Top Banner

of 27

ARTIKEL PAK JARWO

Apr 07, 2018

Download

Documents

sriutmanise
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    1/27

    1

    PENDEKATAN PERENCANAAN PENDIDIKAN

    UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

    Oleh

    Sri Utami

    Abstraksi

    Perencanaan merupakan kata kunci untuk menentukan apa yang harusdilakukan berdasarkan analisis kebutuhan. Salah satu lembaga yang setiap saat

    melakukan dan menentukan perencanaan adalah lembaga pendidikan. Melalui proses pembuatan perencanaan, yang dilakukan berdasarkan kebutuhan, akan

    muncul ide-ide yang sifatnya actual sebagai bagian dari apa yang harus dilakukanoleh organisasi. Perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan akan memberikan

    implikasi yang luas terhadap pencapaian tujuan. Oleh karenanya, perencanaan

    yang sesuai dengan pendidikan secara maksimal dan optimal.

    A.PENDAHULUANPendekatan pada dasarnya dapat dimaknai sebagai upaya untuk lebih

    mengefektifkan suatu pencapaian yang akan dituju. Oleh karenanya,

    pendekatan itu bertujuan agar sesuatu yang akan dicapai atau dicapai atau

    dituju dapat berlangsung sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

    Berkaitan dengan pendidikan, perlu adanya pendekatan agar pendidikan itu

    berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Dalam hal ini, perencanaan

    adalah bagian dari upaya agar pendidikan memiliki kekuatan untuk dapat

    diselenggarakan, sekaligus sebagai upaya agar pendidikan berhasil mencapai

    tujuannya.

    Dalam keseluruhan proses pendidikan, perencanaan pendidikan

    merupakan langkah utama yang sangat penting. Karena perencanaan

    pendidikan dimaksudkan untuk mengarahkan dana dan tenaga yang terbatas,

    sehingga dapat menyumbang tercapainya tujuan pendidikan yang telah

    ditetapkan secara maksimal.

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    2/27

    2

    Pentingnya perencanaan pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:

    1. Merupakan usaha untuk menetapkan atau memformulasikan tujuan yangdipilih. Oleh karena itu perencanaan dapat memberikan arah usaha

    pendidikan dengan jelaas.

    2. Memungkinkan kita dapat mengetahui sampai dimana tujuan pendidikanyang ditetapkan telah dicapai.

    3. Memudahkan kita untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yangtimbul dalam usaha mencapai tujuan pendidikan.

    4. Memungkinkan kita untuk menghindari pertumbuhan dan perkembangansuatu usaha yang tak terkontrol, misalnya dalam mengembangkan

    kurikulum, kita mempunyai kecenderungan untuk selalu menambah

    jumlah dan jenis matakuliah dari yang sudah ada.

    Perencanaan pendidikan memerlukan beberapa pendekatan agar

    berhasil secara efektif. Pendekatan-pendekatannyang bersifat substansial dalam

    pendidikan menurut Saud dan Makmun (2005) adalah:

    1. Pendekatan kebutuhan ketenagakerjaan, dan2. Pendekatan efisiensi biaya

    Kedua pendekatan ini lazim menjadi perhatian dan dibicarakan dalam

    konteks perencanaan pendidikanb. Pendekatan ketenagakerjaan, merupakan

    pendekatan yang memperhatikan antara kebutuhan lapangan kerja dengan

    ketersediaan tenaga kerja terdidik. Dalam hal ini selalu ditemukan bahwa

    dunia kerja (dunia usaha dan industry) memang perlu terhadap tenaga kerja

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    3/27

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    4/27

    4

    pendidikan sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan

    secara menyeluruh.

    Pada saat yang bersamaaan, pendekatan efisiensi biaya juga harus

    menjadi perhatian, sebab pendekatan ini akan menentukan apakah

    pendidikan yang sedang dilaksanakan akan berhasil sesuai dengan biaya

    yang dikeluarkan. Pendekatan yang tidak memperhatikann prinsip efisiensi

    biaya akan berpengaruh terhadap efektifitas penyelenggaraan pendidikan.

    Pendekatan efisiensi biaya terkait untung dan rugi serta implikasi dari

    perencanaan yang telah ditetaapkan. Oleh karenya, pendekatan efisiensi

    dalam hal investasi mengandung pengertian bahwa penentuan besarnya

    investasi dalam dunia pendidikan sesuai hasil, benefit yang akan

    diperoleh.

    Pendidikan efisiensi berkaitan erat dengan dunia usaha. Dunia

    usaha dan kerja merupakan aktifitas terorganisir sekelompok orang dalam

    menyediakan barang atau jasa yang berimplikasi terhadap adanya

    keuntungan atau kerugian dalam proses dan prosedurnya. Dunia usaha

    sama dengan pemberi kerja. Menurut undang-undang Republik Indonesia

    Nomor 13 tahun 2003, tentang ketenagakerjaan pada bab I pasal I

    dinyatakan:

    1.

    Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga

    kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    5/27

    5

    2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaanguna menghasilkan barang dan/ atau jasa baik untuk memenuhi

    kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

    3. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atauimbalan dalam bentuk lain.

    4. Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hokumatau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan

    membayar upah/ imbalan dalam bentuk lain.

    5. Pengusaha aalah: (a) orang perseorang, persekutuan, atau badanhukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri; (b) orang

    perseorang, persekutuan, atau badan hokum yang secara berdiri sendiri

    menjalankan perusahaan bukan miliknya; (c) orang perseorangan,

    persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili

    perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) dan (b) yang

    berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

    6. Perusahaan adalah: (a) setiap bentuk usaha yang berbadan hokum atautidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau miliki badan

    hokum, baik milik swasta maupun milik Negara yang mempekerjakan

    pekerja dengan membayar imbalan dalam bentuk lain; (b) usaha-usaha

    social dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan

    mempekerjakan orang lain dengan membayar imbalan dalam bentuk

    lain

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    6/27

    6

    7. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk member,memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja,

    produktivitas, disiplin, sikap, etos kerja pada tingkat keterampilan dan

    keahlian tertentu sesuai dengan jenjang kualifikasi jabatan atau

    pekerjaan.

    8. Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yangmencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai

    dengan standar yang ditetapkan.

    9. Pemagangan adalah bagian dari system pelatihan kerja yangdiselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan

    dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawaan

    instruktur yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang

    dan atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan

    atau keahlian tertentu.

    B. PEMBAHASAN1. Pengertian Perencanaan Pendidikan

    Dalam usaha kita mempelajari perencanaan pendidikan, titik tolak

    kesepakatan merupakan hal yang amat penting. Dengan demikian kita

    tidak akan mempunyai penafsiran yang berbeda-beda tentang makna

    perencanaan pendidikan itu.

    Dilihat dari terminologinya perencanaan pendidikan terdiri dari dua

    kata yaitu: perencanaan dan pendidikan. Perencanaan berasal dari kata

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    7/27

    7

    rencana, yaitu suatu proyeksi tentang apa yang akan dilakukan untuk

    mencapai tujuan yang valid (sahih) dan bernilai.

    Kaufman (1972) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses

    untuk menetapkan ke mana harus pergi dan mengidentifikasikan

    prasyarat untuk sampai ke tempat itu dengan cara yang paling

    efektif dan efisien.

    Perencanaan merupakan spesifikasi dari tujuan yang ingin dicapai dan

    cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Pengertian

    ini mengandung 6 pokok pikiran sebagai berikut:

    a. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yangdinginkan

    b. Keadaan masa depan yang diinginkan itu selanjutnya dibandingkandengan keadaan sekarang, sehinga dapat dilihat kesejangannya.

    c. Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan suatu usaha-usaha.d. Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu beraneka ragam dan

    merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.

    e. Pilihan alternatif yang paling baik, dalam arti mempunyai nilai efektifitasdan efisiensi yang paling tinggi, dan perlu dilakukan.

    Alternatif yang dipilih itu harus dirinci sehingga dapat menjadi

    pedoman dalam pengambilan keputusan apabila dilaksanakan.Sedangkan

    kata pendidikan menurut good (1959: 191) mempunyai arti:The aggregate

    of all the processes by means of which a person develops abilities,

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    8/27

    8

    attitudes, and other forms of positive value in the society in which he

    lives. The social process by which people are subjected the influence of a

    selected and contrilled environment (especially that the school) so that

    they may attaint social competence and optimum individual development.

    Dari pengertian teminologi itu dapat diambil kesimpulan bahwa

    perencanaan pendidikan adalah suatu proses untuk menetapkan tujuan,

    menyediakan fasilitas serta lingkungan tertentu, mengidentifikasi

    prasyarat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta menetapkan

    cara yang efektif dan efisien dalam usaha membentuk manusia agar

    memiliki kompetensi sosial dan individual secara maksimal.

    Secara sederhana dikemukakan oleh coombs (1970) sebagai aplikasi

    analisis rasional dan sistematik dalam proses pengembangan pendidikan

    yang bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendidikan dalam

    usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan pendidikan

    baik tujuan yang berhubungan dengan anak didik maupun masyarakat.

    Dalam usaha kita mempelajari perencanaan pendidikan, titik tolak

    kesepakatan merupakan hal yang amat penting. Dengan demikian kita

    tidak akan mempunyai penafsiran yang berbeda-beda tentang makna

    perencanaan pendidikan itu.

    Dilihat dari terminologinya perencanaan pendidikan terdiri dari dua

    kata yaitu: perencanaan dan pendidikan. Perencanaan berasal dari kata

    rencana, yaitu suatu proyeksi tentang apa yang akan dilakukan untuk

    mencapai tujuan yang valid (sahih) dan bernilai.

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    9/27

    9

    Kaufman (1972) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses

    untuk menetapkan ke mana harus pergi dan mengidentifikasikan

    prasyarat untuk sampai ke tempat itu dengan cara yang paling

    efektif dan efisien.

    Perencanaan merupakan spesifikasi dari tujuan yang ingin dicapai

    dan cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.

    Pengertian ini mengandung 6 pokok pikiran sebagai berikut:

    a. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yangdinginkan

    b. Keadaan masa depan yang diinginkan itu selanjutnya dibandingkandengan keadaan sekarang, sehinga dapat dilihat kesejangannya.

    c. Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan suatu usaha-usaha.d. Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu beraneka ragam dan

    merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.

    e. Pilihan alternatif yang paling baik, dalam arti mempunyai nilai efektifitasdan efisiensi yang paling tinggi, dan perlu dilakukan.

    Alternatif yang dipilih itu harus dirinci sehingga dapat menjadi

    pedoman dalam pengambilan keputusan apabila dilaksanakan.

    Sedangkan kata pendidikan menurut Good (1959: 191) mempunyai arti:

    a. Th

    e aggregate of all the processes by means of w

    hich

    a person develops

    abilities, attitudes, and other forms of positive value in the society in

    whichhe lives.

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    10/27

    10

    b. The social process by which people are subjected the influence of a selected and contrilled environment (especially that the school) so that

    they may attaint social competence and optimum individual development.

    Dari pengertian teminologi itu dapat diambil kesimpulan bahwa

    perencanaan pendidikan adalah suatu proses untuk menetapkan tujuan,

    menyediakan fasilitas serta lingkungan tertentu, mengidentifikasi prasyarat

    untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta menetapkan cara yang

    efektif dan efisien dalam usaha membentuk manusia agar memiliki

    kompetensi sosial dan individual secara maksimal.

    Secara sederhana dikemukakan oleh Coombs (1970) sebagai aplikasi

    analsis rasional dan sistematik dalam proses pengembangan pendidikan

    yang bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendidikan dalam

    usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan pendidikan baik

    tujuan yang berhubungan dengan anak didik maupun masyarakat.

    2. Proses Perencanaan PendidikanAda enam tahap tentang proses perencanaan pendidikan yaitu:

    a.Pra perencanaan

    b.Perencanaan awal

    c. Formulasi rencana

    d.Elaborasi rencana

    e.Implementasi rencana

    f.Evaluasi dan perencanaan ulang.

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    11/27

    11

    a. Tahap pra perencanaan

    Di perguruan tinggi misalnya kita mengenal pusat-pusat

    perencanaan. Pada tingkat diknas, kita mengenal biro perencanaan.

    Seandainya badan atau bagian perencanaan itu tidak ada, maka tahap pra

    perencanaan harus mulai dari: 1) Menciptakan badan yang bertugas dalam

    melaksanakan fungsi perencanaan, 2) Menetapkan prosedur perencanaan,

    3) Mengadakan reorganisasi struktural mekanisme administrasi suatu

    lembaga agar mampu berpartisipasi dalam proses serta implementasi

    perencanaan itu, 4) Menetapkan mekanisme serta prosedur untuk

    mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan dalam

    perencanaan.

    Jika badan perencanaan itu sudah ada, tugas pada tahap ini adalah

    meminta otoritas dalam pendidikan, misalnya rektor utk merumuskan

    tujuan yang ingin dicapai.

    b. Tahap perencanaan awal

    Tahapan ini terdiri dari:

    1) Kegiatan diagnosis

    Tahap diagnosis merupakan kegiatan membandingkan output

    yang diharapkan dengan apa yang telah dicapai sekarang.

    Diagnosis bertujuan untuk melihat apakah suatu rencana yang telah

    dilaksanakan itu memadai dan relevan untuk mencapai tujuan

    secara efektif dan efisien.

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    12/27

    12

    2) Formulasi kebijakan

    Kebijakan memberikan arah kepada usaha memperbaiki

    kelemahan dan kekurangan suatu rencana. Kebijakan harus

    dirumuskan sedemikian rupa sehingga merupakan kerangka kerja

    dalam mana keputusan-keputusan yang lebih kecil dan lebih

    terperenci dibuat. Kegiatan merumuskan kebijakan disebut dengan

    formulasi kebijakan. Kebijakan merupakan fungsi politis yang

    dibuat oleh orang yang berwenang dalam organisasi pendidikan.

    3) Penilaian kebutuhan

    4) Perhitungan biaya

    Dengan menggunakan data tentang biaya tahun

    sebelumnya, tiap-tiap butir kebutuhan tersebut dihitung biayanya

    dengan memperhatikan naik turunnya harga. Sesudah perhitungan

    biaya ini selesai perencana dapat mengetahui jumlah keseluruhan

    biaya yang diperlukan untuk seluruh program.

    5) Penetapan target.

    Perencana melihat dan meneliti kembali kebutuhan yang

    telah diidentifikasi, menetapkan prioritas program dan menetapkan

    tingkat pencapaian yang realistik dari suatu tujuan yang ditetapkan,

    sehingga dapat ditentukan program mana yang paling relevan dan

    efektif, hal ini dilihat dari tersedianya dana.

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    13/27

    13

    c. Tahap formulasi rencana

    Perencanaan mempunyai dua maksud. Pertama menyiapkan

    seperangkat keputusan yang akan diambil oleh otoritas, ke dua

    menyediakan pola dasar pelaksanaan (blue-print for action) yang akan

    dilaksanakan oleh berbagai satuan organisasi yang bertanggungjawab

    dalam implementasi keputusan-keputusan tersebut.

    Sehubungan dengan kedua hal tersebut, otoritas memerlukan

    pernyataan (statement) yang jelas tetang: apa yang akan yang diusulkan,

    mengapa diusulkan, dan bagaimana pelaksanaannya.

    Ketiga hal tersebut adalah merupakan isi dari rencana pendidikan.

    Persiapan untuk menyiapkan dokumen tersebut dinamakan formulasi

    rencana, yang harus ditulis singkat lengkap dan padat.

    d. Tahap elaborasi rencana

    Rencana pendidikan pada dasarnya adalah merupakan suatu

    dokumen singkat, padat dan lengkap. Dengan demikian sebelum rencana

    itu diimplementasikan, perlu dilakukan elaborasi. Artinya diperinci

    sedimikian rupa sehingga setiap tugas dari unit-unit dalam organisasi

    pendidikan menjadi jelas.

    Ada dua langkah yang harus ditempuh dalam proses elaborasi yaitu:

    1)

    Pembuatan program (programming) yaitu membagi rencana menjadi area-

    area pelaksanaan yang masing-masing mempunyai tujuan spesifik. Tiap

    area pelaksanaan dinamakan program. Lazimnya program terdiri dari

    kelompok kegiatan yang diawasi oleh unit administrasi yang sama.

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    14/27

    14

    2) Identifikasi dan formulasi proyek. Tiap program terdiri dari kelompokaktivitas-aktivitas sejenis yang dibuat dalam rangka menghitung dan

    mengalokasikan dana dalam pelaksanaan. Kelompok kegiatan ini

    dinamakan proyek. Tujuan proyek merupakan sub tujuan program dan

    merupakan tujuan yang spesifik. Formulasi proyek adalah tugas untuk

    merinci siapa pelaksana, berapa besar biaya, dimana tempat, berapa lama

    waktunya dan hal lain yang dianggap perlu dalam suatu proyek.

    Sebelum suatu rencana dielaborasi dalam bentuk program dan

    proyek, rencana tersebut belum dapat dilaksanakannya. Oleh karena itu

    pemrograman dan perumusan dalam proses perencanaan harus dilakukan

    lebih dahulu.

    Kebanyakan rencana yang tidak dapat dilaksanakan, diakibatkan

    oleh kelemahan dalam tahap pembuatan program ini.

    e. Tahap implementasi rencana.

    Implementassi rencana pendidikan dimulai pada saat proyek-

    proyek itu dilaksanakan. Disini proses perencanaan bergabung dengan

    proses manajemen. Dengan menggunakan budget serta rencana tahunan

    sebagai instrumen utama, kerangka kerja organisasi untuk melaksanakan

    berbagai proyek dapat dikembangkan. Sumber-sumber manusia, dana dan

    material kemudian dialokasikan untuk setiap proyek.Jadwal dan waktu

    suatu proyek juga ditetapkan.

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    15/27

    15

    f. Tahap evaluasi dan perencanaan ulang

    Pada waktu melaksanakan perencanaan pendidikan, ditetapkan

    pula mekanisme untuk mengevaluasi kemajuan serta mendeteksi

    penyimpangannya. Proses evaluasi itu dilaksanakan secara

    berkesinambungan.

    Guna evaluasi. Pertama memberikan gambaran tentang kelemahan

    suatu rencana, misalnya penetapan target yang terlalu tinggi atau rendah

    tidak realistik, tidak cukupnya dana yang disediakan atau tidak tepatnya

    pentahapan dalam proses pelaksanaan. Informasi hasil evaluasi digunakan

    sebagai bahan revisi sehingga dalam sisa waktu periode rencana tersebut

    kesalahan dapat diperbaiki. Dalam perencanaan bertahap dan

    berkesinambungan (rolling plan) revisi selalu dilakukan berdasar

    pengalaman dalam setiap tahap implementasi.

    Kedua, evaluasi berguna sebagai alat diagnosis yang merupakan salah

    satu langkah dalam tahap perencanaan awal, dan sebagai bahan dalam

    membuat perencanaan ulang. Jadi evaluasi merupakan permulaan dari

    lingkaran perencanaan berikutnya.

    3. Hal-hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan untuk memperbaikikualitas pendidikan

    Pendidikan memiliki keterkaitan yang kuat dengan system hidup

    dan kehidupan manusia. Pendidikan mempengaruhi cara berfikir,

    bertindak maupun perilaku manusia baik sebagai individu, bagian dari

    komunitas maupun masyarakatnya. Oleh karenanya, perencanaan

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    16/27

    16

    pendidikan harus mengacu substansi makna pendidikan diselenggarakan.

    Pendidikan memliki peran yang jelas dalam system hidup dan kehidupan

    manusia, hal itu terbukti sejak manusia menyadari bahwa ia tidak bisa

    secara sempurna di lingkungan komunitas atau masyarakatnya tanpa

    adanya interaksi dengan manusia lainnya. Menurut Adiwikarta (1994:7)

    pendidikan melakukan peran penting sebagai berikut:

    a. Mempersiapkan dan memperbarui perangkat mental psikologis wargamasyarakat sehingga siap menghadapi kehidupan yang lebih maju

    dan berubah sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman

    b. Mempersiapkan warga masyarakat dengan keterampilan dankemampuan kerja yang diperlukan dalam masyarakat ataupun dunia

    kerja

    c. Mempersiapkan warga masyarakat dengan sifat kritis dan keberanianhidup mandiri terlepas dari ketergantungan kepada pihak lain

    d. Mengembangkan kemampuan kreatif dan adaptif dalammemanfatkan potensi yang dimiliki.

    Apabila mengacu pada diskripsi di atas, maka perlu menelaah

    berbagai hal yang berkaitan penyelenggaraan pendidikan yang ideal atau

    sesuai dengan tujuan diselenggarakannya pendidikan itu. Hal itu perlu

    dikemukakan untuk mempertegas apa sebenarnya tujuan pendidikan.

    Bagaimanapun, pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan, tujuan

    tersebut setidak-tidaknya adalah:

    a. Perubahan tingkah laku ke arah yang dewasa

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    17/27

    17

    b. Pelestarian nilai-nilai budayac. Pengembangan potensi peserta didik secara proporsionald. Memanusiakan manusia oleh manusia yang telah

    Persoalan yang dihadapi memang terkait erat dengan

    penyelenggaraan pendidikan itu sendiri sebagai kebutuhan individu dan

    masyarakat, penyelenggaraan pendidikan merupakan satu factor

    terpenting apakah individu dan masyarakat merasakan arti proses

    penyelenggaraannya dan apakah sesuai dengan tuntutan pendidikan itu

    sendiri. Selalu ditemui bahwa proses penyelengaraan pendidikan menjadi

    masalah besar dalam upaya memperdayakan individu dan masyarakat.

    Menurut The World Bank bahwa kondisi pendidikan Indonesia

    kini, terutama pada tingkat dasar, masih memprihatinkan. Kualitas

    pendidikan dasar masih relative rendah dan menghadapi sejumlah

    masalah yang dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu fisik dan

    non fisik. Pada kategori fisik, masih dihadapi keterbatasan sarana dan

    prasarana seperti gedung dan fasilitas pendukung lain seperti

    perpustakaan, laboratorium, peralatan, dan buku pelajaran. Pada kategori

    non fisik, masalah yang dihadapi adalah guru yang tidak memenuhi

    standar kualifikasi dan kurang terlatih, kurikulum yang overloadbahkan

    tak terintegrasi dengan bidang studi, materi pelajaran, pelatihan guru, dan

    system penilaian, serta manajemen pendidikan yang compleceted

    sehingga tidak efisien.

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    18/27

    18

    Sistem penyelenggaraan pendidikan akan berimplikasi kepada

    perilaku outcomes pendidikanitu sendiri. Karena bagaimanapun system

    penyelenggaraan pendidikan merupakan corak dari perilaku birokrasi

    pemerintahan, seperti yang dikemukakan oleh Thoha (2000) bahwa

    birokrasi pemerintah dengan lingkungan politik yang melingkarinya amat

    menentukan bagaimana corak perilakunya dalam pengelolaan

    pendidikan.

    Sistem yang dianut dengan pola birokrasi yang ketat dan

    cenderung otoriter serta militeristik beberapa waktu yang lalu, ternyata

    membawa akibat yang tidak kondusif bagi perkembangan sikap maupun

    perilaku kita secara keseluruhan. Menurut Buchorin (2001:79-80):

    hal inilah yang menyebabkan ketahanan nasional kita terancam

    karena berbagai hal, yaitu: ketidakadilan dan kesewenang-

    wenangan, arogansi kekuasaan, kekayaan, dan intelektual,

    keberingasan social, perilaku social yang menyimpang, perubahan

    tata nilai, dan perubahan gaya hidup social

    Beberapa hal perlu diperhatikan dengan seksama agar pendidikan

    dapat berfungsi sesuai dengan tuntutan masyarakat secara keseluruhan.

    Tujuannya adalah untuk meningkatkan mutu peserta didik agar dapat

    bersaing dengan produktivitas yang tinggi. Oleh karena itu diperlukan

    pemahaman yang mendasar tentang bagaimana pendidikan itu

    diselenggarakan.

    Menurut Ibrahim (1997), untuk meningkatkan mutu pendidikan,

    perlu disadari bahwa:

    a. Proses pendidikan itu memerlukan tenggang waktu yang cukup lama

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    19/27

    19

    b. Proses pendidikan berlaku prinsip irreversibilitas dimana terhadapsetiap kesalahan dalam perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan

    tidak dapat diulang kembali

    c. Tantangan yang dihadapi di masa depan cenderung berkembangsemakin kompleks yang ditandai semakin cepatnya perkembangan

    ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai akibat dari arus globalisasi

    yang semakin terbuka, kita dituntut secara akurat pandai menyusun

    merencanakan pembangunanpendidikan sehingga mampu

    mengantisipasi tantangan dan permasalahan yang akan terjadi di

    masa depan.

    Dalam konteks perencanaan pendidikan sebagai bagian dari

    manajemen pendidikan, kiranya perlu meningkatkan efektifitas

    manajemen pendidikan sekolah. Dalam hal ini, sebagai perencana

    pendidikan, sebaiknya menjadikan manajemen berbasis sekolah (MBS)

    sebagai inovasi manajemen pendidikan dan dijadikan perangkat yang

    memungkinkan upaya perbaikan pendidikan di Indonesia.

    Menurut Wohlstetter dan Mohrman dalam Nurkolis (2003:8)

    secara luas MBS berarti pendekatan politis untuk mendesain ulang

    organisasi sekolah dengan memberikan kewenangan dan kekuasaan

    kepada partisipan sekolah pada tingkat local guna memajukan

    sekolahnya. Partisipan sekolah adalah kepala sekolah, guru, konselor,

    pengembang kurikulum,administrator,orang tua, masyarakat, siswa.

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    20/27

    20

    Dalam kerangka manajemen berbasis sekolah (MBS), kepala

    sekolah memegang kendali yang luas dalam menjalankan berbagai

    kebijakan yang dapat membuat sekolah lebih efektif dan efisien

    beroperasi. Sekolah menjadiotonom dalam menjalankan berbagai

    programnya.

    Menurut Mulyasa (2002), dalam konteks MBS seorang kepala

    sekolah harus:

    a. Memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dengan guru-guru/masyarakat sekitar

    b. Memiliki pemahan dan wawasan yang luas tentang teori pendidikandan belajar

    c. Memiliki kemampuan dan keterampilan menganalisis situasi sekarang berdasarkan apa yang seharusnya serta mampu memperkirakan

    kejadian di masa depan berdasarkan situasi sekarang.

    d. Memiliki kemampuan dan kemauan untuk mengidentifikasi masalahdan kebutuhan dan kebutuhan yang berkaitan dengan efektifitas

    pendidikan di sekolah.

    e. Mampu memanfaatkan berbagai peluang, menjadikan tantangansebagai peluang, serta mengkonseptualkan arah baru untuk perubahan.

    Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan manajemen

    berbasis sekolah , jika ditelaah secara mendasar seperti telah dikemukakan

    sebelumnya, tidak berbeda dengan apa yang harus dilakukan kepala

    sekolah dalam prinsip-prinsip administrasi pendidikan. Kecenderungan

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    21/27

    21

    perilaku kepala sekolah dalam MBS lebih ditekankan kepada adanya

    inovasi manajemen kepemimpinan di sekolah sehingga intensitas dan

    frekuensi kegiatan kepala sekolah lebih luas dan mendalam karena

    memiliki tanggung jawab yang besar dalam merespon apa sebenarnya

    keinginan, kepentingan dan kebutuhan pengguna jasa sekolah. MBS

    menuntut seorang kepala sekolah yang memiliki kemampuan untuk

    meningkatkan kinerja sekolah secara keseluruhan. Hal ini untuk

    mendukung realisasi konsep MBS, yang membutuhkan kepemimpinan

    kepala sekolah dalam menggerakkan organisasi sekolah yang telah

    otonom. Maksud otonom di sini adalah adanya wewenang yang luas dari

    setiap sekolah untuk menjalankan kebijakan-kebijakan maupun program-

    program yang sesuai dengan kebutuhan sekolah, berdasarkan perencanaan

    yang telah disusun secara bersama oleh tenaga-tenaga yang terlibat di

    sekolah dan tentu saja dengan melibatkan komite sekolah sebagai wakil

    masyarakat yang peduli terhadap sekolah tersebut.

    4. Persoalan mendasar yang dihadapi oleh dunia pendidikan saat iniKrisis yang melanda masyarakat dan bangsa ini bermula dari krisis

    moneter berkepanjangan yang kemudian menjadi krisis kepercayaan

    kepada pemerintah. Krisis kepercayaan tersebut melahirkan gelombang

    perlawanan masyarakat untuk menuntut perbaikan. Krisis tersebut

    menunjukkan dua hal pokok, yaitu fundamental ekonomi lemah sehingga

    sangat rentan terhadap gejolak global yang terjadi, dan ketidakberdayaan

    pemerintah untuk mengatasinya. Gejala tersebut pada hakikatnya

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    22/27

    22

    menunjukkan adanya salah menangani sehingga masyarakat menjadi tidak

    berdaya. Ketidakberdayaan masyarakat terlihat dalam aspek kehidupan

    politik, ekonomi, hokum, dan seluruh aspek kehidupan masyarakat

    Indonesia (Tilar.1998:24).

    Situasi ini berlarut secara terus menerus tanpa bisa dilakukan

    koreksi oleh siapapun, Segala kebijakan yang dilakukan oleh Negara

    dianggap adalah yang terbaik bagi masyarakat dalam segala aspek

    kehidupan dengan berbagai dimensinya . Sehingga kehidupan cenderung

    monoton dan tidak dapat melakukan pembaharuan dalam rangka

    menghadapi tuntutan global yang semakin mendesak dan telah menjadi

    suatu keharusan. Salah satu aspek kehidupan yang sangat merasakan

    dampak system sentralistik tersebut adalah dunia pendidikan. Dimana

    pendidikan menjadi bagian dari mesin penguasa untuk melakukan

    indoktrinasi kekuatan kekuasannya. Pendidikan tidak berdaya sama sekali,

    bahkan tenaga kependidikan ditempatkan sebagai aparat Negara yang

    harus memberikan andil yang besar dalam melanggengkan kekuasaaan

    penguasa tersebut. Dunia pendidikan terisolir dari konstituennya, terasing

    dari lingkungannya dan menjadikan anak didik tercabut dari akar

    budayanya. Pendidikan terasing dari stakeholdersnya, demikian juga

    sebaliknya.

    Kondisi obyektif seperti tersebut berakibat fatal terhadap lulusan

    pendidikan, sehingga kualitas sumber daya manusia Indonesia dianggap

    rendah dan tidak memiliki daya saing. Lulusan pendidikan cenderung

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    23/27

    23

    ingin memperoleh pekerjaan secara mudah dan lebih suka bekerja di sector

    formal khususnya pemerintahan, sedangkan untuk bekerja secara mandiri

    tidaklah favorit, inilah salah satu implikasi dari system pendidikan yang

    sentralistik tersebut. Sehingga berdampak langsung terhadap kehidupan

    masyarakat secara menyeluruh.

    Kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa pada

    hakekatnya merupakan cermin kualitas pendidikan, sebab pendidikan

    adalah dunia dimana kualitas SDM dibentuk dan dilahirkan. Karena itu,

    secara jujur harus diakui, pendidikan kita mempunyai andil cukup besar

    terhadap munculnya krisis multidimensi yang dihadapi, sebagai akibat

    rendahnya kualitas SDM yang dimiliki. Dengan demikian, adanya

    perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme serta kekerasan dalam konflik

    social, ekonomi, politik, dan agama serta perlawanan terhadap hukum

    adalah manifestasi kualitas SDM yang rendah, dan mau tidak mau harus

    diakui sebagai produk pendidikan yang telah gagal membentuk dan

    melahirkan SDM yang berkualitas (Asyari.2002).

    Secara ekstrim sepertinya sulit untuk membantah peran pendidikan

    dalam meningkatkan sumber daya manusia, sebab pada dasarnya

    pendidikan merupakan upaya pengembangan potensi yang ada pada setiap

    orang untuk berkembang secara proporsional, inilah pendidikan secara

    normative, disamping bahwa tujuan pendidikan itu juga adalah untuk

    menjaga kesinambungan kehidupan manusia secara universal, dan juga

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    24/27

    24

    sebagai upaya untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang menjadi bagian

    hidup dan kehidupan manusia.

    Bagaimana agar pendidikan dapat dijadikan sebagai leading sector,

    agar upaya pemberdayaan manusia tersebut berhasil? Sebagaimana

    diketahui bahwa pendidikan adalah merupakan sub system dalam system

    kehidupan manusia. Dan pendidikan merupakan sub system dari system

    nasional Indonesia, oleh karena itu untuk memecahkan berbagai persoalan

    dalam pendidikan saat ini, harus dimulai dari penataan system

    (reinventing) pendidikan tersebut untuk pengembangan SDM yang handal.

    Pendidikan memerlukan perencanaan, perencanaan merupakan

    satu aspek dalam manajemen, dan perencanaan dalam manajemen

    pendidikan nasional menentukan keberhasilan pencapaian salah satu

    tujuan nasional, yaitu mencerdaskan manusia Indonesia. Upaya

    pencapaian tujuan nasional akan berhasil dengan baik jika perencanaan

    pendidikan saat ini memperhatikan perkembangan domestic dan global.

    Perkembangan domestic saat ini telah mengancam ketahanan nasional kita

    yang menurut Buchori (2001) adalah :

    a. Ketidakadilan dan kesewenang-wenanganb. Arogansi kekuasaan, kekayaan, dan intelektualc.

    Keberingasan social

    d. Perilaku social yang menyimpange. Perubahan tata nilaif. Perubahan gaya hidup social

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    25/27

    25

    Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut bukanlah pekerjaan

    yang mudah, sebab berbagai persoalan tersebut merupakan bagian dari

    perkembangan yang terjadi saat ini dan telah menjadi fenomena sebagai

    implikasi dari globalisasi yang telah mempengaruhi peradaban dunia.

    Implikasi tersebut sebenarnya dapat diatasi jika kita memegang teguh visi

    nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, melindungi segenap tanah

    tumpah darah Indonesia serta menjaga atau turut serta dalam

    menciptakan perdamaian dunia. Hanya saja untuk mengimplementasikan,

    ditemukan berbagai kelemahan atau kendala yang sangat prinsipil yaitu:

    a. Etos kerja kurang handal, dibandingkan dengan etos kerja bangsa-bangsa lain yang sudah maju

    b. Kurang menguasai teknik-teknik kerja modern, teknik-teknik kerjayang dikembangkan berdasarkan kemajuan teknologi

    c. Pengetahuan tentang situasi dan dinamika global, terutama situasi dandinamika pasar global kurang memadai

    Berbagai kelemahan tersebut bukan tidak berdasar sama sekali,

    berbagai indicator menunjukkan hal tersebut, terutama di jajaran birokrasi

    sebagai penanggungjawab penyelenggara pemerintahan memang

    menunjukkan sikap atau kelemahan tersebut. Dan ini adalah satu penyebab

    mengapa kita tidak dapat memberikan data yang tepat sebelum mengambil

    keputusan untuk menentukan atau menetapkan kebijakan dalam

    manajemen nasional, demikian juga halnya dengan manajemen nasional

    pendidikan. Implikasi dari keadaan tersebut menyebabkan pemerataan

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    26/27

    26

    menjadi salah satu masalah pendidikan, implikasi lainnya adalah kualitas

    pendidikan yang tidak memadai dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

    Sistem pendidikan nasional sebagai suatu organisasi haruslah bersifat

    dinamis, fleksibel, sehingga dapat menyerap perubahan-perubahan yang

    cepat antara lain karena perkembangan ilmu dan teknologi, perubahan

    masyarakat menuju kepada masyarakat yang semakin demokratis dan

    menghormati hak-hak azasi manusia (Tilaar:2002). Peubahan yang harus

    dilakukan tersebut ternyata saat ini tidak hanya sebatas wacana, tetapi

    telah sampai pada tahap implementasi. Hal ini dapat dilihat dari berbagai

    pembaharuan program yang telah disiapkan karena perubahan paradigm

    dalam menjalankan pemerintahan, yaitu dari sentralistik menuju

    desentralisasi.

    C. PENUTUPPerubahan pendidikan sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu

    manusia Indonesia secara menyeluruh, hanya dapat dilakukan jika pemerintah

    melakukan perubahan mendasar di sector perencanaan pendidikan.

    Perencanaan pendidikan memberikan peluang untuk menentukan arah apa

    yang akan dicapai sesuai dengan misi pendidikan nasional. Oleh karenya

    perlu dilakukan identifikasi terhadap berbagai hal tentang pendidikan,

    sehingga ditemukan hal-hal prioritas yang harus dilaksanakan. Prioritas

    apapun yang ditentukan sebagai bagian dari hasil analisis terhadap kebutuhan

    untuk melakukan perubahan pendidikan, akan menentukan arahyang tepat

  • 8/6/2019 ARTIKEL PAK JARWO

    27/27

    dalam memberikan diagnosis yang tentunya juga tepat, sehingga akan

    melahirkan program-program yang sifatnya menyeluruh dan dapat

    dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Buchori, M. 2001. Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta:Kanisius

    E.Mulyasa.2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung:Rosda

    Nurkolis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta:Grasindo

    The World Bank, Education Sector Strategy. 1999

    Tilaar, H.A.R. 1998. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung:Rosda Karya

    ______. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta

    Thoha, M. 2000. Perilaku Birokrasi dalam Pengelolaan Pendidikan.Makalah.

    Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia.19-22.September.2000.Jakarta

    Udin Syaefudin Saud dan Abin Syamsuddin Makmun. 2005. PerencanaanPendidikan. Bandung:Rosda Karya

    http://dayatfarras.wordpress.com/2011/01/06/perencanaan-pendidikan/, akses 16

    juli 2011