Top Banner
APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT TERAS BANGKU (Bench Terrace) UNTUK KONSERVASI TANAH DAN AIR (Skripsi) BAYU ANUGRAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018
51

APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

Jun 22, 2019

Download

Documents

dangthuan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI

PENGUAT TERAS BANGKU (Bench Terrace) UNTUK

KONSERVASI TANAH DAN AIR

(Skripsi)

BAYU ANUGRAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

ABSTRAK

APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

TERAS BANGKU (Bench Terrace) UNTUK KONSERVASI TANAH DAN

AIR

Oleh

Bayu Anugrah

Teras bangku adalah bangunan teras yang dibuat sedemikian rupa sehingga

bidang olah miring ke belakang (reverse back slope) dan dilengkapi dengan

bangunan pelengkap lainnya untuk menampung dan mengalirkan air permukaan

secara aman dan terkendali. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui

efektifitas penggunaan bambu sebagai penguat teras bangku.

Ada 4 perlakuan penelitian untuk mencapai tujuan. Masing-masing perlakuannya

yaitu menggunakan batang bambu setinggi 0,5 meter, 0,75 meter, 1 meter dan

tanpa penguat batang bambu. Analisis yang digunakan adalah metode rancangan

acak lengkap faktorial (RAL) dengan tiga ulangan. Parameter yang diamati yaitu

air limpasan (run off) harian, sedimen terlarut dan curah hujan harian.

Penguat teras 0,5 meter mengurangi jumlah air limpasan permukaan lebih besar

dibandingkan perlakuan yang lain. Dan perlakuan yang paling besar volume air

limpasan adalah penguat teras 1 meter dan menahan air limpasan lebih kecil

dibandingan perlakuan yang lainnya. Penguat teras 0,5 mengurangi jumlah

sedimen yang terlarut pada limpasan permukaan lebih besar dibandingkan

Page 3: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

perlakuan yang lain. Dan perlakuan yang memiliki nilai rata-rata berat sedimen

terlarut terbesar adalah penguat teras 1 meter dan mengurangi jumlah sedimen

yang terlarut pada limpasan permukaan lebih kecil dibandingan perlakuan yang

lainnya. Dan dari segi efesiensi bahan, penguat teras 0,5 meter menggunakan

paling sedikit batang bambu yang digunakan sebagai penguat teras. Dan dari segi

efesiensi bahan, penguat teras 1 meter paling banyak menggunkan batang bambu

sebagai penguat teras.

Kata Kunci : Teras bangku, bambu, air limpasan permukaan, sedimen terlarut

Page 4: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

ABSTRACT

APPLICATION OF BAMBOO RODS (Gigantochloa apus) AS A BENCH

TERRACE FOR LAND AND WATER CONSERVATION

By

Bayu Anugrah

The bench terrace is a terrace building that is made in such a way that the area is

tilted backwards (reverse back slope) and is equipped with other complementary

buildings to accommodate and drain surface water safely and in control. The

purpose of this study is to find out the effectiveness of using bamboo as a bench

brace.

There are 4 research treatments to achieve the goal. Each treatment is using a

bamboo rod as high as 0.5 meters, 0.75 meters, 1 meter and without reinforcing

bamboo sticks. The analysis used was a factorial completely randomized design

method (RAL) with three replications. Parameters observed were daily runoff,

dissolved sediment and daily rainfall.

0.5 meter terrace brace reduces the amount of surface runoff water is greater than

other treatments. And the biggest treatment of runoff water volume is a 1 meter

core brace and holds runoff water smaller than other treatments. Terrace brace 0.5

reduces the amount of sediment dissolved in surface runoff greater than other

treatments. And the treatment that has the average value of the largest dissolved

Page 5: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

sediment weight is a 1 meter core brace and reduces the amount of dissolved

sediment on the surface runoff smaller than other treatments. And in terms of

material efficiency, a 0.5 meter core brace uses at least bamboo rods that are used

as reinforcement terraces. And in terms of material efficiency, the 1 meter terrace

brace uses bamboo rods as a core reinforcement.

Keywords: bench terrace, bamboo, surface runoff, dissolved sediment

Page 6: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI

PENGUAT TERAS BANGKU (Bench Terrace) UNTUK

KONSERVASI TANAH DAN AIR

Oleh

BAYU ANUGRAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada

Jurusan Teknik Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 7: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT
Page 8: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT
Page 9: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT
Page 10: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bekasi, 18 Mei 1995 sebagai

anak pertama dari pasangan Bapak Edi Susanto dan

Ibu Juwita Wati. Penulis menempuh pendidikan

sekolah dasar di SDN 1 Ketapang pada tahun 2001

sampai dengan tahun 2007. Penulis menyelesaikan

pendidikan menengah pertama di di SMP Negeri 1

Sungkai Selatan pada tahun 2010 dan sekolah

menengah atas diselesaikan di SMA Hang Tuah Prokimal pada tahun 2013.

Kemudian pada tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik

Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN.

Selama menjadi mahasiswa penulis mengikuti organisasi PERMATEP (Persatuan

Mahasiswa Teknik Pertanian) sebagai anggota aktif pada periode 2014-2015 dan

periode 2015-2016 dan anggota dari organisasi RAGAPALA pada tahun 2016.

Pada tahun 2016, penulis melaksanakan Praktik Umum di PT. Kebun Sayur Segar

(Parung Farm), Parung, Bogor selama 30 hari kerja efektif mulai tanggal 18 Juli

2016 sampai tanggal 20 Agustus 2016. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Desa Surabaya Ilir, Kecamatan Bandar Surabaya, Kabupaten Lampung

Tengah selama 40 hari mulai tanggal 19 Januari 2017 sampai dengan 27 Februari

2017. Kemudian pada tahun 2017, penulis mengikuti Ekspedisi Nusantara Jaya

Page 11: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman selama

10 hari mulai tanggal 27 September 2017 – 7 Oktober 2017.

Page 12: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

Persembahan

Puji dan syukur kehadirat Allaah SWT atas segala hidayah dan karunia-Nya.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Dengan kerendahan hati dan rasa syukur, kupersembahkan lembaran-lembaran ini

kepada:

Ayahanda tercinta Bp. Edi Susanto dan Ibunda tercinta Ibu Juwita Wati yang telah

membesarkanku dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Beliau yang tak

pernah berhenti mendo’akanku, menaruh harapan, memberikan kepercayaan dan

senyuman yang menjadi penyemangatku, keringat dan air mata yang tidak pernah

pudar, demi keberhasilan dan kebahagianku. Adik-adikku tersayang Dwiki

Kurniawan dan Adinda Tri Widyanti yang selalu memberikan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Serta

Ku persembahan skripsi untuk yang selalu bertanya :

“kapan wisuda ?”

Bahwasannya lebih baik telat wisuda dari pada telat menyadari bahwa kamu

hanyalah pelarian ketika dia bosan ;)

Dan

Teman-Teman Teknik Pertanian 2013

Universitas Lampung

Page 13: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah ; 6)

Kesempatan bukanlah hal yang kebetulan. Kau harus

menciptakannya.

(Chris Grosser)

بِِرْينَ إِنَّ هللاَ َمَع الصَّ

Artinya:

“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”

(Q.S. al-Baqarah 2: 153)

Page 14: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “APLIKASI BATANG BAMBU

(Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT TERAS BANGKU (Bench

Terrace) UNTUK KONSERVASI TANAH DAN AIR” sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Penulis menyadari bahwa

selama masa perkuliahan dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

dan bimbingan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Ir. Agus Haryanto, M.P., selaku Ketua Jurusan Teknik

Pertanian Universitas Lampung serta selaku Dosen Penguji Utama yang

telah memberikan kritik dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ir. Iskandar Zulkarnain, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Utama serta

selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak meluangkan waktunya

untuk membimbing, memberikan saran serta kritik, memotivasi, dan

memberikan saran dalam proses penyusunan skripsi ini.

Page 15: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

4. Bapak Dr. Moh. Amin, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Kedua yang

telah memberikan banyak masukan, bimbingan, saran, dan kritik yang

membangun dalam proses penyusunan skripsi.

5. Keluargaku yang sangat aku sayangi, ayahku Bapak Edi Susanto, Ibuku

tercinta Ibu Juwita Wati, dan kedua adikku Dwiki Kurniawan dan Adinda

Tri Widyanti yang selalu ada dalam susah senangku, keluh kesahku dan

hari-hariku. Selalu memberikan semangat dan motivasi serta do’a yang

tiada henti.

6. Aditya Hari Prabowo dan Dyah Isworo Serta teman-teman Jurusan Teknik

Pertanian 2013 yang tidak bisa disebutkan semuanya , terima kasih untuk

kebersamaannya dan dukungannya.

7. Teman-teman kosan yang sangat membantu dalam pengerjaan maupun

semangat untuk mengerjakan skripsi Febri Kurniawan, Damar Panyobo,

Novi Khoirul Gufron, Sayyid Rangga Pradana dan Sugeng Puji Efendi.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandar Lampung, 06 November 2018

Penulis

Bayu Anugrah

Page 16: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi

I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2. Tujuan .......................................................................................................... 4

1.3. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4

1.4. Manfaat ........................................................................................................ 4

1.5. Hipotesis ...................................................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5

2.1. Konservasi ................................................................................................... 5

2.2. Erosi Tanah .................................................................................................. 6

2.3. Teras (Terrace) ............................................................................................ 8

2.3.1. Macam-macam Teras ............................................................................ 9

2.3.2. Teras Bangku (bench terrace) ............................................................ 11

2.4. Bambu (Bambuseae) ................................................................................. 13

III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 16

3.1. Waktu dan Tempat .................................................................................... 16

3.2. Alat dan Bahan .......................................................................................... 16

3.3. Metode Penelitian ...................................................................................... 16

3.4. Langkah- Langkah Penelitian .................................................................... 18

3.4.1 Persiapan Lahan ................................................................................... 19

Page 17: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

ii

3.4.2 Persiapan Bahan ................................................................................... 20

3.4.3 Pemasangan penguat teras bangku (bench terras) ............................... 21

3.5. Parameter Yang Diamati ........................................................................... 24

3.6. Analisis Data ............................................................................................. 25

VI. HASIL DAN PEMABAHASAN ................................................................. 26

4.1. Curah Hujan .............................................................................................. 26

4.2. Limpasan Total .......................................................................................... 27

4.2.1. Air Limpasan Total Tanggal 3 Maret 2018 ........................................ 28

4.2.2. Air Limpasan Total Tanggal 5 Maret 2018 ........................................ 30

4.2.3. Air Limpasan Total Tanggal 6 Maret 2018 ........................................ 32

4.2.4. Air Limpasan Total Tanggal 8 Maret 2018 ........................................ 34

4.2.5. Air Limpasan Total Tanggal 10 Maret 2018 ...................................... 36

4.2.6. Air Limpasan Total Tanggal 12 Maret 2018 ...................................... 36

4.2.7. Air Limpasan Total Tanggal 18 Maret 2018 ...................................... 39

4.2.8. Air Limpasan Total Tanggal 22 Maret 2018 ...................................... 41

4.2.9. Air Limpasan Total Tanggal 24 Maret 2018 ...................................... 41

4.2.10. Air Limpasan Total Tanggal 26 Maret 2018 .................................... 42

4.3. Sedimen Terlarut ....................................................................................... 43

4.3.1. Sedimen Terlarut Tanggal 3 Maret 2018 ............................................ 45

4.3.2. Sedimen Terlarut Tanggal 5 Maret 2018 ............................................ 45

4.3.3. Sedimen Terlarut Tanggal 6 Maret 2018 ............................................ 46

4.3.4. Sedimen Terlarut Tanggal 8 Maret 2018 ............................................ 47

4.3.5. Sedimen Terlarut Tanggal 10 Maret 2018 .......................................... 49

4.3.6. Sedimen Terlarut Tanggal 12 Maret 2018 .......................................... 49

4.3.7. Sedimen Terlarut Tanggal 18 Maret 2018 .......................................... 50

4.3.8. Sedimen Terlarut Tanggal 22 Maret 2018 .......................................... 51

4.3.9. Sedimen Terlarut Tanggal 24 Maret 2018 .......................................... 51

4.3.10. Sedimen Terlarut Tanggal 26 Maret 2018 ........................................ 52

Page 18: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

iii

4.4. Kemiringan Lereng Teras .......................................................................... 53

V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 54

5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 54

5.2. Saran .......................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 55

LAMPIRAN ......................................................................................................... 58

Page 19: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

iv

DAFTAR TABEL

Tabel teks Halaman

1. Daftar Harga Bambu Tali Panjang 7 meter: ..................................................... 15

2. Hasil pengukuran limpasan rata-rata dan curah hujan .................................... 27

3. Hasil pengukuran volume limpasan pada tanggal 3 Maret 2018 ..................... 28

4. Anova air limpasan tanggal 3 Maret 2018 ....................................................... 28

5. Hasil Uji Lanjut Perlakuan ............................................................................... 28

6. Hasil pengukuran volume limpasan pada tanggal 5 Maret 2018 ..................... 30

7. Annova air limpasan tanggal 5 Maret 2018 ..................................................... 30

8. Hasil Uji Lanjut Perlakuan ............................................................................... 30

9. Hasil pengukuran limpasan pada tanggal 6 Maret 2018 ................................. 32

10. Annova air limpasan tanggal 6 Maret 2018 ................................................... 32

11. Hasil Uji Lanjut Perlakuan ............................................................................. 32

12. Hasil pengukuran limpasan pada tanggal 8 Maret 2018 ............................... 34

13. Annova data air limpasan tanggal 8 Maret 2018 ........................................... 34

14. Hasil Uji Lanjut Perlakuan ............................................................................. 34

15. Hasil pengukuran limpasan pada tanggal 10 Maret 2018 ............................. 36

16. Annova data air limpasan tanggal 10 Maret 2018 ......................................... 36

17. Hasil pengukuran limpasan pada tanggal 12 Maret 2018 ............................. 36

18. Annova air limpasan tanggal 12 Maret 2018 ................................................. 37

19. Hasil Uji Lanjut Perlakuan ............................................................................. 37

20. Hasil pengukuran limpasan pada tanggal 18 Maret 2018 ............................. 39

21. Annova air limpasan tanggal 18 Maret 2018 ................................................. 39

22. Hasil Uji Lanjut Perlakuan ............................................................................. 39

23. Hasil pengukuran limpasan pada tanggal 22 Maret 2018 ............................. 41

24. Annova air limpasan tanggal 22 Maret 2018 ................................................. 41

25. Hasil pengukuran volume limpasan pada tanggal 24 Maret 2018 ................. 42

Page 20: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

v

26. Annova air limpasan tanggal 24 Maret 2018 ................................................. 42

27. Hasil pengukuran volume limpasan pada tanggal 26 Maret 2018 ................. 42

28. Annova air limpasan tanggal 26 Maret 2018 ................................................. 42

29. Hasil pengukuran berat sedimen terlarut rata-rata dan curah hujan ............... 44

30. Hasil pengukuran berat sedimen terlarut pada tanggal 3 Maret 2018 ............ 45

31. Annova Sedimen terlarut tanggal 3 Maret 2018 ............................................ 45

32. Hasil pengukuran berat sedimen terlarut pada tanggal 5 Maret 2018 ............ 46

33. Annova Sedimen terlarut tanggal 5 Maret 2018 ............................................ 46

34. Hasil pengukuran berat sedimen terlarut pada tanggal 6 Maret 2018 ............ 46

35. Annova Sedimen terlarut tanggal 6 Maret 2018 ............................................ 46

36. Hasil pengukuran berat sedimen terlarut pada tanggal 8 Maret 2018 ............ 47

37. Annova Sedimen terlarut tanggal 8 Maret 2018 ............................................ 47

38. Hasil Uji Lanjut Perlakuan ............................................................................. 47

39. Hasil pengukuran berat sedimen terlarut pada tanggal 10 Maret 2018 .......... 49

40. Annova Sedimen terlarut tanggal 10 Maret 2018 .......................................... 49

41. Hasil pengukuran berat sedimen terlarut pada tanggal 12 Maret 2018 .......... 50

42. Annova Sedimen terlarut tanggal 12 Maret 2018 .......................................... 50

43. Hasil pengukuran berat sedimen terlarut pada tanggal 18 Maret 2018 .......... 50

44. Annova Sedimen terlarut tanggal 18 Maret 2018 .......................................... 50

45. Hasil pengukuran berat sedimen terlarut pada tanggal 22 Maret 2018 .......... 51

46. Annova Sedimen terlarut tanggal 22 Maret 2018 .......................................... 51

47. Hasil pengukuran berat sedimen terlarut pada tanggal 24 Maret 2018 .......... 51

48. Annova Sedimen terlarut tanggal 24 Maret 2018 .......................................... 52

49. Hasil pengukuran berat sedimen terlarut pada tanggal 26 Maret 2018 .......... 52

50. Annova Sedimen terlarut tanggal 26 Maret 2018 .......................................... 52

51. Rata-rata kemiringan teras ............................................................................. 53

Lampiran

Lampiran 52. Data curah hujan selama penelitian dibulan maret 2018 ............... 62

Lampiran 53. Data volume air limpasan Maret 2018 .......................................... 63

Lampiran 54. Data Sedimen Terlarut Maret 2018 ............................................... 66

Lampiran 55. Data kemiringan teras .................................................................... 69

Page 21: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar teks Halaman

1. Teras Bangku ................................................................................................... 12

2. Batang Bambu .................................................................................................. 15

3. Perlakuan 1 dengan tinggi 0,50 m .................................................................... 17

4. Perlakuan 2 dengan tinggi 0,75 m .................................................................... 17

5. Perlakuan 3 dengan tinggi 1,00 m .................................................................... 17

6. Tata letak percobaan ........................................................................................ 18

7. Diagram alir penelitian ..................................................................................... 19

8. Perataan Bibir Teras ......................................................................................... 20

9. Proses pemipihan bambu ................................................................................. 21

10. Bambu Hasil Pemipihan ................................................................................. 21

11. Bambu Penguat dipasang miring ................................................................... 22

12. Proses pemasangan penguat teras .................................................................. 22

13. Penambahan Penahan Patok Bambu .............................................................. 23

14. Pemasangan Penampung dan Plastik ............................................................. 23

15. Pemasangan plastik tambahan........................................................................ 24

16. Grafik curah hujan bulan Maret 2018 ............................................................ 26

17. Hubungan antara perlakuan dengan koefisien run off tanggal 3 Maret ......... 28

18. Hubungan antara perlakuan dengan volume limpasan tanggal 3 Maret ........ 29

19. Hubungan antara perlakuan dengan koefisien run off tanggal 5 Maret ......... 30

20. Hubungan antara perlakuan dengan volume limpasan tanggal 5 Maret ........ 31

21. Hubungan antara perlakuan dengan koefisien run off tanggal 6 Maret ......... 32

22. Hubungan antara perlakuan dengan volume limpasan tanggal 6 Maret ........ 33

23. Hubungan antara perlakuan dengan koefisien run off tanggal 8 Maret ......... 34

24. Hubungan antara perlakuan dengan volume limpasan tanggal 8 Maret ........ 35

25. Hubungan antara perlakuan dengan koefisien run off tanggal 12 Maret ....... 37

Page 22: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

vii

26. Hubungan antara perlakuan dengan volume limpasan tanggal 12 Maret ...... 38

27. Hubungan antara perlakuan dengan koefisien run off tanggal 18 Maret ....... 39

28. Hubungan antara perlakuan dengan volume limpasan tanggal 18 Maret ...... 40

29. Hasil uji lanjut sedimen terlarut tanggal 8 Maret .......................................... 48

30. Hubungan antara perlakuan denga berat sedimen tanggal 8 Maret .............. 48

lampiran

Lampiran 31. Proses Pemotongan Batang Bambu ............................................... 59

Lampiran 32. Pelubangan Ember Penampung ..................................................... 59

Lampiran 33. Proses Pengukuran Volume Air Limpasan .................................... 60

Lampiran 34. Air Luapan Yang Tertampung ....................................................... 60

Lampiran 35. Sampel Air Untuk Mengukur Kadar Sedimen Terlarut................. 61

Lampiran 36. Pengukuran Kemiringan Teras ...................................................... 61

Page 23: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Erosi tanah merupakan suatu proses berpindahnya, hilangnya sebagian atau

seluruh tanah dari lapisan permukaan. Berlangsungnya erosi pada tanah-tanah

pertanian disebabkan oleh pengaruh alam biasanya dipercepatoleh tangan-tangan

manusia itu sendiri (accelerated erssion), karena itu untuk mencegah dan

mengurangi keberlangsungan erosi diperlukan pengendalian serta upaya

pencegahan. Penyebab utama terjadinya erosi adalah akibat penggunaan lahan

yang tidak sesuai dengan kemampuannya, pengolahan tanah yang salah, dan tidak

dipakainya teknik atau kaidah-kaidah pengawetan (konservasi) tanah dan air

secara memadai. Kerusakan tanah akibat erosi dapat mengakibatkan menurunnya

kesuburan dan produktivitas tanah, bahaya banjir pada musimhujan atau cekaman

kekeringan di musim kemarau, dan terjadinya pengdangkalan sungai-sungai

ataupun danau - danau serta makin luasnya lahan-lahan kritis (Arsyad, 1983).

Dalam pemanfaatan lahan untuk pengembangan pertanian diperlukan perencanaan

dan penanganan yang tepat dan bertanggung jawab, agar lahan tersebut tidak

terdegradasi dan tetap memberikan keuntungan ekonomi.

Page 24: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

2

Abdurachman dkk (2008) mengemukakan bahwa salah satu bagian penting dari

budi daya pertanian yang sering terabaikan oleh para praktisi pertanian di

Indonesia adalah konservasi tanah. Hal ini terjadi antara lain karena dampak

degradasi tanah tidak selalu segera terlihat di lapangan, atau tidak secara drastis

menurunkan hasil panen. Dampak erosi tanah dan pencemaran agrokimia,

misalnya, tidak segera dapat dilihat seperti halnya dampak tanah longsor

ataubanjir bandang. Padahal tanpa tindakan konservasi tanah yang efektif,

produktivitas lahan yang tinggi dan usaha pertanian sulit terjamin

keberlanjutannya.

Menurut Rijksen (1981), konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural

dimana pada saat dulu, upaya konservasi lebih buruk daripada saat sekarang.

Secara keseluruhan, Konservasi Sumberdaya Alam Hayati (KSDAH) adalah

pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara

bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap

memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya. Di

Indonesia, kegiatan konservasi seharusnya dilaksanakan secara bersama oleh

pemerintah dan masyarakat, mencakup masayarakat umum, swasta, lembaga

swadaya masayarakat, perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya.

Mengingat makin luas dan cepatnya laju degradasi tanah, dan masih lemahnya

implementasi konservasi tanah di Indonesia, maka perlu segera dilakukan upaya

terobosan yang efektif untuk menyelamatkan lahan-lahan pertanian. Upaya

konservasi tanah harus mengarah kepada terciptanya sistem pertanian

berkelanjutan yang didukung oleh teknologi dan kelembagaan serta mampu

Page 25: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

3

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan sumber daya lahan dan

lingkungan (Widada dkk, 2001).

Pembuatan teras dilakukan pada tanah yang letaknya miring. Maksudnya adalah

untuk mengurangi kecepatan air yang mengalir di atas permukaannya. Air yang

mengalir di tempat yang miring, jika tidak dibuat teras-teras, dapat menyebabkan

terkikisnya lapisan permukaan tanah. Sedang lapisan permukaan tanah

merupakan lapisan subur yang paling dibutuh kan oleh tanaman. Dengan

demikian pembuatan teras atau sengkedan dimaksudkan untuk melindungi atau

mempertahankan agar tanah tetap subur. Dengan adanya teras, peresapan air ke

dalam tanah dapat diperbanyak.

Perancangan teras pada lahan pertanian di Indonesia memerlukan berbagai

pertimbangan yang dapat dibedakan antara pertimbangan fisik teknis dan

pertimbangan social ekonomi. Aspek fisik teknis yang perlu diperhatikan dalam

pembangunan teras adalah : (a) besarnya erosi yang diperbolehkan, (b)

kharakteristik tanah : erodibilitas, tingkat kesuburan, kedalaman tanah dan

kelerengan lahan, (c) kharakteristik hujan, (d) rencana penggunaan lahan, yaitu

jenis tanaman yang akan diusahakan, (e) jenis teras, (f) vertical interval teras (VI),

(g) lebar bidang olah teras, (h) penempatan lokasi saluran pembuang, dan (i)

bahan dan konstruksinya. Penentuan VI teras bangku untuk suatu negara berbeda

dengan negara lain, sedangkan negara Indonesia lebih banyak mengadopsi system

disain teras yang telah dikembangkan di beberapa negara berikut : Zimbabwe,

Afrika Selatan, Israel, Aljazair, Cina, Amerika Serikat (Schwab et al., 1981;

Hudson, 1981; Arsyad, 1989; ASAE, 1998).

Page 26: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

4

Pembuatan penguat teras bangku menggunakan bahan batang bambu lebih murah

dibandingkan menggunakan penguat bahan lain seperti beton , semen dll.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui efektifitas penggunaan bambu sebagai

penguat teras bangku

1.3. Rumusan Masalah

Apakah penggunaan batang bambu sebagai penguat teras bangku effektif untuk

mengurangi dampak erosi ?

1.4. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah kepada

mahasiswa dan masyarakat mengenai keuntungan penggunaan batang bambu

sebagai penguat teras bangku (terrace bench).

1.5. Hipotesis

Penggunaan batang bambu sebagai penguat teras bangku sangat efektif

mengurangi dampak erosi yang terbawa arus hujan

Page 27: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konservasi

Pada zaman sekarang, konservasi merupakan suatu keharusan agar sumber daya

alam tetap dapat dimanfaatkan secara lestari. Menurut Rijksen (1981), konservasi

merupakan suatu bentuk evolusi kultural dimana pada saat dulu, upaya konservasi

lebih buruk daripada saat sekarang. Konservasi juga dapat dipandang dari segi

ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba

mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi,

konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang

akan datang.

Menurut Siswomartono (1989), konservasi adalah perlindungan, perbaikan dan

pemakaian sumber daya alam menurut prinsip-prinsip yang akan menjamin

keuntungan ekonomi atau sosial yang tertinggi secara lestari. Konservasi standar

adalah standar untuk berbagai type tanah dan pemakaian tanah, meliputi kriteria,

teknik dan metode-metode untuk pengendalian erosi dan sedimen yang

disebabkan oleh aktivitas penggunaan tanah. Sedangkan Pengolahan Konservasi

adalah setiap sistem pengolahan tanah yang mengurangi kehilangan tanah atau air

dibanding pengolahan tanah yang lain, yang tidak mengindahkan kaidah

konservasi. Konservasi tanah dan air mengandung pengertian bagaimana kita

Page 28: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

6

menggunakan tanah agar dapat memberi manfaat yang optimum bagi kepentingan

umat manusia dalam jangka waktu berkelanjutan.

Kegiatan konservasi tanah meliputi pengendalian erosi, banjir, pengaturan

pemanfaatan air, peningkatan daya guna lahan, peningkatan produksi dan

pendapatan petani termasuk peningkatan peran serta masyarakat yang terpadu dan

kegiatan pengamanannya (Wahyudi, 2014).

Konservasi tanah dan air mengarah kepada terciptanya sistem pertanian

berkelanjutan yang didukung oleh teknologi dan kelembagaan serta mampu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan sumber daya lahan

serta lingkungan. Upaya untuk mengurangi degradasi lahan dapat dilakukan

melalui: 1) penerapan pola usaha tani konservasi seperti agroforestri, tumpang

sari, dan pertanian terpadu, 2) penerapan pola pertanian organik ramah

lingkungan, dan 3) peningkatan peran serta kelembagaan petani (Sutrisno dan

Heryani, 2013).

Kegiatan konservasi tanah diutamakan menggunakan metode mekanis (teknik

sipil), seperti pembuatan teras sering, bangunan pengendali, bangunan penahan

sedimen dan erosi dan lain-lain (Masaki, 1995). Tahapan pelaksanaan kegiatan

konservasi meliputi perencanaan, pelaksanaan, bimbingan teknis pelaksanaan,

pemeliharaan, monitoring dan penyuluhan pada masyarakat.

2.2. Erosi Tanah

Erori tanah terjadi dimana-mana dan sudah menjadi masalah serius di negara kita

dan negara lainnya. Erosi tanah adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya

Page 29: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

7

lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun

angin (Suripin, 2002). Indonesia merupakan daerah lembab yang mana proses

terjadi erosi disebabkan oleh penghayutan air, dengan rata-rata curah hujan

melebihi 1500 mm/tahun.

Erosi adalah pengikisan dan perpindahan tanah dari suatu tempat ke tempat lain

yang diakibatkan oleh media alami. Erosi dan sedimentasi merupakan penyebab-

penyebab utama dalam terjadinya kemerosotan produktivitas tanah-tanah

pertanian, dan kemerosotan kuantitas serta kualitas air.

Erosi itu sendiri meliputi proses : pelepasan partikel-partikel tanah (detachment),

penghanyutan partikel-partikel tanah (transportation), dan pengendapan

partikelpartikel tanah yang telah terhanyutkan (deposition) (Foster and Meyer,

1973 dalam Jauhari, 2012).

Erosi membawa lapisan tanah permukaan yang umumnya lebih subur, kaya bahan

organik dan unsur hara sehingga menyebabkan hilangnya unsur hara bagi

tanaman. Dalam peristiwa erosi, fraksi halus tanah terangkut lebih dahulu dan

lebih banyak dari fraksi yang lebih kasar, sehingga kandungan klei sedimen lebih

tinggi dari kandungan klei tanah semula. Hal ini terkait dengan daya angkut aliran

permukaan terhadap butir-butir tanah yang berbeda berat jenisnya. Pemindahan

partikel halus oleh erosi menyebabkan peningkatan persentase pasir dan kerikil di

permukaan tanah, dan pada waktu yang sama mengurangi persentase debu dan

klei (Blanco dan Lal, 2008 dalam Fuady, 2014).

Page 30: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

8

Proses terjadinya erosi bermula dengan hancurnya agregat tanah oleh air hujan

yang jatuh ke bumi dan penghancuran agregat tanah tersebut kemudian dipercepat

dengan adanya daya penghancuran dan daya urai dari air hujan itu sendiri.

Hancurnya agregat ini kemudian menyumbat pori-pori tanah sehingga

mengakibatkan berkurangnya infiltrasi sehingga air akan mengalir dipermukaan

tanah yang kemudian disebut dengan limpasan permukaan (run off), aliran air ini

nantinya akan mengikis dan mengangkut partikel-partikel yang telah dihancurkan.

Selanjutnya jika tenaga aliran permukaan tersebut tidak mampu lagi untuk

mengangkut bahan-bahan hancuran tersebut maka akan terjadi pengendapan.

Terjadinya erosi dan sedimentasi menurut Suripin (2002) tergantung dari

beberapa faktor yaitu karakteristik hujan, kemiringan lereng,tanaman penutup dan

kemampuan tanah untuk menyerap.

Terjadinya erosi pada suatu lahan tidak dapat dihentikan sehingga tidak terjadi

erosi sama sekali. Pengendalian erosi yang dilakukan dimaksudkan agar erosi

yang terjadi tidak mengganggu keseimbangan alam. Erosi di lahan pertanian

dibatasi pada tingkat dimana erosi tidak mengganggu produktivitas tanaman

(Utomo, 1994).

2.3. Teras (Terrace)

Salah satu upaya melakukan konservasi adalah dengan membuat teras pada lahan

yang miring. Bentuk, jenis dan ukuran teras ada bermacam-macam tergantung

pada lokasi kemiringan (topografi), serta tujuan dibuatnya teras itu sendiri. Teras

adalah bangunan konservasi tanah dan air yang dibuat dengan penggalian dan

Page 31: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

9

pengurugan tanah, membentuk bangunan utama berupa bidang olah, guludan, dan

saluran air yang mengikuti kontur serta dapat pula dilengkapi dengan bangunan

pelengkapnya seperti saluran pembuangan air (SPA) dan terjunan air yang tegak

lurus kontur. (Yuliarta., 2002).

Sedangkan menurut Sukartaatmadja (2004), teras adalah bangunan konservasi

tanah dan air secara mekanis yang dibuat untuk memperpendek panjang lereng

dan atau memperkecil kemiringan lereng dengan jalan penggalian dan pengurugan

tanah melintang lereng. Tujuan pembuatan teras adalah untuk mengurangi

kecepatan aliran permukaan (run off) dan memperbesar peresapan air, sehingga

kehilangan tanah berkurang.

Teras berfungsi mengurangi panjang lereng dan menahan air, sehingga

mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, dan memungkinkan

penyerapan air oleh tanah. Dengan demikian erosi berkurang. (Arsyad, 1989).

Menurut Yuliarta (2002), manfaat teras adalah mengurangi kecepatan aliran

permukaan sehingga daya kikis terhadap tanah dan erosi diperkecil, memperbesar

peresapan air ke dalam tanah dan menampung dan mengendalikan kecepatan dan

arah aliran permukaan menuju ke tempat yang lebih rendah secara aman.

2.3.1. Macam-macam Teras

Teras dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Sukartaatmadja (2004)

mengklasifikasikan teras berdasarkan fungsi dan berdasarkan bentuk..

Berdasarkan fungsi, teras diklasifikan lagi dalam dua jenis yaitu: (a) teras

intersepsi (interception terrace) dan (b) teras diversi (diversion terrace). Pada

Page 32: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

10

teras intersepsi aliran permukaan ditahan oleh saluran yang memotong lereng.

Sedangkan teras diversi berfungsi untuk mengubah arah aliran sehingga tersebar

ke seluruh lahan dan tidak terkonsentrasi pada satu tempat. Berdasarkan bentuk,

teras dibedakan ke dalam beberapa bentuk diantaranya teras kredit, teras guludan,

teras datar, teras bangku, teras kebun dan teras individu.

Schwab et. al. (1966) dan Arsyad (1989) mengklasifikasikan teras dalam dua tipe

utama, yaitu teras bangku (bench terrace) untuk mengurangi kemiringan lereng

dan teras berdasar lebar (broadbase terrace) yang ditujukan untuk mengurangi

atau menahan air pada lahan miring. Teras berdasar lebar ini dibagi lagi dalam

bentuk teras berlereng, teras datar, dan teras berdasar sempit.

Utomo (1994) membagi teras berdasarkan bentuk dan fungsinya ke dalam 3

macam teras, yaitu (a) teras saluran (channel terrace), (b) teras bangku atau teras

tangga (bench terrace), dan (c) teras irigasi pengairan (irrigation terrace). Teras

saluran terutama dibangun untuk mengumpulkan air aliran permukaan pada

saluran yang telah disiapkan untuk kemudian disalurkan pada saluran induk

jalannya air, sehingga aliran permukaan tersebut tidak menyebabkan erosi. Teras

bangku dibangun terutama untuk mengurangi panjang lereng. Lalu, teras

pengairan dibangun untuk menampung air hujan sehingga dapat digunakan oleh

tanaman, seperti pada petak-petak sawah tadah hujan.

Sedangkan Morgan (1986) membagi teras ke dalam 3 tipe utama, yaitu (a) teras

diversi (diversion terrace), (b) teras retensi (retention terrace), dan teras bangku

(bench terrace). Tujuan utama teras diversi adalah untuk menahan aliran di

permukaan dan menyalurkannya melalui lereng ke saluran outlet yang aman.

Page 33: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

11

Teras retensi digunakan jika dibutuhkan konservasi air dengan menahannya di

lereng bukit. Sedangkan teras bangku dibuat jika lahan sampai kemiringan 30 %

akan digunakan untuk kegiatan budidaya pertanian.

2.3.2. Teras Bangku (bench terrace)

Teras bangku adalah bangunan teras yang dibuat sedemikian rupa sehingga

bidang olah miring ke belakang (reverse back slope) dan dilengkapi dengan

bangunan pelengkap lainnya untuk menampung dan mengalirkan air permukaan

secara aman dan terkendali. (Sukartaatmadja, 2004).

Teras bangku adalah serangkaian dataran yang dibangun sepanjang kontur pada

interval yang sesuai. Bangunan ini dilengkapi dengan saluran pembuangan air

(SPA) dan ditanami dengan rumput untuk penguat teras. Jenis teras bangku ada

yang miring ke luar dan miring ke dalam (Priyono, 2002).

Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan

meratakan tanah di bagian bawah sehingga terjadi suatu deretan bentuk tangga

atau bangku. Teras jenis ini dapat datar atau miring ke dalam.

Teras bangku yang berlereng ke dalam dipergunakan untuk tanah-tanah yang

permeabilitasnya rendah dengan tujuan agar air yang tidak segera terinfiltrasi

tidak mengalir ke luar melalui talud. Teras bangku sulit dipakai pada usaha

pertanian yang menggunakan mesin-mesin pertanian yang besar dan memerlukan

tenaga dan modal yang besar untuk membuatnya (Arsyad, 1989).

Page 34: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

12

Gambar 1. Teras Bangku

(sumber : http://pkm.openthinklabs.com/home/topik/lingkungan-

environment/water-air/z-referensi/kliping/artikel/petunjuk-teknis-teknologi-

konservasi-tanah-dan-air)

Keuntungan teras bangku adalah: (a) efektif dalam mengendalikan erosi dan aliran

permukaan,(b) menangkap tanah dalam parit-parit yang dibuat sepanjang teras

dan tanah yang terkumpul itu dapat dikembalikan ke bidang olah, (c) mengurangi

panjang lereng, dimana setiap 2–3 meter panjang lereng dibuat rata menjadi teras

sehingga mengurangi kecepatan air mengalir menuruni lereng, (d) dalam jangka

panjang akan meningkatkan kesuburan tanah, (e) bidang olah yang agak datar

memudahkan petani melakukan budidaya tanaman utama, (e) tanaman penguat

teras dapat menjadi sumber pakan ternak, bahan organik untuk tanah dan kayu

bakar.

Namun teras bangku ini juga memiliki kelemahan: (a) pada awalnya cukup

menganggu keadaan tanah, mengurangi produksi selama 2–3 tahun pertama, (b)

tenaga kerja / biaya untuk pembuatannya cukup tinggi, makin curam lahannya

makin banyak tenaga kerja dan biaya yang diperlukan, (c) berkurangnya luas

permukaan lahan efektif untuk budidaya tanaman utama lebih besar dibandingkan

dengan teknik konservasi tanah yang lain, makin curam lerengnya, makin besar

Page 35: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

13

berkurangnya luas tersebut, (d) bidang olah yang terbentuk pada bagian galian

mempunyai tingkat kesuburan yang lebih buruk daripada bidang olah yang

terbentuk pada bagian timbunan (Fitri, 2011).

Efektivitas teras bangku sebagai pengendali erosi akan meningkat bila ditanami

dengan tanaman penguat teras di bibir dan tampingan teras. Rumput dan legum

pohon merupakan tanaman yang baik untuk digunakan sebagai penguat teras.

Tanaman murbei sebagai tanaman penguat teras banyak ditanam di daerah

pengembangan ulat sutra.

Teras bangku adakalanya dapat diperkuat dengan batu yang disusun, khususnya

pada tampingan. Model seperti ini banyak diterapkan di kawasan yang berbatu

(Departemen Pertanian, 2006).

2.4. Bambu (Gigantochloa apus)

Tanaman bambu (Bambuseae) banyak tumbuh di Indonesia, serta dimanfaatkan

untuk berbagai keperluan seperti perlengkapan rumah tangga, pagar, maupun

untuk peyangga beberapa jenis tanaman sayuran dan buah-buahan. Bambu adalah

tanaman rakyat dimana untuk mendapatkannya cukup mudah. Bambu merupakan

tanaman non kayu yang tersebar hampir di seluruh Indonesia. Penyebaran yang

hampir merata ini yang menjadikan bambu banyak dimanfaatkan oleh masyarakat,

antara lain sebagai bahan furniture, konstruksi bangunan, dan kerajinan tangan.

Ditinjau dari segi fisiknya, bambu termasuk tanaman yang memiliki sifat fisika

yang unggul. Salah satu keunggulannya adalah kuat tarik bambu yang mendekati

kuat tarik baja (Oka, 2005 dalam Rosita, 2014).

Page 36: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

14

Bahan bambu dikenal oleh masyarakat memiliki sifat-sifat yang baik untuk

dimanfaatkan antara lain : batangnya kuat, lurus, rata, keras, mudah dibelah,

mudah dibentuk, dan mudah dikerjakan serta mudah diangkut. Selain itu bambu

juga relatif murah dibanding bahan bangunan lain karena banyak ditemukan di

sekitar pemukiman pedesaan. Bambu menjadi tanaman serba guna bagi

masyarakat pedesaan (Ridwanti, 2002).

Tanaman bambu di Indonesia ditemukan mulai dari dataran rendah sampai

pegunungan. Pada umumnya ditemukan di tempat-tempat terbuka dan daerahnya

bebas dari genangan air. Tanaman bambu hidup merumpun, mempunyai ruas dan

buku. Pada setiap ruas tumbuh cabang-cabang yang berukuran jauh lebih kecil

dibandingkan dengan buluhnya sendiri. Pada ruas-ruas ini tumbuh akar-akar

sehingga pada bambu dimungkinkan untuk memperbanyak tanaman dari

potongan-potongan ruasnya, disamping tunas-tunas rumpunnya. Keawetan

bambu sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan lingkungan. Bambu tanpa

perlakuan pengawetan, apabila dibiarkan bersentuhan secara langsung dengan

tanah dan tidak terlindung dari cuaca, hanya mempunyai umur pakai sekitar 1 – 3

tahun. Bambu yang terlindung dari gangguan cuaca, umur pakainya dapat

bertahan antara 4 – 7 tahun atau lebih. Jenis bambu yang sering digunakan oleh

masyarakat Indonesia adalah bambu tali, bambu andong, bambu petung dan

bambu hitam (Ridwanti, 2002).

Page 37: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

15

Gambar 2. Batang Bambu

(sumber : http://pusatpenjualankayu.com/artikel/jual-bambu-petung-murah.html)

Tabel 1. Daftar Harga Bambu Tali Panjang 7 meter:

No. Diameter (cm) Harga (Rp)

1. 3 – 5 3.000

2. 6 – 8 5.000

3. 9 – 12 8.000

Sumber : Harga pasar di Bandar Lampung

Page 38: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2018 di Laboratorium Lapang

Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah gergaji, golok, meteran, palu,

ombro meter, gelas ukur dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan

adalah bambu dan data curah hujan 5 tahun terakhir.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu

menggunakan tiga perlakuan dengan tiga ulangan dan kontrol tanpa batang

bambu. Perlakuan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Perlakuan 1 : Bambu dengan tinggi 0,50 m

Perlakuan 2 : Bambu dengan tinggi 0,75 m

Perlakuan 3 : Bambu dengan tinggi 1,00 m

Kontrol : Tanpa batang bambu

Tata cara pemasangan penguat bambu, disajikan pada Gambar 3, 4, dan 5.

Page 39: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

17

Gambar 3. Perlakuan 1 dengan tinggi 0,50 m

Gambar 4. Perlakuan 2 dengan tinggi 0,75 m

Gambar 5. Perlakuan 3 dengan tinggi 1,00 m

Page 40: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

18

Adapun tata letak percobaan pada penelitian sebagaimana berikut ini :

P1U2 P2U1 P1U1

P03 P1U3 P2U3

P01 P2U2 P02

P3U3 P3U2 P3U1

Gambar 6. Tata letak percobaan

Keterangan :

P : Perlakuan (Tinggi teras 0,50 m, 0,75 m, 1,00 m)

U : Ulangan (3 ualngan)

P0 : Kontrol (Tanpa batang bambu)

3.4. Langkah- Langkah Penelitian

Adapun langkah- langkah penelitian dilakukan melalui tahapan -tahapan sebagai

mana disajikan pada Gambar 7.

Page 41: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

19

Gambar 7. Diagram alir penelitian

3.4.1 Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan yaitu lahan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

Pertanian Universitas lampung. Penyiapan lahan yang dilakukan yaitu

menyiapkan lahan seluas 1,5 meter x 1 meter. Pada lahan tersebut menggunakan

jenis tanaman yang sama yaitu rumput liar. Untuk mencegah aliran run off dari

atas teras maka dilakukan penggalian dan membuat tanggul disekitar lahan.

Mulai

Penyiapan Alat dan Bahan

Penyiapan Lahan

Pemansangan penguat teras bangku dan

pemasangan penampung

Pengukuran dan Pengamatan

Data

Analisis Data

Selesai

Page 42: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

20

Kemudain dilakukan perataan bibir teras dan mengukur panjang dan tinggi teras

yang akan dipasangi penguat teras menggunakan bambu. Tinggi teras yang akan

dipasangi penguat teras yaitu 50 cm , 75 cm dan 100 cm.

Gambar 8. Perataan Bibir Teras

3.4.2 Persiapan Bahan

Bahan utama yang digunakan adalah bambu tali. Bambu yang telah ditebang dari

rumpunnya kemudian dipotong sepanjang 1 meter. Bambu yang telah di potong

per 1 meter kemudian dibelah menjadi dua agar mudah untuk melakukan

pemipihan. Bambu dipipihkan menggunakan palu besar atau pemukul besi.

Page 43: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

21

Gambar 9. Proses pemipihan bambu

Gambar 10. Bambu Hasil Pemipihan

3.4.3 Pemasangan penguat teras bangku (bench terras)

Penguat Teras bangku (bench terrace) di pasang dibagian bibir ujung teras

(Gambar 8) , fungsinya menghalangi aliran air hujan dan mengurangi erosi akibat

hujan. Bambu penguat teras dipasang miring karena jika tegak maka akan sulit

memasang patok pada bambu. Patok yang digunakan yaitu bambu yang dibelah

menjadi dua dengan tinggi yang menyesuaikan.

Page 44: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

22

Gambar 11. Bambu Penguat dipasang miring

Pemasangan penguat teras bangku menggunakan bambu yang telah dipipihkan

sebelumnya. Untuk menahan dari bambu yang dipasang maka digunakan patok

bambu yang dibelah dua

Gambar 12. Proses pemasangan penguat teras

Tetapi ternyata masih belum cukup kuat untuk menahan bambu tersebut. Jadi

ditambahkan bambu penahan patok seperti pada gambar.

Page 45: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

23

Gambar 13. Penambahan Penahan Patok Bambu

Pemasangan penampung dilakukan untuk menampung limpasan air hujan. Untuk

mencegah meluapnya air pada penampung saat hujan deras adalah dengan cara

membuat lubang pada bagian atas penampung. Dibuat lima lubang yang

kemudian bagian tengah lubang diberi pipa panjang yang menghubungkan dengan

botol penampung, agar jumlah air yang meluap dapat dihitung. Selain

penampung, ada juga plastik yang dipasang dibagian aliran air hujan. Hal itu

dilakukan agar tidak kehilangan air hujan yang mengalir dan langsung menuju ke

penampung.

Gambar 14. Pemasangan Penampung dan Plastik

Page 46: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

24

Untuk mencegah air hujan masuk ke dalam penampung maka ditambahkan plastik

dibagian atas penampung dan plastik aliran hujan.

Gambar 15. Pemasangan plastik tambahan

3.5. Parameter Yang Diamati

Parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu :

1. Air limpasan total ( Run Off ) harian

Pengukuran air limpasan total yaitu dengan mengukur jumlah volume air yang

tertampung pada penampung yang telah dipersiapkan sebelumnya.

2. Kadar zat terlarut yang terbawa air limpasan ( Run Off )

Atau bisa disebut sedimen terlarut cara mengukurnya yaitu menggunakan rumus :

Dimana : Cs = Konsentrasi sedimen/sedimen yg terlarut (gram/liter)

A = Cawan kosong oven (gram)

B = Cawan isi setelah oven (gram)

Vol. Air = Jumlah volume sampel air yg digunakan

Page 47: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

25

3. Curah hujan harian

Curah hujan harian diukur setiap hari menggunakan ombro meter yang terdapat

pada Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

4. Dimensi dan kemiringan teras

Luas lahan dan Kemiringan teras dihitung menggunakan rumus :

Luas = A = P x L

Kemiringan =

Dimana :

A = Luas (m2),

P = Panjang (m)

L = Lebar (m)

Δh = Beda tinggi (m)

3.6. Analisis Data

Proses analisis data dilakukan menggunakan sidik ragam dan di lanjutkan dengan

uji BNT (Beda Nyata Terkecil)

Page 48: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

54

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari penelitian dan pembahan data tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Perlakuan yang paling efektif dalam menahan erosi pada penelitian ini

yaitu penguat teras dengan tinggi 0,5 meter. Hal tersebut karena perlakuan

tersebut mampu menekan run off dan jumlah sedimen terlarut.

2. Koefisien runoff terendah terjadi pada penguat teras 0,5 meter dengan nilai

0,158 atau 15,8 % dan koefisien runoff terbesar terjadi pada penguat teras

1 meter dengan nilai 0,582 atau 58,2 %.

3. Sedimen terlarut terendah terjadi pada penguat teras 0,5 meter dengan nilai

5,54 Ton/ha/Thn dan sedimen terlarut tertinggi pada penguat teras 1 meter

dengan nilai 36,76 Ton/ha/Thn.

5.2. Saran

Saran untuk menyempurnakan penelitian ini adalah menambah luas lahan sesuai

dengan petak erosi yaitu 22 x 2 meter dan menggunakan jenis tanaman yang

berbeda.

Page 49: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, A., Dariah, A., dan Mulyani, A. 2008. Strategi dan teknologi

pengelolaan lahan kering mendukung pengadaan pangan nasional. Jurnal

Litbang Pertanian 27 (2) : 43-49.

Astari,D. 2014. Model Hujan-Limpasan di Daerah Pemeable dan Impemeable

dengan Peubah Kemiringan Lahan. Skripsi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Teknik, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB-Press. Bogor.

ASAE. 1998. Standard Engineering Practice Data. Ed. 45th, ASAE. St. Joseph..

Departemen Pertanian. 2006. Pedoman Umum Budidaya Pertanian Pada Lahan

Pegunungan. Jakarta : Badan Litbang Pertanian.

Fitri, S. 2011. Pengaruh Teknologi Konservasi Hedgerows Pada Teras Batu Dan

Bangku Miring Terhadap Jumlah Bakteri Dan Jamur Tanah Serta

Pertumbuhan Tanaman Tembakau (Nicotiana Tobacum L.) Di Sub-Das

Progo Hulu. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta : Fakultas Pertanian UNS.

Fuady, Z., Satriawan, H., dan Mayani, N. 2014. Aliran Permukaan, Erosi Dan

Hara Sedimen Akibat Tindakan Konservasi Tanah Vegetatif Pada Kelapa

Sawit. Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014.

Hudson, N. 1981. Soil Conservation. Ed. 2nd. Cornell university Press. New

York.

Jauhari, I. M. 2012. Prediksi Erosi di Sub-Sub DAS Lengkese, Sub DAS

Lengkese,Hulu DAS Jeneberang. Skripsi. Universitas Hasanudin. Makassar.

77p.

Masaki, I, 1995. The Watershed Management Technology Development Project.

Technical Manual Soil Conservation and Forest Road. Japan International

Cooperation Agency.

Page 50: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

56

Morgan, R.P.C., 1986. Soil erosion and conservation. Longman Group UK Ltd.,

Essex: 295 pp.

Priyono. 2002. Konservasi Tanah dan Mekanisasi Pertanian. Dalam makalah

Teras : Bebas banjir, 2003.

Retnosari, A. 2013. Ekstraksi dan Penentuan Kadar Silika (SiO2) Hasil Ekstraksi

dari Abu Terbang (Fly A) Batu Bara. Skripsi. Universitas Jember.

Jember.55p.

Ridwanti, B. 2002. Pemanfaatan Bambu Di Indonesia. Sumatera Utara.

Rijksen.1981, Terdapat pada Integrasi Pengembangan Wisata Pantai Dan

Permukiman Nelayan Di Pesisir Barat Kabupaten Bengkulu Selatan Dalam

Rangka Konservasi Alam. ITS Surabaya.

Rosita, N., Susanto., Saputra,B., Nisa,K., dan Yulianto, A., 2014. Sifat Mekanik

Kayu Lapis Dengan Variasi Lapisan Pengisi Dari Iratan Bambu

(Gigantochloa Apus Kurz). Jurnal Fisika Vol. 4 No. 1.

Schwab, G.O., R.K. Frevert, T.W. Edminster, K.K. Barnes. 1981. Soil and Water

Conservation Engineering. John Wiley and Sons. New York

Siswomartono, D., 1989, Ensiklopedi Konservasi Sumber Daya, Penerbit

Erlangga, Jakarta, 1989

Sosradarsono, Suyono & Kensaku Takeda, 1978,Hidrologi Untuk Pengairan,

Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta.

Sukartaatmadja. 2004. Konversi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor

Supangat, A. B. 2014. Perhitungan Sedimen. Buku. Balai Penelitian Teknologi

Kehutanan Pengelolaan DAS. Surakarta. 28p.

Suripin, 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Andi.

Sutrisno, N., dan Heryani, N., 2013. Teknologi Konservasi Tanah Dan Air Untuk

Mencegah Degradasi Lahan Pertanian Berlereng. Jurnal Litbang Pertanian

32 (3) : 122-130.

Utomo, H. W. 1994. Erosi dan Konservasi Tanah. Malang: IKIP Malang.

Wahyudi, 2014, Sustainable Forest Management Policy in Central Kalimantan,

Indonesia. International Journal of Science and Research (IJSR), Vol.3,

Issue 4, April 2014.

Widada. 2001. Sekilas Tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan

Ekosistemnya. Biodiversity Conservation Project. Bogor.

Page 51: APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/54785/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK APLIKASI BATANG BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI PENGUAT

57

Yoga, P., 2015. Limpasan Permukaan (Run Off). Makalah. Program Study

Pendidikan Geografi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas

Lambung Mangkurat. Banjarmasin

Yuliarta. 2002. Teknologi Budidaya pada Sistem Usaha Konversi.Grafindo.

Jakarta.

Zulkarnain, I. 2012. Evaluasi Erosi Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas

Pertanian Universitas Lampung Melalui Pendekatan Satuan Lahan. Tesis

Magister Ilmu Lingkungan. Universitas Lampung. Bandar Lampung