1 ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM HALAMAN EDITORIAL INILAH.COM NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah ARDIAN CAHYO PURNOMO A 310 080 302 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
16
Embed
ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM …eprints.ums.ac.id/23286/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
ANALISIS WACANA KRITIS
PADA KARIKATUR DALAM HALAMAN EDITORIAL INILAH.COM
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat
Sarjana S- 1
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
ARDIAN CAHYO PURNOMO
A 310 080 302
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
2013
2
ii
3
ANALISIS WACANA KRITIS
PADA KARIKATUR DALAM HALAMAN EDITORIAL INILAH.COM
ABSTRAK
Ardian Cahyo Purnomo, A310080302, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2013.
Tujuan penelitian ini untuk (1) Mendeskripsikan bentuk kritik atau sindiran
dalam karikatur pada halaman editorial inilah.com. (2) Memaparkan hubungan
antara karikatur pada halaman editorial inilah.com dengan kondisi realitas sosial.
(3) Mengidentifikasi ideologi media inilah.com sebagai wadah dari karikatur. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah
analisis wacana kritis (Critical discourse analysis). Karikatur dalam halaman
editorial inilah.com menjadi sumber data dalam penelitian ini. Pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan metode simak dan teknik catat. Teknik analisis
data ini penulis menggunakan metode padan referensial. Hasil penelitian ini
menyatakan terdapat jenis Kritik Pendidikan, Keagamaan, Hukum, Politik,
Demokrasi, Keamanan, dan Pemerintahan dalam karikatur. Latar belakang
munculnya kritik karena adanya permasalahan aspek Hukum, Kepatutan, Demokrasi,
Pendidikan, Sosial, Keamanan, Politik, dan Keagamaan. Ideologi media inilah.com
sebagai media yang menerbitkan karikatur editorial belum lepas dari muatan
kepentingan dalam penyajian beritanya. Tim redaksi belum menggunakan sudut
pandang netral dalam memilih judul, sumber berita dan bingkai berita. Berita yang
ditulis dan diterbitkan terkesan sebagai sebuah konstruksi realitas yang bertujuan
untuk mempengaruhi dan mengarahkan perspektif masyarakat dalam menyikapi
suatu permasalahan sosial.
Kata kunci: Karikatur, Kritik, Inilah.com, Ideologi Media.
iii
1
A. Pendahuluan
Informasi yang disajikan oleh media massa dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai sarana aktualisasi diri. Namun, tidak jarang informasi yang diberitakan
dalam media massa berkembang menjadi sebuah polemik karena perbedaan
konsep pemikiran dan persepsi masing-masing individu. Hal itu senada dengan
pernyataan Sobur (2004: 111) bahwa di balik fungsi media massa yang
nampaknya sudah komunikatif, sesungguhnya terdapat fungsi internal yang tidak
disadari telah menentukan pemikiran, persepsi, opini, dan bahkan perilaku orang.
Media massa memandang gejala ini secara kritis. Oleh media, karikatur
dianggap efektif untuk mengkritisi suatu kondisi sosial yang sedang bergejolak.
Sobur (2004: 111), menyatakan bahwa karikatur dimunculkan dengan tujuan
utama menyindir atau memperingatkan. Karikatur tidak hanya menjadi pelengkap
media massa, tetapi telah menjadi suatu hal yang harus ada, misalnya dalam
media massa online inilah.com. Karikatur dalam halaman editorial inilah.com
dimunculkan sebagai wahana kritis terhadap suatu permasalahan sosial.
Sebagai contoh konflik yang terjadi antara Banggar (Badan Anggaran) DPR
dan KPK. Secara cerdas redaksi inilah.com menerbitkan karikatur dengan topik
“BANGGAR VS KPK”. Topik tersebut digambarkan dengan sosok dua Gladiator
(pertarung) berpakaian perang yang bertuliskan “BANGGAR” dan “KPK”
dengan masing-masing pedang yang beradu. Tidak hanya menggambarkan
keperkasaan Banggar dan KPK seperti Gladiator, tetapi konflik kedua pihak
layaknya Gladiator yang sedang berperang. Sindiran yang disembunyikan dalam
karikatur tersebut menjadi hal yang menarik untuk dianalisis.
Untuk menghindari pembiasan tafsir dalam analisis karikatur, maka harus
dihubungkan dengan dinamika sosial (Setiawan, 2002: 17). Dengan demikian,
analisis karikatur harus dihubungkan dengan realitas sosial. Hal yang
melatarbelakangi munculnya kritikan dalam karikatur dapat dijadikan salah satu
pilihan acuan analisis karena pada hakikatnya sebuah kritik atau sindiran tidak
muncul tanpa adanya suatu permasalahan yang melanggar salah satu aspek
2
kehidupan sosial. Seperti pada topik “BANGGAR VS KPK”, media mengangkat
topik tersebut karena kasus itu melanggar aspek moral dan etika. Para kaum
terhormat yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat justru memberikan
contoh negatif, yaitu “perang”. Hal seperti itu yang nantinya akan dihubungkan
oleh peneliti dalam menganalisis karikatur ini.
Selain itu, ideologi media perlu untuk dianalisis. Menurut Sobur (2004: 114)
tujuan media massa ialah menyampaikan informasi dengan benar, tetapi
praktiknya kebenaran tersebut sangat ditentukan oleh jalinan kepentingan. Media
massa harus berimbang dan netral dalam penyajian sebuah informasi, tidak bisa
disisipi oleh sebuah kepentingan yang dapat mengubah pandangan masyarakat
terhadap suatu hal. Dengan demikian, peneliti berinisiatif untuk menganalisis
ideologi inilah.com.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakasanakan di kota Surakarta pada bulan April hingga
November. Sumber pemerolehan data utama dalam penelitian ini ada pada
halaman edoitorial inilah.com. Selain itu, peneliti juga memperoleh data
pendukung yang peneliti peroleh dari beberapa jurnal ilmiah, skripsi, dan
beberapa portal berita online. Untuk mengungkap jenis-jenis kritik dalam
karikatur peneliti menggunakan metode padan referensial. Metode padan
merupakan analisis yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi
bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993: 15). Adapun unsur
penentu dalam penelitian ini ialah konteks tuturan dan penanda lingual.
Selanjutnya, peneliti juga menggunakan metode analisis wacana kritis guna
mengungkap ideologi media inilah.com. Narendra (2008: 140) juga
mengungkapkan bahwa tujuan dari analisis wacana kritis adalah mengkritisi
ideologi yang melatarbelakangi sebuah wacana dengan jalan menelanjangi
asumsi-asumsi kebenaran yang sering kali sudah menjadi pemikiran umum dalam
masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menelanjangi
ideologi yang berada dibalik terbitnya karikatur.
3
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Bentuk Kritik dalam Karikatur (K)
a. Kritik Pendidikan (J1)
K (18) mengkritisi permasalahan pelajar masa kini yang gemar
tawuran. Kritik disampaikan dengan cara membandingkan pemuda jaman
dulu (1945) dan jaman sekarang (2012). Pemuda jaman dulu berikat
kepala bendera Merah Putih, membawa bambu runcing dan tertulis
pemuda harapan nusa & bangsa. Adapun pemuda jaman sekarang
pakaian seragam sekolah berantakan, membawa bambu, tas sekolah yang
berisi gear dan sabi. Gambar itu tertulis pemuda harapan
Nusakambangan. Pemuda jaman sekarang digambarkan sebagai calon-