Warga memainkannya

    untuk menyambut datangnya Hari Natal.

    PENGARUH budaya Eropa di sebagian besar daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) memang

    masih terasa hingga saat ini. Tidak hanya pada tarian modern (dansa) ala bangsa kulit putih,

    simbol peperangan pun masih tertanam kuat.

    Simbol peperangan itu berupa permainan perang-perangan bunyi dengan menggunakan

    meriam bambu. Itu masih bisa kita temukan hingga kini. Meriam bambu bukan secarakasatmata berpeluru sebagaimana digunakan bangsa Eropa saat menjajah Nusantara. Unsur

    utamanya terletak pada bunyi.

    Meriam bambu di NTT berupa batang bambu, dibuat menyerupai bedil. Biasanya, anak-anak

    dan remaja memainkan pada Desember. Meriam siapa yang mengeluarkan bunyi paling

    keras, dialah yang menjadi raja dalam permainan.

    Pada era 1980-an, masih sering kita mendengar dentuman keras meriam bambu di Kota

    Kupang, ibu kota NTT. Letupan keras seakan menandakan bahwa masyarakat sedang

    bergembira menyambut sebuah peristiwa bersejarah, Natal. Namun, dengan perubahan

    zaman, anak-anak dan remaja di Kota Kupang sudah meninggalkan permainan tradisional itu.

    Di NTT, meriam bambu selalu bermakna kebahagiaan. Suatu simbol yang diperdengarkan

    lewat bunyi. Anak-anak di pelosok desa masih memainkan meriam bambu. Ini permainan

    tradisional. Bunyi yang terdengar menandakan ada kebahagiaan yang diletupkan, ujar

    budayawan Felix Sangu di Jakarta, pekan lalu.

    Felix kebetulan berada di Ibu Kota untuk menghadiri sebuah acara budaya. Baginya, tradisi

    masyarakat di NTT sudah mulai memudar. Tidak hanya tradisi meriam bambu, tetapi jugabahasa daerah.

    Di Ende, ada bahasa lokal yang mulai ditinggalkan pemakainya. Lokalitas (termasuk

    meriam bambu) ini harus diperhatikan pemerintah, jelas lelaki berambut perak yang juga

    ahli linguistik dari Universitas Nusa Cendana, Kupang, itu.

    Keberadaan tradisi masyarakat di NTT memang menjadi unik untuk dikaji. Di kawasan

    Timor Barat, misalnya, anak-anak dan remaja masih memainkan meriam bambu. Tentu saja,

    tak di setiap kota kota/kabupaten. Hal itu disebabkan dentuman meriam bambu mengganggu

    ketertiban umum.

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    29/44

    Meski demikian, pekan lalu, di Desa Nunura, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu, anak-anak

    dan pemuda masih memainkan meriam bambu. Mereka silih berganti mendentumkan

    sehingga terdengar seperti perang-perangan.

    Tidak hanya itu, di Kampung Homa yang berbatasan dengan kampung seberang, Kampung

    Lewowuun di Dusun Lewoduli, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, anak-

    anak dan pemuda juga masih memainkan meriam bambu jelang Natal. Dua dusun itu

    dipisahkan sebuah kali mati sehingga para pemuda antarkampung bertarung membunyikan

    secara berganti-gantian.

    Tradisi ini masih berlangsung.Pada era 80-an hingga 90-an, saya ingat kami memainkan

    setiap kali hujan reda di sore hari, tutur Antonius Ola Payong, putera asli setempat.

    Lelaki kelahiran Lama Tewelu, Adonara Timur, 1 Juli 1976 itu menjelaskan keberadaan

    meriam bambu tak lepas dari meriam milik bangsa Portugis. Itu terjadi sejak bangsa Portugisberlayar melewati perairan di kawasan tersebut untuk mencari rempah-rempah, termasuk ke

    Maluku dan Timor pada abad ke-16.

    Konon, anak-anak mendapatkan inspirasi saat melihat kapal-kapal perang Portugis berlabuh

    di bibir pantai. Belum ada literatur yang kuat. Namun, tetua-tetua percaya, meriam bambu

    diilhami dari bangsa Portugis saat melakukan ekspansi, tandas Antonius, ayah dua putera.

    Membuat meriam bambu cukup mudah. Bahan utama ialah bambu. Itu dipotong sepanjang

    1,5 meter atau 3-4 ruas dengan diameter 4 inci (10,16 cm). Di permukaan bambu pada bagian

    ujung dilubangi 10 cm dari penggalan bambu. Lubang itu berguna untuk menyulut meriam

    bambu. Lubang tersebut juga bermanfaat untuk menaruh minyak tanah sebagai bahan bakar

    utama.

    Cara memainkannya pun cukup sederhana. Panaskan bambu dengan cara membakar minyak

    di dalam ujung bambu. Kita harus panaskan dulu untuk mendapatkan bunyi yang mantap,

    cetus Antonius.

    Nilai-nilai

    Bermain meriam bambu tidak perlu keahlian khusus. Hanya nyali saja untuk memainkan

    meriam bambu. Hal yang perlu diperhatikan ialah jangan sampai tangan atau wajah terbakar

    api sendiri. Bagi anak-anak di Adonara dan Timor, hal itu sangat menyenangkan karena

    bahannya murah dan murah.

    Selain sebagai ungkapan kegembiraan, ada nilai-nilai yang tertanam jelas dalam makna

    meriam bambu. Ada lima makna utama, yaitu memaknai hari besar keagamaan, wujud

    syukur atas kegembiraan, melestarikan tradisi leluhur, melatih kreativitas untuk menciptakan

    permainan, dan sebagai uji nyali.

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    30/44

    Keberadaan meriam bambu memang berkembang pesat di Nusantara. Di daerah

    Minangkabau, misalnya, itu dikenal dengan meriam betung, sedangkan di Gorontalo disebut

    bungo. Di dua daerah tersebut, itu biasanya dimainkan sebelum sahur dan buka puasa di

    bulan Ramadan.

    Hampir semua fungsi sama, yaitu sebagai ikatan kebahagiaan. Namun, di NTT memang

    berbeda karena dilatarbelakangi kehidupan masyarakat yang mayoritas Nasrani.

    Lewat meriam bambu, anak-anak hingga pemuda pun memahami betul simbol kebersamaan

    yang ada. Semuanya menggunakan sebagai ikatan persaudaraan. Mereka melakukan perang-

    perangan, tetapi tidak bertikai laiknya sebuah perang sesungguhnya.

    Tak dapat disangka, pengaruh fisik meriam--senjata berpeluru bulat--yang dibawa bangsa

    Eropa (baik Portugis maupun Belanda) cukup kuat. Meski demikian, ada yang unik karena

    meriam bambu sebagai jati diri bangsa Indonesia. Sebagai nilai, meriam bambu memilikimakna tersendiri. Api, misalnya, sebagai terang dunia, sedangkan minyak sebagai

    penyucian dan pembakaran.

    Inilah simbol meriam bambu yang berkembang di NTT. Ada ungkapan sukacita masyarakat

    dalam menyambut perayaan hari kelahiran Yesus Kristus. Tradisi membunyikan meriam

    bambu pun masih kuat.

    Sayang, permainan itu terkadang dianggap kampungan dan ketinggalan zaman sehingga

    mereka bermain secara berondok di balik pepohonan. Sementara itu, anak-anak di kota mulai

    beralih menggunakan petasan.

    Padahal, nilai-nilai meriam bambu memiliki korelasi dengan kehidupan, yaitu menjaga

    kebersamaan anak-anak. Kebersamaan ini menjadi pengikat anak-anak untuk menyuarakan

    kegembiraan bersama pula. Saya kira ini bukan kampungan. Anak-anak malah menjaga

    tradisi turun-temurun, jelas Antonius.

    Jelang perayaan Natal, 25 Desember, tahun ini, dentuman meriam bambu di daerah-daerah

    pelosok di NTT menjadi kekhasan tersendiri. Anak-anak dan remaja rela menempuh

    perjalanan berkilo-kilometer ke hutan.

    Mereka mencari bambu terbaik untuk dijadikan bedil. Sebuah tradisi warisan leluhur yang

    pantas untuk dilestarikan bersama-sama. (M-1)

    [email protected]

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    31/44

    Tari Betawi di Tapal Zaman

    IWAN KURNIAWAN

    Tari Sipatmo memiliki makna dan arti filosofis. Para penari seakan menunjukkan ada

    hasrat dan cinta pada budaya leluhur mereka.

    TIANG lampu pijar bermata trisula masih terpajang di tengah panggung. Di ujungnya bukan

    obor, melainkan lilin putih. Cahaya lilin itu seakan menandaskan simbol penerang di era

    1920-an saat para penari menari di kawasan Batavia yang masih gelap gulita kala itu.

    Dari arah kanan panggung, maestro tari Betawi, Kartini Kisam, masuk dan melangkah

    perlahan. Hanya jeda beberapa detik, enam penari lainnya mengikuti Kartini. Keenam penariyaitu Putri Lisa Amalia, Siti Noer Sa'adah, Herma Novalianti, Tri Pratiwi Oktaviranti, Sita

    Rochman, dan Anila Safitri.

    Gerakan awal para penari cukup lembut dengan cara menaruh tangan di dada seraya

    merapatkan kaki. Sejenak, mereka serempak menggeser tumpuan ke sisi kiri dan kanan. Pada

    bagian tertentu, para penari membentuk dua kelompok dan berhadap-hadapan.

    Cuplikan awal itu terlihat jelas pada suguhan Tari Sipatmo pada pertunjukan Tarian Betawi:

    Topeng & Cokekdi Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pertengahan

    pekan ini. Selain Tari Sipatmo, ada juga suguhan Tari Shiu Pat Mo (hasil pengembangan dari

    Tari Sipatmo), Tari Topeng Tiga, dan Tari Kembang Lambang Sari.

    Pada Tari Sipatmo, Kartini dan penari lainnya menunjukkan ada hasrat dan cinta pada budaya

    leluhur mereka. Berdasarkan sejarah, tari tersebut hadir untuk mendukung upacara adat di

    kelenteng atau wihara. Tarian tersebut mengalami transformasi pada abad ke-19 sehingga

    menjadi Tari Cokek yang diprakarsai seorang tuan tanah berdarah Tionghoa untuk

    memeriahkan pesta.

    Keberadaan Tari Sipatmo memang mengandung arti dan makna filosofis. Gerakansojadidada, misalnya, melambangkan hati yang selalu bersih. Begitu pula dengan gerakan seperti

    mengayuh perahu yang berarti seseorang harus mengarungi samudra hidup secara arif.

    Keberadaan tarian tradisi dalam pementasan itu bukanlah asli karena merupakan hasil

    rekonstruksi. Ini sebagai bentuk untuk menjaga agar tari tak hilang. Ada rekonstruksi,

    namun tidak menghilangkan keaslian, tutur pemerhati tari Betawi, Rachmat Ruchiat seusai

    pementasan.

    Menyaksikan tarian-tarian Betawi seakan ada sebuah oase di tengah gempuran budaya Barat

    yang telah menggerogoti sekaligus memasuki ranah anak-anak muda di Ibu Kota. Namun,

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    32/44

    hadirnya tarian tradisonal itu menunjukkan para seniman tari masih menjunjung tinggi

    khazanah budaya yang sudah lama berkembang di pinggiran Jakarta dan sekitarnya.

    Kedok

    Keberadaan tarian Betawi sebagai jati diri kedaerahan memberikan semangat bagi para penari

    untuk terus menyuguhkan performa kepada penonton. Para penari tak sekadar menunjukkan

    kemolekan atau keuletan tubuh. Jauh dari itu, ada nilai-nilai yang ingin mereka suguhkan

    lewat setiap gerakan.

    Dari suguhan tari-tari klasik itu, penampilan Kartini lewat suguhan tunggal Tari Topeng Tiga

    menjadi suguhan paling penonton nantikan. Pada tarian inilah, ada sebuah bukti kedok

    (Betawi: topeng) menjadi sebuah identitas Betawi. Berbeda dengan suguhan tari-tari

    sebelumnya yang mendapatkan pengaruh kuat dari Arab dan Tiongkok.

    Pada Tari Topeng Tiga, Kartini melangkah perlahan sambil membawa penampang yang

    berisi tiga buah topeng. Tak lama berselang, ia mengeluarkan topeng putih. Ia pun mulai

    menari secara perlahan dan halus. Gerakan tubuhnya lentur bagai bunga putri malu.

    Lalu, Kartini pun menggantikan topeng merah jambu yang berarti suka bertingkah dan pandai

    bicara. Terakhir, ia menggunakan topeng merah yang berarti suka mengumbar amarah.

    Ketiga topeng tersebut ia suguhkan secara berbeda-beda. Ia menari dengan gerakan rancak

    dan cakap.

    Julianti Parani, peneliti topeng Betawi, menuturkan rekonstruksi sebagai bentuk nyata untuk

    menjaga tarian Betawi agar tetap bisa ditonton di masa mendatang, Reka cipta itu perlu

    untuk melihat kembali keberadaan tarian yang ada di Betawi, ucapnya.

    Selama pergelaran tari-tarian Betawi, Mpok Nori, komedian Betawi, menjadi pemandu acara.

    Kehadiran Mpok Nori menjadi unik karena selama memandu acara, ia pun sesekali

    memperlihatkan aksi menari Tari Sipatmo secara spontan di atas panggung. Aksi demi aksi

    itu membuat penonton tidak cepat bosan dan tertawa.

    Suguhan aneka tari khas Betawi memberikan sebuah sinyal penting. Budayawan dan seniman

    Betawi ingin menjaga ranah kebudayaan mereka untuk tak luntur. Apalagi, di era serbadigital

    ini, semuanya seakan serbainstan dan supercepat.

    Kini, tarian-tarian Betawi sangat menggiriskan karena keaslian pun sudah mulai luntur.

    Sudah waktunya seniman Betawi kembali ke akar. Menjaga muruah tarian-tarian Betawi

    yang hampir meredup digilas zaman untuk eksis kembali demi sebuah identitas kultural. (M-

    2)

    [email protected]

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    33/44

    Bongkar Mitos Agama Akar Kekerasan

    USMAN KANSONG

    Agama sebagai pangkal kekerasan ialah mitos belaka. Sejarah memperlihatkan agama

    dan penganutnya kadang mempraktikkan kekerasan, tak jarang pula menebar kasih

    dan damai.

    KAREN Armstrong terlalu sering mendengar pernyataan bahwa agama penyebab semua

    perang besar dalam sejarah. Saya mendengar kalimat itu diucapkan seperti mantra oleh para

    komentator dan psikiatris Amerika, para sopir taksi di London, dan akademisi di Oxford,

    tulisnya dalam pengantar di buku ini.

    Penulis dan pemikir masalah keagamaan itu tentu saja tak menerima begitu saja anggapan

    umum tersebut. Apalagi, faktanya, dua perang terbesar sepanjang sejarah peradaban manusia,

    yakni Perang Dunia I dan II, tak ada kaitannya sama sekali dengan agama. Sejarawan

    mencatat perang sering kali disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, baik

    sosial, ideologis, maupun ekonomi.

    Tentu saja ada kekerasan yang disebabkan oleh agama. Perang Salib, konflik Israel-Palestina,

    dan terorisme yang terjadi belakangan ialah beberapa contoh kekerasan yang diklaimdilandasi agama.

    Sekali lagi, Armstrong tidak percaya dengan generalisasi yang serampangan itu, yang

    menyebut agama pangkal kekerasan. Ia menunjuk Buddha sebagai agama anti-kekerasan

    untuk memperlihatkan tidak semua agama gemar kekerasan. Namun, yang menjengkelkan

    Armstrong ialah ketika mereka menjawab bahwa Buddha bukanlah agama, melainkan filsafat

    sekuler.

    Semua itu mendorong Armstrong menelusuri akar kekerasan dari zaman pra-sejarah hingga

    masa sekarang. Ia menelusurinya dari perspektif psikologi, sosiologi, politik, ekonomi, serta

    ajaran agama itu sendiri. Hasil penelusuran itu ia tuangkan dalam bukuFields of Blood,

    Religion and the History of Violenceini.

    Dari perspektif psikologi, Armstrong menemukan bahwa otak manusia dibekali hasrat

    mempertahankan diri, ego, serta kehendak berkuasa. Ia menyimpulkan manusia darisono-nya

    memiliki potensi berlaku agresif.

    Secara sosiologis, ekonomi, dan politik, Armstrong mendapati fakta sejarah bahwa kekerasan

    militer dan sosial muncul ketika masyarakat prasejarah memasuki kebudayaan pertanian, saatterjadi akumulasi kekayaan. Di abad ke-9 SM, misalnya, di Jericho di Lembah Jordan

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    34/44

    bermukim 3.000 penduduk. Mereka memiliki gudang makanan yangang menjadi magnet

    kelompok nomaden yang lapar dan datang hendak merebut makanan tersebut.

    Perlawanan rakyat

    Pada tingkat yang lebih canggih, penguasa masyarakat agraris melihat negara sebagai

    properti pribadi dan suka-suka mengeksploitasi segalanya demi kekayaan mereka. Tak ada

    catatan sejarah yang menyebutkan mereka bertanggung jawab kepada para petani. Itulah yang

    kemudian memunculkan perlawanan rakyat dan petani.

    Di era yang lebih modern, penjajahan yang merupakan salah satu bentuk kekerasan satu

    bangsa atas bangsa lain kebanyakan didasarkan pada hasrat mencari dan menguasai sumber

    pangan. Pada gilirannya, penjajah mendapat perlawanan dari rakyat bangsa terjajah.

    Dari sudut pandang agama, Armstrong menemukan ajaran agama tidak tunggal, senantiasaberkembang, bervariasi dan kadang ada perbedaan tajam di dalamnya. Sejarah membuktikan

    semua itu.

    Dalam tradisi Islam, misalnya, Ibnu Taymiyyah dan Jalaluddin Rumi sama-sama menjadi

    korban invasi Mongol. Namun, kedua tokoh sejarah Islam itu menempuh jalan sejarah

    berbeda. Ibnu Taymiyyah mengajarkan fundamentalisme, sedangkan Rumi mengajarkan

    cinta kasih.

    Atau kisah kematian tragis Imam Husein yang selama berabad-abad menginspirasi kaum

    Syiah untuk menarik diri dari kehidupan politik. Namun, dewasa ini kematian tragis Imam

    Husein itu menginspirasi kalangan Syiah untuk menempuh jalan politik keras dan berkata

    tidak pada tirani.

    Begitu juga dalam sejarah Kristen. Meski Lukas dan Yohanes sama-sama mendapat ajaran

    kasih dari Yesus, keduanya menempuh jalan sejarah berbeda. Lukas berusaha membela kaum

    termarginalkan di masyarakat, sedangkan Yohanes lebih egoistis, menebar kasih sayang

    kepada kelompoknya sendiri.

    Dari penelusurannya itu, Armstrong menyimpulkan dua hal. Kedua hal tersebut kelak

    membawanya pada kesimpulan besar bahwa anggapan agama sebagai pangkal kekerasan

    ialah mitos belaka.

    Pertama, seperti cuaca, agama mengandung banyak hal berbeda dan terus berkembang.

    Sejarah memperlihatkan agama dan penganutnya kadang mempraktikkan kekerasan, tak

    jarang pula menebar kasih dan damai.

    Kedua, banyak faktor lain yang berkontribusi pada kekerasan di muka bumi, antara lain

    kejiwaan manusia yang pada dasarnya agresif, perkembangan masyarakat, perebutan sumber

    makanan, serta permasalahan politik dan ideologi.

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    35/44

    Tak ayal karya Armstrong ini merupakan koreksi atas kutukan yang telanjur meluas bahwa

    agama identik dengan kekerasan. Buku ini menjadi semacam perayaan bahwa ide dan

    gerakan keagamaan bisa dipakai untuk melawan agresivitas dan mempromosikan persamaan,

    perdamaian, dan rekonsiliasi.

    Buku ini makin mengukuhkan Karen Armstrong yang dikenal dengan karya monumentalnya

    The History of Goditu sebagai pembela utama agama dan penganutnya. Armstrong menjadi

    penentang utama kaum ateis yang menegasikan agama. (M-2)

    miweekend@ mediaindonesia.com

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    36/44

    Annisa Putri Ayudya

    Seni Hidup Cukup

    DZULFIKRI PUTRA MALAWI

    Bagi Putri Indonesia Intelegensia itu, korupsi susah hilang karena ambisi ingin hidup

    berlebihan. Ia pun melihat KPK layaknya biksu yang harus hidup lurus.

    DALAM perhelatan Hari Antikorupsi Internasional 2014, di Yogyakarta, seorang perempuan

    cantik dan cerdas memandu seminar Saya Perempuan Anti Korupsi. Dialah Annisa Putri

    Ayudya, Putri Intelegensia 2011.

    Bukan sekali ini Putri didapuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk terlibat dalam

    acara mereka. Sebelumnya pada 2012, ia menjadi juri teater anak-anak Berani Jujur itu

    Hebat.

    Sarjana psikologi dari Universitas Indonesia itu mengaku kagum dengan kerja KPK, meski ia

    menilai korupsi merupakan hal yang sulit diberantas karena terkait dengan sifat dasar

    manusia.

    Berikut penuturan Putri soal korupsi dan mimpi-mimpinya ke depan kepadaMediaIndonesia, Selasa (9/12):

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    37/44

    Menurut Anda kenapa terjadi korupsi di Indonesia?

    Manusia pada dasarnya adalah oportunis, menghindari kesukaran untuk memperoleh

    kenikmatan. Seninya jadi manusia adalah bisa bilang cukup. Mana yang enak tapi bisa

    ditolak, ini enak tapi tidak benar. Bisa menentukan pencapaian yang lebih panjang, tidak

    menguntungkan sisi pribadi sendiri serta tidak mencuri kebenaran dan kesempatan orang lain.

    Apa yang Anda amati dari langkah KPK selama ini?

    Langkah pencegahan KPK dalam 11 tahun ini terbilang berhasil, butuh proses memang,

    korupsi di negara kita sudah lama sekali. KPK sudah membuat program yang dikerjakan

    dengan kader-kader yang berkualitas. Menurut saya juga, program KPK efektif, jadi harus

    dipertahankan. KPK harus biksu: hidup yang lurus. Mereka seperti puasa, hidup lurus.

    Efeknya terasa, banyak orang yang mulai berani melapor, berani tegas, dan berani melakukan

    kesalahan, itu hal penting.

    Berapa tahun lagi analisa Anda tentang Indonesia bebas korupsi?

    Menurut saya, sebuah negara tidak akan bebas korupsi tapi dalam 10 tahun ke depan kita bisa

    tekan ke angka minimal hingga masuk peringkat atas dunia negara bersih korupsi.

    Hukuman apa yang pantas diberikan untuk pelaku korupsi?

    Dibiarkan hidup dalam kekurangan dan pengasingan.

    Apresiasi apa yang harus diberikan untuk petugas KPK?

    Peran serta kita untuk turun tangan mendukung program-program yang dibuat KPK.

    Oke, sekarang soal kamu, gelar kamu kan Putri Indonesia Intelegensia, menurut kamu

    sendiri, dirimu seberapa pintar, IQ kamu berapa?

    Pendidikan saya biasa saja. Kalau rangking, 5-10 besar. IPK (indeks prestasi kumulatif ) juga

    tidak cumlaude. Saya achiever,ingin berusaha mendapatkan nilai bagus.

    Soal IQ, saya terakhir 142. Itu tidak menjamin karena hanya mengukur yang dialami saat

    mengerjakan tes itu, bukan jadi acuan baku kecerdasan seseorang. Masih ada EQ (emotional

    quotient), SQ (spiritual quotient), dan alat ukur lainnya. Yang menentukan orang ialah

    karakter.

    Saya bersyukur lahir dari keluarga yang berkecukupan. Jadi, saya ada ruang untuk berjuang

    di bidang lain. Mulai SMP tidak punya sopir dan pembantu, biasa mengurusi sendiri, ibu saya

    memberikan contoh yang baik.

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    38/44

    Saya punya kemampuan analisis yang lumayan, saya harus bersyukur punya daya tangkap

    yang lumayan, dalam hal ini karena baru lumayan setidaknya saya konsisten di bidang

    pendidikan, dalam arti tidak berhenti belajar. Tidak perlu mahir dalam banyak hal, perlu tahu

    dan mencoba, dan tidak percaya kata orang tanpa harus dirasakan terlebih dahulu.

    Sebagai Putri Indonesia Intelegensia, apakah kamu merasa harus selalu bisa menjawab

    setiap persoalan? Inteligen itu harus pinter ngomong?Punya jawaban?

    Itu dua hal yang kita bisa pisahkan. Saya harus pintar berbicara karena membuat orang-orang

    peduli pendidikan itu penting bukan hanya formal melainkan informal. Kecerdasan tidak bisa

    dilihat dari akademis.

    Apa hal yang belum tercapai?

    Ada beberapa hal yang belum tercapai. Dalam waktu dekat saya ingin lulus S-2. Kemudianmembuat buku sebelum berusia 30 tahun. Dan membangun sebuah sanggar untuk tempat

    berlatih seni dan drama terapi (majorsaya psikologi di S-1). Mohon doa ya agar bisa

    terlaksana. (M-4)

    [email protected]

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    39/44

    Cinta Dunia Teater

    BAGI Annisa Putri Ayudya, teater dan seni peran menjadi pelajaran yang melengkapi

    pendidikan dari orangtua. Latar belakang seni memang datang dari keluarga perempuan

    kelahiran Jakarta, 26 tahun lalu itu.

    Meskipun sang ayah dan ibu tidak bergerak di bidang seni, mereka ialah penikmat seni di

    ranah yang berbeda. Nenek dari ayah dulu suka melukis, saya juga gemar melukis dan saya

    membantu menabung untuk keluarga sejak kecil dari lukisan (ikut lomba lukis atau menjual

    karya lukis), papar penggemar karate itu.

    Putri menambahkan bahwa seorang kerabat ibunya juga gemar menulis puisi. Hobi itu

    dijalankan dengan tekun di samping profesinya sebagai pengusaha. Berkat itu pula sebuah

    buku kumpulan puisi sudah diterbitkan sang kerabat itu.

    Finalis Wajah Femina 2008itu mengaku sangat jatuh cinta dengan dunia teater. Baginya,

    cinta itu sama seperti orang-orang penting dalam kehidupannya.

    Saat ini, dirinya masih menginginkan banyak peran di dunia teater. Ia mengaku masih sedikitpengalamannya untuk menentukan atau menginginkan peran yang spesifik.

    http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/12/14/ArticleHtmls/Cinta-Dunia-Teater-14122014015012.shtml?Mode=1
  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    40/44

    Kalau boleh memilih, saya ingin dapat peran yang membuat orang tidak mengenali saya

    secara fisik maupun karakter. Pada dasarnya, saya ingin mencoba berbagai peran, tidak

    terbatas peran yang baik saja. Saya mendefinisikan diri saya sebagai seorang pencerita,

    ungkap perempuan yang pernah bermain di film garapan Riri Riza berjudulPesan dari

    Samudra dan pementasan monolog berjudulKarnaitu.

    Selain berperan di pementasan, Putri ingin mampu berkisah dengan berbagai macam media,

    baik dalam seni peran maupun menghasilkan karya-karya tulis. Perempuan yang juga pernah

    menjadi sutradara pementasan itu pun tidak takut berperan ekstrem yang jauh dari tampilan

    cantik.

    Saya dengan senang hati akan memerankan orang bodoh. Asalkan peran bodoh tersebut

    memang diperlukan dan punya makna dalam cerita. Kalau saya berhasil membuat penonton

    percaya karakter saya bodoh (sesuai tuntutan naskah), bukankah berarti saya seorang aktor

    yang cerdas? tukas Putri lagi-lagi dengan mantap. (Fik/M-4)

    Biodata

    Nama Lengkap: Annisa Putri Ayudya

    Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 20 Mei 1988

    Profesi: Model, presenter, aktris

    Gelar: Putri Indonesia Intelegensia 2011, Finalis Wajah Femina2008

    Kiprah Film, Teater, dan Layar Kaca: Sebagai Nara diPesan dari Samudra(FTV, 2012);

    PresenterJejak Petualang(acara televisi, 2012); Sutradara Suryati Langsung ke Hati(Teater,

    2012); Sebagai Surtikanti diKarno(4 monolog, 2009)

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    41/44

    BIDASAN BAHASA

    Yang Memanjat itu hanya Beruk

    FAKHRUNNAS MA JABBARDosen Universitas Islam Riau, Pekanbaru

    Kata memunajatkansaat dilafalkan dapat didengar sebagai kata memanjatkan.

    BANYAK cara dilakukan seseorang untuk mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan saat

    memulai pidato. Salah satu kalimat yang cukup dominan seperti ini: Marilah kita sama-sama

    memanjatkan syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Kebiasaan menggunakan kata

    memanjatkantentu sebuah kesalahan yang sulit disadari. Apalagi kalimat pembuka pidato

    tersebut sudah bagai tradisi.

    Pujangga H Soeman Hs, pelopor cerpen modern Indonesia yang sejak lahir hingga wafatnya

    berkiprah di Tanah Melayu, Riau, kampung asal usul bahasa Indonesia, sudah lama

    mempersoalkan penggunaan kata memanjat. Menurut Soeman, ketika mengasuh acara Seluk

    beluk Bahasa Indonesia di stasiun RRI Pekanbaru, penggunaan kata memanjatkanpada

    memanjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esatidak tepat dan tidak pantas. Yang

    memanjat itu hanya beruk. Tradisi orang-orang kampung di Riau memang selalu

    memanjatkan beruk di pohon kelapa untuk memetik buahnya.

    Namun kritik itu hampir tak bergema. Padahal, bila diselisik lebih jauh, penggunaan kata

    memanjatkan itu memang tidak tepat.

    Menurut pendapat penulis, kata memanjatkanyang dikaitkan dengan rasa syukur kepada

    Tuhan lebih dipengaruhi kekeliruan mendengar ucapan. Pada awalnya, kalimat pembuka

    pidato itu berbunyi begini: Marilah kita memunajatkansyukur kepada Tuhan Yang Maha

    Esa. DalamKamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), kata munajatdiartikan sebagai doa

    sepenuh hati kepada Tuhan untuk mengharapkan keridaan, ampunan, bantuan, hidayat, dsb..

    Di dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari terutama berkaitan dengan pelafalan kata

    selalu terjadi bias. Kata memunajatkan saat dilafalkan dapat didengar sebagai kata

    memanjatkan. Apabila peristiwa itu berlangsung terus-menerus, terjadilah pembenarankata

    tersebut. Inilah sebenarnya yang terjadi dalam pernyataan kalimat pembuka pidato tadi.

    Sebenarnya penggunaan kata memanjatkan untuk urusan bersyukur kepada Tuhan bisa saja

    dimaafkan. Di dalam gaya bahasa metafora dan eufemisme sebagaimana banyak ditemukan

    dalam kalimat puisi, rasa syukur itu boleh saja dipanjatkan. Namun, seperti yang

    dipersoalkan Soeman Hs, kata memanjatkanitu lebih lazim digunakan untuk perbuatan atau

    tindakan menaikisuatu pohon baik yang dilakukan hewan (baca: beruk) maupun manusia.

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    42/44

    Oleh sebab itu, marilah kita mengingatkan siapa pun saat berpidato agar lebih tepat

    menggunakan: Marilah kita memunajatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Apalagi,

    hal itu berkaitan dekat dengan urusan memperhambakan diri kepada Tuhan yang dipandang

    bernilai sakral dalam kehidupan.

    Apabila ingin menghindari kesalahan dalam menggunakan kata memunajatkantersebut, lebih

    baik pakai kata mengucapkan, menyampaikan, mempersembahkan, atau menyatakan. Hal itu

    terasa lebih pas bila dikaitkan dengan ukuran kepantasan saat berpidato. Jangan biarkan

    kekeliruan berbahasa terus berlanjut.

    Media Indonesiamenerima kiriman artikel yang terkait dengan bahasa, dengan panjangnaskah 440 kata dan berformat .doc (word document).Naskah dikirim ke alamat surat

    elektronik [email protected].

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    43/44

    PSSI Pertanyakan Tim 9 Bentukan Menpora

    KEMENTERIAN Pemuda dan Olahraga ingin mereformasi PSSI. Sebagai langkah awal,

    Menpora berencana membentuk Tim 9 untuk mengawasi induk cabang olahraga sepak bolanasional tersebut.

    Namun, anggota Komite Eksekutif PSSI Toni Apriliani mempertanyakan fungsi tim tersebut.

    Sebab, menurut mereka, PSSI sudah punya sejumlah komisi dan itu sudah berjalan sesuai

    fungsinya.

    Sebenarnya kami tidak masalah Menpora mau membuat tim tersebut. Tapi yang kami

    pertanyakan adalah subtansinya. Apa tugas mereka nanti, tegas Toni.

    Memang itu hak Menpora membentuk tim itu. Yang pasti pekerjaan kami akan sia-sia,

    karena kami juga punya komisi disiplin untuk menghukum dan sebagainya. Itu bisa dilihat

    dari kasus sepak bola gajah, tim investigasi PSSI bergerak cepat, imbuhnya.

    Sebelumnya, Menpora memang memastikan akan membentuk Tim 9. Dasar pembentukan

    tim itu berangkat dari keluhan masyarakat atas kinerja PSSI.

    Yang pasti pembentukan tim ini bukan bentuk intervensi pemerintah. Kami tahu klausul

    Statuta FIFA. Justru ini bagian dari kepedulian pemerintah, tukas Deputi V Bidang

    Keharmonisan dan Kemitraan Kemenpora, Gatot S Dewa Broto.

    Karena itu, lanjut Gatot, PSSI tidak perlu harus panas dingin dengan rencana Menpora

    tersebut. Apalagi salah satu anggota tim tersebut juga berasal dari PSSI. Tentu saja nanti ada

    utusan PSSI di tim tersebut. Karena bagaimanapun harus ada pembelaan. Dan yang jelas

    kami akan mengundang mereka sebelum tim itu diumumkan,' tukas Gatot.

    Pada bagian lain, Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) Kalimantan Timur Yunus Nusi menyebut

    PSSI sudah melakukan segalanya dengan transparan. Itu bisa dilihat dari kongres tahunan

    mereka. Dalam acara itu selalu ada laporan pertanggungjawaban pengurus kepada

    anggotanya.

    Tak hanya itu, PSSI juga sudah transparan dengan melaporkan hasil-hasil kongres, termasuk

    pertanggungjawaban pengurus kepada publik melalui media massa lewat jumpa pers usai

    kongres.

    Semua laporan pertanggungjawaban, sebenarnya sudah dilaporkan dalam setiap kongres

    PSSI. Dan setiap usai kongres, PSSI selalu menggelar jumpa pers agar media melaporkan

    hasil-hasil kongres kepada publik. Jadi, kami rasa PSSI sudah transparan dalam hal ini,

    ujarnya. (Ant/Mln/X-4)

  • 8/10/2019 Artikel Pilihan Media Indonesia Minggu 14 Desember 2014

    44/44

    UEFA Kenang Laga Natal Perang Dunia I

    SERATUS tahun setelah peristiwa yang diberi nama Perdamaian Nataldi masa Perang

    Dunia I, Presiden UEFA Michel Platini, Kamis (11/12), meresmikan sebuah monumen untuk

    mengenang laga sepak bola antara pasukan Inggris dan Jerman saat seharusnya mereka saling

    bunuh.

    Sejumlah pembesar dari beberapa negara Eropa hadir dalam upacara untuk meresmikan

    sebuah monumen sederhana berbentuk sebuah bola yang berada di lapangan di Saint-Yvon,

    dekat Desa Ploegsteert, Belgia.

    Monumen itu didirikan untuk menandai salah satu insiden paling terkenal di Perang Dunia I.

    Insiden yang kemudian dijadikan simbol perdamaian dari perang yang mengerikan danmenyebabkan jutaan orang tewas.

    Saya memberikan penghormatan kepada para prajurit yang pada seratus tahun lalu

    menunjukkan sisi kemanusiaan mereka dengan bermain sepak bola bersama-sama. Aksi

    mereka membuka pintu bagi persatuan Eropa dan menjadi teladan bagi pemuda di benua ini,

    ujar Platini.

    Laga antara pasukan Inggris dan Jerman itu, lanjut legenda sepak bola Prancis itu,

    meneguhkan bahwa sepak bola bisa menjadi pemersatu bangsa-bangsa.

    Laga sepak bola itu terjadi saat Perang Dunia I memasuki musim dingin pertama mereka

    pada 1914. Seiring semakin dekatnya Natal, pasukan sekutu yang dipimpin Inggris dan

    personel militer Jerman melawan perintah atasan mereka untuk keluar dari tempat

    perlindungan dan merayakan Natal.

    Selama beberapa jam, dua kubu yang bermusuhan itu saling bertukar kado, di antaranya

    rokok, biskuit, dan alkohol. Mereka juga kemudian menggelar laga sepak bola di lahan tidak

    bertuan yang penuh lumpur itu. Menurut data yang didapat dari catatan harian Kurt

    Zehmisch, prajurit yang bertugas di 134th Saxon Regiment, laga persahabatan itudimenangkan tim Jerman dengan skor 3-2.

    Kala itu, laga persahabatan tersebut dikecam oleh pemimpin militer kedua negara. Mereka

    menyebut pertandingan sepak bola itu sebagai bersekutu dengan musuh. Namun, laga sepak

    bola itu kemudian menjadi inspirasi bagi sejumlah inspirasi bagi sejumlah film, iklan, dan

    video klip untuk lagu milik musisi legendaris Paul McCartney, Pipes of Peace.

    Duta Besar Jerman untuk Belgia Eckart Cuntz menyebut laga bersejarah itu terjadi setelah

    lebih dari 300 ribu prajurit tewas dalam Perang Dunia I (AFP/Bas/R 4)