BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, jumlah obat-obatan yang beredar dalam masyarakat pun bertambah banyak. Beberapa obat dapat saja mengandung zat yang sama, namun beda konsentrasinya. Konsentrasi obat telah dicantumkan pada etiket dan brosurnya. Namun, kenyataan yang sering terjadi jumlah yang tercantum pada etiket berbeda dengan yang sebenarnya. Pengujian unsur dan logam pada suatu sediaan sangat perlu dilakukan terutama untuk mengetahui adanya kecurangan oleh para produsen obat. Pada percobaan ini akan dilakukan analisis suatu unsur dan logam yang terkandung dalam suatu sampel dengan menggunakan metode konvensional. II.2 Maksud dan Tujuan II.2.1 Maksud Percobaan Mengetahui dan memahami cara melakukan uji analisis unsur dan logam dalam suatu sediaan farmasi.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, jumlah obat-obatan yang
beredar dalam masyarakat pun bertambah banyak. Beberapa obat dapat saja
mengandung zat yang sama, namun beda konsentrasinya. Konsentrasi obat
telah dicantumkan pada etiket dan brosurnya. Namun, kenyataan yang sering
terjadi jumlah yang tercantum pada etiket berbeda dengan yang sebenarnya.
Pengujian unsur dan logam pada suatu sediaan sangat perlu
dilakukan terutama untuk mengetahui adanya kecurangan oleh para
produsen obat.
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis suatu unsur dan logam
yang terkandung dalam suatu sampel dengan menggunakan metode
konvensional.
II.2 Maksud dan Tujuan
II.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara melakukan uji analisis unsur dan
logam dalam suatu sediaan farmasi.
II.2.2 Tujuan Percobaan
Mengetahui cara melakukan uji analisis unsur dan logam dalam suatu
sediaan farmasi berupa Promag ®, Cerebrofit®, dan Polysilane®. Dengan
menggunakan metode konvensional.
I.3 Prinsip Percobaan
a. Melakukan uji analisis unsur pada sampel Promag ®, Cerebrofit®, dan
Polysilane® dengan menggunakan metode dekstruksi kering dengan
arangkan terlebih dahulu lalu ditanur pada suhu 500oC selama 30 menit
lalu dicampur dengan castellana. Kemudian dimasukkan ke dalam pipet
bersumbat lalu dipijarkan kemudian dicelupkan ke dalam air lalu disaring
dan siap diuji.
b. Melakukan uji analisis unsur pada sampel Promag ®, Cerebrofit®, dan
Polysilane® dengan menggunakan metode dekstruksi basah dengan
mencampurkan sampel ke dalam larutan HNO3 pekat. Kemudian siap
dilakukan uji analisis logam.
c. Melakukan identifikasi kandungan unsur dan logam dari suatu sediaan
farmasi dengan menggunakan metode SSA (Spektrofotometri Serapan
Atom) dimana akan terjadi interaksi antara energi dengan atom bebas
yang menghasilkan absorpsi dan emisi radiasi dan panas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang
disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas
identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang
terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis
kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis
kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada
dalam sampel atau contoh. (1)
Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis
kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya.
Beberapa metode analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika seperti
warna, spektrum absorpsi, spektrum emisi, atau medan magnet untuk
mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang rendah.
Namun demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia
untuk mengembangkan suatu metode analisis kualitatif menggunakan alat-
alat yang sederhana yang dipunyai hampir semua laboratorium. Sifat fisika
yang dapat diamati langsung seperti warna, bau, terbentuknya gelembung
gas atau pun endapan merupakan informasi awal yang berguna untuk
analisis selanjutnya. (2)
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat menghantarkan
listrik, kilap, konduktor panas, dan mudah dibentuk. Unsur logam membentuk
oksida basa, hidroksida dalam bilangan oksidasi +1 atau +2 dan menjadi
kation. Semua unsur transisi adalah logam sementara golongan utama
diklasifikasikan atas logam dan non logam (3).
1. Logam golongan 1
Golongan 1 disebut juga logam alkali. Logam alkali melimpah dalam
mineral dan di air laut. Khususnya, natrium, Na, di kerak bumi adalah
keempat setelah Al, Fe, dan Ca. Walaupun keberadaan ion natrium dan
kalium telah dikenali sejak lama, sejumlah usaha untuk mengisolasi logam ini
dari larutan air garamnya gagal sebab kereaktifannya yang tinggi pada air. (3)
Logam alkali juga aktif pada oksigen atau halogen. Karena logam alkali
adalah reduktor kuat, logam-logam ini juga digunakan untuk sebagai
reduktor. Karena kereaktifannya yang tinggi pada halogen, logam alkali
penting dalam sintesis organik dan anorganik yang menghasilkan halida
logam alkali sebagai hasil reaksi kondensasi dan metatesis. (3)
Logam alkali atau unsur golongan IA (selain hidrogen) adalah reduktor
yang sangat kuat dan bereaksi dengan air menghasilkan gas H2 disertai
ledakan kecil (tidak membahayakan). Contoh logam alkali yang paling murah
harganya adalah logam Na (natrium). Logam Na bereaksi dengan air
membentuk NaOH dan gas H2 , tetapi logam Na tidak bereaksi dengan
minyak tanah, sehingga logam Na biasa disimpan dalam kerosin (minyak
tanah). (4,5)
2. Logam golongan 2
Logam golongan 2 dari berilium Be, sampai radium, Ra, disebut juga
logam-logam alkali tanah. Berilium merupakan komponen beril atau emeral.
Logam berilium bewarna putih keperakan dan digunakan dalam paduan
khusus dan untuk jendela dalam tabung sinar-X, atau sebagai moderator
dalam reaktor nuklir, dsb. Karena berilium sangat beracun, berilium harus
ditangani dengan sangat hati-hati. (3)
3. Logam golongan 12
Sulfida logam golongan 12 (zink, kadmium, merkuri) merupakan bahan
baku dalam metalurgi. Logam-logam ini terletak persis setelah logam transisi
tapi tidak berkelakuan seperti logam transisi karena orbitalnya d-nya penuh,
dan zink dan kadmium menunjukkan sifat kereaktifan pertengahan antara
keras dan lunak seperti magnesium. Merkuri adalah logam lunak dan
merupakan cairan, cenderung terikat pada fosfor atau belerang. (3)
4. Logam golongan 13
Aluminum, Al, merupakan anggota golongan 13 (Tabel 5.4) berada
sebagai aluminosilikat di kerak bumi dan lebih melimpah daripada besi. (3)
5. Logam golongan 14
Dari 10 isotop timah, Sn, 118 Sn (24.22%) dan 120Sn (33.59%) adalah
yang paling melimpah. Timah logam ada sebagai α timah (timah abu-abu),
yang stabil di bawah 13.2oC dan β tin yang stabil pada suhu yang lebih tinggi.
Pada suhu rendah, transisi fasanya cepat. Senyawa timah divalen dan
tetravalen umumnya dijumpai, dan senyawa-senyawa divalennya merupakan
bahan reduktor. (3)
Untuk menjalankan fungsinya dengan baik, tubuh kita butuh gizi yang baik
pula. Zat yang diperlukan tubuh ternyata tidak hanya berupa karbohidrat,
protein, atau vitamin saja. Tapi berbagai zat logam juga sangat diperlukan
agar tubuh bekerja dengan maksimal. Beberapa zat yang dibutuhkan oleh
tubuh sebagai berikut.
Zat Besi (Fe)
Zat besi berguna untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh dan menghilangkan racun dari tubuh. Bila tubuh sampai kekurangan
zat besi akan menimbulkan gejala-gejala kekurangan darah. Namun, zat besi
juga dapat membahayakan kesehatan bila terlalu banyak dikonsumsi.
Konsumsi zat besi berlebihan dapat menyebabkan pembengkakan pada hati
dan mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap zat tembaga. Jumlah
yang cukup untuk kebutuhan tubuh, yaitu 8 sampai 18 miligram per hari.
Seng (Zn)
Seng berguna untuk mempertahankan kesuburan, memperkuat daya
tahan tubuh, membantu dalam proses penyembuhan, dan mampu membantu
tubuh agar menghasilkan sekitar 100 enzim yang diperlukan tubuh. Seng
juga berguna untuk kecantikan kulit karena dapat mencegah timbulnya
jerawat, mencegah kulit kering, dan membantu regenerasi kulit. Karena Seng
dapat berfungsi untuk regenerasi kulit, kekurangan Seng dalam tubuh dapat
menyebabkan luka di kulit sulit sembuh. Jumlah yang dianjurkan agar jumlah
seng dalam tubuh mencukupi adalah 12 miligram per hari.
Mangan (Mn)
Mangan merupakan zat logam yang penting untuk menjaga kesehatan
otak, tulang, dan berperan dalam pertumbuhan rambut serta kuku. Mangan
juga diperlukan untuk membantu menghasilkan enzim yang berguna untuk
metabolisme tubuh. Karbohidrat dan protein memerlukan mangan untuk
dapat diubah menjadi energi yang kita gunakan sehari-hari. Bila tubuh
kekurangan mangan, protein dan karbohidrat tidak dapat diubah menjadi
energi. Akhirnya, terdapat penumpukan karbohidrat dan protein yang
menimbulkan risiko diabetes, osteoporosis, rematik, dan kolesterol tinggi.
Namun jika berlebihan akan menyebabkan kadar besi dalam tubuh menurun
sehingga meningkatkan resiko terkena anemia, gangguan kulit, jantung, hati,
pembuluh darah dan kerusakan otak. Selain itu, mangan yang berlebihan
dapat mencegah penyerapan zat tembaga untuk tubuh. Kebutuhan mangan
per harinya sekitar 5 mg.
Kromium (Cr)
Kromium berfungsi mengatur penempatan glukosa dalam darah menuju
ke sel-sel tubuh untuk kemudian diubah menjadi energi. Jika kekurangan
Kromium dapat meningkatkan kadar kolesterol dan lemak dalam darah yang
dapat mengakibatkan penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Namun jika
berlebihan dapat menyebabkan iritasi lambung dan menghambat penyerapan
tembaga oleh tubuh. Kebutuhan sekitar 25 mg/hari.
Tembaga (Cu)
Tembaga memiliki fungsi membentuk hemoglobin, kolagendan menjaga
kesehatan saraf. Jika tubuh kekurangan Tembaga akan menyebabkan
anemia, radang sendi dan mudah lelah. Namun jika kelebihan Dapat
menyebabkan keracunan yang ditandai dengan muntah, pusing, lemas, sakit
perut dan diare. Jika terjadi terus-menerus dapat menyebabkan sakit jantung
dan kerusakan hati yang berakibat pada kematian. Dosis yang dianjurkan 1,2
mg/hari.
Magnesium (Mg)
Magnesium Berperan penting untuk menjaga kesehatan jantung, ginjal
dan otot. Jika tubuh kekurangan Magnesium Dapat menyebabkan serangan
jantung, ginjal, darah tinggi dan serangan asma. Namun jika berlebihan
Dapat menyebabkan diare. Dalam sehari tubuh membutuhkan Magnesium
sekitar 320 mg.
Identifikasi logam dengan uji nyala
Salah satu ciri khas dari logam alkali adalah memiliki spektrum emisi.
Sprektum ini dihasilkan bila larutan garamnya dipanaskan dalam nyala
Bunsen, atau dengan mengalirkan muatan listrik pada uapnya. Ketika atom
diberi energi (dipanaskan) elektronnya akan tereksitasi ke tingkat yang lebih
tinggi. Ketika energi itu dihentikan, maka elektronnya akan kembali lagi ke
tingkat dasar sehingga memancarkan energi radiasi elektromagnetik.
Menurut Neils Bohr, besarnya energi yang dipancarkan oleh setiap atom
jumlahnya tertentu (terkuantitas) dalam bentuk spektrum emisi. Sebagian
anggota spektrum terletak di daerah sinar tampak sehingga akan
memberikan warna-warna yang jelas dan khas untuk setiap atom.
Unsur Natrium Kalium Lithium Kalsium Tembaga Antimon Rubidium Caesium
Warna
Nyala
Logam
Warna nyala dihasilkan dari pergerakan elektron dalam ion-ion logam
yang terdapat dalam senyawa. Sebagai contoh, sebuah ion Na dalam
keadaan tidak tereksitasi memiliki struktur 1s2 2s2 2p6. Jika dipanaskan,
elektron-elektron akan mendapatkan energi dan bisa berpindah ke orbital
kosong manapun pada level yang lebih tinggi – sebagai contoh, berpindah ke
orbital 7s atau 6p atau 4d atau yang lainnya, tergantung pada berapa banyak
energi yang diserap oleh elektron tertentu dari nyala. Karena elektron-
elektron berada pada level yang lebih tinggi dan lebih tidak stabil dari segi
energi, maka elektron-elektron cenderung turun kembali ke level dimana
sebelumnya mereka berada. Perpindahan ini akan melepaskan sejumlah
energi yang dapat dilihat sebagai cahaya dengan warna tertentu.
Akan tetapi, elektron tersebut bisa turun sampai dua tingkat (atau lebih)
dari tingkat sebelumnya. Misalnya pada awalnya di level 5 kemudian turun
sampai ke level 2. Masing-masing perpindahan elektron ini melibatkan
sejumlah energi tertentu yang dilepaskan sebagai energi cahaya, dan
masing-masing memiliki warna tertentu. Sebagai akibat dari semua
perpindahan elektron ini, sebuah spektrum garis yang berwarna akan
dihasilkan. Warna yang terlihat adalah kombinasi dari semua warna
individual. Besarnya lompatan/perpindahan elektron dari segi energi,
bervariasi dari satu ion logam ke ion logam lainnya. Ini berarti bahwa setiap
logam yang berbeda akan memiliki pola garis-garis spektra yang berbeda,
sehingga warna nyala yang berbeda pula.(7)
Nyala Api Bunsen (2)
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
Alat Instrumentasi AAS Type Buck 210 VGP
Spektrometri Serapan Atom (SSA) adalah suatu alat yang digunakan
pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metalloid
yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang
gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas. Metode ini
sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah. Teknik ini
mempunyai beberapa kelebihan di-bandingkan dengan metode spek-troskopi
emisi konvensional. Memang selain dengan metode serapan atom, unsur-
unsur dengan energi eksitasi rendah dapat juga dianalisis dengan fotometri
nyala, akan tetapi fotometri nyala tidak cocok untuk unsur-unsur dengan
energy eksitasi tinggi. Fotometri nyala memiliki range ukur optimum pada
panjang gelombang 400-800 nm, sedangkan AAS memiliki range ukur
optimum pada panjang gelombang 200-300 nm.Untuk analisis kualitatif,
metode fotometri nyala lebih disukai dari AAS, karena AAS memerlukan
lampu katoda spesifik (hallow cathode). Kemono-kromatisan dalam AAS
merupakan syarat utama. Suatu perubahan temperature nyala akan
mengganggu proses eksitasi sehingga analisis dari fotometri nyala berfilter.
Dapat dikatakan bahwa metode fotometri nyala dan AAS merupakan
komplementer satu sama lainnya.
Absorpsi atom dan spektra emisi memiliki pita yang sangat sempit di
bandingkan spektrometri molekuler. Emisi atom adalah proses di mana atom
yang tereksitasi kehilangan energi yang disebabkan oleh radiasi cahaya.
Misalnya, garam-garam logam akan memberikan warna di dalam nyala ketika
energi dari nyala tersebut mengeksitasi atom yang kemudian memancarkan
spektrum yang spesifik. Sedangkan absorpsi atom merupakan proses di
mana atom dalam keadaan energy rendah menyerap radiasi dan kemudian
tereksitasi. Energi yang diabsorpsi oleh atom disebabkan oleh adanya
interaksi antara satu elektron dalam atom dan vektor listrik dari radiasi
elektromagnetik.
Ketika menyerap radiasi, elektron mengalami transisi dari suatu keadaan
energi tertentu ke keadaan energi lainnya. Misalnya dari orbital 2s ke orbital
2p. Pada kondisi ini, atom-atom di katakan berada dalam keadaan tereksitasi
(pada tingkat energi tinggi) dan dapat kembali pada keadaan dasar (energi
terendah) dengan melepaskan foton pada energy yang sama. Atom dapat
mengadsorpsi atau melepas energi sebagai foton hanya jika energy foton
(hν) tepat sama dengan perbedaan energi antara keadaan tereksitasi (E) dan
keadaan dasar (G) seperti Gambar di bawah ini:
Gambar. Diagram absorpsi dan emisi atom
Absorpsi dan emisi dapat terjadi secara bertahap maupun secara
langsung melalui lompatan tingkatan energi yang besar. Misalnya, absorpsi
dapat terjadi secara bertahap dari G � E1 � E2 , tetapi dapat terjadi juga
tanpa melalui tahapan tersebut G � E2. Panjang gelombang yang diserap
oleh atom dalam keadaan dasar akan sama dengan panjang gelombang
yang diemisikan oleh atom dalam keadaan tereksitasi, apabila energi transisi
kedua keadaan tersebut adalah sama tetapi dalam arah yang yang
berlawanan. Lebar pita spektra yang diabsorpsi atau diemisikan akan sangat
sempit jika masing-masing atom yang mengabsorpsi atau memancarkan
radiasi mempunyai energi transisi yang sama. (8)
Gas dan alat pembakar pada spektrophotometer serapan atom dikenal
dua jenis gas pembakar yang bersifat oksidasi dan bahan bakar. Gas
pengoksidasi misalnya udara (O2) atau campuran O2 dan N2O, sedangkan
sebagai bahan bakar adalah gas alam, propane, butane, asetilen dan H2.
Gas pembakar dapat pula berupa campuran udara dengan propane, udara
dengan asetilen (terbanyak dipakai) dan N2O dengan asetilen.
Ada 3 jenis nyala dalam spektrometri serapan atom yaitu:
(a) Udara – Propana
Jenis nyala ini relatif lebih dingin (1800oC) dibandingkan jenis nyala
lainnya. Nyala ini akan menghasilkan sensitifitas yang baik jika elemen yang
akan diukur mudah terionisasi seperti Na, K, Cu.
(b) Udara – Asetilen
Jenis nyala ini adalah yang paling umum dipakai dalam AAS. Nyala ini
menghasilkan temperatur sekitar 2300oC yang dapat mengatomisasi hamper
semua elemen. Oksida-oksida yang stabil seperti Ca, Mo juga dapat analisa
menggunakan jenis nyala ini dengan memvariasi rasio jumlah bahan bakar
terhadap gas pengoksidasi.
(c) Nitrous oksida – Asetilen
Jenis nyala ini paling panas (3000oC), dan sangat baik digunakan untuk
menganalisa sampel yang banyak mengandung logam-logam oksida seperti
Al, Si. Ti, W. (8)
II.2 Uraian Bahan
1. Asam klorida (5)
Nama resmi : Acidum hydrochloridum
Nama lain : Asam klorida
RM / BM : HCl / 34,46
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau
merangsang. Jika diencerkan dengan 2
bagian air, asap dan bau hilang
Kelarutan : Bercampur dengan air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
2. Asam sulfat (5)
Nama resmi : Acidum Sulfuricum
Nama lain : Asam sulfat
RM / BM : H2SO4 / 98,07
Pemerian : Cairan kentak seperti minyak higroskopik, tidak
berwarna, jika ditambahkan ke dalam air
menimbulkan panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
3. Air suling (5)
Nama resmi : Aqua destillata
Nama lain : Aquades, air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
4. Natrium Hidroksida (5)
Nama resmi : Natrii Hydroxidum
Nama lain : Natrium Hidroksida
RM / BM : NaOH / 40,00
Pemerian : Putih atau praktis putih, massa hablur berbentuk
pellet, serpihan atau batang, keras, rapuh dan
menunjukkan pecahan hablur bila dibiarkan
diudara akan cepat menyerap karbondioksida dan
lembab.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
5. Asam oksalat (5)
Nama resmi : Acidum oksalate
Nama lain : Asam oksalat
RM / BM : (COOH)2.H2O / 126,07
Pemerian : Hablur tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam etanol dan etanol (95 %)
Penyimpanan : Pada wadah bersuhu 189,5o, terlindung dari
cahaya
Kegunaan : Pereaksi
6. Natrium nitroprusida (5)
Nama resmi : Natrium nitroprusida dihidrat
Nama lain : Natrium nitroprusid
RM / BM : Na2Fe(CN)5NO2 H2O / 297,95
Pemerian : Hablur atau serbuk, warna merah delima (coklat)
kemerahan, praktis tidak berbau
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol,
sangat sukar larut dalam kloroform, tidak larut
dalam benzena.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Pereaksi
7. Kalium iodida (5)
Nama resmi : Kalii iodidum
Nama lain : Kalium iodide
RM / BM : KI / 166
Pemerian : Hablur heksahedral, transparan / tidak berwarna,
opak dan putih / serbuk butiran putih, higroskopik.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut
dalam air mendidih, larut dalam etanol (95%) P,
mudah larut dalam gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Pereaksi
8. Barium hidroksida (5)
Nama resmi : Barium hydroxidum
Nama lain : Barium hidroksida
RM : Ba(OH)2. 8H2O
Pemerian : Hablur, tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam air, terjadi larutan yang agak keruh.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Pereaksi
9. Etanol (5)
Nama resmi : Aethanolum
Nama lain : Etanol / alcohol
RM / BM : C2H6O / 46,07
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap,
dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas.
Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru
yang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam
kloroform, dan eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya ditempat sejuk.
10. Asam sitrat (5)
Nama resmi : Acidum citricum
Nama lain : Asam sitrat
RM / BM : C6H807 / 192,19
Pemerian : Hablur bening, tidak berwarna/ serbuk hablur
sampai halus putih, tidak berbau, rasa sangat
asam.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut
dalam etanol, agak sukar larut dalam eter.
II.3 Uraian Sampel
1. Cerebrofit® (6)
Komposisi : Gingkobiloba, asam glutamat, vitamin, mineral
Indikasi : Membantu asupan vitamin yang kurang seperti