-
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH AGROTECHS FAIR 2015
Upaya Revitalisasi Lahan Kosong Daerah Pesisir Menjadi Daerah
Pertanian
Dengan Bantuan Pupuk MOLLERI (Mol Molasses dan Leri)
Diusulkan oleh :
1. Annizah Rahmatya Gerhana 21030113120076 2. Anggita Widiasari
21030113120045 3. Agus Priyanto 23010113130139
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
-
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH AGROTECHS FAIR 2015
Upaya Revitalisasi Lahan Kosong Daerah Pesisir Menjadi Daerah
Pertanian
Dengan Bantuan Pupuk MOLLERI (Mol Molasses dan Leri)
Diusulkan oleh :
1. Annizah Rahmatya Gerhana 21030113120076 2. Anggita Widiasari
21030113120045 3. Agus Priyanto 23010113130139
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
i
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan
hidayah- Nya kepada penulis sehingga karya tulis ini dapat
terwujud. Karya tulis
ini disusun dalam rangka Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa
Agrotechs Fair
2015.
Karya tulis ini berjudul Upaya Revitalisasi Lahan Kosong Daerah
Pesisir
Menjadi Daerah Pertanian Dengan Bantuan Pupuk MOLLERI (Mol
Molasses
dan LeriPenyusunan karya tulis ini tidak terlepas dari bantuan
yang telah
diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Noer A. Handayani, ST, MT selaku dosen pembimbing
yang telah
memberikan bimbingan dan perhatian selama penulis menyelesaikan
karya tulis
ini. Selain itu, tidak lupa pula penulis mengucapkan terima
kasih kepada keluarga
yang senantiasa mencurahkan cinta dan kasih sayangnya serta
teman-teman yang
telah memberikan dorongan dan semangat.
Tiada gading yang tak retak dan kesempurnaan hanyalah milik
Allah
SWT. Penulis menyadari begitu banyak kekurangan dari karya tulis
ini sehingga
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
memperbaiki karya-
karya yang selanjutnya. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat
dan dapat
diaplikasikan untuk kemakmuran masyarakat.
Penulis
ii
-
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN JUDUL
...............................................................................................i
KATA
PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR
ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR
GAMBAR..............................................................................................v
ABSTRAK...............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar
Belakang......................................................................................2
I.2. Rumusan
Masalah.................................................................................3
I.3. Tujuan
Penulisan..................................................................................4
I.4. Manfaat
Penulisan................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Spesifikasi Bahan
Baku......................................................................5
II.2.
Gypsum..............................................................................................6
II.3 Tanah Daerah pesisir dan Kontaminasi
Garam...................................7
BAB III METODE PENULISAN
III.1. Sumber dan Jenis Data
....................................................................8
III.2. Pengumpulan Data
.........................................................................8
III.3. Analisis
Data....................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1 Revitalisasi Struktur
Tanah................................................................9
IV.1.1 Penambahan Gypsum pada
tanah......................................9
IV.1.2 Penambahan Pupuk Mol
Molasses...................................10
IV.2 Pembuatan Pupuk Mol dari
Molasess...............................................10
iii
-
IV.2.1 Persiapan alat dan
bahan..................................................11
IV.2.2 Campuran Leri dan
EM-4.................................................11
IV.2.3 Penambahan
Molasess......................................................12
IV.2.4 Penutupan
ember..............................................................12
IV.2.5 Didiamkan selama 2
Minggu............................................12
IV.3 Pengairan Daerah
Kering..................................................................12
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan
......................................................................................14
V.2
Saran.................................................................................................14
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................15
LAMPIRAN
iv
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Pembuatan Pupuk
MOLLERI.............................................11
Gambar 4.2 Daftar Tanaman yang Memiliki Toleransi Tinggi
Terhadap Garam.13
Gambar 4.3 Contoh Pengairan Metode
Tetes........................................................13
v
-
UPAYA REVITALISASI LAHAN KOSONG DAERAH PESISIR MENJADI
DAERAH PERTANIAN DENGAN BANTUAN PUPUK MOLLERI (MOL
MOLASSES DAN LERI)
Noer A.Handayani*), Annizah R.Gerhana**), Anggita Widiasari,
Agus
Priyanto
Universitas Diponegoro
Jl. Prof Sudharto, SH, Tembalang, Semarang, 5075, Telp/Fax :
(024)7460058
Email : [email protected] *) ; [email protected]
**)
Abstrak
Wilayah Pantai merupakan sumber daya yang banyak menghidupi
masyarakat
sekitar pesisir pantai seperti yaitu tambak ikan maupun udang
dan tambak
garam.Namun dilihat dari pengolahannya belum maksimal dengan
ditandai
banyaknya lahan kosong di daerah pesisir. Oleh karena itu
diperlukan upaya
revitalisasi lahan kosong daerah pesisir untuk dijadikan lahan
pertanian dengan
bantuan pupuk mol molasses yang bermanfaat untuk meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat daerah pesisir serta pengolahan limbah molasses pada
industri gula
pasir. Lahan daerah pesisir sendiri memiliki kadar salinitas
yang tinggi, dimana
strukur tanahnya tidak mendukung untuk dijadikan lahan
pertanian, sehingga
dibutuhkan pengolahan lebih lanjut dengan menambahkan gypsum
agar perkolasi
tanah semakin baik dan menambahkan pupuk molleri. Pembuatan
pupuk
Molleri(molasses dan leri) ini didasarkan pada prinsip adanya
kandungan
Mikroorganisme/bakteri, sumber nutrisi glukosa dan karbohidrat
sehingga
kandungannya ramah lingkungan karena bukan merupakan bahan
sintesa. Sumber
Mikroorganismenya yaitu EM 4 yang berfungsi untuk
memfermentasikan glukosa
dan karbohidrat menjadi asam laktat agar menjadi humus untuk
mengurangi kadar
salinitas tanah. Sumber glukosa ialah Molasses dan Sumber
Karbohidrat adalah
Air Leri. Selain itu pengairan pada daerah pantai yang kering
juga perlu
diperhatikan dengan metode pengairan tetes. Oleh karena itu,
Revitalisasi lahan di
daerah pesisir menggunakan pupuk Molleri, penambahan gypsum, dan
pengairan
yang tepat efektif digunakan dan merupakan gagasan yang solutif
untuk mengolah
lahan kosong di daerah pesisir serta bersifat ramah
lingkungan.
Kata Kunci : Pupuk Mol, Molasses, EM-4, Gypsum
1
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara maritim dengan kepulauan
yang
terbesar di dunia, sekitar 13.487 pulau, yang terbentang
sepanjang 5210 Km
yang terbentang dari Timur ke Barat sepanjang khatulistiwa, dan
melintang
1.760 Km dari Utara ke Selatan. Keadaaan ini membuat Indonesia
memiliki
panjang garis pantai 81.791 Km. Dengan kondisi garis pantai yang
panjang
inilah, terdapat berbagai sumber daya laut maupun darat seperti
ikan, terumbu
karang, rumput laut, garam dan mangrove. Kesemua potensi sumber
daya
yang ada tersebut, selain mampu menopang kebutuhan hidup
masyarakat
sekitar/pesisir pantai juga mampu berkontribusi besar terhadap
pertumbuhan
ekonomi nasional. Sehingga pengeololaannya merupakan modal besar
dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan manusia.
Manusia sebagai makhluk hidup dalam memenuhi kebutuhannya,
tidak
dapat lepas dari lingkungan hidup sekitarnya.Lingkungan hidup
sendiri
memiliki ciri khas tersendiri, yaitu dipengaruhi oleh faktor
fisik yang
mendukung seperti iklim, geologi, morfologi,tanah dan vegetasi (
Nursid
Sumaatmadja, 1989)
Wilayah Pantai merupakan sumber daya yang banyak menghidupi
masyarakat sekitar pesisir pantai seperti yaitu tambak ikan
maupun udang dan
tambak garam. Namun, tidak semua daerah pesisir di Indonesia
dapat
dijadikan tambak , karena memiliki cuaca maupun kondisi fisik
yang berbeda.
Seperti halnya pada daerah pesisir di Pantai Utara Jawa
(Pantura) yang
sebagaian besar masyarakatnya mulai meninggalkan usaha tambak
garam
dikarenakan cuaca yang tidak menentu dan beralih pada tambak
perikanan ,
sehingga lahan yang terdapat pada daerah pesisir masih belum
optimal dalam
pengolahannya ( Kantor Litbang Pati,2015) Selain itu, jarang
ditemukan di
daerah pesisir lahan untuk pertanian dikarenakan tanah yang
mengandung
kadar garam (salinitas) cukup tinggi sehingga susah untuk
ditanami.
2
-
Gula pasir merupakan bahan pangan pokok yang selalu
digunakan
sebagai penambah rasa makanan pada produk pangan dalam skala
rumah
tangga maupun industri. Umumnya gula pasir terbuat dari tebu
yang pada
prosesnya meninggalkan limbah molasse yang tidak mampu
dikristalisasi lagi.
Molasse ini biasanya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
kue, namun
karena jumlahnya yang melimpah molasse juga digunakan untuk
bahan
pembuatan bioetanol dengan proses panjang yang membutuhkan biaya
yang
mahal.
Disisi lain Molasse kaya akan sumber Glukosa (rahman, 2012).
Kandungan glukosa yang tinggi dalam molasses ini dapat dijadikan
bahan
dasar pembuatan MOL. MOL merupakan pupuk cair organik yang
dapat
dibuat dengan 3 unsur utama; yakni sumber unsur Karbohidrat,
Glukosa dan
Mikroorganisme (Marinus,2013). MOL berperan sebagai komponen
bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara
optimal
selain itu MOL juga dapat menurunkan kadar salinitas tanah
karena dapat
memperbaiki struktur tanah dan memberikan nutrisi pada tanah
(FAO,2005).
Selain itu kita mengetahui bahwa belakangan ini terdapat
berbagai masalah
terhadap penggunaan pupuk sintesa seperti pestisida yang
membahayakan
kesehatan. Oleh karena itu pupuk MOL merupakan suatu bahan
organik yang
aman dan ramah lingkungan jika diaplikasikan pada lahan
pertanian.
Berdasarkan Penjabaran diatas, sebagai upaya revitalisasi lahan
sekitar
daerah pesisir , penulis beranggapan perlu adanya usaha
pertanian atau
kegiatan bercocok tanam di daerah pesisir. Selain dapat mengolah
lahan yang
kosong secaara ramah lingkungan dengan teknologi yang
terjangkau, juga
dapat menyokong ekonomi penduduk sekitar.
I.2 Rumusan Masalah
Lahan kosong di daerah pesisir sering dijumpai, hal ini
diakibatkan oleh
mata pencaharian penduduk daerah pesisir yang beralih dari
petani tambak
garam ke usaha tambak perikanan , disebabkan cuaca yang tidak
menentu. Hal
ini menyebabkan perlunya upaya revitalisasi lahan yang kosong
menjadi lahan
yang produktif dan bermanfaat bagi penduduk sekitar tentunya
dengan
3
-
memperhatikan proses dan teknologi yang ramah lingkungan . Pada
karya tulis
ini, MOL (pupuk cair oganik) dari limbah pabrik gula yaitu
molasses yang
jumlahnya melimpah digunakan sebagai pupuk organik yang
membantu
mengurangi kadar Salinitas pada tanah daerah pesisir pantai .
Sehingga
revitalisasi lahan di daerah pesisir diharapkan dapat beralih ke
sektor pertanian
namun dengan cara mudah yang ramah lingkungan dan teknologi
yang
terjangkau.
I.3 Tujuan Penulisan
1.Memberikan solusi Revitalisasi lahan kosong di daerah pesisir
yang ramah
lingkungan
2.Memberikan gagasan solusi penggunaan pupuk MOL Molasses
untuk
pertanian daerah pesisir
I.4 Manfaat Penulisan
1.Manfaat bagi Pemerintah Sekitar yaitu membantu adanya upaya
revitalisasi
lahan daerah pesisir
2.Manfaat bagi masyarakat sekitar yaitu dapat membantu
menyokong
perekonomian serta dapat menghasilkan produk pangan untuk
dikonsumsi
dengan proses yang terjangkau dan ramah lingkungan
3.Manfaat bagi Industri yaitu dapat mengurangi limbah molasses
yang melimpah
4
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Spesifikasi bahan baku
1. Air cucian beras
Air cucian beras dibutuhkan dalam pembuatan pupuk MOL
sebagai karbohidrat. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi
bagi
mikroorganisme yang menguntungkan bagi tanaman. Beras
mengandung
karbohidrat yang tinggi, dalam proses pencucian beras
karbohidrat dapat
terdegradasi. Untuk itu, air cucian beras mengandung karbohidrat
yang
cukup tinggi. Kandungan nutrisinya yaitu karbohidrat berupa pati
sebesar
85-90 persen, protein glutein, selulosa, hemiselulosa, gula, dan
vitamin
yang tinggi.
2. Molasses
Molasses merupakan hasil samping industri pengolahan gula
pada
proses pemurnian gula. Wujudnya cair, sedikit kental , dan
berwarna
kecoklatan. Molasses memiliki kandungan protein kasar 3,1 %;
serat kasar
0,6 %; lemak kasar 0,9 %; dan abu 11,9 %, sukrosa 48-55 %.
Molases
biasanya digunakan untuk pembuatan etanol, pembuatan pupuk dan
pakan
ternak. Pada pembuatan pupuk MOL (Mikroorganisme Lokal),
molases
berfungsi sebagai sumber glukosa. Glukosa dibutuhkan sebagai
sumber
energi spontan untuk mikroorganisme karena memiliki stuktur
disakarida,
sehingga lebih mudah diuraikan oleh mikroba.
3. EM-4 ( Effective Microorganism)
EM-4 berfungsi sebagai sumber bakteri pada pembuatan pupuk
MOL. EM-4 merupakan suatu cairan berwarna kecoklatan dan
memiliki
aroma manis asam yang berisi campuran beberapa mikroorganisme
hidup
yang menguntungkan bagi proses penyerapan unsur hara dalam
tanah.
5
-
Bakteri bakteri yang berwatak baik itu terdiri dari bakteri
footosintetik,
bakteri asam laktat, ragi, dan peragian.EM-4 ditemukan oleh
seorang ahli
pertanian bernama Profesor Taruo Higa dari jepang.
Fungsinya mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan
kandungan
humus tanah sehingga mampu memfermentasikan bahan organik
menjadi
asam amino. Jika disemprotkan di daun mampu meningkatkan
jumlah
klorofil, fotosintesis meningkat dan mempercepat kematangan
buah.
II.2 Gypsum
Gypsum adalah batu putih yang mengandung kalsium. Rumus kimianya
(
CaSO4.2H2O) mengandung Ca = 23,28 %,H = 2,34 %, S = 18,62 %, O
=
55,76 %.
Adapun sifat Fisis Gipsum adalah
1. Warna : putih, kuning,abu-abu, merah jingga, hitam bila tak
murni
2. Spesifik grafity : 2,31 - 2,35 3. Keras seperti mutiara
terutama
permukaan
4. Bentuk mineral : Kristalin, serabut dan masif
5. Kilap seperti sutera
6. Konduktivitasnya rendah
7. Sistem kristalin adalah monoklinik.
Sedangkan Sifat Kimia gypsum adalah:
1. Pada umumnya mengandung SO3 = 46,5 % ; CaO = 32,4 % ; H2O
=
20,9 %
2. Kelarutan dalam air adalah 2,1 gram tiap liter pada suhu
400C; 1,8
gram tiap liter air pada 00C; 1,9 gram tiap liter pada suhu 70 -
90
0C
3. Kelarutan bertambah dengan penambahan HCl atau HNO3
Gypsum menggantikan ion sodium dalam tanah dengan kalsium
dan
sebagai akibatnya secara aktif membuang sodium dan
meningkatkan
perkolasi tanah. Perkolasi adalah proses mengalirnya air ke
bawah secara
6
-
gravitasi dari suatu lapisan tanah ke lapisan di bawahnya,
sehingga
mencapai permukaan air tanah pada lapisan jenuh air.
II.3 Tanah Daerah pesisir dan Kontaminasi Garam
Tanah pada daerah pesisir umumnya sulit untuk ditanami, hal
ini
disebabkan oleh tingginya kadar salinitas di daerah pesisir. Air
diserap oleh akar
tanaman melalui suatu proses yang disebut osmosis, yang
melibatkan pergerakan
air dari tempat dengan konsentrasi garam1 rendah (contohnya
tanah) ke tempat
yang memiliki konsentrasi garam tinggi (contohnya bagian dalam
dari sel-sel
akar). Jika konsentrasi garam di dalam tanah tinggi, pergerakan
air dari tanah ke
akar melambat. Jika konsentrasi garam pada tanah lebih tinggi
dibandingkan
dengan di dalam sel-sel akar, tanah akan menyerap air dari akar,
dan tanaman
akan layu dan mati. Ini merupakan prinsip dasar bagaimana
salinisasi
mempengaruhi produksi tanaman. Pengaruh yang merusak dari garam
pada
tanaman tidak hanya disebabkan oleh daya osmosis, tetapi juga
oleh sodium
(Na+) and klor (Cl-) pada konsentrasi yang meracun tanaman.
Khususnya
tanaman buah-buahan dan tanaman hias dari jenis kayu-kayuan
(bougenvil,
kembang sepatu, dll) sangat sensitif terhadap kadar yang tinggi
dari unsur-unsur
tersebut. Demikian juga, tingginya nilai pH (ukuran untuk
keseimbangan
asam/basa) yang disebabkan oleh konsentrasi sodium yang tinggi
akan berakibat
pada kekurangan unsur mikro (FAO,2005).
Oleh karena itu, dibutuhkan treatment untuk memperbaiki struktur
tanah
yang akan di tanami di daerah pesisir. Struktur tanah dan
perkolasi tanah dapat
di pebaiki dengan pemberian gypsum. Sementara kadar salinitas
dapat berkurang
dengan penambahan pupuk organik. Selain itu diperlukan pula
sistem pengairan
yang memadai.
7
-
BAB III
METODE PENULISAN
III.1. Sumber dan Jenis Data
Data-data yang dipergunakan dalam karya tulis ini bersumber
dari
berbagai referensi atau literatur jurnal nasional maupun
internasional yang
relevan dengan topik permasalahan yang dibahas. Validitas dan
relevansi
referensi yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan. Jenis data
yang
diperoleh berupa data sekunder yang bersifat kualitatif maupun
kuantitatif.
III.2. Pengumpulan Data
Penulisan karya ilmiah ini digunakan metode studi pustaka
yang
didasarkan atas hasil studi terhadap berbagai literatur yang
telah teruji
validitasnya, berhubungan satu sama lain, relevan dengan kajian
tulisan serta
mendukung uraian atau analisis pembahasan
.
III.3. Analisis Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul, dilakukan pengolahan
data
dengan menyusun secara sistematis dan logis. Teknik analisa data
yang dipilih
adalah analisis deskriptif argumentatif, dengan tulisan yang
bersifat deskriptif,
menggambarkan tentang potensi pemanfaatan Vinasse sebagai
penghasil gas
metan guna mengatasi permasalahan lingkungan serta mendukung
pemerintah
dalam pemenuhan kebutuhan energi masyarakat Indonesia.
III.4. Penarikan Simpulan
Setelah proses analisis data, dilakukan proses sintesis
dengan
menghimpun dan menghubungkan rumusan masalah, tujuan penulisan,
landasan
teori yang relevan serta pembahasan. Selanjutnya ditarik
kesimpulan yang
bersifat umum kemudian direkomendasikan beberapa strategi
implementasi serta
kajian aspek penilaiannya diantaranya aspek teknis, pasar dan
social.
8
-
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Revitalisasi Struktur Tanah
Struktur tanah pada daerah pesisir pantai mengandung ion-ion
Na+, K+,
Ca2+, Mg2+, dan Cl-. Kadar garam dalam tanah secara signifikan
dapat
memengaruhi metabolisme sebagian besar tanaman pertanian. Akibat
dari hal
tersebut, pergerakan air dari tanah ke akar melambat
(Muhibuddin, 2007). Jika
konsentrasi garam pada tanah lebih tinggi dibandingkan dengan di
dalam sel-sel
akar, tanah akan menyerap air dari akar, dan tanaman akan layu
dan mati. Ini
merupakan prinsip dasar bagaimana salinisasi mempengaruhi
produksi
tanaman(FAO,2005)
Oleh sebab itu, struktur tanah yang memiliki tingkat salinasi
tinggi perlu
diolah kembali agar dapat dijadikan lahan pertanian. Hal
tersebut dapat dicapai
dengan pengolahan struktur perkolasi tanaah dengan gypsum dan
penambahan
pupuk mol molasses pada tanah untuk mengurangi kadar
salinitas.
IV.1.1 Penambahan Gypsum pada Tanah
Gypsum (CaSO4) memiliki fungsi sebagai reklamasi tanah
sodik,
meningkatkan agregasi tanah, perkolasi tanah, dan menurunkan pH
tanah
(Franzen et al.,2006). Gypsum dapat menggantikan ion sodium atau
Na+ dalam
tanah dengan Ca2+. Hal tersebut dapat mengakibatkan Na+ akan
dibuang secara
aktif sehingga dapat meningkatkan perkolasi tanah (FAO, 2005).
Ca2+di dalam
akar berperan membatasi penyerapan Na+dan meningkatkan
penyerapan kalium
(Hanafiah, 2007). Ca2+ secara bersamaan dapat menggantikan Na+
dalam
kompleks pertukaran. Masing-masing senyawa Ca2+mudah larut tidak
akan
mempengaruhi pH dan bersama air dapat menurunkan Na+(Tan,
1995).
9
-
IV.1.2 Penambahan Pupuk Mol Molasses
Bahan organik memiliki peranan dalam merangsang granulasi,
menurunkan
plastisitas
dan kohesi tanah, memperbaiki struktur tanah menjadi lebih
remah, dan
meningkatkan daya tanah dalam menahan air sehingga drainase
tidak berlebihan,
kelembaban dan temperatur tanah menjadi lebih stabil (Hanafiah,
2007). Bahan
atau pupuk organik dapat berperan dalam pengikatan butiran
primer menjadi
butiran sekunder tanah dalam pembentukan agregat yang mantap.
Hal tersebut
akan berpengaruh terhadap porositas, penyimpanan dan penyediaan
air, aerasi
tanah, dan suhu tanah (Simanungkalit et al., 2006)
Dalam hal ini bahan organik yang digunakan merupakan pupuk mol
cair
molasses. Pupuk mol molasses sendiri dibuat dengan menggunakan
EM-4. EM-4
memiliki 4 mikroorganisme yaitu , Bakteri Asam laktat, Bakteri
Lactobacillus,
Fungi Actynomycetes dan Bakteri Fotosintetik. Lactobacillus
dapat melakukan
Fermentasi asam laktat pada glukosa dan karbohidrat yang berasal
dari molasess
dan air leri pada suasana anaerobik dengan reaksi sebagai
berikut :
C6H12O6 + ENZIM 2 C2H5OCOOH + ENERGI
Asam laktat ini merupakan bahan sterilisasi yang dapat menekan
mikroba
berbahaya dan dapat menguraikan bahan organik seperti lignin dan
selulosa yang
merupakan struktur kompleks karbohidrat dengan cepat. Proses
dekomposisi ini
akan membentuk humus yang dapat mengurangi kadar salinitas pada
tanah dan
memperbaiki struktur tanah (Julian, 2012)
IV.2 Pembuatan Pupuk Mol dari Molasess
Pembuatan pupuk mol dari molasess menggunakan 3 dasar bahan
baku
yaitu : air cucian beras (Leri) , Molasess, dan EM4. Berikut
merupakan diagram
alirnya:
10
-
Gambar 4.1 Diagram Pembuatan Pupuk MOLLERI
IV.2.1 Persiapan alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan ialah:
Alat : Bahan :
1. Ember 1. Molasess
2. Gayung 2. Leri
3. Sendok 3. EM-4
4. Plastik ` 4. Air
5. Tali
IV.2.2 Campuran Leri dan EM-4
Dalam pembuatan MOL atau pupuk cair organik dibutuhkan
starter
bakteri yang fungsinya dapat memperbaiki perkolasi tanah. Demi
kelangsungan
hidup bakteri yang akan berperan dalam pertumbuhan perkembangan
tanaman di
butuhkan sejumlah nutrisi untuk mendukungnya. Salah satu nutrisi
yang
diperlukan yaitu Karbohidrat. Sumber karbohidrat disini ialah
air cucian
persiapan alat dan bahan
air leri dan EM4 dimasukkan
kedalam ember
Molasess di tambahkan ke
dalam campuran
tutup ember diamkan selama
2 minggu ( Fermentasi)
11
-
beras(Leri). Dalam ahap pencampuran Leri dan EM-4, dibutuhkan
air leri
sebanyak 5 Liter, lalu ditambahkan EM-4 sebanyak 3 sendok. EM-4
berfungsi
sebagai penghasil bakteri.
IV.2.3 Penambahan Molasess
Molasess ditambahkan pada campuran EM-4 dan Leri sebagai
sumber
glukosa. Molasess sebagai limbah dari Industri Gula mengandung
belerang,
potasium, besi, dan zat gizi mikro dari bahan tebu asli. Jadi,
tidak hanya
kandungan gula yang membuat molase berguna, tetapi mineral
tersebut
(rahman,2012) sehingga penambahan molasess berguna untuk
menyuplai nutrisi
untuk pertumbuhan mikroorganisme yang berguna pada tanaman dan
tanah.
IV.2.4 Penutupan ember
Ember di tutup dengan plastik dan ditali, serta di beri air
diatasnya. Hal
ini disebabkan agar campuran didalam ember bersifat kedap udara
karena bakteri
Lactobacillus yang memfermentasikan karbohidrat dan glukosa
berlangsung pada
suasana anaerobik.
IV.2.5 Didiamkan selama 2 Minggu
Setelah ditutup, Ember yang berisi campuran tersebut didiamkan
selama 2
minggu. Hal ini dilakukan bertujuan untuk menumbuhkan bakteri
agar subur da
mendukung kegiatan fermentasi secara anaerobik.
IV.3 Pengairan daerah kering
Kondisi pesisir pantai identik dengan tanah yang kering.
Selain
penambahan gypsum yang berguna untuk memperbaiki perkolasi tanah
agar tidak
keras, pengairan juga penting untuk menjaga keberlangsungan
tanaman di daerah
kering. Selain itu kebutuhan air bersih diperlukan untuk
mengurangi kadar
12
-
salnitas pada permukaan tanah (FAO,2012) berikut merupakan jenis
tanam-
tanaman dengan toleransi kadar salinitas pada tanah :
Sumber : Panduan Lapang FAO, 2005
Gambar 4.2 Daftar Tanaman yang Memiliki Toleransi Tinggi
Terhadap
Garam
Oleh karena itu diperlukan sistem pengairan yang tepat untuk
daerah dengan
lahan yang kering. Sistem irigasi tetes / drip irrigation sangat
cocok diterapkan pada lahan kering yang terdapat sedikit air dengan
topografi yang relatif
datar.(Makid,2013)
13
Gambar 4.3 Contoh Pengairan Metode Tetes
-
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dalam upaya merevitalisasi lahan kosong daerah pesisir pantai
yang
banyak ditemukan serta tidak diolah secara maksimal, pembuatan
pupuk
MOLLERI serta pengolahan tanah dengan menggunakan gypsum dan
pengairan
yang tepat merupakan suatu gagasan yang solutif untuk mengolah
lahan tersebut
menjadi lahan produktif untuk pertanian.
Upaya revitalisasi lahan kosong daerah pesisir agar bisa
dijadikan daerah
pertanian dapat ditinjau dari 3 aspek yaitu pengolahan tanah
dengan gypsum,
pembuatan pupuk MOLLERI, dan sistem pengairan yang tepat.
Penambahan
gypsum berfungsi untuk meningkatkan perkolasi tanah. Pembuatan
pupuk
MOLLERI terbagi atas beberapa tahap yaitu persiapan alat dan
bahan, air leri dan
EM-4 dituang dalam ember, ditambahkan molasses, ember ditutup
dan di bungkus
plastik , serta didiamkan selama 2 minggu. Pengairan yang
dimaksud ialah
pengairan di daerah pesisir yang kondisi tanahnya kering,
sehingga pengairan
yang tepat yaitu dengan pengairan metode tetes.
V.2 Saran
1. Perlu adanya kerja sama dari berbagai elemen masyarakat dan
pemerintah
dalam upaya mewujudkan gagasan ini.
2. Penelitian yang intensif terkait gagasan ini masih perlu
dilakukan.
3. Kerjasama antar lembaga penelitian dengan pemerintah terkait
dengan gagasan
ini diperlukan.
14
-
DAFTAR PUSTAKA
FAO. 2005. Dua puluh hal untuk diketahui tentang dampak air laut
pada lahan
pertanian di propinsi NAD. United Nations Food and Agriculture
Organization
Mutowal, Wakid. 2013. Kendala Pertanian Kering dan Solusinya.
Diakses di
www.wordpress.com tanggal 26 Januari 2015
Purwandany, Pouw S. 2013. Kontribusi Usaha Tambak Garam Terhadap
Kondisi
Sosial Ekonomi Petani Garam di Kecamatan Pangenan Kabupaten
Cirebon.
Universitas Pendidikan Indonesia. Di publikasikan oleh
repository.upi.edu
Sabrina, Sutrisari. 2013. Effective Microorganisme 4. Diakses
di
www.sutrisarisabrinanainggolan.blogspot.com tanggal 18 Februari
2015
Tan, K.H. 1995. Dasar-dasar Kimia Tanah. Gadjah Mada
University
Press,Yogyakarta. Diterjemahkan oleh Didiek Hadjar Goenadi.
Trisno, Iwan. 2015. Penelitian Revitalisasi Kawasan Pesisir
Kabupaten Pati. Di
akses di www.pati.go.id tanggal 26 Januari 2015
15
-
Lampiran
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ketua Kelompok
1. Nama Lengkap : Annizah Rahmatya Gerhana
2. Tempat ,Tanggal Lahir : Jayapura, 24 Oktober 1995
3. Alamat : Tegaron Wetan, Ambarawa
4. Telepon : 085713531575
5. Riwayat Pendidikan
6. Karya Ilmiah :-
7. Penghargaan :-
Nama Instansi Tahun
SD Negeri Inpres Perumnas 1 Waena 2001-2007
SMP Kartika XII-1 Magelang 2007-2010
SMA Negeri 4 Magelang 2010-2013
S1 Teknik Kimia Universitas
Diponegoro Semarang
2013-Sekarang
-
Anggota 1
1. Nama Lengkap : Anggita Widiasari
2. Tempat ,Tanggal Lahir : Semarang, 2 Oktober 1994
3. Alamat : Banyumanik, Semarang
4. Telepon : 085641714433
5. Riwayat Pendidikan
6. Karya Ilmiah :-
7. Penghargaan :-
Nama Instansi Tahun
SD Negeri Ngesrep 01 Semarang 2001-2007
SMP Negeri 21 Semarang 2007-2010
SMA Negeri 3 Semarang 2010-2013
S1 Teknik Kimia Universitas
Diponegoro Semarang
2013-Sekarang
-
Anggota 2
1. Nama Lengkap : Agus Priyanto
2. Tempat ,Tanggal Lahir : Pemalang, 29 Januari 1995 3. Alamat :
Desa Sukorejo RT 02/03 Ulujami
Pemalang jawa tengah
4. Telepon : 085742582686
5. Riwayat Pendidikan
6. Karya Ilmiah :-
7. Penghargaan :-
Nama Instansi Tahun
SD Negeri 3 Sukorejo 2001-2007
SMP Negeri 1 Ulujami 2007-2010
SMA Negeri 1 Comal 2010-2013
S1 Ilmu Peternakan Universitas
Diponegoro Semarang
2013-Sekarang
3