124
PENDAHULUAN
Latar BelakangAntiseptik adalah disinfektan nontoksik karena
digunakan pada kulit, mukosa, dan jaringan hidup lainnya.
Antiseptik yang umum digunakan adalah povidone-iodine, sebuah
kompleks yodium , komponen bakterisida , dengan polyvinylpyr
-rolidone ( povidone ), fungsi povidone iodine untuk pengobatan
luka , terutama luka kronis yang paling sering terlihat dalam
praktek terapi fisik.[1]
Tujuan setiap larutan anti septik adalah menurunkan secara cepat
mikroorganisme pada kulit tanpa merusak kulit. Sterilisasi kulit
secara sempurna tidak mungkin dilakukan. Infeksi bakteri sebelum
operasi biasanya diakibatkan oleh mikroorganisme flora normal
kulit. Penggunaan antiseptik yang dilakukan pra operatif saat ini
yang sering digunakan adalah Povidone iodine10% . Povidone iodine
merupakan senyawaan dari Povidone dengan polimer Polyvinyl
pivoidone atau PVP2. Preparat aktif Povidone iodine dapat mereduksi
tingkat kepadatan kuman aerob dan anaerob sebanyak 30-40%3. Selain
itu Povidone iodine bisa dipakai dalam berbagai bentuk, seperti
scrap untuk bedah, atau pembersih kulit dengan basis deterjen atau
dalam bentuk-bentuk yang lain. Povidone iodine juga berguna untuk
mengurangi secara signifikan kejadian komplikasi luka.[2]Salah satu
kemajuan terbesar dalam pembedahan saat ini adalah pemahaman
bagaimana mengurangi resiko infeksi. Setiap prosedur pembedahan
sekecil apapun dapat menimbulkan resiko infeksi. Pencegahan infeksi
merupakan salah satu bagian terpenting dalam setiap pembedahan dan
dimulai sebelum melakukan tindakan. Infeksi masih merupakan masalah
yang kompleks di rumah-rumah sakit, dengan morbiditas, mortalitas
yang tinggian menimbulkan waktu perawatan lebih lama serta
menghabiskan biaya yang besar. WHO melaporkan prevalensi infeksi
nosokomial bervariasi antara 3 % - 21 %, dan infeksi luka operasi
(ILO) mencakup 5 % - 31 % dari total angka infeksi
nosokomial.[2]Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah ; Bagaimana
efektivitas povidone iodine terhadap waktu penyembuhan luka ?
Tujuan Penulisan
Mengetahui efektivitas povidone iodine 10% terhadap waktu
penyembuhan luka.
Manfaat Penulisan1. Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan informasi dan menambah referensi mengenai efektivitas
dari povidone iodine 10% terhadap waktu penyembuhan luka.
2. Manfaat Bagi Perkembangan Ilmu
Memberikan informasi tambahan di bidang farmasi kedokteran.
3. Bagi PenelitiSebagai data dasar untuk penelitian lebih
lanjut, khususnya yang berkaitan dengan proses penyembuhan
luka.
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Povidone IodineFarmasi dan Farmakologi Povidone
Iodine
Povidon iodine adalah suatu iodofor suatu kompleks yodium dengan
polivinil pirolidon. Obat ini di klinik digunakan sebagai pengganti
merkurokrom dan yodium tingtur karena tidak iritatif. Yodium yang
dilepas, bekerja sebagai antiseptik berspektrum luas. Tersedia
sebagai berbagai obat topikal yaitu : salep 10%, larutan 10%,
shampo dan obat kumur (1%), sebagai pencuci tangan sebelum operasi.
Larutan 10% dapat mengurangi populasi kumat sampai 85%, efektif
untuk satu jam dan kembali ke populasi normal setelah 8 jam. Warna
cokelat gelap dan baunya merupakan sifat obat ini yang kurang
menguntungkan.[3]Kompleks iodofor ini mudah larut dalam air dan
mudah dicuci dan kulit atau pakaian, bersifat lebih stabil karena
tidak menguap dan kerjanya lebih panjang daripada iod karena
sifat-sifatnya ini tingtur povidone-iod 10% dengan kadar iod bebas
1% telah menggantikan tingtur iodium konvensional. Penggunaannya
terutama untuk desinfeksi kulit dalam bentuk tingtur, sabun cair,
salep krim, lotion dan bedak tabur. Digunakan pula sebagai obat
kumur mulut dan tenggorokan. Kadarnya yang biasa digunakan adalah
7,5% povidon-iod, yang ekivalen dengan kurang lebih 10%
iod.[3]Povidone iodine bersifat bakteriostatis dengan kadar 640
g/ml dan bersifat bakterisid pada kadar 960 g/ml. Dalam 10%
povidone iodine mengandung 1% iodium yang mampu membunuh bakteri
dalam 1 menit dan membunuh spora dalam waktu 15 menit. Mekanisme
kerja povidone iodine dimulai setelah kontak langsung dengan
jaringan maka elemen iodine akan dilepaskan secara perlahan-lahan
dengan aktifitas menghambat metabolisme enzim bakteri sehingga
mengganggu multiplikasi bakteri yang mengakibatkan bakteri menjadi
lemah. Iodine dalam jumlah yang kecil diserap masuk ke dalam aliran
darah, sehingga menyebabkan efek sistemik dengan akibat shock
aniksia jaringan. Penggunaan iodine yang berlebihan dapat
menghambat proses granulasi luka. Povidone iodine yang biasa
digunakan dalam perawatan luka hanya 10%. Hasil suatu penelitian
menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi iodine yang digunakan
semakin mempercepat penyembuhan luka.[4]
Sifat Fisika dan Kimia Povidone Iodine
Sifat Fisika dan Kimia Povidone-Iodine
Struktur Kimia
2-Pyrrolidinone, 1-ethenyl-, homopolymer, compd. with
iodine.Gambar II.1 Struktur povidone iodineNama Kimia :
1-Vinyl-2-pyrrolidine-iodine
Berat Molekul : 40.000 ug
Warna : coklat kekuningan, tak berbentuk serbuk, ringan,
berbau,dalam bentuk larutan yaitu keemasan cat merah agak biru
Kelarutan : larut dalam air dan alkohol, praktis tak larut dalam
kloroform, karbon tetra klorida, eter, hexane dan asetone.
Povidone iodine adalah suatu bahan yang dapat larut dalam air
dingin, ethyl alcohol, isopropyl alcohol, polyethylene glycol, dan
glycerol. Lebih stabil bila dibandingkan dengan larutan iodine
tincture atau larutan lugol. Shelanski dalam percobaan secara in
vitro pada tikus bahwa povidone iodine sebagai anti bakteri kurang
toksik dibandingkan dengan iodine tincture.Unsur iodium merupakan
suatu germisid efektif. Mekanismenya tidak diketahui dengan jelas.
Larutan iodium 1:20.000 membunuh bakteri dalam 1 menit dan spora
dalam 15 menit. Iodium yang digabungkan dengan polivinil pirolidon
menghasilkan suatu kompleks iodofor. Tahun 1955, povidone iodine
mulai diperdagangkaan setelah banyak diminati sebagai desinfektan.
Merupakan antiseptik eksternal dengan spektrum mikrobisidal untuk
pencegahan atau perawatan pada infeksi topikal yang berhubungan
dengan operasi, luka sayat, lecet, mengurangi iritasi mukosa
ringan. Povidone iodine terdiri dari polyvinylpyrrolidone
(povidone) dan elemen iodine sekitar 9.0 % - 12.0% iodine.
Povidone iodine dapat membunuh gram positif dan gram negatif
dari bakteri, jamur, virus, protozoa dan ragi. Komponen povidone
membantu fungsi dari iodine dan larutan tingtur. Larutan povidone
iodine (1% dari penggunaan iodine) dapat membunuh bakteri sekitar
85% lebih banyak dibandingkan larutan atau tingtur iodine. Preparat
antiseptik povidone iodine adalah indikasi klinik untuk pencegahan
dan pengobatan infeksi permukaan, untuk pencegahan dan pengobatan
infeksi permukaan untuk desinfeksi luka bakar, cabik, abrasi dan
sebelum operasi kulit.PreparatBentuk sediaan yang beredar di
pasaran merupakan larutan Povidone iodine 10% yang tersedia dalam
volume 30 ml, 60 ml, 300 ml, dan 1000 ml.[3]Penggunaan Povidone
Iodine
Povidone iodine terutama digunakan untukmencegah dan mengobati
infeksi pada luka. Sediaan antiseptik dapat digunakan
untukmengobati luka memar, luka iris, luka lecet danluka
bakarringan. Penerapan antiseptik pada luka mungkin perlu diikuti
tindakan lain seperti pembersihan dan penutupan luka dengan
pembalut agar tetap bersih dan terjaga.[5]Selain itu, dapat juga
digunakan untuk:
Disinfeksi tangan: menjadi pengganti atau menyempurnakan
membasuh tangan dengan air. Tenaga medis dan paramedis
harusmelakukan disinfeksi tangan dengan antiseptik sebelum dan
sesudah melakukan tindakan medis.
Disinfeksi pra-tindakan: antiseptik diterapkan ke lokasi
tindakan untuk mengurangi flora kulit.
Disinfeksi membran mukosa: irigasi antiseptik dapat ditanamkan
ke dalam uretra, kandung kemih atau vagina untuk mengobatiinfeksi
atau membersihkan rongga sebelum kateterisasi.
Disinfeksi mulut dan tenggorokan: Obat kumur antiseptik dapat
digunakan untuk mencegah dan mengobatiinfeksi mulut dan
tenggorokan.Khasiat
Povidone iodine merupakan agen antimikroba, memiliki khasiat
yang efektif dalam desinfeksi dan pembersihan kulit baik pra
operasi maupun pasca operasi, dalam penatalaksanaan luka traumatik
yang kotor pada pasien rawat jalan dan untuk mengurangi sepsis luka
pada luka bakar. Berdasarkan kadarnya, povidon iodine 10% untuk
mengobati bermacam-macam luka. Povidon iodine 7,5% sebagai sabun
cair antiseptik untuk mandi, gatal-gatal di kulit, membersihkan
kulit dan tangan sebelum melakukan operasai, membersihkan kulit
yang akan dioperasi. Povidon iodine 1% mempunyai indikasi untuk
peradangan dan infeksi mulut, tenggorokan, gigi, gusi lidah
sariawan, pencegahan infeksi pada pembedahan luka dan pencabutan
gigiIndikasi
Indikasi pemakaian : Untuk mensuci hamakan kulit, selaput lendir
(termasuk vagina) pada operasi dan suntik.
Untuk membunuh kuman agar mencegah infeksi dan mempercepat
penyembuhan luka (pada sebelum dan sesudah operasi).
Untuk mengompres luka-luka yang terinfeksi atau nanah.
Untuk pengobatan pertama pada kecelakaan darurat terhadap luka,
lecet maupun luka koyak.
Untuk mencegah infeksi dan penularan di rumah sakit atau praktek
dokter.
Untuk mencegah infeksi pada kulit karena jamur dan
kuman-kuman.
Untuk mengobati luka bakar derajat I, II dan III. Tindakan pra
operasi dan pasca operasi.
Efek Samping
Povidon iodine harus hati-hati bila digunakan pada permukaan
kulit rusak yang luas (misalnya luka bakar), karena iodium dapat
diresorpsi dan meningkatkan kadarnya dalam serum sehingga dapat
menimbulkan asidosis, neutropenia dan hipotirosis. Toksisitas dari
povidon iodine dapat terjadi apabila zat ini masuk ke traktus
gastro intestinal yang menyebabkan korosif. [6]Keuntungan dan
Kerugian
Keuntungan dari zat aktif povidone iodine sebagai antiseptik
yaitu tidak merangsang, mudah dicuci karena larut dalam air dan
stabil karena tidak menguap. Penggunannya yang berulang kali akan
mengendap sehingga efeknya bertahan lama. Keuntungan lainnya yaitu
povidon iodine akan tetap aktif pada luka yang terdapat darah,
nanah, serum dan jaringan neukrotik. Warna coklat dan baunya
merupakan sifat obat ini yang kurang menguntungkan.
[6]FARMAKODINAMIK
Mekanisme Kerja
Povidone iodine merupakan iodine kompleks yang berfungsi sebagai
antiseptik yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang
ada di dalam atau di atas jaringan hidup. Aktivitas antimikroba
povidone iodine didapatkan dari kemampuan oksidasi kuat iodine
bebas terhadap asam amino, nukleotida dan ikatan ganda, dan juga
lemak bebas tidak jenuh. Hal ini menyebabkan povidone iodine mampu
merusak protein dan DNA mikroba. Senyawa iodine akan bereaksi
secara kovalen dengan basa purin dan pirimidin sehingga bergabung
dengan DNA atau membentuk ikatan silang antar rantai. Lesi DNA yang
diinduksi secara kimia akan membunuh sel terutama dengan cara
mengganggu replikasi DNA. Povidone iodine mempunyai spektrum luas,
yang menginaktivasi mikroorganisme.[7]
Karakteristik desinfektan iodium timbul dari kemampuannya untuk
menggantikan hidrogen kovalen terikat dalam senyawa yang mengandung
-OH,-NH,-SH, atau kelompok fungsional CH. Povidone iodine menjadi
iodophor polimer, bereaksi dengan oksigen yang mengandung gugus
fungsional. Perbedaan antara larutan iodium konvensional dan
iodophor adalah bahwa yang terakhir membawa hampir semua yodium
dalam bentuk komplek, sehingga konsentrasi yodium bebas dalam
larutan adalah selalu sangat rendah. Properti ini memiliki efek
mengurangi kelemahan yang terkait dengan kehadiran unsur toksisitas
yodium yaitu tingkat iritasi yang tinggi dan kekuatan pewarnaan.
Tindakan biosida povidone iodine digunakan baik dalam pengobatan
manusia dan hewan untuk membunuh pada kontak berbagai bakteri,
virus, jamur, protozoa dan ragi. Faktor penentu dari aksi
bakterisida povidone iodine tetap konsentrasi iodine bebas. Dalam
formulasi farmasi yang mengandung kedua yodium dan iodida, efek
bakterisida dapat hampir seluruhnya dikaitkan dengan molekul iodium
bebas. Aksi mikrobiosidal povidone iodine, seperti yang dibahas
sebelumnya, berkaitan dengan non-kompleks, usur bebas yodium, I2,
bentuk aktif yang terpolarisasi oleh air dan karenanya dapat
dianggap H2OI+. Iodium aktif ini bereaksi dalam reaksi elektrofilik
dengan enzim rantai pernapasan serta dengan asam amino dari protein
membran sel keduanya terletak di dinding sel.[8]PENELITIAN
Penulisan makalah ini menggunakan metode 5W+1H dalam menganalisa
clinical trial /case history dari jurnal yang diambil. Adapun studi
kasus tersebut antara lain:
Penelitian 1 : Perbedaan Kecepatan Penyembuhan Luka Sayat antara
Penggunaan Lendir Bekicot (Achatina fulica) dengan Providone Iodine
10% dalam perawatan Luka Sayat pada Mencit (Mus musculus). 2010.
Oleh: Zulaechah, Siti.
Luka adalah rusaknya sebagian jaringan tubuh, Biasanya pasien
yang masuk ke klinik dengan luka akibat kecelakaan lalu lintas,
jatuh, terkena benda tajam, dan lain-lain. Setelah ditangani di
klinik, luka dirawat sendiri oleh pasien dengan obat yang dijual di
toko seperti povidone iodine. Bahan tersebut efektif mematikan
mikroba, tetapi dapat menimbulkan iritasi, resistensi dan infeksi
yang harus diobati dengan obat yang lebih paten, dan harganya
semakin mahal, sehingga masyarakat beralih kembali ke obat-obatan
traditional yang lebih murah seperti lendir bekicot. Pendapat
diatas mendorong usaha pengembangan perawatan luka dengan
meminimalkan efek merugikan tubuh melalui penelitian bahan alam
yang aman dan ekonomis.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan kecepatan penyembuhan luka sayat yang diobati
dengan lendir bekicot (Achatina fulica) dan yang diobati dengan
povidone iodine 10% serta tanpa pengobatan dalam perawatan luka
sayat pada mencit (Mus musculus).Penelitian ini menggunakan desain
penelitian eksperimental laboratoris hewan coba. Sampel diambil
secara acak (random) yang berjumlah18 mencit yang dibagi menjadi
tiga kelompok. Kelompok I adalah kelompok yang dirawat menggunakan
lendir bekicot, kelompok II adalah kelompok yang dirawat
menggunakan povidone iodine 10% dan kelompok III adalah kelompok
yang dirawat menggunakan NaCl. Lama penelitian 18 hari. Analisis
data yang digunakan adalah One Way Anova dilanjutkan Post Hoc Tes
dengan tingkat kepercayaan p = < 0,05.Hasil dan kesimpulan
penelitian adalah pada kelompok lendir bekicot rerata lama
penyembuhan 7,8 hari, Pada kelompok povidone iodine 10% 13,8 hari
dan kelompok kontrol 11,6 hari. Hasil analisis dengan Uji One Way
Anova nilai p (0,002) lebih kecil dari (0,05), artinya ada
perbedaan bermakna (signifikan) pada kecepatan penyembuhan luka
sayat. Kesimpulannya dari ketiga kelompok perlakuan, proses
penyembuhan pada kelompok lendir bekicot lebih cepat dibanding
kelompok povidone iodine 10% dan kelompok kontrol. [9]Penelitian 2
: Efektifitas Kesembuhan Luka Pada Penggunaan Rivanol Dengan
Povidone Iodine. 2011. Oleh : Ayu Wulandari, Abdul Azis, Nindya
Aryanti.
Vulnus laseratum adalah suatu trauma tumpul yang terjadi pada
epidermis dan jaringan dibawahnya akibat kekerasan yang mengenainya
melebihi elastisitas kulit. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat
penyembuhan, salah satunya adalah perawatan luka. Dengan pemilihan
antiseptik yang sesuai dan tepat dapat membantu mempercepat proses
penyembuhan luka. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk
membandingkan efektifitas rivanol dan povidone iodine. Jenis
penelitian ini adalah penelitian prospektif dengan menggunakan
rancangan studi komparatif. Populasi dari penelitian ini adalah
semua pasien vulnus laseratum yang datang ke IGD RSUD Raden
Mattaher pada bulan Februari dengan perawatan luka menggunakan
rivanol dan povidone iodine. Sampel yang diambil untuk penelitian
ini melalui accidental sampling, diperoleh 45 sample penelitian.
Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa pasien yang mengalami
vulnus laseratum ada 45 orang. 10 orang pasien lukanya di rawat
dengan rivanol dan 35 orang yang dirawat lukanya menggunakan
povidone iodine. Pada 10 responden yang menggunakan rivanol tidak
ada yang sembuh sempurna sedangkan pada 35 responden yang
menggunakan povidone iodine didapatkan 13 responden yang sembuh
sempurna. Pada uji Mann- U Whitney diperoleh hasil nilai p 0,000
(p