MODUL 2 ANTROPOMETRI DALAM DESAIN PRODUK AHMAD WIRA INDRAWAN D221 12 251 KELOMPOK 3 LABORATORIUM ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2015
MODUL 2
ANTROPOMETRI DALAM DESAIN PRODUK
AHMAD WIRA INDRAWAN D221 12 251
KELOMPOK 3
LABORATORIUM ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 1 D221 12 251
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan komponen dari sistem kerja dengan segala aspek
sifat dan perilaku dimiliki, merupakan makhluk yang kompleks. Untuk
mempelajari manusia, tidak cukup ditinjau dari segi ilmunya saja. Oleh sebab
itu, untuk mengembangkan ergonomi dibutuhkan dukungan dari disiplin ilmu
lain yaitu antrropometri.
Antropometri merupakan studi yang berkaitan dengan pengukuran
dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk,
ukuran, berat,dll yang berbeda dengan yang lainnya. Antropometri secara luas
akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomi dalam interaksi manusia
sehingga dapat dinyatakan bahwa data anthropometri akan menentukan
bentuk, ukuran, dan dimensi yang mengoperasikan produk. Dalam kaitan ini,
maka perancangan produk harus merekomendasikan dimensi tubuh dan
populasi terbesar yang memakai produk hasil rancangan.
Pada dasarnya peralatan kerja yang dibuat dengan memakai referensi
tubuh tertentu jarang sekali bisa mengakomodasikan seluruh range ukuran
tubuh dari populasi yang akan memakainya.
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 2 D221 12 251
B. Tujuan Praktikum
1. Mampu mengidentifikasi data dimensional manusia yang diperlukan
dalam perancangan produk dan perancangan stasiun kerja.
2. Mampu menggunakan berbagai alat pengukuran anthropomentri untuk
pengambilan data dimensional manusia.
3. Mampu menggunakan metode pengolahan data anthropometri untuk
memperoleh informasi yang valid untuk keperluan perancangan sistem
kerja.
4. Dapat memanfaatkan hasil perhitungan untuk perancangan produk, tata
letak, dan peralatan kerja.
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 3 D221 12 251
BAB II
TEORI DASAR
A. Antropometri Secara Umum
Istilah antropomentri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan
“metri” yang berarti ukuran. Secara defenitif antropometri dapat dinyatakan
sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia. Antropometri secara luas akan digunakan pertimbangan-
pertimbangan ergonomis dalam memperoleh akan diaplikasikan secara luas
antara lain dalam hal:
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil,dll)
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, tools,dll)
3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian
4. Perancangan lingkungan kerja fisik
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropomrtri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan
denganprodukyang dirancang dan manusia yang akan
mengoperasikan/mengguna-kan produk tersebut.Menurut Wignojosoebroto
(2008) secara umum, anthropometri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Antropometri statis/structural
Merupakan pengukuran manusia pada posisi diam dan linear pada
permukaan tubuh. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 4 D221 12 251
lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk,
ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut pada saat berdiri atau duduk,
panjang lengan, dan sebagainya.Antropometri struktural ini diantaranya:
a. Antropometri struktural berdiri dan duduk
Antropometri ini diantaranya, tinggi selangkang (A), tinggi siku (B),
tinggi mata (C), rentang bahu (D), tinggi pertengahan pundak pada
posisi duduk (G)
b. Dimensi kepala, wajah, tangan, dan kaki
Penerapan data ini untuk merancang terali untuk keamanan, jeruji
panel visual, dan penerapan panel, peralatan tempat penyimpanan
sesuatu di rumah, dan sebagainya. Data ini meliputi : lebar telapak
tangan (K), panjang telapak tangan (I), lebar telapak kaki (P), panjang
telapak kaki (N), lebar dahi (F), lebar kepala (E), lebar dagu (H), dll.
Gambar 2.1 Antropometri Struktural Berdiri dan Duduk
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 5 D221 12 251
b. Antropometri kepala
Gambar 2.2 Anthropometri Kepala
Beberapa bagian yang perlu diukur untuk Antropometri kepala
menurut Dewa (2000), antara lain :
(1) Jarak antara vertela dengan dagu (A)
(2) Jarak antara mata dengan dagu (B)
(3) Jarak antara hidung dengan dagu (C)
(4) Jarak antara mulut dengan dagu (D)
(5) Jarak antara ujung hidung dengan lekukan lubang hidung (E)
(6) Jarak antara ujung hidung dengan kepala belakang (F)
(7) Jarak antara dahi dengan belakang kepala (G)
(8) Jarak antara vertex dengan lekukan diantara kedua alis (H)
(9) Jarak antara vertex dengan daun telinga atas (I)
(10) Jarak antara vertex dengan daun telinga bawah (J)
(11) Jarak antara vertex dengan lubang telinga (K)
(12) Lingkar kepala membujur (L)
(13) Lingkar kepala melingkar (M)
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 6 D221 12 251
(14) Lebar kepala (N)
(15) Jarak antara kedua mata (O)
(16) Jarak anatara kedua pipi (P)
(17) Jarak antara kedua lubang hidung (Q)
(18) Jarak antara kedua persediaan rahang bawah (R)
(19) Jarak antara kedua daun telinga (S)
(20) Jarak antara cuping hidung (T)
c. Antropometri tangan
Gambar 2.3 Antropometri Tangan
Pada antropometri tangan, beberapa bagian yang perlu diukur antara
lain:
(1) Panjang tangan (A)
(2) Panjang telapak tangan (B)
(3) Lebar tangan sampai ibu jari (C)
(4) Lebar tangan sampai mata karpal (D)
(5) Ketebalan tangan sampai mata karpal (E)
(6) Lingkar tangan sampai telunjuk (F)
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 7 D221 12 251
(7) Lingkar tangan sampai ibu jari (G)
d. Antropometri kaki
Gambar 2.4 Antropometri Kaki
Pada antropometri kaki, beberapa bagian yang perlu diukur:
(1) Panjang kaki (A)
(2) Lebar kaki (B)
(3) Jarak antara tumit dengat telapak kaki yang lebar (C)
(4) Lebar tumit (D)
(5) Lingkar telapak kaki (E)
(6) Lingkar kaki membujur (F)
2. Antropometri Dinamis/Fungsional
Antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan ciri-ciri fisik
manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan
yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.
Disini berkaitan dengan gerakan-gerakan yang nyata yang diperlukan
tubuh untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.Posisi kerja
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 8 D221 12 251
berfungsi untuk merancang ruang mekanis dan utilitas ruang latihan fisik,
ruang berapi fisik dan sejenis lainnya.Terdapat tiga kelas pengukuran
dinamis:
a. Pengukuran variabilitas kerja
Contoh: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari
seorang juru ketik atau operator computer.
b. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti
keadaan mekanis dari suatu aktivitas.
Contoh: dalam mempelajari performa atlet
c. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja
Contoh: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja
yang dilakukan saat berdiri/duduk.
Gambar 2.5 Antropometri Dinamis/Fungsional
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 9 D221 12 251
B. Variabilitas Manusia
Manusia pada umumnya akan berbeda-beda dalam hal bentuk dan
dimensi ukuran tubuhnya. Disini ada beberapa faktor yang akan
mempengaruhi ukuran tubuh manusia, sehingga sudah semestinya seorang
perancang produk harus memperhatikan faktor-faktor tersebut antara lain;
1. Umur (Age)
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar,
seiring dengan bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahirannya sampai
umur sekitar 20 tahunan. Dari suatu penelitian yang dilakukan oleh A.F
Roche dan GH Davila (1972) di USA diperoleh kesimpulan bahwa laki-
laki akan tumbuh dan berkembang naik sampai dengan usia 21,2 tahun,
sedangkan wanita 17,3 tahun, meskipun ada sekitar 10 % yang masih terus
bertambah tinggi sampai usia 23,5 tahun (laki-laki) dan 21,1 tahun
(wanita). Setelah itu tidak lagi akanterjadi pertumbuhan bahkan justru
akan cenderung berubah menjadi penurunan ataupun penyusutan yang
dimulai sekitar umur 40 tahunan.
2. Jenis kelamin (Sex)
Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih besar dibandingkan
dengan wanita, terkecuali beberapa bagian tubuh seperti pinggul,dsb.
3. Suku / bangsa (Ethnic)
Menurut Sanclers dan MC. Crowak (1987) setiap suku, bangsa ataupun
kelompok etnik akan memiliki karakteristik fisik yang akan berbeda satu
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 10 D221 12 251
dengan lainnya. Berikut menunjukkan perbedaan dimensi ukuran (tinggi)
dari berbagai macam suku bangsa (5-th dan 95-th percentiles) tertentu.
Gambar 2.6 Perbandingan Tinggi Badan wanita dan Pria di berbagai Negara
Catatan :
1. American 6. Italia (militer)
2. Inggris 7. Perancis (militer)
3. Swedia 8. Jepang (militer)
4. Jepang 9. Turki (militer)
5. Amerika
4. Posisi tubuh (posisi tubuh)
Sikap (posture) ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran
tubuh oleh sebab itu, posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survey
pengukuran. Dalam kaitannya dengan posisi tubuh dikenak dua cara
pengukuran yaitu :
a. Pengukuran dimensi struktur tubuh (structural body dimension)
Dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi standartdan tidak
bergerak (tetap tegak sempurna). Istilah lain dari pengukuran tubuh
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 11 D221 12 251
cara ini dikenal dengan “static anthropometri”. Dimensi tubuh yang
diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi
tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala,
tinggi/panjang lutut pada saat berdiri/duduk, panjang lengan, dan
sebagainya. Ukuran dalam hal ini diambil dengan persentil tertentu
seperti 5-th dan 95-th.
Gambar 2.7 Pengukuran Struktur Dimensi Tubuh dalam Posisi Berdiri dan Duduk Tegap
b. Pengukuran dimensi fungsional tubuh (Functional body dimensions)
Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi
melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan
yang harus diselesaikan. Hal pokok yang ditekankan dalam
pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran
tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan gerakan-gerakan nyata
yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu.Pengukuran ini akan menghasilkan data-data “dynamic
anthropometry”. Antropometri dalam posisi tubuh melaksanakan
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 12 D221 12 251
fungsinya yang dinamis kan banyak diaplikasikan dalam proses
perancangan fasilitas ataupun ruang kerja.
Gambar 2.8 Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh dalam Berbagai Posisi Gerakan Kerja
5. Cacat tubuh
Dimana data antropometri disini akan diperlukan untuk perancangan
produk bagi orang-orang cacat (kursi roda, kaki/tangan palsu, dll)
6. Tebal/tipisnya pakaian yang harus digunakan
Dimana faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda-
beda pula dlam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian.dengan
demikian dimensi tubuh orangpun akan berbeda dari satu tempat dengan
tempat lain.
7. Kehamilan (Pregnancy)
Dimana kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran
tubuh (khusus perempuan). Hal tersebut jelas memerlukan perhatian
khusus terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 13 D221 12 251
ini.(Wignjosoebroto, Sritomo.2008.Ergonomi studi Gerak dan
Waktu.Surabaya: ITS).
C. Macam-Macam Persentil Statis dan Dinamis
Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase
tertentu dari sekelompok orang yang ukurannya sama atau lebih rendah dari
nilai tersebut (setelah perhitungan persentil). Secara umum persentil terbagi
menjadi dua yaitu persentil statis dan dinamis.
1. Persentil Statis
Macam-macam persentil statis serta cara perhitungan dalam distribusi
normal yang umum diaplikasikan dalam data anthropometri dijelaskan
dlam table berikut.
Tabel 1 Macam Persentil dan Cara Perhitungannya Persentil Perhitungan
1 – st �̅�- 2,325 σx
2,5 – th �̅�– 1,960 σx
5 – th �̅�– 1,645 σx
10 – th �̅�– 1,28 σx
50 – th �̅�
90 – th �̅�+ 1,280 σx
95 – th �̅�+ 1,645 σx
97,5 – th �̅�+ 1,96 σx
99 – th �̅�+ 2,325 σx
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 14 D221 12 251
2. Persentil Dinamis
Umumnya terdiri dari persentil 5, persentil 50, dan persentil 95. Dengan
rumus:
P5 = 5
100 (Xmax – Xmin) + Xmin
P50 = �̅�
P95 = 95
100 (Xmax – Xmin) + Xmax
Keterangan:
Xmax = Nilai data maksimum
Xmin = Nilai data minimum
Nilai persentil 95 menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau
dibawah ukuran tersebut sedangkan persentil 5 menunjukkan 5% populasi
akan berada pada atau dibawah ukuran itu. Angka 95-th menggambarkan
ukuran manusia terbesar dan 5-th persentil sebaliknya menunjukkan
ukuran terkecil.
D. Prinsip Perancangan Produk dengan Data Anthropometri
1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim
Disini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk,
yaitu:
a. Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi
ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan
rata-ratanya.
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 15 D221 12 251
b. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain
(mayoritas dari populasi yang ada)
Agar bisa memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran yang
diaplikasikan ditetapkan dengan cara:
Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan
produk umumnya didasarkan pada nilai persentil yang terbesar seperti 90-
th, 95-th, atau 99-th percentile. Contoh prinsip perancangan produk bagi
individu dengan ukuran yang ekstrim:
Ketinggian kontrol maksimum digunakan tinggi jangkauan ke atas dari
orang pendek, ketinggian pintu disesuaikan dengan orang yang tinggi dan
lain-lain.
2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang
ukuran tertentu
Disini rancangan bisa diubah-ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel
dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran
tubuh, contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil
yang mana dalam hal ini letaknya bisa digeser, maju atau mundur dn sudut
sandarannya pun bisa berubah-ubah sesuai dengan yang diinginkan. Dlam
kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel semacam ini,
maka data antrhopometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang
nilai 5-th sampai 95-th percentile.
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 16 D221 12 251
3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata
Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata-rata ukuran
manusia. Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini justru sedikit sekali
dri mereka yang berbeda dalam ukuran rata-rata. Disini produk dibuat dan
dirancang untuk mereka yang berukuran sekitar rata-rata, sedangkan bagi
mereka yang memiliki ukuran ekstrim akan dibuat rancangan tersendiri.
Contoh Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata: desain
fasilitas umum, seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lain-lain.
E. Tabel Variabilitas
Jika dimensi segmen tubuhyang diperlukan untuk perancangan belum
tersedia dalam table persentil maka kita dapat mencari dengan cara
menghitung secara teliti dari dimensi lain yang telah diketahui seperti contoh
kita ingin mengetahui dengan mengukur dari depan perut bukan dari
punggung. Jika dinamakan dimensi ini adalah Xn, maka:
Xn = X2 – X1 ; Xn = 780 – 270 = 510 mm
Akan tetapi terdapat kesalahan jika menghitung persentil Xn dengan
cara mengurangnya dari persentil 26 dan persentil dimensi 18. Metode yang
benar adalah dengan cara seperti diatas. Adapun nilai standar ini dapat
diperkirakan. Dengan menggunakan koefisien variasi yang telah diperkirakan
/ ditetapkan relative terhadap standar deviasi yang lain:
V = 𝜎𝑥
𝑋𝑥 x 100%
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 17 D221 12 251
Adapun nilai V yang direkomendasikan oleh I.A Rosbuds untuk
berbagai macam kelompok dimensi tubuh tersebut, seperti berikut:
Tabel 2. Nilai V
Dimensi
Koefisien
Variasi
Anggota tubuh memanjang (tinggi badan, tinggi duduk
mata)
Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek)
Lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu)
Tebal tubuh (tebal dada, tebal perut)
Ukuran kepala (panjang, lebar kepala)
3,7
4,6
5,9
8,8
3,5
Jika dibahas lagi variable Xn, nilai V yang akan dipakai untuk
memperkirakan standar deviasi (𝜎) karena dalam hal ini yang berkepentingan
adalah lebar perut, maka kita pilih koefisien variansi sebesar 8,8% dari table
diatas. Dengan rumus:
V = 𝜎𝑥
𝑥 x 100%
Maka 𝜎x = Vx
Sehingga 𝜎x = 8,8 / 100 x 510
= 4,49 mm
= 45 m
Dan untuk nilai 5 persentil didapat = Xn – 1,645 𝜎x
= 510 – 1,645 (45)
= 436 mm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 18 D221 12 251
Sekiranya belum ada status data anthropometri untuk populasi yang
tersedia, maka perkiraan untuk dimensi yang belum diketahui dapat dibuat
dengan mangasumsikan bahwa masing-masing dimensi adalah sebanding
dengan dimensi yang telah diketahui. Caranya adalah dengan perhitungan
relatif terhadap proporsional dimensi jadi data yang penting baik adalah
didapat dari pengukuran langsung terhadap dimensi tubuh yang diinginkan
dan menggunakan populasi yang sesuai.
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 19 D221 12 251
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Alat Dan Bahan
1. Kursi antropometri
2. Alat antropometri dinamis
3. Mistar pengukur
4. Lembar catatan
5. Skinfold caliper
6. LOT Digital Mini Handheld BMI Tester Body Fat
7. Handgrip dynamometer
B. Metode Praktikum
1. Asisten memperkenalkan alat-alat ukur antropometri yang ada dan
petunjuk penggunaannya
2. Praktikan melakukan berbagai pengukuran variabel dimensi tubuh dari
seluruh praktikan dari setiap kelompoknya, sesuai dengan petunjuk asisten
dari pedoman data anthropometri terlampir
3. Perhatikan dengan baik cara pengukuran dan pembacaan hasil, sehingga
data yang diperoleh benar-benar valid
4. Pengukuran harus dilakukan dengan bimbingan asisten
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 20 D221 12 251
5. Mengisi form lembar pengambilan data pada lampiran dengan data yang
diperoleh
6. Masing-masing kelompok memasukkan data ukuran-ukuran antropometri
dari masing-masing peserta praktikum pada computer sehingga dapat
diperoleh suatu data antropometri dari peserta praktikum perancangan
sistem kerja dan ergonomi
7. Masing-masing kelompok mengolah data antropometri untuk perancangan
produk, tata letak atau peralatan kerja.
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 21 D221 12 251
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pengolahan Data
1. Karakteristik Tubuh
a. Pria
Tabel 4.1 Karakteristik Tubuh Laki-laki
Nama Usia BB
(kg)
TB
(cm)
LOT Handgrip
%Fat BMI Dominan Non-dominan
1 2 3 �̅� 1 2 3 �̅�
Jamil 21 64 170 18.9 22.1 51.9 52.3 50.3 51.5 45.7 45.6 40.6 44.0
Arpud 21 52.9 161 14.7 20.4 42.8 40.9 42.7 42.1 37.7 37.7 36.2 37.2
Adit 21 64.6 179 14.9 20.1 40.9 37.2 40.4 39.5 41.7 39.6 42 41.1
Wira 21 48.1 166 8.6 17.4 32.7 30.7 36.6 33.3 29.8 35.3 34.5 33.2
Amar 20 52.5 160 14.6 20.4 33.1 31.3 37.5 34.0 28.6 27.2 29.6 28.5
Irfan 21 51.2 168 11.2 18.1 37.4 33.9 32.5 34.6 31.7 30.4 28.6 30.2
Hendra 22 58.7 177 11.4 18.7 40.4 39.1 36.3 38.6 32.5 30.2 34.3 32.3
Syawal 22 57.1 161 18.8 21.9 31.11 31.3 30.1 30.8 28.4 27 30 28.5
�̅� 21.13 56.14 167.75 14.14 19.89 38.79 37.09 38.30 38.06 34.51 34.13 34.48 34.37
SD 0.64 6.02 7.29 3.63 1.70 6.82 7.25 6.28 6.58 6.47 6.59 5.01 5.83
Keterangan: BB = Berat badan
TB = Tinggi badan
BMI = Body Mass Index
SD = Standar deviasi
b. Wanita
Tabel 4.2 Karakteristik Tubuh Wanita
Nama Usia BB
(kg)
TB
(cm)
LOT Handgrip
%Fat BMI Dominan Non-dominan
1 2 3 �̅� 1 2 3 �̅�
Iren 21 42.3 152 16.4 18.3 22.8 19 20.5 20.8 21.1 22.7 17.3 20.4
Weni 22 47.5 155 19.6 19.8 28.7 22.4 23.5 24.9 19 17 19 18.3
�̅� 21.50 44.90 153.50 18.00 19.05 25.75 20.70 22.00 22.82 20.05 19.85 18.15 19.35
SD 0.71 3.68 2.12 2.26 1.06 4.17 2.40 2.12 2.90 1.48 4.03 1.20 1.44
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 22 D221 12 251
Keterangan: BB = Berat badan
TB = Tinggi badan
BMI = Body Mass Index
SD = Standar deviasi
2. Skinfold Caliper
Tabel 4.3 Skinfold Caliper Laki-laki
Nama Usia Skinfold
∑ %Fat Dada Perut Bawah ketiak Pinggang Punggung Lengan atas Paha
Jamil 21 7 13 6 13 11 11 15 76 9.8
Arpud 21 7 15 10 17 11 9 10 79 10.0
Adit 21 7 8 8 10 11 8 8 60 8.8
Wira 21 3 6 4 9 6 5 6 39 3.5
Amar 20 8 14 9 14 11 8 14 78 9.9
Irfan 21 6 7 6 7 10 7 7 50 8.2
Hendra 22 5 9 5 12 7 7 9 54 8.4
Syawal 22 15 16 10 24 13 14 14 106 11.4
3. Antropometri Statis
a. Kursi dan Meja Jahit Antropometri
1) Pria
Tabel 4.4 Kursi dan Meja Jahit Antropometri Pria
STATIS Jamil Arpud Adit Wira Amar Irfan Hendra Syawal �̅� SD
Dimensi yang diukur (cm)
Tinggi popliteal 46 53 47 44 45 44 44 45 46.00 3.02
Pantat popliteal 54 48 52 49 55 55 45 50 51.00 3.63
Lebar pinggul 37 39 36 30 35 30 33 39 34.88 3.60
Tinggi sandaran punggung 62 47 66 50 50 63 58 51 55.88 7.24
Lebar sandaran duduk 31 32 29 28 31 29 31 34 30.63 1.92
Tinggi lutut duduk 55 49 54 50 40 49 50 49 49.50 4.50
Tinggi siku duduk 23.5 23 21 17 17 24 19.5 22 20.88 2.79
Panjang lengan bawah 30 25 28 29 25 26 28 26 27.13 1.89
Tinggi mata duduk 72.5 68 50 70.6 68 74 81 71 69.39 8.86
Lebar telapak tangan 11 10 11 10 9.6 11 11 9 10.33 0.79
Lebar telapak kaki 11 10 11 10 9 10 10 9.5 10.06 0.68
Panjang telapak kaki 25 24 27 26 23 22 25.5 24 24.56 1.64
Lebar bahu 41.5 40 53 39 39 40 41 40 41.69 4.65
Tinggi badan duduk tegak 85 83 94 87 79 89 94 86 87.13 5.17
Tinggi badan duduk normal 83 79 90 80 75 85 91 84 83.38 5.42
Lebar siku ke siku 43 41 46 44 40 41 43 41 42.38 2.00
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 23 D221 12 251
2) Wanita
Tabel 4.5. Kursi dan Meja Jahit Antropometri Wanita
STATIS Weni Iren �̅� SD
Dimensi yang diukur (cm)
Tinggi popliteal 42 41 41.5 0.71
Pantat popliteal 41 43 42 1.41
Lebar pinggul 36 36 36 0.00
Tinggi sandaran punggung 52 58 55 4.24
Lebar sandaran duduk 26 25 25.5 0.71
Tinggi lutut duduk 47 47 47 0.00
Tinggi siku duduk 19.5 17 18.25 1.77
Panjang lengan bawah 21 24 22.5 2.12
Tinggi mata duduk 67 67 67 0.00
Lebar telapak tangan 9.6 9 9.3 0.42
Lebar telapak kaki 9.6 9 9.3 0.42
Panjang telapak kaki 24 21 22.5 2.12
Lebar bahu 36 35 35.5 0.71
Tinggi badan duduk tegak 79 79 79 0.00
Tinggi badan duduk normal 75 77 76 1.41
Lebar siku ke siku 38 38 38 0.00
4. Antropometri Dinamis
a. Pria
Tabel 4.6 Antropometri Dinamis Wanita
DINAMIS Jamil Arpud Adit Wira Amar Irfan Hendra Syawal �̅� SD
Dimensi yang diukur
Putaran tangan ke depan 202 202 99 194 204 140 113 191 168.13 43.72
Putaran tangan ke belakang 156 181 121 147 107 122 108 107 131.13 27.37
Pedal kaki ke depan (derajat) 52 43 51 54 43 54 25 52 46.75 9.85
Pedal kaki ke belakang (derajat) 10 15 8 21 3 8 9 18 11.50 5.98
Jangkauan tangan ke depan 39 39 37 38 42 43 40 40 39.75 1.98
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 24 D221 12 251
b. Wanita
Tabel 4.7 Antropometri Dinamis Wanita
DINAMIS Weni Iren �̅� SD
Dimensi yang diukur
Putaran tangan ke depan 153 144 148.5 6.36
Putaran tangan ke belakang 148 129 138.5 13.44
Pedal kaki ke depan (derajat) 40 52 46 8.49
Pedal kaki ke belakang (derajat) 10 3 6.5 4.95
Jangkauan tangan ke depan 31 39 35 5.66
5. Perhitungan Persentil
a. Persentil Statis
1) Kursi Antropometri untuk Penjahit
a) Pria
(1) Tinggi Popliteal
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x̅ = 46 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
4.6
10046 = 2.11 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 46 – 1.645(2.11)
= 46 – 3.47
= 42.53 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 25 D221 12 251
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 46 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 46 + 1.645(2.11)
= 46 + 3.47
= 49.47 cm
(2) Pantat Popliteal
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x̅ = 51 cm
(a) Perhitungan σ
𝜎 = 𝑉
100�̅� =
4.6
10051 = 2.34 𝑐𝑚
(b) Persentil 5
P5 = �̅�– 1.645σx
= 51 – 1.645(2.34)
= 51 – 3.85
= 47.15 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 51 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 26 D221 12 251
(d) Persentil 95
P95 = �̅� + 1.645σx
= 51 + 1.645(2.34)
= 51 + 3.85
= 54.85 cm
(3) Lebar Pinggul
Dik:
V = 5.9 (Lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu))
x̅ = 34.88 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
5.9
10034.88 = 2.05 𝑐𝑚
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 34.88 – 1.645(2.05)
= 34.88 – 3.37
= 31.51 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 34.88 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 34.88 + 1.645(2.05)
= 34.88 + 3.37
= 38.25 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 27 D221 12 251
(4) Tinggi Sandaran Punggung
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x̅ = 55.88 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
4.6
10055.88 = 2.57 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 55.88 – 1.645(2.57)
= 55.88 – 4.22
= 51.66 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 34.88 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 55.88 + 1.645(2.57)
= 55.88 + 4.22
= 60.1 cm
(5) Lebar Sandaran Duduk
Dik:
V = 5.9 (Lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu))
x̅ = 30.63 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 28 D221 12 251
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
5.9
10030.63 = 1.80 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 30.63 – 1.645(1.80)
= 30.63 – 2.96
= 27.67 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 30.63 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 30.63 + 1.645(1.80)
= 30.63 + 2.96
= 33.59 cm
(6) Tinggi Lutut Duduk
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x̅ = 49.50 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
4.6
10049.50 = 2.27 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 29 D221 12 251
(b) Persentil 5
P5 = x̅– 1.645σx
= 49.50 – 1.645(2.27)
= 49.50 – 3.73
= 45.77 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 49.50 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 49.50 + 1.645(2.27)
= 49.50 + 3.73
= 53.23 cm
(7) Tinggi Siku Duduk
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x̅ = 20.88 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100 x̅ =
4.6
10020.88 = 0.96 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 20.88 – 1.645(0.96)
= 20.88 – 1.58
= 19.3 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 30 D221 12 251
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 20.88 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 20.88 + 1.645(0.96)
= 20.88 + 1.58
= 22.46 cm
(8) Panjang Lengan Bawah
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x̅ = 27.13 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
4.6
10027.13 = 1.24 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 27.13 – 1.645(1.24)
= 27.13 – 2.04
= 25.09 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 27.13 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 31 D221 12 251
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 27.13 + 1.645(1.24)
= 27.13 + 2.04
= 29.17 cm
(9) Tinggi Mata Duduk
Dik:
V = 3.7 (Anggota tubuh memanjang (tinggi badan, tinggi
duduk mata))
x̅ = 69.39 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
3.7
10069.39 = 2.56 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 69.39 – 1.645(2.56)
= 69.39 – 4.21
= 65.18 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 69.39 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 32 D221 12 251
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 69.39 + 1.645(2.56)
= 69.39 + 4.21
= 73.6 cm
(10) Lebar Telapak Tangan
Dik:
V = 5.9 (Lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu))
x̅ = 10.33 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
5.9
10010.33 = 0.60 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 10.33 – 1.645(0.60)
= 10.33 – 0.98
= 9.35 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 10.33 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 10.33 + 1.645(0.60)
= 10.33 + 0.98
= 11.31 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 33 D221 12 251
(11) Lebar Telapak Kaki
Dik:
V = 5.9 (Lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu))
x̅ = 10.06 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
5.9
10010.06 = 0.59 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 10.06 – 1.645(0.59)
= 10.06 – 0.97
= 9.09 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 10.06 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 10.06 + 1.645(0.59)
= 10.06 + 0.97
= 11.03 cm
(12) Panjang Telapak Kaki
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x̅ = 24.56 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 34 D221 12 251
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
4.6
10024.56 = 1.13 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 24.56 – 1.645(1.13)
= 24.56 – 1.86
= 22.7 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 24.56 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 24.56 + 1.645(1.13)
= 24.56 + 1.86
= 26.42 cm
(13) Lebar Bahu
Dik:
V = 5.9 (Lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu))
x̅ = 41.69 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
5.9
10041.69 = 2.46 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 35 D221 12 251
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 41.69 – 1.645(2.46)
= 41.69 – 4.04
= 37.65 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 37.65 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 41.69 + 1.645(2.46)
= 41.69 + 4.04
= 45.73 cm
(14) Tinggi Badan Duduk Tegak
Dik:
V = 3.7 (Anggota tubuh memanjang (tinggi badan, tinggi
duduk mata))
x̅ = 87.13 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
3.7
10087.13 = 3.22 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 36 D221 12 251
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 87.13 – 1.645(3.22)
= 87.13 – 5.29
= 81.84 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 87.13 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 87.13 + 1.645(3.22)
= 87.13 + 5.29
= 92.42 cm
(15) Tinggi Badan Duduk Normal
Dik:
V = 3.7 (Anggota tubuh memanjang (tinggi badan, tinggi
duduk mata))
x̅ = 83.38 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
3.7
10083.38 = 3.08 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 37 D221 12 251
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 83.38 – 1.645(3.08)
= 83.38 – 5.06
= 78.32 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 83.38 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 83.38 + 1.645(3.08)
= 83.38 + 5.06
= 88.44 cm
(16) Lebar Siku ke Siku
Dik:
V = 5.9 (Lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu))
x̅ = 42.38 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
5,9
10042.38 = 2.50 cm
(b) Persentil 5
P5 = X̅ – 1.645σx
= 42.38 – 1.645(2.50)
= 42.38 – 4.11
= 38.27 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 38 D221 12 251
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 42.38 cm
(d) Persentil 95
P95 = X̅ + 1.645σx
= 42.38 + 1.645(2.50)
= 42.38 + 4.11
= 46.49 cm
b) Wanita
(1) Tinggi Popliteal
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x̅ = 41.5 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
4.6
10041.5 = 1.9 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 41.5 – 1.645(1.9)
= 38.37
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 41.5 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 39 D221 12 251
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 41.5 + 1.645(1.9)
= 41.5 + 3.12
= 44.62 cm
(2) Pantat Popliteal
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x̅ = 42 cm
(a) Perhitungan σ
𝜎 = 𝑉
100�̅� =
4.6
10042 = 1.93 𝑐𝑚
(b) Persentil 5
P5 = �̅�– 1.645σx
= 42 – 1.645(1.93)
= 38.82 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 42 cm
(d) Persentil 95
P95 = �̅� + 1.645σx
= 42 + 1.645(1.93)
= 42 + 3.17
= 45.17 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 40 D221 12 251
(3) Lebar Pinggul
Dik:
V = 5.9 (Lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu))
x̅ = 36 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
5.9
10036 = 2.12 𝑐𝑚
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 36 – 1.645(2.12)
= 36 – 3.48
= 32.51 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 36cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 36 + 1.645(2.12)
= 36 + 3.48
= 39.48 cm
(4) Tinggi Sandaran Punggung
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x̅ = 55 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 41 D221 12 251
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
4.6
10055 = 2.53 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 55 – 1.645(2.53)
= 55 – 4.16
= 50.84 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 55 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 55 + 1.645(2.53)
= 55 + 4.16
= 59.16
(5) Lebar Sandaran Duduk
Dik:
V = 5.9 (Lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu))
x̅ = 25.5 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
5.9
10025.5 = 1.5 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 42 D221 12 251
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 25.5 – 1.645(1.5)
= 25.5 – 2.46
= 23.04 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 25.5 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 25.5 + 1.645(1.5)
= 25.5 + 2.46
= 27.96 cm
(6) Tinggi Lutut Duduk
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x̅ = 47 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
4.6
10047 = 2.16 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 47 – 1.645(2.16)
= 47 – 3.55
= 43.45
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 43 D221 12 251
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 47 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 47+ 1.645(2.16)
= 47+ 3.55
= 50.55 cm
(7) Tinggi Siku Duduk
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x̅ = 18.25 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100 x̅ =
4.6
10018.25 = 0.83 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 18.25 – 1.645(0.83)
= 18.25 – 1.36
= 1.3 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 18.25 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 44 D221 12 251
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 18.25 + 1.645(0.83)
= 18.25 + 1.36
= 19.61 cm
(8) Panjang Lengan Bawah
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x̅ = 22.5 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100 x̅ =
4.6
10022.5 = 1.03 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 22.5 – 1.645(1.03)
= 22.5 – 1.69
= 20.81 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 22.5cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 22.5 + 1.645(1.03)
= 22.5 + 1.69
= 24.19cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 45 D221 12 251
(9) Tinggi Mata Duduk
Dik:
V = 3.7 (Anggota tubuh memanjang (tinggi badan, tinggi
duduk mata))
x̅ = 67 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100 x̅ =
3.7
10067 = 2.47 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 67 – 1.645(2.47)
= 67 – 4.07
= 62.92 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 67cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 67 + 1.645(2.56)
= 67 + 4.07
= 71.07 cm
(10) Lebar Telapak Tangan
Dik:
V = 5.9 (Lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu))
x̅ = 9.3 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 46 D221 12 251
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
5.9
1009.3 = 0.54 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 9.3– 1.645(0.54)
= 9.3– 0.9
= 8.4 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 9.3 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 9.3 + 1.645(0.54)
= 9.3 + 0.9
= 10.2 cm
(11) Lebar Telapak Kaki
Dik:
V = 5.9 (Lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu))
x̅ = 9.3 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
5.9
1009.3 = 0.54 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 47 D221 12 251
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 9.3 – 1.645(0.54)
= 9.3 – 0.9
= 8.4 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 9.3 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 9.3+ 1.645(0.54)
= 9.3+ 0.9
= 10.2 cm
(12) Panjang Telapak Kaki
Dik:
V = 4.6 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x̅ = 22.5 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
4.6
10022.5 = 1.03 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 22.56 – 1.645(1.03)
= 22.5 – 1.7
= 20.8 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 48 D221 12 251
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 22.5 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 22.5 + 1.645(1.7)
= 22.5 + 1.7
= 24.2 cm
(13) Lebar Bahu
Dik:
V = 5.9 (Lebar tubuh (lebar pinggul, lebar bahu))
x̅ = 35.5 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
5.9
10035.5 = 2.09 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 35.5 – 1.645(2.09)
= 35.5 – 3.44
= 32.06 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 35.5cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 49 D221 12 251
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 35.5 + 1.645(2.09)
= 35.5 + 3.44
= 38.94 cm
(14) Tinggi Badan Duduk Tegak
Dik:
V = 3.7 (Anggota tubuh memanjang (tinggi badan, tinggi
duduk mata))
x̅ = 79 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
3.7
10079 = 2.92 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 79 – 1.645(2.92)
= 79 – 4.8
= 74.2 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 79 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 79 + 1.645(2.92)
= 79 + 4.8 = 83.8 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 50 D221 12 251
(15) Tinggi Badan Duduk Normal
Dik:
V = 3.7 (Anggota tubuh memanjang (tinggi badan, tinggi
duduk mata))
x̅ = 76 cm
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
3.7
10076 = 2.81 cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 76 – 1.645(2.81)
= 76 – 4.62
= 71.38 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 76 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 76 + 1.645(2.81)
= 76 + 4.62
= 80.62 cm
(16) Lebar Siku ke Siku
Dik:
V = 5.9 (Anggota tubuh memanjang (yang lebih pendek))
x̅ = 38 cm
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 51 D221 12 251
(a) Perhitungan σ
σ = V
100x̅ =
5.9
10038 = 2.24cm
(b) Persentil 5
P5 = x̅ – 1.645σx
= 38 – 1.645(2.24)
= 38 – 3.6
= 34.4 cm
(c) Persentil 50
P50 = x̅ = 38 cm
(d) Persentil 95
P95 = x̅ + 1.645σx
= 38 + 1.645(2.24)
= 38 + 3.6
= 51.69 cm
b. Persentil Dinamis
1) Pria
a. Sudut Putaran Tangan ke Depan
1. Persentil 5
P5 = 5
100(xmax – xmin) + xmin
= 5
100(204 – 99) + 99
= 0.05 (105) +99
= 5.25 + 99
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 52 D221 12 251
= 104.250
2. Persentil 50
P50 = x̅
= 168.130
3. Persentil 95
P95 = 95
100(xmax – xmin) + xmax
= 95
100(204 – 99) + 99
= 0.95 (105) + 99
= 99.75 + 99
= 198.750
b. Sudut Putaran ke Belakang
1. Persentil 5
P5 = 5
100(xmax – xmin) + xmin
= 5
100 (181 – 107) + 107
= 0.05 (74) +107
= 3.7 + 107
= 110.70
2. Persentil 50
P50 = x̅
= 131,130
3. Persentil 95
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 53 D221 12 251
P95 = 95
100(xmax – xmin) + xmax
= 95
100(181– 107) + 107
= 0.95 (74) + 107
= 177.30
c. Pedal Kaki ke Depan
1. Persentil 5
P5 = 5
100(xmax – xmin) + xmin
= 5
100 (54 – 25) + 25
= 0.05 (29) +107
= 26.450
2. Persentil 50
P50 = X̅
= 46.750
3. Persentil 95
P95 = 95
100(xmax – xmin) + xmax
= 95
100(54– 25) + 25
= 0.95 (29) + 25
= 52.550
d. Putaran pedal kaki ke belakang
1. Persentil 5
P5 = 5
100(xmax – xmin) + xmin
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 54 D221 12 251
= 5
100 (21 – 3) + 3
= 0.05 (18) +3
= 3.9 0
2. Persentil 50
P50 = X̅
= 11.500
3. Persentil 95
P95 = 95
100(xmax – xmin) + xmax
= 95
100(21– 3) + 3
= 0,95 (18) + 3
= 20.10
e. Jangkauan Tagan ke Depan
1. Persentil 5
P5 = 5
100(xmax – xmin) + xmin
= 5
100 (43 – 37) + 37
= 0.05 (6) +37
= 37.30
2. Persentil 50
P50 = x̅
= 39.750
3. Persentil 95
P95 = 95
100(xmax – xmin) + xmax
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 55 D221 12 251
= 95
100(43– 37) + 37
= 0.95 (6) + 37
= 42.70
2) Wanita
a. Sudut Putaran Tangan ke Depan
1. Persentil 5
P5 = 5
100(xmax – xmin) + xmin
= 5
100(153 – 144) + 144
= 0.05 (9) +144
= 144.450
2. Persentil 50
P50 = x̅
= 148.50
3. Persentil 95
P95 = 95
100(xmax – xmin) + xmax
= 95
100(153 – 144) + 144
= 0.95 (9) + 144
= 8.55 + 144
= 152.550
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 56 D221 12 251
b. Sudut Putaran ke Belakang
1. Persentil 5
P5 = 5
100(xmax – xmin) + xmin
= 5
100(148 – 129) + 129
= 0.05 (19) +129
= 129.950
2. Persentil 50
P50 = x̅
= 138.50
3. Persentil 95
P95 = 95
100(xmax – xmin) + xmax
= 95
100(148 – 129) + 129
= 0.95 (19) + 129
= 18.05 + 129
= 147.050
c. Pedal Kaki ke Depan
1. Persentil 5
P5 = 5
100(xmax – xmin) + xmin
= 5
100(52 – 40) + 40
= 0.05 (12) +40
= 40.60
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 57 D221 12 251
2. Persentil 50
P50 = x̅
= 460
3. Persentil 95
P95 = 95
100(xmax – xmin) + xmax
= 95
100(52 – 40) + 40
= 0.95 (12) + 40
= 11.4 + 40
= 51.40
d. Pedal Kaki ke Belakang
1. Persentil 5
P5 = 5
100(xmax – xmin) + xmin
= 5
100(10 – 3) + 3
= 0.05 (7) +3
= 3.350
2. Persentil 50
P50 = X̅
= 6.50
3. Persentil 95
P95 = 95
100(xmax – xmin) + xmax
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 58 D221 12 251
= 95
100(10 – 3) + 3
= 0.95 (7) + 3
= 6.65 + 3
= 9.650
e. Jangkauan Tangan ke depan
1. Persentil 5
P5 = 5
100(xmax – xmin) + xmin
= 5
100(39 – 31) + 31
= 0.05 (8) +31
= 31.40
2. Persentil 50
P50 = x̅
= 350
3. Persentil 95
P95 = 95
100(xmax – xmin) + xmax
= 95
100(39 – 31) + 31
= 0.95 (8) + 31
= 7.6 + 31
= 38.60
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 59 D221 12 251
B. Pembahasan
1. Rancangan Produk Kursi Penjahit dan Meja Mesin Jahit
Dari pengolahan data antropometri yang ada maka dapat dilakukan
perancangan ulang kursi penjahit dan meja jahit dengan menggunakan
persentil 50 dari data antropometri yang telah didapatkan sebelumnya.
Gambar 4.1 Desain Kursi Tampak Atas
Gambar 4.2 Desain Kursi Tampak depan
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 60 D221 12 251
Gambar 4.3 Desain Kursi Tampak Samping
Gambar 4.4 Desain Meja Jahit Tampak Depan
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 61 D221 12 251
Gambar 4.5 Desain Kursi dan Meja Jahit
Gambar 4.6 Jangkauan Kaki: a. Pedal ke Depan;
b. Normal; c. Pedal ke Belakang
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 62 D221 12 251
Gambar 4.7 Jangkauan Tangan: a. Putaran Tangan ke Depan;
b. Putaran Tangan ke Belakang
2. Analisa Hubungan Data Handgrip Dominan dan Non-Dominan
a. Uji T
Tabel 4.8 di bawah ini didapat dari pengujian T-Test pada Mircosoft
Excel untuk mencari hubungan data handgrip dominan dengan non-
dominan dari data-data praktikan pria kelompok 3.
Tabel 4.8 Tabel Uji T
Nilai T Signifikansi
0.006376 Signifikan
Tabel 4.8 memberikan informasi bahwa berdasarkan uji T, hubungan
antara data handgrip dominan dengan non-dominan sangat signifikan,
hal ini karena nilai T dari uji T sangat kecil sebesar 0.006376.
Penentuan signifikansi didasari pada ketentuan jika nilai T < 0.05
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 63 D221 12 251
maka hubungan tersebut terbilang signifikan, begitu pula halnya jika
nilai T >= 0.05 maka hubungan tersebut tidak signifikan.
Hubungan ini didasari pada asumsi bahwa manusia akan cenderung
memiliki data kekuatan handgrip dari tangan dominan yang lebih
besar dibandingkan dengan data kekuatan handgrip dari tangan non-
dominan, hal ini terbukti dari tabel 4.1, sehingga data-data tersebut
memiliki hubungan yang signifikan jika data pada tangan dominan
lebih besar dari data non-dominan.
b. Pearson Correlation
Dalam analisa dengan metode pearson correlation ini dilihat hubungan
antara variabel x (umur) dengan variabel y (handgrip) untuk dua
perlakuan yang berbeda yaitu dominan dan non-dominan. Berikut ini
grafik 4.1 yang memberikan informasi tentang hubungan antara umur
dengan handgrip dominan.
Gambar 4.8 Diagram Scatter Umur Terhadap Handgrip Dominan
y = -0.9004x + 57.08R² = 0.0077
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
19.5 20 20.5 21 21.5 22 22.5
Do
min
an
Umur
Dominan - Umur
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 64 D221 12 251
Dari gambar 4.8, dapat dilihat bahwa korelasi yang terjadi antara umur
dengan handgrip dominan adalah berupa korelasi negatif kuat, sebab
koefisien korelasinya sebesar -0.9. Hal ini mengindikasikan bahwa
hubungan umur dengan handgrip dominan berhubungan negatif, yang
artinya semakin bertambah umur maka kekuatan handgrip-nya untuk
tangan dominan semakin kecil.
Sama halnya pada gambar 4.2 di bawah ini yang memberikan
informasi tentang hubungan antara umur dengan handgrip non-
dominan.
Gambar 4.9 Diagram Scatter Umur Terhadap Handgrip Non-Dominan
Sama seperti pada gambar 4.8, pada gambar 4.9 korelasi yang ada
antara umur dengan handgrip non-dominan merupakan korelasi
negatif kuat, sebab koefisien korelasinya sebesar -0.7. Hal ini
mengindikasikan bahwa hubungan umur dengan handgrip non-
dominan berhubungan negatif, yang artinya semakin bertambah umur
maka kekuatan handgrip-nya untuk tangan dominan semakin kecil.
y = -0.7087x + 49.342R² = 0.0061
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
45.0
50.0
19.5 20 20.5 21 21.5 22 22.5
No
n d
om
inan
Umur
Non dominan - Umur
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 65 D221 12 251
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari serangkaian kegiatan praktikum ini, dimulai dari pengambilan data
sampai pada pengolahan data, dapat disimpulkan:
1. Data antropometri statis maupun dinamis yang dibutuhkan dalam
perancangan produk berupa kursi penjahit dan meja penjahit, yaitu:
a. Statis (cm)
1) Tinggi popliteal
2) Pantat popliteal
3) Lebar pinggul
4) Tinggi sandaran punggung
5) Lebar sandaran duduk
6) Tinggi lutut duduk
7) Tinggi siku duduk
8) Panjang lengan bawah
9) Tinggi mata duduk
10) Lebar telapak tangan
11) Lebar telapak kaki
12) Panjang telapak kaki
13) Lebar bahu
14) Tinggi badan duduk tegak
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 66 D221 12 251
15) Tinggi badan duduk normal
16) Lebar siku ke siku
b. Dinamis
1) Putaran tangan ke depan (derajat)
2) Putaran tangan ke belakang (derajat)
3) Pedal kaki ke depan (derajat)
4) Pedal kaki ke belakang (derajat)
5) Jangkauan tangan ke depan (cm)
2. Dalam pengambilan data antropometri di percobaan ini, alat yang
digunakan ada dua, yaitu kursi antropometri untuk pengukuran statis dan
alat antropometri dinamis untuk pengukuran dinamis. Ada pula alat-alat
yang digunakan untuk mengukur karakteristik tubuh yaitu Skinfold
caliper, LOT Digital Mini Handheld BMI Tester Body Fat, Handgrip
dynamometer, dan meteran 1m dan 10m.
3. Dalam pengolahan data pada bab sebelumnya, metode yang dipakai dalam
pengolahan data antropometri baik statis maupun dinamis adalah
perhitungan persentil untuk masing-masing kategori antropometri.
Persentil yang digunakan yaitu persentil 5th, 50th, dan 95th.
4. Dari hasil pengolahan data pada bab sebelumnya, didapat hasil dari
masing-masing persentil yang dimana hasil ini dapat dimanfaatkan sebagai
ukuran dalam perancangan produk yang sesuai dengan antropometri yang
diukur. Persentil yang dapat digunakan ini berupa persentil 50th.
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 67 D221 12 251
B. SARAN
1. Untuk laboratorium
Sebaiknya alat antropometri statis (kurs antropometri) dan alat
antropometi dinamisnya diperbaiki atau dikalibrasi ulang, sehingga data
yang teramati merupakan data yang akurat.
2. Untuk asisten
Dalam proses pengambilan data, asisten sebaiknya selalu memantau dan
mengkoordinir praktikan. Agar data yang diperoleh benar-benar sesuai dan
valid.
Kelompok 3 Ahmad Wira Indrawan MODUL 2:
Antropometri dalam Desain Produk Hal 68 D221 12 251
DAFTAR PUSTAKA
Nakmami.files.wordpress.com/2011/12/ergonomi1.doct)
Sanclers dan MC.Crowak: Human Factor Engineering and Design, New York:
MCGraw Hill Book.1987
http://ergobiologi.blog.wordpress.com/2012/05/10/ergonomimesin-desain-
anthropometri.html
Wignjosoebroto, Sritomo.2008.Ergonomi studi Gerak dan Waktu.Surabaya: ITS