Ogi Danika Pranata : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN KERANGKA TANDUR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI OLEH : OGI DANIKA PRANATA RSA1C310010 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2014
12
Embed
ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL QUANTUM …e-campus.fkip.unja.ac.id/eskripsi/data/pdf/jurnal_mhs/artikel/RSA1... · MATERI IMPULS DAN MOMENTUM KELAS ... menggambar, membuat grafik,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Ogi Danika Pranata : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
ARTIKEL ILMIAH
PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN
KERANGKA TANDUR UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI IMPULS DAN MOMENTUM KELAS
XI IPA 2 SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI
OLEH :
OGI DANIKA PRANATA
RSA1C310010
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
MEI, 2014
Ogi Danika Pranata : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
Penerapan Model Quantum Teaching dengan Kerangka TANDUR Untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Impuls
dan Momentum Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Kota Jambi
Oleh :
1. Ogi Danika Pranata
2. Dra. Hj. Astalini, M.Si.
3. Nova Susanti, S.Pd., M.Si.
ABSTRAK
Kata kunci: Model Quantum Teaching, TANDUR, Momentum dan Impuls.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya nilai fisika siswa di SMA Negeri 3
Kota jambi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya minat siswa dalam
belajar fisika serta kurang menariknya proses pembelajaran yang dilaksanakan. Sebagain
besar siswa menganggap bahwa belajar fisika itu susah karena hanya mempelajari rumus –
rumus yang membosankan bagi siswa. Untuk itu peneliti mencoba menerapkan suatu model
pembelajaran yang interaktif dan menciptakan suasana belajar yang asyik dan
menyenangkan bagi siswa, yaitu Model pembelajaran Quantum Teaching dengan kerangka
TANDUR. Hal ini tentunya bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa selama
proses pembelajaran berlangsung dan diharapkan dapat meingkatkan hasil belajar siswa
tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Dengan menerapkan model
Quantum Learning dengan kerangka TANDUR pada materi Momentum dan Impuls di
kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Kota Jambi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus,
dengan 2 kali pertemuan untuk setiap siklusnya serta 1 kali ujian siklus. Hal ini bertujuan
untuk melihat perkembangan aktivitas dan hasil pembelajaran setiap siklusnya.
Berdasarkan data hasil penelitian yang dilaksanakan dari 13 Januari sampai 10
Februari 2014, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas yang di alami siswa dari
siklus I yaitu, 56,0% menjadi 68,0% pada siklus II dan 81,6% pada siklus III dengan
Indikator ketercapaiannya 60%. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan setiap
siklus yaitu 71,6 untuk siklus I menjadi 74,1 untuk siklus II dan 78 untuk siklus III. dengan
Kriteria Ketuntasan Minimumnya 75.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan Model Quantum
Teaching dengan kerangka TANDUR dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
pada materi Impuls dan Momentum di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Kota Jambi.
Ogi Danika Pranata : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
I. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan
merupakan dasar untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Oleh karena itu perhatian dan penanganan khusus harus ditujukan terhadap peningkatan
kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan sangat bergantung kepada kurikulum
yang diterapkan dan keadaan sekolah. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang
formal harus mampu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang berkualitas. Guru,
siswa dan proses pembelajaran merupakan tiga hal yang mempengaruhi kualitas
pembelajaran.
Proses pembelajaran menyangkut tentang metode atau model pembelajaran yang
digunakan selama proses pembelajaran. Guru harus bisa memilih model pembelajaran yang
tepat sesuai dengan kondisi kelas dan materi. Pemilihan model yang tepat akan
memberikan hasil belajar yang baik. Jadi model pembelajaran merupakan salah satu
penentu keberhasilan suatu proses pembelajaran.
Khusus untuk mata pelajaran fisika, kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMA
Negeri 3 Kota Jambi adalah 75. Berikut data rata- rata hasil ulangan fisika Kelas XI IPA
SMA Negeri 3 Kota Jambi sebagai berikut:
Tabel 1.1 Hasil Ulangan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Kota Jambi
No Kelas Jumlah Siswa Rata – Rata Nilai Ulangan
1. XI IPA 1 30 74,13
2. XI IPA 2 30 58,80
3. XI IPA 3 29 59,70
4. XI IPA 4 29 61,65
5. XI IPA 5 30 61,68
Dari data hasil pengamatan di SMA Negeri 3 Kota Jambi dan wawancara dengan
salah satu guru fisika. Nilai yang diperoleh oleh siswanya masih tergolong rendah. Dari 5
kelas pada tabel di atas, hanya rata – rata kelas XI IPA 1 yang mendekati Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 74,13. Sedangkan nilai rata – rata empat kelas lainnya
masih tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar siswa ini disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya sebagian besar siswa kurang memahami materi yang diajarkan dan kurang aktif
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada saat pembelajaran berlangsung hanya
sebagian kecil siswa yang aktif, sementara siswa yang lain terkesan malas untuk mengikuti
proses pembelajaran.
Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa Kelas XI IPA 2. Diketahui bahwa
rendahnya hasil belajar fisika siswa dipengaruhi oleh rendahnya minat belajar siswa,
kurangnya rasa ingin tahu siswa terhadap materi fisika serta adanya anggapan bahwa fisika
Ogi Danika Pranata : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
itu sulit untuk dipelajari. Selain itu dalam mengajar guru terlalu banyak memberikan dan
menjelaskan di depan kelas sehingga kurang mendorong berkembangnya kemampuan
berpikir siswa, serta model dan metode pembelajaran dari guru yang kurang
variasi/monoton. Hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala yang ditimbulkan, yaitu siswa tidak
memperhatikan penjelasan guru, kurangnya keaktifan siswa, siswa malas belajar dan
kurang merespon apa yang sedang mereka pelajari. Kreativitas guru dalam proses
pembelajaran serta metode pembelajaran yang bervariasi sangat memengaruhi motivasi dan
hasil belajar.
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan di atas, perlu adanya pembaharuan serta
perbaikan dalam proses pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
perbaikan dalam proses pembelajaran adalah dengan penerapan model Quantum Learning
atau Quantum Teaching. Model Quantum Learning dan Quantum Teaching sama – sama
berlandaskan pada konsep pembelajaran Quantum, namun kedua model ini memiliki
perbedaan. Quantum Teaching dan Quantum Learning merupakan model pembelajaran
yang sama-sama dikemas oleh Boby DePorter. “DePorter (2010) menjelaskan bahwa
Quantum Teaching diperuntukkan guru dan Quantum Learning diperuntukkan siswa atau
masyarakat umum sebagai pembelajar.”
“Quantum Teaching berfokus kepada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas,
interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar (DePorter, 2010).”
Quantum Teaching memiliki kerangka pembelajaran yang disebut dengan TANDUR.
TANDUR itu sendiri adalah singkatan dari (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi,
Ulangi, dan Rayakan). “Deporter (2010) menyebutkan kerangka perancangan Quantum
Teaching adalah sebagi berikut: a). Tumbuhkan, sertakan diri mereka, pikat mereka,
puaskan AMBAK, b). Alami, berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan kebutuhan
untuk mengetahui. c). Namai, berikan data, tepat saat minat memuncak, d).
Demonstrasikan, berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dangan
data baru, e). Ulangi, Rekatkan gambaran keseluruhannnya, f). Rayakan, Ingat, jika layak
dipelajari, maka layak pula dirayakan!. Perayaan menambatkan belajar dengan asosiasi
positif.”
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pendidikan
tentang “Penerapan Model Quantum Teaching dengan Kerangka TANDUR Untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Momentum dan Impuls
Kelas XI SMA Negeri 3 Kota Jambi”
Ogi Danika Pranata : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Belajar
“Purwanto (2013) menjelaskan belajar dalam arti luas adalah semua persentuhan
pribadi dengan lingkungan yang menimbulkan perubahan perilaku.” Pendapat ini
menjelaskan bahwa belajar tidak hanya terjadi di sekolah namun juga terjadi di lingkungan
siswa. Hal ini karena lingkungan siswa juga memungkinkan terjadinya perubahan perilaku
siswa.
Sejalan dengan pandangan konstruktivisme, “Belajar merupakan suatu proses
pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si pelajar (Budiningsih,
2012).” Pandangan ini menjelaskan bahwa siswa harus aktif berfikir, menyusun konsep dan
memberikan makna tentang hal – hal yang sedang dipelajari. Hal ini bertujuan agar siswa
dapat membentuk pengetahuannya sendiri.
Dari berbagai pendapat mengenai pengertian belajar di atas, dapat disimpukan
bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan manusia sehingga terjadi perubahan
tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan perubahan aspek-aspek lain
sebagai akibat interaksi dengan lingkungan.
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Tujuan Belajar
“Slameto (2010) menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak
jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu: 1). Faktor intern,