Teman-teman yang berbahagia Setiap manusia, terutama mereka yang saat ini sedang belajar di sebuah institusi pendidikan, barangkali memimpikan belajar di luar negeri, sebagai sebuah langkah untuk memperdalam keilmuan yang mereka miliki, di samping juga untuk mengenal budaya di luar negara mereka sendiri. Oleh karena itu, di e-book ini, saya menghadirkan kisah dan pengalaman beberapa dosen Universitas Trunojoyo Madura, yang saat ini sedang studi di berbagai benua di belahan dunia. Beberapa di antara mereka saat ini sedang studi di Amerika, Eropa, Asia hingga Australia. Data dan pengalam ini, kami dapatkan setelah melakukan sharing-sharing via sosial media dan e- mail kepada masing-masing dosen. Selamat membaca ! Fendi, blogger, esais.
22
Embed
Apa pengalaman yang paling berharga bagi bapak saat ...plat-m.com/wp-content/uploads/2013/08/Be-A-Good-Student.pdf · sedang studi di Amerika, Eropa, ... Muslim) Perkataan Imam Syafi’i
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Teman-teman yang berbahagia
Setiap manusia, terutama mereka yang saat ini sedang belajar di sebuah institusi pendidikan,
barangkali memimpikan belajar di luar negeri, sebagai sebuah langkah untuk memperdalam keilmuan
yang mereka miliki, di samping juga untuk mengenal budaya di luar negara mereka sendiri. Oleh karena
itu, di e-book ini, saya menghadirkan kisah dan pengalaman beberapa dosen Universitas Trunojoyo
Madura, yang saat ini sedang studi di berbagai benua di belahan dunia. Beberapa di antara mereka saat ini
sedang studi di Amerika, Eropa, Asia hingga Australia.
Data dan pengalam ini, kami dapatkan setelah melakukan sharing-sharing via sosial media dan e-
mail kepada masing-masing dosen.
Selamat membaca !
Fendi, blogger, esais.
Indahnya Belajar di Di Hokkaido University, Jepang
Achmad Fachruddin Syah, adalah salah satu dosen UTM yang saat ini sedang melakukan studi
Strata 3 di Fisheries Science, Hokkaido University, Japan. Dosen dari Fakultas Pertanian ini, dilahirkan di
Kabupaten Bangkalan Madura pada tanggal 20 Mei 1979. Alumni dari Fakultas Ilmu Dan Teknologi
Kelautan IPB angkatan 2003 ini menjelaskan panjang lebar pengalamannya kuliah di Jepang.
Apa pengalaman yang paling berharga bagi bapak saat belajar di luar negeri?
Pengalaman berharga yang saya dapatkan selama saya belajar di Hokkaido University, Jepang,
diantaranya adalah saya mempunyai banyak teman-teman yang berasal dari berbagai negara misalnya dari
China, Kenya, Filipina, Malaysia, India, Bangladesh dan tentunya dari Negara Jepang sendiri. Hal ini
akan menambah pertemanan dan juga akan menambah link atau relasi. Hal lain yaitu jadi tahu bagaimana
rasanya hidup di negara dengan 4 musim. Kebetulan saya tinggal di kota Hakodate, Hokkaido. Pulau
Hokkaido merupakan pulau di Jepang bagian utara, sehingga di sini saya dan keluarga bisa merasakan
bagaimana rasanya hidup di 4 musim. Musim dingin di Hokkaido adalah yang paling lama dibandingkan
dengan musim lainnya. Anda bisa bayangkan bagaimana rasanya hidup di Madura yang panas sepanjang
tahun dan sekarang hidup di musim dingin yang bisa sampai mencapai -150 C. Akan tetapi tentunya
sebagai negara maju, di sini sudah tersedia sarana dan prasarana yang lengkap untuk menghadapi keadaan
tersebut. Selain itu berada di negara asing, kita bisa belajar nilai-nilai positif yang ada. Misalnya di Jepang
sendiri saya merasakan budaya mereka yang bersih, tertib peraturan, mandiri dan kerja keras. Jepang juga
negara yang sangat aman. Saya punya pengalaman, suatu hari sarung tangan saya tertinggal di sebuah
toko sepatu dan saya baru ingat dua hari setelahnya. Karena jarak toko tersebut dengan rumah cukup jauh,
saya baru bisa kembali seminggu setelahnya. Namun yang mengesankan buat saya, ternyata pemilik toko
itu tetap menyimpan sarung tangan saya dan dengan meletakkannya di rak yang dapat dilihat pengunjung
dengan tujuan agar pemiliknya bisa mengetahui barangnya yang tertinggal. Begitu juga ketika putri saya
ketinggalan sarung tangannya di sebuah toko elektronik. Barang itu tidak hilang sama sekali dan ketika
kami mencarinya ternyata pemilik toko meletakkannya di rak khusus barang2 hilang dan bagi pemiliknya
bisa langsung mengambilnya. Dan yang mengesankan lagi tidak pernah saya jumpai ada orang yang
mengaku-ngaku barang yang bukan milik mereka. Di pusat2 perbelanjaan saya melihat pengunjung bisa
masuk ke dalam toko dengan membawa tas atau tetap mengenakan jaket mereka. Pemilik toko atau
supermarket tidak khawatir barang mereka akan dicuri. Hal ini karena warga jepang sangat takut berbuat
salah dan attitude ini patut untuk ditiru. Hal lain yang dapat kita jumpai juga di Jepang yaitu orang-orang
sangat suka saling menyapa antara yang satu dengan yang lainnya setiap mereka bertemu dengan ucapan
misalnya selamat pagi, selamat siang dan sebagainya. Itu mereka bukan hanya untuk orang yang sudah
saling kenal, tapi juga untuk orang yang belum mereka kenal sebelumnya. Mereka juga sangat
menghargai ketika ada yang sedang berbicara di depan mereka. Sebagai contoh, misalnya di dalam kelas.
Mereka tidak akan mengobrol sendiri di dalam kelas ketika sang professor menjelaskan materi kuliahnya
atau pada saat ada seminar, sehingga kita benar-benar bisa fokus mengikuti materi yang sedang
disampaikan dan tidak terganggu oleh suara-suara yang lain.
Apa motivasi bapak sehingga memiliki impian untuk belajar ke luar negeri?
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat” (TQS. Al-Mujaadilah [58] : ayat 11)
Rasulullah SAW bersabda, "Nabi Sulaiman disuruh memilih antara harta benda, kerajaan dan ilmu.
Maka dia memilih ilmu, akhirnya dia diberi pula kerajaan dan harta benda." (HR. Ad-Dailami)
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang melalui suatu jalan guna mencari ilmu pengetahuan,
niscaya Allah SWT akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Imam Muslim ra)
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga”. (HR. Muslim)
Perkataan Imam Syafi’i dalam kitab Nasyarthi fi Fadhl Hamlah al-‘Ilmi (vol. I, hal.162):
"Barang siapa yang ingin sukses dalam kehidupan dunianya, hendaklah (dicapai) dengan ilmu, barang
siapa yang ingin selamat di akhirat nanti hendaklah dengan ilmu dan barang siapa yang ingin sukses
dalam menghadapi kedua-duanya (dunia dan akhirat) maka hendaklah pula dicapai dengan ilmu."
Oleh karena itu, tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Jepun
Apa saja kira-kira trik dan tips agar lulus beasiswa ke luar negeri?
Senantiasa melakukan DIA: Doa, Ikhtiar/Usaha dan Amal
Doa: memintalah kepada Allah SWT apa yang anda inginkan!!
Ikhtiar/Usaha: Improve your English language to get the higher scores in TOEFL or IELTS and find your
professor to get the LoA from him/her.
Amal: sholat tepat waktu, shodaqah, sholat dhuha, baca Qur`an dan amal ibadah lainnya
Apa pesan yang ingin bapak sampaikan kepada mahasiswa di UTM?
Bersungguh-sungguhlah dan tetaplah semangat dalam menuntut ilmu. Manfaatkan 5 hal sebelum
datangnya 5 hal yang lain
1. Masa muda sebelum datangnya masa tua
2. Waktu luang sebelum datangnya waktu sempit
3. Waktu sehat sebelum datangnya masa sakit
4. Waktu kaya sebelum datangnya kondisi miskin
5. Hidup sebelum mati
Indahnya Belajar di University Of Portsmounth, United Kingdom
Lelaki yang berstatus sebagai dosen di Universitas Trunojoyo Madura ini, bernama Muhammad
Yusuf, salah seorang dosen D3 Teknik Multimedia dan Jaringan Fakultas Teknik UTM yang saat ini
sedang studi di University of Portsmouth di negara Inggris, benua Eropa. Bapak Yusuf, nama akrabnya,
sebelumnya beliau pernah menempuh S2 di Institut Teknologi Sebelas Maret (ITS) Surabaya. Lelaki yang
memiliki motto hidup “Berusaha memperbaiki kualitas hidup terus-menerus dan bermanfaat bagi orang
lain” ini dilahirkan di kota Surabaya pada 15 Desember 1979. Berikut hasil wawancara Humas dengan
beliau.
Apa pengalaman yang paling berharga bagi bapak saat belajar di luar negeri?
Pengalaman yang paling berharga adalah berinteraksi dengan mahasiswa dan akademisi/dosen
dari berbagai negara dan benua yang mempunyai kultur yang berbeda-beda. Saya punya teman sesama
mahasiswa dari Cina, Libya, Irak, Inggris, Cyprus, Pakistan, Ghana, Nigeria, Jordania, Bulgaria,
Malaysia, India, Saudi Arabia, Italia, Oman, Brunei Darussalam, Iran, Ukraina, Jerman, dll. Dan juga
dosen-dosen dari berbagai negara yaitu : Inggris, Perancis, Bulgaria, Jerman, Mesir, Cina, Iran, New
Zealand, dll.
Belajar di UK sangat berharga untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris karena setiap
hari dimana saja harus berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
Bagaimana kelebihan belajar di luar negeri untuk studi s3 yang bapak ambil saat ini
dibandingkan belajar di dalam negeri?
Yang jelas kalo studi di luar negeri dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris.
Saya tidak ingin membandingkan dan mengatakan studi S3 di Luar Negeri lebih baik daripada
studi di dalam negeri karena semuanya kembali kepada mahasiswanya. Yang jelas sistem pendidikan di
UK dan Indonesia berbeda. Di UK, anak-anak sejak kecil sudah di didik punya critical thinking dan
melakukan riset. Jadi pengetahuan tidak diberikan dalam bentuk jadi tetapi siswa diajari utk melakukan
riset sendiri dalam rangka menemukan pengetahuan. Selain itu, studi disini tidak terlalu banyak pelajaran,
tetapi mendalam. Linearitas tidak berlaku dan riset multidisipliner banyak dilakukan. Misalnya : teman
saya PhD student risetnya multidisiplin Human Computer Interaction (HCI) dan Psikologi. Untuk studi
S3, mahasiswa ditekankan untuk melakukan riset yang mempunyai aspek originality dan novelty (belum
pernah dilakukan orang lain sebelumnya) serta tidak melakukan plagiarisme. Hubungan
supervisor/pembimbing dengan mahasiswa jg seperti teman dan partner.
Apa motivasi besar sehingga bapak bisa belajar ke luar negeri?
Motivasi saya adalah ingin memperdalam keilmuan saya karena merasa ilmu saya masih sangat dangkal.
Apa saja kira-kira trik dan tips agar lulus beasiswa ke luar negeri?
Yakin bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT
Mohon pertolongan dan kemudahan kepada Allah SWT
Bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris
Bersungguh-sungguh mencari supervisor yang minat risetnya sama
Bersungguh-sungguh mencari beasiswa ke luar negeri.
Apa pesan yang ingin bapak sampaikan kepada mahasiswa di UTM?
Tidak ada yang mustahil jika berdoa dan berusaha sungguh-sungguh untuk meraih cita-cita.
Apabila pembaca ingin berkenalan dengan beliau, boleh mengunjungi akun Twitter-nya di @myusufxyz
Belajar di University of Missouri, Columbia, USA
Belajar di luar negeri merupakan pengalaman yang indah dan tak terlupakan, terutama jika bisa
membawa keluarga hidup bersama di saat sedang menempuh studi tersebut. Berikut ini, cerita Bapak
Medhy Aginta Hidayat, salah satu dosen program Studi Sosiologi yang saat ini sedang menempuh
doktoral studi sosiologi di University of Missouri, Columbia, USA.
Dosen yang sudah malang melintang dalam dunia aktivitas blogging for money ini mendapat
kesempatan belajar di University Of Missouri, melalui beasiswa Fulbright, salah satu beasiswa bergengsi
yang dipelopori oleh Senator Amerika Serikat bernama William J. Fulbrigh pada tahun 1945. Berikut
pengalaman beliau belajar di luar negeri.
Bagaimana pengalaman belajar di Amerika dengan beasiswa Fulbright?
Belajar di luar negeri, tidak hanya di Amerika tetapi juga di negara lain, tentu menjadi
pengalaman yang sangat berharga bagi kita. Pertama, harus diakui bahwa sistem pembelajaran dan
fasilitas belajar di Amerika Serikat relatif lebih baik ketimbang di Indonesia. Tentu kondisi ini sangat
mendukung pengembangan ilmu pengetahuan. Kedua, belajar di luar negeri juga bisa menjadi kesempatan
untuk membangun jembatan pemahaman antar bangsa dan budaya. Kita bisa lebih memahami budaya
Amerika, dan sebaliknya mereka bisa mengenal dan belajar tentang budaya Indonesia. Ketiga, dalam
kaitannya dengan beasiswa Fulbright, sembari belajar, kita juga sekaligus menjadi duta bangsa Indonesia
dalam jaringan para penerima beasiswa Fulbright yang tersebar di seluruh dunia. Networking ini sangat
berguna sebagai modal membangun kerjasama antar bangsa dan antar universitas, misalnya dalam hal
penelitian bersama.
Bagaimana sistem pembelajaran di Amerika? Adakah kesamaan dengan di Indonesia?
Sistem pembelajaran di Amerika, setidaknya seperti yang saya alami, sangat menekankan
kemandirian dan inisiatif mahasiswa. Mahasiswa tidak bisa hanya menunggu "instruksi" dosen. Sistem
pembelajaran seperti ini menuntut mahasiswa untuk "gila" membaca. Membaca menjadi kebutuhan setiap
mahasiswa. Untuk bidang-bidang ilmu sosial, seperti bidang yang saya ambil (Sosiologi), membaca
bahkan menjadi menu wajib, hampir 80% porsi studi kita adalah membaca. Dalam seminggu kita harus
menyelesaikan 3-5 buku, masing-masing buku dengan tebal rata-rata 200 halaman. Cukup berat. Hal lain
yang menonjol dalam sistem pembelajaran di Amerika adalah proses belajar yang benar-benar terpusat
pada mahasiswa. Dosen benar-benar hanya fasilitator. Metode belajar dengan diskusi, seminar, membuat
proyek mandiri (baik individu maupun kelompok) menjadi titik tekan. Di Indonesia, setidaknya secara
teoritis, sistem pembelajaran kita sebenarnya sudah mengarah pada pola belajar student-centered learning.
Cuma dalam prakteknya memang masih belum maksimal. Satu hal yang saya kira sangat kurang dalam
sistem pembelajaran kita di Indonesia adalah kecakapan membaca. Kita sangat tidak terbiasa membaca
buku. Kurikulum pendidikan kita, sejak tingkat dasar, saya kira sangat kurang menekankan pentingnya
membaca. Yang lebih ditekankan adalah menghafal. Berbeda dengan di Amerika. Disini sejak SD anak
dipupuk untuk gemar membaca, tidak peduli buku yang dibaca adalah komik. Setiap hari di sekolah ada
sesi membaca dan mendongeng. Yang penting anak-anak suka membaca dulu. Ini yang berbeda dengan di
Indonesia.
Apa saja pengalaman paling berharga selama belajar di negeri Paman Sam?
Belajar di suatu negara dengan budaya masyarakat dan budaya belajar yang berbeda seperti di
Amerika saya kira adalah sebuah pengalaman yang berharga. Sama seperti ketika saya mendapat
kesempatan belajar di Jepang. Belajar budaya lain selalu menarik. Ini bukan soal lebih baik atau lebih
buruk. Dalam beberapa hal, setiap negara, setiap budaya, memiliki kekurangan dan kelebihan. Menurut
saya yang terpenting kemudian adalah bagaimana kita menyikapi setiap pengalaman dengan kesadaran
positif, mengambil yang terbaik, membuang yang buruk, dan mengembalikan apa yang sudah kita pelajari
kepada masyarakat di Indonesia sesuai peran dan tugas kita sebagai dosen. Tanpa bermaksud mengagung-
agungkan Amerika, selama belajar disini saya banyak belajar tentang nilai-nilai positif budaya Amerika
seperti disiplin, kemandirian, inisiatif, keterbukaan, toleransi, dan determinasi. Hal lain yang saya kira
juga sangat berharga adalah mengalami sendiri bagaimana proses belajar di salah satu kampus yang cukup
baik di Amerika. Melihat dan mengalami sendiri bagaimana atmosfer dunia kampus di Amerika, melihat
bagaimana aktivitas keseharian para mahasiswa di luar maupun di dalam kelas, etos belajar mahasiswa
yang tinggi, fasilitas belajar yang sangat mendukung iklim belajar yang baik dan nyaman: semua itu
menjadi inspirasi positif bagi saya.
Apa motivasi bapak belajar ke negeri Paman Sam dengan perantara beasiswa Fulbright?
Belajar ke luar negeri selalu menjadi obsesi saya sejak kecil. Waktu itu motivasi terbesar adalah
sekedar ingin melihat dan merasakan budaya bangsa lain yang berbeda. Dan karena kondisi ekonomi yang
tidak memungkinkan untuk belajar ke luar negeri dengan biaya sendiri, mencari beasiswa menjadi pilihan
terbaik saya. Maka sejak lulus SMA saya mulai merencanakan untuk bisa kuliah ke luar negeri dengan
mencari beasiswa. Belajar ke Amerika dengan beasiswa Fulbright bagi saya adalah dream comes true,
mimpi yang menjadi nyata. Kenapa? Pertama, untuk bidang Sosiologi, harus diakui bahwa kampus-
kampus di Amerika saat ini adalah yang terbaik. Teori-teori sosiologi kontemporer banyak dilahirkan para
sosiolog Amerika. Belajar ke Amerika, tentu menjadi kesempatan terbaik untuk belajar dari yang terbaik.
Kedua, beasiswa Fulbright adalah salah satu skema beasiswa terbaik di dunia. Fulbright juga telah
melahirkan banyak alumni di seluruh dunia, termasuk sejumlah penerima penghargaan Nobel.
Mendapatkan beasiswa Fulbright bagi saya adalah sebuah kesempatan berharga untuk berada di dalam
jaringan para ilmuwan internasional alumni penerima beasiswa Fulbright.
Bagaimana trik dan tips agar bisa lolos dalam seleksi beasiswa Fulbright?
Hemat saya, meraih beasiswa apapun sebenarnya bukanlah sesuatu yang sulit jika kita telah
benar-benar menyiapkan segala hal yang dibutuhkan. Kesalahan terbesar teman-teman mahasiswa ketika
ingin melanjutkan studi S-2 dengan beasiswa adalah baru memutuskan, atau malah baru tertarik, untuk
mencari beasiswa ketika menjelang lulus kuliah S-1. Ini sudah agak terlambat. Hemat saya, jika memang
kita benar-benar ingin melanjutkan studi dengan beasiswa, rencana untuk mendapatkan beasiswa harus
disiapkan bahkan semenjak kita baru masuk kuliah S-1. Sejak awal sebaiknya kita mulai menyiapkan
persyaratan yang diminta oleh pihak pemberi beasiswa. Misalnya, nilai TOEFL minimal. Jika kita sejak
dini telah membuat study plan, sejak awal kuliah kita bisa mulai sedikit demi sedikit belajar untuk
mendapatkan nilai TOEFL yang dipersyaratkan. Hal lain misalnya pengalaman berorganisasi, yang
biasanya menjadi poin cukup besar untuk bisa lolos mendapatkan beasiswa. Jika kita sudah memiliki
rencana sejak dini, maka selama kuliah kita bisa mulai aktif dalam kegiatan organisasi kampus. Dan ini
tidak bisa kita lakukan ketika kita sudah hampir lulus S-1. Hal-hal lain yang lebih bersifat teknis, misalnya
cara membuat proposal penelitian atau personal statement, menurut saya bisa dipelajari dengan membaca
buku-buku tentang beasiswa. Ada banyak buku di pasaran yang sudah membahas soal-soal teknis seperti
ini. Namun yang jauh lebih penting, menurut saya, adalah niat, kesiapan dan ketetapan hati kita untuk
sedini mungkin merencanakan apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan beasiswa studi lanjut.
Motivasi apa yang ingin bapak sampaikan kepada seluruh mahasiswa Universitas
Trunojoyo Madura?
Saya selalu mengatakan kepada mahasiswa-mahasiswa di kelas saya: "Do your best!" Lakukan
yang terbaik. Lakukan yang terbaik sesuai kemampuan kita sendiri. Tidak perlu menjadi yang terbaik.
Tidak perlu berusaha mengalahkan orang lain. Namun berusahalah untuk selalu melakukan yang terbaik.
Juga "Do your best in everything you do". Lakukan yang terbaik dalam hal apapun dan dimanapun.
Sebagai mahasiswa, lakukanlah peran sebagai mahasiswa dengan sebaik-baiknya. Belajar dengan
sungguh-sungguh, bekali diri dengan kemampuan akademik maupun non-akademik. Terakhir, jangan
pernah merasa rendah diri. Jangan merasa minder atau malu karena kondisi kita, karena kampus kita yang
masih muda, karena berasal dari Madura, atau karena latar belakang keluarga kita yang kurang mampu.
Ingat, yang terpenting bukan siapa diri kita sekarang, tetapi siapa dan kemana kita akan menuju. Fokus
pada impian kita, jangan fokus pada kondisi kita sekarang. Itu yang selama ini saya lakukan.
Terima kasih dan semoga bermanfaat.
Medhy Aginta Hidayat
Dosen Program Studi Sosiologi UTM, saat ini sedang menempuh studi doktoral (S-3) di
Department of Sociology, University of Missouri, Amerika Serikat.
Curriculum Vitae
Personal Information
Full Name Medhy Aginta Hidayat
Nationality Indonesia
Place and Date of Birth Tuban, 10 August 1974
Sex Male
Work Lecturer
Position Faculty Member, Department of Sociology, Trunojoyo University,
Office Address : Trunojoyo University, Department of Industrial
Engineer
ing
Jalan Raya Telang Kamal PO
Box 02 Telang, Kamal,
Bangkalan, Indonesia
Phone: +62-31-3011147 Fax: +62-31-3011506
Education :
1995 - Februari 2000
Pembangunan Nasional “Veteran” University,
Surabaya - Indonesia, Faculty of Industrial
Technology Department of Industrial Engineering
Awarded the degree of Sarjana Teknik (Bachelor
of Engineering) for a final assignment entitled
“Measurement of Total and Partial
Productivity at PT. Industri Sandang II Unit
Patal Grati Pasuruan” under the supervision of Ir.
Muslimin, M.T. GPA 3,108 out of 4.00.
August 2003 – February 2005
Sepuluh Nopember Institute of Technology,
Surabaya – Indonesia, Faculty of Industrial
Technology
Department of Industrial
Engineering
Awarded the degree of Magister Teknik (Master of
Engineering) for a thesis entitled “Reducing
Total Cycle Time of Order Fulfillment Process:
A Lean Agile Supply Chain Approach (Case
Study at PT. Wala Plastik Lamongan)” under the
supervision of Professor Suparno, Ph.D. and Nani
Kurniati, ST., MT, GPA 3,55 out of 4.00.
Current Professional Activity: Since Januari 2008
Lecturer, Department of Industrial Engineering, Engineering Faculty, The University of Trunojoyo, Bangkalan-Indonesia. Main responsibilities: lecturing and