Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah konsep karya arsitektur yang lengkap bukan hanya didasarkan pada kalkulasi matematis dari kebutuhan kuantitatif para penggunanya, tetapi sekaligus mengacu pada perkembangan cita kehidupan, tindakan, pola piker, termasuk pemahaman keyakinan keagamaan. Sebuah karya arsitektur barulah menjadi bermakna ketika fungsi-fungsi yang dikandungnya, baik fungsi fisik indrawi maupun fungsi nonfisiknya dapat dikoordinasikan secara terpadu, dan tidak ditangkap secara terpisah-pisah. Dengan demikian, maka semua berkaitan erat antara gagasan- gagasan kehidupan, perilaku masyarakat dan keduduan tampilan benda budaya sekaligus dalam sebuah system telah menjadi jelas posisinya. Arsitektur Islam pun dapat ditelusuri keadaan suatu masyarakat Muslim, situasi kemasyarakatannya, pemahaman keagamaannya, di saat dan tempat di mana karya arsitektur masjid tersebut berada. Arsitektur islam sebagai benda bentukan dengan sendirinya akan bisa menuntun pada penjelasan tentang pola perilaku, kehendak, keinginan, dan gagasan keagamaan masyarakat Muslim di sekeliling bangunan islam tersebut. Semakin banyak tampilan elemen bangunan diperhaikan akan semakin banyak diperoleh isyarat darinya. Sedemikian sehingga dapat disusun rangkaian peristiwa demi peristiwa dibaliknya. Di akhir susunan tersebut dapat diperoleh gambaraan utuh kehidupan masyarakat di balik penampilan karya arsitekturnya. Page | 1
79

Arsitektur Islam di Indonesia

Jan 30, 2023

Download

Documents

maria mentari
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Arsitektur Islam di Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebuah konsep karya arsitektur yang lengkap bukan hanyadidasarkan pada kalkulasi matematis dari kebutuhan kuantitatifpara penggunanya, tetapi sekaligus mengacu pada perkembangancita kehidupan, tindakan, pola piker, termasuk pemahamankeyakinan keagamaan. Sebuah karya arsitektur barulah menjadibermakna ketika fungsi-fungsi yang dikandungnya, baik fungsifisik indrawi maupun fungsi nonfisiknya dapat dikoordinasikansecara terpadu, dan tidak ditangkap secara terpisah-pisah.Dengan demikian, maka semua berkaitan erat antara gagasan-gagasan kehidupan, perilaku masyarakat dan keduduan tampilanbenda budaya sekaligus dalam sebuah system telah menjadi jelasposisinya.

Arsitektur Islam pun dapat ditelusuri keadaan suatumasyarakat Muslim, situasi kemasyarakatannya, pemahamankeagamaannya, di saat dan tempat di mana karya arsitekturmasjid tersebut berada. Arsitektur islam sebagai bendabentukan dengan sendirinya akan bisa menuntun pada penjelasantentang pola perilaku, kehendak, keinginan, dan gagasankeagamaan masyarakat Muslim di sekeliling bangunan islamtersebut.

Semakin banyak tampilan elemen bangunan diperhaikan akansemakin banyak diperoleh isyarat darinya. Sedemikian sehinggadapat disusun rangkaian peristiwa demi peristiwa dibaliknya.Di akhir susunan tersebut dapat diperoleh gambaraan utuhkehidupan masyarakat di balik penampilan karya arsitekturnya.

Page | 1

Page 2: Arsitektur Islam di Indonesia

Pada masa Kerajaan di Indonesia, Islam untuk masuk di Jawasecara kultural, bukan dengan paksaan. Dengan berbagai mediapenyampaian, Paham Islam berhasil menyebar segala penjuru.Ketika Islam masuk ke tanah Jawa, Islam muncul bersama nilai-nilai agama yang dapat diterima oleh Masyarakat. Nilai-nilaiIslam yang melekat pada kebudayaan Jawa memang seolah telahmenjadi kesatuan yang sulit dipisahkan dalam berbagai bidangnilai Islam mampu memberikan pengaruhnya. Dalam makalah inisedikit banyak akan diuraikan bagaimana sejarah arsitekturdalam Islam seiring penyebaran Islam serta bentuk dan cirikhas Arsitektur Islam di Indonesia.

Page | 2

Page 3: Arsitektur Islam di Indonesia

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, di dapat rumusan masalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana proses masuknya Arsitektur Islam ke Indonesia?

1.2.2 Apa saja jenis peninggalan Arsitektur Islam di Indonesia?

1.2.3 Bagaimana karakteristik atau cirri khas Arsitektur Islamdi Indonesia?

1.3. Tujuan

1.3.1 Mampu memaparkan bagaimana masuknya Arsitektur islam ke Indonesia

1.3.2 Mengetahui Jenis-jenis peninggalan Arsitektur Islam di Indonesia

1.3.3 Mengetahui Karakter dari Peninggalan Arsitektur Indonesia

1.4. Metode Penulisan

Adapun metode yang digunakan oleh penulis pada makalah iniialah berupa metode studi pustaka melalui literatur-literaturyang relevan dengan bahasan pada makalah ini.

Page | 3

Page 4: Arsitektur Islam di Indonesia

BAB II

ISI

2.1Pra Arsitektur Islam di Indonesia

Dapat kita lihat bangunan Indonesia pada zaman dahuluterbuat dari bahan yang tidak tahan lama. Para ahli arsitekturtidak beruntung karena bahan-bahan hayati ini tidak dapatbertahan lama dalam iklim Indonesia. Bangunan-bangunan kunoyang masih bertahan lama yaitu pada bangunan yang terbuat daribangunan batu. Bangunan batu tertua di Indonesia dibangunpada akhir zaman prasejarah, lebih kurang 2.000 tahun yanglalu. Punden Berundak dari batu dan gentang lahan yangberkaitan untuk upacara dibangun pada lereng pegunungan.Punden Berundak ini digunakan pada periode klasik. Di beberapawilayah nusantara, punden Berundak ini masih digunakan untukkegiatan keagamaan.

Pada periode klasik Indonesia dimulai dengan berdirinyacandi batu dan batu bata yang menaungi lambang dewa-dewa Hindudan Budha. Contoh tertua, kerangka tahun awal abad ke-8dirancang oleh arsitek Indonesia yang sudah terbiasa bekerjadengan bahan permanen. Menggunakan paduan ragam hias danlambang pribumi dan asing. Mereka mengungkapkan kembali konsepprasejarah Indonesia mengenai hubungan antar manusia, dewa,dan alam semesta. Pemandangan alam, terutama pegunungan,merupakan perpaduan dalam pandangan alam semesta mereka.

Terdapat sedikit contoh bentuk arsitektur periode klasikselain candi. Contoh ini meliputi tempat pemandian danreruntuhan yang mengundang pertanyaan dari gugus ratu Bakayang mungkin digunakan untuk beberapa maksud, sebagai tempattinggal para bangsawan, tempat upacara umum dan terakhir

Page | 4

Page 5: Arsitektur Islam di Indonesia

tempat kegiatan keagamaan penganut Budha dan Hindu. Sisabangunan dari Jawa Timur menunjukkan bahwa beberapa wilayahkediaman bangsawan abad ke-14 sebagian dibangun dari bata danubin. Sisa arsitektur periode klasik terpusat di Jawa, tetapibeberapa tempat di Sumatera, Bali dan Kalimantan menunjukkandata yang patut dipertimbangkan.

Selama periode klasik di Indonesia lebih kurang 800 tahunlamanya, bidang arsitektur berevolusi sebagai reaksi terhadapperubahan agama, politik, dan kecenderungan umum manusia dalammenginginkan perubahan gaya. Beberapa bangunan periode inidianggap sebagai bagian dari warisan kebudayaan dunia.

Contoh arsitektur pada bangunan candi zaman klasikdapatlah kita lihat bahwa konsep dasar rancangannya adalahkeinginan menciptakan tiruan gunung pada pusat alam semesta,tempat roh para dewa dapat dibujuk untuk menjelma menjadipatung atau lingga yang ditempatkan dalam ruangan yangmenyerupai gua.

Arsitektur Indonesia klasik paling awal terdiri atastempat suci Hindu, dibangun di gunung api Jawa Tengah secararaga dan perlambang, bangunan ini bersandar pada kepercayaanbahwa gunung merupakan tempat kekuatan adi kodrati. Setelah“elit” yang berkuasa mulai membangun dengan batu, tempatbangunan mulai menyebar ke daratan rendah perluasan inimungkin berasal dari paduan semangat keinginan membuat tempatkeagamaan lebih mudah dicapai Masyarakat umum dan pengakuanuntuk “elite” yang berkuasa bahwa hubungan dengan kekuatandewa secara nyata menambah kekuasaan duniawi mereka.

Dalam bangunan candi terdahulu ada pula yang menggunakankayu sebagai penyangga luar, diantaranya dapatlah kita lihatpada arsitektur kayu Indonesia dari salah satu reliefBorobudur (serambi pertama, sisi timur, sayap utara, lubang

Page | 5

Page 6: Arsitektur Islam di Indonesia

pengatur suhu diatas). Bangunan-bangunan ini memakai strukturpenahan beban bagian luar dengan penyangga berbentuk sepertitiang berwujud manusia (canyatid) dalam bentuk satwa liar.Rancangan ini mirip dengan bangunan di India selatan (abad ke4-9), tetapi saat arsitek Jawa membangun dengan batu, teknikpara arsitek setempat mulai menyimpang dari model India.Sementara orang Jawa menggunakan bangunan pendukung dari luar,mereka mengabaikan penggunaan sosok satwa sebagai penyanggadan menggantikannya dengan tiang, tahap ini tampak padarelief-relief. Saat orang Jawa menggunakan batu sebagai bahanbangunan, bangunan penahan berat bagian luar menjadi berlebih,tiang dan penyangga diubah menjadi unsur hiasan dinding luar.

Bentuk bangunan arsitektur pada zaman prasejarahdiantaranya yaitu bangunan-bangunan candi ; candi Borobudur,candi Rara Jonggrang, candi Merak, candi Sewu, candi Palosan,candi Kidal dan sebagainya. Candi-candi tersebut yang terbuatdari batu-batuan pada zaman klasik terdahulu.

Page | 6

Page 7: Arsitektur Islam di Indonesia

2.2Sejarah Arsitektur Islam di Indonesia

2.2.1 Proses Masuknya Agama Islam ke Indonesia

Masuknya agama dan budaya Islam ke Indonesia dipengaruhi oleh adanya hubungan perdagangan Asia kuno, yang dilakukan oleh bangsa Cina dan India, yang mendorong pedagang lainnya seperti pedagang dari Arab, Persia, Gujarat untuk ikut serta dalam hubungan perdagangan tersebut. Hal itu menyebabkan kota-kota pelabuhan yang berfungsi sebagai tempat transit ramai dikunjungi orang, sehingga dapat berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan dunia.Dari hubungan perdagangan tersebut, mereka dapat saling mengenal budayayang dibawa oleh masing-masing pedagangyang dapat dilihat dari bahasa, barang daganganyang dibawa maupun dari corak hidup. Untuk itu banyak pedagangArab, Persia, dan Gujarat yang menetap dan menikah dengan penduduk setempat, sehingga budaya Islam dan agama Islam dapatdengan mudah disebarkan di berbagai wilayah Indonesia melalui pendekatan budaya.

2.2.2 Teori-teori Masuknya Agama Islam ke Indonesia

Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesiamenurut Suryanegara dalam bukunya yang berjudul MenemukanSejarah, terdapat 3 teori yaitu:

o Teori Gujarat

Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia padaabad 13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay),India.Dasar dari teori ini adalah:

Page | 7

Page 8: Arsitektur Islam di Indonesia

Gambar 2.2.2.1 Batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Sultan Malik Al-Shaleh pada tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat

o  Teori Mekkah

Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahanterhadap teori lama yaitu teori Gujarat.Teori Makkahberpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 danpembawanya berasal dari Arab (Mesir).

o Teori Persia

Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dari teori iniadalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakatIslamIndonesia seperti:

Gambar 2.2.2.2 Pengadobsian bentuk persia pada makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik

Page | 8

Page 9: Arsitektur Islam di Indonesia

Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masingmemiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu berdasarkanteori tersebut dapat disimpulkan bahwaIslam masuk ke Indonesiadengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalamiperkembangannya pada abad 13.Sebagai pemegang peranan dalampenyebaranIslam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat(India).

Ditengah perbedaan penafsiran proses masuk danberkembangannya agama Islam di Nusantara. Para ahli sepakatbahwa golongan pembawa agama Islam di Nusantara adalah kaumpedagang, guru pengajaran, serta Golongan lain yang jugadisebut sebagai Tasawuf  (kaum sufi). Mereka diperkirakan masukke Nusantara pada abad ke-13.

Selain golongan pembawa tentu terdapat pula golonganpenerima agama Islam. Diantaranya adalah :

Para adipati pesisir yang langsung berhubungan denagnpedagang muslim, Raja dan bangsawan yang ikut mempercepat perkembanganIslam, Para pedagang muslim yang terlibat langsung denganpedagang Islam dari luar, Para wali songo, Rakyat yang di Islamkan Wali songo.

2.2.3 Perkembangan Islam di Nusantara

Bersamaan dengan masuk dan berkembangnya agama Islam,berkembang pula kebudayaan Islam di Indonesia. Unsurkebudayaan Islam itu lambat laun diterima dan diolah ke dalamkebudayaan Indonesia tanpa menghilangkan kepribadianIndonesia, sehingga lahirlah kebudayaan baru yang merupakanakulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam. Akulturasi

Page | 9

Page 10: Arsitektur Islam di Indonesia

kebudayaan Indonesia dan Islam itu juga mencakup unsurkebudayaan Hindu-Budha.

Fisik Bangunan pada makam Islam sering kita jumpaibangunan kijing atau jirat (bangunan makam yang terbuat daritembok batu bata) yang kadang-kadang disertai bangunan rumah(cungkup) di atasnya. Dalam ajaran Islam tidak ada aturantentang adanya kijing atau cungkup. Adanya bangunan tersebutmerupakan ciri bangunan candi dalam ajaran Hindu-Budha.Tidakberbeda dengan candi, makam Islam, terutama makam para raja,biasanya dibuat dengan megah dan lengkap dengan keluarga danpara pengiringnya.Setiap keluarga dipisahkan oleh tembokdengan gapura (pintu gerbang) sebagai penghubungnya.Gapura itubelanggam seni zaman pra-Islam, misalnya ada yang berbentukkori agung (beratap dan berpintu) dan ada yang berbentukcandi.

Gambar 2.2.3.1 Makam sendang duwur (Tuban) terdapat arsitektur kebudayaan setempat berupa kori agung

Page | 10

Page 11: Arsitektur Islam di Indonesia

Gambar 2.2.3.2 Makam sunan kudus yang menggunakan gaya arsitektur hindu

Tata Upacara Pemakaman. Pada tata cara upacara pemakamanterlihat jelas dalam bentuk upacara dan selamatan sesudahacara pemakaman. Tradisi memasukkan jenazah dalam petimerupakan unsur tradisi zaman purba (kebudayaan megalithikumyang mengenal kubur batu) yang hidup terus menerus sampaisekarang.Demikian pula, tradisi penaburan bunga di makam danupacara selamatan tiga hari, tujuh hari, empat puluh hari,seratus hari, dan seribu hari untuk memperingati orang yangtelah meninggal merupakan unsur Islam dan juga unsur agamaHindu-Budha.Dan hingga saat ini tetap dilaksanakan olehsebagian masyarakat Islam.

Penempatan Makam. Dalam penempatan makampun terjadiakulturasi antara kebudayaan lokal, Hindu-Budha danIslam.Misalnya, makam terletak di tempat yang lebih tinggi dandekat dengan masjid.Contohnya, makam raja-raja Mataram yangterletak di bukit Imogiri dan makam para wali yang berdekatandengan masjid.Dalam agama Hindu-Budha makam dalam candi.

a. Bidang Pemerintahan

Ciri-ciri kerajaan yang bercorak Islam antara lain

Raja bergelar Sunan atau Sultan yang berperan ssebagaikepala pemerintahan dan pemimpin agama.

Page | 11

Page 12: Arsitektur Islam di Indonesia

Menggunakan ajaran Islam berupa Al Qur'an dan Haditssebagai dasar pemerintahan.

Menggunakan sistem dinasti yaitu secara turun-temurun. Kerajaan berfungsi sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, danpengembangan agama.

b. Bidang Sosial

Dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu :

Raja dan Bangsawan Pemuka Agama Wong Cilik (Kawula)

c. Bidang Ekonomi

Kota-kota pelabuhan di Indonesia yang berfungsi sebagaitempat transit atau peristirahatan dapat berkembang menjadipusat perdagangan internasional serta mulai dikenal adanyaperdagangan dengan menggunakan alat tukar uang.

d. Bidang Budaya

Seni arsitektur berupa masjid, makam, menara, keraton,dan nisan. Bahasa dan tulisan Arab. Pakaian berjilbab dan baju koko. Tulisan dari bahasa Arab. Upacara-upacara keagamaan. Hasil Akulturasi Budaya Islam dengan Budaya Indonesia

e. Seni Bangunan

Masjid

Memiliki ciri-ciri yaitu,

Atap yang berupa segitiga bertumpang yang berjumlah 3atau 5 yang padapuncaknya dilengkapi dengan mustoko.

Page | 12

Page 13: Arsitektur Islam di Indonesia

Menara yang merupakan kesatuan bangunan masjid Islam yangmenjadi tambahan. Menara ini berfungsi sebagai tempatadzan.

Letak masjid selalu berdekatan dengan alun-alun danistana.

Memiliki denah berbentuk bujur sangkar ditambah denganlantai yang berbentuk punden berundak dan dilengkapiserambi di depan maupun di samping.

Contoh masjid yang merupakan hasil akulturasi budaya Islamdengan Indonesia adalah:

Gambar 2.2.3.3 Masjid Agung Cirebon

Makam Malikul Saleh. Cungkup makam Putri Suwari di Leran. Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim.

f. Aksara dan Seni Rupa

Seni Kaligrafi

Penulisan huruf Arab dalam seni kaligrafi dipadukan denganseni Jawa sehingga huruf Arab dipadukan dengan huruf JawaKuno. Seni Kaligrafi digunakan sebagai hiasan pada nisanmakam, dinding rumah, pintu, keramik, ukiran Jepara.

Seni Sastra

Seni Sastra Islam di Jawa yang muncul antara lain berupahikayat, dongeng, dan babad yang merupakan cerita rakyatyang berisi persebaran agama Islam.

Page | 13

Page 14: Arsitektur Islam di Indonesia

Page | 14

Page 15: Arsitektur Islam di Indonesia

2.3 Arsitektur Masjid dan Menara

2.3.1 Pengertian Masjid

Secara etimologi, “masjid” berarti tempat sujud atautempat orang bersembah yang menurut syarat dan rukun yangtelah ditentukan oleh Islam. Sedangkan menurut sebuah hadisIslam sendiri,masjid adalah setiap jengkal tanah di ataspermukaan bumi ini. Hal tersebut seperti yang dijelaskan dalamhukum atau syariat Islam bahwa Allah SWT sebagai Tuhan dariumat beragama Islam ada dimana-mana, dan untuk menyembahnyadengan melakukan sholat yang juga dapat dilakukan dimana-mana,atau tidak terikat oleh suatu tempat (Soekmono,1973).Sedangkan menurut Abdul Rochim dalam Martapa (2003)masjid sebagai tempat beribadah kaum muslimin yaitu tempatbersujud dalam sholat untuk melaksanakan perintah Allah SWTsesuai dengan ajaran Agama Islam. Karena Allah diyakinisebagai pemilik jagad ini, maka untuk menyembahnya dapatdilakukan dimana saja. Dapat disimpulkan bahwa seluruh jagadini adalah masjid. Frick juga menambahkan penjelasan mengenaibatasan visual dari masjid, yaitu masjid sudah dapatdiwujudkan dengan ruang yang dibentuk oleh empat batu penjuruatau empat tongkat yang ditancapkan di tanah terbuka.

Dari dua penjelasan di atas mengenai definisi tentangmasjid dapat ditarik kesimpulan bahwapengertian masjid adalahsemua tempat yang ada di muka bumi ini yang yang tidakterbatas dapat digunakan oleh orang muslim untuk melaksanakansholat atau sembahyang sesuai dengan syarat dan rukun yangsudah ditetapkan oleh Islam. Karena pada masa lalu orang Islamsaat melakukan sembahyang, dan terutama dilaksanakan secarabersama-sama atau berjamaah selalu menyediakan tempattersendiri yang berupa sebuah tanah lapang yang diberi batas-batas tertentu atau pagar. Pada perkembangannya, masjid tidaklagi berupa sebuah tanah lapang yang diberi batasan tertentu

Page | 15

Page 16: Arsitektur Islam di Indonesia

saja. Melainkan umat muslim sudah memberikan batasan tertentuyang lebih pasti dengan bentuk berupa bangunan fisik. Makadari itu tidak heran bila di masing-masing wilayah memilikibentuk masjid yang beraneka ragam. Hal ini menunjukkanfleksibelitas dan sifat adaptif dari masjid yangdapatmenyesuaikan diri dengan lokasi tertentu.

Selanjutnya masyarakat memberikan suatu batasan ukuran danbentuk, serta fungsi dalamkepentingannya terhadap bangunanmasjid. Pembatasan itu menghasilkan sebutan yang berbedaantaramasjid dan langgar atau surau. Perbedaannya hanya pada fungsi,ukuran dan tambahan propertinya dalamnya saja. Kalau masjidbiasanya dibuat lebih besar dengan tambahan pada mihrab-nyaberupa perengkapannya untuk kotbah yang disebut dengan mimbar.Karena masjid selainberfungsi sebagai tempat untukmelaksanakan Sholat berjamaah, juga digunakan untukmelaksanakan ibadah Sholat Jum’at dan Sholat Hari Raya BesarIslam seperti Idhul Fitri dan IdhulAdha, yang diikuti jama’ahyang jumlahnya lebih banyak. Maka untuk dapat menampung darijumlahjama’ah tersebut diperlukan tempat atau bangunan yangjuga lebih besar bentuknya.Sedangkan mushola, langgar atausurau bentuknya lebih kecil dari masjid. Pada bangunan initidak dilengkapi dengan mimbar pada mihrab-nya, karena hanyaberfungsi untuk melaksanakan sholat berjamaah yang jama’ahnyabiasanya tidak begitu banyak atau dibangun hanya untukmelaksanakan ibadah berjamaah pada masyarakat satu gang atauRT saja mengingat jarak ke masjid desabiasanya lumayan jauh.Namun juga tidak menutup kemungkinan bila yang terjadi adalahsebaliknya,yaitu Langgar atau surau yang pada perkembangannyaberalih fungsi menjadi masjid karena juga disebabkan olehkepentingan masyarakat dalam kepentingan beribadah padabangunan tersebutdengan tambahan-tambahan pada bagiantertentu(Poesponegoro, 1984:287). Akan tetapi, antara masjid

Page | 16

Page 17: Arsitektur Islam di Indonesia

dan mushola, langgar atau surau memiliki persamaan dalambentuk dansusunan bangunan yang berupa bujur sangkar dengansebuah serambi di depannya.

2.3.2 Fungsi Masjid

Fungsi masjid yang sebenarnya adalah untuk tempat pusatibadah dan kebudayaan Islam, Ibadah dalam Islam antara lain :

Hubungan manusia dengan Tuhan : shalat, I’tikaf, danlain-lain

Hubungan manusia dengan manusia : zakat, nikah, dan lain-lain

Hubungan manusia dengan dirinya : mencari ilmu, mengaji,dan lain-lain

Hubungan dengan alam : memelihara, memanfaatkan dan tidakmerusak alam.

2.3.3 Elemen-elemen Masjid

Menurut Prof. Robert Hillenbrand, seorang pakar falsafah kesenian Islam, satu-satunya unsure terpokok dalam membangun masjid, yang paling utama adalah penyediaan ruang terbuka berorientasi kea rah kiblat dengan dikelilingi oleh pembatas. Adapun isi di dalam ruangan tersebut dapat berbeda antara satumasjid dengan yang lainnya. Namun, kunci utamanya adalah adanya elemen batas paling luar masjid, yang menjadi penegas batas daerah haram dengan suci (Hillenbrand, 1994).

Wujud fisik bangunan merupakan pengungkapan nilai-nilaiatau budaya dari masyarakat pelakunya. Sehingga organisasiruang bisa saja berbeda namun secara umum masjid terdiri darimihrab, ruang shalat, ruang wudlu serta serambi. Adapun elementambahan yang terkait dengan keberadaan masjid yaitu menara,

Page | 17

Page 18: Arsitektur Islam di Indonesia

cungkup (makam) serta gudang. Secara fisik bagian-bagian dalamsuatu masjid dapat digolongkan menjadi :

a. Mihrab

Mihrab merupakan bagian dari bangunan masjid atau mushallayang biasanya digunakan sebagai tempat imam memimpin shalatberjamaah.

Gambar 2.3.3.1 Masjid Raya Tanjung Pauh Hilir

b. Mimbar

Pada umumnya mimbar terletak di sebelah kanan mihrab, berupasebuah panggung dengan peninggian. Digunakan untuk khatibmemberikan ceramah atau khotbah yang biasanya dilakukan padahari Jum’at.

Gambar 2.3.3.2 Mimbar di Masjid Wonogiri

c. Ruang ShalatPage | 18

Page 19: Arsitektur Islam di Indonesia

Ruang shalat merupakan sebuah ruangan untuk melakukankegiatan ritual keagamaan. Secara fisik ruang ini berbeda dibeberapa Negara missal di Timur Tengah ruangan ini terdiridari ruang tertutup dan ruang terbuka namun untuk Indonesiakebanyakan ruang ini terdiri dari ruang tertutup hal inilebih dikarenakan pengeruh iklim dan cuaca.

d. Dikka

Dikka yaiitu berupa sebuah peninggian lantai yang biasanyasegaris dengan mihrab yang digunakan untuk Qori menirukangerakan imam sehingga dapat dilihat seluruh jamaah. Hal initidak begitu umum di Indonesia.

Gambar 2.3.3.3 Bentuk Dikka

e. Kolam

Kolam digunakan untuk melakukan ritual sebelum shalat yaituberwudlu. Biasanya terletak di bagian depan dari suatumasjid, namun dalam perkembangannya hal ini banyak berubahdigantikan dengan ruangan khusus untuk berwudlu.

Page | 19

Page 20: Arsitektur Islam di Indonesia

Gambar 2.3.3.4 Kolam Wudlu peninggalan masjid Agung Demak

f. Pintu Gerbang

Pintu Gerbang atau Portal yaitu sebuah pintu masuk menujumasjid yang biasanya dihiasi ornament-ornamen yangdifungsikan untuk memberikan pengalaman keruangan tersendiriketika jamaah akan melangkahkan kaki menuju masjid.

Gambar 2.3.3.5 Pintu Gerbang Masjid Raya Medan

2.3.4 Aturan dan Etiket

a. Kebersihan

Masjid merupakan tempat yang suci,maka jamaah yang datang kemasjid harus dalam keadaan yang suci pula. Sebelum masukmasjid, jamaah harus berwudhu di tempat wudhu yang telah

Page | 20

Page 21: Arsitektur Islam di Indonesia

disediakan. Selain itu, jamaah tidak boleh masuk ke masjiddengan menggunakan sepatu atau sandal yang tidak bersih.

Gambar 2.3.3.6 Melepas alas kaki di areal Suci (Masjid)

b. Konsentrasi

Masjid sebagai tempat untuk beribadah tidak boleh digangguketenangannya. Pembicaraan dengan suara yang keras disekitarmasjid yang dapat mengganggu jamaah di masjid dilarang.Selain itu, orang tidak boleh berjalan di depan jamaah yangsedang salat.

c. Pemisahan Gender

Pemisahan antara lelaki dan perempuan di masjid sangatpenting, agar tidak menimbulkan syahwat atau hal-hal yangtidak diinginkan. Posisi jamaah wanita di masjid adalah dibelakang jamaah pria. Di Indonesia juga terdapat beberapamasjid yang memposisikan jemaah wanita di samping jamaahpria. Pada beberapa masjid di Asia Tenggara dan AsiaSelatan, jamaah perempuan dipisahkan dengan sebuahhijab/korden pembatasatau dibedakan lantainya. Sedangkan diMasjidil Haram, jamaah perempuan dan anak-anak diberi tempatkhusus untuk beribadah.

Page | 21

Page 22: Arsitektur Islam di Indonesia

Gambar 2.3.3.7 Pembatas yang digunakan dalam memisahkan jamaah pria dan wanita

2.3.5 Tampilan dan Dekorasi Masjid

Dekorasi merupakan bagian dari seni seperti padaarsitektur, terkait langsung pada jaman dan budaya suatumasyarakat. Dalam hal hiasan pada masjid tidak lepas darihokum Islam tertuang dalam hadits dan Al-Quran khususnya yangberkaitan dengan seni. Sebagai contoh :

a. Corak Geometris Intricate

Yang dimaksud bentuk geometris adalah garis, bidang,lengkung, segitiga, hingga segi banyak dan lain-lain ada dalamilmu ukur, bagian-bagiannya termasuk sudut dan luasannya dapatdiukur. Dalam bangunan untuk ibadah islam, prinsip geometrisditerapkan secara fleksibel, fungsinya lebih banyak sebagaihiasan bidang, kubah, pelengkung, dan system pelengkungmuqarnas. Muqarnas adalah system proyeksi, pengulangan danpenggandaan suatu bentuk ceruk, untuk dekorasi bagian-bagianperalihan dalam arsitektur. Hiasan muqarnas sering disebutmocarabes dan juga karena bentuknya seperti stalaktit, batukapur terbentuk oleh tetesan air selama ratusan bahkan ribuantahun di bagian atas gua-gua.

Page | 22

Page 23: Arsitektur Islam di Indonesia

Gambar 2.3.5.1 Pola Geometris

Selain itu pola geometris dua dimensional sangat disukai.Hiasan dua dimensional ini dibentuk oleh garis-garis ataubidang-bidang datar warna-warni dari bermacam bahan menjadipola seperti bintang, rumit dan ramai oleh karena itu seringdisebut intricate. Pengulangan secara terus menerus dari poladekorasi geometris, menjadi ukiran dasar menyatu denganukuran-ukuran bagian masjid lainnya termasuk struktur dankonstruksi.

b. Kaligrafi

Kaligrafi menjadi elemen yang oleh banyak orang dianggapmenyatu dan harus ada dalam sebuah masjid. Kaligrafi(calligraphy) adalah seni menulis huruf bagian dari seni, jaditerkait langsung dengan keindahan, dan kesenangan. Kaligrafipada umumnya dan ditulis kalimat atau kata dikutif dari Al-Quran keindahan bukan dari bentuknya saja, namun juga darimakna dan isinya.

Page | 23

Page 24: Arsitektur Islam di Indonesia

Gambar 2.3.5.2 Contoh kaligrafi pada mihrab masjid

Sejalan dengan sejarah dan perkembangan Islam telah lamaberadad-abad maka seni kaligrafi Arab berkembang pula menuruttempat dan jaman. Dikenal beberapa aliran kaligrafi arab,antara lain : Mashq, Kufic persegi (Square Kufic), KuficTimur, Thuluth, Naskhi, Muhaqqaq, Rihani, dan Taliq

Mashq sudah ada sejak abad I dari jaman muslim, berkembangdi Mekah dan Madinah. Kufic persegi berkembang di Kufa, irakpada abad IX. Kufic timur, versi lebih rumit terutama padatarikan garis vertical ke atas, berkembang sejak akhir abad X.Thuluth, sepenuhnyaberkembang pada abad IX. Naskhi, ciri darikaligrafi yang relative paling mudah ditulis dan dibaca,sehingga paling sering dipakai untuk menulis Al-Quran setelahdirancang ulang pada abad X. Muhaqqaq, model tulisan samapopular dengan model Naskhi. Rihani, merupakan bentukkombinasi dari Thuluth dan Naskhi. Taliq tulisan “menggantung”dikembangkan oleh para penulis kaligrafi Persia pada abad IX.Variannya disebut Nostaliq, diperkenalkan pada abad XV danmenjadikan bentuk paling umum dalam tulisan dokumen-dokumenPersia.

c. Ornamen Floral (Arabesque)

Selain hiasan geometris dan kaligrafi, banyak pula masjiddihias dengan corak floral (tumbuh-tumbuhan) baikdiabstraksikan total sebagian ataupun dalam bentuk nyatamenjadi pola lengkunga-lengkung, dari tanaman batang, bunga,daun dan buah.Hiasan floral biasanya menggunakan satu pola kemudian diulangdan dilipat gandakan, menerus menjadi bidang, garis maupunbingkai dari pintu, jendela, kolom, balok, lantai, plafon,kubah luar maupun dalam, bidang dan lain-lain. Sama denganpola dekorasi geometris dan kaligrafi, bentuk floral dibuat

Page | 24

Page 25: Arsitektur Islam di Indonesia

dengan relief, mozaik juga dengan cara dilukis dengan bahanwarna.

Gambar 2.3.5.3 Ukiran Floral pada mimbar masjidNr Sulaiman Banyumas

2.3.6 Ciri Khas Masjid di Indonesia

Unsur Universal kebudayaan Islam terutama elemen kubah,minaret, kelengkungan, dan kaligrafi, telah menyatukantampilan arsitektur masjid seakan menjadi sama corak. Kubah,lengkung, kaligrafi, dan mimbar bukan benda-benda suci yangperlu diistimewakan. Apabila dilihat dengan cermat tampilantersebut mengandung ciri pembeda antara satu wilayah denganwilayah lainnya. Ciri pembeda tersebut, untuk daerah disekitar Timur Tengah memang terasa kecil. Namun, tetap menjadipetunjuk adanya corak kedaerahan. Hal ini menandai keberadaanunsure local selalu tetap dihargai dalam tampilan arsitekturIslam. Beberapa ciri khas masjid di Indonesia adalah sebagaiberikut :

a.Atap

Atap adalah salah satu elemen terpenting masjid di Jawa.Bentuk atap tajug yang kerap disebut sebagai “konstruksi atap

Page | 25

Page 26: Arsitektur Islam di Indonesia

berbentuk pyramid memusat yang bertingkat-tingkat” bahkandapat dikatakan sebagai salah satu karakteristik masjidtradisional. Bangunan masjid tradisional Jawa kebanyakanmenggunakan struktur atap tajug, yang secara inheren memilikiruang pusat diantara empat saka guru (empat kolom utama) ruangterpusat dan ruang yang berada di belakangnya biasanyamemiliki nilai yang lebih tinggi namun untuk bangunan masjid,penggunaan ruang sehari-hari telah mengalahkan makna simbolisaslinya. Filosofi atap tajug diasosiasikan sebagai jamaah yangbetumpuk-tumpuk memadati masjid untuk beribadah kepada Allah.

Gambar 2.3.6.1 Perspektif Masjid Cipanti Tempo dulu

Penggunaan atap berupa kubah di Indonesia merupakan wujudkemajuan jaman dan modernitas. Sehingga dapat menggeserpenggunaan bentuk atap dan puncak yang tradisional (Tajug atauTumpang dan Mustaka). Sebenarnya kubah masjid juga memilikisejarah yang sangat panjang dalam perkembangannya. Meskipunsebenarnya kubah belum dikenal pada masa Nabi Muhammad SAW.Bentuk pertama kali Masjid Madinah (Nabawi) yang merupakanmasjid pertama di dunia belum menggunakan atap kubah. Akantetapi berbentuk persegi empat dengan dinding pembatas disekelilingnya. Di Nusantara, masjid umumnya beratap tumpang.Kubah belum dikenal. Penggunaan kubah di Asia Tenggara dimulaisetelah Perang Rusia-Turki pada 1877-1878 –antara Rusia,

Page | 26

Page 27: Arsitektur Islam di Indonesia

Romania, Serbia, Montenegro, dan Bulgaria melawan KekaisaranOttoman– yang mencuatkan ide revitalisasi Islam dan Pan-Islamisme. Saat itu Kekaisaran Ottoman melancarkan gerakanbudaya, termasuk pengenalan jenis masjid baru. Gerakan inibergema di Asia Tenggara.

Sehingga pada perkembangannya kubah menjadi simbolarsitektur Islam paling modern yang seakan-akan wajibdipergunakan dalam masjid-masjid baru di Asia Tenggara. Masjidpertama di Nusantara yang menggunakan atap berupa kubah adalahMasjid Riau yang dibangun pada tahun 1803 pada saatdirenovasi oleh Raja Abdul Rohman (1833-1843). Sedangkanmenurut Pijper dalam Akbar (2010) menduga masjid di Jawa yangmenggunakan kubah pertama kali berada di Tuban, yangpeletakanbatu pertamanya dilakukan pada tahun 1894 Masehi.Penggunaan atap kubah ini sebenarnya sangat menghilangkan gayaarsitektur kuno Indonesia.

b.Masqura

Maksura adalah ruang khusus tempat shalat raja atau sultanpada sebuah masjid. Ruang ini biasanya merupakan kelengkapandari masjid kerajaan, terletak di ruang utama. Keberadaanmaksura antara lain dimaksudkan untuk menjaga keamananpenguasa apabila berkenan hadir untuk melakukan shalat.

Maksura terdapat di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, maksuraberbentuk seperti sangkar pesergi yang terbuat dari kayu jatiberukuran 270x220x210 dengan lantai setinggi 20 cm dari lantairuangan utama. Pada sebelah kiri di sisi luar Maksura terdapattempat tombak berjumlah 2 buah yang berfungsi untuk meletakkantombak para pengawal Sri Sultan. Di Masjid Agung KratonSurakarta, ruang tersebut diberi atap limas. Baik diYogyakarta maupun Surakarta, maksura terletak di dalam ruangutama, berada di sudut kiri depan, atau di sebelah kiri

Page | 27

Page 28: Arsitektur Islam di Indonesia

mihrab. Selain di kedua masjid tersebut, maksura juga terdapatdi Masjid Puro Pakualaman, Yogyakarta dan Masjid Nur Sulaiman,Banyumas.

Gambar 2.3.6.2 Maksura pada Masjid gedhe Kauman Yogyakarta

c.Bedug

Bedug merupakan alat musik tabuh seperti gendang yangmemiliki fungsi sebagai alat komunikasi tradisional, baikdalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia,sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenaiwaktu shalat atau sembahyang.

Bedug sebenarnya berasal dari India dan Cina. Berdasarkanlegenda Cheng Ho dari Cina, ketika Laksamana Cheng Ho datangke Semarang, mereka disambut baik oleh Raja Jawa pada masaitu. Kemudian, ketika Cheng Ho hendak pergi, dan hendakmemberikan hadiah, raja dari Semarang mengatakan bahwa dirinyahanya ingin mendengarkan suara bedug dari masjid. Sejakitulah, bedug kemudian menjadi bagian dari masjid, seperti dinegara Cina, Korea dan Jepang, yang memposisikan bedug dikuil-kuil sebagai alat komunikasi ritual keagamaan.

Page | 28

Page 29: Arsitektur Islam di Indonesia

Gambar 2.3.6.3 Bedug di MAsjid Istiqlal, Jakarta

2.3.7 Menara Masjid

Menara masjid merupakan sebuah bangunan sebagai tempatuntuk mengumandangkan adzan(ajakan untuk menunaikan ibadahsholat) pada awal perkembangannya. Seiring perkembangannya,terdapat pula fungsi-fungsi lainnya. Terdapat berbagai istilahuntuk menyebutkan menara yang berasal dari bahasa Arab.Ms’dhana dan Mi’dhana yang berarti tempat menyerukan adzan danSawma’a yang berarti ruangan. Dalam bangunan masjid sendiribangunan menara bukan suatu hal yang wajib ada. Agama Islamsendiri tidak memberikan aturan khusus dakam pembangunanmenara. Namun, di pulau Jawa beberapa masjid memiliki bangunanyang memilik bangunan yang bentuknya beragam. Pada menara-menara masjid di Pulau Jawa abad ke 15-19 M terdapat gaya-gayayang di pengaruhi oleh budaya asing. Berdasarkan periodewaktunya maka pengaruh-pengaruh tersebut berasal dari Belanda,Arab, dan Hindu-Budha. Berikut merupakan contoh-contoh masjidyang memiliki menara di Indonesia :

a. Menara KudusPage | 29

Page 30: Arsitektur Islam di Indonesia

Gambar 2.3.7.1 Menara pada masjid Kudus

Masjid yang terletak di Kota Kudus, Jawa Tengah, inidibangun pada 956 H/1549 M. Masjid ini terkenal denganmenaranya yang unik, yang merupakan bagian dari kompleks makamSunan Kudus. Menara ini pada dasarnya meniru bangunan candizaman Majapahit yang terdiri dari kaki dan tubuh bangunan yangberjenjang beserta pelipit-pelipit mendatar sebagai batas.

Bagian dinding menara terbuat dari material batu bata.Sementara bagian atas menara berbentuk atap tumbang dengankonstruksi kayu. Hiasan bidang, meskipun sudah disamarkan,masih tampak seperti bekas-bekas hiasan pada bangunan candi.

b. Masjid Istiqlal Jakarta

Gambar 2.3.7.2 Menara pada masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal merupakan salah satu masjid di Indonesiayang mengedepankan gaya arsitektur Islam modern. Gayaarsitektur modern ini juga tampak pada bagian menara masjid.

Page | 30

Page 31: Arsitektur Islam di Indonesia

Bangunan menara yang berfungsi sebagai tempat muazinmengumandangkan azan sebagai tanda waktu shalat tiba inidibangun meruncing ke atas dan memiliki lubang-lubang padabagian dindingnya. Lubang-lubang tersebut untuk mengurangitekanan dan hembusan angin.

Menara ini memiliki ketinggian 66,66 meter dengan diameterlima meter. Ketinggian menara ini sebagai simbol dari jumlahayat yang terdapat dalam Alquran. Sementara di atas tempatmuazin mengumandangkan azan adalah puncak menara yang terbuatdari baja tahan karat seberat 28 ton dengan tinggi 30 meter.

c. Masjid Agung Banten

Gambar 2.3.7.3 Menara pada masjid Agung Banten

Masjid ini termasuk salah satu yang tertua di Jawa. Masjidyang dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570)terletak di sisi alun-alun dan di sebelah utara keraton.Menara Masjid Agung Banten berbentuk mercusuar dengan gayaEropa yang tampak kurang serasi dengan bangunan masjidnya.

Awalnya, sebelum difungsikan sebagai menara masjid, menaraini digunakan sebagai menara rambu dan pengintai untukPelabuhan Banten yang kerap menjadi sasaran serangan olehkekuatan-kekuatan Eropa sebagai rival Belanda. Menara ini

Page | 31

Page 32: Arsitektur Islam di Indonesia

dibangun oleh seorang arsitek Belanda, Hendrik Lucasz Cardeel,yang bekerja di kota pelabuhan itu pada abad ke-17M.

2.3.8 Contoh-contoh Masjid

Keberagaman budaya di Indonesia pun menyebabkan karakterdari Arsitektur di setiap daerah berbeda-beda juga, samahalnya dengan bangunan Islam terutama untuk bangunan Masjid.Contoh bangunan masjid di daerah Sumatra adalah masjidBeuracan.

Gamabar 2.3.8.1 Masjid Beuracan / masjid Guci Keuramat Pidie Jaya

Masjid beuracan terletak di desa kecil di daratan Aceh Rayayang terletak di Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie jaya,yaitu di sisi jalan poros Sigli-Medan. Dimana masjid tersebutmerupakan salah satu masjid kuno di Indonesia berusia 390tahun yang dibangun oleh Teungku Salim seorang mubaligh asalMadinah di zaman Sultan Iskandar Muda. Masjid-masjid kuno diSumatra pada umumnya juga memiliki ciri khas yang sama.

Page | 32

Page 33: Arsitektur Islam di Indonesia

Gamabar 2.3.8.2 Masjid Minangkabau tahun 1895

Gamabar 2.3.8.3 Masjid Indrapoeri di Aceh pada tahun 1880

Gamabar 2.3.8.4 Masjid Jambi tahun 1900-1939

Page | 33

Page 34: Arsitektur Islam di Indonesia

Gamabar 2.3.8.5 Masjid Van Samalanga tahun 1880-1910

Wujud akulturasi dari masjid kuno seperti yang tampak padagambar memiliki beberapa ciri diantaranya sebagai berikut: 

Atapnya berbentuk tumpang yaitu atap yang bersusun semakinke atas semakin kecil dari tingkatan paling atas berbentuklimas. Jumlah atapnya ganjil 1, 3 atau 5. Dan biasanyaditambah dengan kemuncak untuk memberi tekanan akankeruncingannya yang disebut dengan Mustaka.

Tidak dilengkapi dengan menara, seperti lazimnya bangunanmasjid yang ada di luar Indonesia atau yang ada sekarang,tetapi dilengkapi dengan kentongan atau bedug untuk menyerukanadzan atau panggilan sholat. Bedug dan kentongan merupakanbudaya asli Indonesia.

Letak masjid biasanya dekat dengan istana yaitu sebelahbarat alun-alun atau bahkan didirikan di tempat-tempat keramatyaitu di atas bukit atau dekat dengan makam.

Pada bangunan masjid di Jawa memiliki lebih banyak variasidibandingkan dengan bangunan masjid di daerah-daerah lain diIndonesia. Ini dikarenakan perkembangan budaya di Pulau Jawasangatlah cepat karena banyaknya para pendatang ataupunsaudagar yang singgah di daratan Jawa tersebut. Beberapacontoh masjid di Jawa adalah sebagai berikut :

Page | 34

Page 35: Arsitektur Islam di Indonesia

a. Masjid Saka Tunggal Baitussalam

Masjid ini dibangun pada tahun 1288 Masehi, sebagaimanatertulis di prasasti yang terpahat di saka masjid. Masjidini juga lebih tua dari kerajaan majapahit yang berdiritahun 1294 Masehi, disinyalir masjid ini berdiri pada masakerajaan Singasari. Masjid Saka Tunggal menjadi satu-satunyamasjid di pulau Jawa yang dibangun jauh sebelum era WaliSembilan (Wali Songo) yang hidup sekitar abad 15-16 Masehi.Jika dihitung mundur, masjid ini diperkirakan berdiri 2 abadsebelum era wali songo.

Gamabar 2.3.8.6 Gerbang menuju Masjid Saka Tunggal Baitussalam

Saka tunggal yang berada di tengah bangunan utama masjid,saka dengan empat sayap ditengahnya yang akan nampak sepertisebuah totem, bagian bawah dari saka itu dilindungi dengankaca guna melindungi bagian yang terdapat tulisan tahunpendirian masjid tersebut. Salah satu keunikan Saka Tunggaladalah empat helai sayap dari kayu di tengah saka. Empatsayap yang menempel di saka tersebut melambangkan ”papatkiblat lima pancer”, atau empat mata angin dan satu pusat.Papat kiblat lima pancer berarti manusia sebagai pancerdikelilingi empat mata angin yang melambangkan api, angin,air, dan bumi.  Saka tunggal itu perlambang bahwa orang

Page | 35

Page 36: Arsitektur Islam di Indonesia

hidup ini seperti alif, harus lurus. Jangan bengkok, jangannakal, jangan berbohong. Kalau bengkok, maka bukan lagimanusia.

Gamabar 2.3.8.7 Interior Masjid Saka Tunggal pasca renovasi.

Masih mempertahankan arsitektur asli dengan penambahan tiang bantu

Empat mata angin itu berarti bahwa hidup manusia harusseimbang. Jangan terlalu banyak air bila tak ingintenggelam, jangan banyak angin bila tak mau masuk angin,jangan terlalu bermain api bila tak mau terbakar, dan janganterlalu memuja bumi bila tak ingin jatuh. ”Hidup itu harusseimbang,”

Papat kiblat lima pancer ini sama dengan empat nafsu yangada dalam manusia. Empat nafsu yang dalam terminologi Islam-Jawa sering dirinci dengan istilah aluamah, mutmainah,sopiah, dan amarah. Empat nafsu yang selalu bertarung danmemengaruhi watak manusia.

Page | 36

Page 37: Arsitektur Islam di Indonesia

Gamabar 2.3.8.8 Ornamen masjid di ruang utama

Keaslian yang masih terpelihara adalah ornamen di ruangutama, khususnya di mimbar khotbah dan imaman. Ada duaukiran di kayu yang bergambar nyala sinar matahari yangmirip lempeng mandala. Gambar seperti ini banyak ditemukanpada bangunan-bangunan kuno era Singasari dan Majapahit.

Kekhasan yang lain adalah atap dari ijuk kelapa berwarnahitam. Atap seperti ini mengingatkan atap bangunan purazaman Majapahit atau tempat ibadah umat Hindu di Bali.Tempat wudu pun juga masih bernuansa zaman awal didirikanmeskipun dindingnya sudah diganti dengan tembok.

Sejak tahun 1965 masjid ini sudah dua kali dipugar.Selain dinding tembok, juga diberi dinding anyaman bambuserta lapisan atap seng, Meski sebagian dinding telahdirehab dengan tembok, tetapi arsitektur masjid tetap tidakdiubah. Sehingga tidak ada perbedaan bentuk yang berartidari awal berdiri hingga sekarang. Sedangkan tiang dari kayu

Page | 37

Page 38: Arsitektur Islam di Indonesia

jati yang menopang bangunan utama masjid dengan ukuran masihterlihat begitu kokoh. Selama ratusan tahun berdiri, wargadan jamaah di Cikakak sama sekali tidak mengganti bangunanutama yang ada di tempat itu, kecuali hanya membangun temboksekeliling masjid sebagai penopang. Barang lainnya yangsampai sekarang masih tetap rapi dan dipelihara di antaranyaadalah bedug, kentongan, mimbar masjid, tongkat khatib dantempat wudlu.

b. Masjid Sultan Suriansyah

Gamabar 2.3.8.9 Masjid Sultan Suriansyah

Masjid Sultan Suriansyah atau Masjid Kuin adalah sebuahmasjid bersejarah yang merupakan masjid tertua di KalimantanSelatan. Masjid ini dibangun di masa pemerintahan SultanSuriansyah (1526-1550), raja Banjar pertama yang memelukagama Islam . Masjid Kuin merupakan salah satu dari tigamasjid tertua yang ada di kota Banjarmasin pada masa MuftiJamaluddin (Mufti Banjarmasin), masjid yang lainnya adalahMasjid Besar (Masjid Jami) dan Masjid Basirih. Masjid ini

Page | 38

Page 39: Arsitektur Islam di Indonesia

terletak di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin Utara,Banjarmasin, kawasan yang dikenal sebagai Banjar Lamamerupakan situs ibukota Kesultanan Banjar yang pertama kali.Masjid ini letaknya berdekatan dengan komplek makam SultanSuriansyah dan di seberangnya terdapat sungai kuin.

Bentuk arsitektur dengan konstruksi panggung dan berataptumpang, merupakan masjid bergaya tradisional Banjar. Masjidbergaya tradisional Banjar pada bagian mihrabnya memilikiatap sendiri terpisah dengan bangunan induk. Masjid inididirikan di tepi sungai Kuin.

Gamabar 2.3.8.10 Atap bagian mihrab yang terletak di samping atap bangunan induk

Kekunoan masjid ini dapat dilihat pada 2 buah inskripsiyang tertulis pada bidang berbentuk segi delapan berukuran50 cm x 50 cm yakni pada dua daun pintu Lawang Agung. Padadaun pintu sebelah kanan terdapat 5 baris inskripsi Arab-Melayu berbunyi: " Ba'da hijratun Nabi Shalallahu 'alahihiwassalam sunnah 1159 pada Tahun Wawu ngaran SultanTamjidillah Kerajaan dalam Negeri Banjar dalam tanahtinggalan Yang mulia." Sedangkan pada daun pintu sebelahkiri terdapat 5 baris inskripsi Arab-Melayu berbunyi: "KiaiDamang Astungkara mendirikan wakaf Lawang Agung Masjid di

Page | 39

Page 40: Arsitektur Islam di Indonesia

Nagri Banjar Darussalam pada hari Isnain pada sapuluh haribulan Sya'ban tatkala itu (tidak terbaca)" . Kedua inskripsiini menunjukkan pada hari Senin tanghgal 10 Sya'ban 1159telah berlangsung pembuatan Lawang Agung (renovasi masjid)oleh Kiai Demang Astungkara pada masa pemerintahan SultanTamjidillah I (1734-1759).

Pada mimbar yang terbuat dari kayu ulin terdapatpelengkung mimbar dengan kaligrafi berbunyi "AllahMuhammadarasulullah". Pada bagian kanan atas terdapattulisan "Krono Legi : Hijrah 1296 bulan Rajab hari Selasatanggal 17", sedang pada bagian kiri terdapat tulisan :"Allah subhanu wal hamdi al-Haj Muhammad Ali al-Najri".

Gamabar 2.3.8.11 Interior bangunan Masjid Sultan Suriansyah

Pola ruang pada Masjid Sultan Suriansyah merupakan polaruang dari arsitektur Masjid Agung Demak yang dibawabersamaan dengan masuknya agama Islam ke daerah ini olehKhatib Dayan. Arsitektur mesjid Agung Demak sendiridipengaruhi oleh arsitektur Jawa Kuno pada masa kerajaanHindu. Identifikasi pengaruh arsitektur tersebut tampil padatiga aspek pokok dari arsitektur Jawa Hindu yang dipenuhioleh masjid tersebut.

Tiga aspek tersebut yaitu sebagai berikut :

Atap meru, ruang keramat (cella) dan tiang guru yangmelingkupi ruang cella.

Page | 40

Page 41: Arsitektur Islam di Indonesia

Meru merupakan ciri khas atap bangunan suci di Jawa danBali. Bentuk atap yang bertingkat dan mengecil ke atasmerupakan lambang vertikalitas dan orientasi kekuasaan keatas.

Bangunan yang dianggap paling suci dan penting memilikitingkat atap paling banyak dan paling tinggi. Ciri atap meru tampak pada Masjid Sultan Suriansyah yang

memiliki atap bertingkat sebagai bangunan terpenting di daerah tersebut. Bentuk atap yang besar dan dominan, memberikan kesan ruang dibawahnya merupakan ruang suci (keramat) yang biasa disebut cella. Tiang guru adalah tiang-tiang yang melingkupi ruang cella (ruang keramat). Ruang cella yang dilingkupi tiang-tiang guru terdapat di depan ruang mihrab, yang berarti secara kosmologi cella lebih penting dari mihrab.

c. Masjid Agung Demak

Gamabar 2.3.8.12 Tampak depan Masjid Agung Demak

Mesjid Agung Demak berlokasi di desa Kauman, Demak, JawaTengah. Di tempat ini juga terdapat sebuah museum, yangberisi berbagai hal mengenai riwayat berdirinya Masjid AgungDemak. Masjid Agung Demak terletak kurang lebih 26 km darikota Semarang dipercaya berasal dari kerajaan Majapahit

Page | 41

Page 42: Arsitektur Islam di Indonesia

Masjid Agung Demak merupakan situs peninggalan Islamtertua di Indonesia berupa sebuah mesjid kuno yangarsitekturnya masih perpaduan antara arsitektur jawa kunopada masa kerajaan Hindu. Hal ini dapat dilihat denganadanya atap meru, ruang keramat dan tiang guru yangmelingkupi ruang cella. Ini merupakan ciri khas daribangunan-bangunan suci pada masa kerajaan Jawa kuno.

Gamabar 2.3.8.13 Interior bangunan masjid agung demak

Struktur bangunan masjid mempunyai nilai historis senibangun arsitektur tradisional khas Indonesia. Wujudnyamegah, anggun, indah, karismatik, mempesona dan berwibawa.Kini Masjid Agung Demak difungsikan sebagai tempatperibadatan dan ziarah.

Penampilan atap limas piramida masjid ini menunjukkanAqidah Islamiyah yang terdiri dari tiga bagian yaitu Iman,Islam dan Ihsan.

Di Masjid ini juga terdapat “Pintu Bledeg”, bertuliskan“Condro Sengkolo”, yang berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani,dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.

Page | 42

Page 43: Arsitektur Islam di Indonesia

d. Masjid Menara Kudus

Masjid Menara Kudus (disebut juga sebagai mesjid Al Aqsadan Mesjid Al Manar) adalah mesjid yang dibangun oleh SunanKudus pada tahun 1549 Masehi atau tahun 956 Hijriah denganmenggunakan batu dari Baitul Maqdis dari Palestina sebagaibatu pertama dan terletak di desa Kauman, kecamatan Kota,kabupaten Kudus, Jawa Tengah.Yang paling monumental daribangunan masjid ini adalah menara berbentuk candi bercorakHindu Majapahit, bukan pada ukurannya yang besar saja,tetapi juga keunikan bentuknya yang tak mudah terlupakan.Bentuk ini tidak akan kita temui kemiripannya denganberbagai menara masjid di seluruh dunia.Keberadaannya yangtanpa padanan karena bentuk arsitekturalnya yang sangat khasuntuk sebuah menara masjid itulah yang menjadikannya begitumempesona. Dengan demikian bisa disebut menara masjid inimendekati kualitas local genius.

Gamabar 2.3.8.14 Bangunan masjid Kudus denan menara berbentuk candi bercorak HinduMajapahit

Page | 43

Page 44: Arsitektur Islam di Indonesia

Gamabar 2.3.8.15 Menara Masjid Kudus merupakan bangunan menara masjid paling unikdi Kota Kudus karena bercorak Candi Hindu Majapahit

Menara Kudus itu tingginya sekitar 18 meter dan di bagiandasarnya berukuran 10 x 10 m, di sekelilingnya dihias denganpiringan-piringan bergambar yang kesemuanya berjumlah 32buah banyaknya. 20 buah diantaranya berwarna biru sertaberlukiskan masjid, manusia dengan unta dan pohon kurma.Sedang 12 buah lainnya berwarna merah putih berlukiskankembang. Dalam menara ada tangganya yang terbuat dari kayujati yang mungkin dibuat pada tahun 1895 M. Tentangbangunannya dan hiasannya jelas menunjukkan hubungannyadengan kesenian Hindu Jawa. Karena bangunan Menara Kudus ituterdiri dari 3 bagian :

Kaki , Badan dan Puncak bangunan. Dihiasi pula dengan seni hias, atau

artefix ( hiasan yang menyerupai bukit kecil ).Kaki dan badan menara dibangun dan diukir dengan tradisi

Jawa-Hindu, termasuk motifnya. Ciri lainnya bisa dilihatpada penggunaan material batu bata yang dipasang tanpaperekat semen. Teknik konstruksi tradisional Jawa juga dapatdilihat pada bagian kepala menara yang berbentuk suatu

Page | 44

Page 45: Arsitektur Islam di Indonesia

bangunan berkonstruksi kayu jati dengan empat soko guruyang menopang dua tumpuk atap tajuk.

Pada bagian puncak atap tajuk terdapat semacam mustoko(kepala) seperti pada puncak atap tumpang bangunan utamamasjid-masjid tradisional di Jawa yang jelas merujuk padaelemen arsitektur Jawa-Hindu.

Ciri lainnya bisa dilihat pada penggunaan material batubata yang dipasang tanpa perekat semen, namun konon dengandengan digosok-gosok hingga lengket serta secara khususadanya selasar yang biasa disebut pradaksinapatta pada kakimenara yang sering ditemukan pada bangunan candi. Teknikkonstruksi tradisional Jawa juga dapat dilihat pada bagiankepala menara yang berbentuk suatu bangunan berkonstruksikayu jati dengan empat soko guru yang menopang dua tumpukatap tajuk. Sedangkan di bagian puncak atap tajuk terdapatsemacam mustoko (kepala) seperti pada puncak atap tumpangbangunan utama masjid-masjid tradisional di Jawa yang jelasmerujuk pada elemen arsitektur Jawa-Hindu.

Arsitektural Masjid Menara Kudus ini terdiri dari 5 buahpintu sebelah kanan, dan 5 buah pintu sebelah kiri.Jendelanya semuanya ada 4 buah. Pintu besar terdiri dari 5buah, dan tiang besar di dalam masjid yang berasal dari kayujati ada 8 buah. Namun masjid ini tidak sesuai aslinya,lebih besar dari semula karena pada tahun 1918 – an telahdirenovasi. Di dalamnya terdapat kolam masjid, kolam yangberbentuk “padasan” tersebut merupakan peninggalan jamanpurba dan dijadikan sebagai tempat wudhu.

Di dalam masjid terdapat 2 buah bendera, yang terletak dikanan dan kiri tempat khatib membaca khutbah. Di serambidepan masjid terdapat sebuah pintu gapura, yang biasadisebut oleh penduduk sebagai “Lawang kembar“.

Page | 45

Page 46: Arsitektur Islam di Indonesia

Di komplek Masjid juga terdapat pancuran untuk wudhu yangberjumlah delapan. Di atas pancuran itu diletakkan arca.Jumlah delapan pancuran, konon mengadaptasi keyakinanBuddha, yakni ‘Delapan Jalan Kebenaran’ atau Asta SanghikaMarga.

e. Masjid Agung Banten

Gamabar 2.3.8.16 Masjid Agung Banten di tahun 1880-an

(litografi berdasarkan lukisan oleh Josias Cornelis Rappard)

Masjid Agung Banten termasuk masjid tua yang penuh nilaisejarah. Setiap harinya masjid ini ramai dikunjungi parapeziarah yang datang tak hanya dari Banten dan Jawa Barat,tapi juga dari berbagai daerah di pulau Jawa.

Page | 46

Page 47: Arsitektur Islam di Indonesia

Gamabar 2.3.8.17 Morfologi Masjid Agung Demak

Masjid Agung Banten terletak di kompleks bangunan masjiddi Desa Banten Lama, sekitar 10 km sebelah utara KotaSerang. Masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan MaulanaHasanuddin (1552-1570), sultan pertama Kasultanan Demak. Iaadalah putra pertama Sunan Gunung Jati.

Salah satu kekhasan yang tampak dari masjid ini adalahadalah atap bangunan utama yang bertumpuk lima, mirip pagodachina. Ini adalah karya arsitektur china yang bernama TjekNan Tjut. Dua buah serambi yang dibangun kemudian menjadipelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama.

Di masjid ini juga terdapat komplek makam sultan-sultanbanten serta keluarganya. Yaitu makam Sultan MaulanaHasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan SultanAbu Nasir Abdul Qohhar. Sementara di sisi utara serambiselatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad dan SultanZainul Abidin, dan lainnya.

Page | 47

Page 48: Arsitektur Islam di Indonesia

Gamabar 2.3.8.18 Interior masjid Demak

Masjid Agung Banten juga memiliki paviliun tambahan yangterletak di sisi selatan bangunan inti Masjid ini. Paviliundua lantai ini dinamakan Tiyamah. Berbentuk persegi panjangdengan gaya arsitektur Belanda kuno, bangunan ini dirancangoleh seorang arsitek Belanda bernama Hendick Lucasz Cardeel.Biasanya, acara-acara seperti rapat dan kajian Islamidilakukan di sini. Sekarang bangunan ini digunakan sebagaitempat menyimpan barang-barang pusaka. Menara yang menjadiciri khas Masjid Banten terletak di sebelah timur masjid.

Page | 48

Page 49: Arsitektur Islam di Indonesia

2.4 Arsitektur Makam

2.4.1 Pengertian Makam

Pemakaman Islam ortodoks menekankan kesederhanaandankesamaan bagi semua orang di depan Tuhan. Bangunan makam danpemakaman yang rumit dengan jelas dilarang dalam Al Qur’an.Namun, pada kenyataannya larangan mengembangkan bentukpemakaman terkadang dilanggar umat muslim.

Bangunan makam raja-raja Islam di Indonesia jugamenunjukkan hasil dari prosrs akulturasi. Makam raja-rajaIslam Jawa yang dibangun di puncak-puncak bukit dipengaruhiaspek kepercayaan prasejarah masyarakat Indonesia. Sepertitelah dijelaskan pada bab terdahulu, makam nenek moyangdibangun dipuncak bukit dan kemudian dipuja oleh penduduksetempat. Tradisi lama seperti itu tampaknya diteruskan olehraja-raja Islam di Jawa.

Ada dua jenis bentuk makam asli yang menjadi modelbeberapa makam Islam awal. Salah satunya berasal dari Aceh,Sumatra Utara yang dikenal sebagai Batu Aceh. Jenis initerdiri atas beberapa ragam. Salah satu cirri utama bentuk

Page | 49

Page 50: Arsitektur Islam di Indonesia

tersebut adalah balok batu persegi panjang yang menyerupaibangunan, terukir dengan ayat-ayat yang diambil dari Al Qur’anserta dibubuhi ragam hias yang disebut sebagai sayap,sedangkan jenis yang satu lagi lebih umum disebut sebagaibentuk jada. Jenis ini dipakai oleh orang-orang di sepanjangSumatra, dekat kepulauan Riau dan Semenanjung Malaka pada abadke-15 dan 17.

Salah satu bukti tertua yang menunjukkan sebagian besarorang Jawa beralih ke Islam terdiri atas sejumlah makam didesa Tralaya yang bagian ibukota kemaharajaan Majapahit yangmenguasai Indonesia pada abad ke-14 dan ke-15. Makam tersebutmemiliki kerangka yang diilhami kalamakara, salah satu hiasanklasik Jawa. Salah satu sisi batu berhiaskan ayat-ayat AlQur’an, sisi lain dihias dengan berbagai hiasan gubahangambaran sinar matahari dari masa Majapahit. Batu nisan initidak bernama sama sekali namun dapat ditemukan tulisantanggal yang didasarkan pada perhitungan penganggalan Jawa dantahun Saka Jawa.

Wali Sanga dianggap sangat berjasa mengubah masyarakat Jawake Islam. Angka Sembilan menurut adat Jawa memang dianggapmemiliki kekuatan hal-hal yang gaib. Beberapa tempat ziarahyang dianggap penting antara lain meliputi makam Wali Sanga..Kebiasaan berziarah umum dilakukan di Indonesia. Namunmasyarakat Islam ortodoks menolak anggapan manusia hidup dapatberkomunikasi dengan mereka yang meniggal, atau berdoa kepadayang sudah meninggal dapat memperoleh manfaat, tetapi tetapmengizinkan manusia mengunjungi makam demi menghormati nilai-nilai yang dianut mereka yang dikubur. Bentuk dari pemakamanmengikuti bangunan abad ke 14 dan ke 15 masa pra-Islam. Tataletak dan tampilan arsitektural memiliki persamaan dengan yangada di pura-pura masyarakat Bali.

Page | 50

Page 51: Arsitektur Islam di Indonesia

2.4.2 Karakteristik Arsitektur Makam

Pada makam pada umumnya memiliki batu nisan. Disampingkebesaran nama orang yang dikebumikan pada makan tersebut,biasanya batu nisannya pun memiliki nilai budaya tinggi. Padamakam orang-orang penting atau terhormat didirikan sebuahrumah yang disebut cungkup atau kubah dalam bentuk yang sangatindah dan megah. Misalnya, makam Sunan Kudus, Sunan Kalijaga,dan sunan-sunan besar yang lain.

Wujud akulturasi Hindu dan Islam pada bangunan makammemiliki cirri-ciri sebagai berikut : Makam-makam kuno dibangun di atas bukit atau tempat-tempat

yang keramat Makamnya terbuat dari bangunan batu yang disebut dengan

Jirat atau Kijing, nisannya juga terbuat dari batu Di atas jirat biasanya didirikan rumah tersendiri yang

disebut denga cngkup atau kubba Dilengkapi dengan tembok atau Gapura yang menghubungkan

antara makam dengan makam atau kelompok-kelompok makam.Bentuk gapura tersebut ada yang terbentuk kori agung(beratap dan berpintu) dan ada yang berbentuk candi bentar(tidak beratap dan tidak berpintu)

Di dekat makam biasanya dibangun masjid, maka disebut masjidmakam dan biasanya makam tersebut adalah makam para waliatau raja. Contohnya masjid makam Sendang Duwur di Tuban

2.4.3 Contoh-contoh Arsitektur Makam di Indonesia

a. Makam Wali Songo

Makam Maulana Malik Ibrahim

Maulana Malik Ibrahim merupakan penyebar agaman Iaslam ditanah Jawa, dan merupakan wali tertua dari kesembilan wali

Page | 51

Page 52: Arsitektur Islam di Indonesia

yang mengiggal pada tahun 1419. Makam beliau berlokasi di desaGapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.

Bangunan dari makam Maulana Malik Ibrahim mempunyai kekhasantersendiri, hal ini terlihat dari bahan batu nisan dan gayatulisan Arab. Batu Nisan dari marmer dengan gaya Gujarat.

Gambar 2.4.3.1 Bangunan makam Maulana Malik Ibrahim

Makam Sunan Gunung Jati

Lokasi gerbang Makam Sunan Gunung Jati ini berjarak sekitar100 meter dari tepi Jl. Raya Sunan Gunung Jati, arah ke utaradari Kota Cirebon. Bangunan makam Sunan Gunung Jati memilikigaya arsitektur yang unik, yaitu kombinasi gaya arsitekturJawa, Arab, dan Cina. Arsitektur Cina tampak pada desaininterior dinding makam, benda-benda antic tersebut jugaterpajang di sepanjang jalan makam. Semua benda tersebutdibawa oleh istri Sunan Gunung Jati, Nyi Mas Ratu RaraSumandeng dari Cina sekitar abad ke-13 M. Sedangkan arsitekturTimur Tengah terletak pada hiasan kaligrafi yang terukir indahpada dinding dan bangunan makam itu.

Page | 52

Page 53: Arsitektur Islam di Indonesia

Gambar 2.4.3.2 Salah satu gapura di dalam kompleks makam Sunan Gunung Jati bergaya jawa

Gambar 2.4.3.3 Balemangu Majapahit dengan beberapa undakan di kompleks makam Sunan Gunung Jati

Gambar 2.4.3.4 Dua buah ornament udang terlihat menempel pada dinding diantara hiasankaligrafi pada logam bulat bewarna kuning keemasan

Page | 53

Page 54: Arsitektur Islam di Indonesia

Gambar 2.4.3.5 Keramik Cina terlihat bertebaran di tembok pendopo, undakan dan sebagiandinding

Gambar 2.4.3.6 Dinding tinggi bercat putih yang permukaannya nyaris berhiaskan keramik Cina aslidengan hiasan batu beraneka warna

Gambar 2.4.3.7 Keramik dan hiasan makam yang telah berusia ratusan tahun, dan warnanyabelum juga pudar dan terawatt

Page | 54

Page 55: Arsitektur Islam di Indonesia

Gambar 2.4.3.8 Tempat peziarah berkumpul untuk berzikir dan memanjatkan doa

Gambar 2.4.3.9 Playonan, atau bangunan pelepasan bagi keluarga Sunan Gunung jati yang meninggal dunia

Gambar 2.4.3.10 Sebuah hiolo berukir naga, di tengah batu nisan jasad keturunan Cina yangdimakamkan di kompleks Makam Sunan Gunung Jati

Page | 55

Page 56: Arsitektur Islam di Indonesia

Keunikan lainnya tampak pada adanya Sembilan pintu makamyang tersusun bertingkat. MAsing-masing pintu tersebutmempunyai nama yang berbeda-beda, secara beurutan dapatdisebut sebagai berikut : pintu gapura, pintu krapyak, pintupasujudan, pintu ratnakomala, pintu jinem, pintu rararoga,pintu kaca, pintu bacem, dan pintu kesembilan bernama pintuteratai. Peziarah hanya boleh memasuki sampai pintu ke limasaja. Sebab pintu ke enam sampai ke Sembilan hanyadiperuntukkan bagi keturunan Sunan Gunung Jati sendiri.

Gambar 2.4.3.11 Salah satu pintu di Makam Sunan Gunung Jati yang disebut Pintu Krapyak

b. Makam Imogiri

Makam raja-raja di Imogiri dibangun pada perempat pertamaabad ke-17. Kompleks makam raja-raja tersebut terdiri atasmodul-modul halaman makam yang disusun menyamping, masing-masing modul memiliki tiga halaman yang diatur segaris kebelakang. Pada ruang terastas dimakamkam para raja, istri, danjuga keluarga terdekat. Halaman kedua yang berada di tengahmerupakan ekstensi dari halaman persiapan bagi peziarah. Satupintu gerbang mebghubungkan satu halaman dengan halaman lain,juga menghubungkan halaman terbawah dengan kompleks makamsecara keseluruhan. Makam raja berada di ruang atau halamantertinggi merupakan konsep yang umum pada pemakaman lama di

Page | 56

Page 57: Arsitektur Islam di Indonesia

Jawa. Hal ini merupakan bagian dari pernghormatan kepadatokoh-tokoh penting.

57

Gambar 2.4.3.12 Miniatur makam Imogiri

Keterangan :

Page | 57

Page 58: Arsitektur Islam di Indonesia

A : Sultanagungan (1645)B : Pakubuwanan (1719) C : Kasuwargan Yogyakarta (1792) D : Besiyaran (1822) E : Saptarengga (1931) F : Kasuwargan Surakarta (1788)G : Kapingsangan (1849)H : Girimulya (1939)

Sebelum memasuki makam Sultan Agung terdapat tiga gapurayang melambangkan tiga tahapan hidup manusia, yaitu : alamrahim, alam duniawi, dan alam kubur. Gerbang pertama bercorakbangunan hindu yang terbuat dari susunan batu bata merah tanpasemen dengan bentuk Candi Bentar dan diberi mana Gapura SupitUrang. Di bagian dalam gerbang pertama terdapat dua buahpaseban yang berada di sisi Barat dan Timur Gerbang.

Gambar 2.4.3.13 Untuk mencapai makam,harus meniti anak tangga sebanyak 345 buah

Page | 58

Page 59: Arsitektur Islam di Indonesia

Gambar 2.4.3.14 Masjid dalam komplek makam Imogiridi bagian depan

Gambar 2.4.3.15 Gapura Supit Urang

Merupakan gerbang masuk ke komplek makam, bentuknyamenyerupai gapura di Bali, di samping masing-masing tanggamenuju ke gapura terdapat pendopo tempat para peziarahmenantikan saat gerbang besar dibuka.

Page | 59

Page 60: Arsitektur Islam di Indonesia

Gambar 2.4.3.16 Gerbang Besar bergaya zaman peralihan Hindu Jawa yang terdapat didalamGapura Supit Urang

Gambar 2.4.3.17 Gerbang Komplek Makam Raja-raja Surakarta

Gambar 2.4.3.18 Gerbang komplek makam raja-raja Kesultanan Yogyakarta

c. Makam Raja-Raja Gowa

Kompleks Makam Ketangka

Kompleks ini terletak di sebelah utara bukit Ternate,merupakan area pemakaman raja-raja Gowa dari masa yang lebihkemudian, dan raja-raja yang dimakamkan di kompleks makamTermalate dan Bonto Biraeng. Pada kompleks ini terdapatbangunan makam kubah dan jirat biasa.

Jirat dan nisannya dominan terbuat dari ukiran kayu. Jiratkayu diukir, dengan pahatan hiasan untaian flora, menggunakan

Page | 60

Page 61: Arsitektur Islam di Indonesia

warna menyolok, merah dan terutama kuningan keemasan. Padabagian kepala dan kaki jirat terdapat semacam gunungan yangdilengkapi dengan kaligrafi ayat-ayat suci Al-Qur’an danidentitas yang dimakamkan. Ragam hias beberapa kubah,memperlihatkan adanya pengaruh anasir Barat terutama terlihatpada pintu masuk.

Gambar 2.4.3.19 Corak seni dan kaligrafi nisan-nisan pada Kompleks Makam Katangka

Kubah makam di kompleks ini berukuran lebih besar dari makamlain. Di dalam kubah terdapat sejumlah makam, mungkin darisatu keluarga terdekat. Makam-makam di dalam kubah diaturberjajar dua. Lantai kubah lebih tinggi 60-75 cm daripermukaan tanah atau dasar pintu masuk. Konstruksi demikianmenyebabkan jirat dan nisan di dalam bangunan kubah tampakseperti di atas panggung. Diantara kubah-kubah terdapat MasjidKertangka.

Page | 61

Page 62: Arsitektur Islam di Indonesia

Gambar 2.4.3.20 Arsitektur Kubah Makam kompleks Makam Ketangka, Kabupaten Gowa

Makam Syekh Yusuf

Kompleks makam ini terletak pada dataran rendah Lakiung disebelah barat Masjid Ketangka. Di dalam kompleks ini terdapat4 buah cungkup dan sejumlah makam biasa. Makam Syekh Yusufterdapat di dalam cungkup terbesar, bentuk bujur sangkar Pintumasuk terletak di sisi selatan. Puncak cungkup berhiaskeramik. Makam ini merupakan makam kedua.

Makam Syekh Yusuf mempunyai dua nisan tipe Makassar, terbuatdari batu alam yang permukaannya sangat mengkilap. Hal initerjadi karena para peziarah selalu menyiramnya dengan minyakkelapa atau semacamnya.

Page | 62

Page 63: Arsitektur Islam di Indonesia

Makam Raja-raja Tallo di Ujung Tanah

Makam raja-raja Tallo adalah kompleks makam kuno yangdipakai sejak abad XVII sampai dengan abad XIX Masehi.Letaknya di RK 4 Lingkungan Tallo, Kecamatan Tallo, Kota MadyaUjungpandang. Berdasarkan basil penggalian yang dilakukan olehSuaka Peninggalan sejarah dan Purbakala (1976-1982) ditemukangejala bahwa komplek makam berstruktur tumpang tindih.Sejumlah makam terletak di atas pondasi bangunan, dan kadang-kadang ditemukan pondasi di atas bangunan makam.

Kompleks makam raja-raja ini sebagian ditempatkan di dalambangunan kubah, jirat semu dan sebagian tanpa bangunanpelindung : Jirat semu dibuat dan balok-balok ham pasir.Bangunan kubah. Bangunan kubah berasal dari kurun waktu yangkemudian dibuat dari batu bata. Penempatan balok pasir itusemula tanpa mempergunakan perekat. Perekat digunakan ProyekPemugaran. Bentuk bangunan jirat dan kubah pada kompleks inikurang lebih serupa dengan bangunan jirat dan kubah darikompleks makam Tamalate, Aru Pallaka, dan Katangka.

Page | 63

Page 64: Arsitektur Islam di Indonesia

Ada tiga tipe makam di kompleks makam abad XII Masehi.Pertama, tipe susun timbun. Makam-makam di kompleks Tallosebagian dengan teknik susun timbun. Balok-balok batu (padas),persegi disustin dari bawah ke atas. Bangunan makam miripkonstruksi candi yang terdiri atas tiga bagian, yaitu kaki,tubuh dan atap. Di bangian atap ditancapkan dua buah nisan.Umumnya bangunan makam seperti ini di dalam rongga makam yangberbentuk setengah lingkaran memanjang, masih terdapat nisan(Hadimoljono, 1977). Tipe makam ini misalnya Makam SultanMudseffuar. Selain itu, tipe susun timbun juga ada yang dibuattidak berongga. Bentuknya hanya seperti kotak besar. Di ataskotak besar empat papan batu berukir dan ditancapkan dua buahnisan. Makam dengan teknik susun timbun juga ada yang dibuatdari batu merah.

Page | 64

Page 65: Arsitektur Islam di Indonesia

Kedua, tipe bangunan kayu. Makam dirancang menurutkonstruksi bangunan kayu. Empat buah papan batu yang lebardipasang untuk membentuk sebuah kotak batu persegi empatpanjang. Pada dinding utara dan selatan, di bagian atas makamdibuat runcingan tempat di bagian tengahnya. Keempat papanbatu dipotong empat lapisan yang membentuk kaki makam. Ditengahnya ditancapkan satu atau dua buah nisan (Hadimoljono,1977)

Ketiga, Tipe Sederhana. Untuk tipe ini, konstruksi di bentukdengan dua lapis batu yang dibuat secara berundak. Kemudian dibangian atas makam ditancapkan satu dua buah nisan.

Keempat, makam kubah. Tipe ini mirip pyramid. Bahanbangunannya terbuat dari batu bata dengan perekat (specie) didalamnya terdapat satu atau dua buah makam. Di Kompleks Talloada tiga buah makam kubah. Satu di antaranya sudah runtuk.Hiasan dipahatkan pada batu makam dan batu nisan berbentuktumbuh-tumbuhan (bunga teratai dan sulur), hiasan geometris,dan kaligrafi-huruf Arab, seperti Allah, Laa Ilaha Illahlah.

Page | 65

Page 66: Arsitektur Islam di Indonesia

2.5 Arsitektur Kerajaan / Istana dan Kota

2.5.1 Pengertian

Istilah “keraton” (bahasa jawa untuk istana) mengacu padasinggasana (ratu- di tingkat raja atau pangeran). Di Jawa,keratonlah yang menentukan citra kerajaan secara geografis,bukan wilayah. Pengaruh kehidupan islam dalam bangunan rumahdan istana banyak terdapat di Indonesia, tetapi unsur tersebutumumnya diterapkan dalam detail atau dekorasi bangunan.

Berdasarkan dari apa yang terlihat di Indonesia, peniruangaya asli perumahan dari negara Arab yang berikilim panas danudara pasir memang tidak sesuai di Indonesia. karena itupenerapan dekorasi terlihat lebih wajar. Sebagai contoh dirumah tradisional di daerah yang penganutnya taat pada islam,sering terdapat unsur-unsur ke islaman di dalam rumahnyaseperti di rumah-rumah tradisional Aceh, Jakarta, Makasar dandaerah-daerah lainnya. Dalam bentuknya yang megah, istanasultan deli menonjolkan gaya “Islam” meskipun bangunantersebut ciptaan seorang arsitek belanda.

Gambar 2.5.1.1 Istana MaimunSumber :

(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/b/b5/Istana_maimoon.jpg)

Page | 66

Page 67: Arsitektur Islam di Indonesia

Di lain tempat, meskipun Masjid Agung Demak dianggap umumsebagai masjid tertua di Indonesia, hal itu tidak berartibahwa bangunan tertua di kawasan itu dibangun oleh arsitekislam. Walaupun terdapat beberapa bukti patung Kuna HinduSivaite pernah dihubungkan dengan bangunan ini, menurutsejarah lisan memaparkan bahwa penguasa Cirebon beralih keagama Islam pada pertengahan abad ke-15. Istana zaman awalIslam. Istana Kasepuhan secara khusus menarik karena mulaidibangun pada periode pra-Islam akhir dan terus berkembangsepanjang masa peralihan. Gugus tersebut mengandung petunjuktahapan tata olah yang melaluinya secara bertahap Islammenjadi terpadu dalam arsitektur Indonesia.

Gambar 2.5.1.2 Sumber :Indonesian Heritage hal. 86

2.5.2 Pusat dan Daerah Pinggiran

Pada masa kekuasaan kerajaan Islam Mataram di Jawa Tengah(abad 16 hingga ke – 18), terdapat perbedaan antara dunia“dalam” dan dunia “luar” yang diwakili oleh Istana (Kadang-kadang dikenal dengan istilah dalem yang berarti dalam) serta

Page | 67

Page 68: Arsitektur Islam di Indonesia

alam sekitar beserta hutan yang mengelilinginya. Dunia dalamdikenali dengan segala hal yang dianggap beradab, halus, sertasakral, sedangkan dunia luar digambarkan sebagai segala halyang kasar, liar, serta kekuatan. Sehingga dapat disimpulkandari segi tata letak, kesucian merujuk di pusat, didalam batasdinding gugus istana.

Gambar 2.5.2 Kota Keraton Surakarta dilihat dari udaraSumber :

Indonesian Heritage hal . 92

Di sebelah Barat alun-alun terdapat mesjid. Di halamanmesjid tersebut terdapat dua buah bangsal terbuka untuk duabuah perlengkapan gamelan. Yang satu disebut “Kyai Sekati” danyang lain disebut “Nyai Sekati”. Keduanya Gb.3. Keadaan KratonSurakarta sekarang dengan alun-alun Lor alun-alun Kiduldimainkan bergantian dimainkan hanya pada 3 upacara keagamaan,yaitu: Garebeg Maulud, Garebeg Sawal dan Garebeg Besar. Di

Page | 68

Page 69: Arsitektur Islam di Indonesia

seberang mesjid terdapat bangunan yang disebut ‘Pamonggangan”tempat untuk menyimpan gamelan yang lain.

Page | 69

Page 70: Arsitektur Islam di Indonesia

Page | 70

Page 71: Arsitektur Islam di Indonesia

2.5.3 Gunung Suci dan Tata Letak Bersumbu

Di jawa tata letak lingkungan serta kota yangmengelilinginya disusun berdasarkan pemikiran jagad raya.Sebagian besar keratin dan kota-kota terkait terletak di atastanah dengan paling sedikit sebuah sungai serta cabang aliransungai. Di Jawa Sumatera, Sumbawa, dan Ternate, dibelakangkeratin terdapat gunung yang dianggap suci. Kaitan antarakeraton dan gunung di Jawa diibaratkan oleh semua gedung dalamgugus istana dengan berporos pada gunung suci tersebut.

Page | 71

Page 72: Arsitektur Islam di Indonesia

Gambar 2.5.3.1 Keraton YogyakartaSumber :

Indonesian Heritage hal. 90

2.5.4 Tata Letak Kota

Menilik sejarah pola arsitektur Kota Keraton di Jawadahulu, rata-rata mempunyai Alun-Alun dengan poros (axis)yang bagi bangunan-bangunan yang ada disekitarnya danmerupakan satu kesatuan yang memiliki hubungan erat, sehinggamembentuk struktur tata ruang pusat kota yang baik denganperletakan gedung-gedung yang jelas. Alun-alun merupakan titiksentral dari jalan-jalan utama yang menghubungkan bangunan-bangunan penting di sekitarnya.

Masyarakat agraris yang religius di Jawa biasanya membagiruang menjadi dua jenis, ruang yang homogen atau sakral(disucikan) disatu pihak dan ruang yang inhomogen atau yangtidak teratur (bisa disebut profan) dilain pihak. Di alamsakral segalanya teratur, baik tingkah laku manusia maupunstruktur bangunannya. Sedang di ruang yang inhomogen semuanyatidak teratur, karena tidak/belum disucikan (Eliade, 1959:20-65).

Page | 72

Page 73: Arsitektur Islam di Indonesia

Wilayah Kraton selalu dianggap sebagai wilayah yanghomogen (Sakral), yang teratur atau harus diatur. Manifestasidari keinginan inilah yang melahirkan konsepsi ruang darisusunan sebuah Kraton. Adapun hubungan prilaku manusia denganlingkungan sosial dan lingkungan binaan yang berlaku atauterjadi selama ini telah berlangsung sejak kawasan alun-alundibangun hingga sekarang seiring dengan perubahan-perubahanyang terjadi.

Baik di Yogyakarta maupun di Surakarta terdapat dua buahalun-alun yaitu alun-alun Lor dan Kidul. Di masa lalu alun-alun Lor berfungsi menyediakan persyaratan bagi berlangsungnyakekuasaan raja. Alun-alun Kidul berfungsi untuk menyiapkansuatu kondisi yang menunjang kelancaran hubungan kraton dengan

Page | 73

Page 74: Arsitektur Islam di Indonesia

universum. Alun-alun Kidul dapat juga melambangkan kesatuankekuasaan sakral antara raja dan para bangsawan yang tinggaldisekitar alun-alun.

Alun-alun Lor Yogyakarta pada masa lalu berbentuk ruangluar segi empat berukuran 300x265 meter. Di tengahnya terdapatdua buah pohon beringin dan di sekelilingnya terdapat 64 pohonberingin yang ditanam dengan jarak sedemikian rupa sehinggaharmoni dengan bangunan disekitarnya. Permukaan alun-alun iniditutupi oleh pasir halus. Dua buah pohon beringin ditengahalun-alun tersebut dikelilingi oleh pagar segi empat. OrangJawa menyebutnya sebagai ‘Waringin Kurung’. Nama Waringinberasal dari dua suku kata “wri” dan “ngin”. “Wri” berasaldari kata “wruh” yang berarti mengetahui, melihat. “Ngin”berarti memikir, tindakan penjagaan masa depan (Pigeaud,1940:180). Kedua kata tersebut melambangkan kematangan manusiayang arief bijaksana, karena orang Jawa berangapan bahwakegiatan bijaksana berasal dari kosmos.

Kesimpulanya alun-alun pada jaman prakolonial bisaberfungsi sebagai (Santoso, 1984):

1. Lambang berdirinya sistim kekuasaan raja terhadaprakyatnya.

2. Tempat semua upacara keagamaan yang penting (adanyahubungan penting antara Kraton-Mesjid dan Alun-Alun).

3. Tempat pertunjukan kekuasaan militeris yang bersifatprofan

Page | 74

Page 75: Arsitektur Islam di Indonesia

2.6. Arsitektur Bangunan Rumah Tinggal

Bangunan Rumah Tinggal Islam tidak hanya mengacu pada elemen-elemen dekoratif seperti berupa gambar, foto, lukisan mekah atau ikon islam lainnya. Islam sendiri memiliki desain arsitektur sendiri yang sesuai dengan Al Quran dan Hadist Rasulullah SAW. Bangunan arsitektur tersebut harus sesuai dengan nilai-nilai Islam, antara lain :

a. Bangunan yang didiirikan tidak mengandung unsure syirik dalam pembuatannya, desain rumah dan ornament di dalamnya (termasuk didalamnya penggunaan patung). Oleh karena itu, hiasan dan ornament interior dalam desain rumah Islami banyak menggunakan motif tumbuhan, kaligrafi dan geometri.

b. Menggunakan stuktur metematika dalam Al Qur’an yang menghubungkan intelektual dan spiritual Islam yang menggunakan symbol-simbol numeric dari huruf dan kata. Oleh karena itu, desain rumah Islami dan seni arsitektur Islam berkembang dalam konsep geometri, astronomi dan metafisik.

c. Konsep desain rumah yang berbasis gemetri murni sehingga bangunan memiliki “badan” yang didesain dengan konsep geometri. Adapun jiwanya dapat didesain dengan memodifikasi pencahayaan, ventilasi, landskap, warna, tekstur, dan interior dan eksterior.

d. Mengaplikasikan konsep surge di bumi yang diterjemahkan dalam konsep taman di rumah

e. Konsep cahaya sebagai symbol spiritualitas. Arsitektur Islamdan desan rumah Islami mendesain pencahayaan, baying-bayang,panas dan dingin dari angin, air beserta efek pendingginnya dan tanah.

Page | 75

Page 76: Arsitektur Islam di Indonesia

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada bangunan masjid di Indonesia, khususnya di Pulau Jawadan Pulau Sumatra, memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan bangunan masjid di Negara lainnya, bahkan di Negara asal Islam yaitu Arab. Bentuk masjid di Jawa dan Sumatra memiliki atap yang bersusun lima, dan setelah abad 17 menjadi bersusun 5. Diperkirakan bentuk atap seperti ini mengadopsi dari bentuk pagoda dari Cina. Bangunan menara yang pada umumnya terdapat pada bangunan masjid, digunakan sebagai tempat adzan (panggilan sholat) pada hanya sedikit ditemukan di masjid-masjid Jawa dan Sumatra, karena mereka menggunakan bedug untuk memanggil jama’ah. Bangunan makam di Indonesia pada umumnya terletak di atas bukit atau tempat-tempat yang keramat. Jika di dekat makam didirikan masjid, biasanya makam tersebut merupakan makam para wali atau raja. Dan makam khususnya di Jawa biasanya didirkan tembok atau gapura yang menghubungkan antara makam dengan makam atau kelompok-kelompokmakam.

Untuk seni dekoratif bangunan Islam di Indonesia memiliki kekhasan sendiri, ada yang unsure dekoratifnya diadopsi Hindu-Jawa, yang pada umumnya menggunakan ornament flora. Bentuk-bentuk bangunan Islam di Indonesia sebagian besar dipengaruhi oleh para pedagang yang datang ke Indonesia, sehingga menyebabkan alkurturasi antara arsitektur local Hindu-Jawa dengan arsitektur Negara lain yang masuk ke Indonesia seperti Persia, Gujarat, Cina, dan Eropa. Arsitektur dari Arab sebagaiNegara asal Islam tidak banyak mempengaruhi bangunan Islam di Indonesia karena factor Iklim yang juga sangat berbeda.

Page | 76

Page 77: Arsitektur Islam di Indonesia

Page | 77

Page 78: Arsitektur Islam di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rochym, 1983,Sejarah Arsitektur Islam. Bandung: Angkasa

Adityo, Dimas Haryo 2011. “Perubahan Fungsi dan KonstruksiBangunan di Kompleks Dalem Mangkubumen”. Skripsi, JurusanArkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Amin, M. Darori. 2000 Islam dan Kebudayaan Jawa, Yogyakarta:Gama Media.

Azymardi, Azra, dkk. 1997 Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiarbaru.

Drs. Atang Abd. Hakim, M. A, 2000,Metodologi Studi Islam,Bandung: Remaja Rosdakarya Seyyed Hossein Nasr, 1994,

Fanami, Achmad. 2009. Arsitektur Masjid. Yogyakarta: Bentang

M. Abdul.2007. Islam Nusantara. Yogyakarta: Pustaka BookPublisher.

Press. Abdul Jamil dkk. 2000. Islam dan Kebudayaan Jawa.Yogyakarta: Gama Media

Prihani, Laurensia 2009. Hiasan pada Rumah Tradisional Jawa:Studi Kasus di Kawasan Jeron Beteng, Yogyakarta. Skripsi,Jurusan Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas GadjahMada.

Sutrisno, Budiono Hadi, Sejarah Walisongo. 2009. Yogyakarta:Graha Pustaka. Karim,

Vitra Widinanda. 2009. "Menara-menara mesjid kuno di PulauJawa abad ke 16-19 M (tinjauan arsitektural dan ragam hias).Skripsi Arkeologi: Fakultas Ilmu Pengetahuan BudayaUniversitas Indonesia.

Zein, Abdul Bakir. 2009 Masjid-masjid bersejarah di Indonesia.Jakarta: Gema Insani

Page | 78

Page 79: Arsitektur Islam di Indonesia

Page | 79