ANALISISBRAND EQUITY MENURUT PERSEPSIPELANGGAN POLIKLINIK ANAK RS. KARYA BHAKTI Oleh NIA AGUSTIANI H24097079 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
ANALISISBRAND EQUITY MENURUT
PERSEPSIPELANGGAN POLIKLINIK ANAK RS. KARYA
BHAKTI
Oleh
NIA AGUSTIANI
H24097079
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
RINGKASAN
NIA AGUSTIANI. H24097079. Analisis Brand Equity Menurut Persepsi Pelanggan Poliklinik Anak RS.Karya Bhakti.DibawahbimbinganMIMIN AMINAH
Dewasaini, hampirtidakadaproduk yang beredar di pasartanpaadanyaprodukkompetitortermasukjasakesehatansepertirumahsakit.Dalamperkembangannyakinirumahsakitdihadapkanpadapersaingan yang cukupkompetitif, halinidapatdilihatdaribanyakberdirinyarumahsakitbaikmilikswastamaupunpemerintah, darirumahsakitjaringanhinggarumahsakitberlabelinternasionalberikutklinik-klinikdokter yang menjamur di berbagaisudutperkotaan.
RS.Karya Bhakti merupakanrumahsakit yang telahberdirisejak 29tahunyang laludengannama yang telahdikenalluasolehmasyarakatkhususnyawargakota Bogor Salah satuupayarumahsakitdalammembangunkesetiaanpelangganadalahdenganmembangunmerek yang kuat, yang akanmemunculkankesetiaanmerekpadapelanggan. Merek yang kuat sebagai aset yang dimilikiuntukmendapatkanposisiteratas di benakkonsumen/pelanggan, sehinggajikamereksudahditerimakonsumen (pelanggan), akanmemudahkanrumahsakitdalammemenangkanpangsapasar.
Penelitian ini bertujuan : (1) Mengetahui karakteristik pelanggan poliklinik anak di RS. Karya Bhakti; (2) Menganalisis Brand Awareness poliklinik anak RS. Karya Bhakti; (3) Menganalisis asosiasi merek; dan (4) Menganalisis Perceived Quality poliklinik anak RS. Karya Bhakti; dan (5) Menganalisis Brand Loyalty pelanggan poliklinik anak RS. Karya Bhakti.Penelitian dilakukan pada layanan rawat jalan pada poliklinik anak RS. Karya Bhakti. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari pengisian kuesioner dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur terkait manajemen pemasaran. Jenis metode yang akan digunakan diantaranya Analisis Deskripsif untuk menganalisis karakteristik pelanggan, Brand Awareness dan Brand Loyalty, Uji Cochran untuk menguji elemen Brand Association, Skala Semantic Differential untuk elemen Perceived Quality.
ANALISISBRAND EQUITY MENURUT PERSEPSI
PELANGGAN POLIKLINIK ANAK RS. KARYA BHAKTI
SKRIPSI
Sebagaisalahsatusyaratuntukmemperolehgelar
SARJANA EKONOMI
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
DepartemenManajemen
FakultasEkonomidanManajemen
InstitutPertanian Bogor
Oleh
NIA AGUSTIANI
H24097079
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
JudulSkripsi : AnalisisBrand Equity Menurut PersepsiPelanggan Poliklinik Anak RS. Karya Bhakti Nama : Nia Agustiani NIM : H24097079
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
NIP. 19660907 199103 2 002 Ir. MiminAminah, MM
Mengetahui,
KetuaDepartemen
NIP. 19760623 200604 1 001 Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM
TanggalLulus :
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 20 Agustus 1983 dari pasangan
Almarhum Bapak Drs. H. Sulaha Setiadi dan Ibu Hj. Atmirah Purwantini,
Amd.Keb merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 2001, penulis
lulus dari SMU Negeri 3 Bogor. Selanjutnya pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan sebagai mahasiswa Diploma Tiga dalam program studi
Administrasi Kebijakan Kesehatan dengan Kekhususan bidang Manajemen
Pelayanan Rumah Sakit di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Pada tahun 2009, penulis diterima di Program Sarjana Alih Jenis pada
Departemen Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor. Selama menempuh pendidikan, penulis juga bekerja di salah satu rumah
sakit swasta di Kota Bogor yaitu di RS. Karya Bhakti dari tahun 2006 hingga
sekarang.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahim. Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Analisis Brand
Equity Menurut Persepsi Pelanggan Poliklinik Anak RS.Karya Bhakti”
disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Alih Jenis Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Penulis mohon maaf atas
segala kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi
ini dapat menjadi salah satu sumber referensi dan bermanfaat bagi banyak
pihak.
Perkembangan dunia kesehatan khususnya layanan kesehatan kini
semakin maju dan modern seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang ilmu kedokteran dan
kesehatan. Membangun persepsi dapat dilakukan melalui jalur merek dan
memahami perilaku merek. Merek yang prestisius memiliki ekuitas merek
yang kuat. Semakin kuat ekuitas merek suatu produk semakin kuat daya
tariknya untuk menarik konsumen mengkonsumsi produk tersebut yang
selanjutnya perusahaan akan meraup keuntungan. Pengukuran terhadap
elemen-elemen ekuitas merek sangat diperlukan untuk menyusun langkah
strategis dalam meningkatkan eksistensi merek guna memenangkan
persaingan usaha khususnya rumah sakit.
Bogor, Maret 2014
Penulis
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan dukungan
serta bantuan baik doa, bimbingan, semangat, saran dan kritik dari berbagai pihak
sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua, Mama dan Alm. Bapak serta Adik-adikku, Ade dan Linda
yang telah memberikan dukungan, semangat dan doanya sehingga penulis
dapat menyelesaikan program Sarjana ini.
2. Ir. Mimin Aminah, MM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan
pengarahan kepada penulis.
3. Dr. Mukhamad Najib, STP, MM selaku Ketua Departemen Manajemen,
FEM IPB.
4. Seluruh staf pengajar serta karyawan/i Departemen Manajemen, FEM IPB.
5. Direksi dan Staf RS. Karya Bhakti, yang telah membantu dan mendukung
penulis dalam memperoleh izin pengumpulan data yang diperlukan dalam
penulisan skripsi ini.
6. Ibu Dra Ani Praptuti selaku Kepala Bagian Sekretariat RS. Karya Bhakti
yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
7. Teman-teman dan rekan kerja di RS. Karya Bhakti terima kasih atas
dukungan dan semangatnya untuk penulis.
8. Teman-teman alih jenis manajemen Angkatan 7 dan semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 6 1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 6 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
2.1 Rumah Sakit ....................................................................................... 7 2.2 Merek .................................................................................................. 9 2.3 Brand Equity ....................................................................................... 10
2.3.1 Definisi Brand Equity ............................................................... 10 2.3.2 Peran Brand Equity ................................................................... 11 2.3.3 Elemen Brand Equity ................................................................ 11 2.3.4 Brand Awareness ...................................................................... 12 2.3.5 Brand Association .................................................................... 13 2.3.6 Perceived Quality ..................................................................... 15 2.3.7 Brand Loyalty ........................................................................... 17
2.4 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 19
III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 22
3.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 22 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 23 3.3 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 23 3.4 Populasi dan Sampel ........................................................................... 24 3.5 Metode Pengambilan Data .................................................................. 24 3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 26 3.7 Analisis Deskriptif .............................................................................. 28 3.8 Uji Cochran ......................................................................................... 28 3.9 Skala Likert, Rata-rata dan Standar Deviasi ....................................... 29 3.10 Skala Semantic Differential ............................................................... 30
vii
3.11 Analisis Brand Loyalty ...................................................................... 31 3.11.1 Analisis Switcher Buyer ........................................................ 31 3.11.2 Analisis Habitual Buyer ........................................................ 32 3.11.3 Analisis Satisfied Buyer ......................................................... 33 3.11.4 Analisis Liking The Brand ..................................................... 34 3.11.5 Analisis Committed Buyer ..................................................... 35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 37
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ............................................................ 37 4.1.1 Sejarah Perusahaan ................................................................. 37 4.1.2 Visi, Misi dan Motto Perusahaan ........................................... 37 4.1.3 Struktur Organisasi ................................................................. 38 4.1.4 Fasilitas Pelayanan ................................................................. 38
4.2 Karakteristik Responden ...................................................................... 41 4.2.1 Jenis Kelamin .......................................................................... 42 4.2.2 Hubungan dengan Pasien ......................................................... 42 4.2.3 Usia .......................................................................................... 43 4.2.4 Pendidikan Terakhir ................................................................ 43 4.2.5 Pekerjaan ................................................................................. 44 4.2.6 Domisili ................................................................................... 44 4.2.7 Pendapatan ............................................................................... 45 4.2.8 Cara Pembayaran Pengobatan ................................................. 45
4.3 Analisis Brand Awareness ................................................................... 46 4.3.1 Analisis Top of Mind ............................................................... 46 4.3.2 Analisis Brand Recall .............................................................. 47 4.3.3 Analisis Brand Recognition dan Unware ................................ 48
4.4 Analisis Brand Association .................................................................. 49 4.5 Analisis Perceived Quality .................................................................. 50 4.6 Analisis Brand Loyalty ........................................................................ 53
4.6.1 Analisis Switcher ..................................................................... 53 4.6.2 Analisis Habitual Buyer .......................................................... 53 4.6.3 Analisis Satisfied Buyer ........................................................... 54 4.6.4 Analisis Liking The Brand ....................................................... 55 4.6.5 Analisis Committed Buyer ....................................................... 56 4.6.5 Implikasi Manajerial ................................................................ 57
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 60
1. Kesimpulan ........................................................................................... 60 2. Saran ..................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 63
LAMPIRAN ...................................................................................................... 64
viii
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Perkembangan jumlah rumah sakit (Umum & Khusus) ........................... 1 Di Indonesia tahun 2006 -2010
2. Layanan poliklinik dengan jumlah kunjungan terbesar ........................... 2 Pasien rawat jalan RS. Karya Bhakti tahun 2009-2012
3. Data Rumah Sakit dan Klinik di Kota Bogor .......................................... 4 4. Atribut asosiasi merek layanan poliklinik anak RS. Karya Bhakti ............ 25 5. Atribut persepsi kualitas layanan poliklinik anak RS. Karya Bhakti ......... 25 6. Hasil uji validitas dan reliabilitas Brand Association ................................ 26 7. Hasil uji validitas dan reliabilitas Brand Association II ............................ 27 8. Hasil uji validitas dan reliabilitas Perceived Quality ................................. 27 9. Perhitungan Switcher Buyer ....................................................................... 32 10. Perhitungan Habitual Buyer ....................................................................... 33 11. Perhitungan Satisfied Buyer ........................................................................ 34 12. Perhitungan Liking the Brand ..................................................................... 35 13. Perhitungan Committed Buyer .................................................................... 36 14. Persentase responden berdasarkan jenis kelamin ....................................... 42 15. Persentase responden berdasarkan hubungan dengan Pasien ..................... 42 16. Persentase responden berdasarkan usia ...................................................... 43 17. Persentase responden berdasarkan pendidikan terakhir ............................. 43 18. Persentase responden berdasarkan pekerjaan ............................................. 44 19. Domisili berdasarkan kecamatan ................................................................ 44 20. Pendapatan rata-rata per bulan .................................................................... 45 21. Cara pembayaran pengobatan ..................................................................... 46 22. Top of Mind poliklinik anak RS. Karya Bhakti .......................................... 47 23. Brand Recall poliklinik anak ...................................................................... 47 24. Brand Recognition dan Brand Unaware .................................................... 48 25. Perhitungan nilai rataan atribut persepsi kualitas ....................................... 51 26. Jadwal Praktek Dokter Spesialis Anak RS. Karya Bhakti .......................... 52 27. Hasil perhitungan Switcher ......................................................................... 53 28. Hasil perhitungan Habitual Buyer .............................................................. 54 29. Hasil perhitungan Satisfied Buyer .............................................................. 55 30. Hasil perhitungan Liking the Brand ............................................................ 55 31. Hasil perhitungan Committed Buyer ........................................................... 56
ix
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Jumlah rumah sakit khusus (RSK) di Indonesia tahun 2010 ..................... 3 2. Konsep Brand Equity menurut David A.Aaker dalam Durianto 2001 .... 12 3. Piramida “Brand Awareness” .................................................................. 13 4. Tingkatan loyalitas pelanggan ................................................................. 19 5. Kerangka pemikiran penelitian ................................................................ 22 6. Asosiasi merek poliklinik anak RS. Karya Bhakti ..................................... 50 7. Grafik Semantic Differential ....................................................................... 51 8. Piramida loyalitas poliklinik anak RS.Karya Bhakti .................................. 57
x
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Hasil uji validitas & reliabilitas atribut asosiasi merek ............................. 64 2. Hasil uji validitas & reliabilitas atribut persepsi kualitas ......................... 66 3. Hasil uji cochran test ............................................................................... 69 4. Struktur orgasnisasi ................................................................................. 72 5. Kuesioner ................................................................................................ 73
62
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini, hampir tidak ada produk yang beredar di pasar tanpa adanya
produk kompetitor termasuk jasa kesehatan seperti rumah sakit. Dalam
perkembangannya kini rumah sakit dihadapkan pada persaingan yang cukup
kompetitif, hal ini dapat dilihat dari banyak berdirinya rumah sakit baik milik
swasta maupun pemerintah, dari rumah sakit jaringan hingga rumah sakit berlabel
internasional berikut klinik-klinik dokter yang menjamur di berbagai sudut
perkotaan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada
tahun 2008 hingga 2010 jumlah rumah sakit meningkat sebesar 26,32 persen yaitu
dari 1.292 unit tahun 2006 menjadi 1.632 unit pada tahun 2010 sebagaimana data
pada Tabel 1. Pertumbuhan rumah sakit di Indonesia tidak terlepas dari arus
globalisasi,pertumbuhan ekonomi dan sosialyang memungkinkan bisnis di bidang
layanan kesehatan memiliki potensi yang baik di masa depan.
Tabel 1. Perkembangan jumlah rumah sakit (Umum dan Khusus) di Indonesia Tahun 2006 -2010
No Pengelola/Kepemilikan 2006 2007 2008 2009 2010 1 Kementerian Kesehatan
dan Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota
464 477 509 552 585
2 TNI/POLRI 112 112 112 125 131 3 BUMN/Kementerian Lain 78 78 78 78 78 4 Swasta 638 652 673 768 838
Jumlah 1.292 1.319 1.372 1.523 1.632
Sumber : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2011)
Dalam persaingan bisnis yang kompetitif, upaya mempertahankan
pelanggan harus mendapat prioritas yang lebih besar dibandingkan dengan upaya
mendapatkan pelanggan baru, hal tersebut karena biaya yang dibutuhkan untuk
mempertahankan pelanggan lama lebih rendah dibandingkan dengan menarik
pelanggan baru. Salah satu upaya rumah sakit dalam membangun kesetiaan
pelanggan adalah dengan membangun merek yang kuat, yang akan memunculkan
kesetiaan merek pada pelanggan. Kesetiaan pelanggan pada sebuah merek,
menuntut sebuah rumah sakit untuk selalu memperhatikan merek yang
2
dimilikinya, karena merek yang kuat merupakan aset yang dimiliki untuk
mendapatkan posisi teratas di benak konsumen atau pelanggan, sehingga jika
merek sudah diterima konsumen, akan memudahkan rumah sakit dalam
memenangkan pangsa pasar.
Rumah Sakit Karya Bhakti merupakan salah satu rumah sakit swasta di
Kota Bogoryang telah berdiri sejak tahun 1984 dan dipercaya oleh banyak
perusahaan, asuransi, pemerintah Kota dan Kabupaten Bogor serta institusi
pendidikan.Salah satulayanan yang ditawarkan RS. Karya Bhakti adalah Rawat
Jalan. Rawat Jalan terdiri dari poliklinik-poliklinik baik dokter umum maupun
spesialis berikut layanan penunjangnya dengan pilihan waktu praktek yang
beragam dari pagi hingga malam hari. RS. Karya Bhakti menyediakanlayanan
rawat jalan yang terdiri 30 poliklinik dengan beberapa poliklinik pararel.
Poliklinik pararel adalah pelayanan poliklinik dimana pada jam yang sama dibuka
beberapa poliklinik dengan bidang ilmu yang sama, sebagai contoh Poliklinik
Anak yang terdiri dari Poliklinik Anak I, II dan III dengan pilihan jadwal dan
dokter spesialis anak sehingga pasien dapat menyesuaikan waktu dan dokter yang
diinginkan.
Berdasarkan jumlah kunjungan pasien rawat jalan atau poliklinik dari tahun
ke tahun terjadi peningkatan sebagaimana pada Tabel 2. Dari data jumlah
kunjungan layanan rawat jalantahun 2009 hingga tahun 2012 terdapat layanan
dengan jumlah kunjungan pasien tertinggi yaitu layanan poliklinikpenyakit dalam
sebesar 20.850 orang (19,15%) dan poliklinik anaksebesar 19.300 orang (17,72%)
dari total kunjungan pasien rawat jalan pada tahun 2012.
Tabel 2. Layananpoliklinik dengan jumlah kunjungan terbesar pasien rawat jalanRS. Karya BhaktiTahun 2009 – 2012
Jenis Pelayanan Jumlah Kunjungan Pasien Per Tahun 2009 2010 2011 2012
Poli Anak 1 8.775 7.076 7.236 7.352 Poli Anak 2 3.851 4.533 5.213 5.664 Poli Anak 3 3.184 4.264 5.115 6.284
Jml 15.810 15.873 17.564 19.300 Poli Penyakit Dalam 1 4.583 4.657 5.479 3.836 Poli Penyakit Dalam 2 10.291 10.624 12.142 9.748 Poli Penyakit Dalam 3 - 573 721 3.500 Poli Penyakit Dalam 4 - - - 3.766
Jml 14.874 15.854 18.342 20.850
3
Lanjutan Tabel 2.
Jenis Pelayanan Jumlah Kunjungan Pasien Per Tahun 2009 2010 2011 2012
Poli Obgyn 1 5.638 5.783 6.517 6.193 Poli Obgyn 2 1.437 1.682 2.653 3.735
Jml 7.075 7.465 9.170 9.928 Poli Saraf 1 3.660 4.115 3.507 4.946 Poli Saraf 2 - - 1.996 2.164
Jml 3.660 4.115 5.503 7.110 Poli Gigi Dan Mulut 1 3.667 3.730 4.080 3.842 Poli Gigi Dan Mulut 2 2.451 2.745 3.004 2.865
Jml 6.118 6.475 7.084 6.707 Poli Bedah Umum 4.765 4.952 5.650 6.922
Jml 4.765 4.952 5.650 6.922 Total Pasien Poliklinik 73.466 79.175 94.003 108.863
Sumber : Bidang Pelayanan Medis RS. Karya Bhakti (2013)
Berdasarkan jenis layanan, rumah sakit di Indonesia dihadapkan pada
peningkatandan pertumbuhan rumah sakit khususnya pada layanan kesehatan ibu
dan anak hal tersebut dapat terlihat pada Gambar 1, dimana pertumbuhan Rumah
Sakit Khusus (RSK) pada tahun 2010 tertinggi adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak
sebesar 32,13 persen dari jumlah pertumbuhan RSK di Indonesia.
Gambar 1. Jumlah Rumah Sakit Khusus (RSK) di Indonesia Tahun 2010 (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011)
Berdasarkan lokasi di Kota Bogor dan jenis layanan kesehatan khususnya
spesialis anak, RS. Karya Bhakti harus bersaing dengan rumah sakit umum baik
rumah sakit swasta maupun pemerintah, RSIA sebagai rumah sakit khusus pada
layanan kesehatan Ibu dan anak,serta klinik-klinik dokter dengan layanannya yang
kini semakin berkembang, dapat dilihat pada Tabel 3.
4
Tabel 3. Data rumah sakit dan klinik di Kota Bogor
No Nama Rumah Sakit Alamat 1. RS. Karya Bhakti Jl. Dr. Sumeru No. 120 Bogor 2. RS. Azra Jl. Raya Pajajaran No. 219 Bogor 3. RS. Salak Jl. Jend Sudirman No. 8 4. RSIA Hermina Bogor Jl. Ring Road I Perumahan Taman Yasmin 5. RS PMI Bogor Jl. Pajajaran No. 80 6. RS BMC Jl. Pajajaran Indah V No. 97 7. RS. Islam Bogor Jl. Perdana Raya No. 22 8. RS. dr. H. Marzoeki Mahdi Jl. Dr. Sumeru No. 114 Bogor 9. RS. Bhayangkara Jl. Kapten Muslihat No. 18 Bogor
10. RSIA Melania Jl. Pahlawan No. 91 Bogor 11. RSPG Cisarua Jl. Puncak Raya Cisarua 12. RS Bersalin Pasutri Jl. Merak No. 3 Bogor
Sumber :http://dinaskesehatan.kotabogor.go.id /hospitals
Berkembangnya bisnis rumah sakit memberikan banyak alternatif bagi
pasien atau pengguna jasa untuk memilih rumah sakit yang sesuai dengan
kebutuhan dan harapan. Merek yang kuat akan menjadi daya tarik konsumen,
dengan merek yang kuat tujuan mengembangkan dan merebut pangsa pasar akan
lebih mudah tercapai. Cara untuk memiliki merek yang kuat adalah dengan
memperkuat elemen-elemen brand equitydan untuk mencapainya diperlukan
komitmen danusaha maksimal serta waktu yang cukup lama.
Pengukuran terhadap sebuah merek dapat dilakukan untuk
mengetahuikekuatan merek tersebut, yaitu dengan melakukan pengukuran
terhadap elemenbrand equity yang terdiri dari kesadaran merek
(brandawareness), persepsi kualitas (perceived quality), asosiasi merek
(brandassociation) dan loyalitas merek (brand loyalty). Penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui karakteristik pelanggan danposisi brandequityterhadap layanan
rawat jalan khususnya pada Poliklinik Anak di RS. Karya Bhakti, hal tersebut
dapat digunakan sebagai acuan dalam perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan
guna membangun loyalitas pelanggan khususnya bagi pengguna jasa dalam
layanan rawat jalan.
1.2. Perumusan Masalah
RS. Karya Bhakti merupakan rumah sakit yang telah berdiri sejak 29 tahun
silam dengan nama yang telah dikenal luas oleh masyarakat khususnya warga
Kota Bogordan sekitarnya dengan tipe pelanggan yang beragamdidukung dengan
5
diferensiasi layanan dan peningkatan fasilitas sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasan pelanggannya. Membentuk persepsi pelanggan terhadap
RS. Karya Bhakti sebagai rumah sakit yang memberikan pelayanan bermutu dan
profesional dengan sentuhan kasih sayang sebagaimana motto yang dimiliki, serta
didukung dengan terjalinnya kerjasama pelayanan kesehatan baik asuransi,
perusahaan, pemerintah kota dan kabupaten Bogor, Askes, Jamsostek, institusi
pendidikan, serta jamkesmas dan jamkesda bagi masyarakat yang kurang mampu,
merupakan kekuatan brand imageyang tercipta di benak masyarakat.
Persaingan usaha dalam layanan rawat jalan bidang spesialis anak yang
semakin kompetitif dan pertumbuhan RSKkhususnya rumah sakit ibu dan anak
sebesar 32,13 persen dari jumlah pertumbuhan RSK di Indonesia serta
peningkatan jumlah kunjungan pasien poliklinik anak RS. Karya Bhakti tiap
tahunnya sebesar 9,89 persen dari 17.564 orang menjadi 19.300 orang pada tahun
2012 memungkinkan layanan ini membuka poliklinik pararel dengan 3 ruangan
poliklinik anak (poliklinik anak 1, 2 dan 3) yang didukung oleh 6 dokter spesialis
anak dengan jadwal praktek yang beragam yaitu pagi (07.30 – 12.00 WIB), siang
(13.00-17.00 WIB) dan malam (17.00 – 19.00 WIB). Hal tersebut merupakan
salah satu dasar penelitian penulis dalam menganalisis brand equityyang dimiliki
RS. Karya Bhakti khususnya layanan poliklinik spesialis anak.
Merek rumah sakit yang kuat akan menjadi daya tarik konsumen dan
dengan merek yang kuat, tujuan mengembangkan dan merebut pangsa pasar akan
lebih mudah tercapai. Cara untuk memiliki merek yang kuat adalah dengan
memperkuat dan memelihara elemen-elemen brand equity namun penelitian
terkait brand equitymasih terbatas dilakukan. Untuk itu pengukuran terhadap
brand equitydari RS. Karya Bhakti khususnya layanan poliklinik anak perlu
diketahui sebagai upaya mengetahui sejauh mana asosiasi merek dan kesadaran
merek rumah sakit yang diterima atau dibenak pelanggan atau masyarakat sebagai
acuan dalam perbaikan layanan dan upaya dalam meningkatkan kepuasan dan
loyalitas pelanggan, serta mengukur kekuatan atau potensi merek yang dimiliki
perusahaan agar dapat memenangkan persaingan.Mengacu pada hal tersebut
diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, diantaranya :
1. Bagaimana karakteristik pelangganpoliklinik anak di RS. Karya Bhakti ?
6
2. Bagaimana brand awarenesspoliklinik anak RS. Karya Bhakti ?
3. Bagaimana brand associationyang dimiliki poliklinik anak RS. Karya
Bhakti?
4. Bagaimanaperceived quality poliklinik anak di RS. Karya Bhakti?
5. Bagaimana tingkat loyalitas pelanggan poliklinik anak RS. Karya Bhakti
berdasarkan elemen brand loyalty?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasikarakteristik pelanggan poliklinik anak RS. Karya Bhakti.
2. Menganalisis brand awarenespelanggan poliklinik anak RS. Karya Bhakti.
3. Menganalisisbrand associationpoliklinik anak RS. Karya Bhakti.
4. Menganalisis perceived quality poliklinik anak RS. Karya Bhakti.
5. Menganalisis brand loyaltypelanggan poliklinik anak RS. Karya Bhakti.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bahan masukan bagi manajemen RS. Karya Bhakti dalam mengetahui
kekuatan merek yang dimiliki khususnya dalam layanan rawat jalan pada
poliklinik anak yang selanjutnya dapat digunakan dalam peningkatan mutu
layanan, kepuasan dan loyalitas pelanggan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan pendapatan.
2. Sumber referensi ilmiah dalam bidang pemasaran dan penelitian
selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan di RS.Karya Bhakti pada layanan rawat jalan pada
poliklinik anak dengan responden penelitian adalah pengguna jasa layanan rawat
jalan khususnya pada poliklinik anak yang terdiri dari 3 layanan poliklinik pararel
yaitu poliklinik anak 1, 2 dan 3. Responden adalah orang tua maupun wali dari
pasien pediatrikyangtelah menggunakan layanan poliklinik anak lebih dari dua
kali kunjungan. Penelitian dilakukan terbatas pada lingkup manajemen pemasaran
khususnya tentang merek dengan mengkaji karakteristik pelanggan dan elemen-
elemen brand equity berdasarkan konsep Aakerdalam Durianto (2004).
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rumah Sakit
Istilah hospital (rumah sakit) berasal dari kata Latin, hospes (tuan rumah),
yang juga menjadi akar kata hoteldan hospitality (keramahan).Menurut Kemenkes
tentang Standar pelayanan minimal rumah sakit(2008), disebutkan bahwa rumah
sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan meliputi pelayanan promotif, preventif, kurative dan rehabilitatif yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.Jenis – jenis
pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah sakit meliputi :
1. Pelayanan gawat darurat
2. Pelayanan rawat jalan
3. Pelayanan rawat inap
4. Pelayanan bedah
5. Pelayanan persalinan dan perinatologi
6. Pelayanan intensif
7. Pelayanan radiologi
8. Pelayanan laboratorium patologi klinik
9. Pelayanan rehabilitasi medik
10. Pelayanan farmasi
11. Pelayanan gizi
12. Pelayanan transfusi darah
13. Pelayanan keluarga miskin
14. Pelayanan rekam medis
15. Pengelolaan limbah
16. Pelayanan administrasi manajemen
17. Pelayanan ambulans/kereta jenazah
18. Pelayanan pemulasaraan jenazah
19. Pelayanan laundry
20. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit
21. Pencegah pengendalian infeksi
8
BerdasarkanUndang-undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit disebutkan bahwa rumah sakit mempunyai tugas
memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan
kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.Selain menjalankan tugasnya tersebut rumah
sakit mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Berdasarkan kemampuan yang dimilikinya, maka rumah sakit di Indonesia
dapat dibedakan menjadi lima, yaitu :
1. Rumah Sakit Kelas A
Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan
subspesialis luas. Pemerintah menetapkan rumah sakit kelas A sebagai
tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga
sebagai rumah sakit pusat.
2. Rumah Sakit Kelas B
Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan
subspesialistik terbatas. Rumah sakit kelas B didirikan di setiap ibukota
propinsi yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten.
3. Rumah Sakit Kelas C
Rumah sakit dengan kemampuan memberikan pelayanan kedokteran
spesialis terbatas. Pada saat ini ada 4 (empat) macam pelayanan spesialistik
yang disediakan yakni pelayanan penyakit dalam, penyakit bedah,
pelayanan kesehatan anak serta pelayanan kebidanan dan kandungan.
9
4. Rumah Sakit Kelas D
Rumah sakit yang bersifat transisi karena pada suatu saat akan ditingkatkan
menjadi rumah sakit kelas C. Kemampuan rumah sakit kelas D hanya
sebatas memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi.
5. Rumah Sakit Kelas E
Rumah sakit khusus (special hospital) yang menyelenggarakan hanya satu
macam pelayanan kedokteran saja. Sebagai contoh adalah rumah sakit jiwa,
rumah sakit kanker, rumah sakit paru, rumah sakit kusta, dsb.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009, rumah
sakit dapat terbagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya. Pembagian
kategori rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, yaitu :
1. Rumah sakit umum
Rumah sakit dengan memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang
dan jenis penyakit.
2. Rumah sakit khusus
Memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit
tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit,
atau kekhususan lainnya.
Berdasarkan pengelolaannya rumah sakit dapat terbagi menjadi :
1. Rumah sakit publik
Dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah dan badan hukum yang
bersifat nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola oleh pemerintah dan
pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan
Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Rumah sakit privat
Dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan
Terbatas atau Persero.
2.2 Merek
Merek adalah nama atau simbol yang bersifat membedakan seperti logo, cap
atau kemasan dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang
penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu (Aaker dalam Rangkuti,
10
2004).Menurut American Marketing AssociationdalamRangkuti (2004), definisi
merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-
hal tersebut. Tujuan pemberian merek adalah untuk mengidentifikasi produk atau
jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh
pesaing.
Menurut Durianto, dkk (2004), merek mengandung janji perusahaan untuk
secara konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.
Merek tercakup enam pengertian yaitu :
1. Atribut produk; seperti kualitas, gengsi, nilai jual kembali,desain dan lain-
lain.
2. Manfaat, bahwa merek memiliki serangkaian manfaat diantaranya manfaat
fungsional dan manfaat emosional.
3. Nilai, bahwa merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen.
Merek yang memilki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagi merek
yang berkelas sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek
tersebut.
4. Budaya, bahwa merek mencerminkan budaya tertentu.
5. Kepribadian, bahwa merek mencerminkan kepribadian tertentu.
6. Pemakai, bahwa merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tersebut.
2.3. Brand Equity
2.3.1Definisi Brand Equity
Menurut Durianto, dkk (2001), brand equity adalah seperangkat aset dan
liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa
baik pada perusahaan maupun pada pelanggan.
Brand equityadalah keinginan dari seseorang untuk
melanjutkanmenggunakan suatu brand atau tidak. Pengukuran dari brand equity
sangatlahberhubungan kuat dengan kesetiaan dan bagian pengukuran dari
pengguna barumenjadi pengguna yang setia (Kotler & Keller, 2009).
11
2.3.2 Peran Brand Equity
Menurut Durianto, dkk (2001), brand equitymemberikan nilai tersendiri di
mata pelanggannya, dan dapat mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam
pengambilan keputusan pembelian atas dasar pengalaman masa lalu dalam
penggunaan atau kedekatan, asosiasi dengan berbagai karakteristik merek.Brand
equity juga memiliki nilai bagi perusahaan dalam bentuk :
1. Brand equity yang kuat dapat menghilangkan keraguan konsumen terhadap
kualitas merek.
2. Elemen-elemen brand equity berpengaruh dalam mengurangi keinginan atau
rangsangan konsumen untuk mencoba merek-merk lain.
3. Brand loyalty yang telah diperkuat merupakan hal penting dalam merespon
inovasi yang dilakukan para pesaing.
4. Brand association penting sebagai dasar strategi positioning maupun strategi
perluasan produk.
5. Brand equity yang kuat memungkinkan perusahaan memperoleh margin yang
lebih tinggi dengan menerapkan premium pricedan mengurangi
ketergantungan pada promosi sehingga dapat diperoleh laba yang lebih tinggi.
6. Brand equity yang kuat dapat digunakan sebagai dasar untuk pertumbuhan
dan perluasan merek kepada produk lainnya atau menciptakan bidang bisnis
baru yang terkait yang biasanya akan jauh lebih mahal untuk dimasuki tanpa
merek yang memiliki brand equity tersebut.
7. Meningkatkan penjualan karena mampu menciptakan loyalitas saluran
distribusi.
8. Aset-aset brand equity lainnya dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi
perusahaan dengan memanfaatkan celah-celah yang tidak dimiliki pesaing.
2.3.3 Elemen Brand Equity
Menurut Aaker dalam Durianto, dkk (2001), brand equity dapat
dikelompokkan dalam lima kategori, yaitu :
1. Brand awareness (kesadaran merek); menunjukkan kesanggupan seorang
calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek
merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
12
2. Brand association (asosiasi merek); mencerminkan pencitraan suatu merek
terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya
hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, selebriti dan lain-
lain.
3. Perceived quality (persepsi kualitas); mencerminkan persepsi pelanggan
terhadap keseluruhan kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan
berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
4. Brand loyalty (loyalitas merek); mencerminkan tingkat keterikatan
konsumen dengan suatu merek produk.
5. Other proprietary brand assets (aset-aset merek lainnya).
Gambar 2. Konsep brand equity menurut Aaker dalamDurianto, dkk(2001)
2.3.4 Brand Awareness
Kesadaran merek (brand awareness) adalah kesanggupan seseorang calon
pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan
bagian dari kategori produk tertentu (Aakerdalam Rangkuti, 2004). Peran brand
awareness dalam brand equity tergantung pada tingkatan akan pencapaian
kesadaran di benak konsumen.
13
Tingkatan brand awareness secara berurutan dapat digambarkan dalam
suatu piramida dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi dengan
penjelasanyaitu :
1. Unaware of brand (tidak menyadari merek); tingkat yang paling rendah
dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari
adanya suatu merek.
2. Brand recognition (pengenalan merek); tingkat minimal dari
kesadaranmerek. Hal ini penting pada saat pembeli memilih suatu merek
pada saat melakukan pembelian.
3. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek); didasarkan
padapermintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam
suatukelas produk. Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa
bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak
perludibantu untuk memunculkan merek tersebut.
4. Top of mind (puncak pikiran); apabila seorang ditanya secara langsungtanpa
diberi bantuan pengingatan dan orang tersebut dapat menyebutkan satu
nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama
kalimerupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut
merupakanmerek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak
konsumen.
Gambar 3. Piramida “Brand Awareness” (Durianto,dkk 2004)
2.3.5Brand Association
Menurut Durianto, dkk (2001), brand association adalah segala kesan yang
muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu
14
merek. Kesan-kesan yang terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin
banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek. Asosiasi
merek pada umumnya digunakan sebagai pijakan konsumen dalam keputusan
pembelian dan loyalitasnya pada merek tersebut.
Aaker dalam Durianto, dkk (2001), terdapat 11 acuan asosiasi, yaitu :
1. Atribut produk
Atribut produk yang paling banyak digunakan dalam strategi positioning
adalah mengasosiasikan suatu obyek dengan salah satu atau beberapa
atributatau karakteristik produk yang bermakna dan saling mendukung,
sehingga asosiasi bisa secara langsung diterjemahkan dalam alasan untuk
pembelian suatu produk.
2. Atribut tak berwujud
Penggunaan atribut tak berwujud merupakan atribut umum, seperti persepsi
kualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan
serangkaian atribut yang objektif.
3. Manfaat bagi pelanggan
Biasanya terdapat hubungan antara atribut produk dan manfaat bagi
pelanggan. Terdapat dua manfaat bagi pelanggan, yaitu:
a. Manfaat rasional, manfaat yang berkaitan erat dengan suatu atributdan
bisa menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang rasional.
b. Manfaat pskologis seringkali merupakan konsekuensi ekstrim
dalampembentukan sikap adalah manfaat yang berkaitan dengan
perasaan yangtimbul ketika membeli atau menggunakan merek tersebut.
4. Harga relatif
Pada umumnya merek hanya perlu berada di satu harga tertentu agar dapat
memposisikan diri dengan jelas dan berjauhan dengan merek-merek lain
padatingkat harga yang sama. Untuk menjadi bagian dari segmen utama
(premiumsegment), sebuah merek harus menawarkan suatu aspek yang
dipercaya ungguldalam kualitas, atau sungguh-sungguh dapat memberikan
jaminan hargaoptimum
5. Penggunaan / Aplikasi
15
Pendekatan dalam acuan ini adalah mengasosiasikan merek tersebut dengna
suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.
6. Pengguna / Pelanggan
Strategi posisioning pengguna (user positioning strategy),
yaitumengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau
pelanggan,sangat efektif karena bisa memadukan antara strategi posisioning
dengan strategi segmentasi. Mengidentifikasikan sebuah merek dengan
segmen yang ditargetkan seringkali menjadi cara yang tepat untuk memikat
segmentersebut.
6. Orang terkenal / biasa
Mengaitkan seseorang yang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat
mentransferkan asosiasi-asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang tersebut ke
merek tersebut.
8. Gaya hidup/kepribadian
Asosiasi sebuah merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami olehaneka
kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.
9. Kelas produk
Pendekatan sebuah merek dengan mengasosiasikan menurut kelas
produknya, seperti mencerminkan nilai prstise, performa tinggi¸ dan
keamanan.
10. Kompetitor
Pendekatan sebuah merek dengan mengetahui pesaing dan berusaha
menyamai atau bhakan mengungguli pesaing.
11. Negara/wilayah geografis
Sebuah negara bisa menjadi simbol yang kuat, asalkan negara itu
mempunyaihubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan.
2.3.6 Perceived Quality
Perceivedquality (persepsi kualitas) didefinisikan sebagai persepsi
pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa
layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Persepsi kualitas
yang tinggi bukan berarti harapan pelanggan rendah (pelanggan merasakan
kepuasan yang tinggi jika harapannya jauh lebih rendah dari kinerja atau
16
kenyataan).Manfaat atau nilai yang diberikan dari perceived quality dalam
Durianto, dkk (2001) yaitu :
1. Alasan membeli
Perceived quality merupakan alasan kenapa sebuah merek dipertimbangkan
dan dibeli.
2. Diferensiasi dan posisi produk
Konsumen ingin memilih aspek tertentu sebagai keunikan dan kelebihan
produk. Aspek yang memiliki perceived quality tinggi yang akan dipilih
konsumen.
3. Harga premium
Sebuah merek yang memiliki perceived quality tinggi memiliki alasan untuk
menetapkan harga tinggi bagi produknya.
4. Perluasan saluran distribusi
Perceived quality juga mempunyai arti penting bagi para pengecer,
distributor, dan berbagai pos saluran distribusi lainnya. Distributor lebih
mudah menerima produk yang oleh konsumen dianggap berkualitas tinggi.
5. Perluasan merek
Sebuah merek yang memiliki perceived quality dapat digunakan sebagai
merek produk lain yang berbeda.
Menurut Garvin dalam Durianto, dkk (2001), perceived qualitydibagi dalam
tujuh dimensi yaitu :
1). Kinerja : melibatkan berbagai karakteristik operasional utama. Karena faktor
pelanggan mempunyai sikap yang berbeda dalam menilai atribut-atribut
kinerja.
2). Pelayanan : mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan dalam produk
tersebut.
3). Ketahanan : mencerminkan umur ekonomi dari produk tersebut.
4). Keandalan : konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu
pembelian ke pembelian berikutnya.
5). Karaktristik produk : bagian-bagian tambahan dari produk. Penambahan ini
biasanya digunakan sebagai pembeda yang penting ketika dua merek produk
terlihat hampir sama. Bagian-bagian tambahan ini memberi penekanan bahwa
17
perusahaan memahami kebutuhan pelanggannya yang dinamis sesuai
perkembangan.
6). Kesesuaian dengan spesifikasi : merupakan pandangan mengenai kualitas
proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan dan teruji.
7). Hasil : mengarah kepada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam
dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan “hasil akhir”
produk yang baik maka kemungkinan produk tersebut tidak akan mempunyai
atribut kualitas lain yang penting.
2.3.7Brand Loyalty
Menurut Durianto, dkk (2001), Loyalitas merekmerupakan ukuran
keterikatan pelanggan kepada sebuah merek, dimana ukuran tersebut mampu
memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke
merek produk yang lain terutama terjadi perubahan seperti harga maupun atribut
lain. Menurut Setiawan (2011) Loyalitas merek dapat diartikan sebagai sikap
menyenangi terhadap suatu merek yang dipresentasikan dalam pembelian yang
konsisten terhadap merek tersebut sepanjang waktu. Menurut Assael dalam
Setiawan (2011), terdapat empat hal yang menunjukkan kecenderungan konsumen
yang loyal, yaitu :
a. Konsumen yang loyal terhadap merek cenderung lebih percaya diri terhadap
pilihannya.
b. Konsumen yang loyal lebih memungkinkan merasakan tingkat resiko yang
lebih tinggi dalam pembeliannya.
c. Konsumen yang loyal terhadap merek juga lebih mungkin loyal terhadap
toko.
d. Kelompok konsumen yang minoritascenderung untuk lebih loyal terhadap
merek.
Tingkatanloyalitas pelanggan terhadap loyalitas merekdalam Durianto, dkk
(2001), yaitu :
1. Switcher (Berpindah-pindah)
Pelanggan berada tingkatan loyalitas yang paling dasar pembeli tidak loyal,
yang sama sekali tidak tertarik pada merek tersebut dan bagi mereka merek
18
apapun dianggap memadai sehingga merek memainkan peran yang kecil
dalam keputusan pembelian.
2. Habitual buyer(Pembeli yang bersifat kebiasaan)Pembeli yang berada
dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai pembeli yang puas
dengan merek produk yang dikonsumsinya atau setidaknya mereka tidak
mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk tersebut.
Pembeli dalam tingkat loyalitas ini didasarkan atas kebiasaan.
3. Satisfied buyer (Pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Pembeli dalam tingkatan ini masuk dalam kategori puas bila mereka
mengkonsumsi merek tersebut, namun mereka memikul biaya peralihan
(switching cost) serta biaya berupa waktu, uang atau resiko kinerja
berkenaan dengan tindakan beralihan merek, kelompok ini bisa disebut
pelanggan yang loyal terhadap biaya peralihan.
4. Likes the brand(menyukai merek)
Pembeli dalam tingkatan ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh
menyukai merek tersebut, preferensinya mungkin dilandasi oleh suatu
asosiasi seperti simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakan atau
persepsi kualitas yang tinggi.
5. Comitted buyer (pembeli yang komit)
Pembeli dalam tingkatan ini adalah pelanggan yang setia, mereka
mempunyai kebanggaan menjadi pengguna suatu merek, merek tersebut
sangat penting. Aktualiasasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan
merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak
lainnya.
Loyalitas merek dapat memberikan nilai kepada perusahaan, diantaranya
yaitu :
1. Mengurangi biaya perusahaan
Biaya pemasaran untuk pempertahankan konsumen akan lebih murah
dibandingkan untuk mendapatkan konsumen baru.
2. Meningkatkan perdagangan
Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan meningkatkan perdagangan
dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran.
19
3. Menarik konsumen baru
Perasaan puas dan suka terhadap suatu merek akan menimbulkan perasaan
yakin bagi calon konsumen untuk mengkonsumsi merek tersebut dan
biasanya akan merekomendasikan atau mempromosikan merek yang ia
pakai kepada orang lain, sehingga kemungkinan dapat menarik konsumen
baru.
4. Memberi waktu untuk merespon ancaman persaingan
Bila pesaing mengembangkan produk yang lebih unggul, konsumen yang
loyal akan memberikan waktu bagi perusahaan untuk merespon pesaing
dengan memperbaharui produknya.
Gambar 4. Tingkatan loyalitas pelanggan (Durianto,dkk 2001)
2.4. Penelitian Terdahulu
Yhossie (2010) “Analisis Hubungan Demografi Pelanggan Dengan Ekuitas
Merek RS Karya Bhakti Tahun 2010” Permasalahan yang diangkat dalam
penelitian yaitu Bagaimana demografi pelanggan RS. Karya Bhakti, kekuatan
ekuitas merek dan hubungan demografi pelanggan dengan ekuitas merek RS.
Karya Bhakti.Penelitian ini bersifat analisis dengan pendekatan cross sectional.
Pengumpulan data dengan survey menggunakan kuesioner. Sampel adalah
pelanggan poliklinik rawat jalan RS Karya Bhakti Bogor yang membayar sendiri
dan telah berkunjung minimal untuk kedua kalinya pada saat penelitian
berlangsung. Analisis data menggunakan analisis univariat, analisis bivariat
20
dengan uji Kai Kuadrat, analisis multivariate dengan uji regresi logistik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara tingkat
pendidikan dan pengeluaran dengan ekuitas merek RS Karya Bhakti Bogor.
Pelanggan dengan tingkat pendidikan rata-rata kurang dari SMA dan pengeluaran
kurang dari 3 juta rupiah per bulan mempunyai kemungkinan lebih besar memiliki
ekuitas merek RS Karya Bhakti yang lebih kuat.
Nurulaini (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisa Brand Equity
Rumah Sakit Islam Jakarta menurut Persepsi Pelanggan Rawat Jalan di Empat
Layanan Dasar pada Tahun 2010”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara empat elemen Brand Equity yaitu Brand Awareness, Brand
Association, Perceived Quality dan Brand Loyalty) terhadap Brand Equity RS
Islam Jakarta menurut persepsi pelanggan rawat jalan di empat layanan dasar,
dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan
Crosssectional yang bersifat kuantitatif, dilengkapi dengan metode kualitatif. Uji
korelasi dan regresi linear digunakan untuk menguji variabel dari elemen-elemen
brand equity. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Brand Awareness, Brand
Association, Perceived Quality dan Brand Loyalty memiliki hubungan yang kuat
terhadap Brand Equity RSIJ. Keempat elemen ini berkontribusi dalam membentuk
Brand Equity RSIJ, namun yang memberikan kontribusi terbesar adalah Brand
Loyalty dan Perceived Quality. Pada penelitian ini ditemukan bahwa seluruh
elemen Brand Equity memiliki hubungan dengan Brand Equity, serta memberikan
kontribusi secara parsial kepadaBrand Equity, dan Perceived Quality dan Brand
Loyalty secara bersama samamemberikan pengaruh pada Brand Equity dengan
kekuatan pengaruh Brand Loyaltytiga kali lebih besar di bandingkan Perceived
Quality.
Hussein (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Brand Equity
Rumah Sakit Puri Cinere Depok Menurut Persepsi Pelanggan Poli Rawat Jalan
PadaTahun 2012”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi Brand Equity
Rumah Sakit Puri Cinere menurut persepsi pelanggan poliklinik Rumah Sakit, dan
faktor-faktor yang paling bermakna dan paling berhubungan dari 4 faktor
yangmempengaruhi brand equity. Brand Equity diukur berdasarkan 4 variabel
yaitu brand awarness, brand association,perceived quality, danbrandloyalty.
21
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik
denganpendekatan crosssectional yang bersifat kuantitatif dilengkapi dengan
metodekualitatif.Untuk memperoleh jumlah sample yang representatif maka
digunakanteknik stratified random sampling sehingga diperoleh 96 responden.
Kemudianuntuk memperoleh hasil, data kuestioner diolah secara univariat,
bivariat dan ujiregresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa brand
awarness,brand association, perceived quality dan brand loyalty memiliki
hubungan yangsignifikan terhadap brand equity. Namun yang memberikan
kontribusi terbesaradalah brand loyalty disusul oleh perceived quality.
Wu (2011) “The Impact of Hospital Brand Image on Service Quality,
Patient Satisfaction and Loyalty”.Tujuan daripenelitiannya untukmenguji
hubunganantarabrand image rumah sakit,kualitas pelayanan, kepuasan pasien, dan
loyalitas
Berdasarkan
.Dilakukan penyebaran kuesioner dengan perolehan kuesioner yang
kembali sebanyak 462 dari 500 yang didistribusikan. Hasil perhitungan deskriptif
dari kuesioner didapatkan karakteristik responden adalah 52.4% berjenis kelamin
perempuan, 61.2% berumur sekitar40 hingga 60 tahun, dan 43.5% berpendidikan
akademi dan universitas. Alat analisis yang digunakan dalam hipotesis pengujian
yaitu Structure Equation Model (SEM).
hasil pengujian, mengungkapkan bahwabrand imagerumah
sakit memilikipengaruhbaiklangsung maupun tidak langsungterhadap loyalitas
pasien. Iniberarti bahwabrand imagerumah sakitberpengaruh positif
tidakhanyameningkatkanloyalitas pasiensecara langsung, tetapi
jugameningkatkankepuasanpasien melaluipeningkatankualitaspelayanan yang
dirasakan, yang pada gilirannyameningkatkan kunjungankembalipasien. Brand
image rumah sakitmemangberfungsisebagai faktorutama
dalammeningkatkankualitas pelayanan,kepuasan pasien, dan loyalitas
pasien. Selain itu, hasildari penelitian diketahuibahwakualitas pelayananhingga
kepuasan pasienadalah bagianutama sebagaidampak positifdari brand
imagerumah sakitterhadap loyalitaspasien.Akibatnya, penelitian inimengusulkan
bahwamanajer rumah sakitharus berusaha untuk menciptakandan
memeliharabrand imagerumah sakitdalam rangka meningkatkankualitas
pelayanan,kepuasan pasien, dan loyalitas.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Gambar 5. Kerangka pemikiran penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian sebagaimana Gambar 5dapat
dijabarkan yaitu penelitian diawali untuk mengidentifikasi karakteristik pelanggan
poliklinik anak RS. Karya Bhakti secara deskriptif selanjutnya dilakukan
pengujian terhadap masing-masing elemen brand equity berdasarkan konsep
Aaker yaitubrand association. brand awareness, perceived quality dan brand
loyalty terhadap merek Poliklinik Anak RS. Karya Bhakti. Elemen brand
awarenessdianalisis untuk melihat sejauh mana para pelanggan mengenali,
mengingat kembali dari merek poliklnik anak RS. Karya Bhakti apakah
termasuktop of mindatau tidak. Selanjutnya elemen yang digunakan adalah
perceived qualityyang berperan dalam menilai keseluruhan kualitas atau
keunggulan dari poliklinik spesialis anak karena persepsi atau nilai yang diberikan
23
berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan loyalitas terhadap merek
tersebut.Elemen terakhir adalah brand loyalty dimana berperan dalam mengukur
keterikatan pelanggan kepada suatu merek. Ukuran ini mampu memberikan
gambaran tentang kemungkinan seorang pelanggan beralih ke merek produk yang
lain, terutama jika dihadapkan pada harga, perubahan atau atribut lain.
Data diperoleh dengan survei pelanggan, dimana kuesioner dibagikan
kepada responden yang telah ditentukan, selanjutnya data kuesioner tersebut di
olah dan diujikan dengan alat analisis pada masing-masing atribut brand equity
diantaranya analisis secara deskriptif, uji cochran, dan grafik skala semantik
differential untuk ditransformasikan sehingga diperoleh informasi tertentu yang
lebih mudah dimengerti. Berdasarkan hasil tersebut, maka penulis dapat
menyimpulkan dan memberikan informasi atas gambaran yang diperoleh dari
hasil pengujian tersebut kepada manajemen rumah sakit tentang posisi brand
equity poliklinik anak RS. Karya Bhakti sebagai upaya mengetahui kekuatan
merek serta meningkatkan mutu pelayanan, meraih kepuasan dan loyalitas
pelanggan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada pelayanan rawat jalan khususnya poliklinik
spesialis anak di RS. Karya Bhakti yang terdiri dari 3 (tiga) poliklinik pararel
yaitu Poliklinik Anak 1, 2 dan 3 dengan jadwal layanan yang tersedia yaitu pagi
hingga malam hari dengan 6 (enam) orang dokter spesialis anak yang dapat dipilih
sesuai minat konsumen. RS. Karya Bhakti berlokasi di Jl. Dr. Sumeru No. 120
Bogor dengan waktu penelitian selama satu bulan yaitu pada bulanApril 2013.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini jenis data yang akan digunakan adalah data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi, penyebaran kuesioner,
dan wawancara kepada para orang tua atau wali pasien pediatrik yang berobat
pada Poliklinik anak di RS. Karya Bhakti. Sedangkan data sekunder diperoleh
dari profil rumah sakit, brosur, media internet dan studi kepustakaan seperti buku-
buku, skripsi, tesis, jurnal penelitian manajemen, dan artikel-artikel yang
berhubungan dengan penelitian.
24
3.4. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua atau wali dari pasien
pediatrik yang menggunakan layanan spesialis anak RS. Karya Bhakti. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability
sampling yaitu dengan metode purposive sampling. Metode pengambilan
sampeldidasarkan pada pertimbangan tertentu atau syarat-syarat yang telah
ditetapkan sebelumnya, diantaranya responden adalah orang tua atau wali dari
pasien pediatrik pada poliklinik anak dengan status pasien lama atau pasien yang
pernah menjalankan pengobatannya lebih dari 2 (dua) kali kunjungan ke
poliklinik anak RS. Karya Bhakti dengan asumsi responden adalah pengambil
keputusan pembelian dan mampu untuk menjawab pertanyaan pada kuesioner.
Ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus
Slovin (Umar, 2003) :
........................................................................ (1)
Keterangan :
N = Jumlah populasi pasien Poliklinik anak RS. Karya Bhakti
n = Ukuran sampel (responden)
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian yang masih bisa ditolerir sebesar 10%
Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah jumlah rata-rata pasien
rawat jalanpada poliklinik anak yang berkunjung ke RS. Karya Bhakti setiap
bulannya. Berdasarkan data kunjungan pasien rawat jalan pada poliklinik anak,
diperoleh jumlah populasi (N) rata-rata kunjungan per bulan sekitar 1608 orang,
maka berdasarkan rumus Slovindengan tingkat kesalahan 10 % diperoleh jumlah
sampel sebanyak 95 responden dengan perhitungan sebagai berikut :
3.5. Metode Pengambilan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada
responden. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner berupa pertanyaan terbuka
(responden bebas memberikan jawaban) dan pertanyaan tertutup (kemungkinan
jawaban telah ditentukan terlebih dahulu). Kuesioner yang dibagikan terdiri dari
25
empat bagian yaitu untuk mengukur kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi
kualitas, dan tingkat loyalitas merek dimana konsep pengujian dalam masing-
masing elemen brand equity. Elemen brand associationyang digunakan dalam
penelitian yaitu atribut produk, atribut tak berwujud, dan harga relatif seperti
terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Atribut asosiasi merek layanan poliklinik anak RS. Karya Bhakti
Acuan AsosiasiMerek
Atribut asosiasi
Atribut Produk Fasilitas lengkap dan modern Lokasi strategis Banyak pilihan dokter spesialis &jadwal poliklinik Ruang tunggu nyaman Tempat parkir luas dan mudah
Atribut Tak Berwujud • Citra rumah sakit baik • Pelayanan berkualitas dan memuaskan • Pelayanan dokter profesional dan ramah • Pelayanan petugas dan perawat profesional & ramah • Dokter datang tepat waktu
Harga Relatif Biaya pengobatan terjangkau Kemudahan pembiayaan pengobatan dengan asuransi,
perusahaan dan Jamkesmas/Jamkesda
Sedangkan atribut dalam elemen persepsi kualitas yang digunakan dalam
penelitian ini, dapat terlihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Atribut persepsi kualitas layanan poliklinik anak RS. Karya Bhakti Acuan Persepsi Kualitas Atribut Persepsi Kualitas Kinerja Pelayanan Dokter profesional
Pelayanan perawat &petugas profesional dan ramah Pelayanan • Kemudahan mendapatkan informasi pelayanan
• Fasilitas tempat parkir luas dan mudah • Ruang tunggu nyaman dan sejuk • Tersedia fasilitas tempat bermain anak & ruang laktasi
Karakteristik Produk • Banyak pilihan dokter spesialis dan jadwal poliklinik • Lokasi RS strategis • Biaya pengobatan terjangkau
26
Lanjutan Tabel 5. Acuan Persepsi Kualitas Atribut Persepsi Kualitas • Kerjasama pembayaran dengan asuransi & perusahaan
• Fasilitas penunjang medis lengkap dan canggih (apotek, lab, radiologi dan fisioterapi)
Keandalan • Pelayanan pendaftaran cepat dan tertib • Dokter datang tepat waktu • Kebersihan lingkungan rumah sakit
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas dan Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui
kelayakaninstrumen penelitian dan apakah instrumen yang dipakai dapat
diandalkan ataudipercaya untuk digunakan. Pengujian dilakukan terhadap 30
orang responden pada awal penelitian.Uji validitas dilakukan dengan melihat nilai
Corrected Item-Total Corelation (r). Nilai r tabel untuk N = 30 dengan interval
kepercayaan 95% sebesar 0,361, selanjutnya dinyatakan reliable
jikaCronbach’sAlpha> 0,60. Reliabilitas (keandalan) adalah suatu nilai yang
menunjukkan konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama
(Umar, 2003). Kuesioner reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara
berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Uji reliabilitas untuk alternatif jawaban hanya dua, misal : “Ya” diberikan skor 1
dan “Tidak” diberikan skor 0. Teknik pengujiaan validitas dan reliabilitas diolah
dengan menggunakan program SPSS versi 15.0
Tabel 6. Hasil uji validitas dan reliabilitas brand association
Kode Pertanyaan Corrected item – Total Correlation Reliability Statistics
BA1 0,625
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of
Items ,710 ,757 12
BA2 0,462 BA3 0,490 BA4 0,111 BA5 0,625 BA6 0,236 BA7 0,425 BA8 0,432 BA9 0,507 BA10 0,302 BA11 0,171 BA12 0,180
27
Kode Pertanyaan BA4, BA6, BA10, BA11 dan BA12, dengannilai
hasilCorrected item – Total Corelationdibawah nilai r tabel yaitu 0,361 maka
dinyatakan pertanyaan tersebut tidak valid. Kemudianoleh peneliti pertanyaan ini
dihilangkan dan tidak digantikan karena dianggappertanyaan lain sudah mewakili
brand association. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7.
Tabel 7. Hasil uji validitas dan reliabilitas kedua brand association
Kode Pertanyaan Corrected item – Total Correlation Reliability Statistics
BA1 0,714
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of
Items ,799 ,847 7
BA2 0,470 BA3 0,490 BA5 0,714 BA7 0,686 BA8 0,388 BA9 0,635
Setelah pertanyaan yang tidak valid dihilangkan maka hasil alpha cronbach
naik menjadi 0,799, maka seluruh pertanyaan instrumenbrand associationadalah
valid karena hasil rhitung> r tabelatau nilai Corrected item – Total Correlation>
0,361 dan pertanyaan tersebut termasuk reliablekarena alpha cronbach> 0,6,
Tabel 8. Hasil uji validitas dan reliabilitas perceived quality
Kode Pertanyaan Corrected item – Total Correlation Reliability Statistics
PQ1 0,516 Pengujian pertama
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of
Items ,812 ,844 14
Pengujiam akhir
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of
Items ,843 ,853 10
PQ 2 0,605 PQ 3 0,537 PQ 4 0,578 PQ 6 0,489 PQ 7 0,623 PQ 8 0,503 PQ 9 0,654 PQ 10 0,495 PQ 14 0,507
Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa Corrected item –Total
Correlationdari masing-masing variabel dalam analisis perceived quality telah
memiliki nilai lebih besar dari r tabel (0,468) dengan menghilangkan beberapa
item pertanyaan yaitu PQ 5, PQ 11, PQ 12, dan PQ 13 maka hasil pengujian
dapat dinyatakan telah valid dan nilai cronbach’s alpha sebesar 0, 843> 0.6dapat
28
disimpulkan bahwa pertanyaan – pertanyaan dalam perceived quality dapat
dipercaya (reliable).
3.7. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meniliti suatu kelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
karakteristik umum responden, kesadaran merek dan loyalitas merek pada
pengujian brand loyalty.
3.8.Uji Cochran
Uji Cochran digunakan untuk mengukur atribut-atribut dalam elemen brand
association poliklinik anak RS. Karya Bhakti. Pengujian pada data dengan skala
pengukuran nominal atau untuk informasi dalam bentuk terpisah dua (dikotomi)
misal informasi “ya” atau “tidak”. Uji Cochran dilakukan dengan menjumlah dan
menghitung semua respon agar dapat diuji asosiasinya. Pengujian dilakukan
bertahap hingga hasil menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara
asosiasi yang dipilih responden.
Hipotesis pengujian :
Ho = Kemungkinan jawaban “ya” adalah sama untuk semua asosiasi
H1 = Kemungkinan jawaban “ya” adalah beda untuk semua asosiasi
Langkah pengujiannya, adalah :
1. Menghitung nilai Q (cohchran) dengan rumus :
........................................................................ (2)
Keterangan : C = Banyaknya variabel (asosiasi) Ri = jumlah baris jawaban “ya” Cj = jumlah kolom jawaban “ya” N = Total besar
2. Tolak Ho bila > V = C-1
Atas dasar hasil analisis dilakukan perbandingan antara nilai Q dengan
jika diperoleh nilai Q < maka Ho diterima, yang berarti
semua asosiasi yang diuji saling berhubungan membentuk brand image dari suatu
29
merek. Jika diperoleh nilai Q> , dapat disimpulkan bahwa belum cukup
bukti untuk menerima Ho. Dengan demikian tidak semua asosiasi adalah sama
dengan pengujian dilanjutkan ke tahap dua untuk mengetahui asosiasi mana yang
tidak sama dan dapat dikeluarkan dari asosiasi-asosiasi penyusun brand image
suatu merek. Nilai N berkurang sebesar nilai total kolom yang dikeluarkan
tersebut. Nilai Q dihitung kembali sesuai kondisi yang baru tersebut.
Jika nilai Q > lanjut pada tahap tiga dengan teknik sama, jika
nilai Q< maka pengujian dihentikan yang berarti brand image suatu
merek terbentuk dari asosiasi-asosiasi sisasnya yang belum diuji dan asosiasi
terakhir yang diuji.Atribut-atribut yang digunakan dalam elemen brand
association, diantaranya :
1. Pelayanan berkualitas dan memuaskan
2. Fasilitas lengkap dan modern
3. Citra rumah sakit baik
4. Lokasi strategis
5. Pelayanan Dokter profesional dan ramah
6. Pelayanan petugas dan perawat profesional dan ramah
7. Banyak pilihan dokter spesialis dan jadwal poliklinik
8. Biaya pengobatan terjangkau
9. Kemudahan pembiayaan pengobatan dengan asuransi, perusahaan dan
Jamkesmas/Jamkesda
10. Ruang tunggu nyaman
11. Dokter datang tepat waktu
12. Tempat parkir luas dan mudah
3.9. Skala Likert, Rata-rata dan Standar Deviasi
Skala likert merupakan skala yang dapat memperlihatkan tanggapan
konsumen terhadap karakteristik suatu produk (sangat setuju, setuju, tidak setuju,
sangat tidak setuju). Informasi yang diperoleh berupa skala pengukuran
ordinal.Sebagai contoh, peneliti memberi 4 alternatif jawaban kepada responden,
maka rentang skala yang digunakan adalah 1 sampai 4, misal pemetaan bobot
penilaian sebagai berikut :
30
Skala 1 = sangat tidak setuju , diberi bobot 1
Skala 2 = tidak setuju, diberi bobot 2
Skala 3 = setuju, diberi bobot 3
Skala 4 = sangat setuju, diberi bobot 4
Setelah data diperoleh dari atribut merek, maka dicari rata-rata dan standar deviasi
untuk mengukur pemusatan dan ukuran keragaman tanggapan responden dengan
rumus :
Rata-rata (x) = ............................................................................ (3)
Keterangan :
Xi = nilai pengukuran ke –i
Fi = frekuensi kelas ke-i
N = banyaknya pengamatan
Hasil dari rataan dan standar deviasi tersebut dipetakan ke rentang skala dengan
mempertimbangkan informasi interval berikut :
Interval = nilai tertinggi – nilai terendah =4 – 1 Banyaknya pengamatan 4
= 0, 75
Setelah besar skala diketahui, dibuat rentang skala agar dapat diketahui dimana
letak rataan penilaian responden terhadap setiap unsur diferensiasinya dan sejauh
mana variasinya.
Rentang skala tesebut, yaitu :
1,00 – 1,75 = sangat tidak setuju
1,76 – 2,51 = tidak setuju
2,52 – 3,27 = setuju
3,28 – 4,03 = sangat setuju
3.10.Skala Semantic Differential
Metode pengujian Skala Semantic Differentialdigunakan untuk
menganalisis salah satu elemen brand equity yaitu perceived quality. Skala ini
merupakan salah satu faktor yang dikembangkan untuk menganalisis dua masalah,
yaitu :
a. Pengukuran populasi yang multidimensi
b. Pengungkapan dimensi yang belum dikenal atau belum diketahui
31
Adapun atribut yang digunakan dalam elemen perceived qualitylayanan
poliklinik anak RS. Karya Bhakti, meliputi :
1. Fasilitas tempat parkir luas dan mudah
2. Ruang tunggu nyaman dan bersih
3. Lokasi strategis
4. Pelayanan Pendaftaran cepat dan tertib
5. Biaya pengobatan terjangkau
6. Kemudahan mendapatkan informasi pelayanan
7. Pelayanan Dokter profesional
8. Pelayanan perawat dan petugas profesional dan ramah
9. Banyak pilihan dokter spesialis dan jadwal poliklinik anak
10. Dokter datang tepat waktu
11. Tersedia fasilitas tempat bermain anak dan ruang laktasi
12. Kerjasama pembayaran dengan banyak asuransi dan perusahaan
13. Fasilitas penunjang medis lengkap dan canggih (apotek, lab, radiologi
fisioterapi)
14. Kebersihan lingkungan rumah sakit
3.11. Analisis Brand Loyalty
3.11.1 Analisis Switcher Buyer
Tipe loyalitas pelanggan pada switcherbuyer adalah konsumen yang sensitif
terhadap perubahan harga dan beberapa faktor seperti desain dan promosi
sehingga pada tingkatan loyalitas ditempatkan pada urutan paling bawah.
Pelanggan berada tingkatan loyalitas yang paling dasar dimana pembeli tidak
loyal, yang sama sekali tidak tertarik pada merek tersebut dan bagi mereka merek
apapun dianggap memadai sehingga merek memainkan peran yang kecil dalam
keputusan pembelian.Yang termasuk switcher adalah responden yang menjawab
“setuju” dan “sangat setuju”. Gambaran selanjutnya pada Tabel 9.
32
Tabel 9. Perhitungan switcher buyer
Switcher Buyer Merek Jawaban X F f.x %
Poliklinik Anak RS. Karya Bhakti
Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Total A B C
Rata-rata B/A Switcher Buyer + 100%
Sumber : Durianto, dkk (2004)
Keterangan :
X = bobot masing-masing jawaban
F = jumlah responden yang menjawab
% = persentase responden
Interval untuk rentang skala perhitungan ini adalah sebagai berikut :
Interval = nilai tertinggi – nilai terendah= 4 – 1banyaknya kelas4
= 0,75
Hasil perhitungan akan diinterpretasikan berdasarkan nilai rata-rata yang
dihasilkan ke dalam klaisifikasi rentang skala :
1,00 – 1,75 = sangat buruk
1,76 – 2,51 = buruk
2,52 – 3,27 = baik
3,28 – 4,03 = sangat baik
3.11.2 Analisis Habitual Buyer
Tipe Pembeli dalam tingkat loyalitas ini didasarkan atas faktor kebiasaan.
Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk
menciptakan keinginan untuk membeli merek produk yang lain atau berpindah
merek terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya maupun
pengorbanan lain.Habitual buyer dihitung berdasarkan jawaban “setuju” dan
“sangat setuju” pada kuesioner.Gambaran selanjutnya pada Tabel 10.
33
Tabel 10. Perhitungan Habitual Buyer
Habitual Buyer Merek Jawaban X F f.x %
Poliklinik Anak RS. Karya Bhakti
Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Total A B C
Rata-rata B/A Habitual Buyer + 100%
Sumber : Durianto, dkk (2004)
Keterangan :
X = bobot masing-masing jawaban
F = jumlah responden yang menjawab
% = persentase responden
Interval untuk rentang skala perhitungan ini adalah sebagai berikut :
Interval =nilai tertinggi – nilai terendah = 4-1
banyaknya kelas4
= 0,75
Hasil perhitungan akan diinterpretasikan berdasarkan nilai rata-rata yang
dihasilkan ke dalam klaisifikasi rentang skala :
1,00 – 1,75 = sangat buruk
1,76 – 2,51 = buruk
2,52 – 3,27 = baik
3,28 – 4,03 = sangat baik
3.11.3 Analisis Satisfied Buyer
Pembeli dalam tingkatan ini masuk dalam kategori puas bila mereka
mengkonsumsi merek tersebut, namun mereka memikul biaya peralihan
(switching cost) serta biaya berupa waktu, uang atau resiko kinerja berkenaan
dengan tindakan beralihan merek, kelompok ini bisa disebut pelanggan yang loyal
terhadap biaya peralihan. Penghitungan satisfied buyer didasarkan pada jawaban
responden pada kuesioner dengan jawaban “setuju” dan “sangat setuju”.
Gambaran selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 11.
34
Tabel 11. Perhitungan Satisfied Buyer
Satisfied Buyer Merek Jawaban X F f.x %
Poliklinik Anak RS. Karya Bhakti
Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Total A B C
Rata-rata B/A Satisfied Buyer + 100%
Sumber : Durianto, dkk (2004)
Keterangan :
X = bobot masing-masing jawaban
F = jumlah responden yang menjawab
% = persentase responden
Interval untuk rentang skala perhitungan ini adalah sebagai berikut :
Interval = nilai tertinggi – nilai terendah = 4-1 banyaknya kelas 4
= 0,75
Hasil perhitungan akan diinterpretasikan berdasarkan nilai rata-rata yang
dihasilkan ke dalam klaisifikasi rentang skala :
1,00 – 1,75 = sangat buruk
1,76 – 2,51 = buruk
2,52 – 3,27 = baik
3,28 – 4,03 = sangat baik
3.11.4 Analisis Liking The Brand
Pembeli dalam tingkatan ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh
menyukai merek tersebut, preferensinya mungkin dilandasi oleh suatu asosiasi
seperti simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakan atau persepsi kualitas
yang tinggi. Responden yang termasuk tingkatan ini adalah yang menjawab
“setuju” dan “sangat setuju”. Gambaran selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 12.
35
Tabel 12. Perhitungan Liking the Brand
Liking the brand Merek Jawaban X F f.x %
Poliklinik Anak RS. Karya Bhakti
Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Total A B C
Rata-rata B/A Liking the brand + 100%
Sumber : Durianto, dkk(2004)
Keterangan :
X = bobot masing-masing jawaban
F = jumlah responden yang menjawab
% = persentase responden
Interval untuk rentang skala perhitungan ini adalah sebagai berikut :
Interval =nilai tertinggi – nilai terendah = 4-1
banyaknya kelas4
= 0,75
Hasil perhitungan akan diinterpretasikan berdasarkan nilai rata-rata yang
dihasilkan ke dalam klaisifikasi rentang skala :
1,00 – 1,75 = sangat buruk
1,76 – 2,51 = buruk
2,52 – 3,27 = baik
3,28 – 4,03 = sangat baik
3.11.5 Analisis Committed Buyer
Konsumen pada kategori ini termasuk yang tingkat perpindahannya sangat
kecil. Responden pada tingkatan ini menjawab “setuju” dan “sangat setuju”.
Pembeli dalam tingkatan ini adalah pelanggan yang setia, mereka mempunyai
kebanggaan menjadi pengguna suatu merek, merek tersebut sangat penting.
Aktualiasasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan
mempromosikan merek tersebut kepada pihak lainnyaGambaran selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 13.
36
Tabel 13. Perhitungan Committed Buyer
Committed Buyer Merek Jawaban X F f.x %
Poliklinik Anak RS. Karya Bhakti
Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Setuju 3 Sangat setuju 4 Total A B C
Rata-rata B/A Committed Buyer + 100%
Sumber : Durianto, dkk(2004)
Keterangan :
X = bobot masing-masing jawaban
F = jumlah responden yang menjawab
% = persentase responden
Interval untuk rentang skala perhitungan ini adalah sebagai berikut :
Interval = nilai tertinggi – nilai terendah = 4-1
banyaknya kelas 4
= 0,75
Hasil perhitungan akan diinterpretasikan berdasarkan nilai rata-rata yang
dihasilkan ke dalam klaisifikasi rentang skala :
1,00 – 1,75 = sangat buruk
1,76 – 2,51 = buruk
2,52 – 3,27 = baik
3,28 – 4,03 = sangat baik
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Rumah Sakit Karya Bhakti merupakan rumah sakit swasta di Kota Bogor
berdiri pada tanggal 14 Agustus 1984 yang beralamat di Jl. Dr. Sumeru No. 120
Bogor, berdasarkan ijin penyelenggaraan rumah sakit No. : HK.07.06/III/1899/08
dan telah terakreditasi penuh tingkat lanjut 12 pelayanan dari Departemen
Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2004. Status kepemilikan Rumah Sakit
Karya Bhakti dibawah Yayasan Karya Bhakti dan bekerjasama Pemerintah
Daerah Kota Bogor mengingat Rumah Sakit Karya Bhakti berdiri di atas tanah
seluas 5 hektar milik Pemda Kota Bogor.Sejalan dengan misinya, Yayasan Karya
Bhakti ingin turut berpartipasi dalam meningkatkan derajat kesehatan warga kota
Bogor dan sekitarnya.
4.1.2 Visi, Misi dan Motto Perusahaan
Dalam operasional usahanya, Rumah Sakit Karya Bhakti mempunyai visi
misi dan motto perusahaan diantaranya :
Visi :
”Pelayanan yang bermutu dengan karyawan yang profesional serta didukung
tehnologi yang memadai untuk dapat bersaing pada era globalisasi dengan tidak
melupakan unsur kesejahteraan”.
Misi :
Berpartisipasi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Bogor dan
sekitarnya.
Menyajikan pelayanan yang profesional dengan mutu yang terstandarisasi
untuk menghadapi era globalisasi.
Meningkatkan kemampuan profesionalisme karyawan agar mampu
meningkatkan kinerjanya pada produktifitas yang maksimal.
Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan biaya terjangkau.
Memberikan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan kepuasan
pengguna jasa.
38
Motto :
”Melayani dengan sentuhan kasih sayang melalui Karya dan Bhakti”.
4.1.3 Struktur Organisasi
Berdasarkan surat keputusan Ketua Badan Pengurus Harian Yayasan Karya
Bhakti No. 043/SK-YKB/XII/2010 tertanggal 1 Desember 2010 berlaku struktur
organisasi Rumah Sakit Karya Bhakti masa bakti 2010-2013 diantaranya terdiri
atas posisi Direksi yaitu Direktur Utama, Direktur Medis dan Direktur Umum,
Ketua Komite Medis dan Kepala BP3RS sedangkan posisi Staf Direksi yaitu
Kepala Bagian Keuangan, Kepala Bagian Sekretariat, Kepala Bagian Rumah
Tangga, Kepala HRD, Kepala Bidang Pelayanan Medis, Kepala Bidang
Keperawatan, Kepala SIM RS dan Kepala Divisi Farmasi untuk selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran penelitian ini.
4.1.4 Fasilitas Pelayanan
Fasilitas yang dimiliki oleh RS. Karya Bhakti, diantaranya :
1. Instalasi Rawat Jalan/Poliklinik
Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis,
pengobatan, rehabilitasi medik dan layanan penunjang lainnya tanpa harus
menginap di rumah sakit baik oleh Dokter Umum maupun Dokter Spesialis.
Rawat Jalan terdiri atas beberapa Poliklinik, diantaranya :
a. Poliklinik Penyakit Dalam 1
b. Poliklinik Penyakit Dalam 2
c. Poliklinik Anak 1
d. Poliklinik Anak 2
e. Poliklinik Anak 3
f. Poliklinik THT
g. Poliklinik Mata
h. Poliklinik Bedah Umum
i. Poliklinik Bedah Tulang
j. Poliklinik Bedah Tumor
k. Poliklinik Kulit & Kelamin
n. Poliklinik Syaraf
o. Poliklinik Bedah Mulut
p. Poliklinik Gizi Klinik
q. Poliklinik Kesehatan Jiwa
r. Poliklinik Asma & Alergi
s. Poliklinik Paru
t. Poliklinik Urologi
u. Poliklinik Jantung &
Pembuluh Darah
v. Psikolog
w. Poliklinik Gigi 1
39
2. Instalasi Rawat Inap
Terdiri dari ruang perawatan dewasa dan perawatan anak, dengan berbagai
kelas-kelas perawatan diantaranya:
a. Kelas Perawatan Dewasa :
- Kelas VVIP dan VIP : Ruang Edelweis, Catlea, Vanda
- Kelas I : Ruang Pafio
- Kelas II : Ruang Dahlia dan Anyelir A
- Kelas III : Ruang Flamboyan dan Anyelir B
- Ruang Isolasi
b. Kelas Perawatan Anak dan Ibu Melahirkan :
- (Kelas VIP, I, II, III) : Ruang Jasmin
- (Kelas VIP, I, II, III) : Ruang Perinatologi
- (Kelas VIP, I, II, III) : Ruang Lavender
- Ruang Isolasi
3. IGD/HCU (Pelayanan 24 Jam)
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. Karya Bhakti siap melayani 24 jam
ditunjang dengan dokter dan perawat yang profesional dan dilengkapi dengan
fasilitas dan dan ruang yang memadai yang dibagi menjadi beberapa ruang antara
lain :
- Ruang Triase
- Ruang Observasi
- Ruang Kasus Bedah
- Ruang Kasus Non Bedah
- Laboratorium satelit
High Care Unit (HCU) RS. Karya Bhakti merupakan pengembangan
pelayanan dari ruangObservasi dilengkapi dengan peralatan modern dan
l. Poliklinik Kebidanan &
Kandungan 1
m. Poliklinik Kebidanan &
Kandungan 2
x. Poliklinik Gigi 2
y. Poliklinik Dokter Umum
z. Poliklinik Rehabilitasi
Medik
40
canggihserta didukung oleh tenaga dokter dan perawat yang profesional dengan
layanan 24 jam.
HCU RS. Karya Bhakti dilengkapi dengan:
3 Tempat Tidur
EKG Monitor
Oksigen Central
Defibrilator
4. ICU (Pelayanan 24 Jam)
ICU RS. Karya Bhakti dilengkapi dengan :
6 Tempat Tidur
Ventilator (mesin nafas) di setiap tempat tidur
EKG Monitor di setiap tempat tidur
Laboratorium Satelit (ICU)
Rontgen Mobile
Infus Pump
Oksigen Central
Defibrilator
Syring Pump
5. Medical Check Up (MCU)
Dilengkapi :
Treadmill
Spirometri
EKG istirahat
Pap ’Smear
USG Mamae
PSA
6. Instalasi Radiologi(Pelayanan 24 Jam)
Instalasi Radiologi RS. Karya Bhakti menyediakan fasilitas:
CT Scan
Rontgen
Panoramik
Dental Foto
Mammografi
USG 3 Dimensi
Endoscopy
Kolonoscopy
41
7. Instalasi Laboratorium (Pelayanan 24 Jam)
Pelayanan laboratorium terbagi menjadi dua bagian yaitu laboratorium
Patologi Klinik dan laboratorium Patologi Anatomi yang dilengkapi dengan
peralatan canggih dan serbaotomatis yang mendukung keakuratan hasil
pemeriksaan untuk menentukan Diagnosaantara lain:
Miura (untuk pemeriksaan kimia klinik)
Elecsys 2010 (untuk pemeriksaan imuno serologi dan tumor marker)
Sismex XT (untuk pemeriksaan hematologi)
Opti CCA (untuk pemeriksaan Elektrolit dan Analisa Gas Darah / AGD)
8. Depo Farmasi Rawat Inap, Rawat Jalan dan IGD
Depo Farmasi RS. Karya Bhakti menyediakan obat-obatan yang lengkap
dengan mutu terjamin dan harga yang pantas dengan pelayanan setiap hari selama
24 jam.
9. Kamar Bersalin
10. Kamar Operasi
11. Fisioterapi dan Rehabilitasi Medik
12. CSSD (Central Sterilization Supply Department) dan Binatu
13. Instalasi Gizi
14. Ambulance(Pelayanan 24 Jam)
15. Mobil Jenazah (Pelayanan 24 Jam)
16. Mobil Klinik (Pelayanan 24 Jam)
17. Optik Karya Bhakti
4.2. Karakteristik Responden
Responden adalah orang tua atau wali dari pasien pediatrik (anak)
yangmenggunakan layanan poliklinik anak RS. Karya Bhakti minimal 2 kali
kunjungan. Jumlah responden adalah 95 orang, karakteristik responden yang
dianalisis meliputi jenis kelamin, hubungan dengan pasien, usia, pendidikan
terakhir, pekerjaan, domisili, pendapatan per bulan baik suami dan atau istri, dan
cara pembayaran pengobatan.
42
4.2.1 Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, respondenyang berperan dominan dalam
menggunakan layanan poliklinik anak RS. Karya Bhakti yaitu perempuan
sebanyak 68 orang dari 95 orang responden atau prosentase sebesar 71,6 persen
sedangkan responden laki-laki sebesar 28,4 persendari 95 orang responden,
gambaran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 14.Dominasi perempuan terjadi
dalam hal ini mengingat mereka adalah orang tua atau ibu yang telah melahirkan,
mengurus, bertindak dan bertanggung jawab penuh terhadap masalah kesehatan
anak-anak mereka dibandingkan laki-laki yang lebih berperan dan
bertanggungjawab dalam masalah ekonomi keluarga.
Tabel 14. Persentase responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Prosentase (%) Laki-laki 27 28,4 Perempuan 68 71,6
Jumlah 100 100 4.2.2 Hubungan dengan Pasien
Dari hasil persebaran kuesioner, jumlah responden untuk kategori
Hubungan dengan pasien diketahui sebesar99 persenresponden merupakan orang
tuabaik ayah atauibu dari pasien pediatrik dan 1,1 persen responden merupakan
saudara, gambaran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 15.Hal ini terjadi karena
peran orang tua sebagai pelaku yang bertanggung jawab terhadap masalah
kesehatan anak-anak mereka serta pengambil keputusan dalam memilih tempat
layanan kesehatan yang terbaik dan sesuai kebutuhan baik dari pengalaman dan
persepsi pelanggan masing-masing.
Tabel 15. Persentase responden berdasarkan hubungan dengan pasien
Hubungan dengan Pasien
Jumlah (Orang) Prosentase (%)
Orang tua (ayah/ibu) 94 99 Nenek/kakek 0 0 Saudara 1 1,1 Lain-lain 0 0
Jumlah 95 100
43
4.2.3 Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia terbagi menjadi beberapa
kelompok usia yaitu kelompok usia 17 – 25 tahun, 26 – 35 tahun, 36 – 45 tahun
dan lebih dari 45 tahun. Hasil persebaran kuesioner diperoleh kelompok usia
mayoritas pada rentang usia 26 – 35 tahun sebesar 60 persen atau 57 orang dari 95
orang responden dan usia 36 – 45 tahun sebesar 31 persen. Sedangkan kelompok
usia 17-25 tahun hanya sebesar 7,4 persen dan usia > 45 tahun sebesar 2,1 persen.
Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 16dengan prosentase tertinggi
pada kelompok usia 26 – 35 tahun, merupakan usia produktif bagi orang tua dan
masih memiliki anak-anak dengan usia 0 bulan hingga 12 tahun.
Tabel 16. Persentase responden berdasarkan usia
Usia Jumlah (Orang) Prosentase (%) 17 – 25 tahun 7 7,4 26 – 35 tahun 57 60 36 – 45 tahun 29 31 >45 tahun 2 2,1
Jumlah 100 100
4.2.4 Pendidikan terakhir
Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, sebagian besar responden berada
pada tingkat pendidikan yang cukup baik, diantaranya lulusan dari
SMA/SMK/MTSdengan prosentase sebesar36,8 persen, S1 sebesar 29,5 persen
dan Diploma sebesar 26,3 persen sebagaimana Tabel 17. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan konsumen di sekitar rumah sakit sudah cukup baik.
Faktor tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkat kesadaran akan
pentingnya kesehatan serta mampu menilai tempat atau sarana layanan kesehatan
yang sesuai kebutuhan dan harapan mereka, dimana makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang cenderung lebih kritis terhadap layanan dan harapan yang
diterimanya.
Tabel 17. Persentase responden berdasarkan pendidikan terakhir
Pendidikan Jumlah (Orang) Prosentase (%) SMP 5 5,26 SMA/SMK/MTS 35 36,8 Diploma 25 26,3 S1 28 29,5 S2/S3 2 2,11
44
Jumlah 100 100 4.2.5 Pekerjaan
Berdasarkan pekerjaan, sebagian besar responden merupakan pegawai
swasta sebesar 45,3 persen dan ibu rumah tangga sebesar 32,6 persen. Gambaran
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Persentaseresponden berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan Jumlah (Orang) Prosentase (%) Pelajar/Mahasiswa 0 0 Pegawai Negeri 9 9,47 Pegawai Swasta 43 45,3 Wiraswasta/Pengusaha 7 7,37 Ibu Rumah Tangga 31 32,6 Pensiunan 0 0 Lain-lain 5 5,26
Jumlah 100 100 4.2.6 Domisili
Berdasarkan domisili atau tempat tinggal responden, sebagian besar
responden merupakan masyarakat yang bertempat tinggal tidak jauh dari lokasi
RS. Karya Bhakti, hal ini dapat dilihat dari prosentase tertinggi sebesar 64,2
persen berada di wilayah kecamatan Bogor Barat dan selanjutnya luar Kota Bogor
sebesar 18 persen mengingat lokasi RS. Karya Bhakti berada cukup strategis bagi
masyarakat di wilayah Kabupaten Bogor atau luar Kota Bogor seperti Dramaga,
Ciomas, Parung, Leuwiliang dan sekitarnya. Fasilitas layanan yang lengkap serta
tersedianya kerjasama pelayanan kesehatan dengan asuransi, perusahaan dan
institusi lainnya menjadi salah satu pertimbangan responden memilih berobat di
RS. Karya Bhakti bagi anak mereka jika sakit atau memerlukan layanan kesehatan
lainnya. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Domisili berdasarkan kecamatan
Domisili Jumlah (Orang) Prosentase (%) Bogor Utara 6 6,32 Bogor Barat 61 64,2 Bogor Selatan 6 6 Bogor Tengah 2 2 Bogor Timur 2 2 Luar Kota Bogor 18 18
Jumlah 100 100
45
4.2.7 Pendapatan
Yang dimaksud dengan pendapatan rata-rata per bulan responden adalah
rata-rata pendapatan yang dimiliki orang tua atau wali pasien pediatrik yaitu baik
suami dan atau istri, maupunwali yang bekerja sehingga memiliki pendapatan per
bulan.Berdasarkan data pada Tabel 20, persebaran tingkat pendapatan responden
menyesuaikan dengan tingkat pendidikan dan pekerjaan responden, yaitu sebagian
besar berada pada kisaran Rp 2,1 Juta – Rp 3 Juta sebesar 34 persen dan 28 persen
pada kisaran Rp 3,1 Juta – Rp 5 Juta per bulan dengan status pegawai swasta dan
tingkat pendidikan setara SMA/SMK/MTS hingga Sarjana.
Tabel 20. Pendapatanrata-rata per bulan
Pendapatan per bulan Jumlah (Orang) Prosentase (%) < Rp 2 Juta 22 23,2 Rp 2,1 Juta – Rp 3 Juta 34 35,8 Rp 3,1 Juta – Rp 5 Juta 28 29,5 Rp 6 Juta – Rp 10 Juta 10 10,5 > Rp 10 Juta 1 1,05
Jumlah 100 100
4.2.8 Cara Pembayaran Pengobatan
Cara pembayaran layanan kesehatan di RS. Karya Bhakti dapat dilakukan
secara tunai/cash (Umum/Pribadi) dan jaminan perusahaan, asuransi dan institusi
lainnya. Salah satu layanan dan kemudahan yang dimiliki RS. Karya Bhakti
adalah cara pembayaran dengan jaminan asuransi dan perusahaanseperti Askes,
Jamsostek, dan institusi lainnya dikarenakan RS. Karya Bhakti menjalin
kerjasamapembiayaan pelayanan kesehatan. Berdasarkan cara pembayaran
pengobatan, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden merupakan Pasien
Umum dimana cara pembayarannya dilakukan secara tunai dengan prosentase
sebesar 34,7 persen. Selanjutnya responden merupakan pasien dengan jaminan
perusahaan sebesar 27,4 persen, jaminan asuransi sebesar 15,8 persen.
Status pasien umum/pribadi memiliki nilai tertinggi dari hasil survei,hal
tersebut diketahui bahwa pembayaran tunai lebih praktis dan lebih cepat yaitu
tidak memerlukan pengurusan surat jaminan atau surat pengantar pengobatan,
karena sejumlah asuransi atau perusahaan diharuskan membawa surat tersebut
untuk memperoleh layanan kesehatan di rumah sakit khususnya layanan spesialis.
46
Masih terbatasnya manfaat yang dimiliki konsumen jaminan asuransi atau
perusahaan terhadap layanan kesehatan di rumah sakit sehingga berlaku sistem
reimbursment atau tanggung pribadi kemudian klaim sendiri secara langsung ke
asuransi atau perusahaan yang bersangkutan. Gambaran selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 21.
Tabel21. Cara pembayaran pengobatan
Cara Pembayaran Pengobatan
Jumlah (Orang) Prosentase (%)
Umum/Pribadi 33 34,7 Jaminan Perusahaan 26 27,4 Jaminan Asuransi 15 15,8 Askes 6 6,32 Jamsostek 11 11,6 Jamkesda/Jamkesmas 4 4,21
Jumlah 100 100
4.3. Analisis Brand Awareness
Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk
mengenali atau mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori
produk tertentu. Terbagi menjadi beberapa tingkatan dalam menganalisis elemen
ini diantaranyatop of mind, brand recall, brand recognition, dan unware brand.
4.3.1 Analisis Top of Mind
Top of Mind menggambarkan merek yang pertama kali diingat responden
dan merupakan single respons question, dimana satu responden hanya boleh
memberikan satu jawaban untuk pertanyaan ini.Berdasarkan pengujian kuesioner,
diketahui bahwa dari 95 orang responden, 79 orang menyebutkanRS. Karya
Bhakti sebagai merek dari nama rumah sakit pertama yang mereka ingat atau
muncul dalam benak pertama kalidalam pemilihan rumah sakitkhususnya layanan
kesehatan bagi anak ketika sakit, selanjutnya merek lainnya responden menjawab
RS. PMI sebanyak 8 orang, 4 orang menjawab RSIA Hermina, keduanyadapat
diasumsikan sebagai pesaing terkuat dari top of mind rumah sakit di Kota Bogor
khususnya layanan poliklinik spesialis anak.
47
Tabel 22. Top of Mind poliklinik anak RS. Karya Bhakti
Merek/Nama Rumah Sakit Jumlah Responden (%) RS. Karya Bhakti 79 Orang (83,2%) RS. PMI Bogor 8 Orang (8,4%) RSIA Hermina Bogor 4 Orang (4,2 %) Lainnya 4 Orang (4,2 %)
Total 95 Orang (100%)
4.3.2 Analisis Brand Recall
Brand recall atau pengingatan kembali merek mencerminkan merek-merek
apa yang diingat responden setelah menyebutkan merek yang pertama kali
disebut. Brand recall merupakan multi responsequestionyang menghasilkan
jawaban tanpa bantuan (un-aided question). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
merek RS. PMI Bogorsebagai brand recall sebesar 58 orang (61%), hal tersebut
dikarenakan beberapa faktor yaitu RS. PMI Bogor telah berdiri sejak tahun 1951
sehingga merek telah dikenal lebih duludibandingkan rumah sakit swasta lainnya
di Kota Bogor, didukung fasilitas layanan yang cukup lengkap, menjalin
kerjasama dengan banyak institusi dalam jaminan pembayaran, sertaketersediaan
tenaga dokter dan perawat yang handal sehingga menjadi salah satu rumah sakit
rujukan di Kota Bogor. Urutan selanjutnya ditempati oleh RSMM yaitu 44 orang
(46,3%) dan RSIA Hermina Bogor sebesar 38 orang (40%), keduanya merupakan
kompetitor berdasarkan lokasi rumah sakit yang paling dekat dengan RS. Karya
Bhakti, gambaran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 23. Peringkat tertinggi
dalam brand recall dapat disebutkan sebagai pesaing utama dari merek Top of
Mind.
Tabel 23. Brand Recall poliklinik anak RS. Karya Bhakti
Merek/Nama Rumah Sakit Jumlah Responden (%) RS. Karya Bhakti 14 Orang (15%) RS. MM 44 Orang (46,3%) RS. PMI Bogor 58 Orang (61%) RSIA Hermina Bogor 38 Orang (40%) RS BMC 27 Orang (28,4%) RS Azra 31 Orang (33%)
48
4.3.3Analisis Brand Recognitiondan Brand Unaware
Brand Recognitionmerupakan bagian dari pengukuran brand
awarenessdimana tingkat kesadaran responden terhadap sebuah merek disebutkan
dengan diberikan bantuan. Pertanyaan yang diajukandibantu dengan menyebutkan
ciri-ciri dari produk merek tersebut (aided question).Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jumlah orang yang harus diingatkan dalam menyebutkan
merek poliklinik anak RS. Karya Bhakti sebanyak 2 orang (2%) dari 95 orang
responden, hal tersebut menunjukan bahwa RS. Karya Bhakti telah dikenal dan
melekat di benak konsumen sebagai pilihan utama rumah sakit khususnya layanan
poliklinik anak.Sebagaimana Tabel 24, dapat dilihat bahwa sebesar35
persenresponden menjawab bahwa RS. Karya Bhakti dikenal respondenmelalui
perusahaan tempat mereka bekerja, mengingat adanya kerjasama layanan
kesehatan bagi karyawan maupun keluarga karyawannyadengan RS. Karya Bhakti
serta 32 persen merupakan masyarakat sekitar yang telah menggunakan layanan
poliklinik anak di RS. Karya Bhakti. Sedangkan pengukuran brand unaware
merupakan alternatif pertanyaan (kode kuesioner : 3c) dimana responden tidak
mengenal sama sekali atau tidak mengetahui RS. Karya Bhakti.
Tabel 24. Brand Recognition dan Brand Unaware
Daftar Pertanyaan Brand Recognition dan Brand Unaware Jumlah Prosentase
3 Apa anda mengenal RS.Karya Bhakti ?
a Ya, saya mengenal dan telah mencantumkannya dalam pertanyaan sebelumnya 93 orang 98 %
b Ya, saya baru mengenal setelah mengisi kuesioner ini 2 orang 2%
c Tidak mengenal sama sekali 0 orang 0% 95 orang 100%
4 Dari siapakah anda mengetahui RS. Karya Bhakti ?
a Dokter Praktek 9 9 % b RS atau tempat layanan kesehatan sebelumnya 19 20% c Teman atau keluarga 30 32% d Perusahaan 33 35% e Asuransi atau institusi pendidikan 4 4%
95 orang 100%
49
4.4. Analisis Brand Association
Uji asosiasi dilakukan dengan metode cochran guna menguji hubungan
antara beberapa variabel atau asosiasi.Pengujian asosiasi merk Poliklinik Anak
RS. Karya Bhakti dilakukan 12 asosiasi, analisis dilakukan perbandingan antara
nilai Q dengan , jika diperoleh nilai Q < maka Ho diterima,
yang berarti semua asosiasi yang diuji saling berhubungan membentuk brand
image dari suatu merek. Jika diperoleh nilai Q> , dapat disimpulkan
bahwa belum cukup bukti untuk menerima Ho. Dari pengujian cochran yang
dilakukan sebanyak 3 (tiga) tahap (Q< ,diketahui asosiasi merk yang
melekat dibenak konsumen terhadap poliklinik anak RS. Karya Bhakti :
1. Citra rumah sakit baik
2. Pelayanan dokter profesional dan ramah
3. Banyak pilihan dokter spesialis dan jadwal poliklinik
4. Lokasi strategis
5. Pelayanan petugas dan perawat profesional dan ramah
6. Tempat parkir luas dan mudah
7. Pelayanan berkualitas &memuaskan
Brand image merupakan persepsi konsumen yang terbentuk terhadap suatu
merek. Citra rumah sakit yang baik sebagai asosiasi pertama yang muncul di
benak konsumen menunjukan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan RS.
Karya Bhakti khususnya layanan poliklinik anakmemiliki image yang baik,
dipercaya, berpengalaman dan memuaskan. Citra merupakan penjumlahan total
dari berbagai kepercayaan, ide, dan kesan-kesan yang dimiliki seseorang akan
suatu objek. Asosiasi selanjutnya yaitu “Pelayanan dokter profesional” dan
“Banyak pilihan dokter spesialis dan jadwal praktek”, hal tersebut didukung
dengan banyaknya dokter yanag tersedia sebanyak ± 60 dokter baik dokter
spesialis maupun dokter umum. Layanan poliklinik anak tersedia 6 dokter
spesialis anak untuk 3 ruangan tersendiri khusus poliklinik anak serta jadwal
praktek yang dapat disesuaikan yaitu pagi hingga malam hari dengan pilihan
dokter yang diminati. Asosiasi “Lokasi strategis” sebagai asosiasi yang diberikan
konsumen karena akses menuju RS. Karya Bhakti yang mudah dan dapat
50
dijangkau dengan angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Asosiasi
“Pelayanan petugas dan perawat profesional serta ramah” dan “Pelayanan
berkualitas dan memuaskan” merupakan salah satu komitmen (motto) RS. Karya
Bhakti terhadap pengguna jasa layanan kesehatan yaitu Melayani dengan
sentuhan kasih sayang melalui karya dan bhakti. Asosiasi “Tempat parkir luas dan
mudah” hal tersebut berlaku bagi pengunjung rumah sakit yang menggunakan
kendaraan bermotor maupun roda empat karena tersedia lahan parkir yang cukup
memadai karena terpisah dengan parkir khusus karyawan RS. Karya Bhaktidan
fasilitas bebas biaya parkir.Gambaran selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 6.
Keterangan : Brand image poliklinik anak RS. Karya Bhakti
Gambar 6. Asosiasimerek poliklinik anak RS. Karya Bhakti
4.5. Analisis Perceived Quality
Pengukuran perceived qualitydilakukan terhadap keseluruhan kualitas yang
dimiliki produk. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui persepsi konsumen atau
pengguna jasa terhadap layanan poliklinik anak RS. Karya Bhakti. Dalam
penelitian ini diukur untuk mendapatkan rataan dan skala semantic differential
dari atribut perceived quality dalam layanan Poliklinik Anak RS. Karya Bhakti.
Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 25. Rentang skala yang
digunakan adalah sebagai berikut :
POLI ANAK RSKB
Pelayanan Berkualitas & Memuaskan (85)
Fasilitas lengkap & Modern (79) Citra RS baik (90)
Dokter datang Tepat waktu (52)
Ruang Tunggu Nyaman (79)
Lokasi Strategis (89)
Kemudahan Pembiayaan (82)
Biaya Pengobatan Terjangkau (67)
Pelayanan Dokter Profesional (90)
Pelayanan Petugas & Perawat (87)
Banyak Pilihan dr Spesialis & Jadwal poli (90)
Tempat Parkir luas & mudah (85)
51
Interval = nilai tertinggi – nilai terendah= 4 – 1
Banyaknya Pengamatan 4
= 0,75
Rentang skala tesebut, yaitu :
1,00 – 1,75 = Sangat Tidak Setuju
1,76 – 2,51 = Tidak Setuju
2,52 – 3,27 = Setuju
3,28 – 4,03 = Sangat Setuju
Tabel 25. Perhitungan nilai rataan atribut persepsi kualitas
Kode Atribut Rata-Rata PQ1 Fasilitas tempat parkir luas dan mudah 3,106 PQ2 Ruang tunggu nyaman dan sejuk 2,957 PQ3 Lokasi strategis 3,202 PQ4 Pendaftaran cepat dan tertib 2,894 PQ6 Kemudahan informasi pelayanan 2,884 PQ7 Dokter profesional 3,063 PQ8 Perawat dan petugas ramah dan profesional 3
PQ9 Banyak pilihan dokter spesialis dan jadwal poliklinik anak 3,2
PQ10 Jadwal datang dokter tepat waktu 2,611 PQ14 Kebersihan lingkungan rumah sakit 2,904
Dengan mempergunakan rentang skala 1- 4 diperoleh keputusan, yaitu :
Gambar7.Grafik Semantic Differential
No Atribut STS TS S SS
1 Fasilitas tempat parkir luas & mudah
2 Ruang tunggu nyaman dan sejuk
3 Lokasi strategis
4 Pendaftaran cepat dan tertib
5 Kemudahan informasi pelayanan
6 Dokter profesional
7 Perawat dan petugas ramah &profesional
8 Banyak pilihan dokter spesialis &jadwal poliklinik anak
9 Jadwal datang dokter tepat waktu
10 Kebersihan lingkungan rumah sakit
52
Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa seluruh atribut berada di sisi kanan atau
positif sehingga dapat dikatakan bahwaPoliklinik Anak RS. Karya Bhakti relatif
berada dalam posisi antara baik dan sangat baik dengan kata lain telah memiliki
persepsi yang baik di benak konsumen. Nilai atribut tertinggi yaitu “Lokasi
strategis” dan “Banyak Pilihan dokter spesialis dan jadwal poliklinik anak”, hal
tersebut menunjukan bahwa lokasi rumah sakit sudah strategis.Tersedianya jadwal
praktek spesialis anak yang beragam dan tersedianya 6 tenaga dokter spesialis
anak merupakan keunggulanyang telah dimiliki RS. Karya Bhakti.
Tabel 26. Jadwal praktek dokter spesialis anak RS. Karya Bhakti
Nama Dokter Anak Jadwak Praktek Jam Praktek
dr.Arvan M, Sp.A Senin - Kamis, Sabtu Jumat
07.30 – 12.00 07.30 – 11.00
dr. Dyah P, Sp.A Selasa, Kamis 15.00 – 17.00
dr. Felliyani, Sp.A Senin – Jumat 09.00 – 12.00
dr. Hadi S, Sp.A Senin Senin – Jumat Sabtu
10.00 – 12.00 17.00 – 19.00 15.00 – 19.00
dr. Susie S, Sp.A Selasa, Kamis, Sabtu Rabu
10.00 – 12.00 08.30 – 10.00
dr. Maria U, Sp.A Selasa Jumat
13.00 – 15.00 10.00 – 11.00
Sumber : Customer Service RS. Karya Bhakti (2013)
Berdasarkan pengujian persepsi kualitas tersebut terdapat nilai terendah
yang termasuk elemen keandalan dalam dimensi jasa yaitu “Jadwal datang dokter
tepat waktu” dimana responden belum sepenuhnya setuju dengan atribu tersebut.
Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu faktor psikologis
dimana pasien adalah anak-anak dengan usia 0 -12 tahun dengan kecenderungan
pasien tidak sabar menunggu dan sedikit rewel serta rasa cemas yang dimiliki oleh
pihak orang tua atau wali sehingga waktu tunggu pasien rata-rata 10 – 20 menit
dengan jumlah pasien rata-rata 20 – 25 pasien/hari untuk beberapa dokter yang
banyak diminati konsumen, dirasa lebih lama dibandingkan layanan poliklinik
lainnya. Dokter yang banyak diminati konsumen cenderung memiliki tingkat
waktu datang dokter yang lebih lama. Manajemen waktu dokter yang lebih baik
seperti pembagian waktu praktek di poliklinik anak, visite dokter di ruang
perawatan, ruang operasi dan gawat darurat seharusnya dapat dikontrol
sedemikian rupa sehingga pelayanan tepat waktu dapat tercapai.
53
4.6. Analisis Brand Loyalty
4.6.1 Analisis Switcher
Konsumen yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai
konsumen yang sensitif terhadap perubahan harga sehingga dalam tingkatan
loyalitas ditempatkan pada urutan paling dasar. Analisis switcher dilakukan untuk
mengetahui jumlah rata-rata konsumen dalam kecenderungan perpindahan merek
karena faktor harga. Hasil perhitungan switcher untuk Poliklinik Anak RS. Karya
Bhakti dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Hasil perhitungan Switcher
Jawaban f (BL1) X Fx Sangat tidak setuju 3 1 3 Tidak Setuju 31 2 62 Setuju 53 3 159 Sangat Setuju 8 4 32 Total 95 256 Rata-rata 2,69 Switcher 61,42 %
Sebanyak 61,42 persen responden memilih poliklinik anak RS. Karya Bhakti
karena faktor harga, sedangkannilai rata-rata diperoleh sebesar 2,69 termasuk
dalam rentang skala dengan kategori baik (2,52 – 3,27), hal ini menunjukan
bahwa konsumen sangat mempertimbangkan harga atau biaya yang harus
dikeluarkan dalam pemilihan rumah sakit khususnya layanan spesialis anak.
4.6.2 Analisis Habitual Buyer
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui jumlah konsumen yang memilih
poliklinik anak RS. Karya Bhakti karena faktor kebiasaan. Pertanyaan yang
diajukan kepada responden yaitu : “Saya memilih berobat ke Poliklinik Anak RS.
Karya Bhakti karena faktor kebiasaan keluarga“ dengan pilihan jawaban :
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Setuju
4 = Sangat Setuju
54
Responden yang menjawab “Setuju” atau “Sangat Setuju” adalah termasuk
habitual buyer, yaitu konsumen yang membeli atau memilih rumah sakit karena
adanya faktor kebiasaan, dengan perhitungan selengkapnya pada Tabel 28.
Tabel 28. Hasil Perhitungan Habitual Buyer
Jawaban f (BL2) X Fx Sangat tidak setuju 4 1 4 Tidak Setuju 34 2 68 Setuju 51 3 153 Sangat Setuju 6 4 24 Total 95 249 Rata-rata 2,62 Habitual Buyer 57,32 %
Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai rata-ratasebesar 2,62 dan termasuk dalam
kategori baik (2,52 – 3,27). Nilai habitual buyertermasuk sangat tinggi yaitu
sebesar57,32 persen, hal ini menunjukan bahwa responden “setuju” memilih
poliklinik anak RS. Karya Bhakti karena faktor kebiasaan. Faktor kebiasaan
memiliki nilai yang cukup tinggi, hal ini karena RS. Karya Bhakti telah
berdiri hampir 30 tahun sehingga telah dipercaya beberapa generasi dalam
layanan kesehatannya khususnya pada poliklinik anak RS. Karya Bhakti.
4.6.3 Analisis Satisfied Buyer
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap
layanan kesehatan yang diberikan Poliklinik Anak RS. Karya Bhakti. Pertanyaan
yang diajukan kepada responden yaitu : “Saya puas menjalani pengobatan untuk
anak di Poliklnik Anak RS. Karya Bhakti “ dengan pilihan jawaban :
1. = Sangat tidak setuju
2. = Tidak setuju
3. = Setuju
4. = Sangat Setuju
Responden yang menjawab “Setuju” atau “Sangat Setuju” adalah termasuk
Satisfied buyer, yaitu konsumen yang merasa puas terhadap layanan kesehatan
yang diberikan di poliklinik anak RS. Karya Bhakti.
55
Tabel 29. Hasil perhitungan Satisfied Buyer
Jawaban f (BL3) X Fx Sangat tidak setuju 1 1 1 Tidak Setuju 4 2 8 Setuju 76 3 228 Sangat Setuju 14 4 56 Total 95 293 Rata-rata 3,08 Satisfied Buyer 90,74 %
Diperoleh nilai satisfied buyer sebesar 90,74 persen, hal ini menunjukan bahwa
sebanyak 90,74 persen konsumen telah menemukan kepuasaan atau telah
memenuhi harapan dalam layanan kesehatan di poliklinik anak RS. Karya Bhakti.
Nilai rata-rata diperolah sebesar 3,08 sehingga termasuk dalam kategori baik
(rentang skala 2,52 – 3,27).dengan perhitungan selengkapnya pada Tabel 29.
4.6.4 Analisis Liking the Brand
Liking the brand Poliklinik Anak RS. Karya Bhakti diketahui melalui
pertanyaan yang diajukan kepada responden yaitu : “Saya benar-benar menyukai
pelayanan pengobatan yang diberikan Poliklinik Anak RS. Karya Bhakti”,dengan
pilihan jawaban :
1.= Sangat tidak setuju
2.= Tidak setuju
3.= Setuju
4.= Sangat Setuju
Responden yang menjawab “Setuju” atau “Sangat Setuju” adalah termasuk
liking the brand, yaitu konsumen yang benar-benar menyukai merek RS. Karya
Bhakti khususnyapoliklinik anak.
Tabel30.Hasil perhitungan Liking the Brand
Jawaban f (BL4) X Fx Sangat tidak setuju 1 1 1 Tidak Setuju 12 2 24 Setuju 69 3 207 Sangat Setuju 13 4 52 Total 95 284 Rata-rata 2,99 Liking the Brand 82,68 %
56
Dari Tabel 30 dapat terlihat bahwa rata-rata responden (82 orang atau 82,68% )
setuju bahwa mereka memang benar-benar menyukai merek RS. Karya Bhakti
khususnya pada layanan spesialis anak. Nilai rata-rata responden liking the
brandmasuk dalam kategoribaik (rentang skala 2,52 – 3,27).
4.6.5Analisis Committed Buyer
Pengukuran Committed Buyer diajukan dengan pertanyaan “Saya bersedia
untuk mempromosikan dan menyarankan ke orang lain untuk memilih poliklinik
anak RS. Karya Bhakti jika memerlukan pengobatan bagi anak” dengan pilihan
jawaban :
1.= Sangat tidak setuju
2.= Tidak setuju
3.= Setuju
4.= Sangat Setuju
Responden yang menjawab “Setuju” atau “Sangat Setuju” adalah termasuk
committed buyer, yaitu konsumen yang bersedia mempromosikan merek RS.
Karya Bhakti kepada orang lain.
Tabel 31. Hasil perhitungan Committed Buyer
Jawaban f (BL5) X Fx Sangat tidak setuju 2 1 2 Tidak Setuju 2 2 4 Setuju 81 3 243 Sangat Setuju 10 4 40 Total 95 289 Rata-rata 3,04 Committed Buyer 91,53 %
Konsumen pengguna jasa layanan poliklinik anak RS. Karya Bhakti merupakan
committed buyer hal ini diketahui bahwa 91,53 persen atau 91 orang dari 95 orang
bersedia mempromosikan RS. Karya Bhakti khususnya layanan spesialis anak
kepada orang lain dengan perhitungan selengkapnya pada Tabel 31.Nilai rata-rata
responden masuk dalam kategori baik (rentang skala 2,52 – 3,27).
Setelah semua elemenbrand loyaltydihitung, maka dapat disimpulkan ke
dalam satu kesatuan berbentuk piramida brand loyalty dengan kriteria yang ideal
yaitu berbentuk segitiga terbalik yang semakin keatas semakin melebar.
57
Gambar 8. Piramida loyalitas poliklinik anak RS.Karya Bhakti
Dari Gambar 8 dapat terlihat bahwa loyalitas merek poliklinik anak RS.
Karya Bhakti sudah cukup baik karena berbentuk piramida terbalik yang semakin
ke atas semakin melebar. Persentase commited buyer, likes the brand dan satisfied
buyermemiliki nilai tertinggi pada piramida loyalitas menjelaskan bahwa
konsumen Poliklinik Anak RS. Karya Bhakti telah merasa puas dan menyukai
pengobatandi RS. Karya Bhakti khususnya Poliklinik Anak sehingga banyak
kemungkinan banyak konsumen yang mempromosikan dan menawarkan kepada
orang lain dapat terjadi.Sebagian besar konsumen telah terbiasa memilih RS.
Karya Bhakti sebagai tempat pengobatan bagi anak-anak mereka jika sakit, hal ini
dapat terlihat daripersentase habitual buyersebesar57,32 persen.Tingkat switcher
buyer masih cukup tinggi, hal ini menunjukan bahwa konsumen secara umum
termasuk sensitif terhadap harga meskipun tingkat kepuasan telah tinggi.
4.6.6 Implikasi Manajerial
Berdasarkan analisis brand awareness, diketahui bahwa Poliklinik Anak
RS. Karya Bhakti menempati posisi top of mind dan tidak ada satu pun responden
yang tidak mengenal merek RS. Karya Bhakti khususnya layanan Poliklinik Anak
dalam benak konsumen (unwarebrand). Posisi tersebut dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan pangsa pasar dan meluaskan jangkauan wilayah pasar tidak terbatas
pada wilayah Bogor Barat atau sekitar RS. Karya Bhakti. Dari hasil brand recall
diketahui merek rumah sakit di Kota Bogor setelah merek top of mind yaitu RS.
Committed Buyer
Likes the Brand
Satisfied Buyer
Habitual Buyer
Switcher Buyer
58
PMI Bogor. Hal tersebut menunjukan bahwa peringkat tertinggi dalam brand
recall dapat disebutkan sebagai pesaing utama dari merek RS. Karya Bhakti.
Uji asosiasi dalam analisis brand associationdilakukan dengan
cochranuntuk menguji 12 asosiasi Poliklinik Anak RS. Karya Bhakti hingga
melewati 3 tahapan pengujian (Q<X2
Berdasarkan pengujian perceived quality tersebut terdapat nilai terendah
yang termasuk atribut keandalan dalam dimensi jasa yaitu “Jadwal datang dokter
tepat waktu” dimana responden belum sepenuhnya setuju dengan atribut tersebut.
Belum terciptanya layanan dokter datang tepat waktu dipengaruhi oleh banyak
faktor salah satunya yaitu faktor psikologis konsumen dimana pasien adalah anak-
anak dengan usia 0 – 12 tahun dengan kecenderungan pasien tidak sabar
menunggu dan sedikit rewel serta rasa cemas yang berlebih dari pihak orang tua,
sehingga waktu tunggu pasien dirasa lebih lama dibandingkan layanan poliklinik
lainnya. Dokter yang banyak diminati konsumen atau pasien cenderung memiliki
tingkat waktu datang dokter yang lebih lama. Perbaikan taman bermain atau
fasilitas penunjang lainnya sebagai sarana hiburan bagi pasien pediatrik dapat
tabel) selanjutnya diperoleh 7 asosiasi yang
terbentuk dalam benak konsumen, dengan posisi teratas yaitu (1) Citra rumah
sakit baik; selanjutnya (2) Pelayanan dokter profesional dan ramah, (3) Banyak
pilihan dokter spesialis dan jadwal poliklinik, (4) lokasi strategis, (5) Pelayanan
petugas dan perawat profesional dan ramah, (6) tempat parkir luas dan mudah,
dan (7) pelayanan berkualitas dan memuaskan. Asosiasi yang dimiliki dan
menempati posisi teratas brand imagePoliklinik AnakRS. Karya Bhakti yaitu
Citra rumah sakit baik, hal tersebut sebaiknya dapat dipertahankan mengingat
konsumen telah mengenal atau memiliki persepsi yang baik tentang Poliklinik
Anak RS. Karya Bhakti. Berdasarkan hasil analisisperceived qualityPoliklinik
Anak RS. Karya Bhakti menunjukan relatif berada dalam posisi antara baik dan
sangat baik yaitu memiliki persepsi yang baik di benak konsumen. Nilai atribut
tertinggi yaitu “Lokasi strategis” dan “Banyak Pilihan dokter spesialis dan jadwal
poliklinik anak”, hal tersebut menunjukan bahwa lokasi rumah sakit sudah
strategis dan dapat dijangkau dengan kendaraan umum atau pribadi, tersedianya
banyak pilihan dokter dan jadwal praktek yang beragam (pagi hingga malam hari)
memungkinkan konsumen dapat fleksibel memilih waktu berobat.
59
membantu mengalihkan perhatian terhadap waktu tunggu dalam menerima
layanan kesehatan.
Berdasarkan hasil analisis elemen brand loyalty, diperolehpersentase
tertinggi adalah commited buyer, likes the brand dan satisfied buyer sehingga
responden adalah telah merasa puas dan menyukai pengobatan di RS. Karya
Bhakti khususnya poliklinik anak sehingga peluang konsumen yang puas akan
mempromosikan dan bersedia menawarkan atau menyampaikan informasi
pelayanan kesehatan di RS. Karya Bhakti kepada orang lain. Elemen brand
loyalty yang telah baik menunjukan bahwa loyalitas konsumen telah terbentuk dan
merupakan peluang bagi rumah sakit untuk mempertahankan dan meningkatkan
kinerja dengan memperbaiki pelayanan yang kurang baik sehingga konsumen
tidak akan berpaling kepada rumah sakit atau layanan kesehatan pesaing.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 95 orang responden dengan
screening adalah pelanggan yang pernah menjalani pengobatan minimal 2 kali
kunjungan ke Poliklinik Anak RS. Karya Bhakti, maka peneliti dapat mengambil
kesimpulan hasil pengujian, diantaranya sebagai berikut :
a. Karakteristik responden terbagi beberapa kategori, yaitu berdasarkan jenis
kelamin mayoritas adalah perempuan (71,6 persen), berdasarkan hubungan
dengan pasien prosentase tertinggi adalah orang tua (99 persen),
berdasarkan usia mayoritas adalah kelompok usia 26 – 35 tahun (60 persen),
berdasarkan pendidikan terakhir didominasi setingkat SMA/SMK/MTS
sebesar 36,8 persen dan peringkat kedua rata-rata responden adalah
setingkat S1 sebesar 29, 5 persen. Berdasarkan pekerjaan, responden adalah
pegawai swasta (45,3 persen) dan ibu rumah tangga (32,6
persen).Responden berdasarkan domisili mayoritas berasal dari Bogor Barat
(64,2 persen).Sedangkan berdasarkan pendapatan, rata-rata responden pada
kisaran Rp 2,1 juta – Rp 3 juta. Berdasarkan cara pembayaran pengobatan
sebesar 34,7 persen adalah umum/jaminan pribadi (tunai).
b. Secara keseluruhan ekuitas merek sudah cukup baik. Hasil pengujian
analisis brand awarenessdiketahui bahwa poliklnik anak RS. Karya Bhakti
sudah berada pada tingkat top of mind, pada tingkatan ini menunjukan
bahwa merek sudah melekat dalam benak konsumen sebagai merek utama
rumah sakit. Hal tersebut didukung dengan pelayanan yang bermutu dan
profesional sehingga dapat bertahan hingga sekarang hampir 30 tahun
berdirinya RS. Karya Bhakti di Kota Bogor selanjutnya brand recallsebesar
15 persen yaitu RS. PMI Bogor karena telah berdiri semenjak tahun 1951
dan melekat di benak masyarakat sebagai rumah sakit swasta pertama di
Kota Bogor didukung pelayanan yang bersaing dengan rumah sakit lainnya.
c. Dalam analisis brand association diperoleh bahwa asosiasi merek RS.
Karya Bhakti adalah “citra rumah sakit baik”, sebagai asosiasi pertama yang
muncul di benak konsumen, hal ini menunjukan bahwa pelayanankesehatan
61
yang diberikan sudah dipercaya oleh beberapa generasi dengan persepsi
yang positif. Kepercayaan tersebut juga diteruskan kepada hampir 300
perusahaan dan asuransi dalam jalinan kerjasama yang terbentuk dalam hal
jaminan pembiayaan layanan kesehatan.
d. Secara keseluruhan perceived qualitypoliklinik anak RS. Karya Bhakti
menunjukanrelatif berada dalam posisi antara baik dan sangat baik dengan
kata lain telah memiliki persepsi yang baik di benak konsumen. Nilai atribut
tertinggi yaitu “lokasi strategis” dan “banyak pilihan dokter spesialis dan
jadwal poliklinik anak”, hal tersebut menunjukan bahwa lokasi rumah sakit
sudah strategis dan dapat dijangkau dengan kendaraan umum atau pribadi,
tersedianya banyak pilihan dokter dan jadwal praktek yang beragam (pagi
hingga malam hari) memungkinkan konsumen dapat fleksibel memilih
waktu berobat.
e. Dalam elemen brand loyalty, diperolehpersentase tertinggi adalahcommited
buyer, likes the brand dan satisfied buyer dengan gambaran pada piramida
loyalitas bahwa konsumen poliklinik anak RS. Karya Bhakti telah merasa
puas dan menyukai pengobatan di RS. Karya Bhakti khususnyapoliklinik
anak sehingga peluang konsumen yang puas akan mempromosikan dan
bersedia menawarkan atau menyampaikan informasi pelayanan kesehatan di
RS. Karya Bhakti kepada orang lain.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan :
a. Berdasarkan hasil identifikasi karakteristik responden diketahui 64,2 persen
adalah masyarakat Bogor Barat yang tidak jauh dari lokasi RS. Karya
Bhakti. Jangkauan konsumen yang masih terbatas pada masyarakat sekitar
sehingga peran pemasaran atau promosi pelayanan kesehatan dalam
menjangkau konsumen yang lebih luas sangat diperlukan untuk
meningkatkan jumlah konsumen.
b. Meningkatkan jumlah konsumen pada tingkat liking the brand, diperlukan
adanya perubahan dan perhatian terhadap atribut perceived qualityyaitu
“dokter datang tepat waktu”, atribut tersebut memiliki nilai paling rendah
dalam brand association dan perceived quality. Hal tersebut perlu menjadi
62
perhatian pihak manajemen mengingat atribut brand loyaltytelah mencapai
kelompok konsumen yang puas dan menyukai pelayanan di RS. Karya
Bhakti.
c. Dalam analisis perceived quality, atribut yang menjadi perhatian yaitu
“Dokter datang tepat waktu”, hal tersebut memiliki nilai terendah sehingga
perbaikan dalam layanan ini diperlukan dimana manajemen waktu dokter
yang lebih baik sehingga pelayanan tepat waktu dapat tercapai.
d. Tingkat switcher yang masih tinggi merupakan kecenderungan konsumen
termasuk sensitif terhadap faktor harga. Faktor harga berlaku bagi
konsumen dengan cara pembayaran umum/pribadi cenderung lebih sensitif
dibandingkan jaminan perusahaan dan asuransi. Hal tersebut tidak dapat
diabaikan namun peningkatan pelayanan yang baik dan memuaskan
konsumen maka faktor harga dapat terabaikan.
e. Meningkatkan kerjasama dengan beberapa perusahaan dan asuransi, dan
berperan serta dalam kegiatan sosial dan edukasi kesehatan seperti seminar
kesehatan, dan kegiatan bakti sosial kepada masyarakat dan konsumen dapat
meningkatkan jumlah kunjungan dan meluaskan cakupan wilayah
konsumen.
f. Meningkatkan kerjasama pembiayaan jaminan layanan kesehatan dengan
beberapa perusahaan dan asuransi, dan berperan serta dalam kegiatan sosial
dan penyelenggaraan edukasi kesehatan seperti seminar kesehatan dan
kegiatan bakti sosial kepada masyarakat merupakan salah satu upaya dalam
meluaskan cakupan wilayah konsumen.
g. Perbaikan layanan khususnya mengatasi “Dokter datang tidak tepat waktu”
dapat disiasati dengan perbaikan sarana prasarana bermain anak, fasilitas
tersebut dapat menghibur pasien pediatrik sehingga waktu tunggu pasien
terhadap dokter yang tidak tepat waktu dapat terabaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Bidang Pelayanan Medis RS Karya Bhakti.2013.Layanan Poliklinik RS. Karya Bhakti Tahun 2009 – 2012.Bogor (ID) : RS. Karya Bhakti.
Chan Wu C.2011.The Impact of Hospital Brand Image on Service Quality, Patient Satisfaction and Loyalty. African Journal of Business Management Vol 5(12).
Customer Service RS Karya Bhakti.2012.Jadwal Dokter Poliklinik RS. Karya Bhakti per Agustus 2013.Bogor (ID) : RS. Karya Bhakti.
Dinas Kesehatan Kota Bogor.2013.Rumah Sakit [Internet] [diunduh bulan Maret 2013] Tersedia pada
Durianto D, Sugiarto, Sitinjak T.2001.Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek.Jakarta (ID) : PT. Gramedia Pustaka Utama.
http://dinaskesehatan.kotabogor.go.id/hospital.
Durianto D, Sugiarto, Budiman L.J.2004.Brand Equity Ten Strategi Memimpin Pasar.Jakarta (ID) : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hussein M.2012.Analisis Brand Equity Rumah Sakit Puri Cinere Depok Menurut Persepsi Pelanggan Poli Rawat Jalan PadaTahun 2012.[tesis].Depok (ID) : Universitas Indonesia.
[KEMENKES].2008.Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.Jakarta (ID) : Nomor 129/Menkes/SK/II/2008.
[KEMENKES].2011.Profil Kesehatan Indonesia2010.Jakarta (ID) : Pusat Data dan Informasi.
Kotler P&Keller K L.2009.Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas.Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga.
Nurulaini N.2010.Analisa Brand Equity Rumah Sakit Islam Jakarta menurut Persepsi Pelanggan Rawat Jalan di Empat Layanan Dasar pada Tahun 2010.[tesis].Jakarta (ID) : Universitas Indonesia.
Rangkuti F.2004.The Power of Brand.Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek Analisis Kasus dengan SPSS.Jakarta (ID) : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Setiawan S.2011.Loyalitas Pelanggan Jasa.Bogor (ID) : IPB Press.
Umar H.2003.Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa.Jakarta (ID) : Ghalia Indonesia.
Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Yhossie S.2010.Analisis Hubungan Demografi Pelanggan Dengan Ekuitas Merek RS Karya Bhakti Tahun 2010. [tesis]. Depok (ID) : Universitas Indonesia.
Lampiran 1. Hasil uji validitas atribut asosiasi merek
PENGUJIAN PERTAMA
Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100,0 Excluded(a) 0 ,0 Total 30 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items
N of Items
,710 ,757 12 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted BA1 9,2667 3,582 ,625 . ,676 BA2 9,3667 3,344 ,462 . ,674 BA3 9,3333 3,402 ,490 . ,673 BA4 9,3000 3,872 ,111 . ,716 BA5 9,2667 3,582 ,625 . ,676 BA6 9,3333 3,678 ,236 . ,705 BA7 9,3333 3,471 ,425 . ,681 BA8 9,5000 3,155 ,432 . ,677 BA9 9,4000 3,214 ,507 . ,665
BA10 9,4333 3,426 ,302 . ,699 BA11 9,6667 3,471 ,171 . ,732 BA12 9,3667 3,689 ,180 . ,714
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
10,2333 4,047 2,01175 12
Lanjutan Lampiran 1.Hasil uji validitas atribut asosiasi merek
Case Processing Summary
PENGUJIAN KEDUA
N % Cases Valid 30 100,0
Excluded(a) 0 ,0
Total 30 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items
N of Items
,799 ,847 7 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted BA1 5,2000 1,890 ,714 . ,765 BA2 5,3000 1,734 ,470 . ,786 BA3 5,2667 1,789 ,490 . ,780 BA5 5,2000 1,890 ,714 . ,765 BA7 5,2667 1,651 ,686 . ,745 BA8 5,4333 1,633 ,388 . ,821 BA9 5,3333 1,540 ,635 . ,752
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 6,1667 2,282 1,51050 7
Lampiran2. Hasil uji validitas & realiabilitas atribut persepsi kualitas
PENGUJIAN PERTAMA
Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100,0
Excluded(a) 0 ,0
Total 30 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted PQ1 38,6333 15,551 ,376 ,619 ,806 PQ2 38,7000 15,252 ,546 ,688 ,792 PQ3 38,5667 15,702 ,587 ,552 ,793 PQ4 38,8333 15,109 ,503 ,720 ,795 PQ5 39,0667 15,857 ,282 ,332 ,816 PQ6 38,9333 15,926 ,512 ,781 ,797 PQ7 38,7000 15,597 ,670 ,785 ,789 PQ8 38,8667 15,844 ,515 ,727 ,797 PQ9 38,6000 15,421 ,721 ,763 ,786
PQ10 39,1000 15,472 ,440 ,459 ,800 PQ11 38,8667 16,878 ,293 ,726 ,810 PQ12 38,9333 15,444 ,252 ,626 ,827 PQ13 38,7667 15,013 ,424 ,598 ,803 PQ14 38,8333 16,006 ,517 ,618 ,797
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 41,8000 17,890 4,22962 14
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items
N of Items
,812 ,844 14
Lanjutan Lampiran 2. Hasil uji validitas & realiabilitas atribut persepsi kualitas
PENGUJIAN KEDUA
Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100,0
Excluded(a) 0 ,0
Total 30 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items
N of Items
,832 ,851 11 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted PQ1 30,1000 10,024 ,496 ,506 ,820 PQ2 30,1667 10,075 ,605 ,648 ,809 PQ3 30,0333 10,654 ,584 ,532 ,813 PQ4 30,3000 10,010 ,537 ,521 ,815 PQ6 30,4000 10,938 ,471 ,598 ,821 PQ7 30,1667 10,626 ,644 ,691 ,810 PQ8 30,3333 10,851 ,481 ,665 ,820 PQ9 30,0667 10,547 ,668 ,643 ,808
PQ10 30,5667 10,323 ,470 ,359 ,822 PQ13 30,2333 10,461 ,323 ,311 ,843 PQ14 30,3000 10,838 ,539 ,607 ,817
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
33,2667 12,478 3,53244 11
Lanjutan Lampiran 2. Hasil uji validitas & realiabilitas atribut persepsi kualitas
PENGUJIAN KETIGA
Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100,0
Excluded(a) 0 ,0
Total 30 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items
N of Items
,843 ,853 10 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted PQ1 27,0667 8,133 ,516 ,504 ,833 PQ2 27,1333 8,257 ,605 ,646 ,822 PQ3 27,0000 8,897 ,537 ,455 ,829 PQ4 27,2667 8,064 ,578 ,517 ,825 PQ6 27,3667 8,999 ,489 ,593 ,833 PQ7 27,1333 8,809 ,623 ,683 ,823 PQ8 27,3000 8,907 ,503 ,648 ,831 PQ9 27,0333 8,723 ,654 ,642 ,820 PQ14 27,2667 9,030 ,507 ,603 ,831 PQ10 27,5333 8,395 ,495 ,344 ,834
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
30,2333 10,461 3,23433 10
Lampiran 3. Hasil uji cochran test
PENGUJIAN PERTAMA
Frequencies
Value
0 1 VAR00001 10 85 VAR00002 16 79 VAR00003 5 90 VAR00004 6 89 VAR00005 5 90 VAR00006 8 87 VAR00007 5 90 VAR00008 28 67 VAR00009 13 82 VAR00010 16 79 VAR00011 43 52 VAR00012 10 85
Test Statistics(b) N 95 Cochran's Q 137,949(a) df 11 Asymp. Sig. ,000
a 1 is treated as a success. b Some or all exact significances cannot be computed because there is insufficient memory.
PENGUJIAN KEDUA
Frequencies
Value
0 1 VAR00001 10 85 VAR00002 16 79 VAR00003 5 90 VAR00004 6 89 VAR00005 5 90 VAR00006 8 87 VAR00007 5 90 VAR00008 28 67 VAR00009 13 82 VAR00010 16 79 VAR00012 10 85
Lanjutan Lampiran 3. Hasil uji cochran test
PENGUJIAN KETIGA
Test Statistics(b) N 95 Cochran's Q 57,222(a) df 10 Asymp. Sig. ,000
a 1 is treated as a success. b Some or all exact significances cannot be computed because there is insufficient memory. Frequencies
Value
0 1 VAR00001 10 85 VAR00002 16 79 VAR00003 5 90 VAR00004 6 89 VAR00005 5 90 VAR00006 8 87 VAR00007 5 90 VAR00009 13 82 VAR00010 16 79 VAR00012 10 85
Test Statistics(b) N 95 Cochran's Q 57,222(a) df 10 Asymp. Sig. ,000
a 1 is treated as a success. b Some or all exact significances cannot be computed because there is insufficient memory. Test Statistics(b) N 95 Cochran's Q 23,798(a) df 9 Asymp. Sig. ,005
a 1 is treated as a success. b Some or all exact significances cannot be computed because the time limit has been exceeded.
Lanjutan Lampiran 3. Hasil uji cochran test
PENGUJIAN KEEMPAT
Frequencies
Value
0 1 VAR00001 10 85 VAR00002 16 79 VAR00003 5 90 VAR00004 6 89 VAR00005 5 90 VAR00006 8 87 VAR00007 5 90 VAR00009 13 82 VAR00012 10 85
Test Statistics(b) N 95 Cochran's Q 18,446(a) df 8 Asymp. Sig. ,018
a 1 is treated as a success. b Some or all exact significances cannot be computed because the time limit has been exceeded.
Frequencies
PENGUJIAN KELIMA
Value
0 1 VAR00001 10 85 VAR00003 5 90 VAR00004 6 89 VAR00005 5 90 VAR00006 8 87 VAR00007 5 90 VAR00009 13 82 VAR00012 10 85
Test Statistics(b) N 95 Cochran's Q 10,218(a) df 7 Asymp. Sig. ,177
a 1 is treated as a success. b Some or all exact significances cannot be computed because the time limit has been exceeded.