Arti Definisi / Pengertian Drama Dan Jenis / Macam Drama - Pelajaran Bahasa Indonesia Wed, 26/03/2008 - 1:06am — godam64Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon. Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama. 1. Drama Baru / Drama Modern Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari. 2. Drama Lama / Drama Klasik Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya. Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita : 1. Drama Komedi Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan. 2. Drama Tragedi Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan. 3. Drama Tragedi Komedi Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya. 4. Opera Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian. 5. Lelucon / Dagelan Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton. 6. Operet / Operette Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek. 7. Pantomim Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan. 8. Tablau Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya. 9. Passie Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius. 10. Wayang Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya. Diambil dariwww.organisasi.org
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
26 Maret 2009Akmal MRTinggalkan komentarGo to comments
1. DRAMA
Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak
sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber p
dramaDalam bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang kemudian oleh PKG Mangkunegara VII dibuat istilah Sandiwara.Drama (Yunani Kuno δρᾶ μα) adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa
Yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”. Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkad
dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.
2. TEATER Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium. Dalam arti luas, teater ialah segala tontyang dipertunjukkan di depan orang banyak. Teater bisa juga diartikan sebagai drama, kisah hidup dan kehidmanusia yang diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb.Teater (Bahasa Inggris “theater” atau “theatre”, Bahasa Perancis “théâtre” berasal dariBahasa Yunani “theatron”, θέατρον , yang berarti “tempat untu
menonton”) adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting /seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari uc
gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain. Bernard Beckerman, kepala departemen drama di Univesitas Hofstra, New York, dalam
bukunya, Dynamics of Drama, mendefinisikan teater sebagai ” yang terjadi ketika seorang manusia atau lebih, terisolasi dalam suatu waktu/atau ruan
menghadirkan diri mereka pada orang lain.” Teater bisa juga berbentuk: opera, ballet, mime, kabuki, pertunjukan boneka, tari India
klasik, Kunqu, mummers play , improvisasi performance sertapantomim.
3. AKTING YANG BAIK Akting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi juga berupa gerak.Dialog yang baik ialah dialog yang :
1. terdengar (volume baik)
2. jelas (artikulasi baik)
3. dimengerti (lafal benar)
4. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)5. Gerak yang balk ialah gerak yang :6. terlihat (blocking baik)7. jelas (tidak ragu-ragu, meyakinkan)8. dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan)9. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)
Penjelasan :
1. Volume suara yang baik ialah suara yang dapat terdengar sampai jauh.2. Artikulasi yang baik ialah pengucapan yang jelas. Setiap suku kata terucap dengan jelas dan terang mesk
diucapkan dengan cepat sekali. Jangan terjadi kata-kata yang diucapkan menjadi tumpang tindih.3. Lafal yang benar pengucapan kata yang sesuai dengan hukum pengucapan bahasa yang dipakai . Misalnya b
yang berarti “tidak takut” harus diucapkan berani bukan ber-ani .4. Menghayati atau menjiwai berarti tekanan atau lagu ucapan harus dapat menimbulkan kesan yang sesuai de
tuntutan peran dalam naskah.5. Blocking ialah penempatan pemain di panggung, diusahakan antara pemain yang satu dengan yang lainnya
saling menutupi sehingga penonton tidak dapat melihat pemain yang ditutupi.
6. Pemain lebih baik terlihat sebagian besar bagian depan tubuh daripada terlihat sebagian besar belakang tubuhini dapat diatur dengan patokan sebagai berikut
a. Kalau berdiri menghadap ke kanan, maka kaki kanan sebaiknya berada didepan.b. Kalau berdiri menghadap ke kiri, maka kaki kiri sebaiknya berada didepan.c. Harus diatur pula balance para pemain di panggung. Jangan sampai seluruh pemain mengelompok d
tempat. Dalam hal mengatur balance, komposisinya:
Bagian kanan lebih berat daripada kiri
Bagian depan lebih berat daripada belakang
Yang tinggi lebih berat daripada yang rendah Yang lebar lebih berat daripada yang sempit Yang terang lebih berat daripada yang gelap Menghadap lebih berat daripada yang membelakangi
Komposisi diatur tidak hanya bertujuan untuk enak dilihat tetapi juga untuk mewarnai sesuai adegan yang berlangsJelas, tidak ragu-ragu, meyakinkan, mempunyai pengertian bahwa gerak yang dilakukan jangan setengah-setebahkan jangan sampai berlebihan. Kalau ragu-ragu terkesan kaku sedangkan kalau berlebihan terkesan over acDimengerti, berarti apa yang kita wujudkan dalam bentuk gerak tidak menyimpang dari hukum gerak dalam kehidu
Misalnya bila mengangkat barang yang berat dengan tangan kanan, maka tubuh kita akan miring ke kiri,
Menghayati berarti gerak-gerak anggota tubuh maupun gerak wajah harus sesuai tuntutan peran dalam nas
Berdasarkan etimologi (asalusul bentuk kata), kata drama berasal dari bahasa Yunani dram yang berarti gerak. Tontonan drama memang menonjolkan percakapan (dialog)
gerak-gerik para pemain (akting) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu memeragakan cerita yang tertulis dalam naskah. Dengan demikian, penonton dapat langsun
mengikuti dan menikmati cerita tanpa harus membayangkan. Hal ini akan tampak nyata bila kita bandingkan dengan cerita pendek atau novel. Pembaca cerita pendek atau
harus aktif membayangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi, gerak-gerik tokoh, dan percakapannya. Namun, dalam drama hal itu tidak perlu dilakukan oleh penonton karena
semuanya sudah diperagakan/ditampilkan secara lengkap di atas panggung.
Drama sering disebut sandiwara atau teater. Kata sandiwara berasal dari bahasa Jawa sandi yang berarti rahasia dan warah yang berarti ajaran. Sandiwara berarti ajaran y
disampaikan secara rahasia atau tidak terang-terangan. Mengapa? Karena lakon drama sebenarnya mengandung pesan/ajaran (terutama ajaran moral) bagi penontonnya.
Penonton menemukan ajaran itu secara tersirat dalam lakon drama. Misalnya, orang yang mcnebar kejahatan akan menuai kehancuran.
Kata teater dipungut dari bahasa Inggris theater yang berarti gedung pertunjukan atau dunia sandiwara. Kata the-ater bahasa Inggris itu berasal dari bahasa Yunani theatro
artinya takjub melihat. Mungkin, banyak penonton merasa takjub dan puas menyaksikan tontonan drama yang dipentaskan di panggung itu.
Dewasa ini kata teater mempunyai dua makna. Pertama, teater yang berarti gedung pertunjukan, yaitu tempat diselenggarakannya suatu pertunjukan. Di tempat ini penonto
berkumpul bersama-sama menyaksikan dan menikmati tontonan yang dipentaskan. Kedua, teater yang berarti bentuk tontonan yang dipentaskan di depan orang banyak. B
tontonan ini biasanya mempunyai nama untuk menandai grup satu dengan grup lainnya. Misalnya, Teater Koma, Teater Kerikil, dan Teater Ada.
Teater sebagai tontonan mempunyai dua bentuk, yaitu teater tradisional dan teater modern. Teater tradisional tidak menggunakan naskah. Sutradara hanya menugasi para
pemain untuk memerankan tokoh tertentu dari lakon yang dipentaskan. Pengarahan hanya dilakukan seperlunya. Pemain tidak menghafalkan naskah baik dalam berbicara
maupun dalam bergerak. Karena ticlak ada naskah inilah para pemain berbicara dan bergerak sesuai dengan kemampuan spontanitas masing-masing. Risiko gagal tentu s
amat besar, lebih-lebih bagi pemain pemula atau pemain amatir. Yang termasuk teater tradisional, antara lain ludruk (Jawa Timur), ketoprak (Jawa Tengah), dan lenong (Ja
Karat).
Sebaliknya, teater modern menggunakan naskah. Naskah ini dipegang teguh, dipatuhi, dan dilaksanakan seluruhnya. Penataan panggung, pengaturan lampu, musik pengi
dan lain-lain, semuanya mengikuti naskah. Percakapan pemain dan gerak-geriknya pun harus sama dengan yang tertulis dalam naskah. Karena itu, para pemain menghafa
naskah dan berlatih berulang-ulang supaya percakapan (dialog) dan gerak-geriknya (akting) sesuai dengan yang dikehendaki naskah. Jadi, yang ditampilkan di panggung i
benar-benar perwujudan dari naskah yang digunakan.
Dari penjelasan di alas agaknya dapat ditarik kesimpulan bahwa drama dalam masyarakat kita mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti luas dan drama dalam arti semp
Dalam arti luas, drama adalah semua bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam arti sempit, drama adalah kisah hidup
manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan ke atas panggung, disajikan dalam hentuk dialog dan gerak berdasarkan naskah, didukung tata panggung, tata lampu, tata
tata rias, dan tata husana. Dengan kata lain, drama dalam arti luas mencakup teater tradisional dan teater modern, sedangkan drama dalam arti sempit mengacu pada dram
drama, seperti halnya karya sastra pada umumnya, dapat dianggap sebagai interprestasi penulis lakon ten
hidup. Unsur dasar drama-perasaan,hasrat, konflik dan rekonsilasi merupakan unsur utama pengalaman manusi
Dalam kehidupan nyata, semua pengalaman emosional tersebut merupakan kumpulan berbagai kesan
saling ada hubungannya. Bagaimanapun juga, dalam drama, penulis lakon mampu mengorganisir se
pengalaman ini ke dalam satu pola yang bisa dipahami. Penonton melihat materi kehidupan nyata yang disaj
dalam bentuk yang padat makna dengan menghapus hal-hal yang tidak penting dan memberi tekanan kepada
hal yang penting.
Penulis lakon menulis drama untuk dipentaskan, ia menulis drama itu dengan membayangkan action
ucapan para aktor diatas panggung. Jadi ucapan dan action yang terwujud dalam dialog itu adalah bagian p
penting, yang tanpa itu drama bukan benar-benar sebuah lakon. Karena itu, sebuah drama mewujudkan ac
emosi, pemikiran, karakterisasi, yang perlu digali dari dialog-dialog itu. Adalah satu keharusan bagi seo
sutradra untuk menganalisis drama sebelum memanggugkan drama itu.
B. Sejarah Drama
Kebanyakan dari kita mengira bahwa drama berasal dari Yunani Kuno. Namun demikian, sebuah
yang berjudul A History of the theatre menunjukan pada kita bahwa pemujaan pada Dionisus, yang kelak di
kedalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno. Tek Piramid yang bertanggal 4000SM. Adalah na
Abydos Passion Play yang terkenal. Tentu saja para pakar masih meragukan apakah teks itu drama atau b
sebelum Gaston Maspero menunjukan bahwa dalam teks tersebut ada petunjuk action dan indikasi berb
tokohnya.
Ada tiga macam teori yang mempersoalkan asal mula drama. Menurut Brockett, drama mungkin
berkembang dari upacara relijius primitif yang dipentaskan untuk minta pertolonga dari Dewa. Upacar
mengandung banyak benih drama. Para pendeta sering memerankan mahluk superaalami atau binatang;
kadang – kadang meniru action berburu, misalnya. Kisah-kisah berkembang sekitar beberapa ritus dan tetap h
bahkan setelah upacara itu sendiri sudah tidak diadakan lagi. Kelak mite-mite itu merupakan dasar dari ba
drama.
Teori kedua memberi kesan bahwa himne pujian dinyanyikan bersama didepan makam seorang pahla
Pembicara memisahkan diri dari koor dan memperagakan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan almar
pahlawan itu. Bagian yang diperagakan makin lama makin rumit dan koor tidak dipakai lagi. Seorang kmemberi kesan bahwa sementara koor makinlama makin kurang penting, muncul pembicara lain. Dialog m
terjadi ketika ada dua pembicara diatas panggung.
Teori ketiga memberi kesan bahwa drama tumbuh dari kecintaan manusia untuk bercerita. Kisah – k
yang diceritakan disekeliling api perkemahan menciptakan kembali kisah – kisah perburuan atau peperangan,
perbuatan gagah seorang pahlawan yang telah gugur. Ketiga teaori itu merupakan cikal-bakal drama. Meskipu
seorang pun merasa pasti mana yang terbaik, harus diingat bahwa ketiganya membicarakan tentang action. Ko
· Menghadap lebih berat daripada yang membelakangi
Komposisi diatur tidak hanya bertujuan untuk enak dilihat tetapi juga untuk mewarnai sesuai adegan
berlangsung; Jelas, tidak ragu-ragu, meyakinkan, mempunyai pengertian bahwa gerak yang dilakukan ja
setengah-setengah bahkan jangan sampai berlebihan. Kalau ragu-ragu terkesan kaku sedangkan kalau berlebterkesan over acting. Dimengerti, berarti apa yang kita wujudkan dalam bentuk gerak tidak menyimpang
hukum gerak dalam kehidupan. Misalnya bila mengangkat barang yang berat dengan tangan kanan, maka t
kita akan miring ke kiri, dsb. Menghayati berarti gerak-gerak anggota tubuh maupun gerak wajah harus s
tuntutan peran dalam naskah, termasuk pula bentuk dan usia.
H. PERKEMBANGAN DRAMA DI INDONESIA
Perkembangan drama di Indonesia tak sesemarak dan setua perkembangan puisi dan prosa. Kalau puisi
prosa mengenal puisi lama dan porsa lama, tak demikianlah dengan drama. Genre sastra drama di Indonesia be
benar baru, seiring dengan perkembangan pendidikan di Indonesia, muncul pada tahun 1900-an.
Sastra drama di Indonesia ditulis pada awal abad 19, tepatnya tahun 1901, oleh seorang peranakan Bel
bernama F. Wiggers, berupa sebuah drama satu babak berjudul Lelakon Raden Beij Soerio Retno. U
selanjutnya bermunculanlah naskah-naskah drama dalam bahasa Melayu Rendah yang ditulis oleh para penga
peranakan Belanda dan atau Tionghoa.
Selanjutnya, anak Indonesia sendiri yang mulai menulis drama. Berikut ini Anda akan disuguhi bebe
dramawan Indonesia dari mulai Rustam Effendi (lahir 1903) sampai dengan Hamdy Salad (lahir 1961).
melainkan pasti ada yang dipentingkan. Drama memberi semua kemungkinan ini. Sebagai salah satu k
sastra yang harus dipentaskan dan berisi lakuan serta ucapan.
c. Apresiasi dramatik.
Apresiasi dramatik dikatakan sebagai pemahaman drama. Realisasi pemahaman ini adalah de
pernyataan baik dan tidak baik. Kita bisa memberi pernyataan tersebut jika kita tidak pernah mengenal dr
Semakin sering kita menonton pementasan drama semakin luas pula pemahaman kita terhadap drama teater. Karena itulah, kita dituntut untuk lebih meningkatkan kecintaan kita terhadap drama. Hal ini dilaku
dengan tujuan memperoleh wawasan dramatik yang lebih baik.
d. Pembentukan Postur Tubuh
Postur berkaitan erat dengan latihan bermain drama, latihan ini dibagi menjadi dua golongan b
yaitu dasar dan lanjut. Yang termasuk latihan dasar ini adalah latihan vokal dan latihan olah tubuh. Yang te
dengan postur adalah olah tubuh. Kelenturan tubuh diperlukan dalam bermain drama, sebab bermain d
memerlukan gerak-gerik. Gerak-gerik inilah yang nantinya dapat membentuk postur tubuh kita sedem
rupa.
e. Berkelompok (Bersosialisasi)
Bermain drama tidak mungkin dilaksanakan sendirian, kecuali monoplay. Bermain drama, se
umum, dilakukan secara berkelompok atau group. Betapa sulitnya mengatur kelompok sudah kita pa
bersama, bagaimana kita bisa hidup secara berkelompok adalah bergantung pada diri kita sen
Masing-masing orang dalam kelompok drama memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama. Tak ada
lebih dan tak ada yang kurang, semuanya sama rendah dan sama tinggi, sama-sama penting. Untuk itu, dr
selalu menekankan pada sikap pemahaman kepada orang lain dan lingkungan
Kelompok drama harus merupakan satu kesatuan yang utuh. Semua unsur dalam drama tidak ada yang
penting, melainkan semuanya penting. Rasa kebersamaan, memiliki, dan menjaga keharmonisan kelom
merupakan tanggung jawab dan tugas semua anggota kelompok itu. Bukan hanya tugas dan tanggung ja
ketua kelompok. Baik buruknya pementasan drama tidak akan dinilai dari salah seorang anggota kelom
tetapi semua orang yang terlibat dalam pementasan. Oleh karena itu, perlu adanya kekompakan, kebersam
dan kesatuan serta keutuhan. f. Menyalurkan hobi
Bermain drama dapat juga dikatakan sebagai penyalur hobi. Hobi yang berkaitan dengan sastra se
umum dan drama khususnya. Dalam drama terdapat unsur-unsur sastra. Drama sebagai seni campuran (sa