POLA PENYAJIAN INFORMASI, URUTAN INFORMASI DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH Oleh: MOCHAMMAD ZAHID MUZAMMIL HADI 2013310164 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2017 RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA
POLA PENYAJIAN INFORMASI, URUTAN INFORMASI DAN
FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN INVESTASI
ARTIKEL ILMIAH
Oleh:
MOCHAMMAD ZAHID MUZAMMIL HADI
2013310164
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2017
RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA
1
POLA PENYAJIAN INFORMASI, URUTAN INFORMASI DAN
FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN INVESTASI
Mochammad Zahid Muzammil Hadi
STIE Perbanas Surabaya
Email: [email protected]
Luciana Spica Almilia
STIE Perbanas Surabaya
Email: [email protected]
Jl. Wonorejo Permai Utara III No. 16 Surabaya
ABSTRACT
The aims of this study are to examines the pattern of information presentation, the order of
information and framing effect in investment decision making. the pattern of information
presentation and the order of information explained by belief adjustment model developed by
Hogarth and Einhorn (1992), beside that framing effect explained by prospect theory, fuzzy
trace theory and probabilistic mental model. This study used experiment design 2x2x2 mixed
design. Total subjects in this study were 104 students from STIE Perbanas Surabaya
consisting of 90 students bachelor degrees of accounting and 14 students bachelor degrees of
management. This study uses a pencil based experiment which filling out the questionare that
was answered manually by participants.the results show that: (1) there are bias judgement
especially recency effect in the presentation of step by step with the framing condition
appropriate in information; (2) there are bias judgement when gives the presentation of step
by step with the framing condition appropriate and not appropriate in information, and (3)
when do mix of the pattern of information presentation with framing condition appropriate
in information bias judgement happened. Overall this results show that the belief adjustment
model developed by Hogarth and Einhorn (1992), prospect theory, fuzzy trace theory and
probabilistic mental model is partially hold in investment decision making.
Keywords: Belief Adjustment Model, the pattern of information presentation, the order of
information, framing effect and investment decision making
PENDAHULUAN
Dalam pengambilan keputusan investasi,
seorang investor membutuhkan berbagai
macam informasi. Informasi kinerja
perusahaan merupakan informasi yang
harus diketahui oleh investor dalam
keputusan investasinya. Seperti halnya
dalam informasi akuntansi yang dapat
diperoleh melalui laporan keuangan
perusahaan. Informasi akuntansi hanya
menyediakan informasi yang bersifat
material dan seringkali yang diperhatikan
investor dalam laporan keuangan adalah
laba perusahaan. Hal itu menunjukkan
bahwa investor cenderung fokus pada
periode saat itu saja tetapi tidak berfokus
pada kelangsungan usaha maupun prospek
masa depan perusahaan. Jika demikian,
tentu dapat terjadi kerugian dan
ketidaktepatan pengambilan keputusan bagi
investor. Disisi lain, selain informasi
akuntansi hal lain yang harus diketahui
investor adalah informasi non akuntansi.
Seperti yang dilakukan dalam penelitian
sebelumnya, Sharma (2006) membuktikan
2
bahwa persepsi investor terhadap
efektivitas dewan direksi merupakan
penentu utama dari keputusan investasi.
Selain itu, Cox et al. (2004) juga
membuktikan bahwa investor institusional
lebih memperhatikan laporan corporate
social responsibility perusahaan. Pola
penyajian informasi yang dikembangkan
oleh Hogarth dan Einhorn (1992) dalam
model belief adjustment yang terdapat
dalam penelitian ini yaitu pola penyajian
informasi step by step (SbS) dan pola
penyajian informasi end of sequence (EoS).
Pola penyajian step by step (SbS)
merupakan penyajian informasi yang
dilakukan secara sekuensial atau berurutan
sehingga individu/investor membentuk
revisi keyakinan baru setelah mendapatkan
potongan-potongan bukti dari informasi
yang terpisah. Sedangkan pola penyajian
informasi end of sequence (EoS)
merupakan penyajian informasi yang
dilakukan secara simultan atau bersama
sehingga individu membentuk revisi
keyakinan baru setelah semua informasi
terkumpul.
Beberapa penelitian sebelumnya (Pinsker,
2007 dan Luciana Spica dan Supriyadi,
2013) membahas terkait dengan model
belief adjustment. Pinsker (2007) dari hasil
penelitiannya menyatakan bahwa revisi
harga saham secara signifikan lebih besar
dalam kondisi sekuensial daripada kondisi
simultan. Sedangkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Luciana Spica dan
Supriyadi (2013) menyatakan bahwa (1)
terdapat perbedaan judgement antara
investor yang menerima urutan informasi
good news diikuti dengan bad news (+ + - -
) dibandingkan dengan investor yang
menerima urutan informasi bad news
diikuti dengan good news (- - + +) untuk
pola penyajian informasi step by step, (2)
tidak terdapat perbedaan atau tidak ada efek
urutan antara investor yang menerima
urutan informasi good news diikuti dengan
bad news (+ + - -) dibandingkan dengan
investor yang menerima urutan informasi
bad news diikuti dengan good news (- - +
+) untuk pola penyajian informasi end of
sequence. Selain pola penyajian dan urutan
informasi, Yusnaini (2005) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa
pembingkaian (framing) informasi
menyebabkan terjadinya bias dalam
pengambilan keputusan strategik. Menurut
Erlinda Kusuma dan Sukirno (2014)
framing merupakan cara menggunakan
bahasa untuk pengelolaan makna. Dalam
framing effect, suatu kejadian dapat
mengakibatkan pengambil keputusan
merespon yang berbeda (dengan suatu
permasalahan yang sama) jika disajikan
dengan cara yang berbeda. Pembingkaian
informasi (bingkai positif dan negatif)
tanpa mengubah makna atas informasi
tersebut akan digunakan untuk
mempengaruhi para pengambil keputusan.
Chang et al. (2002) dalam penelitiannya
menjelaskan framing effect dengan
menggunakan tiga teori yaitu teori prospek,
teori fuzzy trace dan teori mental
probabilistik serta menyatakan bahwa
fuzzy-trace theory adalah yang terbaik
dalam menggambarkan fenomena framing
effect pada perilaku pengambil keputusan.
LANDASAN TEORI DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Prospek
Menurut teori prospek, terdapat dua tahap
dalam proses membuat keputusan: Tahap I
merupakan tahap editing yang merupakan
analisis awal dari prospek yang ditawarkan.
Kemudian tahap II yaitu mengevaluasi
prospek dan memilih yang memiliki nilai
tertinggi (Kahneman dan Tversky, 1979).
Chang et al. (2002) menyatakan bahwa
untuk tahap I dari teori prospek tersebut
merupakan tahap proses editing psikologi.
Dengan kata lain, teori prospek
menggambarkan alasan seseorang dalam
membuat keputusan dilihat dari sisi
psikologisnya. Teori prospek membantah
teori sebelumnya yaitu expected utility
theory yang menjelaskan pengambilan
keputusan seseorang yang bersifat rasional.
Kahneman dan Tversky (1979) juga
menjelaskan bahwa pemberian informasi
3
dengan bingkai positif akan mempengaruhi
pengambil keputusan atas pembuatan
keputusan yang kurang berisiko (risk
averse) begitupun sebaliknya jika
pemberian informasi dengan bingkai
negatif akan mempengaruhi pengambil
keputusan atas pembuatan informasi yang
lebih berisiko (risk seeking).
Teori Fuzzy Trace
Chang et al. (2002) menjelaskan terkait
teori fuzzy trace yang diperkenalkan oleh
Reyna dan Brainerd (1990) yang
mengasumsikan bahwa individu lebih
memilih alasan dengan menggunakan
representasi informasi yang sederhana.
Teori fuzzy trace berkaitan dengan erat
dengan pendekatan/strategi heuristik yang
menjelaskan bahwa para pengambil
keputusan menggunakan proses
penyederhanaan dalam mengambil
keputusan. Dengan penyederhanaan
heuristik, ketika seseorang dihadapkan
pada situasi dengan pilihan yang berisiko
atau memperoleh informasi yang kompleks,
seseorang tersebut akan menggunakan cara
untuk menyederhanakan kompleksitas
informasi tersebut. Penyederhanaan
informasi berarti mengeliminasi
kompleksitas informasi/hanya
menggunakan informasi yang dianggap
penting. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa dengan
penyederhanaan heuristik akan
mengakibatkan terjadinya bias dalam
pengambilan keputusan karena mengurangi
kompleksitas informasi yang digunakan
oleh para pengambil keputusan.
Teori Mental Probabilistik
Chang et al. (2002) menjelaskan terkait
teori mental probabilistik yang
dikembangkan oleh Gigerenzer et al.
(1991) yang menjelaskan dan memprediksi
perilaku individu yang terlalu percaya diri
dalam pengambilan keputusan. Kuhberger
(1995) mengemukakan bahwa teori mental
probabilistik dapat digunakan untuk
menjelaskan framing effect. Gigerenzer et
al. (1991) menjelaskan bahwa seseorang
dihadapkan dalam dua pilihan alternatif.
Pertama, local mental model akan dibentuk
oleh individu yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah berdasarkan
memori jangka panjang dan operasi logika
dasar. Pada umumnya local mental model
dapat digunakan jika (1) angka yang tepat
dapat diambil dari memory jangka panjang
untuk membandingkan alternatif, (2) fitur
informasi yang berkaitan dengan alternatif
tidak tumpang tindih dan (3) operasi logika
dasar. Kedua, jika permasalahan tidak
dapat diselesaikan secara langsung dengan
menggunakan local mental model maka
akan menggunakan probabilistic mental
model. Menurut Teori probabilistic mental
model, untuk membuat keputusan, hal
pertama yang dilakukan individu adalah
membuat sebuah kelas referensi untuk
masalah khusus. Gigerenzer et al. (1991)
mengungkapkan bahwa probabilistic
mental model berbeda dengan local mental
model dalam beberapa aspek. Pertama,
pada kelas referensi dari objek. Kedua,
pada variabel ditambah dengan solusi
strategi.
Pola Penyajian dan Urutan Informasi
Hogarth dan Einhorn (1992)
mengembangkan belief adjustment model
untuk memberikan penjelasan secara
menyeluruh terkait cara informasi
diinterpretasikan dan diproses. Hogarth dan
Einhorn (1992) mengadaptasi konsep
umum dari anchoring dan adjustment
(seperti membentuk keyakinan awal yang
kemudian membentuk keyakinan baru
berdasarkan informasi baru yang diperoleh)
dengan memasukkan heuristics ke dalam
model. Model belief adjusment
mempertimbangkan tiga karakteristik,
yaitu: (1) arah (sesuai atau tidak dengan
keyakinan sekarang), (2) kekuatan (lemah
atau kuat) dan (3) tipe (positif, negatif atau
campuran). Selain itu, Hogarth dan Einhorn
(1992) juga mempertimbangkan dua
karakteristik lain yaitu urutan informasi
(positif diikuti negatif, negatif positif atau
campuran positif dan negatif) dan pola
penyajian (pola penyajian secara berurutan
4
dan secara simultan). Ketika informasi
disajikan dalam bentuk step by step (SbS),
seseorang umumnya menggunakan strategi
pengolohan step by step (SbS). Penyesuaian
keyakinan mereka semakin bertambah
begitu diberikan tiap-tiap potongan bukti.
Penyajian informasi dalam dalam bentuk
end of sequence (EoS) umumnya
menggunakan strategi pengolahan end of
sequence (EoS), khususnya bila jumlah
informasi sedikit dan tidak terlalu
kompleks. Dalam urutan informasi terdapat
dua kemungkinan yang akan terjadi yaitu
primacy effect dan recency effect. Primacy
effect adalah pemberian bobot nilai yang
lebih tinggi pada informasi awal yang
diperoleh sehingga pengambilan keputusan
akhir individu tergantung pada informasi
awal tersebut. Dengan kata lain, dalam
primacy effect individu cenderung lebih
memperhatikan ataupun
mempertimbangkan informasi awal yang
diperolehnya. Sedangkan recency effect
adalah pemberian bobot nilai yang lebih
tinggi pada informasi akhir yang diperoleh
sehingga pengambilan keputusan akhir
individu tergantung pada informasi akhir
tersebut. Dengan kata lain, dalam recency
effect individu cenderung lebih
memperhatikan ataupun
mempertimbangkan informasi akhir yang
diperolehnya. Potensi recency effect akan
lebih besar terjadi pada penyajian step by
step (SbS), karena dalam end of sequence
(EoS) bukti informasi positif dan negatif
disaring terlebih dahulu sebelum
diintegrasikan dengan keyakinan
sebelumnya.
Framing Effect
Framing merupakan suatu kejadian yang
mengakibatkan pengambil keputusan
merespon yang berbeda pada permasalahan
yang sama jika disajikan dengan cara yang
berbeda. Penggunaan bahasa seseorang
merupakan aspek frame digunakan untuk
mempengaruhi para decision maker.
Kahneman dan Tversky (1979) menyatakan
bahwa pemberian informasi dengan bingkai
positif akan mempengaruhi pengambil
keputusan atas pembuatan keputusan yang
kurang berisiko (risk averse) begitupun
sebaliknya jika pemberian informasi
dengan bingkai negatif akan mempengaruhi
pengambil keputusan atas pembuatan
informasi yang lebih berisiko (risk
seeking).
Pengembangan Hipotesis
Dalam teori belief adjusment menjelaskan
bahwa untuk informasi/bukti positif dan
negatif, terdapat dua kemungkinan efek
urutan yaitu primacy effect dan recency
effect. Ketika pola penyajian step by step
(pengambilan keputusan setelah
memperoleh setiap bukti informasi)
dilakukan dalam pengambilan keputusan
investasi maka cenderung akan terjadi efek
urutan/recency effect. Untuk pola penyajian
end of sequence (pengambilan keputusan
setelah semua informasi terkumpul)
cenderung terjadi primacy effect. Pinsker
(2011) membuktikan bahwa (1) terdapat
bukti bahwa terjadi effect recency
memberikan isyarat informasi panjang
dalam konteks investasi (2) kondisi
sekuensial dapat memperburuk efek
recency effect yang relatif terhadap kondisi
simultan. Berdasarkan argumentasi
tersebut, maka hipotesis penelitian untuk
menguji pengaruh urutan informasi
dinyatakan sebagai berikut:
H1a: Terdapat perbedaan keputusan
investasi antara subjek yang
menerima urutan informasi good
news diikuti bad news (++--)
dibandingkan dengan subjek yang
menerima urutan informasi bad news
diikuti good news (--++) pada pola
penyajian step by step dengan kondisi
framing sesuai informasi
H1b: Terdapat perbedaan keputusan
investasi antara subjek yang
menerima urutan informasi good
news diikuti bad news (++--)
dibandingkan dengan subjek yang
menerima urutan informasi bad news
diikuti good news (--++) pada pola
penyajian step by step dengan kondisi
framing dibalik
5
H1c: Terdapat perbedaan keputusan
investasi antara subjek yang
menerima urutan informasi good
news diikuti bad news (++--)
dibandingkan dengan subjek yang
menerima urutan informasi bad news
diikuti good news (--++) pada pola
penyajian end of sequence dengan
kondisi framing sesuai informasi
H1d: Terdapat perbedaan keputusan
investasi antara subjek yang
menerima urutan informasi good
news diikuti bad news (++--)
dibandingkan dengan subjek yang
menerima urutan informasi bad news
diikuti good news (--++) pada pola
penyajian end of sequence dengan
kondisi framing dibalik
Framing effect adalah pembingkaian
bahasa ataupun kata tanpa merubah makna
informasi yang digunakan untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan
khususnya dalam keputusan investasi.
Dalam framing effect, suatu kejadian dapat
mengakibatkan pengambil keputusan
merespon yang berbeda (dengan suatu
permasalahan yang sama) jika disajikan
dengan cara yang berbeda. Muhammad Nur
dan Jen Surya (2012) juga menyatakan
bahwa framing effect berpengaruh sebagai
determinan eskalasi komitmen. Dengan
argumentasi tersebut, maka hipotesis
penelitian untuk menguji framing effect
dinyatakan sebagai berikut:
H2a: Terdapat perbedaan keputusan
investasi antara subjek yang
menerima informasi dengan kondisi
framing sesuai informasi
dibandingkan dengan subjek yang
menerima framing dibalik pada pola
penyajian step by step dan pada
urutan informasi good news diikuti
bad news (++--)
H2b: Terdapat perbedaan keputusan
investasi antara subjek yang
menerima informasi dengan kondisi
framing sesuai informasi
dibandingkan dengan subjek yang
menerima framing dibalik pada pola
penyajian step by step dan pada
urutan informasi bad news diikuti
good news (--++)
H2c: Terdapat perbedaan keputusan
investasi antara subjek yang
menerima informasi dengan kondisi
framing sesuai informasi
dibandingkan dengan subjek yang
menerima framing dibalik pada pola
penyajian end of sequence dan pada
urutan informasi good news diikuti
bad news (++--)
H2d: Terdapat perbedaan keputusan
investasi antara subjek yang
menerima informasi dengan kondisi
framing sesuai informasi
dibandingkan dengan subjek yang
menerima framing dibalik pada pola
penyajian end of sequence dan pada
urutan informasi bad news diikuti
good news (--++)
Penelitian eksperimen ini menggunakan
pola penyajian informasi yang
dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn
(1992) dalam model belief adjustment yaitu
pola penyajian informasi step by step (SbS)
dan pola penyajian informasi end of
sequence (EoS) dalam pengambilan
keputusan investasi. Luciana Spica et al.
(2013) membuktikan bahwa (1) terbukti
bahwa terdapat efek urutan informasi
dalam pengambilan keputusan investasi
untuk informasi yang disajikan
sekuensial/step by step; (2) tidak terjadi
efek urutan informasi dalam pengambilan
keputusan investasi untuk informasi yang
disajikan secara simultan/end of sequence.
Dengan argumentasi tersebut, maka
hipotesis penelitian untuk menguji framing
effect dinyatakan sebagai berikut:
H3a: Terdapat perbedaan keputusan
investasi antara subjek yang
menerima informasi dengan pola
penyajian step by step dibandingkan
dengan subjek yang menerima
informasi dengan pola penyajian
end of sequence pada urutan
informasi good news diikuti bad
6
news (++--) dan dengan kondisi
framing sesuai informasi
H3b: Terdapat perbedaan keputusan
investasi antara subjek yang
menerima informasi dengan pola
penyajian step by step dibandingkan
dengan subjek yang menerima
informasi dengan pola penyajian
end of sequence pada urutan
informasi bad news diikuti good
news (--++) dan dengan kondisi
framing sesuai informasi
H3c: Terdapat perbedaan keputusan
investasi antara subjek yang
menerima informasi dengan pola
penyajian step by step dibandingkan
dengan subjek yang menerima
informasi dengan pola penyajian
end of sequence pada urutan
informasi good news diikuti bad
news (++--) dan dengan kondisi
framing dibalik
H3d: Terdapat perbedaan keputusan
investasi antara subjek yang
menerima informasi dengan pola
penyajian step by step dibandingkan
dengan subjek yang menerima
informasi dengan pola penyajian
end of sequence pada urutan
informasi bad news diikuti good
news (--++) dan dengan kondisi
framing dibalik
Skema dari kerangka penelitian ini adalah
sebagaiberikut:
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan
menggunakan metode eksperimen. Menurut
Ertambang Nahartyo (2012) bahwa
eksperimen merupakan desain riset untuk
menginvestigasi suatu fenomena dengan
cara merekayasa keadaan atau kondisi
lewat prosedur tertentu dan kemudian
mengamati hasil perekayasaan tersebut
serta menginterpretasinya. Dalam
penelitian eksperimen ini peneliti
memanipulasi satu atau lebih variabel
independen untuk melihat perubahan
variabel dependen sebagai respon atas
Gambar 1 KERANGKA PEMIKIRAN
7
manipulasi variabel independen. Penelitian
ini menggunakan data primer yang
diperoleh dari partisipan mahasiswa S1
Akuntansi dan S1 Manajemen di STIE
Perbanas Surabaya yang sedang/telah
menempuh mata kuliah Analisa Laporan
Keuangan (ALK) dan/atau Manajemen
Investasi dan Pasar Modal (MIPM) untuk
mahasiswa S1 Akuntansi serta Manajemen
Investasi dan Portofolio (MIP) untuk
mahasiswa S1 Manajemen. Penelitian ini
menggunakan mixed design 2x2x2 yang
berarti penelitian eksperimen ini
menggunakan dua level pada pola
penyajian informasi (step by step dan end
of sequence), dua level pada urutan
informasi (++-- dan --++) dan dua level
pada framing effect (framing sesuai
informasi dan framing dibalik).
Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa
batasan penelitian yaitu jenis informasi
yang digunakan hanya informasi non
akuntansi. Pola penyajian informasi yang
digunakan yaitu step by step dan end of
sequence. Seri informasi yang digunakan
dalam penelitian ini hanya seri informasi
pendek (<12 informasi) yaitu sebanyak
delapan informasi. Partisipan dalam
penelitian eksperimen ini adalah mahasiswa
S1 Akuntansi dan S1 Manajemen yang
belum memiliki pengalaman akan tetapi
sudah memiliki pengetahuan dalam bidang
keuangan maupun investasi khususnya
investasi saham.
Identifikasi Variabel
Berdasarkan hipotesis penelitian variabel
yang terdapat dalam penelitian ini meliputi
variabel terikat (dependen) dan variabel
bebas (independen). Variabel terikat
(dependen) dalam penelitian ini adalah
keputusan investasi. Sedangkan variabel
bebas (independen) dalam penelitian ini
antara lain: (1) Pola penyajian informasi
step by step (SbS) dan end of sequence
(EoS); (2) Urutan informasi good news
diikuti bad news dan bad news diikuti good
news (++-- dan --++); (3) Framing effect
(framing sesuai informasi dan framing
dibalik)
Partisipan Penelitian
Partisipan dalam penelitian eksperimen ini
merupakan mahasiswa jurusan S1
Akuntansi dan S1 Manajemen di STIE
Perbanas Surabaya yang memiliki
pengetahuan dalam bidang keuangan
maupun investasi. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah purposive
sampling yaitu pengambilan sampel dengan
pemberian kriteria-kriteria tertentu.
Kriteria-kriteria partisipan yang dipilih
adalah mahasiswa yang sedang/telah
menempuh salah satu atau semua mata
kuliah berikut ini: (1) Analisa Laporan
Keuangan (ALK) untuk mahasiswa S1
Akuntansi dan S1 Manajemen, (2)
Manajemen Investasi dan Pasar Modal
(MIPM) untuk mahasiswa S1 Akuntansi
dan (3) Manajemen Investasi dan
Portofolio (MIP) untuk mahasiswa S1
Manajemen.
Prosedur Eksperimen
Dalam penelitian eksperimen ini peneliti
menggunakan cara pencil base experiment
yaitu dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yang dijawab oleh partisipan
secara manual. Partisipan dalam penelitian
ini akan diminta mengasumsi peranan
investor yang sedang menilai kinerja
perusahaan berdasarkan informasi pada
perusahaan. Penelitian eksperimen ini
terdiri dari delapan skenario. Partisipan
dalam penelitian eksperimen ini akan
mengisi satu dari delapan skenario yang
dipilih secara random (acak), yaitu:
1. Skenario 1: partisipan akan
menerima informasi non akuntansi
dengan framing sesuai dengan
informasi pada pola penyajian step
by step dengan urutan informasi
good news diikuti dengan bad news
(++--).
2. Skenario 2: partisipan akan
menerima informasi non akuntansi
dengan framing sesuai dengan
informasi pada pola penyajian step
8
by step dengan urutan informasi bad
news diikuti dengan good news (--
++).
3. Skenario 3: partisipan akan
menerima informasi non akuntansi
dengan framing informasi dibalik
pada pola penyajian step by step
dengan urutan informasi good news
diikuti dengan bad news (++--).
4. Skenario 4: partisipan akan
menerima informasi non akuntansi
dengan framing informasi dibalik
pada pola penyajian step by step
dengan urutan informasi bad news
diikuti dengan good news (--++).
5. Skenario 5: partisipan akan
menerima informasi non akuntansi
dengan framing sesuai dengan
informasi pada pola penyajian end
of sequence dengan urutan
informasi good news diikuti dengan
bad news (++--).
6. Skenario 6: partisipan akan
menerima informasi non akuntansi
dengan framing sesuai dengan
informasi pada pola penyajian end
of sequence dengan urutan
informasi bad news diikuti dengan
good news (--++).
7. Skenario 7: partisipan akan
menerima informasi non akuntansi
dengan framing informasi dibalik
pada pola penyajian end of
sequence dengan urutan informasi
good news diikuti dengan bad news
(++--).
8. Skenario 8: partisipan akan
menerima informasi non akuntansi
dengan framing informasi dibalik
pada pola penyajian end of
sequence dengan urutan informasi
bad news diikuti dengan good news
(--++).
Tugas partisipan adalah menilai saham
perusahaan PT MNS Tbk yang merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang
usaha transmisi dan distribusi gas bumi. PT
MNS Tbk didirikan pada tahun 1859
dengan nama SKL dan kemudian pada 13
Mei 1965 berubah nama menjadi MNS.
Akhirnya pada tanggal 15 Desember 2003
perusahaan MNS ini tercatat sahamnya di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan berubah
nama menjadi PT MNS Tbk. Saham
perusahaan diambilkan dari contoh
perusahaan yang sesungguhnya yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Peneliti dibebaskan untuk memilih
perusahaan hipotesis (rekaan) karena dalam
penelitian ini peneliti tidak diberikan
batasan dalam memilih perusahaan
hipotesis (rekaan).
Subjek diminta untuk menilai kembali nilai
saham untuk informasi non akuntansi dan
pola penyajian informasi (step by step dan
end of sequence) dengan nilai awal saham
perusahaan Rp. 6.000,00 dan memberikan
skala untuk masing-masing pengungkapan
dengan kelipatan harga -1000 (very bad
news) dan +1000 (very good news).
Prosedur yang dilakukan oleh subjek dalam
melakukan penilaian kembali saham
berdasarkan pola penyajian informasi (step
by step dan end of sequence) digambarkan
dalam tabel berikut:
Tabel 1
PROSEDUR YANG DILAKUKAN SUBJEK BERDASARKAN POLA PENYAJIAN
INFORMASI
Pola Penyajian Informasi
No
1
2
Step by Step
Membaca latar belakang perusahaan
Diberikan informasi terkait nilai
awal saham perusahaan. Dengan
nilai awal saham sebesar Rp.
End of Sequence
Membaca latar belakang perusahaan
Diberikan informasi terkait nilai
awal saham perusahaan. Dengan
nilai awal saham sebesar Rp.
9
3
4
5
6
6.000,00
Diberikan informasi non akuntansi
dengan framing sesuai dengan
informasi sebanyak delapan item
yang terdiri dari empat informasi
good news dan empat informasi bad
news serta diberikan informasi non
akuntansi dengan framing dibalik
sebanyak delapan item yang terdiri
dari empat informasi good news dan
empat informasi bad news.
Melakukan penilaian nilai saham
perusahaan sebanyak delapan kali
(untuk setiap bukti yang diberikan)
Subjek diminta untuk merespon
pertanyaan manipulation check dan
pertanyaan untuk mengukur
kemampuan dasar subjek di bidang
analisa laporan keuangan dan/atau
manajemen investasi dan pasar
modal dan/atau manajemen investasi
dan portofolio dan mengisi item
demografi partisipan
Sesi debriefing
6.000,00
Diberikan informasi non akuntansi
dengan framing sesuai dengan
informasi sebanyak delapan item
yang terdiri dari empat informasi
good news dan empat informasi bad
news serta diberikan informasi non
akuntansi dengan framing dibalik
sebanyak delapan item yang terdiri
dari empat informasi good news dan
empat informasi bad news.
Melakukan penilaian nilai saham
perusahaan yaitu sebanyak satu kali
(ketika subjek telah menerima semua
informasi laporan non akuntansi)
Subjek diminta untuk merespon
pertanyaan manipulation check dan
pertanyaan untuk mengukur
kemampuan dasar subjek di bidang
analisa laporan keuangan dan/atau
manajemen investasi dan pasar
modal dan/atau manajemen investasi
dan portofolio dan mengisi item
demografi partisipan
Sesi debriefing
Sesi Debriefing merupakan proses dari
pengembalian kondisi subjek seperti pada
saat sebelum mengikuti penugasan dalam
eksperimen dan memperbolehkan subjek
penelitian untuk memberikan komentar
secara jujur tentang pelaksanaan
eksperimen (Christensen, 1988). Sesi
debriefing dilakukan setelah partisipan
mengikuti penugasan dalam penelitian
eksperimen ini dan peneliti juga akan
menginformasikan secara langsung untuk
melakukan penjelasan tentang tujuan
eksperimen dan meminta tanggapan dari
partisipan terkait penugasan eksperimen
melalui media persentasi secara langsung
serta meminta partisipan untuk tidak
membicarakan berbagai hal terkait
penugasan eksperimen. Penelitian ini
menggunakan delapan informasi yang
diambil dari laporan implementasi tata
kelola perusahaan dan tanggungjawab
sosial perusahaan yang terdiri dari empat
informasi positif (good news) dan empat
informasi negatif (bad news).
Penelitian ini menggunakan delapan
informasi yang diambil dari laporan
implementasi tata kelola perusahaan dan
tanggungjawab sosial perusahaan yang
terdiri dari empat informasi positif (good
news) dan empat informasi negatif (bad
news). Informasi good news dan bad news
dinyatakan sebagai berikut:
Empat informasi good news adalah
sebagai berikut:
1. Terdapat kemungkinan sebesar 70%
pada bulan Juni 2015 perusahaan
menyampaikan secara transparan
terkait laporan pelaksanaan kegiatan
komite audit hingga tingkat
kehadiran pertemuan komite audit.
10
2. Terdapat kemungkinan sebesar 70%
pada bulan Juni 2015 dari 19 ton
limbah B3 perusahaan mampu
mengelolanya dengan baik.
3. Terdapat kemungkinan sebesar 70%
pada bulan Juni 2015 perusahaan
mampu mengelola lingkungan
hidup dan kehutanan dengan baik.
4. Terdapat kemungkinan sebesar 70%
pada bulan Juni 2015 perusahaan
menaruh perhatian dalam dunia
pendidikan terkait dengan
pembangunan dan renovasi sekolah
di sekitar wilayah operasi.
Empat informasi bad news adalah sebagai
berikut:
1. Terdapat kemungkinan sebesar 70%
pada bulan Desember 2015
perusahaan kurang memperhatikan
hak-hak stakeholder dengan baik.
2. Terdapat kemungkinan sebesar 70%
pada bulan Desember 2015
masyarakat menuntut kompensasi
tambahan atas tanah yang telah
dimanfaatkan oleh perusahaan.
3. Terdapat kemungkinan sebesar 70%
pada bulan Desember 2015 bahwa
perusahaan melanggar UU No. 5
tahun 1999 tentang larangan praktik
monopoli dan persaingan usaha
yang tidak sehat.
4. Terdapat kemungkinan sebesar 70%
pada bulan Desember 2015
perusahaan tergugat kepemilikan
tanah yang sudah bukan milik
perusahaan.
Teknik Analisis Data
1. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui
apakah data dalam penelitian berdistribusi
normal atau tidak. Walaupun normalitas
suatu variabel tidak selalu diperlukan
dalam analisis namun hasil uji statistik akan
lebih baik jika semua variabel berdistribusi
normal (Imam Ghozali, 2013). Dalam
penelitian ini, untuk mengetahui normalitas
data penelitian dilakukan dengan uji
Kolmogorov-Smirnov.
2. Uji Hipotesis
Teknik analisis data yang digunakan untuk
uji hipotesis tergantung apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Jika data
berdistribusi normal maka akan dilakukan
uji parametric (Independent Sample t-test).
Sebaliknya, jika data tidak berdistribusi
normal maka akan dilakukan uji non-
parametric (Mann-Whitney U test).
Ketentuan dalam uji t-test ini jika nilai
signifikansi < α 0,05 maka Ho ditolak yang
artinya terdapat perbedaan. Sedangkan jika
tingkat signifikansi ≥ α 0,05 maka Ho
diterima yang artinya tidak ada perbedaan.
Tabel 2
SEL PENGUJIAN HIPOTESIS
Tipe
Informasi Framing Effect
Urutan
Informasi
Pola Penyajian Informasi
Step by Step End of
Sequence
Non
Akuntansi
Framing Sesuai
Informasi
Framing
Dibalik
++--
--++
++--
--++
Sel 1
Sel 2
Sel 3
Sel 4
Sel 5
Sel 6
Sel 7
Sel 8
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS DAN
PEMBAHASAN
Data Demografi dan Cek Manipulasi
Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah
mahasiswa S1 Akuntansi dan S1
11
Manajemen yang memiliki pengetahuan di
bidang investasi dan pasar modal serta
analisa laporan keuangan. Perbedaan
jurusan antara S1 Akuntansi dan S1
Manajemen bukan menjadi tolok ukur
dalam penjaringan partisipan penelitian,
melainkan peneliti lebih memperhatikan
mata kuliah yang telah dan atau sedang
mereka tempuh yaitu Analisa Laporan
Keuangan dan atau Manajemen Investasi
dan Pasar Modal (untuk S1 Akuntansi) atau
Manajemen Investasi Portofolio (untuk
mahasiswa S1 Manajemen). Jumlah subjek
yang bersedia menjadi partisipan penelitian
sebanyak seratus dua belas (112)
mahasiswa yang terdiri dari: sembilan
puluh enam (96) mahasiswa jurusan S1
Akuntansi dan enam belas (16) mahasiswa
jurusan S1 Manajemen. Seratus dua belas
(112) subjek mengisi instrumen eksperimen
sampai dengan batas waktu yang telah
ditentukan. Manipulation check digunakan
untuk mengetahui apakah penugasan
eksperimen yang telah diberikan telah
diketahui, dipahami dan direspon oleh
subjek dengan benar. Subjek dapat
dikatakan lolos jika telah memenuhi
kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti
sebelumnya. Kriteria untuk subjek yang
dapat dikatakan lolos dan dapat diproses
lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1. Subjek dapat menjawab dengan
benar terkait manipulation check
minimal satu soal;
2. Subjek dapat menjawab dengan
benar terkait pertanyaan
pengetahuan umum minimal satu
soal;
3. Subjek yang mengisi dan
menyelesaikan semua penugasan
dengan lengkap.
Kriteria tersebut merupakan acuan peneliti
untuk menentukan apakah subjek dapat
dikatakan lolos atau tidak.Bagi subjek yang
memiliki skor terbaik dalam melakukan
penugasan eksperimen akan mendapatkan
reward sebesar Rp. 50.000,-. Tujuan
pemberian reward ini adalah untuk
mendorong subjek agar mengikuti
penugasan dengan baik dan untuk
mengapresiasi keikutsertaan subjek dalam
mengikuti penugasan eksperimen. Terdapat
delapan (8) subjek yang tidak dapat
diproses lebih lanjut karena tidak lolos
manipulation check dan/atau tidak
mampunya menjawab pertanyaan umum.
Dengan demikian total subjek yang lolos
dan dapat diproses lebih lanjut adalah
sebanyak seratus empat (104) subjek.
Kronologi Eksekusi Instrumen
1. Persiapan
Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan
pencarian partisipan yang bersedia menjadi
partisipan peneliti. Partisipan di jaring
dengan cara (1) mendatangi sebuah grup
orang yang dikenal sedang berkumpul; (2)
mendatangi orang yang dikenal sedang
keluar masuk kampus ataupun ruang kelas
serta (3) mengajak teman melalui chatting
personal via handphone. Selain itu,
penjaringan partisipan juga dilakukan
dengan menggunakan iming-iming (1)
bahwa akan ada reward sebesar Rp.
50.000,- tiap partisipan untuk sepuluh
partisipan terbaik yang menjawab sesuai
kriteria peneliti yaitu menyelesaikan semua
penugasan dalam pengisian instrumen dan
memiliki skor terbaik dalam penugasan
tersebut; (2) partisipan akan mendapatkan
konsumsi serta (3) memberikan masukan
kepada partisipan agar nantinya setelah
selesainya menjadi partisipan penelitian
bisa melakukan quality time bersama
teman-teman. Bukti bahwa partisipan
bersedia menjadi partisipan peneltian
eksperimen adalah dengan melakukan
penandatanganan kesediaan kehadiran
partisipan pada tanggal 03 Desember 2016.
2. Pelaksanaan
Eksekusi penelitian dilakukan pada hari
Sabtu tanggal 03 Desember 2016. Seluruh
partisipan yang telah menandatangani
kesediaan menjadi partisipan dikumpulkan
dalam ruangan untuk dilakukannya
eksekusi pengisian instrumen penelitian.
Pengumpulan partisipan dilakukan di ruang
IIB302, IIB403, IIB404 dan IIB405 di
kampus 2 STIE Perbanas Surabaya. Jumlah
12
partisipan yang hadir sebanyak 112
partisipan. Jumlah ini tidak sesuai dengan
jumlah partisipan yang menandatangani
kesediaan menjadi partisipan peneliti
karena sebanyak 8 partisipan tidak hadir
dalam pengisian instrumen penelitian
eksperimen. Pelaksanaan eksekusi dapat
dikatakan molor dari jadwal yang telah
ditentukan karena banyak partisipan yang
terlambat, yang pada awalnya dijadwalkan
akan dimulai pukul 10.00 WIB namun
realisasi pelaksanaannya dilaksanakan
pukul 10.15 WIB. Walaupun begitu,
pelaksanaan eksekusi pun berjalan dengan
lancar.
3. Kendala
Eksekusi penugasan eksperimen ini
menemui beberapa kendala di lapangan.
Pertama, kesulitan mencari partisipan
karena hari pelaksanaan eksekusi
eksperimen adalah hari sabtu dan banyak
partisipan yang bentrok karena pada saat
yang bersamaan ada kegiatan organisasi.
Namun, hal ini dapat diatas oleh peneliti
secara cepat dan tanggap. Kedua,
penugasan tidak dapat dilaksanakan dengan
tepat waktu dari jadwal yang sudah
direncanakan karena harus menunggu
sebagian besar partisipan yang datang
terlambat. Akibatnya, pelaksanaan
penugasan terlambat selama 15 menit dari
jadwal yang sudah ditentukan sehingga
penugasan dimulai pada pukul 10.15 WIB.
Ketiga, beberapa partisipan yang tidak
sesuai dengan konfirmasi kehadiran dan
membatalkan kesediaan secara mendadak
karena ada keperluan yang mendadak yang
tidak dapat ditinggal. Akibatnya peneliti
harus segera mencari pengganti partisipan
lain yang bersedia untuk menjadi partisipan
penelitian. Keempat, terbatasnya SDM
menyebabkan beberapa kelas dirasa kurang
efektif karena pemandu memiliki 2
tanggung jawab sekaligus yaitu memandu
acara dan menjadi time keeper. Selain itu,
peneliti yang bertugas menjadi korektor
juga kesulitan dan harus bekerja secara
cepat dan teliti karena dari 3 peneliti yang
bertugas menjadi korektor harus
mengoreksi 6 kelas dimana masing-masing
peneliti harus mengoreksi 2 kelas sekaligus.
Namun hal ini dapat diatasi semua oleh
pemandu dan korektor.
Pengujian Pengaruh Pola Penyajian
Informasi, Urutan Informasi dan
Framing Effect terhadap Pengambilan
Keputusan Investasi
Penelitian ini menguji pengaruh pola
penyajian informasi, urutan informasi dan
framing effect terhadap pengambilan
keputusan investasi dengan menggunakan
informasi non akuntansi pada seri informasi
pendek (< 12 informasi). Adapun hasil uji
normalitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3
HASIL UJI NORMALITAS
Pengujian Nilai
Keterangan Z Sig
Sel 1 dengan sel 2
Sel 3 dengan sel 4
Sel 5 dengan sel 6
Sel 7 dengan sel 8
Sel 1 dengan sel 3
Sel 2 dengan sel 4
Sel 5 dengan sel 7
Sel 6 dengan sel 8
Sel 1 dengan sel 5
Sel 2 dengan sel 6
Sel 3 dengan sel 7
Sel 4 dengan sel 8
0,607
0,623
1,531
1,213
0,765
0,722
1,099
1,563
1,120
0,976
0,569
1,214
0,855
0,833
0,018
0,106
0,602
0,674
0,178
0,015
0,162
0,297
0,903
0,105
Normal
Normal
Tidak Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tidak Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
13
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
bahwa nilai uji Kolmogorov-Smirnov dari
semua pengujian terhadap judgement akhir
partisipan hanya ada dua pengujian yang
tidak berdistribusi normal yaitu pengujian
sel 5 dengan sel 6 dan pengujian sel 6
dengan sel 8, hal ini karena nilai
signifikansi kurang dari 0,05. Selain kedua
pengujian tersebut data berdistribusi normal
karena memiliki nilai signifikansi lebih dari
0,05. Untuk data yang berdistriusi normal
akan dilakukan pengujian dengan
menggunakan uji independent sample t-
test. Sedangkan untuk data yang tidak
berdistribusi normal akan dilakukan
pengujian dengan menggunakan uji mann
whitney u test.
TABEL 4
HASIL UJI INDEPENDENT SAMPLE T-TEST
Hipotesis Pengujian Pola Penyajian Urutan
Bukti Framing Mean
Sig. 2-
tailed
1a Sel 1
Sel 2
Step by step
Step by step
++--
--++
Sesuai informasi
Sesuai informasi
3733,33
8933,33 0,000
1b Sel 3
Sel 4
Step by step
Step by step
++--
--++
Dibalik
Dibalik
5714,29
5666,67 0,965
1d Sel 7
Sel 8
End of sequence
End of sequence
++--
--++
Dibalik
Dibalik
5400
5916,67 0,477
2a Sel 1
Sel 3
Step by step
Step by step
++--
++--
Sesuai informasi
Dibalik
3733,33
5714,29 0,037
2b Sel 2
Sel 4
Step by step
Step by step
--++
--++
Sesuai informasi
Dibalik
8933,33
5666,67 0,000
2c Sel 5
Sel 7
End of sequence
End of sequence
++--
++--
Sesuai informasi
Dibalik
5384,61
5400 0,980
3a Sel 1
Sel 5
Step by step
End of sequence
++--
++--
Sesuai informasi
Sesuai informasi
3733,33
5384,61 0,012
3b Sel 2
Sel 6
Step by step
End of sequence
--++
--++
Sesuai informasi
Sesuai informasi
8933,33
6000 0,000
3c Sel 3
Sel 7
Step by step
End of sequence
++--
++--
Dibalik
Dibalik
5714,29
5400 0,764
3d Sel 4
Sel 8
Step by step
End of sequence
--++
--++
Dibalik
Dibalik
5666,67
5916,67 0,778
Sumber: diolah dengan SPSS 21
Hasil pengujian diatas dapat disimpulkan
bahwa hipotesis 1a, hipotesis 2a, hipotesis
2b, hipotesis 3a dan hipotesis 3b dikatakan
terdukung. Sehingga hipotesis 1a, 2a, 2b,
3a dan 3b ini konsisten dengan teori yang
digunakan oleh peneliti yaitu teori prospek,
teori fuzzy trace dan teori mental
probabilistik. Namun berbeda halnya
dengan hipotesis 1b, hipotesis 1d, hipotesis
2c, hipotesis 3c dan hipotesis 3d dikatakan
tidak terdukung. Dengan tidak
terdukungnya hipotesis ini tentunya tidak
konsisten dengan teori yang digunakan oleh
peneliti.
Tabel 5
HASIL UJI MANN WHITNEY U TEST
Hipotesis Pengujian Pola Penyajian Urutan
Bukti Framing Mean
Sig. 2-
tailed
14
1c Sel 5
Sel 6
End of sequence
End of sequence
++--
--++
Sesuai informasi
Sesuai informasi
5384,61
6000 0,127
2d Sel 6
Sel 8
End of sequence
End of sequence
--++
--++
Sesuai informasi
Dibalik
6000
5916,67 0,839
Sumber: diolah dengan SPSS 21
Hasil pengujian diatas dapat disimpulkan
bahwa hipotesis 1c dan hipotesis 2d
dikatakan tidak terdukung. Hal ini berarti
hipotesis ini tidak konsisten dengan teori
yang digunakan oleh peneliti.
Pembahasan Pengaruh Pola Penyajian Informasi, Urutan Informasi dan Framing
Effect terhadap Pengambilan Keputusan Investasi
Tabel 6
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN UJI INDEPENDENT SAMPLE T-TEST
Pengujian Hipotesis Pola
penyajian
Urutan
Bukti Framing Mean Results T Sig.
Pengujian
urutan
informasi
1a
Sel 1 – SbS
Sel 2 – SbS
++--
--++
Sesuai
Informasi
Sesuai
Informasi
3.733,33
8.933,33
Recency
Effect -8,132 0,000
1b
Sel 3 – SbS
Sel 4 – SbS
++--
--++
Dibalik
Dibalik
5.714,29
5.666,67
No Order
Effect 0,044 0,965
1d
Sel 7 – EoS
Sel 8 – EoS
++--
--++
Dibalik
Dibalik
5.400
5.916,67
No Order
Effect -0,726 0,477
Pengujian
framing
effect
2a
Sel 1 – SbS
Sel 3 - SbS
++--
++--
Sesuai
Informasi
Dibalik
3.733,33
5.714,29
Terjebak
Framing -2,191 0,037
2b
Sel 2 – SbS
Sel 4 – SbS
--++
--++
Sesuai
Informasi
Dibalik
8.933,33
5.666,67
Terjebak
Framing 4,028 0,000
2c
Sel 5 – EoS
Sel 7 - EoS
++--
++--
Sesuai
Informasi
Dibalik
5.384,61
5.400
Tidak
Terjebak
Framing
-0,025 0,980
Pengujian
pola
penyajian
informasi
3a
Sel 1 – SbS
Sel 5 - EoS
++--
++--
Sesuai
Informasi
Sesuai
Informasi
3.733,33
5.384,61
Terdapat
Perbedaan -2,694 0,012
3b
Sel 2 – SbS
Sel 6 – EoS
--++
--++
Sesuai
Informasi
Sesuai
Informasi
8.933,33
6.000
Terdapat
Perbedaan 5,762 0,000
3c
Sel 3 – SbS
Sel 7 – EoS
++--
++--
Dibalik
Dibalik
5.714,29
5.400
Tidak
Terdapat
Perbedaan
0,304 0,764
15
3d
Sel 4 – SbS
Sel 8 – EoS
--++
--++
Dibalik
Dibalik
5.666,67
5.916,67
Tidak
Terdapat
Perbedaan
-0,285 0,778
Tabel 7
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN UJI MANN WHITNEY U TEST
Pengujian Hipotesis Pola
penyajian
Urutan
Bukti Framing Mean Results Sig.
Pengujian
urutan
informasi
1c
Sel 5 – EoS
Sel 6 – EoS
++--
--++
Sesuai
Informasi
Sesuai
Informasi
5.384,61
6.000
No Order
Effect 0,127
Pengujian
framing effect 2d
Sel 6 – EoS
Sel 8 – EoS
--++
--++
Sesuai
Informasi
Dibalik
6.000
5.916,67
Tidak
Terjebak
Framing
0,839
Hasil pengujian hipotesis 1a
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan judgement akhir antara
subjek yang menerima urutan informasi
good news diikuti bad news (sel 1) dengan
subjek yang menerima urutan informasi
bad news diikuti good news (sel 2) pada
pola penyajian step by step dengan kondisi
framing sesuai informasi. Dukungan ini
dikuatkan dengan adanya indikasi pola
fishtail pada revisi keyakinan partisipan.
Hasil hipotesis 1a menunjukkan hasil
bahwa terdapat perbedaan keputusan
investasi. Sehingga titik akhir pola fishtail
untuk hipotesis 1a menunjukkan titik akhir
yang berjauhan.
Hasil hipotesis 1b menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan
judgement akhir antara subjek yang
menerima urutan informasi good news
diikuti bad news (sel 3) dengan subjek yang
menerima urutan informasi bad news
diikuti good news (sel 4) pada pola
penyajian step by step dengan kondisi
framing dibalik. Tidak terdukungnya ini
dikuatkan dengan adanya pola fishtail pada
Gambar 2 POLA FISHTAIL PADA REVISI KEYAKINAN YANG DIAMBIL OLEH INVESTOR
PADA POLA PENYAJIAN STEP BY STEP PADA PENGUJIAN URUTAN INFORMASI
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
11000
0 1 2 3 4 5 6 7 8
sel 1
sel 2
Harg
a S
ah
am
Rata-rata Judgement
16
0100020003000400050006000700080009000
1000011000
0 1 2 3 4 5 6 7 8
sel 3
sel 4
revisi keyakinan partisipan. Hasil hipotesis
1b menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat
perbedaan keputusan investasi. Sehingga
titik akhir pola fishtail untuk hipotesis 1b
menunjukkan titik akhir yang menempel
atau berdekatan.
Hasil hipotesis 1c menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan
judgement akhir antara subjek yang
menerima urutan informasi good news
diikuti bad news (sel 5) dengan subjek yang
menerima urutan informasi bad news
diikuti good news (sel 6) pada pola
penyajian end of sequence dengan kondisi
framing sesuai informasi. Tidak
terdukungnya ini dikuatkan dengan nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu
sebesar 0,127. Hasil hipotesis 1d
menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan judgement akhir
antara subjek yang menerima urutan
informasi good news diikuti bad news (sel
7) dengan subjek yang menerima urutan
informasi bad news diikuti good news (sel
8) pada pola penyajian end of sequence
dengan kondisi framing dibalik. Tidak
terdukungnya ini dikuatkan dengan nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu
sebesar 0,477. Hasil hipotesis 2a
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan judgement akhir antara
subjek yang menerima informasi dengan
kondisi framing sesuai informasi (sel 1)
dengan subjek yang menerima framing
dibalik (sel 3) pada pola penyajian step by
step dan pada urutan informasi good news
diikuti bad news. Dukungan ini dikuatkan
dengan adanya indikasi pola fishtail pada
revisi keyakinan partisipan. Hasil hipotesis
2a menunjukkan hasil bahwa terdapat
perbedaan keputusan investasi. Sehingga
titik akhir pola fishtail untuk hipotesis 2a
menunjukkan titik akhir yang berjauhan.
Gambar 3 POLA FISHTAIL PADA REVISI KEYAKINAN YANG DIAMBIL OLEH INVESTOR
PADA POLA PENYAJIAN STEP BY STEP PADA PENGUJIAN URUTAN INFORMASI
Harg
a S
ah
am
Rata-rata Judgement
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
11000
0 1 2 3 4 5 6 7 8
sel 1
sel 3Harg
a S
ah
am
17
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
11000
0 1 2 3 4 5 6 7 8
sel 2
sel 4
Hasil hipotesis 2b menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan
judgement akhir antara subjek yang
menerima informasi dengan kondisi framing
sesuai informasi (sel 2) dengan subjek yang
menerima framing dibalik (sel 4) pada pola
penyajian step by step dan pada urutan
informasi bad news diikuti good news.
Dukungan ini dikuatkan dengan adanya
indikasi pola fishtail pada revisi keyakinan
partisipan. Hasil hipotesis 2b menunjukkan
hasil bahwa terdapat perbedaan keputusan
investasi. Sehingga titik akhir pola fishtail
untuk hipotesis 2b menunjukkan titik akhir
yang berjauhan.
Hasil hipotesis 2c menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan
judgement akhir antara subjek yang
menerima informasi dengan kondisi
framing sesuai informasi (sel 5) dengan
subjek yang menerima framing dibalik (sel
7) pada pola penyajian end of sequence dan
pada urutan informasi good news diikuti
bad news. Tidak terdukungnya ini
dikuatkan dengan nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,980. Hasil
hipotesis 2d menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan
judgement akhir antara subjek yang
menerima informasi dengan kondisi
framing sesuai informasi (sel 6) dengan
subjek yang menerima framing dibalik (sel
8) pada pola penyajian end of sequence dan
pada urutan informasi bad news diikuti
good news. Tidak terdukungnya ini
dikuatkan dengan nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,839. Hasil
hipotesis 3a menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan judgement akhir
Gambar 4 POLA FISHTAIL PADA REVISI KEYAKINAN YANG DIAMBIL OLEH INVESTOR PADA POLA PENYAJIAN STEP BY STEP PADA PENGUJIAN FRAMING EFFECT
Gambar 5 POLA FISHTAIL PADA REVISI KEYAKINAN YANG DIAMBIL OLEH INVESTOR PADA POLA PENYAJIAN STEP BY STEP PADA PENGUJIAN FRAMING EFFECT
Rata-rata Judgement
Harg
a S
ah
am
Rata-rata Judgement
18
antara subjek yang menerima informasi
dengan pola penyajian step by step (sel 1)
dengan subjek yang menerima informasi
dengan pola penyajian end of sequence (sel
5) pada urutan informasi good news diikuti
bad news dan dengan kondisi framing
sesuai informasi. Dukungan ini dikuatkan
dengan nilai signifikansi lebih rendah dari
0,05 yaitu sebesar 0,012. Hasil hipotesis
3b menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan judgement akhir antara
subjek yang menerima informasi dengan
pola penyajian step by step (sel 2) dengan
subjek yang menerima informasi dengan
pola penyajian end of sequence (sel 6) pada
urutan informasi bad news diikuti good
news dan dengan kondisi framing sesuai
informasi. Dukungan ini dikuatkan dengan
nilai signifikansi lebih rendah dari 0,05
yaitu sebesar 0,000. Hasil hipotesis 3c
menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan judgement akhir
antara subjek yang menerima informasi
dengan pola penyajian step by step (sel 3)
dengan subjek yang menerima informasi
dengan pola penyajian end of sequence (sel
7) pada urutan informasi good news diikuti
bad news dan dengan kondisi framing
dibalik. Tidak terdukungnya ini dikuatkan
dengan nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 yaitu sebesar 0,764. Hasil hipotesis
3d menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan judgement akhir
antara subjek yang menerima informasi
dengan pola penyajian step by step (sel 4)
dengan subjek yang menerima informasi
dengan pola penyajian end of sequence (sel
8) pada urutan informasi bad news diikuti
good news dan dengan kondisi framing
dibalik. Tidak terdukungnya ini dikuatkan
dengan nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 yaitu sebesar 0,778.
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN
SARAN
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan
hasil pengujian adalah: pertama, temuan
penelitian ini menunjukkan terjadinya bias
judgement khususnya recency effect pada
pola penyajian step by step dengan kondisi
framing sesuai informasi. Temuan
penelitian ini sangat penting karena
umumnya pada praktik dalam pasar modal
ketika melakukan investasi juga
menggunakan pola ini yang tentunya akan
mengakibatkan pengambilan keputusan
yang bias. Kedua, terjadinya bias
judgement ketika diberikannya pola
penyajian step by step baik pada saat
kondisi framing sesuai informasi maupun
framing dibalik. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa individu terjebak
dalam framing trap meskipun pola
penyajiannya adalah step by step. Ketiga,
ketika dilakukannya mix pola penyajian
informasi dengan kondisi framing sesuai
informasi, terjadi bias judgement yang
dilakukan oleh individu. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya pengaruh dari
framing effect meskipun framing yang
digunakan sesuai dengan informasinya.
Hasil penelitian secara menyeluruh
menunjukkan bahwa model belief
adjustment Hogarth dan Einhorn (1992)
dan ketiga teori yakni teori prospek, teori
fuzzy trace dan teori mental probabilistik
adalah partially hold dalam pengambilan
keputusan investasi. Prediksi model belief
adjustment serta ketiga teori yang tidak
terdukung dalam penelitian ini adalah:
pertama, penelitian ini tidak berhasil
memberikan dukungan bahwa pola
penyajian SbS akan menimbulkan recency
effect ketika menerima seri informasi
pendek dan dengan kondisi framing dibalik.
Kedua, penelitian ini tidak berhasil
memberikan dukungan bahwa pola
penyajian EoS akan menimbulkan primacy
effect ketika menerima seri informasi
pendek dan dengan kondisi baik framing
sesuai informasi maupun framing dibalik.
Ketiga, penelitian ini tidak berhasil
memberikan dukungan bahwa pola
penyajian EoS akan menimbulkan individu
terjebak dalam framing trap. Keempat,
penelitian ini tidak berhasil memberikan
dukungan bahwa ketika pengujian pola
penyajian dengan pemberian kondisi
framing dibalik akan menimbulkan
perbedaan keputusan investasi. Penelitian
19
ini memiliki beberapa keterbatasan dalam
penelitian yang disajikan sebagai berikut:
1. Banyaknya partisipan yang
terlambat mengharuskan eksekusi
yang mengakibatkan pelaksanaan
eksekusi molor dari jadwal yang
telah direncanakan.
2. Beberapa partisipan membatalkan
kesediaan kehadiran secara
mendadak mengakibatkan peneliti
harus segera mencari penggati
partisipan yang lain.
3. Mix design yang digunakan oleh
peneliti adalah mix design pola
penyajian informasi. Hal ini
menyebabkan kurang akuratnya
untuk melihat efek
pembingkaian/framing effect.
Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dan
keterbatasan dalam penelitian ini
diharapkan peneliti di masa yang akan
datang untuk:
1. Menjadwalkan kedatangan
partisipan 45 menit hingga 1 jam
sebelum pelaksanaan dimulai
supaya dapat meminimalisir
banyaknya partisipan yang
terlambat.
2. Sebaiknya peneliti memiliki
partisipan cadangan supaya lebih
mudah ketika ada partisipan yang
membatalkan kesediaan secara
mendadak.
3. Peneliti selanjutnya sebaiknya
menggunakan mix design framing
effect supaya dalam penelitian
selanjutnya dapat menunjukkan
hasil penelitian yang lebih akurat
untuk melihat efek
pembingkaian/framing effect.
DAFTAR RUJUKAN
Brainerd, C. J., & Reyna, V. F. 1998.
Fuzzy-trace theory and children's
false memories. Journal of
experimental child
psychology, 71(2), 81-129.
Chang, C. J., Yen, S. H., & Duh, R. R.
2002. An empirical examination
of competing theories to explain
the framing effect in accounting-
related decisions. Behavioral
Research in Accounting, 14(1),
35-64.
Christensen, Larry B. 1988. Experimental
Methodology. Penerbit Allyu and
Bacon Incorporation.
Cox, P., Brammer, S., & Millington, A.
2004. An empirical examination
of institutional investor
preferences for corporate social
performance. Journal of Business
Ethics, 52(1), 27-43.
Erlinda Kusuma Wardani dan Sukirno.
2014. Pengaruh Framing Effect
Terhadap Pengambilan
Keputusan Investasi dengan
Locus of Control sebagai
Variabel Pemoderasi. Nominal:
Barometer Riset Akuntansi dan
Manajemen, 3.1.
Ertambang Nahartyo. 2012. Desain dan
Implementasi Riset Eksperimen.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Gigerenzer, G., Hoffrage, U., &
Kleinbölting, H. 1991.
Probabilistic mental models: a
Brunswikian theory of
confidence. Psychological
review, 98(4), 506.
Hogarth, R. M., & Einhorn, H. J. 1992.
Order effects in belief updating:
The belief-adjustment
model. Cognitive
psychology, 24(1), 1-55.
Imam Ghozali. 2013. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
IBM SPSS 21. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
20
Kahneman, D., & Tversky, A. 1979.
Prospect theory: An analysis of
decision under
risk. Econometrica: Journal of
the econometric society, 263-
291.
Kühberger, A. 1995. The framing of
decisions: A new look at old
problems.Organizational
Behavior and Human Decision
Processes, 62(2), 230-240.
Luciana Spica Almilia. 2013. Model Belief
Adjustment Dalam Pengambilan
Keputusan Investasi Berdasarkan
Informasi Akuntansi dan
Nonakuntansi. Disertasi tidak
dipublikasikan. Universitas
Gadjah Mada.
Luciana Spica Almilia, Jogiyanto Hartono,
Supriyadi dan Ertambang
Nahartyo. 2013. Belief
Adjustment Model in Investment
Decision Making. Gadjah Mada
International Journal of
Business, 15.2.
Luciana Spica Almilia dan Supriyadi. 2013.
Examining belief adjustment
model on investment decision
making. International Journal of
Economics and Accounting, 4.2;
169-183.
Muhammad Nur Yahya dan Jen Surya.
2012. Pengaruh Framing Effect
Sebagai Determinan Escalation
of Commitment Dalam
Keputusan Investasi: Dampak
dari Working
Experiences. Jurnal
Akuntansi, 4.2, 153-164.
Pinsker, R. 2007. Long series of
information and nonprofessional
investors' belief
revision. Behavioral Research in
Accounting, 19(1), 197-214.
Pinsker, R. 2011. Primacy or recency? A
study of order effects when
nonprofessional investors are
provided a long series of
disclosures. Behavioral Research
in Accounting, 23(1), 161-183.
Reyna, V. F., & Brainerd, C. J. 1990. Fuzzy
processing in transitivity
development. Annals of
Operations Research, 23(1), 37-
63.
Sharma, D. S. 2006. Effects of professional
and non-professional investors’
perceptions of board
effectiveness on their judgments:
An experimental study. Journal
of Accounting and Public
Policy, 25(1), 91-115.
Tversky, A., dan D. Kahneman. 1981. The
framing of Decisions and the
psychology of choice. Science
211: 453-458.
Yusnaini. 2005. Analisis Framing dan
Causal Cognitive Mapping dalam
Pengambilan Keputusan
Strategik: Suatu Studi
Eksperimental. Simposium
Nasional Akuntansi VIII, 9.1.
Universitas IBA Palembang.