Top Banner
i ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN “GADIS MANIS DALAM BIS” KARYA PRAPTA DIHARJA DAN IMPLEMENTASI RENCANA PEMBELAJARAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: Sebastianus Darwis Primasetia Dami NIM : 121224084 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179

ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

i

ANALISIS UNSUR INTRINSIK

CERPEN “GADIS MANIS DALAM BIS” KARYA PRAPTA DIHARJA

DAN IMPLEMENTASI RENCANA PEMBELAJARAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

Sebastianus Darwis Primasetia Dami

NIM : 121224084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk orang-orang yang telah mendukungku selama ini:

Yesus Kristus

Bapak Damiatus dan Ibu Theresia Awin tersayang

Bapak Pakomeus Pakomeum dan Ibu Yasinta Rampan tersayang

Adik-adikku tersayang Winda, Feby, Tuta

My partner in crime Romana Noviyanti

Boss kecilku Noah Cruz Bernardo Dami

Serta sahabat-sahabatku

Ndori, Bibo, Fauzi, St. Putra, Evan, Bang Rino, Ujang, Lodo, Eva, Bella

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

v

MOTO

“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa

tuanya, dia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” – (Amsal, 22:6)

“If you want to conquer fear, don’t sit home and think about it. Go out and get

busy” – (Dale Carnegie)

“Karya ilmiah itu tidak ada yang sempurna. Bila sempurna, maka tidak akan

ada namanya ujian skripsi” – (Petrus Haryanto)

“I’m Iron Man” – (RDJr)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi ini tidak memuat

bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar

pustaka, sebagaimana mestinya sebuah karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 Mei 2019

Penulis,

Sebastianus Darwis P. Dami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

Nama : Sebastianus Darwis Primasetia Dami

Nomor Mahasiswa : 121224084

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS UNSUR INTRINSIK

CERPEN “GADIS MANIS DALAM BIS” KARYA PRAPTA DIHARJA

DAN IMPLEMENTASI RENCANA PEMBELAJARAN

Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, dan

mempublikasikannya di internet untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta

izin maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 21 Mei 201

Sebastianus Darwis Primasetia Dami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini betujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada.

1. Drs. Johanes Eka Priyatma M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian penulis.

2. Dr. Yohanes Harsoyo S.Pd., M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian penulis.

3. Rishe Purnama Dewi S.Pd., M.Hum selaku dosen pembimbing I dan kaprodi

PBSI dan Septina Krismawati M.A. selaku dosen pembimbing II yang telah

membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ayah dan ibu saya Damiatus dan Theresia Awin yang selalu mendukung dan

mendoakan saya.

5. Ayah dan ibu mertua saya Pakomeus Pakomeum dan Yasinta Rampan yang

selalu mendukung dan mendokan saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

ix

6. Istriku tercinta Romana Noviyanti yang telah membantu, menemani dan

memberikan dukungan berupa doa serta semangat.

7. Anakku tercinta Noah Cruz Bernardo Dami yang selalu menjadi penyemangat

saya untuk terus berjuang.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 21 Mei 2019

Sebastianus Darwis P. Dami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

ix

ABSTRAK

Primasetia, Sebastianus Darwis. 2019. Analisis Unsur Intrinsik Cerita Pendek

Gadis Manis dalam Bis Karya Prapta Diharja dan Implementasi

Rencana Pembelajaran. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.

Penelitian ini mengkaji unsur intrinsik cerita pendek Gadis Manis Dalam Bis

karya Prapta Diharja dan implementasi rencana pembelajarannya. Unsur intrinsik

yang terdapat dalam cerita pendek Gadis Manis Dalam Bis tediri dari, tema, alur,

latar, tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Implementasi dari

penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penelitian ini adalah

penelitian deskriptif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca

dan catat. Data dalam penelitian ini berupa kutipan-kutipan kalimat percakapan

dalam cerita pendek Gadis Manis dalam Bis karya Prapta Diharja.

Hasil analisis menunjukan tardapat tujuh tokoh, yaitu Aku, Elis, Gadis

Sebelah kiri, Dia, Kondektur I, Kondektur II, dan Seseorang yang Membela Aku.

Alur yang dikembangkan dalam cerita pendek Gadis Manis dalam Bis karya Prapta

Diharja adalah alur campuran. Terdapat delapan unsur yang menggembangkan alur

yaitu paparan, rangsangan, gawatan, tikaian, rumitan, klimaks, leraian dan selesaian.

Latar tempat dalam cerpen Gadis Manis dalam Bis adalah latar tempat, waktu, dan

sosial. Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen Gadis Manis dalam Bis adalah

sudut pandang persona pertama “aku”. Amanat yang disampaikan dalam cerpen

Gadis Manis dalam Bis adalah selalu waspada terhadap situasi yang terjadi disekitar

kita. Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa cerita pendek Gadis

Manis dalam Bis karya Prapta Diharja dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran

di kelas XI SMA. Untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran yang maksimal

maka peneliti telah merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai

pedoman dalam proses belajar mengajar di kelas.

Kata kunci: Unsur Intrinsik cerita pendek, rencana pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

x

ABSTRACT

Primasetia, Sebastianus Darwis. 2019. Intrinsic Element Analysis of The Short

Story “Gadis Manis dalam Bis” by Prapta Diharja and The learning

Planning. Essay. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.

This research examines the intrinsic elements of the short story “Gadis Manis

dalam Bis” by Prapta Diharja lesson plans and implementation. The intrinsic

elements of a short story featured in the “Gadis Manis dalam Bis” consists of,

theme, plot, setting, character, characters, point of view, the language, and mandate.

The implementation of this research in the form of Learning implementation plan

(RPP). This research is a descriptive research. The techniques used in this research

is technique of read and write. The data from this research in the form of

conversational sentences of quotations in the short story “Gadis Manis dalam Bis”

by Prapta Diharja.

The results of the analysis show the of seven figures, Aku, Elis, the Girl in the

left, Dia, the Conductor I, Conductor II, and Someone who Defended Aku. The

Groove that was developed in the short story “Gadis Manis dalam Bis” by Prapta

Diharja is the flow of the mixture. There are eight elements that develop stronger

flow exposure, stimulation, gawatan, tikaian, rumitan, climax, leraian and selesaian.

Place setting in the short story “Gadis Manis dalam Bis” was the setting of the

place, time, and social. Point of view used in the short stories of “Gadis Manis

dalam Bis” is the perspective of the first person "Aku". The work presented in the

short story “Gadis Manis dalam Bis” is always alert to situations that occur around

the character “Aku”. Based on the above analysis, it can be concluded that the short

story “Gadis Manis dalam Bis” by Prapta Diharja can be used as learning materials

in class XI high school. To achieve the learning outcomes and process at maximum

then researchers have designed Learning implementation plan (RPP), as a guide in

the process of teaching and learning in the classroom.

Keywords: The intrinsic elements of the short story, the learning plan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

HALAMAN MOTO ....................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

ABSTRACT ..................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 7

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 8

1.5 Batasan Istilah ....................................................................................... 9

1.6 Sistematika Penyajian ............................................................................ 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

xii

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relavan ........................................................................ 11

2.2 Kajian Teori ........................................................................................... 15

2.2.1 Pengertian Cerita Pendek.............................................................. 16

2.2.2 Unsur Intrinsik Cerita Pendek ...................................................... 17

2.2.2.1 Tema ................................................................................ 17

2.2.2.2 Alur ................................................................................. 18

2.2.2.3 Latar ................................................................................ 23

2.2.2.4 Tokoh .............................................................................. 25

2.2.2.5 Penokohan ....................................................................... 28

2.2.2.6 Sudut Pandang ................................................................. 33

2.2.2.7 Gaya Bahasa .................................................................... 35

2.2.2.8 Amanat ............................................................................ 37

2.2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................. 38

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................. 46

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 48

3.2 Sumber Data dan Data ........................................................................... 49

3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 49

3.4 Instrumen Penelitian .............................................................................. 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

xiii

3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................. 51

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data ....................................................................................... 53

4.2 Analisis Data ......................................................................................... 54

4.2.1 Tema ............................................................................................. 54

4.2.2 Alur ............................................................................................... 57

4.2.3 Latar .............................................................................................. 69

4.2.4 Tokoh ............................................................................................ 74

4.2.5 Penokohan .................................................................................... 79

4.2.6 Sudut Pandang .............................................................................. 102

4.2.7 Gaya Bahasa ................................................................................. 104

4.2.8 Amanat.......................................................................................... 109

4.3 Rencana Pembelajaran Unsur Intrinsik Cerita Pendek “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja ........................................................... 111

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ................................................................................................ 131

5.2 Saran ...................................................................................................... 136

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 137

LAMPIRAN .................................................................................................... 139

BIODATA ....................................................................................................... 164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Transkrip Cerita Pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya

Prapta Diharja dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Gadis Manis dalam Bis ................................................................................ 140

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................................. 146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan tentang, (1) latar belakang,

(2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (3) manfaat penelitian, (4)

batasan istilah, dan (5) sistematika penyajian.

1.1. Latar Belakang

Cerminan hidup dari sebuah masyarakat yang kreatif dan produktif

adalah mampu menghasilkan karya sastra. Hal ini didasari adanya

keinginan untuk memperlihatkan keberadaannya sebagai manusia yang

memiliki ide, gagasan, dan pesan tertentu yang ingin disampaikan lewat

karyanya yang bermediakan bahasa sebagai penyampainya, dan karya

sastra sebagai media mengekspresikannya. Karya sastra adalah refleksi

pengarang tentang hidup dan kehidupan yang dipadu dengan daya

imajinasi dan kreasi yang didukung oleh pengalaman atas kehidupan

seseorang (Djojosuroto, 2006:77). Melalui karya sastra, pembaca akan

menikmati realitas imajinasi pengarang melalui tokoh, peristiwa, dan

latar yang disajikan. Karya sastra adalah refleksi pengarang tentang hidup

dan kehidupan yang dipadu dengan daya imajinasi dan kreasi yang

didukung oleh pengalaman atas kehidupan seseorang (Djojosuroto,

2006:77).

Dari pendapat tentang pengertian karya sastra di atas, peneliti

menarik kesimpulan bahwa karya sastra merupakan bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

2

pengekspresian diri seorang pengarang dalam menciptakan sebuah karya,

pengarang tidak dapat terlepas dari berbagai fenomena kehidupan yang

dilihat, dirasakan, didengar dan dialaminya yang melatarbelakangi

terciptanya sebuah karya sastra. Tujuan dari terciptanya sebuah karya

sastra adalah, untuk memperlihatkan keberadaan diri pengarang sebagai

individu kreatif dan produktif yang memiliki gagasan dan ide yang

tersalurkan melalui karya sastra sebagai bentuk ekspersi jiwa pengarang.

Salah satu jenis karya sastra untuk mengekspresikan diri adalah cerpen

atau cerita pendek.

Cerita pendek atau biasa disingkat cerpen adalah salah satu jenis

karya sastra yang dihasilkan dari imaji seorang pengarang terhadap apa

yang dirasakan, dilihat, didengar dan dialamainya. Lewat pengalaman

tersebut pengarang kemudian merealisasikan imajinya kedalam bentuk

cerita yang ditulis secara singkat, padat dan jelas, sehingga tidak

memerlukan waktu yang lama bagi para pembaca untuk menyudahi atau

menyelesaikan cerita yang ditulis tersebut. Untuk memperkuat pendapat

peneliti tentang pengertian cerita pendek di atas, peneliti mengutip

beberapa pendapat ahli mengenai pengertian cerita pendek. Menurut Poe

(dalam Nurgiyantoro, 2007:10), cerpen adalah sebuah cerita yang selesai

dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua

jam, suatu hal yang kiranya tidak mungkin dilakukan untuk membaca

sebuah novel. Rani (1996:276), berpendapat cerpen adalah singkatan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

3

cerita pendek, disebut demikian karena jumlah halamannya yang sedikit,

situasi dan tokoh ceritanya juga digambarkan secara terbatas.

Kajian tentang cerita pendek sangat penting dan diperlukan untuk

menunjang pembelajaran sastra di SMA. Pentingnya mempelajari teks

sastra khususnya cerita pendek terbukti dan terdapat di dalam Kurikulum

2013 edisi revisi tahun 2016 mata pelajaran Bahasa Indonesia, KI-3

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, cerita pendek dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan cerita pendek pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah, KD 3.9

Menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam buku

kumpulan cerita pendek, kelas XI, semester I (ganjil). Dilatarbelakangi

pentingnya pembelajaran sastra, khususnya pembelajaran tentang analisis

unsur intrinsik cerita pendek di SMA yang tercantum dalam kurikulum

2013 pada KD. 3.9 kelas XI, maka peneliti merasa tertarik untuk

menganalisis unsur intrinsik cerita pendek berjudul “Gadis Manis Dalam

Bis” karya Prapta Diharja. Hal ini disebabkan oleh, pertama, alur cerita

dalam cerpen tersebut menarik dan bahasa yang digunakan pengarang

dalam menulis cerpen ini adalah bahasa yang sederhana, bahasa yang

sederhana artinya, bahasa yang digunakan adalah bahasa percakapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

4

sehari-hari yang mudah dimengerti pembaca, sehingga memudahkan

pembaca untuk menemukan pesan yang ingin disampaikan oleh

pengarang. Dengan ditemukannya pesan yang terkandung dalam cerpen

tersebut, maka tersampaikanlah pesan yang ingin disampaikan oleh

pengarang kepada para pembacanya lewat cerita pendek tersebut.

Kedua, Prapta Diharja sebagai pengarang cerpen berjudul “Gadis

Manis dalam Bis” ini juga dikenal sebagai seorang guru sastra di

program studi PBSI, Universitas Sanata Dharma. Salah satu ragam karya

sastra ciptaanya adalah cerita pendek, sehingga peneliti merasa tertarik

untuk meneliti dan menganalisis unsur intrinsik salah satu cerita pendek

karya Prapta Diharja yang berjudul “Gadis Manis dalam Bis”. Seperti

yang sudah peneliti kemukakan di atas, analisis unsur intrinsik cerpen

merupakan salah satu materi ajar pelajaran Bahasa Indonesia yang

tercantum di dalam Kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2016 mata

pelajaran Bahasa Indonesia, KI-3, KD 3.9, kelas XI, semester I (ganjil)

sehingga peneliti beranggapan hal ini penting untuk diteliti.

Ketiga, terdapat pesan moral positif yang terkandung dalam cerita

pendek berjudl “Gadis Manis dalam Bis” ini. Pesan positif itu akan lebih

baik bila disampaikan dan ditanamkan dalam diri siswa-siswi di Sekolah

Menengah Atas (SMA) dengan tujuan untuk menghayati dan

mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli, toleran, damai,

bertanggung jawab, reponsif, proaktif dalam berinteraksi secara efektif

sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

5

masyarakat, dan lingkungan alam sekitar. Diharapkan dengan

tersampaikannya pesan moral positif yang terkandung dalam cerpen

tersebut semakin membentuk pribadi-pribadi positif pula, sesuai dengan

pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam karya sastranya.

Dari berbagai alasan tentang ketertarikan peneliti yang telah

dipaparkan di atas, terdapat tujuan dalam penelitian analisis unsur

intrinsik cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja

dan implementasinya dalam rencana pembelajaran sastra di SMA.

Pertama, tujuannya adalah untuk mempermudah, memperlancar dan

meningkatkan kemampuan siswa/i dalam menganalisis unsur intrinsik,

khususnya yang terdapat dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” dan

mengamalkan nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya. Kedua,

pembelajaran yang direncanakan dalam bentuk RPP ini diharapkan akan

lebih mempermudah guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

yang lebih terarah, terprogram, dan berjalan dengan efektif dan efisien

sesuai dengan apa yang telah direncanakan di dalam RPP.

Beberapa pesan yang tertangkap oleh peneliti dalam cerpen “Gadis

Manis dalam Bis” antara lain adalah tentang, kejujuran, keikhlasan,

ketulusan, kepercayadirian dan kepolosan seorang lelaki, yang dalam

perjalanannya menuju sebuah bank untuk membayar uang bulanan (SPP),

telah dikelabui oleh sekelompok penjambret yang beranggotakan dua

orang gadis cantik, yang selalu melancarkan operasinya di dalam bus saat

korbannya sedang lengah. Nilai-nilai tentang kejujuran, keikhlasan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

6

ketulusan, dan rasa percaya diri penting untuk ditanamkan di SMA

karena berkaitan dengan moral manusia sebagai makhluk yang berakhlak

mulia. Selain itu, hal terpenting dari penelitian ini adalah, cerita pendek

berjudul “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja belum pernah

diteliti oleh siapapun sebelumnya.

Cerpen “Gadis Manis dalam Bis” ini terdapat dalam kumpulan

cerpen karya Prapta Diharja dalam Mozaik Pengalaman Hidup yang

terdiri dari 17 cerpen. Salah satu dari cerpen itu berjudul “Gadis Manis

dalam Bis” yang menjadi data dalam penelitian ini. Peneliti merasa

tertarik untuk meneliti cerita pendek “Gadis Manis Dalam Bis”

dibandingkan cerpen lainnya dikarenakan, dalam cerpen ini bahasa yang

digunakan pengarang adalah bahasa percakapan sehari-hari yang mudah

dipahami oleh pembaca dan mengandung nilai-nilai tentang kejujuran

dan keikhlasan yang cocok diterapkan di SMA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

7

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana unsur intrinsik dalam cerita pendek “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja ditinjau dari segi tokoh,

penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, tema, dan

amanat?

2. Bagaimana implementasi rencana pembelajaran unsur intrinsik

cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja

dalam pembelajaran sastra bagi siswa SMA kelas XI?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini

ditetapkan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan hasil analisis unsur intrinsik cerita pendek “Gadis

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja ditinjau dari segi unsur

intrinsik yang terdiri dari tokoh, penokohan, alur, latar, sudut

pandang, gaya bahasa, tema, dan amanat.

2. Mendeskripsikan rencana pembelajaran unsur intrinsik cerita

pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja dalam

pembelajaran sastra bagi siswa SMA kelas XI semester I (ganji).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

8

1.4. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian dapat memberikan manfaat kepada para

pembaca. Adapun manfaatnya sebagai berikut.

a. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini dapat menambah koleksi pengetahuan

yang berhubungan dengan analisis unsur intrinsik dalam karya sastra,

khususnya analisis unsur intrinsik terhadap cerita pendek. Penelitian ini

juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi para guru yang ingin

mengimplementasikan dalam pembelajaran sastra di SMA, khususnya

analisis unsur intrinsik cerita pendek.

b. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian dapat memberikan manfaat praktis bagi:

1. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan

siswa mengenai sastra khususnya cerita pendek dan menambah wawasan

tentang pembelajaran unsur intrinsik cerita pendek, khususnya cerita

pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

2. Bagi Peneliti

Bagi peneliti sendiri, dapat menambah pemahaman peneliti

terhadap strategi pembelajaran dengan menerapkan analisis unsur

intrinsik cerita pendek dan bagi peneliti lain penelitian ini diharapkan

dapat membantu dan menjadi acuan dalam meneliti unsur intrinsik cerita

pendek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

9

1.5. Batasan Istilah

Beberapa istilah penting yang digunakan dalam penelitian ini perlu

ditegaskan agar tidak menimbulkan salah penafsiran.

1. Cerita Pendek

Cerita pendek atau biasa disingkat cerpen adalah salah satu jenis

karya sastra yang dihasilkan dari imaji seorang pengarang terhadap apa

yang dirasakan, dilihat, didengar dan dialamainya, lewat pengalaman

tersebut pengarang kemudian merealisasikan imajinya ke dalam bentuk

cerita yang ditulis secara singkat, padat dan jelas, sehingga tidak

memerlukan waktu yang lama bagi para pembaca untuk menyudahi atau

menyelesaikan cerita yang ditulis tersebut.

2. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah adalah unsur-unsur yang (secara langsung)

atau turut serta membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiyantoro,

2010:23). Pada umumnya unsur-unsur intrinsik terdiri dari: tema, alur,

latar, tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, amanat.

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program atau

perencanaan jangka pendek yang disusun oleh seorang guru sebagai

panduan untuk mengajar agar sesuai dengan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

10

1.6. Sistematika Penyajian

Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah pendahuluan, pada

bab ini, peneliti menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika

penyajian. Bab II merupakan landasan teori, pada bab ini peneliti

menguraikan mengenai penelitian terdahulu yang relevan, kajian teori

yang berisi uraian tentang unsur intrinsik cerita pendek, rencana

pelaksanaan pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan

kerangka berpikir. Bab III berisi metodologi penelitian, pada bab ini

peneliti akan menguraikan tentang jenis penelitian, sumber data,

instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV berisi hasil penelitian, pada bab ini, terdiri dari deskripsi data,

pembahasan langkah-langkah dalam menentukan unsur intrinsik, hasil

analisis penilaian produk RPP untuk siswa SMA. Bab V merupakan bab

terakhir atau penutup dari penelitian ini, pada bab ini berisi simpulan dan

saran yang bermanfaat bagi pihak yang terkait dengan penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

11

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti akan menguraikan tentang penelitian terdahulu

yang relevan, dan teori-teori yang berkatian dengan penelitian ini.

Penelitian yang relevan yang berkaitan dengan penelitian ini terdiri dari

unsur intrinsik dalam cerita pendek dan implementasi rencana

pembelajaran. Kajian teori berisikan uraian tentang unsur intrinsik cerita

pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

2.1 Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini peneliti menemukan dua penelitian yang relevan

yang berkaitan unsur intrinsik dalam cerita pendek. Penelitian relevan

yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Apriliani

(2017) mahasiswa PBSI, Universitas Sanata Dharma yang berjudul

“Unsur Intrinsik Cerpen Guru karya Putu Wijaya dan Perencanaan

Pembelajaarannya dengan Pendekatan Kontekstual untuk Siswa Kelas

XII Semester I”. Penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Theresia

Rita Listiana (2004) dengan judul penelitian “Unsur Intrinsik Cerpen

Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis karya A.S Laksana

dan Implementasinya dalam Bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) untuk Siswa Kelas XII Semester I”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

12

Penelitian yang pertama, Wahyu Apriliani (2017). Penelitian tersebut

bertujuan untuk menganalisis unsur intrinsik cerpen Guru karya Putu

Wijaya dan mendeskripsikan rencana pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual untuk siswa SMA kelas XII semester I. Penelitian tersebut

merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif

digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan unsur intrinsik cerita

pendek Guru karya Putu Wijaya. Sumber data dalam penelitian tersebut

adalah cerpen Guru karya Putu Wijaya. Hasil analisis cerpen Guru

meliputi tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, tema, amanat, dan

gaya bahasa.

Tokoh dalam cerpen Guru adalah Ayah Taksu, Taksu, dan Ibu. Alur

dalam cerpen Guru adalah alur campuran. Latar dalam cerpen Guru

terdapat tiga unsur latar yaitu latar tempat, waktu dan sosial. Tema dalam

cerpen tersebut adalah tekat seorang anak yang bercita-cita untuk menjadi

guru. Amanat yang terdapat dalam cerpen tersebut adalah jangan

memaksakan kehendak orang lain. Sudut pandang dalam cerpen tersebut

adalah campuran. Gaya bahasa yang digunakan pengarang adalah gaya

bahasa sederhana dan mengandung asosiasi, yaitu perbandingan dua hal

yang dianggap berbeda, tetapi dianggap sama. Perencanaan pembelajaran

dengan pendekatan kontekstual terdiri dari tujuh langkah, yaitu 1)

menemukan unsur intrinsik cerpen Guru, 2) menganalisis unsur

intrinsiknya, 3) bertanya mengenai unsur intrinsik, 4) diskusi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

13

kelompok, 5) contoh cerpen yang sudah dianalisis, 6) refleksi

pembelajaran, 7) guru memberikan penilaian. Dalam penelitian ini

terdapat persamaan dan perbedaan, persamaannya adalah menganalisis

unsur intrinsik dalam cerita pendek dan rencana pembelajaran sastra

tentang cerita pendek di SMA. Perbedaannya penelitian yang dilakukan

oleh Wahyu Apriliani (2017) menggunakan kurikulum KTSP, sementara

dalam penelitian ini peneliti menggunakan Kurikulum 2013.

Penelitian relevan yang kedua, Theresia Rita Listiana (2004) yang

berjudul “Unsur Intrinsik Cerpen Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis karya A.S Laksana dan Implementasinya dalam

Bentuk Silabus dan Rencana Pembelajaran (RPP) untuk Siswa Kelas XII

Semester I” penelitian tersebut mengkaji dan memaparkan unsur intrinsik

dan hubungan unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerita pendek

tersebut. Penelitian tersebut merupakan jenis penelitian kualitatif,

penelitian kualitatif tersebut menggunakan pendekatan struktural yang

menghasilkan data-data deskriptif berupa hasil analisis dari cerpen yang

berjudul “Unsur Intrinsik Cerpen Tuhan, Pawang Hujan, dan

Pertarungan yang Remis karya A.S Laksana. Pendekatan struktural pada

penelitian tersebut memfokuskan pada unsur intrinsik cerita pendek yang

terdiri dari tokoh, latar, tema, alur, amanat, bahasa, sudut pandang, dan

hubungan antar unsur cerpen. Sumber data yang digunakan dalam

penelitian tersebut adalah sumber data tertulis. Sedangkan teknik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

14

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik simak

(membaca) dan teknik catat.

Hasil analisis cerpen “Tuhan, Pawang Hujan, dan Pertarungan yang

Remis” karya A.S Laksana terdapat lima tokoh, yaitu 1) Alit sebagai

tokoh utama dan tokoh antagonis, 2) Gadis cantik sebagai tokoh

sederhana, 3) Pawang tua sebagai tokoh tambahan, 4) Tuhan sebagai

tokoh statis, 5) Duda tua sebagai tokoh statis. Latar yang digunakan tidak

mengacu pada suatu daerah tertentu tetapi meliputi tiga unsur latar, yaitu:

latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Alur yang digunakan adalah

alur maju karena jalannya peristiwa dalam cerita secara kronologis maju,

runtut dari awal, tengah, hingga akhir cerita. Tema yang terdapat dalam

cerpen adalah pertarungan yang remis.

Amanat yang disampaikan oleh pengarang dalam cerpen “Tuhan,

Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis” adalah jangan terlalu

mudah untuk mengambil sebuah keputusan untuk menjalani hidup. Sudut

pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”.

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia sederhana atau bahasa

sehari-hari. Relevansi dari penelitian Theresia Rita Listiana (2004)

dengan penelitian ini adalah, sama-sama meneliti unsur intrinsik dalam

cerita pendek dan perencanaan pembelajaran sastra di SMA, selain itu

pendekatan yang digunakan untuk menganailis juga sama, yaitu

pendekatan struktural, walaupun begitu tetap terdapat letak perbedaan

dalam penelitian ini yaitu dari segi objek judul cerita pendek yang diteliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

15

Yang membedakan penelitian ini dengan dua penelitian relevan di

atas adalah, penelitian ini menggunakan Kurikulum 2013 sebagai dasar

implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA, sementara dua

penelitian yang relevan di atas menggunakan kurikulum berbasis KTSP

sebagai dasar implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA.

Selain itu pada penelitian relevan pertama milik Wahyu Apriliani (2017),

penelitian tersebut menggunakan pendekatan kontekstual dalam

perencanaan pembelajarannya untuk siswa kelas XII semester I,

sementara dalam penelitiaan ini implementasi rencana pembelajarannya

lebih ditekankan pada RPP K-13 untuk siswa kelas XI. Sementara pada

penelitian relevan yang kedua Theresia Lita Listiana (2004), penelitian

tersebut dalam penerapannya selain di implementasikan dengan RPP juga

di implementasikan dalam bentuk silabus, sementara dalam penelitian ini

bentuk implementasinya hanya dalam bentuk RPP saja, khususnya format

RPP Kurikulum 2013.

2.2 Kajian Teori

Kajian teori menurut peneliti merupakan sekumpulan konsep ilmiah

yang dibentuk secara sistematis untuk mendefinisikan, menerangkan, dan

memberikan jawaban terhadap suatu teori. Kajian teori yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu kajian teori mengenai, (1) pengertian cerita

pendek, (2) unsur intrinsik cerita pendek, (3) rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) sastra di SMA. Berikut paparan mengenai pengertian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

16

cerita pendek, unsur intrinsik cerita pendek, dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP).

2.2.1 Pengertian Cerita Pendek

Cerita pendek atau disingkat cerpen adalah sebuah cerita yang selesai

dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua

jam. Suatu hal yang kiranya tidak mungkin dilakukan untuk membaca

sebuah novel (Poe dalam Nurgiyantoro 2007:10). Semi (1993:34),

mengungkapkan bahwa cerita pendek ialah sebuah karya sastra yang

memuat penceritaan secara memusat kepada suatu peristiwa pokok saja.

Semua peristiwa lain yang diceritakan dalam sebuah cerpen, tanpa kecuali

ditujukan untuk mendukung peristiwa pokok. Priyatni (2010:126)

berpendapat bahwa cerpen adalah salah satu bentuk karya fiksi, cerita

pendek sesuai dengan namanya memperlihatkan sifat yang serba pendek,

baik peristiwa yang diungkapkan, isi cerita, jumlah pelaku, dan jumlah kata

yang digunakan. Menurut peneliti sendiri, cerita pendek adalah cerita yang

diciptakan oleh seorang pengarang yang ditulis secara singkat dan padat

yang biasanya terdiri dari beberapa halaman saja dan langsung menyasar

pada tujuan jalan cerita cerpen itu sendiri, artinya konflik dan dinamika yang

terjadi dan terdapat dalam sebuah cerpen lebih singkat dan tidak sebanyak

yang terdapat dalam novel yang biasanya lebih panjang dan konfliknya lebih

beragam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

17

2.2.2 Unsur Intrinsik Cerita Pendek

Unsur intrinsik adalah adalah unsur-unsur yang (secara langsung)

atau turut serta membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiyantoro,

2010:23). Pada umumnya unsur-unsur intrinsik terdiri dari: tema, alur,

latar, tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, amanat

(Nurgiyantoro, 2010:23). Dapat disimpulkan bahwa, unsur intrinsik cerita

pendek adalah unsur pembangun cerita pendek yang terdiri dari, tema,

alur, latar, tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat.

2.2.2.1 Tema

Nurgiyantoro (2005:80) menyatakan bahwa, tema adalah sebuah

cerita yang dapat dipahami sebagai sebuah makna, makna yang mengikat

keseluruhan unsur cerita sehingga cerita itu hadir sebgai sebuah kesatuan

yang padu. Berbagai unsur fiksi seperti alur, tokoh, alat, sudut pandang,

stile dan lain-lain berkaitan secara sinergis untuk bersama-sama

mendukung eksistensi tema. Dalam sebuah cerita, tema jarang

diungkapkan secara eksplisit, tetapi menjiwai keseluruhan cerita dan

dapat dirasakan, substansi dan keberadaannya haruslah ditemukan lewat

pembacaan dan pemahaman kritis.

Menurut peneliti, dalam pengertian sederhananya, tema adalah

makna cerita, gagasan sentral, atau dasar sebuah cerita. Sebagai sebuah

gagasan sentral, tema merupakan sesuatu yang hendak diperjuangkan

oleh pengarang sebagai pondasi atau dasar jalan cerita sebuah karya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

18

sastra yang ingin disuguhkan kepada para penikmat atau pembaca agar

makna cerita yang terdapat dalam karya itu tidak melenceng dari gagasan

utama pikiran pengarang.

2.2.2.2 Alur

Aminudin (2002:83) menyatakan bahwa, alur (plot) adalah

rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga

menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam satu cerita.

Alur adalah struktur cerita yang disusun oleh urutan peristiwa atau bisa

disebut juga rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita yang dilalui atau

dialami pelaku. Hal ini sesuai dengan pendapat Stanton dalam

(Nurgiyantoro, 2010:113) plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian,

namun tiap kejadan itu hanya dihubungkan secara sebab-akibat, peristiwa

yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.

Struktur alur menurut Sudjiman (1992:30) terdiri dari tiga tahap

yaitu, awal (paparan, rangsangan, gawatan), tengah (tikaian, rumitan,

klimaks), dan akhir (leraian, selesaian). Berikut paparan struktur alur

menurut Sudjiman (1992:30-36).

1. Awal

a. Paparan

Penyampaian informasi kepada pembaca disebut paparan atau

eksposisi. Paparan biasanya merupakan fungsi utama awal suatu cerita.

Tentu saja bukan informasi selengkapnya yang diberikan, melainkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

19

keterangan sekedarnya untuk memudahkan pembaca mengikuti kisah

selanjutnya.

b. Rangsangan

Rangsangan sering ditimbulkan oleh masuknya seorang tokoh baru

yang berlaku sebagai katalisator (seseorang yang menyebabkan

terjadinya perubahan dan menimbulkan kejadian baru atau mempercepat

suatu peristiwa). Rangsangan dapat pula ditimbulkan oleh hal lain,

misalnya oleh datangnya berita yang merusak keadaan yang semula

terasa laras. Tak ada patokan tentang penjangnya kapan disusun oleh

rangsangan dan berapa lama sesudah itu sampai gawatan.

c. Gawatan

Tidak ada patokan tentang panjang paparan, kapan disusul oleh

rangsangan, dan berapa lama sesudah itu sampai pada gawatan. Gawatan

biasanya adalah perkembangan cerita setelah rangsangan. Dalam gawatan

akan timbul permasalahan yang terjadi dalam sebuah cerita.

2. Tengah

a. Tikaian

Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua

kekuatan yang bertentangan, satu diantaranya diwakili oleh manusia

pribadi yang biasanya menjadi protagonist dalam cerita (sudjiman,

1992:34-35). Tikaian merupakan pertentangan antara dirinya dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

20

kekuatan alam, dengan masyarakat, orang atau tokoh lain, atau

pertentangan antara dua unsur dalam diri satu tokoh itu.

b. Rumitan

Perkembangan dari gejala mula tikaian menuju klimaks cerita disebut

rumitan. Rumitan biasanya timbul setelah perselisihan dan adanya

pertentangan diantara tokoh. Dalam rumitan juga sudah muncul

permasalahan yang menimbulkan klimaks permasalahan namun

gambaran nasib tokoh semakin jelas meskipun belum sepenuhnya

terlukiskan.

c. Klimaks

Klimaks tercapai apabila rumitan mencapai puncak kehebatannya. Di

dalam cerita fiksi, rumitan sangat penting. Tanpa rumitan yang memadai

tikaian akan lamban. Rumitan mempersiapkan pembaca untuk menerima

seluruh dampak dari klimaks (Sudjiman, 1992:35). Klimaks adalah

puncak ketegangan pembaca terhadap jalan cerita sebuah karya sastra.

3. Akhir

a. Leraian

Leraian adalah bagian struktur alur sesudah klimaks yang

menunjukan perkembangan peristiwa kearah selesaian (Sudjiman,

1992:35). Dalam leraian sudah dapat terlihat adanya penyelesaian

masalah menuju selesaian. Dalam tahap ini konflik mulai mereda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

21

b. Selesaiaan

Selesaian adalah bagian akhir sebuah cerita. Selesaian boleh jadi

mengandung penyelesaian masalah yang melegakan. Boleh juga

mengandung penyelesaian masalah yang menyedihkan. Boleh juga pokok

masalah tetap menggantung tanpa pemecahan. Jadi, cerita sampai pada

selesaian tanpa menyelesaikan masalah, keadaan yang penuh

ketidakpastian, ataupun ketidakjelasan (Sudjiman, 1992:36).

Sementara berdasarkan penyusunan peristiwa, alur terbagi dalam tiga

jenis yaitu, alur progresif/kronologis/maju, alur regeresif/flash

back/sorot/balik/mundur, dan alur campuran (Sayuti, 2002:90).

1. Alur progeresif/kronologis/maju

Alur yang peristiwa-peristiwanya disusun secara kronologis. Artinya,

alur yang klimaksnya berada di akhir cerita. Rangkaian peristiwa

dalam alur maju berawal dari masa awal hingga masa akhir cerita

dengan urutan yang teratur dan beruntut. Tahapan pada alur maju

adalah sebagai berikut: pengenalan, konflik, klimaks, antiklimaks,

dan penyelesaian.

2. Alur regresif/flash back/sorot/balik/mundur

Alur yang peristiwa-peristiwanya disusun secara tidak kronologis.

Artinya, sebuah alur yang menceritakan masa lampau yang menjadi

klimaks di awal cerita. Rangkaian peristiwa dalam alur mundur

berawal dari masa lampau ke masa kini/ awal dengan susunan waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

22

yang tidak sesuai dan tidak beruntut. Tahapan pada Alur mundur

adalah sebagai berikut: penyelesaian, antiklimaks, klimaks, konflik,

dan pengenalan.

3. Alur campuran

Alur yang merupakan perpaduan alur maju dan alur mundur. Alur

campuran alur yang diawali dengan klimaks, kemudian menceritakan

masa lampau, dan dilanjutkan hingga tahap penyelesaian. Pada saat

menceritakan masa lampau, tokoh dalam cerita dikenalkan sehingga

saat cerita tersebut belum selesai, alur cerita kembali ke awal cerita

untuk mengenalkan kembali tokoh lainnya. Tahapan pada Alur

campuran adalah sebagai berikut: klimaks, konflik, pengenalan,

antiklimaks, dan penyelesaian.

Selain pendapat menurut para ahli di atas mengenai pengertian alur,

peneliti juga berpendapat dan menyimpulkan bahwa alur adalah susunan

atau rangkaian peristiwa yang terdapat dalam sebuah karya fiktif. Alur

berperan sebagai jalan bagi para pembaca untuk menelusiri jalan cerita

yang terdapat dalam karya sastra itu sendiri, sehingga membawa para

pembaca mampu menemukan ide atau imaji pengarang. Selain itu para

pembaca dibawa untuk turut mengalami apa yang dirasakan oleh para

tokoh dalam karya fiksi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

23

2.2.2.3 Latar (setting)

Dalam karya sastra, setting merupakan satu elemen pembentuk

cerita yang sangat penting, karena elemen tersebut akan dapat menentukan

situasi umum sebuah karya (Abrams, 1981:1975 dalam Fananie, 2002:95).

Latar dimaksudkan untuk mengidentifikasi situasi tergambar dalam cerita,

tidak hanya menyatakan di mana, kapan, dan bagaimana situasi itu

berlangsung meliankan berkaitan dengan gambaran tradisi, karakter, perilaku

sosial, dan pandangan masyarakat pada waktu cerita ditulis (Fananie,

2002:95). Abrams dalam Nurgiyantoro (2005:216) berpendapat latar atau

setting disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat,

hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa

yang diceritakan. Dengan demikian unsur latar dibedakan ke dalam tiga unsur

pokok, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial (Nurgiyantoro,

2010:227).

1. Latar tempat

Latar tempat menyangkut deskripsi tempat suatu peristiwa terjadi.

Misalnya yang menunjuk latar pedesaan, perkotaan atau latar tempat

lainnya. Melalui tempat terjadinya peristiwa diharapkan tercermin tradisi

masyarakat, tata nilai, tingkah laku, suasana, dan hal-hal lain yang

mungkin berpengaruh pada tokoh dan karakternya (Suminto, 2002:127).

Nurgiyantoro (2009:227) latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

24

dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu,

inisial tertentu, atau mungkin lokasi tertentu tanpa nama yang jelas.

2. Latar waktu

Latar waktu mengacu pada saat terjadinya peristiwa, dalam plot,

secara historis. Melalui pemberian waktu kejadian yang jelas, akan

tergambar tujuan fiksi tersebut. Rangkaian peristiwa mungkin terjadi jika

dilepaskan dan perjalanan waktu, yang dapat berupa jam, hari, tanggal,

bulan, tahun, bahkan zaman yang melatarbelakanginya (Suminto,

2000:127). Nurgiyantoro (2009:230) latar waktu berhubungan dengan

masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah karya fiksi. Genette dalam Nurgiyantoro (2009:231) latar waktu

memiliki makna ganda, yang mengacu pada wakru penulisan cerita dan

urutan waktu kejadian yang dikisahkan dalam cerita.

3. Latar sosial

Latar sosial melukiskan perilaku kehidupan sosial masyarakat pada

suatu tempat dalam karya fiksi. Latar sosial berkaitan dengan kebiasaan

hidup, cara berpikir dan bersikap yang tercermin dalam kehidupan

masyarakat yang kompleks (Nurgiyantoro, 2009:233). Menurut peneliti

sendiri, latar merupakan penggambaran sebuah karya sastra oleh

pengarang lewat imaji pembaca mengenai segala keadaan yang menjadi

latar dalam sebuah karya sastra, misalnya latar tempat, latar waktu, latar

suasana, latar sosial. Dengan bisa menemukan penggambaran latar, maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

25

para pembaca mampu melihat dengan jelas imaji yang di gambarkan

pengarang yang terdapat dalam karya sastranya. Dengan begitu, maka

pesan yang ingin di sampaikan oleh pengarang lewat karyanya akan

semakin jelas.

2.2.2.4 Tokoh

Tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu

karya naratif, berupa cerpen, novel ataupun drama, yang oleh pembaca

ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti

yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan

(Abrams dalam Nurgiyantoro, 2009:165). Menurut Nurgiyantoro

(2009:177-178), tokoh dari segi peranannya terdiri dari tokoh utama dan

tokoh tambahan. Sementara, bila dilihat dari fungsi penampilan, tokoh

dapat dibedakan menjadi dua yaitu, tokoh protagonis dan tokoh

antagonis. Peneliti kemudian menyimpulkan bahwa, tokoh adalah setiap

individu atau pelaku cerita yang diciptakan pengarang dalam karya

sastranya yang memiliki sikap, sifat, bentuk fisik dan peranan tertentu

yang meunjang jalannya cerita. Berikut paparan mengenai tokoh menurut

Nurgiyantoro (2009:176-179).

1. Tokoh Utama

Tokoh utama adalah tokoh yang senantiasa hadir dalam setiap

kejadian jalannya cerita, yang mana porsi penampilannya lebih banyak

dibandingkan tokoh-tokoh lain dalam sebuah cerita. Tokoh utama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

26

memiliki peranan penting dalam perkembangan alur cerita. Tokoh ini

merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku

kejadian, maupun yang dikenai kejadian (Nurgiyantoro, 2009:177).

2. Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan adalah tokoh yang kemunculannya dalam sebuah

jalan cerita lebih sedikit porsinya dibandingkan tokoh utama. Kehadiran

tokoh tambahan biasanya hanya muncul ketika ada keterkaitan antara

tokoh utama dengan tokoh tambahan itu sendiri. Artinya, kehadiran tokoh

tambahan hanya menunjang penampilan tokoh utama dalam jalannya

sebuah cerita. Walaupun porsi penampilan tokoh tambahan tidak banyak,

namun peran mereka akan tetap mempengaruhi perkembangan plot.

Tokoh tambahan sendiri terdiri dari tokoh utama tambahan, tokoh

tambahan utama, dan tokoh tambahan. Pembedaan mengenai tokoh utama

tersebut dilihat dari kadar perananan atau porsi kemunculan setiap tokoh

yang ada dalam cerita, artinya dominasi setiap tokoh dalam penceritaan itu

sendiri dan pengaruhnya terhadap perkembangan plot (Nurgiyantoro,

2009:177-178). Bila dilihat dari fungsi penampilan, tokoh dapat

dibedakan menjadi dua yaitu, tokoh protagonis dan tokoh antagonis

(Nurgiyantoro, 2010:178). Di bawah ini peneliti memaparkan fungsi

penampilan tokoh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

27

1. Tokoh Protagonis

Tokoh protagonis adalah tokoh yang dikagumi, yang salah satu

jenisnya secara populer disebut hero atau pahlawan, yaitu tokoh yang

merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita

(Altenbernd dan Lewis dalam Nurgiyantoro, 2009:178). Peneliti menarik

kesimpulan, bahwa identifikasi dari tokoh protagonis yang merupakan

perlambang dari norma-norma kebaikan dan nilai-nilai kebaikan itu akan

menimbulkan empati dalam diri pembaca lewat tindakan yang dilakukan

oleh tokoh protagonis dalam rangkaian jalan cerita.

2. Tokoh Antagonis

Tokoh antagonis adalah tokoh yang melawan tokoh protagonis.

Tokoh antagonis adalah penyebab terjadinya konflik dan ketegangan yang

dialami oleh tokoh utama dan tokohprotagonis dalam sebuah cerita

(Nurgiyantoro, 2009:178). Menurut peneliti, peran dari tokoh antagonis

dianggap lumayan penting dalam rangkaian peristiwa jalannya cerita yang

terjadi dalam sebuah karya sastra baik itu berupa cerpen ataupun novel.

Peran dari tokoh antagonis adalah sebagai penimbul konflik, dimana

konflik itu memicu pertentangan yang terjadi dalam diri tokoh-tokoh yang

terdapat pada cerpen atau novel, konflik yang terjadi akan terus

memuncak dan berkembang sampai menuju klimaksnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

28

2.2.2.5 Penokohan

Menurut Santosa (2008:90), penokohan merupakan usaha untuk

membedakan peran satu dengan peran yang lain. Dari pendapat para ahli

di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa, penokohan adalah

penggambaran atau pelukisan karakter setiap tokoh oleh pengarang dalam

karya sastra ciptaannya yang mewakili sikap dan sifat tokoh. Dalam hal

teknik pelukisan tokoh Nurgiyantoro (2009:194) berpendapat bahwa

masalah penokohan dalam sebuah karya sastra tak semata-mata hanya

masalah dalam pemilihan jenis dan perwatakan para tokoh saja, melainkan

bagaimana pengarang melukiskan kehadiran dan penghadiran para tokoh

ciptaannya secara tepat sehingga mampu menciptakan dan mendukung

tujuan artistik karya yang bersangkutan. Adapun teknik pelukisan tokoh

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Teknik Ekspositori

Pada teknik pelukisan tokoh ini, pengarang akan memberikan

deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Artinya, tokoh dalam

cerita hadir dan dihadirkan oleh pengarang kehadapan pembaca secara

tidak berbelit-belit, melainkan begitu saja dan langsung disertai dengan

deskripsi tokoh, yang mungkin berupa sikap, sifat, watak, tingkah laku,

atau ciri fisiknya, hal-hal ini biasanya terdapat pada tahap perkenalan

(Nurgiyantoro, 2009:195). Peneliti menarik kesimpulah bahwa, deskripsi

tentang tokoh yang ditampilkan pengarang lewat teknik pelukisan

ekspositori telah ditampilkan secara utuh dan terang-terangan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

29

pengarang dalam karyanya, sehingga pembaca secara langsung mampu

mengidentifikasi setiap sifat, sikap, watak, tingkah laku dan ciri fisik

tokoh rekaan tersebut. Dengan mampunya para pembaca menemukan

keberadaan tokoh, maka akan semakin mempermudah pembaca untuk

mengikuti jalan cerita yang tersaji tersebut.

2. Teknik Dramatik

Pelukisan tokoh dalam teknik dramatik dilakukan secara tidak

langsung oleh pengarang, artinya pengarang tidak mendeskripsikan

secara eksplisit sifat, sikap, serta tingkah laku tokoh ciptaannya. Dalam

teknik ini pengarang akan membiarkan para tokoh ciptaanya muncul dan

hadir sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara

verbal lewat kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku dan

juga lewat berbagai persistiwa yang terjadi dalam dunia imaji pengarang

yang tergambar dalam karya sastranya (Nurgiyantoro 2009:198).

Berhubung sifat para tokoh tidak dideskripsikan secara jelas dan

lengkap maka para tokoh rekaan itu akan hadir kepada para pembaca

secara samar-samar. Tokoh tersebut akan mulai muncul apabila pembaca

sudah menyelesaikan sebagian besar jalan cerita atau setelah pembaca

menyelesaikan secara penuh jalan cerita tersebut atau bahkan setelah

mengulang membacanya sekali lagi (Nurgiyantoro 2009:198-199).

Artinya, untuk menemukan tokoh dalam teknik pelukisan tokoh dramatik

ini pembaca dituntut untuk memahami secara jelas setiap peristiwa dan

jalan cerita sebuah karya sastra yang sedang dinikmati untuk menemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

30

kehadiran setiap tokoh. Dalam wujud penggambarannya, terdapat

delapan wujud penggambaran dalam teknik pelukisan dramatik. Wujud

penggambaran tersebut sebagai berikut.

a. Teknik Cakapan

Bentuk percakapan dalam sebuah karya fiksi umumnya sangat

banyak, baik percakapan yang pendek maupun yang panjang. Teknik ini

dimaksudkan untuk menghadirkan wujud dan tingkah laku tokoh lewat

verbal atau percakapan para tokoh itu sendiri (Nurgiyantoro, 2009:201).

Artinya, untuk mengetahui sifat dan watak tokoh maka harus

mengidentifikasi percakapan-percakapan yang terjadi dalam karya

tersebut.

b. Teknik Tingkah Laku

Pada teknik ini, pengarang akan menghadirkan kedirian tokoh lewat

bermacam tingkah laku, reaksi, tanggapan, sifat dan sikap (Nurgiyantoro,

2009:203). Artinya, untuk mengidentifikasi tokoh, maka pembaca harus

mampu memahami setiap gelagat para tokoh yang dihadirkan pengarang

dalam karyanya.

c. Teknik Pikiran dan Perasaan

Perbuatan dan kata-kata merupakan perwujudan konkret tingkah laku

pikiran dan perasaan. Namun, orang tidak dapat berlaku pura-pura

terhadap pikiran dan hatinya sendiri (Nurgiyantoro, 2009:204). Teknik

ini juga ditemukan pada teknik cakapan dan tingkah laku, perbedaannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

31

pada kedua teknik tersebut sifat dan watak tokoh tergambar lewat

percakpan antara tokoh satu dengan tokoh lainnya dan tergambar lewat

gelagat dan tingkah laku sang tokoh, sementara pada teknik ini pikiran

dan perasaan tokoh seolah terggambar lewat percakapan pikiran dan batin

tokoh itu sendiri, sederhananya percakapan tersebut dilakukan tokoh pada

dirinya sendiri atau tokoh berbicara dalam hati. Walapaun tokoh

berbicara pada dirinya sendiri tapi para pembaca tetap mampu

menangkap isi percakapan sang tokoh tersebut karena percakapan itu

ditampilkan oleh pengarang lewat karya fiksinya. Jadi, untuk

mengidentifikasi watak dan sifat tokoh pembaca harus memahami

percakapan yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri.

d. Teknik Arus Kesadaran

Teknik arus kesadaran berkaitan erat dengan teknik pikiran dan

perasaan. Teknik arus kesadaran merupakan teknik narasi yang berupaya

menangkap pandangan dan aliran proses mental tokoh, di mana

tanggapan indera bercampur dengan kesadaraan dan ketaksadaran

pikiran, perasaan, ingatan, harapan, dan asosiasi-asosiasi acak (Abrams

dalam Nurgiyantoro, 2009:206). Teknik ini banyak mengungkap dan

memberikan informasi tentang kehadiran tokoh lewat monolog batin sang

tokoh yang biasanya mental sang tokoh sedang bergejolak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

32

e. Teknik Reaksi Tokoh

Teknik ini menggambarkan kedirian atau sifat dan watak sang tokoh

lewat reaksi-reaksi tokoh itu terhadap rangsangan disekitarnya yang

dapat berupa suatu kejadian, keadaan, kata, dan sikap tingkah laku tokoh

lain (Nurgiyantoro, 2009:207). Informasi yang tergambar dari teknik

reaksi tokoh ini adalah sikap sang tokoh ketika menghadapi reaksi tokoh-

tokoh lainnya terhadap tokoh utama.

f. Teknik Reaksi Tokoh Lain

Teknik ini dimaksudkan sebagai reaksi tokoh lain terhadap tokoh

utama, yang berupa pandangan, pendapat, sikap atau komentar. Tokoh-

tokoh lain ini pada hakikatnya melakukan penilaian terhadap tokoh utama

(Nurgiyantoro, 2009:209). Artinya, dengan diberikannya penilaian

terhadap tokoh utam oleh tokoh-tokoh lain maka secara tidak langsung

tokoh lain telah memberikan informasi mengenai kedirian sang tokoh

utama kepada para pembaca.

g. Teknik Pelukisan Latar

Keadaan latar tertentu memang dapat menimbulkan kesan tertentu

pula terhadap para pembaca. Misalnya, suasana rumah yang bersih, rapi,

teratur akan menimbulkan kesan bahwa tokoh sang pemilik rumah

tersebut sebagai orang yang cinta kebersihan. Pelukisan keadaan latar

disekitar tokoh secara tepat akan mendukung teknik penokohan secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

33

kuat, walau latar sendiri diluar kedirian tokoh (Nurgiyantoro, 2009:210-

211).

h. Teknik Pelukisan Fisik

Pelukisan keadaan fisik tokoh dalam kaitannya dengan penokohan

kadang-kadang memang terasa penting, terutama jika sang tokoh

memiliki bentuk fisik yang khas, sehingga pembaca dapat

menggambarkannya secara imajinatif (Nurgiyantoro, 2009:210).

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengertian tokoh dan

penokohan, peneliti akan memaparkan perbedaan pengertian dari tokoh

dan penokohan menurut pandangan peneliti. Tokoh, adalah setiap

individu atau pelaku cerita yang diciptakan pengarang dalam karya

sastranya yang memiliki sikap dan sifat. Sementara penokohan adalah

penggambaran karakter setiap tokoh oleh pengarang dalam karya sastra

ciptaannya yang mewakili sikap, sifat, watak, tingkah laku dan fisik para

tokoh.

2.2.2.6 Sudut Pandang

Sudut pandang atau pusat pengisahan dipergunakan untuk

menentukan arah pandang pengarang terhadap peristiwa-peristiwa di

dalam cerita sehingga tercipta suatu kesatuan cerita yang utuh. Sudut

pandang pada dasarnya adalah visi pengarang untuk melihat peristiwa

dan kejadian dalam cerita. Sebuah karya fiksi sesungguhnya merupakan

pandangan pengarang terhadap kehidupan (Suminto, 2000:158).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

34

Sementara Nurgiyantoro (2010:249) sudut pandang dibedakan menjadi

tiga, yaitu sudut pandang persona ketiga “dia”, sudut pandang persona

pertama “aku”, dan sudut pandang campuran.

Dalam sudut pandang persona ketiga, pengarang menyebutkan

sang tokoh dengan menyebut nama, atau kata ganti ia, dia, mereka, nama-

nama tokoh cerita khususnya yang utama, kerap akan terus menerus

disebut, dan sebagai variasi digunakan kata ganti. Dalam sudut pandang

persona ketiga terdapat “dia” mahatahu dan “dia” sebagai pengamat.

Pada sudut pandang persona ketiga “dia” mahatahu, penulis akan

menceritakan apa saja terkait tokoh utama, seakaan si “dia” tahu benar

tentang watak, pikiran, perasaan, kejadian. Sementara “dia” sebagai

pengamat, pada sudut pandang ini penulis mengambarkan si “dia”

sebagai pengamat yang menemukan atau merasakan suatu kejadian

dengan melihat, mendengar, mengalami, dan merasakan (Nurgiyantoro,

2010:256).

Sementara sudut pandang persona pertama terdiri dari dua yaitu,

sudut pandang persona pertama (tokoh utama) dan sudut pandang

persona pertama (tokoh tambahan). Dalam sudut pandang persona

pertama (tokoh utama) pengarang adalah seseorang yang ikut terlibat

dalam jalannya cerita. Ia adalah si “aku” tokoh yang mengisahkan dirinya

sendiri, mengisahkan peristiwa dan tindakan yang diketahui, didengar,

dilihat dan dirasakan, serta sikapnya terhadap tokoh lain kepada

pembaca. Sementara dalam sudut pandang persona pertama (tokoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

35

tambahan), si “aku” biasanya berperan sebagai tokoh tambahan dalam

jalannya sebuah cerita yang perannya hanya digambarkan sebagai saksi

dari rangkaian persistiwa yang dialami si “aku” tokoh utama. Sudut

pandang campuran yaitu, sudut pandang dimana pengarang dalam

mengisahkan tokoh ciptaanya dengan menggunakan sudut pandang

persona ketiga “dia” mahatahu atau “dia” sebagai pengamat dan sudut

pandang persona pertama “aku” sebagai tokoh utama atau “aku” tokoh

tambahan sebagai saksi secara bergantian (Nurgiyantoro, 2010:262).

Dari dua pengertian di atas peneliti mencoba menyederhakan

lagi pengertian sudut pandang, sudut pandang menurut peneliti adalah

cara pengarang menempatkan dirinya dan tokoh-tokoh lain dalam sebuah

cerita yang ia ciptakan. Dengan kemampuan pengarang dalam

menampatkan dirinya diantara tokoh utama dan tokoh lain lewat sudut

padang maka akan mempermudah pembaca untuk membedakan antara

kehadiran pengarang diantara tokoh utama dengan tokoh lain dalam

karya tersebut. Dengan begitu, akan semakin mudah bagi para pembaca

untuk mengikuti setiap jalan cerita yang tersaji dalam karya sastra

tersebut.

2.2.2.7 Gaya Bahasa

Keraf (2002:113), mengungkapkan bahwa gaya bahasa

merupakan cara pengarang mengungkapkan pikiran melalui bahasa

secara khas, yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

36

lanjut dijelaskan olehnya bahwa gaya bahasa yang baik harus

mengandung tiga unsur, yakni kejujuran, sopan santun, dan menarik.

Abrams dalam Nurgiyantoro (2009:276) berpendapat bahwa, gaya bahasa

adalah cara seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan

dikemukakan, lebih lanjut Nurgiyantoro berpendapat (2009:277), tujuan

dari gaya bahasa adalah untuk mendapatkan efek keindahan yang

menonjol, gaya bahasa pada hakikatnya merupakan teknik pemilihan

ungkapan kebahasaan yang dirasa dapat mewakili sesuatu yang akan

diungkapkan.

Dalam bentuk percakapannya, sebuah karya fiksi umumnya

dikembangkan dalam dua bentuk penuturan, yaitu bentuk narasi dan

bentuk dialog. Kedua bentuk tersebut hadir secara bergantian sehingga

cerita yang ditampilkan tidak monoton dan lebih variatif. Pengungkapan

bahasa dengan gaya narasi biasanya menyampaikan atau menceritakan

sesuatu secara singkat, sebab pengarang cenderung menuturkannya

secara singkat juga. Dalam penuturan narasi, pengarang cenderung

memilih peristiwa, tindakan, konflik, penceritaan latar, tokoh, hubungan

antar tokoh atau hal-hal lain yang yang menarik dari perjalanan hidup

tokoh untuk diceritakan. Sementara, pengungkapan bahasa dengan gaya

dialog atau percakapan biasanya pengarang membiarkan pembaca untuk

melihat dan seolah mendengar sendiri kata-kata dari setiap percakapan

antar tokoh yang terjadi dalam cerita tersebut. Gaya dialog lebih memberi

kesan realistis bagi pembaca, karena pembaca mengikuti percakapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

37

yang terjadi antara tokoh satu dengan tokoh lainnya. Gaya percakapan

atau dialog ini lebih kepada memberi penekanan atau menopang cerita

yang dituturkan dengan gaya narasi. Dengan demikian, pengungkapan

narasi dan dialog dalam sebuah karya fiksi harus berjalan beriringan,

sambung-menyambung dan saling melengkapi (Nurgiyantoro, 2009:310-

311). Berdasarkan definisi gaya bahasa menurut para ahli di atas,

peneliti menarik kesimpulan bahwa, gaya bahasa merupakan cara

pengarang dalam menyampaikan ide dan gagasannya melalui bahasa

sebagai media penyampainya dengan tujuan untuk mendapatkan efek

keindahan, efek keindahan tersebut bertujuan tujuan untuk

mempengaruhi perasaan pembaca, yang diharapkan bisa menimbulkan

berbagai emosi dalam diri para pembaca ketika membaca karyanya.

Dalam bentuk penuturannya, gaya bahasa terdiri dari dua jenis bentuk

penuturan yaitu, penuturan narasi dan penuturan dialog.

2.2.2.8 Amanat

Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan kepada

pembaca melalui karyanya dan mengandung nilai moral, makna yang

sangat bermanfaat bagi kehidupan pembaca (Nurgiyantoro, 2010:323).

Dari pendapat ahli tersebut, peneliti menarik kesimpulan bahwa, amanat

adalah ajaran moral atau pesan yang hendak disampaikan oleh pengarang

kepada pembaca melalui karyanya. Pesan bisa berupa harapan, nasehat,

dan sebagainya. Pesan merupakan hal penting dalam sebuah cerpen,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

38

pesan dalam sebuah cerpen akan ditemukan bila pembaca membaca

secara utuh karya tersebut. Kemudian, setelah pembaca mampu dan

berhasil menemukan amanat atau pesan dalam karya sastra tersebut,

diharapkan nilai-nilai moral yang terkandung didalamannya dapat

berguna dan bermanfaat bagi pembaca itu sendiri, dengan artian pembaca

mampu membedakan dan menerapkan mana yang baik dan mana yang

buruk dalam kehidupan sehari-harinya.

2.2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rancangan

pembelajaran mata pelajaran per-unit yang akan diterapkan oleh guru

dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik

yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa

menerapkan pelajaran secara terprogram. Karena itu, RPP harus

mempunyai daya terap (applicable) yang tinggi. Di sisi lain dengan RPP

juga dapat diketahui tingkat kemampuan guru dalam menjalankan

profesinya (Muslich, 2007:45). Muslich (2007:53) mengemukakan

beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan RPP,

yaitu.

1. Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas, makin

konkret kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat

kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk

kompetensi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

39

2. Rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat

dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan

kompetensi peserta didik.

3. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP

harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah

ditetapkan.

4. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas

pencapainnya.

5. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana di sekolah,

terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team

teaching) atau moving class.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, diuraikan

langkah-langkah dalam menyusun RPP. Langkah-langkah penyusunan

RPP tersebut sebagai berikut.

1. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

a. Mencantumkan identitas, yang meliputi: nama sekolah, mata

pelajaran, kelas/semester, standar kompetensi, dikutip dari

silabus yang telah disusun, kompetensi dasar, dikutip dari

silabus, begitu pula dengan indikator. Indikator dijabarkan

dari kompetensi dasar. Alokasi waktu diperhitungkan untuk

mencapai satu kompetensi dasar yang bersangkutan yang

dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

40

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun sebagai skenario

untuk mencapai satu kompetensi dasar.

2. Mencantumkan Indikator

Indikator dijabarkan sendiri oleh guru dari Kompetensi Dasar.

Setiap indikator terdiri dari dua bagian, yaitu tingkah laku dan isi

pembelajaran.

3. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi operasional

yang ditargetkan atau dicapai dalam RPP. Tujuan pembelajaran

dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari

kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran dapat terdiri dari sebuah

tujuan atau beberapa tujuan.

4. Mencantumkan Materi Pelajaran

Materi pelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan

mengacu materi pokok yang ada dalam silabus.

5. Mencantumkan Metode Pembelajaran

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai model atau

pendekatan pembelajaran.

6. Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dapat berupa kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan penutup atau kegiatan akhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

41

7. Mencantumkan Sumber Belajar

Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media,

narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dalam silabus

dituliskan buku refers, dalam RPP harus dicantumkan judul buku

teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

8. Mancantumkan Penilaian

Penilaiaan dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrument,

dan instrument yang dipakai untuk mengumpulkan data. Apabila

penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja,

dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik

penilaian.

Dapat disimpulkan bahwa, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) adalah program perencanaan jangka pendek yang disusun oleh

seorang guru sebagai panduan dalam mengajar di kelas, agar materi yang

diajarkan berjalan sesuai rencana serta dalam prosesnya berjalam secara

sistematis dan sesuai dengan kompetensi dasar, maka RPP harus

dirancang sebaik mungkin. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun

sebagai skenario untuk mencapai satu kompetensi dasar. Dari penjelasan

tersebut peneliti akan menampilkan format dari Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

42

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

Materi Pokok :

Alokasi Waktu :

A. Kompetensi Inti

KI-1

KI-2

KI-3

KI-4

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar

Pengetahuan

Kompetensi Dasar

Keterampilan

Indikator Pencapaian

Kompetensi Pengetahuan

Indikator Pencapaian

Kompetensi Keterampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

43

C. Tujuan Pembelajaran

D. Materi Pembelajaran

1. Materi Regular

a. Pengetahuan

Faktual :

Konseptual :

Prosedural :

2. Keterampilan

:

3. Materi Remidial

4. Materi Pengayaan

-

E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan :

2. Model :

3. Metode :

F. Media, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media :

2. Bahan :

3. Sumber Belajar :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

44

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Bagian Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

(menit)

Pendahuluan Orientasi

Apersepsi

Motivasi

Pemberian acuan

15

Kegiatan Inti Mengamati

Menanya

Mengumpulkan Data/Informasi

Mengolah Informasi

Mengkomunikasikan

60

Penutup Kesimpulan

1. Guru mengajak siswa untuk

membuat refleksi terkait

dengan kegiatan pembelajaran.

2. Guru memberikan salam dan

menutup kegiatan

pembelajaran

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

45

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

1. Penilaian Pengetahuan.

2. Instrumen Penilaian Aspek Sikap.

3. Instrumen Keterampilan.

I. Lampiran Materi Pembelajaran

Kota ………………

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru mata pelajaran

NIP … NIP …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

46

2.2.4 Kerangka Berpikir

Pembelajaran unsur intrinsik merupakan salah satu materi yang

terdapat dalam materi pembelajaran siswa SMA kelas XI semester satu

(ganjil) yaitu pada Kompetensi Dasar 3.1 Memahami struktur dan kaidah

teks cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan. Pada penelitian ini,

hal pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah mencari cerita pendek

yang akan diteliti yang terdapat dalam kumpulan-kumpulan cerita pendek

karya Prapta Diharja yang terdapat dalam Mozaik Pengalaman Hidup,

setelah menemukan salah satu cerita pendek yang berjudul “Gadis Manis

dalam Bis”, kemudian peneliti membaca cerita pendek tersebut sampai

selesai dengan tujuan untuk menemukan dan mengidentifikasi unsur-

unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen tersebut, cerita pendek

berjudul “Gadis Manis dalam Bis” sendiri tediri dari empat halaman.

Kemudian peneliti mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang terdapat

dalam cerpen tersebut, kemudian merangkum hasil temuan itu untuk

diklasifikasikan unsur-unsur intrinsiknya berdasarkan pendekatan

struktural yang digunakan peneliti.

Setelah mengidentifikasi, merangkum, dan mengklasifikasikan

hasil temuan unsur intrinsik yang terdapat dalam cerita pendek berjudul

“Gadis Manis dalam Bis” peneliti kemudian menganalisis secara

mendalam lagi temuan unsur-unsur intrinsik tersebut. Setelah

menganalisis unsur intrinsik yang terdapat dalam cerita pendek “Gadis

Manis dalam Bis” kemudian peneliti merancang bahan ajar berupa RPP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

47

Dalam merancang RPP, peneliti merancang RPP untuk satu kali

pertemuan di kelas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif, metode ini dirasa sangat bermanfaat bagi peneliti karena,

sebelum melakukan penelitian secara mendalam peneliti terlebih dahulu

mengidentifikasi unsur-unsur intriksik cerpen dengan membaca cerpen

“Gadis Manis dalam Bis”. Artinya, secara tidak langsung setelah

membaca cerpen “Gadis Manis dalam Bis” peneliti mulai mampu

mengidentifikasi dan mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik yang

terdapat dalam cerpen tersebut walaupun belum secara utuh. Setelah

proses identifikasi, kemudian peneliti akan mengklasifikasi hasil temuan

unsur-unsur intrinsiknya, berikutnya temuan data-data yang sebelumnya

telah dikaji kemudian dipaparkan atau dideskripsikan secara utuh sesuai

dengan teori-teori analisis unsur intrinsik cerita pendek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini peneliti memaparkan beberapa hal yakni (1) jenis

penelitian, (2) sumber data dan data, (4) teknik pengumpulan data, (5)

instrumen penelitian, (6) teknik analisis data.

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang berjudul “Analisis Unsur Intrinsik Cerita Pendek

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja dan Implementasi

Rencana Pembelajaran di SMA kelas XI” ini merupakan penelitian

deskriptif karena peneliti menguraikan data berupa kata-kata yang berasal

dari fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

fenomena buatan manusia yang terdapat dalam cerita pendek “Gadis

Manis dalam Bis” (Sukmadinata, 2006:72). Nazir (1988:63) berpendapat

penelitian deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem

pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari

penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-

sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki dalam cerita pendek

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

49

3.2. Sumber Data dan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kumpulan

cerpen karya Prapta Diharja dalam Mozaik Pengalaman Hidup, dalam

kumpulan cerpen tersebut terdapat tujuh belas cerpen, secara khusus salah

satu cerpen dari ke tujuh belas cerpen yang terdapat di dalamnya adalah

cerpen berjudul “Gadis Manis dalam Bis” yang kemudian menjadi data

dalam penelitian ini. Arikunto (2013: 129), sumber data dalam penelitian

merupakan subjek tempat data dapat diperoleh. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) (2008: 296), data merupakan keterangan atau

bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan).

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik

membaca dan teknik mencatat.

1. Teknik Baca

Pada teknik ini, peneliti terlebih dahulu membaca cerita pendek

berjudul “Gadis Manis dalam Bis” secara keseluruhan dengan tujuan

untuk mendapatkan pemahaman awal tentang unsur intrinsik cerita pendek

yang akan dicari dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” tersebut sebelum

menganalisisnya secara mendalam.

2. Teknik Catat

Setelah membaca cerita pendek berjudul “Gadis Manis dalam Bis”

karya Romo Prapta, peneliti akan mengidentifikasi, kemudian mencatat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

50

merangkum hasil temuan tersebut untuk diklasifikasikan jenis unsur

intrinsiknya. Tujuan dari teknik catat adalah untuk mendeskripsikan hasil

analisis unsur intrinsik cerita pendek.

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen berarti alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

(Sugiyono, 2009:305). Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul

data (Moleong, 2008:168). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teks cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja,

dalam penelitian ini peneliti memiliki peran utama dalam menjalankan

penelitian ini, kedudukan peneliti adalah sebagai alat pengumpul data.

Mengapa kedudukan peneliti layak disebut sebagai instrumen penelitian,

karena peneliti sebagai mahasiswa aktif di program studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma, yang sebelum

melakukan penelitian terhadap Analisis Unsur Intrinsik Cerita Pendek

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja dan Implementasi Rencana

Pembelajaran sebelumnya telah memiliki modal ilmu pengetahuan

mengenai analisis unsur cerita pendek dan modal ilmu pengetahuan dalam

merancang rencana pembelajaran yang peneliti dapatkan melalui

perkuliahan di mata kuliah pengkajian dan apresiasi sastra (puisi, prosa,

drama) dan mata kuliah Kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia, Evaluasi

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Pengembangan Bahan dan

Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Penelitian Pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

51

Bahasa dan Sastra Indonesia, Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia, dan Seminar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti merujuk pada kajian

analisis deskriptif. Nurastuti (2007:103) menjelaskan yang dimaksud

dengan analisis deskriptif adalah analisis yang dilakukan dengan merinci

dan menjelaskan secara panjang lebar (menyeluruh) keterkaitan data

penelitian dalam bentuk kalimat. Jadi, peneliti benar-benar mengungkap

masalah penelitian ini dengan cara mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan

memaparkan masalah penelitian tersebut. Kemudian peneliti mengaitkan

deskripsi masalah tersebut ke dalam suatu bentuk kalimat, sehingga

penelitian ini benar-benar jelas. Ada empat langkah teknik analisis data

dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1. Tahap Identifikasi

Dalam tahap identifikasi, data-data yang telah terkumpul diidentifikasi

dengan mengkaji unsur-unsur intrinsik apa saja yang terdapat dalam

cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis”.

2. Tahap klasifikasi

Dalam tahap klasifikasi, data diklasifikasikan atau dikelompokan

berdasarkan temuan jenis unsur intrinsik yang terdapat dalam cerita

pendek “Gadis Manis dalam Bis”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

52

3. Tahap deskripsi

Dalam tahap deskripsi, peneliti akan memaparkan atau

mendeskripsikan data-data yang telah dikaji.

4. Tahap Menyusun RPP

Pada tahap ini, peneliti akan menyusun RPP sesuai dengan rancangan

RPP kurikulum 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti akan memaparkan deskripsi data, analisis unsur

intrinsik cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja, dan

rencana pembelajaran unsur intrinsik cerita pendek “Gadis Manis dalam

Bis” karya Prapta Diharja dalam bentuk RPP.

4.1 Deskripsi Data.

Pada bab IV akan dikemukakan data yang ditemukan dalam analisis

unsur intrinsik cerita pendek ”Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta

Diharja dan rencana pembelajarannya di kelas XI SMA. Cerita pendek

yang dianalisis terdiri dari empat halaman. Pada cerpen “Gadis Manis

dalam Bis” peneliti akan menganalisis tema, alur, latar, tokoh dan

penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Kemudian

mengimplementasikan hasil temuan tentang unsur intrinsik tersebut dalam

bentuk perencanaan pembelajaran di kelas XI berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Data yang ditemukan berupa kalimat atau paragraf

yang terdapat dalam cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta

Diharja, sedangkan sumber data untuk menganalisis unsur intrinsik cerita

pendek itu sendiri adalah cerpen berjudul “Gadis Manis dalam Bis” karya

Prapta Diharja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

54

4.2 Analisis Unsur Intrinsik Cerita Pendek “Gadis Manis dalam Bis”

Karya Prapta Diharja.

Analisis unsur intrinsik dalam penelitian ini menggunakan cerita

pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja. Analisis unsur

intrinsik bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara

menyeluruh tentang isi cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya

Prapta Diharja. Analisis hanya difokuskan pada unsur intrinsiknya saja

yang meliputi, tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, sudut pandang, gaya

bahasa, dan amanat. Berikut analisis unsur intrinsik cerita pendek “Gadis

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

4.2.1 Tema

Nurgiyantoro (2005:80) menyatakan bahwa, tema adalah sebuah

cerita yang dapat dipahami sebagai sebuah makna, makna yang mengikat

keseluruhan unsur cerita sehingga cerita itu hadir sebagai sebuah kesatuan

yang padu. Berbagai unsur fiksi seperti alur, tokoh, alat, sudut pandang,

stile dan lain-lain berkaitan secara sinergis untuk bersama-sama

mendukung eksistensi tema. Dalam sebuah cerita, tema jarang diungkapkan

secara eksplisit, tetapi menjiwai keseluruhan cerita dan dapat dirasakan,

substansi dan keberadaannya haruslah ditemukan lewat pembacaan dan

pemahaman kritis. Dalam cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya

Prapta Diharja terdapat tema sebagai makna yang mengikat keseluruhan

unsur cerita. Tema yang terkandung dalam cerita pendek “Gadis Manis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

55

dalam Bis” karya Prapta Diharja adalah kekesalan atau rasa kesal seorang

mahasiswa yang diperankan tokoh “Aku” saat mengenang kejadian yang

pernah menimpa dirinya di masa lalu, rasa kesal itu tertuju kepada dua

orang gadis cantik dan ramah yang ternyata pencopet yang sedang beraksi

di dalam bus saat jam pulang kuliahnya. Hal ini bisa dibuktikan dan dapat

dilihat pada kutipan cerpen (1) dan kutipan (38), dan kutipan (41).

(1) “Geli dan dongkol rasanya, bila mengenangnya. Ceritanya

begini: seperti biasa, pulang kuliah aku menunggu bis di halte

Rawa-mangun. Waktu Belum begitu siang. Kira-kira jam

sebelas. Belum masanya anak-anak sekolah siang berangkat”.

(Prapta Diharja, 1980:125).

Pada kutipan (1), tokoh “Aku” menceritakan bahwa ia merasa geli

dan dongkol bila mengenang kejadian itu lagi. Dimana kejadian

pencopetan itu terjadi ketika ia pulang kuliah dan sedang berada di dalam

bus.

(38) “Dasar mahasiswa bokek!" semprot kondektur itu terhadapku.

Beberapa penumpang menoleh kepadaku. Beberapa tersenyum.

Aku diam menahan malu dan dongkol”. (Prapta Diharja,

1980:125).

Dari kutipan (38) di atas, tergambar jelas kekesalan tokoh “Aku”

terhadap kejadian yang menimpanya yang terjadi di dalam bus.

(41) "Ya, ya, ya. Pajak jalanan tanpa kompromi. Tanpa permisi.

Memang saya juga sering kena juga. Wah, payah. Kali ini kamu

yang sedang beruntung, Dik." Kemudian dia merogoh kantong

membayarkan kepada kondektur untuk aku. Aku ceritakan

semuanya itu kepada penumpang lain, kecuali satu: bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

56

pencopet-pencopet itu adalah cewek-cewek manis. Malu, dong.

Masak cowok dikerjain oleh cewek-cewek. Teringat senyum

dan tawa mereka. Kini aku tahu kenapa mereka itu mendesak-

desak menghimpitku. Oh, himpitan beracun! Hanya karena aku

ge-er saja, aku lengah. Geli dan dongkol rasanya. Inikah arti

emansipasi? Aku tersenyum kecut”. (Prapta Diharja, 1980:125).

Dari kutipan (41) di atas semakin tergambar dengan jelas kekesalan

tokoh “Aku” terhadap kejadian yang menimpa dirinya, hal itu tergambar

jelas lewat percakapan batinnya “Teringat senyum dan tawa mereka. Kini

aku tahu kenapa mereka itu mendesak-desak menghimpitku. Oh, himpitan

beracun! Hanya karena aku ge-er saja, aku lengah. Geli dan dongkol

rasanya. Inikah arti emansipasi? Aku tersenyum kecut”.

Bukti dari tema kekesalan yang terdapat dalam cerpen “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja sebagai sebuah makna yang mengikat

keseluruhan unsur cerita yang secara sinergis dan saling mengikat sehingga

mendukung eksistensi tema tersebut sebagai sebuah kesatuan yang padu

terbukti dari perasaan kesal yang dilukiskan oleh tokoh “Aku” ketika tokoh

“Aku” mengenang kembali kejadian pencopetan yang pernah menimpanya

di masa lalu. Karena latar belakang dari penulisan cerpen Gadis Manis

dalam Bis karya Prapta Diharja dilatarbelakangi oleh perasaan kesal

pengarang terhadap peristiwa pencopetan yang pernah dialami oleh tokoh

“Aku”. Karena perasaan kesal tersubut hanya dirasakan oleh tokoh “Aku”

maka tema kekesalan dalam cerpen ini terus berlanjut hingga akhir cerita

dan dapat dilihat pada kutipan (41). Dari pendapat tersebut terbukti bahwa

tema kekesalan dalam cerpen ini saling mengikat dan sinergis dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

57

unsur-unsur lain yang terdapat dalam cerita pendek “Gadis Manis dalam

Bis” karya Prapta Diharja.

4.2.2 Alur

Plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadan itu

hanya dihubungkan secara sebab-akibat, peristiwa yang satu disebabkan

atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain (Nurgiyantoro,

2010:113). Dalam cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta

Diharja, peneliti akan menganalisis tahapan alur berdasarkan penahapan

alur Sudjiman (1992:30-36). Tahapan alur tersebut meliputi bagian awal,

bagian tengah dan bagian akhir. Bagian awal meliputi paparan, rangsangan,

dan gawatan. Bagian tengah meliputi tikaian, rumitan, dan klimaks. Bagian

akhir meliputi leraian, dan selesaian. Alur yang digunakan dalam cerpen ini

menggunakan tiga tahapan , yaitu tahap awal (meliputi paparan,

rangsangan, dan gawatan), tahap tengah (tikaian, rumitan, dan klimaks),

dan tahap akhir (leraian, dan selesaian). Berikut tahapan alur cerita pendek

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

1. Tahap awal

Pada tahap ini peneliti akan memaparkan mengenai paparan,

rangsangan dan gawatan yang terdapat dalam cerita pendek “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja. Paparan mengenai tahap awal adalah

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

58

a. Paparan

Penyampaian informasi kepada pembaca disebut paparan atau

eksposisi. Paparan biasanya merupakan fungsi utama awal suatu cerita.

Tentu saja bukan informasi selengkapnya yang diberikan, melainkan

keterangan sekedarnya untuk memudahkan pembaca mengikuti kisah

selanjutnya (Sudjiman, 1992:30). Pada tahap ini mengisahkan bagaimana

awal mula kejadian tokoh Aku sebelum dicopet oleh dua orang gadis yang

ditemuinya dalam bus. Paparan tersebut terdapat pada kutipan (1) berikut.

(1) “Geli dan dongkol rasanya, bila mengenangnya. Ceritanya begini:

seperti biasa, pulang kuliah aku menunggu bis di halte Rawa-

mangun. Waktu Belum begitu siang. Kira-kira jam sebelas.

Belum masanya anak-anak sekolah siang berangkat. Wah, kalau

saja waktunya bersamaan dengan keberangkatan mereka sekitar

jam dua belas hingga jam dua pasti aku tak mendapatkan tempat

duduk. Bisa-bisa hanya menggelantung di pintu”. (Prapta

Diharja, 1980:125).

Kutipan cerpen di atas terdapat pada halaman satu, paragraf pertama.

Paparan dalam kutipan cerpen di atas merupakan informasi awal yang

disampaikan oleh pengarang sebelum memasuki kisah selanjutnya. Paparan

bertujuan untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti jalan cerita

satau kisah elanjutnya dari cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya

Prapta Diharja ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

59

b. Rangsangan

Rangsangan sering ditimbulkan oleh masuknya seorang tokoh baru

yang berlaku sebagai katalisator (seseorang yang menyebabkan terjadinya

perubahan dan menimbulkan kejadian baru atau mempercepat suatu

peristiwa). Rangsangan dapat pula ditimbulkan oleh hal lain, misalnya oleh

datangnya berita yang merusak keadaan yang semula terasa laras. Tak ada

patokan tentang penjangnya kapan disusun oleh rangsangan dan berapa

lama sesudah itu sampai gawatan (Sudjiman, 1992:30). Hal tersebut dapat

dibuktikan dari kutipan (2) cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta

Diharja berikut.

(2) “Bis nomor 34 lewat. Tetapi aku tidak naik. Bis jurusan Tanah

Abang ini banyak copetnya. Aku bertahan beberapa lama

menunggu bis yang biasanya tidak terlalu penuh dan aman.

Akhirnya bis yang kutunggu datang juga: nomor 35. Berhenti di

depan halte. Aku naik dari depan. Masih terlihat beberapa tempat

duduk belum terisi. Sementara hendak menentukan tempat duduk,

perhatianku terpancang kepada dua gadis yang seolah

memperhatikan kedatanganku”. (Prapta Diharja, 1980:125).

Rangsangan di atas ditimbulkan oleh masuknya dua orang tokoh

baru. Tokoh baru tersebut diidentifikasi sebagai dua orang gadis yang

memperhatikan kedatangan tokoh utama Aku. Kehadiran dua orang tokoh

baru tersebut berperan sebagai pengubah alur cerita yang dalam

perkembangannya menimbulkan kejadian-kejadian baru dalam jalannya

peristiwa yang dialami tokoh utama Aku dalam cerpen “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

60

c. Gawatan

Gawatan biasanya adalah perkembangan cerita setelah rangsangan.

Dalam gawatan akan timbul permasalahan yang terjadi dalam sebuah cerita

(Sudjiman, 1992:30). Gawatan yang terdapat dalam cerpen “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja terdapat pada kutipan (2), (4) dan (5).

Berikut paparan mengenai kutipan gawatan cerpen berjudul “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja.

(2) “Mereka tersenyum seperti hendak menegur. Aku agak canggung,

merasa belum pernah mengenal mereka. Begitu aku berjalan

mendekat, kedua gadis itu menggeser duduknya masing-masing

ke pinggir, membiarkan bagian tengah kosong. "Wah, sialan.

Artinya, untung sekali," kata hatiku”. (Prapta Diharja, 1980:125).

(4) “Aku bisa duduk di antara mereka. Kesempatan bagus tak

kubiarkan lewat. Aku minta permisi menempati bagian yang

kosong di antara mereka. Mereka menyilahkan dengan senyum.

Aneh ....” (Prapta Diharja, 1980:125).

(5) "Pulang kuliah Mas?" tanya gadis di sebelah kananku.

"Hebat betul cewek-cewek ini," batinku tambah heran, "bia-

sanya cewek manis selalu jual mahal. Tetapi yang ini tidak.

Malah negur cowok duluan. Apakah tidak takut digigit?" tanyaku

lagi dalam hati. Aku menoleh dan mengiyakan. Kami

berpandangan”. (Prapta Diharja, 1980:125).

Gawatan dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta

Diharja di atas muncul dan diawali dengan perasaan canggung tokoh Aku.

Tokoh Aku merasa canggung karena merasa diperhatikan dua gadis yang

belum dikenalinya, dua orang gadis tersebut seolah melempar senyum dan

ingin menegur tokoh Aku. Selain itu, kedua gadis tersebut mempersilahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

61

tokoh Aku yang baru mereka temui dalam bus tersebut untuk duduk

berhimpitan ditengah-tengah mereka, hal ini terasa aneh karena dengan

keadaan beberapa tempat duduk yang belum terisi, harusnya dua orang

gadis tersebut mempersilahkan tokoh Aku untuk menempati kursi-kursi

yang belum terisi tersebut. Kemudian gadis yang berada di sebelah kanan

tokoh Aku membuka percakapan mereka sudah akrab.

2. Tahap tengah

Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengidentifikasi tahap

tengah yang terdiri dari tikaian, rumitan dan klimaks. Peneliti akan

memaparkan mengenai tikaian, rumitan dan klimaks yang terdapat dalam

cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja. Paparan

mengenai tahap tengah adalah sebagai berikut.

a. Tikaian

Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua

kekuatan yang bertentangan, satu diantaranya diwakili oleh manusia

pribadi yang biasanya menjadi protagonist dalam cerita (sudjiman,

1992:34-35). Tikaian-tikaian yang terdapat dalam cerpen “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja dapat dibuktikan pada kutipan (7), (8),

(9), (10), (11), cerpen yang terdapat pada paragraf keenam, ketujuh,

paragraf 28, 29 dan 30, halaman 125-127 di bawah ini.

(7) “Kuliah di jurusan apa Mas?" tanya gadis yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

62

Aku menoleh dan menjawab, "Emm ..., Antrop." Manis juga dia.

"Antrop? Apa itu?" tanyanya lagi.

"Antropologi"

"... Antropologi? Bagian apa itu?". (Prapta Diharja, 1980:125).

(8) “Entah memang tidak mengerti benar, ataukah pura-pura tidak

tahu? sulit untuk menebak. Soalnya penampilan mereka

tampaknya juga dari kalangan mahasiswa. Masak mereka tidak

tahu? Ataukah hanya mau sekedar bergurau? Maka, aku mesti

hati-hati menjawabn- ya, agar tidak terjebak oleh pancingan

mereka”. (Prapta Diharja, 1980:125).

(9) "Itu lho, jurusan yang mempelajari tentang Pithecanthropus dan

Homo Sapiens itu". (Prapta Diharja, 1980:125).

(10) "Wah, wah tambah nggak mudeng aku". (Prapta Diharja,

1980:125).

(11) “Setelah yakin benar bahwa mereka belum paham, maka aku

berani masuk untuk menerangkan”. (Prapta Diharja, 1980:126).

(31) "Kalipasir! Kalipasir! Menteng," teriak kondektur bis

mengagetkan aku. Sialan, sudah sampai kantor pos Cikini,

gumamku dalam hati. Aku harus cepat-cepat turun. Aku minta

permisi dan beranjak meninggalkan mereka”. (Prapta Diharja,

1980:127).

(32) "Boleh dibawa majalahnya, untuk kenang-kenangan Mas," kata

Elis, Yang sebelah kanan”. (Prapta Diharja, 1980:127).

(33)"O, terima kasih," jawabku sambil buru-buru keluar.

"Hati-hati!" tambahku. Setelah turun kulihat kedua gadis di bis

masih memperhatikanku. Saling berbisik, tersenyum ... dan aku

lambaikan tangan kepada mereka. Mereka membalas. Bis melaju

lagi. Aku menyesal tidak menanyakan alamat mereka”. (Prapta

Diharja, 1980:127).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

63

Tikaian yang muncul dalam cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis”

karya Prapta Diharja muncul dengan diawali perasaan hati-hati tokoh Aku

ketika akan menjawab pertanyaan gadis yang duduk di sebelah kirinya,

dikarenakan penampilan kedua gadis tersebut seperti tampilan mahasiswa

pada umumnya, rasa hati-hati ini timbul karena tokoh Aku curiga akan

pertanyaan-pertanyaan kedua gadis itu seolah memang tidak tahu atau

hanya ingin mencobai tokoh Aku saja. Tikaian tersebut terus berlanjut

hingga tokoh Aku terkejut karena mendengar teriakan kondektur bus yang

menginformasikan bahwa bus sudah berada di daerah Kalipasir.

b. Rumitan

Perkembangan dari gejala mula tikaian menuju klimaks cerita disebut

rumitan. Rumitan biasanya timbul setelah perselisihan dan adanya

pertentangan diantara tokoh. Dalam rumitan juga sudah muncul

permasalahan yang menimbulkan klimaks permasalahan namun gambaran

nasib tokoh semakin jelas meskipun belum sepenuhnya terlukiskan

(Sudjiman, 1992:30-32). Rumitan tersebut bisa dibuktikan pada kutipan

(34), cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja di bawah ini.

(34) “Aku masuk ke Bank Empat Enam di Cut Mutia, Menteng untuk

membayar uang kuliah (SPP) satu tahun. Karena masih banyak

antrean, Aku duduk di kursi yang tersedia di situ. Meneruskan

membaca majalah. Lalu menuju antrean. Di dekat loket aku

hendak mempersiapkan uang yang akan kubayarkan. Yailah,

saku celanaku bagian belakang bolong, tembus keluar. Setelah

kuraba dan kuteliti ternyata bagian belakang celanaku robek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

64

bekas disilet orang. Menganga. Tentu saja uang yang hendak

kubayarkan amblas. Aku pikir-pikir, mengapa bisa terjadi

begini? Di mana? Aku baru menyadari masalahnya”. (Prapta

Diharja, 1980:127).

Rumitan yang muncul dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya

Prapta Diharja ini diawali ketika tokoh Aku turun dari bus yang ia

tumpangi di daerah Kalipasir untuk membayar uang SPP, kemudian tokoh

Aku baru menyadari dirinya kecopetan ketika tokoh Aku akan

mempersiapkan uang SPP di dekat loket, saat merogoh kocek celananya

ternyata telah robek karena siletan. Kemudian tokoh Aku mulai berpikir

dan mengingat-ingat di mana dan kapan kejadian yang menimpanya itu

terjadi.

c. Klimaks

Klimaks tercapai apabila rumitan mencapai puncak kehebatannya. Di

dalam cerita fiksi, rumitan sangat penting. Tanpa rumitan yang memadai

tikaian akan lamban. Rumitan mempersiapkan pembaca untuk menerima

seluruh dampak dari klimaks (Sudjiman, 1992:35). Klimaks yang terdapat

dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja ditemukan

dalam kutipan (35), (36), (37) dan (38). Berikut paparan mengenai kutipan

(35), (36), (37) dan (38) yang menunjukan klimaks.

(35) “Pelan-pelan aku keluar dari antrean, kembali ke tempat duduk.

Seolah tak terjadi apa-apa, agar orang tak memperhatikan aku

dan mengerti masalahku. Aku berlagak meneruskan membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

65

Kuhempaskan Diri ke kursi sambil mendesah. Baru kusadari

perbuatanku mengagetkan orang-orang di sekelilingku, setelah

semua orang memandang ke arahku”. (Prapta Diharja,

1980:128).

(36) “Aku cepat-cepat keluar sambil tangan kanan menutup bagian

belakang celana yang robek. Di luar aku sekali lagi merogoh

saku yang kebobolan, seolah masih belum percaya benar apa

yang telah terjadi. Seperti orang kebingungan jalanku tak

menentu”. (Prapta Diharja, 1980:128).

(37) "Banteng! Banteng!"

“Tersentak aku menoleh teriakan kondektur bis yang sedang

lewat di depanku. Aku berlari dan melompat ke dalam bis. Di

dalam, kondektur memaki-maki aku karena tak membayar alias

ne- beng”. (Prapta Diharja, 1980:128).

(38) "Dasar mahasiswa bokek!" semprot kondektur itu terhadapku.

Beberapa penumpang menoleh kepadaku. Beberapa tersenyum.

Aku diam menahan malu dan dongkol”. (Prapta Diharja,

1980:128).

Tahap klimaks terjadi ketika tokoh Aku keluar dari antrean dan

kembali ke tempat duduk. Awalnya tergambar seolah tokoh Aku tidak

mengalami apa-apa, sebelum akhirnya ia menghempaskan dirinya ke kuris

sambil mendesah, desahan kekecewaan yang muncul karena kesal dan

kecewa terhadap dirinya sendiri karena baru menyadari kejadian yang

menimpanya. Dikarenakan suara hempasan tubuh tersebut terdengar saking

kuatnya, hingga mengagetkan orang-orang yang berada di sekeliling tokoh

Aku, setelah itu orang-orang mulai saling memandang ke arahnya,

pandangan heran, kaget atau kesal bercampur jadi satu. Kemudian klimaks

tersebut dilanjutkan ke adegan ketika tokoh Aku cepat-cepat keluar dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

66

Bank dengan keadaan tangan menutup bagian belakang celana yang robek,

karena masih merasa tidak percaya terhadap kejadian yang menimpanya

tokoh Aku sekali lagi merogoh dalam-dalam kocek celananya yang telah

bolong itu, karena dibayangi perasaan yang campur aduk sehingga

membuat jalan tokoh Aku jadi tak menentu. Klimaks tersebut terus

berlanjut ke adegan, ketika tokoh Aku tersentak mendengar teriakan

kondektur bus yang menuju daerah Banteng, Jakarta. Kemudian, tokoh

Aku dengan nekad berlari dan melompat kedalam bus tersebut. Karena

tindakannya itu, tokoh Aku mendapat makian dari kondektur.

3. Tahap akhir

Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengidentifikasi tahap

akhir dari cerita pendek berjudul “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta

Diharja. Pada tahap akhir ini, peneliti akan memaparkan mengenai leraian,

dan selesaian yang terdapat dalam cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis”

karya Prapta Diharja. Paparan mengenai tahap akhir adalah sebagai berikut.

a. Leraian

Leraian adalah bagian struktur alur sesudah klimaks yang

menunjukan perkembangan peristiwa kearah selesaian (Sudjiman,

1992:35). Pada tahap ini sudah dapat terlihat adanya penyelesaian masalah

menuju selesaian. Berikut kutipan (39) dan (40) yang menyatakan

mengenai leraian yang terdapat dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis”

karya Prapta Diharja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

67

(39) "Kita harus maklum Bung. Mahasiswa rantauan, tanggal-tanggal

begini ini kan tahu sendiri. Kiriman belum datang," seseorang

mencoba membelaku”. (Prapta Diharja, 1980:128).

(40) “Lalu aku mencoba menerangkan permasalahanku dengan

menunjukkan saku celanaku yang sobek bekas siletan”. (Prapta

Diharja, 1980:128).

Tahap leraian dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” adalah ketika

tokoh Aku dibela oleh salah seorang penumpang di dalam bus yang ia

tumpangi menuju daerah Banteng, dan tahap leraian tersebut berlanjut

ketika tokoh Aku berusaha untuk menerangkan kejadian yang telah

menimpanya kepada para penumpang.

b. Selesaian

Selesaian adalah bagian akhir sebuah cerita. Selesaian boleh jadi

mengandung penyelesaian masalah yang melegakan. Boleh juga

mengandung penyelesaian masalah yang menyedihkan. Boleh juga pokok

masalah tetap menggantung tanpa pemecahan. Jadi, cerita sampai pada

selesaian tanpa menyelesaikan masalah, keadaan yang penuh

ketidakpastian, ataupun ketidakjelasan (Sudjiman, 1992:36). Selesaian

yang terdapat dalam cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta

Diharja terdapat dalam kutipan (41). Berikut paparan kutipan (41) cerita

pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

(41) "Oo..., kena pajak," celetuk seseorang memaklumi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

68

"Ya, ya, ya. Pajak jalanan tanpa kompromi. Tanpa permisi.

Memang saya juga sering kena juga. Wah, payah. Kali ini kamu

yang sedang beruntung, Dik." Kemudian dia merogoh kantong

membayarkan kepada kondektur untuk aku”. (Prapta Diharja,

1980:128).

Selesaian yang terjadi dalam cerpen berjudul “Gadis Manis dalam

Bis” karya Prapta Diharja adalah selesaian yang melegakan, karena

kejadian yang telah dialami oleh tokoh Aku, di mana ia dicopet oleh dua

orang gadis yang ia temui di dalam bus yang ia tumpangi sebelumnya.

Praktis, setelah kejadian tersebut ia tidak memiliki sepeserpun uang untuk

membayar ongkos bus yang ia tumpangi menuju daerah Banteng tersebut.

Kemudian salah seorang penumpang di dalam bus itu merogoh kocek, dan

membayarkan ongkos bus untuk tokoh Aku kepada kondektur. Dapat

disimpulkan, alur yang terdapat dalam cerita pendek berjudul “Gadis

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja terdiri dari tiga tahap pengaluran

yang terdiri dari (1) tahap awal yang terdiri dari paparan, rangsangan,

gawatan, (2) tahap tengah yang terdiri dari tikaian, rumitan dan klimaks,

dan (3) tahap akhir yang terdiri dari leraian dan selesaian, sementara bila

dilihat dari jenisnya, alur yang terdapat dalam cerita pendek “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja merupakan jenis alur campuran, karena

kisah yang diceritakan oleh pengarang dalam karyanya yang berjudul

Gadis Manis dalam Bis merupakan kejadian yang telah terjadi di masa lalu

kemudian dikisahkan dan ditulis di masa depan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

69

4.2.3 Latar

Abrams dalam Nurgiyantoro (2005:216) berpendapat latar atau

setting disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian

tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Dalam pembelajaran unsur intrinsik

cerita pendek peserta didik diminta untuk menemukan latar yang terdapat

dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja. Latar yang

terdapat dalam pembentukan cerpen ini terbagi menjadi tiga, yaitu: latar

tempat, latar waktu, dan latar sosial. Peneliti akan memaparkan ketiga latar

yang terdapat dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja

sebagai berikut.

1. Latar Tempat

Nurgiyantoro (2009:227) berpendapat, latar tempat adalah latar yang

menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah

karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-

tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, atau mungkin lokasi tertentu

tanpa nama yang jelas. Berikut latar tempat yang terdapat dalam cerita

pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja yang terdapat pada

kutipan (1), (25), (31), (34) dan (37).

(1) “Geli dan dongkol rasanya, bila mengenangnya. Ceritanya begi-

ni: seperti biasa, pulang kuliah aku menunggu bis di halte Rawa-

mangun”. (Prapta Diharja, 1980:125).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

70

(25) “Kemudian yang sebelah kanan mengeluarkan majalah dari

tasnya dan membuka-buka mencari sebuah artikel dan

menunjukkannya kepadaku. majalah kuterima dan kubaca artikel

yang ditunjuk. Tentang pencopet wanita. Di Bandung. Konon di

kota Kembang itu sudah mulai beraksi pencopet-pencopet

wanita”. (Prapta Diharja, 1980:127).

(31) "Kalipasir! Kalipasir! Menteng," teriak kondektur bis

mengagetkan aku. Sialan, sudah sampai kantor pos Cikini,

gumamku dalam hati. Aku harus cepat-cepat turun. Aku minta

permisi dan beranjak meninggalkan mereka”. (Prapta Diharja,

1980:127).

(34) “Aku masuk ke Bank Empat Enam di Cut Mutia, Menteng untuk

membayar uang kuliah (SPP) satu tahun. Karena masih banyak

an- trean, Aku duduk di kursi yang tersedia di situ. Meneruskan

membaca majalah. Lalu menuju antrean. Di dekat loket aku

hendak mempersiapkan uang yang akan kubayarkan. Yailah,

saku celanaku bagian belakang bolong, tembus keluar. Setelah

kuraba dan kuteli- ti ternyata bagian belakang celanaku robek

bekas disilet orang. Menganga. Tentu saja uang yang hendak

kubayarkan amblas. Aku pikir-pikir, mengapa bisa terjadi

begini? Di mana? Aku baru menyadari masalahnya”. (Prapta

Diharja, 1980:127)

(37) "Banteng! Banteng!"

“Tersentak aku menoleh teriakan kondektur bis yang sedang

lewat di depanku. Aku berlari dan melompat ke dalam bis. Di

dalam, kondektur memaki-maki aku karena tak membayar alias

nebeng”. (Prapta Diharja, 1980:128).

Latar tempat yang terdapat dalam cerpen ini adalah di sekitaran kota

Jakarta tempat tokoh Aku menempuh perkuliahannya, tempat-tempat itu

antara lain halte bus di daerah Rawa Mangun tempat tokoh Aku menunggu

bus. Kemudian kota Bandung, ketika tokoh Elis gadis yang berada di

sebelah kanan tokoh Aku menunjukan suatu artikel dalam sebuah majalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

71

yang memberitakan aksi pencopetan yang dilakukan oleh pencopet wanita

di kota Bandung, kemudian daerah Kalipasir tempat tujuan berikutnya bus

yang ditumpangi tokoh Aku setelah turun di Bank Empat Enam di Cut

Mutia daerah Menteng, jakarata. Kemudian, daerah kantor pos Cikini

tempat tokoh Aku terkaget karena teriakan kondektur bus. Bank Empat

Enam di Cut Mutia, Menteng tempat tokoh Aku akan membayar uang SPP

dan tempat tokoh Aku menyadari kalau ia telah dicopet. Kemudian daerah

Banteng tempat tujuan yang akan dituju oleh bus yang ditumpangi tokoh

Aku setelah keluar dari Bank Empat Enam.

2. Latar Waktu

Latar waktu mengacu pada saat terjadinya peristiwa, dalam plot,

secara historis. Melalui pemberian waktu kejadian yang jelas, akan

tergambar tujuan fiksi tersebut. Rangkaian peristiwa mungkin terjadi jika

dilepaskan dan perjalanan waktu, yang dapat berupa jam, hari, tanggal,

bulan, tahun, bahkan zaman yang melatarbelakanginya (Suminto,

2000:127). Dalam proses pembelajaran unsur intrinsik cerita pendek,

peserta didik diminta untuk mampu menemukan latar waktu yang terdapat

dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja. Latar waktu

yang terdapat dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” dapat dilihat pada

kutipan (1) berikut.

(1) “Geli dan dongkol rasanya, bila mengenangnya. Ceritanya begi-

ni: seperti biasa, pulang kuliah aku menunggu bis di halte Rawa-

mangun. Waktu Belum begitu siang. Kira-kira jam sebelas.

Belum masanya anak-anak sekolah siang berangkat. Wah, kalau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

72

saja waktunya bersamaan dengan keberangkatan mereka - sekitar

jam dua belas hingga jam dua - pasti aku tak mendapatkan tempat

duduk. Bisa-bisa hanya menggelantung di pintu”. (Prapta Diharja,

1980:125).

Latar waktu yang terdapat dalam cerita pendek “Gadis Manis dalam

Bis” karya Prapta Diharja melukiskan ketika waktu belum terlalu siang,

sekitar jam sebelas siang.

3. Latar Sosial

Latar sosial melukiskan keadaan atau perilaku sosial masyarakat pada

suatu tempat karya fiksi. Latar sosial berkaitan degan kebiasaan hidup, cara

berpikir dan bersikap yang tercermin dalam kehidpan masyarakat yang

kompleks (Nurgiyantoro, 2009:233). Paparan mengenai latar sosial di atas

dapat dilihat pada kutipan (1) yang menggambarkan bahwa tokoh Aku

merupakan seorang Mahasiswa, sementara latar sosial yang

menggambarkan dan mengidentifikasikan tokoh Elis gadis yang berada di

sebelah kanan tokoh Aku dan gadis yang berada di sebelah kiri tokoh Aku

sebagai pencopet wanita terdapat dalam kutipan (20), ketika kedua orang

gadis tersebut saling berpandangan mata dan saling melempar senyum,

yang menimbulkan rasa curiga dalam diri tokoh Aku. Berikutnya dalam

kutipan (22), saat kedua orang gadis tersebut terkaget ketika tokoh Aku

memperingatkan tentang maraknya pencopetan yang terjadi di dalam bus

kepada mereka. Berikutnya, dalam kutipan (25), ketika Elis gadis yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

73

duduk disebelah kanan tokoh Aku mengeluarkan majalah dan

memperlihatkan majalah tersebut kepada tokoh Aku, seolah untuk

mengalihkan perhatian dan membuyaarkan konsentrasi tokoh Aku,

sementara gadis yang berada di sebelah kiri tokoh Aku sedang melancarkan

aksi copetnya dengan merobek kocek celana tokoh Aku dengan

menggunakan silet. Peneliti akan memaparkan secara utuh kutipan-kutipan

yang mencerminkan tentang latar sosial para tokoh yang terdapat dalam

cerita pendek berjudul “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja

sebagai berikut.

(1) “Geli dan dongkol rasanya, bila mengenangnya. Ceritanya begini:

seperti biasa, pulang kuliah aku menunggu bis di halte Rawa

mangun”. (Prapta Diharja, 1980:125).

(20) “Selanjutnya, kami bicara ke sana-ke mari, sebagai perintang

waktu. Hanya saja kuperhatikan kedua gadis itu sering kali

saling berpandangan mata dan melempar senyum. "Mungkinkah

karena aku, atau ada sebab lain?" hatiku bertanya-tanya, campur

harap-harap senang, dan bangga. Tetapi aku pura-pura

menampakkan sikap agak acuh. Gengsi dong!”. (Prapta Diharja,

1980:126).

(22) "Hati-hatilah nanti kalau turun" lagakku memperingatkan.

"Kenapa?"

"Copet".

"Oya?" mereka sedikit kaget, tetapi entah apa sebabnya lalu

tersenyum”. (Prapta Diharja, 1980:126)

(25) “Kemudian yang sebelah kanan mengeluarkan majalah dari

tasnya dan membuka-buka mencari sebuah artikel dan

menunjukkannya kepadaku. majalah kuterima dan kubaca

artikel yang ditunjuk. Tentang pencopet wanita. Di Bandung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

74

Konon di kota Kembang itu sudah mulai beraksi pencopet-

pencopet wanita”. (Prapta Diharja, 1980:127).

Latar sosial yang terlihat dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis”

karya Prapta Diharja ini dapat terlihat pada latar belakang sosial tokoh Aku

yang merupakan seorang pelajar lebih tepatnya seorang mahasiswa, tokoh

Elis gadis yang berada di sebelah kanan tokoh Aku merupakan seorang

pencopet, dan gadis yang duduk di sebelah kiri tokoh Aku merupakan

teman dari tokoh Elis yang juga merupakan seorang pencopet wanita, dan

kondektur bus yang berprofesi sebagai kondektur.

4.2.4 Tokoh

Tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu

karya naratif, berupa cerpen, novel ataupun drama, yang oleh pembaca

ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti

yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan

(Abrams dalam Nurgiyantoro, 2009:165). Menurut Nurgiyantoro

(2009:177-178). Dalam proses pembelajaran unsur intrinsik cerita pendek,

peserta didik diminta untuk menemukan tokoh dan penokohan yang

terdapat dalam cerpen berjudul “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta

Diharja. Tokoh terbagi menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh

tambahan. Tokoh utama merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan,

baik sebagai pelaku kejadian maupun pelaku yang dikenai konflik dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

75

selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Tokoh utama sangat

menetukan perkembangan plot secara keseluruhan (Nurgiyantoro,

2009:177).

Sementara tokoh tambahan adalah tokoh yang porsi kemunculannya

tidak sebanyak tokoh utama. Kehadiran tokoh tambahan muncul ketika ada

keterkaitan antara tokoh utama dengan tokoh tambahan itu sendiri. Artinya,

kehadiran tokoh tambahan adalah sebagai penunjang penampilan tokoh

utama dalam sjalan cerita. Walaupun porsi penampilan tokoh tambahan

tidak banyak, namun peran tokoh tambahan akan tetap mempengaruhi

perkembangan plot atau alur sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2009:176).

Berikut deskripsi dari tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita

pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja bila dilihat dari

peranannya, yang menjadi tokoh utamanya adalah Aku karena tokoh Aku

selalu ada di sepanjang jalan cerita “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta

Diharja. Sementara, tokoh Elis gadis yang duduk di sebelah kanan dan

Gadis yang duduk di sebelah kiri adalah tokoh utama tambahan, karena

peran mereka dirasa menonjol dalam cerpen ini dan porsi penampilan

mereka juga terbagi rata maka statusnya adalah tokoh utama tambahan.

Sementara, yang berperan sebagai tokoh tambahan utama adalah tokoh

Dia, tokoh Dia berperan sebagai tokoh tambahan utama hanya ditampilkan

sekali saja, walaupun porsi penampilannya hanya sekali namun perannya

sangat mempengaruhi peran tokoh utama Aku dan memberikan efek kejut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

76

kepada pembaca ketika tokoh Dia membayarkan ongkos bus kepada

kondektur untuk tokoh utama Aku yang sebelumnya kecopetan.

Tokoh yang berperan sebagai tokoh tambahan dalam cerita pendek

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja adalah Kondektur I,

Kondektur II, dan tokoh Seorang yang membela Aku. Peran Kondektur bus

dan Seorang yang membela Aku dianggap berperan sebagai tokoh

tambahan karena peran mereka dalam alur cerita “Gadis Manis dalam Bis”

ini hanya sebagai pelengkap jalannya cerita saja, selain itu peran mereka

juga kurang mempengaruhi dan menunjang peran tokoh utama Aku.

Bila dilihat dari fungsi penampilannya, tokoh dapat dibedakan dan

terbagi ke dalam dua jenis, yakni tokoh protagonis dan tokoh antagonis.

Dalam cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis” yang berperan sebagai

tokoh protaginis adalah tokoh Dia dan tokoh Seorang yang membela Aku.

Tokoh Dia sebagai tokoh protaginis sudah melambangkan nilai kebaikan

dan keikhlasan ketika tokoh Dia merogoh kocek, kemudian membayarkan

ongkos bus untuk tokoh Aku kepada kondektur. Sementara, tokoh Seorang

yang membantu Aku telah melambangkan rasa simpati dan nilai kesabaran,

dimana tokoh tersebut memahami keadaan tokoh Aku yang sedang bokek

dan mencoba menenangkan kondektur bus yang memaki tokoh Aku karena

berlari dan melopat ke bus untuk mendapat tumpangan gratis.

Sementara yang berperan sebagai tokoh antagonis adalah tokoh Elis

gadis yang duduk disebelah kanan dan Gadis yang duduk disebelah kiri.

Peran kedua tokoh tersebut dianggap berperan sebagai tokoh antagonis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

77

karena, kedua tokoh tersebut yang telah menciptakan konflik dan

menyebabkan masalah yang menimpa tokoh Aku dalam jalan cerita “Gadis

Manis dalam Bis”. Sebagai tokoh antagonis yang memerankan pencopet

dalam cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis”, penampilan kedua tokoh

tersebut terlihat cantik, baik, mudah bergaul, ramah dan seperti dari

kalangan terpelajar, namun tidak disangka ternyata penampilan tersebut

hanya kamuflase dari niat jahat mereka, karena penampilan itulah tokoh

Aku tertipu hingga kehilangan uang SPP yang akan dibayarkannya. Berikut

tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis”.

Bila dilihat dari segi peranannya, maka tokoh terdiri dari tokoh

utama, dan tokoh tambahan. Berikut tokoh-tokoh yang ditemukan oleh

peneliti dalam cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta

Diharja.

1. Tokoh Utama

Aku. berperan sebagai tokoh utama, muncul dalam kutipan ((1)-(42))

2. Tokoh Tambahan

Elis, berperan sebagai tokoh utama tambahan muncul dalam kutipan

(2), (3), (5), (16), (22), (24), (25), (28), (29), (32), (33).

Gadis sebelah kiri, berperan sebagai tokoh utama tambahan, muncul

dalam kutipan (7), (13), (14), (16), (18), (22), (24), (30), (33).

Dia, berperan sebagai tokoh tambahan utama, muncul dalam kutipan

(41) dan (42).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

78

Kondektur bus I, berperan sebagai tokoh tambahan, muncul dalam

kutipan (31).

Kondektur bus II, berperan sebagai tokoh tambahan, muncul dalam

kutipan (37) dan (38).

Seorang yang membela Aku, berperan sebagai tokoh tambahan,

muncul dalam kutipan (39).

Bila dilihat dari fungsi penampilan, tokoh dapat dibedakan menjadi

dua yaitu, tokoh protagonis dan tokoh antagonis (Nurgiyantoro, 2010:178).

Berikut fungsi penampilan tokoh yang terdapat dalam cerita pendek

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

3. Tokoh Protagonis

Aku : Tokoh Protagonis.

Dia : Tokoh protagonis.

Seorang yang membela Aku : Tokoh protagonis.

4. Tokoh Antagonis

Elis : Tokoh antagonis.

Gadis sebelah kiri : Tokoh antagonis.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa, tokoh Aku adalah tokoh utama

protagonis dalam cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta

Diharja, sementara tokoh tambahan diperankan oleh tokoh Elis gadis

sebelah kanan dan tokoh Gadis sebelah kiri berperan sebagai tokoh utama

tambahan antagonis, sementara tokoh Dia berperan sebagai tokoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

79

tambahan utama protagonis, tokoh Kondektur I, Kondektur II, dan Seorang

yang membela Aku memerankan tokoh tambahan.

4.2.5 Penokohan

Dalam menampilkan atau melukiskan setiap karakter tokoh yang

terdapat dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja,

pengarang melukiskan setiap karakter tokoh menggunakan teknik dramatik,

dalam wujud penggambarannya pengaranng cerpen “Gadis Manis dalam

Bis” menggunakan teknik cakapan, teknik tingkah laku, teknik pikiran dan

perasaan, teknik arus kesadaran, teknik reaksi tokoh, teknik reaksi tokoh

lain, teknik pelukisan latar, teknik pelukisan fisik.

a. Tokoh Aku

Dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” tokoh Aku merupakan tokoh

utama karena paling banyak diceritakan dalam cerpen ini. Tokoh Aku

berperan penting dalam perkembangan isi cerita cerpen “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja. Tokoh Aku di awal cerita digambarkan

sebagai orang sedang kesal ketika mengenang sebuah peristiwa yang

pernah menimpa dirinya saat masih menjadi mahasiswa dulu, ketika itu

tokoh Aku digambarkan sedang menunggu bus di sebuah halte daerah

Rawamangun.

Dalam melukiskan penokohan tokoh Aku di awal cerita, pengarang

menggunakan teknik dramatik dengan wujud penggambaran reaksi tokoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

80

dan pelukisan latar. Teknik reaksi tokoh tergambar dari rasa geli dan

dongkol tokoh Aku saat mengenang kejadian yang pernah menimpanya.

Sementara, teknik pelukisan latar tergambar saat tokoh Aku sedang

menunggu kedatangan bus di halte Rawamangun, Jakarta. pernyataan

tersebut dapat dilihat pada kutipan (1) cerpen yang terdapat pada paragraf

pertama, sebagai berikut.

(1) “Geli dan dongkol rasanya, bila mengenangnya. Ceritanya

begini: seperti biasa, pulang kuliah aku menunggu bis di halte

Rawa-mangun”. (Prapta Diharja, 1980:125).

Tokoh Aku juga digambarkan sebagai seorang tokoh yang memiliki

sikap hati-hati, hal itu tergambar ketika tokoh Aku membiarkan bus dengan

nomor 34 jurusan Tanah Abang lewat, karena dirasa tidak aman dan

banyak pencopetnya, pernyataan ini dapat dilihat dalam kutipan cerpen (2),

dan sikap kehati-hatian tokoh Aku juga dapat dilihat dalam kutipan cerpen

(8), ketika tokoh Aku berhati-hati dalam menjawab pertanyaan dua orang

gadis itu. Dari kutipan-kutipan tersebut, pengarang melukiskan penokohan

tokoh Aku menggunakan teknik dramatik dengan wujud penggambaran

pikiran dan perasaan, dalam kutipan-kutipan tersebut terlihat pikiran dan

perasaan tokoh Aku tergambar lewat percakapan dalam pikiran dan batin

tokoh itu sendiri, sederhananya percakapan tersebut dilakukan tokoh Aku

pada dirinya sendiri atau sedang berbicara dalam hati.

(2) “Bis nomor 34 lewat. Tetapi aku tidak naik. Bis jurusan Tanah

Abang ini banyak copetnya. Aku bertahan beberapa lama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

81

menunggu bus yang biasanya tidak terlalu penuh dan aman”.

(Prapta Diharja, 1980:125).

(8) “Entah memang tidak mengerti benar, ataukah pura-pura tidak

tahu? sulit untuk menebak. Soalnya penampilan mereka

tampaknya juga dari kalangan mahasiswa. Masak mereka tidak

tahu? Ataukah hanya mau sekedar bergurau? Maka, aku mesti

hati-hati menjawabnya, agar tidak terjebak oleh pancingan

mereka”. (Prapta Diharja, 1980:125).

Tokoh Aku juga digambarkan sebagai orang yang agak canggung

namun percaya diri dan menaruh rasa curiga pada tokoh lain. Tokoh Aku

merasa canggung karena ketika hendak menentukan tempat duduk, tokoh

Aku seolah dipandangi oleh dua orang gadis dalam bus yang ia tumpangi,

dan dua orang gadis itu seolah ingin menegurnya, pernyataan ini terdapat

pada kutipan (2), pelukisan tokoh Aku pada kutipan (2) menggunakan

wujud pikiran dan perasaan, karena timbul perasaan canggung dalam

pikiran tokoh Aku ketika dipandangi oleh dua orang gadis itu. Dapat dilihat

dari kutipan cerpen berikut.

(2) “Bis nomor 34 lewat. Tetapi aku tidak naik. Bis jurusan Tanah

Abang ini banyak copetnya. Aku bertahan beberapa lama

menunggu bis yang biasanya tidak terlalu penuh dan aman.

Akhirnya bis yang kutunggu datang juga: nomor 35. Berhenti di

depan halte. Aku naik dari depan. Masih terlihat beberapa tempat

duduk belum terisi. Sementara hendak menentukan tempat

duduk, perhatianku terpancang kepada dua gadis yang seolah

memperhatikan kedatanganku. Mereka tersenyum seperti hendak

menegur. Aku agak canggung, merasa belum pernah mengenal

mereka. Begitu aku berjalan mendekat, kedua gadis itu

menggeser duduknya masing-masing ke pinggir, membiarkan

bagian tengah kosong. "Wah, sialan. Artinya, untung sekali,"

kata hatiku”. (Prapta Diharja, 1980:125).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

82

Tokoh Aku digambarkan memiliki rasa percaya diri karena ia merasa

beruntung bisa dipersilahkan duduk di antara dua orang gadis tersebut,

tokoh Aku beranggapan kesempatan tersebut tak boleh dilewatkan,

pernyataan ini terdapat pada kutipan (3), (4) dan (6), pelukisan tokoh Aku

pada kutipan tersebut menggunakan wujud penggambaran pikiran dan

perasaan karena tokoh aku berbicara pada dirinya sendiri.

(3) “Aku bisa duduk di antara mereka. Kesempatan bagus tak

kubiarkan lewat. Aku minta permisi menempati bagian yang

kosong di antara mereka. Mereka menyilahkan dengan senyum.

Aneh ....”. (Prapta Diharja, 1980:125).

(4) “Alangkah nikmatnya duduk berhimpitan dengan gadis-gadis

ayu. Terasa sentuhan-sentuhan lembut”. (Prapta Diharja,

1980:125).

(6) "Hebat betul cewek-cewek ini," batinku tambah heran, "bia-

sanya cewek manis selalu jual mahal. Tetapi yang ini tidak.

Malah negur cowok duluan. Apakah tidak takut digigit?" tanyaku

lagi dalam hati. Aku menoleh dan mengiyakan. Kami

berpandangan”. (Prapta Diharja, 1980:125).

Tokoh Aku digambarkan menaruh rasa curiga pada kutipan (3),

ketika ia merasa aneh atas sikap kedua gadis tersebut yang mempersilahkan

tokoh Aku duduk di tengah-tengah mereka, dan pada kutipan (8) ketika

tokoh Aku merasa curiga akan dikerjai dua gadis yang terlihat seperti pura-

pura tidak mengerti tentang jurusan antropologi, karena dari

penampilannya dua orang gadis itu terlihat seperti dari kalangan

mahasiswa. Dalam pelukisan penokohan tokoh Aku pada kutipan (3) dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

83

(7) penggarang menggunakan teknik dramatik dengan wujud

penggambaran pikiran dan perasaan, karena timbul pertanyaan dalam diri

tokoh Aku terhadap situasi yang sedang terjadi. Berikut kutipan (3) dan (8)

dari cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

(3) “Aku bisa duduk di antara mereka. Kesempatan bagus tak

kubiarkan lewat. Aku minta permisi menempati bagian yang

kosong di antara mereka. Mereka menyilahkan dengan senyum.

Aneh ....”. (Prapta Diharja, 1980:125).

(8) “Entah memang tidak mengerti benar, ataukah pura-pura tidak

tahu? sulit untuk menebak. Soalnya penampilan mereka

tampaknya juga dari kalangan mahasiswa. Masak mereka tidak

tahu? Ataukah hanya mau sekedar bergurau? Maka, aku mesti

hati-hati menjawabn- ya, agar tidak terjebak oleh pancingan

mereka”. (Prapta Diharja, 1980:125).

Tokoh Aku juga digambarkan sebagai tokoh yang memiliki sikap

ramah dan sikap perhatian terhadap tokoh lain. Keramahan itu terlihat dari

setiap percakapan yang terjadi antara tokoh Aku dengan kedua orang gadis

yang ia temui dalam bus, pernyataan ini bisa dilihat dari kutipan (7), (9),

(12), (15), (16), (18), (19), (22), (23), (26), (27), (29), dan (33). Dalam

kutipan-kutipan di atas, pengarang melukiskan penokohan tokoh Aku

dengan menggunakan pelukisam penokohan teknik dramatik dengan wujud

penggambaran teknik cakapan. Berikut kutipan dari percakapan-

percakapan tokoh Aku.

(7) “Kuliah di jurusan apa Mas?" tanya gadis yang lain.

Aku menoleh dan menjawab, "Emm ..., Antrop." Manis juga

dia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

84

"Antrop? Apa itu?" tanyanya lagi.

"Antropologi"

"... Antropologi? Bagian apa itu?". (Prapta Diharja, 1980:125).

(9) "Itu lho, jurusan yang mempelajari tentang Pithecanthropus dan

Homo Sapiens itu". (Prapta Diharja, 1980:126).

(12) "Pithecanthropus itu artinya manusia purba yang masih dekat

dengan saudara kita di Bonbin itu". (Prapta Diharja,

1980:126).

(15) "Tidak hanya itu. Antropologi meneliti perkembangan manusia

dari dulu hingga kini. Khususnya mempelajari perkembangan

bu- dayanya". (Prapta Diharja, 1980:126).

(16) "Oo ...,"serentak mereka memakluminya.

"Pulang kuliah juga?" ganti aku bertanya.

"Ah, enggak," jawab mereka malu-malu, "kita bukan orang

sekolah Kok," sambungnya”. (Prapta Diharja, 1980:126).

(18) "Atau pulang dari kantor?" tanyaku belum puas.

"Enggak juga. Pokoknya kami pengangguran, deh," sambung

yang sebelah kiri”. (Prapta Diharja, 1980:126).

(19) "Ah, masak," sanggahku tak percaya. Gadis-gadis semacam itu

pantasnya kuliah. Atau kalau kerja, tentu di bagian yang

empuk-empuk”. (Prapta Diharja, 1980:126).

(22) "Hati-hatilah nanti kalau turun" lagakku memperingatkan.

"Kenapa?"

"Copet".

"Oya?" mereka sedikit kaget, tetapi entah apa sebabnya lalu

tersenyum”. (Prapta Diharja, 1980:126)

(23) "Biasanya kalau penuh begini, ada copet. Mereka bergerombol.

Bertiga, berempat atau lebih. Di antara mereka membawa map

atau buku seperti anak sekolah atau mahasiswa. Yang menjadi

sasaran biasanya orang yang berdiri atau mau turun. Pencopet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

85

itu selalu ambil tempat di dekat pintu keluar". (Prapta Diharja,

1980:126).

(26) "Jakarta ketinggalan dong dalam hal ini," komentarku disam-

but dengan derai tawa mereka”. (Prapta Diharja, 1980:127).

(27) "Ah, ada-ada saja di zaman sekarang orang menjalani

hidupnya," Lanjutku.

"Itulah budaya manusia kota di abad modern ini. Hal ini pasti

tak terlepas dari pengamatan Antropolog kita. Ya kan?"

tanyanya sambil tersenyum”. (Prapta Diharja, 1980:127).

(29) "Ngledek nih ye," tanyaku.

"Tidak ngledek, cuma...."

"Nyindir," lanjut cewek satunya.

"Maklum, terpepet, orang bisa melakukan apa saja. Mudah-

mudahan mode yang satu ini tidak menjalar di Jakarta".

(Prapta Diharja, 1980:127).

(33) "O, terima kasih," jawabku sambil buru-buru keluar.

"Hati-hati!" tambahku. Setelah turun kulihat kedua gadis di bis

masih memperhatikanku. Saling berbisik, tersenyum ... dan aku

lambaikan tangan kepada mereka. Mereka membalas. Bis

melaju lagi. Aku menyesal tidak menanyakan alamat mereka”.

(Prapta Diharja, 1980:127).

Sikap perhatian tokoh Aku tergambar ketika tokoh Aku

memperingatkan tentang bahaya copet yang sering terjadi di dalam bus

kepada dua orang gadis tersebut, pernyataan ini terdapat pada kutipan (22),

(23) dan (24). Dalam penggambaran penokohan tokoh Aku pada kutipan-

kutipan cerpen di atas, penggarang menggunakan teknik pelukisan

dramatik dengan wujud penggambaran tingkah laku dan teknik pikiran dan

perasaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

86

(22) "Hati-hatilah nanti kalau turun" lagakku memperingatkan.

"Kenapa?"

"Copet".

"Oya?" mereka sedikit kaget, tetapi entah apa sebabnya lalu

tersenyum”. (Prapta Diharja, 1980:126).

(23) "Biasanya kalau penuh begini, ada copet. Mereka bergerombol.

Bertiga, berempat atau lebih. Di antara mereka membawa map

atau buku seperti anak sekolah atau mahasiswa. Yang menjadi

sasaran biasanya orang yang berdiri atau mau turun. Pencopet

itu selalu ambil tempat di dekat pintu keluar." (Prapta Diharja,

1980:126).

(24) “Aku terus menggurui mereka. Sok tahu. Menceritakan

bagaimana pencopet-pencopet itu beraksi. Maklum, aku

pengalaman. Pengalaman dicopet maupun menyaksikan sendiri

mereka melakukan kegiatannya. Kedua cewek di kiri-kananku

mendengarkan dengan perhatian”. (Prapta Diharja, 1980:127).

Tokoh Aku juga digambarkan oleh pengarang sebagai tokoh yang

polos dan apa adanya, sikap polos dan apa adanya itu terlihat pada kutipan

(22), (23), (24), (25), (26), (27), (28), (29), (30), (31), (32), (33), (34), (35),

(36) dan (37) kepolosan tokoh Aku mulai terlihat saat ia memperingatkan

akan bahaya copet yang sering terjadi di dalam bus, kepolasan tersebut

terus berjalanjut saat tokoh Aku memasuki Bank Empat Enam di Cut Mutia

untuk membayar uang SPP. Pada akhirnya tokoh Aku menyadari bahwa

dirinya telah kecopetan dan dengan polosnya ia berlagak meneruskan

membaca majalah yang diterimanya dari salah satu gadis di dalam bus tadi,

kemudian adegan berlanjut saat tokoh Aku menghempaskan dirinya ke

kursi antrean sambil mendesah kecewa dan kesal setelah menyadari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

87

keadaan dirinya. Cerita terus berlanjut saat tokoh Aku keluar dari bank

dengan keadaan tangan kanan menutup bagian belakang celana yang robek,

kemudian terdengar teriakan kondektur bus yang menuju ke daerah

Banteng, dengan polosnya tokoh aku berlari mengejar bus tersebut dan

melompat ke dalamnya dengan tujuan mencari tumpangan gratis, sampai

akhirnya ia dimaki-maki oleh kondektur bus.

Pada kutipan-kutipan di atas, pengarang melukiskan penokohan

tokoh Aku menggunakan teknik dramatik dengan wujud penggambaran

arus kesadaran. Dalam teknik arus kesadaran, aliran proses mental tokoh

Aku jelas terlihat sedang bergejolak dan bercampur aduk, yang awalnya

dengan perasaan senang dan polos disertai rasa percaya diri dalam

menghadapi dua orang gadis yang ditemuinya dalam bus, sampai pada

akhirnya rasa percaya diri yang tinggi tadi jatuh setelah menyadari keadaan

bahwa dirinya telah kecopetan. Berikut kutipan-kutipan cerpen “Gadis

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja yang menggambarkan kepolosan

tokoh Aku.

(22) "Hati-hatilah nanti kalau turun" lagakku memperingatkan.

"Kenapa?"

"Copet".

"Oya?" mereka sedikit kaget, tetapi entah apa sebabnya lalu

tersenyum”. (Prapta Diharja, 1980:126)

(23) "Biasanya kalau penuh begini, ada copet. Mereka bergerombol.

Bertiga, berempat atau lebih. Di antara mereka membawa map

atau buku seperti anak sekolah atau mahasiswa. Yang menjadi

sasaran biasanya orang yang berdiri atau mau turun. Pencopet itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

88

selalu ambil tempat di dekat pintu keluar". (Prapta Diharja,

1980:126).

(24) “Aku terus menggurui mereka. Sok tahu. Menceritakan bagaimana

pencopet-pencopet itu beraksi. Maklum, aku pengalaman.

Pengalaman dicopet maupun menyaksikan sendiri mereka

melakukan kegiatannya. Kedua cewek di kiri-kananku

mendengarkan dengan perhatian”. (Prapta Diharja, 1980:127).

(25) “Kemudian yang sebelah kanan mengeluarkan majalah dari tasnya

dan membuka-buka mencari sebuah artikel dan menunjukkannya

kepadaku. majalah kuterima dan kubaca artikel yang ditunjuk.

Tentang pencopet wanita. Di Bandung. Konon di kota Kembang

itu sudah mulai beraksi pencopet-pencopet wanita”. (Prapta

Diharja, 1980:127)”. (Prapta Diharja, 1980:127).

(26) "Jakarta ketinggalan dong dalam hal ini," komentarku disam-but

dengan derai tawa mereka”. (Prapta Diharja, 1980:127).

(27) "Ah, ada-ada saja di zaman sekarang orang menjalani hidupnya,"

Lanjutku”. (Prapta Diharja, 1980:127).

(28) "Itulah budaya manusia kota di abad modern ini. Hal ini pasti tak

terlepas dari pengamatan Antropolog kita. Ya kan?" tanyanya

sambil tersenyum”. (Prapta Diharja, 1980:127).

(29) "Ngledek nih ye," tanyaku.

"Tidak ngledek, cuma...."

"Nyindir," lanjut cewek satunya.

"Maklum, terpepet, orang bisa melakukan apa saja. Mudah-

mudahan mode yang satu ini tidak menjalar di Jakarta". (Prapta

Diharja, 1980:127).

(30) "Mudah-mudahan," yang sebelah kiri menimpalinya sambil

tersenyum, Lagi-lagi matanya yang genit melirik kepada

temannya. Aku sok acuh, meruskan menekuni majalah”. (Prapta

Diharja, 1980:127).

(31) "Kalipasir! Kalipasir! Menteng," teriak kondektur bis

mengagetkan aku. Sialan, sudah sampai kantor pos Cikini,

gumamku dalam hati. Aku harus cepat-cepat turun. Aku minta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

89

permisi dan beranjak meninggalkan mereka”. (Prapta Diharja,

1980:127).

(32) "Boleh dibawa majalahnya, untuk kenang-kenangan Mas," kata

Elis, Yang sebelah kanan. (Prapta Diharja, 1980:127).

(33) "O, terima kasih," jawabku sambil buru-buru keluar.

"Hati-hati!" tambahku. Setelah turun kulihat kedua gadis di bis

masih memperhatikanku. Saling berbisik, tersenyum ... dan aku

lambaikan tangan kepada mereka. Mereka membalas. Bis melaju

lagi. Aku menyesal tidak menanyakan alamat mereka”. (Prapta

Diharja, 1980:127).

(34) “Aku masuk ke Bank Empat Enam di Cut Mutia, Menteng untuk

membayar uang kuliah (SPP) satu tahun. Karena masih banyak an-

trean, Aku duduk di kursi yang tersedia di situ. Meneruskan

membaca majalah. Lalu menuju antrean. Di dekat loket aku

hendak mempersiapkan uang yang akan kubayarkan. Yailah, saku

celanaku bagian belakang bolong, tembus keluar. Setelah kuraba

dan kuteli- ti ternyata bagian belakang celanaku robek bekas disilet

orang. Menganga. Tentu saja uang yang hendak kubayarkan

amblas. Aku pikir-pikir, mengapa bisa terjadi begini? Di mana?

Aku baru menyadari masalahnya”. (Prapta Diharja, 1980:127).

(35) “Pelan-pelan aku keluar dari antrean, kembali ke tempat duduk.

Seolah tak terjadi apa-apa, agar orang tak memperhatikan aku dan

mengerti masalahku. Aku berlagak meneruskan membaca.

Kuhempaskan Diri ke kursi sambil mendesah. Baru kusadari

perbua- tanku mengagetkan orang-orang di sekelilingku, setelah

semua orang memandang ke arahku”. (Prapta Diharja, 1980:128).

(36) “Aku cepat-cepat keluar sambil tangan kanan menutup bagian

belakang celana yang robek. Di luar aku sekali lagi merogoh saku

yang kebobolan, seolah masih belum percaya benar apa yang telah

terjadi. Seperti orang kebingungan jalanku tak menentu”. (Prapta

Diharja, 1980:128).

(37) "Banteng! Banteng!"

“Tersentak aku menoleh teriakan kondektur bis yang sedang lewat

di depanku. Aku berlari dan melompat ke dalam bis. Di dalam,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

90

kondektur memaki-maki aku karena tak membayar alias ne- beng”.

(Prapta Diharja, 1980:128).

Tokoh Aku juga digambarkan sebagai seorang tokoh yang memiliki

sifat jujur, artinya tokoh Aku secara terbuka dan terang-terangan pada

kutipan (23) menceritakan pengalamannya kepada dua orang gadis dalam

bus tadi, bahwa sebelumnya ia pernah dicopet dan menyaksikan kejadian

pencopetan yang terjadi di dalam bus. Kemudian keterbukaan tokoh Aku

berlanjut pada kutipan (39) saat ia menerangkan kejadian dan

permasalahan yang baru saja menimpanya kepada para penumpang bus

tujuan Banteng yang sedang ditumpanginya selepas keluar dari Bank

Empat Enam tadi. Dari kutipan (23) dan (39), pengarang melukiskan

penokahan tokoh Aku menggunakan teknik pelukisan dramatik dengan

wujud penggambaran reaksi tokoh, reaksi tokoh Aku jelas terlihat pada

kutipan (24) ketika ia membagikan pengalamannya yang pernah kecopetan

dan melihat kejadian pencopetan di dalam bus, kemudian pada kutipan (40)

setelah mendapat makian dari kondektur bus tokoh Aku kemudian bereaksi

dengan menerangkan kejadian yang baru saja dialaminya. Berikut kutipan

(24) dan (40) dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja

yang mengambarkan reaksi tokoh Aku.

(23) “Aku terus menggurui mereka. Sok tahu. Menceritakan

bagaimana pencopet-pencopet itu beraksi. Maklum, aku

pengalaman. Pengalaman dicopet maupun menyaksikan

sendiri mereka melakukan kegiatannya. Kedua cewek di kiri-

kananku mendengarkan dengan perhatian”. (Prapta Diharja,

1980:127).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

91

(40) “Lalu aku mencoba menerangkan permasalahanku dengan

menunjukkan saku celanaku yang sobek bekas siletan”.

(Prapta Diharja, 1980:128).

Dari penokohan tokoh Aku yang digambarkan oleh pengarang,

terdapat beberapa karakter yang dimiliki oleh tokoh Aku yang berperan

sebagai tokoh utama dan protagonis dalam cerita pendek “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja. Karakter-karakter yang dimiliki oleh Aku

sebagai tokoh utama antara lain memiliki sikap, percaya diri, perhatian,

polos, hati-hati dan jujur, semua sikap tersebut merupakan representasi dari

tokoh protagonis. Adapun wujud penggambaran penokohan dengan teknik

dramatik yang terdapat pada tokoh Aku adalah, teknik cakapan, teknik

pelukisan latar, teknik reaksi tokoh, teknik pikiran dan perasan, teknik arus

kesadaran.

b. Tokoh Elis

Pada cerita pendek “Gadis Manis dalm Bis” karya Prapta Diharja

tokoh Elis berperan sebagai tokoh utama tambahan, artinya peran Elis

menunjang penokohan tokoh utama yang diperankan oleh Aku. Kehadiran

tokoh Elis sebagai tokoh utama tambahan sangat mempengaruhi

perkembangan plot cerpen ini. Oleh pengarang, penokohan tokoh Elis

digambarkan menggunakan teknik dramatik. Di awal kemunculannya pada

kutipan (5) dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” tokoh Elis

digambarkan sebagai seorang gadis ramah, keramahan itu terlihat pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

92

kutipan (5) yang menyapa tokoh Aku terlebih dahulu, kemudian keramahan

itu terlihat lagi pada (24) ketika Elis mengeluarkan sebuah majalah dan

kemudian membuka-bukanya dan menunjukan satu artikel kepada tokoh

Aku, dan berlanjut pada kutipan (31), ketika Elis mempersilahkan tokoh

Aku untuk membawa majalah yang ia pinjamkan kepada tokoh Aku. Selain

ramah Elis juga pemalu, sifat itu terlihat pada kutipan (15) saat tokoh Aku

bertanya apakah mereka baru pulang kuliah juga.

Dalam wujud penggambaran teknik dramatik tokoh Elis, pengarang

menggunakan teknik cakapan dan tingkah laku. Teknik cakapan dan

tingkah laku itu terwujud ketika Elis memulai percakapan, dan tingkah laku

yang diperlihatkan Elis menunjukan bahwa ia orang yang ramah pada

kutipan (5), (25), dan (32) namun sedikit pemalu terlihat pada kutipan (15).

Pernyataan-pernyataan mengenai penokohan tokoh Elis dapat dilihat pada

kutipanan di bawah ini.

(5) "Pulang kuliah Mas?" tanya gadis di sebelah kananku”. (Prapta

Diharja, 1980:125).

(25) “Kemudian yang sebelah kanan mengeluarkan majalah dari

tasnya dan membuka-buka mencari sebuah artikel dan

menunjukkannya kepadaku. majalah kuterima dan kubaca artikel

yang ditunjuk. Tentang pencopet wanita. Di Bandung. Konon di

kota Kembang itu sudah mulai beraksi pencopet-pencopet

wanita”. (Prapta Diharja, 1980:127).

(32) "Boleh dibawa majalahnya, untuk kenang-kenangan Mas," kata

Elis, Yang sebelah kanan”. (Prapta Diharja, 1980:127).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

93

Dari pernyataan-pernyataan tentang tokoh Elis di atas, peneliti

menarik kesimpulan bahwa tokoh Elis merupakan tokoh utama tambahan

yang muncul di sebagian besar jalan cerita cerpen, dilihat dari fungsinya

tokoh Elis berperan sebagai tokoh antagonis yang memulai terjadinya

konflik dan masalah yang menimpa tokoh Aku dalam cerpen “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja. Tokoh Elis juga digambarkan sebagai

seorang gadis yang ramah namun sedikit pemalu. Dalam melukiskan tokoh

Elis, pengarang menggunakan teknik pelukisan dramatik dengan wujud

penggambaran teknik cakapan dan teknik tingkah laku. Wujud-wujud

penggambaran tersebut terlihat dalam percakapan dan tingkah laku tokoh

Elis dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

c. Tokoh Gadis yang Duduk di Sebelah Kiri

Tokoh Gadis yang Duduk di Sebelah Kiri dalam cerpen “Gadis

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja berperan sebagai tokoh utama

tambahan, dimana peran dari Gadis yang Duduk Disebelah Kiri sebagai

penunjang penampilan tokoh utama Aku, selain itu peran tokoh Gadis yang

Duduk di Sebelah Kiri turut mempengaruhi perkembangan alur dari cerpen

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja. Dalam penggambarannya,

tokoh Gadis yang Duduk Disebelah Kiri digambarkan memiliki sifat ramah

yang terlihat pada kutipan (7) ketika Gadis yang Duduk di Sebelah Kiri,

menanyakan jurusan kuliah yang diambil dan dipelajari tokoh Aku.

Kemudian, tokoh Gadis yang Duduk di Sebelah Kiri juga memiliki sifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

94

rasa ingin tahu yang terlihat pada kutipan (7), ketika Gadis yang Duduk di

Sebelah Kiri, menanyakan jurusan kuliah yang diambil dan dipelajari tokoh

Aku. Sifat rasa ingin tahu tersebut berlanjut pada kutipan (10), saat tokoh

Gadis yang Duduk di Sebelah Kiri belum memahami penjelasan dari tokoh

Aku tentang Antropologi dan kutipan (14), ketika tokoh Gadis yang Duduk

di Sebelah Kiri meyakinkan penjelasan yang ia terima dari tokoh Aku

tentang Antropologi. Selain memiliki sifat ramah dan ingin tahu, tokoh

Gadis yang Duduk di Sebelah Kiri juga memiliki sifat periang atau ceria

yang terlihat pada kutipan (13), tokoh Elis dan Gadis Sebelah Kiri saling

melirik dan tertawa setelah tokoh Gadis Sebelah Kiri menjelaskan

pemahamannya tentang Antropoligi yang ia pelajari di SMA dahulu.

Wujud penggambaran yang digunakan pengarang kepada tokoh Gadis

yang Duduk di Sebelah Kiri menggunakan teknik cakapan, teknik tingkah

laku, dan teknik arus kesadaran. Teknik cakapan terlihat pada kutipan (7)

saat tokoh Gadis yang Duduk di Sebelah Kiri penasaran, kemudian

menanyakan jurusan kuliah yang diambil dan dipelajari oleh tokoh Aku.

Kemudian teknik tingkah laku terdapat dalam kutipan (13) terlihat dari

sikap riang dan keceriaan tokoh Gadis yang Duduk di Sebelah Kiri ketika

ia tertawa mengenai penjelasan dan pemahamannya tentang Antropologi

yang pernah ia pelajari di SMA dulu. Kemudian teknik arus kesadaran

terlihat pada kutipan (10) ketika ia belum paham benar mengenai

penjelasan Antropologi yang dijelaskan oleh tokoh Aku. Kemudian teknik

arus kesadaran tersebut terus berlanjut dalam kutipan (13) dan (14), ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

95

ingatannya kembali ke masa SMA tentang pelajaran Antropologi yang

pernah dipelajarinya dulu dalam kutipan (13), dan ketika ia meyakinkan

dirinya dan pernyataannya tentang pengertian Antropologi kepada tokoh

Aku dan tokoh Elis dalam kutipan (14). Pernyataan-pernyataan di atas bisa

dilihat pada kutipan-kutipan cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta

Diharja di bawah ini.

(7) “Kuliah di jurusan apa Mas?" tanya gadis yang lain.

Aku menoleh dan menjawab, "Emm ..., Antrop." Manis juga dia.

"Antrop? Apa itu?" tanyanya lagi.

"Antropologi"

"... Antropologi? Bagian apa itu?" (Prapta Diharja, 1980:125).

(10) "Wah, wah tambah nggak mudeng aku." (Prapta Diharja,

1980:125).

(13) "Oo ... Ya, ya. Aku pernah dengar waktu di SMA dulu. Ingat aku.

Bahwa manusia, kita-kita ini, masih saudara dekat dengan itu lho,

yang Sering nyolong kacang itu." Mereka saling melirik dan

tertawa”. (Prapta Diharja, 1980:125).

(14) "Jadi Antropologi itu yang mempelajari manusia-manusia purba,

ya?" (Prapta Diharja, 1980:125).

Dari analisis mengenai tokoh Gadis yang Duduk di Sebelah Kiri,

peneliti menarik kesimpulan bahwa tokoh Gadis yang Duduk di Sebelah

Kiri merupakan tokoh utama tambahan yang muncul di sebagian besar

jalan cerita cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja, bila

dilihat dari fungsinya tokoh Gadis yang Duduk di Sebelah Kiri berperan

sebagai tokoh antagonis yang menyebabkan konflik dan masalah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

96

menimpa tokoh Aku dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta

Diharja. Dalam penokohannya tokoh Gadis yang Duduk di Sebelah Kiri

digambarkan sebagai seorang gadis yang ramah, memiliki rasa ingin tahu

dan ceria. Dalam melukiskan tokoh Gadis yang Duduk di Sebelah Kiri,

pengarang menggunakan teknik pelukisan dramatik dengan wujud

penggambaran teknik cakapan, teknik arus kesadaran, dan teknik tingkah

laku. Wujud-wujud penggambaran tersebut terlihat dalam percakapan,

ingatan dan tingkah laku tokoh Gadis yang Duduk di Sebelah Kiri dalam

cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

d. Tokoh Dia

Dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja, tokoh

Dia digambarkan memiliki sifat baik dan ikhlas dalam membantu tokoh

utama Aku, tokoh Dia berperan sebagai tokoh tambahan utama. Karena

peran tokoh Dia hanya ditampilkan sekali saja dalam cerpen ini, walaupun

hanya ditampilkan sekali saja tapi perannya sangat mempengaruhi dan

menunjang peran tokoh utama Aku. Hal tersebut terlihat menjelang akhir

cerpen “Gadis Manis dalam Bis” ketika tokoh Dia merogoh koceknya,

kemudian membayarkan ongkos bus untuk tokoh Aku kepada kondektur,

dimana sebelumnya tokoh Aku kecopetan saat berada di bus yang

ditumpangi sebelumnya. Dari tindakan tersebut, tokoh Dia memberi efek

kejut kepada pembaca karena kebaikan dan keikhlasannya dalam

membantu tokoh Aku yang sedang ditimpa masalah, kebaikan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

97

keikhlasan tokoh Dia dalam membantu tokoh utama Aku menimbulkan

rasa simpati dalam diri pembaca.

Dalam melukiskan tokoh Dia, pengarang menggunkan teknik

dramatik dengan wujud penggambaran teknik cakapan, reaksi tokoh lain

dan teknik tingkah laku. Penggambaran teknik cakapan terlihat pada

kutipan (41) saat tokoh Dia memaklumi penjelasan tokoh utama Aku.

Kemudian, penggambaran teknik reaksi tokoh lain terlihat ketika tokoh

utama Aku menerangkan kejadian yang telah dialaminya, dengan

menunjukan kocek celana yang sobek tersayat silet pertanda telah

kecopetan. Karena penjelasan tersebut, rasa empati tokoh Dia muncul,

kemudian tokoh Dia mengambil sikap untuk menolong tokoh utama Aku

dengan membayarkan ongkos busnya pernyataan tersebut terdapat pada

kutipan (41). Sementara, teknik pelukisan tingkah laku tergambar ketika

tokoh Dia merogoh koceknya kemudian membayarkan ongkos bus tokoh

Aku kepada kondektur pernyataan tersebut terdapat pada kutipan (41).

Berikut kutipan (41) cerpen Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

(41) "Oo..., kena pajak," celetuk seseorang memaklumi.

"Ya, ya, ya. Pajak jalanan tanpa kompromi. Tanpa permisi.

Memang saya juga sering kena juga. Wah, payah. Kali ini kamu

yang sedang beruntung, Dik." Kemudian dia merogoh kantong

membayarkan kepada kondektur untuk aku”. (Prapta Diharja,

1980:128).

Dari penjelasan mengenai penokohan tokoh Dia di atas, peneliti

menarik kesimpulan bahwa tokoh Dia berperan sebagai tokoh tambahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

98

utama, bila dilihat dari fungsinya tokoh Dia memerankan tokoh Protagonis

karena memiliki sifat kebaikan dan keikhlasan dalam menolong tokoh

utama Aku. Kebaikakan dan keikhlasan merupakan identifikasi dari tokoh

protagonis. Dalam melukiskan penokohan tokoh Dia, penggarang

menggunakan teknik pelukis dramatik, dengan wujud penggambaran teknik

cakapan, teknik reaksi tokoh lain, dan teknik tingkah laku.

e. Tokoh Kondektur I

Dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja, tokoh

Kondektur I berperan sebagai tokoh tambahan. Karena berperan sebagai

tokoh tambahan, porsi penampilan tokoh Kondektur I hanya ditampilkan

sekali saja, hal tersebut bisa dilihat dari percakapan yang sedikit dalam

cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja. Bisa dikatakan

peran tokoh Kondektur I dalam cerpen ini dianggap tidak memiliki peran

yang penting dalam perkembangan plot cerpen “Gadis Manis dalam Bis”.

Digambarkan oleh pengarang Kondektur I memiliki karakter yang tegas,

hal itu terlihat dari teriakan Kondektur I yang mengagetkan tokoh utama

Aku pada kutipan (31). Dalam pelukisan penokohan tokoh Kondektur I,

pengarang menggunakan teknik pelukisan dramatik melalui wujud

penggambaran teknik cakapan. Berikut kutipan (31) cerpen “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja.

(31) "Kalipasir! Kalipasir! Menteng," teriak kondektur bis

mengagetkan aku. Sialan, sudah sampai kantor pos Cikini,

gumamku dalam hati. Aku harus cepat-cepat turun. Aku minta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

99

permisi dan beranjak meninggalkan mereka”. (Prapta Diharja,

1980:127).

Dari penjelasan tentang penokohan tokoh Kondektur I di atas, peneliti

menarik kesimpulan bahwa, tokoh Kondektur I berperan sebagai tokoh

tambahan yang bisa dikatakan tidak berperan penting dalam perkembangan

plot cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja. Tokoh

Kondektur I digambarkan memiliki sikap yang tegas, hal itu terlihat dari

teriakan Kondektur I yang mengagetkan tokoh utama Aku. Sementara,

dalam pelukisan penokohan tokoh Kondektur I pengarang menggunakan

teknik pelukisan dramatik melalui wujud penggambaran teknik cakapan.

f. Tokoh Kondektur II

Dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharj, tokoh

Kondektur II berperan sebagai tokoh tambahan. Karena berperan sebagai

tokoh tambahan, porsi penampilan dari tokoh Kondektur II hanya

ditampilkan sekali saja, hal tersebut bisa dilihat dari percakapan yang

sedikit, bisa dikatakan peran tokoh Kondektur II dalam cerpen ini dianggap

tidak memiliki peran yang penting dalam perkembangan plot cerpen

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja. Digambarkan oleh

pengarang Kondektur II memiliki karakter yang tegas, dan pemarah.

Penggambaran karakter tegas dan pemarah tersebut terlihat ketika tokoh

utama Aku mendapat makian dari tokoh Kondektur II karena dengan nekad

berlari mengejar bus dan melompat ke dalam bus yang dikondekturi oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

100

tokoh Kondektur II tersebut untuk mendapatkan tumpangan gratis,

pernyataan tersebut terlihat pada kutipan (38). Dalam pelukisan penokohan

tokoh Kondektur II, pengarang menggunakan teknik pelukisan dramatik

dengan wujud penggambaran cakapan. Berikut kutipan (38) cerpen “Gadis

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

(38) "Dasar mahasiswa bokek!" semprot kondektur itu terhadapku.

Beberapa penumpang menoleh kepadaku. Beberapa tersenyum.

Aku diam menahan malu dan dongkol”. (Prapta Diharja,

1980:128).

Dari analisis mengenai penokohan tokoh Kondektur II di atas,

peneliti menarik kesimpulan bahwa, tokoh Kondektur II berperan sebagai

tokoh tambahan yang bisa dikatakan tidak berperan penting dalam

perkembangan plot cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

Tokoh Kondektur II digambarkan memiliki sikap yang tegas dan pemarah,

hal itu terlihat dari makian Kondektur II kepada tokoh utama Aku yang

berlari dan melompat ke dalam bus untuk mendapatkan tumpangan gratis.

Sementara, dalam pelukisan penokohan tokoh Kondektur II pengarang

menggunakan teknik pelukisan dramatik melalui wujud penggambaran

teknik cakapan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

101

g. Tokoh Seseorang yang Membela Aku

Dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharj, tokoh

Seseorang yang Membela Aku berperan sebagai tokoh tambahan. Karena

berperan sebagai tokoh tambahan, porsi penampilan dari tokoh Seseorang

yang Membela Aku hanya ditampilkan sekali saja, hal tersebut bisa dilihat

dari percakapan yang sedikit, bisa dikatakan peran tokoh tokoh Seseorang

yang Membela Aku dalam cerpen ini dianggap tidak memiliki peran yang

penting dalam perkembangan plot cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya

Prapta Diharja. Digambarkan oleh pengarang tokoh tokoh Seseorang yang

Membela Aku memiliki rasa simpati terhadap tokoh utama Aku yang

melompat ke dalam bus untuk mendapatkan tumpangan gratis, pernyataan

tersebut terlihat pada kutipan (39). Dalam pelukisan penokohan tokoh

Seseorang yang Membela Aku, pengarang menggunakan teknik pelukisan

dramatik melalui wujud penggambaran teknik cakapan. Berikut kutipan

(39) cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

(39) "Kita harus maklum Bung. Mahasiswa rantauan, tanggal-tanggal

begini ini kan tahu sendiri. Kiriman belum datang," seseorang

mencoba membelaku”. (Prapta Diharja, 1980:128).

Dari analisis mengenai penokohan tokoh Seseorang yang Membela

Aku di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa, tokoh Seseorang yang

Membela Aku berperan sebagai tokoh tambahan yang bisa dikatakan tidak

berperan penting dalam perkembangan plot cerpen “Gadis Manis dalam

Bis” karya Prapta Diharja. Seseorang yang Membela Aku digambarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

102

memiliki rasa simpati terhadap tokoh utama Aku.. Sementara, dalam

pelukisan penokohan tokoh Seseorang yang Membela Aku, pengarang

menggunakan teknik pelukisan dramatik melalui wujud penggambaran

teknik cakapan.

4.2.6 Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan oleh pengarang dalam cerita pendek

berjudul “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja adalah sudut

pandang persona pertama tokoh utama. Artinya, pengarang adalah orang

yang ikut terlibat dalam perkembangan jalan cerita dari awal hingga akhir

dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis”. Dalam sudut pandang persona

pertama tokoh utama, pengarang menempatkan dirinya sebagai Aku yang

menjadi pelaku atau pemeran utama yang mengisahkan, melihat,

mengalami, mendengar dan merasakan sendiri setiap kejadian dalam cerita

pendek “Gadis Manis dalam Bis”, selain mengisahkan, melihat,

mengalami, mendengar dan merasakan sendiri setiap kejadian, pengarang

juga memberikan sikapnya terhadap tokoh-tokoh lain dalam cerita pendek

berjudul “Gadis Manis dalam Bis”. Sikap yang ditunjukan Aku sebagai

persona pertama tokoh utama terhadap tokoh-tokoh lain terlihat dalam

kutipan (42) di bawah ini.

(42) "Ya, ya, ya. Pajak jalanan tanpa kompromi. Tanpa permisi.

Memang saya juga sering kena juga. Wah, payah. Kali ini kamu

yang sedang beruntung, Dik." Kemudian dia merogoh kantong

membayarkan kepada kondektur untuk aku. Aku ceritakan

semuanya itu kepada penumpang lain, kecuali satu: bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

103

pencopet-pencopet itu adalah cewek-cewek manis. Malu, dong.

Masak cowok dikerjain oleh cewek-cewek. Teringat senyum dan

tawa mereka. Kini aku tahu kenapa mereka itu mendesak-desak

menghimpitku. Oh, himpitan beracun! Hanya karena aku ge-er

saja, aku lengah. Geli dan dongkol rasanya. Inikah arti

emansipasi? Aku tersenyum kecut”. (Prapta Diharja, 1980:128).

Dari kutipan (42) cerpen “Gadis Manis dalam Bis” di atas, terlihat

sikap Aku sebagai persona pertama tokoh utama terhadap tokoh-tokoh lain,

yaitu tokoh Elis gadis yang duduk di sebelah kanan dan tokoh Gadis yang

Duduk di Sebelah Kiri. Sikap tersebut menunjukan sebuah sikap kekesalan,

sikap kekesalan itu muncul karena tokoh Aku sebagai persona pertama

tokoh utama merasa telah dikerjai dan dikelabui secara habis-habisan oleh

dua orang gadis yang berparas ayu dan manis yang ternyata adalah

pencopet yang sedang menunggu untuk beraksi dan mengincar korban

yang sedang lengah di dalam bus. Akibat kejadian tersebut, tokoh Aku

kehilangan uang SPP yang ia simpan di kocek belakang celananya yang

ternyata telah sobek, dirobek menggunakan silet. Kejadian yang menimpa

tokoh Aku tersebut, diakibatkan karena kelengahan dan kepolosan tokoh

Aku yang kurang berhati-hati dalam memahami setiap situasi dan kondisi

di dalam bis yang memperlihatkan gelagat dan sikap mencurigakan dari

dua orang gadis ayu dan manis yang ternyata pencopet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

104

4.2.7 Gaya Bahasa

Abrams dalam Nurgiyantoro (2009:276) berpendapat bahwa, gaya

bahasa adalah cara seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan

dikemukakan, lebih lanjut Nurgiyantoro berpendapat (2009:277), tujuan

dari gaya bahasa adalah untuk mendapatkan efek keindahan yang

menonjol, gaya bahasa pada hakikatnya merupakan teknik pemilihan

ungkapan kebahasaan yang dirasa dapat mewakili sesuatu yang akan

diungkapkan. Dalam cerita pendek berjudul “Gadis Manis dalam Bis”

karya Prapta Diharja, pengarang menggunakan gaya bahasa dengan bentuk

penuturan narasi dan dialog, penggunaan bentuk narasi dan dialog tersebut

digunakan secara beriringan dan saling melengkapi. Hal tersebut terlihat

dari narasi tokoh utama Aku yang menjelaskan secara urut kronologis yang

terjadi dari awal hingga akhir cerita dalam cerpen “Gadis Manis dalam

Bis” dan dalam narasi tersebut disertai dialog-dialog yang terjadi antara

tokoh utama Aku dengan tokoh-tokoh lainnya dalam cerpen “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja.

Dari bahasa yang digunakan pengarang, dalam narasi-narasi dan

dialog-dialog antar tokoh dalam cerita pendek berjudul “Gadis Manis

dalam Bis”, secara keseluruhan bahasa yang digunakan oleh pengarang

adalah bahasa Indonesia. Secara khusus, bahasa yang digunakan adalah

bahasa Indonesia yang sederhana, artinya bahasa percakapan sehari-hari

masyarakat Indonesia pada umumnya, bahasa yang ringan dan pembahasan

masalah yang ringan dalam cerpen tersebut sehingga memudahkan para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

105

pembaca untuk mengikuti perkembangan cerita dari awal hingga akhir

cepen berjudul “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja. Di bawah

ini peneliti akan memaparkan bukti bahwa narasi dan dialog saling

mendukung dan menghidupkan jalan cerita. Berikut beberapa narasi dan

dialog antar tokoh dalam cerita pendek berjudul “Gadis Manis dalam Bis”

karya Prapta Diharja yang saling mendukung dan melengkapi, sehingga

menghidupkan jalan cerita cerpen “Gadis Manis dalam Bis” yang terdapat

pada kutipan (1), (2), (3), (4), (6), (8), (11), (17), (20), (21), (22), (24), (25),

(31), (34), (35), (36), (38), (40), dan (42).

(1) “Geli dan dongkol rasanya, bila mengenangnya. Ceritanya begi-

ni: seperti biasa, pulang kuliah aku menunggu bis di halte Rawa-

mangun. Waktu Belum begitu siang. Kira-kira jam sebelas.

Belum masanya anak-anak sekolah siang berangkat. Wah, kalau

saja wak- tunya bersamaan dengan keberangkatan mereka -

sekitar jam dua belas hingga jam dua - pasti aku tak mendapatkan

tempat duduk. Bisa-bisa hanya menggelantung di pintu”. (Prapta

Diharja, 1980:125).

(2) “Bis nomor 34 lewat. Tetapi aku tidak naik. Bis jurusan Tanah

Abang ini banyak copetnya. Aku bertahan beberapa lama

menunggu bis yang biasanya tidak terlalu penuh dan aman.

Akhirnya bis yang kutunggu datang juga: nomor 35. Berhenti di

depan halte. Aku naik dari depan. Masih terlihat beberapa tempat

duduk belum terisi. Sementara hendak menentukan tempat duduk,

perhatianku terpancang kepada dua gadis yang seolah

memperhatikan kedatanganku. Mereka tersenyum seperti hendak

menegur. Aku agak canggung, merasa belum pernah mengenal

mereka. Begitu aku berjalan mendekat, kedua gadis itu menggeser

duduknya masing-masing ke pinggir, membiarkan bagian tengah

kosong. "Wah, sialan. Artinya, untung sekali," kata hatiku”.

(Prapta Diharja:125)

(3) “Aku bisa duduk di antara mereka. Kesempatan bagus tak

kubiarkan lewat. Aku minta permisi menempati bagian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

106

kosong di antara mereka. Mereka menyilahkan dengan senyum.

Aneh ....” (Prapta Diharja:125)

(4) “Alangkah nikmatnya duduk berhimpitan dengan gadis-gadis ayu.

Terasa sentuhan-sentuhan lembut”. (Prapta Diharja:125)

(6) "Hebat betul cewek-cewek ini," batinku tambah heran, "bia- sanya

cewek manis selalu jual mahal. Tetapi yang ini tidak. Malah

negur cowok duluan. Apakah tidak takut digigit?" tanyaku lagi

dalam hati. Aku menoleh dan mengiyakan. Kami berpandangan.

Aku menoleh dan menjawab, "Emm ..., Antrop." Manis juga dia”.

(Prapta Diharja:125)

(8) “Entah memang tidak mengerti benar, ataukah pura-pura tidak

tahu? sulit untuk menebak. Soalnya penampilan mereka

tampaknya juga dari kalangan mahasiswa. Masak mereka tidak

tahu? Ataukah hanya mau sekedar bergurau? Maka, aku mesti

hati-hati menjawabn- ya, agar tidak terjebak oleh pancingan

mereka”. (Prapta Diharja:126)

(11) “Setelah yakin benar bahwa mereka belum paham, maka aku

berani masuk untuk menerangkan”. (Prapta Diharja:126)

(17) “Tetapi ditilik dari cara bicaranya, cara berpakaian, dan cara

membawakan diri, tampak mereka terpelajar”. (Prapta

Diharja:126).

(20) “Selanjutnya, kami bicara ke sana-ke mari, sebagai perintang

waktu. Hanya saja kuperhatikan kedua gadis itu sering kali

saling berpandangan mata dan melempar senyum. "Mungkinkah

karena aku, atau ada sebab lain?" hatiku bertanya-tanya, campur

harap-harap senang, dan bangga. Tetapi aku pura-pura

menampakkan sikap agak acuh. Gengsi dong!”. (Prapta Diharja,

1980:126).

(21) “Dua, tiga..., delapan orang naik. Sedikit demi sedikit

penumpang bertambah terus. Beberapa orang mulai berdiri.

Semakin berjejal. Penuh sesak.

(22) "Hati-hatilah nanti kalau turun" lagakku memperingatkan

"Oya?" mereka sedikit kaget, tetapi entah apa sebabnya lalu

tersenyum”. (Prapta Diharja, 1980:126)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

107

(24) “Aku terus menggurui mereka. Sok tahu. Menceritakan

bagaimana pencopet-pencopet itu beraksi. Maklum, aku

pengalaman. Pengalaman dicopet maupun menyaksikan sendiri

mereka melakukan kegiatannya. Kedua cewek di kiri-kananku

mendengarkan dengan perhatian”. (Prapta Diharja, 1980:127).

(25) “Kemudian yang sebelah kanan mengeluarkan majalah dari

tasnya dan membuka-buka mencari sebuah artikel dan

menunjukkannya kepadaku. majalah kuterima dan kubaca

artikel yang ditunjuk. Tentang pencopet wanita. Di Bandung.

Konon di kota Kembang itu sudah mulai beraksi pencopet-

pencopet wanita”. (Prapta Diharja, 1980:127).

(31) "Kalipasir! Kalipasir! Menteng," teriak kondektur bis

mengagetkan aku. Sialan, sudah sampai kantor pos Cikini,

gumamku dalam hati. Aku harus cepat-cepat turun. Aku minta

permisi dan beranjak meninggalkan mereka”. (Prapta Diharja,

1980:127).

"Hati-hati!" tambahku. Setelah turun kulihat kedua gadis di bis

masih memperhatikanku. Saling berbisik, tersenyum ... dan aku

lambaikan tangan kepada mereka. Mereka membalas. Bis

melaju lagi. Aku menyesal tidak menanyakan alamat mereka.

(34) “Aku masuk ke Bank Empat Enam di Cut Mutia, Menteng untuk

membayar uang kuliah (SPP) satu tahun. Karena masih banyak

an- trean, Aku duduk di kursi yang tersedia di situ. Meneruskan

membaca majalah. Lalu menuju antrean. Di dekat loket aku

hendak mempersiapkan uang yang akan kubayarkan. Yailah,

saku celanaku bagian belakang bolong, tembus keluar. Setelah

kuraba dan kuteli- ti ternyata bagian belakang celanaku robek

bekas disilet orang. Menganga. Tentu saja uang yang hendak

kubayarkan amblas. Aku pikir-pikir, mengapa bisa terjadi

begini? Di mana? Aku baru menyadari masalahnya”. (Prapta

Diharja, 1980:127)

(35) “Pelan-pelan aku keluar dari antrean, kembali ke tempat duduk.

Seolah tak terjadi apa-apa, agar orang tak memperhatikan aku

dan mengerti masalahku. Aku berlagak meneruskan membaca.

Kuhempaskan Diri ke kursi sambil mendesah. Baru kusadari

perbua- tanku mengagetkan orang-orang di sekelilingku, setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

108

semua orang memandang ke arahku”. (Prapta Diharja,

1980:128).

(36) “Aku cepat-cepat keluar sambil tangan kanan menutup bagian

belakang celana yang robek. Di luar aku sekali lagi merogoh

saku yang kebobolan, seolah masih belum percaya benar apa

yang telah terjadi. Seperti orang kebingungan jalanku tak

menentu”. (Prapta Diharja, 1980:128).

“Tersentak aku menoleh teriakan kondektur bis yang sedang

lewat di depanku. Aku berlari dan melompat ke dalam bis. Di

dalam, kondektur memaki-maki aku karena tak membayar alias

ne- beng”. (Prapta Diharja, 1980:128).

(38) "Dasar mahasiswa bokek!" semprot kondektur itu terhadapku.

Beberapa penumpang menoleh kepadaku. Beberapa tersenyum.

Aku diam menahan malu dan dongkol”. (Prapta Diharja,

1980:128).

(40) “Lalu aku mencoba menerangkan permasalahanku dengan

menunjukkan saku celanaku yang sobek bekas siletan”. (Prapta

Diharja, 1980:128).

(42) "Ya, ya, ya. Pajak jalanan tanpa kompromi. Tanpa permisi.

Memang saya juga sering kena juga. Wah, payah. Kali ini kamu

yang sedang beruntung, Dik." Kemudian dia merogoh kantong

membayarkan kepada kondektur untuk aku. Aku ceritakan

semuanya itu kepada penumpang lain, kecuali satu: bahwa

pencopet-pencopet itu adalah cewek-cewek manis. Malu, dong.

Masak cowok dikerjain oleh cewek-cewek. Teringat senyum

dan tawa mereka. Kini aku tahu kenapa mereka itu mendesak-

desak menghimpitku. Oh, himpitan beracun! Hanya karena aku

ge-er saja, aku lengah. Geli dan dongkol rasanya. Inikah arti

emansipasi? Aku tersenyum kecut”. (Prapta Diharja, 1980:128).

Dari kutipan-kutipan percakapan di atas, terbukti bahwa gaya bahasa

yang digunakan oleh pengarang dalam karyanya adalah teknik narasi dan

dialog. Tujuan dari penggunaan teknik narasi dan dialog adalah untuk

saling mendukung, melengkapi dan menghidupkan jalan cerita “Gadis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

109

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja. Dalam penuturan narasi,

pengarang cenderung memilih peristiwa, tindakan, konflik, penceritaan

latar, tokoh, hubungan antar tokoh atau hal-hal lain yang yang menarik dari

perjalanan hidup tokoh untuk diceritakan. Sementara, pengungkapan

bahasa dengan gaya dialog atau percakapan biasanya pengarang

membiarkan pembaca untuk melihat dan seolah mendengar sendiri kata-

kata dari setiap percakapan antar tokoh yang terjadi dalam cerita tersebut.

4.2.8 Amanat

Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca

melalui karyanya dan mengandung nilai moral, makna yang sangat

bermanfaat bagi kehidupan pembaca (Nurgiyantoro, 2010:323). Amanat

yang terkandung dalam cerpen berjudul “Gadis Manis dalam Bis” karya

Prapta Diharja adalah, bila tidak ingin merasa kesal terhadap diri sendiri

dan menyesal dikemudian hari karena suatu kejadian yang pernah menimpa

kita, maka jangan terlalu naif terhadap situasi dan kondisi disekitar kita,

harus tetap fokus dan konsentrasi, dan jangan terlalu mudah mempercayai

keramahan orang lain yang baru kita kenal di suatu tempat, mungkin saja

dibalik keramahan tersebut tersembunyi niat jahat yang sedang menunggu

kelengahan kita. Seperti yang terjadi pada tokoh Aku dalam cerpen “Gadis

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja, dimana tokoh Aku terbuai dan

lengah terhadap pesona dua orang gadis cantik dan manis yang terlihat

ramah, namun dibalik keramahan tersebut tersimpan niat jahat yang sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

110

menunggu kelengahan tokoh Aku. Sikap yang perlu ditanamkan dari

amanat yang terdapat dalam cerpen ini adalah sikap kehati-hatian,

waspada, fokus, dan konsentrasi terhadap keadaan lingkungan disekitar

kita, karena kita tidak tahu kejadian apa yang akan terjadi kedepannya.

Keterkaitan antara tema dan amanat dalam cerita pendek berjudul

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja adalah, bila tidak ingin

timbul rasa kesal dikemudian hari karena mengingat atau mengenang suatu

kejadian buruk yang pernah menimpa kita, maka kita sebagai manusia yang

diciptakan sang pencipta dengan memiliki akal dan pikiran harusnya bisa

lebih waspada dan peka terhadap segala kemungkinan ancaman yang akan

merugikan kita, bahkan jenis acaman kecil sekalipun. Rasa kekesalan yang

timbul dalam diri tokoh “Aku” dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis”

karya Prapta Diharja salah satunya dilatarbelakangi oleh ketidakpekaan

tokoh “Aku” terhadap ancaman kecil yang timbul dari keramahan dua

gadis manis tersebut, harusnya tokoh “Aku” menaruh rasa curiga dan

waspada terhadap gelagat dan keramahan orang yang baru dikenalnya.

Akibat dari ketidakpekaan tersebut, maka tokoh “Aku” menderita kerugian

dan merasa malu dan kesal ketika mengenangnya kembali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

111

4.3 Rencana Pembelajaran Unsur Intrinsik Cerita Pendek “Gadis

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

Seperti yang sudah peneliti paparkan di atas, mengenai pentingnya

pembelajaran sastra di SMA khususnya pada mata pelajaran Pendidikan

Bahasa Indonesia, mengenai unsur pembangun cerita pendek yang

tercantum dalam Kurikulum 2013 pada Kompetensi Dasar 3.9

Menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan

cerita pendek kelas XI, semester I (ganjil). Karena dilatarbelakangi

pentingnya analisis unsur pembangun cerita pendek yang terdapat pada KD

3.9, maka bentuk implementasi dari penelitian berjudul Analisis Unsur

Intrinsik Cerita Pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja dan

Implementasi Rencana Pembelajaran adalah dalam bentuk rancangan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tujuan dari dirancangnya RPP

dalam penelitian ini adalah untuk memastikan apakah hasil analisis cerpen

berjudul “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja ini layak untuk

dijadikan sebagai bahan ajar analisis unsur pembangun cerita pendek di

SMA kelas XI semester I (ganjil). Di bawah ini peneliti akan memaparkan

hasil rancangan RPP mengenai analisis unsur pembangun cerita pendek

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

112

4.3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pada kegiatan pembelajaran di kelas, idealnya seorang guru terlebih

dahulu harus menyiapkan materi bahan ajarnya dalam bentuk Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang bersumber dari kompetensi dasar.

Tujuan dirancangnya RPP adalah, sebagai pedoman guru dalam proses

belajar mengajar di kelas, dengan RPP pengajar atau guru akan dapat

mengajar secara sistematis, tanpa khawatir materi yang diajarkannya

menyimpang dari tujuan. Untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran

yang maksimal, maka dalam proses perancangan sebuah RPP seorang guru

harus mampu mengembangkan materi ajar yang menarik, kreatif dan

variatif dalam pengaplikasiannya di kelas.

Dalam penelitian ini, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan materi, analisis unsur intrinsik cerita pendek

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja. Materi tentang analisis

unsur intrinsik dalam cerita pendek terdapat dalam Kurikulum 2013 edisi

revisi tahun 2016, yang tercantum pada KD 3.9 yang berisi menganalisis

unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan cerita

pendek. Di bawah ini, peneliti akan memaparkan rancangan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat menggunakan format RPP

kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

113

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Materi Pokok : Cerita pendek

Alokasi Waktu : 2 x 45 (1X pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya.

KI-2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),

santun, responsive, dan pro-aktif sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

KI-3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual, cerita pendek dan

metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

114

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan cerita pendek pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret

dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari

yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu

menggunakan metode susuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Kompetensi Dasar

Keterampilan

Komptensi Dasar

Pengetahuan

Kompetensi Dasar

Keterampilan

3.9 Menganalisis unsur-

unsur pembangun cerita

pendek dalam buku

kumpulan cerita pendek.

4.9 Mengkonstruksi sebuah

cerita pendek dengan

memerhatikan unsur-

unsur pembangun cerpen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

115

Indikator Pencapaian

Kompetensi Pengetahuan

Indikator Pencapaian

Kompetensi Keterampilan

3.9.1 Peserta didik mampu

mengidentifikasi

unsur-unsur

pembangun cerita

pendek “Gadis

Manis dalam Bis”

karya Prapta Diharja.

3.9.2 Peserta didik mampu

menganalisis unsur-

unsur pembangun

cerita pendek “Gadis

Manis dalam Bis”

karya Prapta Diharja.

4.9.1 Peserta didik mampu

menyusun cerpen

dengan memerhatikan

unsur-unsur

pembangun cerpen.

4.9.2 Peserta didik mampu

mempresentasikan,

menanggapi, dan

merivisi hasil diskusi

di dalam kelas.

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri, siswa

dituntut untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran dan

penemuan. Dalam model Inkuiri siswa lebih banyak belajar

sendiri dengan meneliti dan menganalisis unsur-unsur pembangun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

116

cerita pendek yang terdapat dalam cerpen “Gadis Manis dalam

Bis” karya Prapta Diharja. Dalam pelaksanaannya, siswa bisa

menganalisis hasil temuannya secara individu atau dalam

kelompok. Artinya, setelah guru memberikan sedikit informasi

tentang pengertian unsur pembangun cerpen, maka setelah itu

siswa diminta untuk berperan aktif dalam mengembangkan

informasi yang telah disampaikan oleh guru. Adapun tujuan

pembelajaran dari analisis unsur-unsur pembangun cerita pendek

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja, adalah sebagai

berikut.

1. Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menemukan

unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam “Gadis

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

2. Peserta didik mampu menganalisis hasil temuan unsur-

unsur pembangun cerita pendek berupa tema, latar, alur,

tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa dan

amanat dalam “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta

Diharja.

3. Peserta didik mampu mempresentasikan dan memberi

tanggapan hasil analisis unsur pembangaun cerpen

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

117

D. Materi Pembelajaran

1. Materi Regular

a. Pengetahuan

Faktual : Cerita pendek

Konseptual : Unsur intrinsik cerita pendek “Gadis

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja berupa tema, latar,

alur, tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa dan

amanat

Prosedural : Tahapan menganalisis unsur intrinsik

cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja

b. Keterampilan

Berbicara : Mempresentasikan dan memberi

tanggapan hasil dari analisis unsur pembangaun cerpen

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja

2. Materi Remidial

a. Menganalisis kembali unsur pembangun dalam cerpen

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

b. Langkah-langkah dalam menganalisis unsur pembangun

cerita pendek.

3. Materi Pengayaan

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

118

E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific

2. Model : Inkuiri

3. Metode : Diskusi, penugasan, tanya jawab, analisis

F. Media, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media : Proyektor, whiteboard, laptop.

2. Bahan : Unsur pembangun cerita pendek

3. Sumber Belajar : Diharja, Prapta. 2017. Mozaik

Pengalaman Hidup. Bagian Kedua: Cerita Pendek.

Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Kosasih, E. 2014. Jenis-jenis Tek dalam Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama

Widya.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Bagian

Kegiatan Pembelajaran

Alokasi

Waktu

(menit)

Kegiatan

Pendahuluan

Orientasi

1. Guru memberi salam, dan siswa

merespon dengan memberi

salam dan hormat.

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

119

2. Siswa memimpin doa sebelum

pelajaran dimulai.

3. Guru memeriksa kehadiran

siswa.

Apersepsi

1. Guru memberi gambaran awal

dengan memancing pengetahuan

siswa mengenai unsur intrinsik

cerita pendek.

2. Siswa merespon pancingan guru

mengenai unsur intrinsik cerita

pendek dengan menyebutkan

salah satu unsur pembangun

cerita pendek.

Motivasi

Guru memberikan informasi

mengenai fungsi pembelajaran unsur

cerita pendek dan kaitannya dengan

konteks kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

120

Pemberian acuan

Guru menyampaikan hal yang akan

dipelajari dalam pembelajaran unsur

pembangun cerpen Gadis Manis

dalam Bis karya Prapta Diharja.

Kegiatan Inti Mengamati

1. Siswa diminta untuk mengamati

powerpoint atau video interaktif

tentang struktur dan unsur-unsur

cerpen (materi hanya berupa

ulasan).

Menanya

1. Siswa dan guru bertanya jawab

tentang materi yang telah

dibahas.

Mengumpulkan Data/Informasi

1. Siswa diminta untuk membentuk

kelompok-kelompok kecil yang

terdiri dari 3-5 orang.

2. Dalam kelompok masing-masing

siswa diminta untuk membaca

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

121

dan mengamati cerita pendek

“Gadis Manis dalam Bis” karya

Prapata Diharja.

Mengolah Informasi

1. Para siswa berdinamika dalam

kelompok masing-masing dengan

menganalisis unsur intrinsik

cerita pendek “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja.

2. Para siswa menulis cerpen dalam

kelompok masing-masing.

Mengkomunikasikan

1. Setiap kelompok diminta untuk

mempresentasikan hasil temuan

unsur pembangun cerita pendek

“Gadis Manis dalam Bis”.

2. Kelompok lain menanggapi,

dengan memberikan pertanyaan

dan saran kepada kelompok yang

mempresentasikan hasil temuan.

3. Peserta didik mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

122

memperbaiki penggunaan bahasa

kelompok lain dan menceritakan

kembali cerpen cerpen tersebut.

Kegiatan

Penutup

Menyimpulkan

Dalam membuat kesimpulan

mengenai unsur intrinsik cerita

pendek “Gadis Manis dalam Bis”,

siswa dibimbing oleh guru.

1. Guru mengajak siswa untuk

membuat refleksi terkait dengan

kegiatan pembelajaran.

2. Guru memberikan salam dan

menutup kegiatan pembelajaran

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

123

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

1. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis

Mencari unsur pembangun cerita pendek “Gadis

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

No. Aspek yang Dinilai Kriteria Skor

1 Mampu menemukan

dan menentukan

unsur pembangun

cerita pendek yang

terdapat dalam

cerpen “Gadis Manis

dalam Bis” karya

Prapta Diharja

Menentukan tema 10

Menentukan alur 10

Menentukan latar 10

Menentukan tokoh 10

Menentukan penokohan 10

Menentukan sudut

pandang

15

Menentukan gaya

bahasa

15

Menentukan amanat 10

Skor maksimal = 90

Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

124

2. Instrumen Penilaian Aspek Sikap :

Observasi/Pengamatan

No Nama Aspek perilaku yang dinilai Keterangan

Indikator

I II III IV

1 SB

2 B

3 C

4 K

Keterangan

Indikator I : Menggunakan bahasa Indonesia yang

baik selama proses pembelajaran, baik lisan maupun tulisan.

Indikator II : Berani dalam mengemukakan pendapat

Indikator III : Disiplin dalam proses pembelajaran,

mengerjakan tugas dan mengikuti langkah-langkah yang

diberikan guru.

Indikator IV : Mampu bekerja sama dalam kelompok

dengan baik

SB : Sangat baik

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

125

3. Instrumen Keterampilan : Unjuk kerja/Praktik

No Aspek yang dinilai Skor

1 Memparkan dan menjelaskan hasil analisis unsur

intrinsik cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis”

karya Prapta Diharja di depan kelas dengan

menggunakan bahasa Indonesia yang jelas dan

tepat.

10

Nilai Akhir = = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘

3 𝑥 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

126

I. Lampiran Materi Unsur Pembangun Cerita Pendek

1. Pengertian Cerita Pendek

Cerita pendek adalah cerita yang diciptakan oleh seorang

pengarang yang ditulis secara singkat dan padat yang biasanya

terdiri dari beberapa halaman saja dan langsung menyasar

pada tujuan jalan cerita cerpen itu sendiri, artinya dinamika

yang terdapat dalam sebuah cerpen lebih singkat dan tidak

sebanyak yang terdapat dalam novel yang biasanya lebih

panjang.

2. Tema

Tema adalah makna cerita, gagasan sentral, atau dasar

sebuah cerita. Sebagai sebuah gagasan sentral, tema

merupakan sesuatu yang hendak diperjuangkan oleh

pengarang sebagai pondasi atau dasar jalan cerita sebuah

karya sastra yang ingin disuguhkan kepada para penikmat

atau pembaca agar makna cerita yang terdapat dalam karya

itu tidak melenceng dari gagasan utama pikiran si pengarang.

3. Alur

Alur adalah susunan atau rangkaian peristiwa yang

terdapat dalam sebuah karya fiktif. Alur berperan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

127

jalan bagi para pembaca untuk menelusiri jalan cerita yang

terdapat dalam karya sastra itu sendiri, sehingga membawa

para pembaca mampu menemukan ide atau imaji pengarang.

Selain itu para pembaca dibawa untuk turut mengalami apa

yang dirasakan oleh para tokoh dalam karya fiksi tersebut.

4. Latar

Latar merupakan penggambaran sebuah karya sastra oleh

pengarang lewat imaji pembaca mengenai segala keadaan

yang menjadi latar dalam sebuah karya sastra, misalnya latar

tempat, latar waktu, latar, latar sosial. Dengan bisa

menemukan penggambaran latar, maka para pembaca mampu

melihat dengan jelas imaji yang di gambarkan pengarang

lewat karya sastranya.

5. Tokoh

Tokoh, adalah setiap individu atau pelaku cerita yang

diciptakan pengarang dalam karya sastranya yang memiliki

sikap dan sifat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

128

6. Penokohan

Penokohan adalah penggambaran karakter setiap tokoh

oleh pengarang dalam karya sastra ciptaannya yang mewakili

sikap, sifat, watak, tingkah laku dan fisik para tokoh. Metode

yang digunakan untuk menetukan karakter suatu tokoh ada 2

(dua) macam yaitu sebagai berikut.

(1) Metode analitik

Metode analitik adalah metode yang digunakan untuk

menetukan karakter tokoh dengan cara memaparkan

ataupun menyebutkan sifat tokoh secara langsung.

(2) Metode dramatik

Metode dramatik adalah suatu metode yang digunakan

untuk menetukan karakter tokoh yang secara tidak

langsung menggambarkan sifat tokoh. Penggambaran

tokoh dilakukan melalui percakapan yang dilakukan

oleh tokoh lain.

7. Sudut Pandang

Sudut pandang, adalah cara pengarang menempatkan

dirinya dan tokoh-tokoh lain dalam sebuah cerita yang

diciptakannya. Dengan kemampuan pengarang dalam

menampatkan dirinya diantara tokoh utama dan tokoh lain

lewat sudut pandang maka akan mempermudah pembaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

129

untuk membedakan antara kehadiran pengarang diantara

tokoh utama dengan tokoh lain dalam karya tersebut.

8. Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan cara pengarang dalam

menyampaikan ide dan gagasannya melalui bahasa sebagai

media penyampainya dengan tujuan untuk mendapatkan efek

keindahan, efek keindahan tersebut bertujuan tujuan untuk

mempengaruhi perasaan pembaca, yang diharapkan bisa

menimbulkan berbagai emosi dalam diri para pembaca ketika

membaca karyanya.

9. Amanat

Amanat atau pesan adalah ajaran moral atau pesan yang

hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui

karyanya. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, dan

sebagainya. Amanat akan ditemukan bila pembaca membaca

secara utuh karya tersebut. Kemudian, setelah pembaca

berhasil menemukan amanat dalam karya tersebut, diharapkan

nilai-nilai moral tersebut dapat berguna dan bermanfaat bagi

pembaca itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

130

Kota ………………

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru mata pelajaran

NIP … NIP …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

131

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini akan dikaji dua hal penting, yaitu simpulan dan

saran. Simpulan dalam bab ini akan mengkaji mengenai keselurahan

penelitian berjudul Analisis Unsur Intrinsik Cerita Pendek “Gadis

Manis dalam” karya Prapta Diharja dan Implementasi Rencana

Pembelajaran. Sementara pada bagian saran, peneliti akan memberikan

masukan atau hal-hal yang dirasa perlu untuk diperhatikan oleh guru

bahasa Indonesia dan peneliti lain.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti

terhadap cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja dan

implementasinya dalam rencana pembelajaran, maka peneliti menarik

kesimpulan bahwa dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” terdapat

unsur-unsur pembangun cerita pendek. Unsur pembangun cerita pendek

tersebut adalah unsur intrinsik yang terdiri dari tema, alur, latar, tokoh,

penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Berikut paparan

mengenai unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja.

Pertama, tema. Tema yang terdapat dalam cerpen “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja adalah kekesalan, lebih tepatnya rasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

132

kesal tokoh Aku saat mengenang suatu kejadian yang pernah menimpa

dirinya yang terjadi di masa lalu, ketika dirinya masih berstatus sebagai

seorang mahasiswa di Jakarta. Kekesalan itu diakibatkan ketika tokoh

Aku menjadi korban pencopetan yang dilakukan oleh dua orang gadis

yang Aku temui di dalam bus saat dirinya akan menuju sebuah bank

untuk membayarkan uang SPP. Rasa kesal itu dikarenakan tokoh Aku

merasa sudah dikerjai dan dikelabui habis-habisan oleh dua orang gadis

yang berpenampilan cantik dan manis, dimana dalam pembawaanya

kedua orang gadis tersebut terlihat ramah, pemalu, ternyata di balik

penampilannya tersebut mereka menyimpan niat jahat terhadap tokoh

Aku, saat tokoh Aku sedang lengah terjadilah peristiwa pencopetan

tersebut. Hal tersebutlah yang mengakibatkan kekesalan dalam diri

tokoh Aku.

Kedua, alur. Alur yang terdapat dalam cerpen “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja adalah alur campuran. Alasan yang

membuat cerpen tersebut dianggap menggunakan alur campuran

adalah, cerita yang dikisahkan oleh pengarang dalam cerpen “Gadis

Manis dalam Bis” tersebut ditulis setelah sekian lama kejadian

pencopetan yang menimpa tokoh Aku, hal ini dapat dibuktikan pada

kutipan “Geli dan dongkol rasanya, bila mengenangnya”. Dari kutipan

tersebut, tergambar bahwa pengarang menulis cerpen berjudul “Gadis

Manis dalam Bis” ketika pengarang mengingat dan mengenang

kembali masa-masa dan kejadian yang menimpanya di dalam bus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

133

tersebut. Artinya kisah dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” berasal

dari masa lalu, yang kemudian ditulis dan diceritakan pengarang

dikemudian hari.

Ketiga, latar. Latar yang terdapat dalam cerpen “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja terdiri dari latar waktu, latar tempat,

dan latar sosial. Latar tempat yang terdapat dalam cerpen ini adalah di

sekitaran kota Jakarta, tempat tokoh Aku menempuh perkuliahannya,

tempat-tempat itu antara lain halte bus di daerah Rawamangun tempat

tokoh Aku menunggu bus. Kemudian kota Bandung, ketika tokoh Elis

gadis yang berada di sebelah kanan tokoh Aku menunjukan suatu

artikel dalam sebuah majalah yang memberitakan aksi pencopetan yang

dilakukan oleh pencopet wanita di kota Bandung, kemudian daerah

Kalipasir tempat tujuan berikutnya bus yang ditumpangi tokoh Aku

setelah turun di Bank Empat Enam di Cut Mutia daerah Menteng,

jakarata. Kemudian, daerah kantor pos Cikini tempat tokoh Aku

terkaget karena teriakan kondektur bus. Bank Empat Enam di Cut

Mutia, Menteng tempat tokoh Aku akan membayar uang SPP dan

tempat tokoh Aku menyadari kalau ia telah dicopet. Kemudian daerah

Banteng tempat tujuan yang akan dituju oleh bus yang ditumpangi

tokoh Aku setelah keluar dari Bank Empat Enam. Latar waktu dalam

cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja melukiskan

ketika waktu belum terlalu siang, sekitar jam sebelas siang. Latar sosial

yang tergambar dalam cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

134

Diharja dapat terlihat pada latar belakang sosial tokoh Aku yang

merupakan seorang pelajar lebih tepatnya seorang mahasiswa, tokoh

Elis gadis yang berada di sebelah kanan tokoh Aku merupakan seorang

pencopet, dan gadis yang duduk di sebelah kiri tokoh Aku merupakan

teman dari tokoh Elis yang juga merupakan seorang pencopet wanita,

dan kondektur bus yang berprofesi sebagai kondektur.

Keempat, tokoh. Tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerpen “Gadis

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja terdiri dari enam tokoh, tokoh-

tokoh tersebut adalah tokoh Aku, Elis, Gadis Sebelah Kiri, Dia,

Kondektur Bus I, Kondektur Bus II, dan Seorang yang Membela Aku.

Tokoh Aku sebagai tokoh utama, Elis sebagai tokoh utama tambahan,

Gadis Sebelah Kiri sebagai tokoh utama tambahan, Dia sebagai tokoh

tambahan utama, sementara yang berperan sebagai tokoh tambahan

adalah tokoh Kondektur Bus I, Kondektur Bus II, dan Seorang yang

membela Aku. Kelima, gaya bahasa. Gaya bahasa dalam cerpen ini

menggunakan teknik narasi dan dialog.

Keenam, sudut pandang. Sudut pandang dalam cerpen “Gadis

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja menggunakan sudut pandang

persona pertama tokoh utama “aku” , tokoh Aku dalam cerpen ini

berperan sebagai pencerita dan pelaku kejadian dalam jalan cerita

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja. Ketujuh, amanat.

Amanat yang terdapat dalam cerpen berjudul “Gadis Manis dalam Bis”

karya Prapta Diharja adalah, jangan terlalu naif atau polos terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

135

situasi dan kondisi disekitar, harus tetap fokus dan konsentrasi, dan

jangan terlalu mudah mempercayai keramahan orang lain yang baru

kita kenal di suatu tempat, mungkin saja dibalik keramahan tersebut

tersembunyi niat jahat yang sedang menunggu kelengahan kita.

Dalam implementasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA,

cerita pendek berjudul “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja,

dapat diterapkan dalam proses pembelajaran sastra di SMA kelas XI

semester I (ganjil). Bentuk penerapan pembelajaran tersebut berupa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tujuan dirancangnya RPP

adalah, sebagai pedoman bagi guru dalam proses belajar mengajar di

kelas, dengan RPP guru akan dapat mengajar secara sistematis, tanpa

khawatir materi yang diajarkannya menyimpang dari tujuan. Untuk

mencapai proses dan hasil pembelajaran yang maksimal, maka dalam

proses perancangan sebuah RPP seorang guru harus mampu

mengembangkan materi ajar yang menarik, kreatif dan variatif dalam

pengaplikasiannya di kelas. Dalam rancangan RPP di dalamnya

terdapat Identitas sekolah, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,

Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pelajaran, Pendekatan

Pembelajaran, Model Pembelajaran, Metode Pemelajaran, Media,

Bahan, Sumber Belajar, Langkah-langkah Pembelajaran, Penilaian

Proses Belajar, dan Hasil Belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

136

5.2 Saran

Peneliti berharap, penelitian ini dapat membantu peneliti lain,

khususnya utuk peneliti-peneliti yang akan menganalisis unsur intrinsik

dalam cerita pendek dan implementasinya dalam rencana pembelajaran

dalam program studi Bahasa Indonesia. Bagi mahasiswa, khususnya

mahasiswa-mahasiswa yang sedang menempuh studi di prodi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma,

diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan sebagai

panduan menyusun tugas akhir skripsi dalam meneliti unsur intrinsik

cerita pendek. Bagi peneliti lain, di luar program studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia diharapkan dapat menggembangkan

penelitian ini, dalam proses pengembangannya diharapkan

menggunakan metode dan pendekatan lain agar lebih bervariasi dan

semakin menambah khazanah atau kekayaan tentang analisis unsur

intrinsik cerita pendek. Bagi guru pendidikan mata pelajaran Bahasa

Indonesia, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber rujukan

materi dalam pembelajaran analisis unsur intrinsik cerita pendek dan

menjadi sumber rujukan dalam membuat dan merancang Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

137

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar

Baru.

Apriliani, Wahyu. 2017. “Analisis Unsur Intrinsik Guru karya Putu

Wijaya dan Perencanaan Pembelajarannya dengan Pendekatan

Kontekstual untuk Siswa SMA Kelas XII Semester I”. Skripsi.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Diharja, Prapta. 2017. “Mozaik Pengalaman Hidup. Bagian Kedua:

Kumpulan Cerita Pendek”. Yogyakarta: Sanata Dharma

University Press.

Djojosuroto, Kinayanti. 2006. Teks Sastra dan Pengajarannya.

Yogyakarta: Penerbit Pustaka.

Fanani, Zainuddin. 2002. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah

University Press.

Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Moleong, Lexy. J. 2008. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Dharma.

Mulyasa, E. H. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta:

Bumi Angkasa.

Muslich, Masnur. 2007. KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Jakarta: Bumi Angkasa.

Nurastuti, Wiji. 2007. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Ardana

Media.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

138

Priyatni. 2010. Sastra Indonesia dan Tradisi Subkultur. Bandung:

Angkasa

Rita, Theresia Listiana. (2004). “Unsur Intrinsik Cerpen “Tuhan,

Pawang hujan, dan Pertarungan yang Remis” karya A.S

Laksana dan Implementasinya Dalam Bentuk Silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Untuk Siswa Kelas

XII Semester I”. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP.

Universitas Sanata Dharma.

Santosa, Wijaya Heru. 2010. Pengantar Apresiasi Prosa. Surakarta:

Yuma Pustaka.

Sayuti, Suminto A. 2002. Berkenalan Dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta:

Gama Media.

Semi, Atar. 1996. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

Sudjiman, Panuti. 1998. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka

Jaya.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,

Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung: Rosda Karya.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

139

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

140

LAMPIRAN

Lampiran dalam penelitian ini terdiri dari teks cerita pendek

berjudul “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja, lampiran

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan biodata.

Gadis Manis dalam Bis

“Geli dan dongkol rasanya, bila mengenangnya. Ceritanya begi-

ni: seperti biasa, pulang kuliah aku menunggu bis di halte Rawa-

mangun. Waktu Belum begitu siang. Kira-kira jam sebelas. Belum

masanya anak-anak sekolah siang berangkat. Wah, kalau saja wak-

tunya bersamaan dengan keberangkatan mereka - sekitar jam dua belas

hingga jam dua - pasti aku tak mendapatkan tempat duduk. Bisa-bisa

hanya menggelantung di pintu”.

“Bis nomor 34 lewat. Tetapi aku tidak naik. Bis jurusan Tanah

Abang ini banyak copetnya. Aku bertahan beberapa lama menunggu bis

yang biasanya tidak terlalu penuh dan aman. Akhirnya bis yang

kutunggu datang juga: nomor 35. Berhenti di depan halte. Aku naik

dari depan. Masih terlihat beberapa tempat duduk belum terisi.

Sementara hendak menentukan tempat duduk, perhatianku terpancang

kepada dua gadis yang seolah memperhatikan kedatanganku. Mereka

tersenyum seperti hendak menegur. Aku agak canggung, merasa belum

pernah mengenal mereka. Begitu aku berjalan mendekat, kedua gadis

itu menggeser duduknya masing-masing ke pinggir, membiarkan

bagian tengah kosong. "Wah, sialan. Artinya, untung sekali," kata

hatiku”.

“Aku bisa duduk di antara mereka. Kesempatan bagus tak

kubiarkan lewat. Aku minta permisi menempati bagian yang kosong di

antara mereka. Mereka menyilahkan dengan senyum. Aneh ....”

“Alangkah nikmatnya duduk berhimpitan dengan gadis-gadis ayu.

Terasa sentuhan-sentuhan lembut”.

"Pulang kuliah Mas?" tanya gadis di sebelah kananku”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

141

"Hebat betul cewek-cewek ini," batinku tambah heran, "bia-

sanya cewek manis selalu jual mahal. Tetapi yang ini tidak. Malah

negur cowok duluan. Apakah tidak takut digigit?" tanyaku lagi dalam

hati. Aku menoleh dan mengiyakan. Kami berpandangan.

“Kuliah di jurusan apa Mas?" tanya gadis yang lain.

Aku menoleh dan menjawab, "Emm ..., Antrop." Manis juga dia.

"Antrop? Apa itu?" tanyanya lagi.

"Antropologi"

"... Antropologi? Bagian apa itu?"

“Entah memang tidak mengerti benar, ataukah pura-pura tidak

tahu? sulit untuk menebak. Soalnya penampilan mereka tampaknya

juga dari kalangan mahasiswa. Masak mereka tidak tahu? Ataukah

hanya mau sekedar bergurau? Maka, aku mesti hati-hati menjawabn-

ya, agar tidak terjebak oleh pancingan mereka.

"Itu lho, jurusan yang mempelajari tentang Pithecanthropus dan

Homo Sapiens itu."

"Wah, wah tambah nggak mudeng aku."

“Setelah yakin benar bahwa mereka belum paham, maka aku

berani masuk untuk menerangkan”.

"Pithecanthropus itu artinya manusia purba yang masih dekat

dengan saudara kita di Bonbin itu."

"Oo ... Ya, ya. Aku pernah dengar waktu di SMA dulu. Ingat aku.

Bahwa manusia, kita-kita ini, masih saudara dekat dengan itu lho, yang

Sering nyolong kacang itu." Mereka saling melirik dan tertawa.

"Jadi Antropologi itu yang mempelajari manusia-manusia purba,

ya?"

"Tidak hanya itu. Antropologi meneliti perkembangan manusia

dari dulu hingga kini. Khususnya mempelajari perkembangan bu-

dayanya".

"Oo ...,"serentak mereka memakluminya.

"Pulang kuliah juga?" ganti aku bertanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

142

"Ah, enggak," jawab mereka malu-malu, "kita bukan orang

sekolah Kok," sambungnya.

“Tetapi ditilik dari cara bicaranya, cara berpakaian, dan cara

membawakan diri, tampak mereka terpelajar”.

"Atau pulang dari kantor?" tanyaku belum puas.

"Enggak juga. Pokoknya kami pengangguran, deh," sambung

yang sebelah kiri.

"Ah, masak," sanggahku tak percaya. Gadis-gadis semacam itu

pantasnya kuliah. Atau kalau kerja, tentu di bagian yang empuk-empuk.

“Selanjutnya, kami bicara ke sana-ke mari, sebagai perintang

waktu. Hanya saja kuperhatikan kedua gadis itu sering kali saling

berpandangan mata dan melempar senyum. "Mungkinkah karena aku,

atau ada sebab lain?" hatiku bertanya-tanya, campur harap-harap

senang, dan bangga. Tetapi aku pura-pura menampakkan sikap agak

acuh. Gengsi dong!”.

“Dua, tiga..., delapan orang naik. Sedikit demi sedikit penumpang

bertambah terus. Beberapa orang mulai berdiri. Semakin berjejal.

Penuh sesak.

"Hati-hatilah nanti kalau turun" lagakku memperingatkan.

"Kenapa?"

"Copet".

"Oya?" mereka sedikit kaget, tetapi entah apa sebabnya lalu

tersenyum”.

"Biasanya kalau penuh begini, ada copet. Mereka bergerombol.

Bertiga, berempat atau lebih. Di antara mereka membawa map atau

buku seperti anak sekolah atau mahasiswa. Yang menjadi sasaran

biasanya orang yang berdiri atau mau turun. Pencopet itu selalu ambil

tempat di dekat pintu keluar."

“Aku terus menggurui mereka. Sok tahu. Menceritakan

bagaimana pencopet-pencopet itu beraksi. Maklum, aku pengalaman.

Pengalaman dicopet maupun menyaksikan sendiri mereka melakukan

kegiatannya. Kedua cewek di kiri-kananku mendengarkan dengan

perhatian”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

143

“Kemudian yang sebelah kanan mengeluarkan majalah dari

tasnya dan membuka-buka mencari sebuah artikel dan

menunjukkannya kepadaku. majalah kuterima dan kubaca artikel yang

ditunjuk. Tentang pencopet wanita. Di Bandung. Konon di kota

Kembang itu sudah mulai beraksi pencopet-pencopet wanita”.

"Jakarta ketinggalan dong dalam hal ini," komentarku disam-but

dengan derai tawa mereka.

"Ah, ada-ada saja di zaman sekarang orang menjalani hidupnya,"

Lanjutku.

"Itulah budaya manusia kota di abad modern ini. Hal ini pasti tak

terlepas dari pengamatan Antropolog kita. Ya kan?" tanyanya sambil

tersenyum.

"Ngledek nih ye," tanyaku.

"Tidak ngledek, cuma...."

"Nyindir," lanjut cewek satunya.

"Maklum, terpepet, orang bisa melakukan apa saja. Mudah-

mudahan mode yang satu ini tidak menjalar di Jakarta."

"Mudah-mudahan," yang sebelah kiri menimpalinya sambil

tersenyum, Lagi-lagi matanya yang genit melirik kepada temannya.

Aku sok acuh, meruskan menekuni majalah.

"Kalipasir! Kalipasir! Menteng," teriak kondektur bis

mengagetkan aku. Sialan, sudah sampai kantor pos Cikini, gumamku

dalam hati. Aku harus cepat-cepat turun. Aku minta permisi dan

beranjak meninggalkan mereka”.

"Boleh dibawa majalahnya, untuk kenang-kenangan Mas," kata

Elis, Yang sebelah kanan.

"O, terima kasih," jawabku sambil buru-buru keluar.

"Hati-hati!" tambahku. Setelah turun kulihat kedua gadis di bis

masih memperhatikanku. Saling berbisik, tersenyum ... dan aku

lambaikan tangan kepada mereka. Mereka membalas. Bis melaju lagi.

Aku menyesal tidak menanyakan alamat mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

144

“Aku masuk ke Bank Empat Enam di Cut Mutia, Menteng untuk

membayar uang kuliah (SPP) satu tahun. Karena masih banyak an-

trean, Aku duduk di kursi yang tersedia di situ. Meneruskan membaca

majalah. Lalu menuju antrean. Di dekat loket aku hendak

mempersiapkan uang yang akan kubayarkan. Yailah, saku celanaku

bagian belakang bolong, tembus keluar. Setelah kuraba dan kuteli- ti

ternyata bagian belakang celanaku robek bekas disilet orang.

Menganga. Tentu saja uang yang hendak kubayarkan amblas. Aku

pikir-pikir, mengapa bisa terjadi begini? Di mana? Aku baru menyadari

masalahnya”.

“Pelan-pelan aku keluar dari antrean, kembali ke tempat duduk.

Seolah tak terjadi apa-apa, agar orang tak memperhatikan aku dan

mengerti masalahku. Aku berlagak meneruskan membaca.

Kuhempaskan Diri ke kursi sambil mendesah. Baru kusadari perbua-

tanku mengagetkan orang-orang di sekelilingku, setelah semua orang

memandang ke arahku”.

“Aku cepat-cepat keluar sambil tangan kanan menutup bagian

belakang celana yang robek. Di luar aku sekali lagi merogoh saku yang

kebobolan, seolah masih belum percaya benar apa yang telah terjadi.

Seperti orang kebingungan jalanku tak menentu”.

"Banteng! Banteng!"

“Tersentak aku menoleh teriakan kondektur bis yang sedang

lewat di depanku. Aku berlari dan melompat ke dalam bis. Di dalam,

kondektur memaki-maki aku karena tak membayar alias ne- beng”.

"Dasar mahasiswa bokek!" semprot kondektur itu terhadapku.

Beberapa penumpang menoleh kepadaku. Beberapa tersenyum. Aku

diam menahan malu dan dongkol”.

"Kita harus maklum Bung. Mahasiswa rantauan, tanggal-tanggal

begini ini kan tahu sendiri. Kiriman belum datang," seseorang mencoba

membelaku”.

“Lalu aku mencoba menerangkan permasalahanku dengan

menunjukkan saku celanaku yang sobek bekas siletan”.

"Oo..., kena pajak," celetuk seseorang memaklumi.

"Ya, ya, ya. Pajak jalanan tanpa kompromi. Tanpa permisi.

Memang saya juga sering kena juga. Wah, payah. Kali ini kamu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

145

sedang beruntung, Dik." Kemudian dia merogoh kantong membayarkan

kepada kondektur untuk aku. Aku ceritakan semuanya itu kepada

penumpang lain, kecuali satu: bahwa pencopet-pencopet itu adalah

cewek-cewek manis. Malu, dong. Masak cowok dikerjain oleh cewek-

cewek. Teringat senyum dan tawa mereka. Kini aku tahu kenapa

mereka itu mendesak-desak menghimpitku. Oh, himpitan beracun!

Hanya karena aku ge-er saja, aku lengah. Geli dan dongkol rasanya.

Inikah arti emansipasi? Aku tersenyum kecut.

Prapta Diharja, Jakarta, 1980

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

146

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Materi Pokok : Cerita pendek

Alokasi Waktu : 2 x 45 (1X pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya.

KI-2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),

santun, responsive, dan pro-aktif sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

KI-3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual, cerita pendek dan

metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

147

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan cerita pendek pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret

dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari

yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu

menggunakan metode susuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Komptensi Dasar

Pengetahuan

Kompetensi Dasar

Keterampilan

3.9 Menganalisis unsur-

unsur pembangun

cerita pendek dalam

buku kumpulan cerita

pendek.

4.9 Mengkonstruksi sebuah

cerita pendek dengan

memerhatikan unsur-

unsur pembangun cerpen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

148

Indikator Pencapaian

Kompetensi Pengetahuan

Indikator Pencapaian

Kompetensi Keterampilan

3.9.1 Peserta didik mamapu

mengidentifikasi

unsur-unsur

pembangun cerita

pendek “Gadis Manis

dalam Bis” karya

Prapta Diharja.

3.9.2 Peserta didik mampu

menganalisis unsur-

unsur pembangun

cerita pendek “Gadis

Manis dalam Bis”

karya Prapta Diharja.

4.9.1 Peserta didik mampu

menyusun kembali

cerpen dengan

memerhatikan unsur-

unsur pembangun

cerpen.

4.9.2 Peserta didik mampu

mempresentasikan,

menanggapi, dan

merivisi hasil diskusi

di dalam kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

149

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri, siswa

dituntut untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran dan

penemuan. Dalam model Inkuiri siswa lebih banyak belajar

sendiri dengan meneliti dan menganalisis unsur-unsur pembangun

cerita pendek yang terdapat dalam cerpen “Gadis Manis dalam

Bis” karya Prapta Diharja. Dalam pelaksanaannya, siswa bisa

menganalisis hasil temuannya secara individu atau dalam

kelompok. Artinya, setelah guru memberikan sedikit informasi

tentang pengertian unsur pembangun cerpen, maka setelah itu

siswa diminta untuk berperan aktif dalam mengembangkan

informasi yang telah disampaikan oleh guru. Adapun tujuan

pembelajaran dari analisis unsur-unsur pembangun cerita pendek

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja, adalah sebagai

berikut.

1. Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menemukan

unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam “Gadis

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

2. Peserta didik mampu menganalisis hasil temuan unsur-

unsur pembangun cerita pendek berupa tema, latar, alur,

tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa dan

amanat dalam “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta

Diharja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

150

3. Peserta didik mampu mempresentasikan dan memberi

tanggapan hasil analisis unsur pembangaun cerpen “Gadis

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

D. Materi Pembelajaran

1. Materi Regular

a. Pengetahuan

Faktual : Cerita pendek

Konseptual : Unsur intrinsik cerita pendek “Gadis

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja berupa tema, latar,

alur, tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa dan

amanat

Prosedural : Tahapan menganalisis unsur intrinsik

cerpen “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja

b. Keterampilan

Berbicara : Mempresentasikan dan memberi

tanggapan hasil dari analisis unsur pembangaun cerpen

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

2. Materi Remidial

a. Menganalisis kembali unsur pembangun dalam cerpen

“Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

151

b. Langkah-langkah dalam menganalisis unsur pembangun

cerita pendek.

3. Materi Pengayaan

-

E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific

2. Model : Inkuiri

3. Metode : Diskusi, penugasan, tanya jawab, analisis

F. Media, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media : Proyektor, whiteboard, laptop.

2. Bahan : Unsur pembangun cerita pendek

3. Sumber Belajar : Diharja, Prapta. 2017. Mozaik

Pengalaman Hidup. Bagian Kedua: Cerita Pendek.

Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Kosasih, E. 2014. Jenis-jenis Tek dalam Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama

Widya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

152

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan pertama

Bagian

Kegiatan Pembelajaran

Alokasi

Waktu

(menit)

Kegiatan

Pendahuluan

Orientasi

1. Guru memberi salam, dan siswa

merespon dengan memberi salam

dan hormat.

2. Siswa memimpin doa sebelum

pelajaran dimulai.

3. Guru memeriksa kehadiran siswa.

Apersepsi

1. Guru memberi gambaran awal

dengan memancing pengetahuan

awal siswa mengenai unsur

intrinsik cerita pendek.

2. Siswa merespon pancingan guru

mengenai unsur intrinsik cerita

pendek dengan menyebutkan

salah satu unsur pembangun

cerita pendek.

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

153

Motivasi

Guru memberikan informasi

mengenai fungsi pembelajaran unsur

cerita pendek dan kaitannya dengan

konteks kehidupan sehari-hari.

Pemberian acuan

Guru menyampaikan hal yang akan

dipelajari dalam pembelajaran.

Kegiatan Inti Mengamati

1. Siswa diminta untuk mengamati

powerpoint atau video interaktif

tentang struktur dan unsur-unsur

cerpen (materi hanya berupa

ulasan).

Menanya

1. Siswa dan guru bertanya jawab

tentang materi yang telah

dibahas.

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

154

Mengumpulkan Data/Informasi

1. Siswa diminta untuk membentuk

kelompok-kelompok kecil yang

terdiri dari 3-5 orang.

2. Dalam kelompok masing-masing

siswa diminta untuk membaca

dan mengamati cerita pendek

“Gadis Manis dalam Bis” karya

Prapata Diharja.

Mengolah Informasi

1. Para siswa berdinamika dalam

kelompok masing-masing dengan

menganalisis unsur intrinsik

cerita pendek “Gadis Manis

dalam Bis” karya Prapta Diharja.

2. Para siswa menulis cerpen dalam

kelompok masing-masing.

Mengkomunikasikan

1. Setiap kelompok diminta untuk

mempresentasikan hasil temuan

unsur pembangun cerita pendek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

155

“Gadis Manis dalam Bis” dalam

diskusi mereka di depan kelas.

2. Kelompok lain menanggapi

dengan memberikan pertanyaan

dan saran kepada kelompok yang

telah mempresentasikan.

3. Peserta didik mampu

memperbaiki penggunaan bahasa

kelompok lain dan menceritakan

kembali cerpen cerpen tersebut.

Kegiatan

Penutup

Menyimpulkan

Dalam membuat kesimpulan

mengenai unsur intrinsik cerita

pendek “Gadis Manis dalam Bis”,

peserta didik dibimbing oleh guru.

1. Guru mengajak siswa untuk

membuat refleksi terkait dengan

kegiatan pembelajaran.

2. Guru memberikan salam dan

menutup kegiatan pembelajaran.

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

156

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

1. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis

Mencari unsur pembangun cerita pendek “Gadis

Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja.

No. Aspek yang Dinilai Kriteria Skor

1 Mampu menemukan

dan menentukan

unsur pembangun

cerita pendek yang

terdapat dalam

cerpen “Gadis Manis

dalam Bis” karya

Prapta Diharja

Menentukan tema 10

Menentukan alur 10

Menentukan latar 10

Menentukan tokoh 10

Menentukan penokohan 10

Menentukan sudut

pandang

15

Menentukan gaya

bahasa

15

Menentukan amanat 10

Skor maksimal = 90

Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

157

2. Instrumen Penilaian Aspek Sikap :

Observasi/Pengamatan

No Nama Aspek perilaku yang dinilai Keterangan

Indikator

I II III IV

1 SB

2 B

3 C

4 K

Keterangan

Indikator I : Menggunakan bahasa Indonesia yang

baik selama proses pembelajaran, baik lisan maupun tulisan.

Indikator II : Berani dalam mengemukakan pendapat

Indikator III : Disiplin dalam proses pembelajaran,

mengerjakan tugas dan mengikuti langkah-langkah yang

diberikan guru.

Indikator IV : Mampu bekerja sama dalam kelompok

dengan baik

SB : Sangat baik

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

158

3. Instrumen Keterampilan : Unjuk kerja/Praktik

No Aspek yang dinilai Skor

1 Memparkan dan menjelaskan hasil analisis unsur

intrinsik cerita pendek “Gadis Manis dalam Bis”

karya Prapta Diharja di depan kelas dengan

menggunakan bahasa Indonesia yang jelas dan

tepat.

10

Nilai Akhir = = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘

3 𝑥 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

159

Lampiran Materi Pembelajaran Unsur Pembangun Cerita

Pendek

1. Pengertian Cerita Pendek

Cerita pendek adalah cerita yang diciptakan oleh seorang

pengarang yang ditulis secara singkat dan padat yang biasanya

terdiri dari beberapa halaman saja dan langsung menyasar

pada tujuan jalan cerita cerpen itu sendiri, artinya dinamika

yang terdapat dalam sebuah cerpen lebih singkat dan tidak

sebanyak yang terdapat dalam novel yang biasanya lebih

panjang.

2. Tema

Tema adalah makna cerita, gagasan sentral, atau dasar

sebuah cerita. Sebagai sebuah gagasan sentral, tema

merupakan sesuatu yang hendak diperjuangkan oleh

pengarang sebagai pondasi atau dasar jalan cerita sebuah

karya sastra yang ingin disuguhkan kepada para penikmat

atau pembaca agar makna cerita yang terdapat dalam karya

itu tidak melenceng dari gagasan utama pikiran si pengarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

160

3. Alur

Alur adalah susunan atau rangkaian peristiwa yang

terdapat dalam sebuah karya fiktif. Alur berperan sebagai

jalan bagi para pembaca untuk menelusiri jalan cerita yang

terdapat dalam karya sastra itu sendiri, sehingga membawa

para pembaca mampu menemukan ide atau imaji pengarang.

Selain itu para pembaca dibawa untuk turut mengalami apa

yang dirasakan oleh para tokoh dalam karya fiksi tersebut.

4. Latar

Latar merupakan penggambaran sebuah karya sastra oleh

pengarang lewat imaji pembaca mengenai segala keadaan

yang menjadi latar dalam sebuah karya sastra, misalnya latar

tempat, latar waktu, latar suasana, latar sosial. Dengan bisa

menemukan penggambaran latar, maka para pembaca mampu

melihat dengan jelas imaji yang di gambarkan pengarang yang

terdapat dalam karya sastranya. Dengan begitu, maka pesan

yang ingin di sampaikan oleh pengarang lewat karyanya akan

semakin jelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

161

5. Tokoh

Tokoh, adalah setiap individu atau pelaku cerita yang

diciptakan pengarang dalam karya sastranya yang memiliki

sikap dan sifat.

6. Penokohan

Penokohan adalah penggambaran karakter setiap tokoh

oleh pengarang dalam karya sastra ciptaannya yang mewakili

sikap, sifat, watak, tingkah laku dan fisik para tokoh. Metode

yang digunakan untuk menetukan karakter suatu tokoh ada 2

(dua) macam yaitu sebagai berikut.

(1) Metode analitik

Metode analitik adalah metode yang digunakan untuk

menetukan karakter tokoh dengan cara memaparkan

ataupun menyebutkan sifat tokoh secara langsung.

(2) Metode dramatik

Metode dramatik adalah suatu metode yang digunakan

untuk menetukan karakter tokoh yang secara tidak

langsung menggambarkan sifat tokoh. Penggambaran

tokoh dilakukan melalui percakapan yang dilakukan

oleh tokoh lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

162

7. Sudut Pandang

Sudut pandan, adalah cara pengarang menempatkan

dirinya dan tokoh-tokoh lain dalam sebuah cerita yang ia

ciptakan. Dengan kemampuan pengarang dalam

menampatkan dirinya diantara tokoh utama dan tokoh lain

lewat sudut padang maka akan mempermudah pembaca untuk

membedakan antara kehadiran pengarang diantara tokoh

utama dengan tokoh lain dalam karya tersebut. Dengan begitu,

akan semakin mudah bagi para pembaca untuk mengikuti

setiap jalan cerita yang tersaji dalam karya sastra tersebut.

8. Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan cara pengarang dalam

menyampaikan ide dan gagasannya melalui bahasa sebagai

media penyampainya dengan tujuan untuk mendapatkan efek

keindahan, efek keindahan tersebut bertujuan tujuan untuk

mempengaruhi perasaan pembaca, yang diharapkan bisa

menimbulkan berbagai emosi dalam diri para pembaca ketika

membaca karyanya.

9. Amanat

Amanat atau pesan adalah ajaran moral atau pesan yang

hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui

karyanya. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

163

sebagainya. Amanat akan ditemukan bila pembaca membaca

secara utuh karya tersebut. Kemudian, setelah pembaca

mampu dan berhasil menemukan amanat di dalam karya

sastra tersebut, diharapkan nilai-nilai moral tersebut dapat

berguna dan bermanfaat bagi pembaca itu sendiri.

Kota ………………

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru mata pelajaran

NIP … NIP …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN KARYA PRAPTA DIHARJA …

164

BIODATA

Sebastianus Darwis Primasetia Dami,

lahir di Moloboh, Sanggau Kapuas,

Kalimantan Barat pada 20 November

1994. Lulus di Taman Kanak-kanak

Epiphania Singkawang pada tahun

2000. Tahun 2000 melanjutkan ke

sekolah dasar (SD) di SDN 02

Samalantan dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 melanjutkan

pendidikan di SMPN 01 Samalantan dan lulus pada tahun 2009. Tahun

2009 melanjutkan pendidikan di SMA Seminari Menengah Santo

Paulus Nyarumkop, Singkawang Timur, dan lulus pada tahun 2012.

Kemudian melanjutkan perguruan tinggi di Universitas Sanata Dhrama

Yogyakarta pada tahun 2012. Penulis tercatat sebagai mahasiswa aktif

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Masa kuliah

di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menyelesaikan tugas

akhir berupa skripsi yang berjudul “Analisis Unsur Intrinsik Cerita

Pendek “Gadis Manis dalam Bis” karya Prapta Diharja dan

Implementasi Rencana Pembelajaran”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI