TESIS APLIKASI BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DAN DOSIS MIKORIZA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS SALAK GULA PASIR DI LUAR MUSIM KADEK AYU CHARISMA JULIA DEWI NIM 1290961005 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI PERTANIAN LAHAN KERING PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014
113
Embed
APLIKASI BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DAN DOSIS ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TESIS
APLIKASI BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIKDAN DOSIS MIKORIZA UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKSI DAN KUALITAS SALAK GULA PASIR DILUAR MUSIM
KADEK AYU CHARISMA JULIA DEWINIM 1290961005
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI PERTANIAN LAHAN KERING
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2014
ii
APLIKASI BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIKDAN DOSIS MIKORIZA UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKSI DAN KUALITAS SALAK GULA PASIR DILUAR MUSIM
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magisterpada Program Magister, Program Studi Pertanian Lahan Kering,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
KADEK AYU CHARISMA JULIA DEWINIM 1290961005
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI PERTANIAN LAHAN KERING
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2014
iii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUIPADA TANGGAL : 20 JUNI 2014
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.SNIP. 19630515 198803 1 001 NIP. 19620421 198803 2 001
Mengetahui
Ketua DirekturProgram Studi Pertanian Lahan Kering Program Pascasarjana
Program Pascasarjana Universitas Udayana,Universitas Udayana,
Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.S Prof. Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K)
serta seluruh keluarga yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas
dukungan, semangat dan do’a selama penulis menyelesaikan pendidikan terutama
penyusunan tesis ini. Akhirnya ucapan terima kasih penulis sampaikan juga
vii
kepada teman-teman Nita, Surya Utami, Mika, teman-teman lahan kering
angkatan 2012, serta semua teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu atas do’a, kerjasama dan loyalitasnya selama ini.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis
ini.Semoga tesis ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan bermanfaat bagi semua.
Denpasar, Juni 2014
Penulis
viii
ABSTRAK
APLIKASI BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DAN DOSISMIKORIZA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS
SALAK GULA PASIR DI LUAR MUSIM
Bunga salak Gula Pasir (Salacca zalacca var. Gulapasir) secara alami munculsetiap empat kali dalam setahun, tetapi dari empat kali musim pembungaan, hanyasatu sampai dua musim pembungaan saja yang menghasilkan buah. Kegagalanfruit-set menyebabkan panen buah salak Gula Pasir bersifat musiman, salah satupenyebabnya curah hujan dan hari hujan rendah. Penelitian bertujuan untukmengetahui apakah penambahan pupuk organik dan dosis mikoriza dapatmemproduksi buah salak Gula Pasir di luar musim. Penelitian menggunakanrancangan acak kelompok dengan dua faktor yaitu faktor jenis pupuk organik danfaktor dosis mikoriza. Faktor jenis pupuk organik terdiri atas 3 taraf (pupukkandang kambing, kompos, dan serasah daun) sedangkan faktor dosis mikorizaterdiri atas 4 taraf (0 g/tanaman, 25 g/tanaman, 50 g/tanaman, dan 75 g/tanaman)dengan empat ulangan. Penelitian dilakukan di sentra produksi salak Gula PasirDesa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangsem. Perlakuan jenispupuk organik tidak berpengaruh terhadap produksi salak Gula Pasir. Dosisinokulan 50 g/tanaman tidak memberikan hasil yang meningkatkan produksi buahsalak Gula Pasir di luar musim, namun pada dosis 75 g/tanaman mampumeningkatkan persentase fruit-set lebih tinggi yaitu 77,22%)pada musim Gadudan 85,98% pada musim Sela II
Katakunci : Salak Gula Pasir (Salacca zalacca var. Gulapasir), Fruit-set, PupukOrganik, Mikoriza, Kualitas, Produksi di luar musim
ix
ABSTRACT
APPLICATION OF VARIOUS TYPES OF ORGANIC FERTILIZER ANDMYCORHIZA DOSAGE TO IMPROVE THE SALAK GULA PASIR
QUALITY AND OFF-SEASON PRODUCTION.
The flowering of Salak Gula Pasir (Salacca zalacca var. Gulapasir) is usually fourtimes a year naturaly, but only once or twice time succeed. The Salak Gula Pasirfruit harvested seasonally because of the fruit-set failure often occurs due to lowrainfall rate and rain days. The aim of this research to know the effect of organicfertilizer and mycorhiza dosage to improve quality and the off-season production.This research used randomized block design with two factors that is organicfertilizer and mycorhiza dosage. The organic fertilizer factor has three levels (goatmanure, compost, and leaf litter) and mycorhiza dosage has four levels (0 g/plant,25g/plant, 50 g/plant, and 75 g/plant) with four repetitions. This research wasconducted in centra production in Sibetan Village, Bebandem Subdistrict,Karangasem Regency. The result of this research showed that organic fertilizerstreatment has a significant effect in reducing the fruit-set failure in Gadu season.The mycorhiza dosage treatment of 75 g mycorhiza’s inoculant/plant g (77,22 %)in Gadu season and (85,98 %) in Sela II season. The highest fruit-set percentagein dose mycorhiza was 75 g/plant has weight of 25,47 g fruit/plant in Gadu seasonand 16,73 g in Sela II season.
`
Keywords: Salak Gula Pasir (Salacca zalacca var. Gulapasir), Fruit-set,Organicfertilizers, Mycorhiza, Quality, Off season production
x
RINGKASAN
Di Bali, lahan kering antara lain banyak terdapat di Kabupaten
Karangasem yaitu mencapai 91,41% (76.743 ha) dari luas wilayah Kabupaten
Karangasem 839,54 km2 (BPS Kabupaten Karangasem, 2013). Tanaman yang
cocok di budidayakan salah satunya adalah tanaman salak. Salak di Kabupaten
Karangasem banyak tersebar di Kecamatan Selat, Kecamatan Bebandem, dan
Kecamatan Rendang. Kecamatan Bebandem meliliki luas kebun salak sebesar
1.815,0160 ha dengan jumlah populasi salak Gula Pasir yaitu 1.180.804 dan
populasi salak Bali 3.356.736. Salak yang menjadi produk buah unggulan dari
Kecamatan Bebandem yaitu salak Gula Pasir.
Salak Gula Pasir adalah salah satu jenis salak yang paling disukai oleh
masyarakat karena memiliki keunggulan seperti rasa buahnya yang manis
walaupun umur buah masih muda, tidak ada rasa asam. Secara alami munculnya
bunga salak Gula Pasir terjadi setiap empat kali dalam setahun, yaitu pada bulan
April (musim pembungaan Sela I), Juli (musim pembungaan Gadu), Oktober
(musim pembungaan Sela II), dan Januari (musim pembungaan Raya). Salak Gula
Pasir walaupun dapat berbunga empat kali dalam setahun, tetapi tidak mampu
memenuhi produksi buah salak Gula Pasir untuk kebutuhan pasar pada saat di
luar musim. Hal tersebut dikarenakan pada proses pembungaan diluar musim
sering mengalami kegagalan berkembangnya bunga menjadi buah atau kegagalan
fruit-set. Rai et al. (2010a) menyatakan bahwa, ketidakberhasilan berkembangnya
bunga menjadi buah disebabkan oleh faktor lingkungan yang kurang mendukung,
antara lain curah hujan dan hari hujan rendah, dan kandungan hara tanah rendah
sehingga tanaman kekurangan unsur hara yang ditunjukkan oleh kandungan hara
N, P, dan K daun rendah. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan di atas adalah dengan menambahkan pupuk organik dan mikoriza.
Percobaan disusun secara faktorial menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan dua faktor yaitu faktor jenis pupuk organik dan faktor
dosis mikoriza. Faktor jenis pupuk organik terdiri atas tiga taraf, yaitu : pupuk
kandang kambing, pupuk kompos, serasah daun, sedangkan faktor dosis mikoriza
xi
terdiri atas empat taraf yaitu: 0 g/tanaman, 25 g/tanaman, 50 g/tanaman, 75
g/tanaman.
Penelitian dilaksanakan di kebun salak Gula Pasir milik petani di Desa
Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasemyang terletak pada
ketinggian 650 meter di atas permukaan laut (dpl). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perlakuan pupuk kompos memberikan persentase fruit-set lebih tinggi pada
musim Gadu yaitu 69,35 %. Perlakuan pupuk kompos memiliki nilai persentase
fruit-setyang lebih tinggi pada musim Gadu karena pupuk kompos mampu
meningkatkan kandungan hara di dalam tanah, sehingga dengan kondisi tanah
yang baik dapat merangsang pertumbuhan spora mikoriza, dengan adanya
kandungan spora mikoriza di dalam akar, maka akar tanaman mampu menjangkau
air lebih luas. Persentase fruit-set tertingi pada musim Sela II diperoleh pada
pupuk kandang kambing yaitu 88,96 %, tingginya persentase fruit-set pada musim
Sela II diikuti oleh tinggnya KAR daun sebesar 87,81 %. Pupuk kandang kambing
memperlihatkan hasil persentase fruit-set yang lebih tinggi pada musim Sela II hal
ini dikarenakan pupuk kandang kambing pada musim Gadu masih belum mampu
menyediakan unsur hara bagi tanaman, namun pada musim Sela II pupuk kandang
kambing sudah mulai mampu menyediakan unsur hara bagi tanah dan tanaman.
Dosis inokulan 50 g/tanaman tidak meningkatkan hasil buah salak Gula
Pasir di luar musim, namun pada dosis 75 g/tanaman mampu meningkatkan
persentase fruit-set lebih tinggi yaitu (77,22%) pada musim Gadu dan (85,98%)
pada musim Sela II yang didukung oleh tingginya berat buah per tanaman (25,47
g) pada musim Gadu dan (16,73 g) pada musim Sela II. Setiadi (2000)
menyatakan bahwa mikoriza dapat mengahasilkan hormon pertumbuhan sitokinin.
Dimana hormon tersebut berfungsi mencegah proses penuaan sehingga akar
sebagai penyerap air dan unsur hara dapat diperpanjang.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM......................................................................................... i
PERSYARATAN GELAR ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI............................................................. iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.............................................. v
UCAPAN TERIMAKASIH .......................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
RINGKASAN ................................................................................................. x
DAFTAR ISI................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
4.6 Analisis Data ........................................................................................ 32
BAB V. HASIL ............................................................................................... 33
5.1 Pengaruh pupuk organik dan dosis mikoriza ...................................... 33
5.2 Jumlah tandan bunga dan jumlah tandan buah per tanaman................ 33
5.3 Berat buah per tanaman dan jumlah buah per tanaman .......................... 35
5.4 Berat per buah ...................................................................................... 37
5.5 Tebal daging buah dan total padatan terlalut (TPT) ............................ 38
5.6 Persentase fruit-set, Kandungan Air Relatif Daun (KAR) dankrolofil daun ...................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53
xv
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Signifikansi pengaruh pupuk organik dan dosis mikoriza terhadapproduksi buah salak Gula Pasir di luar musim .............................................. 34
2. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilairata-rata parameter jumlah tandan bunga dan jumlah tandan buahpada musim Gadu dan Sela II ........................................................................ 35
3. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilairata-rata parameter berat buah per tanaman musim Gadu dan Sela II,jumlah buah per tanaman musim Gadu dan Sela II ....................................... 36
4. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilairata-rata parameter berat per buah pada musim Gadu dan Sela II. ................ 37
5. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilairata-rata parametertebal daging buah pada musim Gadu-Sela II dantotal padatan terlalut pada musim Gadu dan Sela II ...................................... 38
6. Pengaruh interaksi antara jenis pupuk organik dan dosis inokulanmikoriza (K x M) terhadap Kandungan Air Relatif Daun (KAR) Sela II ..... 40
7. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilairata-ratapersentase fruit-set musim Gadu dan Sela II, kandungan airrelatif daun (KAR) musim Gadu dan Sela II, serta krolofil daun padamusim Gadu dan Sela II................................................................................. 41
8. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilairata-rata kandungan gula total daun, kandungan gula reduksi daun, dankandungan sukrosa daun ................................................................................ 42
9. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilairata-ratakandungan hara N, P, Kjaringan daun.............................................. 43
10. Hasil analisis tanah tempat penelitian di Desa Sibetan, KecamatanBebandem, Kabupaten Karangsem............................................................... 44
11. Hasil Analisis Infeksi Mikoriza Tempat Penelitian di Desa SibetanKecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem………………………... 45
xvi
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1. Kerangka Konsep Penelitian.......................................................................... 24
2. Denah petak percobaan di lapangan .............................................................. 26
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah (Pusat Penelitian Tanah, 1983) .......... 58
2. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah TandanBunga, Musim Gadu...................................................................................... 59
3. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah TandanBunga Musim Sela II..................................................................................... 64
4. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah Tandan BuahMusim Gadu .................................................................................................. 65
5. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah Tandan BuahMusim Sela II................................................................................................. 66
6. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Ragam SidikPersentase Fruit-setMusim Gadu ................................................................................................. 67
7. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Fruit-set MusimSelaII.............................................................................................................. 68
8. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Kandungan Air Daun(KAR) Musim Gadu ...................................................................................... 69
9. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Kandungan Air Daun(KAR) Musim Sela II .................................................................................... 70
10. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Krolofil daun MusimGadu............................................................................................................... 71
11. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Krolofil daun MusimSela II ............................................................................................................. 72
12. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Berat Buah perTanaman Musim Gadu .................................................................................. 73
13. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Berat Buah perTanaman Musim Sela II ................................................................................ 75
14. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah Buah perTanaman Musim Gadu................................................................................... 77
xviii
15. Data Hasil Pengamatan dan Analisis Sidik Ragam Jumlah Buah perTanaman Musim Sela II................................................................................. 79
16. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Berat per BuahMusimGadu............................................................................................................... 81
17. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Berat per BuahMusim Sela II ................................................................................................ 83
18. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Tebal Daging BuahMusim Sela II................................................................................................. 85
19. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Tebal Daging BuahMusim Gadu .................................................................................................. 86
20. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Total PadatanTerlarut Musim Gadu .................................................................................... 87
21. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Total PadatanTerlarut Musim Sela II .................................................................................. 88
22. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Gula Total ..................... 89
23. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Gula Pereduksi .............. 90
24. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam Gula Sukrosa................. 91
25. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam N Daun ......................... 92
26. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam P Daun .......................... 93
27. Data Hasil Pengamatan dan Analisis SidikRagam K Daun.......................... 94
28. Data Curah Hujan (dalam millimeter) ........................................................... 95
29. Data Suhu dan kelembaban bulan Mei 2013 di Desa Sibetan KecamatanBebandem, Kabupaten Karangasem Data Curah Hujan (dalam millimeter)..96
30. Data Suhu dan kelembaban bulan Juni 2013 di Desa Sibetan KecamatanBebandem, Kabupaten Karangasem Data Curah Hujan (dalam millimeter)..97
31. Data Suhu dan kelembaban bulan Juli 2013 di Desa Sibetan KecamatanBebandem, Kabupaten Karangasem Data Curah Hujan (dalam millimeter)..98
xix
32. Data Suhu dan kelembaban bulan Agustus 2013 di Desa Sibetan KecamatanBebandem, Kabupaten Karangasem Data Curah Hujan (dalam millimeter)..99
33. Data Suhu dan kelembaban bulan September 2013 di Desa Sibetan KecamatanBebandem, Kabupaten Karangasem Data Curah Hujan (dalam millimeter)100
34. Data Suhu dan kelembaban bulan Oktober 2013 di Desa Sibetan KecamatanBebandem, Kabupaten Karangasem Data Curah Hujan (dalam millimeter)101
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lahan kering merupakan salah satu lahan yang memiliki kandungan air
dan unsur hara menjadi faktor pembatas untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Di Bali, lahan kering antara lain banyak terdapat di Kabupaten
Karangasem yaitu mencapai 91,41% (76.743 ha) dari luas wilayah Kabupaten
Karangasem 839,54 km2 (BPS Kabupaten Karangasem, 2013).
Lahan dikatakan sebagai lahan kering karena sumber air untuk irigasi
tanaman hanya berasal dari air hujan. Tanaman yang cocok di budidayakan salah
satunya adalah tanaman salak. Produksi salak di Kabupaten Karangasem
mencapai 25.497 ton per tahunnya (BPS Provinsi Bali, 2012). Terdapat berbagai
jenis atau kultivar salak di Kabupaten Karangasem yaitu, salak Nenas, salak
infeksi mikoriza. Mikoriza yang digunakan adalah mycofer diperoleh dari Bogor.
4.5.2 Alat- alat penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian yaitu: cangkul, kantong plastik,
kertas label, Light meter, jangka sorong, Hand Refraktometer, Chlorophyll meter,
pisau, gunting, ember, timbangan analitik, oven, lampu nion, cawan, alat tulis, dan
alat–alat yang digunakan untuk analisis di Laboratorium.
4.6 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam (anova) sesuai dengan
Rancangan Acak Kelompok dengan pola faktorial. Apabila hasil yang diperoleh
menunjukkan pengaruh nyata atau sangat nyata, maka dilanjutkan dengan uji beda
rata-rata menggunakan uji Duncan taraf 5% (Gomez dan Gomez 1995).
33
BAB VHASIL PENELITIAN
5.1 Pengaruh pupuk organik dan dosis mikoriza
Berdasarkan hasil analisis statistika diperoleh signifikansi pengaruh jenis
pupuk organik (K) dan dosis mikoriza (M) serta interaksinya (K x M) terhadap
variabel yang diamati (Tabel 1). Interaksi antara jenis pupuk organik dengan dosis
mikoriza (K x M) berpengaruh nyata terhadap variabel kandungan air reratif daun
(KAR) musim Sela II, sedangkan terhadap variabel lainnya berpengaruh tidak
nyata. Jenis pupuk organik (K) berpengaruh sangat nyata terhadap KAR daun
pada musim Sela II dan berpengaruh nyata terhadap krolofil daun pada musim
Sela II, dan jumlah tandan bunga per tanaman pada musim Gadu. Dosis mikoriza
(M) berpengaruh sangat nyata terhadap KAR daun pada musim Sela II, dan
berpengaruh nyata terhadap Fruit-set, KAR daun, krolofil daun pada musim Gadu
dan krolofil daun pada musim Sela II.
5.2 Jumlah tandan bunga dan jumlah tandan buah per tanaman
Perlakuan jenis pupuk organik pada musim Gadu jumlah tandan bunga
tertinggi diperoleh pada pupuk kandang kambing (5,25 buah) dan berbeda nyata
dengan pupuk organik lainnya, namun tidak demikian halnya pada musim Sela II,
jumlah tandan bunga tertinggi diperoleh pada serasah daun (4,00 buah) dan
berbeda tidak nyata dengan pupuk organik lainnya. Jumlah tandan buah tertinggi
pada musim Gadu diperoleh pada pupuk kompos (4,43 buah), tetapi pada musim
Sela II jumlah tandan buah tertinggi diperoleh pada perlakuan pupuk kandang
34
kambing (3,38 buah) dan berbeda tidak nyata dengan pupuk organik lainnya
(Tabel 2).
Tabel 1. Signifikansi pengaruh pupuk organik dan dosis mikoriza terhadapproduksi buah salak Gula Pasir di luar musim
No Variabel PengamatanFaktor
K M KxM1 Persentase fruit-set Musim Gadu (%) ns * ns2 Persentase fruit-set Musim Sela II (%) ns ns ns3 KAR Musim Gadu (%) ns * ns4 KAR Musim Sela II (%) ** ** *5 Krolofil Musim Gadu (spad unit) ns * ns6 Krolofil Musim Sela II (spad unit) * * ns7 Gula Total (%) ns ns ns8 Gula Pereduksi (%) ns ns ns9 Sukrosa (%) ns ns ns10 N daun (%) ns ns ns11 P daun (%) ns ns ns12 K daun (%) ns ns ns13 Jumlah Tandan Bunga per Tanaman Musim Gadu (buah) * ns ns14 Jumlah Tandan Bunga per Tanaman Musim Sela II (buah) ns ns ns15 Jumlah Tandan Buah per Tanaman, Musim Gadu (buah) ns ns ns16 Jumlah Tandan Buah per Tanaman, Musim Sela II (buah) ns ns ns17 Jumlah Buah per tanam Musim Gadu (buah) ns ns ns18 Jumlah Buah per tanam Musim Sela II (buah) ns ns ns19 Berat Buah per tanaman Musim Gadu (g) ns ns ns20 Berat Buah per tanaman Musim Sela II (g) ns ns ns21 Berat per buah Musim Gadu (g) ns ns ns22 Berat per buah Musim Sela II (g) ns ns ns23 Tebal Buah Musim Gadu (cm) ns ns ns24 Tebal Buah Musim Sela II (cm) ns ns ns25 Total Padatan Terlarut Musim Gadu (%) ns ns ns26 Total Padatan Terlarut Musim Sela II (%) ns ns ns
Keterangan : ns : Berpengaruh tidak nyata (P≥0,05)* : Berpengaruh nyata (P<0,05)** : Berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
35
Tabel 2. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilai rata-rata parameter jumlah tandan bunga dan jumlah tandan buah per tanamapada musim Gadu dan Sela II
Perlakuan Jumlah Tandan Bunga (Buah) Jumlah Tandan Buah (Buah)
Musim Gadu Musim Sela II Musim Gadu Musim Sela II
Pupuk Organik
Kk 5,25 a 3,94 a 3,31 a 3,38 aKo 4,43 b 3,63 a 3,00 a 2,94 aSd 4,5 b 4,00 a 2,93 a 3,00 a
MikorizaM0 4,83 a 3,66 a 2,83 a 2,75 aM1 4,92 a 4,00 a 3,17 a 3,17 aM2 4,83 a 3,83 a 3,08 a 3,17 aM3 4,83 a 3,92 a 3,25 a 3,33 a
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada faktor dankolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata padauji Duncan.
Perlakuan dosis inokulan mikoriza pada musim Gadu jumlah tandan bunga
tertinggi diperoleh pada dosis inokulan 25 g/tanaman (4,92 buah), hal yang sama
pada musim Sela II jumlah tandan bunga tertinggi diperoleh pada dosis 25
g/tanaman dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan lainnya. Jumlah tandan
buah tertinggi pada musim Gadu diperoleh pada dosis inokulan 75 g/tanaman,
demikian juga pada musim Sela II jumlah tandan buah tertinggi diperoleh pada
dosis inokulan 75 g/tanaman dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan
lainnya (Tabel 2).
5.3 Berat buah per tanaman dan jumlah buah per tanaman
Perlakuan jenis pupuk organik pada musim Gadu, berat buah per tanaman
dan jumlah buah per tanaman tertinggi diperoleh pada pupuk kandang kambing
36
yaitu masing-masing (24,76 g), (3,79 buah) dan berbeda tidak nyata dengan jenis
pupuk organik lainnya. Pada musim Sela II, berat buah per tanaman tertinggi
diperoleh pada serasah daun (15,91 g), namun tidak demikian halnya dengan
jumlah buah pertanaman pada musim Sela II tertinggi diperoleh pada pupuk
kompos (3,10 buah) (Tabel 3).
Tabel 3. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilai rata-rata parameter berat buah per tanaman musim Gadu dan Sela II, jumlahbuah per tanaman musim Gadu dan Sela II
Perlakuan Berat Buah per Tanaman (g) Jumlah Buah per Tanaman (buah)
Musim Gadu Musim Sela II Musim Gadu Musim Sela II
Pupuk Organik
Kk 24,76 a (783,02) 14,39 a (338,53) 3,79 a (16,81) 2,77 a (9,87)
Ko 21,13 a (661,87) 15,03 a (375,98) 3,25 a (13,87) 3,10 a (13,25)
Sd 21,85 a (598,86) 15,91 a (398,01) 3,46 a (13,81) 2,42 a (7,25)
Mikoriza
M0 18,02 a (399,35) 12,77 a (252,52) 2,95 a (9,58) 2,49 a (7,50)
M1 23,37 a (686,34) 17,10 a (446,25) 3,50 a (14,00) 2,83 a (10,50)
M2 23,48 a (777,73) 13,84 a (346,20) 3,65 a (16,66) 2,66 a (10,00)
M3 25,47 a (865,57) 16,73 a (438,42) 3,90 a (19,08) 3,08 a (12,50)Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada faktor dan
kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata padauji Duncan. Data di dalam kurung adalah data asli sedangkan datadi luar kurung adalah data trasformasi √ (Y + 0.5)
Perlakuan dosis inokulan mikoriza berat buah per tanaman pada musim
Gadu tertinggi diperoleh pada dosis 75 g/tanaman (25,47 g) dan berbeda tidak
nyata dengan dosis inokulan lainnya, namun tidak demikian halnya pada musim
Sela II berat buah per tanaman tertinggi diperoleh pada dosis 25 g/tanaman
(17,10g) dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan lainnya. Dosis inokulan
mikoriza dari 0 sampai 75 g/tanaman memberikan jumlah buah per tanaman lebih
37
tinggi, dimana pada dosis 75 g memiliki jumlah buah per tanaman yaitu masing-
masing (3,90 buah) pada musim Gadu dan (3,08 buah) musim Sela II dan berbeda
tidak nyata dengan dosis inokulan lainnya.
5.4 Berat per buah
Berat per buah musim Gadu tertinggi pada perlakuan jenis pupuk organik
diperoleh pada pupuk kandang kambing (6,05 g), namun tidak demikian halnya
pada musim Sela II berat buah tertinggi diperoleh pada serasah daun (5,24 g) dan
berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
Tabel 4. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilai rata-rata parameter berat per buah pada musim Gadu dan Sela II.
Perlakuan Berat per Buah (g)Musim Gadu Musim Sela II
Pupuk OrganikKk 6,05 a (40,84) 4,19 a (25,75)Ko 5,41 a (36,22) 3,66 a (19,19)Sd 5,66 a (38,55) 5,42 a (42,19)
MikorizaM0 5,67 a (37,82) 4,36 a (24,22)M1 5,99 a (41,23) 4,83 a (33,23)M2 5,32 a (35,29) 3,75 a (21,73)M3 5,88 a (39,78) 4,72 a (37,00)
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada faktor dankolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata padauji Duncan. Data di dalam kurung adalah data asli sedangkan datadi luar kurung adalah data trasformasi √ (Y + 0.5)
Perlakuan pada dosis inokulan mikoriza berat per buah musim Gadu
tertinggi diperoleh pada dosis 25 g/tanaman (5,99 g) hal yang sama pada musim
Sela II berat per buah tertinggi diperoleh pada dosis 25 g/tanaman yaitu 4,83 g
dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan lainnya (Tabel 4).
38
5.5 Tebal daging buah dan total padatan terlalut (TPT)
Perlakuan pupuk organik pada musim Gadu dan Sela II tebal daging buah
tertinggi diperoleh pada pupuk kandang kambing yaitu masing-masing (0,936 cm)
dan (0,912 cm), hal yang sama pada total padatan terlarut pada musim Gadu dan
Sela II tertinggi diperoleh pada pupuk kandang kambing yaitu masing-masing
(3,108 brix) dan (2,623 brix) dan berbeda tidak nyata dengan pupuk organik
lainnya (Tabel 5).
Tabel 5. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilai rata-rata parameter tebal daging buah pada musim Gadu-Sela II dan totalpadatan terlalut pada musim Gadu dan Sela II
Perlakuan Tebal Daging Buah (cm) Total Padatan Terlarut (brix)
Musim Gadu Musim Sela II Musim Gadu Musim Sela IIPupuk Organik
Kk 0,936 a (0,38) 0,912 a (0,35) 3,108 a (10,02) 2,623 a (8,06)Ko 0,885 a (0,29) 0,890 a (0,31) 2,741 a (8,41) 2,394 a (6,94)Sd 0,913 a (0,34) 0,883 a (0,29) 2,763 a (8,13) 2,434 a (6,80)
MikorizaM0 0,911 a (0,34) 0,899 a (0,32) 2,819 a (8,35) 2,578 a (7,33)M1 0,929 a (0,37) 0,896 a (0,32) 2,925 a (9,05) 2,490 a (7,30)M2 0,893 a (0,30) 0,874 a (0,29) 2,803 a (8,85) 2,294 a (6,58)M3 0,913 a (0,34) 0,911 a (0,35) 2,936 a (9,16) 2,572 a (7,86)
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada faktor dankolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata padauji Duncan. Data di dalam kurung adalah data asli sedangkan datadi luar kurung adalah data trasformasi √ (Y + 0.5)
Perlakuan dosis inokulan mikoriza tebal daging buah tertinggi pada musim
Gadu diperoleh pada dosis 25 g/tanaman (0,929 cm), tetapi pada musim Sela II
tertinggi pada dosis 75 g/tanaman (0,911 cm) dan berbeda tidak nyata dengan
dosis inokulan lainnya. Total padatan terlarut tertinggi pada musim Gadu
39
diperoleh pada dosis 75 g/tanaman sebesar 2,936 brix, namun tidak demikian
halnya pada musim Sela II total padatan terlarut tertinggi pada dosis 0 g/tanaman
(2,578 brix) dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan lainnya (Tabel 5).
5.6 Persentase fruit-set, Kandungan Air Relatif Daun (KAR) dan krolofildaun
Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa interaksi antara jenis pupuk
organik dan dosis inokulan mikoriza (K x M) berpengaruh nyata terhadap variabel
KAR daun pada musim Sela II (Tabel 1). Pada perlakuan dosis inokulan mikoriza
0 g/tanaman, penggunaan serasah daun memiliki kandungan air relatif daun
(KAR) yang lebih rendah dibandingkan pupuk kompos dan pupuk kandang
kambing (Tabel 6). Peningkatan dosis inokulan mikoriza menjadi 25 g/tanaman
menyebabkan KAR daun meningkat pada jenis pupuk kandang kambing dan
pupuk kompos, tetapi tidak memberikan perbedaan KAR daun pada pergunaan
serasah daun. Bila dosis ditingkatkan dari 0 menjadi 50 g/tanaman tidak
memberikan perbedaan KAR daun pada pupuk kandang kambing dan kompos,
tetapi meningkatkan KAR daun pada penggunaan serasah daun. Bila ditingkatkan
menjadi 75 g/pohon, perlakuan ini tidak memberikan perbedaan KAR daun pada
perlakuan pupuk kandang kambing dan serasah daun.
40
Tabel 6. Pengaruh interaksi antara jenis pupuk organik dan dosis inokulanmikoriza (K x M) terhadap Kandungan Air Relatif Daun (KAR) Sela II
Dosis Inokulan Mikoriza
Perlakuan
0g/tanaman
(M0)
25g/tanaman
50g/tanaman
(M2)
75g/tanaman
(M3)(M1)
Jenis Pupuk Organik (K)Pupuk Kandang Kambing(Kk) 79,75 e 90,75 ab 90,25 ab 90,50 abPupuk Kompos (Ko) 82,00 cde 94,75 a 94,50 a 87,00 bcd
Serasah Daun (Sd) 78,50 e 81,00 de 88,50 abc 89,25 abKeterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada faktor dan
kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata padauji Duncan.
Persentase fruit-set musim Gadu tertinggi pada perlakuan jenis pupuk
organik kompos (69,35 %) namun tidak demikian halnya pada musim Sela II
tertinggi diperoleh pada penggunaan pupuk kandang kambing (88,96 %).
Kandungan air relatif daun (KAR) pada musim Gadu dan Sela II tertinggi
diperoleh pada pupuk kompos (83,13 %) dan (89,56 %) hal yang sama pada
kandungan krolofil daun tertinggi juga diperoleh pada pupuk kompos (86,62 %)
dan (93,81%) (Tabel 7).
Perlakuan dosis inokulan mikoriza persentase fruit-set tertinggi pada
musim Gadu diperoleh pada dosis inokulan 75 g/tanaman (77,22 %) dan berbeda
nyata dengan dosis inokulan mikoriza 0 g/tanaman (59,58%), hal yang sama pada
musim Sela II persentase fruit-set tertinggi diperoleh pada dosis 75 g/tanaman
(85,98 %) dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan mikoriza lainnya. KAR
daun tertinggi pada musim Gadu diperoleh pada dosis inokulan mikoriza 50
g/tanaman (86,00%) dan berbeda nyata dengan dosis 0 g/tanaman (77,63%), hal
41
yang sama pada musim Sela II KAR daun tertinggi diperoleh pada dosis inokulan
mikoriza 50 g/tanaman (91,09%) dan berbeda nyata dengan dosis 0 g/tanaman
(80,08%). Perlakuan dosis inokulan mikoriza kandungan krolofil daun tertinggi
pada musim Gadu diperoleh pada dosis inokulan mikoriza 75 g/tanaman yaitu
85,98 spad unit dan berbeda nyata dengan dosis 0 g/tanaman yaitu 80,90 spad
unit, tetapi pada musim Sela II kandungan krolofil daun tertinggi pada dosis
inokulan 50 g/tanaman yaitu 94,19 spad unit dan berbeda nyata dengan dosis 0
g/tanaman yaitu 84,44 spad unit (Tabel 7).
Tabel 7. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilai rata-rata persentase fruit-set musim Gadu dan Sela II, kandungan air relatifdaun (KAR) musim Gadu dan Sela II, serta krolofil daun pada musimGadu dan Sela II.
PerlakuanPersentase fruit-set
(%)KAR daun (%)
Krolofil Daun(SPAD unit)
MusimGadu
MusimSela II
MusimGadu
MusimSelaII
MusimGadu
MusimSela II
Pupuk Organik
Kk 65,20 a 88,96 a 81,91 a 87,81 a 85,53 a 89,92 ab
Ko 69,35 a 83,65 a 83,13 a 89,56 a 86,62 a 93,81 a
Sd 66,88 a 77,67 a 82,47 a 84,31 b 83,22 a 84,88 b
Mikoriza
M0 59.58 b 77,78 a 77,63 b 80,08 b 80,90 b 84,44 b
M1 65,68 ab 83,20 a 82,58 ab 88,83 a 83,25 ab 87,97 ab
M2 66,07 ab 85,42 a 86,00 a 91,09 a 86,98 ab 94,19 a
M3 77,22 a 85,98 a 83,80 a 88,92 a 89,35 a 91,54 abKeterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada faktor dan
kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata padauji Duncan.
42
5.7 Kandungan gula total daun, kandungan gula pereduksi daun, dankandungan sukrosa daun
Perlakuan jenis pupuk organik kandungan gula total daun tertinggi
diperoleh pada pupuk kandang kambing dan pupuk kompos yaitu 1,10 %,
sedangkan pada kandungan gula pereduksi tertinggi diperoleh pada pupuk
kandang kambing (0,32%) dan berbeda tidak nyata dengan jenis pupuk organik
lainnya. Kandungan sukrosa daun tertinggi diperoleh pada pupuk kompos
(0,77%) dan berbeda tidak nyata dengan pupuk organik lainnya.
Tabel 8. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilai rata-rata kandungan gula total daun, kandungan gula reduksi daun, dankandungan sukrosa daun
PerlakuanKandungan GulaTotal Daun (%)
Kandungan GulaReduksi (%)
KandunganSukrosa Daun (%)
Pupuk OrganikKk 1.10 a 0.32 a 0.56 aKo 1.10 a 0.29 a 0.77 aSd 0.89 a 0.31 a 0.54 a
MikorizaM0 0.78 a 0.26 a 0.54 aM1 1.10 a 0.32 a 0.59 aM2 1.05 a 0.32 a 0.70 aM3 1.20 a 0.32 a 0.66 a
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada faktor dankolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata padauji Duncan
Perlakuan dosis inokulan mikoriza 75 g/tanaman memiliki kandungan gula
total daun dan kandungan gula pereduksi tertinggi masing-masing (1,20%) dan
(0,32%) dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan lainnya, tetapi pada
kandungan sukrosa daun tertinggi diperoleh pada dosis inokulan mikoriza 50
43
g/tanaman (0,70%) dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan mikoriza
lainnya (Tabel 8).
5.8 Kandungan unsur hara N, P, K jaringan daun
Perlakuan jenis pupuk organik unsur hara N daun tertinggi diperoleh pada
serasah daun (2,02 %), sedangkan kandungan unsur hara P daun tertinggi
diperoleh pada pupuk kompos (0,24%) dan berbeda tidak nyata dengan jenis
pupuk organik lainnya. Kandungan unsur hara K daun tertinggi diperoleh pada
pupuk kandang kambing (0,86 %) dan berbeda tidak nyata dengan pupuk organik
lainnya (Tabel 9).
Tabel 9. Pengaruh penggunaan pupuk organik dan mikoriza terhadap nilai rata-rata kandungan hara N, P, K jaringan daun.
Perlakuan N Daun (%) P Daun (%) K Daun (%)
Pupuk OrganikKk 1.94 a 0.20 a 0.86 aKo 2.01 a 0.24 a 0.85 aSd 2.02a 0.22 a 0.84 a
MikorizaM0 1.88a 0.17 a 0.82 aM1 1.93 a 0.21 a 0.87 aM2 2.12 a 0.23 a 0.86 aM3 2.02 a 0.28 a 0.85 a
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada faktor dankolom yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata padauji Duncan.
Perlakuan dosis inokulan mikoriza N daun dan P daun tertinggi diperoleh
pada dosis 75 g/tanaman (2,12 %), (0,28 %), namun tidak demikian halnya pada
unsur hara K daun tertinggi diperoleh pada dosis inokulan 25 g/tanaman (0,87 %)
dan berbeda tidak nyata dengan dosis inokulan mikoriza lainnya (Tabel 9).
44
5.9 Hasil analisis tanah
Hasil analisis tanah yang dilakukan pada awal penelitian dan akhir
penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan pupuk organik yaitu (kotoran
kandang kambing, kompos, serasah daun) dan dosis inokulan mikoriza dapat
meningkatan kandungan unsur hara di dalam tanah (Tabel 10).
Hasil analisis tanah menunjukkan kandungan N total di dalam tanah
sebelum penelitian rendah (0,15%) tetapi setelah menggunakan perlakuan jenis
pupuk organik dan dosis inokulan mikoriza kandungan N total tanah meningkat
(0,34%). P-tersedia di dalam tanah sebelum perlakuan dan setelah perlakuan
mengalami peningkatan dari sedang (16,33 ppm) menjadi sangat tinggi (77,94
ppm), sedangkan K-tersedia di dalam tanah antara sebelum perlakuan dan
setelah perlakuan adalah tinggi (Tabel 10).
Tabel 10. Hasil analisis tanah tempat penelitian di Desa Sibetan, KecamatanBebandem, Kabupaten Karangsem.
Sumber : Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana(2013)
Hasil AnalisisHasil Analisis Tanah Awal
PenelitianHasil Analisis Tanah Akhir
PenelitianHasil Keterangan Hasil Keterangan
pH 6,3 Agak Masam 6,7 NetralDHL (mmhos/cm) 0,96 Sangat Rendah 0,54 Sangat Rendah
C-Organik (%) 1,67 Rendah 3,51 TinggiN total (%) 0,15 Rendah 0,34 Sedang
P-tersedia (ppm) 16,33 Sedang 77,94 Sangat TinggiK-tersedia (ppm) 343,25 Tinggi 449,59 TinggiKTK (me/100 g) 23,53 Sedang 27,92 Tinggi
Kadar Air- KU (%) 6,94 12,56
45
5.10 Hasil Analisis Infeksi Mikoriza
Tabel 11 menyatakan hasil analisis infeksi mikoriza terndah di lokasi
penelitian terdapat pada perlakuan tanpa dosis mikoriza 0 g/tanaman yaitu 39,29
% (II Kk-M0) dan 12,87 % (IV Kk-M0). Dosis ditingkatkan dari 0 g/tanaman
menjadi 25 g/tanaman menunjukkan peningkatan infeksi dosis mikoriza yaitu
Sumber : Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam Universitas Udayana (2013)
46
BAB VIPEMBAHASAN
Interaksi antara penggunaan jenis pupuk organik (K) dan dosis inokulan
mikoriza (M) berpengaruh nyata terhadap kandungan air relatif daun (KAR) pada
musim Sela II (Tabel 1). Hal tersebut menunjukkan bahwa antara perlakuan
pupuk organik dan dosis mikoriza saling berhubungan satu sama lain, dimana
dengan penambahan pupuk organik di dalam tanah dapat meningkatkan kolonisasi
mikoriza dan kemampuan dalam bersimbiosis dengan akar tanaman, sehingga
jangkauan akar tanaman menjadi lebih luas dan dapat meningkatkan kandungan
air relatif daun. Menurut Novriani (2010) pemberian kompos 30% menyebabkan
persen kolonisasi mikoriza meningkat 83,23% jika dibandingkan dengan
perlakuan tanpa kompos.
Persentase fruit-set tertingi pada musim Gadu dengan perlakuan pupuk
organik diperoleh pada penggunaan pupuk kompos yaitu 69,35 % namun pada
musim Sela II diperoleh pada pupuk kandang kambing yaitu 88,96 % yang
berbeda tidak nyata dengan pupuk kompos. Tingginya persentase fruit-set pada
musim Gadu dengan penggunaan pupuk kompos dikarenakan pupuk kompos
adalah pupuk yang telah mengalami proses fermentasi dan berbentuk halus
sehingga mudah diserap akar dan mampu menjaga kelembaban tanah lebih tinggi
dibandingkan dengan pupuk kandang kambing dan serah daun. Pupuk kompos
juga mampu meningkatkan kandungan hara di dalam tanah, sehingga dengan
kondisi tanah yang baik dapat merangsang pertumbuhan spora mikoriza, dengan
adanya kandungan spora mikoriza di dalam akar maka akar tanaman mampu
47
menjangkau air lebih luas. Tanaman yang kekurangan air secara terus-menerus
dapat menyebabkan penurunan laju fotosintesis dan diperlukan beberapa hari
setelah irigasi agar dapat kembali pada laju fotosintesis semula, sehingga air
sangat diperlukan oleh tanaman. Musim Sela II perlakuan pupuk kandang
kambing memperlihatkan persentase fruit-set yang lebih tinggi (88,96 %)
dibandingkan dengan musim Gadu (69,35 %) hal ini dikarenakan pupuk kandang
kambing pada musim Gadu masih belum mampu menyediakan unsur hara bagi
tanaman, namun pada musim Sela II pupuk kandang kambing sudah mulai
mampu menyediakan unsur hara bagi tanah dan tanaman. Menurut Wiyana (2008)
pupuk organik bersifat slow release (terurai secara lambat), unsur hara yang
terkandung di dalam pupuk organik akan dilepas secara perlahan-lahan dan terus
menerus dalam jangka waktu yang lebih lama sehingga kehilangan unsur hara
akibat pencucian air lebih kecil. Pupuk kandang kambing akan memberikan
manfaat yang lebih baik pada musim ke-2 pertanaman. Pupuk kompos dan pupuk
kandang kambing selain meningkatkan kandungan hara di dalam tanah juga
memberikan makanan bagi jasad renik yang ada di dalam tanah sehingga
meningkatkan peran mikrobia dalam menjaga kesuburan tanah. Meningkatnya
Bahan organik merupakan sumber energi bagi mikroorganisme tanah untuk
melepaskan unsur hara yang ada di dalam tanah. Kehadiran dan aktivitas
mikroorganisme tanah merupakan faktor penting dalam pelepasan unsur hara di
dalam tanah (Atmaja, 2006).
Persentase fruit-set yang lebih tinggi juga berkaitan terhadap KAR daun
dimana pada musim Gadu dengan penggunaan pupuk kompos yaitu 83,13%
sedangkan pada penggunaan pupuk kandang kambing yaitu 87,81 % dan terendah
48
pada penggunaan serasah daun. KAR daun memegang peranan penting dalam
menentukan keberhasilan perkembangan bunga menjadi buah. Rendahnya KAR
daun pada penggunaan serasah daun dikarenakan serasah daun kurang mampu
menjaga kelembaban tanah dan perlu proses dekomposisi agar serasah daun bisa
hancur dan dimanfaatkan oleh tanah dan tanaman. Hal yang sama diperoleh
Hutagalung (2011) menyatakan KAR daun yang rendah pada musim pembungaan
Gadu (67,80%) menghasilkan persentase fruit-set paling rendah (47,00%),
sebaliknya KAR daun tertinggi pada musim pembungaan Sela II (89,32%)
menghasilkan persentase fruit-set tertinggi (70,10%). Hal yang sama juga
diperoleh Chakherchaman et al. (2009) pada tanaman Lentil (Lens culinaris L.),
yaitu bahwa KAR daun memiliki hubungan yang sangat erat dengan jumlah gabah
yang dihasilkan. KAR daun yang tinggi akan meningkatkan aktifitas fotosintesis
pada tanaman yang ditunjukkan oleh tingginya kandungan krolofil daun.
Banyaknya hasil fotosintat untuk menginduksi terjadinya bunga dapat diketahui
dari kandungan gula total, gula pereduksi, dan kandungan sukrosa daun.
Perlakuan dosis inokulan mikoriza berpengaruh nyata terhadap persentase
fruit-set pada musim Gadu tetapi pada musim Sela II persentase fruit-set
berpengaruh tidak nyata. Persentase fruit-set tertinggi pada musim Gadu dan Sela
II diperoleh pada dosis inokulan 75 g/tanaman. Tingginya persentase fruit-set
pada musim Gadu pada dosis 75 g/tanaman menyebabkan meningkatnya KAR
daun, krolofil daun, jumlah tandan buah, berat buah per tanaman, dan jumlah buah
per tanaman, sedangkan pada musim Sela II tingginya persentase fruit-set
didukung oleh tingginya KAR daun, krolofil daun, jumlah tandan buah dan
jumlah buah per tanaman. Persentase fruit-set yang tinggi terdapat pada dosis
49
inokulan 75 g/tanaman hal ini dikarena akar tanaman salak sudah terinfeksi
dengan mikoriza. Akar tanaman yang telah terinfeksi mikoriza mempunyai
kandungan auksin yang lebih tinggi yang memungkinkan peningkatan
pertumbuhan akar. Hormon auksin bagi tanaman akan menentukan besarnya
kekuatan sink, sehingga kandungan dengan hormon auksin yang tinggi akan
meningkatkan persentase fruit-set. Menurut Rahman (2013) mikoriza dapat
menstimulus pembentukkan hormon seperti auksin, sitokinin, dan giberalin, yang
berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan tanaman. Banyaknya jumlah tanah
yang mengandung mikoriza akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tingginya persentase fruit-set pada musim Gadu
didukung oleh tingginya KAR daun, tingginya KAR daun pada dosis inokulan
mikoriza 75 g/tanaman disebabkan karena hifa dari mikoriza mampu menyerap air
yang lebih banyak dan dapat meningkatkan kemampuan untuk tetap hidup dan
berproduksi dalam keadaan tanah yang kering. Setiadi (2000) menyatakan bahwa
mikoriza juga dapat mengahasilkan hormon pertumbuhan sitokinin. Dimana
hormon tersebut berfungsi mencegah proses penuaan sehingga akar sebagai
penyerap air dan unsur hara dapat diperpanjang. Hal ini terbukti pada penelitian di
Desa Sibetan dengan dosis 75 g/tanaman memberikan KAR daun yang tinggi
yaitu 83,80 % dibandingkan tanpa dosis inokulan mikoriza. Tanaman yang
terinfeksi mikoriza memiliki jangkaun penyerapan mencapai ± 80 mm
dibandingkan dengan tanpa mikoriza jangkaun penyerapannya hanya mencapai 1-
2 mm. Laju penyerapan 6 kali lebih cepat dibandingkan dengan tanaman tanpa
mikoriza. Hasil penelitian Astiari (2003) mendapatkan bahwa inokulasi cendawan
mikoriza pada tanaman kacang tanah serapan P tanaman secara nyata 75 %
50
dibandingkan tanpa inokulasi mikoriza. Mikoriza mempunyai enzim phosphatase
yang dapat membantu penyerapan P dari tidak tersedia menjadi tersedia bagi
tanaman. Mekanismenya adalah asam fosfatase yang terdapat pada hifa yang
sedang aktif tumbuh serta peningkatan aktivitas enzim fosfatase pada permukaan
akar akibat infeksi mikoriza menyebabkan fosfat anorganik dibebaskab dari fosfat
organik pada daerah dekat permukaan sel sehingga dapat diserap melalui
mekanisme serapan.
Hasil penelitian menunjukkan, kualitas buah pada musim Gadu dan Sela II
pada beberapa variabel tebal daging buah dan total padatan terlarut tidak
dipengaruhi oleh jenis pupuk organik dan dosis inokulan mikoriza. Tebal daging
buah ditentukan oleh banyaknya jumlah buah panen per tanaman. Hal ini
menunjukkan semakin sedikit jumlah buah per tanaman maka semakin sedikit
buah yang akan berkompetisi untuk memperoleh air dan asimilat untuk
pertumbuhan dan perkembangan buah. Total padatan terlarut menunjukkan nilai
yang berbeda tidak nyata pada musim Gadu dan Sela II, disebabkan oleh
tingginya kandungan gula pada daging buah. Tingginya kandungan gula tidak
dipengaruhi oleh jenis perlakuan, sehingga rasa manis pada buah salak pada saat
dikonsumsi tidak ada perbedaan.
51
BAB VIISIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Perlakuan jenis pupuk organik tidak meningkatkan persentase fruit-set pada
musim Gadu dan Sela II, namum pada perlakuan dosis mikoriza persentase
fruit-set dapat ditingkatkan.
2. Interaksi antara pupuk organik dan dosis inokulan mikoriza tidak berpengaruh
terhadap semua variabel pengamatan keculai pada kandungan air relatif daun
(KAR) pada musim Sela II.
3. Dosis inokulan 50 g/tanaman tidak memberikan hasil yang meningkatkan
produksi buah salak Gula Pasir di luar musim, namun pada dosis 75
g/tanaman mampu meningkatkan persentase fruit-set lebih tinggi yaitu
(77,22%) pada musim Gadu dan (85,98%) pada musim Sela II yang didukung
oleh tingginya berat buah per tanaman (25,47 g) pada musim Gadu dan (16,73
g) pada musim Sela II.
7.2 Saran
Saran dalam penelitian ini adalah :
1. Mikoriza dosis inokulan 75 g/tanaman mampu meningkatkan persentase fruit-
set lebih tinggi untuk memproduksi salak Gula Pasir di luar musim.
52
2. Perlu dilakuannya pengamatan terhadap pengaruh pemberian jenis pupuk
organik dan dosis iokulan mikoriza dengan harapan pengaruhnya akan terlihat
nyata dalam jangka waktu yang lebih panjang.
53
DAFTAR PUSTAKA
Astiari, A. N. K. 2003. “Efek Dosis Inokulan Mikoriza terhadap Pertumbuhan danHasil Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) di LahanKering, Desa Kubu, Karangasem” (tesis). Denpasar: Universitas Udayana.77 hal.
Atmaja, I. W. D. 2006. Bioteknologi Tanah. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,UNUD, Denpasar.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangsem. 2013. Tersedia pada http://bps-karangasem.blogspot.com/search/label/Bab%201%20%20KONDISI%20GEOGRAFIS%20DAN%20IKLIM(diakses 28 Nopember 2013)
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2012. Bali Dalam Angka 2012. Tersedia padahttp://BPS.go.id (diakses 20 September 2013).
Bank Indonesia. 2004. Aspek Pemasaran Salak. Model Kelayakan ProgramKemitraan Terpadu (PKT) Budidaya Tanaman Salak Unggul.http://www.bi.go.id/sipuk/id/lm/salak/.asp. (diakses 20 Januari 2013).
Chakherchaman, S. A., H. Mostafaei, A. Yari, M. Hassanzadeh, S. J. Somarin danR. Easazadeh. 2009. Study of Relationships of Leaf Relative WaterContent, Cell Membrane Stability and Duration of Growth Period withGrain Yield of Lentil under Rain-Fed and Irrigated Conditions. JurnalPenelitian Ilmu Hayati. Volume 4(7): 842-847
Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jendral Hortikultura, DepartemenPertanian. 2007. Standar Prosedur Operasional (SPO) Salak BaliKabupaten Karangasem.
Fitter, A H., dan R. K. M. Hay. 1981. Fisiologi Lingkungan Tanaman. GadjahMada University Press. Yogyakarta.
Gaur, A.C. 1982. Improving Soil Fertility Through Organic Recycling. ProjectField No. 15. FAO of United Nations. Rome. 85 p.
Gomez, K.A dan A.A Gomez 1995. Prosedur Statistik Penelitian Pertanian.Percetakan Universitas Indonesia. Jakarta. 698 hal.
Gunawan, I. S. 2008. “Pengaruh Kompos dan Pupuk Anorganik terhadapPertumbuhan dan Serapan N, P, K Tanaman Jagung (Zea mays L.) padaTanah Alluvial Karawang” (skripsi). Bogor: Program Studi Ilmu Tanah.Pertanian Bogor. 68 hal
54
Handayani, F., Mastur, dan Nurbani, (2011), Respon Dua Varietas Kedelaiterhadap Penambahan beberapa Jenis Bahan Organik, Prosiding SemilokaNasional “ Dukungan Agro-Inovasi untuk Pemberdayaan Petani”.Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, Pemprov Jateng.
Hardjowigeno, S. 1989. Ilmu Tanah. PT. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Hariah,K. 2010. Neraca Hara dan Karbon dalam SistemAgroforestri.http://www.worldagrofores/s/LectureNotes/LectureNote6.pdf.Diakses tanggal 21 Desember 2013.
Hardiyanto, E.B. and A. Wicaksono. 2008. Interrotation Site Management, StandGrowth and Soil Properties in Acacia mangium Plantations in SouthSumatera, Indonesia. In Nambiar (ed.) Site Management and Productivityin Tropical Plantation Forests. 2008. Proceedings of Workshops inPiracicaba (Brazil) 22-26 November 2004 and Bogor (Indonesia) 6-9November 2006. Center for International Forestry Research (CIFOR).Bogor.
Hasnudi, Saleh. E, 2004. Rencana Pemanfaatan Lahan Kering untukPengembangan Usaha Peternakan Ruminansia dan Usaha Tani Terpadu diIndonesia. Fakultas Peternakan. Universitas Udayana.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/810/1/ternak-eniza4.pdf.11 hal. Diakses 19 Mei 2013
Hutagalung, E.T. 2011. “Studi Hubungan Antara Musim Pembungaan DenganProduksi Dan Kualitas Buah Salak Gula Pasir (Salacca zalacca Var.Gulapasir)”(skripsi). Denpasar: Universitas Udayana. 57 hal
Jacob, A. and H.V. Uexküll. 1960. Fertilizer Use:Nutrition and Manuring ofTropical Crops. Translated by C.L.Whittles. Hannover. 593 p.
Kartni, N.L 1997.”Efek Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) dan PupukOrganik Kascing terhadap P-Tersedia Tanah, Kadar P Tanaman dan HasilBawang Putih (Allium sativum L.) pada Incepticol” (disertasi). Bandung:Universitas Pajajaran. 162 hal
Lee, K.K. and S.P. Wani.1988. Significance of Biological Nitrogen Fixation andOrganic Manures in Soil Fertility Management in Semiarid Tropical IndiaProceeding of Colloquium, Christianson, C.B. (ed.) held in ICRISATCenter. Patancheru. India:89-108.
Lingga, P. 1998. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Cet. Ke-15. Penebar Swadaya.Jakarta. 163 hal.
55
Lingga, P. dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Cet. Ke- 12. PenebarSwadaya. Jakarta. 150 hal.
Matsubara, H., Y. Kayukawa and H Fukui. 2000. Temperature stress tolerance ofasparagus seedling through symbiosis with arbuscular mycorrhizal fungus.J. Japan Soc. Hort. Sci. 69 (5) : 570-575.
Menge, J. A. 1985. Mycorhiza Agriculture Technologies. Department of PlantPathology. University of California Riverside, C A 92521. Pp. 185-189.
Mogea, J.P. 1990. Pollination in Salacca edulis. Principles 22(2):56-63.
Novriani. 2010. Inokulasi Mikoriza Arbuskular Pada Bibit Kelapa Sawit (Elaeisguineensis Jacq.) Yang Ditanam pada Berbagai Komposisi Media Tanam.AgronobiS. Vol. 2 (4). Hal 30-42.
Praptiningsih G. A., M. Mataburu, dan R. Hendroko. 2000. Pengaruh CendawanMikoriza Arbuskular (CMA) pada Tebu di Tanah Mineral Masam PG.Tolangohula. Prosiding Seminar Nasional Mikoriza I. Bekerjasamadengan AMI dan PAU Bioteknologi IPB, Bogor. Hal. 213-221.
Rahman, A. H. 2013. Pengaruh Glomus fasciculatum Pada PertumbuhanVegetatif Kedelai yang Terinfeksi Sclerotium rolfsii. Jurnal Sains DanSeni Pomits. Volume. 2 (2):64-68
Rai,I N., N. G. Astawa, dan G. A. Gunadi. 2008. Studi FenofisiologiPembungaan dan Pembuahan Salak Bali Sebagai Pedoman UntukPeroduksi Buah Di Luar Musim dan Cara Budidaya Ramah Lingkungan.Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Wicaksana. Volume 17(2):103-111.
Rai, I. N., C. G.A. Semarajaya, dan W. Wiraatmaja. 2010. Studi on the FloweringPhenophysiology of Gula Pasir Snake Fruit to Prevent Faiulure of Fruit-set. J. Hort. 20(3): 216-222
Sanusi, A N. 2009. Hubungan Faktor Iklim dengan Pertumbuhan dan ProduksiTanaman. http://sanoesi.wordpress.com/2009/01/29/hubungan-faktor-iklim-dengan-pertumbuhan-dan-produksi-tanaman/. Diakses 27 September
Setiadi, Y. 2000. Status Penelitian dan Pemanfaatan Cendawan MikorizaArbuskular dan Rhizobium untuk Merehabilitasi Lahan Terdegradasi.Prosiding Seminar Nasional Mikoriza I. Bekerjasama dengan AMI danPAU Bioteknologi IPB, Bogor. Hal 11-23.
Setiawati, MR. B.N. Fitriatin, dan P. Suryatman. 2000. Pengaruh Mikoriza danPupuk Fosfat terhadap Drajat Infeksi Mikoriza dan KomponenPertumbuhan Tanaman Kedelai.Proseding Seminar Nasional Mikoriza I.Bogor.
Setyaningsih, L.Y. Munawar, dan M. Turjaman. 2000. Efektifitas CendawanMikoriza Arbusula dan pupuk NPK terhadap pertumbuahan Bitti.Prosiding Seminar Nasional Mikoriza I. Bogor.
Siregar, S.T.H., Nurwahyudi, and Mulawarman. 2008. Effects of Inter-rotationManagement on Site Productivity of Acacia mangium in Riau Province,Sumatera, Indonesia. In Nambiar (ed.) Site Management and Productivityin Tropical Plantation Forests. Proceedings of Workshops in Piracicaba(Brazil) 22-26 November 2004 and Bogor (Indonesia) 6-9 November2006. Center for International Forestry Research (CIFOR). Bogor.
Soeryoko, H. 2011. Kiat Pintar Memproduksi Kompos dengan Pengurai BuatanSendiri. Lily Publisher. Yogyakarta. 112 hal
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,IPB. Bogor. 591 hal.
Suara, K., C.G.A.Semarajaya, N.G. Astawa, G.A.A.R. Asmiwyati, G.A.M.SriAgung, R. Dwiyani, dan M.E. Sukewijaya. 2005. Diktat Hortikultura.Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.Denpasar.
Suardewa, I. W. P. 2011. “Kajian Aktivitas Mikroorganisme Tanah PadaBeberapa Tipe Penggunaan Lahan dan Kedalaman Tanah di DesaCandikuning Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan” (skripsi).Denpasar: Universitas Udayana. 105 hal
Subiksa, I.G.M. 2005. “Pemanfaatan Mikoriza untuk Penanggulangan LahanKristis”. Biologi Resources. Biology-Dasar Pengolahan Limbah, (http//:Just another Word Press.com. weblog, diakses 15 Agustus 2013).
Sudjadi, M., I. M. Widjik & M. Soleh. 1971. Penuntun Analisis Tanah. LembagaPenelitian Tanah Bogor, Bogor.
Suntoro., Syekhfani, Handayanto, dan Sumarno (2001c). Pengaruh pemberianbahan,organik , dolomit dan pupuk K terhadap produksi kacang tanah(Arachis hypogaea) pada Oxic Dystrundept. Di Jumapolo , Karang anyar ,Jawa tengah. Agrivita 23 (1), 57-65.
57
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta:Karnisius.
Sutedjo, M. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Citra, Jakarta
Suwandi., Surtinah, dan Kamindar, R. 2006. Perlakuan Mikorizadan NPK padaPertumbuhan Stump Jati (Tectona grandis L.F.) (Treatment OfMycorrhizae And Npk On The Growth Of Tectona Grandis L.F.Stump).Info Hutan Vol. III No. 2 : 139 – 145
Tisdale, S. and W. Nelson. 1975. Soil Fertility and Fertilizers. Mac MillanPublishing Co., New York. 611 p.
UPT Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holikultura Kecamatan Bebandem.2013. Program Penyuluhan Pertanian BPP Bebandem.
Widya, K.P. 2011. Laju Dekomposisi Serasah Daun. USU Press : Medan.
Wiyana. 2008. Studi Pengaruh Penambahan Lindi dalam Pembuatan PupukOrganik Granuler terhadap Ketercucian N, P,dan K. MST UGM.Yogyakarta.
Winarti, E., R. D. Ratnani, dan I. Riwayati. 2003. Pengaruh Jenis Pupuk OrganikTerhadap Pertumbuhan Tanaman Kopi. Momentum, Vol. 9. No 1 : 35-39
58
Lampiran 1. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah (Pusat Penelitian Tanah, 1983)