Top Banner
ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI SULAWESI SELATAN ASNIDAR 105961110517 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021
75

ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

Oct 02, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

i

ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG

DI SULAWESI SELATAN

ASNIDAR

105961110517

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

ii

ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG

DI SULAWESI SELATAN

ASNIDAR

105961110517

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 3: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Page 4: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

iv

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Page 5: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

v

PENYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Trend

Estimasi Harga Minyak Goreng di Sulawesi Selatan” adalah benar merupakan

hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Makassar,

Asnidar

105961110517

Page 6: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

vi

ABSTRAK

ASNIDAR. 105961110517. Analisis Trend Estimasi Harga Minyak Goreng di

Sulawesi Selatan. Dibimbing oleh Mohammad Natsir dan Nadir.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend linear dan trend non linear

minyak goreng di Sulawesi Selatan.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik), dalam bentuk time series selama

kurun waktu 20 tahun, yaitu tahun 2000-2019. Metode analisis data yang

digunakan untuk mengetahui trend estimasi harga komoditas minyak goreng di

Sulawesi Selatan adalah analisis trend linear dan analisis trend non linear dengan

data yang sudah diolah.

Hasil analisis trend linear harga minyak goreng di Sulawesi Selatan selama

20 tahun dari 2000-2019 menunjukkan trend mengalami yang relatif menurun

(negatif). Demikian tinggi rendahnya harga minyak goreng tidak dipengaruhi oleh

tingkat harga minyak goreng karena harga minyak goreng dikandalikan oleh pihak

pemerintah. Berdasarkan hasil analisis trend non linear harga minyak goreng di

Sulawesi Selatan persamaan model kuadrat polynomial orde 4 atau 2 siklus

menunjukkan bahwa harga minyak goreng di Sulawesi Selatan dipengaruhi oleh

kronologis waktu pada tahun 2000-2019. variasi perkembangan harga minyak

goreng di Sulawesi Selatan dengan kronologis waktu dari tahun 2000 sampai

tahun 2019 hanya dapat dijelaskan sebanyak 64,35% sedangkan sebanyak 35,65%

dipengaruhi oleh faktor lain yang merupakan variabel yang tidak diteliti.

Kata kunci : Trend, Estimasi, Minyak Goreng

Page 7: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

vii

ABSTRACT

ASNIDAR. 105961110517. Trend Analysis of Cooking Oil Price

Estimation in South Sulawesi. Supervised by Mohammad Natsir and Nadir.

This study aims to determine the linear trend and non-linear trend of

cooking oil commodities in South Sulawesi. The data source used in this study is

secondary data obtained from BPS (Central Statistics Agency), in the form of a

time series for a period of 20 years, namely 2000- 2019. The data analysis method

used to determine the trend of estimated cooking oil prices in South Sulawesi is

linear trend analysis and non-linear trend analysis with processed data.

The results of the linear trend analysis of cooking oil prices in South

Sulawesi for 20 years from 2000-2019 show a relatively declining (negative)

trend. Thus, the high and low prices of cooking oil are not affected by the level of

cooking oil prices because the price of cooking oil is controlled by the

government. Based on the results of the non-linear trend analysis of cooking oil

prices in South Sulawesi, the quadratic equation model of a polynomial of order 4

or 2 cycles shows that the price of cooking oil in South Sulawesi is influenced by

chronological time in 2000-2019. Variations in the development of cooking oil

prices in South Sulawesi with a chronological time from 2000 to 2019 can only be

explained as much as 64.35% while as much as 35.65% is influenced by other

factors which are variables not studied.

Keywords: Trend, Estimation, Cooking Oil

Page 8: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat, hidayah dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis dengan

penuh ketenangan hati dan keteguhan pikiran untuk dapat menyelesaikan skripsi

dengan baik dan lancar.Tak lupa pula penulis ucapkan salam dan shalawat kepada

Nabi Muhammad SAW, karena beliaulah yang telah menghantarkan kita ke

zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh berkah.

Adapun judul skripsi yang saya akan bahas adalah “Analisis Trend Estimasi

Harga Minyak Goreng di Sulawesi Selatan”. Penyusunan skripsi ini bertujuan

untuk memenuhi syarat untuk bisa mencapai gelar Sarjana Pertanian di

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Dr. Mohammad Natsir, S.P., M.P. Selaku pembimbing utama

dan Nadir, S. P., M.Si. selaku pembimbing pendamping yang

senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan

penulis, sehingga proposal ini dapat diselesaikan.

2. Ibu Dr. Hj. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P. selaku Ketua Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 9: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

ix

4. Kedua orang tua Ayahanda Abd. Halim, dan Ibunda Sukma serta doa

yang dipanjatkan kepada ALLAH SWT untuk penulis.

5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudan

ilmu kepada penulis.

6. Kepada seluruh keluargaku yang senantiasa memberikan semangat

untuk penulis

7. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan “angkatan 017” jurusan

Agribisnis Universitas Muhamadiyah Makassar.

Akhir kata, penulis memiliki harapan besar skripsi ini memberikan

manfaat kepada semua pembacanya.

Makassar, 24 juni 2021

Asnidar

Page 10: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................i

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ..................................................................iv

ABSTRAK ..........................................................................................................vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................x

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................6

1.3. Tujuan Penelitian .........................................................................................6

1.4. Kegunaan Penelitian.....................................................................................6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Analisis Trend ..............................................................................................7

2.2. Estimasi ........................................................................................................7

2.3. Komoditas Minyak Goreng ..........................................................................8

2.4. Teori Harga ..................................................................................................12

2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan .............................................................15

Page 11: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

xi

2.6. Karangka Pemikiran .....................................................................................24

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................26

3.2. Jenis dan Sumber Data .................................................................................26

3.3. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................26

3.4. Teknik Analisis Data ....................................................................................27

3.5. Defenisi Operasional ....................................................................................29

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1.1 Kondisi Topografi dan Geografis ................................................................30

1.2 Keadaan Demografis ....................................................................................31

1.3 Kondisi Pertanian .........................................................................................33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Trend Linear Komoditas Minyak Goreng di Sulawesi Selatan ......36

5.2 Analisis Trend Non Linear Komoditas Minyak Goreng di Sulawesi

Selatan ..........................................................................................................41

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan ...................................................................................................45

6.2 Saran ..............................................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................47

LAMPIRAN .......................................................................................................49

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................61

Page 12: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

teks

Tabel.1 Tingkat Penjualan Harga Minyak Goreng di Sulawesi Selatan. ............5

Tabel. 2 Kajian Penelitian Terdahulu..................................................................15

Tabel 3. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk .....................................................32

Tabel 4. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ......................................33

Tabel 5. Hasil Estimasi Multiple Regression Harga Minyak Goreng

di Sulawesi Selatan Tahun 2000-2019 ..................................................44

Page 13: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

teks

Gambar 2. 1 Kerangka Pikir Analisis Trend Estimasi Harga Minyak Goreng

di Sulawesi Selatan.........................................................................25

Gambar 5.1 Grafik Trend Linear Harga Minyak Goreng ..................................37

Gambar 5.2 Grafik Trend Non Linear Harga Minyak Goreng ..........................41

Page 14: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

teks

Lampiran 1. Peta Sulawesi Selatan .....................................................................50

Lampiran 2. Data Harga Minyak Goreng di Sulawesi Selatan ...........................51

Lampiran 3. Hasil Analisis Regresi Trend Linear dan Trend Non Linear ..........52

Lampiran 4. Badan Pusat Statistik (BPS) ..........................................................54

Lmpiran 5. Pengambilan Data di Badan Pusat Statistik ..................................55

Lampiran 6. Pencarian Data di Badan Pusat Statistik .........................................55

Lampiran 7. Sumber Pencarian Data-Data..........................................................56

Lampiran 8. Surat Balasan dari Badan Pusat Statistik (BPS) .............................56

Lampiran 9. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi ..................................................58

Lampiran 10. Hasil turniting ...............................................................................60

Page 15: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak goreng bagi masyarakat Indonesia adalah salah satu kebutuhan pokok

atau merupakan salah satu dari Sembako (sembilan bahan pokok) menurut

keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Dalam kehidupan sehari-hari

minyak goreng dikonsumsi oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia baik yang

berada di perkotaan maupun perdesaan Amang (1996). Minyak goreng digunakan

untuk memasak seperti: penumisan, penggorengan dalam jumlah yang sedikit

maupun banyak. Sebab minyak goreng dapat memberikan aroma yang sedap, cita

rasa yang lebih lezat, gurih, membuat makanan menjadi renyah atau crispy, serta

penampilan yang lebih menarik memberikan warna keemasan dan kecoklatan

daripada makanan yang dikukus, direbus atau dipanggang.

Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan

yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan

untuk menggoreng makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai pengantar panas,

penambah rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan.

R.Fuandi, S. F Ririn, Angga, dan Hariska (2012), Minyak goreng setelah

dipakai menggoreng beberapa kali telah menjadi dekomposisi senyawa sehingga

kualitasnya menurun tajam. Minyak goreng bekas (jelantah) disebabkan karena

minyak mengalami kerusakan selama proses penggorengan dan pemanasan secara

berulang-ulang, yang akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi dari bahan pangan

yang digoreng Pada umumnya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa

Page 16: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

2

antara lain, polimer, aldehida, asam lemak, senyawa aromatik, dan lakton. Di

samping itu, minyak jelantah juga tidak baik untuk kesehatan apabila senyawa

polar mencapai 25−27%. Sebagai tanda awal dari kerusakan minyak goreng

adalah terbentuknya akrolein pada minyak goreng. Akrolein ini menyebabkan rasa

gatal pada tenggorokan pada saat mengkonsumsi makanan yang digoreng

menggunakan minyak goreng berulang kali.

Menurut Ketaren (2008), Penggunaan minyak goreng sawit sebagai medium

penghantar panas, menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dan kalori dalam

makanan. Minyak goreng tersusun dari beberapa senyawa seperti asam lemak dan

trigliserida. Minyak atau lemak tidak mungkin tersusun atas satu jenis asam

lemak, selalu dalam bentuk campuran dari banyak asam lemak, proporsi

campuran asam-asam lemak tersebut menyebabkan lemak dapat berbentuk cair

atau padat, bersifat sehat atau membahayakan kesehatan, tahan simpan, atau

mudah tengik.

Dampak dan bahaya yang dapat ditimbulkan dalam penggunaan minyak

goreng bekas memang seharusnya dihindari meskipun beberapa orang atau

pedagang makanan tetap berkeras untuk menggunakannya. Penggunaan minyak

yang sudah berulang-ulang kali dipakai juga dapat meningkatkan kandungan asam

lemak trans sehingga kandungan kolestrol jahat didalam tubuh juga meningkat,

sementara kadar kolestrol baik akan menurun. Ketika lemak trans tersebut

kemudian menumpuk dan membentuk plak pada dinding bagian dalam arteri dan

dapat memicu terjadinya stroke, serangan jantung, diabetes, dan infeksi bakteri.

Penyakit tidak menular yang banyak disebabkan karena pemakaian minyak yang

Page 17: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

3

digunakan berulang kali, masyarakat dari kalangan ekonomi lemah. Kelebihan

lemak akan menyebabkan obesitas. Untuk melakukan tindakan pencegahan lebih

selektif lagi dalam memilih minyak goreng, ciri-ciri yang paling mudah dilihat

adalah minyak yang berwarna bening serta berbentuk lebih encer, sehingga

membuat minyak yang menempel pada makanan lebih sedikit.

Stabilisasi harga kebutuhan pokok termasuk minyak goreng merupakan

salah satu program kebijakan pemerintah, yang dilakukan untuk menjaga

standar kelayakan hidup masyarakat. Produk minyak goreng menjadi salah

satu barang yang penting untuk dikendalikan karena menyangkut kepentingan

masyarakat banyak. Rata-rata konsumsi minyak goreng per kapita di Indonesia

mencapai 10,4 kg per tahun (BPS, 2007).

Namun, ketika terjadi penurunan harga di pasar input (CPO), harga minyak

goreng di pasar domestik tidak berespon secara proporsional. Hal ini dapat

memicu terjadinya perilaku ataupun praktek persaingan usaha tidak sehat yang

dilakukan oleh para pelaku usaha minyak goreng di Indonesia (sehingga

mengkondisikan harga minyak goreng relatif tetap tinggi meskipun variabel

input (CPO) telah mengalami penurunan harga yang signifikan).

Buana (2001) dalam Utama (2013), Minyak goreng atau disebut RBD

(Refined, Bleached, Deodorized) Olein merupakan salah satu hasil olahan kelapa

sawit yang menjadi bahan makanan pokok yang mendapat perhatian khusus dari

pemerintah. Minyak goreng dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa

memandang status sosial, ekonomi dan politik. Menurut surat Keputusan

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Nomor:

Page 18: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

4

02240/B/SK/VII/1991 tentang pedoman persyaratan mutu serta label dan

periklanan makanan yang dimaksud minyak goreng (cooking oil) adalah minyak

yang diperoleh dari atau dengan cara memurnikan minyak goreng, dengan tujuan

untuk menghilangkan bahan-bahan logam, bau, asam lemak bebas dan zat-zat

warna.

Winarno (2004), Minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif

dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak dapat menghasilkan

energi 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan energi 4

kkal/gram. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu

pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak diinginkan dan dapat

menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan.

Maryati (2010), menyatakan trend adalah suatu gerakan (kecenderungan) naik

atau turun dalam jangka panjang, yang diperoleh dari rata–rata perubahan dari

waktu ke waktu. Rata-rata perubahan tersebut bisa bertambah bisa berkurang. Jika

rata-rata perubahan bertambah disebut trend positif atau trend mempunyai

kecenderungan naik. Sebaliknya, jika rata–rata perubahan berkurang disebut trend

negatif atau trend yang mempunyai kecenderungan menurun.

Harinaldi (2005), estimasi adalah keseluruhan proses yang memerlukan serta

menggunakan estimator untuk menghasilkan sebuah estimate dari suatu

parameter. Arti estimasi adalah suatu pengukuran yang didasarkan pada hasil

kuantitatif atau dengan kata lain, tingkat akurasinya bisa diukur dengan angka

Tockey (2004). Dalam meningkatkan harga minyak goreng memiliki tingkat

penjualan yang lumayan tinggi mulai pada tahun 2011-2016, namun ada beberapa

Page 19: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

5

tahun penjualan minyak goreng mengalami penurunan dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel.1 Tingkat Penjualan Harga Minyak Goreng di Sulawesi Selatan.

No. Tahun Harga Penjualan Eceran (Rp)

1. 2011 12. 908,92

2. 2012 13.119,50

3. 2013 12.610,33

4. 2014 13.722,08

5. 2015 13.692,33

6. 2016 13.858,92

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2020

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa harga minyak goreng di

Sulawesi Selatan mengalami fluktuasi harga. Produsen minyak goreng di

Sulawesi Selatan diwakili oleh Kabupaten Gowa dan Kota Makassar, sedangkan

di wilayah Kabupaten Maros tidak ada produsen minyak goreng. Berdasarkan

wilayah pemasok, untuk wilayah Kabupaten Gowa pemasok bahan baku seratus

persen berasal dari Kabupaten Gowa, kemudian hasil produksi minyak goreng

dari Kabupaten Gowa dipasarkan ke Kota Makassar, dan Kabupaten Gowa.

Sementara itu untuk wilayah Kota Makassar bahan baku untuk produsen minyak

goreng dipasok dari Kabupaten Polewali Mandar, Kabupaten Mamuju, Kabupaten

Selayar dan Bulukumba. Produksi minyak goreng di Kota Makassar,

pemasarannya seratus persen untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng di Kota

Makassar. Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan diatas maka penulis tertarik

melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Trend Estimasi Harga Minyak

Goreng di Sulawesi Selatan.

Page 20: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana trend linear harga minyak goreng di Sulawesi Selatan?

2. Bagaimana siklus harga dengan trend non linear minyak goreng di

Sulawesi Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis trend linear harga minyak goreng di Sulawesi Selatan.

2. Untuk menganalisis Siklus harga dengan trend non linear minyak goreng

di Sulawesi Selatan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan masyarakat terhadap harga minyak goreng di

Sulawesi Selatan.

2. Sebagai bahan referensi bagi pihak yang membutuhkan

3. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Universitas

Muhammadiyah Makassar

4. Manfaat penelitian ini bagi peneliti yang akan datang adalah sebagai acuan

dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan pelaku konsumen

terhadap minyak goreng.

Page 21: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Trend

Natsir (2015), Analisis trend merupakan metode analisis yang ditujukan

untuk melakukan suatu estimasi maupun peramalan pada masa mendatang.

Analisis jangka pendek dan jangka panjang jika analisis yang dipakai jangka

pendek, maka ada trend yang model analisisnya dianggap berbentuk linear,

sedangkan dalam jangka panjang banyak faktor yang ikut mempengruhi fluktuasi

data time series Sehingga bentuk analisisnya cenderung bersifat non-linear.

Maryati (2010), menyatakan trend adalah suatu gerakan (kecenderungan) naik

atau turun dalam jangka panjang, yang diperoleh dari rata–rata perubahan dari

waktu ke waktu. Rata-rata perubahan tersebut bisa bertambah bisa berkurang. Jika

rata-rata perubahan bertambah disebut trend positif atau trend mempunyai

kecenderungan naik. Sebaliknya, jika rata–rata perubahan berkurang disebut trend

negatif atau trend yang mempunyai kecenderungan menurun.

Trend menunujukkan perubahan nilai suatu variabel yang relatif stabil

perubahan populasi, perubahan harga, perubahan teknologi, dan peningkatan

produktivitas. M. Narafin (2013), mengatakan ramalan pendapatan (penjualan)

merupakan proses aktivitas memperkirakan produk yang akan dijual atau

disewakan di masa yang akan datang dalam keadaan tertentu dan dibuat

berdasarkan data historis yang pernah terjadi atau mungkin terjadi.

Page 22: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

8

2.2 Estimasi Harga

Harinaldi (2005), estimasi adalah keseluruhan proses yang memerlukan serta

menggunakan estimator untuk menghasilkan sebuah estimate dari suatu

parameter. Arti estimasi adalah suatu pengukuran yang didasarkan pada hasil

kuantitatif atau dengan kata lain, tingkat akurasinya bisa diukur dengan angka

Tockey (2004). Atau estimasi adalah perkiraan, penilaian, atau pendapatan. Ini

menunjukkan bahwa istilah estimasi dapat kita gunakan secara umum untuk

menyatakan perkiraan, penilaian, atau pendapatan mengenai sesuatu.

2.3 Komoditas Minyak Goreng

Ketaren (2005), Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak

tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan

biasanya digunakan untuk menggoreng bahan makanan. Minyak dan lemak

merupakan campuran dari ester-ester asam lemak dengan gliserol yang akan

membentuk gliserida, ester-ester tersebut biasa disebut dengan trigliserida.

Winarno (2004), minyak goreng berfungsi sebagai medium pengantar panas,

penambah rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan. Mutu minyak

goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai

terbentuk akrolein yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gatal pada

tenggorokan.

Bahan baku minyak goreng yang saya teliti adalah Minyak Kelapa Sawit,

Minyak kelapa sawit merupakan bahan dasar pembuatan berbagai produk

toiletries, makanan, kosmetik, farmasi, dan bahan bakar nabati. Industri hilir

memberikan keuntungan lebih besar bagi suatu negara karena memberikan nilai

Page 23: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

9

tambah produk dan membuka lapangan pekerjaan. Seperti pengolahan CPO

menjadi minyak goreng memberikan nilai tambah 50%, fatty acid 100, ester 150-

200, biodiesel 66%, surfaktan 300-400% dan kosmetik 600-1000%.

Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit

merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber

penghasil devisa non migas bagi Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak

kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong

pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa

sawit.

Berkembangnya sub‐sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak lepas

dari adanya kebijakan pemerintah yang memberikan berbagai insentif, terutama

kemudahan dalam hal perijinan dan bantuan subsidi investasi untuk pembangunan

perkebunan rakyat dalam pembukaan wilayah baru untuk areal perkebunan besar

swasta.

Minyak yang diproduksi dari buah kelapa sawit telah terbukti mempunyai

karakteristik unik dan unggul dibandingkan dengan minyak dari tanaman lainnya,

untuk memperoleh manfaat optimal dari minyak sawit sebagai komoditas unggul

yaitu :

1. Tanaman kelapa sawit mempunyai produktivitas tinggi dalam menghasilkan

minyak. Tanaman kelapa sawit sangat efesinsi sekali memanen energi sinar

matahari dan mengkoversikannya menjadi minyak serta biomasa hasil tanaman

lain yang semua bagiannya biasa dimanfaatkan.

Page 24: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

10

2. Minyak kelapa sawit mempunyai sejarah lama sebagai minyak yang aman.

Tanaman ini telah dikenal sebagai penghasil minyak sawit, minyak alami yang

telah dikonsumsi manusia sejak lama.

3. Minyak kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak utama, buah kelapa sawit

merupakan buah yang kaya dengan minyak. Dalam tandan buah sawit yang

dipanen, terdiri dari kulit dan tandan (29%), biji atau inti sawit (11%), dan

daging buah (60%). Hal ini merupakan karakteristik unit dan unggul dari buah

kelapa sawit jika dibandingkan dengan jenis tanaman penghasil minyak

lainnya, karena kelapa sawit biasa menghasilkan dua jenis minyak dari buah

yang sama.

4. Minyak kelapa sawit mempunyai potensi yang sangat luas. Dengan rekam jejak

keamanan penggunaan yang sudah teruji lama, minyak kelapa sawit banyak

digunakan dalam berbagai aplikasi, pada berbagai produk yang sangat luas dan

beragam; baik produk pangan, maupun produk non-pangan. Dalam bidang

pangan, minyak kelapa sawit banyak digunakan sebagai minyak goreng,

shortening, margarin, vanaspati, cocoa butter, substitules, dan sebagai

ingriend pangan lainnya. Aplikasi dalam bidang non-pangan juga terus

berkembang, terutama sebagai oleokimia, biodiesel, dan berbagai ingridien

untuk berbagai industri non-pangan, misalnya untuk industri farmasi.

5. Minyak kelapa sawit mempunyai potensi unggul untuk diaplikasikan pada

produk pangan. Karena sifat fisik, kimia dan gizi yang cocok, maka minyak

kelapa sawit dan produk turunannya mempunyai potensi unggul untuk

diaplikasikan pada produk pangan.

Page 25: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

11

6. Minyak kelapa sawit mempunyai komposisi asam lemak jenuh dan tidak jenuh

dengan proporsi yang seimbang

7. Minyak kelapa sawit yang mudah difraksinasi menjadi fraksi cair (olen) dan

fraksi padat (stearin). Proses fraksinasi adalah proses pemisahan minyak

berdasarkan pada perbedaaan sifat lelehnya. Olein sawit (Palm olein) bersifat

cair pada suhu ruang.

8. Minyak kelapa sawit berpotensi untuk dijadikan bahan mentah untuk produksi

lemak special (specially fats) yang bernilai ekonomi tinggi.

9. Minyak kelapa sawit tidak mengandung asal lemak trans.

10. Minyak kelapa sawit merupakan sumber alami vitamin E yang berpotensial,

terutama dalam bentuk tokoferol dan tokotrieno.

11. Minyak kelapa sawit kasar merupakan minyak dengan mempunyai

kandungan karotenoid (pro-vitamin A) yang sangat tinggi. Dibandingkan

dengan berbagai bahan lain yang dikenal sebagai sumber-sumber karotenoid

(pro-vitamin A), minyak sawit sebetulnya merupakan sumber karotenoid

yang lebih potensial. Karotenoid bisa berfungsi ganda; yaitu sebagai

antioksida dan sumber vitamin A bagi tubuh.

Minyak goreng merupakan industri hilir kelapa sawit Indonesia yang paling

menonjol. Dari 17 industri pengolahan perkebunan, minyak goreng memiliki nilai

tambah bruto tertinggi yaitu Rp 374,6 miliar. Industri sawit Indonesia terbuai pada

tingginya poduksi CPO, padahal disisi lain terdapat potensi besar diversifikasi

produk sawit. Indonesia selaku produsen kelapa sawit tertinggi didunia hanya

memiliki 3 buah inovasi paten. Malaysia memiliki 79 inovasi paten, diikuti oleh

Page 26: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

12

Singapura dengan 34 inovasi paten dan Thailand memiliki 4 paten. Sehingga

Malaysia mampu menjadi hub industry downstream kelapa sawit. Rendahnya

aplikasi paten produk sawit Indonesia perlu menyadarkan pentingnya penelitian

dan pengembangan.Salah satu aktor potensial yang dapat membantu yaitu Badan

Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Tantangan diversifikasi selain modal, juga

teknologi. BPDP juga dapat mendukung pengembangan teknologi untuk

diversifikasi sawit.

2.4 Teori Harga

Harga

Menurut Philip Kotler dan A.B Susanto (2001), harga merupakan satu-

satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur lainnya

menimbulkan biaya. Harga juga merupakan salah satu bauran pemasaran yang

paling fleksibel, harga dapat diubah dengan cepat, tidak seperti tampilan produk

dan perjanjian distribusi. Harga dapat berubah-ubah dengan cepat pada saat yang

sama penetapan harga dan persaingan harga adalah masalah utama yang dihadapi

banyak eksekutif pemasaran. Harga menjadi faktor utama yang dapat

mempengaruhi pilihan seorang pembeli, harga cukup berperan dalam menentukan

pembelian konsumen, untuk itu sebelum menetapkan suatu harga, sebaiknya

perusahaan melihat beberapa refrensi harga suatu produk yang dinilai cukup

tinggi dalam penjualan.

Menurut Rahman (2010), Strategi Penetapan Harga pemasaran melalui harga

terbagi menjadi 6 strategi yaitu sebagai berikut:

Page 27: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

13

1. Penetration Price

Penetration price adalah strategi pendekatan pemasaran yang menetapkan

harga jual lebih rendah daripada harga normalnya dengan tujuan untuk

mempercepat penetrasi atau penerimaan pasar pada produk yang ditawarkan.

Artinya sebuah perusahaan atau unit bisnis memfokuskan pada peningkatan

pangsa pasar dengan menetapkan harga barang lebih rendah dari pada harga

normal. Strategi jangka panjangnya adalah untuk mempercepat penerimaan pasar

atau meningkatkan pangsa pasar yang sudah ada.

2. Skimming Price

Berbanding terbalik dengan penetration price, skimming price justru

menetapkan harga pada tingkat yang tinggi dalam waktu tertentu. Strategi ini

mengasumsikan konsumen tertentu akan membayar pada harga, produk, baik

barang maupun jasa dengan tingkat yang tinggi tersebut dengan menggangap

produk tersebut bernilai prestisius. Strategi pemasaran dengan menetapkan harga

tinggi dalam waktu terbatas ini, perlahan kemudian akan diturunkan sampai

dengan level yang kompetitif atau sesuai dengan harga pasar.

3. Follow the Leader Price

Follow the Leader Price merupakan strategi penetapan harga menurut

pemimpin pasar, dengan menjadikan pesaing sebagai model dalam menetapkan

harga barang atau jasa.

4. Variabel Price

Sebuah unit bisnis menetapkan strategi harga variabel untuk menawarkan

kelonggaran harga pada konsumen tertentu. Dalam beberapa unit bisnis, banyak

Page 28: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

14

perusahaan yang menetapkan daftar harga dalam dua bagian, yakni harga standar

dan harga dengan kelonggaran bagi pembeli tertentu. Pengertian mudahnya,

variabel price adalah pendekatan pemasaran dengan menetapkan lebih dari satu

harga produk atau jasa dengan tujuan menawarkan harga pada konsumen.

5. Flexible Price

Pendekatan ini dapat digunakan jika jumlah barang dan jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan sangat terbatas, sedangkan permintaan pembeli

cenderung berubah di kemudian hari sehingga strategi ini menawarkan

pendekatan pemasaran dengan penetapan harga yang berbeda untuk

mencerminkan perbedaan dalam permintaan konsumen.

6. Price Linning

Price linning adalah pendekatan pemasaran dengan menetapkan beberapa

tingkat harga barang dagangan yang berbeda. Strategi ini menentukan beberapa

harga yang berbeda yang memiliki item serupa dari barang dagangan eceran yang

untuk dijual. Strategi penetapan ini memiliki keuntungan untuk menyederhanakan

pilihan bagi konsumen dan mengurangi persediaan minimum yang diperlukan.

Menurut Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani (2006), bahwa istilah harga

dalam bisnis jasa bisa ditemui dengan berbagai sebutan. Universitas atau

perguruan tinggi menggunakan SPP (tuition), konsultan profesional menggunakan

istilah fee, bank menggunakan istilah service charge, jasa jalan tol atau jasa

angkutan menggunakan istilah tarif, pialang menggunakan istilah komisi,

apartemen menggunakan istilah sewa, asuransi menggunakan istilah premi, dan

Page 29: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

15

sebagainya. Harga berpengaruh langsung terhadap laba usaha. Laba usaha

diperoleh dari pendapatan total dikurangi biaya total.

Menurut Alma Buchari (2011), harga adalah satuan moneter atau ukuran

lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak

kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan jasa sehingga menimbulkan

kepuasan konsumen.

Menurut Sofjan Assauri (2013), harga merupakan beban atau nilai bagi

termasuk biaya keuangan dari konsumsi, disamping biaya sosial yang bukan

keuangan, seperti dalam bentuk waktu, upaya, psikis, risiko, dan prestise atau

gengsi sosial.

Harga mempengaruhi trend estimasi harga komoditas minyak goreng adalah

untuk mengetahui penjualan minyak goreng setiap tahunnya, dimana jika grafik

harga minyak goreng meningkat maka mengalami trend positif dan jika grafik

harga minyak goreng menurun maka mengalami trend negatif.

2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu merupakan hal yang diperlukan dalam mendukung hasil

penelitian. Penelitian yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian ini yaitu

yang berhubungan dengan judul terkait tentang analisis trend estimasi harga.

Maka dari itu perlu dilakukan pengkajian jurnal, skripsi ataupun thesis terkait

judul yang sesuai. Berikut penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam

penelitian ini :

Tabel 2. Kajian Penelitian Terdahulu

Page 30: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

16

No Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis trend

dan estimasi

harga bawang

merah di

Kabupaten

Bayumas.

(Periode Januari

2008- Desember

2017). Rahmi

Hayati Putri,

Watemina (2014)

Penelitian ini

menggunakan metode

analisis ekonometrik yaitu

metode Least Square

(Kuadrat Terkecil) dengan

mengestimasi harga

bawang merah melalui

persamaan

trend/persamaan regresi

yang menggunakan data

time series. Persamaannya

dapat dituliskan sebagai

berikut:

𝑌ᵼ = 𝑎 + 𝑏𝑥

Keterang an:

Y = Harga bawang merah

a = Bilangan konstanta

b= Koefisien

kecenderungan garis

trend

x = waktu (bulan)

Berdasarkan hasil

penelitian dapat

disimpulkan bahwa:

1. Perkembangan harga

bawang merah di

Kabupaten Banyumas

pada bulan Januari 2008

± September 2013

adalah cenderung

meningkat. Hal ini

ditandai oleh koefisien

regresi yang positif yaitu

207,50.

2. Estimasi kenaikan

harga bawang merah di

Kabupaten Banyumas

pada bulan Oktober

2013 ± Desember 2017

tidak begitu signifikan.

Kenaikan harga tiap

bulannya diperkirakan

sebesar Rp 207,50,-/kg.

Namun harus tetap

diwaspadai ketika terjadi

kekurangan pasokan

akibat menurunnya

produksi bawang merah

dan pada saat hari-hari

besar keagamaan karena

harga bawang merah

berkemungkinan

meningkat tajam.

2. Trend Dan

Estimasi

Produksi Padi

Dan Konsumsi

Beras Di Provinsi

Kalimantan

Tengah. Indah

Pratiwi Gurning,

Yuprin A. D.,

Eka Nor Taufik

(2019)

Analisis data untuk

mencapai tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

menganalisis produksi padi

di Provinsi Kalimantan

Tengah dari tahun 2001 –

2015 menggunakan

Metode Least Square

dengan persamaan garis

trend yang

linier/persamaan regresi.

Analisis trend merupakan

Hasil analisis

menyimpulkan bahwa

Trend produksi padi di

Provinsi Kalimantan

Tengah tahun 2001 –

2015 adalah meningkat

dengan rata-rata

pertumbuhan 5,51

persen per tahun. Garis

trend menunjukkan

pergerakan arah garis

dari kiri bawah ke kanan

Page 31: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

17

suatu metode analisis yang

ditujukan untuk melakukan

suatu estimasi atau

peramalan pada masa yang

akan datang. Metode ini

dipilih dikarenakan bahwa

dalam melakukan

peramalan yang baik tentu

adalah sebuah angka yang

mampu untuk

memperkirakan data

setepat mungkin, atau

perkiraan yang mempunyai

kesalahan sekecil

mungkin. Kesalahan

minimal tersebut dapat

diantisipasi dengan

menggunakan cara Least

Square (kuadrat terkecil),

yakni upaya untuk

meminimumkan hasil

kuadrat antara data asli

dengan data prediksi agar

diperoleh ramalan yang

lebih akurat

atas yang menjelaskan

bahwa rata-rata nilai

produksi padi di

Provinsi Kalimantan

Tengah tahun 2001 –

2015 cenderung

meningkat. Dan

Estimasi produksi padi

di Provinsi Kalimantan

Tengah tahun 2016 –

2020 diketahui bahwa

dalam lima tahun

kedepan dari tahun ke

tahun produksi padi

akan terus mengalami

peningkatan,

3. Analisis Trend

Pada Harga

Garam Yang

Dipengaruhi Oleh

Curah Hujan Di

Kabupaten

Jeneponto. Dewi

Murti (2019)

Analisis data untuk

mencapai tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

metode least square,

langkah-langkahnya

sebagai berikut:

1. Menyiapkan tabel data

harga garam dan curah

hujan apakah termasuk

data ganjil atau data

genap dengan melihat

jumlah tahun yang

digunakan. Data pada

tahun 2013-2017 sebagai

data in sample dan tahun

2018-2020 sebagai data

out sample.

2. Menetukan nilai X.

Untuk perhitungan

diperlukan nilai variabel

waktu (x), jumlah nilai

Berdasarkan hasil

analisis yang dilakukan,

maka diperoleh hasil

ramalan harga garam

yang dipengaruhi oleh

curah hujan pada tahun

2018 dengan

menggunakan trend

sebesar Rp. 2.627/kg.

Semakin tinggi

intensitas curah hujan

yang terjadi maka harga

garam pun akan semakin

tinggi atau mahal.

Begitupun sebaliknya

semakin rendah

intensitas cutah hujan

maka harga garam pun

akan menjadi murah.

Page 32: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

18

variabel waktu adalah

nol.

a. Untuk periode waktu

ganjil

1. Jarak antara 2

waktu diberi nilai satu

satuan.

2. Diatas 0 diberi

tanda negatif (-)

3. Dibawahnya diberi

tanda positif (+)

3. Untuk periode waktu

genap

1. Jarak antara 2 waktu

diberi nilai dua

satuan

2. Diatas 0 diberi tanda

negatif (-)

3. Dibawahnya diberi

tanda positif (+) 3.

Menentukan nilai

XY. Dengan cara

mengalikan jumlah

harga garam dengan

nilai variabel setiap

tahun yang

bersangkutan (Y)

dengan parameter

(X).

4. Menentukan nilai .

Dengan cara

mengkuaadratkan

parameter (X).

5. Menentukan nilai .

Dengan cara

mengkuaadratkan

parameter (Y).

6. Menentukan model

7. Melakukan

peramalan harga

garam yang

dipengatuhi oleh

curah hujan dengan

persamaan garis

trend

Page 33: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

19

4. Sistem Prediksi

Harga Pangan Di

Pasar Kota

Baubau

Menggunakan

Metode Least

Square. La

Raufun, Rasyid

Liwang, Ratu

Siska Dewi

(2020).

data harga komoditas

pangan selanjutnya dapat

melakukan proses

perhitungan prediksi harga

pangan Menggunakan

metode Least Square serta

dapat mencetak laporan

prediksi harga pangan.

Sedangkan user dapat

melihat informasi data

komoditas pangan,

informasi data harga

komoditas pangan, laporan

dan statistik prediksi harga

komoditas pangan.

Data yang di olah terdiri

dari 11 komoditas

pangan yaitu beras,

kedelai, cabai merah

keriting, daging ayam

ras, daging sapi murni,

minyak goreng, tepung

terigu, bawang putih,

telur ayam ras, bawang

merah, jagung, gula

pasir di pasar kota

Baubau dimulai dari

bulan maret 2017

sampai dengan bulan

desember 2018.

Berdasarkan data

komoditas beras harga

eceran dan harga grosir

tahun 2017-2018 di

prediksi harga

komoditas beras ditahun

2019-2020 mengalami

lonjakan harga, dimana

harga naik karena terjadi

permintaan terhadap

beras terus meningkat

pada bulan tertentu.

5. Analisis Trend

Penawaran Dan

Permintaan

Komoditi Kedelai

Indonesia. Rizky

Junianto, Markus

Patiung,

Koesriwulandari

(2019).

Sebelum dilakukan analisa

maka terlebih dahulu

dilakukan uji asumsi klasik

yaitu:

1. Uji normalitas, (Kriteria

pengujian normalitas

menurut Gujarati (2011)

adalah sebagai berikut:

- Jika nilai Sig. (2-tailed) <

α = 0,05, berarti data

berdistribusi tidak normal.

- Jika nilai Sig. (2-tailed) ≥

α = 0,05, berarti data

berdistribusi normal.

2. Uji multikolinearitas,

(Uji multikolinearitas

bertujuan untuk menguji

apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi

Faktor – faktor yang

berpengaruh significant

secara simultan terhadap

permintaan kedelai di

Indonesia adalah harga

kedelai domestik, harga

kedelai impor, harga

jagung, tingkat

pendapatan penduduk,

dan jumlah penduduk,

sedangkan secara parsial

faktor yang berpengaruh

significant terhadap

permintaan kedelai

adalah tingkat

pendapatan dan jumlah

penduduk.

Prediksi permintaan dan

penawaran kedelai di

Page 34: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

20

antar variabel bebas

(independen). Model regresi

yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi di antara

variabel independen

(Ghozali,2011).

Multikolinieritas berarti

bahwa antar variabel bebas

atau variabel terikat yang

terdapat dalam model

memiliki hubungan yang

sempurna atau mendekati

sempurna. Untuk

mendeteksi adanya

multikolinearitas dapat

dilihat dari nilai VIF

(variance inflation factor)

dan nilai tolerance melalui

program SPSS, dengan

kriteria sebagai berikut:

a. Nilai VIF > 10, maka

terjadi multikolinearitas

b. Nilai VIF ≤ 10, maka

bebas multikolinearitas)

3. Uji heteroskedastisitas,

(adapun cara digunakan

untuk mendeteksinya adalah

dengan melihat ada

tidaknya pola tertentu pada

grafik Scatter plot antara

SRESID dan ZPRED,

dimana sumbu Y adalah Y

yang telah diprediksi, dan

sumbu X adalah residual (

Y prediksi-Y

sesungguhnya) yang telah

di-studentized. Dasar

analisisnya adalah (Ghozali,

2006))

4. Uji autokorelasi (Uji

autokorelasi bertujuan

menguji apakah dalam

model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t

dengan kesalahan

Indonesia selama 12

tahun kedepan

mengalami penurunan

tiap tahunnya hingga

tahun 2031. Pada tahun

2031 angka penawaran

dan permintaan

memiliki kesamaan data.

Page 35: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

21

penggangu pada periode t-1

atau periode sebelumnya

(Ghozali, 2011). Jika terjadi

korelasi maka ada problem

autokorelasi. Model regresi

yang baik adalah regresi

yang bebas dari

autokorelasi).

6. Analisis trend

harga beras di

kota Makassar.

SIRMAN (2019)

Metode analisis data yang

digunakan dalam

penelitian ini meliputi :

Data time series adalah

nilai-nilai suatu variabel

yang berurutan waktu.

Dalam data ekonomi

biasanya kita mendapatkan

adanya fluktuasi/ variasi

dari waktu ke waktu atau

disebut time series. Variasi

ini biasanya disebabkan

oleh faktor trend. Trend

adalah keadaan data yang

menaik atau menurun dari

waktu ke waktu.

Rumus:

Y = a + Bx

X = Periode Waktu

Y = Variabel yang

digunakan (harga beras di

Kota Makassar)

a = Intersep konstanta

(nilai Y apabila X =0)

b = Besarnya perubahan

variabel Y yang

terjadi pada setiap

perubahan unit

variabel.

Trend harga beras

(kualitas, kualitas

medium, dan kualitas

premium) dikota

Makassar.

a. Perkembangan harga

beras kualitas

biasanya untuk setiap

bulannya

menunjukkan ke arah

peningkatan selama 4

tahun terkhir (2016-

2019) sebesar Rp

23,03/bulan.

b. Perkembangan harga

beras kualitas medium

untuk setiap bulannya

menunjukkan ke arah

peningkatan selama 4

tahun terkhir (2016-

2019) sebesar Rp

39,6/ bulan

c. Perkembangan

harga beras

kualitas premium

untuk setiap

bulannya

menunjukkan ke

arah peningkatan

selama 4 tahun

terkhir (2016-

2019) sebesar Rp

22,33/ bulan.

Page 36: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

22

7. Analisis Trend

Ekspor Teh

Indonesia.

Yusrizal Ariandi,

Istis Baroh, Jabal

Tarik Ibrahim

(2019)

Metode analisis data yang

akan digunakan adalah

analisis trend untuk

mengetahui trend ekspor

teh Indonesia, Model ini

digunakan untuk

mengetahui trend ekspor

teh Indonesia dan fungsi

dari analisis trend ekspor

teh Indonesia adalah:

𝑌 = 𝑎0 + 𝑎ᵢ 𝑋ᵢ + 𝑒ᵢ Keterangan:

Y = Variabel ekspor teh

(ton)

𝑎0 = Intercept

𝑎ᵢ = Parameter variabel

𝑋ᵢ = Variabel waktu

𝑒ᵢ = Pengaruh sisa

Berdasarkan hasil

analisis penelitian

mengenai trend ekspor

teh Indonesia, maka

dapat disimpulkan

sebagai berikut:

Hasil analisis trend

volume ekspor teh

Indonesia menunjukan

slope atau grafik yang

menurun. sementara

model trend volume

ekspor teh Indonesia

yang diperoleh yaitu

yaitu y = -3798.5x +

100823, yang berarti

setiap satu tahun volume

ekspor teh Indonesia

mengalami penurunan

sebesar 3.798,5 ton.

Hasil analisis trend nilai

ekspor teh Indonesia

menunjukan slope atau

grafik yang fluktuatif

namun tidak banyak

mengalami perubahan.

8. Fluktuasi Harga

Komoditas

Pangan Dan

Dampaknya

Terhadap Inflasi

Di Provinsi

Banten. Astari

Febriani

Setiawan, dan

Adi Hadianto

(2014)

Data yang diperoleh dalam

penelitian ini dianalisis

menggunakan analisis

deskriptif untuk

menjelaskan

perkembangan harga

komoditas pangan di

Provinsi Banten yang

disajikan dalam bentuk

grafik. Data selanjutnya

diolah dan dianalisis

menggunakan metode

VAR (Vector

Autoregression)

menggunakan software

Eviews 8 untuk

menganalisis dampak

fluktuasi harga komoditas

pangan terhadap inflasi di

Provinsi Banten.

Berdasarkan hasil

penelitian yang telah

dilakukan, diperoleh

beberapa simpulan

sebagai berikut:

1. Perkembangan

harga komoditas

pangan di Provinsi

Banten pada tahun

2011-2014 pada

umumnya memiliki

kecenderungan yang

meningkat.

2. Analisis IRF

menunjukkan bahwa

guncangan harga

komoditas jagung,

beras, daging ayam

ras, telur ayam ras

dan cabai merah

Page 37: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

23

Selanjutnya, dilakukan uji

kausalitas Granger

menggunakan software

Eviews 8 untuk

menganalisis keterkaitan

inflasi antar wilayah

sekitar Provinsi Banten.

keriting sebesar satu

standar deviasi akan

berdampak pada

peningkatan inflasi

Provinsi Banten.

9. Analisis Trend

Dan Kewilayahan

Komoditas Kopi

Serta Peranannya

Terhadap

Perkebunan

Indonesia. Reni

Widianti (2010)

Data yang digunakan

adalah data sekunder.

Metode analisis data yang

digunakan adalah analisis

trend dengan metode Least

Square Method, analisis

(LQ), analisis lokalisasi

dan spesialisasi, analisis

Basic Service Ratio (BSR)

dan Regional Multiplier

(RM).

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

trend produksi, luas

lahan dan harga

komoditas kopidi

Indonesia menunjukkan

nilai trend yang

cenderung meningkat.

Peramalan produksi,

luas lahan dan harga

komoditas kopi ke

depan yaitu tahun 2009-

2018 cenderung

mengalami peningkatan;

10. Peramalan

produksi, luas

panen dan harga

serta analisis

integrasi pasar

spasial kacang

tanah di Provinsi

Bengkulu. Fitri

Sakinah (2016)

Apabila data yang

didapatkan memiliki pola

trend, maka metode yang

dilakukan untuk peramalan

adalah metode trend.

Metode Trend yang akan

digunakan adalah teknik

linear, quadratic dan

eksponential. Persamaan

dalam teknik ini adalah :

a. Trend Linear : Ŷt = a

+ b1.t

b. Trend Quadratic : Ŷt

= a + b1.t + b2.t2

c. Trend Exponential :

Ln Ŷt = a + bt

Dimana :

Ŷt = ramalan untuk

periode kedepan setelah

periode t

a = intersep

Perkembangan produksi

dan luas panen kacang

tanah di Provinsi

Bengkulu cenderung

menurun dari tahun

1994-2014 dan

Perkembangan harga

kacang tanah pada

masing–masing

Kabupaten cenderung

meningkat dari tahun

2004-2013.

Page 38: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

24

b = slope kenaikan atau

penurunan

2.6 Kerangka Pemikiran

Winarno (2004), Minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif

dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak dapat menghasilkan

energi 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan energi 4

kkal/gram. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu

pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak diinginkan dan dapat

menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan.

Produsen minyak goreng di Sulawesi Selatan diwakili oleh Kabupaten Gowa

dan Kota Makassar, sedangkan di wilayah Kabupaten Maros tidak ada produsen

minyak goreng. Berdasarkan wilayah pemasok, untuk wilayah Kabupaten Gowa

pemasok bahan baku seratus persen berasal dari Kabupaten Gowa, kemudian hasil

produksi minyak goreng dari Kabupaten Gowa dipasarkan ke Kota Makassar, dan

Kabupaten Gowa. Sementara itu untuk wilayah Kota Makassar bahan baku untuk

produsen minyak goreng dipasok dari Kabupaten Poliwali Mandar, Kabupaten

Mamuju, Kabupaten Selayar dan Bulukumba. Produksi minyak goreng di Kota

Makassar, pemasarannya seratus persen untuk memenuhi kebutuhan minyak

goreng di Kota Makassar. Minyak goreng merupakan komoditas strategis yang

stabilitas harganya perlu dijaga. Stabilitas harga beras dari trend harganya.

Page 39: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

25

Gambar 2. 1 Kerangka Pikir Analisis Trend Estimasi Harga Minyak Goreng

di Sul Sel.

Minyak Kelapa Sawit

Minyak Goreng

Trend Harga Minyak

Goreng

Estimasi

Harga

Page 40: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

26

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian ini dilaksanakan secara sengaja (purposive) yaitu

di wilayah Kota Makassar sebagai Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan yang

merupakan kota terbesar di kawasan Timur Indonesia, sehingga kebutuhan

konsumsi minyak goreng relatif tinggi Penelitian ini akan dilaksanakan dalam

jangka waktu kurang lebih 2 bulan yakni bulan Juni sampai Juli 2021.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

dan sumber data yaitu dari data sekunder (time series bulanan). Data sekunder

adalah data deret waktu (time series), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke

waktu (hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun). Data

deret waktu biasa digunakan untuk melihat perkembangan kegiatan tertentu dan

sebagian besar untuk menarik suatu trend, sehingga bisa digunakan untuk

membuat perkiraan yang sangat berguna bagi dasar perencanaan. Adapun instansi

yang dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah Badan Pusat

Statistik (BPS) Kota Makassar Sulawesi-Selatan, serta literatur-literatur yang

berkaitan dengan penelitian.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

data sekunder yang diperoleh dari data tahunan harga minyak goreng yang

Page 41: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

27

diambil dari BPS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan

menggunakan metode dokumentasi, yaitu melakukan atau mengumpulkan catatan

catatan dan mengkaji data sekunder.

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data kuantitatif. Kasiram (2008), Data kuantitatif adalah data yang

berupa angka atau bilangan untuk menganalisis keterangan mengenai apa yang

ingin diketahui. Adapun tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama

trend harga minyak goreng di Sulawesi Selatan yaitu dengan

menggunakan analisis trend (regresi linear sederhana dan regresi non

linear).

• Analisis Trend

Analisis Trend adalah metode analisis data yang bertujuan melakukan

estimasi pada masa mendatang untuk melihat kecenderungan meningkat atau

menurun pada suatu variabel, pada kurun waktu tertentu. Trend adalah keadaan

data yang menaik atau menurun dari waktu ke waktu.

• Regresi Linear Sederhana

Regresi Linear Sederhana adalah Metode Statistik yang berfungsi untuk

menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara Variabel Faktor Penyebab

(X) terhadap Variabel Akibatnya.

Y = a + bx

Page 42: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

28

• Regresi Non Linear (Polynomial)

Regresi non linear adalah suatu metode untuk mendapatkan model non liner

yang menyatakan hubungan variabel dependen dan variabel non independen.

Regresi non linear dapat mengestimasi model hubungan variabel dependen dan

independen dalam bentuk non linier dengan keakuratan yang lebih baik dari pada

regresi linier, karena dalam mengestimasi model dipakai hubungan dengan fungsi

polynomial.

𝑌 = 𝑎0 + 𝑎1𝑡1 + 𝑎2𝑡2 + 𝑎3𝑡3 + 𝑎⁴𝑡⁴

Y : Nilai trend yang ditaksir

t : trend (Waktu)

a : Nilai konstanta

2. Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah yang kedua pada penelitian

ini adalah menggunakan metode last squer dengan mengistemasi harga

trend estimasi komoditas minyak goreng di Suawesi Selatan.

Y : Nilai Trend Estimasi Harga Minyak Goreng

X : Waktu (Tahun)

a : Konstan

b : Koefisien regresi

Nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah

ini :

a : (Σy) (Σx²) – (Σx) (Σxy)

n(Σx²) – (Σx)²

b : n(Σxy) – (Σx) (Σy)

n(Σx²) – (Σx)²

Page 43: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

29

3.5 Definisi Operasional

1. Minyak goreng merupakan suatu bahan makanan pokok yang tidak lepas

dari kehidupan sosial masyarakat dan minyak goreng sangat penting bagi

penduduk indonesia karena memiliki peran strategis dalam bidan

perekonomian, sosial.

2. Analisis Trend adalah metode analisis data yang bertujuan melakukan

estimasi pada masa mendatang untuk melihat kecenderungan meningkat

atau menurun pada suatu variabel

3. Trend harga adalah suatu perubahan suatu variabel yang relatif stabil

perubahan populasi perubahan harga, perubahan teknologi, dan

peningkatan produktifitas

4. Perkembangan harga komoditas minyak goreng adalah suatu hal yang

tidak lepas dari kehidupan masyarakat sosial karena merupakan suatu

kebutuhanpokok yang selalu mengalami pergerakan harga setiap tahunnya.

5. Harga riil adalah disesuaikan dengan indeks harga konsumen (IHK pada

tahun dasar awal tahun sampai akhir tahun).

6. Periode analisis adalah periode tahunan mulai tahun dasar awal sampai

akhir periode analisis.

Page 44: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

30

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Topografi dan Geografis

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu Provinsi yang ada di

Indonesia, yang terletak disebelah selatan pulau Sulawesi, dengan ibu kota

Makassar yang dahulu disebut Ujung Pandang. Luas wilayah Provinsi Sulawesi

Selatan tercatat (46.717,48 km²).

Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari 24 kabupaten/kota yang terdiri dari

Kepulauan Selayar, Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto, Takalar, Gowa, Sinjai,

Maros, Pangkep, Barru, Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang, Enrekang, Luwu,

Tana Toraja, Luwu Utara, Luwu Timur, Toraja Utara, Makassar, Pare-Pare, dan

Palopo.

Secara Geografis, jumlah sungai yang mengaliri wilayah Sulawesi Selatan

tercatat sekitar 65 aliran sungai dengan jumlah aliran terbesar di Kabupaten Luwu,

yakni 25 aliran sungai. Sungai terpanjang tercatat ada satu sungai yakni sungai

saddang yang mengalir meliputi kabupaten Tator, Enrekang, Pinrang dan Polmas.

Panjang sungai tersebut masing-masing 150 km. Di Sulawesi Selatan terdapat

empat danau Tempe dan Sidenreng yang berada di Kabupaten Wajo, serta danau

Matana dan Towuti yang berlokasi di Kabupaten Luwu. Adapun jumlah gunung

tercatat sebanyak 7 gunung, dengan gunung tertinggi adalah gunung Rantemario

dengan ketinggian 3.470 m diatas permukaan air laut. Gunung ini berdiri tegak di

perbatasan Kabupaten Enrekang dan Luwu.

Page 45: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

31

Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan letak geografis yaitu terletak antara

0°12-8° Lintang Selatan dan 116°48-122°36 Bujur Timur. Provinsi Sulawesi

Selatan memiliki letak yang sangat strategis dan merupakan pintu gerbang

kawasan Timur Indonesia. Berdasarkan letak administratif, Provinsi Sulawesi

Selatan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Wilayah sebelah utara berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi

Barat,

2. Wilayah sebelah Timur berbatasan dengan teluk Bone dan Sulawesi

Tenggara,

3. Wilayah sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores,

4. Wilayah sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar.

4.2 Keadaan Demografis

Penduduk Sulawesi terdiri atas empat suku utama yaitu Toraja, Bugis,

Makassar, dan Mandar. Suku Toraja terkenal memiliki keunikan tradisi yang

tampak pada upacara kematian, rumah tradisional yang beratap melengkung dan

ukiran cantik dengan warna natural. Sedangkan suku Bugis, Makassar dan

Mandar terkenal sebagai pelaut yang patriotik. Dengan perahu layer

Tradisionalnya pinis, mereka menjelajah sampai ke utara Australia, Beberapa

pulau di Samudra Pasifik, Bahkan sampai ke pantai Afrika.

4.2.1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk di suatu daerah sangat penting

untuk diketahui, karena aspek ini berkaitan dengan penyediaan sarana dan

Page 46: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

32

prasarana sosial ekonomi, dan dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan

saat ini dan saat mendatang. Perkembangan penduduk di Sulawesi Selatan selama

5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Sulawesi Selatan

Tahun Luas (km²) Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/km²)

2016 46.083,94 8.606,375 192

2017 46.083,94 8.690,294 190

2018 45.764,53 8.771,970 192

2019 46.717,48 8.851,240 193

2020 46.717,48 9.037,509 194

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, 2021

Seiring dengan bertumbuhnya penduduk, kepadatan penduduk pada tahun

2016- 2020 menunjukkan bahwa penduduk cenderung mengalami peningkatan

dari 192 jiwa/km2 pada tahun 2016 hingga pada tahun 2020 mencapai 194

jiwa/km2.

4.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sulawesi selatan jumlah

penduduk di provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2016-2020 mengalami

fluktuasi yang cenderung meningkat dari tahun ketahuan dimana pada tahun 2020

jumlah penduduk mencapai 9.037,509 jiwa. Komposisi penduduk menurut jenis

kelamin dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk serta rasio jenis

kelamin, dimana rasio jenis kelamin yaitu angka yang menunjukkan perbandingan

Page 47: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

33

antara laki-laki dan perempuan. Jumlah dan rasio jenis kelamin penduduk

Sulawesi Selatan pada tahun 2016-2020 dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 4. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Sulawesi Selatan

Tahun Jenis Kelamin Jumlah Rasio Jenis Kelamin

(%) Laki-Laki Perempuan

2016

4.204,110 4.402,265 8.606,375 95

2017 4.246,110 4.444,193 8.690,294 95

2018 4.286,893 4.485,077 8.771,970 95

2019 4.326,409 4.524,831 8.851,240 95

2020 4.504,641 4.568,868 9.073,509 95

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan 2021

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk dengan jenis

kelamin terkecil terjadi pada tahun 2016 yaitu sebanyak 8.606,375 jiwa dimana

jumlah jenis kelamin laki-laki sebanyak 4.204, 110 jiwa dan jumlah jenis kelamin

perempuan sebanyak 4.402,265 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk dengan jumlah

jenis kelamin terbanyak terjadi pada tahun 2020 dengan jumlah sebanyak

9.073,509 jiwa dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 4.504,641 jiwa dan

jumlah perempuan sebanyak 4.568,868 jiwa. Rasio jenis kelamin selama lima

tahun yaitu 95%.

4.3 Kondisi Pertanian

Bardasarkan luas wilayah daratan Sulawesi Selatan yang digunakan untuk

pemgembangan sektor pertanian yaitu Luas panen tanaman padi di Sulawesi

Selatan pada tahun 2020 seluas. 0,98 juta ha dengan produksi padi 4,68 juta ton.

Page 48: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

34

Kabupaten Bone merupakan kabupaten dengan produksi tanaman pangan padi,

kedelai dan kacang tanah tertinggi. Produksi padi tertinggi berada di Kabupaten

Bone 1.020.365 ton yang sejalan dengan luas panen yang paling luas

dibandingkan dengan kabupaten/kota di Sulawesi Selatan yaitu 211.851 ha.

Sementara untuk produksi jagung tertinggi berasal dari Kabupaten Jeneponto

yaitu 490.000 ton dan produksi kedelai paling inggi yaitu Kabupaten Bone yaitu

11.845 ton. Kabupaten Wajo merupakan daerah penghasil kacang hijau tertinggi

yaitu 5.344,3 ton. Dan untuk kacang tanah Kabupaten Bone merupakan daerah

penghasil kacang tanah tertinggi yaitu 5.043,3 ton.

Selain tanaman pangan, Sulawesi Selatan juga penghasil produksi tanaman

hortikultura. Adapun rincian data produksi tanaman hortikultura di Sulawesi

Selatan pada tahun 2020 yaitu 124.381,00 ton bawang merah, 24.052,00 ton

cabai, 56.954,00 ton kentang, 56.136,00 ton kubis, 1.699.00 ton petai, 60.435,00

ton tomat dan 35.982,00 ton wortel. Daerah dengan luas panen biofarmaka

didominasi oleh Kabupaten Bone dengan rincian 1.775.196 ton jahe, 286.298 ton

laos, 7.849 ton kencur, 2.109.890 ton kunyit. Sementara untuk daerah penghasil

tanaman hias terbanyak adalah Kabupaten Gowa dengan jenis tanaman hias krisan

17.170.896 tangkai. Untuk produksi buah-buahan tahun 2020, Sulawesi Selatan

memiliki rincian 115.418,00 ton mangga, 37.910,00 ton durian, 10.021,00 ton

jeruk, 146.539,00 ton pisang, 25.033,00 ton pepaya dan 12.039,00 ton salak.

Terdapat 36 perusahaan perkebunan besar swasta di Sulawesi Selatan pada tahun

2020 dengan luas lahan 212.499,21 hektar dan luas tanaman perkebunan yang

dikuasai 19.815,21 hektar. Jumlah luas hutan dan perairan di Sulawesi Selatan

Page 49: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

35

pada tahun 2020 yaitu 2.636,297,00 hektar. Dimana penyumbang luas hutan dan

perairan tertinggi yaitu Kabupaten Luwu Timur 533.942,62 hektar dan Luwu

Utara 530.001,46 hektar.

Tiga populasi ternak paling banyak di Sulawesi Selatan yaitu sapi potong

1.431,533 ekor, 800.924 ekor kambing dan 877.700 ekor babi. Produksi daging

unggas didominasi oleh ayam pedaging yaitu 63.916.176 ton. Kabupaten Maros

merupakan penghasil produksi ayam pedaging tertinggi yaitu hampir separuh

produksi ayam pedaging di Sulawesi Selatan di produksi oleh Kabupaten Maros

yaitu 30.066.950 ton. Sementara produksi telur ayam kampung tertinggi yaitu

Kabupaten Bone 3.447.679 ton dan telur ayam petelur didominasi oleh Sidrap

42.596.480 ton. Produksi perikanan di Sulawesi Selatan pada tahun 2020

mencapai 925,729.3 ton yang terdiri dari 67,890.9 ton perikanan tangkap di laut

dan 5,874.3 ton perikanan tangkap di perairan umum daratan. Rumah tangga yang

mengusahakan perikanan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun

2019.

Page 50: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

36

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Trend Linear Harga Minyak Goreng di Sulawesi Selatan

Minyak goreng merupakan salah satu yang cukup penting bagi masyarakat

Indonesia. Hampir semua masakan dan jenis makanan di Indonesia membutuhkan

minyak goreng sebagai salah satu bahan mediasi pengolahannya. Di Indonesia,

minyak kelapa sawit masih menjadi salah satu jenis minyak yang paling digemari

masyarakat. Memiliki harga yang lebih murah dibandingkan jenis minyak goreng

lainnya, produk yang terbuat dari ekstrak biji kelapa sawit ini tak pernah surut

peminat.

Produsen minyak goreng di Provinsi Sulawesi Selatan memperoleh 70.00

persen bahan baku dari dalam Provinsi Sulawesi Selatan itu sendiri. Di samping

itu, Sulawesi Barat juga turut menjadi Provinsi pemasok terebesar kedua sebesar

30.00 persen. Hasil produksi dari Provinsi Sulawesi Selatan yang berupa minyak

goreng kemudian dijual langsung ke pedagamg eceran. (BPS, 2014)

Trend linear merupakan model trend yang dapat diestimasi dan dilakukan

uji t untuk mengetahui signifikan dari variabel Y terhadap variabel X, dalam

persamaan linear ini variabel Y (dependen) adalah harga minyak goreng dan

variabel X (independen) adalah variabel t (waktu).

Sulawesi Selatan merupakan salah satu wilayah yang mengalami fluktuasi

harga minyak goreng dari tahun 2000-2019, harga minyak goreng di Sulawesi

Selatan terjadi pada tahun 2005 dengan total harga mencapai 48,333 Rp/Kg,

namun pada tahun-tahun berikutnya perkembangan harga minyak goreng

Page 51: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

37

mengalami naik turun hingga sampai pada titik terendah pada tahun 2006 harga

minyak goreng hanya mencapai 6,857 Rp/Kg. Berikut gambar grafik analisis

trend linear sederhana harga komoditas minyak goreng di Sulawesi Selatan :

Gambar 5.1 Grafik Trend Linear Harga Minyak Goreng di Sulawesi Selatan

Gambar grafik harga komoditas minyak goreng di Sulawesi Selatan dari tahun

2000 sampai 2019 di atas, terlihat bahwa harga komoditas minyak goreng di

Sulawesi Selatan mengalami trend yang relatif menurun (negatif) pada beberapa

tahun selama 20 tahun terakhir. Harga komoditas minyak goreng tertinggi terjadi

pada tahun 2005 dengan nilai harga 48.333 Rp/Kg dan kembali menurun pada

tahun 2019 menjadi 13.154 Rp/Kg.

Berdasarkan gambar grafik 5.1 hasil analisis trend harga minyak goreng di

Sulawesi Selatan dengan metode Regresi Linear Sederhana, dapat diliat dari

persamaan yang terbentuk adalah Y= 36,976-1,4264t. Diperoleh nilai intersep

sebesar 36,976 yang artinya nilai rata-rata harga minyak goreng selama kurun

waktu 20 tahun sebesar 36,976 kg dan untuk nilai koefisien diperoleh sebesar

y = 36,976-1,4264t

R² = 0,2898

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0

HARGA RIIL MINYAK GORENG

(RIBU RP/K G) TAHUN 2000 -2019

Page 52: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

38

1,4264t yang berarti bahwa harga minyak goreng di Sulawesi Selatan dalam kurun

waktu tahun terakhir mengalami penurunan sebesar 1,4264t kg.

Berdasarkan hasil analisis trend metode kuadrat terkecil (ordinary least

square method) persamaan garis harga minyak goreng di Sulawesi Selatan

diperoleh Y= 36,976-1,4264t. nilai intersep yang diperoleh dari hasil analisis

adalah sebesar 36,976 yang berarti bahwa rata-rata produksi minyak goreng di

Indonesia selama kurun waktu 20 tahun adalah sebesar 36,976 kg. sedangkan nilai

koefisien trend sebesar 1,4264t berarti bahwa harga minyak goreng di Sulawesi

Selatan setiap tahunnya hanya mengalami penurunan sebesar 1,4264t kg.

Peningkatan harga minyak goreng di Sulawesi Selatan secara tajam yang terjadi

pada tahun 2005 merupakan hasil dari program yang dilakukan oleh Kementerian

Pertanian.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rahardja dan Manurung (2006)

bahwa apabila harga barang substitusi naik maka penawaran terhadap suatu

barang akan tambahan, dan sebaliknya. Nilai koefisien trend pada persamaan

trend tersebut merupakan model deterministik. Menurut Diana (2018),

deterministik merupakan model matematika yang dapat diukur gejalanya dengan

derajat kepastian yang cukup tinggi sehingga diasumsikan bahwa kejadian yang

ada memiliki peluang yang tetap. Deterministik juga dapat diasumsikan pasti

terjadi maupun tidak mungkin terjadi. Derajat kepastian yang ada mengikuti

urutan waktu.

Harga komoditas minyak goreng di Sulawesi selatan pada tahun 2000 sampai

2005 terus mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2000 sebesar 18.896 Rp/kg

Page 53: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

39

tahun 2001 sebesar 24.842 Rp/kg, tahun 2002 sebesar 38.114 Rp/kg, tahun 2003

sebesar 39.100 Rp/kg, tahun 2004 sebesar 44.666 Rp/kg, dan pada tahun 2005

sebesar 48.333 Rp/kg. pada tahun 2006 sampai 2007 harga minyak goreng

kembali menurun, yaitu pada tahun 2006 sebesar 6.857 Rp/kg, dan pada tahun

2007 sebesar 9.249 Rp/kg. namun pada tahun tahun 2008 sampai 2009 kembali

meningkat, yaitu tahun 2008 sebesar 11.687 Rp/kg, dan tahun 2009 sebesar

10.648 Rp/kg.

Pada tahun 2010 harga komoditas minyak goreng kembali meningkat sampai

2012 yaitu 2010 sebesar 12.510 Rp/kg, tahun 2011 sebesar 12.843 Rp/kg, tahun

2012 sebesar 12.972 Rp/kg, dan pada tahun 2013 harga minyak goreng kembali

sedikit penurunan yaitu sebesar 12.938 Rp/kg. namun pada tahun 2014 sampai

2018 kembali meningkat yaitu, tahun 2014 sebesar 13.783 Rp/kg, tahun 2015

sebesar 13.692 Rp/kg, tahun 2016 sebesar 13.858 Rp/kg,tahun 2017 sebesar

15.250 Rp/kg, dan pada tahun 2018 sebesar 15.554 Rp/kg. pada tahun 2019 harga

komoditas minyak goreng kembali menurun sebesar 13.154 Rp/kg.

Lutfi (2021) kenaikan harga minyak goreng ini disebabkan adanya kenaikan

harga bahan bakunya, yakni minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil

(CPO), tingginya harga CPO ini harus diantisipasi dengan digenjotnya pasokan

yang lebih banyak dari biasanya. Adapun beberapa komoditas dasar yang

harganya naik dalam periode superyle tersebut disebutkannya adalah minyak

bumi ataupun minyak kelapa sawit, gas alam cair atau liquefied natural gas

(LNG), bijih besi, dan tembaga.

Page 54: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

40

Berdasarkan hasil analisis regresi didapatkan nilai koefisien determinasi

sebesar 0,2898 atau 29% angka tersebut menunjukkan bahwa variabel X (t/waktu)

secara simultan berpengaruh terhadap variabel Y sebesar 29% sedangkan sisanya

sebesar 71% harga minyak goreng di Sulawesi Selatan dipengaruhi oleh variabel

lain di luar persamaan regresi ini atau variabel yang tidak diteliti.

Uji t merupakan pengujian yang dilakukan terhadap masing-masing variabel

independen untuk mengetahui apakah variabel berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen. Berdasarkan hasil uji t, didapatkan bahwa variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan. Hal terebut

mengindikasikan bahwa harga minyak goreng di Sulawesi Selatan tahun 2000

sampai tahun 2019 berpengaruh nyata terhadap harga minyak goreng karena pada

penelitian dilaksanakan tingkat harga yang diperoleh untuk membeli satu

kilogram minyak goreng menunjukkan fluktuasi yang tidak terlalu tinggi.

Demikian tinggi rendahnya harga minyak goreng tidak dipengaruhi oleh tingkat

harga minyak goreng karena harga minyak goreng dikandalikan oleh pihak

pemerintah.

Hasil analisis yang diperoleh harga minyak goreng berpengaruh signifikan

terhadap waktu. Hal ini, didukung oleh penelitian sebelumnya Dona (2013), yang

mempengaruhi meningkatnya produksi padi adalah jumlah luas lahan, jumlah

tenaga kerja dan harga beras. Jumlah luas lahan berpengeruh signifikan terhadap

produksi padi, demikian juga dengan jumlah tenaga kerja. Harga beras juga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara jumlah harga beras dengan

Page 55: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

41

y = -10,603+33,812t-6,5644t²+0,4382t³-0,0096t⁴

R² = 0,6435

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

HARGA RIIL MINYAK GORENG

(RIBU RP/KG) TAHUN 2000-2019

produksi padi. Sehingga setiap peningkatan harga beras di Indonesia akan

menyebabkan semakin tingginya produksi padi.

5.2 Trend Non Linear Harga Minyak Goreng di Sulawesi Selatan

Regresi non linear adalah suatu metode untuk mendapatkan model non liner

yang menyatakan hubungan variabel dependen dan variabel non independen.

Regresi non linear dapat mengestimasi model hubungan variabel dependen dan

independen dalam bentuk non linier dengan keakuratan yang lebih baik dari pada

regresi linier, karena dalam mengestimasi model dipakai hubungan dengan fungsi

polynomial.

Berdasarkan hasil analisis trend non linear minyak goreng di Sulawesi

Selatan persamaan model kuadrat polynomial orde 4 atau 2 siklus menunjukkan

bahwa minyak goreng di Sulawesi Selatan dipengaruhi oleh kronologis waktu

pada tahun 2000-2019. Berikut gambar grafik analisis trend non linear harga

komoditas minyak goreng di Sulawesi Selatan :

Gambar.5.2 Grafik Trend Non Linear Harga Minyak Goreng di Sulawesi Selatan

Page 56: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

42

Hasil analisis tren non linear tersebut menyatakan bahwa perkembangan

harga minyak goreng diSulawesi Selatan dipengaruhi oleh kronologis waktu

tahunan mulai dari tahun 2000 sampai tahun 2019. Dari analisis tersebut diperoleh

persamaan y = -10,603+33,812t-6,5644t²+0,4382t³-0,0096t⁴. Nilai intersep

sebesar 0,6435 menunjukkan bahwa rata-rata harga minyak goreng diSulawesi

Selatan selama kurun waktu 20 tahun terakhir adalah sebesar 0,6435 Rp/kg.

Berdasarkan nilai koefisien trend 33,812t-6,5644t²+0,4382t³-0,0096t⁴. terlihat

bahwa siklus perkembangan harga minyak goreng di Sulawesi Selatan mengalami

dua siklus turun dan dua siklus naik.

Koefisien determinan (R²) dari analisis trend perkembangan harga minyak

goreng di Sulawesi Selatan selama 20 tahun didapatkan dengan nilai sebesar

0,6435 atau setara dengan 64,35%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa variasi

perkembangan harga minyak goreng di Sulawesi Selatan dengan kronologis

waktu dari tahun 2000 sampai tahun 2019 hanya dapat dijelaskan sebanyak

64,35% sedangkan sebanyak 35,65% dipengaruhi oleh faktor lain yang

merupakan variabel yang tidak diteliti.

Nilai R² yang ada dipengaruhi oleh besarnya siklus, semakin besar suatu

siklus makin besar pada grafik non linear maka nilai R² semakin besar karena

garis trend non linear lebih rapat dengan garis grafik, artinya hubungan garis trend

non linear dengan garis grafik semakin kuat. Bentukan dari trend non linear yang

ada mengikuti bentukan grafiknya.

Page 57: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

43

Harga

Harga merupakan tingkat kemampuan suatu barang yang dapat dipertukarkan

dengan barang lain yang nilainya ditentukan dengan satuan uang. Suatu barang

dibutuhkan oleh seseorang karena barang tersebut memiliki nilai guna.

Minyak adalah salah satu komoditas dari Sembilan bahan pokok yang bersifat

strategis dan multiguna. Kedua sifat tersebut membuat minyak goreng menjadi

salah satu komoditas yang memiliki peranan yang sangat penting dalam

perekonomian Indonesia. Harga minyak goreng beberapa tahun ini mengalami

peningkatan yang cukup tinggi, hal ini disebabkan meningkatnya harga CPO

dunia yang ikut memicu peningkatan harga CPO domestik dan jumlah persediaan

CPO untuk pasar domestik. Kenaikan harga akan berdampak langsung kepada

konsumen pengguna minyak goreng baik konsumen rumah tangga maupun

konsumen industri terutama untuk industri pengolahan rumah tangga maupun

konsumen industri terutama untuk industry pengolahan makanan skala kecil

maupun menengah. Salah satu jenis usaha dalam dalam industri pengolahan

makanan yang menggunakan minyak goreng sebagai salah satu bahan baku utama

dan vital dalam proses produksinya adalah usaha penggorengan kerupuk.

Permintaan konsumen terhadap minyak goreng, dimana minyak goreng

memiliki nilai guna untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Minyak

goreng juga mempermudah kita untuk mengolah makanan mentah menjadi

makanan jadi, serta memiliki kandungan minyak dan gizi yang dibutuhkan.

Perkembangan harga minyak goreng di Sulawesi Selatan tergantung pada

ketersediaan minyak goreng di pasar, dengan kata lain, ketersediaan minyak

Page 58: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

44

goreng ini akan ditentukan oleh besarnya suplai dan konsumsi oleh masyarakat,

dan harga pasar internasional selain itu juga harga minyak goreng kelapa sawit ini

akan ditentukan oleh harga-harga input yang digunakan dalam proses produksi

minyak goreng, dan kebijakan pemerintah.

Hasil analisis estimasi dapat dilihat dalam table berikut:

Tabel 5. Hasil Estimasi Multiple Regression Harga Minyak Goreng di Sulawesi

Selatan Tahun 2000-2019 Variabel Koefisien

Estimasi

Standar

Error

Uji t Probabilitas

Simbol Nama

Y Harga Minyak

Goreng

-10,60302 16,41040 -0,64612 0,52796

T Trend Pangkat 1

(Orde 1)

33,81227 10,25725 3,29642 0,00489

T² Trend Pangkat 2

(Orde 2)

-6,564424 1,919965 -3,41903 0,00380

T³ Trend Pangkat 3

(Orde 3)

0,438158 0,135813 3,22617 0,00565

T⁴ Trend Pangkat 4

(Orde 4)

-0,009591 0,003211 -2,98657 0,00922

R² = 0,643494 ***) : Signifikan (a = 1%)

Uji F = 6,768782 **) : Signifikan (a = 5%)

Probabilitas (Uji F) = 0,002546 *) : Signifikan (a = 10%)

Ns : Non Signifikan

Model Regresi Hasil Estimasi Harga Minyak Goreng di Sulawesi Selatan

Y : -10,603+33,812t-6,5644t²+0,4382t³+0,0096t⁴

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2021

Page 59: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

45

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Hasil analisis trend linear harga minyak goreng di Sulawesi Selatan selama

20 tahun dari 2000-2019 menunjukkan trend mengalami yang relatif

menurun (negatif). Demikian tinggi rendahnya harga minyak goreng tidak

dipengaruhi oleh tingkat harga minyak goreng karena harga minyak

goreng dikandalikan oleh pihak pemerintah.

2. Berdasarkan hasil analisis trend non linear harga minyak goreng di

Sulawesi Selatan persamaan model kuadrat polynomial orde 4 atau 2

siklus menunjukkan bahwa harga minyak goreng di Sulawesi Selatan

dipengaruhi oleh kronologis waktu pada tahun 2000-2019. variasi

perkembangan harga minyak goreng di Sulawesi Selatan dengan

kronologis waktu dari tahun 2000 sampai tahun 2019 hanya dapat

dijelaskan sebanyak 64,35% sedangkan sebanyak 35,65% dipengaruhi

oleh faktor lain yang merupakan variabel yang tidak diteliti.

6.2 Saran

1. Bagi pemerintah di harapkan tetap menjaga stabilisasi harga minyak

goreng di tingkat produsen maupun konsumen serta membenarkan tatanan

pasar dan distributor dalam penyaluran stok bahan pokok dan mulai

membenahi sektor pertanian yang masih kurang baik.

Page 60: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

46

2. Bagi para peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan penelitian pada

permasalahan yang sama, yaitu analisis harga komoditas minyak goreng di

Sulawesi Selatan dapat melakukan penelitian dengan metode yang berbeda

agar penelitian ini lebih luas.

Page 61: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

47

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Rahman. 2010. Panduan Pelaksanaan Adminitrasi Pajak:Untuk Karyawan,

Pelaku Bisnis Dan Perussahaan. Bandung: Nuansa.Diana, Sari. (2013).

Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: Refika Aditama

A.B Susanto, Philip, Kotler, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Jakarta:

Salemba Empat, 2001

Buchari Alma, (2011), Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan

Kesembelian, Alfabeth, Bandung.

Amang, 1996. Ekonomi Minyak Goreng di Indonesia. IPB Press. Bandung. 499

hal.

Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Diana, 2018. Metode dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta:

Deepublish.

Dwi Kurniasih, Indah. 2012. “Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap

Loyalitas Pelanggan Melalui Variabel Kepuasan (Studi Pada Bengkel

AHASS 0002-ASTRA MOTOR Siliwangi Semarang)”. Jurnal

Administrasi Bisnis Vol I No 1 September 2012.

Engel, J. F. 2001. Perilaku Konsumen. Jakarta : Penerbit Binarupa Aksara

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Edisi

Ke 4). Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harinaldi. 2005. Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains, Erlangga,

Jakarta

Hariska, Angga, Ririn F.S., Fuadi R. 2012. Pengaruh Metanol dan Katalis pada

Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah secara Esterifikasi dengan

Menggunakan Katalis K2CO3. Jurnal Teknik Kimia No. 1 Vol. 18:

Universitas Sriwijaya.

Page 62: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

48

Kasiram, Mohammad. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Malang:

UIN Malang Press.

Ketaren, S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. Edisi pertama Jakarta: Universitas

Indonesia.

Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta:

Universitas Indonesia.

Lutfi (2021) Kenaikan Harga Minyak Goreng

Maryati, 2010. Statistika Ekonomi dan Bisnis, Edisi Revisi Cetakan Kedua

Yogyakarta (UPP) AMPYKPN.

Natsir, M. (2015). Analisis Suplay Response Jagung di Daerah Sentra Produksi

Utama Indonesia. Yogyakarta

Rahardja dan Mandala. 2006. Teori Ekonomi Mikro: Suatu Pengantar. Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Stanton, William J. 1984. Fundamentals of Marketing. 8th Edition. Mc Graw Hill

Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Page 63: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

49

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 64: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

50

Lampiran 1. Peta Sulawesi Selatan

Page 65: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

51

Lampiran 2. Data Harga Komoditas Minyak Goreng di Sulawesi Selatan

Tahun

Harga Riil

Minyak Goreng

(Ribu Rp/kg)

T T² T³ T⁴

2000 18,9 1 1 1 1

2001 26,56 2 4 8 16

2002 42,95 3 9 27 81

2003 46,32 4 16 64 256

2004 54,19 5 25 125 625

2005 60,91 6 36 216 1296

2006 7,68 7 49 343 2401

2007 10,91 8 64 512 4096

2008 14,79 9 81 729 6561

2009 12,2 10 100 1000 10000

2010 14,75 11 121 1331 14641

2011 14,07 12 144 1728 20736

2012 13,99 13 169 2197 28561

2013 14,82 14 196 2744 38416

2014 12,77 15 225 3375 50625

2015 13,25 16 256 4096 65536

2016 13,8 17 289 4913 83521

2017 15,87 18 324 5832 104976

2018 16,75 19 361 6859 130321

2019 14,5 20 400 8000 160000

Jumlah 439,97 210 2870 44100 722666

Rata-Rata 22 10,5 143,5 2205 36133,3

Page 66: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

52

Lampiran 3. Hasil Analisis Regresi Trend Linear dan Trend Non Linear

Analisis Trend Linear

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,538339798

R Square 0,289809738 29%

Adjusted R Square 0,250354723

Standard Error 13,57253782

Observations 20

ANOVA

df SS MS F

Significance

F

Regression 1 1353,10933 1353,109 7,345321 0,0143

Residual 18 3315,84809 184,2138

Total 19 4668,95742

Coefficients

Standard

Error t Stat P-value

Intercept 36,97635398 6,30487076 5,864728 0,0000

T -1,426446938 0,52632044 -2,71023 0,0143

Page 67: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

53

Analisis Trend Non Linear

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,802181307 R Square 0,643494849 64% Adjusted R Square 0,548426809 Standard Error 10,53409502 Observations 20

ANOVA

df SS MS F

Significance

F

Regression 4 3004,450052 751,1125 6,768782 0,002546

Residual 15 1664,507368 110,9672 Total 19 4668,95742

Coefficients

Standard

Error t Stat P-value Intercept -10,60302011 16,41040794 -0,64612 0,527967

T 33,81227034 10,25725292 3,296426 0,0049

t^2 -6,564424412 1,919965048 -3,41903 0,0038

t^3 0,438158841 0,135813679 3,226176 0,0057

t^4 -0,009591499 0,003211541 -2,98657 0,0092

Page 68: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

54

Lampiran 4. Badan Pusat Statistik (BPS)

Page 69: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

55

Lmpiran 5. Pengambilan Data di Badan Pusat Statistik

Lampiran 6. Pencarian Data di Badan Pusat Statistik

Page 70: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

56

Lampiran 7. Sumber Pencarian Data-Data

Lampiran 8. Surat Balasan dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Page 71: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

57

Lampiran 9. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi

Page 72: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

58

Page 73: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

59

Lampiran 10. Hasil turniting

Page 74: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

60

Page 75: ANALISIS TREND ESTIMASI HARGA MINYAK GORENG DI …

61

RIWAYAT HIDUP

Asnidar, dilahirkan di Bulukumba tanggal 03 Maret 1998.

Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan ayah Abd. Halim

dan ibu Sukma.

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah pada

jenjang sekolah dasar di SD 316 Lassanru’ lulus pada tahun

2011 melanjutkan pendidikan di SMPN Satap 1 Bulukumba lulus tahun 2014

kemudian melanjutkan pendidikan di SMAN 8 Bulukumba lulus pada tahun 2017.

Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi masuk Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah magang di Astra PT.

Letawa Tbk Unit mamuju Utara dan pernah kuliah kerja profesi (KKP) di Gunturu

Kec. Herlang Kab. Bulukumba. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan

dengan menulis skripsi yang berjudul “Analisis Trend Estimasi Harga Minyak

Goreng di Sulawesi Selatan”.