-
5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu
Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...
http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep
TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA KERAPU CANTANG (Epinephelus
sp.) DI CV. DWI JAYA, KABUPATEN BULELENG, PROVINSI BALI
ARTIKEL ILMIAH
PRAKTEK KERJA LAPANG
PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN
Oleh:
EKO WAHYU WARDONO
BUTONSULAWESI TENGGARA
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2013
-
5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu
Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...
http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep
TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA KERAPU CANTANG (Epinephelus
sp.) DI CV. DWI JAYA, KABUPATEN BULELENG, PROVINSI BALI
Praktek Kerja Lapang sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh
Gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
Oleh :
EKO WAHYU WARDONO
NIM. 141011141
Mengetahui, Menyetujui,
Dekan
Fakultas Perikanan Dan Kelautan Dosen PembimbingUniversitas
Airlangga,
Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, DEA., Drh Sapto Andriyono, S.Pi,
M.T
NIP. 19520517 197803 2 001 NIP. 19790925 200812 1 002
-
5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu
Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...
http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep
TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA KERAPU CANTANG (Epinephelus
sp.) DI CV. DWI JAYA, KABUPATEN BULELENG, PROVINSI BALI
Eko Wahyu Wardono dan Sapto Andriyono. 2013. 14 hal.
Abstrak
Ikan kerapu (Epinephelus sp.) merupakan salah satu jenis ikan
laut yang
mempunyai nilai gizi tinggi dan protein hewani yang baik untuk
dikonsumsi,
selain itu ikan kerapu memiliki peluang pasar yang cerah baik di
dalam negerimaupun di luar negeri. Timbulnya berbagai masalah pada
proses budidaya ikan
kerapu maka para pembudidaya melakukan hibridisasi
(persilanagan). Hibridisasi
yang dilakukan pada ikan kerapu macan betina dan kerapu kertang
jantan
menghasilkan satu varietas baru yaitu ikan kerapu cantang.
Praktek Kerja Lapang dilakukan dengan tujuan untuk Mengetahui
teknik
pemeliharaan larva kerapu cantang (Epinephelus sp.) dan
Mengetahui faktor yang
berpengaruh pada proses pemeliharaan Kerapu Cantang di CV.Dwi
Jaya, Desa
Sanggalangit, Kecamatan Grogak, Kabupaten Buleleng Provinsi
Bali. Praktek
Kerja Lapang dilaksanakan pada tanggal 17 Januari-18 Februari
2013. Metode
kerja yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah
metode deskriptif
dengan pengumpulan data, meliputi data primer dan data sekunder.
Pengambilandata dilakukan secara observasi, partisipasi aktif,
wawancara dan studi literatur.
Kegiatan pemeliharan larva ikan kerapu cantang di CV. Dwi Jaya
meliputi
persiapan bak, penebaran dan penetasan telur, pemeliharan larva,
perkembangan
larva, pemberian pakan serta pemanenan dan pasca panen.
Persiapan bak yang
dilakukan di CV. Dwi Jaya dilakukan dengan pemberian chlorine
dengan dosis
13 ppm. Padat tebar larva pada bak pemeliharan ialah 4-5
butir/L. Pakan yang
diberikan pada larva ikan kerapu cantang berupa pakan alami dan
pakan buatan.
Pakan alami adalah Chlorellasp.,Rotifer, Artemiasedangkan pakan
buatan yaitu
otohime.
.
Kata kunci: larva kerapu cantang, teknik pemeliharan, pakan
alami, pakan buatan
-
5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu
Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...
http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep
REARING TECHNIQUE OF CANTANG (Epinephelus sp.) GROUPER
LARVAE IN CV. DWI JAYA, BULELENG , BALI PROVINCE
Eko Wahyu Wardono and Sapto Andriyono. 2013. 14 p.
Abstract
Grouper (Epinephelussp.) is one of marine fish which has high
nutritien
value and good protein to be consumed, besides grouper has good
market prospect
eitner inside this country or outside this country. The problems
of grouper fishcultirated process make that the farmers do
hybridization. Hybridization is
undertaken in famele tiger grouper fish and male kertang grouper
fish which
produce a new varity namely cantang grouper fish.
This field work practice was undertaken to understand the
rearing
technique of cantang grouper (Epinephelus sp.) and understand
the factor which
affected the rearing process of cantang grouper in CV. Dwi Jaya,
Sanggalangit
village, Grogak district, Buleleng, Bali Province. The method
which was used in
this field work practice was description method by data
collection, through
primary data and secundary data. Data taking colletion was
undertaken by
observation, active praticipation, interview and literature
rearing.
The activity of cantang grouper fish larvae rearing in CV. Dwi
Jayainclude bath preparation, eggs speading and hatching, larvae
development,
feeding and harvesting and post harvesting. Bath preparation in
CV. Dwi Jaya
undertaken given chlorine with doses 13 ppm. The stock density
in rearing bath
was 4-5 individu/L. Feed that given to the larvae of cantang
grouper fish were live
feed and artificial feed. Live feed were Chlorella sp., Rotifer,
Artemia wheres to
artificaly feed were otohime.
Keywords: grouper larvae cantang, Rearing Technique, live feed
and artificial
feed
-
5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu
Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...
http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar kedua di dunia,
yang
terdiri dari 17.667 pulau. Luas laut dengan panjang garis pantai
lebih dari 81.000
km memiliki potensi sumber daya laut dan perikanan yang sangat
besar, yang
menjadikan Indonesia kaya akan sumberdaya alam baik hayati
maupun non
hayati. Berdasarkan fakta yang ada, Indonesia layak menjadi
produsen perikanan
dengan memaksimalkan pengelolaan sumberdaya alam secara terpadu
dan
berkelanjutan sehingga mampu menjadi tumpuan perekonomian
nasional.
Pemanfaatan sumber daya perikanan secara optimal akan
memberikan
beberapa keuntungan antara lain meninggkatkan pendapat bagi
nelayan,
meninggkatkan konsumsi protein hewani, membuka lapangan
pekerjaan baru,
serta dapat menambah devisa negara. Berkaitan dengan pemanfaatan
sumber daya
perikanan, ikan kerapu merupakan salah satu jenis ikan yang
banyak di minati
oleh para konsumen untuk di konsumsi.
Ikan kerapu (Epinephelus sp.) merupakan salah satu jenis ikan
laut yang
mempunyai nilai gizi tinggi dan protein hewani yang baik untuk
dikonsumsi,
selain itu ikan kerapu memiliki peluang pasar yang cerah baik di
dalam negeri
maupun di luar negeri. Saat ini ikan kerapu merupakan ikan
budidaya yang
sedang dikembangkan dan digalakkan sebagai komoditas budidaya
laut unggulan
untuk diekspor di berbagai belahan dunia.
Permasalahan umum dalam budidaya ikan adalah bagaimana
mendapatkan
benih ikan yang tumbuh cepat,Feed Confersion Ratio (FCR) rendah,
tahan
terhadap berbagai kondisi lingkungan dan penyakit serta
morfologi yang disukai
konsumen. Timbulnya berbagai masalah pada proses budidaya ikan
maka para
pembudidaya melakukan hibridisasi (persilangan) berbeda spesies,
dengan
harapan untuk mendapatkan jumlah benih yang belimpah dengan
biaya yang
rendah. Hibridisasi yang dilakukan pada ikan kerapu macan betina
dan kerapu
kertang jantan menghasilkan satu varietas baru yaitu ikan kerapu
cantang, secara
morfologis kerapu cantang mirip dengan kedua spesies induknya,
sedangkan
partumbuhanya lebih baik dari pada ikan kerapu macan dan kerapu
kertang itu
-
5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu
Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...
http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep
sendiri. Dengan hadirnya kerapu cantang dari proses hibridisasi
merupakan salah
satu solusi dari proses budidaya, dimana ikan kerapu cantang
dapat tumbuh cepat
dan tahan terhadap lingkungan baru serta lebih tahan terhadap
parasit atau
penyakit
Tujuan
Tujuan diadakannya Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah
mengetahui
teknik pemeliharaan larva kerapu cantang (Epinephelus sp.)
memperoleh
tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman kerja serta Mengetahui
faktor yang
berpengaruh pada proses pemeliharaan Kerapu Cantang di CV.Dwi
Jaya, Desa
Sanggalangit, Kecamatan Grogak, Kabupaten Buleleng Provinsi
Bali.
Manfaat
Manfaat Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah Praktek Kerja
Lapang ini
berguna untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
menambah wawasan
mengenai teknik pemeliharaan larva Kerapu Cantang (Epinephelus
sp.) dan untuk
memadukan teori yang diperoleh dengan kenyataan yang ada di
lapangan,
sehingga dapat memahami dan mengatasi permasalahan yang timbul
di lapangan.
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANG
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di CV. Dwi
Jaya,
Desa Sanggalangit, Kecamatan Grokgrak, Kabupaten Buleleng,
Provinsi Bali.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari sampai 18
Februari 2013.
Metode kerja yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang adalah
metode
pengumpulan data dengan teknik pengambilan data meliputi data
primer dan data
sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara,
partisipasi aktif.
-
5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu
Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...
http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemeliharaan Larva Kerapu Cantang (Epinephelus sp.)
Persiapan Bak
Bak yang digunakan dalam pemeliharaan larva kerapu cantang
adalah bak
beton berbentuk persegi dengan ukuran 3,5 x 3,5 x 1 m. Persiapan
bak yang
dilakukan di CV. Dwi Jaya adalah sebelum bak di gunakan dinding
dan dasar bak
di sikat dengan bersih, Kemudian bak akan di biarkan selama 1-2
hari, hal ini
bertujuan untuk membersikan sisa organisme yang masih menepel
pada dinding
bak. Bak yang telah kering selanjutnya akan di isi air laut
sebanyak 60-70% dari
volume bak. Setelah terisi air laut makan bak akan di berikan
chlorine dengan
dosisi 13 ppm. Hal ini tidak di ajurkan oleh Setianto (2012)
yang menyatakan
bahwa persiapan bak yang dilakukan sebelum proses pemeliharan
larva ikan
kerapu, terlebih dahulu bak dibersikan dengan mengunakan
chlorinesebanyak 50-
100 ppm, kemudian di biarkan selama 12 jam hal bertujuan untuk
melarutkan
chlorinepada media pemeliharan.
Penebaran dan Penetasan Telur
Penebaran telur kerapu cantang dilakukan pada pagi hari yaitu
pukul
10.00-11.00 WITA. Telur kerapu cantang didapatkan dari perusahan
(devisi induk
kerapu). Telur kerapu cantang di tebar pada bak persegi dengan
ukuraan 3,5 x 3,5
x 1 m dengan padat tebar telur kerapu cantang adalah 4-5
butir/L. Hal ini berbeda
dengan Affan dan Muhammadar (2011) yang menyatakan bahwa
kepadatan
maksimal telur kerapu adalah 20 butir/L tujuan dari rendahnya
padat tebar telur
adalah untuk mencegah gesekan telur pada media pemeliharaan.
Waktu yang di
butuhkan telur kerapu cantang untuk menetas ialah sekitar 18-19
jam dengan suhu
27-30 C dan salitas 31-33 ppt.
Pemeliharaan Larva
pemeliharaan larva kerapu cantang di CV. Dwi Jaya dilakukan
mulai umur
D1. Pada umur D1 dan D2 di dapatkan hasil bahwa larva berwarna
bening dan
gerakan larva kerapu cantang melayang-layang, selain itu larva
kerapu cantang
-
5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu
Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...
http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep
tidak di berikan pakan karena larva masih mempunyai cadangan
makanan pada
kuning telur. Pada umur D3D
35 larva sudah diberikan pakan alami berupa
Brachionus plicatilis dengan kepadatan 1-3 individu/ml dan
Chlorella sp.
sebanyak 50.000-100.000 sel/ml, Selain itu, larva juga diberikan
minyak ikan
sebanyak 3 ppm yang bertujuan untuk mengurangi kematian larva
pada
permukaan air serta mempercepat sintasan telur menjadi larva dan
pemberian
miyak ikan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore
hari.
Pakan tambahan diberikan ketika larva kerapu cantang berumur
D10
berupa granule (Love Larva 1) dan pada umur D18larva diberikan
granule (Love
Larva 2). Pada umur D17 terlihat pada bibir larva kerapu cantang
kehitam-
hitaman hal ini menandakan bahwa larva siap diberikan Artemia.
Artemia
diberikan dengan kepadatan 3 individu/ml pada setiap bak dan
pemberiannya
dilakukan pada pagi dan siang hari. Berikut ini grafik
pembererian pakan alami
dan pakan tambahan
Grafik 1. Pemberian pakan alami dan pakan buatan pemeliharan
larva
kerapu cantang di CV. Dwi Jaya.
Perkembangan Larva
Perkembangan larva kerapu cantang di CV. Dwi Jaya tampak pada
gambar
2 D1 (a) bentuk telur masih bening dan telur masih bergerak
melayang layang
mengikuti arus sedangkan pada umur D2(b) larva sudah mulai
menetas, selain itu
-
5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu
Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...
http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep
larva sudah tidak mempunyai cadangan makanan sehingga larva
mulai diberikan
pakan alami berupa Chlorellasp. dan rotifer. Ketika umur D9(c)
tampak tonjolan
pada bagian perut dan punggung yang akan menjadi bakal sirip
punggung dan
perut. Pada umur D11 (d) tonjolan tersebut sudah memanjang dan
lebar sampai
pada umur D22.
Pada umur D22(e) larva mengalami metamorfosis pada duri di
punggung
dan perut hal ini merupakan bentuk sirip ventral dan sirip
punggung. Pada umur
D25-45 (f) larva sudah tampak sempurna menjadi ikan terdiri atas
ukuran yang
bervariasi mulai dari 2-4 cm.
Gambar 2. Perkembangan Larva Ikan Kerapu
(Sumber : Subyakto dan Cahyaningsih, 2003)
Analisa Kualitas Air
Lokasi budidaya yang ideal harus memenuhi
persyaratan-persyaratan
kualitas airnya. Faktor kualitas air yang perlu dipertimbangkan
untuk pembenihan
kerapu meliputi sifat fisika dan sifat kimia yaitu antara lain :
suhu, kecerahan,
pH, DO dan Salinitas. Pemenuhan akan kebutuhan air harus
diupayakan agar
produksi benih ikan laut yang berkualitas, dalam jumlah yang
cukup (Ghufran
dan Tamsil, 2010). Kualitas air yang diamati pada pemeliharaan
larva kerapu
cantang adalah suhu perairaan berkisaraan 29-30 C dan salinitas
31-33 ppt.
-
5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu
Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...
http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep
Kontrol air yang dilakukan dalam pemeliharaaan larva kerapu
cantang
adalah dengan melakukan pergantian air dan penyifonan.
Pergantian air dilakukan
larva kerapu cantang berumur D14, banyaknya air yang di ganti
adalah 20% dari
volume bak. Pergantian air dilakukan setiap hari dengan tujuan
untuk menjaga
kualitas air dalam bak pemeliharaan dan Penyiponan pada kegiatan
pemeliharan
larva kerapu cantang di mulai pada umur D15, selain itu
penyifonan dapat
dilakukan sewaktu-waktu atau dengan cara melihat kondisi bak
pemeliharan larva.
Pada umur D20penyifonan dilakukan setiap hari, hal ini di
karenakan frekeunsi
pemberian pakan yang meningkat sehingga banyak sisa pakan yang
terendap pada
dasar bak.
Pakan
Pakan yang digunakan dalam pemeliharaan larva kerapu cantang
berupa
pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami yang digunakan ialah
Chlorella sp.,
rotifer, Artemia dan udang rebon sedangkan pakan buatan yang
digunakan dalam
pemeliharaan larva kerapu cantang ialah granule (love larva 1dan
love larva 2),
granule (Otohime B1dan Otohime B2), granule (Otohime C1, Otohime
C2)
dan minyak ikan (Tung-Hai).
Pemberian Pakan Alami
Chlorellasp.
Chlorella sp. yang merupakan salah satu spesies dari
fitoplankton
chlorophytayang dapat digunakan untuk memperkaya kandungan
nutrisi rotifer
atau yang biasa disebut dengan nutrient enrichment, selain itu
juga berfungsi
sebagaipenyeimbang media untuk mengatur kecerahaan air (green
water system).
Pemberian Chlorella sp. pada larva kerapu cantang dilakukan pada
umur D2.
Chlorella sp. diberikan 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi dan
sore hari. Sebelum
Chlorella sp. diberikan terlebih dahulu dicek kepadatan larva
kerapu cantang 4
individu/L ditambahkan 20% Chlorella sp. Pemberian Chlorella sp.
akan
dihentikan ketika larva berumur D35atau dengan melihat kondisi
larva yang sudah
tumbuh cepat.
-
5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu
Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...
http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep
Bak kultur Chlorella sp. di CV. Dwi Jaya terdapat delapan dengan
ukuran
panjang, lebar dan tinggi 7 x 7 x 1,25 m (61,25 m3) sebanyak 2
bak, 6 x 6 x 1,25
m (45 m3) sebanyak 4 bak, dan 9 x 4,5 x 1,25 m (50,62 m3)
sebanyak 2 bak, serta
1 bak penampungan sebanyak 1 bak dengan ukuran 3,5 x 3,5 x 1 m
(7 m 3). Selain
itu, untuk menjaga ketersedian Chlorella sp. dan proses
pembibitan maka
dilakukan pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan
pupuk Urea,
ZA, dan TSP. Dosis yang diberikan pada kultur Chlorella sp.
yaitu dengan
perbandingan Urea : Za : TSP adalah 4 : 2 : 1 (Urea 1200 grm, Za
600 grm, dan
TSP 300 grm) pada semua ukuran bak kultur Chlorellasp.
Rotifer
Rotifer merupakan jenis zooplankton yang dapat dijadikan pakan
alami
untuk larva kerapu cantang, karena ukuran tubuhnya sesuai dengan
bukaan mulut.
Pemberian rotiferdilakukan dimulai pada umur D3-D35. Selain itu,
rotifer dapat
diberikan dengan melihat kondisi pertumbuhan larva, jika larva
masih sangat
lambat dalam pertumbuhan maka dosis pemberian rotifer
ditambahkan. Rotifer
diberikan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari. Kultur
rotifer dilakukan
pada bak beton yang berukuran 5 x 3,5 x 1 m (16,5 m3) dengan
kapasitas
maksimal volume air 16 ton.pembibitan rotiferdilakukandengan
cara kepadatan
10 individu/ml. Bibit rotiferberasal dari bak rotiferyang lain,
setelah diberi bibit
maka bak akan dialirkan Chlorella sp. yang berumur 4-5 hari
sebanyak 40% dari
volume bak. Setelah diberi Chlorella sp. maka bak akan diisi
dengan air laut
sebanyak dari volume bak.
Artemia
Artemia merupakan salah satu jenis pakan alami larva kerapu
cantang.
Artemiatermasuk pakan alami yang ideal untuk larva ikan kerapu
cantang karena
mempunyai beberapa keunggulan, antara lain nilai nutrisinya
tinggi, mudah
ditangani, dapat hidup dalam kepadatan tinggi, sudah diperjual
belikan dalam
bentuk kista dan ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva.
Pemberian
Artemiadilakukan pada larva kerapu cantang yang berumur D17,
tanda-tanda larva
-
5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu
Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...
http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep
siap diberikanArtemiaadalah pada mulut larva sudah mulai tampak
bintik hitam
yang menunjukan bahwa larva siap mengkonsumsi Artemia. Pemberian
Artemia
dimulai dengan kepadatan 3 individu/ml pada umur D17 dan akan
bertambah
sesuai kebutuhan tiap hari atau dengan melihat kondisi larva
kerapu cantang.
Udang Rebon
Udang rebon mulai diberikan pada umur D25sampai D45. Udang
berfungsi
sebagai pakan selingan untuk mempercepat pertumbuhan larva.
Jumlah pemberian
pakan rebon diberikan berdasarkan kepadatan dan tingkat makan
larva. Udang
rabon yang masih hidup sebelum diberikan pada larva disimpan
dalam bak
kerucut tandon dengan tetap diberikan aerasi.
Pakan Buatan
Pemberian pakan buatan pada pemeliharaan larva kerapu cantang di
CV.
Dwi Jaya diberikan pada larva yang berumur D10. Pakan buatan
yang diberikan
pada larva kerapu cantang berupa granule ( Love Larva 1, Love
Larva 2),
granule (Otohime B1, Otohime B2) dan granule (Otohime C1 dan
Otohime
C2).
Kendala
kendala selama kegiatan pemeliharaan larva kerapu cantang
didapatkan 2
sumber yaitu, kendala eksternal dan kendala internal. Kendala
eksternal yang
muncul pada kegiatan pemeliharaan larva kerapu cantang di CV.
Dwi Jaya adalah
jadwal panen dan permintaan akan benih kerapu cantang yang tidak
menentu yangmengakibatkan pemasaran menjadi terhambat, kurangnya
pengadaan peralatan
dalam mendukung proses kegiatan serta kurangnya pengadaan
obat-obatan untuk
mendukung sarana pengobatan jika terdapat penyakit pada larva
dan Kendala
internal yang ditemui pada proses pemeliharan larva kerapu
cantang di CV. Dwi
Jaya adalah ketidakseragaman ukuran larva kerapu cantang pada
proses
pemanenan, terjadinya kanibalisme serta terdapat penyakit Viral
Nervous
Necrosis (VNN).
-
5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu
Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...
http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit di CV. Dwi Jaya antara lain
dilakukan
dengan cara pencegahan dan pengobatan. Pencegahan penyakit dapat
dilakukan
dengan cara sterilisasi alat yang akan digunakan dan pemberian
pakan sesuai
kebutuhan larva. Pencegahan penyakit dilakukan dengan treatment
atau
perendaman menggunakan air tawar serta antibiotik. Antibiotik
yang biasa
digunakan berupa bubuk (elbaziu). Cara untuk melarutkan cairan
(elbazui)
yaitu dengan mencampur bubuk antibiotik dalam baskom air tawar,
kemudian
diaduk hingga rata. Larva yang terserang penyakit dilakukan
perendaman pada
larutan dengan dosis 1 ppm selama 5-10 menit. Perendaman hanya
dilakukan
untuk larva kerapu cantang yang berumur 30 hari keatas,
sedangkan larva yang
berumur kurang dari 30 hari hanya dilakukan pemberian cairan
(elbaziu) secara
langsung pada bak pemeliharaan dengan dosis yang sama yaitu 1
ppm..
Panen
Panen merupakan kegiatan terakhir dalam pemeliharaan larva
kerapu
cantang, setelah itu larva akan masuk pada pengelondongan.
Sebelum dilakukan
pemanenan, benih akan di greading terlebih dahulu. Hal ini
bertujuan untuk
menyeragamkan ukuran benih yang akan dipasarkan dan untuk
memisahkan benih
yang masuk pasaran serta yang cacat (abnormalitas). Benih
dipanen pada umur
D45atau dilihat dari kondisi ikan siap untuk dipanen (ukuran
pembeli).
Ukuran benih yang dijual berkisar antara 2,5-4 cm. proses
pemanenan
biasanya dilakukan pagi hari. Hal ini dilakukan untuk mengurangi
tingkat stress
pada benih yang akan dipanen dan di greding. Proses pemanenan
dilakukan
dengan menggunakan baskom plastik yang dialiri air dari pipa
paralon. Air pada
bak pemeliharaan diturunkan secara perlahan sampai tingginya 30
cm. Setelah
ketinggian air mencapai 30 cm benih kerapu cantang dipanen
dengan
menggunakan baskom kecil yang terdapat penyaring.
-
5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu
Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...
http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep
Pemasaran dan Prospek Pengembangan Usaha
Pemasaran
Benih yang dipasarkan adalah benih dengan ukuran 2,5-4 cm.
Daerah
pemasaran benih kerapu cantang dilakukan disekitar Gerogak
dengan harga Rp
2,500,00/ekor. Saat ini ikan kerapu tidak terlalu sulit untuk
dipasarkan dalam
ukuran apapun, hal ini dikarenakan pembesaraan kerapu baik di
KJA, tambak,
maupun bak terkontrol telah banyak di kembangkan.
Prospek Pengembangan Usaha
Prospek pengembangann usaha budidaya ikan kerapu cantang
memberikan
peluang yang sangat baik karena dalam kegiatan budidaya kerapu
cantang
pertumbuhan dan permintan pasar sangat berlimpah, baik dalam
negeri maupun
luar negeri. Pengembangan usaha budidaya kerapu cantang di
CV.Dwi Jaya
dilakukan dengan memasarkan secara online atau kontak langsung
dengan
pembeli. Dalam perkembangan usaha CV. Dwi Jaya melakukan kerja
sama
dengan perusahaan yang bergerak dibidang perikanan di daerah
Buleleng secara
umum dan Kecamatan Gerogak secara khusus.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Teknik pemeliharaan larva kerapu cantang dimulai dengan
persiapan bak
pemeliharaan larva sampai pemanenan benih. Dalam satu siklus
membutuhkan waktu 45 hari. Kegiatan pemeliharaan larva cantang
adalah
persiapan bak pemeliharan, penebaran dan penetasan telur,
pemeliharan larva
dan pemanenen larva.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemeliharaan
larva kerapu
cantang di CV. Dwi Jaya adalah ketersedian pakan alami dan pakan
buatan
serta pengamatan kualitas air secara berkala.
-
5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu
Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...
http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep
Saran
1. Dari kegiatan PKL ini disarankan pada persiapan bak di
anjurkan
menggunakan chlorine sebanyak 50-100 ppm sehingga hama dan
penyakit
dapat di kurangi dengan lebih baik.
2. Lambatnya perkembangan larva kerapu cantang maka perlu
mendapatkan
perbaikan dengan pemberian pakan sesuai jenis, ukuran dan
kandungan gizi
yang di perlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Affan, J. M. dan Muhammadar. 2011. Teknik Pembenihan Induk
Kerapu Macan
(Ephinephelus fuscogutaftus) Dalam Upaya Pengadaan Kebutuhan
Benih
Kerapu Bagi Pembudidaya Di Nanggroe Aceh Darussalam. Aceh
Development International Conference 2011 (ADIC 2011). Kuala
Lumpur,
Malaysia.
BBAP Situbondo. 2011. Teknik Hibridisasi Ikan Kerapu Macan
(Epinephelus
fuscoguttatus) dengan Ikan Kerapu kertang (Epinephelus
lanceolatus).
Website BBAP Situbondo. Balai Budidaya Air Payau Situbondo.
Situbondo.
Jusadi, D. 2003. Modul Budidaya Chlorella sp. Direktorat
Pendidikan Menegah
Kejuruan. Direktorat Pendidikan Menegah dan Dasar Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta. Hal 10.
Kawahara, S., Setiadi, E., Ismi, S dan Tridjoko. 2000. Kunci
Keberhasilan
Produksi Massal Juvenil Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis).
Mei 2000.
Loka Penelitian Perikanan Gondol Japan Internasional
Cooperation
Agency. Bali. 4 hal
Kordi, K dan M. Ghufran.2010. Budidaya Kerapu Batik. Akademia,
Jakarta Barat.
10 -207 hal
Mintardjo, K, Sunaryanto, A., Utamanigsih dan Hermiyaningsih.
1985.
Persyaratan Tanah dan Air. Dalam Pedoman Budidaya Tambak
Udang.
Direktorat Jenderal Perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta
Setianto, D. 2012. Usaha Budidaya Ikan Kerapu Pembibitan &
Pembesaran
ditambak & Keramba Jaring Apung. Pustaka Baru Press.
Baguntapan,
Bantul, Yogyakarta.
Subyakto, S. dan S. Cahyaningsih. 2003. Pembenihan Kerapu Skala
Rumah
Tangga. Agro Media Pustaka. Depok. hal. 3-30 hal.
-
5/20/2018 Artikel Ilmia ( Teknik Pemeliharaan Larva Kerapu
Cantang (Epinephelus Sp.) Di Cv. ...
http:///reader/full/artikel-ilmia-teknik-pemeliharaan-larva-kerapu-cantang-epinep
Tarwiyah.2001. Pembenihan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus
fuscogutaftus).
Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, Jakarta
Wahyuningsih, S dan Widodo, A. P. 2011. Pemeliharaan larva
kerapu hybrid
cantang (kerapu macan dan kerapu kertang). Pertemuan teknisi
teknisi
Litkayasa. Perpustakan BBRPAL Gondol.