Top Banner
PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN KEPEMILIKAN ASING TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011) Qadar Wahyuni Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala 2013 ABSTRACT This research aims to examine the effect of enviromental performance and foreign ownership refer to financial performance in PROPER’s companies participant. This study uses 32 samples of firms that listed as participant of Program Peringkat Kinerja Lingkungan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) and listed in Indonesia Stock Exchange for the period of 2009 to 2011. Applying a multiple linear regression analysis method, this study found that environmental performance and foreign ownership has an effect on return on assets (ROA) and return on equity (ROE). Keywords: environmental performance, PROPER, foreign ownership, financial performance 1. PENDAHULUAN Permasalahan lingkungan dewasa ini telah menjadi rahasia umum yang hangat dibicarakan. Kurangnya perhatian perusahaan terhadap dampak-dampak lingkungan yang timbul sebagai akibat aktivitas industrinya menyebabkan pencemaran lingkungan semakin tidak dapat dikendalikan. Di antaranya adalah saat memperoleh bahan baku, proses produksi, dan hasil produksi yang efeknya menyebabkan pencemaran lingkungan seperti pencemaran udara, air, tanah dan sebagainya (Djuitaningsih & Ristiawati, 2011). Permasalahan tersebut mendorong banyak pihak melakukan upaya untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Di antaranya konsumen, stakeholder, pemerintah, dan pihak terkait dalam lingkungan hidup
30

Artikel

Nov 27, 2015

Download

Documents

Muhammad Taqwa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Artikel

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN KEPEMILIKAN ASING TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftardi Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011)

Qadar WahyuniFakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

2013

ABSTRACT

This research aims to examine the effect of enviromental performance and foreign ownership refer to financial performance in PROPER’s companies participant.

This study uses 32 samples of firms that listed as participant of Program Peringkat Kinerja Lingkungan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) and listed in Indonesia Stock Exchange for the period of 2009 to 2011.

Applying a multiple linear regression analysis method, this study found that environmental performance and foreign ownership has an effect on return on assets (ROA) and return on equity (ROE).

Keywords: environmental performance, PROPER, foreign ownership, financial performance

1. PENDAHULUAN

Permasalahan lingkungan dewasa ini telah menjadi rahasia umum yang

hangat dibicarakan. Kurangnya perhatian perusahaan terhadap dampak-

dampak lingkungan yang timbul sebagai akibat aktivitas industrinya

menyebabkan pencemaran lingkungan semakin tidak dapat dikendalikan. Di

antaranya adalah saat memperoleh bahan baku, proses produksi, dan hasil

produksi yang efeknya menyebabkan pencemaran lingkungan seperti

pencemaran udara, air, tanah dan sebagainya (Djuitaningsih & Ristiawati,

2011).

Permasalahan tersebut mendorong banyak pihak melakukan upaya

untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Di antaranya konsumen, stakeholder,

pemerintah, dan pihak terkait dalam lingkungan hidup baik secara

independen, nasional maupun internasional seperti WALHI (Wahana

Lingkungan Hidup Indonesia), USEPA (United States Environmental Protection

Agency) yang mengeluarkan data TRI (Toxic Inventory, International

Organization for Standardization) yang menetapkan ISO 14000, PBB

(Perserikatan Bangsa-Bangsa) melalui UNEP (United Nations Environment

Page 2: Artikel

Programme) dan UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate

Change), GRI (Global Reporting Initiative) yang mengeluarkan pedoman

pelaporan pengungkapan lingkungan sukarela, dan yang lainnya.

Pengungkapan Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate

Social Responsibility Disclosure (CSR Disclosure) merupakan mekanisme bagi

suatu organisasi secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap

lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan dengan stakeholders yang

melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Ikhsan & Linda, 2007).

Untuk mendukung pelaksanaan tanggung jawab perusahaan-perusahaan di

Indonesia, pemerintah membentuk suatu program penilaian dengan

meluncurkan PROPER (Program Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Kinerja

Lingkungan Hidup) pada tahun 2002 yang dilakukan oleh KLH (Kementerian

Lingkungan Hidup). Pengukuran kinerja perusahaan pada PROPER

menggunakan indikator warna, yaitu warna emas sebagai indikasi peringkat

kinerja penataan paling baik, kemudian warna hijau, biru, merah, dan hitam

sebagai indikasi penilaian kinerja paling buruk.

Diberlakukannya program pemerintah tersebut sampai saat ini

pelaksanaannya masih jauh dari harapan. Sebagai buktinya yakni masih

banyaknya perusahaan di Indonesia yang tergabung dalam PROPER namun

masih mendapatkan peringkat hitam pada periode 2009-2011. Hal ini berarti

bahwa perusahaan tersebut tidak melakukan upaya kinerja lingkungan

sebagaimana yang disyaratkan serta berpotensi mencemari lingkungan di

Indonesia. Oleh karena itulah diperlukan pengaturan secara khusus mengenai

masalah kinerja lingkungan hidup. Dan tentu sudah selayaknya perusahaan

bersedia untuk menyajikan suatu laporan yang dapat mengungkapkan

bagaimana kontribusi mereka terhadap berbagai permasalahan sosial yang

terjadi di sekitarnya (Djuitaningsih & Ristiawati, 2011).

Kinerja lingkungan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan dapat

mempengaruhi kinerja finansial perusahaan. Perusahaan akan

mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut akan meningkatkan

nilai perusahaan (Verecchia, 1983, dalam Basamalah et al., 2005). Pandangan

bahwa suatu perusahaan yang mengelola lingkungan yang baik akan

melakukan pengungkapan yang tinggi diharap dapat menjadi bahan

pertimbangan investor untuk tidak hanya melihat kinerja perusahaan dari segi

finansial saja tetapi kinerja lingkungan yang dilakukan pun perlu diperhatikan.

Hal ini menunjukan bahwa perusahaan yang menerapkan kinerja lingkungan

Page 3: Artikel

yang baik mengharapkan mendapat respon positif dari pelaku pasar. Hal ini

dilakukan untuk memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan

keuangannya dalam jangka panjang (Kiroyan, 2006, dalam Sayekti, 2007).

Kinerja lingkungan juga memiliki berbagai pengaruh pada kinerja

perusahaan. Sebuah pandangan muncul bahwa kinerja lingkungan alam

sekitar perusahaan dapat berperan untuk kinerja finansial sebuah perusahaan.

Pendekatan ini telah diuraikan sebagai enlightened shareholder approach,

menyatakan bahwa pembuat keputusan perusahaan harus

mempertimbangkan berbagai hal mengenai sosial dan lingkungan jika mereka

memaksimalkan keuntungan jangka panjang (Brine, et al. N.d dalam

Permatasiwi, 2010). Perusahaan yang baik tidak hanya mencari keuntungan

ekonomi saja, melainkan juga harus memiliki kepedulian terhadap kelestarian

lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

Perusahaan dengan persentase kepemilikan asing yang tinggi diduga

dapat meningkatkan kinerja perusahaan dikarenakan manajemen dengan

kepemilikan asing dapat lebih fokus dan lebih efisien dalam mengarahkan

kegiatan operasional perusahaan, sehingga tujuan memaksimalkan profit

dapat tercapai. Pendapat ini sejalan dengan hasil penelitian Czech, et al.

(1997), D’Souza, Megginson, dan Nash (2001), serta Cella (2009) yang

mengungkapkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap

return on assets (ROA) dan return on equity (ROE).

Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Djuitaningsih dan Ristiawati

(2011) yang menguji pengaruh kinerja lingkungan dan kepemilikan asing

terhadap kinerja finansial perusahaan. Pada penelitian ini terdapat perbedaan

dari penelitian sebelumnya, yaitu objek yang diteliti adalah perusahaan sektor

manufaktur yang mengancam pencemaran lingkungan.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, masih terlihat adanya

ketidakkonsistenan tentang hubungan antara kinerja lingkungan dan kinerja

finansial perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk

membuktikan pengaruh di antara variabel-variabel tersebut. Berdasarkan latar

belakang yang telah diuraikan dan untuk memberikan bukti empiris mengenai

pengaruh kinerja lingkungan dan kepemilikan asing terhadap kinerja

lingkungan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-

2011.

2. KERANGKA TEORETIS DAN HIPOTESIS

Page 4: Artikel

2.1Kinerja Lingkungan

Kinerja lingkungan yang di fokuskan pada tanggung jawab terhadap lingkungan

adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (Rakhiemah &

Agustia, 2009). Kinerja lingkungan yang dilakukan pada saat ini masih atas desakan

masyarakat. Adanya kesadaran perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung

jawab sosial membuat para investor menaruh perhatian terhadap isu lingkungan ini,

terutama kaitannya dengan pemilihan investasi. Para investor tidak akan memilih investasi

yang banyak mengandung risiko, yang disebabkan oleh kurangnya kepedulian perusahaan

terhadap lingkungan sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja lingkungan digunakan

sebagai salah satu strategi dalam mengembangkan usaha perusahaan (Imas, 2008).

Di Indonesia, penerapan kinerja lingkungan perusahaan difasilitasi dengan adanya

PROPER, yaitu instrumen yang digunakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup untuk

melakukan penilaian dan pemeringkatan ketaatan perusahaan dalam melakukan kinerja

lingkungannya. Program penilaian PROPER telah diluncurkan sejak tahun 2002 oleh

Kementrian Lingkungan Hidup, yang pada awalnya dikenal dengan nama PROPER

PROKASIH. Tujuan diadakannya program ini adalah untuk mendorong peningkatan

kinerja perusahaan dalam hal kinerja lingkungan. Program ini mengimbau perusahaan

untuk dapat memberikan transparansi informasi kepada para stakeholders mengenai

aktivitas kinerja lingkungan oleh perusahaan.

Melalui program ini, perusahaan diharapkan dapat meningkatkan ketaatan dalam

pengelolaan dan penataan lingkungan, karena hasil dari pemeringkatan ini akan

diumumkan kepada publik, sehingga dapat membawa dampak bagi reputasi perusahaan.

Penilaian kinerja ketaatan perusahaan dalam PROPER menggunakan indikator warna,

dimulai dari warna emas, sebagai peringkat terbaik, diikuti warna hijau, biru, merah, dan

untuk peringkat terburuk diindikasikan dengan warna hitam. Hal ini dimaksudkan untuk

mempermudah masyarakat untuk mengetahui peringkat yang ada.

Aspek penilaian dalam PROPER difokuskan pada penilaian ketaatan perusahaan

dalam pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), kewajiban lain yang terkait dengan Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), penetapan Sistem Manajemen Lingkungan

(SML), konservasi dan pemanfaatan sumber daya, serta kegiatan sosial perusahaan.

2.2Teori Stakeholders

Page 5: Artikel

Teori stakeholders mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan

memerlukan dukungan stakeholders, sehingga aktivitas perusahaan juga

mempertimbangkan persetujuan dari stakeholders. Kinerja lingkungan

kemudian dipandang sebagai dialog antara perusahaan dengan stakeholders

(Januarti & Apriyanti, 2005). Warren, Reeve, dan Duchac (2007) menjelaskan

stakeholders sebagai individu atau entitas yang memiliki kepentingan baik

dalam kepentingan ekonomis maupun non ekonomis dari perusahaan.

Menurut pendekatan stakeholders, organisasi memilih untuk

menanggapi banyak tuntutan yang dibuat oleh para pihak yang

berkepentingan (stakeholders), yaitu setiap kelompok dalam lingkungan luar

organisasi tersebut yang terkena tindakan serta keputusan organisasi.

Menurut pendekatan ini, organisasi akan berusaha untuk memenuhi tuntutan

lingkungan dari kelompok-kelompok tersebut (Robbins & Coulter, 1999).

Januarti dan Apriyanti (2005) mengemukakan bahwa terdapat beberapa

alasan yang mendorong perusahaan perlu memerhatikan kepentingan

stakeholders, yaitu : (1) Isu lingkungan melibatkan kepentingan berbagai

kelompok dalam masyarakat yang dapat mengganggu kualitas hidup mereka;

(2) Era globalisasi mendorong produk-produk yang diperdagangkan harus

bersahabat dengan lingkungan; (3) Para investor dalam menanamkan

modalnya cenderung untuk memilih perusahaan yang memiliki dan

mengembangkan kebijakan dan program lingkungan; (4) LSM dan pecinta

lingkungan semakin vokal dalam melakukan kritik terhadap perusahaan-

perusahaan yang kurang peduli terhadap lingkungan.

2.3Kepemilikan Asing

Struktur kepemilikan saham mencerminkan distribusi kekuasaan dan

pengaruh di antara pemegang saham atas kegiatan operasional perusahaan

(Nuryaman, 2008). Harjono (2009), memaparkan bahwa struktur kepemilikan

berdasarkan jenis penanaman modal terbagi menjadi dua, yaitu Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA).

Menurut Fitriani (2001), afiliasi perusahaan dengan perusahaan asing

(multinasional) mungkin akan melakukan pengungkapan yang lebih luas. Hal

ini dikarenakan perusahaan multinasional mendapatkan mendapatkan

pelatihan yang lebih baik dari perusahaan induk yang berpusat di luar negeri,

misalnya untuk kualitas pengungkapan informasi, serta adanya permintaan

informasi yang lebih besar dari stakeholders, karena perusahaan multinasional

Page 6: Artikel

bergerak di area global, sehingga informasi yang dibutuhkan oleh

stakeholders pun menjadi lebih luas.

Selain itu, negara-negara luar terutama Eropa dan Amerika Serikat

merupakan negara-negara yang sangat memperhatikan isu-isu sosial,

sehingga perusahaan dengan persentase kepemilikan asing yang lebih tinggi

diduga akan memberikan pengungkapan tanggung jawab sosial yang lebih

baik.

2.4Kinerja Finansial Perusahaan

Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), memaparkan pengertian kinerja

sebagai ukuran seberapa efisien dan efektif seorang manajer atau sebuah

perusahaan, seberapa baik manajer atau perusahaan tersebut mencapai

tujuan yang memadai.

Kinerja keuangan perusahaan dapat diartikan sebagai prestasi yang

telah diwujudkan melalui kerja yang telah dilakukan secara maksimal yang

telah tertuang dalam suatu laporan laba rugi, neraca, dan laporan perubahan

modal yang dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kinerja

keuangan perusahaan pada periode tertentu (Ria, 2008). Kinerja keuangan

yang baik akan menarik perhatian para investor untuk berinvestasi karena

para investor tidak ingin mempunyai resiko yang tinggi dalam berinvestasi.

Ukuran yang sering digunakan dalam pengukuran kinerja adalah analis

rasio. Rasio diperoleh dengan membandingkan satu pos atau elemen laporan

keuangan dengan elemen lain dalam laporan keuangan tersebut (Fauzan,

2006). Kieso, Waygandt, dan Warfield (2007) membedakan jenis analisis rasio

ke dalam empat kategori, yaitu: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio

Profitabilitas, dan Rasio Cakupan.

3. Metode Penelitian3.1Populasi Sasaran dan Data Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 s.d 2011 yang telah

memenuhi kriteria. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-

perusahaan peserta PROPER pada periode tahun 2009 dan 2011. Pemilihan

sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu metode

pemilihan sampel yang didasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang

Page 7: Artikel

dipercaya mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat

populasi yang dikelompokan sebelumnya (Hadi, 1996).

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

dokumentasi, yaitu dengan cara menelusuri data-data sekunder yang

diperlukan dan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas serta

dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini,

data diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.

3.2 Pengukuran dan Definisi Variabel

Mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Suratno

et al., (2007) serta Rakhiemah dan Agustia (2009), kinerja keuangan diukur

dengan menghitung return on assets satu tahun ke depan (ROAt+1) dan

return on equity satu tahun ke depan (ROEt+1). Perhitungan ROAt+1

digunakan untuk melihat efektivitas manajemen dalam menghasilkan laba

menggunakan aset perusahaan, sedangkan ROEt+1 menggambarkan

kemampuan manajemen menghasilkan return dari penggunaan modal milik

perusahaan.

ROAt+1 = Net IncomeTotal Assets

ROEt+1 = Net IncomeTotal Equity

Kinerja lingkungan perusahaan adalah kinerja perusahaan dalam

menciptakan lingkungan yang baik (green) (Rakhiemah & Agustia, 2009). Pada

penelitian ini, kinerja lingkungan diukur dari prestasi perusahaan dalam

mengikuti program PROPER. Program ini diselenggarakan oleh Kementrian

Lingkungan Hidup, untuk mendorong perusahaan dalam melaksanakan kinerja

lingkungan hidup melalui instrumen informasi.

Bedasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Rakhiemah dan

Agustia (2009), pengukuran kinerja lingkungan dilakukan dengan memberikan

skor pada peringkat PROPER yang diperoleh perusahaan. Sistem peringkat

kinerja PROPER diindikasikan dalam lima warna, yakni warna emas untuk

peringkat sangat baik, diikuti warna hijau, biru, merah, dan hitam yang

mengindikasikan peringkat sangat buruk. Pemberian skor dilakukan dengan

menggunakan skala interval sebagai berikut.

a. Emas : sangat sangat baik; skor = 5

b. Hijau : sangat baik; skor = 4

Page 8: Artikel

c. Biru : baik; skor = 3

d. Merah : buruk; skor = 2

e. Hitam : sangat buruk; skor = 1

Kepemilikan Asing (Foreign Ownership/FO) merupakan kepemilikan

saham yang dimiliki oleh pihak asing dalam bentuk badan usaha asing.

Kepemilikan asing dalam penelitian ini menggunakan persentase pemilikan

saham asing dengan kepemilikan lebih dari 5% yang dilihat dalam laporan

tahunan perusahaan untuk tahun 2008-2009. Apabila suatu perusahaan

terdapat lebih dari satu pemilikan asing yang memiliki saham perusahaan,

maka kepemilikan saham diukur dengan menghitung total seluruh saham

yang dimiliki oleh seluruh pemilikan asing.

FO = Saham yang dimiliki asing

Total jumlah saham yangberedar

3.3Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi

linear berganda (multiple linear regression), yaitu metode yang bertujuan

untuk menguji dan menganalisis baik secara parsial maupun simultan

pengaruh pengaruh kinerja lingkungan yang diproksi oleh peringkat PROPER

(X1) dan kepemilikan asing (X2) terhadap return on assets (Y1) dan return on

equity (Y2) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dilakukan

dengan teknik analisis regresi linear berganda (multiple linier regression)

untuk menguji pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y1 dan Y2. Pengolahan

data menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science).

Spesifikasi regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y = Kinerja Finansial Perusahaan

a = Kostanta

b1, b2 = nilai koefisien regresi

X1 = Kinerja lingkungan

X2 = Kepemilikan Asing

e = epsilon (error term)

Page 9: Artikel

Regresi di atas digunakan 2 kali yakni ketika variabel Y diukur dengan

rasio keuangan ROA (Y1) dan ketia variabel Y diukur dengan rasio keuangan

ROE (Y2).

4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN4.1Analisis Data

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan

menjadi peserta PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan

dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup) yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan dalam purposive sampling. Berdasarkan pada kriteria yang telah

ditetapkan pada bab sebelumnya, diperoleh sampel akhir sebanyak 32

perusahaan manufaktur yang menjual sahamnya di BEI dan masuk dalam

peserta PROPER KLH selama 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2009 hingga

2011. Dengan menggabungkan data penelitian diperoleh 32 x 3 = 96 data

observasi.

4.2Pembahasan

Tabel 4.1Deskripsi Data Penelitian

Variabel n Minimum Maximum Mean Std. DeviationY 32 -.0077 .2245 .1185 .05178

X1 32 -2.438 2.432 - .80389

X2 32 -.2300 2.572 .006 1.000

Sumber: Data Diolah (2013)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat nilai terendah, tertinggi, dan rata-

rata dari variabel yang diteliti pada perusahaan manufaktur yang menjadi

peserta PROPER dan terdaftar di BEI tahun 2009-2011 dengan jumlah

observasi 32 perusahaan.

Kinerja lingkungan yang diukur berdasarkan pengukuran dari

Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) yang disajikan dalam laporan PROPER

tahunan menunjukkan rata-rata sampel berada pada skor 1,5068 atau jika

dikonversi berdasarkan kategori PROPER berada pada kriteria “Hijau”. Skor

terendah adalah 1 yang berarti ada perusahaan sampel yang berada pada

kriteria “Hitam” dalam masalah lingkungan yang berarti sangat kurang

Page 10: Artikel

memperhatikan masalah lingkungan. Sedangkan nilai tertinggi adalah 5 yang

berarti memiliki kriteria “Emas” dalam penanganan lingkungan.

Kinerja keuangan perusahaan dari 32 perusahaan selama 3 tahun yang

diukur dengan menggunakan ROA dan ROE menunjukkan rata-rata sebesar

0,1185 dan 0,2714. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel selama

tahun 2009 hingga 2011 cenderung mengalami kenaikan nilai ROA dan ROE.

Return on assets dan return on equity terendah adalah sebesar -0,0077 dan -

0,1473 atau terjadi penurunan nilai return.

4.2.1 Regresi dengan Menggunakan ROA sebagai Pengukur Variabel Dependen (Y1)

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan dua model persamaan linier berganda untuk menentukan

signifikasi dari kinerja lingkungan, kinerja PROPER, dan kepemilikan asing

terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan ROA dan ROE,

maka hasil dari regresi dengan menggunakan ROA sebagai pengukur variabel

dependen (Y1) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2Hasil Regresi Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel

Dependen(Y1)

Page 11: Artikel

Sumber: Data Diolah (2013)

Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.2, maka diperoleh persamaan

regresi linear berganda sebagai berikut:

Y1 = -0,241 + 0,051 X1 + 0,293 X2 + ε

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa konstanta (α) -0,241,

artinya jika variabel kinerja lingkungan dan kepemilikan asing dianggap

konstan maka besarnya nilai ROA adalah 0,241%.

Untuk menguji secara simultan pengaruh kepemilikan asing dan kinerja

lingkungan yang diproksikan dengan peringkat PROPER terhadap kinerja

keuangan perusahaan yang diukur dengan ROA dapat dilihat pada tabel 4.2

bahwa nilai Fhitung adalah 11,281 dengan tingkat signifikansi/ probabilitas

Model Summary

Model RR

SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .442 .195 .178 .10626 1.979

ANOVA

ModelSum of Squares Df

Mean Square F Sig

1 Regression .255 2 .127 11.281 .006

Residual 1.050 93 .011

Total 1.305 95

Coefficients

Model

Ustandardized Standardized

t

Coefficients Coefficients

SigB Std.Error Beta

 1 (Constanta) -.241 .087 -2.760 .007

X1 .051 .021 .229  2.438 .017

X2 .293 .079 -.257  3.690 .006

a. Dependent Variable: ROA

b. Predictors: (Constant), Kepemilikan Asing, Kinerja Lingkungan

Page 12: Artikel

sebesar 0,006 (lebih kecil dari α = 0,05). Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan

nilai Ftabel pada tingkat kepercayaan 95%. Dari tabel F untuk α = 0,05 diperoleh

dari Ftabel = 4,96. Karena Fhitung > Ftabel dengan tingkat signifikansi/ probabilitas

lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis alternatif yang diterima. Jadi, dengan

tingkat kepercayaan 95% disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

dari kinerja lingkungan pada perusahaan penerima peringkat PROPER dan

kepemilikan asing secara simultan terhadap nilai ROA pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI yang menjadi sampel penelitian ini.

Pengujian secara bersama-sama ini dapat juga dilihat nilai koefisien

korelasi (R) dan koefisien determinasi (R Square). Nilai R menunjukkan

besarnya hubungan yang terjadi antara variabel dependen dengan variabel

independen. Priyatno (2010:65) menyebutkan bahwa nilai R berkisar antara 0

sampai 1, hubungan antara variabel dependen dan independen akan semakin

kuat jika nilai R semakin mendekati 1, sebaliknya nilai R yang semakin

mendekati 0 berarti bahwa hubungan keduanya semakin lemah. Nilai R

Square menunjukkan seberapa besar persentase variabel independen mampu

menjelaskan variabel dependen. Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai R

Square adalah 0,195 yang berarti bahwa variabel ROA tidak dapat dijelaskan

oleh variabel kinerja lingkungan yang diproksikan dengan PROPER dan

variabel kepemilikan asing.

4.2.2 Regresi dengan Menggunakan ROE sebagai Pengukur Variabel Dependen (Y2)

Hasil dari regresi dengan menggunakan ROE sebagai pengukur variabel dependen

(Y2) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3Hasil Regresi Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel

Dependen (Y2)

Model Summary

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .446 .199 .181 .36957 2.077

ANOVA

ModelSum of Squares Df

Mean Square F Sig

Page 13: Artikel

1 Regression 3.147 2 1.573 11.520 .006

Residual 12.702 93 .137

Total 15.849 95

Coefficients

Model

Ustandardized Standardized

t

Coefficients Coefficients

SigB Std.Error Beta

 1 (Constanta)

-1.165 .304 -3.838 .000

X1 .283 .073 .362  3.857 .006

X2 .630 .276 -.214  2.282 .025

a. Dependent Variable: ROE

b. Predictors: (Constant), Kepemilikan Asing, Kinerja Lingkungan

Sumber: Data Diolah (2013)

Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.3, maka diperoleh persamaan

regresi linear berganda sebagai berikut:

Y2 = -1,165 + 0,283 X1 + 0,630 X2 + ε

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa konstanta (α) -1,165,

artinya jika variabel kinerja lingkungan dan kepemilikan asing dianggap

konstan maka besarnya nilai ROE adalah 1,165%.

Untuk menguji secara simultan pengaruh kepemilikan asing dan kinerja

lingkungan yang diproksikan dengan peringkat PROPER terhadap kinerja

keuangan perusahaan yang diukur dengan ROE dapat dilihat pada tabel 4.3

bahwa nilai Fhitung adalah 11,520 dengan tingkat signifikansi/ probabilitas

sebesar 0,006 (lebih kecil dari α = 0,05). Hasil perbandingan nilai Fhitung dan F-

tabel dengan tingkat signifikansi / probabilitas lebih kecil dari 0,05 didapat dari

nilai Fhitung > Ftabel, yaitu 11,520 > 3,68. Hal ini berarti dengan tingkat

kepercayaan 95% terdapat pengaruh yang signifikan dari kinerja lingkungan

pada perusahaan penerima peringkat PROPER dan kepemilikan asing secara

Page 14: Artikel

simultan terhadap nilai ROE pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI yang menjadi sampel penelitian ini.

Pengujian secara bersama-sama ini dapat juga dilihat nilai koefisien

korelasi (R) dan koefisien determinasi (R Square). Nilai R menunjukkan

besarnya hubungan yang terjadi antara variabel dependen dengan variabel

independen. Priyatno (2010:65) menyebutkan bahwa nilai R berkisar antara 0

sampai 1, hubungan antara variabel dependen dan independen akan semakin

kuat jika nilai R semakin mendekati 1, sebaliknya nilai R yang semakin

mendekati 0 berarti bahwa hubungan keduanya semakin lemah. Nilai R

Square menunjukkan seberapa besar persentase variabel independen mampu

menjelaskan variabel dependen. Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai R

Square adalah 0,199 yang berarti bahwa variabel ROE tidak dapat dijelaskan

oleh variabel kinerja lingkungan dengan peringkat PROPER dan kepemilikan

asing.

Jadi, variabel bebas kinerja lingkungan yang diproksikan dengan

peringkat PROPER dan variabel bebas kepemilikan asing secara bersama-sama

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat kinerja keuangan

perusahaan yang diukur dengan ROA dan ROE.

4.1.2.1.3 Perbandingan ROA dan ROE sebagai Pengukur Variabel Dependen (Y)

Bedasarkan hasil regresi dengan mengguanakan ROA dan ROE sebagai

pengukur variabel dependen seperti dapat dilihat di tabel 4.2 dan 4.3, maka

dapat dibandingkan rasio mana yang lebih baik digunakan untuk mengukur

variabel dependen (Y).

Tabel 4.4

Perbandingan ROA dan ROE sebagai Pengukur Variabel Dependen (Y)

ROA ROE

R .442 .446

R Square .195 .199

Adjusted R Square

.178 .181

Page 15: Artikel

Berdasarkan hasil perbandingan dari tabel 4.4, dapat dilihat nilai R, R

Square, dan Adjusted R Square dari ROA sebesar 0,442, 0,199, dan 0,178 lebih

kecil dari ROE yang nilainya sebesar 0,446, 0199, dan 0,181. Dapat

disimpulkan bahwa pengukuran kinerja keuangan perusahaan sebagai

variabel dependen lebih bagus menggunakan ROE daripada menggunakan

ROA. Tapi, kedua alat ukur ini tetap digunakan untuk melihat hasil kinerja

keuangan perusahaan agar lebih efektif.

4.1.2.2 Hasil Pengujian Secara Parsial

Pengujian secara parsial dilakukan guna mengetahui ada tidaknya

pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen yang ditentukan berdasarkan rancangan pengujian hipotesis yang

telah dijelaskan sebelumnya. Uji parsial dapat disimpulkan dengan melihat

pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen

yang terlihat pada tabel 4.2 dan 4.3:

1) Kinerja Lingkungan Berpengaruh Positif terhadap ROA

Berdasarkan tabel 4.2, hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa kinerja

lingkungan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,017. Nilai signifikansi lebih

kecil dari 0,05, maka hipotesis diterima. Artinya dapat disimpulkan bahwa

kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap ROA.

2) Kepemilikan Asing Berpengaruh terhadap ROA

Berdasarkan tabel 4.2, hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa kinerja

lingkungan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,006. Nilai signifikansi lebih

kecil dari 0,05, maka hipotesis diterima. Artinya dapat disimpulkan bahwa

kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap ROA.

3) Kinerja Lingkungan Berpengaruh Positif terhadap ROE

Berdasarkan tabel 4.3, hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa kinerja

lingkungan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,006. Nilai signifikansi lebih

kecil dari 0,05, maka hipotesis diterima. Artinya dapat disimpulkan bahwa

kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap ROE.

4) Kepemilikan Asing Berpengaruh Positif terhadap ROE

Berdasarkan tabel 4.3, hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa kinerja

lingkungan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,025. Nilai signifikansi lebih

Page 16: Artikel

kecil dari 0,05, maka hipotesis diterima. Artinya dapat disimpulkan bahwa

kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap ROE.

5. Kesimpulan dan Keterbatasan5.1Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis mengenai pengaruh

kinerja lingkungan dan kepemilikan asing terhadap kinerja keuangan

perusahaan. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan

yang dirumuskan dalah hipotesis penelitian dengan menggunakan uji linear

berganda, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Berdasarkan hasil pengujian simultan, kinerja keuangan perusahaan yang

diukur dengan ROA dan ROE berpengaruh signifikan dengan kepemilikan

asing dan kinerja lingkungan yang diproksi dengan peringkat PROPER. Pada

persamaan (1) ditunjukkan bahwa tingkat signifikansi/ probabilitas sebesar

0,006 (lebih kecil dari α = 0,05) dan perolehan nilai Fhitung adalah 11,281

lebih besar dari Ftabel = 4,96. Berikutnya adalah persamaan (2) yang

ditunjukkan dengan tingkat signifikansi/ probabilitas sebesar 0,006 (lebih

kecil dari α = 0,05), dan perolehan Fhitung adalah 11,520 lebih besar dari Ftabel

yaitu 3,68. Hal ini berarti dengan tingkat kepercayaan 95% terdapat

pengaruh yang signifikan dari kinerja lingkungan pada perusahaan

penerima peringkat PROPER dan kepemilikan asing secara simultan

terhadap nilai ROA pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang

menjadi sampel penelitian ini.

2) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, kinerja lingkungan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur

dengan menggunakan ROA dan ROE. Ini ditandai dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,006 yang lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis dapat diterima.

Pada hasil pengujian secara parsial lainnya yaitu kepemilikan asing

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan

yang diukur dengan ROA dan ROE, terbukti dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,006 dan 0,009 yang lebih kecil dari 0,05.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Setelah melakkukan analisis dan mengetahui interpretasi hasil pada

hipotesis yang ada, ditemukan keterbatasan bahwa penelitian ini hanya

menggunakan variabel kinerja lingkungan yang diproksi dengan peringkat

Page 17: Artikel

PROPER dan kepemilkan asing sehingga kurang mampu menjelaskan variabel

kinerja keuangan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Aldilla N.R, Dian Agustia. 2009. Hubungan Kinerja Lingkungan terhadap Coorporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia. Makalah Simposium Nasional Akuntansi X. Melalui (repository.unri.ac.id) diakses tanggal (18 November 2012).

Amanda. 2009. Telaah terhadap Mekanisme Corporate Governance dan Manajemen Laba serta Pengaruhnya terhadap Kinerja Keuangan. Skripsi, Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Melalui (eprints.undip.ac.id) diakses tanggal (12 November 2012).

Amelia. 2008. Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Keuangan dan Kinerja Pasar Pada Perusahaan di Indonesia. Skripsi, Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Melalui (eprints.undip.ac.id) diakses tanggal (12 November 2012).

Arfan, Muhammad. 2010. Buku Panduan Penulisan Skripsi Program Studi Akuntansi. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Basalamah, Anies S. & Jonny Jermias. 2005. Social and Environmental Reporting and Auditing Indonesia. Gadjah Mada Internasional Journal of Business, Vol 11. No 1. Melalui (lppm.ub.ac.id) diakses tanggal (2 Oktober 2012).

Cahyono, B. 2011. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan dangan Kepemilikan Asing sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Semarang : Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Melalui (repository.upnyk.ac.id) diakses tanggal (10 Desember 2012).

D’Souza, J., Nash, R. C., & Megginson, W. L. 2001. Determinants Of Performance Improvements In Privatized Firms: The Role Of Restructuring And Corporate Governance. Working Paper. Melalui (http://papers.ssrn.com) diakses tanggal 26 Juli 2012.

Page 18: Artikel

Djuitaningsih, T., & Ristiawati. 2011. Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Finansial Perusahaan. Bakrie University Internasional Journal of Business, Vol 3. No 2: 11-21. Melalui (eprints.undip.ac.id) diakses tanggal 6 Juli 2012.

Fauzan, A. 2006. Analisa Pengaruh Penilaian Kinerja terhadap Rate of Return pada Perusahaan yang Tergabung dalam LQ 45. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Indonesia. Melalui (digilib.uin-suka.ac.id) diakses tanggal 16 November 2012.

Fitriani. 2001. Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Wajib dan Sukarela pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 4. Melalui (pdeb.fe.ui.ac.id) diakses tanggal 16 November 2012.

Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Jilid 1. Universitas Diponegoro. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Hadi, S. 1996. Metodelogi Research. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Gujarati, Damohar N. 2003. Basic Ecometrics, 5th. International Edition. New York: Mc-Grawhill.

Harjono, D. K. 2009. Aspek Hukum dalam Bisnis. Jakarta: Pusat Pengembangan Hukum dan Bisnis Indonesia.

Ikhsan, A., & Linda. 2007. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan dan Kinerja Keuangan : Kebijakan Penerapan Sustainability Reporting. Laporan Penelitian. Banda Aceh: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala.

Imas, Tutik I. 2008. Pengaruh Timbal Balik Antara Environmental Performance dengan Economic Performance (Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Melalui (journal.uny.ac.id) diakses tanggal 10 Oktober 2012.

Januarti, I., & Apriyanti, D. 2005. Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Manajemen, Akuntansi, dan Sistem Informasi, Vol. 5: 227-243. Melalui (stiepena.ac.id) diakses tanggal 4 Oktober 2012.

Kerlinger, F.N. 2000. Asas-Asas Penelitian Behavior. Terjemahan Landung R Simatupang. Yokyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2007). Intermediate Accounting. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.

Lindrianasari. 2009. Hubungan antara Kinerja Lingkungan dan Kualitas Pengungkapan Lingkungan dengan Kinerja Ekonomi Perusahaan di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol.11: 159-172. Yogyakarta. Melalui (journal.uii.ac.id) diakses tanggal 11 Desember 2012.

Page 19: Artikel

Memed, S. 2001. Pengaruh Akuntansi Sosial terhadap Kinerja Sosial dan Keuangan Perusahaan terbuka di Indonesia. Disertasi. Bandung: Universitas Padjajaran.

Muhammad Ja’far S, Dista Amalia. 2006. Pengaruh Dorongan Manajemen Lingkungan Proaktif dan Kinerja Lingkungan Terhadap Publik Environmental Reporting. Makalah Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Melalui (smartaccounting.files.wordpress.com) diakses tanggal 20 November 2012.

Nugraha, Yanu Artha, 2007. Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan di Indonesia. Thesis. UGM: Yogyakarta

Nuryaman. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak. Melalui (accounting.fe.ui.ac.id) diakses tanggal 20 November 2012.

Permatasiwi. 2010. Pengaruh Environmental Performance dan Environmental Disclosure terhadap Economic Performance. The 1st Accounting Conference, Faculty of Economic Universitas Indonesia. Depok. Melalui (www.almilia.com) diakses tanggal 28 November 2012.

Rakhiemah, N. A., & Agustina, D. 2009. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Corporate Social Rensposibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 12. Palembang. Melalui (blog.umy.ac.id) diakses tanggal 8 Desember 2012.

Novianti, Ria. 2008. Pengaruh Environmental Performance, Ukuran Perusahaan dan Financial Performance terhadap Pengungkapan Informasi Lingkungan Hidup (Environmental Disclosure). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Melalui (jimfeb.ub.ac.id) diakses tanggal 14 Desember 2012.

Robbin, S. P. & Coulter, M. 1999. Management – 7th ed. New Jersey : Prentice Hall International.

Santoso, S. (2010). Statistik Multivariat: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sayekti, Y., & Wondabio, L. S. 2007. Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi 10. Makasar. Melalui (staff.ui.ac.id) diakses tanggal 8 Desember 2012.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jilid 1 dan 2, Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Page 20: Artikel

Solo. Stoner, J.A.F., Freeman, R.E., & Gilbert Jr, D.R., (1995). Manajemen: jilid I. Jakarta: Prenhallindo.

Suratno, I. B., Darsono, & Mutmainah, S. 2007. Pengaruh Environmental Performance terhadap Environmental Disclosure dan Economic Performance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2004). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.10: 199 214. Melalui (eprints.undip.ac.id) diakses tanggal 8 Desember 2012.

Warren, Reeve, & Duchac. 2007. Financial Accounting. United States of America:

Thomson South-Western.

LAMPIRAN 1POPULASI PENELITIAN

No Kode Nama Perusahaan Jenis Perusahaan1 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk Basic Industry & Chemicals2 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk Basic Industry & Chemicals3 ASII Astra International Tbk Automotive & Allied Products4 AUTO Astra Otoparts Tbk Automotive & Allied Products5 BRPT Barito Pasifik Timber Tbk Lumber & Wood Product6 FAST Fast Food Indonesia Tbk Consumer Goods Industry7 FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk Basic Industry & Chemicals8 GDYR Goodyear Indonesia Tbk Automotive & Allied Products9 GGRM Gudang Garam Tbk Consumer Goods Industry

10 GJTL Gajah Tunggal Tbk Automotive & Allied Products11 HDTX Panasia Indosyntec Tbk Textile Mill Products12 HMSP HM Sampoerna Tbk Consumer Goods Industry13 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk Automotive & Allied Products14 INAF Indofarma Tbk Consumer Goods Industry15 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Consumer Goods Industry16 INRU Toba Pulp Lestari Tbk Basic Industry & Chemicals17 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk Basic Industry & Chemicals18 KAEF Kimia Farma Tbk Consumer Goods Industry19 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk Basic Industry & Chemicals20 KLBF Kalbe Farma Tbk Consumer Goods Industry21 MEDC Medco Energi International Tbk Mining & Mining Services22 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk Consumer Goods Industry

Page 21: Artikel

23 MRAT Mustika Ratu Tbk Consumer Goods Industry24 MYOR Mayora Indah Tbk Consumer Goods Industry25 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk Consumer Goods Industry26 SMAR Sinar Mas Agro Resources & Tech Consumer Goods Industry27 SMCB Holcim Indonesia Tbk Basic Industry & Chemicals28 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk Basic Industry & Chemicals29 SPMA Suparma Tbk Paper & Allied Products30 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk Lumber & Wood Products31 TINS Tambang Timah Tbk Mining & Mining Services32 UNVR Unilever Indonesia Tbk Consumer Goods Industry

Sumber : Data Diolah (2013)

LAMPIRAN 2HASIL REGRESI SPSS 20.0

Deskripsi Data Penelitian

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. DeviationY1 32 -.0077 .2245 .1185 .05178

Y2 32 -.1473 .7395 .2714 .18200

X1 32 -2.438 2.432 - .80389

X2 32 -.2300 2.572 .006 1.000

Sumber: Data Diolah (2013)

Hasil Regresi Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen(Y1)

Model Summary

Model RR

SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .442 .195 .178 .10626 1.979

Page 22: Artikel

ANOVA

ModelSum of Squares Df

Mean Square F Sig

1 Regression .255 2 .127 11.281 .006

Residual 1.050 93 .011

Total 1.305 95

Lampiran 2 - LanjutanCoefficients

Model

Ustandardized Standardized

t

Coefficients Coefficients

SigB Std.Error Beta

 1 (Constanta) -.241 .087 -2.760 .007

X1 .051 .021 .229  2.438 .017

X2 .293 .079 -.257  3.690 .006

a. Dependent Variable: ROA

b. Predictors: (Constant), Kepemilikan Asing, Kinerja Lingkungan

Hasil Regresi Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen(Y2)

Model Summary

Model R R Adjusted R Std. Error of the Durbin-

Page 23: Artikel

Square Square Estimate Watson

1 .446 .199 .181 .36957 2.077

ANOVA

ModelSum of Squares Df

Mean Square F Sig

1 Regression 3.147 2 1.573 11.520 .006

Residual 12.702 93 .137

Total 15.849 95

Lampiran 2 - LanjutanCoefficients

Model

Ustandardized Standardized

t

Coefficients Coefficients

SigB Std.Error Beta

 1 (Constanta) -1.165 .304 -3.838 .000

X1 .283 .073 .362  3.857 .006

X2 .630 .276 -.214  2.282 .025

a. Dependent Variable: ROE

b. Predictors: (Constant), Kepemilikan Asing, Kinerja Lingkungan