APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT Oleh : dr. Rahmawaty Dai, MARS BAB I. PENDAHULUAN “Health is not everything but without health everything is nothing”. Sehat adalah dambaan setiap manusia. Bagi suatu bangsa kesehatan rakyatnya menjadi modal yang besar. Bagaimana nasib suatu negara jika kesehatan penduduknya tidak menjadi prioritas utama pembangunan? Kualitas hidup masyarakatnya akan menurun , masyarakat menjadi kurang produktif dan para wanita akan melahirkan generasi-generasi yang tidak berkualitas. Dibanyak negara , sektor kesehatan merupakan bagian penting dalam perekonomian negara. Beberapa negara mengumpamakannya seperti sponge, sektor kesehatan mengabsorbsi banyak sumber daya nasional untuk membayar para pekerja kesehatan. Negara lain melihat sektor kesehatan sebagai driver perekonomian, dengan melakukan inovasi dan investasi tehnologi bio-medikal atau memproduksi dan menjual obat-obat farmasi, atau mencipakan masyarakat yang sehat yang produktif dibidang ekonomi. Bagaimana kondisi di negara kita? Bangsa Indonesia menempati urutan ke-3 di Asia dan ke- 4 di dunia dalam besarnya penduduk setelah China (1,3 Milyar), India (1,14 Milyar) dan Amerika (303 juta). Di bulan juni 2008 tercatat penduduk Indonesia berjumlah 237,5 juta dengan laju pertambahan penduduk berkisar 1,2 atau 1,3%. Diperkirakan penduduk Indonesia akan berjumlah 337 juta jiwa di tahun 2050. Penduduk yang besar, sehat dan produktif akan merupakan potensi dan kekuatan efektif bangsa. Namun sebaliknya jika penduduk yang besar jumlahnya tidak terjamin kesehatannya, tidak sehat dan tidak produktif yang akan menjadi beban bagi negara. Aplikasi Manajemen di Rumah Sakit Page 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT
Oleh : dr. Rahmawaty Dai, MARS
BAB I. PENDAHULUAN
“Health is not everything but without health everything is nothing”. Sehat adalah dambaan setiap
manusia. Bagi suatu bangsa kesehatan rakyatnya menjadi modal yang besar. Bagaimana nasib suatu
negara jika kesehatan penduduknya tidak menjadi prioritas utama pembangunan? Kualitas hidup
masyarakatnya akan menurun , masyarakat menjadi kurang produktif dan para wanita akan melahirkan
generasi-generasi yang tidak berkualitas. Dibanyak negara , sektor kesehatan merupakan bagian penting
dalam perekonomian negara. Beberapa negara mengumpamakannya seperti sponge, sektor kesehatan
mengabsorbsi banyak sumber daya nasional untuk membayar para pekerja kesehatan. Negara lain
melihat sektor kesehatan sebagai driver perekonomian, dengan melakukan inovasi dan investasi tehnologi
bio-medikal atau memproduksi dan menjual obat-obat farmasi, atau mencipakan masyarakat yang sehat
yang produktif dibidang ekonomi. Bagaimana kondisi di negara kita?
Bangsa Indonesia menempati urutan ke-3 di Asia dan ke- 4 di dunia dalam besarnya penduduk
setelah China (1,3 Milyar), India (1,14 Milyar) dan Amerika (303 juta). Di bulan juni 2008 tercatat
penduduk Indonesia berjumlah 237,5 juta dengan laju pertambahan penduduk berkisar 1,2 atau 1,3%.
Diperkirakan penduduk Indonesia akan berjumlah 337 juta jiwa di tahun 2050. Penduduk yang besar,
sehat dan produktif akan merupakan potensi dan kekuatan efektif bangsa. Namun sebaliknya jika
penduduk yang besar jumlahnya tidak terjamin kesehatannya, tidak sehat dan tidak produktif yang akan
menjadi beban bagi negara.
Di Indonesia pembangunan kesehatan merupakan bagian integrasi dari pembangunan nasional
secara keseluruhan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 – 2025, pembangunan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran , kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Penyelenggaraan pembangunan
kesehatan harus didukung dengan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, dokter
praktek, apotek, laboratorium klinik, serta puskesmas dan jaringannya. Pada tahun 2007 jumlah rumah
sakit pemerintah dan swasta ada 1.319 buah dengan kunjungan rawat inap di rumah sakit tahun 2005
sebanyak 562.000 kasus, meningkat menjadi 1,5 juta kasus ditahun 2006 dan sebanyak 1,91 juta kasus di
tahun 2007. Jumlah rumah sakit yang banyak dan mudah dijangkau oleh masyarakat belum menjamin
kualitas pelayanan kesehatan. Peningkatan jumlah rumah sakit dan kunjungan ini harus diimbangi dengan
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit sehingga masyarakat benar-benar mendapatkan
Aplikasi Manajemen di Rumah Sakit Page 1
jaminan pemeliharaan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Untuk itu diperlukan pengelolaan
rumah sakit melalui sistem manajemen yang optimal dan berkesinambungan.
BAB II
KONSEP DASAR MANAJEMEN
Pengertian Manajemen
Kata “manajemen” sudah sering kita dengar. Manajemen erat kaitannya dengan konsep
organisasi. Menurut Grifin (2002) organisasi adalah a group of people working together in a structured
and coordinated fashion to achieve a set of goals. Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja
sama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu. Tujuan setiap
organisasi berbeda-beda tergantung karakteristik/ jenis organisasi tersebut.
Bagaimana kerjasama dapat dilakukan dalam suatu kelompok jika orang-orang dalam kelompok
tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda, didorong oleh motif yang berbeda-beda dan latar belakang
yang berbeda-beda dapat diarahkan untuk mencapai satu tujuan organisasi? Selain orang –orang yang
berbeda-beda, di dalam suatu organisasi ada berbagai sumber daya yang berbeda-beda misalnya
peralatan, system, perlengkapan, dana/finansial dan lain-lain.
Menurut Griffin paling tidak suatu organisasi memiliki sumber daya seperti sumber daya manusia
(human resources), sumber daya alam (natural resources), sumber daya dana(financial resources) dan
keuangan (funds),serta sumber daya informasi( information resources). Bagaimana keseluruhan sumber
daya ini dapat dikelola melalui kerjasama dari orang-orang yang berbeda sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai? Disinilah peran manajemen diperlukan. Jadi manajemen diperlukan saat terdapat sekumpulan
orang (yang pada umumnya memiliki karakter yang berbeda) dan sejumlah sumber daya yang harus
dikelola agar tujuan organisasi dapat tercapai. Dari pernyataan tersebut kita sudah dapat mengetahui apa
yang dimaksud dengan manajemen. (Erni Tristawati Sule; ,Kurniawan Saefullah 2009)
Secara klasik manajemen didefinisikan sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan
sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Efektif menurut Peter F. Drucker adalah “mengerjakan pekerjaan yang benar”(doing the
right thing).Sedangkan efisien adalah “ mengerjakan pekerjaan dengan benar”( doing things right).
Seni bersifat dinamis, tidak berpola tunggal dan menuntut adanya kreativitas dan keterlibatan
didalamnya. Sains cenderung statis, berpola tunggal berdasarkan pembuktian ilmiah dan menuntut adanya
tahapan-tahapan yang sistematis. Memadukan keduanya diperlukan bakat dan keahlian. Manajemen
Aplikasi Manajemen di Rumah Sakit Page 2
sebagai seni dapat di dilatih melalui intuisi dan pengalaman dalam menghadapi kasus-kasus dan sebagai
sains bisa dipelajari melalui pendidikan dan pelatihan.
Sejarah Ilmu Manajemen
Sesungguhnya bukti tentang adanya manajemen telah lama ada, beratus-ratus tahun lalu.
Beberapa bukti peninggalan masa lalu menunjukkan hal tersebut seperti adanya Piramida di Mesir,
benteng raksasa yang berdiri sepanjang ribuan kilometer di Cina dan bangunan Ka’bah yang berdiri
megah di tanah suci Makkah. Adanya bangunan –bangunan megah ini menunjukkan bahwa pada zaman
dahulu kala telah ada serangkaian kegiatan yang diatur sedemikian rupa,mengikuti tahapan-tahapan
tertentu yang telah disiapkan hingga bangunan – banguanan megah itu bisa berdiri.
Manajemen secara keilmuan baru terumuskan kurang lebih di akhir abad 19 Masehi. Diantara
tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan manajemen secara keilmuan adalah Robert Owen (1771)
dan Charles Babbage (1792- 1871). Owen, seorang pembaharu dan industrialis dari Inggris menyatakan
perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan perlunya kesejahteraan pegawai. Sedangkan
Babbage seorang ahli matematika dari Inggris adalah orang yang pertama kali berbicara tentang
pentingnya efisiensi dalam proses produksi.
Dalam perkembangannya, ilmu manajemen dibagi dalam tiga kelompok pemikiran, yaitu :
1. Kelompok Perspektif Manajemen Klasik
Perspektif ini terbagi menjadi dua bagian besar yaitu mereka yang memandang manajemen sebagai
sebuah proses saintifik (scientific management) dan manajemen sebagai sebuah kegiatan administrasi
(administration management)
a. Scientific management
Tokoh-tokoh dalam kelompok ini adalah Frederich Winslow Taylor (1856-1915) yang
karena kontributornya dikenal sebgai Bapak Manajemen Ilmiah (Father of Scientific
Management), Frank Gilbert (1868-1924) dan Lilian Gilbert (1878-1972). Kontributor yang
pernah diberikan oleh Taylor adalah Time and Motion Studies atau studi mengenai penetapan
standar kerja yang didasarkan pada perhitungan waktu. Ide ini berangkat dari kenyataan bahwa
para pekerja di perusahaan tempat Taylor bekerja menurutnya bekerja di bawah standar dari apa
yang sebenarnya mereka bias kerjakan sehingga output yang dihasilkan terutama output yang
memenuhi standar tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat padahal modal tersedia dengan
mudah.
Aplikasi Manajemen di Rumah Sakit Page 3
Untuk meningkatkan profit perusahaan maka produktivitas perlu ditingkatkan di mana
produktifitas ini diukur dari tingkat output dan prestasi kerja. Dan untuk meningkatkan prestasi
kerja perlu diberikan upah insentif yang diberikan agar motivasi pekerja meningkat. Upah
insentif ini oleh Taylor dinamakan upah insentif diferensial (piecework pay system) . Selain itu
Taylor juga merumuskan dan memperkenalkan konsep desain pekerjaan dan cuti untuk
pemulihan produktivitas kerja dengan meyakinkan mereka untuk mengikuti langkah-langkah
yang dikenal sebagai 4 prinsip dasar manajemen ilmiah dari Taylor yaitu :
1. Pengembangan metode ilmiah dalam manajemen agar metode terbaik dalam pengerjaan
tugas dapat ditentukan
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan agar dalam pemberian tugasnya sesuai dengan kualifikasinya
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan
4. Kerja sama yang baik antara manajemen dengan tenaga kerja.
b. Administration management
Berbeda dengan kelompok manajemen ilmiah, kelompok manajemen administrasi
berpandangan bahwa peningkatan produktivitas harus dilakukan melalui upaya perubahan
produktivitas secara menyeluruh dalam sebuah organisasi bukan hanya meningkatkan
produktivitas individu. Kontibutor kelompok ini adalah Henry Fayol ( 1841-1925) sebagai
kontibutor utama, Lyndall Urwick ( 1891-1983) dan Max Weber ( 1864 – 1920).
Menurut Fayol manajemen sangat memerlukan proses pengarahan yang dilakukan secara
sistematis di antara pekerja dan manajer agar produktivitas organisasi secara keseluruhan dapat
meningkat. Fayol juga termasuk tokoh yang pertama kali memperkenalkan kegiatan-kegiatan
operasioanl dari sebuah perusahaan termasuk diantaranya kegiatan manajerial yang terdiri dari
fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaa, pengorganisasian, pemberian
perintah,pengorganisasian serta pengawasan dan pengendalian yang menurut Fayol keseluruhan
fungsi manajemen ini merupakan inti dari kegiatan manajemen. Untuk dapat menjalankan
keseluruhan fungsi manajemen ini Fayol memperkenalkan 14 prinsip manajemen ( principles of
management) atau prinsip organisasi (principles of organization) .
1. Pembagian kerja, Prinsip ini sama dengan “pembagian kerja” Adam Smith. Spesialisasi
menambah hasil kerja dengan cara membuat para pekerja lebih efisien.
2. Wewenang, Manajer harus dapat member perintah. Wewenang memberikan hak ini
kepadanya.
Aplikasi Manajemen di Rumah Sakit Page 4
3. Disiplin, harus ada respek dan ketaatan dalam peranan-peranan dan tujuan organisasi
4. Kesatuan perintah, bahwa setiap pekerja hanya menerima instruksi dari seorang atasan
5. Kesatuan pengarahan, kegiatan operasional dalam organisasi yang mempunyai tujuan yang
sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana,
6. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan individu.
7. Balas jasa/Remunarasi, Para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan.
8. Sentralisasi, adanya keseimbangan antara pendekatan sentralisasi dengan desentralisasi
9. Garis wewenang (scalar System) , adanya garis wewenang dan perintah yang jelas
10. Order , sumber daya organisasi termasuk manusia harus ada pada waktu dan tempat yang
tepat.
11. Keadilan, perlakuan yang sama tanpa ada disriminasi
12. Stabilitas staf dalam organisai dalam menjalankan organisasi
13. Inisiatif,setiap pekerja harus diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya dan diberi
kebebasan untuk merencakan dan menjalankan tugasnya secara kreatif
14. Esprit de corps (semangat korps), prinsip ini menekankan bahwa pada dasarnya kesatuan
adalah sebuah kekuatan.
Selain Fayol tokoh lainnya adalah Max Weber (1841-1925) , seorang sosoiolog dari
Jerman yang memperkenalkan pentingnya birokrasi dan prosedur dalam kegiatan manajemen.
Birokrasi merupakan alat untuk mengintegrasikan keseluruhan struktur dalam sebuah organisasi.
Weber memberikan beberapa ciri birokrasi, yaitu: (1) hirarki otoritas, (2) hubungan impersonal ,
(3) peraturan tertulis, (4) promosi berdasarkan prestasi, (5) pembagian kerja, dan (6), efisiensi.
2. Kelompok Perspektif Manajemen Perilaku
Kelemahan perspektif manajemen klasik adalah tidak terlalu mememntingkan faktor
manusia dalam system manajemen dimana tugas manajer adalah untuk melakukan kontrol atas para
pekerja melalui standarisasi dan menyesuaikan dengan mekanisme kerja organisasi. Organisasi
diibaratkan sebagai sebuah mesin dimana manusia dianggap sebagai bensin atau komponen lainnya
yang bekerja menggerakkan mesin. Berbeda dengan kelompok manajemen klasik, kelompok
manajemen perilaku (Behavior School) justru menekankan pada pentingnya manajemen
memperhatikan perilaku dan kebiasaan individu manusia yang bekerja dalam organisasi dan penting
bagi pihak manajer melakukan perubahan perilaku dan kebiasaan manusia dalam organisasi agar
organisasi dapat berjalan dengan baik. Perspektif ini banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep
psikologi. Kontributor kelompok ini antara lain Hugo Munstberg (1863-1916) seorang Psikolog
Aplikasi Manajemen di Rumah Sakit Page 5
Jerman yang dikenal sebagai the Father of Industrial Psychology. Menurut Munstberg upaya untuk
mengidentifikasi perilaku dan kebiasaan pekerja adalah hal penting , demikian juga kegiatan
memotivasi para pekerja sangat diperlukan agar perilaku dan kebiasaan para pekerja yang berbeda-
beda ini dapat diarahkan kepada pencapaian tujuan organisasi.
Tokoh lainnya adalah Mary Parket Follet dengan definisnya tentang manajemen sebagai seni
dalam menyelesaikan pekerjaaan melalui orang lain, menunjukkkan bahwa tugas manajer tidak saja
melakukan kegiatan sistematis dalam pencapaian tujuan tetapi merupakan seni memahami perilaku
orang lain sehingga dapat diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Kontributor besar dalam kelompok ini adalah studi yang dilakukan oleh perusahaan Western
Electric di Howthorne tahun 1927 – 1932 yang dikenal sebagai the Howthorne Studies yang
dilakukan oleh Elton Mayo dan rekan-rekannya. Salah satu eksperimen dalam studi ini adalah
dengan membagi pekerja dalam dua kelompok, salat satu kelompok diberi penerangan yang baik
sedangkan kelompok lain diberi penerangan yang berubah-rubah namun diberikan perhatian dan
diawasi. Ternyata hasilnya cukup menarik, kelompok kedua menunjukkan hasil yang sama dengan
kelompok pertama bahkan cenderung meningkatkan. Berdasarkan hal tersebut studi ini mengambil
kesimpulan bahwa bukan tingkat penerangan yang menentukan produktivitas pekerja tapi perasaan
diawasi dan diperhatikan dalam proses melakukan pekerjaan.
Pada perkembangan selanjutnya lahir teori relasi manusia yang berargumentasi bahwa pada
dasarnya manusia selalu melakukan respon terhadap konteks sosial dimanapun dia berada. Asumsi
dasarnya adalah bahwa perhatian manajer atau pimpinan terhadap bawahannya akan meningkatkan
penerimaan dan sekaligus tingkat kepuasan dari bawahan , sehingga tingkat penerimaan dan
kepuasan ini akan mendorong tercapainya peningkatan produktivitas.
3. Kelompok Perspektif Manajemen Kuantitatif
Kelompok ini mulai tumbuh dan berkembang setelah perang dunia ketiga. Perspektif
kelompok ini melakukan adopsi pendekatan matematika dalam menjalankan prinsip-prinsip
manajemen terdahulu misalnya seperti yang diperkenalkan Frederick W. Taylor dan diterapkan
dalam pengendalian logistik militer Amerika Serikat. Kelompok ini memberikan kontribusi berharga
bagi peningkatan produktivitas organisasi, terutama yang terkait dengan model pengambilan
keputusan dan peningkatan efisiensi. Tetapi sebagai sebuah pendekatan model, perspektif ini
memiliki berbagai keterbatasan, terutama jika dikaitkan dengan kenyataan bahwa perilaku manusia
dalam organisasi tidak mudah untuk dipahami dan dikuantifikasi. (Erni Trisnawati Sule 2005)
Fungsi manajemen
Aplikasi Manajemen di Rumah Sakit Page 6
Agar manajemen yang dilakukan dapat mengarah kepada kegiatan yang efektif dan efisien, maka
pada penerapanannya harus berdasarkan fungsi-fungsi manajemen ( manajerial function). Fungsi-fungsi
manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam kegiatan manajemen berdasarkan
fungsinya masing-masing dan mengikuti suatu tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Sabagaimana
disebutkan sebelumnya fungsi manajemen ini pertama kali diperkenalkan oleh Henry Fayol yang
disebutnya sebagai inti kegiatan manajemen.
Fungsi manajemen sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHugh and McHugh (1997), terdiri
dari empat fungsi yaitu Planning, Organizing, Actuating dan Controlling (POAC):
1. Perencanaan atau Planning
Yaitu proses menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang
akan datang dan menentukan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi.
2. Pengorganisasian atau Organizing
Yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, system dan
lingkungan organisasi yang konduktif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi
bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
3. Pengimplementasian atau Directing
Yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta
proses untuk memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan
penuh kesadaran dan produktivitas tinggi.
4. Pengendalian dan Pengawasan atau Controlling
Yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
diorganisasikan dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun
berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Beberapa literature mengemukakan pengertian yang berbeda-beda. Misalnya Griffin dan james
AF Stoner mengemukakan bahwa fungsi –fungsi manajemen adalah planning, organizing, leading, dan
controlling, Luther Gullick, Koontz & O’Donnel, dan Ernest Dale menambahkan staffing setelah
organizing. Ernest Dale juga menambahkan inovasi dan representing sebagai salah satu fungsi
manajemen. Sekalipun para ahli manajemen memiliki perbedaan pandangan dalam melihat fungsi-fungsi
manajemen akan tetapi esensinya tetap yaitu terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari tahapan-tahapan
tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi dan setiap tahapan memiliki keterkaitan satu
sama lain dalam pencapaian tujuan organisasi.
Aplikasi Manajemen di Rumah Sakit Page 7
Planning & Desicion making
Organizing
Directing
Controling
Pada pelaksanaannya fungsi-fungsi manajemen yang dijalankan menurut tahapan tertentu akan
sangat berbeda – beda jika didasarkan pada fungsi operasionalnya. Secara operasioanl fungsi perencanaan
untuk sumber daya manusia akan sangat berbeda dengan fungsi perencanaan untuk sumber daya fisik /
alam atau untuk keuangan. Fungsi operasional ini tergantung ruang lingkup kegiatan organisasi atau
bidang yang ditekuni organisasi tersebut. Misalnya fungsi operasioanl manajemen bisnis terdiri dari
manajemen SDM, produksi, pemasaran dan keuangan.
Pendekatan system dalam manajemen
Pendekatan system dalam manajemen dikembangkan sejak awal tahun 1960 untuk memenuhi
kebutuhan perubahan lingkungan manajemen persektif system merupakan salah satu konsep penting
dalam ilmu manajemen.
Sistem didefinisikan sabagai kesatuan elemen-elemen dalam organisasi yang memiliki fungsi
masing-masing, terintegrasi satu sama lain secara menyeluruh dan melalui sebuah proses diarahkan untuk
mencapai suatu tujuan. Adapun yang termasuk dalam elemen-elemen tersebut dikenal sebagai subsistem
yang mempunyai fungsi dan peran yang spesifik
Setiap sistem mempunyai sifat dan karakteristik (cara pendekatan-paradigma) dan keberlakuan
yang spesifik Sistem dalam suatu organisasi satu sama lainnya saling berkaitan, sehingga jika kita
mengabaikan atau jika ada hambatan pada salah satu sistem tersebut akan berakibat pada sistem yang
lain dan bisa berdampak pada keseluruhan organisasi.
Aplikasi Manajemen di Rumah Sakit Page 8
Sumber Daya Organisasi: Sumber daya manusia Modal Sumber daya
fisik/alam informasi
Tujuan Organisasi Efektif Efisien
Generik sebuah sistem adalah input, process dan output. Effect dan outcome adalah bagian dari
output yang terkait dengan lingkungan. Pendekatan system digunakan oleh manajer untuk mengantisipasi
perubahan lingkungan manajemen secara holistik dan komprehensif.
Peran manajer
Dalam setiap organisasi,seorang manajer bertugas untuk memastikan bahwa keseluruhan tujuan
organisasi dapat diwujudkan melalui rangkaian kegiatan manajemen baik yang bersifat fungsional
maupun operasional.
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran
yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke
dalam tiga kelompok, yaitu peran antarpribadi, peran informasional, dan peran pengambilan keputusan.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer
adalah berinteraksi dengan orang lain.
1. Peranan Hubungan Antar Pribadi (Interpersonal Role).
Pada peranan ini, menyangkut hal-hal tentang pengembangan antar pribadi. contoh dari
pengembangan dirinya adalah eksistensi manajer itu sendiri dengan dunia sekitarnya. Dalam peranan
ini dibagi lagi atas tiga peranan, yaitu peranan sebagai :
- Peran sebagai tokoh (figurehead role),
- Peran sebagai pemimpin (leader role),
- Peran sebagai pejabat perantara/penghubung (laison role)
2. Peranan yang Berhubungan Dengan Informasi (Informational Role) .
Manajer berhubungan langsung dengan informasi. Pada peranan ini dibagi menjadi tiga peranan,
yaitu peranan sebagai :
- Pemantau (monitor role), mengawasi, memantau, mengikuti, mengumpulkan dan merekam
kejadian atau peristiwa yang terjadi baik didapat secara langsung maupun tidak langsung.
- Peran selaku penyebar (disseminator role), menyebar informasi yang didapat kepada para orang-
orang dalam organisasi
- Peran selaku juru bicara (spokesman role), mewakili unit yang dipimpinnya kepada pihak luar
3. Pembuat Keputusan (Decission Role)
Pengambilan keputusan adalah proses interaksi dari berbagai keahlian yang paling krusial. Hal ini
yang merupakan persepsi umum bahwa proses memutuskan adalah sebagai inti dari administrasi atau
inti dari kepemimpinan dan seluruh kegiatan administrasi harus tergantung pada yang satu ini.
Persoalan pengambilan keputusan harus mendapat perhatian pada aspek proses yang akan sangat
Aplikasi Manajemen di Rumah Sakit Page 9
menentukan pada kualitas keputusan itu sendiri. Peranan ini membuat manajer harus terlibat dalam
suatu proses pembuatan strategi. Peran pembuat keputusan diperinci menjadi :
- Peran sebagai wiraswastawan (entrepreneur role), membuat ide dan kreasi yang kreatif dan
inovatif untuk meningkatkan kinerja unit kerja.
- Peran sebagai penghalau/penanggulangan gangguan (disturbande handler role), mencari jalan
keluar dan solusi terbaik dari setiap persoalan yang timbul.
- Peran sebagai pembagi sumber daya (resources allocator of role), menentukan siapa yang
menerima sumber daya serta besar sumber dayanya.
- Peran sebagai perunding (negotiator role), melakukan negosiasi dengan pihak dalam dan luar
untuk kepentingan unit kerja atau perusahaan
Untuk dapat menjalankan perannya seorang manajer memerlukan beberapa keahlian manajerial
yang meliputi :
1. Keahlian tehnis (technical skills), yaitu keahlian yang diperlukan untuk menlakukan
pekerjaan spesifik tertentu
2. Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (human relation skills), yaitu
keahlian memahami dan melakukan interaksi dengan berbagai jenis orang di masyarakat.
3. Keahlian konsepsual (conseptual skills), yaitu keahlian dalam berpikir secara
abstrak,sistematis termasuk di dalamnya mendiagnosis dan menganalisis berbagai masalah
dalam situasi yang berbeda-beda dan keahlian memprediksi masa depan.
4. Keahlian dalam pengambilan keputusan (decision making skills), yaitu keahlian untuk
mengidentifikasikan masalah sekaligus menawarkan berbagai alternatif solusi atas
permasalahan yang dihadapi.
5. Keahlian dalam mengelola waktu ( time management skills), yaitu keahlian dalam
memanfaatkan waktu secara efisien dan efektif.
Agar dapat menghadapi persaingan dan tantangan global di zaman ini, selain empat keahlian dasar
tersebut, seorang manajer perlu juga memiliki keahlian manajemen global (global management skills) dan
keahlian dalam bidang tekhnologi (technological skills)
Aplikasi Manajemen di Rumah Sakit Page 10
BAB III
TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT
Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit menurut WHO adalah suatu usaha yang menyediakan pemondokan yang
memberikan jasa pelayanan medik jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri atas tindakan
observasi, diagnostik, terapeutik, dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, terluka dan
untuk mereka yang mau melahirkan. Dalam Undang – Undang Nomor 44/2009 tentang Rumah sakit
Pasal 1 yang dimaksud rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat
darurat.
Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
Untuk menjalankan tugas ini rumah sakit mempunyai beberapa fungsi sepeti yang disebutkan dalam Pasal
4 UU RI Nomor 44/2009 yaitu :
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar
2. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna
tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan
kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan
dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan
bidang kesehatan;
Type dan Klasifikasi Rumah sakit
Berdasarkan jenis pelayanan dan pengeloaannya rumah sakit dibagi menjadi rumah sakit umum
dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
pada semua bidang sedangkan rumah sakit khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau
satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin umur, golongan umur, organ,jenis penyakit atau
kekhususan lainnya.
Aplikasi Manajemen di Rumah Sakit Page 11
Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan
maka rumah sakit umum dan rumah skit khusus diklasifikasikan lagi berdasarkan fasilitas dan
kemampuan pelayanan rumah sakit:
Rumah Sakit Umum diklasifikasikan dalam 4 type/ kelas yaitu Kelas A, Kelas B, Kelas C dan
Kelas D. Sedang rumah sakit khusus diklasifikan dalam3 kelas yaitu Kelas A, kelas B dan Kelas C.
Klasifikasi Rumah Sakit Umum ditetapkan berdasarkan Pelayanan, Sumber Daya Manusia, Peralatan,
Sarana dan Prasarana dan Administrasi dan Manajemen.
Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik luas.
Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik sekurang-kurangnya sebelas spesialistik dan subspesialistik terbatas.
Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik spesialistik dasar yaitu Penyakit Dalam, Bedah, Kandungan dan Kesehatan Anak.
Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik dasar.
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala
minimal tiga tahun sekali yang dilakukan oleh lembaga independet baik dari dalam maupun luar negeri
berdasarkan standar akreditasi yang terjadi.
Struktur organisasi rumah sakit
Untuk rumah sakit tipe A struktur organisasi rumah sakit diatur dalam SK Menkes N0
543/VI/1994 adalah sebagai berikut :
a. Direktur
b. Wakil Direkturyang terdiri dari :
1. Wadir Pelayanan Medik dan Keperawatan
2. Wadir Penunjang Medik dan Instalasi
3. Wadir Umum dan Keuangan
4. Wadir Komite Medik
Tiap-tiap Wadir diberikan tanggung jawab dan wewenang mengatur beberapa bidang/bagian
pelayanan dan keperawatan serta instalasi. Instalasi RS diberikan tugas untuk menyiapkan fasilitas agar
pelayanan medik dan keperawatan dapat terlaksana dengan baik. Instalasi RS dipimpin oleh seorang
kepala yang diberikan jabatan non struktural. Beberapa jenis instalasi RS yang ada pada RS kelas A
Fedai, Mustafa, dan Yeter. “The Impacts of Structural and Psychological.” CANADİAN SOCİAL SCİENCE, 2010: 63-72.
Indar, H. Etika dan Hukum Kesehatan. Makassar: Lembaga Penerbitan Unhas, 2010.
Ingo Angermeier, Bnejamin B Dunford, Alan D. BOs, R. Wayne Boss. “The impact of participative management perceptions on customer service, medical errors, burnout, and turnover intentions.” Journal of Healthcare Management, 2009.
Kogoya, Jhosin. Birokrasi Menurut Max Weber dan Hegel. Blog, Jakarta: yosin.wordpress.com, 2009.
Kurniawan, Hery. Indikator-Indikator Pelayanan Rumah Sakit. blog, Jakarta: www.heryant.web.ugm.ac.id, 2007.
Lawson, James S., Arie Rotem, dan Philip W. Bates. From Clinician to Manager. Sydney: McGraw - Hill Book Company, 2000.
Nurmawilis, Nova. Pengaruh gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di RUSD Rokan Hulu Propinsi Riau. Tesis, Medan: USU Repository, 2008.
Rahmawati, Anni Aryani1 and Puput. “The Effects of Participation in the Development of Performance Measures on Managerial Performance with Fairness Perception as a Mediating Variable: (An Empirical Study of Hospital Industry in Central Java, Indonesia).” Journal of Business and Policy Research, 2010: 197 – 216.
RI, Departemen Kesehatan. Sistem Kesehatan Nasional . Jakarta: Departemen Kesehatan RI , 2008.
Rosemarie, S. “Pengambilan Keputusan Menentukan Kelangsunagn Hidup Organisasi.” Journal Manajemen Vol 2 No 2 (www.majour.maranatha.edu), 2009: 219.
Salimah, Siti. Model & P pada manajemen pelayanan Rumah Sakit. http://indosdm.com, 2009.
Shane S Blake, Lucy Kester, James K. Stoller. “Respiratory Therapists' Attitudes about Participative Decision - Making style and Job Satisfaction.” Respiratory Care Journal, 2004: 917-925.
Sjamsuhidajat, dan Sabir Alwy. Manual Rekam Medik. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia, 2006.
Aplikasi Manajemen di Rumah Sakit Page 27
Stephan M. Shortell, Arnold DD. Kaluzny. Health Care Management Organization Design and Behavior. California: Delmar Thomson Learning, 2000.
Tunggal, Hadi Setia. Himpunan Undang-Undang Kesehatan dan Rumah Sakit. Jakarta: Harvarindo, 2010.
Widaryanto. Analisis strategi peningkatan kinerja rumah sakit melalui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku pelayanan. Tesis, Semarang: Universitas Diponegoro, 2005.