I PENGENALAN 1.1 Asal - Usul Dari beberapa catatan diketahui bahwa angsa adalah species unggas yang pertama dijinakkan dan berasal dari species angsa liar yang disebut Graylag (Anser anser) dan angsa liar China (Anser cygnoides). Kedua jenis species angsa tersebut sampai sekarang lebih banyak dijumpai dan sangat luas penyebarannya. Bangsa angsa di Asia dan Afrika umumnya merupakan keturunan Anser cygnoides sedang bangsa angsa di Eropa diturunkan oleh Anser anser. Angsa (Geese) adalah salah satu ternak yang paling awal dimanfaatkan oleh manusia. Di berbagai negara dan wilayah, pemanfaatan angsa beraneka ragam. Di Cina, angsa digunakan oleh orang tua sebagai hadiah bagi anaknya yang baru menikah. Mereka menganggap bahwa angsa adalah perlambang kesuburan dan kesetiaan. Di balik itu, ternyata memang angsa liar adalah hewan yang bersifat monogami. Hewan monogami adalah hewan yang kawin hanya pada satu pasangan. Tetapi karena proses penjinakan (domestikasi) yang dilakukan oleh manusia, angsa tidak lagi bersifat monogami. Angsa sekarang dapat membuahi 4 sampai 5 ekor betina. Seiring dengan perjalanan waktu, angsa tidak hanya dimanfaatkan sebagai hadiah pernikahan. Penggunaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I
PENGENALAN
1.1 Asal - Usul
Dari beberapa catatan diketahui bahwa angsa adalah species unggas yang
pertama dijinakkan dan berasal dari species angsa liar yang disebut Graylag
(Anser anser) dan angsa liar China (Anser cygnoides). Kedua jenis species angsa
tersebut sampai sekarang lebih banyak dijumpai dan sangat luas penyebarannya.
Bangsa angsa di Asia dan Afrika umumnya merupakan keturunan Anser
cygnoides sedang bangsa angsa di Eropa diturunkan oleh Anser anser.
Angsa (Geese) adalah salah satu ternak yang paling awal dimanfaatkan
oleh manusia. Di berbagai negara dan wilayah, pemanfaatan angsa beraneka
ragam. Di Cina, angsa digunakan oleh orang tua sebagai hadiah bagi anaknya
yang baru menikah. Mereka menganggap bahwa angsa adalah perlambang
kesuburan dan kesetiaan. Di balik itu, ternyata memang angsa liar adalah hewan
yang bersifat monogami. Hewan monogami adalah hewan yang kawin hanya pada
satu pasangan. Tetapi karena proses penjinakan (domestikasi) yang dilakukan oleh
manusia, angsa tidak lagi bersifat monogami. Angsa sekarang dapat membuahi 4
sampai 5 ekor betina.
Seiring dengan perjalanan waktu, angsa tidak hanya dimanfaatkan sebagai
hadiah pernikahan. Penggunaan semakin meluas, orang-orang yang tinggal di
belahan bumi utara (di daerah bersalju) pada awal peradaban mereka, bulu-bulu
anghsa digunakan sebagai alas tempat tidur sehingga mereka dapat merasakan
kehangatan. Selain sebagai pengisi bantal atau kasur, bulu angsa juga digunakan
sebagai alat untu menulis pada saat itu. Menggantikan pulpen tentunya. Lemak
yang berasal dari angsa pun digunakan untuk menggosok sepatu mereka.
Angsa adalah jenis unggas yang unik. Bila unggas lain dapat memakan
biji-bijian, lain halnya dengan angsa. Angsa tidak memakan biji-bijian hanya
memakan hijauan. Daya adaptasi angsa juga tinggi, dikondisi yang tidak
memungkinkan angsa dapat merawat dirinya sendiri. Meski angsa suka sekali
berenang dalam kolam, danau, atau rawa-rawa, tetapi untuk bertahan hidup angsa
dapat memanfaatkan reruputan dan gulma yang hidup dimana saja. Kemampuan
angsa untuk membersihkan rerumputan yang merupakan gulma bagi tanaman
pokok sehingga ngsa dijuluki sebagai weeder geese.
Produksi telur per periode atau clutch size tiap spesies tidak berbeda jauh,
semisal angsa Canada clutch sizenya sebesar 4 – 7 butir telur, angsa Bar headed 3
– 6 butir, angsa Western bean 3 – 7 butir, angsa Greylag 4 – 6 butir, sedangkan
untuk type berat produksi telurnya mencapai 20 – 50 butir per musim. Dewasa
kelamin angsa yaitu umur 6 – 7 minggu. Biasanya angsa paling baik dijodohkan
sepasang atau bertiga. Angsa jantan yang perkasa akan puas mendapat jodoh
dengan 4 atau 5 betina. Apabila mereka telah memilih sendiri pasangannya, maka
banyak sekali jantan berpasangan dengan betina yang sama dari tahun ke tahun.
Jumlah telur yang dihasilkan pada tahun kedua lebih banyak dari tahun pertama.
Prosentase keberhasilan penetasannya pun semaikn baik. Induk angsa dapat terus
memproduksi telur hingga umur 10 tahun. Dari hasil penelitian, kemampuan
angsa jantan lebih cepat turun dibanding angsa betina.
1.2 Habitat
Angsa adalah unggas setengah air, sangat mampu untuk hidup dan
berkembangbiak tanpa memerlukan air untuk berenang. Apabila tersedia air angsa
akan menggunakan sebagian waktunya untuk berenang dan beristirahat dalam air,
akan tetapi sebagian besar aktivitas makan berlangsung di daratan. Angsa
biasanya dipelihara dengan cara dilepas begitu saja pada pekarangan rumah atau
ladang. Angsa dapat dilepas atau disebar di padang rumput dengan kepadatan 50-
100 ekor per hektar untuk angsa yang sedang tumbuh, dan kurang lebih 20 ekor
per hektar untuk angsa bibit.
1.3 Taksonomi
Angsa mempunyai nama ilmiah atau nama latin Olor columbianus. Angsa
merupakan salah satu contoh spesies yang termasuk ke dalam ordo natatores.
Berikut ini klasifikasi angsa (Olor columbianus).
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Natatores
Famili : Anatidae
Genus : Olor
Spesies : Olor columbianus
1.4 Tingkah Laku
Angsa tergolong sangat bandel dan relatif mudah tumbuh menjadi besar.
Secara alamiah angsa-angsa mengerami telur-telurnya walaupun sudah
didomestikasi maka sifat mengeram (Mother ability) masih ada kecuali bangsa
Touluuse. Angsa merupakan unggas yang paling cerdas dengan daya ingat yang
kuat. Dalam keadaan liar monogamous dan setelah didomestikasi berangsur-
angsur Polygamous. Pemeliharaan angsa pada umumnya bertujuan untuk produksi
daging dan juga sebagai “Weeder” (pembersih rumput-rumputan yang tidak
berguna) diperkebunan buah atau kapas.
Selain dimanfaatkan sebagai agen biologis yang dapat membersihkan
gulma, angsa juga digunakan sebagai penjaga. Dapat menggantikan peran anjing.
Hal ini dikarenakan, angsa mempunyai kebiasaan untuk berteriak kalau ada hewan
atau orang asing mendekati wilayahnya. Pemanfaatan angsa seperti ini, banyak
dilakukan oleh penduduk Amerika untuk merawat kebun-kebun straberi mereka
dari gulma dan menjaganya agar tidak terjadi pencurian.
Buckland dan Guy (1999) dalam Banau (2013) menjelaskan bahwa angsa
termasuk unggas yang memiliki intelegensia yang cukup tinggi. Angsa dikenal
memiliki daya ingat yang baik dan tidak akan lupa pada seseorang, hewan atau
situasi tertentu sehingga sangat baik dijadikan sebagai hewan penjaga. Angsa
dapat hidup dengan harmonis dan tidak memiliki sifat kanibalisme. Angsa dapat
kembali ke rumah walaupun pergi sejauh 5 km atau lebih. Angsa dapat hidup pada
berbagai kondisi lingkungan, mulai dari yang panas sampai yang dingin. Hanya
saja ketika angsa baru dilahirkan sampai umur 1 minggu angsa harus dijaga dari
suhu udara yang dingin
1.5 Perkembangan Dan Penyebaran
Angsa adalah anggota terbesar dari famili Anatidae, dan merupakan salah
satu burung air terbesar yang dapat terbang. Spesies terbesar dari angsa, yaitu
Angsa Putih, Angsa Trompet, dan Angsa Whooper dapat mencapai panjang 60
inci dan berat 50 pound. Bentangan sayap mereka dapat mencapai panjang tiga
meter. Dibandingkan dengan saudaranya, angsa berleher pendek, angsa berukuran
lebih besar dalam ukuran dan secara proporsional memiliki kaki dan leher yang
lebih besar. Pada angsa dewasa, mereka mempunyai tanda berupa kulit yang tidak
ditutupi bulu di antara mata dan paruh. Angsa jantan dan betina mirip, tidak
menunjukkan sifat dimorfisme seksual. Namun ukuran angsa jantan umumnya
lebih besar dan lebih berat.
Spesies di belahan bumi utara memiliki warna bulu yang putih bersih,
namun angsa di belahan bumi selatan campuran warna hitam dan putih. Angsa
Hitam Australia (Cygnus atratus) berwarna hitam secara keseluruhan kecuali bulu
yang dugunakan untuk terbang pada bagian sayapnya. Angsa hitam muda
berwarna abu-abu cerah. Di Amerika Selatan, Angsa Berleher Hitam memiliki
leher berwarna hitam sesuai namanya. Kaki angsa umumnya berwarna abu-abu
gelap, kecuali dua spesies yang berasal dari Amerika Selatan yang memiliki kaki
berwarna merah muda. Warna paruh bervariasi; spesies subartik memiliki paruh
berwarna hitam dengan campuran warna kuning. Yang lainnya berwarna merah
dan hitam.
Angsa umumnya terdapat di daerah beriklim sedang, jarang terdapat di
daerah tropis. Lima spesies terdapat di belahan bumi utara, satu spesies ditemukan
di Australia dan Selandia Baru, sisanya tersebar di Amerika Selatan. Angsa tidak
terdapat di Asia tropis, Amerika Tengah, bagian utara Amerika Selatan, dan
seluruh Afrika.
Bangsa angsa yang telah dibudidayakan adalah chinese geese. Chinese
geese merupakan salah satu bangsa angsa yang dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan Indonesia (Yuwanta, 1999). Chinese geese berasal dari daerah sekitar
Cina, Siberia dan India. Angsa ini dikembangkan dari swan goose (Bartlett,
1995). Angsa jenis ini merupakan angsa jenis sedang berwarna terang, dengan
berat antara 8-12lbs (4-6 kg), serta dapat dijadikan sebagai penghasil telur yang
baik (Ashton and Ashton, 2005).
Buckland dan Guy (1999) menjelaskan bahwa ada dua varietas angsa
chinese, yaitu white chinese geese dan brown chinese geese, namun white chinese
geese yang lebih popular. White chinese geese memiliki shank, paruh dan knob
yang berwarna orange sedangkan brown chinese geese memiliki shank orange
namun paruh dan knobnya berwarna hitam atau hijau sangat tua. Knob dapat
dijadikan sebagai identifikasi jenis kelamin ketika usia 6-8 minggu, dan tidak
mungkin sebelum itu. Knob pada jantan lebih besar daripada knob pada betina.
Chinese geese memiliki bobot yang relatif lebih kecil apabila dibandingkan
dengan angsa bangsa lain.
Angsa chinese memiliki produksi telur yang tinggi, yaitu mencapai 100
butir telur selama 5 minggu masa bertelur sedangkan bangsa angsa yang lain
produksinya hanya mencapai 40-60 butir telur. Telur angsa chinese memiliki
bobot yang ringan apabila dibandingkan dengan bangsa angsa yang lain. Bobot
telur angsa chinese rata-rata 120 g/butir sedangkan bangsa angsa yang lain bobot
telurnya dapat mencapai 140-210 g/butir.
II
CIRI FISIK, ANATOMI, DAN MORPHOLOGI
2.1 Ciri Fisik, Anatomi dan Morphologi Angsa
Angsa merupakan salah satu jenis unggas yang memiliki beberapa
keunggulan, diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki efisiensi pakan
yang tinggi dengan konversi pakan yang rendah, serta memiliki daya tahan
terhadap penyakit yang tinggi dibandingkan dengan jenis unggas yang lainnya.
Selain memiliki kelebihan yang telah dijelaskan di atas, angsa pun memiliki
kelemahan yaitu 1) siklus reproduksi yang lambat, 2) reproduksi tergantung pada
musim, serta 3) perilaku kawin secara monogami (Yuwanta, 1999). Meskipun
angsa termasuk kedalam kelompok unggas, namun perilaku makannya lebih mirip
ruminansia daripada unggas. Paruh dan lidahnya memudahkannya untuk
merumput (Nowland dan Bolla, 2005).
Dilihat dari bentuk luarnya, angsa berada diantara itik dan undan (swan).
Setiap jenis unggas memiliki ciri-ciri fisik atau bentuk luar yang berbeda-beda
satu sma lain, tetapi secara umum angsa memiliki leher yang panjang dan
didaerah pipi (lore) berbulu. Dalam keadaan liar (feral) warna bulu anatara jantan
dan betina sama, kecuali pada beberpa bangsa tetentu saja yang berbeda.
Paruh dan lidah angsa teristimewa dilengkapi untuk merumput. Paruhnya
merupakan pinggir yang bergerigi tajam diperlukan untuk memotong dan
memisahkan rumput dan jaringan tumbuh-tumbuhan lainnya secara mudah. Ujung
lidahnya ditutupi dengan penonjolan-penonjolan keras menyerupai rambut
mengarah ke tenggorokan, yang secara cepat membawa potongan-potongan
rumput dan tumbuh-tumbuhan lain ke dalam tenggorokan. Lapisan kasar pada
ujung lidah tersebut memungkinkan angsa menggigit rerumputan dan tumbuh-
tumbuhan lebih dekat ke tanah dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan
domba. Karena hal tersebut, penggembalaan berlebihan harus dihindari, menjaga
agar tanah menjadi gundul.
Angsa sebenarnya tidak mempunyai tembolok untuk menyimpan
makanannya: yang dimilikinya adalah pelebaran pada ujung kerongkongan
proksimal terhadap empedal yang berfungsi sebagai alat penyimpanan makanan
sementara.
III
FASE PERTUMBUHAN
31. Fase Pertumbuhan Angsa
Pertumbuhan terjadi melalui dua fase besar yaitu prenatal dan postnatal.
Prenatal merupakan proses pembentukan organ-organ tubuh, sedangkan postnatal
merupakan proses peningkatan ukuran dan sistem dari kematangan tubuh dan
perkembangannya (Herren, 2000). Fuller (2004) menyatakan bahwa pertumbuhan
jaringan dimulai dari pertumbuhan tulang, otot dan terakhir lemak.
Pertumbuhan pada ternak berlangsung cepat sejak lahir sampai mencapai
dewasa tubuh, yang mana tulang dan jaringan otot tumbuh secara teratur. Setelah
ternak mencapai dewasa kelamin, pertumbuhan tetap berlanjut meskipun
kecepatan pertumbuhan lebih lambat. Pertumbuhan otot dan tulang akan berhenti
saat dewasa tubuh. Dewasa tubuh merupakan fase yang menunjukan bahwa ternak
telah mencapai rataan pertumbuhan dan efisinsi pakan terbesar (Herren, 2000).
Lawrie (2002) menyatakan bahwa proporsi tulang akan semakin menurun ketika
umur hewan semakin tua.
Fase pertumbuhan dibagi kedalam dua fase, fase pertama adalah fase yang
memiliki karakteristik pertumbuhan yang pesat yaitu umur satu hari sampai empat
minggu. Fase kedua adalah fase antara umur lima sampai delapan minggu dengan
pertumbuhan yang lebih lambat daripada fase pertama (Labatut, 1999). Periode
stater angsa akan berakhir pada umur empat minggu dan akan memasuki periode
grower sampai umur 36 minggu (Yuwanta, 1999). Bobot badan angsa akan
meningkat mencapai 50% sampai umur dua bulan (Nowland dan Bolla, 2005).
Buckland dan Guy (1999) menjelaskan bahwa angsa akan mencapai bobot badan
1,68 kg, 4,20 kg, 5,74 kg dan 7,1 kg pada saat umur 3, 6, 9 dan 12 minggu. Angsa
umur 12-14 minggu mempunyai bulu-bulu pendek yang banyak dan sulit untuk
dicabut dan dibersihkan.
Setelah melewati umur 14 minggu bulunya akan semakin membaik dan
sempurna (Dinas Peternakan Jawa Timur, 2006). Pernyataan ini bertentangan
dengan pendapat Yuwanta (1999) yang menyatakan bahwa angsa akan memiliki
bulu dengan kualitas yang baik pada umur 100-110 hari dan beberapa varietas lain
dapat dicapai pada umur 50 hari. Berbeda pula dengan pendapat Buckland dan
Guy (1999), menurutnya bulu angsa akan sempurna pada umur lima minggu.
IV
TIPE DAN BANGSA
Berbeda dengan ayam atau itik, maka penggolongan angsa didasarkan
pada ukuran badan dan tujuan pemeliharaan karena pada umumnya tujuan
pemeliharaan adalah produksi daging. Di luar negeri terdapat beberapa bangsa,
sedangkan di Indonesia hanya terdapat satu bangsa yaitu Bangsa Chinese. Adapun
Tipe dan Bangsa angsa adalah :
Tipe berat : 8.200 – 11.800 gram (African, Emden, Tolouse)
Tipe sedang : 4.500 – 8.200 gram (Buff, Canada, Chinese, Pilgrim, Sabastopol)
Tipe ringan : 2.000 – 2.500 gram ( Egyptian)
A. Tipe Berat
African
Standar berat badan ♀ : 8,2 kg, ♂ : 9,1 kg.
Kepala berwarna coklat muda dengan jambul
hitam, paruh hitam, mata coklat tua.
Warna bulu coklat muda (punggung dan
sayap), warna lebih terang pada leher, dada,
tubuh bawah.
Produksi telur baik, tumbuh cepat, masak dini.
Kurang disukai sebagai pedaging karena
finfeather hitam.
Emden
spesies burung angsa berasal dari Hanover
Jerman.
Prodiksi telur baik, 35 – 40 butir.
Mereka lebih tenang daripada spesies
burung angsa lain.
Bibir adalah warna oranye terang.
Kaki dipenuhi dengan bulu putih.
Berat badan angsa jantan bisa mencapai 14
kg dan angsa betina 9 kg
Tolouse
Spesies ini berasal dari Perancis.
Bibir dan kaki berwarna oranye.
Leher perut dan ekor berwarna putih.
Badan lebar dan dalam, bulu longgar.
Mata coklat gelap.
Warna bulu punggung abu – abu tua, bagian
– bagian tubuh lain berwarna lebih muda,
bagian abdomen berwarna putih.
Berat badan angsa jantan bisa sampai 14 kg
dan betina adalah 9 kg.
B. Tipe Sedang
Buff
Standar berat badan ♀ : 7,3 kg, ♂ : 8,2 kg.
Warna dark buff (kekuningan) pada punggung, light buff pada dada dan putih