OTORITAS DAN KRITERIA SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN AGAMA AbstractThis is an article on authority and hadits criteria as a source of religion. Hadits’s authority become questionable because of it’s complicated prob lems like process of transmission that r educted the ha dis. Inkar al-sunnah is who unbelieve to hadis. or them! al-"ur’an was complete. #ashir al-sunnah arise later to againts inkar al-sunnah and protect to hadits. Hadis is second source of religion after"ur’an. Hadits is propheth’ s traditio n that had urgen functions in Islam! like to describing and detailing what in the "ur’an generally written. Hadits’ s criteria to become as source of religion value is must be sahih in two side! chain oftransmission$sanad% and the te&t $matan%. A. Pendahuluan Perlu untuk diperhatikan bahwa problem yang dihadapi ketika berinteraksi de ng an ha dis ti dak sa ma de ng an ke ti ka be ri nt eraksi de ng an al-Qur’a>n. Problem hadis lebih kompleks dari pada al-Qur’an, baik "ath’i al-wurudmaupun "ath’ i al-dil alahny a. Berkaita n dengan "ath’ i al-wu rudny a!al-Qur’an tidakdi ra gu ka n. pe nj ag aa n mu slim te rh ad ap ny a dan pe ri wa yatan muta wa ti r memantapkan otentisitasnya, di samping secara terang telah ada jaminan atas penjagaan nya oleh Allah. Sedangkan hadis tidak mengalami hal yang sama serta tidak ada doktrin agama yang menyatakan adanya penjagaan terhadapnya. Adanya rentang waktu yang panjang antara !abi dengan masa pembukuan hadis menjadi problem tersendiri dalam hadis. Perjalanan yang panjang dapat memberi kan pelu ang adan ya peru baha n, baik pena mbahan ata u pere duks ian terhadap materi hadis. Selain itu, rantai perawi yang panjang serta munculnya hadis palsu juga turut memberikan kontribusi kepelikan dalam problem hadis yang membuat otentisitasnya masih menjadi hal yang dipertanyakan. "amim #lyas dan Suryadi $ed.%, 'acana (tudi Hadis )ontemporer$&ogyakarta ' (iara )acana, *++*%, hlm. . +
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 1/23
OTORITAS DAN KRITERIA SUNNAH
SEBAGAI SUMBER AJARAN AGAMA
Abstract
This is an article on authority and hadits criteria as a source of religion. Hadits’s
authority become questionable because of it’s complicated problems like process
of transmission that reducted the hadis. Inkar al-sunnah is who unbelieve to
hadis. or them! al-"ur’an was complete. #ashir al-sunnah arise later to againts
inkar al-sunnah and protect to hadits. Hadis is second source of religion after
"ur’an. Hadits is propheth’s tradition that had urgen functions in Islam! like todescribing and detailing what in the "ur’an generally written. Hadits’s criteria to
become as source of religion value is must be sahih in two side! chain of
transmission$sanad% and the te&t $matan%.
A. Pendahuluan
Perlu untuk diperhatikan bahwa problem yang dihadapi ketika berinteraksi
dengan hadis tidak sama dengan ketika berinteraksi dengan al-Qur’a>n.
Problem hadis lebih kompleks dari pada al-Qur’an, baik "ath’i al-wurud maupun
"ath’i al-dilalahnya. Berkaitan dengan "ath’i al-wurudnya! al-Qur’an tidak
diragukan. penjagaan muslim terhadapnya dan periwayatan mutawatir
memantapkan otentisitasnya, di samping secara terang telah ada jaminan atas
penjagaannya oleh Allah. Sedangkan hadis tidak mengalami hal yang sama serta
tidak ada doktrin agama yang menyatakan adanya penjagaan terhadapnya.
Adanya rentang waktu yang panjang antara !abi dengan masa pembukuan
hadis menjadi problem tersendiri dalam hadis. Perjalanan yang panjang dapat
memberikan peluang adanya perubahan, baik penambahan atau pereduksian
terhadap materi hadis. Selain itu, rantai perawi yang panjang serta munculnya
hadis palsu juga turut memberikan kontribusi kepelikan dalam problem hadis
yang membuat otentisitasnya masih menjadi hal yang dipertanyakan.
"amim #lyas dan Suryadi $ed.%, 'acana (tudi Hadis )ontemporer $&ogyakarta ' (iara)acana, *++*%, hlm. .
+
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 2/23
alam sejarah, telah muncul mereka yang disebut sebagai Inka>r as-
Sunnah dan Nashi>r as-sunnah. Akar persoalan yang mendasari
munculnya dua kubu ini adalah tentang /keabsahan* hadis sebagai sumber
agama. Inka>r as-Sunnah diistilahkan untuk mereka yang tidak menghendaki
hadis sebagai sumber ajaran. Sedangkan mereka yang membela dan menegakkan
hadis sebagai sumber agama disebut sebagai Nashi>r as-sunnah..
(ulisan ini bermaksud mengupas bagaimana problem otoritas atau
kehujjahan hadis sebagai sumber ajaran agama tersebut. Sahkah hadis digunakan
sebagai sumber ajaran0 Bagaimana posisinya dalam #slam0 1alu sunnah yang
seperti apa yang dapat dikatakan memiliki otoritas sebagai sumber agama0
B. Hadis: Komle!si"as P#o$lemn%a.
"adis, yang dianggap sebagai sumber ajaran agama, yang sekarang telah
mewujud dalam bentuk teks, memiliki berbagai persoalan baik dari aspek
otentisitas maupun aspek fiqhul hadis atau pemahamannya. Persoalan otentisitas,
sangat terkait dengan proses periwayatan yang dilaluinya. 2arak yang panjang
antara masa penghimpunan hadis dan kewa3atan !abi mengakibatkan pada
adanya berbagai kemungkinan yang terjadi, termasuk kemungkinan terjadinya
pembiasan makna atau bahkan tercampur dengan muatan tradisi daerah.*
4eberadaan suatu hadis juga tidak terlepas dari berbagai hal yang
melingkupinya. Person-person periwayat yang terlibat dalam periwayatan suatu
hadis turut memberikan andil dalam pembentukan suatu hadis. i mana masing-
masing periwayat memiliki latar belakang historis sendiri-sendiri.
Perlu dipertimbangkan pula, bahwa daya ingat dan seleksi kreati3 para
sahabat yang hidup dengan nabi dengan berbagai posisi dan karakternya, seperti
diungkapkan 4haled 5.Abou 6l 7adl, tidak memposisikan !abi dalam kerangka
* 4adarusman, Agama! +elasi ,ender dan eminisme $&ogyakarta' 4reasi )acana,*++8% ! hlm. 8. "al #ni bisa dibayangkan batapa lamanya jarak tersebut. !abi meninggal sekitar tahun 9+ 5: Abad # "ijrah, sedangkan hadis dikodi3ikasi sekitas Abad ## " yaitu pada masa4hali3ah ;mar bin Abdul A<i< dari inasti Abbasiyah.
!i<ar Ali, emahami Hadis #abi etode dan /endekatan $&ogyakarta' =6Sa,*++%, hlm. 9.
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 3/23
obyekti3 akan tetapi subyekti3. Subyekti3itas ini akhirnya mempengaruhi pada apa
yang mereka lihat dan dengar. Bisa jadi karakter pribadi menancap kuat dalam
riwayat yang ia riwayatkan> sehinggga mempengaruhi pada apa yang
diriwayatkan.
alam sejarahnya, dapat dilihat pula bahwa hadis berawal melalui proses
dialogis-komunikati3-adapti3 antara !abi dan umatnya. Pada awalnya hadis
berbentuk budaya oral dalam lingkungan kaum muslimin awal.8 Sedangkan
sekarang, hadis tidak lagi dalam bentuk 3igur !abi atau dalam tradisi oral. "adis
telah mewujudkan diri dalam bentuk teks-teks hadis dan ada dalam kitab-kitab
yang telah dicetak.9
Berdasarkan proses historis pembentukan hadis, 7a<lur ?ahman
mende3inisikan hadis sebagai komentar yang monumental mengenai !abi oleh
umat #slam di masa lampau. 2ika memahami hadis sebagai 3ormalisasi sunnah,
maka perubahan lokus dan tempus akan memungkinkan terjadinya reduksi makna
atau pemahaman baru terhadap hadis.
alam konteks historis sekarang, bentuk-bentuk tekstual hadis itulah yang
dipandang sebagai bukti historis bagi ideal-ideal teladan !abi. ;ntuk akses
kepada sunah !abi, generasi muslim sekarang hanya bisa merujuk pada teks-teks
hadis yang tertulis dalam kitab-kitab hadis. Sebagaimana disebutkan oleh
5ustha3a A<ami, kitab-kitab hadis adalah /gudang pengaman@ terhadap sunnah
!abi yang merupakan sumber pokok hukum #slam.
> 4haled 5. Abou 6l 7adl, Atas #ama Tuhan 0ari ikih 1toriter ke ikih 1toritatif!
/Gan 4ami turunkan kepadamu al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepadaumat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka [email protected]. Al-Nah}l $9%' >>.
8 Seperti dalam ayat
/5aka demi (uhanmu, mereka $pada hakekatnya% tidak beriman hingga merekamenjadikan kamu sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudianmereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan,dan mereka menerima dengan sepenuhnya@ Q.S. Al-Nisa> $>%' 98.
9 1ihat dalam ayat
an kami tidak mengutus seseorang ?asul melainkan untuk ditaati dengan sei<in
Allah. Sesungguhnya 2ikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalumemohon ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka,tentulah mereka mendapati Allah 5aha Penerima (aubat lagi 5aha Penyayang. Q.S. Al-Nisa> $>%' 9>.
Sebagaimana disebutkan dalam ayat
/Sesungguhnya Telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladanyang baik bagimu (yaitu bagi !rang yang mengharap (rahmat Allahdan (kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" Q.S. Al-Ah}#a>b $% ' *.
8
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 7/23
berupa ketentuan-ketentuan yang mengkon3irmasikan dan mengulangi pernyataan
al-Qur’an atau yang disebut baya>n ta’ki>d. $*% "adis dapat berupa
penjelasan atau klari3ikasi dari al-Qur’an, mena3sirkan yang mubham! memerinci
yang mu2mal , membatasi yang mutlak! menghususkan yang ‘a>mm.57 $% "adis
dapat berupa ketentuan-ketentuan yang tidak ada dalam al-Qur’an, tidak
mengkon3irmasi atau menyangkal, dengan kata lain merupakan sumber otoritati3
yang independen.
5elihat pada urgennya hadis, dalam #slam telah disepakati bahwa hadis
menjadi sumber ajaran kedua dalam agama setelah al-Qur’an. "adis sangat
diperlukan dalam pemahaman atas al-Qur’an, baik dalam menjelaskan maupun
memerinci al-Qur’an.
Perintah untuk berpegang pada hadis, secara #aqli selain terdapat nash
yang menyebutkan untuk taat kepada Allah dan ?asulnya, *+ ?asul sendiri dalam
sebuh hadis juga berwasiat kepada kaum muslim, dua hal yang jika kaum muslim
berpegang kepadanya tidak akan tersesat. "al itu adalah kitab Allah dan sunnah
?asul.
Akan tetapi ternyata hal ini tidak diterima sepenuhnya oleh kaum muslim.
Ada sebagian mereka yang menolak hadis untuk dijadikan sumber ajaran agama.
;ntuk 3ungsi pertama dan kedua para ulama sepakat, akan tetapi pada 3ungsi yangketiga ini terdapat perbedaan. Perbedaan terletak pada apakah hadis bisa menjadi sumber yangindependen ataukah dependen dengan al-Qur’an. 1ihat 5usahadi "A5, 3volusi )onsep
(unnah8! hlm. 9-. 1ihat pula 5ustha3a al-Shiba’i, Al-(unnah wa akanatuha fi al-Tasyri’ al-
Islami $Beirut' al-5aktab al-#slami, 9%, hlm. -.
*+ 1ihat Q.S al-!isa’$>% ' 8
/&ai !rang-!rang yang beriman% taatilah Allah dan taatilah Rasul(nya% dan ulil amri di antara kamu" 'emudian ika kamu berlainanpendapat tentang sesuatu% maka kembalikanlah ia kepada Allah danRasul-Nya ika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan harikemudian" yang demikian itu lebih utama (bagimu dan lebih baikakibatnya"@
9
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 8/23
Bagi mereka al-Qur’an telah cukup untuk dijadikan sumber ajaran #slam. 4arena
al-Qur’an telah mencakup segala hal.*
alam perkembangan kemudian, mereka yang tidak menerima hadis
sebagai sumber ajaran disebut dengan inkar al-sunnah. an sebaliknya, yang
mengcounter inkar al-sunnah dan yang berjuang menegakkan hadis sebagai
sumber ajaran agama disebut dengan nashir al-sunnah.
1. Golon'an Inka>r as-Sunnah
Inka>r as-Sunnah adalah istilah untuk mereka yang tidak menerima
hadis sebagai sumber ajaran agama. Penolakan ini bermacam-macam. Ada yang
menolak hadis secara menyeluruh, ada juga yang menolak hadis-hadis tertentu
saja. #mam Sya3i’i menyebut istilah ini untuk yang menolak hadis secara
keseluruhan yang berangapan bahwa agama tidak perlu dengan sumber lain selain
al-Qur’an.**
i antara 3aktor yang mendorong munculnya paham Inka>r as-
Sunnah adalah ketidakpahaman mereka tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan ilmu hadis. "al ini seperti yang disimpulkan Syuhudi #smail dari kasus
4assim Ahmad dalam menanggapi argumen-argumen #mam Sya3i’i. 4assim
Ahmad tidak komprehensi3 dalam meneliti, ia tidak mempelajari al-9mm dan
hanya menggunakan al-+isalah saja. Selain itu 4assim juga tidak menggunakan
sumber-sumber primer.*
Apabila menengok kepada sejarah, nampaknya pergulatan pemikiran
tentang otoritas hadis sebagai sumber ajaran telah terjadi dari masa periode awal.
Bibit-bibit adanya orang yang kurang memperhatikan sunnah telah ada sejak
* Seperti 4assim Ahmad dalam karyanya Hadis (atu /enilaian (emula, 4assimmengkritik hadis dan mengajak untuk kembali kepada al-Qur’an. engan mengutip 5u’ta<ilah4assim mengatakan bahwa' /"adis merupakan tekaan dan agakan dan Qur’an lengkap tidak membutuhkan buku-buku lain untuk melangkapinya@ 1ihat 4assim Ahmad, Hadis (atu /enilaian
(emula $Selangor' 5edia #ntelek, 9% hlm. 9.
** Sebagaimana dipaparkan oleh Syuhudi #smail yang diambil dari kitab Ikhtilaf al-Hadis
dan al-9mm karya #mam al-Sya3i’i, dalam )aedah )esahehan (anad Hadis Telaah )ritis dan
Tin2auan 0engan /endekatan Ilmu (e2arah $2akarta' Bulan Bintang, 8%, hlm. 9.
masa sahabat meskipun masih terjadi secara perorangan. *> Erang-orang +afidlah
dan :indiq adalah termasuk golongan yang menolak kehujjahan sunnah.
Alasannya adalah bahwa hanya al-Qur’anlah yang dapat dijadikan hujjah dalam
agama.*8
Holongan 4hawarij yang diklaim sebagai Inka>r as-Sunnah yang
menolak hadis !abi yang diriwayatkan oleh sahabat sebelum dan sesudah tahkim
menurut 5.5. A<ami tidak benar. Berdasarkan penelitiannya, ternyata tidak
semua golongan khawarij menolak sunnah, ada golongan dari mereka yang
bernama Ibadhiyah yang menerima hadis dari Ali, ;sman, Aisyah, Abu "urairah,
Anas bin 5alik dan juga yang lain.*9
Seperti anggapan terhadap 4hawarij, demikian juga anggapan terhadap
5u’ta<ilah. 5u’ta<ilah pada dasarnya tidak menolak hadis secara keseluruhan.
"adis yang tidak mereka terima hanyalah hadis-hadis yang bertentangan dengan
kaidah dan teori ma<hab mereka. 5ereka tidak menerima hadis ahad dan sebagian
mereka menolak hadis yang mutawatir, seperti hadis tentang sya3a’at dan
turunnya !abi #sa as.*
Sedangkan golongan Syi’ah, terdiri dari berbagai kelompok dan saling
mengka3irkan. 4elompok yang masih ada sampai sekarang ini adalah Istna
Asy’ariyyah. 5ereka pada umumnya menerima hadis !abi akan tetapi hanya
yang diriwayatkan oleh ahlu al-bait .*
Pada masa #mam Sya3i’i,* golongan Inka>r as-Sunnah"# juga muncul.
Bantahan-bantahan dan pembuktian otoritas sunnah sebagai sumber ajaran agama
*> 5ustha3a A<ami, Dira>sa>t f> al-Hadi>s} al-Nabawi> wa Ta>ri>khuTadwi>nihi $Beirut' Al- Maktab al-Isla>mi>, *%, hlm. *.
*8 Sebagaimana disebutkan Sahabuddin yang diambil dari iftah al-(unnahnya Al-Suyutilihat Sahabuddin, /As-Sunnah di antara Pendukung dan Penolaknya@ Al-Insan ;urnal )a2ian
menjadi dua, la$}i dan maknawi>. 5utawatir laf@i yaitu mutawatir la3a<nya
dalam satu la3a< yang sama. Sedangkan yang maknawi adalah hadis yang
diriwayatkan secara mutawatir dengan la3a< yang bisa jadi berbeda tetapi dengan
makna yang sama.8
"adis 5utawatir, memiliki predikat qath’i. "al ini karena unsur-unsur
yang menjadi persyaratan mutawatir mengasumsikan adanya kepastiannya,
kebenarannya.8> apat dilihat bahwa syarat-syarat mutawatir itu adalah'
. iriwayatkan oleh orang banyak
*. Periwayat yang banyak tersebut ada dalam masing-masing tabaqat
atau tingkatan sanad.
. 2umlah yang banyak itu tidak memungkinkan untuk melakukan
kebohongan.
>. hadis tersebut merupakan pengetahuan inderawi (hissi%88
4arena dalam hadis mutawatir juga mengandung unsur-unsur dapat
diperolehnya pengetahuan pasti sebagaimana disebutkan, maka wajar jika predikat
yang dimiliki hadis mutawatir adalah "ath’i al-wurud. 5eskipun tentang
dalalahnya ada yang qath’i dan ada yang d@anni.
Sedangkan hadis ahad adalah hadis yang diriwayatkan oleh satu atau dua
perawi atau lebih yang tidak memenuhi syarat-syarat masyhur atau mutawatir dan
tidak diperhitungkan lagi jumlah perawinya setelah itu.89
Para ulama berbeda pendapat dalam menilainya. Sebagian ulama
menilainya sebagai d@anni dan sebagian lain menilainya sebagai qath’i. #mam
YZ[\L X ]MO^ L_`\Z
8 JAa> al-'hat}i>b% /s,u>l al-H+adi>s,:., hlm. +.
8> Ibid., hlm. 8. )eqat’ian hadis mutawatir ini dinyatakan pula oleh- ulama-ulama hadis.iantaranya oleh Ajjaj al-4hatib, bahwa hadis mutawatir adalah qath’i al-subut . 1ihat 8Aa> al-'hat}i>b, /s+u>l al-Hadi>s....% hlm" +03" Mahmud Thahhan% hadis mutawatir menghasilkan pengetahuan yang daruri % lihat Mahmu>d T;ah;h}a>n, Taisi>ruust}alah}i al-H+adi>s (Beirut' )a>r al-Qur’an al-'ari>m, % hlm.. Subhi alSalih mengatakan bahwa hadis mutawatir menimbulkan pengetahuan yang "ath’i al al-yaqin.1ihat Subhi al-Salih, 9lum al-Hadis..., hlm.8. #bnu (aimiyah menyatakan bahwa hadismutawatir dapat memberikan pengetahuan yang benar. (aIiyuddin #bnu (aimiyyah, Ilmu al-Hadis $Beirut' ar al-7ikr, %, hlm.>.