HALAMAN PENGESAHAN Laporan lengkap Biologi Dasar dengan judul “Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop” yang dibuat oleh : Nama : Anita Rahayu NIM :1414040007 Kelas :Pendidikan Biologi Kelompok :V telah diperiksa dan dikonsultasikan pada asisten dan koordinator asisten, maka laporan ini dapat diterima. Makassar, Desember 2014 Koordinator Asisten, Asisten, (Djumarirmanto S.Pd) ( Rahmawati ) NIM:1214041017 Mengetahui,
30
Embed
Anita Rahayu (1414040007) Pengenalan Dan Penggunaan Mikroskop
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan lengkap Biologi Dasar dengan judul “Pengenalan dan Penggunaan
Mikroskop” yang dibuat oleh :
Nama : Anita Rahayu
NIM :1414040007
Kelas :Pendidikan Biologi
Kelompok :V
telah diperiksa dan dikonsultasikan pada asisten dan koordinator asisten, maka
laporan ini dapat diterima.
Makassar, Desember 2014
Koordinator Asisten, Asisten,
(Djumarirmanto S.Pd) ( Rahmawati )
NIM:1214041017
Mengetahui,
Penanggung Jawab Laboran,
(Drs.H.Hamka L,M.Si.)
NIP. 196212311987021005
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memiliki kemampuan panca indera yang terbatas, sehingga untuk
memecahkan masalah ini dibutuhkan alat-alat yang didesain khusus sebagai alat
bantu. Salah satu contoh panca indera manusia yang kemampuannya terbatas adalah
mata. Mata merupakan panca indera manusia yang memiliki kemampuan untuk
melihat namun pada kenyataanya mata tidak selalu bisa berfungsi sebagaimana
kemampuannya. Mata tidak mampu melihat objek yang berukuran sangat kecil.
Namun di masa sekarang ini telah ditemukan alat yang memungkinkan seseorang
dapat melihat objek yang sangat kecil dengan mata telanjang alat tersebut adalah
Mikroskop. Mikroskop ditemukan oleh Antonie Van Leuwenhoek (1632-1723).
Antoni Van Leuwenhoek pertama kali menggunakan mikroskop untuk mempelajari
bakteri yaitu sel ragi dan sel darah. Kaca pembesar merupakan salah satu jenis
mikroskop yang paling sederhana. Namun jenis Mikroskop yang paling sering
digunakan dalam laboratorium sekolah atau kampus adalah mikroskop cahaya atau
mikroskop optic atau disebut juga Compound Light Mikroscope.
Mikroskop optic terdiri atas 2 yaitu, mikroskop biologi dan mikroskop stereo.
Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan benda tipis transparan sedangkan
mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar
dan transparan atau tidak transparan. Pada percobaan kali ini jenis mikroskop yang
digunakan adalah mikroskop biologi.
Sebelum melakukan praktikum “ Pengenalan dan penggunaan Mikroskop” ini
terlebih dahulu harus membersihkan mikroskop dan memahami prinsip kerja
mikroskop agar hasil pengamatan yang diperoleh lebih jelas dan teliti.
B. Tujuan pratikum
Mahasiswa terampil menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan
aman untuk melihat sediaan sederhana.
C. Manfaat praktikum
1. Mampu mengetahui pengertian mikroskop, fungsi masing-masing dari bagian
mikroskop dan cara penggunaan mikroskop dengan baik sehingga nantinya
tidak akan menememukan kendala pada praktikum yang menggunakan
mikroskop.
2. Mampu mengenal dan mengetahui perbedaan struktur masing-masing objek
yang diamati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop berasal dari bahasa yunani (Micros = kecil dan scopein = melihat)
adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata
(Anonim, 2005).
Mikrobiologi dapat dianggap dimulai sejak manusia dapat membuat alat
pembesar yang cukup mampu melihat benda yang sangat kecil. Meskipun barangkali
Antony van Leeuwenhoek (1632-1723) bukan orang pertama yang melihat bakteri
dan protozoa, tetapi dialah yang melaporkan pertama kali melihatnya, kemudian
menggambar dan mendiskripsikan mikroorganisme. Alat pembesar yang digunakan
Leeuwenhoek merupakan mikroskop pertama dengan menggunakan lensa tunggal.
Mikroskop sekarang merupakan mikroskop menggunakan lensa majemuk (Anonim,
2014).
Jenis paling umum dari mikroskop dan yang pertama diciptakan adalah
mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau
lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang
ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut. Berdasarkan sumber cahayanya,
mikroskop dibagi menjadi dua yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan
kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan.
Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi
mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler
dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan
mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa
okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan
pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras,
Nomarski DIC, dan konfokal) (Anonim, 2014).
Mikroskop optic terdiri dari 2 yaitu, mikroskop biologi dan mikroskop stereo.
Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan benda tipis transparan. Penyinaran
diberikan dari bawah dengan sinar alam atau lampu (Tim pengajar,2014).
Menurut Tim pengajar (2014), mikroskop biologi umumnya memiliki lensa
okuler dan lensa objektif dengan kekuatan pembesaran sebagai berikut:
1. Objektif 4x dengan okuler 10x, pembesaran 40x
2. Objektif 10x dengan okuler 10x, pembesaran 100x
3. Objektif 40x dengan okuler 10x, pembesaran 400x
4. Objektif 1oox dengan okuler 10x, pembesaran 1000x
Objektif yang paling kuat pada mikroskop optic 1000x disebut objektif emersi
karena penggunaanya harus dengan minyak emersi dan cara memakainya khusus
pula.
Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu
besar, transparan atau tidak. Penyinarannya dapat diatur dari atas maupun dari bawah
dengan sinar alam atau lampu. Memiliki dua buah objektif dan dua buah okuler,
sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan dua belah mata.
Kekuatan tidak terlalu besar umumnya objektif 1x atau 2x dengan okuler 10x atau
15x (Tim pengajar , 2014).
Menurut Anonim (2014), Beberapa ketentuan dalam hal pemeliharaan mikroskop
adalah sebagai berkut :
1. Mikroskop harus disimpan di tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari uap
asam dan basa.Tempat penyesuaian yang sesuai ialah kotak mikroskop yang
dilengkapi dengan silica gel, yang bersifat higroskopis, sehingga lingkungan sekitar
mikroskop tidak lembab. Selain itu dapat pula diletakkan dalam lemari yang diberi
lampu untuk mencegah tumbuhnya jamur.
2. Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik dapat dibersihkan
dengan menggunakan kain fanel. Untuk membersihkan debu yang terselip di bagian
mikroskop tersebut dapat digunakan kuas kecil atau kuas lensa kamera.
3. Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan dengan
menggunakan tisue lensa yang diberi alkohol 70%. Jangan sekali-kali membersihkan
lensa menggunakan sapu tangan atau lap kain.
4. Sisa minyak imersi pada lensa objektif dapat dibersihkan dengan xilol (xylene).
Pada penggunaan xilol haruslah hati-hati, jangan sampai cairan xilol menempel pada
bagian mikroskop non optik, karena akan merusak cat atau merusak bahan plastik.
5. Sebelum menyimpan mikroskop, bersihkan selalu mikroskop tersebut, terutama
hapus semua minyak imersi di permukaan lensa, sehingga partikel yang halus tidak
menempel dan menggumpal serta mengering. Minyak dan partikel halus pada lensa
dapat mengaburkannya dan menyebabkan goresan. Hal ini menurunkan kemampuan
lensa. Preparat yang tertinggal di atas meja mikroskop merupakan pertanda jelas
suatukelalaian/kecerobohan.
6. Sebelum menyimpan mikroskop, meja mikroskop diatur lagi dan lensa objektif
dijauhkan dari meja preparat dengan memutar alat penggeraknya ke posisi semula,
kondensor diturunkan kembali, lampu dikecilkan intensitasnya lalu dimatikan (kalau
d. Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) 1 daun
e. Daun waru (Hibiscus tiliceus) 1 daun
f. Daun labu (Cucurbita moschata) 1 daun
g. Bawang merah (allium cepa) 1 buah
C. Langkah kerja1. Menyiapkan mikroskop
a. Meletakkan mikroskop di atas meja kerja tepat di hadapan.b. Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel. Jangan menggosok
lensa dengan kain selain kain planel.c. Membuka kotak peralatan dan mengeluarkan cawan petri yang berisi kaca
benda dan kaca penutup. Membersihkan kaca benda dengan kain katun atau kain saring.
d. Di atas meja kerja hanya ada mikroskop, kotak peralatan dengan isinya, buku penuntun dan catatan, bahan-bahan untuk pratikum. Hal lainnya disingkirkan pada tempat lain yang sudah disediakan.
2. Mengatur masuknya cahaya ke dalam tubusa. Memperhatikan keadaan ruangan praktikum, dari mana arah datangnya
cahaya yang lebih terang (dari depan, kiri, atau kanan). Mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut. Membuka diafragma atau memutar lempeng pada posisi lubang sedang. Mengatur posisi mikroskop yang memiliki kondensor mendekati meja sediaan dan menggunakan cermin datar. Untuk mikroskop tanpa kondensor menggunakan cermin cekung.
b. Mengatur posisi revolver sehingga lensa objektif paling pendek menghadap ke meja sediaan sampai bunyi klik.
c. Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10 mm atau tubus turun maksimal.
d. Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata, akan nampak medan bundar putih. Jika terangnya tidak merata, cermin digerakkan sampai terangnya rata. Kalau silau, mempersempit diafragma atau lubang pada lempeng. Jika medan pandang masih kabur berarti
kurang cahaya yang masuk, diafragma dibuka dan gunakan medan lebih besar pada lempeng.
3. Mengatur jarak lensa dengan sediaana. Dengan tangan, pengatur kasar atau makrometer diputar ke arah ibu jari,
tubus turun, apabila jarak objektif dengan meja sediaan mengecil, lakukan hal yang sebaliknya. Mikroskop model lain yang tubusnya miring atau tidak bisa naik turun, maka meja sediaan yang bergerak naik turun apabila makrometer dan mikrometer diputar.
b. Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan di atas meja sediaan sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di tengah lubang meja, menjepit kaca benda dengan penjepit preparat sehingga tidak goyang pada saat pengamatan.
c. Memperhatikan agar jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10 mm. Jika jaraknya terlalu jauh, putar makrometer untuk menurunkan tubus sambil dilihat dari samping ujung objektif mendekati kaca benda sampai maksimun 5-10 mm.
d. Meneropong lewat okuler dengan tangan dalam keadaan sambil memutar makrometer dengan menaikkan tubus perlahan-lahan. Mengamati medan pandang sampai muncul bayangan. Kalau tubus telah diangkat setengah putaran makrometer dan belum juga muncul bayangan, berarti bayangan terlewatkan. Ulangi kembali langkah c, kalau sudah ada bayangan tapi masih kabur, maka meneroponglah terus sambil memutar mikrometer naik atau turun sampai bayangan jelas garis atau batasan-batasannya.
e. Memeriksa kembali perbesaran yang digunakan pada okuler dan objektif.f. Kalau sudah diamati, selanjutnya mengeluarkan preparat.
4. Membuat preparat sederhana
Mengamati serat kapas/kapuk
a. Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan dan memegangnya serata mungkin
b. Menetesi kaca benda dengan air jernih atau air suling satu tetes di tengah-tengah
c. Mencabut satu kerat bahan dengan pinset dan meletakkannya di tengah tetesan air
d. Tangan yang sebelah memegang kaca penutup antara ibu jari dengan telunjuk pada sisi atau pinggir yang berlawanan
e. Sisi kaca penutup disentuhkan pada kaca benda dekat tetesan air dengan kemiringan 450 kemudian melepaskan kaca penutup sehingga tepat menutupi tetesan air. Kelebihan air yang merembes di tepi kaca di serap dengan kertas saring.
f. Memasang preparat yang telah dibuat pada meja sediaan dan mengamatinya seperti langkah a, b,c dan d pada prosedur kerja cara mengatur jarak lensa dengan sediaan.
5. Mengamati perbesarana. Bayangan yang sudah Nampak akan diperbesar lagi. Jangan menyentuh
posisi preparat atau tubus.b. Memutar lensa objektif yang lebih panjang (kuat) hingga tegak lurus
dengan meja sediaan dan terdengar bunyi klik.c. Meneropong sambil memutar micrometer sampai muncul bayangan yang
lebih besar. Mengamati bayangan yang ada!d. Jika gagal menemukan bayangan yang lebih besar. Menaikkan tubus
dengan memutar makrometer berlawanan dengan arah ibu jari. Memutar kembali revolver untuk mendapatkan posisi lensa objektif lemah (pendek) pada posisi semula. Tanpa mengubah posisi preparat mengulangi kembali langkah a,b, dan c pada prosedur cara mengatur jarak lensa dengan sediaan melanjutkan ke langkah a,b, dan c pada prosedur kerja mengamati perbesaran.
e. Apabila akan mengamati bahan yang lain, maka tubus dinaikkan. Lalu mengeluarkan preparat yang sudah diamati dan membersihkan kaca benda dan kaca penutup.
f. Membuat sediaan barug. Pada akhir kegiatan, perhatikan hal-hal berikut:
1. Preparat tidak boleh disimpan diatas meja sediaan, harus dikeluarkan.2. Kaca benda dan kaca penutup yang digunakan untuk preparat basah
harus dibersihkan dengan kertas saring atau lap katun. Simpan dalam cawan petri dan memasukkan kedalam kotak peralatan
3. Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel, tubus diturunkan serendah mungkin.
4. Menyimpan mikroskop dalam kotak mikroskop5. Membersihkan semua peralatan yang telah dipakai dengan lap katun
dan menyimpannya dalam kotak alat.6. Menyimpan peralatan pribadi pada kotak alat untuk dipakai pada
percobaan selanjutnya
7. Sampah dan sisa bahan yang tidak digunakan lagi dibuang di tempat sampah.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Gambar bagian-bagian mikroskop :
Mikroskop Gambar pembanding Keterangan
1. Lensa Okuler
2. Tabung
Mikroskop
3. Revolver
4. Lensa Objektif
5. Meja Preparat
6. Kondensor
7. Diafragma
8. Kaki
Mikroskop
9. Cermin
10. Penjepit Kaca
Preparat
11. Lengan
Mikroskop
12. Mikrometer
13. Makrometer
Hasil pengamatan
N
oGambar pengamatan Gambar kamera Gambar Internet Keterangan
Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda renik yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop terdiri dari komponen-komponen dengan fungsinya berikut :
1. Lensa objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang diamati dan berfungsi menerima bayangan benda yang diamati kemudian membesarkannya.
2. Lensa okuler merupakan lensa yang berada dekat dengan mata pengamat dan berfungsi menerima bayangan dari lensa objektif dan membesarkannya.
3. Makrometer (pengatur kasar), berfungsi sebagai alat penggerak tabung mikroskop (tubus) ke atas atau ke bawah dengan jarak perpindahan yang besar (kasar).
4. Micrometer (pengatur halus), berfungsi sebagai alat penggerak tabung mikroskop (tubus) ke atas atau ke bawah dengan jarak perpindahan kecil (halus).
6. Revolver berfungsi sebagai tempat melekatnya lensa objektif berbagai ukuran dan untuk mengatur perbesaran lensa objektif.
7. Lengan/pegangan mikroskop, Berfungsi untuk memegang mikroskop pada saat memindahkan mikroskop
8. Cermin, berfungsi untuk menangkap dan memantulkan cahaya ke kondensor. Cermin mempunyai dua sisi, sisi cermin datar dan sisi cermin cekung. Cermin data digunakan bila sumber sinar cukup terang dan cermin cekung digunakan bila sumber sinar kurang.
9. Kondensor, berfungsi menghimpun berkas cahaya dari cermin masuk ke lubang meja sediaan.
10. Diagrafma merupakan alat yang dapat dibuka dan ditutup. Diafragma berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk kekondensor.
11. Meja sediaan, berfungsi sebagai tempat meletakkan kaca benda (objek glass).
12. Sengkeling/penjepit berfungsi untuk menjepit kaca benda agar tidak mudah bergeser atau sebagai pengatur letak sediaan.
13. Penggerak mekanis, berfungsi sebgaai alat pengatur letek kaca benda pada meja.
14. Lubang meja sediaan, berfungsi sebagai tempat lewatnya cahaya dari kondensor masuk ke objek glass terus ke lensa objektif.
15. Kaki mikroskop, Bentuk umum dari kaki mikroskop seperti tapal kuda yang berfungsi menopang dan memperkokoh kedudukan mikroskop.
Adapun cara menggunakan mikroskop adalah sebagai berikut:
1.Meletakkan mikroskop pada tempat yang datar dan mudah untuk melakukan pengamatan
2. Menghidupkan lampu atau mencari sumber cahaya untuk mendapatkan pencahayaan yang baik.
3. Meletakkan sediaan/preparat yang akan diamati pada meja sediaan, kemudian dijepit dengan penjepit objek.
4. Memulai pengamatn dengan menggunakan lensa objektif yang rendah terlebih dahulu.
5. Mengatur dengan menggunakan pemutar jarak antara sediaan dengan lensa objektif kira-kira 5 mm. pada mikroskop dengan pembatas, pergeseran akan berhenti pada jarak ini.
6. Melihat melalui lensa okuler sambil menggeser jarak lensa okuler dan sediaan menjauhi hingga sediaan terlihat (sediaan tepat fokus). Jika pada jarak sampai 2 cm sediaan tidak terlihat ini berarti jarak focus terlewati atau sediaan tidak terletak di bawah lensa objektif.
7. Setelah sediaan terlihat gunakan pemutar halur (mikrometer) untuk pengamatn yang jelas.
8. Untuk memperoleh pembesar yang tinggi gunakan lensa objektif yang lebih tinggi dengan cara memutar revolver. Kemudiaan tinggal menggunakan pemutar halus untuk mendapatkan yang lebih baik.
Mikroskop digunakan untuk melihat bagian suatu objek atau preparat. Pada kegiatan ini hal yang pertama kali dilakukan adalah membuat preparat. Caranya adalah sebagai berikut:
1. Menyiapakan bahan yang akan diamati
2. Mengambil sedikit bagian dari bahan tersebut dan diletakkan diatas kaca benda
3. Kaca benda ditetesi air untuk memudahkan pengamatn, lalu ditutup menggunakan kaca penutup/objek glass dengan kemiringan 45° agar tepat menutupi tetesan air sehingga tidak terdapat gelembung.
4. Setelah itu, preparat diamati di bawah mikroskop. Disinilah kemampuan praktikan dibutuhkan dalam menemukan dan melihat bayangan preparat yang diamati. Mulailah dengan perbesaran yang paling rendah. Pada praktikum ini digunakan mikroskop biologi yang memiliki perbesaran yang berbeda-beda yaitu :
a. 4 x 10 , dengan perbesaran total 40
b. 10 x 10, dengan perbesaran total 100
c. 40 x 10, dengan perbesaran total 400
d. 100 x 10, dengan perbesarn total 100
Maksud dari perbesaran 4x, 10, 40, dan 100x adalah perbesaran pada lensa objektif yang digunakan sedangkan perbesaran 10x adalah perbesaran yang digunakan pada lensa okuler.
Setelah melakukan pengamatan terhadap preparat/sediaan yang telah diamati sebagai berikut:
1. Cucurbita Moschata (Daun labu)
Preparat yang dibuat berupa hasil kerokan pada bagian bawah daun labu. Saat diamati dengan perbesaran 10 x 10 terlihat adanya trikoma yang berbentuk seperti jarum yang terdapat pada rambut-rambut gatal permukaanya.
Daun labu atau Cucurbita moschata seperti daun tumbuhan pada umumnnya, warna daun labu adalah hijau, tapi pada daun labu pada pemukaaannya kasar. Daun labu memiliki bentuk sel yang berupa trikoma jarum. Dikatakan trikoma jarum karena pada bagian tepi selnya terdapat tonjolan keluar yang mirip dengan bentuk jarum yaitu memanjang dan berbentuk runcing pada ujungnya (Anonim, 2014)
2. Allium Cepa (Bawang merah)
Preparat yang dibuat berupa irisan tipis dari bawang merah. Saat diamati dengan perbesaran 40 x 10 dapat dilihat bentuk sel dari Allium Cepa yang berbentuk seperti batu bata yang tersusun rapat biasa disebut dengan sel gabus. Pada sel tersebut sangat terlihat jelas inti selnya.
Bentuk sel epidermis bawang merah seperti balok yang disusun miring. Sel
epidermis bawang merah termasuk sel hidup, karena sel bawang merah mempunyai
inti sel, memliki cairan di dalamnya dan ada aktivitas yang terjadi di dalamnya seperti
pertukaran zat dalam sel. cairan yang ada di dalam sel epidermis bawang merah
disebut nukleoplasma. Fungsi cairan nukleoplasma adalah untuk melindungi
vakuola. Bawang merah memiliki struktur yang jauh lengkap dari pada sel mati, yaitu
memiliki, inti sel,dinding sel,kloroplas,membran sel, dan sitoplasma. Sel pada
bawang merah berwarna merah mudah, hal ini di sebabkan karena bawang merah
mengandung plastid yang menghasilkan kloroplas. Adapun epitel pada bawang merah
mempunyai tiga bagian yaitu membran plasma, inti sel, dan sitoplasma. Sel pada
bawang merah dan epitel mempunyai peran yang cukup penting bagi kelangsungan
hidup (Anonim, 2014)
3. Hibiscus Tiliceus (Daun waru)
Preparat yang dibuat berupa irisan yang sangat tipis dan transparan pada bagian bawah daun waru . saat diamati dengan perbesaran 10 x 10 dapat dilihat adanya trikoma yang berbentuk seperti bintang yang memiliki lima cabang dengan satu inti ditengah yang masing-masing ujungnya meruncing seperti jarum. Trikoma pada Daun waru termasuk jenik trikoma non-glandular
Fatimah (2007), menyebutkan bahwa ada beberapa bentuk trikoma non-glandular yaitu:
2.Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiseluler dan memipih secara nyata sekalitidak bertangkai duduk disebut sisik bertangkai rambut berbentuk perisai (peltata)
3.Rambut multiseluler yang berbentuk bintang (stelata) atau berbentuk seperti tepat lilin(kandelabrum) Rambut bintang seperti pada Styrax officinalis dan Hibiscus tiliaceus.
4. Hibicus rosa-sinensis (Daun kembang sepatu)
Perbesaran yang digunakan adalah perbesaran 10 x 10 . setelah diamati dapat terlihat bentuk sel daun kembang sepatu dengan jelas. Bentuk selnya menyerupai bentuk kulit kacang yang diantara kedua selnya terdapat stomata dan juga dapat terlihat dengan jelas sel-sel epidermisnya.
jika dilihat dari susunan stomatanya Hibiscuss Rosa-sinensis termasuk
anomositik. jenis anomositik atau jenis Ranunculaceae merupakan Sel penutup yang
dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dari sel
epidermis lainnya. Jenis ini umum terdapat pada Ranunculaceae, Capparidaceae dan
lain-lain (Murfid, 2012).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa mikroskop
merupakan alat bantu untuk melihat sesuatu yang berukuran sangat kecil (benda
renik) dan mahasiswa sudah mampu mengenali dan mengetahui bagian- bagian
mikroskop dan fungsinya masing-masing, serta mampu dan terampil menggunakan
mikroskop tersebut dengan cepat dan aman untuk melihat sediaan sederhana.
B. Saran
Sebelum memulai praktikum sebaiknya para praktikan sudah menguasai apa
yang akan dipraktikumkan dan ada baiknya jumlah mikroskop setiap kelompok
ditambah agar pada saat praktikum setiap anggota jadi lebih aktif dan bisa
mengefisienkan waktu sebaik mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.Mikroskop.http://id.wikipedia.org/wiki/mikroskop. diakses di Makassar
pada tanggal 16 desember 2014
Anonim.2014.peralatandanprosedurlaboratorium.www.geoccities.wc. diakses di
Makassar pada tanggal 21 desember 2014
Anonim.2014.sejarahmikroskop.http://repository.usu.ac.id diakses di Makassar pada
tanggal 21 desember 2914
Anonim.2014.sel-selepidermis.https://plus.google.com. diakses pada tanggal
21 desember 2014
Bajinjen.2014.jaringantumbuhan.https://bajinjen.wordpress.com. diakses di Makassar
pada tanggal 21 desember 2014
Fatimatuz zahro’.2012.trikoma.https://fazashine07.wordpress.com. diakses pada