ASPEK MO FRIENSHIP NEV PROGRAM STUDI P FAKULTAS UNIVE ARTIKEL ORAL PADA ANTOLOGI CERPEN VER END KARYA KLUB METEOR TERBITAN TAHUN 2011 Oleh: YULIANA ROHMAWATI 12.1.01.07.0105 Dibimbing oleh : 1. Dr. Andri Pitoyo, M.Pd 2. Encil Puspitoningrum, M.Pd PENDIDIKAN BAHASA DAN SAST S KEGURUAN DAN ILMU PENDI ERSITAS NUSANTARA PGRI KED 2017 N ANAK R GEMILANG TRA INDONESIA IDIKAN DIRI Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
27
Embed
ARTIKEL ASPEK MORAL PADA ANTOLOGI CERPEN ANAK …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/32d02c7400326a4e66ac... · adalah persahabatan. Tema minor dalam cerita ini adalah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ARTIKEL
ASPEK MORAL PADA ANTOLOGI CERPEN ANAKFRIENSHIP NEVER END KARYA KLUB METEOR GEMILANG
TERBITAN TAHUN 2011
Oleh:
YULIANA ROHMAWATI
12.1.01.07.0105
Dibimbing oleh :
1. Dr. Andri Pitoyo, M.Pd
2. Encil Puspitoningrum, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2017
ARTIKEL
ASPEK MORAL PADA ANTOLOGI CERPEN ANAKFRIENSHIP NEVER END KARYA KLUB METEOR GEMILANG
TERBITAN TAHUN 2011
Oleh:
YULIANA ROHMAWATI
12.1.01.07.0105
Dibimbing oleh :
1. Dr. Andri Pitoyo, M.Pd
2. Encil Puspitoningrum, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2017
ARTIKEL
ASPEK MORAL PADA ANTOLOGI CERPEN ANAKFRIENSHIP NEVER END KARYA KLUB METEOR GEMILANG
TERBITAN TAHUN 2011
Oleh:
YULIANA ROHMAWATI
12.1.01.07.0105
Dibimbing oleh :
1. Dr. Andri Pitoyo, M.Pd
2. Encil Puspitoningrum, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2017
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 1||
SURAT PERNYATAAN
ARTIKEL SKRIPSI TAHUN …………
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap :…………………………………………………………
NPM :…………………………………………………………
Telepun/HP :…………………………………………………………
Alamat Surel (Email) :…………………………………………………………
Judul Artikel :…………………………………………………………
Fakultas – Program Studi :…………………………………………………………
Nama Perguruan Tinggi :…………………………………………………………
Alamat Perguruan Tinggi :…………………………………………………………
Dengan ini menyatakan bahwa :
a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan
bebas plagiarisme;
b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain,
saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Mengetahui Kediri,……………..
Pembimbing I
NamaNIP / NIDN
Pembimbing II
NamaNIP / NIDN
Penulis,
NamaNPM
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 1||
SURAT PERNYATAAN
ARTIKEL SKRIPSI TAHUN …………
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap :…………………………………………………………
NPM :…………………………………………………………
Telepun/HP :…………………………………………………………
Alamat Surel (Email) :…………………………………………………………
Judul Artikel :…………………………………………………………
Fakultas – Program Studi :…………………………………………………………
Nama Perguruan Tinggi :…………………………………………………………
Alamat Perguruan Tinggi :…………………………………………………………
Dengan ini menyatakan bahwa :
a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan
bebas plagiarisme;
b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain,
saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Mengetahui Kediri,……………..
Pembimbing I
NamaNIP / NIDN
Pembimbing II
NamaNIP / NIDN
Penulis,
NamaNPM
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 1||
SURAT PERNYATAAN
ARTIKEL SKRIPSI TAHUN …………
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap :…………………………………………………………
NPM :…………………………………………………………
Telepun/HP :…………………………………………………………
Alamat Surel (Email) :…………………………………………………………
Judul Artikel :…………………………………………………………
Fakultas – Program Studi :…………………………………………………………
Nama Perguruan Tinggi :…………………………………………………………
Alamat Perguruan Tinggi :…………………………………………………………
Dengan ini menyatakan bahwa :
a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan
bebas plagiarisme;
b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain,
saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Mengetahui Kediri,……………..
Pembimbing I
NamaNIP / NIDN
Pembimbing II
NamaNIP / NIDN
Penulis,
NamaNPM
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
ASPEK MORAL PADA ANTOLOGI CERPEN ANAKFRIENDSHIP NEVER END KARYA KLUB METEOR GEMILANG
TERBITAN TAHUN 2011Yuliana Rohmawati
12.1.01.07.0105FKIP - Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Email: [email protected]. Andri Pitoyo, M.Pd dan Encil Puspitoningrum, M. Pd
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Yuliana Rohmawati (12.1.01.07.0105): Aspek Moral pada Antologi CerpenAnakFriendship NeverEndKarya Klub Meteor Gemilang Terbitan Tahun 2011, Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2017.
Antologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor Klub Gemilang mengisahkantentang anak-anak yang memiliki nilai moral seperti moral sopan santun, moral tanggung jawab, danmoral kerjasama. Nilai-nilai tersebut dimunculkan melalui tokoh anak-anak yaitu persahabatan anak-anak SD yang sangat akrab, kompak dan saling membantu satu sama lain.
Pertanyaan penelitian ini meliputi: (1) Bagaimanakah deskripsi unsur instrinsik yang meliputitema, tokoh, perwatakan, dan konflik dalam antologi cerpen anak Friendship Never End karya MeteorKlub Gemilang terbitan tahun 2011? (2) Bagaimanakah deskripsi aspek moral sopan santun dalamantologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor Klub Gemilang terbitan tahun 2011? (3)Bagaimanakah deskripsi aspek moral tanggung jawab dalam antologi cerpen anak Friendship NeverEnd karya Meteor Klub Gemilang terbitan tahun 2011? (4) Bagaimanakah deskripsi aspek moralkerjasama dalam antologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor Klub Gemilang terbitantahun 2011?
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan moral. sumber penelitian ini adalahantologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor Klub Gemilang yang diterbitkan olehRumah Ide pada tahun 2011. Data diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Data dianalisisdengan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwaanalisis aspek struktural yang diteliti meliputi tema, tokoh dan perwatakan, serta konflik. Sedangkanaspek moral yang diteliti yaitu moral sopan santun, moral tanggung jawab, dan moral kerjasama.Terdapat lima cerpen yang dijadikan sebagai bahan kajian yaitu Cooking Club, Kegiatan di MalamHari yang Seru, Camping Heboh, Persahabatan Kira, dan Super Camp.
Kajian unsur intrinsik dalam antologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor KlubGemilang terbitan tahun 2011 meliputi: (1) Tema mayor dalam cerpen Cooking Club adalahpersahabatan. Tema minor dalam cerpen tersebut adalah kekompakan. Tokoh dalam cerpen tersebutyaitu Zidni, Afifah, dan Alma, ketiga tokoh tersebut memiliki perwatakan bulat. Sedangkan konflikdalam novel tersebut adalah konflik internal yang dialami oleh Afifah; (2) tema mayor dalam cerpen“Kegiatan di Malam Hari yang Seru” adalah persahabatan. Tema minor dalam cerpen tersebut adalahkegiatan yang seru. Tokoh utama dalam cerpen tersebut adalah Ali. Ali memiliki perwatakan bulat.Konflik cerita terjadi antara Do dan Abbas, kejahilan Do membuat Abbas membencinya; (3) temamayor dalam “Kemping Heboh” adalah persahabatan. Tema minor dalam cerita ini adalahkebersamaan saat kemping. Tokoh utamanya adalah Izzah. Tokoh Utama Izzah memiliki perwatakan
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
ASPEK MORAL PADA ANTOLOGI CERPEN ANAKFRIENDSHIP NEVER END KARYA KLUB METEOR GEMILANG
TERBITAN TAHUN 2011Yuliana Rohmawati
12.1.01.07.0105FKIP - Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Email: [email protected]. Andri Pitoyo, M.Pd dan Encil Puspitoningrum, M. Pd
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Yuliana Rohmawati (12.1.01.07.0105): Aspek Moral pada Antologi CerpenAnakFriendship NeverEndKarya Klub Meteor Gemilang Terbitan Tahun 2011, Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2017.
Antologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor Klub Gemilang mengisahkantentang anak-anak yang memiliki nilai moral seperti moral sopan santun, moral tanggung jawab, danmoral kerjasama. Nilai-nilai tersebut dimunculkan melalui tokoh anak-anak yaitu persahabatan anak-anak SD yang sangat akrab, kompak dan saling membantu satu sama lain.
Pertanyaan penelitian ini meliputi: (1) Bagaimanakah deskripsi unsur instrinsik yang meliputitema, tokoh, perwatakan, dan konflik dalam antologi cerpen anak Friendship Never End karya MeteorKlub Gemilang terbitan tahun 2011? (2) Bagaimanakah deskripsi aspek moral sopan santun dalamantologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor Klub Gemilang terbitan tahun 2011? (3)Bagaimanakah deskripsi aspek moral tanggung jawab dalam antologi cerpen anak Friendship NeverEnd karya Meteor Klub Gemilang terbitan tahun 2011? (4) Bagaimanakah deskripsi aspek moralkerjasama dalam antologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor Klub Gemilang terbitantahun 2011?
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan moral. sumber penelitian ini adalahantologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor Klub Gemilang yang diterbitkan olehRumah Ide pada tahun 2011. Data diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Data dianalisisdengan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwaanalisis aspek struktural yang diteliti meliputi tema, tokoh dan perwatakan, serta konflik. Sedangkanaspek moral yang diteliti yaitu moral sopan santun, moral tanggung jawab, dan moral kerjasama.Terdapat lima cerpen yang dijadikan sebagai bahan kajian yaitu Cooking Club, Kegiatan di MalamHari yang Seru, Camping Heboh, Persahabatan Kira, dan Super Camp.
Kajian unsur intrinsik dalam antologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor KlubGemilang terbitan tahun 2011 meliputi: (1) Tema mayor dalam cerpen Cooking Club adalahpersahabatan. Tema minor dalam cerpen tersebut adalah kekompakan. Tokoh dalam cerpen tersebutyaitu Zidni, Afifah, dan Alma, ketiga tokoh tersebut memiliki perwatakan bulat. Sedangkan konflikdalam novel tersebut adalah konflik internal yang dialami oleh Afifah; (2) tema mayor dalam cerpen“Kegiatan di Malam Hari yang Seru” adalah persahabatan. Tema minor dalam cerpen tersebut adalahkegiatan yang seru. Tokoh utama dalam cerpen tersebut adalah Ali. Ali memiliki perwatakan bulat.Konflik cerita terjadi antara Do dan Abbas, kejahilan Do membuat Abbas membencinya; (3) temamayor dalam “Kemping Heboh” adalah persahabatan. Tema minor dalam cerita ini adalahkebersamaan saat kemping. Tokoh utamanya adalah Izzah. Tokoh Utama Izzah memiliki perwatakan
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
ASPEK MORAL PADA ANTOLOGI CERPEN ANAKFRIENDSHIP NEVER END KARYA KLUB METEOR GEMILANG
TERBITAN TAHUN 2011Yuliana Rohmawati
12.1.01.07.0105FKIP - Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Email: [email protected]. Andri Pitoyo, M.Pd dan Encil Puspitoningrum, M. Pd
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Yuliana Rohmawati (12.1.01.07.0105): Aspek Moral pada Antologi CerpenAnakFriendship NeverEndKarya Klub Meteor Gemilang Terbitan Tahun 2011, Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2017.
Antologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor Klub Gemilang mengisahkantentang anak-anak yang memiliki nilai moral seperti moral sopan santun, moral tanggung jawab, danmoral kerjasama. Nilai-nilai tersebut dimunculkan melalui tokoh anak-anak yaitu persahabatan anak-anak SD yang sangat akrab, kompak dan saling membantu satu sama lain.
Pertanyaan penelitian ini meliputi: (1) Bagaimanakah deskripsi unsur instrinsik yang meliputitema, tokoh, perwatakan, dan konflik dalam antologi cerpen anak Friendship Never End karya MeteorKlub Gemilang terbitan tahun 2011? (2) Bagaimanakah deskripsi aspek moral sopan santun dalamantologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor Klub Gemilang terbitan tahun 2011? (3)Bagaimanakah deskripsi aspek moral tanggung jawab dalam antologi cerpen anak Friendship NeverEnd karya Meteor Klub Gemilang terbitan tahun 2011? (4) Bagaimanakah deskripsi aspek moralkerjasama dalam antologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor Klub Gemilang terbitantahun 2011?
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan moral. sumber penelitian ini adalahantologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor Klub Gemilang yang diterbitkan olehRumah Ide pada tahun 2011. Data diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Data dianalisisdengan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwaanalisis aspek struktural yang diteliti meliputi tema, tokoh dan perwatakan, serta konflik. Sedangkanaspek moral yang diteliti yaitu moral sopan santun, moral tanggung jawab, dan moral kerjasama.Terdapat lima cerpen yang dijadikan sebagai bahan kajian yaitu Cooking Club, Kegiatan di MalamHari yang Seru, Camping Heboh, Persahabatan Kira, dan Super Camp.
Kajian unsur intrinsik dalam antologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor KlubGemilang terbitan tahun 2011 meliputi: (1) Tema mayor dalam cerpen Cooking Club adalahpersahabatan. Tema minor dalam cerpen tersebut adalah kekompakan. Tokoh dalam cerpen tersebutyaitu Zidni, Afifah, dan Alma, ketiga tokoh tersebut memiliki perwatakan bulat. Sedangkan konflikdalam novel tersebut adalah konflik internal yang dialami oleh Afifah; (2) tema mayor dalam cerpen“Kegiatan di Malam Hari yang Seru” adalah persahabatan. Tema minor dalam cerpen tersebut adalahkegiatan yang seru. Tokoh utama dalam cerpen tersebut adalah Ali. Ali memiliki perwatakan bulat.Konflik cerita terjadi antara Do dan Abbas, kejahilan Do membuat Abbas membencinya; (3) temamayor dalam “Kemping Heboh” adalah persahabatan. Tema minor dalam cerita ini adalahkebersamaan saat kemping. Tokoh utamanya adalah Izzah. Tokoh Utama Izzah memiliki perwatakan
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
bulat.konflik dalam cerita ini adalah antara murid laki-laki, dan murid perempuan; (4) cerpen“Persahabatan Kira” memiliki tema mayor persahabatan. Tema minor dalam cerita tersebut adalahkebersamaan. Kira adalah tokoh utama dalam cerita yang memiliki watak bulat. Konflik dalam ceritameliputi konflik batin dan konflik eksternal; (5) cerpen “Super Camp”,tema mayor dalam cerita iniadalah persahabatan. Tema minor dalam cerita ini adalah kegiatan yang melatih kebersamaan. Tokohutama dalam cerita tersebut adalah Hanna, yang memiliki watak bulat. Konflik dalam cerita adalahkonflik eksternal.
Adapun kajian aspek moral sopan santun dalam antologi cerpen anak Friendship Never Endkarya Meteor Klub Gemilang terbitan tahun 2011 meliputi sopan santun yang ditunjukkan tokohsebagai seorang pelajar yaitu meminta izin kepada guru dan menjawab pertanyaan guru dengan sopansantun, dan menjaga cara bicara dengan guru, teman orang tua, dan orang lain.Aspek moral tanggungjawab pada antologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor Klub Gemilang terbitan tahun2011 yaitu tanggung jawab yang ditunjukkan tokoh dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Sedangkanaspek moral kerjasama dalam antologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor KlubGemilang terbitan tahun 2011 adalah kerjasama yang ditunjukkan para tokoh dalam memersiapkankegiatan kemping. Para tokoh saling bekerja sama dalam setiap kegiatan sehingga kegiatan kempingtersebut dapat terlaksana dengan lancar dan menyenangkan.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini adalah (1) bagi peneliti lanjutan, agardapat menggali lebih dalam makna yang tersirat dalam antologi cerpen anak Friendship Never Endkarya Meteor Klub Gemilang melalui pendekatan yang berbeda, (2) bagi pembaca, agar dapatmemanfaatkan hasil penelitian ini untuk menghayati lebih dalam kehidupan sastra Indonesia,khususnya sastra anak.
KATA KUNCI :Antologi Cerpen Anak
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
bulat.konflik dalam cerita ini adalah antara murid laki-laki, dan murid perempuan; (4) cerpen“Persahabatan Kira” memiliki tema mayor persahabatan. Tema minor dalam cerita tersebut adalahkebersamaan. Kira adalah tokoh utama dalam cerita yang memiliki watak bulat. Konflik dalam ceritameliputi konflik batin dan konflik eksternal; (5) cerpen “Super Camp”,tema mayor dalam cerita iniadalah persahabatan. Tema minor dalam cerita ini adalah kegiatan yang melatih kebersamaan. Tokohutama dalam cerita tersebut adalah Hanna, yang memiliki watak bulat. Konflik dalam cerita adalahkonflik eksternal.
Adapun kajian aspek moral sopan santun dalam antologi cerpen anak Friendship Never Endkarya Meteor Klub Gemilang terbitan tahun 2011 meliputi sopan santun yang ditunjukkan tokohsebagai seorang pelajar yaitu meminta izin kepada guru dan menjawab pertanyaan guru dengan sopansantun, dan menjaga cara bicara dengan guru, teman orang tua, dan orang lain.Aspek moral tanggungjawab pada antologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor Klub Gemilang terbitan tahun2011 yaitu tanggung jawab yang ditunjukkan tokoh dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Sedangkanaspek moral kerjasama dalam antologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor KlubGemilang terbitan tahun 2011 adalah kerjasama yang ditunjukkan para tokoh dalam memersiapkankegiatan kemping. Para tokoh saling bekerja sama dalam setiap kegiatan sehingga kegiatan kempingtersebut dapat terlaksana dengan lancar dan menyenangkan.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini adalah (1) bagi peneliti lanjutan, agardapat menggali lebih dalam makna yang tersirat dalam antologi cerpen anak Friendship Never Endkarya Meteor Klub Gemilang melalui pendekatan yang berbeda, (2) bagi pembaca, agar dapatmemanfaatkan hasil penelitian ini untuk menghayati lebih dalam kehidupan sastra Indonesia,khususnya sastra anak.
KATA KUNCI :Antologi Cerpen Anak
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
bulat.konflik dalam cerita ini adalah antara murid laki-laki, dan murid perempuan; (4) cerpen“Persahabatan Kira” memiliki tema mayor persahabatan. Tema minor dalam cerita tersebut adalahkebersamaan. Kira adalah tokoh utama dalam cerita yang memiliki watak bulat. Konflik dalam ceritameliputi konflik batin dan konflik eksternal; (5) cerpen “Super Camp”,tema mayor dalam cerita iniadalah persahabatan. Tema minor dalam cerita ini adalah kegiatan yang melatih kebersamaan. Tokohutama dalam cerita tersebut adalah Hanna, yang memiliki watak bulat. Konflik dalam cerita adalahkonflik eksternal.
Adapun kajian aspek moral sopan santun dalam antologi cerpen anak Friendship Never Endkarya Meteor Klub Gemilang terbitan tahun 2011 meliputi sopan santun yang ditunjukkan tokohsebagai seorang pelajar yaitu meminta izin kepada guru dan menjawab pertanyaan guru dengan sopansantun, dan menjaga cara bicara dengan guru, teman orang tua, dan orang lain.Aspek moral tanggungjawab pada antologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor Klub Gemilang terbitan tahun2011 yaitu tanggung jawab yang ditunjukkan tokoh dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Sedangkanaspek moral kerjasama dalam antologi cerpen anak Friendship Never End karya Meteor KlubGemilang terbitan tahun 2011 adalah kerjasama yang ditunjukkan para tokoh dalam memersiapkankegiatan kemping. Para tokoh saling bekerja sama dalam setiap kegiatan sehingga kegiatan kempingtersebut dapat terlaksana dengan lancar dan menyenangkan.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini adalah (1) bagi peneliti lanjutan, agardapat menggali lebih dalam makna yang tersirat dalam antologi cerpen anak Friendship Never Endkarya Meteor Klub Gemilang melalui pendekatan yang berbeda, (2) bagi pembaca, agar dapatmemanfaatkan hasil penelitian ini untuk menghayati lebih dalam kehidupan sastra Indonesia,khususnya sastra anak.
KATA KUNCI :Antologi Cerpen Anak
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
I. LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan hasil karya
ungkapan pribadi dan untaian perasaan
pengarang tentang ide pengalaman,
pemikiran, perasaan, keyakinan dalam
bentuk gambaran hidup yang kemudian
dilukiskan dalam bentuk tulisan dan dalam
membuatnya pengarang tidak jauh dari
pengalaman realita sosial. Pengertian karya
sastra sendiri juga dapat diartikan sebagai
sebuah bentuk karya seni dalam bentuk
fiksi, namun dapat memberikan nilai-nilai
kehidupan yang menampilkan kebenaran-
kebenaran hidup yang terjadi sehingga
manusia dapat merefleksikan diri setelah
menikmati karya sastra tersebut.
Sastra merupakan ungkapan
pemikiran manusia yang di dalamnya
terkandung nilai-nilai keindahan. Nilai
keindahan tersebut dapat terlihat dari
bahasa yang digunakan dalam sastra.
Sastra selalu menggunakan bahasa yang
berbeda atau istimewa daripada bahasa
sehari-hari. bahwa bahasa sastra tidak
menggunakan bahasa sehari-hari. Sastra
menggunakan bahasa yang unik dan
berbeda dengan tulisan lainnya. Bahasa
sastra adalah bahasa istimewa yang
mengandung nilai keindahan.
Karya sastra merupakan sebuah
hasil karya yang di dalamnya mengandung
nilai seni atau keindahan. Selain memiliki
nilai seni atau keindahan, karya sastra juga
mempunyai nilai-nilai yang tinggi dan
agung yang dapat menafsirkan tentang
makna atau hakikat kehidupan dengan
bahasa sebagai alatnya. Karya sastra dapat
ditemukan melalui bentuk kehidupan dari
suatu masyarakat. Pengarang menciptakan
karya sastra berdasarkan pengalaman dan
pengamatannya terhadap kehidupan.
Pengarang selalu berusaha menarik
perhatian pembaca dengan cara
menghubungkan masalah yang terjadi di
lingkungan pengarang dan di lingkungan
masyarakat. Masalah tersebut mengupas
dan membahas seputar realita kehidupan
manusia tetapi juga tidak selalu kenyataan
yang sebenarnya. Hal ini mengacu pada
pendapat (Sutejo, Kasnadi 2009:10) yang
menyatakan bahwa “Realitas dalam karya
fiksi merupakan ilusi kenyataan dan kesan
yang meyakinkan yang ditampilkan,
namun tidak selalu merupakan kenyataan
sehari-hari”. Segala bentuk permasalahan
yang terjadi di masyarakat tidak langsung
diangkat oleh pengarang ke dalam
karyanya. Pengarang akan mengangkat
permasalahan kehidupan tersebut secara
selektif sekaligus memasukkan unsur
hiburan. Hasil karya yang diolah
pengarang berdasarkan permasalahan
kehidupan dengan unsur hiburan di
dalamnya dan mengandung nilai imajinatif
disebut karya fiksi. Fiksi sebagai sebuah
bentuk karya sastra tidak hanya berasal
dari daya khayal pengarang. Akan tetapi,
fiksi tercipta dari sebuah perenungan
tentang hakikat kehidupan.
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 1||
Hal ini mengacu pada pendapat
Nurgiyantoro (2000:3) yang menyatakan
bahwa walau berupa khayalan, tidak benar
jika fiksi dianggap sebagai hasil kerja
lamunan belaka, melainkan penghayatan
dan perenungan terhadap hakikat hidup
dan kehidupan, perenungan yang
dilakukan dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab. Berdasarkan kutipan
tersebut dapat diketahui bahwa meskipun
fiksi identik dengan cerita khayal atau
rekaan, tetapi khayalan tersebut diperoleh
melalui perenungan dengan penuh rasa
sadar, tidak hanya lamunan belaka.
Sastra anak adalah karya sastra
yang secara khusus dipahami oleh anak-
anak yang berisi tentang dunia yang akrab
dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia
6-13 tahun. Sifat sastra adalah imajinasi
sangat menonjol dalam sastra anak.
Hakikat sastra anak harus sesuai dengan
dunia dan alam kehidupan anak-anak yang
khas milik mereka dan bukan milik orang
dewasa. Sastra anak mampu bertumpu dan
bermula pada penyajian nilai dan
himbauan tertentu yang dianggap sebagai
pedoman dalam tingkah laku kehidupan.
Salah satu jenis sastra anak adalah
cerita anak. Cerita anak termasuk cerita
fiksi baru, karakteristik cerita anak berbeda
dengan cerita lainnya. Cerita anak fokus
perhatiannya kepada anak-anak. Tokoh
dalam cerita anak boleh siapa saja, tetapi
tetap harus tokoh anak-anak dan tokoh
tersebut menjadi tokoh utama dalam cerita.
Tokoh cerita anak dapat berupa benda
mati, tanaman, aneka satwa yang seolah-
oleh berlaku seperti manusia. Cerita anak
yang baik, yaitu cerita yang mengantarkan
dan berangkat dari dunia anak. Ketika
membaca cerita, anak-anak tidak kesulitan
memahami ceritanya. Jadi cerita anak yang
baik yaitu cerita yang sederhana yaitu kata-
kata biasa dipergunakan oleh anak-anak
dan kalimatnya pendek-pendek.
Antologi cerpen anak ialah
kumpulan-kumpulan cerita anak yang
dikhususkan untuk anak-anak. Dan
tokohnya diperankan oleh tumbuhan,
binatang yang seolah-olah layaknya
manusia. Dalam kumpulan cerpen anak
Friendship Never End salah satu judul
yang paling menarik menurut peneliti
adalah yang berjudul “Kegiatan di Malam
Hari yang Seru”. Anak-anak Sekolah
Dasar Gemilang mengikuti kegiatan Mabit
yang diadakan oleh sekolah mereka. Mabit
adalah singkatan dari Malam Bimbingan
Takwa. Anak-anak tersebut selalu senang
menyambut Mabit. Menginap di masjid
yang besar disekolah. Anak-anak dalam
tokoh cerita tersebut mengikuti kegiatan
itu antara lain yaitu Ali, abbas, Fadlan, dan
Do dan Re (si kembar).
Nilai moral merupakan sesuatu
yang ingin disampaikan pengarang kepada
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 1||
Hal ini mengacu pada pendapat
Nurgiyantoro (2000:3) yang menyatakan
bahwa walau berupa khayalan, tidak benar
jika fiksi dianggap sebagai hasil kerja
lamunan belaka, melainkan penghayatan
dan perenungan terhadap hakikat hidup
dan kehidupan, perenungan yang
dilakukan dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab. Berdasarkan kutipan
tersebut dapat diketahui bahwa meskipun
fiksi identik dengan cerita khayal atau
rekaan, tetapi khayalan tersebut diperoleh
melalui perenungan dengan penuh rasa
sadar, tidak hanya lamunan belaka.
Sastra anak adalah karya sastra
yang secara khusus dipahami oleh anak-
anak yang berisi tentang dunia yang akrab
dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia
6-13 tahun. Sifat sastra adalah imajinasi
sangat menonjol dalam sastra anak.
Hakikat sastra anak harus sesuai dengan
dunia dan alam kehidupan anak-anak yang
khas milik mereka dan bukan milik orang
dewasa. Sastra anak mampu bertumpu dan
bermula pada penyajian nilai dan
himbauan tertentu yang dianggap sebagai
pedoman dalam tingkah laku kehidupan.
Salah satu jenis sastra anak adalah
cerita anak. Cerita anak termasuk cerita
fiksi baru, karakteristik cerita anak berbeda
dengan cerita lainnya. Cerita anak fokus
perhatiannya kepada anak-anak. Tokoh
dalam cerita anak boleh siapa saja, tetapi
tetap harus tokoh anak-anak dan tokoh
tersebut menjadi tokoh utama dalam cerita.
Tokoh cerita anak dapat berupa benda
mati, tanaman, aneka satwa yang seolah-
oleh berlaku seperti manusia. Cerita anak
yang baik, yaitu cerita yang mengantarkan
dan berangkat dari dunia anak. Ketika
membaca cerita, anak-anak tidak kesulitan
memahami ceritanya. Jadi cerita anak yang
baik yaitu cerita yang sederhana yaitu kata-
kata biasa dipergunakan oleh anak-anak
dan kalimatnya pendek-pendek.
Antologi cerpen anak ialah
kumpulan-kumpulan cerita anak yang
dikhususkan untuk anak-anak. Dan
tokohnya diperankan oleh tumbuhan,
binatang yang seolah-olah layaknya
manusia. Dalam kumpulan cerpen anak
Friendship Never End salah satu judul
yang paling menarik menurut peneliti
adalah yang berjudul “Kegiatan di Malam
Hari yang Seru”. Anak-anak Sekolah
Dasar Gemilang mengikuti kegiatan Mabit
yang diadakan oleh sekolah mereka. Mabit
adalah singkatan dari Malam Bimbingan
Takwa. Anak-anak tersebut selalu senang
menyambut Mabit. Menginap di masjid
yang besar disekolah. Anak-anak dalam
tokoh cerita tersebut mengikuti kegiatan
itu antara lain yaitu Ali, abbas, Fadlan, dan
Do dan Re (si kembar).
Nilai moral merupakan sesuatu
yang ingin disampaikan pengarang kepada
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 1||
Hal ini mengacu pada pendapat
Nurgiyantoro (2000:3) yang menyatakan
bahwa walau berupa khayalan, tidak benar
jika fiksi dianggap sebagai hasil kerja
lamunan belaka, melainkan penghayatan
dan perenungan terhadap hakikat hidup
dan kehidupan, perenungan yang
dilakukan dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab. Berdasarkan kutipan
tersebut dapat diketahui bahwa meskipun
fiksi identik dengan cerita khayal atau
rekaan, tetapi khayalan tersebut diperoleh
melalui perenungan dengan penuh rasa
sadar, tidak hanya lamunan belaka.
Sastra anak adalah karya sastra
yang secara khusus dipahami oleh anak-
anak yang berisi tentang dunia yang akrab
dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia
6-13 tahun. Sifat sastra adalah imajinasi
sangat menonjol dalam sastra anak.
Hakikat sastra anak harus sesuai dengan
dunia dan alam kehidupan anak-anak yang
khas milik mereka dan bukan milik orang
dewasa. Sastra anak mampu bertumpu dan
bermula pada penyajian nilai dan
himbauan tertentu yang dianggap sebagai
pedoman dalam tingkah laku kehidupan.
Salah satu jenis sastra anak adalah
cerita anak. Cerita anak termasuk cerita
fiksi baru, karakteristik cerita anak berbeda
dengan cerita lainnya. Cerita anak fokus
perhatiannya kepada anak-anak. Tokoh
dalam cerita anak boleh siapa saja, tetapi
tetap harus tokoh anak-anak dan tokoh
tersebut menjadi tokoh utama dalam cerita.
Tokoh cerita anak dapat berupa benda
mati, tanaman, aneka satwa yang seolah-
oleh berlaku seperti manusia. Cerita anak
yang baik, yaitu cerita yang mengantarkan
dan berangkat dari dunia anak. Ketika
membaca cerita, anak-anak tidak kesulitan
memahami ceritanya. Jadi cerita anak yang
baik yaitu cerita yang sederhana yaitu kata-
kata biasa dipergunakan oleh anak-anak
dan kalimatnya pendek-pendek.
Antologi cerpen anak ialah
kumpulan-kumpulan cerita anak yang
dikhususkan untuk anak-anak. Dan
tokohnya diperankan oleh tumbuhan,
binatang yang seolah-olah layaknya
manusia. Dalam kumpulan cerpen anak
Friendship Never End salah satu judul
yang paling menarik menurut peneliti
adalah yang berjudul “Kegiatan di Malam
Hari yang Seru”. Anak-anak Sekolah
Dasar Gemilang mengikuti kegiatan Mabit
yang diadakan oleh sekolah mereka. Mabit
adalah singkatan dari Malam Bimbingan
Takwa. Anak-anak tersebut selalu senang
menyambut Mabit. Menginap di masjid
yang besar disekolah. Anak-anak dalam
tokoh cerita tersebut mengikuti kegiatan
itu antara lain yaitu Ali, abbas, Fadlan, dan
Do dan Re (si kembar).
Nilai moral merupakan sesuatu
yang ingin disampaikan pengarang kepada
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
pembaca, merupakan makna yang
terkandung dalam sebuah karya. Moral
mempunyai pengertian yang sama dengan
kesusilaan, memuat tentang ajaran baik
buruknya perbuatan. Aspek moral
merupakan konsepsi, wawasan, pendoman,
yang mengatur sikap dan tingkah laku
manusia untuk melaksanakan perbuatan-
berbuatan yang baik dan benar yang
berdasarkan hati nurani tanpa paksaan
disertai rasa tanggung jawab. Jadi moral
merupakan petunjuk yang sengaja
diberikan pengarang mengenai tentang
bebagai hal yang berhubungan dengan
masalah kehidupan,seperti tingkah laku,
sikap, dan sopan santun yang ditampilkan.
Dalam penelitian ini dipilih
antologi cerpen anak sebab dalam
kumpulan cerpen tersebut di dalamnya
mengandung moral yang dapat dijadikan
pelajaran khususnya untuk anak. Oleh
karena itu, dikaji nilai moral sopan santun
dalam antologi cerpen anak Friendship
Never End karya Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011, nilai moral tanggung
jawab dalam antologi cerpen anak
Friendship Never End karya Klub Meteor
Gemilang terbitan tahun 2011, nilai moral
kerja sama dalam pada antologi cerpen
anak Friendship Never End karya Klub
Meteor Gemilang Terbitan Tahun 2011,
nilai moral kejujuran dalam antologi
cerpen anak Friendship Never End karya
Klub Meteor Gemilang terbitan tahun
2011.
B. Ruang Lingkup
Karya sastra yang menjadi kajian
dalam penelitian ini adalah antologi cerpen
anak Friendship Never End karya Klub
Meteor Gemilang yang diterbitkan oleh
Rumah Ide pada tahun 2011. Antologi
cerpen anak tersebut merupakan cetakan
pertama dengan jumlah halaman 144
halaman. Antologi cerpen anak tersebut
menggambarkan tentang persahabatan
anak-anak bersekolah di SD. Mereka
sangat akrab dan kompak serta saling
membantu satu sama lain.
Penelitian ini membahas tentang
aspek moral yang terdapat dalam antologi
cerpen anak. Penelitian ini membatasi
masalah penelitian pada aspek moral yang
meliputi nilai moral sopan santun, nilai
moral tanggung jawab dan nilai moral
kerja sama. Berdasarkan batasan tersebut,
maka peneliti memilih judul ”Aspek Moral
pada Antologi Cerpen Anak Friendship
Never End Karya Klub Meteor Gemilang
Terbitan Tahun 2011”.
C . Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan umum dalam penelitian
ini adalah bagaimana mendeskripsikan
nilai moral pada antologi cerpen anak
Friendship Never End karya Klub Meteor
Gemilang terbitan tahun 2011. Pertanyaan
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
pembaca, merupakan makna yang
terkandung dalam sebuah karya. Moral
mempunyai pengertian yang sama dengan
kesusilaan, memuat tentang ajaran baik
buruknya perbuatan. Aspek moral
merupakan konsepsi, wawasan, pendoman,
yang mengatur sikap dan tingkah laku
manusia untuk melaksanakan perbuatan-
berbuatan yang baik dan benar yang
berdasarkan hati nurani tanpa paksaan
disertai rasa tanggung jawab. Jadi moral
merupakan petunjuk yang sengaja
diberikan pengarang mengenai tentang
bebagai hal yang berhubungan dengan
masalah kehidupan,seperti tingkah laku,
sikap, dan sopan santun yang ditampilkan.
Dalam penelitian ini dipilih
antologi cerpen anak sebab dalam
kumpulan cerpen tersebut di dalamnya
mengandung moral yang dapat dijadikan
pelajaran khususnya untuk anak. Oleh
karena itu, dikaji nilai moral sopan santun
dalam antologi cerpen anak Friendship
Never End karya Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011, nilai moral tanggung
jawab dalam antologi cerpen anak
Friendship Never End karya Klub Meteor
Gemilang terbitan tahun 2011, nilai moral
kerja sama dalam pada antologi cerpen
anak Friendship Never End karya Klub
Meteor Gemilang Terbitan Tahun 2011,
nilai moral kejujuran dalam antologi
cerpen anak Friendship Never End karya
Klub Meteor Gemilang terbitan tahun
2011.
B. Ruang Lingkup
Karya sastra yang menjadi kajian
dalam penelitian ini adalah antologi cerpen
anak Friendship Never End karya Klub
Meteor Gemilang yang diterbitkan oleh
Rumah Ide pada tahun 2011. Antologi
cerpen anak tersebut merupakan cetakan
pertama dengan jumlah halaman 144
halaman. Antologi cerpen anak tersebut
menggambarkan tentang persahabatan
anak-anak bersekolah di SD. Mereka
sangat akrab dan kompak serta saling
membantu satu sama lain.
Penelitian ini membahas tentang
aspek moral yang terdapat dalam antologi
cerpen anak. Penelitian ini membatasi
masalah penelitian pada aspek moral yang
meliputi nilai moral sopan santun, nilai
moral tanggung jawab dan nilai moral
kerja sama. Berdasarkan batasan tersebut,
maka peneliti memilih judul ”Aspek Moral
pada Antologi Cerpen Anak Friendship
Never End Karya Klub Meteor Gemilang
Terbitan Tahun 2011”.
C . Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan umum dalam penelitian
ini adalah bagaimana mendeskripsikan
nilai moral pada antologi cerpen anak
Friendship Never End karya Klub Meteor
Gemilang terbitan tahun 2011. Pertanyaan
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
pembaca, merupakan makna yang
terkandung dalam sebuah karya. Moral
mempunyai pengertian yang sama dengan
kesusilaan, memuat tentang ajaran baik
buruknya perbuatan. Aspek moral
merupakan konsepsi, wawasan, pendoman,
yang mengatur sikap dan tingkah laku
manusia untuk melaksanakan perbuatan-
berbuatan yang baik dan benar yang
berdasarkan hati nurani tanpa paksaan
disertai rasa tanggung jawab. Jadi moral
merupakan petunjuk yang sengaja
diberikan pengarang mengenai tentang
bebagai hal yang berhubungan dengan
masalah kehidupan,seperti tingkah laku,
sikap, dan sopan santun yang ditampilkan.
Dalam penelitian ini dipilih
antologi cerpen anak sebab dalam
kumpulan cerpen tersebut di dalamnya
mengandung moral yang dapat dijadikan
pelajaran khususnya untuk anak. Oleh
karena itu, dikaji nilai moral sopan santun
dalam antologi cerpen anak Friendship
Never End karya Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011, nilai moral tanggung
jawab dalam antologi cerpen anak
Friendship Never End karya Klub Meteor
Gemilang terbitan tahun 2011, nilai moral
kerja sama dalam pada antologi cerpen
anak Friendship Never End karya Klub
Meteor Gemilang Terbitan Tahun 2011,
nilai moral kejujuran dalam antologi
cerpen anak Friendship Never End karya
Klub Meteor Gemilang terbitan tahun
2011.
B. Ruang Lingkup
Karya sastra yang menjadi kajian
dalam penelitian ini adalah antologi cerpen
anak Friendship Never End karya Klub
Meteor Gemilang yang diterbitkan oleh
Rumah Ide pada tahun 2011. Antologi
cerpen anak tersebut merupakan cetakan
pertama dengan jumlah halaman 144
halaman. Antologi cerpen anak tersebut
menggambarkan tentang persahabatan
anak-anak bersekolah di SD. Mereka
sangat akrab dan kompak serta saling
membantu satu sama lain.
Penelitian ini membahas tentang
aspek moral yang terdapat dalam antologi
cerpen anak. Penelitian ini membatasi
masalah penelitian pada aspek moral yang
meliputi nilai moral sopan santun, nilai
moral tanggung jawab dan nilai moral
kerja sama. Berdasarkan batasan tersebut,
maka peneliti memilih judul ”Aspek Moral
pada Antologi Cerpen Anak Friendship
Never End Karya Klub Meteor Gemilang
Terbitan Tahun 2011”.
C . Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan umum dalam penelitian
ini adalah bagaimana mendeskripsikan
nilai moral pada antologi cerpen anak
Friendship Never End karya Klub Meteor
Gemilang terbitan tahun 2011. Pertanyaan
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
khusus untuk menjawab permasalahan
penelitian ini meliputi berikut ini.
1. Bagaimanakah unsur intrinsik yang
meliputi tema,tokoh, perwatakan,
dan konflik dalam Antologi Cerpen
Anak Friendship Never End Karya
Klub Meteor Gemilang terbitan
tahun 2011?
2. Bagaimanakah deskripsi nilai
moral sopan santun dalam Antologi
Cerpen Anak Friendship Never
End Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011?
3. Bagaimanakah deskripsi nilai
moral tanggung jawab dalam
Antologi
Cerpen Anak Friendship Never
End Karya Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011?
4. Bagaimanakah deskripsi nilai
moral kerja sama dalam Antologi
Cerpen
Anak Friendship Never End Karya
Klub Meteor Gemilang terbitan
tahun 2011?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ada dua
macam yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus yang didasarkan pada masalah di
atas.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini untuk
mendeskripsikan secara objektif nilai
moral dalam antologi cerpen anak
“Friendship Never End” karya Klub
Meteor Gemilang.
2. Tujuan khusus dilaksanakannya
penelitian ini yaitu :
Untuk mengetahui nilai moral
sopan santun dalam antologi cerpen anak
yang berjudul Friendship Never End Karya
Klub Meteor Gemilang.
a) Mengetahui unsur intrinsik yang
meliputi tokoh perwatakan dan
konflik dalam antologi cerpen anak
Friendship Never End Karya Klub
Meteor Gemilang terbitan tahun
2011.
b) Mengetahui nilai moral sopan
santun dalam antologi cerpen anak
yang berjudul Friendship Never
End Karya Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011.
c) Mengetahui nilai moral tanggung
jawab dalam antologi Cerpen anak
yang berjudul Friendship Never
End Karya Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011
d) Mengetahui nilai moral kerja sama
dalam antologi cerpen anak yang
berjudul Friendship Never End
Karya Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011.
E. Kegunaan Penelitian
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
khusus untuk menjawab permasalahan
penelitian ini meliputi berikut ini.
1. Bagaimanakah unsur intrinsik yang
meliputi tema,tokoh, perwatakan,
dan konflik dalam Antologi Cerpen
Anak Friendship Never End Karya
Klub Meteor Gemilang terbitan
tahun 2011?
2. Bagaimanakah deskripsi nilai
moral sopan santun dalam Antologi
Cerpen Anak Friendship Never
End Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011?
3. Bagaimanakah deskripsi nilai
moral tanggung jawab dalam
Antologi
Cerpen Anak Friendship Never
End Karya Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011?
4. Bagaimanakah deskripsi nilai
moral kerja sama dalam Antologi
Cerpen
Anak Friendship Never End Karya
Klub Meteor Gemilang terbitan
tahun 2011?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ada dua
macam yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus yang didasarkan pada masalah di
atas.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini untuk
mendeskripsikan secara objektif nilai
moral dalam antologi cerpen anak
“Friendship Never End” karya Klub
Meteor Gemilang.
2. Tujuan khusus dilaksanakannya
penelitian ini yaitu :
Untuk mengetahui nilai moral
sopan santun dalam antologi cerpen anak
yang berjudul Friendship Never End Karya
Klub Meteor Gemilang.
a) Mengetahui unsur intrinsik yang
meliputi tokoh perwatakan dan
konflik dalam antologi cerpen anak
Friendship Never End Karya Klub
Meteor Gemilang terbitan tahun
2011.
b) Mengetahui nilai moral sopan
santun dalam antologi cerpen anak
yang berjudul Friendship Never
End Karya Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011.
c) Mengetahui nilai moral tanggung
jawab dalam antologi Cerpen anak
yang berjudul Friendship Never
End Karya Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011
d) Mengetahui nilai moral kerja sama
dalam antologi cerpen anak yang
berjudul Friendship Never End
Karya Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011.
E. Kegunaan Penelitian
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
khusus untuk menjawab permasalahan
penelitian ini meliputi berikut ini.
1. Bagaimanakah unsur intrinsik yang
meliputi tema,tokoh, perwatakan,
dan konflik dalam Antologi Cerpen
Anak Friendship Never End Karya
Klub Meteor Gemilang terbitan
tahun 2011?
2. Bagaimanakah deskripsi nilai
moral sopan santun dalam Antologi
Cerpen Anak Friendship Never
End Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011?
3. Bagaimanakah deskripsi nilai
moral tanggung jawab dalam
Antologi
Cerpen Anak Friendship Never
End Karya Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011?
4. Bagaimanakah deskripsi nilai
moral kerja sama dalam Antologi
Cerpen
Anak Friendship Never End Karya
Klub Meteor Gemilang terbitan
tahun 2011?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ada dua
macam yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus yang didasarkan pada masalah di
atas.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini untuk
mendeskripsikan secara objektif nilai
moral dalam antologi cerpen anak
“Friendship Never End” karya Klub
Meteor Gemilang.
2. Tujuan khusus dilaksanakannya
penelitian ini yaitu :
Untuk mengetahui nilai moral
sopan santun dalam antologi cerpen anak
yang berjudul Friendship Never End Karya
Klub Meteor Gemilang.
a) Mengetahui unsur intrinsik yang
meliputi tokoh perwatakan dan
konflik dalam antologi cerpen anak
Friendship Never End Karya Klub
Meteor Gemilang terbitan tahun
2011.
b) Mengetahui nilai moral sopan
santun dalam antologi cerpen anak
yang berjudul Friendship Never
End Karya Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011.
c) Mengetahui nilai moral tanggung
jawab dalam antologi Cerpen anak
yang berjudul Friendship Never
End Karya Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011
d) Mengetahui nilai moral kerja sama
dalam antologi cerpen anak yang
berjudul Friendship Never End
Karya Klub Meteor Gemilang
terbitan tahun 2011.
E. Kegunaan Penelitian
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 4||
Setiap kegiatan pasti mempunyai
tujuan dan kegunaan, penelitian ini
mempunyai kegunaan sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini berguna untuk
memperoleh melatih, memahami,
menghayati, dan menerapkan teori-teori
yang telah dipelajari, serta menambah
pengalaman khususnya dibidang penelitian
sastra.
2. Manfaat Praktis
Bagi penikmat sastra (pembaca),
diharapkan hasil penelitian ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan
dalam memahami nilai-nilai yang ada
dalam karya sastra untuk mengapresiasi
karya sastra, terutama cerpen.Bagi dunia
pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini
dapat bermanfaat untuk guru dalam rangka
membimbing siswanya dalam
mengapresiasi sebuah karya sastra.
II. METODE
Diperlukan adanya pendekatan
penelitian yang tepat untuk mencapai hasil
penelitian yang maksimal. Peranan
pendekatan dalam penelitian sangat
penting karena pendekatan merupakan
landasan untuk mengadakan penelitian.
“Pendekatan merupakan suatu prinsip
dasar atau landasan yang dijadikan sebagai
pegangan dalam memandang objek untuk
melakukan penelitian mengacu pada Ratna
(2011:53) “Pendekatan didefinisikan
sebagai cara - cara menghampiri objek,
yaitu karya sastra”. Dalam pendekatan
terkandung manfaat penelitian yang akan
diharapkan, baik secara teoritis maupun
praktis, baik terhadap peneliti secara
individu maupun masyarakat pada
umunya.
Menurut pendapat (Arikunto,
2010:64), “Pendekatan adalah metode atau
cara mengadakan penelitian”. Dengan
adanya pendekatan dalam suatu penelitian
maka dapat membantu mengarahkan kajian
atau penelitian itu ke arah yang lebih tepat
sesuai dengan tujuan. Beberapa
pendekatan yang sering digunakan dalam
penelitian sastra meliputi pendekatan
struktural atau formalistik, sosiologis,
filosofis, psikologis, semiotik, reseptif dan
stilistik (Siswantoro, 2005: 1).
Dalam penelitian ini, pendekatan
yang digunakan adalahmoral.Pendekatan
moral adalah pendekatan penelitian yang
tidak menggunakan perhitungan angka
tetapi menggunakan kata-kata tertulis dan
menghasilkan data berupa kata tertulis
pula. Pendekatan kualitatif digunakan
karena data yang akan dianalisis berupa
paparan kata-kata tertulis.Mengacu dengan
pendapat Sugiyono (2012:1) yang
menyatakan sebagai berikut.
1. Jenis Penelitian
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 4||
Setiap kegiatan pasti mempunyai
tujuan dan kegunaan, penelitian ini
mempunyai kegunaan sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini berguna untuk
memperoleh melatih, memahami,
menghayati, dan menerapkan teori-teori
yang telah dipelajari, serta menambah
pengalaman khususnya dibidang penelitian
sastra.
2. Manfaat Praktis
Bagi penikmat sastra (pembaca),
diharapkan hasil penelitian ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan
dalam memahami nilai-nilai yang ada
dalam karya sastra untuk mengapresiasi
karya sastra, terutama cerpen.Bagi dunia
pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini
dapat bermanfaat untuk guru dalam rangka
membimbing siswanya dalam
mengapresiasi sebuah karya sastra.
II. METODE
Diperlukan adanya pendekatan
penelitian yang tepat untuk mencapai hasil
penelitian yang maksimal. Peranan
pendekatan dalam penelitian sangat
penting karena pendekatan merupakan
landasan untuk mengadakan penelitian.
“Pendekatan merupakan suatu prinsip
dasar atau landasan yang dijadikan sebagai
pegangan dalam memandang objek untuk
melakukan penelitian mengacu pada Ratna
(2011:53) “Pendekatan didefinisikan
sebagai cara - cara menghampiri objek,
yaitu karya sastra”. Dalam pendekatan
terkandung manfaat penelitian yang akan
diharapkan, baik secara teoritis maupun
praktis, baik terhadap peneliti secara
individu maupun masyarakat pada
umunya.
Menurut pendapat (Arikunto,
2010:64), “Pendekatan adalah metode atau
cara mengadakan penelitian”. Dengan
adanya pendekatan dalam suatu penelitian
maka dapat membantu mengarahkan kajian
atau penelitian itu ke arah yang lebih tepat
sesuai dengan tujuan. Beberapa
pendekatan yang sering digunakan dalam
penelitian sastra meliputi pendekatan
struktural atau formalistik, sosiologis,
filosofis, psikologis, semiotik, reseptif dan
stilistik (Siswantoro, 2005: 1).
Dalam penelitian ini, pendekatan
yang digunakan adalahmoral.Pendekatan
moral adalah pendekatan penelitian yang
tidak menggunakan perhitungan angka
tetapi menggunakan kata-kata tertulis dan
menghasilkan data berupa kata tertulis
pula. Pendekatan kualitatif digunakan
karena data yang akan dianalisis berupa
paparan kata-kata tertulis.Mengacu dengan
pendapat Sugiyono (2012:1) yang
menyatakan sebagai berikut.
1. Jenis Penelitian
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 4||
Setiap kegiatan pasti mempunyai
tujuan dan kegunaan, penelitian ini
mempunyai kegunaan sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini berguna untuk
memperoleh melatih, memahami,
menghayati, dan menerapkan teori-teori
yang telah dipelajari, serta menambah
pengalaman khususnya dibidang penelitian
sastra.
2. Manfaat Praktis
Bagi penikmat sastra (pembaca),
diharapkan hasil penelitian ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan
dalam memahami nilai-nilai yang ada
dalam karya sastra untuk mengapresiasi
karya sastra, terutama cerpen.Bagi dunia
pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini
dapat bermanfaat untuk guru dalam rangka
membimbing siswanya dalam
mengapresiasi sebuah karya sastra.
II. METODE
Diperlukan adanya pendekatan
penelitian yang tepat untuk mencapai hasil
penelitian yang maksimal. Peranan
pendekatan dalam penelitian sangat
penting karena pendekatan merupakan
landasan untuk mengadakan penelitian.
“Pendekatan merupakan suatu prinsip
dasar atau landasan yang dijadikan sebagai
pegangan dalam memandang objek untuk
melakukan penelitian mengacu pada Ratna
(2011:53) “Pendekatan didefinisikan
sebagai cara - cara menghampiri objek,
yaitu karya sastra”. Dalam pendekatan
terkandung manfaat penelitian yang akan
diharapkan, baik secara teoritis maupun
praktis, baik terhadap peneliti secara
individu maupun masyarakat pada
umunya.
Menurut pendapat (Arikunto,
2010:64), “Pendekatan adalah metode atau
cara mengadakan penelitian”. Dengan
adanya pendekatan dalam suatu penelitian
maka dapat membantu mengarahkan kajian
atau penelitian itu ke arah yang lebih tepat
sesuai dengan tujuan. Beberapa
pendekatan yang sering digunakan dalam
penelitian sastra meliputi pendekatan
struktural atau formalistik, sosiologis,
filosofis, psikologis, semiotik, reseptif dan
stilistik (Siswantoro, 2005: 1).
Dalam penelitian ini, pendekatan
yang digunakan adalahmoral.Pendekatan
moral adalah pendekatan penelitian yang
tidak menggunakan perhitungan angka
tetapi menggunakan kata-kata tertulis dan
menghasilkan data berupa kata tertulis
pula. Pendekatan kualitatif digunakan
karena data yang akan dianalisis berupa
paparan kata-kata tertulis.Mengacu dengan
pendapat Sugiyono (2012:1) yang
menyatakan sebagai berikut.
1. Jenis Penelitian
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 5||
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan jenis penelitian kualitatif
kajian nilai moral. Digunakan jenis
penelitian kualitatif kajian karena aspek
yang diteliti adalah kajian nilai budaya
dasar manusia.Penelitian kualitatif terbagi
menjadi beberapa jenis. Satori
(2010:135), Jenis-jenis penelitian
tersebut yaitu survey, eksperimen,
korelasi, deskriptif, studi kasus,
etnografi, grounded theory,
fenomenologi, dan biografi.
Dilihat dari objek penelitian,
penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
ini lebih tepatnya merujuk kepada
tindakan analisis interprevetative, yaitu
peneliti melakukan tafsir terhadap
penemuan data tadi dari sudut fungsi atau
peran kaitannya dengan unsur lain.
Deskriptif juga dapat diartikan bahwa
data yang dikumpulkan adalah berupa
kata-kata, gambar, dan bukan angka-
angka (Moleong, 2012: 11).
Mengacu pada pengertian
deskriptif, maka penerapan metode
deskriptif dan moral, dilakukan dengan
mendeskripsikan secara analisis fakta-
fakta yang menyangkut masalah moral,
(mempertanggung jawabkan suara hati
dan sikap kepribadian moral dalam
antologi cerpen anak “ Friendship Never
End”
A. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti
bertindak sebagai pengumpul data dan
sebagai instrumen yang aktif dalam
berupaya mengumpulkan data. Kehadiran
peneliti adalah keaktifan peneliti dalam
membaca Antologi Cerpen Anak
“Friendship Never End”
B. Tahapan Penelitian
“Tahapan penelitian merupakan
rangkaian kegiatan dalam suatu penelitian
untuk mempermudah penelitian tersebut”
mengacu pada Arikunto
(2010:61).Berdasarkan pendapat tersebut
tahapan penelitian merupakan suatu
langkah-langkah yang dilakukan untuk
melaksanakan suatu penelitian.Penelitian
yang baik harus melalui beberapa
tahapan.Terdapat tiga tahapan dalam
penelitian ini, yaitu “Pembuatan rancangan
penelitian, pelaksanaan penelitian,
pembuatan laporan penelitian” (Arikunto,
2010:61).
1. Tahap Pembuatan Rancangan
Penelitian
Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap persiapan meliputi : merumuskan
judul penelitian, menyusun rancangan
penelitian, dan mengumpulkan data.
“Kegiatan yang dilakukan terlebih dahulu
adalah merumuskan judul penelitian diikuti
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 5||
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan jenis penelitian kualitatif
kajian nilai moral. Digunakan jenis
penelitian kualitatif kajian karena aspek
yang diteliti adalah kajian nilai budaya
dasar manusia.Penelitian kualitatif terbagi
menjadi beberapa jenis. Satori
(2010:135), Jenis-jenis penelitian
tersebut yaitu survey, eksperimen,
korelasi, deskriptif, studi kasus,
etnografi, grounded theory,
fenomenologi, dan biografi.
Dilihat dari objek penelitian,
penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
ini lebih tepatnya merujuk kepada
tindakan analisis interprevetative, yaitu
peneliti melakukan tafsir terhadap
penemuan data tadi dari sudut fungsi atau
peran kaitannya dengan unsur lain.
Deskriptif juga dapat diartikan bahwa
data yang dikumpulkan adalah berupa
kata-kata, gambar, dan bukan angka-
angka (Moleong, 2012: 11).
Mengacu pada pengertian
deskriptif, maka penerapan metode
deskriptif dan moral, dilakukan dengan
mendeskripsikan secara analisis fakta-
fakta yang menyangkut masalah moral,
(mempertanggung jawabkan suara hati
dan sikap kepribadian moral dalam
antologi cerpen anak “ Friendship Never
End”
A. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti
bertindak sebagai pengumpul data dan
sebagai instrumen yang aktif dalam
berupaya mengumpulkan data. Kehadiran
peneliti adalah keaktifan peneliti dalam
membaca Antologi Cerpen Anak
“Friendship Never End”
B. Tahapan Penelitian
“Tahapan penelitian merupakan
rangkaian kegiatan dalam suatu penelitian
untuk mempermudah penelitian tersebut”
mengacu pada Arikunto
(2010:61).Berdasarkan pendapat tersebut
tahapan penelitian merupakan suatu
langkah-langkah yang dilakukan untuk
melaksanakan suatu penelitian.Penelitian
yang baik harus melalui beberapa
tahapan.Terdapat tiga tahapan dalam
penelitian ini, yaitu “Pembuatan rancangan
penelitian, pelaksanaan penelitian,
pembuatan laporan penelitian” (Arikunto,
2010:61).
1. Tahap Pembuatan Rancangan
Penelitian
Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap persiapan meliputi : merumuskan
judul penelitian, menyusun rancangan
penelitian, dan mengumpulkan data.
“Kegiatan yang dilakukan terlebih dahulu
adalah merumuskan judul penelitian diikuti
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 5||
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan jenis penelitian kualitatif
kajian nilai moral. Digunakan jenis
penelitian kualitatif kajian karena aspek
yang diteliti adalah kajian nilai budaya
dasar manusia.Penelitian kualitatif terbagi
menjadi beberapa jenis. Satori
(2010:135), Jenis-jenis penelitian
tersebut yaitu survey, eksperimen,
korelasi, deskriptif, studi kasus,
etnografi, grounded theory,
fenomenologi, dan biografi.
Dilihat dari objek penelitian,
penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
ini lebih tepatnya merujuk kepada
tindakan analisis interprevetative, yaitu
peneliti melakukan tafsir terhadap
penemuan data tadi dari sudut fungsi atau
peran kaitannya dengan unsur lain.
Deskriptif juga dapat diartikan bahwa
data yang dikumpulkan adalah berupa
kata-kata, gambar, dan bukan angka-
angka (Moleong, 2012: 11).
Mengacu pada pengertian
deskriptif, maka penerapan metode
deskriptif dan moral, dilakukan dengan
mendeskripsikan secara analisis fakta-
fakta yang menyangkut masalah moral,
(mempertanggung jawabkan suara hati
dan sikap kepribadian moral dalam
antologi cerpen anak “ Friendship Never
End”
A. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti
bertindak sebagai pengumpul data dan
sebagai instrumen yang aktif dalam
berupaya mengumpulkan data. Kehadiran
peneliti adalah keaktifan peneliti dalam
membaca Antologi Cerpen Anak
“Friendship Never End”
B. Tahapan Penelitian
“Tahapan penelitian merupakan
rangkaian kegiatan dalam suatu penelitian
untuk mempermudah penelitian tersebut”
mengacu pada Arikunto
(2010:61).Berdasarkan pendapat tersebut
tahapan penelitian merupakan suatu
langkah-langkah yang dilakukan untuk
melaksanakan suatu penelitian.Penelitian
yang baik harus melalui beberapa
tahapan.Terdapat tiga tahapan dalam
penelitian ini, yaitu “Pembuatan rancangan
penelitian, pelaksanaan penelitian,
pembuatan laporan penelitian” (Arikunto,
2010:61).
1. Tahap Pembuatan Rancangan
Penelitian
Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap persiapan meliputi : merumuskan
judul penelitian, menyusun rancangan
penelitian, dan mengumpulkan data.
“Kegiatan yang dilakukan terlebih dahulu
adalah merumuskan judul penelitian diikuti
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 6||
dengan rumusan masalahnya kemudian
menyusun rancangan penelitian” mengacu
pada Arikunto (2006 : 16 ).
Kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini adalah pemilihan judul,
konsultasi judul, dan studi
pustaka.Pemilihan judul dilakukan dengan
menyiapkan objek penelitian berupa
Antologi Cerpen Anak “Friendship Never
End”.Setelah itu dicari permasalahan yang
paling menonjol dalam antologi cerpen
anak tersebut. Dibuat membuat batasan-
batasan yang jelas dan aspek yang akan
diteliti. Dari beberapa aspek struktural
yang ada, hanya dianalisis tema, alur,
penokohan dan perwatakan, dan
konflik.Sedangkan dari unsur ekstrinsik
berupa tanggungjawab,sopan santun, dan
jujur. Kegiatan selanjutnya adalah
mengonsultasikan judul kepada dosen serta
ketua program studi PBSI.Judul penelitian
ini adalah Nilai Moral dalam Antologi
Cerpen Anak “Friendship Never End”
Setelah mendapatkan judul penelitian,
peneliti mencari buku sumber atau literatur
yang berkaitan dengan masalah yang dikaji
dalam instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Dalam tahap pelaksanaan, kegiatan
yang dilakukan oleh peneliti meliputi
pengumpulan data, pengolahan data,
penafsiran dan penyimpulan hasil
pengolahan data.Pengumpulan data
dilakukan dengan mencari data yang
berhubungan dengan nilai moral. Data-data
yang berhubungan dengan aspek struktural
adalah tema, alur, penokohan dan
perwatakan, dan konflik, Sedangkan data
mengenai nilai moral adalahtanggung
jawab, sopan santun dan jujur. Setelah itu,
peneliti melakukan pengolahan data
dengan cara mengelompokkan data yang
terdapat dalam Antologi Cerpen Anak
“Friendship Never End” berdasarkan
aspek yang telah ditetapkan, yaitu nilai
moral. Langkah selanjutnya adalah
menafsirkan dan menyimpulkan hasil
pengolahan data dengan cara menganalisis
serta mendeskripsikan bagian demi bagian
data yang telah ditemukan dalam
penelitian.
3. Tahap Pembuatan Laporan
Penelitian
Tahap ini merupakan tahap akhir
dari penelitian yang meliputi penulisan
laporan, pengkonsultasian laporan kepada
pembimbing. Laporan penelitian diajukan
terlebih dahulu kepada pembimbing
kemudian direvisi dan mendapat
persetujuan.Selanjutnya, peneliti
meneruskan laporan penelitian kepada
pembimbing sampai mendapatkan
persetujuan. Langkah berikutnya adalah
pengujian terhadap laporan
penelitian.Setelah dinyatakan lulus,
langkah terakhir yang dilakukan adalah
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 6||
dengan rumusan masalahnya kemudian
menyusun rancangan penelitian” mengacu
pada Arikunto (2006 : 16 ).
Kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini adalah pemilihan judul,
konsultasi judul, dan studi
pustaka.Pemilihan judul dilakukan dengan
menyiapkan objek penelitian berupa
Antologi Cerpen Anak “Friendship Never
End”.Setelah itu dicari permasalahan yang
paling menonjol dalam antologi cerpen
anak tersebut. Dibuat membuat batasan-
batasan yang jelas dan aspek yang akan
diteliti. Dari beberapa aspek struktural
yang ada, hanya dianalisis tema, alur,
penokohan dan perwatakan, dan
konflik.Sedangkan dari unsur ekstrinsik
berupa tanggungjawab,sopan santun, dan
jujur. Kegiatan selanjutnya adalah
mengonsultasikan judul kepada dosen serta
ketua program studi PBSI.Judul penelitian
ini adalah Nilai Moral dalam Antologi
Cerpen Anak “Friendship Never End”
Setelah mendapatkan judul penelitian,
peneliti mencari buku sumber atau literatur
yang berkaitan dengan masalah yang dikaji
dalam instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Dalam tahap pelaksanaan, kegiatan
yang dilakukan oleh peneliti meliputi
pengumpulan data, pengolahan data,
penafsiran dan penyimpulan hasil
pengolahan data.Pengumpulan data
dilakukan dengan mencari data yang
berhubungan dengan nilai moral. Data-data
yang berhubungan dengan aspek struktural
adalah tema, alur, penokohan dan
perwatakan, dan konflik, Sedangkan data
mengenai nilai moral adalahtanggung
jawab, sopan santun dan jujur. Setelah itu,
peneliti melakukan pengolahan data
dengan cara mengelompokkan data yang
terdapat dalam Antologi Cerpen Anak
“Friendship Never End” berdasarkan
aspek yang telah ditetapkan, yaitu nilai
moral. Langkah selanjutnya adalah
menafsirkan dan menyimpulkan hasil
pengolahan data dengan cara menganalisis
serta mendeskripsikan bagian demi bagian
data yang telah ditemukan dalam
penelitian.
3. Tahap Pembuatan Laporan
Penelitian
Tahap ini merupakan tahap akhir
dari penelitian yang meliputi penulisan
laporan, pengkonsultasian laporan kepada
pembimbing. Laporan penelitian diajukan
terlebih dahulu kepada pembimbing
kemudian direvisi dan mendapat
persetujuan.Selanjutnya, peneliti
meneruskan laporan penelitian kepada
pembimbing sampai mendapatkan
persetujuan. Langkah berikutnya adalah
pengujian terhadap laporan
penelitian.Setelah dinyatakan lulus,
langkah terakhir yang dilakukan adalah
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 6||
dengan rumusan masalahnya kemudian
menyusun rancangan penelitian” mengacu
pada Arikunto (2006 : 16 ).
Kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini adalah pemilihan judul,
konsultasi judul, dan studi
pustaka.Pemilihan judul dilakukan dengan
menyiapkan objek penelitian berupa
Antologi Cerpen Anak “Friendship Never
End”.Setelah itu dicari permasalahan yang
paling menonjol dalam antologi cerpen
anak tersebut. Dibuat membuat batasan-
batasan yang jelas dan aspek yang akan
diteliti. Dari beberapa aspek struktural
yang ada, hanya dianalisis tema, alur,
penokohan dan perwatakan, dan
konflik.Sedangkan dari unsur ekstrinsik
berupa tanggungjawab,sopan santun, dan
jujur. Kegiatan selanjutnya adalah
mengonsultasikan judul kepada dosen serta
ketua program studi PBSI.Judul penelitian
ini adalah Nilai Moral dalam Antologi
Cerpen Anak “Friendship Never End”
Setelah mendapatkan judul penelitian,
peneliti mencari buku sumber atau literatur
yang berkaitan dengan masalah yang dikaji
dalam instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Dalam tahap pelaksanaan, kegiatan
yang dilakukan oleh peneliti meliputi
pengumpulan data, pengolahan data,
penafsiran dan penyimpulan hasil
pengolahan data.Pengumpulan data
dilakukan dengan mencari data yang
berhubungan dengan nilai moral. Data-data
yang berhubungan dengan aspek struktural
adalah tema, alur, penokohan dan
perwatakan, dan konflik, Sedangkan data
mengenai nilai moral adalahtanggung
jawab, sopan santun dan jujur. Setelah itu,
peneliti melakukan pengolahan data
dengan cara mengelompokkan data yang
terdapat dalam Antologi Cerpen Anak
“Friendship Never End” berdasarkan
aspek yang telah ditetapkan, yaitu nilai
moral. Langkah selanjutnya adalah
menafsirkan dan menyimpulkan hasil
pengolahan data dengan cara menganalisis
serta mendeskripsikan bagian demi bagian
data yang telah ditemukan dalam
penelitian.
3. Tahap Pembuatan Laporan
Penelitian
Tahap ini merupakan tahap akhir
dari penelitian yang meliputi penulisan
laporan, pengkonsultasian laporan kepada
pembimbing. Laporan penelitian diajukan
terlebih dahulu kepada pembimbing
kemudian direvisi dan mendapat
persetujuan.Selanjutnya, peneliti
meneruskan laporan penelitian kepada
pembimbing sampai mendapatkan
persetujuan. Langkah berikutnya adalah
pengujian terhadap laporan
penelitian.Setelah dinyatakan lulus,
langkah terakhir yang dilakukan adalah
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 7||
melakukan pengetikan dan menggandakan
hasil penelitian.
C. Waktu Penelitian
Berikut rincian kerja penelitian yang
berjudul Nilai Moral Antologi Cerpen
Anak “Friendship Never End”. Penelitian
ini dilaksanakan bulan Agustus 2016
sampai dengan Desember 2016.
III. HASIL DAN KESIMPULAN
Penelitian ini mengkaji Aspek
Moral Pada Antologi Cerpen Anak
FrienshipNeverEnd Karya Klub Meteor
Gemilang Terbitan Tahun2011.Hal yang
diteliti dibatasi pada unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik. Pada unsur intrinsik akan
mendiskripsikan tema, tokoh,perwatakan
dan konflik. Sedangkan aspek moral yakni;
aspek moral sopan santun, aspek moral
tanggung jawab, aspek moral kerja-sama.
A. Deskripsi Unsur Intrinsik (Tema,
Tokoh, Perwatakan dan Konflik)
Kumpulan Cerpen Friendship Never
End Karya Klub Meteor Gemilang
Kumpulan cerpen Cerpen Anak
Frienship Never End Karya Klub Meteor
Gemilang, mengisahkan bagaimana anak-
anak memiliki moral sopan santun,
tanggung jawab dan kerjasama. Sebuah
cerpen memiliki aspek-aspek penting
untuk membangun jalannya cerita. Aspek-
aspek penting tersebut disebut dengan
unsur intrinsik.
Unsur instrinsik dalam Cerpen
Anak Frienship Never End Karya Klub
Meteor Gemilang adalah unsur-unsur yang
terkait dengan tokoh.Pada penjelasan
terdahulu telah dijelaskan bahwa analisis
ini menitikberatkan pada tokoh anak-
anak.Oleh karena itu, unsur-unsur yang
dianalisis merupakan unsur yang paling
tepat untuk mengkaji.Berikut hasil analisis
unsur intrinsik yang berupa tema, tokoh,
perwatakan dan konflik.
1. Cerpen Berjudul Cooking Club
a. Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau
pikiran utama yang mendasari suatu
cerita.Tema menjadi dasar cerita, sesuatu
yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang
menjadi pokok masalah dalam cerita.Tema
merupakan jiwa dari seluruh cerita.Karena
itu, tema menjadi dasar pengembangan
seluruh cerita.Tema ada yang dinyatakan
secara eksplisit (disebutkan) da nada pula
yang dinyatakan secara implisit (tanpa
disebutkan tetapi dipahami).Tema
dibedakan menjadi dua, tema mayor dan
tema minor.
1) Tema Mayor
Tema mayor adalah makna pokok
cerita yang menjadi dasar atau gagasan
dasar umum karya tersebut, atau bisa juga
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 7||
melakukan pengetikan dan menggandakan
hasil penelitian.
C. Waktu Penelitian
Berikut rincian kerja penelitian yang
berjudul Nilai Moral Antologi Cerpen
Anak “Friendship Never End”. Penelitian
ini dilaksanakan bulan Agustus 2016
sampai dengan Desember 2016.
III. HASIL DAN KESIMPULAN
Penelitian ini mengkaji Aspek
Moral Pada Antologi Cerpen Anak
FrienshipNeverEnd Karya Klub Meteor
Gemilang Terbitan Tahun2011.Hal yang
diteliti dibatasi pada unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik. Pada unsur intrinsik akan
mendiskripsikan tema, tokoh,perwatakan
dan konflik. Sedangkan aspek moral yakni;
aspek moral sopan santun, aspek moral
tanggung jawab, aspek moral kerja-sama.
A. Deskripsi Unsur Intrinsik (Tema,
Tokoh, Perwatakan dan Konflik)
Kumpulan Cerpen Friendship Never
End Karya Klub Meteor Gemilang
Kumpulan cerpen Cerpen Anak
Frienship Never End Karya Klub Meteor
Gemilang, mengisahkan bagaimana anak-
anak memiliki moral sopan santun,
tanggung jawab dan kerjasama. Sebuah
cerpen memiliki aspek-aspek penting
untuk membangun jalannya cerita. Aspek-
aspek penting tersebut disebut dengan
unsur intrinsik.
Unsur instrinsik dalam Cerpen
Anak Frienship Never End Karya Klub
Meteor Gemilang adalah unsur-unsur yang
terkait dengan tokoh.Pada penjelasan
terdahulu telah dijelaskan bahwa analisis
ini menitikberatkan pada tokoh anak-
anak.Oleh karena itu, unsur-unsur yang
dianalisis merupakan unsur yang paling
tepat untuk mengkaji.Berikut hasil analisis
unsur intrinsik yang berupa tema, tokoh,
perwatakan dan konflik.
1. Cerpen Berjudul Cooking Club
a. Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau
pikiran utama yang mendasari suatu
cerita.Tema menjadi dasar cerita, sesuatu
yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang
menjadi pokok masalah dalam cerita.Tema
merupakan jiwa dari seluruh cerita.Karena
itu, tema menjadi dasar pengembangan
seluruh cerita.Tema ada yang dinyatakan
secara eksplisit (disebutkan) da nada pula
yang dinyatakan secara implisit (tanpa
disebutkan tetapi dipahami).Tema
dibedakan menjadi dua, tema mayor dan
tema minor.
1) Tema Mayor
Tema mayor adalah makna pokok
cerita yang menjadi dasar atau gagasan
dasar umum karya tersebut, atau bisa juga
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 7||
melakukan pengetikan dan menggandakan
hasil penelitian.
C. Waktu Penelitian
Berikut rincian kerja penelitian yang
berjudul Nilai Moral Antologi Cerpen
Anak “Friendship Never End”. Penelitian
ini dilaksanakan bulan Agustus 2016
sampai dengan Desember 2016.
III. HASIL DAN KESIMPULAN
Penelitian ini mengkaji Aspek
Moral Pada Antologi Cerpen Anak
FrienshipNeverEnd Karya Klub Meteor
Gemilang Terbitan Tahun2011.Hal yang
diteliti dibatasi pada unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik. Pada unsur intrinsik akan
mendiskripsikan tema, tokoh,perwatakan
dan konflik. Sedangkan aspek moral yakni;
aspek moral sopan santun, aspek moral
tanggung jawab, aspek moral kerja-sama.
A. Deskripsi Unsur Intrinsik (Tema,
Tokoh, Perwatakan dan Konflik)
Kumpulan Cerpen Friendship Never
End Karya Klub Meteor Gemilang
Kumpulan cerpen Cerpen Anak
Frienship Never End Karya Klub Meteor
Gemilang, mengisahkan bagaimana anak-
anak memiliki moral sopan santun,
tanggung jawab dan kerjasama. Sebuah
cerpen memiliki aspek-aspek penting
untuk membangun jalannya cerita. Aspek-
aspek penting tersebut disebut dengan
unsur intrinsik.
Unsur instrinsik dalam Cerpen
Anak Frienship Never End Karya Klub
Meteor Gemilang adalah unsur-unsur yang
terkait dengan tokoh.Pada penjelasan
terdahulu telah dijelaskan bahwa analisis
ini menitikberatkan pada tokoh anak-
anak.Oleh karena itu, unsur-unsur yang
dianalisis merupakan unsur yang paling
tepat untuk mengkaji.Berikut hasil analisis
unsur intrinsik yang berupa tema, tokoh,
perwatakan dan konflik.
1. Cerpen Berjudul Cooking Club
a. Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau
pikiran utama yang mendasari suatu
cerita.Tema menjadi dasar cerita, sesuatu
yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang
menjadi pokok masalah dalam cerita.Tema
merupakan jiwa dari seluruh cerita.Karena
itu, tema menjadi dasar pengembangan
seluruh cerita.Tema ada yang dinyatakan
secara eksplisit (disebutkan) da nada pula
yang dinyatakan secara implisit (tanpa
disebutkan tetapi dipahami).Tema
dibedakan menjadi dua, tema mayor dan
tema minor.
1) Tema Mayor
Tema mayor adalah makna pokok
cerita yang menjadi dasar atau gagasan
dasar umum karya tersebut, atau bisa juga
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 8||
disebut tema paling utama.Pada cerita ini
terdapat tema mayor tentang persahabatan.
Ini dapat dibuktikan pada data berikut.
U.I/T.M/7
(001)
Ketiga sahabat itu tampak mulai asyik
menonton film yang diputar afifah.
Lumayan, satu setengah jam mereka
terpaku di depan TV. Setelah selesai
menonton film, ketiganya senang.
U.I/T.M/21
(002)
“Oya, Zidni maafkan aku ya,” kata
Afifah.
“Iya Fifah, sama-sama.Maafin aku
juga, ya,” kata Zidni menyambut
uluran tangan Afifah.
Alma merasa sangat lega. Kedua
sahabatnya sudah bermaafan.
U.I/T.M/36
(003)
Tiga sahabat itu langsungberteriak
senang lalu maju ke depan, perjuangan
mereka tidak sia-sia. Mungkin ini yang
menyebabkan mereka menang. Mereka
bekerjasama dengan kompak, rapi dan
teratur.
Data (001, 002 dan 003)
menunjukan bahwa tema mayor pada
cerita Cooking Club adalah persahabatan.
Alma, Afifah dan Zidni merupakan sahabat
dari kelas satu SD. Mereka bersepakat
untuk membuat klub memasak. Mereka
kompak untuk mengikuti lomba memasak,
berkat kekompakan mereka. Mereka
mendapatkan juara satu dalam lomba
memasak yang diadakan disekolah mereka.
2) Tema Minor
Tema minor adalah makna yang
terdapat pada bagian cerita atau bisa
disebut sebagai tema sebagian. Dengan
demikian banyak sedikitnya tema minor
tergantung pada banyak sedikitnya makna
tambahan yang dapat ditafsirkan dari buah
cerita cerpen maupun novel. Dalam cerpen
Cooking Club tema minor dapat
dibuktikan pada data berikut:
U.I/T.M.R/33
(004)
Seperti biasa mereka tidak pernah
bertengkar soal pembagian bahan-
bahan. walaupun Zidni tidak ada,
mereka yakin Zidni akan setju.
Pembagian tugas membawa bahan kue
dicatat di potongan kertas.
U.I/T.M.R/34
(005)
Alma, Afiffa dan Zidni bekerja dengan
tertib. Langkah-langkahnya sudah
mereka hafal. Masing-masing sudah
tahu tugasnya. Jadi, mereka bekerja
sangat rapi dan tertib seperti chef
profesional. Pak jono ikut menjadi
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 8||
disebut tema paling utama.Pada cerita ini
terdapat tema mayor tentang persahabatan.
Ini dapat dibuktikan pada data berikut.
U.I/T.M/7
(001)
Ketiga sahabat itu tampak mulai asyik
menonton film yang diputar afifah.
Lumayan, satu setengah jam mereka
terpaku di depan TV. Setelah selesai
menonton film, ketiganya senang.
U.I/T.M/21
(002)
“Oya, Zidni maafkan aku ya,” kata
Afifah.
“Iya Fifah, sama-sama.Maafin aku
juga, ya,” kata Zidni menyambut
uluran tangan Afifah.
Alma merasa sangat lega. Kedua
sahabatnya sudah bermaafan.
U.I/T.M/36
(003)
Tiga sahabat itu langsungberteriak
senang lalu maju ke depan, perjuangan
mereka tidak sia-sia. Mungkin ini yang
menyebabkan mereka menang. Mereka
bekerjasama dengan kompak, rapi dan
teratur.
Data (001, 002 dan 003)
menunjukan bahwa tema mayor pada
cerita Cooking Club adalah persahabatan.
Alma, Afifah dan Zidni merupakan sahabat
dari kelas satu SD. Mereka bersepakat
untuk membuat klub memasak. Mereka
kompak untuk mengikuti lomba memasak,
berkat kekompakan mereka. Mereka
mendapatkan juara satu dalam lomba
memasak yang diadakan disekolah mereka.
2) Tema Minor
Tema minor adalah makna yang
terdapat pada bagian cerita atau bisa
disebut sebagai tema sebagian. Dengan
demikian banyak sedikitnya tema minor
tergantung pada banyak sedikitnya makna
tambahan yang dapat ditafsirkan dari buah
cerita cerpen maupun novel. Dalam cerpen
Cooking Club tema minor dapat
dibuktikan pada data berikut:
U.I/T.M.R/33
(004)
Seperti biasa mereka tidak pernah
bertengkar soal pembagian bahan-
bahan. walaupun Zidni tidak ada,
mereka yakin Zidni akan setju.
Pembagian tugas membawa bahan kue
dicatat di potongan kertas.
U.I/T.M.R/34
(005)
Alma, Afiffa dan Zidni bekerja dengan
tertib. Langkah-langkahnya sudah
mereka hafal. Masing-masing sudah
tahu tugasnya. Jadi, mereka bekerja
sangat rapi dan tertib seperti chef
profesional. Pak jono ikut menjadi
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 8||
disebut tema paling utama.Pada cerita ini
terdapat tema mayor tentang persahabatan.
Ini dapat dibuktikan pada data berikut.
U.I/T.M/7
(001)
Ketiga sahabat itu tampak mulai asyik
menonton film yang diputar afifah.
Lumayan, satu setengah jam mereka
terpaku di depan TV. Setelah selesai
menonton film, ketiganya senang.
U.I/T.M/21
(002)
“Oya, Zidni maafkan aku ya,” kata
Afifah.
“Iya Fifah, sama-sama.Maafin aku
juga, ya,” kata Zidni menyambut
uluran tangan Afifah.
Alma merasa sangat lega. Kedua
sahabatnya sudah bermaafan.
U.I/T.M/36
(003)
Tiga sahabat itu langsungberteriak
senang lalu maju ke depan, perjuangan
mereka tidak sia-sia. Mungkin ini yang
menyebabkan mereka menang. Mereka
bekerjasama dengan kompak, rapi dan
teratur.
Data (001, 002 dan 003)
menunjukan bahwa tema mayor pada
cerita Cooking Club adalah persahabatan.
Alma, Afifah dan Zidni merupakan sahabat
dari kelas satu SD. Mereka bersepakat
untuk membuat klub memasak. Mereka
kompak untuk mengikuti lomba memasak,
berkat kekompakan mereka. Mereka
mendapatkan juara satu dalam lomba
memasak yang diadakan disekolah mereka.
2) Tema Minor
Tema minor adalah makna yang
terdapat pada bagian cerita atau bisa
disebut sebagai tema sebagian. Dengan
demikian banyak sedikitnya tema minor
tergantung pada banyak sedikitnya makna
tambahan yang dapat ditafsirkan dari buah
cerita cerpen maupun novel. Dalam cerpen
Cooking Club tema minor dapat
dibuktikan pada data berikut:
U.I/T.M.R/33
(004)
Seperti biasa mereka tidak pernah
bertengkar soal pembagian bahan-
bahan. walaupun Zidni tidak ada,
mereka yakin Zidni akan setju.
Pembagian tugas membawa bahan kue
dicatat di potongan kertas.
U.I/T.M.R/34
(005)
Alma, Afiffa dan Zidni bekerja dengan
tertib. Langkah-langkahnya sudah
mereka hafal. Masing-masing sudah
tahu tugasnya. Jadi, mereka bekerja
sangat rapi dan tertib seperti chef
profesional. Pak jono ikut menjadi
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 9||
juri. Dia kagum melihat cara kerja
kelompok Alma.
Data (004 dan 005) menunjukan
bahwa tema minor yang ada pada cerpen
Cooking Club yaitu kekompakan.
Kekompakan kelompok Alma yang sangat
bagus, mereka saling bekerjasama dan
kompak saat menjalankan tugas merek.
Saat lomba mereka pun juga sangat
kompak sehingga membuat Pak jono
kagum atas kekompakan kelompok
mereka.
b. Tokoh
Cerita yang ada dalam sebuah
novel dapat disampaikan dengan baik tidak
terlepas dari peran seorang tokoh.Hal ini,
dikarenakan tokoh merupakan unsur
terpenting dalam sebuah cerita.Tidak
adanya tokoh membuat cerpen tidak dapat
menyampaikan pesan kepada para
pembaca atau masyarakat.
Pada cerpen Frienship Never End
Karya Klub Meteor Gemilang Terbitan
Tahun 2011. Memiliki tokoh yang
bernama Zidni, Afifah dan Alma, ini
dibuktikan dalam data sebagai berikut:
U.I/T/2
(006)
Setelah jam pelajaran Bahasa
Indonesia selesai, Zidni, Afifah
dan Alma bergegas menuju kantin
untuk membeli makanan. Mereka
sudah bersahabat sejak kelas satu.
U.I/T/8
(007)
“Hmmm…aku sih belum
tahu.Tapi, gimana kalau kita bikin
klub memasak?Namanya cooking
club,” kata Alma.
Data (006) dan (007) menjelaskan
bahwa dalam cepern yang berjudul
Cooking Club mempunyai tokoh yang
bernama Zidni, Afifah dan
Alma.Ketiganya merupakan siswi Sekolah
Dasar.Mereka bersahabat sejak mereka
kelas 1SD. Persahabatan mereka terjalin
sangat erat.Ketiganya bersepakat untuk
membentuk sebuah kelompok memasak
yang dinamakan Cooking Club.
Tokoh Zidni, Afifah dan Alma
merupakan tokoh sentral yang banyak
dibicarakan dalam cerpen ini. Mereka
diceritakan dengan sangat detail di tokoh
ini. Ini dapat dibuktikan pada data (008),
(009) dan (010), sebagai berikut:
U.I/T/21
c. Perwatakan
Tokoh tidak akan terlepas dari sifat
atau karakteristik yang diperankan dalam
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 9||
juri. Dia kagum melihat cara kerja
kelompok Alma.
Data (004 dan 005) menunjukan
bahwa tema minor yang ada pada cerpen
Cooking Club yaitu kekompakan.
Kekompakan kelompok Alma yang sangat
bagus, mereka saling bekerjasama dan
kompak saat menjalankan tugas merek.
Saat lomba mereka pun juga sangat
kompak sehingga membuat Pak jono
kagum atas kekompakan kelompok
mereka.
b. Tokoh
Cerita yang ada dalam sebuah
novel dapat disampaikan dengan baik tidak
terlepas dari peran seorang tokoh.Hal ini,
dikarenakan tokoh merupakan unsur
terpenting dalam sebuah cerita.Tidak
adanya tokoh membuat cerpen tidak dapat
menyampaikan pesan kepada para
pembaca atau masyarakat.
Pada cerpen Frienship Never End
Karya Klub Meteor Gemilang Terbitan
Tahun 2011. Memiliki tokoh yang
bernama Zidni, Afifah dan Alma, ini
dibuktikan dalam data sebagai berikut:
U.I/T/2
(006)
Setelah jam pelajaran Bahasa
Indonesia selesai, Zidni, Afifah
dan Alma bergegas menuju kantin
untuk membeli makanan. Mereka
sudah bersahabat sejak kelas satu.
U.I/T/8
(007)
“Hmmm…aku sih belum
tahu.Tapi, gimana kalau kita bikin
klub memasak?Namanya cooking
club,” kata Alma.
Data (006) dan (007) menjelaskan
bahwa dalam cepern yang berjudul
Cooking Club mempunyai tokoh yang
bernama Zidni, Afifah dan
Alma.Ketiganya merupakan siswi Sekolah
Dasar.Mereka bersahabat sejak mereka
kelas 1SD. Persahabatan mereka terjalin
sangat erat.Ketiganya bersepakat untuk
membentuk sebuah kelompok memasak
yang dinamakan Cooking Club.
Tokoh Zidni, Afifah dan Alma
merupakan tokoh sentral yang banyak
dibicarakan dalam cerpen ini. Mereka
diceritakan dengan sangat detail di tokoh
ini. Ini dapat dibuktikan pada data (008),
(009) dan (010), sebagai berikut:
U.I/T/21
c. Perwatakan
Tokoh tidak akan terlepas dari sifat
atau karakteristik yang diperankan dalam
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 9||
juri. Dia kagum melihat cara kerja
kelompok Alma.
Data (004 dan 005) menunjukan
bahwa tema minor yang ada pada cerpen
Cooking Club yaitu kekompakan.
Kekompakan kelompok Alma yang sangat
bagus, mereka saling bekerjasama dan
kompak saat menjalankan tugas merek.
Saat lomba mereka pun juga sangat
kompak sehingga membuat Pak jono
kagum atas kekompakan kelompok
mereka.
b. Tokoh
Cerita yang ada dalam sebuah
novel dapat disampaikan dengan baik tidak
terlepas dari peran seorang tokoh.Hal ini,
dikarenakan tokoh merupakan unsur
terpenting dalam sebuah cerita.Tidak
adanya tokoh membuat cerpen tidak dapat
menyampaikan pesan kepada para
pembaca atau masyarakat.
Pada cerpen Frienship Never End
Karya Klub Meteor Gemilang Terbitan
Tahun 2011. Memiliki tokoh yang
bernama Zidni, Afifah dan Alma, ini
dibuktikan dalam data sebagai berikut:
U.I/T/2
(006)
Setelah jam pelajaran Bahasa
Indonesia selesai, Zidni, Afifah
dan Alma bergegas menuju kantin
untuk membeli makanan. Mereka
sudah bersahabat sejak kelas satu.
U.I/T/8
(007)
“Hmmm…aku sih belum
tahu.Tapi, gimana kalau kita bikin
klub memasak?Namanya cooking
club,” kata Alma.
Data (006) dan (007) menjelaskan
bahwa dalam cepern yang berjudul
Cooking Club mempunyai tokoh yang
bernama Zidni, Afifah dan
Alma.Ketiganya merupakan siswi Sekolah
Dasar.Mereka bersahabat sejak mereka
kelas 1SD. Persahabatan mereka terjalin
sangat erat.Ketiganya bersepakat untuk
membentuk sebuah kelompok memasak
yang dinamakan Cooking Club.
Tokoh Zidni, Afifah dan Alma
merupakan tokoh sentral yang banyak
dibicarakan dalam cerpen ini. Mereka
diceritakan dengan sangat detail di tokoh
ini. Ini dapat dibuktikan pada data (008),
(009) dan (010), sebagai berikut:
U.I/T/21
c. Perwatakan
Tokoh tidak akan terlepas dari sifat
atau karakteristik yang diperankan dalam
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 10||
suatu cerita. Perwatakan dapat
menyampaikan berbagai sifat dan karak-
teristik tokoh.Perwatakan merupakan
cerminan dari tingkah laku seseorang.
Penekanan watak seseorang dapat
diketahui lewat beberapa cara meliputi:
cara dia berbicara, cara berpikir, cara
berjalan dan apa yang dibicarakan orang
lain terhadapnya.
Perwatakan yang ada dalam cerpen
ini adalah perwatakan bulat.Karena tokoh
dalam cerpen ini mengalami
perubahan.Dari yang lembut menjadi kasar
dan berubah menjadi lembut lagi. Ini dapat
dibuktikan melalui data berikut;
U.I/P/12
(011)
“Di rumah aku aja,” kata Afifah
“Jangan!Kan kita sudah nonton
di rumah Afifah,” kata Alma.
“Kalau gitu, di rumah aku jaja,”
kata Zidni.
“Oke, setuju.”Semua sepakat.
U.I/P/17
(012)
“Afifah, yang bener dong!”
kata Zidni tiba-tiba marah.
“Aku, kan, nggak tahu!” kata
Afifah menjawab dengan marah
juga.
“Kalau nggak tahu ya
nanya.Jangan sok tahu!”
“kamu juga nyuruh seenaknya.
Kasih tahu dulu, dong!”Afifah
tambah marah.
Data (011) dan (012) menunjukan
bahwa adanya perubahan wakta yang ada
didalam tokoh Afifah dan Zidni.Mereka
yang awalnya merupakan sahabat yang
baik dan saling pengertian.Berubah sikap
karena kesalahan yang terjadi saat mereka
memasak.Mereka saling menuduh dan
berteriak atas kejadian tersebut.
Perubahan sikap juga ditunjukan
pada data (013) dan (014). Afifah yang
semula tidak salaing menyapa dengan
Zidni karena insiden yang terjadi di
U.I/P/18
(013)
Sepulang sekolah nanti aku mau
menjenguknya ah, kata Afifa
dalam hati.
U.I/P/19
(014)
Alma bersyukur. Kedua
sahabatnya akan berbaikan.
Ternyata Afifah
mengkahawatirkan Zidni.
U.I//21
(015)
“Oya, Zidni maafkan aku ya,” kata
Afifah.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 10||
suatu cerita. Perwatakan dapat
menyampaikan berbagai sifat dan karak-
teristik tokoh.Perwatakan merupakan
cerminan dari tingkah laku seseorang.
Penekanan watak seseorang dapat
diketahui lewat beberapa cara meliputi:
cara dia berbicara, cara berpikir, cara
berjalan dan apa yang dibicarakan orang
lain terhadapnya.
Perwatakan yang ada dalam cerpen
ini adalah perwatakan bulat.Karena tokoh
dalam cerpen ini mengalami
perubahan.Dari yang lembut menjadi kasar
dan berubah menjadi lembut lagi. Ini dapat
dibuktikan melalui data berikut;
U.I/P/12
(011)
“Di rumah aku aja,” kata Afifah
“Jangan!Kan kita sudah nonton
di rumah Afifah,” kata Alma.
“Kalau gitu, di rumah aku jaja,”
kata Zidni.
“Oke, setuju.”Semua sepakat.
U.I/P/17
(012)
“Afifah, yang bener dong!”
kata Zidni tiba-tiba marah.
“Aku, kan, nggak tahu!” kata
Afifah menjawab dengan marah
juga.
“Kalau nggak tahu ya
nanya.Jangan sok tahu!”
“kamu juga nyuruh seenaknya.
Kasih tahu dulu, dong!”Afifah
tambah marah.
Data (011) dan (012) menunjukan
bahwa adanya perubahan wakta yang ada
didalam tokoh Afifah dan Zidni.Mereka
yang awalnya merupakan sahabat yang
baik dan saling pengertian.Berubah sikap
karena kesalahan yang terjadi saat mereka
memasak.Mereka saling menuduh dan
berteriak atas kejadian tersebut.
Perubahan sikap juga ditunjukan
pada data (013) dan (014). Afifah yang
semula tidak salaing menyapa dengan
Zidni karena insiden yang terjadi di
U.I/P/18
(013)
Sepulang sekolah nanti aku mau
menjenguknya ah, kata Afifa
dalam hati.
U.I/P/19
(014)
Alma bersyukur. Kedua
sahabatnya akan berbaikan.
Ternyata Afifah
mengkahawatirkan Zidni.
U.I//21
(015)
“Oya, Zidni maafkan aku ya,” kata
Afifah.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 10||
suatu cerita. Perwatakan dapat
menyampaikan berbagai sifat dan karak-
teristik tokoh.Perwatakan merupakan
cerminan dari tingkah laku seseorang.
Penekanan watak seseorang dapat
diketahui lewat beberapa cara meliputi:
cara dia berbicara, cara berpikir, cara
berjalan dan apa yang dibicarakan orang
lain terhadapnya.
Perwatakan yang ada dalam cerpen
ini adalah perwatakan bulat.Karena tokoh
dalam cerpen ini mengalami
perubahan.Dari yang lembut menjadi kasar
dan berubah menjadi lembut lagi. Ini dapat
dibuktikan melalui data berikut;
U.I/P/12
(011)
“Di rumah aku aja,” kata Afifah
“Jangan!Kan kita sudah nonton
di rumah Afifah,” kata Alma.
“Kalau gitu, di rumah aku jaja,”
kata Zidni.
“Oke, setuju.”Semua sepakat.
U.I/P/17
(012)
“Afifah, yang bener dong!”
kata Zidni tiba-tiba marah.
“Aku, kan, nggak tahu!” kata
Afifah menjawab dengan marah
juga.
“Kalau nggak tahu ya
nanya.Jangan sok tahu!”
“kamu juga nyuruh seenaknya.
Kasih tahu dulu, dong!”Afifah
tambah marah.
Data (011) dan (012) menunjukan
bahwa adanya perubahan wakta yang ada
didalam tokoh Afifah dan Zidni.Mereka
yang awalnya merupakan sahabat yang
baik dan saling pengertian.Berubah sikap
karena kesalahan yang terjadi saat mereka
memasak.Mereka saling menuduh dan
berteriak atas kejadian tersebut.
Perubahan sikap juga ditunjukan
pada data (013) dan (014). Afifah yang
semula tidak salaing menyapa dengan
Zidni karena insiden yang terjadi di
U.I/P/18
(013)
Sepulang sekolah nanti aku mau
menjenguknya ah, kata Afifa
dalam hati.
U.I/P/19
(014)
Alma bersyukur. Kedua
sahabatnya akan berbaikan.
Ternyata Afifah
mengkahawatirkan Zidni.
U.I//21
(015)
“Oya, Zidni maafkan aku ya,” kata
Afifah.
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 11||
“Iya Fifah, sama-sama.Maafin aku
juga, ya,” kata Zidni menyambut
uluran tangan Afifah.
Data (013), (014) dan (015)
menunjukan bahwa adanya perubahan
sikap pada tokoh Zidni dan
Afifah.Keduanya saling bermafaan,
sehingga pertengkaran yang terjadi bisa
diselesaaikan.Perubahan watak tersebut
membktikan bahwa setiap kisah dalam
cepen mempunyai perwatakan dan
mengalami perubahan.
Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa, tokoh utama yang ada dalam
cerpen merupakan Alma, Afifah dan
Zidni.Mereka bertiga kompak beker-
jasama.Meski mereka pernah mengalami
pertengkaran, tidak membuat per-
sahabatan mereka renggang.Karena
mereka saling menyayangi.
Alma, Afifah dan Zidni mengikuti
sebuah lomba memasakyang ada di
sekolahnya.Dengan kekompakan yang
sudah terjalin, membuat mereka tidak
kesulitan untuk mengikuti sebuah
lomba.Dari lomba tersebut mereka menda-
patkan juara pertama.Kerja keras mereka
membuahkan hasil.Mereka sangat senang
hasil kerja keras mereka.
d. Konflik
Kehidupan seorang tokoh tidak
terlepas dari konflik yang dialami.Konflik
menjadi salah satu unsur terpenting untuk
menampilkan karakter tokoh dan jalannya
cerita. Tanpa adanya konflik, sebuah
cerpen tidak akan memiliki kemenarikan
untuk menarik pembaca atau masyarakat.
Konflik menjadi salah satu unsur untuk
menyampaikan pesan yang ada dalam
sebuah cerita.
Konflik yang terjadi pada cerita ini
ketika Alma, Afifah dan Zidni membentuk
suatu club masak. Mereka merencanakan
untuk memamasak cups cake. Mereka
memasak dengan hati-hati, pada akhirnya
mereka sampai untuk memanggang adonan
cups cake. Tugas memanggang diberikan
ke-pada Afifah.Namun, karena ketidak
mengertian Afifah menggunakan
oven.Afifah memanggangnya selama 15
menit.Sehingga menyebabkan kue menjadi
gosong.Hal ini menimbulkan pertengkaran,
hal ini ibuktikan pada data berikut.
U.I/K/12
(016)
“Di rumah aku aja,” kata Afifah
“Jangan!Kan kita sudah nonton di
rumah Afifah,” kata Alma.
“Kalau gitu, di rumah aku saja,” kata
Zidni.
“Oke, setuju.”Semua sepakat.
U.I/K/17
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 11||
“Iya Fifah, sama-sama.Maafin aku
juga, ya,” kata Zidni menyambut
uluran tangan Afifah.
Data (013), (014) dan (015)
menunjukan bahwa adanya perubahan
sikap pada tokoh Zidni dan
Afifah.Keduanya saling bermafaan,
sehingga pertengkaran yang terjadi bisa
diselesaaikan.Perubahan watak tersebut
membktikan bahwa setiap kisah dalam
cepen mempunyai perwatakan dan
mengalami perubahan.
Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa, tokoh utama yang ada dalam
cerpen merupakan Alma, Afifah dan
Zidni.Mereka bertiga kompak beker-
jasama.Meski mereka pernah mengalami
pertengkaran, tidak membuat per-
sahabatan mereka renggang.Karena
mereka saling menyayangi.
Alma, Afifah dan Zidni mengikuti
sebuah lomba memasakyang ada di
sekolahnya.Dengan kekompakan yang
sudah terjalin, membuat mereka tidak
kesulitan untuk mengikuti sebuah
lomba.Dari lomba tersebut mereka menda-
patkan juara pertama.Kerja keras mereka
membuahkan hasil.Mereka sangat senang
hasil kerja keras mereka.
d. Konflik
Kehidupan seorang tokoh tidak
terlepas dari konflik yang dialami.Konflik
menjadi salah satu unsur terpenting untuk
menampilkan karakter tokoh dan jalannya
cerita. Tanpa adanya konflik, sebuah
cerpen tidak akan memiliki kemenarikan
untuk menarik pembaca atau masyarakat.
Konflik menjadi salah satu unsur untuk
menyampaikan pesan yang ada dalam
sebuah cerita.
Konflik yang terjadi pada cerita ini
ketika Alma, Afifah dan Zidni membentuk
suatu club masak. Mereka merencanakan
untuk memamasak cups cake. Mereka
memasak dengan hati-hati, pada akhirnya
mereka sampai untuk memanggang adonan
cups cake. Tugas memanggang diberikan
ke-pada Afifah.Namun, karena ketidak
mengertian Afifah menggunakan
oven.Afifah memanggangnya selama 15
menit.Sehingga menyebabkan kue menjadi
gosong.Hal ini menimbulkan pertengkaran,
hal ini ibuktikan pada data berikut.
U.I/K/12
(016)
“Di rumah aku aja,” kata Afifah
“Jangan!Kan kita sudah nonton di
rumah Afifah,” kata Alma.
“Kalau gitu, di rumah aku saja,” kata
Zidni.
“Oke, setuju.”Semua sepakat.
U.I/K/17
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 11||
“Iya Fifah, sama-sama.Maafin aku
juga, ya,” kata Zidni menyambut
uluran tangan Afifah.
Data (013), (014) dan (015)
menunjukan bahwa adanya perubahan
sikap pada tokoh Zidni dan
Afifah.Keduanya saling bermafaan,
sehingga pertengkaran yang terjadi bisa
diselesaaikan.Perubahan watak tersebut
membktikan bahwa setiap kisah dalam
cepen mempunyai perwatakan dan
mengalami perubahan.
Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa, tokoh utama yang ada dalam
cerpen merupakan Alma, Afifah dan
Zidni.Mereka bertiga kompak beker-
jasama.Meski mereka pernah mengalami
pertengkaran, tidak membuat per-
sahabatan mereka renggang.Karena
mereka saling menyayangi.
Alma, Afifah dan Zidni mengikuti
sebuah lomba memasakyang ada di
sekolahnya.Dengan kekompakan yang
sudah terjalin, membuat mereka tidak
kesulitan untuk mengikuti sebuah
lomba.Dari lomba tersebut mereka menda-
patkan juara pertama.Kerja keras mereka
membuahkan hasil.Mereka sangat senang
hasil kerja keras mereka.
d. Konflik
Kehidupan seorang tokoh tidak
terlepas dari konflik yang dialami.Konflik
menjadi salah satu unsur terpenting untuk
menampilkan karakter tokoh dan jalannya
cerita. Tanpa adanya konflik, sebuah
cerpen tidak akan memiliki kemenarikan
untuk menarik pembaca atau masyarakat.
Konflik menjadi salah satu unsur untuk
menyampaikan pesan yang ada dalam
sebuah cerita.
Konflik yang terjadi pada cerita ini
ketika Alma, Afifah dan Zidni membentuk
suatu club masak. Mereka merencanakan
untuk memamasak cups cake. Mereka
memasak dengan hati-hati, pada akhirnya
mereka sampai untuk memanggang adonan
cups cake. Tugas memanggang diberikan
ke-pada Afifah.Namun, karena ketidak
mengertian Afifah menggunakan
oven.Afifah memanggangnya selama 15
menit.Sehingga menyebabkan kue menjadi
gosong.Hal ini menimbulkan pertengkaran,
hal ini ibuktikan pada data berikut.
U.I/K/12
(016)
“Di rumah aku aja,” kata Afifah
“Jangan!Kan kita sudah nonton di
rumah Afifah,” kata Alma.
“Kalau gitu, di rumah aku saja,” kata
Zidni.
“Oke, setuju.”Semua sepakat.
U.I/K/17
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 12||
2. Judul cerpen Kegiatan di Malam
Hari yang Seru
a. Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau
pikiran utama yang mendasari suatu
cerita.Tema menjadi dasar cerita, sesuatu
yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang
menjadi pokok masalah dalam cerita.Tema
merupakan jiwa dari seluruh cerita.Karena
itu, tema men-jadi dasar pengembangan
seluruh cerita.Tema ada yang dinyatakan
secara eksplisit (disebutkan) da nada pula
yang dinyatakan secara implisit (tanpa
disebutkan tetapi dipahami).Tema
dibedakan menjadi dua, tema mayor dan
tema minor.
a) Tema Mayor
Tema mayor adalah makna pokok
cerita yang menjadi dasar atau gagasan
dasar umum karya tersebut, atau bisa juga
disebut tema paling utama.Pada cerita ini
terdapat tema mayor tentang persahabatan.
Ini dapat dibuktikan pada data berikut:
U.I/T.M/38
(019)
Abas bersahabat dengan Ali. Bedanya,
dia selalu memakai jaket putih dan
baju serba putih. Jadi, kalau mereka
jalan bareng, seperti lambang yin dan
yang. Itu, tuh, lambang buku-buku
kungfu.
U.I/T.M/43
Data (019, 020, 021, 022 dan 023)
menjelaskan bahwa tema mayor dalam
cerpen yang berjudul Kegiatan di Malam
Hari yang Seru adalah pertemanan dan
kekompakan. Ini diperlihatkan dalam bukti
diatas. Bahwa Do, Re, Abbas menjalin
pertemanan. Meski mereka terlibat
perselisihan mereka saling memafkan.
Mereka saling bekerjasama dalam
melaksanakan kegaitan yang diikuti.
2) Tema Minor
Tema minor adalah makna yang
terdapat pada bagian cerita atau bisa
disebut sebagai tema sebagian. Dengan
demikian banyak sedikitnya tema minor
tergantung pada banyak sedikitnya makna
tambahan yang dapat ditafsirkan dari buah
cerita cerpen maupun novel. Dalam cerpen
Kegiatan di Malam Hari yang Seru tema
minor dapat dibuktikan pada data berikut:
U.I/T.M.R/46
(024)
Mereka pun menyimpan barang
diperpustakaan. Oh iya, sekarang
masih pukul 10 pagi. Jadi, Abbas
dan kawan-kawan harus
berkumpuldi masjid pukul 11.
U.I/T.M.R/47
Data diatas menunjukan bahwa
tema minor dalam cerpen Kegiatan di
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 12||
2. Judul cerpen Kegiatan di Malam
Hari yang Seru
a. Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau
pikiran utama yang mendasari suatu
cerita.Tema menjadi dasar cerita, sesuatu
yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang
menjadi pokok masalah dalam cerita.Tema
merupakan jiwa dari seluruh cerita.Karena
itu, tema men-jadi dasar pengembangan
seluruh cerita.Tema ada yang dinyatakan
secara eksplisit (disebutkan) da nada pula
yang dinyatakan secara implisit (tanpa
disebutkan tetapi dipahami).Tema
dibedakan menjadi dua, tema mayor dan
tema minor.
a) Tema Mayor
Tema mayor adalah makna pokok
cerita yang menjadi dasar atau gagasan
dasar umum karya tersebut, atau bisa juga
disebut tema paling utama.Pada cerita ini
terdapat tema mayor tentang persahabatan.
Ini dapat dibuktikan pada data berikut:
U.I/T.M/38
(019)
Abas bersahabat dengan Ali. Bedanya,
dia selalu memakai jaket putih dan
baju serba putih. Jadi, kalau mereka
jalan bareng, seperti lambang yin dan
yang. Itu, tuh, lambang buku-buku
kungfu.
U.I/T.M/43
Data (019, 020, 021, 022 dan 023)
menjelaskan bahwa tema mayor dalam
cerpen yang berjudul Kegiatan di Malam
Hari yang Seru adalah pertemanan dan
kekompakan. Ini diperlihatkan dalam bukti
diatas. Bahwa Do, Re, Abbas menjalin
pertemanan. Meski mereka terlibat
perselisihan mereka saling memafkan.
Mereka saling bekerjasama dalam
melaksanakan kegaitan yang diikuti.
2) Tema Minor
Tema minor adalah makna yang
terdapat pada bagian cerita atau bisa
disebut sebagai tema sebagian. Dengan
demikian banyak sedikitnya tema minor
tergantung pada banyak sedikitnya makna
tambahan yang dapat ditafsirkan dari buah
cerita cerpen maupun novel. Dalam cerpen
Kegiatan di Malam Hari yang Seru tema
minor dapat dibuktikan pada data berikut:
U.I/T.M.R/46
(024)
Mereka pun menyimpan barang
diperpustakaan. Oh iya, sekarang
masih pukul 10 pagi. Jadi, Abbas
dan kawan-kawan harus
berkumpuldi masjid pukul 11.
U.I/T.M.R/47
Data diatas menunjukan bahwa
tema minor dalam cerpen Kegiatan di
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 12||
2. Judul cerpen Kegiatan di Malam
Hari yang Seru
a. Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau
pikiran utama yang mendasari suatu
cerita.Tema menjadi dasar cerita, sesuatu
yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang
menjadi pokok masalah dalam cerita.Tema
merupakan jiwa dari seluruh cerita.Karena
itu, tema men-jadi dasar pengembangan
seluruh cerita.Tema ada yang dinyatakan
secara eksplisit (disebutkan) da nada pula
yang dinyatakan secara implisit (tanpa
disebutkan tetapi dipahami).Tema
dibedakan menjadi dua, tema mayor dan
tema minor.
a) Tema Mayor
Tema mayor adalah makna pokok
cerita yang menjadi dasar atau gagasan
dasar umum karya tersebut, atau bisa juga
disebut tema paling utama.Pada cerita ini
terdapat tema mayor tentang persahabatan.
Ini dapat dibuktikan pada data berikut:
U.I/T.M/38
(019)
Abas bersahabat dengan Ali. Bedanya,
dia selalu memakai jaket putih dan
baju serba putih. Jadi, kalau mereka
jalan bareng, seperti lambang yin dan
yang. Itu, tuh, lambang buku-buku
kungfu.
U.I/T.M/43
Data (019, 020, 021, 022 dan 023)
menjelaskan bahwa tema mayor dalam
cerpen yang berjudul Kegiatan di Malam
Hari yang Seru adalah pertemanan dan
kekompakan. Ini diperlihatkan dalam bukti
diatas. Bahwa Do, Re, Abbas menjalin
pertemanan. Meski mereka terlibat
perselisihan mereka saling memafkan.
Mereka saling bekerjasama dalam
melaksanakan kegaitan yang diikuti.
2) Tema Minor
Tema minor adalah makna yang
terdapat pada bagian cerita atau bisa
disebut sebagai tema sebagian. Dengan
demikian banyak sedikitnya tema minor
tergantung pada banyak sedikitnya makna
tambahan yang dapat ditafsirkan dari buah
cerita cerpen maupun novel. Dalam cerpen
Kegiatan di Malam Hari yang Seru tema
minor dapat dibuktikan pada data berikut:
U.I/T.M.R/46
(024)
Mereka pun menyimpan barang
diperpustakaan. Oh iya, sekarang
masih pukul 10 pagi. Jadi, Abbas
dan kawan-kawan harus
berkumpuldi masjid pukul 11.
U.I/T.M.R/47
Data diatas menunjukan bahwa
tema minor dalam cerpen Kegiatan di
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 13||
Malam Hari yang Seru adalah kegiatan
yang seru. Semua anak menikmati kegiatan
yang diadakan sekolah. Mereka menikmati
kegiatan yang dilak-sanakan di kebun
binatang. Mereka mempunyai banyak
pengalaman dari kegiatan yang
dilaksanakan. Sehingga mereka mampu
bekerja sama.
a. Tokoh
Cerita yang ada dalam sebuah
novel dapat disampaikan dengan baik tidak
terlepas dari peran seorang tokoh.Hal ini,
dikarenakan tokoh merupakan unsur
terpenting dalam sebuah cerita.Tidak
adanya tokoh membuat cerpen tidak dapat
menyampaikan pesan kepada para
pembaca atau masyarakat.
Cerpen ini memiliki tokoh utama
yang bernama Ali.Ali merupakan seorang
anak yang baik dan selalu rendah
hati.Tokoh Ali dalam cerita ibi sering di
munculkan dalam cerita.Sehingga Ali
menjadi setra utama dalam cerita. Ini
diuktikan pada data berikut;
U.I/T/38
Data (030) dan (031) menunjukan
tokoh Ali berusaha memperbaiki
pertemanan Do dan Abbas yang sedang
bertengkar.Ali berusaha memberi pegertian
kepada Do dan Abbas agar saling
memaafkan.Sehingga kegiatan yang
mereka lakukan berakhir dengan keadaan
yang baik.
b. Perwatakan
Tokoh tidak akan terlepas dari sifat
atau karakteristik yang diperankan dalam
suatu cerita. Perwatakan dapat
menyampaikan berbagai sifat dan
karakteristik tokoh.Perwatakan merupakan
cerminan dari tingkah laku seseorang.
Penekanan watak seseorang dapat
diketahui lewat beberapa cara meliputi:
cara dia berbicara, cara berpikir, cara
berjalan dan apa yang dibicarakan orang
lain terhadapnya.
Perwatakan yang terdapat pada
cerpen yang berjudul Kegiatan di Malam
Hari yang Mengasyikan yaitu perwatakan
bulat.Dimana tokoh yang ada didalam
cerpen mengalami perubahan sikap.Dari
yang kasar menjadi baik dan sebaliknya
begitu. Hal ini dibuktikan pada data
berikut;
U.I/P/41
(032)
“Masa, sih, siang dimakan
hehehe….,” kata Abbas.
Saat mereka makan sedang
menyantap bekal makan siang, tiba-
tiba si kembar Do dan Re datang
saat lewat , Do menyenggol tangan
Abbas. Kotak makan siang Abbas
nyaris jatuh.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 13||
Malam Hari yang Seru adalah kegiatan
yang seru. Semua anak menikmati kegiatan
yang diadakan sekolah. Mereka menikmati
kegiatan yang dilak-sanakan di kebun
binatang. Mereka mempunyai banyak
pengalaman dari kegiatan yang
dilaksanakan. Sehingga mereka mampu
bekerja sama.
a. Tokoh
Cerita yang ada dalam sebuah
novel dapat disampaikan dengan baik tidak
terlepas dari peran seorang tokoh.Hal ini,
dikarenakan tokoh merupakan unsur
terpenting dalam sebuah cerita.Tidak
adanya tokoh membuat cerpen tidak dapat
menyampaikan pesan kepada para
pembaca atau masyarakat.
Cerpen ini memiliki tokoh utama
yang bernama Ali.Ali merupakan seorang
anak yang baik dan selalu rendah
hati.Tokoh Ali dalam cerita ibi sering di
munculkan dalam cerita.Sehingga Ali
menjadi setra utama dalam cerita. Ini
diuktikan pada data berikut;
U.I/T/38
Data (030) dan (031) menunjukan
tokoh Ali berusaha memperbaiki
pertemanan Do dan Abbas yang sedang
bertengkar.Ali berusaha memberi pegertian
kepada Do dan Abbas agar saling
memaafkan.Sehingga kegiatan yang
mereka lakukan berakhir dengan keadaan
yang baik.
b. Perwatakan
Tokoh tidak akan terlepas dari sifat
atau karakteristik yang diperankan dalam
suatu cerita. Perwatakan dapat
menyampaikan berbagai sifat dan
karakteristik tokoh.Perwatakan merupakan
cerminan dari tingkah laku seseorang.
Penekanan watak seseorang dapat
diketahui lewat beberapa cara meliputi:
cara dia berbicara, cara berpikir, cara
berjalan dan apa yang dibicarakan orang
lain terhadapnya.
Perwatakan yang terdapat pada
cerpen yang berjudul Kegiatan di Malam
Hari yang Mengasyikan yaitu perwatakan
bulat.Dimana tokoh yang ada didalam
cerpen mengalami perubahan sikap.Dari
yang kasar menjadi baik dan sebaliknya
begitu. Hal ini dibuktikan pada data
berikut;
U.I/P/41
(032)
“Masa, sih, siang dimakan
hehehe….,” kata Abbas.
Saat mereka makan sedang
menyantap bekal makan siang, tiba-
tiba si kembar Do dan Re datang
saat lewat , Do menyenggol tangan
Abbas. Kotak makan siang Abbas
nyaris jatuh.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 13||
Malam Hari yang Seru adalah kegiatan
yang seru. Semua anak menikmati kegiatan
yang diadakan sekolah. Mereka menikmati
kegiatan yang dilak-sanakan di kebun
binatang. Mereka mempunyai banyak
pengalaman dari kegiatan yang
dilaksanakan. Sehingga mereka mampu
bekerja sama.
a. Tokoh
Cerita yang ada dalam sebuah
novel dapat disampaikan dengan baik tidak
terlepas dari peran seorang tokoh.Hal ini,
dikarenakan tokoh merupakan unsur
terpenting dalam sebuah cerita.Tidak
adanya tokoh membuat cerpen tidak dapat
menyampaikan pesan kepada para
pembaca atau masyarakat.
Cerpen ini memiliki tokoh utama
yang bernama Ali.Ali merupakan seorang
anak yang baik dan selalu rendah
hati.Tokoh Ali dalam cerita ibi sering di
munculkan dalam cerita.Sehingga Ali
menjadi setra utama dalam cerita. Ini
diuktikan pada data berikut;
U.I/T/38
Data (030) dan (031) menunjukan
tokoh Ali berusaha memperbaiki
pertemanan Do dan Abbas yang sedang
bertengkar.Ali berusaha memberi pegertian
kepada Do dan Abbas agar saling
memaafkan.Sehingga kegiatan yang
mereka lakukan berakhir dengan keadaan
yang baik.
b. Perwatakan
Tokoh tidak akan terlepas dari sifat
atau karakteristik yang diperankan dalam
suatu cerita. Perwatakan dapat
menyampaikan berbagai sifat dan
karakteristik tokoh.Perwatakan merupakan
cerminan dari tingkah laku seseorang.
Penekanan watak seseorang dapat
diketahui lewat beberapa cara meliputi:
cara dia berbicara, cara berpikir, cara
berjalan dan apa yang dibicarakan orang
lain terhadapnya.
Perwatakan yang terdapat pada
cerpen yang berjudul Kegiatan di Malam
Hari yang Mengasyikan yaitu perwatakan
bulat.Dimana tokoh yang ada didalam
cerpen mengalami perubahan sikap.Dari
yang kasar menjadi baik dan sebaliknya
begitu. Hal ini dibuktikan pada data
berikut;
U.I/P/41
(032)
“Masa, sih, siang dimakan
hehehe….,” kata Abbas.
Saat mereka makan sedang
menyantap bekal makan siang, tiba-
tiba si kembar Do dan Re datang
saat lewat , Do menyenggol tangan
Abbas. Kotak makan siang Abbas
nyaris jatuh.
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 14||
“Hei! Hati-hati, dong! Lihat, nasiku
hampir tumpah!” teriak Abbas
kesal.
U.I/P/46
Data (032), (033), (034), (035) dan
(036) menunjukan adanya perubahan sikap
tokoh Abbas. Bagamana seorang Abbas
yang awalnya bik dan tidak marah menjadi
marah ketika kejailan Do dan Re. Abbas
menghardik Do dan Re yang melakukan
kesalahan. Pertemanan mereka menjadu
renggang dan saling menyalahkan.
Selanjutnya perubahan sikap Do
yang awalnya jail dan menyadari kesa-
lahannya. Sehingga menjadi baik, Do
meminta maaf kepada Abbas karena telah
jail dan menggangunggunya. Hal ini
dibuktikan pada data berikut;
U.I/P/40
(037)
“Maafkan kekalahan MU,
hehehehe,” jawab Do
“huuu….apa, sih, maksudya?” kata
Abbas
U.I/P/42
(038)
“Mending begini aja….ayo kita
berduel kemampuan. Siapa yang
paling banyak memasukkan bola
kearah ban itu, dia yang menang,”
usul Do sambil menunjukan ban
yang berjejer di pinggir lapangan.
U.I/P/46
(039)
“Aku…mau minta maaf…diterima
nggak??” kata Do.
“Hmmmm…kalau buat aku sih,
boleh….,” kata Ali.
“Makasih, ya….kamu baik
banget…. Emang, sih, ngejahilin
itu rame… Tapi, kenyataannnya
aku dimusuhi,” kata Do.
U.I/P/51
(040)
“Serius.Maafkan aku, dong.Aku
memang jahil.Tapi aku nggak mau
bertengkar terus sama kamu.”
Data (037), (038), (039) dan (040)
menjelaskan adanya perubahan sikap yang
dialami tokoh Do. Dengan sikapnya yang
jail berubah menjadi baik dan tidak jahil
lagi. Do menyadari bahwa akibat dari
sikapnya yang jahil dia dibenci teman-
temannya. Sehingga dia meminta maf
kepada Abbas.Data yang telah disajikan
menujukan adanya perbahan sifat yang ada
disetiap tokoh cerpen tersebut.
c. Konflik
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 14||
“Hei! Hati-hati, dong! Lihat, nasiku
hampir tumpah!” teriak Abbas
kesal.
U.I/P/46
Data (032), (033), (034), (035) dan
(036) menunjukan adanya perubahan sikap
tokoh Abbas. Bagamana seorang Abbas
yang awalnya bik dan tidak marah menjadi
marah ketika kejailan Do dan Re. Abbas
menghardik Do dan Re yang melakukan
kesalahan. Pertemanan mereka menjadu
renggang dan saling menyalahkan.
Selanjutnya perubahan sikap Do
yang awalnya jail dan menyadari kesa-
lahannya. Sehingga menjadi baik, Do
meminta maaf kepada Abbas karena telah
jail dan menggangunggunya. Hal ini
dibuktikan pada data berikut;
U.I/P/40
(037)
“Maafkan kekalahan MU,
hehehehe,” jawab Do
“huuu….apa, sih, maksudya?” kata
Abbas
U.I/P/42
(038)
“Mending begini aja….ayo kita
berduel kemampuan. Siapa yang
paling banyak memasukkan bola
kearah ban itu, dia yang menang,”
usul Do sambil menunjukan ban
yang berjejer di pinggir lapangan.
U.I/P/46
(039)
“Aku…mau minta maaf…diterima
nggak??” kata Do.
“Hmmmm…kalau buat aku sih,
boleh….,” kata Ali.
“Makasih, ya….kamu baik
banget…. Emang, sih, ngejahilin
itu rame… Tapi, kenyataannnya
aku dimusuhi,” kata Do.
U.I/P/51
(040)
“Serius.Maafkan aku, dong.Aku
memang jahil.Tapi aku nggak mau
bertengkar terus sama kamu.”
Data (037), (038), (039) dan (040)
menjelaskan adanya perubahan sikap yang
dialami tokoh Do. Dengan sikapnya yang
jail berubah menjadi baik dan tidak jahil
lagi. Do menyadari bahwa akibat dari
sikapnya yang jahil dia dibenci teman-
temannya. Sehingga dia meminta maf
kepada Abbas.Data yang telah disajikan
menujukan adanya perbahan sifat yang ada
disetiap tokoh cerpen tersebut.
c. Konflik
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 14||
“Hei! Hati-hati, dong! Lihat, nasiku
hampir tumpah!” teriak Abbas
kesal.
U.I/P/46
Data (032), (033), (034), (035) dan
(036) menunjukan adanya perubahan sikap
tokoh Abbas. Bagamana seorang Abbas
yang awalnya bik dan tidak marah menjadi
marah ketika kejailan Do dan Re. Abbas
menghardik Do dan Re yang melakukan
kesalahan. Pertemanan mereka menjadu
renggang dan saling menyalahkan.
Selanjutnya perubahan sikap Do
yang awalnya jail dan menyadari kesa-
lahannya. Sehingga menjadi baik, Do
meminta maaf kepada Abbas karena telah
jail dan menggangunggunya. Hal ini
dibuktikan pada data berikut;
U.I/P/40
(037)
“Maafkan kekalahan MU,
hehehehe,” jawab Do
“huuu….apa, sih, maksudya?” kata
Abbas
U.I/P/42
(038)
“Mending begini aja….ayo kita
berduel kemampuan. Siapa yang
paling banyak memasukkan bola
kearah ban itu, dia yang menang,”
usul Do sambil menunjukan ban
yang berjejer di pinggir lapangan.
U.I/P/46
(039)
“Aku…mau minta maaf…diterima
nggak??” kata Do.
“Hmmmm…kalau buat aku sih,
boleh….,” kata Ali.
“Makasih, ya….kamu baik
banget…. Emang, sih, ngejahilin
itu rame… Tapi, kenyataannnya
aku dimusuhi,” kata Do.
U.I/P/51
(040)
“Serius.Maafkan aku, dong.Aku
memang jahil.Tapi aku nggak mau
bertengkar terus sama kamu.”
Data (037), (038), (039) dan (040)
menjelaskan adanya perubahan sikap yang
dialami tokoh Do. Dengan sikapnya yang
jail berubah menjadi baik dan tidak jahil
lagi. Do menyadari bahwa akibat dari
sikapnya yang jahil dia dibenci teman-
temannya. Sehingga dia meminta maf
kepada Abbas.Data yang telah disajikan
menujukan adanya perbahan sifat yang ada
disetiap tokoh cerpen tersebut.
c. Konflik
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 15||
Kehidupan seorang tokoh tidak
terlepas dari konflik yang dialami.Konflik
menjadi salah satu unsur terpenting untuk
menampilkan karakter tokoh dan jalannya
cerita. Tanpa adanya konflik, sebuah
cerpen tidak akan memiliki kemenarikan
untuk menarik pembaca atau masyarakat.
Konflik menjadi salah satu unsur untuk
menyampaikan pesan yang ada dalam
sebuah cerita.
Cerpen ini menunjukaan adanya
konflik yang dilami tokoh Do dan
Abbas.Karena kejahilan yang di buat Do
menyebabkan Abbas marah dan mem-
bencinya.Hal ini yang menyebakan adanya
pertengkaran. Hal ini dibuktikan pada data
berikut;
U.I/P/47
(041)
“ih…hati-hati dong! Main tabrak
aja!!” seru Abbas.
“Maaf atuh!!” seru Do.
Akhirnya, mereka saling menuduh.
“Kamu sih, larinya nggak lihat-
lihat!” seru Abbas
“Enak aja!!” seru Do
“Terserah, ah…nggak ada gunanya
ngomong sama kamu!” seru Abbas
sambil meninggalkan Do.
U.I/P/48
(042)
Abbas menggelengkan kepalanya
alias dia tidak mau memaafkan Do.
“Nggak mau, ah…..,” Kata Abbas
sambil pergi dari tempat itu.
U.I/P/41
Data (041), (042) dan (043)
menjelaskan adanya konflik yang
ditimbulkan Do karena sifat
jahilnya.Menyebabkan teman-temannya
membencinya dan menjauhinya.Sifat jahil
yang dimilkinya meberikan ketidak
nyamanan pada teman-temannya.
3. Cerpen berjudul Kemping Heboh
a. Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau
pikiran utama yang mendasari suatu
cerita.Tema menjadi dasar cerita, sesuatu
yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang
menjadi pokok masalah dalam cerita.Tema
merupakan jiwa dari seluruh cerita.Karena
itu, tema menjadi dasar pengembangan
seluruh cerita.Tema ada yang dinyatakan
secara eksplisit (disebutkan) da nada pula
yang dinyatakan secara implisit (tanpa
disebutkan tetapi dipahami).Tema
dibedakan menjadi dua, tema mayor dan
tema minor.
1) Tema Mayor
Tema mayor adalah makna pokok
cerita yang menjadi dasar atau gagasan
dasar umum karya tersebut, atau bisa juga
disebut tema paling utama.Pada cerita ini
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 15||
Kehidupan seorang tokoh tidak
terlepas dari konflik yang dialami.Konflik
menjadi salah satu unsur terpenting untuk
menampilkan karakter tokoh dan jalannya
cerita. Tanpa adanya konflik, sebuah
cerpen tidak akan memiliki kemenarikan
untuk menarik pembaca atau masyarakat.
Konflik menjadi salah satu unsur untuk
menyampaikan pesan yang ada dalam
sebuah cerita.
Cerpen ini menunjukaan adanya
konflik yang dilami tokoh Do dan
Abbas.Karena kejahilan yang di buat Do
menyebabkan Abbas marah dan mem-
bencinya.Hal ini yang menyebakan adanya
pertengkaran. Hal ini dibuktikan pada data
berikut;
U.I/P/47
(041)
“ih…hati-hati dong! Main tabrak
aja!!” seru Abbas.
“Maaf atuh!!” seru Do.
Akhirnya, mereka saling menuduh.
“Kamu sih, larinya nggak lihat-
lihat!” seru Abbas
“Enak aja!!” seru Do
“Terserah, ah…nggak ada gunanya
ngomong sama kamu!” seru Abbas
sambil meninggalkan Do.
U.I/P/48
(042)
Abbas menggelengkan kepalanya
alias dia tidak mau memaafkan Do.
“Nggak mau, ah…..,” Kata Abbas
sambil pergi dari tempat itu.
U.I/P/41
Data (041), (042) dan (043)
menjelaskan adanya konflik yang
ditimbulkan Do karena sifat
jahilnya.Menyebabkan teman-temannya
membencinya dan menjauhinya.Sifat jahil
yang dimilkinya meberikan ketidak
nyamanan pada teman-temannya.
3. Cerpen berjudul Kemping Heboh
a. Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau
pikiran utama yang mendasari suatu
cerita.Tema menjadi dasar cerita, sesuatu
yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang
menjadi pokok masalah dalam cerita.Tema
merupakan jiwa dari seluruh cerita.Karena
itu, tema menjadi dasar pengembangan
seluruh cerita.Tema ada yang dinyatakan
secara eksplisit (disebutkan) da nada pula
yang dinyatakan secara implisit (tanpa
disebutkan tetapi dipahami).Tema
dibedakan menjadi dua, tema mayor dan
tema minor.
1) Tema Mayor
Tema mayor adalah makna pokok
cerita yang menjadi dasar atau gagasan
dasar umum karya tersebut, atau bisa juga
disebut tema paling utama.Pada cerita ini
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 15||
Kehidupan seorang tokoh tidak
terlepas dari konflik yang dialami.Konflik
menjadi salah satu unsur terpenting untuk
menampilkan karakter tokoh dan jalannya
cerita. Tanpa adanya konflik, sebuah
cerpen tidak akan memiliki kemenarikan
untuk menarik pembaca atau masyarakat.
Konflik menjadi salah satu unsur untuk
menyampaikan pesan yang ada dalam
sebuah cerita.
Cerpen ini menunjukaan adanya
konflik yang dilami tokoh Do dan
Abbas.Karena kejahilan yang di buat Do
menyebabkan Abbas marah dan mem-
bencinya.Hal ini yang menyebakan adanya
pertengkaran. Hal ini dibuktikan pada data
berikut;
U.I/P/47
(041)
“ih…hati-hati dong! Main tabrak
aja!!” seru Abbas.
“Maaf atuh!!” seru Do.
Akhirnya, mereka saling menuduh.
“Kamu sih, larinya nggak lihat-
lihat!” seru Abbas
“Enak aja!!” seru Do
“Terserah, ah…nggak ada gunanya
ngomong sama kamu!” seru Abbas
sambil meninggalkan Do.
U.I/P/48
(042)
Abbas menggelengkan kepalanya
alias dia tidak mau memaafkan Do.
“Nggak mau, ah…..,” Kata Abbas
sambil pergi dari tempat itu.
U.I/P/41
Data (041), (042) dan (043)
menjelaskan adanya konflik yang
ditimbulkan Do karena sifat
jahilnya.Menyebabkan teman-temannya
membencinya dan menjauhinya.Sifat jahil
yang dimilkinya meberikan ketidak
nyamanan pada teman-temannya.
3. Cerpen berjudul Kemping Heboh
a. Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau
pikiran utama yang mendasari suatu
cerita.Tema menjadi dasar cerita, sesuatu
yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang
menjadi pokok masalah dalam cerita.Tema
merupakan jiwa dari seluruh cerita.Karena
itu, tema menjadi dasar pengembangan
seluruh cerita.Tema ada yang dinyatakan
secara eksplisit (disebutkan) da nada pula
yang dinyatakan secara implisit (tanpa
disebutkan tetapi dipahami).Tema
dibedakan menjadi dua, tema mayor dan
tema minor.
1) Tema Mayor
Tema mayor adalah makna pokok
cerita yang menjadi dasar atau gagasan
dasar umum karya tersebut, atau bisa juga
disebut tema paling utama.Pada cerita ini
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 16||
terdapat tema mayor tentang persahabatan.
Ini dapat dibuktikan pada data berikut:
U.I/T.M/54
(044 )
“Hari Jumat minggu depan, sekolah
akan mengadakan kegiatan
kemping!”
Ini kejutan. Kemping!!! Itu
kegiatan yang sangat kami
tunggu.Kami sangat senang dengan
acara kemping itu asyik.
U.I/T.M/57
Data (044), (045) dan (046)
menunjukan bahwa tema mayor dalam
cerpen ketiga adalah kegiatan berkemping
yang member banyak manfaat disbanding
dengan bermain game online.Sehingga
kegiatan yang ini sangat diminati banyak
anak-anak.Sehingga anak-anak yang
awalnya tidak menyetujui diadakan
kemping, akhirnya setuju mengikuti
kegiatan kemping.Mereka merasa senang
dengan kegiatan kemping.
2) Tema Minor
Tema minor adalah makna yang
terdapat pada bagian cerita atau bisa
disebut sebagai tema sebagian. Dengan
demikian banyak sedikitnya tema minor
tergantung pada banyak sedikitnya makna
tambahan yang dapat ditafsirkan dari buah
cerita cerpen maupun novel. Dalam cerpen
ini tema minor dapat dibuktikan pada data
berikut:
U.I/T.M.R/85
(047)
“Malam ini kita akan mengadakan
acara yang terakhir yaitu jurit
malam.Kalian barius per
kelompok.” Pak Suhud member
intruksi.“Siapkan lampu senter
kalian dan gunakan jaket supaya
tidak kedinginan.”
U.I/T.M.R/85
Data (047), (048) dan (0490
menjelaskan bahwa tema minor dalam
cerita ini adalah kebersamaan saat
kemping.Kekompakan yang dilakukan
siswa-siswi saat melakukan kegiatan
kemping.Mereka semua sangat menikmati
semua kegiatan dan kebersamaan saat
melakukan kemping.Sehingga
kekompakan terjalin sangat akrab.
b. Tokoh
Cerita yang ada dalam sebuah
novel dapat disampaikan dengan baik tidak
terlepas dari peran seorang tokoh.Hal ini,
dikarenakan tokoh merupakan unsur
terpenting dalam sebuah cerita.Tidak
adanya tokoh membuat cerpen tidak dapat
menyampaikan pesan kepada para
pembaca atau masyarakat.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 16||
terdapat tema mayor tentang persahabatan.
Ini dapat dibuktikan pada data berikut:
U.I/T.M/54
(044 )
“Hari Jumat minggu depan, sekolah
akan mengadakan kegiatan
kemping!”
Ini kejutan. Kemping!!! Itu
kegiatan yang sangat kami
tunggu.Kami sangat senang dengan
acara kemping itu asyik.
U.I/T.M/57
Data (044), (045) dan (046)
menunjukan bahwa tema mayor dalam
cerpen ketiga adalah kegiatan berkemping
yang member banyak manfaat disbanding
dengan bermain game online.Sehingga
kegiatan yang ini sangat diminati banyak
anak-anak.Sehingga anak-anak yang
awalnya tidak menyetujui diadakan
kemping, akhirnya setuju mengikuti
kegiatan kemping.Mereka merasa senang
dengan kegiatan kemping.
2) Tema Minor
Tema minor adalah makna yang
terdapat pada bagian cerita atau bisa
disebut sebagai tema sebagian. Dengan
demikian banyak sedikitnya tema minor
tergantung pada banyak sedikitnya makna
tambahan yang dapat ditafsirkan dari buah
cerita cerpen maupun novel. Dalam cerpen
ini tema minor dapat dibuktikan pada data
berikut:
U.I/T.M.R/85
(047)
“Malam ini kita akan mengadakan
acara yang terakhir yaitu jurit
malam.Kalian barius per
kelompok.” Pak Suhud member
intruksi.“Siapkan lampu senter
kalian dan gunakan jaket supaya
tidak kedinginan.”
U.I/T.M.R/85
Data (047), (048) dan (0490
menjelaskan bahwa tema minor dalam
cerita ini adalah kebersamaan saat
kemping.Kekompakan yang dilakukan
siswa-siswi saat melakukan kegiatan
kemping.Mereka semua sangat menikmati
semua kegiatan dan kebersamaan saat
melakukan kemping.Sehingga
kekompakan terjalin sangat akrab.
b. Tokoh
Cerita yang ada dalam sebuah
novel dapat disampaikan dengan baik tidak
terlepas dari peran seorang tokoh.Hal ini,
dikarenakan tokoh merupakan unsur
terpenting dalam sebuah cerita.Tidak
adanya tokoh membuat cerpen tidak dapat
menyampaikan pesan kepada para
pembaca atau masyarakat.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 16||
terdapat tema mayor tentang persahabatan.
Ini dapat dibuktikan pada data berikut:
U.I/T.M/54
(044 )
“Hari Jumat minggu depan, sekolah
akan mengadakan kegiatan
kemping!”
Ini kejutan. Kemping!!! Itu
kegiatan yang sangat kami
tunggu.Kami sangat senang dengan
acara kemping itu asyik.
U.I/T.M/57
Data (044), (045) dan (046)
menunjukan bahwa tema mayor dalam
cerpen ketiga adalah kegiatan berkemping
yang member banyak manfaat disbanding
dengan bermain game online.Sehingga
kegiatan yang ini sangat diminati banyak
anak-anak.Sehingga anak-anak yang
awalnya tidak menyetujui diadakan
kemping, akhirnya setuju mengikuti
kegiatan kemping.Mereka merasa senang
dengan kegiatan kemping.
2) Tema Minor
Tema minor adalah makna yang
terdapat pada bagian cerita atau bisa
disebut sebagai tema sebagian. Dengan
demikian banyak sedikitnya tema minor
tergantung pada banyak sedikitnya makna
tambahan yang dapat ditafsirkan dari buah
cerita cerpen maupun novel. Dalam cerpen
ini tema minor dapat dibuktikan pada data
berikut:
U.I/T.M.R/85
(047)
“Malam ini kita akan mengadakan
acara yang terakhir yaitu jurit
malam.Kalian barius per
kelompok.” Pak Suhud member
intruksi.“Siapkan lampu senter
kalian dan gunakan jaket supaya
tidak kedinginan.”
U.I/T.M.R/85
Data (047), (048) dan (0490
menjelaskan bahwa tema minor dalam
cerita ini adalah kebersamaan saat
kemping.Kekompakan yang dilakukan
siswa-siswi saat melakukan kegiatan
kemping.Mereka semua sangat menikmati
semua kegiatan dan kebersamaan saat
melakukan kemping.Sehingga
kekompakan terjalin sangat akrab.
b. Tokoh
Cerita yang ada dalam sebuah
novel dapat disampaikan dengan baik tidak
terlepas dari peran seorang tokoh.Hal ini,
dikarenakan tokoh merupakan unsur
terpenting dalam sebuah cerita.Tidak
adanya tokoh membuat cerpen tidak dapat
menyampaikan pesan kepada para
pembaca atau masyarakat.
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 17||
Pada cerpen ini menunjukan tokoh
utama adalaha Izzah.Karena tokoh Izzah
banyak diceritakan dalam cerpen ini.Tokoh
Izzah tersebut juga banyak dimunculkan
dalam cerpen ini. Ini dbuktikan pada data
berikut;
U.I/T/55
(050)
“Horee….kemping di mana, Pak?”
aku dan teman-teman perempuan
bersorak dengan keras.
Ini kejutan. Kemping!!! Itu
kegiatan yang sangat kami
tunggu.Kami sangat senang dengan
acara kemping.Kemping itu
menyenangkan.
U.I/T/57
Izza merupakan tokoh utama yang
ada dalam cerpen ini ditunjukan dengan
data (050), (051) dan (052).Izza
merupakan sisiwi kelas enam yang ada di
SD Gemilang.Izza merupakan siswa
berprestasi dan dan disiplin.Izza menyukai
kegiatan kemping.Izza sangat berantusias
untuk mengikuti kegiatan kemping.
Tokoh Izza juga sering dimuculkan
sebagai tanda bahwa dia sebagai tokoh
utama.Izza mengikuti kemping dengan
perasaan senang dan berse-mangat.
Sehingga Izza tanpa rasa berat
menyelesaikan games yang dibe-rikan
kepadanya. Hal ini disampaikan pada data
(053), (054), dan (055) berikut;
U.I/T/76
Pada data diatas dijelaskan bahwa
Izza mengikuti kemping dengan se-mangat
dan berantusias.Dengan pemunculan tokoh
Izza membuktikan bahwa Tokoh utama
dalam cerpen ini merupakan Izza.
c. Perwatakan
Tokoh tidak akan terlepas dari sifat
atau karakteristik yang diperankan dalam
suatu cerita. Perwatakan dapat
menyampaikan berbagai sifat dan ka-
rakteristik tokoh.Perwatakan merupakan
cerminan dari tingkah laku sese-orang.
Penekanan watak seseorang dapat
diketahui lewat beberapa cara meliputi:
cara dia berbicara, cara berpikir, cara
berjalan dan apa yang dibicarakan orang
lain terhadapnya.
Perwatakan yang terdaat pada
cerpen ini adaah perwatakan bulat.Karena
setiap tokoh yang ada di dalam cerita ini
mengalami perubahan sikap. Dapat
dibuktikan pada data berikut;
U.I/P/54
(056)
“yaaah...!!! kok kemping lagi, sih pak?
Malas, ah. Mendingan di rumah saja
bis online,” kata Afif proses.
U.I/P/56
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 17||
Pada cerpen ini menunjukan tokoh
utama adalaha Izzah.Karena tokoh Izzah
banyak diceritakan dalam cerpen ini.Tokoh
Izzah tersebut juga banyak dimunculkan
dalam cerpen ini. Ini dbuktikan pada data
berikut;
U.I/T/55
(050)
“Horee….kemping di mana, Pak?”
aku dan teman-teman perempuan
bersorak dengan keras.
Ini kejutan. Kemping!!! Itu
kegiatan yang sangat kami
tunggu.Kami sangat senang dengan
acara kemping.Kemping itu
menyenangkan.
U.I/T/57
Izza merupakan tokoh utama yang
ada dalam cerpen ini ditunjukan dengan
data (050), (051) dan (052).Izza
merupakan sisiwi kelas enam yang ada di
SD Gemilang.Izza merupakan siswa
berprestasi dan dan disiplin.Izza menyukai
kegiatan kemping.Izza sangat berantusias
untuk mengikuti kegiatan kemping.
Tokoh Izza juga sering dimuculkan
sebagai tanda bahwa dia sebagai tokoh
utama.Izza mengikuti kemping dengan
perasaan senang dan berse-mangat.
Sehingga Izza tanpa rasa berat
menyelesaikan games yang dibe-rikan
kepadanya. Hal ini disampaikan pada data
(053), (054), dan (055) berikut;
U.I/T/76
Pada data diatas dijelaskan bahwa
Izza mengikuti kemping dengan se-mangat
dan berantusias.Dengan pemunculan tokoh
Izza membuktikan bahwa Tokoh utama
dalam cerpen ini merupakan Izza.
c. Perwatakan
Tokoh tidak akan terlepas dari sifat
atau karakteristik yang diperankan dalam
suatu cerita. Perwatakan dapat
menyampaikan berbagai sifat dan ka-
rakteristik tokoh.Perwatakan merupakan
cerminan dari tingkah laku sese-orang.
Penekanan watak seseorang dapat
diketahui lewat beberapa cara meliputi:
cara dia berbicara, cara berpikir, cara
berjalan dan apa yang dibicarakan orang
lain terhadapnya.
Perwatakan yang terdaat pada
cerpen ini adaah perwatakan bulat.Karena
setiap tokoh yang ada di dalam cerita ini
mengalami perubahan sikap. Dapat
dibuktikan pada data berikut;
U.I/P/54
(056)
“yaaah...!!! kok kemping lagi, sih pak?
Malas, ah. Mendingan di rumah saja
bis online,” kata Afif proses.
U.I/P/56
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 17||
Pada cerpen ini menunjukan tokoh
utama adalaha Izzah.Karena tokoh Izzah
banyak diceritakan dalam cerpen ini.Tokoh
Izzah tersebut juga banyak dimunculkan
dalam cerpen ini. Ini dbuktikan pada data
berikut;
U.I/T/55
(050)
“Horee….kemping di mana, Pak?”
aku dan teman-teman perempuan
bersorak dengan keras.
Ini kejutan. Kemping!!! Itu
kegiatan yang sangat kami
tunggu.Kami sangat senang dengan
acara kemping.Kemping itu
menyenangkan.
U.I/T/57
Izza merupakan tokoh utama yang
ada dalam cerpen ini ditunjukan dengan
data (050), (051) dan (052).Izza
merupakan sisiwi kelas enam yang ada di
SD Gemilang.Izza merupakan siswa
berprestasi dan dan disiplin.Izza menyukai
kegiatan kemping.Izza sangat berantusias
untuk mengikuti kegiatan kemping.
Tokoh Izza juga sering dimuculkan
sebagai tanda bahwa dia sebagai tokoh
utama.Izza mengikuti kemping dengan
perasaan senang dan berse-mangat.
Sehingga Izza tanpa rasa berat
menyelesaikan games yang dibe-rikan
kepadanya. Hal ini disampaikan pada data
(053), (054), dan (055) berikut;
U.I/T/76
Pada data diatas dijelaskan bahwa
Izza mengikuti kemping dengan se-mangat
dan berantusias.Dengan pemunculan tokoh
Izza membuktikan bahwa Tokoh utama
dalam cerpen ini merupakan Izza.
c. Perwatakan
Tokoh tidak akan terlepas dari sifat
atau karakteristik yang diperankan dalam
suatu cerita. Perwatakan dapat
menyampaikan berbagai sifat dan ka-
rakteristik tokoh.Perwatakan merupakan
cerminan dari tingkah laku sese-orang.
Penekanan watak seseorang dapat
diketahui lewat beberapa cara meliputi:
cara dia berbicara, cara berpikir, cara
berjalan dan apa yang dibicarakan orang
lain terhadapnya.
Perwatakan yang terdaat pada
cerpen ini adaah perwatakan bulat.Karena
setiap tokoh yang ada di dalam cerita ini
mengalami perubahan sikap. Dapat
dibuktikan pada data berikut;
U.I/P/54
(056)
“yaaah...!!! kok kemping lagi, sih pak?
Malas, ah. Mendingan di rumah saja
bis online,” kata Afif proses.
U.I/P/56
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 18||
.
Data (056) dan (057) menunjukan
bahwa murid laki-laki menyetujui kegiatan
kemping.Kegiatan online yang mereka
unggulkan tidak dapat
pendukung.Sehingga guru-guru
memutuskan untuk melaksanakan kegiatan
kemping.Selanjutnya, guru-guru melarang
untuk membawa gadget di tem-pat
kemping.Sehingga tidak ada alasan lagi
untuk bermalas-malasan untuk mengikuti
kemping.
d. Konflik
Kehidupan seorang tokoh tidak
terlepas dari konflik yang dialami.Konflik
menjadi salah satu unsur terpenting untuk
menampilkan karakter tokoh dan jalannya
cerita. Tanpa adanya konflik, sebuah
cerpen tidak akan memiliki ke-menarikan
untuk menarik pembaca atau masyarakat.
Konflik menjadi salah satu unsur untuk
menyampaikan pesan yang ada dalam
sebuah cerita.
Konflik yang terjadi pada cerpen
ini menunjukan ketika siswa perempuan
menyetujui untuk mengadakan kegiatan
kemping.Namun, siswa laki-laki tidak
menyetujui kegiata tersebut.merek lebih
memilih dirumah untuk berain online ini
dibuktikan pada data berikut;
U.I/K/54
(058)
Tapi, ada juga beberapa teman
kami yang tidak suka dengan
kegiatan kemping.Suara anak-anak
di kelas ribut.
“Dengar dulu, Anak-anak. Eh,
kenapa jai rebut begini?”
Kemping lagi, sih pak?Malas, ah.
Mendingan di rumah saja bisa
online,” kata Afif proses.
U.I/K/56
Data (058), (059) dan (060)
menjelaskan bahwa terjadi sebuah konflik
diantara murid laki-laki dan
perempuan.Karena adanya kegiatan
kemping yang dilaksanakan disekolah
mereka.Konflik tersebut termasuk komflik
eksternal.Karena melibatkan beberapa
orang didalamnya.
4. Cerpen Persahabatan Kira
a. Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau
pikiran utama yang mendasari suatu
cerita.Tema menjadi dasar cerita, sesuatu
yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang
menjadi pokok masalah dalam cerita.Tema
merupakan jiwa dari seluruh cerita.Karena
itu, tema menjadi dasar pengembangan
seluruh cerita.Tema ada yang dinyatakan
secara eksplisit (disebutkan) da nada pula
yang dinyatakan secara implisit (tanpa
disebutkan tetapi dipahami).Tema
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 18||
.
Data (056) dan (057) menunjukan
bahwa murid laki-laki menyetujui kegiatan
kemping.Kegiatan online yang mereka
unggulkan tidak dapat
pendukung.Sehingga guru-guru
memutuskan untuk melaksanakan kegiatan
kemping.Selanjutnya, guru-guru melarang
untuk membawa gadget di tem-pat
kemping.Sehingga tidak ada alasan lagi
untuk bermalas-malasan untuk mengikuti
kemping.
d. Konflik
Kehidupan seorang tokoh tidak
terlepas dari konflik yang dialami.Konflik
menjadi salah satu unsur terpenting untuk
menampilkan karakter tokoh dan jalannya
cerita. Tanpa adanya konflik, sebuah
cerpen tidak akan memiliki ke-menarikan
untuk menarik pembaca atau masyarakat.
Konflik menjadi salah satu unsur untuk
menyampaikan pesan yang ada dalam
sebuah cerita.
Konflik yang terjadi pada cerpen
ini menunjukan ketika siswa perempuan
menyetujui untuk mengadakan kegiatan
kemping.Namun, siswa laki-laki tidak
menyetujui kegiata tersebut.merek lebih
memilih dirumah untuk berain online ini
dibuktikan pada data berikut;
U.I/K/54
(058)
Tapi, ada juga beberapa teman
kami yang tidak suka dengan
kegiatan kemping.Suara anak-anak
di kelas ribut.
“Dengar dulu, Anak-anak. Eh,
kenapa jai rebut begini?”
Kemping lagi, sih pak?Malas, ah.
Mendingan di rumah saja bisa
online,” kata Afif proses.
U.I/K/56
Data (058), (059) dan (060)
menjelaskan bahwa terjadi sebuah konflik
diantara murid laki-laki dan
perempuan.Karena adanya kegiatan
kemping yang dilaksanakan disekolah
mereka.Konflik tersebut termasuk komflik
eksternal.Karena melibatkan beberapa
orang didalamnya.
4. Cerpen Persahabatan Kira
a. Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau
pikiran utama yang mendasari suatu
cerita.Tema menjadi dasar cerita, sesuatu
yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang
menjadi pokok masalah dalam cerita.Tema
merupakan jiwa dari seluruh cerita.Karena
itu, tema menjadi dasar pengembangan
seluruh cerita.Tema ada yang dinyatakan
secara eksplisit (disebutkan) da nada pula
yang dinyatakan secara implisit (tanpa
disebutkan tetapi dipahami).Tema
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 18||
.
Data (056) dan (057) menunjukan
bahwa murid laki-laki menyetujui kegiatan
kemping.Kegiatan online yang mereka
unggulkan tidak dapat
pendukung.Sehingga guru-guru
memutuskan untuk melaksanakan kegiatan
kemping.Selanjutnya, guru-guru melarang
untuk membawa gadget di tem-pat
kemping.Sehingga tidak ada alasan lagi
untuk bermalas-malasan untuk mengikuti
kemping.
d. Konflik
Kehidupan seorang tokoh tidak
terlepas dari konflik yang dialami.Konflik
menjadi salah satu unsur terpenting untuk
menampilkan karakter tokoh dan jalannya
cerita. Tanpa adanya konflik, sebuah
cerpen tidak akan memiliki ke-menarikan
untuk menarik pembaca atau masyarakat.
Konflik menjadi salah satu unsur untuk
menyampaikan pesan yang ada dalam
sebuah cerita.
Konflik yang terjadi pada cerpen
ini menunjukan ketika siswa perempuan
menyetujui untuk mengadakan kegiatan
kemping.Namun, siswa laki-laki tidak
menyetujui kegiata tersebut.merek lebih
memilih dirumah untuk berain online ini
dibuktikan pada data berikut;
U.I/K/54
(058)
Tapi, ada juga beberapa teman
kami yang tidak suka dengan
kegiatan kemping.Suara anak-anak
di kelas ribut.
“Dengar dulu, Anak-anak. Eh,
kenapa jai rebut begini?”
Kemping lagi, sih pak?Malas, ah.
Mendingan di rumah saja bisa
online,” kata Afif proses.
U.I/K/56
Data (058), (059) dan (060)
menjelaskan bahwa terjadi sebuah konflik
diantara murid laki-laki dan
perempuan.Karena adanya kegiatan
kemping yang dilaksanakan disekolah
mereka.Konflik tersebut termasuk komflik
eksternal.Karena melibatkan beberapa
orang didalamnya.
4. Cerpen Persahabatan Kira
a. Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau
pikiran utama yang mendasari suatu
cerita.Tema menjadi dasar cerita, sesuatu
yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang
menjadi pokok masalah dalam cerita.Tema
merupakan jiwa dari seluruh cerita.Karena
itu, tema menjadi dasar pengembangan
seluruh cerita.Tema ada yang dinyatakan
secara eksplisit (disebutkan) da nada pula
yang dinyatakan secara implisit (tanpa
disebutkan tetapi dipahami).Tema
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 19||
dibedakan menjadi dua, tema mayor dan
tema minor.
1)Tema Mayor
Tema mayor adalah makna pokok
cerita yang menjadi dasar atau gagasan
dasar umum karya tersebut, atau bisa juga
disebut tema paling utama.Pada cerita ini
terdapat tema mayor tentang
persahabatan.Ini dapat dibuktikan pada
data berikut.
U.I/T.M/92
(061)
Sebetulnya, aku punya dua sahabat,
Nindya dan Yussa Fatimah.Namun,
Nindya-lah yang paling mengerti
tentang aku, sedangkan Yussa,
sahabat yang baik hati, lebih baik
dari Nindya.Tapi menurutku, tetap
yang terbaik adalah Nindya.
U.I/T.M/102
Data (061), (062), (063), (064) dan
(065) menunjukan bahwa tema mayor
dalam cerita ini yaitu, tentang
persahabatan.Persahabatan yang terjalin
tiga anak yaitu Kira, Yussa dan
Nindya.Mereka saling menghibur dan
memberikan semangat ketika salah seorang
dari mereka mengalami musibah atau
merasa sedih.
1) Tema Minor
Tema minor adalah makna yang
terdapat pada bagian cerita atau bisa
disebut sebagai tema sebagian. Dengan
demikian banyak sedikitnya tema minor
tergantung pada banyak sedikitnya makna
tambahan yang dapat ditafsirkan dari buah
cerita cerpen maupun novel. Dalam cerpen
ini tema minor dapat dibuktikan pada data
berikbut:
U.I/T.M/102
(062)
Akhirnya, kami bercakap-cakap,
tertawa riang, dan saling berbagi
cerita di cafe milik ibunya
Riris.Persahabat kami memang
sudah terjalin lama terjalin.Tapi
keceriaan seperti ini rasanya baru
tercipta.
U.I/T.M/109
Data (062), (063) dan (064)
menunjukan bahwa tema minor dalam
cerpen ini adalah kebersamaan.Ketiga
sahabat ini melakukan kegiatan bersama,
sehingga mempererat kedekataan
mereka.Mereka menyadai bahwa mereka
semakin dekat.
b) Tokoh
Cerita yang ada dalam sebuah
novel dapat disampaikan dengan baik tidak
terlepas dari peran seorang tokoh.Hal ini,
dikarenakan tokoh meru-pakan unsur
terpenting dalam sebuah cerita.Tidak
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 19||
dibedakan menjadi dua, tema mayor dan
tema minor.
1)Tema Mayor
Tema mayor adalah makna pokok
cerita yang menjadi dasar atau gagasan
dasar umum karya tersebut, atau bisa juga
disebut tema paling utama.Pada cerita ini
terdapat tema mayor tentang
persahabatan.Ini dapat dibuktikan pada
data berikut.
U.I/T.M/92
(061)
Sebetulnya, aku punya dua sahabat,
Nindya dan Yussa Fatimah.Namun,
Nindya-lah yang paling mengerti
tentang aku, sedangkan Yussa,
sahabat yang baik hati, lebih baik
dari Nindya.Tapi menurutku, tetap
yang terbaik adalah Nindya.
U.I/T.M/102
Data (061), (062), (063), (064) dan
(065) menunjukan bahwa tema mayor
dalam cerita ini yaitu, tentang
persahabatan.Persahabatan yang terjalin
tiga anak yaitu Kira, Yussa dan
Nindya.Mereka saling menghibur dan
memberikan semangat ketika salah seorang
dari mereka mengalami musibah atau
merasa sedih.
1) Tema Minor
Tema minor adalah makna yang
terdapat pada bagian cerita atau bisa
disebut sebagai tema sebagian. Dengan
demikian banyak sedikitnya tema minor
tergantung pada banyak sedikitnya makna
tambahan yang dapat ditafsirkan dari buah
cerita cerpen maupun novel. Dalam cerpen
ini tema minor dapat dibuktikan pada data
berikbut:
U.I/T.M/102
(062)
Akhirnya, kami bercakap-cakap,
tertawa riang, dan saling berbagi
cerita di cafe milik ibunya
Riris.Persahabat kami memang
sudah terjalin lama terjalin.Tapi
keceriaan seperti ini rasanya baru
tercipta.
U.I/T.M/109
Data (062), (063) dan (064)
menunjukan bahwa tema minor dalam
cerpen ini adalah kebersamaan.Ketiga
sahabat ini melakukan kegiatan bersama,
sehingga mempererat kedekataan
mereka.Mereka menyadai bahwa mereka
semakin dekat.
b) Tokoh
Cerita yang ada dalam sebuah
novel dapat disampaikan dengan baik tidak
terlepas dari peran seorang tokoh.Hal ini,
dikarenakan tokoh meru-pakan unsur
terpenting dalam sebuah cerita.Tidak
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 19||
dibedakan menjadi dua, tema mayor dan
tema minor.
1)Tema Mayor
Tema mayor adalah makna pokok
cerita yang menjadi dasar atau gagasan
dasar umum karya tersebut, atau bisa juga
disebut tema paling utama.Pada cerita ini
terdapat tema mayor tentang
persahabatan.Ini dapat dibuktikan pada
data berikut.
U.I/T.M/92
(061)
Sebetulnya, aku punya dua sahabat,
Nindya dan Yussa Fatimah.Namun,
Nindya-lah yang paling mengerti
tentang aku, sedangkan Yussa,
sahabat yang baik hati, lebih baik
dari Nindya.Tapi menurutku, tetap
yang terbaik adalah Nindya.
U.I/T.M/102
Data (061), (062), (063), (064) dan
(065) menunjukan bahwa tema mayor
dalam cerita ini yaitu, tentang
persahabatan.Persahabatan yang terjalin
tiga anak yaitu Kira, Yussa dan
Nindya.Mereka saling menghibur dan
memberikan semangat ketika salah seorang
dari mereka mengalami musibah atau
merasa sedih.
1) Tema Minor
Tema minor adalah makna yang
terdapat pada bagian cerita atau bisa
disebut sebagai tema sebagian. Dengan
demikian banyak sedikitnya tema minor
tergantung pada banyak sedikitnya makna
tambahan yang dapat ditafsirkan dari buah
cerita cerpen maupun novel. Dalam cerpen
ini tema minor dapat dibuktikan pada data
berikbut:
U.I/T.M/102
(062)
Akhirnya, kami bercakap-cakap,
tertawa riang, dan saling berbagi
cerita di cafe milik ibunya
Riris.Persahabat kami memang
sudah terjalin lama terjalin.Tapi
keceriaan seperti ini rasanya baru
tercipta.
U.I/T.M/109
Data (062), (063) dan (064)
menunjukan bahwa tema minor dalam
cerpen ini adalah kebersamaan.Ketiga
sahabat ini melakukan kegiatan bersama,
sehingga mempererat kedekataan
mereka.Mereka menyadai bahwa mereka
semakin dekat.
b) Tokoh
Cerita yang ada dalam sebuah
novel dapat disampaikan dengan baik tidak
terlepas dari peran seorang tokoh.Hal ini,
dikarenakan tokoh meru-pakan unsur
terpenting dalam sebuah cerita.Tidak
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 20||
adanya tokoh membuat cerpen tidak dapat
menyampaikan pesan kepada para
pembaca atau masyarakat.
Cerpen ini mempunyai tokoh utama
yaitu Kira.Kira adalah siswi kelas enam
SD Gemilang.Kira mempunyai
kepribadian tomboy.Tokoh kira sangat
sering dimunculkan dalam cerita ini.
U.I/T/92
(065)
Namaku Kryla Lryla Larlya. Aku
biasa dipanggil Kira atau Kirla.
Kata teman-taman sekelasku, aku
orangnya tomboy, tapi aku tidak
merasa tomboy….
U.I/T/94
(066)
“Bu, aku berangkat ke sekolah
dulu, ya. Assallamuallaikum Bu…,”
U.I/T/97
Data (065), (066), (067), (068),
(069) dan (070) menunjukan bahwa dalam
cerpen yang berjudul Persahabatan Kita
bahwa Kira merupakan tokoh utama.
Tokoh kira sering dimunculkan dalam
cerita, setiap cerita menunjukan bahwa
Kira mempunyai peran.Kira mempunyai
dua orang sahabat.
c) Perwatakan
Tokoh tidak akan terlepas dari sifat
atau karakteristik yang diperankan dalam
suatu cerita. Perwatakan dapat
menyampaikan berbagai sifat dan ka-
rakteristik tokoh.Perwatakan merupakan
cerminan dari tingkah laku sese-orang.
Penekanan watak seseorang dapat
diketahui lewat beberapa cara meliputi:
cara dia berbicara, cara berpikir, cara
berjalan dan apa yang dibicarakan orang
lain terhadapnya.
Perwatakan dalam cerpen ini aalah
perwatakan bulat.Perwatakan yang mampu
berubah.Kira yang hanya merasa dekat
denga Nindya mulai menyadari bahwa dia
harus dekat juga dengan Yussa. Hal ini
dapat dibuktikan pada data berikut:
U.I/P/92
(070)
Sebetulnya, aku punya dua sahabat,
Nindya dan Yussa Fatimah.Namun,
Nindya-lah yang paling mengerti
tentang aku, sedangkan Yussa,
sahabat yang baik hati, lebih baik
dari Nindya.Tapi menurutku, tetap
yang terbaik adalah Nindya.
U.I/P/99
Data yang sudah disajikan diatas
menunjukan bahwa adanya berubahan
sikap yang dialami Kira.Kira yang merasa
bahwa dirinya hanya dekat dengan Nindya,
mulai merasa bersalah.Kira menyadari
kalau itu tidak adil, karena Yussa juga
seorang sahabat yang sangat baik dan
perhatian.Hal tersebut membuat kira
berubah.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 20||
adanya tokoh membuat cerpen tidak dapat
menyampaikan pesan kepada para
pembaca atau masyarakat.
Cerpen ini mempunyai tokoh utama
yaitu Kira.Kira adalah siswi kelas enam
SD Gemilang.Kira mempunyai
kepribadian tomboy.Tokoh kira sangat
sering dimunculkan dalam cerita ini.
U.I/T/92
(065)
Namaku Kryla Lryla Larlya. Aku
biasa dipanggil Kira atau Kirla.
Kata teman-taman sekelasku, aku
orangnya tomboy, tapi aku tidak
merasa tomboy….
U.I/T/94
(066)
“Bu, aku berangkat ke sekolah
dulu, ya. Assallamuallaikum Bu…,”
U.I/T/97
Data (065), (066), (067), (068),
(069) dan (070) menunjukan bahwa dalam
cerpen yang berjudul Persahabatan Kita
bahwa Kira merupakan tokoh utama.
Tokoh kira sering dimunculkan dalam
cerita, setiap cerita menunjukan bahwa
Kira mempunyai peran.Kira mempunyai
dua orang sahabat.
c) Perwatakan
Tokoh tidak akan terlepas dari sifat
atau karakteristik yang diperankan dalam
suatu cerita. Perwatakan dapat
menyampaikan berbagai sifat dan ka-
rakteristik tokoh.Perwatakan merupakan
cerminan dari tingkah laku sese-orang.
Penekanan watak seseorang dapat
diketahui lewat beberapa cara meliputi:
cara dia berbicara, cara berpikir, cara
berjalan dan apa yang dibicarakan orang
lain terhadapnya.
Perwatakan dalam cerpen ini aalah
perwatakan bulat.Perwatakan yang mampu
berubah.Kira yang hanya merasa dekat
denga Nindya mulai menyadari bahwa dia
harus dekat juga dengan Yussa. Hal ini
dapat dibuktikan pada data berikut:
U.I/P/92
(070)
Sebetulnya, aku punya dua sahabat,
Nindya dan Yussa Fatimah.Namun,
Nindya-lah yang paling mengerti
tentang aku, sedangkan Yussa,
sahabat yang baik hati, lebih baik
dari Nindya.Tapi menurutku, tetap
yang terbaik adalah Nindya.
U.I/P/99
Data yang sudah disajikan diatas
menunjukan bahwa adanya berubahan
sikap yang dialami Kira.Kira yang merasa
bahwa dirinya hanya dekat dengan Nindya,
mulai merasa bersalah.Kira menyadari
kalau itu tidak adil, karena Yussa juga
seorang sahabat yang sangat baik dan
perhatian.Hal tersebut membuat kira
berubah.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 20||
adanya tokoh membuat cerpen tidak dapat
menyampaikan pesan kepada para
pembaca atau masyarakat.
Cerpen ini mempunyai tokoh utama
yaitu Kira.Kira adalah siswi kelas enam
SD Gemilang.Kira mempunyai
kepribadian tomboy.Tokoh kira sangat
sering dimunculkan dalam cerita ini.
U.I/T/92
(065)
Namaku Kryla Lryla Larlya. Aku
biasa dipanggil Kira atau Kirla.
Kata teman-taman sekelasku, aku
orangnya tomboy, tapi aku tidak
merasa tomboy….
U.I/T/94
(066)
“Bu, aku berangkat ke sekolah
dulu, ya. Assallamuallaikum Bu…,”
U.I/T/97
Data (065), (066), (067), (068),
(069) dan (070) menunjukan bahwa dalam
cerpen yang berjudul Persahabatan Kita
bahwa Kira merupakan tokoh utama.
Tokoh kira sering dimunculkan dalam
cerita, setiap cerita menunjukan bahwa
Kira mempunyai peran.Kira mempunyai
dua orang sahabat.
c) Perwatakan
Tokoh tidak akan terlepas dari sifat
atau karakteristik yang diperankan dalam
suatu cerita. Perwatakan dapat
menyampaikan berbagai sifat dan ka-
rakteristik tokoh.Perwatakan merupakan
cerminan dari tingkah laku sese-orang.
Penekanan watak seseorang dapat
diketahui lewat beberapa cara meliputi:
cara dia berbicara, cara berpikir, cara
berjalan dan apa yang dibicarakan orang
lain terhadapnya.
Perwatakan dalam cerpen ini aalah
perwatakan bulat.Perwatakan yang mampu
berubah.Kira yang hanya merasa dekat
denga Nindya mulai menyadari bahwa dia
harus dekat juga dengan Yussa. Hal ini
dapat dibuktikan pada data berikut:
U.I/P/92
(070)
Sebetulnya, aku punya dua sahabat,
Nindya dan Yussa Fatimah.Namun,
Nindya-lah yang paling mengerti
tentang aku, sedangkan Yussa,
sahabat yang baik hati, lebih baik
dari Nindya.Tapi menurutku, tetap
yang terbaik adalah Nindya.
U.I/P/99
Data yang sudah disajikan diatas
menunjukan bahwa adanya berubahan
sikap yang dialami Kira.Kira yang merasa
bahwa dirinya hanya dekat dengan Nindya,
mulai merasa bersalah.Kira menyadari
kalau itu tidak adil, karena Yussa juga
seorang sahabat yang sangat baik dan
perhatian.Hal tersebut membuat kira
berubah.
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 21||
d) Konflik
Kehidupan seorang tokoh tidak
terlepas dari konflik yang dialami.Kon-flik
menjadi salah satu unsur terpenting untuk
menampilkan karakter tokoh dan jalannya
cerita. Tanpa adanya konflik, sebuah
cerpen tidak akan memiliki kemenarikan
untuk menarik pembaca atau masyarakat.
Konflik menjadi salah satu unsur untuk
menyampaikan pesan yang ada dalam
sebuah cerita.
Konflik yang terjadi dalam cerita
ini merupakan konflik batin dan konflik
ekternal.Konflik eksternal dialami oleh
Kira dan Nindya yang sering
bersitegang.Mereka sering bertengkar
karena hal sepele.Konflik ini juga terjadi
ketika pembatalan Ini dapat dibuktikan
sebagai berikut;
U.I/K/94
(073)
Nindya memang begitu.Ada saja
yang tertinggal di rumah. Itu dulu,
waktu kelas lima. “aku kan nggak
manja, nggak kayak kamu…..,”
Nindya mencibir ke arahku.
Ta, bisa jadi kalau dia sudah
berubah. Tapi, kalau menuduh aku
anak manja salah besar.
U.I/K/94
Data (073), (074), (075) dan (076)
menunjukan bahwa adanya konflik
eksternal Kira dengan Nindya, mereka
sering terlibat perdebatan.Masing-masing
mempunyai pendapat yang
berbeda.Sehingga memunculkan perde-
batan.Ditambah dengan acara Super Camp
yang dibatalkan membuat mere-ka
kecewa.Karena mereka suah menyiapkan
peralatan dan kebutuhan Super Camp.
Konflik internal juga dialami oleh Yussa.
Karena orang tuanya yang sibuk bekerja
dan sering ditinggal keluar negeri
membuat Yussa ingin ber-tukar tempat
dengan Kira. Agar Kira juga merasakan ap
yang dirasakan Yussa.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2012. ProsedurPenelitian: Suatu PendekatanPraktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Aminuddin. 2010. Pengantar ApresiasiKarya Sastra. Bandung : SinarBaru Algesindo.
A. Sayuti, Suminto.2000. BerkenalanDengan Prosa Fiksi. Yogjakarta :Gramedia.
Budiata, Melani. 2002. Membaca KaryaSastra. Magelang : Indonesia Terra.
Moleong, J. Lexy,. 2011. MetodologiPenelitian Kualittatif. Bandung :PT. Rosda Karya Offset.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. TeoriPengkajian Fiksi. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Teori,Metode, dan Teknik PenelitianSastra. Yogyakarta : PustakaPelajar.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 21||
d) Konflik
Kehidupan seorang tokoh tidak
terlepas dari konflik yang dialami.Kon-flik
menjadi salah satu unsur terpenting untuk
menampilkan karakter tokoh dan jalannya
cerita. Tanpa adanya konflik, sebuah
cerpen tidak akan memiliki kemenarikan
untuk menarik pembaca atau masyarakat.
Konflik menjadi salah satu unsur untuk
menyampaikan pesan yang ada dalam
sebuah cerita.
Konflik yang terjadi dalam cerita
ini merupakan konflik batin dan konflik
ekternal.Konflik eksternal dialami oleh
Kira dan Nindya yang sering
bersitegang.Mereka sering bertengkar
karena hal sepele.Konflik ini juga terjadi
ketika pembatalan Ini dapat dibuktikan
sebagai berikut;
U.I/K/94
(073)
Nindya memang begitu.Ada saja
yang tertinggal di rumah. Itu dulu,
waktu kelas lima. “aku kan nggak
manja, nggak kayak kamu…..,”
Nindya mencibir ke arahku.
Ta, bisa jadi kalau dia sudah
berubah. Tapi, kalau menuduh aku
anak manja salah besar.
U.I/K/94
Data (073), (074), (075) dan (076)
menunjukan bahwa adanya konflik
eksternal Kira dengan Nindya, mereka
sering terlibat perdebatan.Masing-masing
mempunyai pendapat yang
berbeda.Sehingga memunculkan perde-
batan.Ditambah dengan acara Super Camp
yang dibatalkan membuat mere-ka
kecewa.Karena mereka suah menyiapkan
peralatan dan kebutuhan Super Camp.
Konflik internal juga dialami oleh Yussa.
Karena orang tuanya yang sibuk bekerja
dan sering ditinggal keluar negeri
membuat Yussa ingin ber-tukar tempat
dengan Kira. Agar Kira juga merasakan ap
yang dirasakan Yussa.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2012. ProsedurPenelitian: Suatu PendekatanPraktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Aminuddin. 2010. Pengantar ApresiasiKarya Sastra. Bandung : SinarBaru Algesindo.
A. Sayuti, Suminto.2000. BerkenalanDengan Prosa Fiksi. Yogjakarta :Gramedia.
Budiata, Melani. 2002. Membaca KaryaSastra. Magelang : Indonesia Terra.
Moleong, J. Lexy,. 2011. MetodologiPenelitian Kualittatif. Bandung :PT. Rosda Karya Offset.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. TeoriPengkajian Fiksi. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Teori,Metode, dan Teknik PenelitianSastra. Yogyakarta : PustakaPelajar.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 21||
d) Konflik
Kehidupan seorang tokoh tidak
terlepas dari konflik yang dialami.Kon-flik
menjadi salah satu unsur terpenting untuk
menampilkan karakter tokoh dan jalannya
cerita. Tanpa adanya konflik, sebuah
cerpen tidak akan memiliki kemenarikan
untuk menarik pembaca atau masyarakat.
Konflik menjadi salah satu unsur untuk
menyampaikan pesan yang ada dalam
sebuah cerita.
Konflik yang terjadi dalam cerita
ini merupakan konflik batin dan konflik
ekternal.Konflik eksternal dialami oleh
Kira dan Nindya yang sering
bersitegang.Mereka sering bertengkar
karena hal sepele.Konflik ini juga terjadi
ketika pembatalan Ini dapat dibuktikan
sebagai berikut;
U.I/K/94
(073)
Nindya memang begitu.Ada saja
yang tertinggal di rumah. Itu dulu,
waktu kelas lima. “aku kan nggak
manja, nggak kayak kamu…..,”
Nindya mencibir ke arahku.
Ta, bisa jadi kalau dia sudah
berubah. Tapi, kalau menuduh aku
anak manja salah besar.
U.I/K/94
Data (073), (074), (075) dan (076)
menunjukan bahwa adanya konflik
eksternal Kira dengan Nindya, mereka
sering terlibat perdebatan.Masing-masing
mempunyai pendapat yang
berbeda.Sehingga memunculkan perde-
batan.Ditambah dengan acara Super Camp
yang dibatalkan membuat mere-ka
kecewa.Karena mereka suah menyiapkan
peralatan dan kebutuhan Super Camp.
Konflik internal juga dialami oleh Yussa.
Karena orang tuanya yang sibuk bekerja
dan sering ditinggal keluar negeri
membuat Yussa ingin ber-tukar tempat
dengan Kira. Agar Kira juga merasakan ap
yang dirasakan Yussa.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2012. ProsedurPenelitian: Suatu PendekatanPraktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Aminuddin. 2010. Pengantar ApresiasiKarya Sastra. Bandung : SinarBaru Algesindo.
A. Sayuti, Suminto.2000. BerkenalanDengan Prosa Fiksi. Yogjakarta :Gramedia.
Budiata, Melani. 2002. Membaca KaryaSastra. Magelang : Indonesia Terra.
Moleong, J. Lexy,. 2011. MetodologiPenelitian Kualittatif. Bandung :PT. Rosda Karya Offset.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. TeoriPengkajian Fiksi. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Teori,Metode, dan Teknik PenelitianSastra. Yogyakarta : PustakaPelajar.
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Yuliana Rohmawati| 12.1.01.07.0105FKIP- PBSI
simki.unpkediri.ac.id|| 22||
Saefullah, Aep. 2010. Bagaimana caraMengatasi Stress dan patah Hati.Bandung : Pustaka Reka Cipta.
Semi, Atar. 1993. Metode PenelitianSastra. Bandung: Angkasa.
Siswantoro. 2005. Metode PenelitianSastra: Analisis Psikologis.
Surakarta: MuhammadiyahUniversity Press.
Sugiyono. 2007. Metode PenelitianKombinasi (Mixed Methods).Bandung: Alfabeta.