Top Banner
ANESTESI SPINAL
35

Anestesi SpinaL

Oct 25, 2015

Download

Documents

farahamsia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Anestesi SpinaL

ANESTESI SPINAL

Page 2: Anestesi SpinaL

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. NKelamin : ♂Umur : 68 thnAgama : IslamAlamat : Jl. Nusa indah, Kel. Malaka jaya

Jakarta-TimurTgl Operasi : 01 April 2010

Page 3: Anestesi SpinaL

II. ANAMNESA

Keluhan Utamasaat buang air kecil terasa sakit

Riwayat Penyakit DahuluDiabetes melitus : DisangkalHipertensi : Disangkal Penyakit jantung : Disangkal Asma : DisangkalAlergi obat : Disangkal

Page 4: Anestesi SpinaL

Riwayat kebiasaanMerokok : disangkalAlkohol : disangkalMorfin : disangkal

Riwayat OperasiTahun 2005 pernah operasi prostat Pernah operasi buri prostat dengan PSA meningkat

Page 5: Anestesi SpinaL

III. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Compos mentis Tanda Vital

Tekanan Darah : 145/90 mmHgFrekuensi Nadi : 90 kali/menitFrekuensi Nafas : 12 kali/menitSuhu : 36ºC

Kepala : Dalam batas normal Rambut : Dalam batas normal Kulit : Dalam batas normal Mata : Dalam batas normal THT : Dalam batas normal

Page 6: Anestesi SpinaL

Gigi dan mulut : Dalam batas normal Leher : Dalam batas

normal Toraks : Dalam batas

normal Jantung : Dalam batas

normal Paru : Dalam batas normal Abdomen : Dalam batas

normal Ekstermitas : Dalam batas

normal

Page 7: Anestesi SpinaL

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Hb : 11,4 g/dL Ht : 35 % BT : 2 menit CT : 4 menit SGOT : 40 U/L SGPT : 34 U/L

Lainnya

EKG : dbn Fungsi Paru : dbn Foto Thorak: dbn

Page 8: Anestesi SpinaL

Biopsi prostat Lobus

kanan :

Hipertrofi

Prostat

Lobus kiri :

Hipertrofi prostat

dari fokus adenoma

prostat

Bone scan :

Metastasis pd

cervikal VII – Lumbal

V sacrum

Page 9: Anestesi SpinaL

V. KESIMPULAN

Diagnosa bedah Ca. Prostat

Rencana operasiSOB + TUR

Diagnosa anestesiASA I

Tekhnik AnestesiSPINAL Anestesi

Page 10: Anestesi SpinaL

VI. PERSIAPAN PRE-OPERASI

Visite pre operasi Informed consent Pasien dipuasakan (makan dan

minum) selama 6-8 jam Anamnesa singkat meliputi BB, umur,

riwayat asma, Pemeriksaan fisik Pemakaian baju operasi yang telah

disediakan Pasien dibawa ke kamar operasi

dalam posisi tidur terlentang di pasang infus

Page 11: Anestesi SpinaL

PERSIAPAN ALAT ANESTESI Peralatan monitor mesin anestesi

EKG monitor Sfigmomanometer digital Oksimter/saturasi

Peralatan resusitasi Jarum spinal dengan ujung tajam atau

dengan ujung pensil Jarum spinal no.26 G Bantalan kassa + salep antibiotik Plester Infus set

Page 12: Anestesi SpinaL

Bahan-bahan untuk mensterilkan area anestesi

Cairan antiseptik betadine Cairan antiseptik alkohol

Obat-obat yang digunakan Bupivacain 15 mg + Catapres 75 + Morphin 0,1 Ondansetron 8 mg Ceftriakson 8 mg

Obat emergency Sulfas atropin Ephedrin Lidokain

Page 13: Anestesi SpinaL

VII. PELAKSANAAN ANESTESI Pukul 09.50

Pasien dibaringkan di meja operasi, dipasang monitor EKG, manset sfigmomanometer, dilakukan pemeriksaan tanda vital, dipasang infus Asering 5.

Pukul 10.00Pasien didudukkan dengan posisi punggung maksimal sehingga prosesus spinosus mudah teraba. Tentukan perpotongan antara garis yang menghubungkan kedua krista iliaka dengan tulang punggung yaitu L4 atau L5 sebagai tempat tusukan anestesi.

Page 14: Anestesi SpinaL

Tempat tusukan disterilkan dengan betadine dan alkohol.

Dilakukan anastesi spinal dengan jarum spinal nomor 26 G dengan cara tusukan median menggunakan penuntun jarum yaitu jarum suntik biasa semprit 5 cc

Page 15: Anestesi SpinaL

Setelah LCS keluar, dipasang semprit berisi obat dan obat dapat dimasukkan pelan-pelan (0.5 ml/dtk) diselingi aspirasi sedikit

Setelah yakin anastesi berhasil, pasien diletakkan dan ditanya apakah kaki sudah terasa berat dan kesemutan

Pasien pada posisi fowler untuk pemasangan kateter

Page 16: Anestesi SpinaL

Pukul 10.05Diberikan narvoz (ondansetron) 8 mg, untuk mencegah mual muntah

Pukul 10.10

diberikan ceftriaxon 1 gr, (antibiotik)

Pukul 10.20Operasi TUR dimulai

Pukul 11.15Operasi TUR selesai

Page 17: Anestesi SpinaL

Pukul 11.15diberikan furosemid 20 mg

Pukul 11.25Operasi SOB dimulai

Pukul 12.25Operasi SOB selesai

Pukul 12.45setelah semua peralatan dilepaskan pasien dibawa ke recovery room

Page 18: Anestesi SpinaL

TERAPI CAIRAN

Berat badan : 55 kg Maintenance / kebutuhan cairan pasien :

4 x 10 = 402 x 10 = 201 x 35 = 35 +

95 cc Puasa : (pasien puasa dari jam 02.00 wib 01

April 2010 total puasa 6 jam)6 x 95 = 570 cc

Stres operasi : Bedah ringan = 4 cc/kgBB4 x 55 = 220 cc/jam

Page 19: Anestesi SpinaL

Kebutuhan cairan pada jam I :Maintenance + 50 % Puasa + Stres operasi = 95 + 285 + 220 = 600 cc

Kebutuhan cairan pada jam II :Maintenance + 25 % Puasa + Stres operasi = 95 + 143 + 220 = 458 cc

Total cairan masuk : 1000 cc

Page 20: Anestesi SpinaL

Tiba di ruang recovery : 12.50 WIB, dipasang monitor tekanan darah dan nadi

Kesadaran : Compos mentis, dapat dibangunkan.

Pernafasan : Spontan, pasien dapat nafas dalam

Tekanan darah : 126 / 75 mmHg

Nadi : 65 x / menit

Page 21: Anestesi SpinaL

Penilaian pulih sadar : Kesadaran : 2 Pernafasan : 2 Tekanan darah : 2 Aktivitas : 1 Warna kulit : 2 + Jumlah nilai pulih sadar : 9

Kesimpulan : Pasien diperbolehkan pindah keruang perawatan

Page 22: Anestesi SpinaL

NILAI 2 1 0

Kesadaran Sadar, orientasi baik

Dapat dibangunkan

Tidak dapat dibangunkan

Warna Kulit Merah muda tanpa oksigenasi SaO2 > 92%

pucat/kehitaman perlu SaO2 > 90%

Sianosis dengan oksigenasi SaO2 tetap < 90%

Aktivitas 4 ekstremitas dpt digerakan

2 ekstremitas yg dpt digerakan

Tak ada ekstremitas yg dpt digerakan

Respirasi Dpt bernapas dalam dan batuk

Napas dangkal dan sesak

Apnoe/obstruksi

Tekanan Darah Perubahan tekanan darah <20%

Perubahan tekanan darah 20-30%

Perubahan tekanan darah >50%

Page 23: Anestesi SpinaL

PEMBAHASAN

Pada kasus ini dilakukan anestasi regional (spinal) yang merupakan pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang subarakhnoid dengan cara menyuntikkan anestetik lokal dalam ruang subarakhnoid.

Alasan pemilihan teknik anestesi regional (spinal) pada pasien ini, antara lain : operasi pada ekstremitas bawah pasien tidak menolak setelah diberikan

penjelasan mengenai teknik anestesi spinal yang akan dilakukan

tidak adanya kelainan pada tulang punggung dan daerah tempat suntikan

operasi diperkirakan berlangsung ± 2 – 3 jam

Page 24: Anestesi SpinaL

Perlengkapan anestesi yang dipersiapkan:- Keperluan untuk teknik anestesi spinal- Alat resusitasi dan anestesi umum.

Bertujuan mengantisipasi kemungkinan terjadinya kegagalan dari anestesia spinal atau mengantisipasi jika terjadi komplikasi spinal total, maupun jika tenyata operasi berlangsung lebih lama dari perkiraan (efek obat anestesi spinal habis), maka anestesi umum dapat dilakukan.

Page 25: Anestesi SpinaL

OBAT-OBAT YANG DIPERGUNAKAN

Bupivakain HCL anastetik golongan amida dengan mula kerja lambat dan masa kerja panjang. Untuk anestesi spinal dipakai larutan 0.5%

Dosis spinal anestesi: - Perineum,tungkai bawah : 7,5-15mg- Abdomen bawah : 15-20mg- anak – anak : 0,5 mg/kgBB,

dengan min 1 mg Onset : 5-8menit Lama kerja : 1.5-2 jam Eliminasi : Hati, paru. Efek samping : Hipotensi

bradikardi, sakit kepala.

Page 26: Anestesi SpinaL

MORFIN analgesik opioid yang bekerja pada susunan syaraf pusat dan organ yang mengandung otot polos. Efek morfin pada system syaraf pusat mempunyai dua sifat yaitu depresi dan stimulasi. Digolongkan depresi yaitu analgesia, sedasi, perubahan emosi, hipoventilasi alveolar. Stimulasi termasuk stimulasi parasimpatis, miosis, mual muntah, hiper aktif reflek spinal, konvulsi dan sekresi hormone anti diuretika (ADH)

Page 27: Anestesi SpinaL

Efek analgesi morfin timbul berdasarkan 3 mekanisme :

(1)morfin meninggikan ambang rangsang nyeri (2)morfin dapat mempengaharui emosi, artinya

morfin dapat mengubah reaksi yang timbul dikorteks serebri pada waktu persepsi nyeri diterima oleh korteks serebri dari thalamus

(3)morfin memudahkan tidur dan pada waktu tidur ambang rangsang nyeri meningkat

Page 28: Anestesi SpinaL

Efek samping : depresi pernafasan, nausea, vomitus, dizzines, mental berkabut, disforia, pruritus, konstipasi kenaikkan tekanan pada traktus bilier, retensi urin, dan hipotensi.

Dosis : 0,1-0,2 mg/ kg BB.

Page 29: Anestesi SpinaL

Ethiferan ( Metoclopramid) mencegah mual-muntah

Dosis : 0,25mg/kgBB. Lama kerja :1-2 jam. Efek samping : gelis, mengantuk, reaksi

ekstrapiramidal. Mekanisme yang pasti dari sifat antiemetik

metoklopramida tidak jelas, tapi mempengaruhi secara langsung CTZ (Chemoreceptor Trigger Zone) medulla yaitu dengan menghambat reseptor dopamin pada CTZ.

Page 30: Anestesi SpinaL

Metoklopramida meningkatkan ambang rangsang CTZ dan menurunkan sensitivitas saraf visceral yang membawa impuls saraf aferen dari gastrointestinal ke pusat muntah pada formatio reticularis lateralis.

Page 31: Anestesi SpinaL

TINJAUAN PUSTAKA

Anestesia spinal diperoleh dengan cara menyuntikkan anestetik lokal ke dalam ruang subarakhnoid.

Page 32: Anestesi SpinaL

INDIKASI

Bedah ekstremitas bawah Bedah panggul Tindakan sekitar rektum – perineum Bedah obstetri – ginekologi Bedah urologi Bedah abdomen bawah Peda bedah abdomen atas dan bedah

pediatri biasanya dikombinasikan dengan anestesia umum ringan.

Page 33: Anestesi SpinaL

KONTRAINDIKASI

Pasien menolak Infeksi pada tempat

penyuntikan Hipovolemia berat, syok Koagulopati atau

mendapat terapi antikoagulan

Tekanan intrakranial meninggi

Fasilitas resusitasi minim Kurang pengalaman /

tanpa didampingi konsultan anesthesia

Infeksi sistemik (sepsis, bakteremi)

Infeksi sekitar tempat suntikan

Kelainan neurologis Kelainan psikis Bedah lama Penyakit jantung Hipovolemia ringan Nyeri punggung kronis

ABSOLUT RELATIF

Page 34: Anestesi SpinaL

KOMPLIKASI

Hipotensi berat Bradikardi Hipoventilasi Trauma pembuluh

darah Trauma saraf Mual-muntah Blok spinal tinggi

atau spinal total

Nyeri tempat suntikan

Nyeri punggung Sakit kepala spinal

(pasca pungsi) Retensio urin Arakhnoiditis dan

meningitis

Yang mungkin terjadi Pasca tindakan

Page 35: Anestesi SpinaL