Standar Kompetensi 1. Menjelaskan fenomena biosfer dan antroposfer Kompetensi Dasar Menjelaskan pengertian fenomena antroposfer Indikator - Menjelaskan perbedaan sensus penduduk dan registrasi penduduk - Mengidentifikasi jenis – jenis sensus - Menganalisis komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin - Menghitung sex ratio dan dependency ratio A.FENOMENA ANTROPOSFER Fenomena Antroposfer (Sensus, Survei dan Registrasi Penduduk) - Salah satu komponen geosfer yang menjadi objek kajian geografi adalah antroposfer, yang berhubungan dengan manusia sebagai penduduk bumi. Dalam menelaah fenomena antroposfer, geografi mempelajari persebaran penduduk, faktor-faktor yang memenga ruhi persebaran penduduk, dan aspek-aspek demografis penduduk. 1.Demografi dan ilmu kependudukan Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia . Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria sepertipendidikan , kewarganegaraan , agama , atau etnisitas tertentu Ilmu kependudukan adalah suatu disiplin ilmu yang tidak dapat dipisahkan dalam pendalaman ilmu kesehatan masyarakat, karena dalam penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, maka yang paling urgent untuk diketahui struktur dari suatu masyarakat itu sendiri dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Standar Kompetensi 1. Menjelaskan fenomena biosfer dan antroposfer
Kompetensi Dasar Menjelaskan pengertian fenomena antroposfer
Indikator - Menjelaskan perbedaan sensus penduduk dan
registrasi penduduk- Mengidentifikasi jenis – jenis sensus- Menganalisis komposisi penduduk berdasarkan umur
dan jenis kelamin- Menghitung sex ratio dan dependency ratio
A.FENOMENA ANTROPOSFER
Fenomena Antroposfer (Sensus, Survei dan Registrasi Penduduk)
- Salah satu komponen geosfer yang menjadi objek kajian geografi adalah antroposfer, yang berhubungan dengan manusia sebagai penduduk bumi. Dalam menelaah fenomena antroposfer, geografi mempelajari persebaran penduduk, faktor-faktor yang memenga ruhi persebaran penduduk, dan aspek-aspek demografis penduduk.
1.Demografi dan ilmu kependudukan
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria sepertipendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu
Ilmu kependudukan adalah suatu disiplin ilmu yang tidak dapat dipisahkan dalam pendalaman ilmu kesehatan masyarakat, karena dalam penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, maka yang paling urgent untuk diketahui struktur dari suatu masyarakat itu sendiri dan pendekatan jenis apa yang harus dipakai untuk dapat berinterkasi dalam sebuah populasi masyarakat.
KETERANGAN TABELMenurut World Population Data Sheet 1999 jumlah penduduk yang ada di muka bumi pada tahun 1999 adalah 5.982.000.000 jiwa.
Dari tabel di atas bila Anda jumlah penduduk 5 negara yaitu RRC, India, Amerika Serikat, Indonesia dan Brazil maka jumlahnya 2.890.800 jiwa. Jumlah tersebut berarti lebih dari setengah (50%) penduduk dunia.
Coba Anda renungkan! Setengah dari seluruh penduduk dunia bertempat tinggal hanya di lima negara, sedangkan sisanya tersebar lebih dari 180 negara lainnya.
Pertambahan Penduduk
Pertambahan penduduk alami atau natural increase artinya pertambahan penduduk
yang dihitung dari selisih antara kelahiran dan kematian
Pertambahan Penduduk
Pertambahan penduduk alami atau natural increase artinya pertambahan penduduk
yang dihitung dari selisih antara kelahiran dan kematian
B.Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Jumlah penduduk mengalami perkembangan yang dinamis, hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : kelahiran (fertilitas/natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi).
Faktor kelahiran dan penduduk yang datang (imigrasi) akan menambah jumlah, sedangkan kematian dan penduduk yang keluar (emigrasi) akan mengurangi jumlah penduduk.
SENSUS PENDUDUK
Sensus berasal dari bahasa Latin yaitu cencus yang berarti penaksiran harta benda seorang warga negara dan pencatatan nama warga negara.
Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan, pencatatan, pengolahan, dan publikasi data demografi untuk seluruh penduduk di suatu negara pada periode tertentu
PERBEDAAN SENSUS PENDUDUK DENGAN
PENGUMPULAN DATA LAIN
1. Perhitungan semua orang yang tinggal di wilayah sensus
2. Pelaksanaan sensus pada waktu yang telah ditentukan dan serentak di seluruh wilayah
3. Cakupan ruang lingkup sensus meliputi batas wilayah tertentu
4. Pelaksanaan sensus adalah perhitungan perorangan
5. Penerbitan hasil sensus
SURVEI PENDUDUK
Survey penduduk yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan penelitian dan menyediakan data statistik kependudukan pada waktu dan tempat tertentu. Survey yang dilakukan meliputi survey ekonomi nasional, survey angkatan kerja nasional dan survey penduduk antar sensus (SUPAS)
REGISTRASI PENDUDUK
Registrasi yaitu proses kegiatan pemerintah yang meliputi pencatatan kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, perubahan tempat tinggal dan perubahan pekerjaan secara rutin. Pencatatan ini terutama dilakukan di tingkat pemerintah terendah yaitu kelurahan
2.Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin
Rumus untuk menghitung pertambahan migrasi :
PM = I – E
PM : pertambahan migrasi
I : jumlah penduduk yang masuk (emigrasi)
dalam 1 tahun
E : jumlah penduduk yang keluar (emigrasi)
dalam 1 tahun
Penduduk suatu negara pada pertengahan tahun 1999 berjumlah 24.500.000 jiwa.
Pada tahun tersebut terdapat kelahiran 1.300.000 jiwa dan kematian 700.000 jiwa.
Migrasi masuk 20.000 jiwa dan migrasi keluar 15.000 jiwa.
Dari data tersebut hitunglah!
a. pertumbuhan penduduk alami
b. pertumbuhan penduduk migrasi
c. pertumbuhan penduduk total (sosial)
d. pertambahan alami
Periode Pertumbuhan Penduduk
Periode I
Pada periode ini pertumbuhan penduduk berjalan dengan lambat yang ditandai dengan adanya tingkat kelahiran dan kematian yang rendah sehingga disebut periode statis.
Periode II
Tahap kedua ini angka kematian mulai turun karena adanya perbaikan gizi makanan dan kesehatan. Akibat dari itu semua pertumbuhan penduduk menjadi cepat mengingat angka kelahiran yang masih tinggi.
Perkembangan Penduduk Indonesia
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP FERTILITAS
Menurut Davis Blake faktor sosial ekonomi dan modernisasi tidak secara langsung mempengaruhinya tetapi melalui suatu variabel yang disebut variabel antara (intermediate variables)
I. 6 “intercourse variables” :
1. Umur melalui hubungan kelamin
2. Selibat permanen
3. Lamanya berstatus kawin
4. Abstinensi sukarela
5. Abstinensi terpaksa
6. Frekuensi senggama
II. 3 “conception variables” :
7. Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal yang tidak disengaja
8. Pemakaian kontrasepsi
9. Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal yang disengaja
III. 2 “gestation variables” :
10. Mortalitas jenis karena sebab- sebab yang tidak disengaja
11. Mortalitas janin karena sebab- sebab yang disengaja
1.Pertumbuhan Penduduk Alami
Yaitu selisih jumlah kelahiran dan
kematian, dengan rumus :
PA = (L – M)
PA : pertumbuhan penduduk alami
L : jumlah kelahiran dalam 1 tahun
M: jumlah kematian dalam 1 tahun
2.Pertumbuhan Penduduk Total
Untuk menghitung pertambahan penduduk digunakan rumus :
P = (L-M) + (I-E)
P : pertambahan penduduk
L : jumlah kelahiran dalam 1 tahun
M : jumlah kematian dalam 1 tahun
I : jumlah penduduk yang masuk (imigrasi)
E: jumlah penduduk yang keluar (emigrasi)
N A T A L I T A S
Natalitas atau sering disebut angka kelahiran,
faktor-faktor pendukungnya (pro natalitas)
seperti :
1. Anggapan banyak anak banyak rezeki
2. Kawin usia muda
3. Rendahnya tingkat kesehatan.
4. Anak adalah harapan orang tua
5. Anak menjadi kebanggaan orang tua
6. Anak laki-laki dianggap penerus keturunan
Faktor faktor penghambat kelahiran (anti
natalitas) seperti :
1. Keinginan punya anak dalam jumlah kecil
2. Penundaan usia kawin
3. Waktu retaknya hubungan suami isteri
4. Perasaan wanita yang terbatas ruang geraknya jika mempunyai jumlah anak banyak
5. Tingkat keberhasilan KB
6. Adanya UU Perkawinan (UU No. 1 Th 1974)
Faktor faktor penunjang tingginya natalitas:
1. Kepercayaan dan agama
2. Tingkat pendidikan
3. Kondisi perekonomian
4. Kebijakan pemerintah
5. Adat istiadat di masyarakat
6. Kematian dan kesehatan
7. Struktur penduduk
Pengukuran Natalitas
1. CBR (Crude Birth Rate) atau tingkat kelahiran kasar
CBR = L ´ 1000
P
L : jumlah kelahiran pada tahun tertentu
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K : konstanta (umumnya 1000)
2. GFR (General Fertility Rate)
atau tingkat kelahiran umum
GFR = B ´ k
Fm (15-49)
B : jumlah kelahiran hidup
Fm(15-49) : jumlah wanita usia subur (15-49) tahun
k : konstanta (umumnya 1000)
4.Tingkat Kematian
1. CDR (Crude Death Rate) Tingkat Kematian Kasar CDR = M ´ K
P
Keterangan :
M : Jumlah kematian
P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K : Konstanta (1000)
Penggolongan angka kematian kasar :
kurang dari 10, angka kematian rendah
antara 10 – 20, angka kematian sedang
lebih dari 20, angka kematian tinggi
2. ASDR (Age Specific Death Rate) atau tingkat kematian umur spesifik)
ASDR = Mx ´ k
Dx
Keterangan
Mx : jumlah kematian pada kelompok umur x
Px : jumlah penduduk pada kelompok umur tertentu
k : konstanta (1000)
Penggolongan kematian adalah sebagai berikut :
kurang dari 10 perseribu, tingkat kematian rendah
antara 10 – 20 perseribu, tingkat kematian sedang
lebih dari 20 perseribu, tingkat kematian tinggi
3. IMR (Infant Mortality Rate/Tingkat Kematian Bayi)
Yaitu perbandingan antara jumlah kematian bayi yang usianya kurang dari satu tahun dan jumlah kelahiran hidup selama tahun x.
IMR dihitung dengan rumus :
IMR = Mo ´ k
Ln
Keterangan :
Mo : kematian bayi di bawah umur satu tahun
Ln : kelahiran hidup
K : konstanta (1000)
Penggolongan angka kematian bayi :
kurang dari 35, tingkat kematian rendah
antara 35 – 75, tingkat kematian sedang
antara 75 – 125, tingkat kematian tinggi
lebih dari 125, tingkat kematian sangat tinggi
M OR T A L I T A S
Mortalitas atau sering disebut angka kematian, faktor
yang mendukung kematian (anti mortalitas) adalah:
1. Rendahnya kesadaran masyarakat akan kesehatan.
2. Sarana kesehatan yang kurang memadai,
3. Adanya tindakan bunuh diri dan pembunuhan
4. Terjadi berbagai bencana alam
5. Terjadi peperangan
6. Terjadi kecelakaan lalu lintas dan industri
7. Tindak kejahatan.
Faktor yang menghambat kematian (anti
mortalitas) adalah:
1. Lingkungan hidup sehat
2. Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap
3. Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain
4. Tingkat kesehatan masyarakat tinggi
5. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
3. A S F R (Age Specific Fertility Rate) atau tingkat kelahiran umur spesifik
Yaitu banyaknya kelahiran tiap 1000 wanita pada kelompok umur tertentu. Angka ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
ASFR = Lx ´ K
Px
Keterangan:
Lx : jumlah kelahiran dalam kelompok umur x
Px : banyaknya wanita dalam kelompok umur x
K : konstanta (umumnya 1000)
Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk yaitu pengelompokkan penduduk berdasarkan kriteria (ukuran)
tertentu.
Dasar untuk menyusun komposisi penduduk yang umum digunakan adalah
umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat tinggal. Pengelompokkan penduduk
dapat digunakan untuk dasar dalam pengambilan kebijakan dan pembuatan program dalam mengatasi masalah-masalah di bidang kependudukan
Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Umur penduduk dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
- Umur 0 – 14 tahun dinamakan usia muda/
usia belum produktif.
- Umur 15 – 64 tahun dinamakan usia
dewasa/ usia kerja/usia produktif.
- Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/
usia tak produktif/usia jompo
Struktur Penduduk
Sesuai dengan pengelompokkan umur di atas, maka struktur (susunan) penduduk
negara-negara di dunia dibagi 3 yaitu:
- Struktur penduduk muda : bila suatu
negara atau wilayah sebagian besar
penduduk usia muda.
- Struktur penduduk dewasa : bila suatu
negara sebagian besar penduduk
berusia dewasa.
- Struktur penduduk tua : bila suatu negara
sebagian besar terdiri penduduk berusia
tua.
Piramida Penduduk
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk
grafik yang dinamakan piramida penduduk.
Piramida Penduduk Muda
Piramida penduduk muda berbentuk limas
Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa. Di waktu yang akan datang jumlah penduduk bertambah lebih banyak.
Jadi penduduk sedang mengalami pertumbuhan
Piramida Penduduk Muda
Piramida Penduduk Stasioner
Piramida Penduduk Tua
Piramida penduduk tua berbentuk batu nisan
Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila
dibandingkan dengan usia dewasa.
Di waktu yang akan datang jumlah penduduk mengalami penurunan karena tingkat kelahiran yang rendah dan kematian yang tinggi
tinggi
Piramida Penduduk Indonesia Tahun 1990
Kegunaan Piramida Penduduk
1. Mengetahui perbandingan jumlah antara laki-laki dan perempuan.
2. Mengetahui keadaan jumlah penduduk di waktu yang akan datang.
3. Untuk mengetahui struktur umur penduduk suatu negara secara umum.
Sex Ratio
Sex Ratio adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di daerah/negara
tertentu pada tahun tertentu
Rumus untuk menghitungnya :
Dependency Ratio
Angka perbandingan yang menunjukkan besar beban tanggungan dari kelompok usia produktif
Usia produktif
(15 – 64 tahun) selain menanggung kebutuhan hidup dirinya juga menanggung
kebutuhan hidup golongan usia muda (0 – 14 tahun) dan golongan tua (65 tahun ke
atas).
Rumus :
Makin besar rasio ketergantungan, makin besar beban yang ditanggung oleh kelompok usia produktif
Komposisi penduduk menurut pekerjaan
Penduduk dapat dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh tiap-tiap orang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, buruh, pedagang, petani, pengusaha dan sopir
Komposisi penduduk menurut pendidikan
Berdasarkan tingkat atau jenjang pendidikan yang telah ditamatkan penduduk dapat dikelompokkan dalam tingkat SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi.
Pengelompokkan ini dapat digunakan untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk
Komposisi penduduk menurut tempat tinggal
Tempat tinggal yang sering digunakan dalam komposisi ini adalah tempat tinggal penduduk di desa dan di kota. Ciri khas negara agraris seperti Indonesia adalah sebagian besar penduduk tinggal di desa.
Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk merupakan perkiraan atau peramalan jumlah penduduk, contoh untuk menghitung jumlah penduduk pada tahun tertentu, bisa juga untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menjadikan jumlah penduduk menjadi dua kali lipat.
5.Pertumbuhan Penduduk
Rumus Perkiraan
Rumus untuk memperkirakan jumlah penduduk pada tahun tertentu
Aritmetik :
Pn = Po (1 + rn)
Geometrik :
Pn = Po (1 + r)n
Eksponensial :
Pn = Po e rn
Keterangan rumus :
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Po = jumlah penduduk tahun awal (dasar)
r = angka pertumbuhan penduduk
n = jangka waktu antara Pn dengan Po
e = bilangan pokok dari sistem logaritma natural yang besarnya 2,782818
Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan angka yang menunjukkan jumlah
rata-rata penduduk setiap km2 pada suatu wilayah. Faktor – faktor
yang mempengaruhi persebaran penduduk suatu wilayah adalah :
1. Faktor fisiografis
Penduduk selalu memilih tempat tinggal yang baik, strategis, subur,
relief yang baik cukup air dan daerahnya aman
2.Faktor biologis
Tingkat pertumbuhan penduduk di setiap daerah berbeda. Hal ini
disebabkan oleh tingkat kelahiran, kematian dan angka perkawinan
3.Faktor kebudayaan dan teknologi
Daerah yang masyarakatnya maju, pola berfikirnya bagus, dan
keadaan pembangunan fisiknya maju akan tumbuh lebih cepat
dibandingkan dengan daerah terbelakang.
Yang dimaksudkan dengan angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu. Untuk menentukan angkatan kerja diperlukan dua informasi, yaitu:
Jumlah penduduk yang berusia diantara 15 tahun dan 64 tahun.Jumlah penduduk yang berusia diantara 15 – 64 tahun yang tidak ingin bekerja.
1.Menghitung Angkatan Kerja
Cara Menghitung
F.Angkatan Kerja
Penghitungan APAK dapat dilakukan dengan membandingkan antara jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja dengan jumlah penduduk yang termasuk dalam usia kerja.
RUMUS
2.Pengangguran
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur. Sebagai contoh:
*Ibu rumah tangga yang tidak ingin bekerja karena ingin mengurus keluarganya tidak tergolong sebagai penganggur.
*Seorang anak orang kaya yang tidak mau bekerja karena gajinya lebih rendah dari yang diiginkanya juga tidak tergolong sebagai penganggur.
Masalah Kependudukan Di Indonesia
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah Amerika Serikat. Selain jumlah penduduknya yang besar, luasnya negara kepulauan dan tidak meratanya penduduk membuat Indonesia semakin banyak mengalami permasalahan terkait dengan hal kependudukan. Tidak hanya itu, faktor geografi, tingkat migrasi, struktur kependudukan di Indonesia dll membuat masalah kependudukan semakin kompleks dan juga menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus guna kepentingan pembangunan manusia Indonesia.
H.Menyalurkan Informasi Kependudukan Melalui PETA, Tabel, dan Grafik
1.Penyajian data penduduk dengan peta
Peta yang berisi informasi kependudukan termasuk kedalam peta khusus atau tematik. Peta khusus atau tematik adalah peta yang ditampilkan berdasarkan tema tertentu. Seperti kenampakan-kenampakan (fenomena geosfer) tertentu, baik kondisi fisik maupun sosial budaya.
Pembuatan peta yang menyajikan data kependudukan lebih rumit daripada tabel atau grafik. Perlu ketelitian atau kecermatan dalam pembuatannya karena data yang ditampilkan biasanya menggunakan simbol atau warna tertentu untuk menunjukan jumlah penduduk.
Berdasarkan simbol yang digunakan penyajian informasi kependudukan dalam bentuk peta dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Peta kependudukan dengan simbol bertingkat (ordinal)
Simbol bertingkat (ordinal) adalah simbol yang menunjukkan adanya tingkatan nilai data. Misalnya, kelas-kelas kepadatan penduduk, kelas-kelas pertumbuhan penduduk, dan kelas-kelas jumlah penduduk
b. Peta Kependudukan dengan simbol kuantitatif
Simbol kuantitatif adalah simbol yang menggambarkan data secara kualitatif dan kuantitatif. Misalnya, kepadatan penduduk pada tahun 2000 dan 2003 di Sulawesi
c. Peta Kependudukan dengan simbol piktoral
Simbol piktorial merupakan simbol yang kurang lebih menggambarkan data dalam bentuk sesungguhnya. Misalnya, peta yang menggambarkan jumlah penduduk di tiap provinsi di Indonesia menggunakan simbol piktoral berupa gambar orang sesuai dengan banyaknya data yang diwakili.
2.Penyajian data penduduk dengan Tabel
Kelebihan penyajian data kependudukan dengan menggunakan tabel adalah sebagai berikut :
1. Memudahkan dalam membandingkan antara satu komponen dengan komponen yang lainnya.
2. Memudahkan dalam membandingkan antara periode tertentu dengan periode
3. Data dapat disajikan secara akurat.
4. Dapat menyajikandata yang kompleks.
3.PENYAJIAN DATA KEPENDUDUKAN BERBENTUK GRAFIK
Kelebihan penyajian data berbentuk grafik adalah sebagai berikut:
a. Dapat membandingkan kisaran antara satu komponen dan komponen yang lainnya
b. Mudah dipahami karena datanya lebih sederhana.
Berdasarkan jenis grafik, penyaian informasi kependudukan dalam bentuk grafik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.