ANATOMI TERAPANSISTEMPERNAFASANANATOMI TERAPAN SISTEM
RESPIRASIProblematik fsioterapi pada kasus respirasi secara global
dapat kita kelompokkan menjadi tiga bagian, aitu! Problematika
fsioterapi ang ber"ubungan dengan adana peruba"an patofsiologi ang
terjadi di saluran napas, jaringan paru serta pleura# Problematika
fsioterapi ang ber"ubungan dengan adana peruba"an pada mekanika
pernapasan$ alat%alat gerak pernapasan Problematika fsioterapi ang
ber"ubungan dengan adana gangguan dari kedua "al diatas ang
menebabkan terjadina penurunan toleransi akti&itasOle" karena
itu untuk dapat mema"ami problematika fsioterapi dengan baik,
fsioterapis perlu untuk mema"ami tentang anatomi dari
sistemrespirasi# 'alam mempelajari anatomi terapan pada sistem
respirasi, tidak "ana diperlukan pengeta"uan tentang saluran napas
saja, tetapi juga diperlukan pengeta"uan tentang alat gerak
pernapasan ang terdiri dari sangkar torak dan otot%otot pernapasan
serta abdomen#SAN()AR TORA)Sangkar torak ber*ungsi untuk melindungi
organ%organ penting dari respirasi dan sirkulasi, termasuk pula
li&er dan perut# Sangkar torak bagian belakang dibentuk ole" +,
&ertebra t"oracalis dan +, pasang costa bagian posterior#
Sedangkan bagian depan dibentuk ole" sternum dan cartilago costa,
serta bagian lateralna dibentuk ole" costa# Pada saat bai baru
la"ir, bentuk t"orak "ampir circular, selama pertumbu"anna dari
anak%anak sampai de-asa akan berkembang menjadi lebi" elliptical,
dimana diameter lateral lebi" lebar dibandingkan dengan diameter
antero%posteriorna# .'ean, +//01Sebagian besar dari sangkar torak
dibentuk ole" tulang%tulang costa# Tuju" costa ang pertama pada
bagian posterior ber"ubungan langsung dengan collumna
&ertebralis, sedang pada bagian depan melalui cartilago costae
akan melekat pada sternum# Tiga costae berikutna, cartilago costana
akan melekat pada cartilago costae diatasna, sedang dua tulang
costa terak"ir tidak melekat pada tulang costa
diatasna#Masing%masing costae mempunai kepala dan le"er ang pendek
ang akan berartikulasi dengan &ertebra# )epala costae ,%+2 akan
berartikulasi dengan dua &ertebrae t"oracalis ang berdekatan
beserta diskus inter&ertebralisna ang membentuksendi
costo&ertebral joint# 3osta +,++ dan +, berartikulasi "ana
dengan satu &ertebrae pada cospusna, ang akan membuat
persendian ini lebi"mobile# Tuberculum costae +%+2 akan
berartikulasi dengan permukaan depan dari processus
trans&ersusdan membentuk persendian ang disebut
costotrans&ers joint# .3rane, +//,1P4E5RAPertukaran gas ang
e*ekti* dalam paru%paru "ana akan terjadi jika paru%paru dapat
mengembang untuk memperta"ankan &entilasi g adekuat# Pleurag
merupakan lapisan g menelimuti paru%paru mempunai peran g penting
dalam membantu &entilasi ang adekuat tersebut# Pleura terdiri
dari dua lapisan, aitu lapisan ang paling luar disebut pleura
parietalis dan ang dalam disebut pleura &isceralis, dimana
kedua lapisan ini membentuk suatu ruangan ang disebut ca&um
pleurae# 'alam ca&um pleurae terdapat suatu cairan pleura 6+2
ml,ang diproduksi ole" membran pleura# 3airan tersebut ber*ungsi
untuk melicinkan permukaan pleurae dan mengurangi *riksi antara
pleura parietalis dan &isceralis selama pernapasan# Tekanan
dalam ca&um pleura senantiasa dalam keadaan negati* dan
ber*ungsi untuk memperta"ankan al&eolus tetap mengembang
melalui mekanisme suctioning diantara dua membran pleura#Tekanan
intrapleural sedikit berbeda beda selama siklus &entilasi#
Sebelum inspirasi, tekanan intrapleural kurang lebi" 78cm 9,O#
Sedang selama inspirasi, dinding t"orak akan mengembang, ang
menebabkan tekanan intrapleural akan turun mencapai 6 %: cm 9,O ang
memungkinkan udara dari luar masuk ke dalam paru%paru# Selama
ekspirasi tekanan intrapleural akan turun mencapai 6 %; cm9,O, "al
ini akan menebabkan keluarna udara dari paru%paru#Adana cairan atau
udara ang masuk ke dalam ca&um pleura dapat menebabkan "ilangna
tekanan negati*, se"ingga paru%paru pada sisi ang terkena akan
collaps sebagaian atau seluru"naPAR5%PAR5'alam inspeksi secara
kasar, paru%paru berbentuk seperti tanduk dan dilapisi ole" pleura
&isceralis# Paru kanan sedikit lebi" besar bila dibandingkan
paru kiri dan dibagi menjadi tiga bagian . 4obus atas, lobus tenga"
dan lobus ba-a"1 ole" fssura obliesarna =R3 ditentukan ole"
keseimbangan dari dua kekuatan ang berbeda, aitu .+1 'aa elastik
recoil dari paru%paru ke ara" dalamD .,1 'aa elastik recoil dari
sangkar torak ke ara" luar# Nilai =R3 ang normal amat berman*aat
untuk mekanika paru dan area permukaan al&eolus ang optimal
dalam rangka efsiensi dari &entilasi dan proses pertukaran
gas#DISTRIBUSI VENTILASI/GAS5dara ang masuk ke dalam paru%paru
tidak didistribusikan ke dalam paru secara merata# Sala" satu
penjelasan dari distribusi &entilasi ang tidak merata ini
adala" karena besar paru kiri dan kanan ang tidak sama# Perbedaan
secara topografs juga terjadi pada masing%masing bagian paru#
)arena adana perbedaan tekanan intrapleural ang disebabkan ole"!
gra&itasi, dinding t"ora?, kekuatanparu, maka al&eoli pada
area dependen akan lebi" kecil dan lebi" compliant dibandingkan
dengan al&eoli di daera" ang kurang dependen# Ole" karena itu,
pada saat pernapasan terjadi pada =R3 ang normal, al&eoli pada
daera" dependen akan menerima udara inspirasi tiga kali lebi" banak
dibandingkan dengan daera" independent .S"aKer et al, +//21#
Sebagai conto", pada saat seseorang duduk tegak atau berdiri, maka
pada saat pernapasan terjadi pada =R3 ang normal, maka daera" basal
akan memperole" distribusi &entilasi ang lebi" banak bila
dibandingkan daera" apical# 'emikian pula pada posisi terlentang,
maka bagian posterior akan mendapatkan &entilasi lebi" baik
biladibandingkan dengan bagian anterior#Namun demikian, jika
pernapasan terjadi pada &olume paru ang sangat renda" .lo- lung
&olume1 atau &olume paru ang besar ."ig" lung &olume1,
maka "ubungan perbandingan diatas tidak berlaku# Pada pola
pernapasan dengan &olume paru ang besar ."ig" lung &olume
breat"ing pattern1 semua al&eoli menjadi kurang lentur, ole"
karenana distribusi &entilasi cenderung merata#
)ebalikanna,pada pola pernapasan dengan &olume paru renda" .lo-
lung &olume breat"ing pattern1, saluran napas pada daera"
dependen tertutup ang menebabkantersumbatna distribusi ke area
tersebut#'istribusi &entilasi dapat juga dipengaru"i ole"
*aktor%*aktor lokal ang ber"ubungan dengan penakit, misalna!
obstruksi jalan napas, kelenturan dari paru%paru dan sangkar torak,
kelema"an otot%otot pernapasan# Namun demikian adana &entilasi
kolateral antara al&eoli ang saling berdekatan melalui Bt"e
pores o* )o"nC atau antara al&eoli dan bronc"iolus
respiratorius melalui B4ambertLs canalC akan dapat membantu
ter&entilasina regio paru ang tersumbat saluran
napasna#MEKANIKA PERNAPASAN'alam setiap siklus pernapasan, agar
udara dapat mengalir masuk ke paru%paru, maka otot%otot pernapasan
"arus bekerja kuat untuk dapat mela-an daa elastik recoil dari
paru%paru dan totak, termasuk pula ta"anan antara arus udara dengan
saluran napas# )erja dari otot%otot pernapasan tersebut "arus mampu
membuat tekanan intraal&eolar rebi" renda" dari tekanan
atmosfr# Akibat perbedaan tekanan ini, maka udara akan masuk ke
paru%paru# Alat bantu pernapasan .&entilator1 akan diperlukan
bila ada pasien ang otot%otot pernapasanna tidak mampu meng"asilkan
tekanan negati* ang adeorg Scale o* SO>C, atau menggunakan
Oualit o* 4i*e .OO41 kuesener# .Fenkins @ Tucker, +///1#Merupakan
problematik =isioterapi g penting, karena mukus ang terakumulasi
dapat menebabkan beberapa "al berikut!+# In*eksi paru#Menjadi
*aktor predisposisi timbulna in*eksi paru# Seperti diketa"ui adana
akumulasi mukus merupakan media ang baik untuk berkembangna
bakteri#+# Major AtelectasisMukus ang terakumulasi dapat menumbat
salurannapas ang akan menganggu &entilasi#Al&eoli ang
terletak disebela" distal sumbatan dapat terjadi atelectasis#+#
Impaired gas e?c"ange'engan banakna al&eoli ang mengalami
atelectasi, maka area pertukaran gas menjadi berkurang, "al ini
dapat menebabkan terjadina gangguan pertukaran gas, misalna
terjadina "po?aemia#+# AirJo- limitationMukus ang terakumulasi di
saluran napas dapat mengganggu arus udara ang mele-atina# 9al ini
akan menebabkan terjadina "po&entilasi dan konsekuensina adala"
peningkatan *rekuensi pernapasan ang dangkal dan penggunaan
otot%ototbantu pernapasan#Ada dua mekanisme ang bertanggung ja-ab
ter"adap kebersi"an jalan napas, aitu mucocilliar transport dan
batuk# Namun jika terjadi gangguan pembersi"an jalan napas, kadang
sulit untuk menentukan *aktor mana ang bermasala"# >eberapa
*aktor ang dapat berpengru" ter"adap akti&itas dari mucocilliar
transport adala"! umur, posture, tidur, mobilit dan lati"an, gas
pollutant, penakit, obat%obatan, temperatur dan kelembapan,"po?ia
dan "percapnia#Tabel berikut ini menunjukkan landasan patofsiologis
terjadina gangguan pembersi"an alan napas#PATO=ISIO4O(IS 3ONTO9
)4INISPER5>A9AN )OMPOSISI M5)5SPeningkatan produksi >ronkitis
kronis, ast"ma, cstic fbrosis, bronc"iectasis, an artifcialair-a,
trac"eal intubation)olonisasi mukusIn*eksi paruPembuatan bpass dr
sal napas atas R tube cuK akan memblokir mucociliar escalator @
menebabkan penumpukan secresi R kolonisasi dan in*eksi'e"idrasi
sistemikMenebabkan mucus menjadi kental dan sulit dikeluarkan#
>iasana terjadi pd kasus pasca operasiA>NORMA4ITAS 'R
STR5)T5R ATA5 =5N(SI 3I4IAEndobronc"ial suctioning R perdara"an dan
erosi pd mukosa dari trac"eobronkial, meng"ambataktiftas mucociliar
transport karena rusakna sel epit"el g berciliaIMPAIRE'
M53O4I4IARQ34EARAN3E5sia)ecepatan mucociliar transport menurun
sekitar 02S pd lansiaTidur Reduces mucociliar
clearanceEn&ironment pollutantMengganggu mucociliar
clearanceObat(eneral anaest"esia, morp"ine, narcotic R menekan
M3Oksigen dosis tinggi Menurunkan aktiftas M39po?ia @ "percapnia
Menurunkan aktiftas M3A>NORMA4 3O5(9Tidak sadar, (A, narcotic
RE=4EIanalgesic, neri, kerusakan n#glossop"arngeal, 4arngectom,
paralisis pita suaraINE==E3TIGE 3O5(9 akibat ketidakmampuan
untukmeng"asilkan e?pirator airJo- g cukupPenurunan G3 g berat,
kelema"an otot%, e?pirasi, airJo- limitationPemeriksaan ang dapat
kita lakukan untuk mengeta"ui adana problem ini adala"!+#
AnamnesisPasien dengan gangguan pembers"an jalan napas, biasana
mengelu" batuk produkti* ang banak, kadang kesulitan untuk
mengeluarkanna akibat mukus ang kental# )elu"an lain ang sering
munculadala", sesak napas, penurunan toleransi akti&itas$cepat
lela"#+# AuskultasiMelalui pemeriksaan ini kita dapat mengeta"ui
ada tidakna mukus dalam saluran napas, serta untuk mengeta"ui
lokasi dari mukus# Auskultasi dapat pla digunakan untuk mengeta"ui
problem sekunder darigangguan jalan napas, misD distribusi
&entilasi#AIRFLOW LIMITATION Penurunan arus udara g terdapat
dalam sal napas biasana ber"ubungan dengan problem =isioterapi g
lain seperti sesak napas, penurunan toleransi akti&itas,
gangguan pembersi"an jalan napas, dan batuk g abnormal#>eberapa
proses patofsiologi g mempengaru"i arus udara pd jalan napas mis!
>ronc"oconstriction, Oedema membrana mukosa, Retensi mukus,
'estruksi$dilatasi dari saluran napas @ jaringan parenc"im paru
Sebagai akibat dari "ambatan arus udara di salurannapas tersebut
dapat menebabkan terjadina peruba"an *ungsi paru dan mekanika
pernapasan, misalna! 9ig" lung &olume breat"ing pattern
Increase -ork o* breat"ing# Increase RR GA$O mismatc" 4o- PaO,
Prolonged e?piration 9perinJationPemeriksaan ang dapat kita lakukan
untuk mengeta"ui adana problem ini adala" dengan menggunakan
spirometr atau peak Jo-meter#SpirometrySpirometr merupakan sala"
satu jenis pemeriksaan*ungsi paru ang paling umum dan sering
dilakukan ole" fsioterapis# 'alam aplikasina, spirometr merupakan
ekspirasi paksa tunggal ang diselenggarakan dari kapasitas total
paru dengan menggunakan sprirometer# 'ari penelenggaraan tes ini
dapat diperole" beberapa pengukuran, aitu!+# =EG+,# =EGEE# =G3;#
PE=R8# MME=RPeralatan yang dibutuhkan:Spirometer 3lip "idung
Mout"piece )ertas spirometerProsedur Felaskan tujuan tes dan
prosedur tes Pasien diminta untuk melonggarkan pakaian ang ketat
Posisi pasien dapat duduk tegak atau berdiri Mout"piece diletakkan
sedemikian rupa se"ingga dagu sedikit terele&asi dan le"er
sedikit ekstensi Pasang clip "idung Pasien diminta untuk menarik
napas sedalam mungkin, kemudian meng"embuskanna secepat mungkin,
sekuat mungkin dan selama mungkin# Selama pasien menjalani tes,
terapis dapat memberikan support agar dapat melakukan tes secara
maksimal Falanna tes "arus die&aluasi dengan seksama#
>eberapa masala" ang sering muncul! )eluarna udara sebelum
mout"piece terpasang Adana kebocoran disekitar bibir selama tes
>atuk saat tes Tidak mampu untuk memperta"ankan ekspirasi selama
8 detik )urangna usa"a untuk melakukan inspirasi danekspirasi ang
maksimal# Idealna tes ini dilakukan sebanak tiga kali dan"asil
terbaik ang akan digunakan untuk interpretasi "asil#PEAK EPIRATOR!
F"O# RATEPE=R adala" merupakan jenis pemeriksaan *ungsi paru lain
ang simpel# PE=R merupakan arus puncak.maksimal1 ang dapat di
keluarkan melalui saluran napas saat penderita meng"embuskan
napasna secara maksimal setela" inspirasi maksimal# Malaupun alat
ini tidak selengkap spirometr, namun kadang lebi" dipili" karena
selain ringan, dan lebi" alpicable dalambeberapa situasi, seperti
saat pengukuran peruba"an caliber dari saluran napas pada penderita
asma#Peralatan:+# PeakJo- meter,# Mout"pieceProsedur:+# PeakJo-
meter diposisikan nol,# Pasien diminta untuk menarik napas dalam,
kemudian meletakkan mout"piece ke bibir$mulut, kemudian meniupkan
napas secara cepat, kuat, pendek dan eksplosi&e#E# 9asilna
dicatat, kemudian diulang sebanak tiga kali dan "asil terbaik ang
akan digunakan#PENURUNAN VOLUME PARUPenurunan &olume paru dapat
terjadi pada beberapa kasus baik akut .misD paska operasi
besar1maupun kronik .misD penakit paru fbrosis1# Problem penurunan
&olume paru ini ak"ir ak"ir ini mendapatkan per"atian ang
serius, terutama penurunan &olume paru pada paska operasi beda"
torak dan beda" abdomen bagian atas, mengingat tinggina resiko
terjadina komplikasi paru akibat dari penurunan &olume paru
ini# Terjadina komplikasi paru paska operasi, selain dapat
meningkatkan biaa pengobatan, juga beresiko meningkatna angka
kematian .mortalit rate1#>eberapa konsekuensi dari terjadina
penuruna &olume paru adala"D+# Atelectasis pada daera" dependen
paru#Akibat terjadina penurunan &olume paru akan menebabkan
bronc"eolus didaera" dependen parutertutup .clossing capacit1# 9al
ini menebabkan tidak ada udara ang dapat masuk ke al&eoli,
se"ingga akan mencetuskan terjadina atelectasis pada daera"
dependen paru#,# (angguan oksigenasi karena ratio &entilasi
per*usi ang tidak sesuai .GA$O1E# >atuk ang tidak e*ekti* akibat
penurunan kapasitas &ital paru .G31 ang menebabkan turunna
kemampuan untuk meng"asilkan arus ekspirasi ang adekuat#;#
Peningkatan beban kerja pernapasan8# Penurunan toleransi
akti&itas 5ntuk mengeta"ui adana penurunan &olume paru
dapat dilakukan pemeriksaan dengan menggunakanspirometer#GANGGUAN
PERTUKARAN GAS (angguan pertukaran gas merupakan problem g sering
muncul pd pen respirasi maupun kardio&askuler, -alaupun kadang,
gg tsb tidak sll nampak#>eberapa gambaran klinis g sering
dijumpai g ber"ub dg gg pertukaran gas adala"! 9po?aemia 9percapnia
9pocapnia 5ntuk mengeta"ui adana gangguan pertukaran gas, dapat
kita lakukan analisa gas dara"ANA4ISA (AS 'ARA9STATUS ASAM
BASA=ungsi utama dari paru%paru adala" memasok oksigen dan
mengeluarkan carbondio?ida dari dara"# Ole" karena itu untuk
mengeta"ui keadekuatan dari proses &entilasi dan di*usi
diperlukan analisa dari gas dara" dalam arteri#)eseimbangan
asam%basa mengukur bagaimana le&el respirasi dan metabolic
buKer mempengaru"i keseluru"an p9#9ubungan diantara *actor%*aktor
tersebut dapat dili"at pada persamaan berikut!3O, 6 9,OT9,3OET96 6
93OE% Persamaan diatas menunjukkan ba"-a adana peruba"an pada
consentrasi buKer tertentu akan menguba" p9#dari sistim tersebut#
Adana peruba"an pada carbondioksida menunjukkan adana respirator
acidosis atau alkalosis, sedang peruba"an pada bicarbonate
menunjukkan adana metabolic acidosis atau alkalosis#>erikut ini
adal" E langka" muda" untuk menginterpretasikan A>( .arterial
blood gases1 !+# Tentukan apaka" p9 na normal, acidosis atau
alkalosisP9 dara" arteri merupakan sebua" pengukuran konsentrasi
ion "drogen# )arena asam didefnisikansebagai cairan ang
mempunaikemampuan untuk memberikan ion "drogen dan basa
didefnisikan sebagai cairan ang mempunai kemampuan untuk menerima
ion "drogen, , maka p9 dapat menunjukkan keseimbangan dari sttus
asam%basa dalam dara" arteri# Nilai p9 normalna P,;2 dengan batas
normalP,E8 7 P,;8# Fika terdapat peningkatanion "drogen, maka
berarti p" menurun, se"ingga dara" bersi*at acidosis# Sedangkan
bila terjadi penurunan ion "drogen berarti p9 naik, "al ini
menunjukkan dara"na bersi*at alkalosis#,# Tentukan penebab
ketidakseimbangan p95ntuk menentukan penebab dari ketidak
seimbangan p9 apaka" metabolik atau respirator problem, maka kita
tentukan buKer mana ang mempunai permasala"an sama dengan p9# Adana
peningkatan kadar Pa3O, menunjukkan adana acidosis, sedang
penurunan Pa3O, menunjukkan alkalosis# Adana Peningkatan 93OE%
menunjukkan alkalosis, sedang adana penurunan 93OE% menunjukkan
acidosis# DISFUNGSI OTOT-OTOT PERNAPASANMEA)NESS$kelema"an %U
ketidak mampuan otot untuk meng"asilkan tenaga maksimum g
di"arapkan=ATI(5E$kelela"an %U ketidak mampuan otot untuk
memperta"ankan beban kerja tertentu#.National 9eart, 4ung and
>lood Institute, +//21=aktor%, g mempengaru"i terjadina
dis*ungsi otot,dibagi mjd E kel!.Reid @ 'c"man, +//81+# Penurunan
kemampuan otot%, respirasi untuk meng"asilkan tenaga .neuromuscular
disorder, mopat", connecti&e tissue disorders, sstemic
abnormalities1,# Peningkatan kerja pernapasanE# )etidakefsienan dr
otot%, respirasiPENURUNAN TOLERANSI AKTIVITAS 'alam ke"idupan
se"ari "ari, orang butu" bergerak, misalna! pergi belanja ke pasar$
supermarket, melakukan akti&itas kese"arian di ruma", naik
tangga ke lantai atas, ba"kan beberapaakti&itas memerlukan
energi ang relati* besar, seperti bermain ola" raga dan beberapa
akti&itas rekreasi ang lain#Pada orang normal, akti&itas
tersebut dapat dilakukan dengan naman# Saangna, pada orang dengan
penakit paru%paru, mereka akan kesulitan untuk melakukan
akti&itas tersebut, ba"kan untuk melakukan akti&itas
kese"arian di ruma"pun sering kesulitan dan tidak naman karena
sesak# )esulitan dalam bernapas ini sering disebut dspnoe dan
sering menjadi alasan mengapa seseorang "arus ber"enti melakukan
suatu akti&itas atau e?ercise#>anak orang dengan penakit
respirasi kronik enggan untuk melakukan e?ercise karena takut
sesak# 9al ini akanmenebabkan terjadina deconditioning#Pada
seseorang ang deconditioning, kebutu"an energi ang diperlukan untuk
suatu akti&itas$e?ercise sangat tinggi dibandingkan dengan
seseorang ang tingkat kebugaranna baik .ft1# 9al ini disebabkan
karena mekanisme central dan peri*er ang menebabkan peningkatan
respon 9R ter"adap lati"an, peningkatan cardiac a*ter load dan
penurunan kapasitas otot untuk lati"an aerobic# 'isamping itu,
deconditioning dapat pula menebabkan ketidak efsienan kerja otot,
se"ingga perlu tingkat *ungsi kogniti* ang tinggi untuk melakukan
suatu akti&itas# )esemuana ini akanmenebabkan tinggina energi
ang diperlukan untukmelakukan suatu e?ercise$akti&itas#Sala"
satu protokol ang dapat digunakan untuk menentukan penurunan
toleransi akti&itas adala" dengan menggunakan protokol Bsi?
minutes -alkingtestCPROTO)O4 5NT5) TES FA4AN 0 MENIT.SII MIN5TES
MA4) TEST1Peralatan :+# Trak sepanjang ,8 meter,# Pulse o?imeterE#
O?gen;# Tensimeter8# >lanko untuk dokumentasiKriteria ekslusi
:Pasien ang mempunai gangguan muskuloskeletal ang dapat meng"ambat
jalan, mis !+# Paralsis,# Neri dan problem psikiatrikE# Angina atau
"ipertensi ang tidak terkontrol;# 9po?ia8# 3ardiac dsr"t"mia atau
in*ark miokard0# )ondisi medis lain ang akan memburuk akibat
akti&itas fsik#Prosedur :+# Sebelum tes, lakukan pengukuran
tekanan dara" .>P1, denut jantung .9R1, pernapasan .RR1, o?gen
saturasi dengan pulse o?imeter# 5ntuk pasien ang menggunakan
obat%obatan beta agonist atau nitroglcerine, sebaikna dimunum dulu
sebelum tes#,# Tes dilakukan pada -aktu ang sama dan dilakukan ,
jam setela" makan#E# Pasien diminta untuk berjalan .tidak bole"
berlari1 dari ujung ke ujung trak, selama 0 menit#;# Area tes "arus
bebas "ambatan dan su"u ruangan "arus dicatat#8# Tes dilakukan
sebanak tiga kali dengan istira"at diantara tes selama minimal +8
menit#0# >erikan instruksi berikut kepada pasien!Tujuan dari tes
ini adala" untuk mengeta"ui seberapa jau" jarak ang dapat bapak$ibu
tempu" selama 0 menit# >apak$ibu akan memulai dari sini,
kemudian akan berjalan menuju ke ujung trak ang disana .berila"
tanda pada masing%, ujung trak1 dankembali lagi kesini# >egitu
seterusna, bapak$ibu "arus bolak balik sebanak mungkin selama 0
menit# Fika diperlukan, bole" ber"enti untuk istira"atsejenak
sampai siap untuk jalan lagi# Saa .fsioterapist1 akan mengitung
-aktuna dan akan memberita"ukan bila -aktuna "abis# Fika saa bilang
Bber"entiC, dimo"on untuk ber"enti ditempat tersebut# Saa tidak
akan berbicara pada bapak$ibu selama tes, demikian pula saa
anjurkan untuk tidakbicara selama tes kecuali diperlukan#Pasien
kemudian disuru" mengulang instruksi ang tela" diberikan untuk
mengecek apa" pasien tela" betul%, mengerti#P# Pulse o?imetri
dilakukan selama tes, untuk tes ang pertama# Pasien ang memerlukan
o?gen"arus tetap menggunakan o?gen# 5ntuk pasien ang tidak
menggunakan o?igen, kemudian pada saat tes SaO, menunjukan :8S,
maka "arus diminta untuk ber"enti dan tes tidak dilanjutkan#:#
Terapist berjalan dibelakang pasien/# Pasien diberikan in*ormasi
tentang -aktu ang tela" dilalui .mis! ,, ;, 0 menit dan stop1+2#
Farak ang terpanjang dari ketiga tes ang akan digunakan# 4amana
-aktu istira"at juga "arus dicatat#++# Segera sesuda" tes, pasien
diminta untuk menunjuk derajad sesak dan derajad beratna
akti&itas dengan skala >org# 9R, >P, RR dan saturasi
oksigen diukur# Pasien juga diminta untuk menjelaskan kelu"an apa
ang meng"ambat jalanna .mis! sesak, neri pada tungkai,
dll1'A=TARP5STA)A 'ean, E# .+//01# >od positioning# In '#
=ro-n*elter @ E# 'ean .Ed#1Principles and practice of
cardiopulmonary physical therapy. St, 4ouisD Mosb#Ellis, # and
Alison, F# .+//,1# E Issues in 3ardiorespirator P"siot"erap# SdneD
>uter-ort"%9einemann 4td#E-art, M# .+/2+1# T"e treatment o*
bronc"iectasis and ot"er brobc"ial aKectations b posture and
respirator e?ercise# Lancet, ,, P2%P,#(osselink, 9# .+/:/1#
=siot"erapie ter &ermindering &an luc"-eg obstruktie# In 9#
(osselink .Ed#1 Fysiothepaie bij CARA # 5trec"tD Metensc"appelijke
uitge&erij >unge#9oug", A# .+//+1# P"siot"erap in espirator
3are# A Problem sol&ing approac"#4ondonD 3"apman @ 9all#Ir-in,
S and Tecklin .+//21# 3ardiopulmonar P"sical "erap#TorontoD T"e 3G
Mosb 3ompan#Fenkins, S# and Tucker, ># .+//:1# Patients
problems, management and outcomes# In F#Pror @ ># Mebber .Ed#1
Physiotherapy for Respiratory and Cardiac Problems. (Second Ed.
Pp.!"#$%#SdneD 3"urc"ill i&ingstones)isner, 3#
and3olb,4A#.+//21# 9erapeutic E?ercise# =oundation and Tec"ni#
.+///1 P"siot"erap and bronc"ial mucus transport# European
Respiratory )ournal, +E, +;PP%+;:0#