Top Banner
MAKALAH ANEMIA Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Dewasa II Dosen Pembimbing : Ns. Susana Widyaningsih, S.Kep, MNS Oleh Kelompok 3 A. 14.2: Citra Hayuning Kinasih 220201141200 Galuh Ianninda Pramono 220201141 Kartika Arin Andini 22020114120053 Nurul Hidayati 22020114140095 Ratih Nur Ainin 22020114120061 Siti Aisyah 22020114120049 Zulfa Nur Aini 22020114130125 1
32

Anemia

Jul 09, 2016

Download

Documents

Citra

Anemia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Anemia

MAKALAH

ANEMIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Dewasa II

Dosen Pembimbing : Ns. Susana Widyaningsih, S.Kep, MNS

Oleh

Kelompok 3

A. 14.2:

Citra Hayuning Kinasih 220201141200

Galuh Ianninda Pramono 220201141

Kartika Arin Andini 22020114120053

Nurul Hidayati 22020114140095

Ratih Nur Ainin 22020114120061

Siti Aisyah 22020114120049

Zulfa Nur Aini 22020114130125

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2016

1

Page 2: Anemia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... ..1

DAFTAR ISI ................................................................................ Error: Reference source not found

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................................................... 3

A. Latar Belakang .................................................................................................................. ....3

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. ....4

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................... ....4

D. Manfaat Penulisan ............................................................................................................. ....4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................... 5

A. Definisi Anemia ................................................................................................................ ....5

B. Etiologi Anemia ................................................................................................................ ....5

C. Patofisiologi Anemia ......................................................................................................... ....8

D. Manifestasi Klinis Anemia .............................................................................................. ....10

E. Klasifikasi Anemia .......................................................................................................... ....11

F. Penatalaksanaan Anemia ................................................................................................. ....13

G. Pencegahan Anemia ........................................................................................................ ....14

H. Asuhan Keperawatan Anemia ......................................................................................... ....15

BAB 3. PENUTUP .......................................................................................................................... 17

A. Kesimpulan ...........................................................................................................................20

B. Saran.................................. ... ........................................................................................... ....20

2

Page 3: Anemia

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang secara global banyak

ditemukan di berbagai negara maju maupun di negara yang sedang berkembang.

Penderita anemia diperkirakan hampir dua milyar atau 30% dari populasi dunia

(WHO, 2011 dalam Indahswari dkk, 2013). Prevalensi anemia di Indonesia masih

cukup tinggi, pada remaja wanita sebesar 26,50%, wanita usia subur (WUS)

26,9%, ibu hamil 40,1% dan anak balita 47,0% (Depkes, 2008 dalam Indahswari

dkk, 2013).

Anemia adalah rendahnya sel darah merah dan kadar hemoglobin dan

hematokrit di bawah normal. Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat

kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan (Brunner &

Suddarth, 2001 dalam Putrihantini dan Erawati, 2011). Anemia memiliki beberapa

jenis yang berbeda-beda. Salah satu kejadian Anemia yang sering terjadi di

masyarakat yaitu Anemia Defisiensi besi. Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah

anemia akibat kekurangan zat besi untuk sintesis hemoglobin dan merupakan

defisiensi nutrisi yang paling banyak pada anak dan menyebabkan masalah

kesehatan yang paling besar di seluruh dunia terutama di Negara berkembangan

termasuk Indonesia (Pediatrica Gajah Mada, 2010 dalam Putrihantini dan Erawati,

2011). Prevalensi anemia di negara-negara berkembangan sekitar empat kali lebih

besar dibandingkan dengan negara-negara maju. Diperkirakan prevalensi anemia di

negara berkembang dan di negara maju adalah 53% dan 9% (Allen & Stuart, 2001

dalam Putrihantini dan Erawati, 2011). Prevalensi anemia usia 5-14 tahun 428 per

1.000 anak lelaki dan 492 per 1.000 anak perempuan. Keadaan ini menggambarkan

bahwa anemia lebih banyak ditemukan pada anak perempuan (Anonim, 2010 dalam

Putrihantini dan Erawati, 2011).

Banyak faktor yang dapat menyebabkan individu sering mengalami kejadian

penyakit anemia. Berdasarkan data di atas, kami ingin mengetahui lebih mendalam

mengenai penyakit anemia. Oleh karena itu kami membuat makalah ini sebagai

3

Page 4: Anemia

bahan materi yang dapat meningkatkan wawasan/pengetahuan kesehatan tentang

anemia sehingga kami dapat mengetahui pencegahan dan penanganannya teruatama

asuhan keperawatan kepada klien.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep penyakit anemia terkait definisi, etiologi, patofisiologi,

manifestasi klinik dan klasifikasinya?

2. Bagaimana pencegahan dan penanganan klien dengan penyakit anemia?

3. Bagaimana asuhan keperawatan untuk klien dengan penyakit anemia?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui konsep penyakit anemia secara rinci dan tepat terkait

definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik dan klasifikasinya.

2. Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanganan klien dengan anemia.

3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang tepat dan sesuai dengan penyakit

anemia.

D. MANFAAT PENULISAN

Penulis mengaharapkan dengan adanya makalah ini, pembaca dapat menambah

wawasan dan menjadikan bahan rujukan terkait penyakit anemia. Selain itu, bagi

penulis sendiri dapat mengambil manfaat untuk menambah dan meningkatkan

pengetahuan baik dari sisi konsep patologisnya dan asuhan keperawatannya.

4

Page 5: Anemia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Penyakit Anemia atau kurang darah adalah suatu kondisi di mana jumlah sel

darah merah (Hemoglobin) dalam sel darah merah berada di bawah normal.

Hemoglobin yang terkandung di dalam Sel darah merah berperan dalam

mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Seorang pasien dikatakan anemia apabila konsentrasi Hemoglobin (Hb) pada laki-

laki kurang dari 13,5 G/DL dan Hematokrit kurang dari 41%, Pada perempuan

konsentrasi Hemoglobin kurang dari 11,5 G/DL atau Hematocrit kurang dari 36%

(Iqfadhilah, 2014).

Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa

eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa

oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying

capacity). Secara praktis anemia ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin,

hematokrit atau hitung eritrosit (red cell count) (Bakta, 2009).

B. ETIOLOGI

Menurut Iqfadhilah (2014) dan Bakta (2009) , Penyebab anemia yang paling

sering adalah:

1. Perdarahan yang berlebihan

2. Rusaknya sel darah merah secara berlebihan atau yang sering disebut dengan

hemolisis atau pembentukan sel darah merah / hematopoiesis yang tidak efektif,

3. Gangguan fungsi sumsum tulang

4. Kekurangan zat besi, kekurangan vitamin B12, kekurangan asam folat

5. Penyakit kronis tertentu, contohnya kanker dan HIV/AIDS.

Menurut Nurhidayati (2013), ada 5 faktor penyebab yang bisa menimbulkan

anemia pada ibu hamil, diantaranya:

1. Ketidakcukupan konsumsi tablet besi

Tablet besi adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi anemia gizi besi

yang diberikan kepada ibu hamil.

5

Page 6: Anemia

2. Jarak kehamilan yang dekat

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun.

3. Paritas

Paritas adalah kelahiran setelah gestasi 20 minggu, tanpa memperhatikan apakah

bayi hidup atau mati. Paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah melahirkan

anak hidup atau mati, tetapi bukan aborsi.

4. Status Gizi yang buruk

Maulana (2010) kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang

buruk bagi ibu dan janin. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah

yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan terhambat, sehingga

janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena

itu pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan.

5. Penyakit Infeksi

Beberapa infeksi penyakit memperbesar risiko anemia. Infeksi itu umumnya

adalah TBC, cacingan dan malaria, karena menyebabkan terjadinya peningkatan

penghancuran sel darah merah dan terganggunya eritrosit. Cacingan jarang

sekali menyebabkan kematian secara langsung, namun

sangat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Infeksi cacing akan

menyebabkan malnutrisi dan dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi.

Infeksi malaria dapat menyebabkan anemia

Menurut Yulianasari (2007) Secara umum, terdapat dua faktor yang

menyebabkan anemia gizi yaitu faktor gizi dan non-gizi. Adapun faktor non gizi

adalah sebagai berikut :

1. Banyak kehilangan darah.

Pendarahan mengakibatkan tubuh kehilangan banyak sel darah merah.

Pendarahan ada 2 jenis, yakni pendarahan eksternal (pendarahan yang terjadi

secara mendadak dan dalam jumlah banyak) dan pendarahan kronis (pendarahan

yang terjadi sedikit demi sedikit, tetapi berlangsung secara terus-menerus).

Contoh pendarahan adalah investasi cacing tambang, kecelakaan, atau

menstruasi. Wanita mengalami kehilangan darah sebanyak 40-50 ml setiap

bulannya akibat menstruasi (UNICEF 1998 dalam Yulianasari, 2007).

6

Page 7: Anemia

2. Rusaknya sel darah merah dalam pembuluh darah akibat penyakit malaria atau

thalasemia

3. Kurangnya produksi sel darah merah.

Hal ini dapat disebabkan karena makanan yang dikonsumsi kurang

mengandung zat gizi, terutama besi, asam folat, vitamin B12, vitamin C, dan zat

gizi lainnya (Wirakusumah 1998 dalam Yulianasari, 2007).

Selanjutnya faktor gizi yang menjadi penyebab anemia antara lain :

1. Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang disebabkan karena kekurangan

zat besi.

Zat besi dibutuhkan untuk sintesis hemoglobin dalam pembentukan sel

darah merah (Allen & Sabel 2001 dalam Yulianasari, 2007). Anemia defisiensi

besi ditandai dengan pengecilan ukuran sel darah merah (microcytic) dan

penurunan kadar Hb (hypochromic). Faktor risiko utama anemia gizi besi yaitu

rendahnya intik besi, penyerapan besi yang rendah karena tingginya konsumsi

komponen fitat atau fenol, dan periode kehidupan ketika kebutuhan besi tinggi

(misalnya pertumbuhan dan kehamilan) (WHO 2008 dalam Yulianasari, 2007).

2. Anemia akibat defisiensi asam folat.

Folat atau vitamin B9 merupakan zat gizi yang ditemukan terutama pada

buah-buahan citrus dan sayuran berdaun hijau. Bila secara lama kurang

mengkosumsi pangan jenis tersebut maka dapat mengalami defisiensi asam

folat. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan terjadinya anemia

megaloblastic, yaitu sel darah merah lebih besar dari normal dan memiliki

nukleus yang belum terdiferensiasi secara sempurna (megaloblasts) (Allen &

Sabel 2001 dalam Yulianasari, 2007).

3. Anemia akibat defisiensi vitamin B12.

Penyebab anemia karena kekurangan konsumsi pangan sumber vitamin B12

(daging, telur, dan susu) jarang terjadi, namun sering terjadi karena usus halus

tidak dapat menyerap vitamin ini. Hal ini dikarenakan adanya pembedahan perut

atau usus halus. Kekurangan karena vitamin ini juga dapat menyebabkan

terjadinya anemia megaloblastic, yakni sel darah merah lebih besar dari normal

dan memiliki nukleus yang belum terdiferensiasi secara sempurna

(megaloblasts) (Wirakusumah 1998 dalam Yulianasari, 2007).

7

Page 8: Anemia

4. Anemia akibat defisiensi vitamin C.

Kekurangan konsumsi vitamin C juga dapat menyebabkan anemia. Tubuh

memerlukan vitamin C untuk menghasilkan sel darah merah. Vitamin ini juga

membantu tubuh menyerap zat besi yang penting sebagai pembangun blokade

sel-sel darah merah (Almatsier 2000). Selain itu, vitamin ini berperan dalam

penyerapan besi sebagai reducing agent yang mengubah bentuk feri menjadi fero

dan chelating agent yang mengikat besi sehingga daya larut besi meningkat

(Allen & Sabel 2001 dalam Yulianasari, 2007).

Selain dari faktor penyebab anemia, penyakit kurang darah juga dipengaruhi

oleh beberapa faktor resiko lain seperti (Iqfadhilah, 2014):

1. Faktor dari keturunan

2. Kurangnya asupan zat gizi

3. Penyakit dan gangguan usus serta operasi yang berkaitan dengan usus kecil.

4. Pendarahan Menstruasi yang berlebihan.

5. Kehamilan.

6. Penyakit kronis seperti penyakit kanker, dan gagal ginjal.

C. PATOFISIOLOGI

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau

kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang

dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau akibat

penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan

atau hemolisis. Lisis sel darah merah terjadi dalam sel fagositik atau dalam sistem

retikulo endotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil sampingan dari

proses tersebut, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah.

Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, maka

hemoglobin akan muneul dalam plasma. Apabila konsentrasi plasmanya melebihi

kapasitas hemoglobin plasma, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal

dan ke dalam urine.

8

Page 9: Anemia

9

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Page 10: Anemia

D. MANIFESTASI KLINIS

Gejala umum anemia ( kurang darah ) yang paling sering di tunjukkan antara

lain sebagai berikut (Iqfadhilah, 2014):

1. Kulit Wajah terlihat Pucat

2. Kelopak Mata Pucat

Selain wajah kelopak mata pasien yang mengalami kurang darah juga terlihat

pucat. ini merupakan salah satu gejala umum anemia. pemeriksaan biasanya

dilakukan dengan cara meregangkan kelopak mata. dan melihat warna kelopak

mata bagian bawah.

3. Ujung Jari Pucat

Pemeriksaan bisa kita lakukan dengan cara menekan ujung jari, normal nya

setelah di tekan daerah tersebut akan berubah jadi merah. Tetapi, pada orang

yang mengalami anemia, ujung jari akan menjadi putih atau pucat.

4. Terlalu Sering dan mudah lelah

Terlalu mudah lelah, padahal aktivitas yang dilakukan tidaklah berat, jika

anda merasa mudah lelah sepanjang waktu dan berlangsung lama kemungkinan

anda mengalami penyakit anemia. hal ini terjadi karena pasokan energi tubuh

yang tidak maksimal akibat kekurangan sel-sel darah merah yang berfungsi

sebagai alat transportasi alami didalam tubuh.

5. Denyut Jantung menjadi tidak teratur

Denyut jantung yang tidak teratur, terlalu kuat dan memiliki kecepatan irama

denyut jantung yang tidak normal. hal ini terjadi sebagai akibat tubuh

kekurangan oksigen. sehingga jantung berdebar secara tidak teratur.

pemeriksaan ini hanya bisa dilakukan oleh petugas kesehatan.

6. Sering merasa Mual

Biasanya penderita anemia sering mengalami Mual pada pagi hari. hampir

sama seperti tanda-tanda kehamilan. mual pada pagi hari biasa disebut dengan

Morning sickness.

Menurut Proverawati (2009,p.78) bahwa tanda dan gejala ibu hamil dengan

anemia adalah keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih

dalam batas normal (perlu dicurigai anemia defisiensi), mengalami malnutrisi,

10

Page 11: Anemia

cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu

makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah)

dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda

7. Sakit kepala

Salah satu dampak kekurangan sel darah merah yaitu otak menjadi

kekurangan Oksigen. sehingga menyebabkan nyeri pada kepala. karena inilah

penderita Anemia sering mengeluh sakit kepala.

8. Kekebalan tubuh menurun

Kekebalan tubuh / sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun dan

biasanya penderita anemia sangat mudah terkena penyakit lain sebagai akibat

melemahnya imun tubuh.

9. Sesak napas

Penderita anemia sering kali merasa sesak nafas dan merasa terengah-engah

ketika melakukan aktivitas, hal ini terjadi karena kurangnya oksigen didalam

dalam tubuh, akibat kurangnya sel darah merah.

Gejala khas yang timbul untuk masing-masing jenis anemia juga berbeda,

sebagai contoh:

1. Anemia defisiensi besi memiliki gejala khas diantaranya : disfagia, atrofi papil

lidah, stomatitis angularis, dan kuku sendok (koilonychias)

2. Anemia megaloblastik memiliki gejala khas diantaranya : glositis, gangguan

neurologik pada defisiensi vitamin B12

3. Anemia hemolitik memiliki gejala khas diantaranya : ikterus, splenomegali dan

hepatomegali

4. Anemia aplastik memiliki gejala khas diantaranya : perdarahan dan tanda-tanda

infeksi

E. KLASIFIKASI

WHO telah memiliki kriteria kadar hemoglobin pada pasien anemia, yaitu:

1. Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dL

2. Wanita dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dL

3. Wanita hamil Hb < 11 gr/dL

11

Page 12: Anemia

4. Anak 1-4 tahun Hb < 11 gr/dL, anak 5-11 tahun Hb < 11,5 gr/dL, dan anak

diatas 12 tahun Hb < 12 gr/dL.

Berdasarkan etiopatogenesis atau penyebab anemia diklasifikasikan menjadi 4

jenis, yaitu (Bakta.2009) :

1. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang

a. Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit

1) Anemia defisiensi besi

2) Anemia defisiensi asam folat

3) Anemia defisiensi vitamin B12

b. Gangguan penggunaan besi

1) Anemia akibat penyakit kronik

2) Anemia sideroblastik

c. Kerusakan sumsum tulang

1) Anemia aplastik

2) Anemia mieloptisik

3) Anemia pada keganasan hematologi

4) Anemia diseritropoietik

5) Anemia pada sindrom mielodisplastik

2. Anemia akibat perdarahan

a. Anemia pasca perdarahan akut

b. Anemia akibat perdarahan kronik

3. Anemia hemolitik

a. Anemia hemolitik intrakorpuskular

1) Gangguan membran eritrosit (membranopati)

2) Gangguan enzim eritrosit (enzimopati): anemia akibat defisiensi G6PD

3) Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)

Thalasemia

Hemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll

b. Anemia hemolitik ekstrakorpuskuler

1) Anemia hemolitik autoimun

2) Anemia hemolitik mikroangiopatik

12

Page 13: Anemia

4. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang

kompleks

Berdasarkan morfologi dan etiologinya, anemia diklasifikasikan menjadi 3 jenis,

yaitu (Bakta, 2009):

1. Anemia hipokromik mikrositer

a. Anemia defisiensi besi

b. Thalasemia major

c. Anemia akibat penyakit kronik

d. Anemia sideroblastik

2. Anemia normokromik normositer

a. Anemia pasca perdarahan akut

b. Anemia aplastik

c. Anemia hemolitik didapat

d. Anemia akibat penyakit kronik

e. Anemiapada gagal ginjal kronik

f. Anemia pada sindrom mielodisplastik

g. Anemia pada keganasan hematologik

3. Anemia makrositer

a. Bentuk megaloblastik

Contohnya : Anemia defisiensi asam folat, Anemia defisiensi B12,

termasuk anemia pernisiosa

b. Bentuk non-megaloblastik

Contohnya : Anemia pada penyakit hati kronik, Anemia pada

hipotiroidisme dan Anemia pada sindrom mielodisplastik

F. PENATALAKSANAAN

Terapi dan cara pengobatan penyakit kurang darah yang sering diberikan

dirumah sakit untuk mengobati penyakit anemia antara lain sebagai berikut

(Iqfadhilah, 2014):

13

Page 14: Anemia

1. Pemberian suplemen yang mengandung Zat besi, vitamin B12, dan vitamin-

vitamin lain yang dibutuhkan tubuh.

Vitamin yang dapat berperan dalam pembentukan sel darah merah yaitu vitamin

A dan vitamin C. Vitamin A memiliki peran untuk membantu atau

mempermudah mobilisasi besi dari hati atau penggabungan dengan eritrosit

sehingga pembentuka hemoglobin lebih banyak (Asterina, 2009). Sedangkan

vitamin C berperan dalam membantu mempercepat penyerapan besi di dalam

tubuh serta berperan dalam memindahkan besi ke dalam darah, mobilisasi

simpanan besi terutama hemosiderin dalam limpa (Soemardjo, 2009 dalam

Suwarni, 2013).

2. Pada penderita anemia berat bisa dilakukan Transfusi darah

3. Pemberian obat-obatan kortikosteroid yang mempengaruhi sistem imun tubuh

4. Pemberian Eritropoietin, yaitu jenis hormon yang membantu proses

hematopoiesis pada sumsum tulang.

G. PENCEGAHAN

Untuk pencegahan penyakit anemia sebenarnya sangat mudah. seperti dengan

mengkonsumsi makanan-makanan yang banyak mengandung zat besi, asam folat,

vitamin b12, vitamin c. berikut ini penjelasan singkat tentang cara pencegahan

anemia serta jenis-jenis makanan yang bisa membantu mencegah anemia

diantaranya (Iqfadhilah, 2014) :

1. Konsumsi makanan yang banyak mengandung Zat besi

Makanan yang banyak mengandung zat besi seperti daging, kacang, sayur-

sayuran yang berwarna hijau dan lain-lain. zat besi juga sangat penting untuk

wanita yang sedang menstruasi, wanita hamil dan anak-anak.

2. Konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam Folat

Konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam folat seperti pisang,

sayuran hijau gelap, jenis kacang-kacangan, jeruk, sereal dan lain-lain

3. Konsumsi makanan yang mengandung Vitamin B 12 dari daging dan susu

4. Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung Vitamin C

14

Page 15: Anemia

Banyak sekali manfaat-manfaat Vitamin C, salah satunya yaitu bisa

membantu penyerapan zat besi. jenis-jenis Makanan yang banyak mengandung

vitamin C seperti buah melon, buah jeruk, dan buah beri.

Selain mengkonsumsi makanan yang mengandung material pembentuk sel

darah merah, untuk pencegahan diperlukan juga sebuah edukasi dimana dalam

masyarakat selama ini tidak memperhatikan kondisi kesehatannya karena kurang

informasi terutama pada ibu hamil yang sangat beresiko anemia. Pemerintah telah

melaksanakan program pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil, sayangnya

mereka tidak patuh untuk mengkonsumsinya secara teratur karena kurangnya

informasi atau pengetahuan terkait anemia. Mengenai informasi obat, pasien 72 %

lupa dengan penjelasan oral oleh tenaga kesehatan. Sehingga hal lain yang tepat

yaitu pemberian informasi secara tertulis dengan bahasa yang mudah dipahami dan

terdapat gambar yang mempermudah pemahaman, media itu sering disebut booklet

anemia (Adawiyani, 2013)

H. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Gejala Umum

1) Keletihan, fatigue, kelemahan umum

2) Kulit dan membran mukosa (sklera, mukosa oral) pucat

3) Joundice pada megaloblastik dan hemolitik

4) Lidah merah dan ada lesi pada defisiensi besi

5) Ulserasi mulut (angular cheilosis) pada megaloblastik dan defisiensi besi

6) Kuku cekung, bergerigi dan memutih pada defisiensi besi

b. Riwayat penggunaan obat yang mempengaruhi sumsum tulang dan

metabolisme asam folat

c. Riwayat penggunaan alkohol (jumlah dan lamanya)

d. Riwayat keluarga

e. Aktifitas atletik

f. Nutrisi: Defisiensi esensial: Zat besi, asam folat, Vit B 12, Sosial ekonomi

rendah dan Vegetarian ketat tanpa suplemen Vit B 12

g. Status kardiologi

15

Page 16: Anemia

Kadar Hb yang rendah memacu jantung untuk memompa lebih cepat dan

kuat

Gejala: Takikardi, palpitasi, dispnea, pusing, orthopnea

Tanda: kardiomegali, hepatomegali, Edema perifer

h. Sistem pencernaan

1) Keluhan: Mual/muntah, melena, diare, anoreksia, glossitis

2) Pemeriksaan Feses: ditemukan darah

3) Kaji periode dan jumlah menstruasi pada wanita

4) Kaji penggunaan suplemen zat besi pada kehamilan

i. Sistem neurologi

Parestesia, ataksia, koordinasi buruk, bingung

2. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan komponen seluler

pengangkut O2, gangguan pengikatan oksigen oleh hemoglobin

b. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan O2

c. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan pencernaan

atau ketidakmampuan mencerna/menyerap nutrisi yang penting dalam

pembentukan SDM normal

d. Resiko tinggi gangguan integritas kulit b.d perubahan sirkulasi dan

neurologi, gangguan mobilisasi, defisiensi nutrisi

e. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan berkurangnya

pengangkutan sel darah merah ke seluruh tubuh

f. Kurang pengetahuan tentang anemia berhubungan dengan kurang informasi

g. Konstipasi / diare b.d penurunan masukan, perubahan proses pencernaan,

efek samping obat

h. Resiko tinggi infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan seluler dan

ketidakadekuatan pertahanan primer

16

Page 17: Anemia

3. Intervensi Keperawatan

NO. Diagnosa

Keperawatan Prioritas

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

1. Gangguan perfusi

jaringan perifer b.d

penurunan komponen

seluler pengangkut

O2, gangguan

pengikatan oksigen

oleh hemoglobin

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24

jam perfusi jaringan klien

adekuat dengan kriteria :

- Membran mukosa

merah muda

- Conjunctiva tidak

anemis

- Akral hangat

- TTV dalam batas

normal

Perawatan sirkulasi : arterial insuficiency

a. Kaji Tanda-tanda vital

b. Lakukan penilaian secara komprehensif fungsi sirkulasi

periper. (cek nadi periper, oedema, kapiler refil, temperatur

ekstremitas, dan mukosa).

c. Inspeksi kulit dan Palpasi anggota badan

d. Atur posisi pasien, ekstremitas bawah lebih rendah untuk

memperbaiki sirkulasi.

e. Monitor status cairan intake dan output

f. Berikan makanan yang adekuat untuk menjaga viskositas darah

g. Kolaborasi pemberian transfusi atau therapi antikoagulan

2. Intoleransi aktivitas

b.d

ketidakseimbangan

suplai dan kebutuhan

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 2 x 24

jam Klien dapat

menunjukkan toleransi

Terapi aktivitas :

a. Kaji kemampuan pasien melakukan aktivitas

b. Jelaskan pada pasien manfaat aktivitas bertahap

c. Evaluasi dan motivasi keinginan pasien untuk meningktkan

17

Page 18: Anemia

O2 terhadap

aktivitas dgn Kriteria:

- Klien mampu aktivitas

minimal

- Kemampuan aktivitas

meningkat secara

bertahap

- Tidak ada keluhan

sesak nafas dan lelah

selama dan setelah

aktivits minimal

- TTV normal selama

dan setelah aktivitas

aktivitas

d. Tetap sertakan oksigen saat aktivitas.

Monitoring TTV

e. Pantau TTV pasien sebelum, selama, dan setelah aktivitas

selama 3-5 menit.

Energi manajemen

f. Rencanakan aktivitas saat pasien mempunyai energi cukup

untuk melakukannya.

g. Bantu klien untuk istirahat setelah aktivitas.

Manajemen nutrisi

h. Monitor intake nutrisi untuk memastikan kecukupan sumber-

sumber energi

Emosional support

i. Berikan reinfortcemen positip bila pasien mengalami kemajuan

3. Gangguan nutrisi:

kurang dari kebutuhan

tubuh b.d gangguan

pencernaan atau

ketidakmampuan

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan 2 x 24  jam

klien menunjukan status

nutrisi adekuat dengan

Kriteria:

Manajemen Nutrisi

a. Kaji adanya alergi makanan.

b. Kaji makanan yang disukai oleh klien.

c. Kolaborasi team gizi untuk penyediaan nutrisi TKTP

d. Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan nutrisi TKTP dan

18

Page 19: Anemia

mencerna/menyerap

nutrisi yang penting

dalam pembentukan

SDM normal

- BB stabil,

- Tingkat energi

adekuat

- masukan nutrisi

adekuat

banyak mengandung vitamin C

e. Yakinkan diet yang dikonsumsi mengandung cukup serat untuk

mencegah konstipasi.

f. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.

Monitor Nutrisi

g. Monitor BB jika  memungkinkan

h. Monitor respon klien terhadap situasi yang mengharuskan klien

makan.

i. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak bersamaan dengan

waktu klien makan.

j. Monitor adanya mual muntah.

k. Kolaborasi untuk pemberian terapi sesuai order

l. Monitor adanya gangguan dalam input makanan misalnya

perdarahan, bengkak dsb.

m. Monitor intake nutrisi dan kalori.

n. Monitor kadar energi, kelemahan dan kelelahan.

19

Page 20: Anemia

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Anemia adalah penyakit darah dengan jumlah hemoglobin dalam sel darah

merah atau eritrosit kurang dari batas normal. Hal ini dapat disebabkan karena

perdarahan, hemolisis atau gangguan pada pusat produksi sel darah merah yaitu

fungsi sumsum tulang. Anemia biasanya ditandai dengan kulit, mukosa pucat,

mudah lelah, sakit kepala dan irama jantung tidak teratur. Anemia dapat

diklasifikasikan berdasarkan penyebab anemia atau morfologi sel darah merah.

penanganan anemia dapat diperbaiki dengan perbaikan asupan makanan, obat-

obatan atau transfusi darah. Diagnosa keperawatan yang sering muncul dan menjadi

prioritas anemia yaitu gangguan perfusi jaringan, intoleransi aktivitas, dan

gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

B. SARAN

Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu diharapkan

pembaca dan penulis dapat mencari dan melengkapi materi anemia dalam makalah

ini lebih lengkap, sistematis dan mendalam.

20

Page 21: Anemia

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyani, R. 2013. Pengaruh Pemberian Booklet Anemia terhadap Pengetahuan,

Kepatuhan minum Tablet Tambah Darah dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. 2 No. 2 (2013).

Bakta, I. M., 2009. Pendekatan terhadap Pasien Anemia. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing, pp.1109-1115.

Indahswari, dkk. 2013. Hubungan Pola Konsumsi Dengan Kejadian Anemia Pada

Wanita Prakonsepsi Di Kecamatan Ujung Tanah Dan Kecamatan Biringkanaya

Kota Makassar. Universitas Hasanuddin.

IqFadhilah. 2014. Penyakit Anemia, Gejala, Penyebab dan Cara Pencegahan. Diakses

pada 26 maret http://www.idmedis.com/2014/03/Penyakit-Anemia-Gejala-

penyebab-dan-cara-pencegahan.html

Kaushansky, K. et al., 2010. Clinical Manifestations and Classification of Erythrocyte

Disorders. In: Williams Hematology. 8th ed.McGraw-Hill.

Putrihantini & Erawati. 2011. Hubungan Antara Kejadian Anemia Dengan Kemampuan

Kognitif Anak Usia Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri (Sdn) Susukan 04

Ungaran Timur. Jurnal Keperawatan Anak . Volume 1, No. 2, November 2013;

99-103

Anonim. 2011. Diakses pada 26 Maret 2016, dari:http://dokumen.tips/documents

/patofisiologi-anemia-55b07c105ed29.html

Suwarni, S. 2013. Pengaruh Pemberian Suplemen Besi dan Vitamin C Terhadap Daya

Tahan Aerob dan Kadar Hemoglobin. Diakses pada 29 Maret 2016,

dari:jurnal.pasca.uns.ac.id/index.php/pdpk/article/download/441/284

Asterina, dkk. 2009. Pengaruh Pemberian Fe + Vitamin A Terhadap Peningkatan

Hemoglobin Pada Anak Usia Sekolah Yang Mengalami Anemia Di Sd 42

Beringin Kelurahan Air Dingin Padang Tahun 2009. Diakses pada 29 Maret

2016, dari: http://repository.unand.ac.id/162/1/Asterina_Ms,_Artikel.pdf

21

Page 22: Anemia

Nurhidayati, R.D. 2013. Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia Pada Ibu Hamil

Diwilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo. Naskah

Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yulianasari, A.I. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada

Remaja Dan Dewasa Di Dki Jakarta Tahun 2007. Institut Pertanian Bogor.

22