“ANOMALI PASAR BULAN PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DAN ABNORMAL RETURN” (Studi Kasus Saham-Saham Sektor Basic Industry and Chemicals, Miscallaneus, and Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2012) Oleh MERI WULANDARI. NIM : 109081000077 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
119
Embed
ANOMALI PASAR BULAN PERDAGANGAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23958/1/MERI... · Alamat Rumah : Jl. Jambu RT 02 RW 011 No.51 Pisangan, Ciputat Timur,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
“ANOMALI PASAR BULAN PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DAN
ABNORMAL RETURN”
(Studi Kasus Saham-Saham Sektor Basic Industry and Chemicals, Miscallaneus, and
Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2012)
Oleh
MERI WULANDARI.
NIM : 109081000077
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Meri WulandariTempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 24 Maret 1992Jenis Kelamin : PerempuanStatus : Belum MenikahAgama : IslamAlamat Rumah : Jl. Jambu RT 02 RW 011 No.51 Pisangan,
Ciputat Timur, Tangerang Selatan 15419No. Telepon/ HP : 083893190241Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1997 – 2003 : SD Negeri Pisangan III2003 – 2006 : SMP Negeri 2 Ciputat2006 – 2009 : MAN 4 Model Jakarta2009 – Sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
2006 – 2009 : Anggota OSIS SMP Negeri 2 Ciputat2009 – Sekarang : Anggota Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI), Fakultas Ekonomi dan Bisnis UINSyarif Hidayatullah Jakarta
IV PENGALAMAN KERJA
2012 : UKM Multisari (Magang)
vii
ABSTRACT
This research aims to test the effect of trading months patterns and thecausality on stock returns and abnormal returns by using a sample of 20 companiesin the Basic Industry and Chemicals Sector, Miscallaneus, and Consumer Goodslisted on the BEI by period of research from 2007 until 2012. Testing of stock returnsand abnormal returns used GARCH method. The test results showed a significanteffect in January, March, April, May, June, July, September and December towardstock return, as well as which happened in March, April, May, June, September andDecember that significantly affect the abnormal return.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pola bulan perdagangan danpengaruhnya terhadap return saham dan abnormal return dengan menggunakansampel sebanyak 20 perusahaan pada sektor Basic Industry and Chemicals,Miscallaneus, and Consumer Goods yang terdaftar di BEI dengan waktu penelitiantahun 2007 sampai dengan 2012. Pengujian return saham dan abnormal returnmenggunakan metode GARCH. Hasil pengujian menunjukan secara signifikanadanya pengaruh bulan Januari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, September danDesember terhadap return saham, begitu pula yang terjadi pada bulan Maret, April,Mei, Juni, September dan Desember yang secara signifikan berpengaruh terhadapabnormal return.
Kata Kunci : Bulan Perdagangan, Return, Abnormal Return, GARCH
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i I
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
ABSTRACT .. .... .............................................................................................. vii
ABSTRAK ... ...... ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang Penelitian ....................................................... 1
B. Perumusan Masalah................................................................. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 12
A. Landasan Teori ........................................................................ 12
1. Pasar Modal....................................................................... 12
2. Efisiensi Pasar Modal........................................................ 14
3. Anomali Pasar Efisien ....................................................... 17
a. Pengaruh Bulan Perdagangan (Month effect)............. 20
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas karunia, hidayah,
rahmat, dan kasih sayang-Nya yang diberikan kepada kita semua. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga
dan sahabat-sahabatnya.
Seiring berjalannya waktu, syukur alhamdulillah atas kasih sayang yang
Allah SWT berikan penulis dapat menyelesaikan tugas akhir pembuatan skripsi
yang berjudul “Anomali Pasar Pengaruh Bulan Perdagangan terhadap Return
Saham dan Abnormal Return (Studi Kasus Saham-Saham Sektor Basic Industry
and Chemicals, Miscallaneus, and Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 2007-2012)”. Dimana skripsi ini merupakan salah satu
syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi dalam Jurusan Manajemen
konsentrasi Perbankan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis penyadari isi dari penelitian skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, mengingat keterbatasn, kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki, namun penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun skripsi
ini dengan baik.
Penulis juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga
terselesaikannya pembuatan skripsi ini telah banyak pihak yang membantu dan
memberikan dukungan. Tak lupa peneliti mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini:
1. Allah SWT atas segala karunia, nikmat, hidayah, rahmat serta kasih
sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
2. Ayah dan ibuku tercinta yang senantiasa memberikan motivasi, arahan
serta doa yang tak henti-hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
x
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku pembimbing I yang telah
besedia meluangkan waktu serta sabar dalam memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam proses penyususan skripsi ini.
4. Ibu Amalia, SE,. M.S.M selaku pembimbing II yang telah besedia
meluangkan waktu serta sabar dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam proses penyususan skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis.
6. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, BA., MA selaku Ketua Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selalu memberikan
motivasi dan pengarahan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa
yang berhasil.
7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selama ini
memberikan arahan dan ilmunya kepada penulis.
8. Ucapan terima kasih kepada sahabat-sahabatku, Fajar, Fany, Eka, Rita,
Anggi, Zara, Nurmala, Toro, Fifi, Maharani yang telah membantu dan
memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
9. Seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terutama mahasiswa Jurusan Manajemen B
Angkatan 2009
Atas jasa-jasa mereka semua, penulis tidak bisa memberi apa-apa
kecuali Jazakumullah Khoiron Kasiron, semoga Allah membalas kebaikan
mereka semua dengan sebaik-baiknya.
Ciputat, September 2013
Penulis
Meri Wulandari
NIM: 109081000077
xiv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Rata – rata Return Market Bulanan .................................................................72.1 Ringkasan Anomali Pasar.................................................................................202.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu.......................................................................323.1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sample Penelitian .......................................394.1 Pergerakan Return Saham Periode 2007 - 2012...............................................684.2 Deskriptif Statistik Abnormal Return Saham 2007 - 2012...............................704.3 Uji Stasioneritas Data Return ...........................................................................724.4 Uji Stasioneritas Data Abnormal Return ..........................................................724.5 Uji Autokorelasi Data Return ...........................................................................734.6 Uji Autokorelasi Data Abnormal Return ..........................................................744.7 Uji Heteroskedastisitas Data Return ................................................................744.8 Uji Heteroskedastisitas Data Abnormal Return ...............................................754.9 Hasil Uji Regresi OLS Data Return .................................................................764.10 Hasil Uji Regresi OLS Data Abnormal Return ................................................774.11 Hasil Uji GARCH (1.1) Data Return ...............................................................784.12 Hasil Uji ARCH – LM Data Return .................................................................794.13 Hasil Uji GARCH (1.1) Data Abnormal Return ..............................................804.14 Hasil Uji ARCH – LM Data Abnormal Return ................................................814.14 Rangkuman Uji Keberadaan Month of The Year Effect ..................................82
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran .........................................................................................364.1 Grafik Pergerakan Return Saham Periode 2007-2012………… 69
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Keterangan Halaman
Lampiran 1 : Hasil Uji Stasioneritas Return Saham..............................................................95Lampiran 2 : Hasil Uji Stasioneritas Abnormal Return Saham.............................................96Lampiran 3 : Hasil Uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test
Data Return ......................................................................................................97Lampiran 4 : Hasil Uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test
Data Abnormal Return .....................................................................................98Lampiran 5 : Hasil Uji Heteroskedastisitas Data Return Saham...........................................99Lampiran 6 : Hasil Uji Heteroskedastisitas Data Abnormal Return .....................................99Lampiran 7 : Hasil Regresi OLS Return Saham ...................................................................100Lampiran 8 : Hasil Regresi OLS Abnormal Return Saham ..................................................101Lampiran 9 : Hasil Uji GARCH (1,1) Data Return Saham ...................................................102Lampiran 10 : Hasil Uji GARCH (1,1) Data Abnormal Return Saham..................................103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun sumber dana
ekonomi yang tersedia di masyarakat yang merupakan bagian dari sistem
perekonomian suatu negara, khususnya dalam sektor keuangan. Pasar
modal mempunyai peranan yang sangat penting sebagai wahana
penyaluran dana dari pemodal (pihak yang kelebihan dana) kepada
perusahaan (pihak yang kekurangan dana) secara efisien. Tanpa ada pasar
modal maka akses ke sumber dana yang tersedia secara efisien akan
berkurang. Akibatnya, perusahaan akan menanggung biaya kapital yang
tinggi atau bahkan mengurangi kegiatan usahanya, yang pada akhirnya
akan menyebabkan kegiatan perekonomian nasional menjadi terganggu.
Selain itu, melalui mekanismenya pasar modal mengalokasikan dana yang
tersedia kepada pihak yang paling produktif untuk menggunakan dana
tersebut. Dengan demikian pasar modal juga berfungsi untuk
mengalokasikan dana secara optimal (Siwanto,2001:2).
West (1975) dalam Husnan (2005:259) konsep pasar modal yang
mulai berkembang diantaranya adalah konsep pasar modal efisien.
Efisiensi pasar dibedakan menjadi dua bagian, yaitu eksternal dan internal.
Istilah eksternal digunakan untuk menunjukan bahwa pasar berada dalam
keadaan seimbang, sehingga keputusan perdagangan saham berdasarkan
atas informasi yang tersedia di pasar tidak bisa memberikan keuntungan di
2
atas keuntungan rata-rata atau abnormal return. Sedang istilah internal
adalah untuk menunjukan bahwa pasar modal tersebut hanya memberikan
harga yang benar tetapi juga memberikan jasa yang diperlukan oleh para
pembeli dan penjual dengan biaya rendah.
Fama (1970) dalam penelitian Bachtiar (2009:488)
mengklasifikasikan informasi menjadi tiga tipe, yaitu informasi perubahan
harga diwaktu yang lalu, informasi yang tersedia bagi publik dan informasi
yang tersedia baik kepada publik maupun tidak, sehingga ada tiga bentuk
pasar untuk menyatakan efisiensi pasar modal yaitu lemah, setengah kuat
dan kuat. Adanya perilaku maksimalisasi keuntungan dari para pelaku
bursa mengakibatkan faktor informasi dengan relatif cepat diolah dan
diterjemahkan oleh para pelaku bursa dengan aksi jual ataupun beli dari
saham. Aksi jual beli akan membuat harga saham tersebut ke tingkat
yang baru sesuai dengan interaksi kekuatan permintaan saham dan
penawaran dari saham tersebut. Jika semua informasi pada suatu waktu
telah diolah dan diterjemahkan oleh para pelaku bursa, maka harga saham
yang terjadi pada waktu tersebut, akibat proses penyesuaian yang
dilakukan telah mengandung atau merefleksikan nilai semua informasi
yang ada.
Pergerakan harga saham dari waktu ke waktu adalah akibat
informasi baru yang tidak bisa diprediksi, sehingga harga saham tersebut
independen dari satu waktu ke waktu lainnya. Dengan demikian tidaklah
mungkin untuk merancang sebuah sistem transaksi atau strategi investasi
3
saham berdasarkan semua informasi yang tersedia pada suatu waktu dan
mengalami tingkat return yang melebihi dari apa yang telah diharapkan
oleh para pelaku di bursa yang juga memiliki informasi yang sama atas
dasar tingkat resiko tertentu. Bursa-Bursa saham yang mempunyai ciri
kondisi seperti di atas disebut juga sebagai bursa saham yang efisien.
Perkembangan pasar modal di Indonesia berkembang dengan
relatif pesat. Siaran pers BEI menyebutkan, nilai kapitalisasi pasar saham
per Desember 2012 meningkat 15,45 persen dari Rp 3.537 triliun pada
akhir Desember 2011 menjadi Rp 4.084 triliun. Rata-rata nilai transaksi
harian saham pada kurun waktu Januari sampai dengan 26 Desember 2012
sebesar Rp 4,53 triliun, turun 8,48 persen dibandingkan dengan periode
yang sama tahun 2011. Adapun rata-rata frekuensi transaksi harian saham
periode Januari-26 Desember 2012 sebanyak 121.809 kali. Angka ini
meningkat 7,36 persen daripada periode yang sama tahun 2011 (Harian
Kompas.com).
Rata-rata volume transaksi harian saham tahun ini mencapai 4,25
miliar lembar saham atau turun 12,75 persen dibandingkan tahun lalu yang
sebanyak 4,87 miliar lembar saham. Pada tahun 2012, sebanyak 23 emiten
baru melaksanakan penawaran saham perdana (IPO) dan mencatatkan
sahamnya di BEI. Dana yang dihimpun emiten tahun 2012 sebesar Rp
29,859 triliun, yang terdiri dari IPO sebanyak Rp 10,136 triliun, penerbitan
saham oleh emiten sebesar Rp 18,086 triliun, dan waran sebesar Rp 1,638
triliun (Harian Kompas.com).
4
Seiring dengan semakin membaiknya iklim investasi di pasar
modal, maka pembahasan mengenai proses dihasilkannya return saham
merupakan topik yang relevan bagi para investor di Indonesia. Penelitian
lebih lanjut tentang efisiensi pasar modal ternyata dengan ditemukannya
sejumlah anomali.
Anomali adalah kejadian atau peristiwa yang tidak diantisipasi dan
yang menawarkan investor peluang untuk memperoleh abnormal return
(Tendellin dan Agifari, 1999). Anomali muncul pada semua bentuk
efisiensi pasar, baik bentuk lemah, semi kuat, maupun bentuk kuat, akan
tetapi banyak bukti yang mengkaitkan antara anomali dengan pasar efisien
bentuk semi kuat. Anomali ini dapat dieksploitasi untuk menghasilkan
abnormal return. Berlawanan dengan konsep hipotesis efisiensi pasar
(Efficiency Market Hypothesis), banyak penelitian pada beberapa pasar
saham yang menyebutkan adanya beberapa fenomena yang tidak sesuai
dengan hipotesis pasar efisien, sehingga terjadi adanya abnormal return
karena peristiwa tertentu. Return saham juga dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan atau peristiwa-peristiwa tertentu di luar pasar saham. Fluktuasi
harga saham yang dipengaruhi oleh peristiwa di luar pasar saham menarik
untuk diteliti. Sudah banyak peneliti yang melakukan penelitian berkaitan
dengan return yang tidak wajar karena adanya pengaruh istimewa terhadap
pasar modal. Salah satu peristiwa yang menyebabkan adanya abnormal
return adalah efek akhir bulan. Dari banyak penelitian di luar negeri
5
maupun di dalam negeri menunjukkan bahwa terdapat perbedaan return
saham karena pengaruh bulan perdagangan (Prasetyo, 2006:3).
Fenomena month effect adalah ketika keinginan pemodal atas
likuiditas suatu saham dapat berubah dari bulan ke bulan dalam satu tahun.
Hal ini berarti bahwa keinginan jual beli saham dapat berubah setiap
bulan. Jika kebutuhan likuiditas suatu saham tinggi maka pemodal
cenderung untuk memilikinya (membeli) dan begitu juga sebaliknya,
dikarenakan keinginan dan kebutuhan pemodal selalu berubah, maka pasar
mengalami perubahan baik dalam hal harga maupun kuantitas saham yang
diperjualbelikan. Hal ini disebabkan permintaan dan penawaran atas suatu
saham berinteraksi dalam pasar yang bersaing (Giovanis, 2009).
Dengan demikian, maka harga saham dapat mengalami kenaikan
maupun penurunan dari bulan ke bulan dalam satu tahun perdagangan di
pasar modal. Perilaku ini disebut month of the year effect. Month of the
year effect lebih mengacu pada adanya perbedaan atas return saham
bulanan pada tiap bulan dalam satu tahun.
Month of the year effect sudah mempengaruhi Bursa Efek
Indonesia karena Bursa Efek Indonesia sudah terintegrasi dengan Bursa
Efek Dunia (Ang, 1997) dalam Siswanto (2001). Kenaikan pada bulan
tertentu ini sebagai akibat tingkat permintaan investor akan saham
cenderung meningkat terutama saham kapitalisasi kecil jika dibandingkan
bulan-bulan lain. Hal ini di akibat fund manager aktif membelanjakan
6
bonus dari prestasi mereka selama setahun sebelumnya dalam mengelola
dana yang dipercayakan kepadanya.
Hasil bonus tersebut umumnya mereka belanjakan kembali ke
pasar modal. Aksi tersebut mengakibatkan pada bulan tertentu selalu
terjadi peningkatan frekuensi maupun volume perdagangan diberbagai
birsa dunia termasuk Indonesia. Month of the year effect ini sepenuhnya
dipengaruhi oleh Amerika Serikat, sebab negara Paman Sam tersebut
merupakan tempat berkumpulnya dana yang relatif terbesar di dunia
(Siswanto, 2001:3)
Oleh karena dalam penelitian-penelitian terdahulu ditemukan
adanya pengaruh bulan perdagangan terhadap return saham, maka berikut
ini disajikan tabel data rata-rata return market secara bulanan yang
menunjukan adanya perbedaan return pada tiap-tiap bulan perdagangan
yang ada di Bursa Efek Indonesia.
7
Tabel 1.1
Rata-rata Return Market bulanan
Tahun 2007-2012
Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012Rata-rata
Januari 0,3344 0,39737 0,300469 0,49299 0,74478 1,24217 0,58538
Februari 0,0457 0,53257 0,23899 0,07904 0,0818 0,63136 0,26825
Maret 0,4498 1,37341 2,23179 2,24459 1,77992 0,62201 1,45026
April 3,043 1,28072 2,937 3,002 1,11449 0,6738 2,00851
Mei 2,3833 2,11818 3,08984 0,45517 1,79988 1,87127 1,95296
Juni 2,2924 0,06644 1,14493 1,50987 0,71026 0,65865 1,06377
Juli 0,4479 0,70846 3,04042 1,82289 2,6658 0,87135 1,59281
Agustus -0,8686 0,96654 0,13953 0,42265 1,13061 -0,80785 0,1638
September 2,2168 1,04595 1,59323 2,55553 1,07857 1,07131 1,59357
Oktober 0,2578 0,09317 0,28428 0,20615 2,80477 0,26108 0,65121
November -0,8148 0,11775 0,267633 0,04571 0,17552 0,48637 0,04635
Desember 0,2129 1,47055 0,87741 0,36313 0,54178 0,16354 0,60489
Sumber: Data sekunder yang diolah (2013)
Berdasarkan tabel 1.1 tersebut ternyata terjadi suatu fluktuasi rata-
rata return yang cukup tinggi secara bulanan. Fluktuasi return pada tiap
bulan perdagangan tersebut mungkin disebabkan adanya beda persepsi
investor dalam berinvestasi tiap-tiap bulan. Persepsi investor sangat di
pengaruhi oleh peristiwa yang terjadi pada bulan perdagangan tersebut,
seperti munculnya January effect pada berbagai bursa efek dunia. Sejak
pertengahan abad 1970-an, sejumlah penelitian empiris tentang berbagai
anomali pasar tersebut telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah
penelitian Choudhry (2001) melakukan penelitian di Jerman, UK, dan US
selama periode sebelum perang dunia pertama. Penelitian empiris ini
dilakukan dengan menggunakan model non-linear GARCH. Hasil yang
8
signifikan terjadi pada bulan Januari di US dan UK. Namun tidak
demikian yang terjadi di Jerman, tidak terdapat January effect negara
tersebut.
Rama (2005) yang melakukan studi terhadap efek bulan
perdagangan pada varians harga indeks saham utama Asia. Dalam
penelitian tersebut diduga terdapat efek bulan perdagangan pada varians
tiga indeks saham utama Asia (HIS Hongkong, KS200 Korea dan N225
Jepang). Hasil penelitian mengungkapkan adanya efek bulan perdagangan
pada indeks saham Hang Seng (HIS), Nikkei (N225) dan (KS200) pada
periode penelitian tahun 1990 sampai dengan 2005 atau dengan sampel
192 bulan.
Hal yang serupa juga ditunjukan pada penelitian Giovanis (2009)
pada 55 pasar modal di dunia dengan menggunakan model GARCH.
Hasilnya adalah ditemukannya December effect pada 20 pasar modal
dengan return tertinggi di bulan tertentu. Sementara itu February effect
terdapat pada 9 pasar modal yang diikuti dengan January and April effect
masing-masing di 7 dan 6 pasar modal.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba untuk melakukan
penelitian mengenai anomali pasar efisien dalam hal ini month of the year
effect terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah
tersebut, maka penelitian ini berjudul “Anomali Pasar Pengaruh Bulan
Perdagangan terhadap Return Saham dan Abnormal Return (Studi
9
Kasus Saham-Saham Sektor Basic Industry and Chemicals,
Miscallaneus, and Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 2007-2012)”.
B. Perumusan Masalah
Orientasi tingkat return yang diharapkan oleh hampir seluruh
investor harusnya didasarkan keputusan investasi yang tepat dalam
memasuki perdagangan dan transaksi di pasar modal. Salah satu cara
membuat keputusan investasi yang tepat adalah dengan pengetahuan
tentang pola return saham untuk melihat bentuk efisiensi pasar modal serta
melihat penyimpangannya (anomali) yang ditimbulkan. Karena pada
dasarnya karakteristik investor tidak berubah pada pasar modal. Hal
tersebut yang dianalisa sebagai salah satu penyebab diduga masih
terjadinya anomali pasar efisien di pasar modal Indonesia, khususnya yaitu
kelompok industri manufaktur. Dengan pengetahuan yang memadai
mengenai hal tersebut, maka investor akan membuat keputusan yang tepat
dalam melakukan kegiatan transaksi investasi di pasar modal.
Berdasarkan alasan tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh bulan perdagangan terhadap return
saham perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
periode 2007-2012.
10
2. Apakah terdapat pengaruh bulan perdagangan terhadap
abnormal return saham perusahaan yang terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia periode 2007-2012.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh bulan perdagangan terhadap
return saham yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
periode 2007-2012.
2. Untuk menganalisis pengaruh bulan perdagangan terhadap
abnormal return saham perusahaan yang terdaftar pada di
Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian
ini adalah :
a. Bagi akademisi, untuk menambah kepustakaan di bidang
ilmu pengetahuan dan untuk memperkaya kajian ilmiah.
b. Bagi penulis, hasil penelitian dapat digunakan untuk
memperdalam ilmu pengetahuan mengenai pengaruh bulan
perdagangan terhadap return dan abnormal return saham.
11
c. Bagi umum, dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan khususnya manajemen konsentrasi keuangan
dan bagi mahasiswa yang mempunyai minat yang sama
dengan penulis.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Menurut Samsul (2006:43) secara umum pasar modal adalah
tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas
instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun.
Hukum mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang
bersangkutan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek (Undang-Undang Pasar Modal
Nomor 8 Tahun 1995, ps 1 dalam Samsul, 2006:43).
Menurut Husnan (2001:3) pasar modal adalah pasar untuk
berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri,
baik yang diterbitkan pemerintah maupun perusahaan swasta.
Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar
untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-
belikan baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif,
maupun instrumen lainnya (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:1).
b. Jenis Pasar Modal
Menurut Samsul (2006:46) jenis pasar modal dapat
dikategorikan menjadi 4 pasar, yaitu sebagai berikut:
13
1) Pasar Pertama
Pasar pertama merupakan tempat atau sarana bagi perusahaan
yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke
masyarakat umum. Penawaran umum awal ini, yang disebut juga
initial public offering (IPO) telah merubah dari perseroan tertutup
menjadi perseroan terbuka (Tbk).
2) Pasar Kedua
Pasar kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli
efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui
perantara efek.
3) Pasar Ketiga
Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antara
market maker serta investor dan harga dibentuk oleh market maker.
Investor dapat memilih market maker yang memberi harga terbaik.
Market maker adalah anggota bursa. Pada market maker ini akan
bersaing dalam menentukan harga saham, karena satu jenis saham
dipasarkan oleh lebih dari satu market maker. Jadi, pasar ketiga
bukan merupakan bursa efek berskala kecil tetapi berskala besar
bahkan sangat besar.
4) Pasar Keempat
Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara
investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek.
Transaksi dilakukan secara tatap muka antara investor beli dan
14
investor jual untuk saham atas pembawa. Pasar keempat ini hanya
dilaksanakan oleh para investor besar karena dapat menghemat
biaya transaksi daripada jika dilakukan dipasar kedua.
2. Efisiensi Pasar Modal
Teori konsep pasar yang efisien atau efficiency market
hypothesis (EMH) dikembangkan oleh Fama pada tahun 1970. Efisiensi
diartikan sebagai seberapa cepat suatu pasar modal dapat menangkap
informasi yang relevan pada nantinya akan tercermin pada harga saham.
Elton dan Gruber (2010:398) mendefinisikan pasar yang efisien
yang lebih realistik adalah harga sekuritas yang mencerminkan
informasi yang tersedia sampai pada batas biaya marginal untuk
mendapatkan informasi dan transaksi tidak melebihi keuangan
marginal.
Hal ini dikarenakan pada kenyataannya biaya informasi dan
transaksi selalu positif, sehingga perluasan definisi tersebut perlu
dilakukan. Jones (2007:321) dalam mendefinisikan pasar yang efisien
lebih menekankan pada kecepatan dan ketepatan harga sekuritas dalam
mencerminkan informasi yang tersedia secara jelas mendefinisikan
pasar yang efisien sebagai pasar dimana semua sekuritasnya secara
cepat dan tepat mencerminkan semua informasi yang tersedia. Dengan
demikian harga sekuritas akan mencerminkan informasi-informasi,
seperti:
a. Semua informasi yang sudah diketahui, termasuk:
15
1) Informasi masa lalu (earning tahun lalu).
2) Informasi sekarang dan juga yang sudah diumumkan tetapi
belum dilakukan (seperti stock split, stock dividen).
b. Informasi-informasi lain yang dianggap beralasan untuk disimpulkan,
misalnya jika banyak investor percaya bahwa tingkat bunga akan
turun dalam waktu dekat, maka harga akan mencerminkan
kepercayaan investor tersebut sebelum penurunan tingkat bunga
tersebut bena-benar terjadi.
Ada beberapa kondisi yang harus terpenuhi untuk tercapainya
pasar yang efisien berikut ini (Pranomo,2009).
a. Banyak investor rasional dan berorientasi pada maksimasi
keuntungan yang secara aktif berpartisipasi di pasar dengan
menganalisis, menilai, dan berdagang saham. Investor – investor ini
adalah price taker, artinya pelaku itu sendiri tidak akan dapat
mempengaruhi harga suatu sekuritas.
b. Tidak diperlukan biaya untuk mendapatkan informasi dan informasi
tersedia bebas bagi pelaku pasar pada waktu yang hampir sama
(tidak jauh berbeda).
c. Informasi diperoleh dalam bentuk acak, dalam arti setipa
pengumuman yang ada dipasar adalah bebas atau tidak terpengaruh
dari pengumuman yang lain.
16
d. Investor beraksi dengan cepat dan sepenuhnya terhadap informasi
baru yang masuk di pasar, yang menyebabkan harga segera
melakukan penyesuaian.
Fama (1970) dalam Bodie and Kane (2006) mengklasifikasikan
bentuk pasar yang efisien kedalam tiga efficient market hypothesis
(EMH), sebagi berikut:
a. Efisiensi dalam bentuk lemah (weak form)
Pasar efisien dalam bentuk lemah berati semua informasi
dimasa lalu (historis) akan tercermin dalam harga yang berbentuk
sekarang. Oleh karena itu, informasi historis tersebut (seperti harga
dan volume perdagangan, serta peristiwa dimasa lalu) tidak bisa lagi
digunakan untuk memprediksi perubahan harga dimasa yang akan
datang, karena sudah tercermin pada harga saat ini.
b. Efisiensi dalam bentuk setengah kuat (semi strong form).
Pasar efisien dalam bentuk setengah kuat berati harga pasar
saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi
historis ditambah dengan informasi yang dipublikasikan. Suatu pasar
dinyatakan efisien dalam bentuk setengah kuat bila informasi terserap
atau direspons dengan cepat oleh pasar.
c. Efisiensi dalam bentuk kuat (strong form)
Pasar efiesien dakam bentuk kuat berati harga pasar saham yang
terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi historis ditambah
informasi yang dipublikasikan dan informasi yang tidak di
17
publikasikan. Pada pasar efisiein dalam bentuk kuat tidak akan ada
seorang investor pun yang bisa memperoleh return tak normal.
3. Anomali Pasar Efisien
Pengaruh akhir pekan merupakan bagian dari anomali musiman.
Anomali ini menyebutkan bahwa harga saham cenderung mengalami
kenaikan secara rata-rata pada akhir pekan. Penelitian yang mencoba
menguji ada tidaknya efek akhir pekan pada bursa saham di Indonesia
telah banyak dilakukan. Pada prinsipnya, penelitian-penelitian tersebut
dimaksudkan untuk menguji hipotesis pasar efisien dengan mencoba
membuktikan apakah seseorang mampu memperoleh abnormal return
dengan menggunakan strategi perdagangan tertentu, yang dalam hal ini
adalah hari perdagangan. Menurut teori pasar efisien, sebagaimana
dikemukakan oleh Fama (1970) dalam Ahmad Rodoni (2005), pada pasar
yang efisien, harga sekuritas mencerminkan informasi yang ada dan dalam
pasar yang efisien adalah tidak mungkin bagi seorang investor untuk
memperoleh keuntungan (abnormal return) dengan menggunakan strategi
perdagangan tertentu.
Anomali adalah hasil empiris yang tidak dapat dijelaskan oleh teori
dan fenomena yang mengindikasikan bentuk pasar yang tidak efisien. Pada
anomali terdaoat penyimpangan harga pada waktu-waktu tertentu dan hasil
yang ditimbulkan oleh anomali akan berlawanan dengan hasil yang
diharapkan pada posisi pasar modal yang efisien (Rama, 2005).
18
Menurut Gumanti dan Ma’ruf (2004) anomali adalah kejadian atau
peristiwa yang tidak diantisipasi dan menawarkan investor untuk
memperoleh abnormal return. Anomali muncul pada semua bentuk
efisiensi pasar baik bentuk lemah, semi kuat, maupun bentuk kuat. Tetapi
banyak bukti yang mengaitkan antara anomali dengan pasar efisien bentuk
semi kuat dan anomali juga dapat dieksploitasi untuk menghasilkan
abnormal return. Sedangkan Jones mendefinisikan anomali pasar sebagai
teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan dengan pasar efisien.
(Jogianto, 2009:548).
Anomali adalah kejadian atau peristiwa yang tidak diantisipasi dan
yang menawarkan investor peluang untuk memperoleh abnormal return.
Anomali muncul pada semua bentuk efisiensi pasar, baik bentuk lemah,
semi kuat, maupun bentuk kuat. Tetapi banyak bukti yang mengkaitkan
antara anomali dengan pasar efisien bentuk semi kuat, dan perlu diketahui
bahwa anomali dapat dieksploitasi untuk menghasilkan abnormal return.
Levy (1996) dalam Prasetyo (2006) sedikitnya dikenal empat macam
anomali pasar dalam teori keuangan keempat anomali tersebut adalah
anomali perusahaan (firm anomalies), anomali musiman (seasonal
anomalies), anomali peristiwa atau kejadian (event anomalies), dan
rangkuman lengkap tentang berbagai macam anomali yang telah
ditemukan di pasar sekuritas (saham).
19
Tabel 2.1
Ringkasan Anomali Pasar
No Kelompok Jenis Khusus Keterangan
1.
AnomaliPeristiwa
1.Analysts’Recomendation
Semakin banyak analis merekomendasiuntuk membeli suatu saham, semakin tinggipeluang harga akan turun
2.Insider Trading Semakin banyak saham yang dibeli olehinsiders, semakin tinggi kemungkinan hargaakan naik.
3. Listings Harga sekuritas cenderung naik setelahperusahaan mengumumkan akan melakukanpencatatan saham di Bursa
4. Value Line RatingChanges
Harga sekuritas akan terus naik setelahValue Line menempatkan rating perusahaanpada urutan tinggi
2.AnomaliMusiman
1. January Harga sekuritas cenderung naik di bulanJanuari, khususnya di hari-hari pertama
2. Week-end Harga sekuritas cenderung naik hari Jum’atdan turun hari Senin.
3. Time of Day Harga sekuritas cenderung naik di 45 menitpertama dan 15 menit terakhir perdagangan
4.End of Month Harga sekuritas cenderung naik di hari-hariakhir tiap bulan
5. Seasonal Saham perusahaan dengan penjualanmusiman tinggi cenderung naik selamamusim ramai.
6. Holidays Ditemukan return positif pada hari terakhirsebelum liburan
3.Anomali
Perusahaan
1. Size Return pada perusahaan kecil cenderunglebih besar walaupun sudah disesuaikandengan risiko.
2. Closed-end MutualFunds
Return pada close-end funds yang dijualdengan potongan cenderung lebih tinggi
20
3. Neglect Perusahaan yang tidak diikuti oleh banyakanalis cenderung menghasilkan return lebihTinggi
4. InstitutionalHoldings
Perusahaan yang dimiliki oleh sedikitinstitusi cenderung memiliki return lebihtinggi
4.AnomaliAkutansi
1. P/E Saham dengan P/E ratio rendah cenderungmemiliki return yang lebih tinggi.
2.Earnings Surprise Saham dengan capaian earnings lebih tinggidari yang diperkirakan cenderung mengalamipeningkatan harga.
3. Price/Sales Jika rasionya rendah cenderung berkinerjalebih baik
4. Price/Book Jika rasionya rendah cenderung berkinerjalebih baik
5.Dividend Yield Jika yield-nya tinggi cenderung berkinerjalebih baik.
6.EarningsMomentum
Saham perusahaan yang tingkatpertumbuhan earnings-nya meningkatcenderung berkinerja lebih baik.
Sumber: Haim S. Levy, 1996:436
a. Pengaruh Bulan Perdagangan
Keinginan pemodal atas likuiditas suatu saham dapat berubah
dari bulan ke bulan dalam satu tahun. Hal ini beratrti bahwa keinginan
jual beli saham dapat berubah setiap bulan. Jika kebutuhan likuiditas
suatu saham tinggi maka pemodal cenderung untuk memilikinya
(membeli) dan begitu juga sebaliknya, dikarenakan keinginan dan
kebutuhan pemodal selalu berubah, maka pasar mengalami perubahan
baik dalam hal harga maupun kuantitas saham yang diperjualbelikan.
Hal ini disebabkan permintaan dan penawaran atas suatu saham
21
berinteraksi dalam pasar yang bersaing. Dengan demikian, maka harga
saham dapat mengalami kenaikan maupun penurunan dari bulan ke
bulan dalam satu tahun perdagangan di pasar modal. Perilaku ini
disebut month of the year effect (Siswanto, 2001:15).
The average stock return in the month of January is higher than
in any other month of the year, that so-called January effect (Acket and
Athanassakos:2000) dalam Siswanto yang berarti bahwa Month of the
year effect merupakan suatu kecenderungan lebih tingginya tingkat
keuntungan rata-rata saham pada bulan Januari dibandingkan dengan
bulan-bulan lain dalam satu tahun perdagangan saham pasar modal.
Month of the year effect lebih mengacu pada adanya perbedaan atas
return saham bulanan pada tiap bulan dalam satu tahun.
January effect atau kadang disebut juga dengan January fever
yang merupakan istilah yang dimaksudkan untuk menggambarkan
bahwa pada bulan Januari setiap tahun pada umumnya menunjukan
tingkat pengembalian yang tinggi dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Pola January effect umumnya terjadi, karena pada pertengahan
Desember pada fund manager mulai libur berkaitan dengan libur Natal
dan Tahun Baru. Para fund manager baru masuk lagi pada bulan Januari
dengan semangat optimisme dan dilengkapi dengan data-data yang
akurat sehingga biasanya mereka lakukan pembelian besar-besaran dan
tentu saja harga-harga saham akan terdongkrak naik (Darmadji dan
Fakhruddin,2001:188).
22
Namun, beberapa penelitian mengungkapkan pola January effect
mulai hilang. Hal ini membuktikan bahwa pola ini tidak selalu terjadi.
Seperti yang diungkapkan bahwa pola ini merupakan salah satu dari
penyimpangan pasar modal, jadi penyimpangan ini tidak dapat
dijelaskan secara teori walaupun dibuktikan secara empiris. Perubahan
pola pengeruh bulan perdagangan January effect juga dibuktikan dari
beberapa penelitian yang dilakukan di pasar modal Indonesia
(Siswanto, 2001:17)
Pratomo (2007) melakukan penelitian pada BEJ periode 1998-
2005 dengan sampel 43 emiten. Analisis statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi berganda dengan variabel dummy untuk
efek Januari dan Uji beda T untuk ukuran efek perusahaan. Hasil
menunjukan hanya pada bulan Agustus yang mempunyai rata-rata
return berbeda lebih kecil dari bulan Januari yang artinya tidak ada efek
Januari. Sedangkan Uji beda T untuk efek ukuran perusahaan tidak
diperoleh hasil yang signifikan berbeda antara perusaahaan kapitalisasi
kecil dengan kapitalisasi yang lebih besar.
4. Return Saham
Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh
perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang
dilakukan (Arthur, et al, 2001:197). Gitman (2009:228), mendefinisikan
return sebagai berikut: “Return is the total gain or loss experience on an
investment over a given period of time. It commonly measured as the
23
change in values plus any cash distributing during period of time,
expressed as a percentage of the beginning period investment value”. Berk
dan De Marzo (2007, 156) “return is difference between the selling price
and purchasing price of an asset plus any cash distributions expressed as
a percentage of the buying price. Sementara itu pengertian return menurut
Husnan (1998:19) “Return adalah ukuran yang mengukur besarnya
perubahan kekayaan investor baik kenaikan maupun penurunan serta
menjadi bahan pertimbangan untuk membeli atau mempertahankan
sekuritas.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return
dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang
belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang
(Rodoni dan Ali, 2010:71). Mohamad Samsul (2006) menyatakan bahwa
return adalah pendapatan yang dinyatakan dalam presentase dari modal
awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini meliputi keuntungan
jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi
disebut capital loss. Return juga dapat diartikan sebagai tingkat
keuntungan yang dinikmati oleh investor atas suatu investasi yang
dilakukannya Para investor tentunya termotivasi untuk melakukan
investasi pada suatu instrumen yang diinginkan dengan harapan untuk
mendapatkan pengembalian investasi yang sesuai.
Tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati dari suatu
investasi, tentunya investor tidak akan mau melakukan investasi. Jadi
24
setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai
tujuan utama mendapatkan keuntungan yang disebut return baik secara
langsung maupun tidak langsung. Return saham dapat dirumuskan sebagai
berikut (Mohamad Samsul, 2006:292):
Dimana:
Pt
= harga saham pada periode t
Pt – 1
= harga saham pada periode sebelumnya (t - 1)
Komponen suatu return terdiri dari dua jenis yaitu current income
(pendapatan lancar) dan capital gain (keuntungan selisih harga). Current
income adalah keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang
bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi,
dividen, dan sebagainya. Disebut sebagai pendapatan lancar maksudnya
adalah keuntungan yang diterima biasanya dalam bentuk kas atau setara
kas, sehingga dapat diuangkan secara cepat (Tandelilin, 2010:102)
Return dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return
realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi yang
dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return
histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan
risiko di masa datang. Sedangkan return ekspektasi (expected return)
merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa
Return =
25
mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi,
return ekspektasi sifatnya belum terjadi (Rodoni dan Ali. 2010:71)
5. Expected Return
Expected return saham merupakan tingkat keuntungan yang
diharapkan oleh pemodal atas investasinya. Expected return saham
merupakan yang harus diestimasi. Estimasi expected return menurut
Brown dan Warner (1985) dalam Jogiyanto (2009) menggunakan model
sebagai berikut :
a. Mean-Adjusted Model
Model disesuaikan rata-rata (Mean-Adjusted Model) ini
mengasumsikan bahwa Expected return bernilai konstan yaitu sama
dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi
(estimation period). Periode estimasi (estimation period) pada umumnya
merupakan periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut
juga periode pengamatan atau jendela peristiwa (event window).
b. Market Model
Perhitungan menggunakan model pasar (market model) ini
dilakukan dengan dua tahapan :
1) Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi
selama periode estimasi.
2) Menggunakan model ekspektasi ini mengestimasi expected return di
26
periode jendela (window period).
Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi
OLS (Ordinary Least Square)
c. Market-Adjusted Model
Model disesuaikan pasar (market-adjusted model)
mengasumsikan bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi
return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut.
Model ini tidak memerlukan periode estimasi untuk membentuk model
estimasi karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan
return indeks pasar. Abnormal return masing-masing sekuritas dengan
menggunakan model ini dapat dihitung dengan mengurangkan return
yang terjadi untuk masing-masing sekuritas dengan indeks pasar pada
hari yang sama.
6.Abnormal Return
Return tidak normal (abnormal return) merupakan return diluar
normal. Return yang normal adalah return yang diperoleh dari investasi
untuk kondisi yang normal. Sedangkan abnormal return terjadi karena ada
informasi baru atau peristiwa baru yang merubah nilai perusahaan dan
direaksi oleh investor dalam bentuk kenaikan atau penurunan harga saham
(volatilitas) (Jogiyanto, 2009:537).
Abnormal return adalah return yang didapat investor yang tidak
sesuai dengan pengharapan. Abnormal return adalah selisih antara return
27
yang diharapkan dengan return yang didapatkan. Selisih return akan
positif jika return yang didapatkan lebih besar dari return yang
diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan return akan negatif jika
return yang didapat lebih kecil dari return yang diharapkan atau return
yang dihitung (Prasetyo, 2006).
Abnormal return dapat terjadi karena adanya kejadian - kejadian
tertentu, misalnya hari libur nasional, awal bulan, awal tahun, suasana
politik yang tidak menentu, kejadian-kejadian yang luar biasa, stock split,
penawaran perdana saham, dan lain-lain (Tandellin, 1999:113).
Studi peristiwa menganalisis return tidak normal (abnormal
return) dari sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari
suatu peristiwa. Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan
dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Abnormal
return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan
return ekspektasi, sebagai berikut (Tandellin, 1999:114):
Dimana :
ARit= abnormal return saham i pada waktu t.
Rit = return sesungguhnya yang terjadi untuk saham i pada periode
waktu ke-t.
Rmt = return ekspektasi saham i untuk periode waktu ke-t.
Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu
ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga
ARit = Rit - Rmt
28
sebelumnya, sedangkan return ekspektasi merupakan return yang
diharapkan (diestimasi) dengan menggunakan persamaan return
ekspektasi tersebut di atas.
B. Penelitian Terdahulu
David dan Choudhry (2000) melakukan penelitian pada pasar uang
dengan menguji pengaruh pengumuman makro ekonomi terhadap lima
instrumen yaitu treasury bond futures, munical bond futures, treasury note
futures, treasury bill futures dan euro dollar futures. Metode yang digunakan
yaitu dengan uji F statistik dengan periode penelitian mulai Januari 1992
sampai dengan Desember 1996. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa
pada bulan Januari lebih sensitif terhadap pengumuman yang bersifat makro
ekonomi dibandingkan bulan lainnya, penelitian ini juga membuktikan bahwa
efek Januari juga terjadi pada pasar uang. Penelitian ini mendukung hipotesis
tax loss selling dan window dressing.
Siswanto (2001) menguji pengaruh bulan perdagangan saham terhadap
Indeks komposit saham yang di BEJ pada periode 1993 hingga 1999 dengan
metode ARIMA. Hasil penelitian menunjukan bulan perdagangan Januari dan
November berpengaruh positif kepada return pasar.
Ahmad dan Husein (2001) menguji perilaku musiman dari return
saham pasar modal Malaysia (KLSE) yang merupakan salah satu emerging
market di Asia Tenggara periode 1986-1996. Dengan menggunakan teknik
regresi menghasilkan bahwa return saham yang tinggi diperoleh pada bulan
Januari dan Februari.
29
Choudhry (2001) melakukan penelitian di Jerman, UK, dan US selama
periode sebelum perang dunia I. Penelitian empiris ini dilakukan dengan
menggunakan model non-linear GARCH. Hasil yang signifikan terjadi pada
bulan Januari di US dan UK. Namun tidak demikian yang terjadi di Jerman,
tidak terdapat January effect negara tersebut.
Setyawardhana (2005) melakukan studi terhadap efek bulan
perdagangan pada varians harga indeks saham utama Asia. Dalam penelitian
tersebut diduga terdapat efek bulan perdagangan pada varians tiga indeks
saham utama Asia (HIS Hongkong, KS200 Korea dan N225 Jepang). Hasil
penelitian mengungkapkan adanya efek bulan perdagangan pada indeks saham
Hang Seng (HIS), Nikkei (N225) dan (KS200) pada periode penelitian tahun
1990 sampai dengan 2005 atau dengan sampel 192 bulan.
Prasetyo (2006) dalam tesisnya berjudul “Analisis Pengaruh Hari
Perdagangan Terhadap Return, Abnormal Return, dan Volatilitas Return
Saham” menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh hari perdagangan
terhadap return saham.
Pratomo (2007) melakukan penelitian pada BEJ periode 1998-2005
dengan sampel 43 emiten. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah regresi berganda dengan variabel dummy untuk efek Januari dan Uji
beda T untuk ukuran efek perusahaan. Hasil menunjukan hanya pada bulan
Agustus yang mempunyai rata-rata return berbeda lebih kecil dari bulan
Januari yang artinya tidak ada efek Januari. Sedangkan Uji beda T untuk efek
30
ukuran perusahaan tidak diperoleh hasil yang signifikan berbeda antara
perusaahaan kapitalisasi kecil dengan kapitalisasi yang lebih besar.
Hal yang serupa juga ditunjukan pada penelitian Giovanis (2009) pada
55 pasar modal di dunia dengan menggunakan model GARCH. Hasilnya
adalah ditemukannya December effect pada 20 pasar modal dengan return
tertinggi di bulan tertentu. Sementara itu February effect terdapat pada 9 pasar
modal yang di ikuti dengan January and April effect masing-masing di 7 dan 6
pasar modal.
As’adah (2009) pada penelitiannya yang dilakukan di pada saham yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) mulai Desember 2003 hingga Januari
2008 dengan menggunakan metode paired sample T-Test. Hasil uji
menunjukan bahwa abnormal return tidak signifikan pada level 5% begitu juga
yang terjadi pada volume perdagangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada korelasi antara abnormal return dengan tax lossing maupun window
dressing, dengan kata lain tidak terdapat January effect dilihat dari abnormal
return maupun volume perdagangan.
Idries, Basheer, dan Ibrahim (2011) melakukan penelitian di Amman
Stock Exchange (ASE) selama periode 1992 hingga 2007. Penelitian ini
menggunakan metodologi yang diikuti oleh Jaffe dan Westerfield (1989),
Boudreaux (1995), Compton dkk. (2006) dan Floros (2008) untuk menyelidiki
keberadaan anomali bulan perdagangan Hasil penelitian ini agak menarik dan
bertentangan dengan temuan umum dari studi yang dilakukan di pasar negara
31
berkembang lainnya. Hasil menunjukkan bahwa ASE tidak signifikan
menunjukkan adanya anomali bulan.
Worthington (2011) melakukan pengujian pada pasar saham di
Australia pada periode 1996-2008 dengan menggunakan pendekatan regresi
berganda. Hasilnya menunjukan bahwa return tertinggi ada pada bulan April,
Juli dan Desember meskipun ini hanya terjadi pada perusahaan dengan
kapitalisasi yang kecil.
Dima & Kamal (2012) melakukan pengujian anomali kalender di
Amman Stick Exchange (ASE) selama periode 2002-2011. Hasil temuan
peneliti menunjukkan bahwa return secara signifikan lebih tinggi pada hari
Minggu (hari pertama perdagangan minggu) dan Kamis (hari terakhir
perdagangan minggu) dibandingkan hari-hari lain dalam seminggu. Selain itu
efek Januari juga sangat signifikan.
Debasish (2012) menyelidiki keberadaan musiman pada perilaku
harga saham di pasar saham India khususnya pada sektor Gas, Oil and
Refineries pada periode Januari 2006 dampai Desember 2010 dengan
menggunakan metode regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa
terdapat month of the year effect pada pasar saham India.
Ricky dan Venus (2012) juga melakukan penelitian dimana ditemukan
November effect pada Index Nikei 225 di Tokyo Stock Exchange (TSE) dengan
menggunakan metode TGARCH. Hasil penelitian ini konsisten dengan bukti
sebelumnya yang mendukung hipotesis tax-loss selling pada pasar saham di
U.S. dan U.K. Adanya month of the year effect di TSE menunjukkan bahwa
32
melalui strategi waktu investasi yang benar, manajer keuangan, konselor
keuangan dan investor bisa mengambil keuntungan dari pola tersebut.
Secara ringkas hasil-hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel
2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul AlatStatistik
Hasil
1. R.Christie-David andM.Chaudry
“January Anomalies:Implications for theMarket’s Incorporationof news” (2000)
Uji Fstatistik
Terdapat Januari efek padapasar saham maupun pasaruang pada periode 1992-1996.Penelitian ini mendukung taxloss selling dan windowdressing hipotesis.
2. TommySiwanto
“Analisi PengaruhBulan PerdaganganTerhadap Return SahamPada Perusahaan-perusahaan di BEJ”(2001)
MetodeARIMA
Hasil penelitian menunjukanbulan perdagangan Januaridan November berpengaruhpositif kepada return pasar
3. AhmaddanHusein
“KLSE Long RunOverreaction and TheChinese New YearEffect” (2001)
RegresiBerganda
Return saham yang tinggidiperoleh pada bulan Januaridan Febuari.
4. TaufiqChoudhry
“Month of the yeareffect and Januaryeffect in pre-WWI stockreturns: Evidence fromA Non-Linear GARCHModel” (2001)
GARCH Hasil yang signifikan terjadipada bulan Januari di US danUK. Namun tidak demikianyang terjadi di Jerman, tidakterdapat January effect negaratersebut
5. Setyawardhana
efek bulan perdaganganpada varians hargaindeks saham utamaAsia. (2005)
Regresi Hasil penelitianmengungkapkan adanya efekbulan perdagangan padaindeks saham Hang Seng(HIS), Nikkei (N225) dan(KS200) pada periodepenelitian tahun 1990 sampaidengan 2005 atau dengan
33
sampel 192 bulan.
6 HariPrasetyo
“Analisis Pengaruh HariPerdagangan TerhadapReturn, AbnormalReturn, dan VolatilitasReturn Saham” (2006)
GARCH Dalam tesisnya, studidilakukan pada LQ 45 periodeJanuari – Desember 2005menemukan bahwa tidakterdapat pengaruh hariperdagangan terhadap returnsaham.
7. AgusWahyuPratomo
“January Effect danSize Effect pada BursaEfek Jakarta Periode1998-2005”. (2007)
RegresiBerganda
Hasil menunjukan hanya padabulan Agustus yangmempunyai rata-rata returnberbeda lebih kecil dari bulanJanuari yang artinya tidak adaefek Januari. Sedangkan Ujibeda T untuk efek ukuranperusahaan tidak diperolehhasil yang signifikan berbedaantara perusaahaan kapitalisasikecil dengan kapitalisasi yanglebih besar
8. Eleftherios Giovanis
“The Month of the yearEffect: Evidence
from GARCH models inFifty Five Stock
Markets” (2009)
GARCH Hasilnya adalah ditemukannyaDecember effect pada 20 pasarmodal dengan return tertinggidi bulan tertentu. Sementaraitu February effect terdapatpada 9 pasar modal yang diikuti dengan January andApril effect masing-masing di7 dan 6 pasar modal.
Hasil uji menunjukan bahwaabnormal return tidaksignifikan pada level 5%begitu juga yang terjadi padavolume perdagangan.Sehingga dapat disimpulkanbahwa tidak ada korelasiantara abnormal returndengan tax lossing maupunwindow dressing, dengan katalain tidak terdapat Januaryeffect dilihatdari abnormal
34
return maupun volumeperdagangan.
10. AndrewWorthington
“The Month of the yearEffect in the AustralianStock Market: A ShortTechnical Note on theMarket, Industry andFirm Size Impact”.(2011)
RegresiBerganda
Dilakukan pengujian padapasar saham di Australia padaperiode 1996-2008 denganmenggunakan pendekatanregresi berganda. Hasilnyamenunjukan bahwa returntertinggi ada pada bulan April,Juli dan Desember meskipunini hanya terjadi padaperusahaan dengan kapitalisasiyang kecil.
Dilakukan penelitian diAmman Stock Exchange(ASE) selama periode 1992hingga 2007. Penelitian inimenggunakan metodologiyang diikuti oleh Jaffe danWesterfield (1989),Boudreaux (1995), Comptondkk. (2006) dan Floros (2008)untuk menyelidiki keberadaanomali bulan perdaganganHasil penelitian ini agakmenarik dan bertentangandengan temuan umum daristudi yang dilakukan di pasarnegara berkembang lainnya.Hasil menunjukkan bahwaASE tidak signifikanmenunjukkan adanya anomalibulan.
12. SathyaSwaroopDebasish
“An Empirical Study onMonth of The YearEffect in Gas, Oil andRefineries Sectors inIndian Stock Market”.(2012)
RegresiBerganda
Hasil penelitian menunjukanbahwa terdapat month of theyear effect pada pasar sahamIndia.
13. DimaWaleedHannaAlrabadi& KamalAhmad
“Calendar Anomalies:The Case of AmmanStock Exchange”.(2012)
RegresiBerganda
Hasil temuan penelitimenunjukkan bahwa returnsecara signifikan lebih tinggipada hari Minggu (haripertama perdagangan minggu)dan Kamis (hari terakhir
35
AL-Qudah perdagangan minggu)dibandingkan hari-hari laindalam seminggu. Selain ituefek Januari juga sangatsignifikan.
14. RickyChee danVenusKhim
“Month of the Year andSymmetrical Effects inthe Nikkei 225” (2012)
TGARCH Hasil penelitian ini konsistendengan bukti sebelumnyayang mendukung hipotesistax-loss selling pada pasarsaham di U.S. dan U.K.Adanya month of the yeareffect di TSE menunjukkanbahwa melalui strategi waktuinvestasi yang benar, manajerkeuangan, konselor keuangandan investor bisa mengambilkeuntungan dari pola tersebut.
Sumber: Kumpulan Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan
bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah
diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan
menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu
variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel
yang digunakan sebagai variabel dependen adalah return saham dan
abnormal return. Sedangkan variabel independen yaitu bulan perdagangan
yang meliputi: Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus,
September, Oktober, November, dan Desember.
36
Gambar 2.1Kerangka Pemikiran
D. Perumusan Hipotesis
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan
secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk
pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan
jaringan asosiasi yang diterapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan
untuk studi penelitian. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Perusahaan pada Sektor Basic Industry andChemicals, Miscallaneous, and Consumer
DependenReturn Saham dan Abnormal Return
IndependenReturn Bulan Januari sampai dengan
Desember
Uji stasioneritas
Uji autokotelasi
Uji heteroskedestisitas
Analisis Anomali MonthEffect
UjiARCH GARCH
Regresi LinierOLS
Hasil Penelitian
37
hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi
masalah yang dihadapi (Sekaran, 2007:135).
Hipotesis merupakan jawaban masalah atau pertanyaan penelitian
yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang perlu diuji melalui proses
pemilihan, pengumpulan, dan analisis data (Indriantoro dan Supomo, 2002:
81). Berdasarkan kerangka pemikiran diatas yang didukung oleh berbagai
teori dan berbagai penelitian terdahulu, maka hipotesis yang dibangun dari
penelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh bulan perdagangan terhadap return saham di Bursa
Efek Indonesia.
2. Terdapat pengaruh bulan perdagangan terhadap abnormal return saham
di Bursa Efek Indonesia.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah saham-saham yang masuk ke
dalam sektor Basic Industry and Chemicals, Miscallaneous, and Consumer
Goods di BEI periode Januari 2007 sampai Desember 2012. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laporan harian historical price
perusahaan yang konsisten masuk ke dalam sektor Basic Industry and
Chemicals, Miscallaneous, and Consumer Goods selama periode penelitian,
yakni antara Januari 2007 sampai dengan Desember 2012.
Alasan peneliti menggunakan sampel dari saham-saham yang
tergabung dalam sektor Basic Industry and Chemicals, Miscallaneous, and
Consumer Goods karena peneliti menilai bahwa return dan abnormal saham-
saham yang tergabung pada sektor Basic Industry and Chemicals,
Miscallaneous, and Consumer Goods memberikan tingkat return yang baik
dan mempunyai indeks yang relative stabil karena perusahaan yang digunakan
adalah perusahan dengan kapitalisasi kecil.
B. Metode Penentuan Sampel
Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih
berdasarkan metode judgement sampling adalah pengumpulan data atas dasar
strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata (Hamid, 2007:29).
Kriteria saham-saham yang akan dilakukan penelitian untuk dijadikan
sampel penelitian adalah sebagai berikut:
39
1. Saham perusahaan yang dipilih adalah saham perusahaan yang terdaftar
pada sektor Basic Industry and Chemicals, Miscallaneous, and Consumer
Goods sejak Januari 2007 sampai dengan Desember 2012.
2. Saham perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham
yang secara terus menerus terdaftar pada sektor Basic Industry and
Chemicals, Miscallaneous, and Consumer Goods selama periode
penelitian, sedangkan untuk saham yang tidak terdaftar secara terus
menerus pada sektor Basic Industry and Chemicals, Miscallaneous, and
Consumer Goods akan dikeluarkan dari objek penelitian. Pada tabel 3.1
adalah perusahaan-perusahaan yang secara terus menerus terdaftar dalam
periode penelitian.
Tabel 3. 1Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
(Periode Tahun 2007 - 2012)No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1. ADMG Polychem Indonesia Tbk
2. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3. ASII Astra International Tbk
4. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
5. DAVO Davomas Abadi Tbk
6. ETWA Eterindo Wahanatama Tbk
7. GJTL Gajah Tunggal Tbk.
8. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
9. INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
10. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
40
11. KAEF Kimia Farma Tbk
12. KLBF Kalbe Farma Tbk.
13. MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
14. SIPD Sierad Produce Tbk
15 SMCB Holcim Indonesia Tbk
16 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk
17 SPMA Suparma Tbk
18 SRSN Indo Acidatama Tbk
19 TRST Trias Sentosa Tbk.
20 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
Sumber : Bursa Efek Indonesia (BEI)
C. Metode Pengumpulan Data
Sumber data sebagai salah satu bagian penelitian yang merupakan
bagian terpenting. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
pengumpulan data sekunder. Data sekunder merupakan data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 1999).
Dalam penelitian ini data yang sekunder yang diperoleh adalah
dengan cara melakukan studi kepustakaan untuk menunjang materi
pembahasan pada penelitian. Kegiatan-kegiatan ini dilaksanakan dengan cara
mengumpulkan informasi melalui buku-buku, jurnal literatur, majalah, koran,
website dan lain-lain yang berkaitan dan mendukung penelitian ini. Data yang
41
dimaksud dalam penelitian ini merupakan data time series yang berupa
historical price pada sektor Basic Industry and Chemicals, Miscallaneous, and
Consumer Goods periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2012 yang di
peroleh dari yahoo! Finance.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dilakukan dengan aturan yang harus dilalui
melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Menghitung masing-masing return pasar selama periode Januari 2007
sampai Desember 2012. Return bulanan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut (Mohamad Samsul, 2006:292) :
Dimana:
Rt = return pasar bulan t
Pt = harga saham penutupan pada periode t
Pt-1 = harga saham penutupan pada periode t-1
2. Mengelompokkan return yang telah dihitung ke dalam bulan perdagangan
Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September,
November, Desember.
3. Menghitung Abnormal return dengan menggunakan model disesuaikan-
pasar (market-adjusted model) yaitu dengan mengurangkan return yang
Rt =
42
terjadi untuk masing-masing sekuritas dengan return indeks pasar pada
hari yang sama (Jogiyanto, 2009), dapat ditulis dengan rumus :
Dimana :
ARit = abnormal return saham i pada waktu t.
Rit = return sesungguhnya yang terjadi untuk saham i pada
periode waktu ke-t.
Rmt = return ekspektasi saham i untuk periode waktu ke-t.
4. Mengelompokkan abnormal return yang telah dihitung ke dalam bulan
perdagangan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus,
September, November, Desember.
5. Melakukan analisis keberadaan month of the year effect.
Pengujian ini akan mencoba untuk membuktikan keberadaan
month of the year effect di pasar modal Indonesia selama periode
observasi. Karenanya metode penelitian akan menggunakan regresi OLS
(Ordinary Least Square) dan metode Generalized Autoregressiv
Conditional Heterokedasticity (GARCH). Penjelasan model yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Model regresi linier
Model regresi linear merupakan suatu model dengan
parameter linear dan secara kuantitatif dapat digunakan untuk
menganalisis pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.
ARit = Rit - Rmt
43
Terdapat dua jenis regresi linear yang biasa digunakan dalam
penelitian, yaitu regresi linear sederhana (simple regression) dan
regresi linear majemuk (multiple regression) (Nachrowi dan Usman
2006:7). Penelitian ini akan menggunakan regresi linear majemuk
sehingga pada nantinya akan dijelaskan lebih dalam mengenai
penggunaan metode tersebut (Imam Ghozali, 2005:179). Berikut ini
adalah permodelan dengan memasukkan variable dummy dengan
Tabel berikut merupakan rangkuman daru uji keberadaan
month of the year effect untuk semua model pada masing-masing
variabel tidak bebas.
Tabel 4.15
Rangkuman Uji Keberadaan Month of the Year Effect
Bulan
Perdagangan
Metode
Return Abnormal Return
OLS
GARCH
(1,1) OLS
GARCH
(1,1)
Januari -0.0195 0.04192 -0.0409 -0.128812
Februari -0.3366 -0.33207 0.29297 0.269325
Maret 0.84537 1.049901* -0.8414* -1.055949*
April 1.40362* 1.015992* -1.3879* -0.927922*
Mei 1.34806* 1.25144* -1.3775 -1.287398*
Juni 0.45888 0.182308 -0.4785 -0.213351
Juli 0.98792* 0.865994* -0.9657* -0.866688*
Agustus -0.4411 -0.28518 0.37054 0.234701
September 0.98868* 1.003903* -1.0142* -1.006332*
Oktober 0.04632 -0.016681 -0.1006 -0.063874
November -0.5585 -0.42337 0.23469 0.270444
Desember 0.6049 0.543313* -0.5643 -0.50665*
Sumber : Hasil Olahan Peneliti (2013)Ket : *Signifikan pada level 5%
Tampak pada hasil pengujian untuk masing-masing
variabel terikat menunjukan nilai return yang beragam dan hasil
analisis GARCH lebih baik dalam menggambarkan month of the
year effect daripada model OLS. Hal ini terjadi karena data time
83
series mempunyai tingkat volatilitas yang tinggi. Volatilitas data
adalah sesuatu yang sering kali terjadi di pasar keuangan yang sulit
di hindari. Pada kondisi seperti itu maka perilaku data time series
sangat berbeda dengan asumsi bahwa data time series
kecenderungannya mempunyai varian kesalahan pengganggu
(error term) yang konstan dari waktu ke waktu, berdasarkan
kenyataan bahwa varian residual dari time series tidak konstan dan
banyak mengalami perubahan dari suatu periode ke periode yang
lain (heteroskedastis).
Terjadinya heteroskedastis, karena berhubungan langsung
dengan variable independen, untuk itu agar permodelan terbebas
dari masalah heteroskedastis maka hanya perlu transformasi
persamaan regresi. Model GARCH berbeda dengan asumsi
tersebut, heteroskedastisitas terjadi karena data time series
menunjukan unsure volatilitasnya. Untuk itu karena tingginya
volatilitas data, diperlukan permodelan sebagai pendekatan untuk
mengukur masalah volatilitas residual. Salah satu pendekatan
untuk memprediksi volatilitas varian residual adalah dengan
memasukan variabel independen yang mampu memprediksi
volatilitas residual, karena itulah dirasa model GARCH lebih baik
dalam memprediksi (Hamja, 2012:266).
Untuk hasil perhitungan pada variabel tidak bebas return
saham pada bulan Maret, April, Mei, Juli, September, dan
84
Desember menunjukan nilai probabilita yang signifikan pada level
5% dan memiliki return positif. Hal ini mengindikasikan bahwa
terjadi month of the year effect.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tidak terjadi
tingkat pengembalian yang tinggi pada Januari. Adapun tingkat
pengembalian yang tinggi terjadi pada Desember sehingga dapat
disebut December effect. Manurung (1996, 2006, dan 2008) telah
ditemukan adanya efek Desember. Penelitian tersebut juga
menemukan bahwa bursa mengalami penurunan pada Juli sampai
Oktober dan mengalami kenaikan pada November. Broto (2011)
mendukung hasil penelitian Manurung tersebut, yang menyatakan
efek Desember yang terjadi di Indonesia. Terjadinya tingkat
pengembalian pada Desember dikarenakan bursa saham Indonesia
belum efisien dan banyak pihak (terutama investor asing)
menyatakan bursa Indonesia merupakan bursa spekulasi dan masih
jauh untuk bursa investasi. (Idhamazhari.blogspot.com)
Faktor utama yang membuat pernyataan tersebut
dikarenakan investor yang masih dikuasai oleh sedikit investor
yang sudah bisa memahami permainan saham tersebut. Artinya,
jumlah investor yang setiap hari melakukan perdagangan tidak
begitu banyak dan paling banyak 10.000 investor walaupun
rekening investor sudah mencapai ratusan ribu. Berdasarkan empiri
yang diuraikan sebelumnya, investor Indonesia sebaiknya
85
melakukan transaksi pada Desember untuk mendapatkan tingkat
pengembalian yang lebih baik. Untuk mendapatkan hasil investasi
yang lebih baik sekali, investor melakukan pembelian pada
pertengahan Oktober dan menjualnya pada akhir Desember.
Penelitian ini mendukung penelitian Andrew Worthington
(2011) melakukan pengujian pada pasar saham di Australia pada
periode 1996-2008 dengan menggunakan pendekatan regresi
berganda. Hasilnya menunjukan bahwa return tertinggi ada pada
bulan April, Juli dan Desember meskipun ini hanya terjadi pada
perusahaan dengan kapitalisasi yang kecil.
Untuk hasil perhitungan pada variabel tidak bebas abnornal
return saham pada bulan Maret, April, Mei, Juli, dan September
dan Desember menunjukan nilai probabilita yang signifikan pada
level 5% dan memiliki abnormal return negatif. Dari hasil output
tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat fenomena month of the year
effect. Hal ini sejalan dengan penelitian Eleftherios Giovanis
(2009) pada 55 pasar modal di dunia dengan menggunakan model
GARCH. Hasilnya adalah ditemukannya December effect pada 20
pasar modal dengan return tertinggi di bulan tertentu. Sementara
itu February effect terdapat pada 9 pasar modal yang di ikuti
dengan January and April effect masing-masing di 7 dan 6 pasar
modal.
86
Ricky Chee dan Venus Khim (2012) juga melakukan
penelitian dimana ditemukan November effect pada Index Nikei
225 di Tokyo Stock Exchange (TSE) dengan menggunakan metode
TGARCH. Hasil penelitian ini konsisten dengan bukti sebelumnya
yang mendukung hipotesis tax-loss selling pada pasar saham di
U.S. dan U.K. Adanya month of the year effect di TSE
menunjukkan bahwa melalui strategi waktu investasi yang benar,
manajer keuangan, konselor keuangan dan investor bisa
mengambil keuntungan dari pola tersebut.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukan ditemukan adanya fenomena Month of
the Year Effect pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2012
dengan menggunakan model GARCH. Hal ini ditunjukan pada bulan
perdagangan Januari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, September, dan
Desember memiliki return positif sedangkan Februari, Agustus,
Oktober dan November memiliki return negatif. Namun hanya pada
bulan perdagangan Januari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, September,
dan Desember yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return
saham.
2. Hasil penelitian menunjukan ditemukan adanya fenomena Month of
the Year Effect pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2012
dengan menggunakan model GARCH. Hal ini ditunjukan pada bulan
perdagangan Februari, Agustus dan November memiliki abnormal
return positif sedangkan Januari, Maret, April, Mei, Juni, Juli,
September, Oktober dan Desember memiliki abnormal return negatif.
Namun hanya pada bulan perdagangan Maret, April, Mei, Juli,
September, dan Desember yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap abnormal return saham.
88
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa model GARCH lebih baik
menggambarkan month of the year effect daripada model OLS. Hasil
perhitungan pada variabel tidak bebas return saham untuk bulan
perdagangan Maret, April, Mei, Juli, September, dan Desember
menunjukan nilai probabilita yang signifikan pada level 5% dan
memiliki return positif dan hasil perhitungan pada variabel tidak
bebas abnornal return saham untuk bulan perdagangan Maret, April,
Mei, Juli, dan September dan Desember menunjukan nilai probabilita
yang signifikan pada level 5% dan memiliki abnormal return negatif
B. Implikasi
1. Implikasi Bagi Investor
Bagi investor sebaiknya memperhatikan resiko dalam melakukan
investasi. Karena resiko bisa jadi merupakan salah satu pertimbangan
bagi investor untuk memegang sebuah aset dalam rangka mendapatkan
return yang diinginkan. Namun resiko tersebut tidak menjadi penyebab
keberadaan month of the year effect. Selain itu, investor dapat
mempelajari pola return pasar sebagai salah satu strategi dalam
melakukan jual beli saham dimasa yang akan datang dalam rangka
mengambil keuntungan yang ada di dalam pasar.
89
2. Implikasi Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan dan
pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan kebijakan yang
berhubungan dengan investasi.
3. Implikasi Bagi Akademik
Analisis terhadap anomali dapat dilakukan dengan metode
GARCH yang memiliki kemampuan untuk memformulasikan sebuah
model yang tepat untuk return dan melakukan estimasi terhadap month of
the year effect. Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan
pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.
C. Saran
Disadari bahwa penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan dan
keterbatasan. Karenanya, berikut akan disajikan saran-saran terkait untuk
perkembangan penelitian selanjutnya.
1. Peneliti yang akan datang disarankan dapat menggunakan teknik analisis
lain dalam mengestimasi return saham dan abnormal return. Peneliti
dapat menggunakan metode Box Jenkins (ARIMA) serta
membandingkannya dengan metode yang telahdigunakan dalam
penelitian ini, untuk mengetahui model mana yang memberikan hasil
terbaik.
90
2. Peneliti berikutnya sebaiknya perlu melakukan analisis terhadap semua
emiten yang listed di BEI agar dapat memberikan pandangan yang lebih
luas lagi bagi para investor yang ingin berinvestasi.
3. Periode pengamatan pada penelitian yang akan datang sebaiknya
diperpanjang agar diperoleh hasil penelitian yang lebih baik lagi.
4. Peneliti yang akan datang perlu mencoba untuk membedakan antara
saham berkapitalisasi kecil dan besar. Hal ini untuk mendapatkan
gambaran dan bukti empiris yang sesuai dengan penelitian-penelitian
yang ada di luar negeri. Sehingga dapat diperoleh bukti lain mengenai
pengaruh bulan perdagangan terhadap return saham dan abnormal
return.
91
DAFTAR PUSTAKA
Achsien, Iggie H. “Investasi Syariah di Pasar Modal Menggagas Konsep danPraktek Manajemen Portofolio Syariah”. Jakarta: Gramedia. 2000.
Akbar, Imam. “Pengujian Anomaly Pasar Efisien pada Bursa Efek Indonesia”. UINSyarif Hidayatullah. Jakarta. 2008.
As’adah, Luluk. “Pengaruh January Effect Terhadap Abnormal Return dan VolumePerdagangan pada Saham di Jakarta Islamic Index”. UIN Sunan Kali Jaga.Yogyakarta. 2009.
Bachtiar, Yanuar. “Day of The Week Effect terhadap Retutn dan VolumePerdagangan Saham LQ45 dan Non LQ45”. Jurnal Keuangan dan Perbankan,Vol. 13 No. 3; hal 487-497, 2009.
Bodie, Kane, Marcus. “Investment”. Edisi 6. Salemba Empat. Jakarta. 2006.
Bollerslev, T. “Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity”. Journalof Econometrics, Vol.31. 1986.
Chia Jiun, Ricky Chee dan Liew Sen, Venus Khim. “Month-of-the-Year andSymmetrical Effects in the Nikkei 225”, IOSR Journal of Business andManagement (IOSRJBM) ISSN: 2278-487X Volume 3, Issue 2. 2012.
Choudhry, Taufiq. “Month of the year effect and January effect in pre-WWI stockreturns: Evidence from A Non-Linear GARCH Model”. International Journalof Finance & Economic. 2001.
Debasish, Sathya Swaroop Debasish. “An Empirical Study on Month of The Year Effect inGas, Oil and Refineries Sectors in Indian Stock Market”, International Journal ofManagement and Strategy (IJMwS) Vol. No.3 Issue 5. 2012.
Elton, Edwin J and Martin J, Gruber. “Modern Potofolio Theory anf InvestementAnalysis”. 8th Edition. USA. 2010.
Fabbozi, F. “Manajemen Investasi”. Salemba Empat. Jakarta. 1999.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. BadanPenerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2005
92
Giovanis, Eleftherios. “The Month of the year Effect: Evidence from GARCH modelsin Fifty Five Stock Markets”, Munich Personal RePEc Archive (MPRA) Paper22328. 2009.
Gitman, Lawrence J, Joehnk, Michael D. “Invesment”. Edisi 10. Pearson Education.Boston. 2008.
Gujarati, Damodar N. “Basic Economics”. Pentige Hall Ltd. 1995.
Gumanti, Tatang Ary dan Utami, Elok Sri. “Bentuk Pasar Efisien danPengujiannya”, Jurnal Ekonomi Akutansi, Fakultas Ekonomi – UniversitasKristen Petra. 2002.
Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”. FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,2012.
Jonathan , Berk, and Peter De Marzo. “Corporate Finance”, Addison Wesley,
Boston. 2007.
Jones, Charles p. “Invesment, Tenth Edition”. USA. 2007.
Levy, Haim S. “Intoduction Investement”. South Western Publishing. 1996.
M. Al-Jarrah, Idries. A. Khamees, Basheer. "Turn of the Month Anomaly" in AmmanStock Exchange: Evidence and Implications”, Journal of Money, Investmentand BankingISSN 1450-288X Issue 21. 2011.
93
Nachrowi, Djalal Nachrowi. Usman, Hardius. “Analisis Ekonometrika untuk Ekonomidan Keuangan”. LPFEUI. Jakarta. 2006.
Nazir, Mohammad. “ Metode Penelitian, Cetakan Ketiga”. Ghalia Indonesia. Jakarta.1998.
Pranomo Sari, Maylia. “Pengujian Efisiensi Pasar dan Anomali Pasar: Revisi GAPEMH (Efficiency Market Hypothesis)”. Jurnal Dinamika Akutansi. 2009.
Prasetyo, Hari. “Analisis Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return, AbnormalReturn, dan Volatilitas Return Saham”. Tesis Universitas Diponegoro.Semarang. 2006.
R. A, Shochrul, Dyah, Rahmat, Martha. “Cara Cerdas Menguasai EViews”.Salemba Empat. Jakarta. 2011.
R. Christie-David and M. Chaudhry. “January Anomalies: Implications for theMarket’s Incorporation of News”, The Financial review, Vol:3 p.79-96. 2000.
Rodoni, Ahmad dan Hamid, Abdul. “Analisis Investasi dan Manajemen Resiko”.UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2010.
Rodoni, Ahmad. “Analisis Teknikal dan Fundamental pada Pasar Modal”. CSES.Jakarta. 2005.
Rodoni, Ahmad dan Ali, Herni. “Manajemen Keuangan”. Mitra Wacana Media.Jakarta. 2010.
Samsul, Mohamad. “Pasar Modal dan Manajemen Portofolio”. Erlangga. Jakarta.2006.
Sekaran, Uma. “Research Method for Bussiness (Metode Penelitian Untuk Bisnis)Edisi 4”. Salemba Empat. Jakarta. 2007.
Setyawardhana, Rama. “Efek Bulan Perdagangan pada Varians Harga Index SahamUtama Asia”. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 5 No. 2; hal 197-210. 2005.
Siswanto, Tomy. “Analisis Anomali Bulan Perdagangan Terhadap Return Saham”.Tesis Universitas Diponegoro. Semarang. 2001.
94
Suad, Husnan. “Dasar-dasar Teori Portofolio dan analisis Sekuritas”. UPP AMPYKPN: Yogyakarta. 1998.
Tendelilin, Eduardus. “Portofolio dan Investasi teori dan Aplikasi, Edisi Pertama”.BPFE Yogyakarta. 2010.
Tendellin, S dan Agifari, 1999. Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Sahamdi BEJ. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 14 (4): 111-123.
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin. “Pasar Modal di Indonesia”. PenerbitSalemba Empat. Jakarta. 2001.
Wahyu, Agus Pratomo. “January Effect dan Siza Effect Pada Bursa Efek Jakarta(BEJ) Periode 1998-2005” Tesis Universitas Diponegoro. Semarang. 2007.
Waleed, Dima dan Ahmad, Kamal. “Calendar Anomalies: The Case of Amman StockExchange”. International Journal of Business and Management; Vol. 7, No.24. 2012.
Winarno, Wing W. “Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan Eviews”. Jakarta:Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. 2007.
Wong, Kee Mei dan Ho, Mun Chong. “An emperical Analysis of the Monthly Effect:The Case of the Malaysian Stock Market”. Working Paper Series inEconomics No.2007-4. 2007.
Worthington, Andrew “The Month-of-the-year Effect in the Australian StockMarket: A Short Technical Note on the Market, Industry and Firm SizeImpacts”, Australasian Accounting Business and Finance Journal Volume5mIssue 1 Australasian Accounting Business and Finance Journal. 2012.
Test Equation:Dependent Variable: RESIDMethod: Least SquaresDate: 07/16/13 Time: 01:10Sample: 2007M01 2012M12Included observations: 72Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
JANUARI 0.002299 0.456831 0.005033 0.9960FEBRUARI 0.002299 0.456831 0.005033 0.9960
MARET 0.002299 0.456831 0.005033 0.9960APRIL 0.002299 0.456831 0.005033 0.9960
Test Equation:Dependent Variable: RESIDMethod: Least SquaresDate: 08/14/13 Time: 02:10Sample: 2007M01 2012M12Included observations: 72Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
JANUARI -0.001427 0.434420 -0.003284 0.9974FEBRUARI -0.001427 0.434420 -0.003284 0.9974
MARET -0.001427 0.434420 -0.003284 0.9974APRIL -0.001427 0.434420 -0.003284 0.9974