Page | 0 PERBEDAAN EFEKTIFITAS MODEL BIMBINGAN / PENYULUHAN AGAMA ISLAM PADA ANAK MUALLAF: ANTARA BIMBINGAN KONSELING INDIVIDU DAN BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK (STUDI PADA PAKAM DI PADANG SUMATERA BARAT) Oleh : Dra. Sarmida Hanum. M.Ag FAKULTAS USHULUDDIN IAIN IMAM BONJOL PADANG
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
P a g e | 0
PERBEDAAN EFEKTIFITAS MODEL BIMBINGAN / PENYULUHANAGAMA ISLAM PADA ANAK MUALLAF: ANTARA BIMBINGAN
KONSELING INDIVIDU DAN BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK
(STUDI PADA PAKAM DI PADANG SUMATERA BARAT)
Oleh :Dra. Sarmida Hanum. M.Ag
FAKULTAS USHULUDDIN IAIN IMAM BONJOL PADANG
P a g e | 1
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mentawai merupakan daerah “luar dan termarjinalkan”,
yang nota bene juga merupakan bagian integral dari kawasan
di Barat Sumatera. Disamping itu kawasan tersebut memiliki
persoalan tersendiri sehubungan dengan interaksi sosial-
budaya dan agama masyarakat setempat dengan wilayah lain di
Sumatera Barat. Mengingat Mentawai memiliki mayoritas
penduduk yang non-muslim. Sementara di kawasan lain di
Sumatera Barat umumnya beragama Islam. Pola interaksi
sosial-budaya dan agama yang ada di Mentawai, tidak justru
melahirkan kebencian, penolakan atau bahkan konflik
ditangah-tangah masyarakat. Sungguhpun demikian peningkatan
jumlah anak-anak muallaf dari tahun ke tahun telah menjadi
sebuah fakta baru di masyarakat Mentawai. Malangnya
pembinaan ke-Islaman yang mereka terima masih sangat
terbatas. Sehingga hal ini secara langsung atau tidak
langsung akan mempengaruhi keimanan, aqidah dan akhlak
P a g e | 2
mereka. Keterbatasan sumber daya manusia (Ulama, Da’i dan
Ustadz) menjadi salah satu kendala yang signifikan dalam
pembinaan keimanan, aqidah dan akhlak bagi anak-anak
muallaf tersebut. Dengan demikian semakin banyak anak-anak
muallaf itu, yang kemudian dibawa berhijrah ke wilayah
lain di Sumatera Barat utamanya kota Padang. Kehijrahan
mereka disebabkan oleh melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi, melindungi mereka dari pemurtadan atau
kembali ke agama asal mereka; animisme, dinamisme, Kristen
atau Katholik. Hal ini terjadi karena sebagian di antara
anak-anak muallaf tersebut, memiliki orang tua yang
berkeyakinan atau agama berbeda dengan keyakinanya.
Kemudian salah satu panti yang mengasuh pembinaan ke-
Islaman anak-anak Mentawai adalah Panti Asuhan Khusus Anak
Mentawai (PAKAM).
Panti Asuhan Khusus Anak Mentawai merupakan sebuah
panti asuhan yang telah berdiri sejak tahun 1968. Awal
berdirinya panti ini berangkat dari keprihatinan Buya Hamka
dan kawan-kawan terhadap perkembangan umat Islam di daerah
kepulauan Mentawai. Di mana perkembangan jumlah umat Islam
masih sangat terbatas. Sementara di lain pihak kaum
misionaris Kristen telah mengembangkan agama mereka dengan
secara masif. Disamping itu pendidikan bagi anak-anak
Mentawai masih sangat memprihatinkan karena, jarak sekolah
dengan tempat tinggalnya masih berjauhan (kadangkala untuk
mencapai sekolah anak-anak harus menempuh perjalanan sejauh
tiga kolimeter dari tempat tinggal mereka), fasiltas
P a g e | 3
penunjang pendidikan (labor bahasa dan ilmu pengetahuan
alam) sangat kurang dan dibeberapa tempat tidak
memilikinya, sekolah lanjutan tingkat menengah pertama dan
sekolah lanjutan tingkat atas juga masih sangat sedikit dan
bahkan jumlahnya masih dapat dihitung dengan jari. Seiring
pembangunan yang dijalankan pemerintah di masa orde baru
hingga sekarang, kondisi tersebut masih lagi berlaku;
keberadaan sekolah lanjutan yang masih terbatas, lokasi
sekolah yang masih berjauhan dengan rumah penduduk menjadi
kendala tersendiri bagi tumbuh dan berkembangnya pendidikan
di pulau Mentawai. Sehingga tidaklah mengherankan apabila
banyak orang tua murid yang menitipkan anak-anak mereka ke
Panti Asuhan Khusus Anak Mentawai untuk melanjutkan
pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu
anak-anak yang melanjutkan pendidikan ke tingkat sekolah
menengah pertama atau sekolah menengah atas di Panti Asuhan
Khusus Anak Mentawai umumnya berusia lebih tua berbanding
rekan-rekan mereka yang bersekolah di Padang. Hal ini
disebabkan oleh usia masuk sekolah mereka yang lebih lambat
berbanding rekan-rekan seusianya di Padang. Walaupun telah
berdiri kurang lebih empat dasawarsa, namun Panti Asuhan
Khusus Anak Mentawai ini masih tetap berada dalam kondisi
yang sangat memprihatinkan. Mengingat konflik internal
dengan pihak keluarga pendiri panti asuhan, yakni Bapak
Syafri Nusa (alm) hingga kini masih berlangsung. Hal
demikian menyebabkan panti asuhan yang dulunya telah
mendapatkan tanah wakaf dari pendiri panti asuhan tersebut,
kemudian digugat oleh anggota keluarganya tentang status
P a g e | 4
kepemimilikan tanah tersebut. Mengingat pihak keluarga
masih lagi menuntut hak atas tanah tersebut dan tidak
mengakui keberadaan tanah yang telah diwakafkan untuk Panti
Asuhan Khusus Anak Mentawai tadi. Polemik sedemikian yang
menyebabkan Panti Asuhan Khusus Anak Mentawai mengalami
perpindahan lokasi, mulai dari Jalan Veteran kemudian
berpindah ke Ulu Gadut dan sekarang masih menumpang di
Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Jalan Purus IV No. 8 Padang
Barat. Sungguhpun demikian, semangat para pengasuh Panti
Asuhan Khusus Anak Mentawai tetap tinggi dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan masyarakat tertinggal. Adapun
bukti empiris yang dapat memperjalas tentang keteguhan hati
pengurus panti adalah bahwa, hingga saat ini masih terdapat
empat puluh enam orang anak yang tinggal dan bersekolah
dengan bantuan para pengrus panti asuhan tersebut. Secara
spesifik keberadaan anak di Panti Asuhan Khusus Anak
Mentawai (PAKEM) adalah sebagai berikut:Tabel 1: Jumlah Anak Panti Asuhan Khusus Anak Mentawai
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Anak Keterangan 1 Sekolah Dasar 8 orang Semua anak adalah
laki-laki2 Sekolah Menengah
Pertama (SMP) /Madrasah Tsanawiyah(MTs)
15 orang Semua anak adalahlaki-laki
3. Sekolah Menengah Atas(SMA) / Madrasah Aliyah(MA)
19 orang 16 orang anak laki-laki dan 3 orang anakperempuan
4. Perguruan Tinggi 4 orang Semua anak adalahlaki-laki
Jumlah Total 46 orang Semua anak adalahlaki-laki
P a g e | 5
Sumbar: Data Administrasi Panti Asuhan Khusus Anak mentawai Tahun
2014
Berangkat dari data pada Tabel 1 di atas, diperoleh
gambaran bahwa besarnyya jumlah biaya pendidikan yang perlu
ditanggung oleh pihak panti untuk membiayai pendidikan anak
panti tersebut. Mengingat umumnya anak Panti Asuhan Khusus
Anak Mentawai berpendidikan sekolah menengah (baik sekolah
menengah tingkat pertama maupun sekolah menengah tingkat
atas), yakni sebanyak 24 orang atau setara dengan lima
puluh dua koma tujuh belas persen (52,17%). Selanjutnya
anak Panti Asuhan Khusus Anak mentawai yang menempuh
pendidikan di Perguruan tinggi sebanyak 4 orang atau setara
dengan delapan koma tujuh puluh (8,70%). Adapun perguruan
tinggi tempat anak panti asuhan ini menimba ilmu tidak
semuanya merupakan perguruan tinggi negri. Bahkan hanya
satu orang saja yang menempuh pendidikan di perguruan
tinggi negri, yakni di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Imam Bonjol Padang. Sedangkan tiga orang mahasiswa lagi
menempuh pendidikan di perguruan tinggi swasta; Universitas
Bung Hatta (dua orang), Universitas Eka Sakti (UNES)
sebanyak satu orang. Seterusnya anak panti yang masih
bersekolah di tingkat sekolah dasar sebanyak 8 orang atau
setara dengan tujuh belas koma tiga puluh lima persen
(17,39%). Fakta ini menunjukkan bahwa masalah keuangan
merupakan problematik tersendiri dalam pengelolaan Panti
Asuhan Khusus Anak Mentawai. Tentunya hal sedemikian bukan
merupakan persoalan yang sederhana, maka pihak panti asuhan
P a g e | 6
telah berusaha untuk mendapatkan sumbangan dari berbagai
lembaga pemberi dana (donatur) ataupun perorangan. Walau
bagaimanapun dana yang terhimpun masih belum lagi mencukupi
untuk pembiayaan oprasional dari kehidupan anak-anak di
PAKAM. Sehingga bantuan melalui pengurus panti (Ibu
Mardianis) yang juga merupakan pegawai Kementerian Agama,
yakni pada koperasi Kementerian Agama yang berdekatan
dengan panti asuhan menjadi solusi untuk mengatasi masalah
keuangan yang mereka hadapi. Problematik krusial lain yang
dihadapi oleh Panti Asuhan Khusus Anak Mentawai adalah
Pembinaan Agama Islam. Hal ini terjadi karena sebagian
besar anak-anak panti tersebut merupakan anak muallaf .
Adapun jumlah anak panti yang tergolong sebagai muallaf
adalah sebanyak tujuh puluh persen (70%) atau setara dengan
tiga puluh dua orang. Kondisi sedemikian dimungkinkan
karena, ketika mereka umumnya di antar oleh orang tua
mereka ke Padang (Panti Asuhan Khusus Anak Mentawai) untuk
melanjutkan pendidikan, orang tua mereka masih memeluk
kepercayaan leluluhurnya yang bersifat animisme dan sebagain
lagi beragama Kristen. Pembinaan Agama Islam dijalankan
oleh pengrus PAKAM masih sangat terbatas, yakni melalui
kegiatan pengajian pada malam hari saja. Penilaian
masyarakat terhadap keberadaan Panti Asuhan Khusus Anak
mentawai sangat positif, hal ini ditunjukkan melalui
keterlibatan warga masyarakat untuk menjadi donatur
(penyumbang) bagi membantu keuangan panti asuhan. Kemudian
pemberian beasiswa kepada mahasiswa yang sedang menempuh
pendidikan di Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol
P a g e | 7
Padang dan Universitas Eka Sakti (UNES). Sehingga
kredibilitas panti asuhan ini memperoleh kepercayaan
masyarakat.
B. Fokus Kajian
Secara garis besar masalah yang dihadapi oleh PAKAM
(Panti Asuhan Khusus Anak Mentawai) adalah sebagai berikut:
(1) Tempat tinggal tetap. (2) Keuangan bagi penyelenggaran
kehidupan sehari-hari dan juga membiayai pendidikan bagi
anak panti di Panti Asuhan Khusus Anak Mentawai. (3)
Pembinaan Agama Islam pada anak muallaf. Berdasarkan tiga
persoalan mendasar yang dihadapi oleh Panti Asuhan Khusus
Anak Mentawai maka, peneliti hanya memilih persoalan
pembinaan agama Islam, khususnya; apakah model bimbingan /
penyluhan Agama Islam (Bimbingan Konseling Individu atau
Bimbingan Konseling Kelompok) yang paling sesuai bagi anak
muallaf pada Panti Asuhan Khusus Anak Mentawai?. Mengingat
sebagaian besar anak PAKAM merupakan muallaf , yang secara
substantif masih lagi sangat minim fondasi aqidah atau
keimanan yang lemah. Sehingga dikhawatirkan aqidah atau
keimanan mereka semakin melemah ketika anasir-anasir negatif
berada di sekeliling mereka, sebagai konsekuensi logis dari
keberadaan mereka di ibu kota propinsi Sumatera Barat.
Misal: ancaman narkoba, pergaulan bebas, fenomena
pemurtadan dan pendangkalan aqidah melalui tontonan yang
tidak mendidik, bahkan menyesatkan dan cenderung mengarah
ke musyrik. Selanjutnya tumbuhnya aliran-aliran dalam nadi
umat Islam tidak hanya berdampak pada gesekan umat tetapi
P a g e | 8
juga pembinaan terhadap para muallaf. Kondisi itu tentu
bisa membingungkan muallaf dan tidak tertutup kemungkinan
berpotensi membuat mereka kembali ke agama terdahulu.
C. Masalah Penelitian
Lebih jauh masalah penelitian yang ingin diselidiki
dalam penelitian ini adalah : Perbedaan efektifitas model
bimbingan / penyuluhan agama kepada anak mualaf : antara
bimbingan konseling individu dengan bimbingan konseling
kelompok di Panti Asuhan Khusus Anak Mentawai (PAKEM) Kota
Padang?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini antara lain: (1)
Memperoleh gambaran tentang pola pembinaan keimanan yang
dijalankan pada anak-anak muallaf di PAKAM, (2) Memperoleh
gambaran tentang pola pembinaan aqidah dikalangan anak
muallaf di PAKAM. (3) Memperoleh gambaran tentang pola
pembinaan akhlak dikalangan anak-anak muallaf di PAKAM. (4)
Mengadakan bimbingan dan konseling : (a) Bimbingan
sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan atas asas-asas itu akan
memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan
layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat
menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan serta
mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling itu sendiri5. Mengembangkan
5 Lebih jauh asas-asas tersebut ialah sebagai berikut: (1) Asaskerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntutdirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik(klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yangtidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini GuruPembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data danketerangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin. (2) Asaskesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendakiadanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/menjalanilayanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Dalam hal ini GuruPembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan sepertiitu. (3) Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yangmenghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaranlayanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak pura-pura, baik di dalammemberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerimaberbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangandirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkanketerbukaan peserta didik (klien). Keterbukaan ini amat terkait padaterselenggaranya asas krahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diripeserta didik yang menjadi sasaran layanan/kegiatan. Agar peserta didikdapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbukadan tidak pura-pura. (4) Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dankonseling yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadisasaran layanan berpartisipasi secara aktif didalam penyelenggaraanlayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlumendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatanbimbingan dan konseling yang diperuntukkan baginya. (5) Asaskemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk padatujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu: peserta didik (klien)sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadiindividu-individu yang mandiri dan lingkungannya, mampu mengambilkeputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri sebagaimana telahdiutarakan terdahulu. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkansegenap layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagiberkembangnya kemandirin peserta didik. (6) Asas kekinian, yaitu asasbimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran layananbimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik (klien) dalamkondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan dengan “masa depan ataukondisi masa lamppaupun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan
P a g e | 17
keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien)
untuk maju. Demikian juga segenap layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling yang diselengarakan hendaknya
disertai dan sekaligus dapat membangun suasana pengayoman,
keteladanan, dan dorongan seperti itu. Selain asas-asas
tersebut saling terkait satu sama lain, segenap asas itu
perlu diselenggarakan secara terpadu dan tepat waktu, yang
satu tidak perlu didahulukan atau dikemudiankan dari yang
lain. Begitu pentingnya asas-asas tersebut, sehingga dapat
kondisi yang ada dan apa yang dapat diperbuat sekarang. (7) Asaskedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agarisi layanan terhadap sasaran layanan (klien) yang sama kehendaknyaselalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang sertaberkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tehap perkembangannya dariwaktu ke waktu. (8) Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dankonseling yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingandan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihaklain, saling menunjang, harmonis dan keterpaduan. Untuk ini kerja samaantar guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperanan dalampenyelengaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terusdikembangkan. Koordinasi segenap layanan/kegiatan bimbingan dankonseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. (9) Asaskenormatifan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agarsegenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan padadan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang ada,yaitu norma-norma agama, hukum dan peraturan, adat-istiadat, ilmupengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah layanan atau kegiatanbimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isidan pelaksanaannya tidak berdasarkan norma-norma yang dimaksudkan itu.Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harusdapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) memahami,menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut. (10) Asas keahlian,yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan dankegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatanbimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalambidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harusterwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatanbimbingan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dankonseling.
P a g e | 18
dikatakan bahwa asas-asas itu merupakan jiwa dan nafas dari
seluruh kehidupan pelayanan bimbingan dan konseling.
Apabila asas-asas itu tidak dijalankan dengan baik
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling akan
tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.
Pelayanan bimbingan dan konseling di SMP, merupakan
kelanjutan dan pengembangan pelayanan bimbingan dan
konseling di SD. Sebagai pelayanan yang terpadu dengan
segenap pelayan yang ada di SMP (terutama dengan pelayanan
pengajaran dan latihan), penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling di SMP sepenuhnya memperhatikan
karakteristik, tujuan pendidikan, kurikulum, dan peserta
didik di SMP. Sebagai pelayanan yang lengkap dan
menyeluruh, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP
mencakup bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,
dan bimbingan karier6. Terdapat sembilan jenis layanan dalam
bimbingan dan konseling, yaitu: (a) Layanan Orientasi,
yaitu suatu layanan dalam bimbingan dan konseling yang
berupaya menjembatani kesenjangan antara seseorang dengan6 Adapun yang dimaksud berbagai bidang tersebut adalah : (a) BidangBimbingan Pribadi, bertujuan membantu mengembangka siswa mengenal,menemukan, dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadapTuhan Yang Maha Esa, mandiri, serta sehat jasmani dan rohani. (b)Bidang bimbingan Sosial, bertujuan membantu siswa memahami diri dalamkaitannya dengan lingkungan dan etika pergaulan sosial yang dilandasibudi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial. (c) Bidang Bimbingan Belajar,bertujuan membantu siswa mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri,sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan danketrampilan, sesuai dengan program belajar di SMP dalam rangkamenyiapkannya melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggidan/atau berperan serta dalam kehidupan masyarakat. (d) Layanan BimbinganKarier. Bertujuan untuk mengenal potensi diri sebagai prasyarat dalammempersiapkan masa depan karier masing-masing siswa.
P a g e | 19
suasana ataupun objek baru. (b) Layanan Informasi,
merupakan suatu layanan dalam bimbingan dan konseling yang
berusaha memenuhi kekurangan individu akan informasi yang
mereka perlukan. Dalam layanan ini, kepada peserta layanan
disampaikan berbagai informasi, informasi itu kemudian
diolah dan digunakan oleh individu untuk kepentingan hidup
dan perkembangannya. (c) Layanan Penempatan dan Penyaluran,
yaitu suatu layanan dalam bimbingan dan konseling yang
bertujuan diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu
untuk mengembangkan potensi dirinya. (d) Layanan penguasaan
konten, merupakan layanan bantuan kepada individu (sendiri-
sendiri ataupun dalam kelompok) untuk meguasai kemampuan
atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. (e)
Layanan konseling perorangan, merupakan layanan konseling
yang diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang
klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien. (f)
Layanan bimbingan kelompok (BKp), yaitu suatu layanan dalam
bimbingan dan konseling yang mengikutkan sejumlah peserta
dalam bentuk kelompok, dengan konselor dan pemimpin
kegiatan kelompok, dengan mengaktifkan dinamika kelompok
untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan,
pribadi dan atau pemecahan masalah individu yang menjadi
peserta kegiatan kelompok.
(g) Layanan konseling kelompok (KKp), pada dasarnya
layanan ini sama dengan layanan bimbingan kelompok, hanya
saja topik-topik yang dibahas lebih menjurus pada
permasalahan pribadi klien. (h) Layanan Konsultasi,
P a g e | 20
merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor
terhadap seorang pelanggan, disebut konsulti yang
memungkinkan konsulti memperoleh wawasan, pemahaman dan
cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani
kondisi dan atau permasalahan pihak ketiga. (i) Layanan
mediasi, merupakan layanan konseling yang dilaksanakan
konselor terhadap dua pihak (atau lebih) yang sedang dalam
keadaan saling tidak menemukan kecocokan7.7 Seterusnya Menurut Prayitno ada enam jenis kegiatan pendukung dalambimbingan dan konseling yaitu: (a) Aplikasi Instrumentasi, bertujuanagar diperolehnya data hasil pengukuran terhadap kondisi tertentupeserta didik (klien). (b) Himpunan Data, ialah menyediakan data dalamkualitas yang baik dan lengkap untuk menunjang penyelenggaraanpelayanan konseling sesuai dengan kebutuhan peserta didik (klien) danindividu-individu lain yang menjadi tanggung jawab konselor. (c)Konferensi Kasus, merupakan forum terbatas yang diupayakan olehkonselor untuk membahas suatu kasus dan arah-arah penanggulangannya.Bertujuan untuk mengumpulkan data yang lebih banyak dan lebih akuratserta menggalang komitmen pihak-phak yang terkait dengan permasalahantertentu dalam rangka penanganan permasalahan. (d) Kunjungan Rumah,merupakan upaya untuk menditeksi kondisi keluarga dalam kaitanya denganpermasalahan anak atau individu yang menjadi tanggungjawab konselordalam pelayanan konseling. Bertujuan untuk diperolehnya data yang lebihlengkap dan akurat berkenaan dengan masalah klien serta digalangkannyakomitmen orangtua dan anggota keluarga lainnya dalam rangkapenanggulangan masalah klien. (e) Tampilan Kepustakaan, yaitu membantupeserta didik (klien) dalam memperkaya dan memperkuat diri berkenaandengan permasalahan yang dialami dan dibahas bersama konselor padakhususnya, dan dalam pengembangan diri pada umumnya. Pemanfaatantampilan kepustakaan dapat diarahkan oleh konselor dalam rangkapelaksanaan pelayanan, dan/atau klien secara mandiri mengunjungiperpustakaan untuk mencari dan memanfaatkan sendiri bahan-bahan yangada disana sesuai dengan keperluan. Tampilan kepustakaan merupakankondisi yang sangat memungkinkan individu atau klien memperkuatkan ataumemperkaya diri sendiri. Dengan atau tanpa bantuan konselor, terlebih-lebih pada tahap pasca-konseling, individu yang bersangkutan dapatterus menerus mengembangkan diri melalui pemanfaatan tampilankepustakaan. (f) Alih Tangan Kasus, kegiatan alih tangan kasusdiselenggarakan oleh konselor tidak lain bermaksud agar klienmemperoleh pelayanan yang optimal (atas masalah yang dialami) oleh ahlipelayanan profesi yang benar-benar handal. Melalui alih tangan kasusyang tepat klien akan segera memperoleh pelayanan yang tepat itu,sebaliknya apabila alih tangan kasus tidak tepat akan terjadi hal-halyang tidak mengenakkan siswa tersebut. (Proyitno, 2006. Panca Daya.
P a g e | 21
Format Pelayanan dalam Bimbingan dan Konseling, (a)
Format Individual, format individual ini merupakan format
khusus yang dilakukan terhadap individu-individu tertentu,
dengan layanan yang secara khusus disesuaikan dengan
kebutuhan pribadi individu yang bersangkutan. (b) Format
Kelompok, format kelompok dilakukan dalam kelompok yang
terdiri atas sejumlah peserta secara terbatas. Dibandingkan
dengan format klasikal, format kelompok memungkinkan
dilakukannya akses yang lebih intensif terhadap objek
layanan. Disamping itu, kegiatan layanan juga dapat
memanfaatkan dinamika kelompok sehingga hasil layanan dapat
lebih optimal. (c) Format Klasikal, format klasikal dapat
diberikan kepada individu-individu di dalam kelas secara
bersama-sama. (d) Format Lapangan, format lapangan ditempuh
apabila peserta layanan melakukan kegiatan ke luar kelas
atau diluar ruangan.
(e) Format “Politik” atau Pendekatan Khusus, dalam
format “politik” atau pendekatan khusus dilakukan dalam
arti konselor berupaya menghubungi dan mengaktifkan pihak-
pihak diluar peserta layanan untuk memberikan dukungan dan
fasilitas yang memudahkan pelaksanaan layanan dan
menguntungkan para pesertanya. Dengan strategi ini
perencanaan dan persiapan layanan dipermudah dan
pelaksanaannya diperlancar, sehingga hasil-hasil layanan
menjadi optimal8.
Padang: Universitas negeri Padang). 8 http://bimbingankonselingbersama.blogspot.com/ Diakses 10 Juni 2013.
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama islam,
dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama
lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar ummat
beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa9.
Pendidikan yang dijalankan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam pembinaan ke-Islaman. Sedangkan pembinaan
ke-Islaman juga perlu melibatkan para muallaf10 yang nota
bene baru masuk Islam. Realisasi contoh pembinaan ke-
Islaman yang dilakukan terhadap kaum muallaf salah satunya
telah dilakukan oleh masyarakat Aceh melalui mekanisme
pemberian zakat untuk usaha produktif11.
9 http://kemenag.com Di akses 10 Juni 2013. 10 Dalam buku Ensiklopedi Islam dijelaskan bahwa, muallaf terbagi kepadadua kelompok, yaitu Muslim dan Non Muslim. Untuk golongan Muslimterbagi kepada dua kelompok: Orang yang baru masuk Islam dan Pemimpinserta tokoh masyarakat yang telah memeluk Islam dan mempunyai sahabat-sahabat orang kafir yang sekaligus merupakan saingan dalam memimpinkaumnya. Adapun untuk non Muslim terbagi kepada dua kelompok yaitu 1).kelompok orang kafir yang diharapkan keislamannya atau keislamankelompok dan keluarganya. 2). Kelompok orang yang dikhawatirkan akanberbuat bencana. www.ensiklopoedia_Islam.com. Diakses 10 Juni 2013. 11 Dewan Syariah sebagai lembaga yang berwenang memberikan pertimbangansyar’i kepada Baitul Mal Aceh, dalam surat edarannya, No. 01/SE/2006tentang Pedoman Penetapan Kriteria Asnaf Zakat dan PetunjukOperasional, dijelaskan bahwa kriteria muallaf ialah orang yang barumasuk Islam/mereka yang diharapkan kecendrungan hatinya terhadap Islam,dimana zakatnya diberikan secara selektif yaitu selama tiga tahunpertama memeluk Islam serta berdomisli di daerah setempat. Bantuan yangdiberikan terbagi kepada dua, yaitu konsumtif dan produktif. Darikriteria muallaf yang dikemukakan Dewan Syariah di atas, untuk muallaf
Memang tidak mudah bagi setiap orang yang baru saja
memeluk islam (Muallaf) dalam menjalankan segala bentuk
perintah agama dan ajaran Islam lainnya baik yang wajib
ataupun sunnahnya. Ada sebagian dari mereka hanya tahu
menjalankan ajaran Islam tentang wajibnya saja, begitu pula
sebaliknya12. Perjalanannya dalam meneladani ajaran Islam
tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Segala
sesuatunya membutuhkan keteguhan iman. Oleh karenanya,
sambutan juga perhatian yang baik dari setiap lapisan
masyarakat agar para muallaf merasa menjadi bagian dari
Islam itu sendiri sebagai agama yang telah dianutnya.
C. Kerangka Pikir / Konseptual
ialah dari golongan muslim atau lebih tepatnya lagi orang yang barumasuk Islam. Pindahnya agama seseorang dari suatu agama ke agama lainbisa terjadi karena berbagai faktor, diantaranya kemiskinan,perkawinan, hasil penelahaan terhadap suatu agama dan sebagainya. Daribeberapa faktor tersebut, sebagaimana telah diuraikan pada pendahuluantulisan ini kemiskinan masih menjadi musuh dalam menguji keimananseseorang, hal ini dapat dilihat bagaiamana praktek pemurtadaan yangterjadi di Meulaboh, Bireun, Singkil dan sebagainya, untuk itu dalampenyaluran zakat kepada muallaf kiranya, Baitul Mal Aceh Acehsepertinya lebih mengedepankan praktek produktif daripada konsumtif,hal ini dapat dilihat dari kegiatan penyaluran zakat senif muallaf,yaitu Bantuan Modal Usaha dan Bea Siswa bagi para anak muallaf. 12 http://muallaf-center.com Diakses 11 Juni 2013.
Pembinaan Agama Islam
Bimbingan Konseling Individual :format individual ini merupakan format khusus yang dilakukan terhadap individu-individu tertentu, dengan layanan yang secara khusus disesuaikan dengan kebutuhan pribadi individu yang bersangkutan. Bidang Bimbingan yang dilaksanakan adalah bimbingan
Bimbingan Konseling kelompok: format kelompok dilakukan dalam kelompok yang terdiri atas sejumlah peserta secara terbatas. Dibandingkan dengan format klasikal, format kelompok memungkinkan dilakukannya akses yang lebih intensif terhadap objek layanan. Disamping itu, kegiatan layanan juga dapat memanfaatkan dinamika kelompok sehingga hasil
Skema 1 : Pembinaan Agama Islam dilakukan dengan dua model (1) Bimbingankonseling pribadi. (2) Bimbingan konseling kelompok. Dengan kedua modeltersebut maka, diharapkan diperoleh model yang paling sesuai untukpembinaan agama bagi anak-anak muallaf di Panti Asuhan Anak Mentawai.Sehingga mampu meningkatkan: (a) Iman. (b) Aqidah. (c) Akhlak.
Hipotesa Penelitian : “Perbedaan Efektifitas Model Bimbingan /
Penyuluhan Agama Islam Pada Anak Muallaf: Antara
Bimbingan Konseling Individual dan Bimbingan Konseling
Kelompok”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Rancangan Penelitian
Peningkatan kualitas : Iman, Aqidah, Akhlak
P a g e | 25
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Di mana penelitian ini berusaha menggambarkan fakta tentang
model bimbingan / pelayanan pembinaan Agama Islam yang
lebih efektif: antara bimbingan konseling individu atau
bimbingan konseling kelompok bagi para anak-anak muallaf di
PAKEM. Kemudian menentukan pola bimbingan yang paling
sesuai untuk dilaksanakan bagi pembinaan Agama Islam bagi
anak-anak muallaf tersebut.
B. Subjek Kajian
Subjek kajian dalam penelitian ini adalah semua anak-
anak yang tinggal dalam Panti Asuhan Anak Mentawai, adapun
jumlah mereka sebanyak 46 orang. Walau bagaimana pun tidak
semua dilibatkan dalam penelitian, di mana penelitian ini
hanya melibatkan sebanyak .... orang.
C. Teknik Penarikan Sampel
Kemudian untuk menentukan responden maka, dilakukan
pengambilan responden secara non-random sampling (penarikan
sampel secara tidak acak), yaitu melalui teknik penarikan
sampel bertujuan (purposive sampling). Hal ini dilakukan
mengingat penelitian ini tingkat homogenitas sampel yang
rendah dikalangan anak-anak Panti Asuhan Khusus Anak
Mentawai.
P a g e | 26
D. Teknik Pengumpulan Data
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang utama
dalam penelitian ini. Kemudian sebelum melakukan wawancara
tim peneliti melakukan observasi terlebih dahulu terhadap
subjek kajian. Selanjutnya subjek kajian diminta untuk
menjawab lebih kurang 60 item pernyataan dalam jangka waktu
lebih kurang 20 menit. Data dihimpun pada hari kerja
(senin hingga sabtu). Data yang dikumpulkan pada hari
kerja, waktu pengambilan data adalah antara jam 14.00
sampai dengan jam 20.00. Dengan demikian teknik pengumpulan
data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
P a g e | 27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dimulai
pada tanggal 3-5 November 2014 yang berlokasi di Panti
Asuhan Khusus Anak Mentawai (PAKAM) yang berada di Jalan
Veteran. Penulis mengambil data untuk penelitian memohon
izin terlebih dahulu kepada Kepala Yayasan PAKAM.
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Wawancara Konseling Kelompok
P a g e | 28
Konseling kelompok yang dilakukan terdiri dari tiga
orang. Pembahasan pada konseling kelompok adalah tentang
pembentukan aqidah dan keberagamaan. Inisial subjek yaitu,
RC, FZ, RH. Hasil deskripsi wawancara pada konseling
kelompok yaitu, rutinitas yang dilakukan oleh subjek
seperti keseharian yang biasa dilakukan oleh anak-anak
lainnya. Subjek juga menceritakan keseharian dan
kebergamaan mereka ketika berada di panti. Setiap hari
selepas shalat maghrib subjek membaca al-Quran bersama-
sama. Kadang-kadang Kepala Yayasan juga mendatangkan guru
untuk anak-anak belajar agama, seperti belajar melaksakan
shalat, membaca al-Quran, memberikan ceramah keagamaan.
Subjek juga telah mengamalkan nilai-nilai Islam di dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Deskripsi Wawancara Konseling Individu
a. Subjek I
Subjek yang bernama VN, adalah salah seorang anak
yang tinggal di panti. VN sudah tiga setengah bulan
tinggal di panti, dan juga baru masuk Islam. Wawancara
ini dilakukan pada hari Rabu, 05 November 2014, pukul
15.25-15.45 WIB. Topik konseling adalah tentang
pembinaan aqidah. VN memeluk agama Islam sudah tiga
setengah bulan. Orang tuanya masih memeluk agama
Kristen. VN di ajak masuk Islam oleh saudaranya yang
juga menikah dengan wanita muslim. Orang tua VN
membebaskan kepada anak-anak mereka untuk memeluk
kepercayaannya. VN diislamkan di daerah Pesisir,
P a g e | 29
kemudia dibawa ke panti. VN menjadi muallaf masih
tergolong baru. Ia sudah bisa shalat, dan membaca
Iqra’. VN juga ikut berpuasa dapa bulan Ramadhan lalu.
Sebelum memeluk agama Islam, VN bener-benar tidak tahu
tentang Islam, dikarenakan mayoritas lingkungan tempat
ia tinggal adalah non muslim. Namun setelah memeluk
agama Islam, sedikit demi sedikit dia mulai belajar
mengenal Islam. VN sudah bisa melaksanakan shalat, dan
mengetahui larangan-larangan agama Islam yang mulai ia
pelajari. VN merasa bahwa setelah masuk Islam, ia
merasa tenang, dan nyaman. Di panti mereka diajarkan
mengaji da ilmu-ilmu agama. VN juga mengatakan bahwa
ia akan tetap mempertahankan agama yang diimaninya
sekarang ini, walaupun keluarganya masih non muslim.
b. Subjek II
Subjek kedua berinisial MR. MR berusia 22 tahun.
Masuk Islam sejak kelas 1 SD, tepatnya tahun 2001.
Sekarang MR mengimani agama Islam sudah 13 tahun.
Alasan MR masuk Islam karena diajak oleh pamannya,
karena usianya masih dini, MR mengikuti ajakan
pamannya. MR lebih banyak memahami agama Islam dari
pada agama yang ia imani sebelumnya. Karena ketika
berada di agama sebelumnya, MR masih sangat kecil, dan
tidak mengikuti semua kegiatan keagamaan. Sedangkan
ketika MR mengimani agama Islam, MR lebih banyak
memahami nilai-nilai tentang Islam. Selama 14
mengimani agama Islam, banyak hak yang telah MR
pelajari, mulai dari cara mengerjakan shalat, puasa,
P a g e | 30
adzan, serta membaca al-Quran. Selama MR tinggal di
panti banyak pelajaran keagamaan yang MR dapatkan,
karena setiap hari MR dan teman-temannya mengaji
bersama selepas shalat Maghrib. Orang tua MR
membebaskan kepada MR untuk meyakini sebuah
kepercayaan, sedangkan orang tua MR saat ini masih
menganut agama Kristen. Banyak perubahan yang MR
rasakan setelah masuk Islam. MR juga menyatakan bahwa
ia merasa lebih tenang dan nyaman saat memeluk agama
Islam, karena di dalam agama Islam semuanya sudah
diatur di dalam al-Quran. MR tidak mau berpindah-
pindah agama lagi.
c. Subjek III
Subjek ketiga berinisial ER. ER mejadi muallaf
sudah 4 tahun. ER masuk Islam karena keinginannya
sendiri. sama dengan yang lainnya, orang tua ER masih
menganut non muslim. Tanggapan orang tua ketika ER
masuk Islam biasa-biasa saja, artinya mereka tidak
melarang ER untuk menjadi muallaf. ER juga merasa
senang masuk Islam, karena cara beribadah agama
sebelumnya dengan agama Islam sangat berbeda. Jika
pada agama sebelumnya ia hanya beribadah sekali dalam
satu minggu, sedangkan di agama Islam ia melakukan
ibadah shalat wajib lima kali dalam sehari. Sebelumnya
ER memang tidak pernah mengenal Islam walaupun ER
memiliki teman-teman yang beragama Islam, namun tak
banyak yang ia ketahui tentang Islam. Tapi walaupun
demikian, ER belum sepenuhnya memahami ajaran agama
P a g e | 31
Islam, masih sedikit yang ER pahami tentang Islam.
Tapi ER sudah mulai melaksanakan perintah agama Islam,
seperti shalat, puasa, membaca al-Quran. Setiap lepas
Maghrib ER dan teman-temannya membaca al-Quran
bersama. Setiap hari kamis malam, mereka membaca
yasin.
C. Pembahasan
Dari hasil konseling yang dilakukan dengan dua cara,
diketahu bahwa konseling indivudial lebih efektif
dibandingkan dengan konseling kelompok. Konseling kelompok
kurang efektif dilakukan karena, beberapa faktor, yaitu;
subjek kurang terbuka dalam menyampaikan ide, gagasannya,
salah satu subjek mendominasi dalam konseling, subjek
terlalu lama berpikir karena mereka merasa bahwa apa yang
ingin disampaikannya sudah di sampaikan oleh subjek lain.
Kebanyakan subjek malu untuk menyampikain ide dan
gagasannya karena takut salah untuk menyampaikan. Dalam
konseling kelompok ada subjek yang mendominasi, artinya dia
tidak memberikan kesempatan pada teman-temannya untuk
menyampaikan isi pikirannya. Subjek juga kehabisan kata-
kata ketika apa yang ingin dia sampaikan sudah disampaikan
oleh subjek lain. Pada konseling kelompok sulit untuk
melakukan pengortrolan pada kelompok, dan informasi yang
diperoleh tidak terlalu medalam.
P a g e | 32
Sedangkan pada konseling individual, lebih efektif
dari pada konseling kelompok. Pada konseling individual,
subjek merasa lebih nyaman untuk menyampaikan isi hati dan
pikirannya tanpa harus takut merasa salah dan malu. Subjek
juga juga menjadi lebih terbuka sehingga subjek lebih
banyak menceritakan pengalamannya, sehingga informasi yang
didapat menjadi lebih mendalam.
KONSELING KELOMPOK
Iter : Assalamu’alaikum wr.wb.Itee : Wa’alaikumsalam wr.wbIter : Perkenalkan sebelumnya, nama saya
Nurul Hidayati. Baiklah, tujuan
saya datang ke sini untuk
mengadakan konseling kelompok.
Nanti, tema kita seputar tentang
keberagamaan. Jadi untuk pertama
kali, saya minta dari adik-adik,
salah satu adik-adik untuk
menceritakan bagaimana selama
tinggal di panti, bagaimana
keberagamaannya, terus apa-apa saja
kegiatan-kegiatan keagamaan yang
adik-adik laksanakan. Silahkan dari
P a g e | 33
Rico pertama.Rico : Ooo kalau masalah keberagamaan ya
kak yang dilaksanakan, itu biasanya
malam sesudah shalat Maghrib itu
mengaji, setelah mengaji shalat
Isya, terus makan, terus belajar.
Terus bangun jam lima itu shalat,
terus berangkat sekolah, belajar di
sekolah. Siangnya pulang sekolah,
lanjut sholat zuhur, makan siang
kadang setelah itu istirahat.Iter : Ooo, jadi kesehariannya seperti
itu. Misalnya kalau kegiatan-
kegiatan khusus di panti ini,
misalnya ada lomba-lomba ada nggak?Rico : Ooo, kalau masalah lomba, biasanya
antar panti biasanya ada kak.
Misalnya ada cara maulid nabi, itu
lomba antar panti aja kak. Kadang
biasanya satu panti mengadakan
lomba, lalu panti lain diundang.Iter : Baiklah, sama seperti Rico tadi,
saya minta kepada adik-adik untuk
menceritakan bagaimana keberagamaan
adik-adik selama tinggal di panti,
terus kegiatan-kegiatan selama
tinggal di panti. Silahkan Fauzan
diceritakan.
P a g e | 34
Fauz
an
: Selama tinggal di panti, kalau soal
proses keagamaan. Kalau di waktu
subuh itu kita harus sholat
berjamaah. Setelah selesai sholat
berjamaah, kemudian mandi. Setelah
mandi, pakai baju sekolah. Lalu
pergi sekolah. Setelah pulang
sekolah nanti makan, eh shalat dulu
kak. Siap makan, kalau ada
kegiatan-kegiatan atau mengerjakan
PR dibuat. Kalau nggak ada tidur
biasanya kak. Nanti kalau sorenya
jam empat itu shalat Ashar, selesai
shalat Ashar kalau ada aktivitas
kayak olahraga, bermain. Sesudah
itu kalau sudah menjelang waktu
Maghrib kita itu shalat berjamaah
Maghrib kak, di mushola. Lalu
selesai shalat Maghrib kita semua
mengaji bersama, kalau selain
mengaji ada juga praktek shalat
kak, ada juga mungkin belajar doa-
doa. Itu wajib kak.Iter : Lalu gurunya siapa?Fauz
an
: Gurunya ada juga kak.
Iter : Oh, jadi gurunya ada di datangkan?Fauz : Iya ada kak, kalau nggak ada
P a g e | 35
an gurunya, abang-abang senior bisa
juga mungkin mengajarkannya kak.
Lalu selesai itu, selesai mengaji,
lalu shalat Isya. Setelah sholat
Isya baru berangkat makan kak. Siap
makan belajar. Kalau sudah siap
belajar baru tidur.Iter :
Ya, selanjutnya Rohib silahkan
diceritakan pengalaman beragama
selama di panti.Rohi
b
: Jadi, kayak gini kak. Selama saya
sekolah SD kalau di kampung saya
pemalas shalat. Jadi semenjak saya
tinggal di asrama ini saya sudah
tahu sedikit perubahan bagaimana
cara untuk mengerjakan ibadah
shalat yang baik. Jadi, selama saya
tinggal di sini, saya melaksakan
shalat dari shalat Subuh, sampai
Zuhur, Ashar, Maghrib, sama Isya
sebagaimana yang ditentukan oleh
waktunya oleh Allah SWT, yaitu lima
waktu sehari semalam. Jadi,
biasanya kalau sore-sore ini kalau
ada aktivitas yang dilakukan
seperti olahraga, mencuci, atau
melipat kain. Itu saja kegaiatan
awak kak.
P a g e | 36
Iter : Berarti itu kegiatan-kegiatannya.
Mungkin setiap minggu ada nggak
misalnya kegiatan-kegiatan di
asrama yang kalian perlombakan
gitu?Fauz
an
:
Tiap minggu nggak ada perlombaan
kak, kecuali gotong royong.Iter : Kalau pergi lomba-lomba ke tempat
lain? Misalnya kayak lomba bulan
ramadhan, lomba MTQ, ada nggak?Rico : Ada kak, kayak lomba tartil, MTQ,
lomba adzan. Iter : Kalau di sini sekali seminggu kayak
wirid itu ada nggak?Rico : Nggak ada kak.Iter : Kata bapak untuk mengaji itu ada
didatangkan gurunya?Rico : Iya kak, tapi kalau nggak ada, kita
belajarnya sama senior-senior aja
kak. Biasanya tiap hari Kamis malam
kami baca Yasin, tu ada
penceramahnya kak.Iter : Siapa penceramahnya?Rico : Ada kak, biasanya nanti
didatangkan. Itu setiap hari Kamis
malam Kak.Iter Terus selama tinggal di panti, kan
ada yang sudah lama, dan sudah lama
P a g e | 37
sekali. Ada yang 12 tahun tinggal
di panti. Ada yang baru. Fauzan
berapa lama?Fauz
an
: Tahun 2003 kak
Iter Oh dari tahun 2003, sudah 11 tahun
tinggal di panti. Jadi yang kalian
rasakan selama tinggal di panti itu
apa? Silahkan Rico diceritakan.Rico : Maksudnya kak?Iter : Selaam tinggal di panti, kan sudah
12 tahun. Ada nggak perubahan
ketika tinggal di panti dan ketika
bersama orang tua?Rico : Kalau perubahan sih ada kak, dari
segi tingkat asrama dan dari segi
di rumah kak. Kalau di asrama kita
biasa rame kak, kalau pergi ke
kampung, karena biasa rame, itu
lain pula rasanya kak. Tu
perubahan-perubahan dari segi
keagamaan kak, kalau dulunya nggak
pernah shalat, InsyaAllah sudah
shalat.Iter : Fauzan? Gimana selaam tinggal di
panti 11 tahun. Gimana rasanya?Fauz
an
: Rasanya lumayan senang kak.
P a g e | 38
Iter :
Lumayan senang? Terus perubahan-
perubahan itu gimana selama di
panti?Fauz
an
: Perubahan maksudnya kak?
Iter : Perubahan dari segi sikap, dari
segi keberagamaan.
Fauz
an
: Dari segi sikap keagamaan kak,
dulunya kurang pandai baca al-Quran
kak. Contohnya mengaji, dulu belum
bisa, sekarang sudah bisa. Ada
praktek sholat juga kak.
Iter : Sholat jenazah udah pernah? Bisa?
Rico :
Bisa kak.
Iter : Kalau Rohib gimana? Pengalaman yang
sudah 3.5 tahun di asrama
bagaimana? Dulu kan miasalnya kalau
di kampung kan mayoritas non
muslim. Setelah sampai di sini
bagaimana perubahannya?
Rohi
b
: Semenjak saya tinggal sama orang
tua saya, saya kurang disiplin.
Jadi semenjak saya tinggal di panti
ini, saya mulai disiplin seperti,
mencuci sendiri. perbedaan di
P a g e | 39
kampung dan di sini, kalau di
kampung saya sejujurnya kak saya
pemalas shalat. Jadi semenjak saya
tinggal di sinilah Alhamdulillah
sudah mulai sholat.
Iter : Jadi ada perubahan ya selama
tinggal di panti. Dulu, misalnya
kalau di rumah mayoritasnya non
muslim kalau di Mentawai kan? Jadi
kalian ada ngga terpengaruh sama
teman-teman yang non muslim.
Rico : Maksudnya kak?
Iter : Maksudnya begini, misalnya kan
teman kalian itu nggak sholat,
kalian ikut-ikutan nggak shalat
atau gimana?
Rico : Kalau di kampung kak, jadi teman-
teman itu kan sholatnya ke gereja
kak. Kalau di kampung saya sendiri
kak, kebanyakan non muslim.
Sedangkan muslimnya bisa dihitung.
Iter : Jadi terasa sekali perubahan ketika
sampai di panti ya? Kata bapak, ada
guru yang didatangkan untuk
mengajarkan mengaji, shalat ya?
Tapi kalau sebelum ke sini dulu
P a g e | 40
memang nggak terlalu mendalami
Islam itu sendiri?
Rico : Bisa dibilang begitu kak. Belum
begitu paham dengan Islam kak.
Iter : Ada yang mau disampaikan Fauzan?
Enakan di panti atau di rumah?
Fauz
an
: Enakan di panti lagi kak.
Iter : Kok gitu?Rico : Ya kak, kebiasaan udah ramai kak,
kalau di rumah orang yang di rumah
tu berapa orang cuma kak. Kalau di
sini ramai kak, mandiri dan
didiplin kak.Fauz
an
: Kalau di kampung nyuci baju
biasanya Ibu kak, jadi kalau di
sini bisa disiplin kak.Iter : Ada yang mau disampaikan lagi?Itee : Nggak kak.Iter Oke, sekian diskusi kita pada sore
ini. Terima kasih atas kesediaannya
teman-teman semuanya.
Assalamu’alaikum wr.wb.
SUBJEK II
NAMA : VIANUS
UMUR : 14 TAHUN
P a g e | 41
PENDIDIKAN : PELAJAR (SMP KELAS 1)
MUALLAF : 3,5 BULAN
Ite
r
: Assalamu’alaikum wr.wb
Ite
e
: Wa’alaikumsalam
Ite
r
: Selamat siang Vianus.
Ite
e
: Selamat siang kak.
Ite
r
: Apa kabar?
Ite
e
: Alhamdulillah baik kak.
Ite
r
: Oh ya, Vianus mualaf ya?
Ite
e
: Iya kak.
Ite
r
: Sudah berapa lama mualaf?
Ite
e
: Sudah tiga setengah kak.
Ite
r
: Tiga setengah bulan?
Ite
e
: Iya kak.
Ite : Terus kenapa masuk Islam?
P a g e | 42
rIte
e
: Sekolah kak, demi sekolah kak masuk
Islam. Kan di kampung awak sekolah
sekolah Kristen, tu masuk sekolah di
Padang ko masuk Islam kak. Ite
r
: Mmm, masuk Islam demi sekolah?
Berarti sebelumnya Kristen? Orang
tua juga Kristen?Ite
e
: Iya kak.
Ite
r
: Terus, yang ngajak masuk Islam?
Ite
e
: Abang.
Ite
r
: Abangnya muslim juga?
Ite
e
: Enggak di kampung kak, di Mentawai.
Ite
r
: Abangnya muslim?
Ite
e
: Iya kak.
Ite
r
: Oh jadi masuk Islam, karena sekolah
di Padang itu karena keinginan
sendiri atau memang di suruh? Ite
e
: Keinginan kak untuk masuk Islam.
Ite : Oh keinginan masuk Islam. Sebelumnya
P a g e | 43
r Kristen ya, orang tua juga masih
Kristen? Terus waktu orang tua,
Vianus bilang sama orang tua untuk
masuk Islam apa tanggapan orang tua?Ite
e
: Orang tua, katanya kalau masuk Islam
yang baiklah, nggak usah
permainankan agama. Kalau masuk Isla
ndak boleh masuk lagi Kristen.Ite
r
: Cuma Vianus sendiri yang Islam?
Ite
e
: Iya kak.
Ite
r
: Kata orang tua, berarti orang tua
tidak melarang masuk Islam.Ite
e
: Tidak melarang.
Ite
r
: Terus, ini kan baru tiga setengah
bulan masuk Islam, dulu
diislamkannya di sini? Baca dua
kalimat syahadatnya dimana?Ite
e
: Di Padang Pasir, eh di Pesisir kak.
Ite
r
: Di Pesisir di tempat bapak?
Ite
e
: Iya kak.
Ite
r
: Oh, ke sini bulan apa masuknya?
P a g e | 44
Ite
e
: Waktu bulan Ramadhan kak, bulan
puasa.Ite
r
: Oh bulan puasa. Sudah ikut puasa
waktu itu?Ite
e
: Sudah.
Ite
r
: Udah tiga setengah bulan ini,
bagaimana pandangan Vianus terhadap
agama Islam itu sendiri?Ite
e
: Baik kak, luar biasa kak.
Ite
r
: Ada nggak perubahan ketika masih di
agama Kristen dulu dan sekarang udah
di agama Islam?Ite
e
: Ada kak.
Ite
r
: Apa?
: Perubahannya, kalau Kristen ndak
terlalu kenal berdoa kak. Ooo, kalau
Kristen pergi hari minggu ibadahnya
kak, kalau di sini setiap hari
ibadahnya kak, berdoa kak.Ite
r
: Sholat sudah bisa?
Ite
e
: Sudah.
Ite : Sudah baca al-Quran?
P a g e | 45
rIte
e
: Belum bisa kak.
Ite
r
: Berarti sholat udah lima kali
sehari? Kalau di sini ada nggak
kegiatan-kegiatan yang di asrama ini
kan rata-rata banyak yang muallaf,
jadi kegiatan-kegiatan yang bikin
Vianus tambah yakin untuk masuk
Islam itu apa?Ite
e
: Ndak tau kak.
Ite
r
: Sebelum masuk Islam apa sudah
belajar tentang Islam? Apa yang
sebelumnya Vianus ketahui tentang
Islam itu sendiri?Ite
e
: Nggak tau kak.
Ite
r
: Punya teman-teman yang Islam di
kampung?Ite
e
: Nggak kak.
Ite
r
: Jadi memang mayoritasnya Kristen
semua? Nggak ada orang Islam yang
dikenal?Ite
e
: Lai kak, ado yang dikenal, tapi ndak
terlalu tau apa larangannya kak.Ite : Berarti yg Vianus tahu, cuma ooh
P a g e | 46
r agama Islam.Ite
e
: Iya kak.
Ite
r
: Berapa orang bersaudara?
Ite
e
: Enam kak, enam orang.
Ite
r
: Cuma sendiri yang Islam?
Ite
e
: Iya kak.
Ite
r
: Orang tua masih Kristen dua-duanya?
Ite
e
: Iya kak, kalau orang tua laki-laki
ndak ado lai kak.Ite
r
: Kenapa Vianus masuk ke panti ini?
Ite
e
: Karena ndak sanggup untuk mencari
pitih kak. Tempat tinggal ndak ado
di siko kak. Kalau di kontrakan atau
di kost ndak ado biaya kak.Ite
r
: Kalau tetap tinggal di kampung
berarti nggak bisa sekolah?Ite
e
: Ndak kak.
Ite
r
: Kenapa nggak bisa sekolah?
Ite : Karena ndak sanggup untuk mancari
P a g e | 47
e pitih untuk sekolah kak.Ite
r
: Apa yang Vianus rasakan setelah
Vianus itu sudah masuk Islam?Ite
e
: Lebih aman dan nyaman kak.
Ite
r
: Lebih nyaman di Kristen dulu atau
Islam sekarang?Ite
e
: Islam kak.
Ite
r
: Waktu masih di Kristen dulu, di
agama sebelumnya ada nggak keinginan
masuk Islam sebelum diajak abang?Ite
e
: Lai kak.
Ite
r
: Kenapa ada keinginan?
Ite
e
: Ingin aja kak, Islam ini agama satu-
satunya yang ada larangaanya. Kalau
di Kristen kan makan babi, kalau di
Islam nggak boleh makan babi.
Soalnyo Islam ko memang baik. Ancak
agamanyo kak. Kan ado di al-Quran
bagi orang Islam ndak boleh makan
babi.Ite
r
: Jadi selama masuk Islam, apa saja
yang baru Vianus ketahui tentang
Islam?Ite : Oh tentang larangan Islam kak.
P a g e | 48
eIte
r
: Kalau sholat sudah bisa ya? Azan?
Ite
e
: Azan belum lagi kak?
Ite
r
: Kalau di sini ada ngaji sama-sama?
Ite
e
: Ada kak. Ngaji Iqra’ kak, al-Quran
juga kak.Ite
r
: Sudah Iqra’ berapa?
Ite
e
: Iqra’ empat kak.
Ite
r
:
:
Berarti ada ngajinya juga ya, untuk
mengukur keimanan.
Memang terasa ya perbedaan dari
agama Kristen masuk Islam?Ite
e
: Terasa kak.
Ite
r
: Jadi, misalnya balik ke kampung?
Ingin tetap mempertahankan Islam
atau gimana? Ingin tetap
mempertahankan Islam atau gimana?
Atau kembali ke aktivitas yang lama?
Ite
e
: Nggak kak, ingin tetap di Islam kak.
Ite : Ada lagi yang ingin Vianus
P a g e | 49
r sampaikan?
Ite
e
: Tidak ada kak.
Ite
r
: Terima kasih Vianus atas
kesediaanya. Wassalamu’alaikum.
Ite
e
: Wa’alaikumsalam kak.
SUBJEK II
NAMA : MORIS
UMUR : 22 TAHUN
PENDIDIKAN : MAHASISWA
MUALLAF : 14 TAHUN
Ite
r
: Assalamu’alaikum. Selamat siang.
Ite
e
: Wa’alaikumsalam wr.wb.
Ite
r
:
:
Ya, perkenalkan saya Nurul. Tujuan
saya ke sini untuk mengadakan
diskusi. Oh ya, namanya Moris ya?
Umurnya?
Ite
e
: 22 tahun.
Ite : Moris muallaf?
P a g e | 50
r
Ite
e
: Muallaf.
Ite
r
: Kapan masuk Islamnya?
Ite
e
: Sejak kelas satu SD.
Ite
r
: Kelas satu SD tahun berapa itu?
Ite
e
: Tahun 2001.
Ite
r
: Berarti sudah 14 tahun masuk Islam?
Ite
r
: Alasan masuk Islamnya kenapa?
Ite
e
: Alasan masuk Islamnya, sebenarnya
waktu kecil itu kan belum mengerti.
Jadi, ngikut-ngikut aja.
Ite
r
: Yang ngajak masuk Islam dulu siapa?
Ite
e
: Oom.
P a g e | 51
Ite
r
: Oomnya muslim?
Ite
r
: Masuk Islamnya di sini di Padang atau
di Mentawai?
Ite
e
: Di sini.
Ite
r
: Di sini setelah sekolah di sini baru
masuk Islam?
Ite
e
: Aaa, pandangan orang tua waktu itu
masuk Islam apa kata orang tua?
Ite
e
: Katanya bisa-bisa aja.
Ite
r
: Jadi orang tua itu terserah anaknya
mau milih agama?
Ite
e
: Iya, nggak terlalu diaturnya.
Ite
r
: Dan orang tua sekarang masih Kristen?
Ite
e
: Iya.
Ite
r
: Sebelum masuk Islam dulu, pernah
mengenal Islam nggak?
P a g e | 52
Ite
e
: Pernah. Di kampung kan sudah ada
Islam itu.
Ite
r
: Sebelum masuk Islam dulu, apa yang
diketahui tentang Islam?
Ite
e
: Yang diketahui tentang Islam, adalah
kumandang azan.
Ite
r
: Cuma azan dulu yang pernah Moris
dengarkan dari mesjid.
Ite
r
: Berarti orang shalat dulu juga nggak
tau?
Ite
e
: Nggak, cuma azan aja.
Ite
r
: Berarti masuk Islam itu karena diajak
sama oom ya.
Ite
r
: Terus setelah berislam selama 14
tahun, apa yang dirasakan?
Ite
e
: Yang di rasakan, apa ya, kan yang di
agama Kristem belum kita rasaka, ya
merasa tenang lah.
Ite
r
: Merasa tenang ya. Berarti baca al-
Quran sudah bisa?
Ite
e
: Udah.
Ite : Sholat, semuanya sudah bisa ya. Kalau
P a g e | 53
r baru-baru waktu masuk Islam dulu,
bapak atau ibu pantinya ada
mengajarkan mengaji?
Ite
e
: Di sini memang setiap selesai shalat
Maghrib diwajikan untuk mengaji. Yang
penting belajar tentang Islam laj.
Ite
r
: Yang ngajarnya siapa?
Ite
e
: Oh, kalau bapaknya nggak ada yang
besar-besar yang mengajar.
Ite
r
: Jadi ada nggak perbedaan setelah
berislam?
Ite
e
: Ada perbedaannya mungkin ada juga
persamaannya. Kalau perbedaannya
secara garis besar mungkin terletak
di al-Qurannya, kalau di kita Kristen
sudah diganti-ganti, baik dari
bahasanya. Kalau di al-Quran tidak
ada, baik dari dulu sampai sekarang.
Ite
r
: Kalau perbedaan yang Moris rasakan
sendiri setelah berislam gimana?
Ite
e
: Soalnya masuk Islam waktu masih
kecil. Jadi ajaran Kristen itu hanya
sebentar, dan nggak ada diikutin.
Ite : Jadi, setelah di Islam, ajaran Islam
P a g e | 54
r diikuti? Seperti shalat dan lain-
lain?
Ite
e
: Iya. Kadang ada juga yang tinggal
shalat.
Ite
r
: Tapi lebih nyaman di Islam atau
dimana?
Ite
e
: Tentunya di Islam. Kalau di Islam itu
semuanya diatur, dari segi makanan,
dari segi peraturan hidup.
Ite
r
: Misalnya kalau pulang kampung, orang
tua masih agama yang sebelumnya kan?
Ada nggak perbedaan antara anggota
keluarga?
Ite
e
: Nggak ada kak, biasa-biasa aja kak.
Ite
r
: Kalau misalnya, makanan gimana?
Ite
e
: Kalau makanan memang dibedakan kak.
Ite
r
: Jadi setelah Islam ini, apa-apa saja
yang telah Moris ketahui selama 14
tahun ini?
Ite
e
: Banyak lah kak. Dari segi kehidupan
udah tau lah. Seperti larang-larangan
P a g e | 55
berbuat maksiat. Dari segi makanan
yang halal dan haramnya.
Ite
r
: Nanti kalau seandainya pulang
kampung, orang tua masih Kristen, ada
nggak kenginan untuk balik lagi ke
agama sebelumnya?
Ite
e
: Nggak ada, soalnya udah nggak berani
lagi pindah-pindah agama.
Ite
r
: Dulu diislamkannya dimana?
Ite
e
: Dulu di Islamkan di asrama ini.
Dibacakan dua kalimat syahadat,
diajarkan shalat dan mengaji.
Ite
r
: Berati memang sangat berubah ya dari
agama sebelumnya ke Islam.
Ite
e
: Kalau sekarang kan lebih mengetahui
arti hidup di dunia ini, apa tujuan
hidup kita di dunia ini.
Ite
r
: Kalau ajaran-ajaran mendasar antara
perbedaan Islam dan Kristen itu apa
yang Moris ketahui?
Ite
e
: Sebenarnya kak, agama Islam ini kan
penyempurna. Kalau di ajaran Kristen
itu kan belum sempurna.
P a g e | 56
Ite
r
: Berarti Moris lebih memahami agama
Islam dari pada agama sebelumnya.
Moris, ada yang ingin disampaikan
lagi?
Ite
r
: Terima kasih atas kesediaannya.
Selamat sore.Wassalamu’alaikum
Ite
e
: Wa’alaikumsalam.
SUBJEK II
NAMA : ERWIN
UMUR : 17 TAHUN
PENDIDIKAN : PELAJAR (SMA KELAS 2)
MUALLAF : 4 TAHUN
Ite
r
: Assalamu’alaikum. Selamat siang.
Ite
e
: Wa’alaikumsalam. Selamat sore kak.
Ite
r
: Oh ya, selamat sore. Perkenalkan nama
saya Nurul. Boleh tahu siapa namanya?Ite
e
: Erwin.
Ite
r
: Erwin, tujuan saya ke sini ada yang
ingin saya tanyakan seputar
keagamaan. Jadi yang ingin saya
P a g e | 57
tanyakan, Erwin muallaf?Ite
e
: Iya kak.
Ite
r
: Sejak kapan masuk Islam?
Ite
e
: Kelas 1 SMP.
Ite
r
: Kelas 1 SMP tahun berapa kira-kira?
Ite
e
: Tahun 2010.
Ite
r
: 2010. oh, berarti sudah empat tahun
ya sampai sekarang?Ite
e
: Iya.
Ite
r
: Kenapa masuk Islam? Apa alasan masuk
Islam?Ite
e
: Ingin masuk aja kak.
Ite
r
: Atau diajak?
Ite
e
: Enggak.
Ite
e
: Keinginan sendiri kak.
Ite
r
: Awalanya masuk Islam kenapa?
Keinginan sendiri itu?Ite : Nggak tau kak.
P a g e | 58
eIte
r
: Orang tua agamanya apa sekarang?
Ite
e
: Katholik.
Ite
r
: Masih agama yang sebelumnya ya.
Ite
r
: Apa tanggapan orang tua dulu waktu
Erwin masuk Islam?Ite
e
: Nggak ada tanggapan kak, orang tua
bilang kalau mau masuk Islam, masuk
lah.: Jadi orang tua bebas ya. Di panti ini
sudah berapa lama?Ite
e
: Empat.
Ite
r
: Empat tahun? Oh, berarti masuk panti,
langsung masuk Islam?Ite
e
: Iya kak.
Ite
r
: Yang dirasakan ketika masuk Islam
apa?Ite
e
: Yang dirasakan ketika masuk Islam
senang kak.Ite
r
: Kenapa senang? Kan meninggalkan agama
yang lama.Ite
e
: Kalau yang dulu kan ibadahnya sekali
seminggu, kalau di Islam kan sehari
P a g e | 59
lima kali kak.Ite
r
: Sebelum masuk islam sudah pernah
mengenal agama Islam?Ite
e
: Belum lagi kak.
Ite
r
: Yang diketahui dulu apa?
Ite
e
: Yang agamanya kak?
Ite
r
: Iya, sebelum masuk Islam.
Ite
e
: Nggak tau kak.
Ite
r
: Nggak pernah tahu tentang agama
Islam? Punya teman-teman yang Islam
dulu?Ite
e
: Punya kak.
Ite
r
: Terus ada nggak perbedaan setelah
empat tahun berislam.Ite
e
: Ada kak, dalam beribadah. Kalau
Kristen seminggu sekali, kalau Islam
sehari lima kali. Itu perbedaannya
kak.Ite
r
: Kalau perbedaan dari diri Erwin
sendiri setelah masuk Islam.Ite
e
: Banyak kak.
P a g e | 60
Ite
r
: Coba sebutkan salah satunya.
Ite
e
: Nggak tau kak.
Ite
r
: Pendapat Erwin tentang Islam itu
sendiri bagaiamana? Agama Islam itu
agama yang seperti apa?Ite
e
: Saya belum terlalu mengerti tentang
agama Islam. Cuma sedikit-sedikit
kak.Ite
r
: Kalau ibadah yang Erwin lakukan apa
saja?Ite
e
: Kayak shalat kak.
Ite
r
: Puasa ikut?
Ite
e
: Ikut kak.
Ite
r
: Baca al-Quran bisa?
Ite
r
: Pernah nggak ikut lomba MTQ?
Ite
e
: Belum lagi kak.
Ite
r
: Shalat sudah lancar?
Ite
e
: Mudah-mudahan lancar kak.
P a g e | 61
Ite
r
: Pengaruh Islam dalam kehidupan
sehari-hari itu gimana? Ada nggak
menerapkan nilai-nilai Islam di dalam
kehidupan?Ite
e
: Ada kak, seperti melaksakan ibadah
kak. Banyak kak.Ite
r
: Kalau lebaran pulang kampung?
Ite
e
: Nggak kak, natal biasanya kak.
Ite
r
: Terus kalau orang tua natal, Erwin
ikut juga?Ite
e
: Iya kak, palingan pas salamannya aja
kak.Ite
r
: Senang nggak masuk Islam?
Ite
e
: Senang kak.
Ite
r
: Nyaman nggak masuk Islam?
Ite
e
: Nyaman kak.
Ite
r
: Sudah merasakan Islam seutuhnya atau
masih separuh-separuh?Ite
e
: Masih sedikit-sedikit kak.
Ite
r
: Bagaimana perkembangan selama di
Islam?
P a g e | 62
Ite
e
: Dulu waktu di Kristen, malas kak.
Kadang-kadan nggak pergi ke gereja
kak. Kalau di Islam agak rajin kak.Ite
r
: Kalau di sini ada ngaji?
Ite
e
: Ada kak, hari Senin, Selasa, Rabu,
Kamis. Kalau Kamis malam yasinan kak.
Terus shalat.Ite
r
: Yang bena-benar meyakinkan Erwin
masuk Islam apa?Ite
e
: Di sekolah diajarkan kak, kalau Islam
agama yang benar kak.Ite
r
: Lebih nyaman di Islam berarti ya?
Ite
e
: Iya kak.
Ite
r
: Ada yang ingin disampaikan lagi
Erwin?Ite
e
: Nggak ada kak.
Ite
r
: Oke, Erwin, terima kasih atas
waktunya. Selamat sore.
Assslamu’alaikum.Ite
e
: Wa’alaikumsalam.
P a g e | 63
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian efektifitas konseling kelompok
dan konseling individual, di dapatkan kesimpulan bahwa:
a. Pada konseling kelompok, informasi yang di dapatkan
tidak terlalu mendalam.
b. Pada konseling kelompok, ada subjek yang mendominasi
saat proses konseling berlangsun.
c. Pada konseling kelompok, subjek merasa malu dan takut
untuk menyampaikan isi pikirannya, dan subjek
cenderung tertutup.
d. Pada konseling individu, subjek lebih terbuka.
e. Pada konseling individu, informasi yang didapatkan
lebih mendalam.
f. Pada konseling individu, subjek tidak perlu merasa
takut dan malu untuk menyampaikan isi pikirannya.
g. Sehingga, konseling individual lebih efektif
dibandingkan dengan konseling yang dilaksanakan secara
berkemlompok.
P a g e | 64
LAMPIRAN
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan 7 8 9 10 11 12
1 Pembuatan Proposal X2 Pengumuman Hasil X3 Penelitian X X4 Pembuatan Laporan