-
PENCEGAHAN dan PENANGANAN PADA ANEMIA dan CACINGAN
NAMA
NIM
Fazry Arzun Arasy
34403714038 / I B
Feti Liszayanti
34403714041 / I B
Gilang Pranata
34403714044 / I B
Imam Fatkhu R
34403714047 / I B
Imam N F
34403714050 / I B
Istiqamah
34403714053 / I B
Ixmaludin A F
34403714056 / I B
Kartika W M
34403714059 / I B
Kiki
34403714062 / I B
Lina
34403714065 / I B
Lusi L
34403714068 / I B
Maratus S
34403714071 / I B
Mely
34403714074 / I B
-
GIZI Gizi merupakan zat -zat yang masuk ke tubuh yang berguna
untuk memelihara fungsi tubuh, menyediakan energi tubuh dan
mengatur berbagai proses di dalam tubuh. Gizi diartikan proses
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal organ tubuh serta menghasilkan tenaga (Djoko
Pekik Irianto,2006:2)I Dewa Nyoman Suparisa dkk ( 2002:17 18) Gizi
adalah proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ
organ serta menghasilkan energi.
-
ANEMIA1. Pengertian Anemia Anemia merupakan keadaan di mana masa
eritrosit dan atau masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi
fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan ( Handayani dan
Hariwibowo, 2008). Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai
hemoglobin, hematokrit, atau jumlah eritrosit permili meter kubik
lebih rendah dari normal ( Dallman dan Mentzer, 2006 ). Menurut
Ahmad Syafik dkk ( 2008) Anemia didefinisikan sebagai kadar Hb yang
rendah akibat kondisi patologis. Sedangkan menurut dkk ( 1998 )
Anemia menurut Anie Kurniawan dkk ( 1998 ) didefinisikan sebagai
kadar Hb rendah yang kurang dari normal.
-
2. Gejala gejala Anemia Menurut Anie Kurniawan dkk, gejala
gejala anemia adalah sebagai berikut:a. Lesu, lemah, letih, lelah,
lunglai ( 5 L)b. Mengeluh pusing dan mata berkunang kunangc. gejala
lebih lanjut kelopak mata, lidah , bibir, kulit dan telapak tangan
pucat.
-
Menurut Handayani dan Haribowo ( 2008 ), gejala anemia dapat
dikelompokan menjadi tiga kelompok besar yaitu:a. Gejala umum
anemia Gejala ini muncul untuk setiap jenis anemia pada kadar
hemoglobin yang rendah. Hal ini dikarenakan terjadinya anoksi organ
target dan mekanisme kompensasi pada organ target.
-
Klasifikasi gejala -gejala menurut organ yang terkena:1. Sistem
Kardiovaskuler Gejalanya berupa lelah, lesu, sesak napas, gagal
jantung dan angina.2. Sistem Saraf Gejalanya berupa : Pusing, sakit
kepala, telinga mendenging, mata kunang -kunang iritabilitas,
kelemahan otot, lesu dan perasaan dingin pada ekstrimitas.
-
3. Sistem Urogenital gejalanya berupa : Gangguan haid dan libido
menurun4. Sistem Epitel Gejalanya berupa : Kulit dan mukosa pucat,
elastisitas kulit menurun, rambut tipis dan halus.
-
b. Gejala khas pada masing masing anemia 1. Gejala anemia
defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah dan stomatitis
angularis. 2. Gejala anemia asam folat : lidah merah ( buffy
tongue) 3. Gejala anemia hemolitik : ikterus, hepatosplenomegali 4.
Gejala anemia aplastik: perdarahan kulit dan mukosa serta tanda
-tanda infeksi.
-
c. Gejala akibat penyakit dasar Gejala ini timbul akibat
penyakit penyakit yang mendasari anemia. Misalnya anemia defisiensi
besi terjadi karena kekurangan zat besi yang diakibatkan oleh
cacing tambang.
-
Menurut Yayan Akhyar Israr ( 2008 ), anemia pada akirnya
menyebabkan lelah, sesak napas dan kurang tenaga dan gejala
lainnyya. Gejala yang khas pada anemia defisiensi besi yang tidak
dijumpai pada anemia jenis lain yaitu : a. Atrofi papil lidah:
Permukaan lidah menjadi mengkilap dan licin dikarenakan papil
menghilang. b. Glositis: iritasi lidah
-
c.Keilosis : bibir pecah pecahd. Koilinokia : Kuku jari tangan
pecah -pecah dan bentuknya seperti sendok.
-
3. Penyebab Anemia Anemia disebabkan oleh adanya perdarahan pada
luka,kerusakan sel darah merah, gangguan produksi sel darah merah,
thalasemia, sickle cell, kekurangan zat besi, kekurangan asam
folat, kekurangan vitamin B12 . Pada anemia kronis terjadi
mekanisme kompensasi pada jantung untuk mengatasi kekurangan
oksigen jaringan. Jantung akan membesar apabila kadar hemoglobin
mengalami penurunan sebesar 1 g / dl. Hal ini apabila dibiarkan
secara terus menerus akan menyebabkan gagal jantung.
-
Menurut Tarwoto, dkk ( 2010 ) penyebab anemia adalah:a.
Mengonsumsi makanan dengan kandungan zat gizi yang sedikit,
terutama mengonsumsi makanan nabatib. Remaja putri biasanya ingin
tampil langsing, sehingga membatasi asupan makanan
-
c. Ekskresi zat besi sebesar 0,6 mg, khususnya melalui fecesd.
Remaja putri mengalami haid, di mana kehilangan 1,3 mg/hari.
Sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dibanding laki laki
-
Menurut Handayani Haribowo ( 2008 ), pada dasarnya gejala anemia
timbul karena:a. Anoksia organ target karena berkurangnya pasokan
oksigen yang dibawa darah ke jaringanb. Mekanisme kompensasi tubuh
terhadap anemia
-
Menurut Anie Kurniawan, dkk ( 1998 ), anemia gizi disebabkan
oleh :1.Kandaungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak
sebanding dengan yang dibutuhkan tubuh2.Meningkatnya kebutuhan
tubuh akan zat besi3.Meningkatnya pengeluaran zat besi oleh
tubuh
-
4. Pencegahan Anemia Menurut Tarwoto, dkk ( 2010 ), upaya upaya
untuk mencegah anemia adalah sebagai berikut;a. Makan makanan yang
mengandung zat besi dari sumber hewani dan nabatib. Banyak makan
makanan yang mengandung vitamin c, karena vitamin c membantu
penyerapan zat gizi besi di dalam tubuh
-
c. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat
haidd. Konsultasikan ke dokter
-
Menurut Lubis ( 2008 ), tindakan penting untuk mencegah
kekurangan zat besi adalah :a. Konseling untuk memilih makanan yang
kaya zat besib. Meningkatkan konsumsi makanan tinggi zat besi,
vitamin c dan menghindari minuman berkaarbonat, teh, kopi, es teh
yang menghambat absorbsi besi.
-
c. Suplementasi besi. Pada remaja 1 mg/kgBB/harid. Untuk
meningkatkan absorbsi besi sebaiknya pengonsumsian suplemen besi
tidak berbarengan dengan kopi, teh, karbonat atau yang mengandung
kalsium dan phospat.e. Skrining anemia
-
5. Pengobatan Anemia Menurut Handayani dan Hariwibowo ( 2008 ),
pada kasus anemia perlu diperhatikan prinsip prinsip sebagai
berikut :1. Terapi spesifik sebaiknya diberikan setelah diagnosis
ditegakkan2. Terapi diberikan atas indikasi yang jelas, rasional
dan efisien.
-
Jenis jenis terapi yang dapat diberikan:1. Terapi Gawat Darurat
Pada kasus anemia payah jantung atau ancaman payah jantung segera
diberikan transfusi sel darah merah yang dimampatkan.2. Terapi khas
pada masing masing jenis anemia Terapi ini disesuaikan dengan jenis
anemia yang diderita.
-
3. Terapi kausal Terapi ini ditujukan untuk mengobati penyakit
dasar penyebab anemia.4. Terapi ex-juvantivus ( empiris ) Terapi
yang diberikan sebelum diagnosa dipastikan, jika terapi ini
berhasil; maka diagnosa dapat dikuatkan. Terapi dilakukan hanya
jika fasilitas diagnosa tidak mencukupi dan klien perlu diawasi
secara ketat. Jika terdapat respon yang baik maka terapi
dilanjutkan tetapi jika tidak ada respon maka terapi perlu
dievaluasi.
-
Menurut Yayan Ahrar Israr ( 2008 ) setelah diagnosa ditegakkan
maka dibuat rencana terapi terhadap anemia defisiensi besi sebagai
bearikut:1. Terapi Kausal.2. Memberi preparat besi untuk mengganti
kekurangan besi
-
3. Penatalaksanaan yang juga bisa dilakukan: a. Mengatasi
perdarahan b. Memberi preparat besi c. Bedah : menghentikan
perdarahan d. Suportif : makan gizi seimbang terutama yang banyak
mengandung zat besi
-
Prinsip diet pada penderita anemia adalah tinggi kalori tinggi
protein, jadi bukan hanya kuantitatif saja yang dipertimbangkan
tapi juga aspek kualitatif dari makanan itu sendiri. Selanjutnya
disarankan memakan makanan yang bervariasi dengan kadar zat gizi
besi, asam folat, kobalamin dan vitamin c yang tinggi. Hal ini
berguna dalam pemenuhan kebutuhan gizi untuk pembentukan energi dan
sel darah merah, serta hindari kebiasaan terlalu sering meminum
makanan berkarbonasi, kopi, dan teh yang menghambat absorbsi zat
besi bagi tubuh.
-
CACINGAN1. Ascaris lumbricoides Hospes cacing ini adalah manusia
dengan distribusi penyebaran diseluruh dunia, paling banyak di
daerah tropis. Cacing betina lebih besar dibanding dengan cacing
jantan. Cacing ini apabila masuk ke dalam tubuh akan beredar ke
dalam sistem peredaran darah dan limpa, kemudian akan menuju
alveolus, trakea dan akhirnya di laring. Terdapat refleks batuk
akibat larva ini, larva selanjutnya akan masuk ke esophagus dan
menuju usus halus, di usus halus cacing ini menjadi dewasa.
-
Tubuh kita akan mengalami beberapa gangguan serius akibat cacing
ini di antaranya apabila masuk ke paru dapat menyebabkan
pneumotitis ascaris dan apabila masuk ke sistem pencernaan akan
mengganggu keseimbangan gizi tubuh. Di usus halus cacing ini
menyerap makanan dan dapat mengakibatkan obstruksi usus, empedu dan
pangkreas. Diagnosis penyakit ini ditegakkan dengan mengobservasi
keberadaan telur cacing di feces. Cara pengobatan yang dapat
dilakukan adalah dengan cara perorangan dan masal, cara perorangan
dilakukan dengan memberi obat cacing : Mebendazol, piperasin,
tribendazol, hetrazan,albendazol.levamisol dan pirantelpamoat.
-
2. Trichuris Trichiura Hospes cacing ini adalah manuia. Cacing
ini hidup di uus besar kadanga ada di apendiksitis dan ileum.
Penyakit yang ditimbulkan akibat penyakit ini yaitu
trichuris.betina lebih besaar dibandingkan jantan, betina ( 35 -50
mm) dan jantan ( 30 -45 mm). Dibagian daepan cacing ini halus dan
dibagian belakang lebih tebal.Telur dari Trichuris berkembang di
kolon dan tidak beredar sampai ke paru dan jantung.
-
Kelainan patologis yang terjadi adalah terjadinyya kerusakan
mekanis pada dinding usus yang kadang dapat pula disertai dengan
infeksi. Gejala yang timbul disentri, anemia, prolapsus rektal dan
berat badan turun. Diagnosa dengan menemukan telur cacing ini.
Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan mebendazol,
pirantelpalmoat, oksantelpamoat dan levamisol.
-
3. Cacing Tambang ( Ancylostoma Duodenale dan Necator Americanus
) Hospes cacing ini adalah manusia, dengan tempat hidup di usus
terutama di duodenum dan jejenum. Penyakit yang ditimbulkan disebut
nekatoriasis dan ankilostomiasis. Cacing ini melekat di dinding
usus, kemudian telurnya keluar melalui feces. Saat berbentk larva
filiaform masuk melalui pembuluh darah kulit, mengikuti sistem
sirkulai, paru, trakea dan esofagus hingga dewasa di usus. Gejala
yang timbul akibat cacing ini adalah nekrosis jaringan usus,
gangguang gizi dan kehilangan darah.
-
Pendiagnosisan yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengamati
keberadaan telur di dalam feces. Sedangkan pengobatan yang dapat
dilakukan yaitu dengan cara pemberian mebendazol, albendazol,
pirantelpalmoat, bitoskamat dan befenium hidrosinofoat.
-
4. Strongiloides Stercoralis Hospes cacing ini adalah manusia
walaupun terdapat juga pada heawan dan ternak. Cacing ini
berkembang di duodenum dan jejunum dan penyakit yang ditimbulkan
akibat cacing ini disebut Strongiloidiasis. Terdapat tiga siklus
kehidupan cacing ini yaitu:a. Siklus langsung Dari larva
Rabditiform berubah menjadi larva filariform kemudian menembus
kulit memasuki sistem sirkulasi, menuju paru dan sampai ke trakea
dan laring.Karena batuk cacing ini masuk ke sistem pencernaan.
-
b. Siklus tidak langsung Larva rabditiform jantan dan betina
hidup bebas kemudian membentuk larva filarifom kemudian masuk ke
hospes baru.c. Autoinfeksi Larva rabditiform berkembang didalam
usus halus dan daerah perianal, kemudian apabila menembus mukosa
maka akan terjadi permulaan daur kehidupan cacing ini di dalam
tubuh.
-
Organ sasaran cacing ini yaitu usus, paru dan kulit. Diagnosis
dilakukan dengan mengamati keberadaan telur di dalam feces.
Pengobatan dilakukan dengan mebendazol, lavamizol dan
tiabeendazol.
-
Menurut Hotes ( 2003 ) faktor yang mempengaruhi terjadinya
penyakit cacingan dan penyebarannya melalui tanah yaitu :1.
Lingkungan Lingkungan yang kumuh merupakan penyebab penyakit
cacingan ini.2. Tanah Tanah yang terkontaminasi dengan telur cacing
juga mengakibatkan timbulnya penyakit cacingan.
-
3. Iklim Iklim tropis merupakan faktor yang mendorong munculnya
penyakit ini, karena pada daerah tropis kelembaban tinggi.4.
Perilaku5. Ekonomi6. Gizi
-
DAFTAR PUSTAKAElmi dkk. 2004. Status Gizi dan Infestasi Cacing
Usus pada Anak Sekolah Dasar . Sumatera Utara.Hairunnisa. 2012.
Resume Anemia. Pontianak.Huda Syamsul. Anemia.
-
TERIMA KASIH