2.1 Anestesi Infiltrasi untuk Rahang Atas dan Rahang
BawahAnastesi dilakukan dengan mendeponirkan cairan anastesi
disekitar apeks gigi yang akan dicabut di sisi bukal pada sulkus,
adanya porositas pada tulang alveolar menyebabkan cairan anastesi
berdifusi menuju saraf pada apeks gigi. Anestesi infiltrasi adalah
hilangnya rasa sakit pada daerah yang terbatas dengan cara
disuntik. Indikasi penggunaan anestesi infiltrasi ini adalah untuk
pencabutan molar sulung yang sudah mengalami resorbsi sehingga
goyang, dan pencabutan gigi sulung yang persistensi. Tahap
melaksanakan infiltrasi anastesi:1) Muccobuccal fold diulas dengan
yodium.2) Jarum masukkan dengan sudut 450 pada Muccobuccal fold
atau 1 1 menit dari leher gigi, bevel jarum menghadap tulang,
sampai menyentuh tulang.3) Tarik 1-2 mm, kemudian jarum sejajarkan,
sampai menyentuh tulang dekat regio periapikal gigi yang
bersangkutan.4) Keluarkan anastetikum 1 cc dengan pelan-pelan,
penyuntikan yang terlalu cepat menyebabkan obat anastesi menyebar
ke daerah yang lebih luas sehingga hanya terjadi anastesi ringan.5)
Untuk anastesi daerah palatinal, tusukan pada mukosa palatinal +
1/3 dari jarak pinggiran gusi gigi yang akan dicabut. 6) Tekan
sedikit waktu jarum ditusukkan, kemudian keluarkan obat anastesi
0,52.1.1 Infiltrasi bukal maksila / mandibulaMenggunakan tahap 1- 6
seperti diatas, anastetikum dideponir pada sulkus bukal 2cc untuk
pencabutan molar satu sulung. Sambil jarum ditarik deponir kembali
anastestikum 0,2 cc untuk memperoleh matirasa maksimum. Bukal
infiltrasi 0,5 1,0 cc cukup untuk menganastesi jaringan lunak
sekitar gigi yang akan dicabut.2.1.2 Palatal anastesiInjeksi
langsung ke palatal pada sebagian anak dapat menimbulkan rasa sakit
dan tidak nyaman, untuk meminimaliskannya gunakan topikal anastesi
yang diaplikasikan menggunakan cotton bud dan tekanan ringan pada
lokasi yang akan disuntik sambil memasukkan jarum suntik. Namun
cara ini tidak selalu berhasil. Cara lain adalah menggunakan jarum
suntik pendek. Jarum dimasukkan melalui papila interdental dengan
sudut 90 ke permukaan. Jarum didorong ke palatal ke arah bukal
papila sambil mendeponir anastetikum, dilakukan pada sisi mesial
dan distal dari gigi yang akan dicabut.2.1.3 Maksilari Anastesi :
Insisivus Dan KaninusTeknik supraperiosteal digunakan untuk
anastesi gigi depan sulung. Injeksi pada anak dibuat lebih dekat ke
gingiva margin dibandingkan pasien dewasa dan anastetikum dideponir
dekat ke tulang alveolar menuju apeks gigi. Anestesi lokal untuk
infiltrasi yang biasa digunakan adalah golongan ester, seperti
prokain, golongan non ester seperti lidokain dan prilokain yang
dapat juga ditambah vasokonstriktor.
2.6 Anastesi Blok meliputi Maksila dan MandibulaAnastesi Blok
adalah hilangnya rasa sakit pada suatu daerah tertentu karena
pemberian anastesi pada pusat saraf.Ada dua teknik anastesi blok
yaitu secara langsung, Single path technic atau Straight line
technic dan secara tidak langsung : Fisher technic atau metoda
1,2,3. Indikasinya adalah pencabutan gigi molar sulung yang akarnya
belum teresorpsi dan pencabutan molar tetap. 2.6.1 MaksilaPada
anak-anak, bidang alveolar labio bukal yang tipis umumnya banyak
terpeforasi oleh saluran vascular.Teknik Anastesi Blok (Pediatric
Anasthesi)1) Nervus V2 maksila infraorbitalIndikasi dilakukan pada
bedah endoskopik sinus , perbaikan cleft lif, rhinoplasty, laserasi
pada wajah.Persiapan 3 mL syringe, 2 mL0,25% bupivacaine dengan
1:200.000 epinefrin, jarum berukuran 27 gauge.Teknik intraoral
yaitu dengan lokasi pada foramen yang dipalpasi, belokan jarum
berukuran 27 gauge sebesar 30 , demikian juga pada bibir atas pada
daerah premolar pertama dalam subsulcal groove, penarikan jarum kea
rah landmark dan injeksi pada anastesi local, gunakan
tekanan.Komplikasi hematoma, intraforaminal, injeksi intravascular
jarang terjadi pada komplikasi anastesi blok.2) Nervus Palatinus
MayorV2 : Maxillary Nervus Palatinus MayorIndikasi perbaikan cleft
Palate . Persiapan yang dilakukan diantaranya yaitu 3-mL syringe,
2mL 0,25% bupivicaine dengan 1:200.000 epineprin, jarum berukuran
27 gauge.Teknik yang dilakukan lokasi pada foramen medial dan
anterior molar ke dua, masukkan jarum berukuran 27 gauge, ke dalam
mukosa dan masukkan 1 mL anastesi local pada setiap tempat.
Komplikasi intracanal dan intraneural injeksi.2.6.2 MandibulaTeknik
tidak berbeda dengan anastesi blok pada orang dewasa, hanya harus
diingat ramus ascendens lebih pendek dan sempit / cekung dalam arah
anteroposterior, foramen mandibula lebih dangkal (belum dalam)
disbanding pada orang dewasa. Pada anak berada dibawah oklusi .
Foramen mentale selalu pada garis dekat ramus , 2/3 permukaan
anterior yang konkaf. Pemasukan jarum lebih dekat beberapa mm pada
oklusal plane disbanding dengan orang dewasa. Dalamnya, masuk jarum
cm lebih pendek dari oranf dewasa. Obat suntik : - 1 cc untuk
nervus alveolaris inferior cc nervus lingualis Pencabutan molar
tetap pada anak sama seperti orang dewasa nervus alveolaris
inferior harus diblok . Foramen mandibula pada anak terletak
setingkat dibawah dataran oklusal gigi sulung , oleh karena itu
injeksi dibuat lebih rendah dan lebih posterior daripada pasien
dewasa.
Foramen Mandibula Pada orang dewasa Pada anak letaknya lebih ke
bawahTeknik : Ibu jari berada diatas permukaan oklusal gigi molar,
dengan ujung ibu jari berada pada tepi oblingua interna. Syringe
diletakkan pada dataran gigi molar sulung pada sisi berlawanan dari
gigi yang akan dianastesi. Ukuran rahang yang lebih kecil
mengurangi kedalaman jarum berpenetrasi pada anastesi blok
(mandibular anastesi).
Gambar. Penyuntikan pada mandibula dibantu dengan ibu jari dan
jari tengah sebagai stabilisasi, ketika melakukan injeksi kea rah
nervus alveolaris inferior Kedalaman insersi masuknya jarum
bervariasi 15 mm sesuai ukuran mandibula perubahan proporsi
tergantung pasien .
Gambar. Perkembangan Foramen MandibulaAnastetikum di deponir
sedikit ketika jarum telah masuk ke jaringan , jarum dimasukkan
menuju foramen mandibula dan anastetikum di deponir . Anastetikum
untuk nervus alveolaris inferior 1ml, dan untuk nervus bukal
sejumlah anastetikum di deponir cc saat penarikan jarum setelah
melakukan blok anastesi nervus alveolaris inferior, maka nervus
alveolaris akan teranastesi .
Gambar. Anastetikum dideponir sekitar nervus alveolaris
inferiorGambar. Untuk menganastesi nervus sepanjang bukal, sejumlah
kecil anastetikum di deponir pada lipatan mukosa muko bukal molar
satu tetap
Tata Cara Pencabutan Gigi Sulung1. Posisi OperatorDengan
pengenalan sistem four handed dentistry, operator harus melakukan
ekstraksi dalam posisi duduk, setelah mengambil posisi yang benar
tergantung pada kuadran mana dia bekerja.
Kuadran kanan dan kiri maksila serta kuadran kiri mandibula (
Regio V, VI, VII) : Operator berada pada posisi di depan sampai ke
samping pasien (arah jam 7 sampai arah jam 9)
Kuadran kanan mandibula (Regio VIII) : operator pada posisi di
belakang sampai di samping pasien (arah jam 9 sampai jam 11)
Armamentarium ekstraksi dan posisi operator (Sumber: textbook of
pedodontic Shoba Tandon, 2008)
2. Teknik Pencabutan gigiArah gaya dasar untuk ekstraksi gigi
sulung :6 gigi anterior maksila dan mandibula : tekanan ke arah
labial dengan rotasi ke arah mesial dan keluar ke arah labial.Molar
maksila dan mandibula : penekanan ke arah lingual, kemudian ke arah
bukal dengan penekanan yang lebih kuat ke arah bukal kemudian
keluar ke arah bukal.
Sumber: textbook of pedodontic Shoba Tandon, 2008Gigi Anterior
Maksilla :Bagian melintang dari akar gigi ini membulat. Gaya
pertama diberikan ke arah apikal kemudian tekanan ringan ke arah
lingual. Tekanan yang sedikit ini melebarkan tulang gingival bagian
lingual. Gaya berikutnya adalah gerakan berlawanan arah jarum jam
yang melonggarkan gigi dengan gerakan yang melepaskan. Kemudian,
diteruskan dengan gaya ke arah labial, yang akan melepaskan gigi
dari soketnya. (Shoba Tandon, 2008)Gigi anterior maksilla memiliki
akar tunggal yang cenderung conical. Hal ini menyebabkan gigi
cenderung memiliki resiko fraktur rendah dan mendukung gerakan
rotasi. Tang A no 1 digunakan untuk ekstraksi gigi anterior
maksilla. (Pinkham, 1999)Gigi Molar sulung Maksilla :Karena akar
palatal melengkung, gerakan untuk pencabutan gigi diarahkan ke
palatal dengan tekanan ringan. Tekanan ringan diaplikasikan dengan
tujuan agar tidak sampai mematahkan akar palatal yang melengkung.
Kemudian diteruskan dalam satu gaya ke arah bukal, gigi menjadi
longgar dan gerakan berlawanan arah jarum jam mengeluarkan gigi
dari soketnya. (Shoba Tandon, 2008)
Gigi molar maksilla berbeda dengan gigi permanen. Ketinggian
konturnya lebih dekat ke cementoenamel junction dan akarnya lebih
divergen dan diameternya lebih kecil. Karena struktur akar melemah
saat erupsi gigi permanen, sering terjadi fraktur akar saat
pencabutan gigi maksilla. Hal lain yang harus diperhatikan adalah
hubungan antara molar sulung dengan mahkota premolar yang akan
tumbuh. Apabila akar mengelilingi mahkota premolar, bukan mustahil
premolar ikut tercabut bersama molar sulung. (Pinkham, 1999)Setelah
perlekatan epithelial dipisahkan, elevator 301 lurus digunakan
untuk luksasi gigi dan ekstraksi diselesaikan dengan tang universal
maksilla no 150S. (Pinkham, 1999)