-
1
Diterbitkan Oleh: Komisi Komunikasi GKJ Gandaria Alamat: Komplek
Yonif Mekanis 201 Jl Raya Bogor Km 28 Gandaria Jakarta
TimurTelp/Fax: 021-8717876, email : [email protected]
Penanggung Jawab: Majelis Komisi Komunikasi, Sapto Tantiono
Penasehat: Pdt Didik Christian A.C Pimpinan Redaksi: Erna Indriana
Sekretaris: Naomi Harini Bendahara: Didiek Indra S. Tim Redaksi:
Aditya Agung, Bosman Simanjuntak, Agung Kadarmanta, Puthut Djoko
Raharjo, Atalya Retnaning, Komisi Anak Website/Layout: Bambang
Hermanto
N0. 48/Th XIV/Juni 2014
Dalam bacaan saat ini terlihat jelas perjalanan gereja perdana
yang berjuang mewartakan iman akan Kristus yang mengalami
kesengsaraan, mati, dan bangkit lagi, sekaligus jatuh bangunnya
karena menghadapi berbagai tantangan, kesulitan dan penolakan. Dan
sampai sekarang inipun perjuangan itu masih terus berlanjut, terus
dilakukan untuk mewartakan kebenaran dan iman. Walau tentu saja
resiko yang akan ditanggung itu tidak kecil. Kematian satu persatu
para pejuang iamn sebagai akibat dari pewartaan yang dilakukan,
tidak pernah menyurutkan apalagi menghilangkan benih kepercayaan
yang sudah ditabur. Justru kepercayaan orang-orang Kristen di
gereja perdana semakin bertumbuh dan berkembang. Karena kematian
para pejuang iman, para martir justru menjadi inspirasi bagi orang
percaya sampai sekarang.
Bahwa dengan tetap percaya sebagai orang Kristen, sekalipun
menghadapi berbagai kesulitan, tantangan, penganiayaan yang
berujung pada kematian, tidaklah menjadikan umat Kristen goyah
kemudian menyerah. Karena kematian tidak pernah memisahkan umat
dari kasih Allah. Kalaupun kematian menimpa orang-orang percaya,
sebagai akibat dari kesetiaan mereka pada Yesus, maka bagi mereka
tersedia ruang di rumah Bapa. Dan kepercayaan itu mesti ditunjukkan
dengan kesediaan umat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan
Yesus, mewartakan tentang apa yang sudah dilakukan oleh Yesus
untuk pertobatan dan pengampunan dosa. Dengan kata lain, hidup
orang percaya harus menjadi kehidupan yang dibaca oleh orang lain
sebagai kehidupan yang berdasarkan kepercayaan pada Yesus.
Kehidupan yang didasarkan pada Yesus adalah kehidupan yang tidak
diwarnai ketakutan, kegelisahan, kekhawatiran, meskipun derita,
permasalah hidup datang silih berganti. Maka itu kehidupan orang
percaya yang masih diberi kesempatan untuk hidup, kehidupan
sekarang ini menjadi sangat penting, karena menyatakan keselamatan
yang dari dan di dalam Yesus adalah panggilan setiap orang percaya
di dunia ini.
Dengan demikian kehidupan orang beriman adalah mewartakan
karya
Yesus yang diwujudnyatakan dalam kehidupan setiap hari, mereka
juga dipanggil untuk setia pada Yesus dalam segala kondisi dan
situasi. Berhadapan dengan banyak penolakan, dengan berbagai
masalah dan kesulitan kehidupan, perilaku buruk, kejahatan yang
terus terjadi, kepercayaan kepada Tuhan dipertaruhkan, kesetiaan
kita untuk mewartakan pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan
Yesus dipertaruhkan, keteguhan atas apa yang kita percaya diuji.
Inilah kenyataan hidup yang harus dihadapi dan dijalani saat umat
mewartakan kebaikan dan kebenaran. Dosa telah merusak banyak aspek
dalam hidup. Karena situasi dan kondisi sulit akhirnya banyak yang
terpengaruh untuk membalikkan yang jahat terlihat baik, yang benar
jadi salah. Apakah kita lalu akan berhenti berbuat kebaikan dan
kebenaran, berhenti mewujudnyatakan karya Yesus, apakah kita akan
berhenti untuk setia pada Yesus ? Belajar dari kehidupan orang
percaya di masa gereja perdana, umat di masa kini diajak untuk
menyetakan iman mereka pada Yesus. Saat kita ‘memikul salib’ karena
mempertahankan iman pada Yesus, umat justru memiliki kesempatan
untuk menjadi saksi bahwa Yesus adalah Juru Selamat. Dalam
penderitaan umat punya kesempatan untuk terus menguatkan iman.
Tentu kita tidak akan pernah berhenti untuk terus mewartakan bahww
Yesus adalah Juru Selamat. Amin
“TAK TERHENTIKAN”Kisah Para Rasul 5 : 27 – 33
Oleh : Lelyana Sth.
-
PersiapanPada tahun 1995 bulan Agustus,
penulis mendapat kesempatan mengunjungi Israel, melalui jasa
Travel tour. Ada sekitar lima puluhan orang rombongan kami, ada
yang sendirian, ada yang suami isteri. Rute kami berangkat dari
Jakarta menuju Cairo dengan pesawat terbang, kemudian dari Cairo
menuju Israel jalan darat menggunakan bus. Saat sebelum berangkat
penulis sudah perkirakan akan tiba di daerah Gunung Sinai yang
sangat terkenal, pada tanggal 16 Agustus, oleh karena itu penulis
merencanakan akan naik ke Gunung Sinai yang bersejarah, dengan
tujuan tidak hanya sekedar naik, tetapi juga akan melakukan Upacara
Bendera untuk memperinganti HUT Kemerdekaan yang ke 50. Untuk itu
penulis perlu menyiapkan “Ubarampenya” berupa Naskah Proklamasi,
naskah Pembukaan UUD 1945, bendera Merah Putih dan tongkat untuk
bendera, yang penulis pakai untuk tongkatnya adalah tongkat lampu
blitz yang bisa dilipat, yang nantinya diberi fungsi sebagai tiang
bendera dengan cara dipegang ke atas. Kita tahu bahwa acara
pokoknya adalah Penaikan Bendera, Pembacaan Naskah Proklamasi,
Pembacaan Naskah Pembukaan UUD, dan ditutup dengan Doa syafaat
untuk Negara dan Bangsa.
CairoRombongan kami berangkat menuju
Israel melalui Yordania dan Mesir. Dari Jakarta menuju Kuala
lumpur, untuk menaikkan penumpang. Yang naik dari Kuala lumpur
cukup banyak, yang duduk di dekat penulis, penulis tanyakan
tujuannya, dia menjawab mau pergi umroh. Rupa-rupanya rutenya
hampir sama dengan rombongan penulis. Sesampai di Amman Yordania,
kami singgah dan menginap semalam. Rupa-rupanya rombongan dari
Kuala lumpur pun menginap di hotel yang sama. Paginya rombongan
kami berangkat dari Amman ke Cairo Mesir, menggunakan pesawat yang
sama, tetapi para penumpang yang naik dari Kuala lumpur, tidak
bersama lagi. Kemungkinan mereka menuju Jedah atau Madinah, atau
mungkin ke Yerusalem mengunjungi Masjid Aksa, yang dulu istana Raja
Sulaiman dan Masjid Umar, yang dulunya Rumah Allah Yahudi. Di Mesir
rombongan kami menginap dua malam. Di Cairo rombongan keliling kota
dan melihat Piramida yang terkenal, juga meninjau museum Cairo,
yang diantaranya menyimpan mummi Firaun. Malamnya makan malam di
Restoran di atas kapal pesiar, menyusuri sungai Nil, dengan suguhan
pertunjukan seni budaya Mesir “Tari perut”. Yang menulis
herankan,
di daerah yang para perempuannya berpakaian hampir menutupi
seluruh badan, tetapi seni tarinya, penarinya justru
mempertontonkan tubuhnya, terutama perutnya.
Penulis juga berkesempatan mengunjungi tempat pengungsian Tuhan
Yesus waktu balita. Tempatnya di bawah atau sangat rendah, yang
berada di suatu gedung gereja, aliran Koptik, suatu gereja
mula-mula di wilayah Mesir. Di sekitar gereja, banyak orang Kristen
yang adalah jemaat Gereja tersebut. Pakaian para perempuan hampir
menutup seluruh badan, sama dengan kebudayaan setempat.
Gunung SinaiPagi-pagi rombongan kami
berangkat menuju wilayah Israel jalan darat menggunakan bus.
Berangkat menyusuri seberang laut Merah. Sesampainya di Mara,
rombongan penulis beristirahat sejenak, sekalian melihat danau
kecil yang dipercayai menurut sejarah Tuhan mengubah air pahit
menjadi air tawar. Setelah cukup waktunya, rombongan berangkat
penuju daerah gunung Sinai, yang menurut sejarah sangat terkenal
bahwa nabi Musa menerima “Hukum Sepuluh”, dikenal juga dengan nama
gunung Horeb atau jabal Musa. Sampai di tempat yang dituju sudah
sore tanggal 16 Agustus 1995, menginap di hotel St. Catherine. Pada
saat makan malam di hotel, penulis mengutarakan keinginannya naik
ke gunung Sinai. Tanggapannya ada enam orang yang menginginkan
mengikuti penulis. Pagi buta jam 01.30 kelompok penulis berangkat
menuju kaki Gunung Sinai, menggunakan bus rombongan diantar oleh
penunjuk jalan. Perjalanan dilanjutkan dengan menaiki onta, satu
onta dinaiki satu orang, jadi ada 8 onta. Terbukti tidak boleh onta
dinaiki sampai puncak, oleh karena itu kami melanjutkan perjalanan
dengan berjalan kaki. Jam 5.30 sampai di puncak gunung,
beristirahat di depan gua, yang dipercayai tempat nabi Musa
menunggu perintah TUHAN, dengan berpuasa 40 hari. Saat tiba,
penulis melihat dua orang remaja yang sedang tidur, penulis
tanyakan mereka mengaku turis
2
Upacara Bendera ke 50di Puncak Gunung Sinai
Oleh Pak Gemi
Kesa
ksia
n
-
3
Simbah meruhi yen Karawitan Arum Budaya padha gladen, katibakake
saben dina Kemis sore. Kang padha ngrawuhi musthi para adi yuswa,
simbah ora gumun marga dadi tanggung jawabe Komisi Adiyuswa, dadi
lumrah bae yen ingkang ngawuhi nindaki gladhen ya para adi yuswa,
para sedulur kang wus padha sepuh.
Nanging simbah teko (kok) ngudarasa, apa para sedulur nem-neman
ora padha kepengin nindaki dherek gladhen? Kamangka karawitan iku
budaya adiluhung. Simbah nate pikantuk uleman tandhing nembang
macapat, neng Taman Mini Indonesia Indah.
Basa jawane mlipis, simbah ngira yen putri jawa, amarga ora
ketok yen dudu putri jawa. Nyatane putri saka Amerika, Jepang tuwin
Korea, kang saka Amerika ketok rupane putri eropa, arepa agemane
jarikan lan gelungan, sing putri Korea tuwin Jepang padha karo
putri jawa. Kuwi durung suwarane, buktine sing menang putri
Amerika, malah
sadurunge ditetepake sapa sing menang, putri saka Amerika pamer
ketrampilane ngendhang, sing ora nguciwani.
Liya wektu simbah dherek gladhi macapat Paguyubaan Radya Agung,
wektu kuwi ana kenya timur kang pamer kaprigelan nembang macapat,
uga dherek gladhi karawitan. Ana putra putri papat lan putra kakung
loro, wus padha prigel, kamangka yuswane durung luwih sepuluh
tahun, isih timur, nganti simbah nyuwun pirsa ingkang nggladhi,
jarene padha taberi sinau lan taberi gladhi macapat, jarene
gladhene seminggu sepisan.
Wektu liya maneh, rikala malem Paskah simbah nonton TV Banten,
kang nyiarake wayangan, wektu gara-gara Gareng Petruk Bagong, ana
waranggana loro sing siji saka Amerika, sijine putri Jepang, padha
sinau aneng pawiyatan luhur, nandhakake menawa seni budaya Jawa
aneng manca negara ana kang padha seneng, amarga pancen adiluhung,
mulane simbah seneng yen Karawitan Arum Budaya, akeh nom-
nomame, ora mung adiyuswa kaya saiki.Amarga miturut simbah,
kanggo
nggladhi utawa nyinau kaalusan budi bocah, bisa nyanggo sinau
lan gladhen karawitan tuwin tembang macapat utawa uga gladhen
beksan, supaya prilakune lembah manah, sabar utawa sareh aneng urip
bebrayan.
Mula simbah ngusulake yen komisi remaja lan komisi anak
mrogramake “Sinau lan gladhi kaalusan budi” sranane ya macapatan,
karawitan tuwin beksan jawa, ngiras-ngirus melu memitri seni budaya
jawa ingkang adiluhung.
Kuwi mau pangudarasane simbah wulan iki. Kanggo nutup
pangudarasane simbah, simbah arep macak tembang macapat karyane
bapak pendhita Didik Chistian Adi Cahyono, ingkang dianggit wus
rada suwe telung taun kepungkur, kaya ing ngisor iki :) Sang
Papadhang:) Dhandhang gula. Anggitan Pdt. Didik CAC. 11 Maret 2011.
Sang Pepadhang kang rawuh ing bumi.- Kang manjalma awujud
manungsa.- Gya sumuyud ing ngarsa-Ne. Pra umat-Nya sadarum.-
Ginanjara pepadhang yekti.- Linuwar sing ukuman.- Sinungan rahayu.-
Gesang manut ing karsa-Nya.- Dadya dilah lan kautaman sejati.- Ing
sajagad warata.-#
NyumanggakakeSimbah
Belanda, yang mengingatkan penulis saat tahun 1945 ikut berjuang
merebut kemerdekaan dari penjajah Belanda, yang setengah jam lagi
akan kami peringati Proklamasi Kemerdekaannya.
Tepat jam 06.00 (di Jakarta jam 10.00, selisih empat jam) kami
mulai upacara. Dimulai dengan bendera dipasang pada tiang blitz,
dilanjutkan menyanyikan lagu Kemerdekaan Indonesia Raya,
mengucapkan Proklamasi, pembacaan Pembukaan UUD, ditutup dengan doa
syafaat yang diserahkan kepada penulis, dengan alasan penulis
adalah yang tertua dari antara kelompok penulis. Usai upacara, kami
cepat-cepat turun.
Meneruskan PerjalananDari puncak Gunung Sinai kita semua
cepat-cepat turun, termasuk kelompok penulis, karena siang
sedikit udara akan sangat panas, disebabkan Gunung Sinai adalah
gunung batu, yang tidak ada pepohonan, pohon baru ada setelah
hampir sampai bawah. Dalam pejalanan
naik maupun turun banyak rombongan lain dari Eropa maupun Asia.
Saat itu yang bersamaan dengan kelompok penulis adalah rombongan
dari Korea. Hal yang sangat mengesankan adalah kita bersama memuji
dengan lagu pujian yang mendunia, dengan bahasa kita masing masing.
Kelompok penulis turun tidak melalui rute waktu naik, melainkan
melalui rute yang dipercayai rutenya nabi Musa, yang menurun sangat
tajam. Perkiraan penulis akan cepat sampainya, namun kenyataannya
karena curamnya turunan, harus hati-hati, jadi lambat. Sampai di
bawah tiba di biara St Cathrine, yang dipercayai nabi Musa memukul
batu dengan tongkatnya, yang dari batu keluar air. Kata penunjuk
jalan, airnya masih mengalir sampai saat itu, tetapi, penulis tidak
membuktikannya, karena memburu waktu, sudah ditunggu rombongan
besar untuk melanjutkan perjalanan ke Israel. Saat tiba sudah jam
12.00, yang rencananya berangkat jam 11.00. Berarti waktu turun
memerlukan
hampir empat jam.Penutup
Kesimpulannya, penulis mempunyai pengalaman yang tidak mungkin
diulangi: Upacara bendera, memperingati HUT kemerdekaan ke 50 di
puncak Gunung Sinai.” Kiranya tulisan ini menjadi bacaan bagi yang
berkenan. Karena kejadiannya sudah lama, sekitar 19 tahun yang
lalu, mungkin ada yang kelupaan, penulis minta maaf. ***
Kesa
ksia
n
-
Seko
lah
Min
ggu
4
Setiap umat Nasrani pasti senang merayakan ibadah Paskah.
Banyak peristiwa yang harus kita lalui menjelang Paskah, Antara
lain
ambil bagian di dalam Paskah. Kami mengisi pujian yang berjudul
“S’bab Dia Hidup”. Kami sempat khawatir karena kami berlatih pujian
tersebut hanya
PASKAH SEKOLAH MINGGUGKJ Gandaria Pepanthan Cawang
Oleh Veronica, Poppy dan Yedida (ASM Pepanthan Cawang)
Rabu Abu, Kamis Putih, Jumat Agung dan Sabtu Sunyi.
Semua moment terebut pasti kita rasakan dan kita kembali
mengingat peristiwa pada zaman dahulu. Paskah diadakan setelah 3
hari kematian Tuhan Yesus. Kebangkitan-Nya pada hari yang ketiga
telah membawa suatu pelepasan dari dosa-dosa kita.
Padahal kita sendiri manusia yang telah berbuat dosa. Kita patut
bersyukur dan berterima kasih karena pengorbanan-Nya sangat besar
dan tak ternilai harganya. Tak hanya orang dewasa, anak Sekolah
Minggu juga turut
2 kali dan 1 kali pada hari Paskahnya. Puji Tuhan, memang kami
tak perlu khawatir dan cemas karena kami dapat menampilkan pujian
tersebut. Tepuk tangan dan senyuman dari jemaat
mengakhiri pujian kami. Setelah itu kami kembali keruang ibadah
Sekolah Minggu. Mbak Nita yang mengajar dan memimpin ibadah Paskah
di Sekolah Minggu. Kami beribadah seperti biasanya dan kami menoton
film tentang Kelinci Paskah yang durasinya lumayan lama.
Setelah selesai menonton film, anak Sekolah Minggu yang balita
mencari telur Paskah. Mereka mencarinya di taman Gereja. Anak
remaja juga ikut mencari juga, tetapi hanya beberapa anak remaja
saja yang mendapatkan telur Paskah karena anak remaja keluar dari
ruang ibadahnya paling belakang. Kami mengalah, yang penting anak
balitanya senang dan gembira.
Setelah selesai kebaktian Paskah, kami disediakan makanan bakso
yang masih panas. Kami juga diberikan bingkisan Paskah dan hadiah
bagi yang memenangkan lomba di minggu sebelumnya. Setelah selesai
membagikan hadiah, kami pun pulang ke rumah masing-masing dengan
membawa semangat dan sukacita Paskah.***
-
Artik
el B
ebas
5
Hingga kini penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba sudah
hampir tak bisa dicegah. Para pecandu dapat dengan mudah mendapat
narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tentu saja
hal ini bisa membuat orang tua, masyarakat, dan pemerintah khawatir
dan telah menjadi masalah sosial yang sangat meresahkan.
Penyalahgunaan narkoba bersifat memikat dan mengikat pemakainya
untuk memakai lebih banyak lagi (ketagihan, kecanduan) sehingga
merusak fisik dan berdampak pada mental, moral serta spiritual
manusia.
Ancaman masalah narkoba sangat serius, khususnya di kalangan
generasi muda. Penyebarannya telah meluas ke kalangan siswa sekolah
menengah bahkan murid Sekolah Dasar! Bahaya narkoba dalam
masyarakat kita, saling mengait dengan beberapa penyakit sosial
lain yang dewasa ini mengobok-obok masyarakat kita, khususnya
generasi muda, yakni masalah kekerasan, minuman keras,
kriminalitas, dan seks bebas. Upaya penanggulangan bahaya narkoba
sangat sulit. Narkoba merupakan komoditi bisnis ilegal yang sangat
menguntungkan, yang dilakukan oleh jaringan sindikat yang luas
jangkauannya dan rapi serta kuat organisasinya. Sering kita
mendapat informasi dari media massa bahwa aparat penegak hukum pun
terlibat dalam jaringan pengedar narkoba.
Masalah narkoba adalah salah satu penyakit sosial, yang
mengancam seluruh lapisan masyarakat, termasuk warga gereja. Pada
kesempatan ini pokok pembahasan kita terbatas pada persoalan
bagaimana gereja ikut berperan menghadapi bahaya narkoba. Gereja
adalah persekutuan umat yang dipanggil dari dalam dunia dan diutus
Tuhan untuk melayani dunia. Hakekat ini sering tidak nampak dalam
aktivitas
gereja, karena gereja sibuk dengan diri dan kepentingannya
sendiri. Kesibukannya juga berputar-putar pada aktivitas ritual:
kebaktian di gedung gereja atau di rumah-rumah warga gereja. Gereja
terkesan melalaikan tugas pokoknya terhadap dunia ini yakni
sebagaimana yang dilakukan Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja:
mengarahkan orang untuk hidup dalam kasih dan persaudaraan dengan
semua orang, melayani orang-orang miskin, sakit atau berduka(Lukas
4: 18-19).
Oleh sebab itu seyogyanya gereja ikut atau bahkan semestinya
berinisiatif mengarahkan pelayanannya pada masalah-masalah social
yang dihadapi masyarakat di manapun gereja berada. Pelayanan dapat
bersifat penanggulangan masalah yang telah terjadi, dapat pula
bersifat pencegahan supaya masalah tidak timbul atau berdampak
luas. Dan salah satu cara yang penting dikembangkan gereja adalah
membentuk wadah-wadah pelayanan, baik yang langsung dikoordinasi
gereja (baca Majelis Jemaat) maupun yang dijalankan oleh
persekutuan-persekutuan kelompok secara mandiri. Selain itu,
sebagaimana saya kemukakan di atas, di dalam gereja perlu ada
wadah-wadah dengan aktifitas penyuluhan, pendampingan atau
pemberdayaan.
Pelayanan gereja terarah pada upaya-upaya menjaga atau
mengarahkan generasi muda supaya mereka tetap setia dan sadar
memperjuangkan masa depannya dengan menjaga diri dari bahaya
narkoba itu. Dewasa ini banyak orang masih mengandalkan keluarga
sebagai benteng utama di mana seseorang bertumbuh dalam cinta dan
kasih sayang, mengenal hal-hal yang benar dan salah, yang baik dan
yang buruk, dan juga belajar mengatasi godaan dan pencobaan.
Tetapi kenyataannya adalah keluarga-keluarga di dunia moderen
dewasa ini, termasuk keluarga Kristen, tidak lepas dari terpaan
badai pencobaan dan perubahan sehingga sering tidak mampu
menjalankan tugas mulia membimbing generasi muda. Sebab itu lembaga
agama perlu menunjang dan bahkan mengambil alih sebagian dari peran
pembinaan dan pengarahan generasi muda itu. Dalam praktek pelayanan
gereja selama ini, pembinaan keluarga Kristen cenderung terpaku
pada masalah-masalah normatif dan kurang memberi perhatian pada
berbagai permasalahan yang dihadapi keluarga dan masyarakat.
Gereja dapat melayani keluarga-keluarga Kristen dan masyarakat
luas dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan untuk memahami masalah
dan pedoman-pedoman penangannya. Di dalam bahan pengajaran gereja
misalnya katekisasi, Pendalaman Alkitab perlu ada bagian mengenai
penyakit-penyakit sosial salah satunya adalah permasalahan bahaya
narkoba, yang bila memungkinkan disajikan secara visual atau dengan
melakukan perkunjungan dan observasi lapangan.
Dalam masyarakat kita berhadapan dengan kelompok pertama
generasi muda yang diancam bahaya narkoba, dan kelompok kedua
mereka yang telah menjadi korbannya. Pada kelompok yang pertama
kita bicara tentang penyuluhan, pembinaan dan pemberdayaan.
Sedangkan untuk kelompok kedua korban/pecandu narkoba gereja perlu
pula melakukan layanan pendampingan dan pemulihan, yang berjalan
bersama dengan upaya-upaya terapi dan rehabilitasi medis dan
sosial. Gereja perlu mengantisipasi hal itu dengan memberi
pelayanan khusus pada kelompok beresiko tersebut. Selamat
Melayani!
Narkoba, Pecandu dan Tantangan Pelayanan GerejaOleh : Bambang
Styawan (Kelompok Cimanggis)
-
6
Beri
ta P
awan
g
Memulai dari data yang ada terhadap rentangnya hubungan suami –
istri bagi keluarga Kristen (khususnya: Keluarga Muda – usia
pernikahan di bawah 10 tahun) menumbuhkan keprihatinan dan
kepedulian Pengurus Komisi Warga Dewasa (selanjutnya ditulis: KWD)
GKJ Gandaria Pepanthan Cawang terhadap gereja dalam pembinaan dan
pendampingan keluarga Kristen. Hal inilah, menjadikan dasar program
retreat KWD Pawang yang diadakan pada hari Rabu – Kamis; tanggal 14
– 15 Mei 2014 di Wisma Wiladatika – Cibubur.
Dari hasil evaluasi program ini, peserta yang terdiri dari
pasangan suami-istri dan / atau yang hadir tanpa pasangan
mengatakan bahwa, program ini sangat baik dan memberikan manfaat
atas:1. Menumbuhkan dan meyegarkan
kembali dengan merefleksikan diri dari aplikasi “Janji
Pernikahan” dan “Pertelaam Peneguhan Nikah dan Pemberkatan
Perkawinan” dalam perjalanan kehidupan keluarga. Apakah Anda masih
ingat..?! Inilah yang kami diskusikan dan sharingkan dalam
kenyataan kehidupan keluarga, yaitu:
Ada pun kewajiban orang yang hidup dalam perkawinan adalah:1)
Mewujudkan kesatuan keluarga,
dalam ikatan kasih sejati dengan saling memperhatikan, tidak
mementingkan diri sendiri, dan saling menolong, karena orang yang
hidup bersama dalam ikatan perkawinan itu telah dipersatukan oleh
Allah.
2) Menjaga kelestarian keluarga, karena Allah menghendaki yang
telah dipersatukan-Nya tidak boleh diceraikan oleh manusia.
3) Menjaga kekuduskan keluarga, bahwa Tuhan menghendaki agar
suami – istri memelihara perkawinan dengan menghindari segala
bentuk perzinahan dan keinginan hawa
nafsu seperti yang dilakukan oleh orang yang tidak mengenal
Allah.
4) Mendidik keluarga dengan selalu silih asah, silih asuh, dan
silih asih berdasarkan firman Tuhan, karena Allah menghendaki
setiap keluarga mengasihi-Nya dengan segenap hidup, senantiasa
memperhatikan firman-Nya, dan mengajarkan firman itu dengan
sungguh-sungguh kepada keluarga.
5) Senantiasa bersyukur kepada Tuhan dan bekerja dengan tekun
dan jujur, sehingga dapat menjadi berkat bagi keluarga, gereja, dan
masyarakat.
Janji Pernikahan1. “Di hadapan Tuhan Allah dan Gereja
Kristen di sini, saya mengakui bahwa ……... adalah (suami /
istri) saya, karunia Tuhan. Saya berjanji akan senantiasa mengasihi
dan menolongnya, dan setia baik dalam suka maupun duka. Saya dan
(suami / istri) akan senantiasa berbakti kepada Tuhan Allah dan
memelihara kekudusan keluarga dengan mematuhi firman-Nya”.
2. Menyadari bahwa, Tuhan merancang pernikahan lebih untuk
menguduskan kita daripada untuk menyenangkan kita
3. Mengerti bahwa pasangan hidup kita adalah pemberian Allah.
Tuhan menghendaki keluarga. Tuhan membangun sebuah keluarga yang
akan mengasihi-Nya dan menghormati-Nya.
4. Memahami bahwa, bukan melulu apa yang suami – istri lakukan,
melainkan seberapa besar KASIH yang kita taruh di dalam kehidupan
keluarga. Kasih adalah rahasia warisan yang kekal.
5. Menyadari bahwa keluarga yang saling mengasihi adalah bentuk
penyembahan yang menyenangkan Tuhan. Dalam Alklitab: Kasihilah
Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Markus
12:30. Tuhan menghendaki keluarga Kristen seutuhnya, · Ia tidak
ingin hanya sebagian dari
kehidupan kita – sisa-sisa waktu, uang, dan lainnya
· Tuhan tidak tertarik pada komitmen setengah hati (Ia meminta
segenap hati, segenap akal budi, dan segenap kekuatan).
· Ia menghendaki pengabdian penuh, bukan kepingan kehidupan
kita.
6. Menyadari bahwa pentingnya keluarga Kristen membangun
hubungan dengan Allah. Hubungan yang baru dengan Allah setiap
waktu, Antara lain:Ø Hubungan yang baru antara kita
dengan Allah dibangun di atas dasar Iman. Ibrani 11:6
Ø Hubungan kita dengan Allah adalah hubungan atas dasar
pengampunan yang sempurna
Ø Hubungan kita dengan Allah adalah hubungan yang penuh damai
sejahtera. Roma 5:1-11
Ø Hubungan kita dengan Allah adalah hubungan yang bersifat
kekal. I Yohanes 5:11 – 13
7. Mengenali prinsip-prinsip hubungan antar manusia (Human
Relations) dalam membangun pribadi (suami – istri) yang bersahabat
dan menyenangkan bagi orang lain; yaitu:v Hindari kebiasaan
salahkan, omeli,
dan kritik
RetreatKOMISI WARGA DEWASA
GKJ Gandaria Pepanthan CawangOleh:
Puthut D. Rahardjo (Pepanthan Cawang)
-
7
v Berikanlah penghargaan yang jujur dan tulus
v Bangunlah keinginan / kemauan untuk berhasil dalam diri orang
lain.
v Berilah perhatian yang sungguh pada orang lain
v Senyumv Ingatlah dan sebutkan nama orang
lain dengan baik dan benarv Jadilah pendengar yang baikv
Berbicaralah sesuai dengan minat
orang lainv Buatlah orang lain merasa dirinya
penting dan lakukanlah dengan tulus.Retreat KWD ini adalah
yang
pertama sejak dibentuknya Pengurus KWD di Pawang. Program ini
menjadi SANGAT PENTING dan banyak permintaan untuk diselenggarakan
secara berkala – dengan alasan program ini sangat bermanfaat dan
aktual dengan kenyataan yang ada di dalam kehidupan keluarga
Kristen yang bermasalah.
Beberapa “studi kasus” secara actual/fakta terjadi yang kami
diskusikan, sharingkan, dan refleksikan bagi kehidupan keluarga
sebagai bentuk “proses pembelajaran” untuk terus menjadi kehidupan
keluarga Kristen yang lebih baik. Ini realita kehidupan keluarga
Kristen yang kami temui di Warga Gereja/ Jemaat dari gereja-gereja
(termasuk Jemaat GKJ Gandaria dan di Pawang) ) ketika mengalami
KRISIS MENGASIHI dan LUMPUHNYA HUBUNGAN dan MANDULNYA KOMUNIKASI
dapat membelenggu kehidupan keluarga Kristen. Kita terus berjuang
agar “Pertelaan Peneguhan Nikah dan Pemberkatan Perkawinan” dan
“Janji Nikah” tidak hanya menjadi ‘slogan’ dalam kehidupan keluarga
Kristen. Apa dan bagaimana yang dapat kita lakukan secara individu
(suami-istri), keluarga, dan gereja agar “Janji Nikah” dan
“Pertelaan Peneguhan Nikah dan Pemberkatan Perkawinan” dapat
terinternalisasi - sehingga kehidupan Keluarga Kristen dapat
melakukan kehidupannya sebagai Tugas Panggilan Gereja dan
Kehormatan, Kemuliaan bagi Tuhan dibutuhkan secara terus menerus
percakapan pengajaran Firman Tuhan di keluarga dan gereja.
Tema: “Meningkatkan Relasi Keluarga Bersama Tuhan” I Yohanes 3:1
dalam Retreat KWD Pawang memberikan muatan isi yang meretas
bingkai-bingkai pembatas kehidupan pasangan suami – istri dalam
keluarga. Suami – Istri mengenali bahwa Keluarga
Kristen dibentuk untuk Keluarga Allah – Dimana dalam kasih Ia
telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi
anak-anak-Nya, sesuai dengan kehendak-Nya. Para Fasilitator yang
terdiri dari:1. Ibu Restu pada renungannya
menekankan inti kehidupan keluarga Kristen pada “Membuka Pintu
Hati suami-istri untuk Mengasihi dan Pengampunan”
2. Bapak Sigit Widodo (Majelis GKJ Bekasi) dan Ibu. Sri Hunun
Widiastuti mengajak para peserta untuk melihat kembali, mendalami,
dan mengukur skala dari penerapan “Janji Nikah” dan setiap
butir-butir dari “Pertelaan Peneguhan Nikah dan Pemberkatan
Perkawinan” sampai saat ini. Adakah kita mengenali pasangan hidup
kita terhadap “pintu-pintu hati dalam mengasihi dan mengampuni yang
masih tertutup” – Kami diajak dengan merenungkannya untuk dapat
membuka pintu-pintu hati yang tertutup dan kemauan dengan
kerendahan hati untuk meretas semua belenggu kegagalan dalam
mengasihi dan mengampuni.
3. Mbak Christy (Pemudi Kelompok Condet) melalui permainan
(games), roleplay-nya telah mengangkat keberanian menyampaikan
pintu-pintu hati pasangannya terhadap hal yang sudah baik dilakukan
dan hal yang perlu diasah untuk menjadi lebih baik dalam kehidupan
individu masing-masing dalam keluarga – melalui surat cinta sebagai
bentuk komitmen yang tertulis.
4. Bapak Gatot P dan Ibu Suryawati telah memberikan testimony
terhadap “Janji Nikah” yaitu: “ …. mengasihi dan menolongnya, dan
setia baik dalam suka maupun duka. Saya dan (suam/ istri) akan
senantiasa berbakti kepada Tuhan Allah dan memelihara kekudusan
keluarga dengan mematuhi firman-Nya”. Melalui penderitaan
sakit-penyakit yang dialami Bapak Gatot dan Ibu. Suryawati tetap
saling melayani, mengasihi, dan memelihara hubungan dengan Allah
dan sesamanya. Bapak Gatot dan Ibu Suryawati telah memberikan
contoh dalam membangun relasi keluarga bersama Tuhan – sungguh
suatu pembelajaran yang nyata dan indah dan menguatkan keyakinan
kami. Kini, Bapak Gatot P dan Ibu Suryawati mengatakan saat ini
satu diantara kegiatannya adalah
mengunjungi orang-orang yang sakit untuk mewartakan kabar baik
dari Tuhan atas sakit-penyakitnya – untuk meneguhkan keyakinan
orang yang mengalami penderitaan bahwa, Tuhan itu sangat baik dan
tepat pada waktunya dalam memberikan pertolongan.
5. Akhir dari seluruh acara retreat sebelum evaluasi adalah
Bapak Puthut D. Rahardjo dalam materi “Menjadi Pribadi yang
bersahabat- dan menyenangkan” melalui beberapa prinsip-prinsip
dasar dalam membangun hubungan /relasi bersama orang lain. Kami
menyadari bahwa karena Allah Kasih, Ia menghargai hubungan.
Demikian jugalah seharusnya kita lakukan dalam keluarga dan ketika
kita bersama dengan orang lain.
Program Retreat KWD GKJ Gandaria Pawang ini atas kesan dan pesan
peserta menghendaki menjadi program pembinaan untuk para keluarga
di jemaat .Harapannya program ini dapat diselenggarakan minimal
setahun sekali. Majelis mengucapkan terima kasih kepada Program
Retreat KWD GKJ Gandaria Pawang ini atas kesan dan pesan peserta
menghendaki menjadi program pembinaan untuk para keluarga di
jemaat. Harapannya program ini dapat diselenggarakan minimal
setahun sekali. Majelis mengucapkan terima kasih kepada para
pengurus KWD dan panitia yang telah mengupayakan pelaksanaan
retreat ini – dengan materi yang actual dan berkesinambungan setiap
pokok bahasan dari para fasilitator.
Kami senang juga dan kagum bahwa, peserta tanpa satu pun
dikenakan biaya. Peserta medukung acara ini dengan kerelaan
memberikan persembahan dari berkat yang ada. Kami meyakini, bila
segala sesuatu kita lakukan dengan kasih dan suka cita – kita tidak
perlu merasa gagal dan kecewa. Ingat! “Kasih tidak berkesudahan” I
Korintus 13:8
Selamat untuk Pengurus KWD GKJ Gandaria Pepanthan Cawang - Awal
tindakan program yang baik dan relevan dalam pembinaan jemaat.
Tuhan Memberkati.
“Bukan apa yang Anda lakukan, melainkan seberapa banyak
kasih yang Anda taruh di dalamnyalah yang penting.
Kasih adalah rahasiawarisan yang kekal”
=== Bunda Teresa ===
Beri
ta P
awan
g
-
8
Info
Seha
t
Satu lagi jenis penyakit baru yang muncul dan berpotensi menjadi
epidemi global, MERS-CoV. Apa itu MERS CoV? Seperti apa
gejala-gejala yang ditimbulkannya? Dan pencegahan apa saja yang
dapat Anda lakukan guna menghindari penyakit ini? Meski belum ada
laporan mengenai jatuhnya korban di Indonesia, MERS-CoV (Middle
East Respiratory Syndrome-Corona Virus) tetap harus diwaspadai,
terutama pada Jemaah haji yang baru saja kembali dari Arab, negara
asal munculnya penyakit ini. Nah, untuk kita yang hidup di
Indonesia patut waspada karena banyak masyarakat kita yang
bepergian Haji dan Umroh, dikhawatirkan membawa virus ini setelah
pulang ke Indonesia.
Sebuah penelitian menunjukkan awal mula virus ini berasal dari
unta. Bulan Februari lalu, para ilmuwan menerbitkan temuan mereka
yang berisi hampir dari tiga perempat dari unta di Arab Saudi
dinyatakan positif mengidap virus MERS. Centers for Diseases
Control (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Amerika Serikat, juga menemukan MERS di dalam kelelawar di Arab
Saudi.
“Cara terinfeksi dari hewan ke manusia atau lingkungannya masih
dalam penyelidikan,” ujar WHO bulan lalu.
Apa itu MERS? Virus Corona Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) merupakan salah satu jenis virus yang menyerang
organ pernafasan orang yang mengidapnya yang merupakan jenis
penyakit saluran pernafasan yang bisa mengakibatkan kematian.
MERS-Cov adalah merupakan singkatan dari Middle East Respiratory
Syndrome Corona Virus. Virus ini merupakan jenis baru dari kelompok
Corona virus (Novel Corona Virus).
Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di
Arab
Saudi. Virus SARS tahun 2003 juga merupakan kelompok virus
Corona dan dapat menimbulkan pneumonia berat akan tetapi berbeda
dari virus MERS-Cov. Informasi yang diperoleh dari website
Kementerian Kesehatan RI (www.depkes.go.id) memberitakan bahwa
virus ini berbeda dengan Corona virus lain yang telah ditemukan
sebelumnya.
Sehingga kelompok studi corona virus dari Komite Internasional
untuk Taksonomi Virus memutuskan bahwa novel corona virus tersebut
dinamakan sebagai MERS-Cov. Virus ini tidak sama dengan corona
virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun
mirip dengan corona virus yang terdapat pada kelelawar.
Gejala dan Cara Penularan MERSAda beberapa hal yang bisa
kita
ketahui dalam rangka mengenali apa saja yang menjadi tanda-tanda
orang terkena virus yang satu ini. Karena menyerang saluran
pernafasan maka berikut tanda-tanda penyakit MERS antara lain
adalah sebagai berikut:· Demam· Batuk· Sesak Nafas (nafas pendek)·
Bersifat akut.
Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari
penderita dilaporkan menderita penyakit saluran pernapasan tingkat
sedang.
Sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola
penularan MERS-Cov, karena telah ditemukan adanya penularan dari
manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita.
Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang
merawat juga diamati. Selain itu, cluster dari kasus infeksi
MERS-Cov di Arab Saudi, Jordania, the United Kingdom, Prancis,
Tunisia, dan
Italia juga diinvestigasi.Virus ini dapat menular antar
manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan
antar manusia yang berkelanjutan. Kemungkinan penularannya dapat
melalui media sebagai berikut yaitu:· Langsung: Melalui percikan
dahak
(droplet) pada saat pasien batu atau bersin.
· Tidak Langsung: Melalui kontak dengan benda yang
terkontaminasi virus.Untuk itu juga para pejabat di
badan kesehatan dunia (WHO) seperti informasi yang dilansir dari
www.voaindonesia.com juga menyatakan prihatin bahwa virus MERS
mungkin akan menular ke para peziarah kaum muslimin yang
diperkirakan akan mengunjungi tempat-tempat suci di Arab Saudi
bulan depan dalam bulan Ramadhan, atau jutaan lagi diperkirakan
akan datang bulan Oktober untuk menunaikan ibadah Haji di
Mekah.
Pengobatan Dan Vaksin Mers-CovSampai dengan saat ini memang
belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi MERS-Cov.
Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara
spesifik dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh MERS-Cov.
Belum ada vaksin yang tersedia. Pengobatan anti viral yang bersifat
spesifik juga belum ada, dan pengobatan yang dilakukan tergantung
dari kondisi pasien.
Bagaimana jika virus ini sudah menjangkiti tubuh Anda? Sama
seperti kasus kanker, kuncinya adalah penanganan yang cepat dan
tepat karena mutasi virus Corona sangat cepat sehingga lambatnya
penanganan akan semakin meningkatkan angka kematian akibat penyakit
ini. Hingga kini, pengobatan yang diberikan hanya difokuskan pada
penanganan akan
MERS(CORONA VIRUS)
ANCAMAN BARUDARI TIMUR TENGAH
-
9Ar
tikel
Beb
askomplikasi dari penyakit ini. Tindakan isolasi dan karantina
mungkin dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit MERS-CoV.
Perawatan medis hanya bersifat supportive untuk meringankan
gejala.
Tes laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk MERS-Cov
tersedia di Kementerian Kesehatan dan beberapa laboratorium
internasional, namun tes tersebut bukan tes rutin.
Namun demikian, pencegahan tetap dapat dilakukan dengan
memperkuat imunitas tubuh Anda. Misalnya, sebelum Anda berangkat
naik haji atau
melancong ke daerah Timur Tengah, jaga kebugaran tubuh dengan
asupan nutrisi dan istirahat yang cukup. Mengkonsumsi produk herbal
yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh juga bermanfaat, seperti
herbal Sarang Semut asal Papua yang sudah terbukti secara empiris
dapat meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit. Cara
lain, gunakan masker dan jaga sanitasi tubuh dan lingkungan tempat
Anda tinggal.
Selain itu, pencegahan dengan menjalankan pola hidup yang sehat
dengan melakukan PHBS (pola hidup
bersih dan sehat), dan juga menghindari kontak erat dengan
penderita, serta menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan
dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika
batuk ketika sakit, juga perlu untuk diterapkan dengan baik
pula.
Setidaknya, langkah-langkah pencegahan sederhana di atas akan
membantu tubuh Anda menjalankan perannya dalam menangkal serangan
virus. (dr. Jimmy A.P.)
Budaya Jawa selalu menekankan untuk sayuk rukun ngudi santosa
(membangun keru-kunan untuk meraih kekuatan). Budaya ini diiringi
gerak nyata dengan saling membantu, saling tolong menolong dalam
berbagai aspek kehidup-an sosial-ekonomi di dalam suatu komunitas
masyarakat.
Untuk saling membantu/saling tolong menolong itu, setiap anggota
komunitas ma-syarakat desa pada waktu itu membiasakan diri untuk
menyisihkan sebagian kecil beras yang akan dicuci atau yang popular
dengan istilah menjimpit beras yang akan dicuci setiap hari.
Beras yang dijimpit setiap hari itu ditampung dalam gentong
kecil atau tenggok, sehingga selalu siap pada waktu dibutuhkan.
Misalnya membantu anggota lain yang punya hajatan, mendirikan
rumah, kedukaan, anggota yang sakit dan sekeng, bersih desa, dan
berbagai macam musibah.
Semangat yang mulia ini tidak jauh berbeda dengan semangat Rasul
Paulus untuk selalu menunjukkan kasih secara nyata dalam hal saling
membantu (Efesus 4 : 2b), bertolong-tolonglah menanggung bebanmu
(Galatia 6 : 2), Rasul Paulus juga memperingatkan untuk men-jauhkan
jemaat dari hanya memikirkan dirinya sendiri. “dan janganlah
tiap-tiap orang hanya memikirkan kepentingannya sendiri,
kepentingan orang lain juga. (Filipi 2 :4)”
Semangat menjimpit setiap hari ini, merupakan semangat yang
mulia yang meleng-kapi semangat dimulainya
ibadah setiap hari minggu jemaat Wilayah Rawamangun D serentak
di ruang praktek dokter Kusumastuti Cililitan pada tahun 1987.
Kebaktian perdana diikuti sekitar 30 orang jemaat, dan ini
merupakan embrio GKJ Gandaria.
Dimulainya ibadah setiap minggu ini di-dasari keprihatinan
khususnya kelompok Cijan-tung yang jauh dari Gereja Rawamangun,
sehingga dirasa perlu diselenggarakan kebaktian minggu tersendiri.
Tempat kebaktian ini dimak-sud agar pelayanan atau pembinaan warga
Wilayah Rawamangun D dapat lebih efektif.
Kalau ide menjimpit masih dibudi-dayakan sampai sekarang, tapi
arah dan tujuannya lebih bermakna yang sesuai tugas gereja yang
salah satunya adalah pelayanan dikonia
Pelayanan diakonia tidak dapat dikesampingkan. Bagaimanapun
pembina-an spiritual kurang bermakna bila tIdak diimbangi dengan
usaha kasih nyata untuk membantu anggota jemaat yang tak mampu:
membantu anak yang sekolah yang tak mampu, yang menderita sakit
tapi tak mampu, dan masih banyak lagi serta komplek permasalahan
diakonia ini.
Apakah sudah waktunya ide jimpitan dikembangkan untuk ide-ide
lain yang inovatif di lingkungan GKJ Gandaria. Sehingga kesiapan
tersedianya dana diakonia jauh-jauh hari sudah dipersiapkan.
Di lingkungan Komisi Adiyuswa telah dikembangkan dengan menabung
setiap ibadah hari Rebo dengan mengedarkan satu lagi kantong
persembahan sebagai upaya untuk membantu gereja yang sekeng.
Misalnya membantu GKJ Tunjung Seto di Purworejo tahun 2012, GKJ
Singgahan di Bojonegoro, tahun 2013. dan tengah dipersiapkan untuk
membantu GKJ Semanu Baru di Wonosari yang akan dilaksanakan pada
bulan Mei 2014 seiring dengan acara Paskah Adiyuswo GKJ se Sinode
tahun 2014. Untuk karya kasih ke dalam lingkungan Adiyuswa telah
melakukannya misal dalam patuwen (perkunjungan), membantu yang
sekeng (tidak mampu).
Semoga tulisan ini bermanfaat dalam menginspirasi
pengejawantahan Visi dan Misi GKJ Gandaria.
Pakde, adiyuswa gkj gandaria, 2014
JIMPITAN(CELENGAN PLASTIK)
-
10
Artik
el B
ebas
NGRUMANGSANI(Suara Priyo)Jaman aku biyen isih rosaDasar gagah
kaya WerkudoroNing saiki aku uwis tuwoPipi kempot gigi podo
copot
Aku biyen gagah kaya garudaApa-apa bisa sarwo sembodoNing saiki
aku wis tuwoOra pingin neko-neko
(Suara Wanita)Jaman biyen aku pancen ayuGandes luwes aku koyo
SembrodroNing saiki aku uwis tuwoKulit kisut sarwo ora patut
Aku biyen manis merak atiDasar gonas ganes koyo SrikandiNing
saiki aku wis tuwekKabeh elek mlaku meyak meyek
(Suara Priya dan Wanita)Nadyan kita sampun yuswo adiNedya tansah
urip caket GustiUrip madhep mantep manembah GustiTansah pasrah urip
ngati-ati
Reff:(Suara Priya dan Wanita)Mangan sate mangan gule di
elikkePawItane nggo jogo kesehatanMakan sulit, susah tidur, cepat
capekKoyo ngene rasane dadi wong tuwek
Nanging panembahku kagem GustiTetep setyo tuhu nganti saikiMarga
aku ngerti menawa GustiKang wus seda krana kita sami
Setiap orang percaya harus selalu koreksi diri, menyangkal
dirinya, hidup baru dalam keluarga Allah. Sadar apa yang dihadapi
sekarang ini berkat anugrah Tuhan, sadar kepada siapa lagi para
sepuh ini selalu bersyukur, dimanapun para sepuh ini berada harus
menjadi tulodo (teladan) yang baik, dan para sepuh juga dituntut
untuk tetap ampuh (bijaksana) dalam bertindak sebagai pancer,
panutan yang arif dilingkungan keluarga be-sarnya, di-tengah-tengah
persekutuan, mau-pun ditengah masyarakat luas.
Bagaimanapun juga para sepuh tancut tali wondo untuk dapat
berkarya kasih nyata. Maka perlu ditanggalkan image yang memandang
negatif program kegiatan yang dilakukan Komisi Adiyuawa.
Dengan demikian, kalimat pengakuan para anak kepada orang tuanya
dengan me-nyatakan “menika tiyang sepah kula” sebaiknya kaliamat
itu ditinggalkan, karena kata sepah berarti tidak ada rasanya
(sepa), tak berguna lagi, terpinggirkan, orang seberang mengatakan
sebagai “laskar tak berguna”. Kata itu harus diganti dengan kalimat
pengakuan anak kepada orang tuanya dengan kalimat “menika tiyang
sepuh kula”, karena ini mempunyai konotasi yang positif yaitu
pengakuan anak kepada orang tuanya yang masih punya potensi untuk
berkarya kasih, masih punya semangat meraih Yerusalem sorgawi.
Untuk itu para sepuh yang tergabung dalam Komisi Adiyuswa juga
ngrumangsani (menyadari) bahwa dirinya juga menjadi kawan sekerja
Allah.
Sikap ngrumangsani (menyadari) atas peran para sepuh di
tengah-tengah perse-kutuan atau gereja, maka terciptalah lagu yang
menggelitik untuk para adiyuswa yang berjudul “NGRUMANSANI”.
Lirik-lirik dalam lagu ini selalu mengingatkan para sepuh untuk
mawas diri atas keadaan yang sudah rapuh dan rentan kena
penyakit.
Bait pertama dan kedua pada lagu ini sebagai penyadaran para
kakek agar ngru-mangsani atas dirinya bahwa dahulu ketika masih
muda sangat kuat perkasa seperti Werkudara (Bima) yang kuat dan
gagah, semua keinginannya tercukupi. Tetapi sadari-lah bahwa
sekarang sudah loyo (tua), pipinya sudah kempot, tak perlu lagi
kepingin nggayuh neko-neko lagi.
Dua bait ketiga dan keempat me-
rupakan sindirian bagi nenek-nenek, yang memang dulu ketika muda
seperti Sembrodro yang cantik menggemaskan. Terampil trengginas
seperti Srikandi. Tetapi sekarang sudah tuwo, kulitnya sudah kisut,
dan jalannya “meyek- meyek” (tertatih tatih)
Menyadari kelemahan ini butuh pen-damping sejati, butuh lebih
dekat dengan Tuhan Allah yang selalu menggendongnya walapun rambut
sudah putih. Hidup lebih hati-hati dan selalu melakukan
firman-Nya.
Dalam refrien sifatnya peringatan bah-wa para sepuh selalu
membuka diri untuk pesan dan saran yang membangun. Adiyus-wa
menyadari untuk tetap setia, kerena Yesus mati dan bangkit bagi
keselamatan umat yang beriman kepada-Nya.
Lagu “Ngumangsani“ telah menam-bah spirit atau semangat para
adiyuswa untuk selalu teguh dalam iman yang ditunjang dengan
kebajikan atau hidup baik, selalu ngudi pengetahuan agar dapat
mengendali-kan diri, selalu tabah dan sabar dalam meng-hadapi
segala sesuatu, menuruti kemauan Allah, serta apakah kasih itu
telah nyata kepada sesama.
Menjadi teladan dan panutan yang berkarakter Yesus Kristus
dimanapun berada tetap menjadi fokus para sepuh (adiyuswa).
pakde.adiyuswa,maret ‘14
NGRUMANGSANI(MENYADARI)
-
11Ti
ps
Dalam proses seleksi calon karyawan ada beberapa tahapan yang
harus dilalui oleh pelamar mulai dari seleksi CV atau yang lebih
dikenal dengan istilah seleksi administrasi, tahapan psikotes
sampai dengan tahapan terakhir yaitu wawancara HRD / User.
Bagi sebagian pelamar proses ini tidak kalah penting bahkan
merupakan proses yang menentukan untuk mendapatkan posisi yang
dibutuhkan diperusahaan. Untuk pelamar pemula (baca : Fresh
Graduate) wawancara terkadang merupakan sesi yang cukup menegangkan
dan bisa membuat gugup.
Meskipun hanya berlangsung beberapa menit atau jam sesi
interview ternyata membutuhkan persiapan diri & mental ,
yakinkan bahwa kamu mengetahui mengapa kamu cocok untuk pekerjaan
itu? Untuk itu ada baiknya para pelamar membaca tips berikut ini.
So, semoga setelah membaca artikel kali ini kamu jadi semakin pede
dalam menghadapi tes wawancara apapun. 1. Ciptakan kesan pertama
yang baik Ketika kita menghadapi wawancara
kerja, kesan pertama sangatlah penting, dalam istilah psikologi
biasa dikenal “Halo Effect”, beberapa hal yang terlihat dan menjadi
kesan dalam wawancara diantaranya : Penampilan Diri, Sikap / Sopan
Santun.
Jangan menggunakan sesuatu yang sangat “Menggangu” ketika
wawancara, jagalah penampilan layaknya pelamar sebagai orang yang
profesional.
Kesan pertama inilah yang akan menentukan arah pertanyaan
pertama yang akan akan ditanyakan oleh si pewawancara bahkan tidak
sedikit pelamar yang gagal hanya karena kurang memberikan kesan
pertama yang baik dalam wawancara kerja.
2. Cerdas menjawab ketika diwawancara
Hati-hati jika anda terlalu banyak bicara ketika wawancara, bisa
jadi anda dianggap terlalu cerewet yang kurang percaya diri,
biasanya itu terjadi jika anda terlalu gugup saat diwawancara,
berikan jawaban yang relevan dengan pertanyaan yang diajukan,
beberapa hal yang bisa dilakukan ketika menjawab pertanyaan :-
Jawablah dengan singkat dan
padat, - Pahami setiap pertanyaan Ketika anda menjawab
pertanyaan,
berikanlah waktu beberapa detik agar tidak terburu-buru,
berpikirlah dahulu maksud pertanyaan sebelum menjawab, timbulkan
kesan matang.
- Perhatikan bahasa tubuh Jangan lupa untuk memperhatikan
bahasa tubuh lawan bicara sebagai respon non verbal yang
tepat.
3. Bertanyalah, saat anda diwawancara Ketika mengikuti
wawancara
seringkali pelamar diberi kesempatan untuk bertanya, silahkan
ajukan pertanyaan tentang hal-hal seputar perusahaan dan posisi
yang anda lamar, hal ini memberikan kesan pelamar cukup tertarik
dengan perusahaan dan posisi yang ditawarkan
4. Tepat waktu Dalam proses wawancara seharusnya
pelamar tidak boleh terlambat sedetik pun, hal ini memberikan
kesan buruk. Sebaiknya pelamar hadir sebelum waktu wawancara agar
bisa mempersiapkan diri lebih baik ketikai wawancara tersebut
berlangsung
5. Berjabat tangan Jangan lupa proses ini sangat penting
dilakukan dalam proses wawancara untuk menambah kesan pertama
yang sangat baik.
6. Bahasa Tubuh
Kejujuran pelamar bisa dilihat dari bahasa tubuh yang digunakan,
pada saat wawancara berlangsung gunakan bahasa tubuh yang
proporsional, untuk menunjukan rasa percaya diri, saat duduk
usahakan posisi paha dan lutut selaras dengan bahu anda, jangan
duduk dengan posisi yang sangat santai, sekalipun pewawawancara
melakukan hal demikian, sebaiknya pelamar duduk dengan posisi
formal, sambil menunjukan perhatian yang serius kepada
pewawancara.
Jangan pernah menjukan bahasa tubuh gelisah seperti mengusap
rambut secara berlebihan, menyilangkan tangan didepan dada atau
memeutar cincin terus menerus selama proses wawancara
berlangsung.
7. Belajar dari pengalaman Mungkin wawancara yang pernah
dilakukan pernah mengalami kegagalan yang membuat tidak
diterima, belajarlah dari kesalahan yang pernah dibuat di sesi
sebelumnya untuk terus diperbaiki dengan memberikan perilaku yang
tepat dan efektif.
Penulis: Marwan Setiawan, S.Psi, Recruitment and Selection
Manager, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk
Sumber: Loewen, Curtis E.2011 Guide for job search-Panduan
mencari kerja. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Menghadapi Wawancara Kerja
Ribuan kata terukir Ribuan kata terucap Ribuan kata tersimpan
Ribuan kata terpikirkan
Ribuan orang diluar sana Ribuan orang berlalu-lalang Ribuan
orang bercanda tawa Ribuan orang menangis
Tak terhitung jumlah air mata Tak terhitung jumlah waktu
terbuang Tak terhitung jumlah senyuman Tak terhitung jumlah
pelukan
Namun aku dapat menghitung Menghitung seseorang yang tulus Tulus
mendampingi ku Suka maupun duka
Tak berharap kata terima kasih Apalagi kata maaf Tak pernah
marah
Jika kata maaf tak terucap
Dari ribuan kata Kata untuk kalian yang tulus
Kalian yang selalu ada Nyata maupun tidak nyata
Hanya dapat terucap satu kalimat Aku sayang kalian
Sayang yang takkan pernah pudar Aku terlalu sayang kalian
Papa .. Mama … Tetap disisi ku ya
Aku sayang kalian berdua
Ribuan Kata Karya : MKB (Katekument’14)
-
Dekorasi ibadah Minggu Paskah yang memperlihatkan gua kuburan
Yesus yang telah kosong.
Foto
graf
er : A
rdha
Pdt. Didik Christian sedang membasuh kaki seorang majelis dalam
ibadah Kamis Putih. Ritual pembasuhan
kaki sebagai simbol kerendahan hati dan keinginan untuk menjadi
‘hamba’ yang mau melayani orang lain.
Masa Raya Paskah ditutup dengan perayaan Unduh-unduh yang
ditandai dengan dekorasi buah-buahan dan sayuran, serta
pemberian persembahan unduh-unduh sebagai ungkapan syukur atas
berkat Tuhan.
Ilustrasi penyaliban Yesus pada ibadah Jumat Agung yang diikuti
seluruh jemaat dengan penuh hikmat.
Foto
graf
er : A
rdha
Foto
graf
er : A
rdha
Pdt. Didik Christian mengucapkan selamat kepada 23 orang yang
menerima babtis dewasa pada ibadah Minggu
8 Juni baru-baru ini. Tuhan memberkati.
Foto
graf
er : A
rdha
Foto
graf
er : A
rdha
12
Pada ibadah Minggu Palma 13 April lalu dua keluarga membabtiskan
anaknya. Mereka yang dibabtis adalah
Elouis Fotani Hia dan Ebeneser Orzora Andrianto.
Foto
graf
er : A
rdha