Top Banner
ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI DESA SUKAJAYA LEMPASING KECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN (Skripsi) Oleh Defline Putri Delly FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018
99

ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

Jul 03, 2019

Download

Documents

dinhthu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN

RUMAH TANGGA NELAYAN DI DESA SUKAJAYA LEMPASING

KECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN

(Skripsi)

Oleh

Defline Putri Delly

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

ABSTRACT

THE ANALYZE OF FOOD SECURITY LEVEL

OF FISHERMAN HOUSEHOLD IN SUKAJAYA LEMPASING VILLAGE,

TELUK PANDAN SUBDISTRICT, PESAWARAN REGENCY

By

Defline Putri Delly

The aim of this research are to analyze the level of food security, the factors that

affect the level of food security, and the efforts to increase the level of food

security of fisherman household. The location of this research is chosen

purposively in Sukajaya Lempasing Village, Teluk Pandan Subdistrict, Pesawaran

Regency in which respondents are 51 fisherman households whom selected using

simple random sampling method. The data of this research collected in February

– Mei 2018. The level of food security analyzed using cross-classification

between the share of food expenditure and availability in addition to food

sufficiency level, the factors that affect the level of food security analyzed using

ordinal logistic regression, and the efforts to increase the level of food security

analyzed using descriptive qualitative analysis. The results of the research showed

that (1) the majority of respondent classified as less food were 68,63% of

respondents, and the rest respondents classified as food secure by 13,73%,

vulnerable to food by 5,88%, and food insecure by 11,76%, (2) affecting factors

the level of food security were formal education level of housewives and food

expenditure,(3) the efforts to increase the level of food security by Government

were through monitoring food availability and food reserves, developing food

distribution and stabilization of food prices, Program Keluarga Harapan (PKH),

and Raskin. While the efforts by fisherman household themselves were food loan

(92,16%) and changing dietary habit (7,84%).

Key words: cross-classification, fisherman household, food security.

Page 3: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN

RUMAH TANGGA NELAYAN DI DESA SUKAJAYA LEMPASING

KECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN

Oleh

Defline Putri Delly

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan, faktor yang

mempengaruhi tingkat ketahanan pangan, dan upaya untuk meningkatkan tingkat

ketahanan pangan rumah tangga nelayan. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja

di Desa Sukajaya Lempasing, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran

dengan responden sebanyak 51 rumah tangga nelayan yang dipilih menggunakan

metode acak sederhana. Data yang digunakan pada penelitian ini dikumpulkan

pada bulan Februari – Mei 2018 . Tingkat ketahanan pangan dianalisis dengan

klasifikasi silang antara pangsa pengeluaran pangan dan kecukupan energi, faktor

yang mempengaruhi tingkat ketahanan pangan dianalisis dengan regresi ordinal

logit, dan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan dianalisis

dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan (1) mayoritas

responden tergolong dalam kategori kurang pangan sebesar 68,63% responden,

dan sisanya tergolong dalam kategori tahan pangan sebesar 13,73%, rentan

pangan sebesar 5,88%, dan rawan pangan sebesar 11,76%. (2) faktor yang

mempengaruhi tingkat ketahanan pangan adalah tingkat pendidikan formal ibu

rumah tangga dan pengeluaran pangan rumah tangga. (3) upaya yang dilakukan

oleh pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan terdiri dari kegiatan

pemantauan ketersediaan pangan dan cadangan pangan serta pengembangan

distribusi dan stabilitas harga pangan, pengembangan penganekaragaman

konsumsi dan keamanan pangan, Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan

pangan pokok melalui program Raskin, sedangkan upaya yang dilakukan oleh

rumah tangga nelayan yaitu dengan meminjam bahan pangan (92,16%) dan

mengubah pola makannya (7,84%).

Kata kunci : Klasifikasi silang, rumah tangga nelayan, ketahanan pangan.

Page 4: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN

RUMAH TANGGA NELAYAN DI DESA SUKAJAYA LEMPASING

KECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN

Oleh

DEFLINE PUTRI DELLY

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,
Page 6: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,
Page 7: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 29

Agustus 1996 dari pasangan Delly Yuzar, S.E. dan Angelina

Sanger, S.E. Penulis merupakan anak pertama dari dua

bersaudara. Penulis telah menyelesaikan pendidikan tingkat

Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Pertiwi Bandar Lampung pada tahun 2002,

tingkat Sekolah Dasar (SD) di SDN 11 Cipinang Melayu Jakarta Timur pada

tahun 2008, tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 216 Jakarta

pada tahun 2011, tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Xaverius

Bandar Lampung pada tahun 2014. Penulis diterima di Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswi di Universitas Lampung, penulis pernah menjadi

anggota Bidang Akademik dan Pengembangan Profesi Himpunan Mahasiswa

Agribisnis (Himaseperta) tahun 2014 – 2016. Penulis juga pernah menjadi asisten

dosen mata kuliah Landasan Perdagangan Internasional pada semester ganjil

tahun ajaran 2017/2018, asisten dosen mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi

Proyek pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018, asisten dosen mata kuliah

Ekonomi Sumber Daya Alam pada semester genap tahun ajaran 2017/2018, dan

Page 8: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

asisten dosen mata kuliah Analisis Usahatani Perkebunan Jurusan D3 Perkebunan

pada semester genap tahun ajaran 2017/2018.

Penulis telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Rukti

Basuki, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari pada

Januari – Februari 2017. Pada Juli 2017, penulis melaksanakan Praktik Umum

(PU) di PT Japfa Comfeed Indonesia Unit Corn Drier Metro Kibang Kabupaten

Lampung Timur selama 30 hari kerja efektif. Saat ini, penulis sedang

melaksanakan tugas sebagai surveyor konsumen periode Juli – Desember 2018 di

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung.

Page 9: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

SANWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat

Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan di Desa Sukajaya Lempasing

Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran” sebagai salah satu syarat

untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan, bimbingan, dan dukungan

dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis dengan sepenuh hati ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

3. Ibu Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.P., selaku Dosen Pembimbing

Pertama yang telah membimbing, memberikan ilmu, arahan, dukungan,

nasihat, dan saran selama proses penulisan skripsi.

4. Bapak Rio Tedi Prayitno, S.P., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Kedua

yang telah membimbing, memberikan ilmu, arahan, dukungan, nasihat, dan

saran selama proses penulisan skripsi.

Page 10: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

5. Ibu Ir. Rabiatul Adawiyah, M.Si., selaku Dosen Penguji, atas arahan dan

saran yang telah diberikan untuk menyempurnakan skripsi.

6. Ibu Dr. Ir. Kordiyana K Rangga, M.S., selaku Dosen Pembimbing

Akademik atas dukungan, arahan dan nasihat yang telah diberikan.

7. Ibunda Angelina Sanger, S.E., Ayahanda Delly Yuzar, S.E., Adik Defrizky

Putra Delly, yang dengan tulus senantiasa memberikan kasih sayang,

dukungan, nasihat, saran, dan doa kepada penulis selama ini.

8. Opa Djoni Muksin, Opa Harry Wijaya, Alm. Opa Budi Prawira, Papa Budi,

Mama Lies, Tante Farah, Kak Vitrina Nurahma dan Bang Yan Pranajaya

serta keluarga besar lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas

nasihat dan dukungan yang diberikan.

9. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis, atas ilmu yang telah diberikan selama

penulis menjadi mahasiswi di Universitas Lampung.

10. Karyawan-karyawati di Jurusan Agribisnis, Mba Iin, Mba Ayi, Mba

Tunjung, Mas Bukhari, dan Mas Boim atas semua bantuan dan kerjasama

yang telah diberikan.

11. Sahabat-sahabat penulis, Aurora Afifah Yasmin, S.P., Devira Nurani Sejati,

Anggelia Permata Sari, Asih Titiana, Dela Fitriana, Enda Ngapulisa

Sembiring Meliala, dr. Hera Julia Garamina, Elysia Muchris, A.Md., dan Ni

Putu Nita Pranita atas dukungan, bantuan dan saran yang telah diberikan.

12. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2014, Kiki Dalimunthe, Magdalena,

Ferlia, Jessica, Marina, Lika, Febrina, Grace Lia, Cindy Puri, Anitha, Dewi

Lestari, Yohana, Dian Widya, Pingky, Dwi Novita, Arum, Ekawati, Fabiola,

Faakhira, Adek, Ayu Nirmala, Grace Virgine, Dwi Febrina, Alvita, Deta,

Page 11: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

Kiki Ambarwati, Dhia, Dayu, Yolanda, Abu, Bagoes, Danang, Ade,

Rangga, Rahmat Rizky, Citra Aji, Fernando Febran, Aryan dan teman-

teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas kebersamaannya

selama ini.

13. Teman-teman KKN, Wita Aulia, S.Ked., Martiana Dwi Rahayu, S.AN.

Kurnia Oktavia, S.P., Ferry Pebrizon, Mas Achmad Hadiansyah, S.H., dan

Tengku AP, S.AN atas kebersamaan dan dukungan yang diberikan.

14. Kakak-kakak Agribisnis angkatan 2012 dan 2013 serta adik-adik Agribisnis

angkatan 2015, 2016, dan 2017 atas bantuan dan saran yang telah diberikan.

15. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan masih jauh

dari kata sempurna, akan tetapi semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi berbagai pihak, Amin.

Bandarlampung, November 2018

Penulis,

Defline Putri Delly

Page 12: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 9

1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 10

2.1.1 Nelayan dan Kemiskinan ................................................................ 10

2.1.2 Ketahanan Pangan ........................................................................... 15

2.1.3 Ketahanan Pangan Rumah Tangga ................................................. 20

2.1.4 Pengukuran Ketahanan Pangan....................................................... 21

2.1.5 Faktor-Faktor Ketahanan Pangan ................................................... 24

2.1.6 Regresi Ordinal Logit ..................................................................... 28

2.1.7 Upaya Meningkatkan Ketahanan Pangan ....................................... 29

2.2 Kajian Penelitian Terdahulu...................................................................... 30

2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 38

2.4 Hipotesis ................................................................................................... 44

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ..................................................................................... 45

3.2 Konsep Dasar dan Definisi Operasional ................................................... 45

3.3 Lokasi, Responden, dan Waktu Penelitian ............................................... 48

3.4 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data............................................... 50

Page 13: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

ii

3.5 Alat Analisis Data ..................................................................................... 51

3.5.1 Pengukuran Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan ............... 51

3.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketahanan

Pangan Rumah Tangga Nelayan .................................................... 54

3.5.3 Analisis Upaya Meningkatkan Ketahanan Pangan ......................... 57

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Pesawaran ................................................. 58

4.1.2 Keadaan Geografis .......................................................................... 58

4.1.3 Keadaan Administratif .................................................................... 59

4.1.4 Keadaan Topografi dan Iklim ......................................................... 59

4.1.5 Keadaan Umum Wilayah Perikanan dan Usaha Ikan Tangkap ...... 60

4.1.6 Keadaan Umum Konsumsi Pangan ................................................ 60

4.1.7 Keadaan Umum Konsumsi Wilayah Perikanan .............................. 61

4.2 Gambaran Umum Kecamatan Teluk Pandan ............................................ 62

4.3 Gambaran Umum Desa Sukajaya Lempasing .......................................... 64

4.3.1 Keadaan Geografis dan Adminstratif ............................................. 64

4.3.2 Keadaan Demografi ........................................................................ 65

4.3.3 Keadaan Sarana dan Prasarana ....................................................... 66

4.3.4 Keadaan Umum Nelayan Ikan Tangkap ......................................... 67

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden ........................................................................... 69

5.1.1 Usia Responden .............................................................................. 69

5.1.2 Tingkat Pendidikan Formal Responden .......................................... 70

5.1.3 Jumlah Anggota Rumah Tangga Nelayan ...................................... 71

5.1.4 Pekerjaan di Luar Usaha Ikan Tangkap .......................................... 72

5.2 Pendapatan Rumah Tangga ....................................................................... 73

5.2.1 Pendapatan Usaha Ikan Tangkap .................................................... 73

5.2.2 Pendapatan di Luar Usaha Ikan Tangkap ....................................... 79

5.2.3 Pendapatan Rumah Tangga Nelayan .............................................. 81

5.3 Ketahanan Pangan ..................................................................................... 82

5.3.1 Subsistem Ketersediaan .................................................................. 82

5.3.2 Subsistem Distribusi (akses pangan) .............................................. 90

5.3.3 Subsistem Konsumsi ....................................................................... 91

5.4 Analisis Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan ................. 97

5.5 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketahanan

Pangan Rumah Tangga Nelayan ............................................................ 100

5.6 Analisis Upaya Meningkatkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga

Nelayan .................................................................................................. 112

Page 14: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

iii

5.6.1 Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Pesawaran ......................... 115

5.6.2 Kantor Kecamatan Teluk Pandan dan Balai Desa Sukajaya

Lempasing .................................................................................... 117

5.6.3 Rumah Tangga Nelayan ................................................................ 120

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 122

6.2 Saran ....................................................................................................... 123

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 126

LAMPIRAN ........................................................................................................ 135

Page 15: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Produksi perikanan tangkap menurut kecamatan dan subsektor di

Kabupaten Pesawaran. 2014-2015 (dalam ton) ................................................ 2

2. Indikator ketahanan pangan ............................................................................ 18

3. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan per orang per hari ............................ 19

4. Kriteria derajat ketahanan pangan rumah tangga ............................................ 23

5. Kajian penelitian terdahulu ............................................................................. 31

6. Jumlah Penduduk di Desa Sukajaya Lempasing tahun 2016 – 2017 .............. 65

7. Sebaran jumlah KK di Desa Sukajaya Lempasing berdasarkan tingkat

kesejahteraan tahun 2017 ................................................................................ 66

8. Sebaran usia kepala keluarga dan ibu rumah tangga nelayan di Desa

Sukajaya Lempasing ....................................................................................... 69

9. Sebaran tingkat pendidikan kepala keluarga dan ibu rumah tangga di Desa

Sukajaya Lempasing ....................................................................................... 71

10. Sebaran jumlah anggota rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing ....................................................................................................... 72

11. Sebaran kepala rumah tangga dan ibu rumah tangga berdasarkan jenis

pekerjaan di luar usaha ikan tangkap .............................................................. 73

12. Pola melaut dan pendapatan usaha ikan tangkap rumah tangga nelayan

di Desa Sukajaya Lempasing dalam sekali melaut ......................................... 76

13. Pendapatan usaha ikan tangkap di Desa Sukajaya Lempasing per musim

dalam satu tahun ............................................................................................... 78

Page 16: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

v

14. Rata-rata pendapatan di luar usaha ikan tangkap. pendapatan non

perikanan serta bantuan pemerintah rumah tangga nelayan di Desa

Sukajaya Lempasing dalam satu tahun ........................................................... 80

15. Rata-rata total pendapatan rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing dalam satu tahun ........................................................................... 81

16. Ketersediaan pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing ....................................................................................................... 83

17. Rata-rata pengeluaran pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing dalam satu bulan ........................................................................... 85

18. Rata-rata total pengeluaran rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing dalam satu bulan ........................................................................... 86

19. Pangsa pengeluaran pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing ....................................................................................................... 89

20. Rata-rata konsumsi energi rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing ....................................................................................................... 93

21. Tingkat kecukupan energi rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing ....................................................................................................... 94

22. Rata-rata konsumsi protein rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing ........................................................................................................ 95

23. Tingkat kecukupan protein rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing ....................................................................................................... 97

24. Klasifikasi silang antara jumlah kecukupan energi dan pangsa pengeluaran

pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya Lempasing ......................... 98

25. Hasil regresi ordinal logit faktor-faktor yang mempengaruhi

ketahanan pangan .......................................................................................... 101

26. Tingkat ketahanan pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing berdasarkan tingkat pendidikan ibu rumah tangga

responden ...................................................................................................... 104

27. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan rumah

tangga nelayan di Desa Sukajaya Lempasing ............................................... 114

28. Identitas responden rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing ..................................................................................................... 136

29. Rekapitulasi Pendapatan usaha ikan tangkap rumah tangga nelayan

di Desa Sukajaya Lempasing ........................................................................ 139

Page 17: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

vi

30. Pendapatan rumah tangga nelayan non usaha ikan tangkap (off farm)

di Desa Sukajaya Lempasing ........................................................................ 146

31. Pendapatan rumah tangga nelayan non perikanan (non farm)

di Desa Sukajaya Lempasing ........................................................................ 148

32. Rekapitulasi pendapatan rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing ..................................................................................................... 150

33. Pengeluaran pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing ..................................................................................................... 153

34. Pengeluaran non pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing ..................................................................................................... 156

35. Tingkat kecukupan energi rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing ..................................................................................................... 162

36. Tingkat kecukupan protein rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing ..................................................................................................... 164

37. Pangsa pengeluaran pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing ..................................................................................................... 166

38. Tingkat ketahanan pangan rumah tangga nelayan berdasarkan klasifikasi

silang kecukupan energi dan pangsa pengeluaran pangan ............................ 168

39. Data analisis regresi ordinal logit faktor yang mempengaruhi ketahanan

pangan rumah tangga nelayan ....................................................................... 170

40. Hasil regresi ordinal logit .............................................................................. 173

Page 18: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Keterkaitan antarsubsistem ketahanan pangan ................................................. 17

2. Kerangka pemikiran analisis tingkat ketahanan pangan rumah tangga

nelayan di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Teluk Pandan

Kabupaten Pesawaran ..................................................................................... 43

3. Peta batas wilayah kecamatan di Kabupaten Pesawaran ................................ 62

4. Peta batas wilayah Desa Sukajaya Lempasing ................................................ 64

Page 19: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Provinsi Lampung merupakan salah satu wilayah Indonesia dengan separuh

kabupatennya berada di wilayah pesisisir, sehingga memiliki potensi sumber daya

perikanan laut yang cukup besar. Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi

Lampung Nomor 44 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Mitra Bahari Provinsi

Lampung Tahun 2014-2019, Provinsi Lampung tercatat memiliki luas perairan

laut diperkirakan sebesar ± 24.820 km2

dengan panjang garis pantai Provinsi

Lampung ± 1.105 km, yang membentuk empat wilayah pesisir, yaitu Pantai Barat,

Teluk Semaka, Teluk Lampung dan Selat Sunda, dan Pantai Timur.

Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung

dengan luas perairan laut sebesar 689 km2

dan garis pantai sepanjang 96 km.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung (2016), Kabupaten

Pesawaran memiliki jumlah rumah tangga perikanan laut tertinggi yaitu sebesar

1.871 rumah tangga atau dengan persentase sebesar 25,14 % dari jumlah

keseluruhan rumah tangga perikanan laut di Provinsi Lampung. Jumlah rumah

tangga perikanan laut tertinggi tersebut tidak lantas menjadikan Kabupaten

Pesawaran sebagai sentra produksi perikanan laut. Berdasarkan data Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pesawaran (2016) diketahui tingkat produksi

perikanan laut Kabupaten Pesawaran hanya menempati posisi ke-enam di

Page 20: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

2

Provinsi Lampung, sehingga dapat dikatakan produktivitas perikanan laut di

Kabupaten Pesawaran relatif rendah. Berikut data produksi perikanan tangkap

menurut kecamatan dan subsektor di Kabupaten Pesawaran pada tahun 2014 –

2015 (dalam ton) disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi perikanan tangkap menurut kecamatan dan subsektor di

Kabupaten Pesawaran, 2014-2015 (dalam ton).

No

Kecamatan

Perikanan

Laut

Perairan

Umum Jumlah

2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 Punduh Pidada 1.682,32 3.469,75 0,00 0,00 1.682,32 3.469,75

2 Marga Punduh 2.438,42 3.210,51 0,00 0,00 2.438,42 3.210,51

3

Padang

Cermin 1.950,65 2.601,60 0,00 0,00 1.950,65 2.601,60

4 Teluk Pandan 2.023,75 4.597,89 0,00 0,00 2.023,75 4.597,89

5 Tegineneng 0,00 0,00 70,86 76,51 70,86 76,51

Pesawaran 8.095,14 13.879,75 70,86 76,51 8.166,00 13.956,26

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pesawaran 2016

Pada Tabel 1 dapat dilihat lima kecamatan di Kabupaten Pesawaran yang

memiliki hasil produksi perikanan tangkap. Hasil produksi perikanan tangkap di

Kecamatan Teluk Pandan mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun

2014 ke tahun 2015 yaitu dengan jumlah peningkatan sebesar 2.574,14 ton,

jumlah peningkatan tersebut tertinggi bila dibandingkan dengan peningkatan hasil

produksi di kecamatan lain. Pada tahun 2015, Kecamatan Teluk Pandan juga

memiliki hasil produksi tertinggi perikanan tangkap yang diperoleh dari subsektor

perikanan laut bila dibandingkan dengan empat kecamatan lainnya.

Aktivitas ekonomi masyarakat di pesisir memberi pengaruh yang cukup signifikan

dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, akan tetapi pertumbuhan ekonomi

tersebut belum dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya

Page 21: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

3

masyarakat pesisir. Nelayan sebagai masyarakat pesisir dominan memiliki tingkat

kesejahteraan yang rendah karena menghadapi masalah kemiskinan.

Berdasarkan data penduduk Kecamatan Teluk Pandan (2017), terindikasi sebesar

4.641 keluarga tergolong dalam kategori Keluarga Pra-Sejahtera (KPS) dan

sebesar 2.473 keluarga tergolong dalam kategori Keluarga Sejahtera I (KS-I),

sedangkan untuk kategori Keluarga Sejahtera II, Sejahtera III , dan Sejahtera III

Plus masing-masing secara berturut-turut sebesar 2.023, 1.154, dan 58 keluarga.

BKKBN mengelompokkan KPS dan KS-I sebagai golongan keluarga miskin

(Bappenas, 2010). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebesar

7.114 keluarga atau sebesar 68,74% dari jumlah keseluruhan keluarga yang ada

tergolong sebagai keluarga miskin.

Desa Sukajaya Lempasing merupakan salah satu desa di Kecamatan Teluk Pandan

yang berada di wilayah pesisir dan berbatasan dengan Laut Teluk Betung,

sehingga menjadikan sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan.

Mayoritas nelayan di Desa Sukajaya Lempasing merupakan nelayan tradisional

yang melakukan kegiatan perikanan tangkap untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari.

Permasalahan yang umum terjadi dalam perikanan tangkap adalah persaingan

antar nelayan karena jumlah unit penangkapan ikan semakin meningkat,

sedangkan daerah penangkapan terbatas. Keterbatasan daerah penangkapan

disebabkan oleh alokasi kawasan perairan untuk kegiatan lain. Masalah lainnya

adalah persaingan antara nelayan kecil yang merupakan mayoritas nelayan di

Provinsi Lampung dengan nelayan bermodal besar yang umumnya berasal dari

Page 22: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

4

luar Provinsi Lampung. Nelayan kecil juga mengalami kesulitan dalam

memperoleh bantuan modal yang menyebabkan terhambatnya operasi

penangkapan ikan (Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, 1999).

Para nelayan di Desa Sukajaya Lempasing turut mengalami permasalahan di atas,

selain itu juga masih menggunakan alat penangkapan ikan dan perahu perikanan

yang sederhana. Terlepas dari permasalahan tersebut, faktor alam juga turut

mempengaruhi hasil produksi perikanan laut yang berfluktuasi setiap musimnya,

sehingga mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan yang cenderung relatif

rendah. Terindikasi sebesar 45,13% keluarga tergolong dalam keluarga miskin

berdasarkan kategori keluarga pra-sejahtera dan keluarga sejahtera I, sebagian

besar diantaranya merupakan rumah tangga nelayan. Faktor sosial ekonomi

menjadi penyebab timbulnya masalah kemiskinan.

Kemiskinan dan tekanan-tekanan ekonomi merupakan masalah yang dihadapi

oleh rumah tangga nelayan di wilayah pesisir, begitupun dengan rumah tangga

nelayan Desa Sukajaya Lempasing. Menurut Kusnadi (2002), hal yang menjadi

akar dari masalah tersebut disebabkan oleh faktor alamiah, seperti fluktuasi

musim penangkapan dan struktur alam sumber daya ekonomi desa serta faktor

non alamiah, seperti keterbatasan daya jangkau teknologi penangkapan,

ketimpangan dalam sistem bagi hasil, tidak adanya jaminan sosial tenaga kerja,

lemahnya jaringan pemasaran, belum berfungsinya koperasi nelayan, dan dampak

negatif kebijakan modernisasi perikanan. Faktor-faktor kemiskinan dan tekanan

ekonomi yang dihadapi tersebut dapat menjadikan kawasan pesisir sebagai

kawasan yang rawan di bidang sosial ekonomi dan dapat memicu timbulnya

permasalahan pada bidang kehidupan yang lain.

Page 23: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

5

Menurut Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (2016), kemiskinan

berhubungan erat dengan kerawanan pangan, meskipun tidak identik. Indikator

tingkat kerawanan pangan ditunjukkan dengan kecukupan konsumsi kalori per

kapita per hari dengan nilai Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2.150 kkal/kapita/hari

(WKNPG, 2012). Berdasarkan hasil survei konsumsi pangan tahun 2017 yang

dilakukan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung, diketahui bahwa

tingkat konsumsi energi rumah tangga di Kabupaten Pesawaran yakni hanya

sebesar 1.919,7 kkal/kap/hari, jumlah tersebut masih di bawah AKG standar yang

ditetapkan dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gzi (WNPG) X Tahun 2012

(Badan Ketahanan Pangan, 2017).

Tingkat kerawanan pangan berdasarkan konsumsi kalori ditentukan oleh faktor

penyediaan pangan, harga pangan, pendapatan rumah tangga, dan kemampuan

rumah tangga dalam mengakses pangan, serta pengetahuan masyarakat mengenai

pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman. Tingkat

pendapatan di bawah harga pangan dapat mengurangi kemampuan rumah tangga

dalam mengakses kebutuhan pangan, sehingga asupan pangan setiap anggota

dalam suatu rumah tangga akan berkurang (BKP Kementan, 2015).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 mendefinisikan

pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,

perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah

maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi

konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan

bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan

Page 24: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

6

pembuatan makanan atau minuman. Ketahanan pangan didefinisikan sebagai

kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang

tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,

aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan

agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan

produktif secara berkelanjutan.

Merujuk pada Kebijakan Umum Ketahanan Pangan (KUKP) 2010 – 2014, ruang

lingkup ketahanan pangan mencakup tiga pilar utama yaitu ketersediaan,

distribusi, dan konsumsi pangan. Pilar distribusi dan konsumsi merupakan

penjabaran dari aksesibilitas masyarakat terhadap pangan. Dalam Kebijakan

Strategis Pangan dan Gizi 2015 – 2019 (Dewan Ketahanan Pangan 2015),

Committee on World Food Security dan Food and Agriculture Organization

(CFS-FAO) menyatakan ada empat pilar ketahanan pangan yaitu ketersediaan

(availability), keterjangkauan (access), pemanfaatan (utilization), dan kestabilan

(stability). Jika salah satu pilar tidak terpenuhi, maka suatu negara belum dapat

dikatakan mempunyai ketahanan pangan yang baik, walaupun pangan tersedia

cukup di tingkat nasional dan regional, tetapi jika akses individu untuk memenuhi

kebutuhan pangan tidak merata, maka ketahanan pangan masih dikatakan rapuh.

Akses terhadap pangan, ketersediaan pangan dan resiko terhadap akses dan

ketersediaan pangan tersebut merupakan determinan yang esensial dalam

ketahanan pangan.

Menurut Salim dan Darmawanty (2016), kondisi ketahanan pangan bagi rumah

tangga nelayan sulit dicapai apabila akses rumah tangga nelayan terhadap pangan

Page 25: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

7

dalam kondisi yang rendah, khususnya dari sisi ekonomi seperti pendapatan,

kesempatan kerja dan harga pangan. Tidak hanya akses pangan yang lemah,

rumah tangga nelayan juga sangat mungkin mengalami ketidakpastian dalam

mencapai kondisi kecukupan pangan (food sufficient), jaminan pangan (food

security), serta keberlanjutan pangan (food sustainability). Berdasarkan latar

belakang di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat

ketahanan pangan, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketahanan pangan,

dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan rumah tangga nelayan untuk

meningkatkan tingkat ketahanan pangan rumah tangga nelayan.

1.2 Rumusan Masalah

Desa Sukajaya Lempasing merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Teluk Pandan dengan sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian

sebagai nelayan, serta memiliki tingkat kemiskinan sebesar 45,13% berdasarkan

kategori keluarga pra-sejahtera dan keluarga sejahtera I, dimana sebagian besar

diantaranya adalah rumah tangga nelayan (Kecamatan Teluk Pandan, 2017).

Sebagian besar nelayan di Desa Sukajaya Lempasing adalah nelayan tradisional

yang memiliki pendapatan relatif rendah dan melakukan kegiatan perikanan

tangkap untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Kemiskinan dan tekanan ekonomi yang dihadapi tersebut memicu timbulnya

permasalahan baru pada bidang kehidupan yang lain. Kemiskinan yang dialami

rumah tangga nelayan identik dengan rendahnya pendapatan, rendahnya

pendapatan yang diterima nelayan mempengaruhi akses pangan rumah tangga

nelayan, ketahanan pangan akan sulit dicapai apabila akses pangan rumah tangga

Page 26: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

8

rendah. Akses pangan yang rendah memungkinkan ketidakpastian rumah tangga

dalam mencapai kondisi kecukupan pangan.

Selain pendapatan relatif rendah, faktor lain yang turut berpengaruh terhadap

tingkat ketahanan pangan adalah struktur demografi rumah tangga, tingkat

pendidikan anggota rumah tangga, dan serta pengetahuan masyarakat mengenai

pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman. Faktor-faktor

tersebut mempengaruhi perilaku rumah tangga nelayan dalam membelanjakan

pendapatannya untuk mencukupi kebutuhan pangan maupun non pangan,

sehingga turut mempengaruhi akses pangan dan konsumsi rumah tangga nelayan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah tingkat ketahanan pangan rumah tangga nelayan di Desa

Sukajaya Lempasing Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat ketahanan pangan rumah

tangga nelayan di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Teluk Pandan

Kabupaten Pesawaran?

3. Bagaimanakah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan

rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Teluk

Pandan Kabupaten Pesawaran?

Page 27: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

9

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis tingkat ketahanan pangan rumah tangga nelayan di Desa

Sukajaya Lempasing Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketahanan pangan

rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Teluk

Pandan Kabupaten Pesawaran.

3. Mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan

rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Teluk

Pandan Kabupaten Pesawaran.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya Lempasing, sebagai sumber

informasi mengenai tingkat ketahanan pangan yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam upaya meningkatkan asupan pangan rumah tangga guna

mencapai kondisi tahan pangan.

2. Pemerintah, dinas, dan instansi terkait, sebagai sumbangan pemikiran dan

bahan pertimbangan dalam melakukan evaluasi terhadap penetapan kebijakan

yang berkaitan dengan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan ketahanan

pangan rumah tangga nelayan.

3. Peneliti lain, sebagai referensi dalam melakukan penelitian sejenis atau

melanjutkan penelitian ini.

Page 28: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

10

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Nelayan dan Kemiskinan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 perubahan

atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 2004 tentang

Perikanan, nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan

penangkapan ikan, sedangkan nelayan kecil adalah orang yang mata

pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari yang menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar 5 gross ton

(GT). Menurut Imron (2003) dalam Mulyadi (2005), nelayan adalah suatu

kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut,

baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya. Nelayan umumnya

tinggal dipinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi

kegiatannya. Dilihat dari segi kepemilikan alat tangkap, nelayan dibedakan

menjadi tiga kelompok yaitu:

1. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang

lain.

2. Nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang

dioperasikan oleh orang lain.

Page 29: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

11

3. Nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri,

dan dalam kegiatan operasiannya tidak melibatkan orang lain.

Merujuk pada Satria (2002), nelayan digolongkan menjadi empat tingkatan yang

dilihat dari kapasitas teknologi, orientasi pasar dan karakteristik hubungan

produksi. Keempat tingkatan nelayan tersebut yakni:

1. Peasant-fisher atau nelayan tradisional yang biasanya lebih berorientasi pada

pemenuhan kebutuhan sendiri (subsisten). Umumnya nelayan golongan ini

masih menggunakan alat tangkap tradisional, seperti dayung atau sampan,

tidak bermotor, dan melibatkan anggota keluarga sebagai tenaga kerja utama.

2. Post-peasant fisher, yaitu nelayan yang dicirikan dengan penggunaan

teknologi penangkapan ikan yang lebih maju seperti motor tempel atau kapal

motor. Penguasaan sarana perahu motor tersebut semakin membuka peluang

bagi nelayan untuk menangkap ikan di wilayah perairan yang lebih jauh dan

memperoleh surplus dari hasil tangkapannya karena mempunyai daya

tangkap lebih besar. Umumnya nelayan jenis ini beroperasi di wilayah

pesisir, sudah berorientasi pasar, dan tenaga kerja yang digunakan tidak

bergantung pada anggota keluarga saja.

3. Commercial fisher, yaitu nelayan yang memiliki orientasi pada peningkatan

keuntungan. Skala usahanya sudah besar yang dicirikan dengan banyaknya

jumlah tenaga kerja dengan status yang berbeda dari buruh hingga manajer.

Teknologi yang digunakan lebih modern dan membutuhkan keahlian

tersendiri dalam pengoperasian kapal maupun alat tangkapnya.

4. Industrial fisher, yaitu nelayan yang diorganisasikan dengan cara yang mirip

dengan perusahaan agroindustri di negara-negara maju, relatif lebih padat

Page 30: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

12

modal, memberikan pendapatan yang lebih tinggi daripada perikanan

sederhana, baik untuk pemilik maupun awak perahu, dan menghasilkan ikan

kaleng dan ikan beku yang berorientasi ekspor.

Menurut Mubyarto, et al (1984) terdapat lima tipologi nelayan berdasarkan

stratifikasi masyarakat nelayan yaitu:

1. Nelayan kaya A, yaitu nelayan yang mempunyai kapal sehingga

mempekerjakan nelayan lain tanpa ia sendiri harus ikut bekerja.

2. Nelayan kaya B, yaitu nelayan yang memiliki kapal tetapi ia sendiri masih

ikut bekerja sebagai awak kapal.

3. Nelayan sedang, yaitu nelayan yang kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi

dengan pendapatan pokoknya dari bekerja sebagai nelayan, dan memiliki

perahu tanpa mempekerjakan tenaga dari luar keluarga.

4. Nelayan miskin, yaitu nelayan yang pendapatan dari perahunya tidak

mencukupi kebutuhan hidupnya, sehingga harus ditambah dengan bekerja

lain.

5. Nelayan pandega atau tukang kiteng.

Badan Pusat Statistik (2000) mendefinisikan kemiskinan sebagai keadaan dimana

seseorang individu atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi kebutuhan

dasarnya, seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan

kesehatan yang dianggap sebagai kebutuhan minimal dan memiliki standar

tertentu. Menurut Situmorang (2008), kemiskinan adalah situasi serba

kekurangan dari penduduk yang terwujud dalam dan disebabkan oleh terbatasnya

modal yang dimiliki, rendahnya pengetahuan dan keterampilan, rendahnya

Page 31: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

13

produktivitas, rendahnya pendapatan, lemahnya nilai tukar hasil produksi orang

miskin dan terbatasnya kesempatan berperan serta dalam pembangunan. Supradin

(2008) mendefinisikan kemiskinan adalah seseorang yang tidak memiliki

pekerjaan dan pengahasilan tetap, sedangkan tanggungan keluarga dan biaya

hidup mereka tinggi, bagi mereka prioritas utama adalah pemenuhan kebutuhan

primer berupa pangan dan pakaian dengan kualitas rendah.

Situmorang (2008) menjelaskan bahwa ciri-ciri masyarakat miskin secara umum

ditandai oleh ketidakberdayaan/ketidakmampuan (powerless) dalam beberapa hal,

yakni (1) memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar seperti pangan dan gizi, sandang,

papan, pendidikan,dan kesehatan; (2) melakukan kegiatan usaha produktif; (3)

menjangkau akses sumber daya sosial ekonomi; (4) menentukan nasibnya sendiri

serta senantiasa mendapat perlakuan diskriminatif, mempunyai perasaan

ketakutan dan kecurigaan, serta sikap apatis dan fatalistik; dan (5) membebaskan

diri dari mental dan budaya miskin serta senantiasa mempunyai martabat dan

harga diri yang rendah.

Menurut Sudjatmoko (1995), kemiskinan yang terjadi pada nelayan tradisional

adalah kemiskinan struktural. Menurut Mubyarto (1995), kemiskinan struktural

adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor struktur sosial masyarakat

pada suatu wilayah tertentu. Kemiskinan struktural biasanya terjadi dalam suatu

masyarakat dimana terdapat perbedaan yang tajam antara mereka yang hidup

melarat dengan mereka yang hidup dalam kemewahan dan kaya raya, walaupun

merupakan mayoritas terbesar dari masyarakat, dalam realitanya tidak mempunyai

kekuatan apa-apa untuk mampu memperbaiki nasib hidupnya.

Page 32: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

14

Kusnadi (2002) menyatakan kemiskinan yang dialami oleh nelayan disebabkan

oleh dua faktor yaitu (1) Faktor alamiah, yakni yang berkaitan dengan fluktuasi

musim-musim penangkapan dan struktur alamiah sumberdaya ekonomi desa; (2)

faktor non alamiah, yakni yang berhubungan dengan keterbatasan daya jangkau

teknologi penangkapan, ketimpangan dalam sistem bagi hasil dan tidak adanya

jaminan sosial tenaga kerja yang pasti, lemahnya penguasaan jaringan pemasaran

dan belum berfungsinya lembaga koperasi nelayan serta dampak negatif dari

kebijakan modernisasi perikanan yang telah berlangsung sejak seperempat abad

terakhir.

Kesulitan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan tradisional dipengaruhi oleh

sejumlah faktor, meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor

tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Faktor internal, yaitu (1) keterbatasan kualitas sumber daya manusia; (2)

keterbatasan kemampuan modal usaha dan teknologi penangkapan; (3)

hubungan kerja dalam organisasi penangkapan yang seringkali kurang

menguntungkan buruh; (4) kesulitan melakukan diversifikasi usaha

penangkapan (5) ketergantungan yang sangat tinggi terhadap okupasi melaut;

dan (6) gaya hidup yang dipandang boros, sehingga kurang berorientasi ke

masa depan.

2. Faktor eksternal, yaitu (1) kebijakan pembangunan perikanan yang lebih

berorientasi kepada produktivitas untuk menunjang pertumbuhan ekonomi

nasional dan parsial; (2) sistem pemasaran hasil perikanan yang lebih

menguntungkan pedagang perantara; (3) kerusakan akan ekosistem pesisir

dan laut karena pencemaran dari wilayah darat, praktek penangkapan ikan

Page 33: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

15

dengan bahan kimia, perusakan terumbu karang, dan konservasi hutan bakau

di kawasan pesisir, (4) penggunaan peralatan tangkap ikan yang tidak ramah

lingkungan; (5) penegakan hukum yang lemah terhadap perusak lingkungan;

(6) terbatasnya teknologi pengolahan pasca panen; (7) terbatasnya peluang

kerja di sektor non perikanan yang tersedia di desa nelayan; (8) kondisi alam

dan fluktuasi musim yang tidak memungkinkan nelayan melaut sepanjang

tahun; dan (9) isolasi geografis desa nelayan yang mengganggu mobilitas

barang, jasa, modal dan manusia.

2.1.2 Ketahanan Pangan

Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar. Masalah konsumsi pangan dan

pemenuhannya merupakan agenda penting dalam pembangunan ekonomi

Indonesia. Ketahanan pangan bagi suatu negara adalah hal yang sangat penting.

Masalah ketahanan pangan sangat erat kaitannya dengan stabilitas ekonomi, biaya

produksi ekonomi agregat, dan stabilitas politik nasional, oleh sebab itu ketahanan

pangan merupakan syarat mutlak bagi penyelenggaraan pembangunan nasional

(Hanafie, 2010).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang

Pangan, yang dimaksud dengan ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya

pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya

pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,

merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan

budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara

berkelanjutan.

Page 34: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

16

FAO (1997) dalam Hanafie (2010) mendefinisikan ketahanan pangan sebagai

situasi dimana semua rumah tangga mempunyai akses, baik secara fisik maupun

ekonomi untuk memperoleh pangan bagi seluruh anggota keluarganya dan rumah

tangga tidak berisiko untuk mengalami kehilangan kedua akses tersebut. Konsep

ketahanan pangan mencakup ketersediaan yang memadai, stabilitas, dan akses

pangan terhadap pangan utama. Ketersediaan pangan memadai jika pangan

tersedia dalam jumlah yang mampu memenuhi kebutuhan konsumsi. Stabilitas

merujuk pada kemungkinan bahwa pada situasi sesulit apa pun, konsumsi pangan

tidak akan jatuh dibawah kebutuhan gizi yang dianjurkan. Akses mengacu pada

realita bahwa masih banyak masyarakat yang mengalami kelaparan disebabkan

ketiadaan sumber daya untuk memproduksi pangan atau ketidakmampuan untuk

memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan hal tersebut maka

determinan utama dari ketahanan pangan adalah kemampuan untuk membeli atau

pendapatan yang memadai untuk membiayai hidup.

Dalam ketahanan pangan nasional maupun wilayah terdapat tiga susbsistem yang

terdiri dari subsistem ketersediaan, subsistem distribusi (akses pangan), dan

subsistem konsumsi. Masing-masing subsistem dalam ketahanan pangan

memiliki indikator-indikator yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran

keberhasilan atau kinerja subsistemnya. Menurut Suryana dalam Indriani (2015)

keterkaitan antar subsitem tersebut digambarkan pada Gambar 1.

Page 35: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

17

Gambar 1. Keterkaitan antarsubsistem ketahanan pangan

Menurut Hanani (2012) ketahanan pangan terdiri dari tiga subsistem utama yaitu

ketersediaan (Food Availability), akses (Food Access), dan penyerapan pangan

(Food Utilization), sedangkan status gizi (Nutrition Status) merupakan outcome

dari ketahanan pangan. Ketersediaan, akses, dan penyerapan pangan merupakan

subsistem yang harus dipenuhi secara utuh. Salah satu subsistem tersebut tidak

dipenuhi maka suatu negara belum dapat dikatakan mempunyai ketahanan

pangan yang baik, walaupun pangan tersedia cukup di tingkat nasional dan

tingkat regional, jika akses individu untuk memenuhi kebutuhan pangannya tidak

merata, maka ketahanan pangan masih dikatakan rapuh. Indikator ketahanan

pangan yang mengacu dari berbagai referensi dapat dilihat pada Tabel 2.

Subsistem

Ketersediaan Subsistem

Distribusi Subsistem

Konsumsi Produksi

pangan

Impor

Cadaangan

pangan

Aksesibilitas

- Fisik

- ekonomi

Intervensi

pemerintah

dalam

distribusi

pangan pokok

Kualitas Pangan

- Gizi

seimbang

- Mutu,

keamanan

pangan

- Penganekara-

gaman

pangan

Page 36: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

18

Tabel 2. Indikator ketahanan pangan

Sub sistem Indikator Standar Ideal

Ketersediaan

pangan

Ketersediaan energi

perkapita

Ketersediaan energi perkapita

minimal 2.200 kilokalori/hari

Ketersediaan protein

perkapita

Ketersediaan protein perkapita

minimal 57 gram/hari

Cadangan pangan Jumlah cadangan pangan

minimal 20 persen dari

kebutuhan

Akses pangan Stabilitas harga pangan Stabilitas harga pangan dengan

perbedaan maksimum 10 –

25% antara waktu normal dan

tidak normal

Akses terhadap sistem

informasi dan

kewaspadaan pangan

Sistem kewaspadaan pangan

dan gizi berkembang sampai

desa

Pengeluaran untuk

pangan

Persen pengeluaran pangan

< 80% pendapatan

Akses terhadap

transportasi

Tersedia angkutan umum

Penyerapan

pangan

Kecukupan energi per

kapita/hari

Angka kecukupan energi

minimal 2.000 kkal/hari

Kecukupan protein per

kapita/hari

Angka kecukupan minimal 52

gram/hari

Kecukupan gizi mikro Kecukupan zat besi, yodium

dll

Penganekaragaman

pangan

Pola Pangan Harapan dengan

skor PPH 100

Penurunan kasus

keracunan pangan

Jumlah kasus pelanggaran

produk pangan 0 persen

Status gizi Tingkat kerawanan

masyarakat (<70% AKG)

Persen kelaparan < 2,5%

Balita gizi kurang dan

buruk

Persen balita gizi kurang dan

buruk < 2,5%

Sumber: Disarikan dari berbagai sumber dalam Hanani (2012)

Berdasarkan hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X tahun 2012,

syarat kecukupan konsumsi energi yang dianjurkan adalah sebesar 2.150

kkal/kapita/hari dan 57 gram/kapita/hari. Berikut disajikan lebih rinci mengenai

angka kecukupan gizi yang dianjurkan per orang per hari dalam Tabel 3.

Page 37: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

19

Tabel 3. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan per orang per hari

Kelompok

Umur

BB

(Kg)

TB

(cm)

Energi

(Kkal)

Protein

(g)

Lemak

(g)

KH

(g)

Serat

(g)

Air

(ml)

Bayi/anak

0 -6 bln 6 61 550 12 30 58 0 800

7 - 11 bln 9 71 700 16 36 80 10 800

1 - 3 th 13 91 1.050 20 40 145 15 1.200

4 - 6 th 19 112 1.550 28 60 210 22 1.500

7 - 9 th 27 130 1.800 38 70 250 25 1.900

Pria

10 - 12 th 34 142 2.100 50 70 290 29 1.800

13 -15 th 46 158 2.550 62 85 350 35 2.000

16 - 18 th 56 166 2.650 62 88 350 37 2.200

19 - 29 th 60 168 2.700 62 90 370 38 2.500

30 - 49 th 62 168 2.550 62 70 380 36 2.600

50 - 54 th 62 168 2.250 62 60 330 32 2.600

65 - 80 th 60 168 1.800 60 50 300 25 2.500

80+ 56 168 1.500 58 42 250 21 2.500

Wanita

10 - 12 th 36 145 2.000 52 70 270 28 1.800

13 - 15 th 46 155 2.150 60 70 300 30 2.000

16 - 18 th 50 157 2.150 58 70 300 30 2.100

19 - 29 th 54 159 2.250 58 75 320 32 2.300

30 -49 th 55 159 2.100 58 60 300 30 2.300

50 -54 th 55 159 1.900 57 50 280 26 2.300

65 - 80 th 54 159 1.500 57 40 250 21 2.300

80+ 55 159 1.400 55 40 250 20 2.300

Hamil

Trisemester 1

180 18 6 25 0 +300

Trisemester 2

300 18 10 40 0 +300

Trisemester 3

300 18 10 40 0 +300

Menyusui

0 - 6 bln

330 17 11 45 0 +650 – 870

7 -12 bln

400 17 13 55 0 + 650 –870

Sumber: LIPI (2012) dalam Indriani (2015)

Dalam Hardiyansyah, Riyadi, dan Napitupulu (2012), bahan pangan untuk

konsumsi sehari-hari dikelompokkan menjadi 9 kelompok besar. Jenis pangan

pada tiap kelompok berbeda-beda pada setiap daerah sesuai dengan sumberdaya

pangan yang tersedia. Bahan pangan tersebut dikelompokkan sebagai berikut:

Page 38: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

20

1. Padi-padian, meliputi beras, jagung, shorgum dan terigu

2. Umbi-umbian, meliputi ubi kayu, ubi jalar, kentang, talas dan sagu

3. Pangan hewani, meliputi ikan, daging, susu dan telur

4. Minyak dan lemak, meliputi minyak kelapa dan minyak sawit

5. Buah/biji berminyak, yakni kelapa daging

6. Kacang-kacangan, meliputi kedelai, kacang tanah dan kacang hijau

7. Gula, meliputi gula pasir dan gula merah

8. Sayur dan buah, yakni semua jenis sayuran dan buah-buahan yang biasa

dikonsumsi

9. Lain-lain, seperti teh, kopi, coklat, sirup, bumbu-bumbuan, makanan dan

minuman jadi.

2.1.3 Ketahanan Pangan Rumah Tangga

Menurut International Congress of Nutrition (ICN) di Roma tahun 1992 dalam

Adi (1998), ketahanan pangan rumah tangga didefinisikan sebagai kemampuan

rumah tangga untuk memenuhi kecukupan pangan anggotanya dari waktu ke

waktu agar dapat hidup sehat dan mampu melakukan kegiatan sehari-hari.

Definisi tersebut diperluas dengan menambahkan persyaratan “harus diterima oleh

budaya setempat”, hal ini disampaikan dalam sidang Committee on World Food

Security tahun 1995.

Menurut Suharyanto (2015), ketahanan pangan di tingkat rumah tangga pada

hakekatnya menunjukkan kemampuan rumah tangga dalam memenuhi kecukupan

pangan. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor yang sangat

Page 39: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

21

kompleks, tetapi secara umum terkait dengan perubahan aspek perilaku produksi

pangan, konsumsi dan alokasi sumber daya dalam rumah tangga.

Menurut Usfar (2002) dalam Suharyanto (2015), ketahanan pangan rumah tangga

berhubungan dengan kemampuan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan

seluruh anggotanya. Akses rumah tangga terhadap pangan merupakan strategi-

strategi untuk mendapatkan makanan dari berbagai sumber. Akses dalam

menjangkau kebutuhan pangan sangat dipengaruhi oleh daya beli, tingkat

pendapatan, harga pangan, proses ditribusi pangan, kelembagaan di tingkat lokal

serta faktor-faktor lainnya. Makanan dalam suatu rumah tangga dapat diperoleh

dari berbagai sumber, antara lain dengan memproduksi sendiri, membeli, atau

berasal dari pemberian.

2.1.4 Pengukuran Ketahanan Pangan

Pengukuran ketahanan pangan dapat dilakukan pada tingkat global, nasional,

regional sampai dengan tingkat rumah tangga dan individu. Pada tingkat global,

nasional dan regional indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat

ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan. Ketahanan pangan di tingkat

rumah tangga dan individu menggunakan beberapa indikator, diantaranya adalah

alokasi tenaga kerja, tingkat pengeluaran pangan terhadap pengeluaran total,

perubahan kehidupan sosial, keadaan konsumsi pangan dari segi jumlah, kualitas,

dan kebiasaan makan, serta keadaan kesehatan dan status gizi (Handewi dkk,

2002).

Page 40: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

22

Menurut Kennedy (2002), pengukuran ketahanan pangan rumah tangga dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu dengan kualitatif dan kuantitatif. Metode

kualitatif merupakan pendekatan yang baru dikembangkan untuk mendapatkan

cara praktis dan mudah dalam menganalisis serta menginterpretasikan bila

dibandingkan dengan metode kuantitatif. Menurut FAO (2003) dalam Tanziha

(2005), pengukuran ketahanan pangan secara kuantitatif dapat diukur melalui

tingkat ketidakcukupan energi yang menunjukkan keparahan defisit energi yang

ditunjukkan oleh defisit jumlah kalori pada individu dibawah energi yang

dianjurkan (< 70%). Berdasarkan ukuran tersebut, apabila tingkat kecukupan

energi kurang dari 70% dan disertai dengan penurunan berat badan dapat

dikatakan mengalami kondisi kelaparan, bila tingkat kecukupan energinya kurang

dari 70% dan tidak disertai penurunan berat badan maka mengalami kondisi

rawan pangan tingkat berat, bila tingkat kecukupan energi 70 – 80% maka

mengalami rawan pangan sedang, bila tingkat kecukupan energi 81 – 90% maka

mengalami rawan pangan ringan, dan bila tingkat kecukupan energi lebih dari

90% maka dikatakan tahan pangan.

Terdapat banyak indikator untuk mengukur ketahanan pangan, salah satunya

adalah indikator Johnsson dan Toole (1991) yang diadopsi oleh Maxwell, et al

(2000). Indikator ini menggunakan klasifikasi silang antara dua indikator

ketahanan pangan, yaitu pangsa pengeluaran dan konsumsi energi rumah tangga

dan kecukupan energi dalam satuan kilokalori (kkal). Berikut kriteria tingkat

ketahanan pangan rumah tangga disajikan dalam Tabel 4.

Page 41: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

23

Tabel 4. Kriteria derajat ketahanan pangan rumah tangga

Konsumsi energy Pangsa pengeluaran pangan

Rendah (< 60%

pengeluaran total)

Tinggi (≥ 60%

pengeluaran total)

Cukup (> 80%

kecukupan energi)

Tahan pangan Rentan pangan

Kurang (≤ 80%

kecukupan energi)

Kurang pangan Rawan pangan

Sumber: Johnsson and Toole (1991) dalam Maxwell, et al (2000)

Pada Tabel 4 dapat dilihat hasil dari klasifikasi silang antara kecukupan energi

dan pangsa pengeluaran pangan sebagai dua indikator ketahanan pangan tersebut

menghasilkan klasifikasi tingkat ketahanan pangan sebagai berikut:

a. Rumah tangga tahan pangan yaitu bila proporsi pengeluaran pangan rendah

(< 60% pengeluaran rumah tangga) dan cukup mengkonsumsi energi (> 80%

dari syarat kecukupan energi).

b. Rumah tangga kurang pangan yaitu bila proporsi pengeluaran pangan

rendah(< 60% pengeluaran rumah tangga) dan kurang mengkonsumsi energi

(≤ 80% dari syarat kecukupan energi).

c. Rumah tangga rentan pangan yaitu bila proporsi pengeluaran pangan tinggi

(≥ 60% pengeluaran rumah tangga) dan cukup mengkonsumsi energi (> 80%

dari syarat kecukupan energi).

d. Rumah tangga rawan pangan yaitu bila proporsi pengeluaran pangan tinggi

(≥ 60% pengeluaran rumah tangga) dan tingkat konsumsi energinya kurang

(≤ 80% dari syarat kecukupan energi).

Pangsa pengeluaran pangan merupakan besarnya jumlah pengeluaran rumah

tangga untuk belanja pangan dari jumlah total pengeluaran rumah tangga. Dalam

Pakpahan, Saliem, Suhartini, dan Syafa’at (1993) dijelaskan bahwa pangsa

Page 42: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

24

pengeluaran pangan mempunyai hubungan negatif dengan pengeluaran rumah

tangga, sedangkan ketahanan pangan mempunyai hubungan yang negatif dengan

pangsa pengeluaran pangan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar pangsa

pengeluaran pangan suatu rumah tangga, maka semakin rendah tingkat ketahanan

pangannya. Dalam konteks analisis tingkat ketahanan pangan, pangsa

pengeluaran pangan merupakan indikator ketahanan yang sangat penting.

Penghitungan pangsa pengeluaran pangan didapatkan dari hasil perbandingan

antara besarnya pengeluaran yang dikeluarkan untuk belanja pangan dengan total

pengeluaran keseluruhan. Semakin besar pendapatan seseorang, maka semakin

sedikit proporsi pengeluaran yang dikeluarkannya untuk konsumsi pangan (Ilham

dan Sinaga, 2005).

Merujuk pada Shinta (2010), Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan

adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi yang dikonsumsi setiap hari oleh

seseorang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktivitas

untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. AKG terdiri dari persentase

Angka Kecukupan Gizi terhadap Energi (AKE), prosentase Angka Kecukupan

Gizi terhadap Protein (AKP), prosentase Angka Kecukupan Gizi terhadap Lemak

(AKL), dan prosentase Angka Kecukupan Gizi terhadap unsur-unsur mikro

(AKMikro). Prosentase AKE adalah hasil penghitungan dari pembagian AKE

aktual dibagi dengan AKE normatif dikali 100.

2.1.5 Faktor-Faktor Ketahanan Pangan

Menurut Sukiyono (2010), ketahanan pangan bagi rumah tangga dipengaruhi oleh

banyak faktor dan bervariasi antar individu ataupun rumah tangga. Kepemilikan

Page 43: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

25

lahan (fisik) yang didukung oleh iklim yang sesuai serta sumber daya manusia

yang baik dapat menjamin ketersediaan pangan secara kontinu. Kebijakan

pertanian (pangan) turut menentukan pelaku produksi atau pasar dalam

menyediakan pangan yang cukup. Sementara akses pangan dapat terjadi jika

rumah tangga memiliki pendapatan yang cukup atau memiliki daya beli yang

memadai. Menurut Behrman dan Deolalikar (1988) dalam Sukiyono (2010),

Akses pangan bergantung pada apakah rumah tangga mempunyai cukup

pendapatan untuk membeli pangan pada harga yang berlaku, atau mempunyai

cukup lahan dan sumber lain untuk berusahatani pangan yang dibutuhkan.

Selanjutnya, menurut Rilley dan Mock (1995) dalam Sukiyono (2010), ketahanan

pangan merupakan fungsi dari banyak faktor yang memberdayakan individual

atau rumah tangga untuk mengakses pangan yang aman dan bergizi dengan cara

yang benar, termasuk faktor pekerjaan, pendidikan dan masyarakat. Faktor lain

seperti struktur demografi rumah tangga, tingkat pendidikan anggota rumah

tangga dan lokasi juga turut menentukan. Pada penelitian ini, faktor-faktor yang

dianalisis pengaruhnya terhadap tingkat ketahanan pangan adalah sebagai berikut:

a. Jumlah anggota rumah tangga

Hariyani (2016) menjelaskan bahwa hubungan antara besar rumah tangga

dengan konsumsi pangan adalah dimana semakin besar ukuran rumah tangga,

maka semakin sedikit pangan tersedia yang dapat didistribusikan pada setiap

anggota rumah tangga, sehingga semakin sedikit pangan yang dikonsumsi.

Page 44: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

26

b. Tingkat pendidikan ibu rumah tangga

Menurut Sayogyo (1986), tingkat pendidikan mempengaruhi konsumsi

melalui pemilihan bahan pangan. Seseorang yang memiliki tingkat

pendidikan lebih tinggi cenderung memilih makanan yang lebih baik dalam

jumlah dan mutunya dibandingkan dengan mereka yang mempunyai

pendidikan rendah. Fatimah (1995) menyatakan bahwa tingkat pendidikan

yang tinggi akan meningkatkan kesadaran ibu rumah tangga untuk mencari

informasi sebanyak-banyaknya sebagai upaya untuk mensejahterakan

keluarga, termasuk informasi mengenai pangan dan gizi.

c. Harga pangan

Badan Ketahanan Pangan (2016) menyatakan bahwa indikator ketahanan

pangan meliputi tiga aspek, yaitu ketersediaan, distribusi, dan konsumsi

pangan. Harga dan pasokan atau akses pangan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari indikator aspek distribusi pangan. Harga pangan di tingkat

konsumen berpengaruh terhadap akses pangan, ketersediaan pasokan,

permintaan, kelancaran distribusi pangan, dan lain-lain.

d. Pendapatan rumah tangga

Menurut Gilarso (2008) dalam Karolina (2014), pendapatan rumah tangga

adalah seluruh jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga

yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan

dalam rumah tangga. Pendapatan rumah tangga berasal dari balas jasa faktor

produksi tenaga kerja (upah dan gaji, keuntungan, bonus dan lain-lain), dan

pendapatan yang berasal dari pemberian pihak lain atau transfer.

Page 45: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

27

Merujuk pada Purwanti (2010), sumber pendapatan rumah tangga

digolongkan dalam dua sektor yaitu pertanian dan non pertanian. Pendapatan

dari sektor pertanian dirinci menjadi usahatani, ternak, dan buruh tani,

sedangkan pendapatan non pertanian dibedakan menjadi pendapatan dari

industri rumah tangga, perdagangan, pegawai, jasa buruh non pertanian serta

buruh dari subsektor non pertanian.

Sayogyo (1994) menyatakan bahwa pendapatan keluarga mempunyai

peranan penting dalam memberikan efek terhadap taraf hidup mereka. Efek

di sini lebih berorientasi pada kesejahteraan dan kesehatan, dimana perbaikan

pendapatan akan meningkatkan tingkat gizi masyarakat. Pendapatan akan

menentukan daya beli terhadap pangan dan fasilitas lain. Rendahnya

pendapatan menyebabkan orang-orang tidak mampu membeli pangan dalam

jumlah yang diperlukan.

e. Pengeluaran pangan rumah tangga

Merujuk pada Lindawati dan Saptanto (2014), pengeluaran rumah tangga

merupakan biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah

tangga. Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran pangan dan non

pangan. Hukum Engel menyatakan bahwa pengeluaran pangan terhadap

pengeluaran rumah tangga akan semakin berkurang dengan meningkatnya

pendapatan dengan asumsi harga pangan yang dibayar rumah tangga yaitu

sama (Nicholson, 1991).

Page 46: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

28

2.1.6 Regresi Ordinal Logit

Regresi logistik digunakan untuk menganalisis pengaruh antara sekumpulan

variabel independen dengan variabel dependen bertipe ketegorik kualitatif

(Rosadi, 2011). Model logit adalah model regresi non-linier dimana variabel

dependen bersifat katagorikal. Kategori paling dasar dari model ini menghasilkan

binary values seperti angka 0 atau 1. Angka yang dihasilkan mewakili suatu

kategori tertentu yang dihasilkan dari perhitungan probabilitas terjadinya kategori

tersebut (Gujarati, 2003).

Regresi logit digunakan untuk mencari hubungan antara peubah respon bersifat

kategorik berskala nominal atau ordinal dengan satu atau lebih peubah penjelas

kontinyu maupun kategorik. Regresi logistik multinominal digunakan jika peubah

respon berskala nominal, sedangkan regresi logistik ordinal digunakan jika

peubah respon berskala ordinal. Pendugaan parameter model regresi logistik

multinominal dan ordinal dilakukan dengan metode Maximum Likelihood

Estimation (Widarjono, 2010).

Metode maximum likelihood adalah mencari koefisien regresi sehingga

probabilitas kejadian dari variabel dependen bisa setinggi mungkin atau bisa

semaksimum mungkin. Besarnya probabilitas yang memaksimumkan kejadian ini

disebut dengan log of likelihood (LL). Dengan demikian, nilai LL ini merupakan

ukuran kebaikan garis regresi logistik di dalam metode maximum likelihood

sebagaimana jumlah residual kuadrat di dalam garis regresi linier (Widarjono,

2009).

Page 47: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

29

2.1.7 Upaya Meningkatkan Ketahanan Pangan

Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan periode 2015 – 2019 adalah program

peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat yang mencakup

empat kegiatan utama yaitu (1) pengembangan ketersediaan pangan dan

penanganan kerawanan pangan; (2) pengembangan sistem distribusi dan stabilitas

harga pangan; (3) pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan dan

peningkatan keamanan pangan segar; (4) dukungan manajemen dan teknis lainnya

pada Badan Ketahanan Pangan. Keempat kegiatan utama tersebut pada dasarnya

untuk melanjutkan kegiatan sebelumnya, dengan penyempurnaan dan pemantapan

secara terpadu dan terkoordinasi, yaitu (1) pengembangan desa mandiri pangan di

daerah miskin dan rawan pangan; (2) penanganan kerawanan pangan transien dan

kronis; (3) penguatan lembaga distribusi pangan masyarakat di daerah sentra

produksi pangan; (4) pemberdayaan cadangan pangan masyarakat dan cadangan

pangan pemerintah; (5) diversifikasi pangan; (6) stabilitas harga pangan pokok di

tingkat produsen dan konsumen melalui Toko Tani Indonesia (Badan Ketahanan

Pangan, 2016).

Selain menjadi tanggung jawab pemerintah, baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah, perwujudan ketahanan pangan juga menjadi tanggung jawab

bersama, dimana pemerintah berperan sebagai fasilitator dan masyarakat berperan

sesuai kapasitas dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing kelompok dan

individu. Pemberdayaan posyandu, dasawisma, kepedulian sosial, aktivitas sosial

keagamaan merupakan contoh sarana bagi masyarakat untuk berperan dalam

upaya penanggulangan rawan pangan (Ariningsih dan Handewi, 2008).

Page 48: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

30

Dalam Mulyana (2012), dipaparkan bahwa pemerintah telah menetapkan beberapa

upaya untuk mengurangi kerawanan pangan yaitu: (1) membangun infrastruktur

agar terjalin integrasi antara sumber pasokan bahan pangan dan distribusinya

dengan mengembangkan sentra-sentra produksi dan daerah daerah lumbung

pangan baru, (2) membangun partisipasi masyarakat dalam mengembangkan

cadangan pangan bagi pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat tersebut,

(3) membangun kesadaran masyarakat untuk melakukan peningkatan kualitas

konsumsi melalui penganekaragaman dan diversifikasi konsumsi pangan,

(4) meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu-ibu hamil dan menyusui, dan

batita/balita, (5) merevitalisasi SKPG untuk melakukan deteksi dini untuk

mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan. Upaya-upaya tersebut perlu

dukungan dan/atau dikaitkan dengan pemanfaatan sumberdaya dan budaya lokal,

pengembangan potensi pasar dan teknologi inovatif, serta penguatan ekonomi

pedesaan yang sejalan dengan upaya pengentasan kemiskinan.

2.2 Kajian Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang tercamtum dalam Tabel 5 merupakan

penelitian terkait analisis tingkat ketahanan pangan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi ketahanan pangan, khususnya yang berhubungan dengan

ketahanan pangan rumah tangga nelayan. Kajian penelitian terdahulu disajikan

sebagai berikut:

Page 49: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

31

Tabel 5. Kajian Penelitian Terdahulu

No Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil/Kesimpulan

1 Ketahanan Pangan Rumah

Tangga Nelayan di

Kecamatan Teluk Betung

Selatan Kota Bandar

Lampung (Yuliana,

Zakaria, dan Adawiyah,

2013).

1. Mengkaji ketahanan

pangan rumah tangga

nelayan di Kecamatan

Teluk Betung Selatan,

Kota Bandar Lampung.

2. Faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

1. Analisis

deskriptif.

2. Analisis

statistik

dengan model

logit.

1. Ketahanan pangan rumah tangga nelayan di

Kelurahan Kangkung, Kecamatan Teluk Betung

Selatan, Kota Bandar Lampung berada dalam

kriteria tahan pangan sebesar 56,86% dan rawan

pangan sebesar 43,14%.

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

ketahanan pangan rumah tangga nelayan di

Kelurahan Kangkung, Kecamatan Teluk Betung

Selatan, Kota Bandar Lampung adalah besar

anggota rumah tangga, pengeluaran rumah tangga,

dan pengetahuan gizi ibu rumah tangga. Faktor

yang berpengaruh negatif adalah pengeluaran

rumah tangga

2 Kajian Ketahanan Pangan

Rumah Tangga Nelayan

Buruh di Desa Bajo

Sangkuang Kabupaten

Halmahera Selatan (Salim

Darmawaty, 2016).

Mengetahui kondisi

ketahanan pangan rumah

tangga nelayan buruh di

Desa Bajo Sangkuang

Kabupaten Halmahera

Selatan menggunakan

indeks ketahanan pangan

yang dikembangkan oleh

FAO

Analisis

deskriptif

kuantitatif.

Berdasarkan indeks ketahanan pangan menunjukkan

bahwa sebanyak 92,78% (90 KK) rumah tangga

nelayan buruh (responden) di Desa Bajo Sangkuang

termasuk dalam kategori tidak tahan pangan, dimana

akses terhadap pangan tidak kontinu dalam

memenuhi kebutuhan pangan termasuk protein

walaupun secara kualitas asupan protein tergolong

baik berasal dari protein hewani. Sebanyak 7,22%

(7KK) termasuk dalam kategori kurang tahan pangan

dan tidak ada rumah tangga nelayan buruh yang tahan

pangan 31

Page 50: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

32

No Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil/Kesimpulan

3 Analisis Pembagian Hasil

dan Ketahanan Pangan

Rumah Tangga Nelayan

(Studi Kasus Pelabuhan

Perikanan Lampulo Kota

Banda Aceh) (Rejeki,

Kasimin, dan Fauzi, 2016)

1. mengetahui besarnya

persentase pembagian

hasil yang diterapkan di

Pelabuhan Perikanan

Lampulo antara nelayan

pemilik (Tauke Kapal

dan Tauke Bangku) dan

nelayan penggarap

(Kapten Kapal dan

ABK)

2. bagaimana kondisi

ketahanan pangan

rumah tangga ABK.

Analisis

deskriptif

kuantitatif.

Kondisi ketahanan pangan rumah tangga ABK di

Pelabuhan Perikanan Lampulo ialah kondisi rawan

pangan dengan proporsi pengeluaran

pangan sebesar 69% dan konsumsi energi sebesar

61%.

4 Pendapatan dan

Ketahanan Pangan Rumah

Tangga Petani Padi di

Desa Rawan Pangan

(Hernanda, Indriani,

Kalsum, 2017)

1. Menganalisis besarnya

pendapatan usahatani

padi, pendapatan total

rumah tangga.

2. Menganalisis

ketahanan pangan.

3. Faktor-faktor yang

berhubungan dengan

ketahanan pangan

rumah tangga petani

padi.

1. Analisis

deskriptif

kuantitatif.

2. Analisis

deskriptif

kualitatif.

3. Analisis

statistik.

1. Hasil dari klasifikasi silang antara kecukupan

energi dengan pangsa pengeluaran pangan

diperoleh empat kategori ketahanan pangan RT

petani padi Desa Sukamarga yaitu, 20 RT

(30,30%) tahan pangan, 25 RT (37,87%) kurang

pangan, 11 RT (16,67%) rentan pangan dan 10

RT (15,15%) rawan pangan.

2. Terdapat faktor-faktor yang berhubungan dengan

ketahanan pangan rumah tangga petani padi

sawah di Desa Sukamarga yaitu pendapatan padi,

luas lahan padi, produksi padi, jumlah anggota

keluarga, lama pendidikan suami dan pengeluaran

pangan. Produksi padi dan lama pendidikan suami

memiliki hubungan positif dengan ketahanan 32

Page 51: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

33

No Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil/Kesimpulan

pangan, sedangkan jumlah anggota keluarga dan

pengeluaran pangan memiliki hubungan negatif

dengan ketahanan pangan.

5 Ketahanan Pangan Pada

Rumah Tangga Miskin

(Perbandingan Kasus di

Perdesaan dan Perkotaan

Kabupaten Banyumas)

(Widayaningsih, 2012).

1. Membandingkan

tingkat ketahanan

pangan rumah tangga

miskin yang berada di

pedesaan dan

perkotaan pada

Kabupaten Banyumas.

2. Membandingkan

tingkat pendapatan

rumah tangga miskin

yang memiliki kriteria

rumah tangga tahan

pangan yang berada di

pedesaan dan

perkotaan pada

Kabupaten Banyumas.

Analisis kualitatif

dengan Current

Population

Survey (CPS)

Food Security

Suplement

.

Sebagian besar responden rumah tangga

miskin di perdesaan berada pada status rawan

pangan tanpa kelaparan, baik pada kelompok

rumah tangga yang memiliki anak di bawah usia 18

tahun (71%), maupun rumah tangga yang tidak

memiliki anak di bawah usia 18 tahun (66%). Status

rawan pangan tersebut sebagian besar (73,8%)

berada dalam rumah tangga dengan kategori miskin

berdasarkan kriteria BPS, sedangkan di perkotaan

sebagian besar responden rumah tangga miskin

berada pada status rawan pangan tanpa kelaparan,

baik pada kelompok rumah tangga yang memiliki

anak di bawah usia 18 tahun, maupun rumah tangga

yang tidak memiliki anak di bawah usia 18 tahun.

Status rawan pangan tersebut sebagian besar berada

dalam rumah tangga dengan kategori hamper miskin

berdasarkan kriteria BPS. Rumah tangga yang

termasuk dalam golongan tidak miskin ataupun

hampir miskin tidak selalu berada dalam kondisi

tahan pangan, begitu juga sebaliknya rumah tangga

yang termasuk dalam golongan miskin menurut BPS

tidak selalu berada dalam kondisi rawan pangan.

33

Page 52: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

34

No Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil/Kesimpulan

6 Ketahanan Pangan Rumah

Tangga Petani Kopi di

Kabupaten Lampung

Barat (Anggraini, Zakaria,

dan Prasmatiwi, 2014).

1. Menganalisis tingkat

ketahanan pangan

rumah tangga petani

kopi di Kabupaten

Lampung Barat.

2. Menganalisis faktor-

faktor yang

mempengaruhi tingkat

ketahanan pangan

rumah tangga petani

kopi di Kabupaten

Lampung Barat.

1. Analisis

deskriptif.

2. Analisis

statistik

dengan

menggunakan

model logistik

ordinal.

1. Rumah tangga petani kopi di Kabupaten

Lampung Barat yang mencapai derajat tahan

pangan sebesar 15,09 persen, sedangkan

kurang pangan, rentan pangan, dan rawan

pangan adalah sebesar 11,32 persen, 62,26

persen, dan 11,32 persen.

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

tingkat ketahanan pangan rumah tangga

petani kopi yaitu pendapatan rumah tangga

dan harga beras.

7 Ketahanan Pangan Rumah

Tangga Petani Jagung di

Kecamatan Simpang

Kabupaten Ogan

Komering Ulu (OKU)

Selatan (Hernanda,

Indriani, dan Listiana,

2013).

1. Menganalisis

pendapatan usahatani

jagung dan tingkat

ketahanan pangan

rumah tangga petani

jagung.

2. Menganalisis faktor-

faktor yang

mempengaruhi

ketahanan pangan

rumah tangga petani

jagung.

1. Analisis

deskriptif

kualitatif dan

kuantitatif.

2. Analisis

statistik.

1. Ditinjau dari pangsa pengeluaran terdapat 50

RT (90%) tahan pangan dan ketahanan pangan

berdasarkan kecukupan pangan terdapat 15 RT

(25%) dengan kategori cukup sampai

kelebihan pangan sumber energi dan 29 RT

(48,33%) cukup sampai kelebihan pangan

sumber protein. Hasil klasifikasi silang antara

jumlah kecukupan energi dan pangsa

pengeluaran makanan diperoleh 11 RT tahan

pangan, 39 RT kurang pangan, 3 RT rentan

pangan dan 7 RT rawan pangan.

2. Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor yang

berpengaruh pada ketahanan rumah tangga

petani jagung di Kecamatan Simpang

menggunakan analisis regresi linier berganda 34

Page 53: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

35

No Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil/Kesimpulan

diperoleh hasil bahwa hanya variabel jumlah

anggota keluarga dan pengeluaran pangan yang

memiliki pengaruh nyata pada tingkat ketahanan

pangan RT petani

8 Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi

Kerawanan Pangan

Rumah Tangga Miskin di

Desa Wiru Kecamatan

Bringin Kabupaten

Semarang (Sari dan

Prishardoyo, 2009).

1. Mengetahui faktor-

faktor yang

mempengaruhi

kerawanan pangan

rumah tangga miskin

di Desa Wiru

Kecamatan Bringin

Kabupaten Semarang

2. Mengetahui strategi

yang digunakan untuk

mengatasi kerawanan

pangan.

Analisis model

regresi berganda

bentuk OLS

Secara bersama-sama pendapatan, pendidikan dan

kepemilikan aset produktif berpengaruh terhadap

kerawanan pangan di Desa Wiru Kecamatan Bringin

Kabupaten Semarang.

Kontribusinya sebesar 52% dan sisanya 48% tidak

diteliti dalam penelitian ini. Besarnya koefisien

regresi parsial antara tingkat pendapatan dengan

kerawanan pangan di Desa Wiru sebesar -0253,

tingkat pendidikan sebesar -0531, kepemilikan aset

produktif sebesar -0,398. Hubungan diantara

variabel X dengan variabel Y adalah negatif. Selain

itu, strategi yang digunakan untuk mengatasi

kerawanan pangan adalah strategi horizontal.

koefisien regresi parsial antara tingkat pendapatan

dengan kerawanan pangan di Desa Wiru sebesar -

0253, tingkat pendidikan sebesar -0531, kepemilikan

aset produktif sebesar -0,398. Hubungan diantara

variabel X dengan variabel Y adalah negatif. Selain

itu, strategi yang digunakan untuk mengatasi

kerawanan pangan adalah strategi horizontal.

strategi yang digunakan untuk mengatasi kerawanan

pangan adalah strategi horizontal.

3

5

Page 54: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

36

No Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil/Kesimpulan

9 Faktor Sosial Ekonomi

yang Berhubungan

Dengan Ketahanan

Pangan Rumah Tangga

Nelayan Perkotaan di

Surabaya (Sari dan

Andrias, 2013).

Mengetahui faktor yang

berhubungan dengan

ketahanan pangan rumah

tangga pada masyarakat

nelayan di Kelurahan

Sukolilo, Kecamatan

Bulak, Kota Surabaya.

Analisis dengan

metode

observasional

analitik

Faktor sosial ekonomi yang berhubungan dengan

ketahanan pangan rumah tangga nelayan perkotaan di

Kelurahan Sukolilo, Kecamatan Bulak, Kota

Surabaya adalah pendapatan per kapita per bulan dan

pengeluaran per kapita per bulan.

10 Kajian Faktor-Faktor

Sosial Ekonomi

Masyarakat Terhadap

Ketahanan Pangan Rumah

Tangga di Medan (Sinaga,

Lubis, dan Darus, 2014).

1. Menganalisis/mengkaji

faktor sosial ekonomi

yang mempengaruhi

pengeluaran pangan

dalam rumah tangga di

Medan.

2. Mengetahui tingkat

ketahanan pangan

dalam rumah tangga di

Medan berdasarkan

pangsa pengeluaran

pangan.

Analisis statistik

dengan regresi

linier berganda.

1. Secara serempak pendapatan keluarga, tingkat

pendidikan ibu, jumlah anggota keluarga, dan

jumlah beras raskin yang diterima mempengaruhi

pengeluaran pangan yang merupakan indikator

dari ketahanan pangan di Kota Medan dan secara

parsial, faktor-faktor tersebut berpengaruh

terhadap pengeluaran untuk konsumsi pangan

rumah tangga di Kota Medan. Sedangkan yang

memiliki pengaruh nyata dan negatif terhadap

pengeluaran pangan rumah tangga di Medan ialah

jumlah subsidi raskin yang diterima.

2. Sebanyak 88% dari rumah tangga dikategorikan

tahan pangan.

36

Page 55: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

37

Kajian penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi dan salah satu acuan pada

penelitian ini. Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu

dengan penelitian ini. Persamaan penelitian ini dengan 10 penelitian terdahulu

yang tercantum pada Tabel 5 adalah persamaan penelitian yang dilakukan yaitu

menganalisis tingkat ketahanan pangan serta faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat ketahanan pangan.

Perbedaan penelitian ini dengan 10 penelitian terdahulu yang tercantum pada

Tabel 5 yaitu pada penelitian ini, peneliti menganalisis tingkat ketahanan pangan,

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketahanan pangan, serta upaya yang

dilakukan untuk meningkatkan tingkat ketahanan pangan, sedangkan pada

penelitian terdahulu hanya menganalisis tingkat ketahanan pangan dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya saja. Dalam menganalisis tingkat ketahanan

pangan digunakan indikator yang dikembangkan oleh Johnsson dan Toole yaitu

dengan melakukan klasifikasi silang antara pangsa pengeluaran pangan dengan

kecukupan energi untuk memperoleh empat kategori rumah tangga yang terdiri

dari rumah tangga tahan pangan, rentan pangan, kurang pangan dan rawan

pangan. Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketahanan

pangan, peneliti menggunakan varian variabel bebas yang berbeda dari penelitian

terdahulu. Variabel bebas yang ditelti pengaruhnya terhadap tingkat ketahanan

pangan terdiri dari jumlah anggota rumah tangga (X1), tingkat pendidikan ibu

rumah tangga (X2), harga beras (X3), harga minyak goreng (X4), harga tepung

terigu (X5), harga gula (X6), pendapatan rumah tangga (X7) dan pengeluaran

pangan rumah tangga (X8). Pada penelitian ini, peneliti juga melakukan analisis

secara deskriptif kualitatif untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh

Page 56: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

38

Pemerintah Daerah di lokasi penelitian dan rumah tangga nelayan untuk

meningkatkan tingkat ketahanan pangan rumah tangga nelayan yang menjadi

objek penelitian.

2.3 Kerangka Pemikiran

Pesisir merupakan wilayah yang sarat akan potensi kelautan, tetapi pada dasarnya

masyarakat pesisir yang sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai

nelayan masih identik dengan masalah kemiskinan. Menurut Kusnadi (2002), hal

yang menjadi akar dari masalah tersebut disebabkan oleh faktor alamiah, seperti

fluktuasi musim penangkapan dan struktur alam sumber daya ekonomi desa serta

faktor non alamiah, seperti keterbatasan daya jangkau teknologi penangkapan,

ketimpangan dalam sistem bagi hasil, tidak adanya jaminan sosial tenaga kerja,

lemahnya jaringan pemasaran, belum berfungsinya koperasi nelayan, dan dampak

negatif kebijakan modernisasi perikanan.

Desa Sukajaya Lempasing merupakan desa yang terletak di wilayah pesisir

Kabupaten Pesawaran dengan sebagian besar masyarakatnya memiliki mata

pencaharian sebagai nelayan tradisional. Produksi perikanan laut yang dihasilkan

oleh nelayan tidak menentu dan berfluktuasi setiap musimnya. Hal tersebut akan

mempengaruhi besar pendapatan yang diterima oleh nelayan, sehingga besar

pendapatan nelayan tidak memiliki jumlah yang pasti. Pendapatan yang diterima

dari usaha perikanan laut maupun pendapatan diluar usaha perikanan laut

merupakan pendapatan rumah tangga nelayan. Tingkat pendapatan rumah tangga

akan menentukan besar pangsa pengeluaran, semakin besar pendapatan rumah

tangga nelayan, maka semakin kecil proporsi pendapatan yang dibelanjakan untuk

Page 57: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

39

pangan. Sebaliknya, semakin rendah pendapatan rumah tangga nelayan, maka

semakin besar proporsi pendapatan yang dibelanjakan untuk pangan.

Pengeluaran digolongkan menjadi pengeluaran pangan dan pengeluaran non

pangan. Pengeluaran pangan suatu rumah tangga akan mempengaruhi pola

konsumsi rumah tangga, sehingga mempengaruhi kecukupan gizi yang diterima

oleh setiap anggota dalam suatu unit rumah tangga.

Tingkat ketahanan pangan rumah tangga dapat diketahui dengan menggunakan

indikator berupa klasifikasi silang antara pangsa pengeluaran pangan dan

kecukupan energi yang diterima dalam suatu unit rumah tangga. Berdasarkan

klasifikasi silang tersebut diperoleh empat kategori tingkat ketahanan pangan

yaitu, tahan pangan, kurang pangan, rentan pangan, dan rawan pangan. Jika

proporsi pengeluaran pangan rendah dan cukup mengonsumsi energi, maka suatu

unit rumah tangga berada dalam kondisi tahan pangan. Jika proporsi pengeluaran

pangan rendah dan kurang mengonsumsi energi, maka berada pada kondisi

kurang pangan. Jika proporsi pengeluaran pangan tinggi dan cukup mengonsumsi

energi, maka dalam kondisi rentan pangan. Jika proporsi pengeluaran pangan

tinggi dan kurang mengonsumsi energi, maka berada dalam kondisi rawan

pangan.

Tingkat ketahanan pangan terdiri dari tiga subsistem yaitu subsistem ketersediaan,

subsistem distribusi (akses pangan), dan subsistem konsumsi. Ketiga subsistem

tersebut harus terpenuhi secara utuh. Salah satu subsistem tidak terpenuhi, maka

suatu negara belum dapat dikatakan mempunyai ketahanan pangan yang baik.

Ketersediaan pangan tinggi di tingkat nasional maupun regional tidak dapat

Page 58: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

40

menjamin ketersediaan pangan yang tinggi juga di tingkat rumah tangga, oleh

karena itu perlu diketahui faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap

tingkat ketahanan pangan rumah tangga.

Faktor sosial ekonomi rumah tangga nelayan turut mempengaruhi tingkat

ketahanan pangan karena mempengaruhi akses pangan rumah tangga. Rumah

tangga dapat memenuhi kebutuhan konsumsi pangannya apabila akses terhadap

pangan tercapai dengan baik. Harga pangan mempengaruhi akses pangan rumah

tangga. Semakin tinggi harga pangan, maka akan menurunkan daya beli rumah

tangga dan berdampak pada menurunnya ketersediaan pangan rumah tangga,

sebaliknya apabila harga pangan rendah, maka akan meningkatkan daya beli

rumah tangga dan berdampak pada meningkatnya ketersediaan pangan rumah

tangga. Sama halnya dengan tingkat pendapatan yang turut mempengaruhi daya

beli dan akses rumah tangga dalam memenuhi kebutuhannya akan pangan. Akses

dan ketersediaan pangan rumah tangga tersebut akan mempengaruhi tingkat

kecukupan energi dan tingkat ketahanan pangan rumah tangga. Tingkat

pendidikan ibu rumah tangga terkait dengan pengetahuan gizi ibu dalam memilih

bahan pangan yang baik untuk dikonsumsi agar mencukupi kebutuhan gizi setiap

anggota dalam rumah tangga. Selain itu, jumlah anggota rumah tangga akan

mempengaruhi ketersediaan pangan dalam rumah tangga. Jika diasumsikan

jumlah bahan pangan dalam suatu rumah tangga tetap, maka dengan semakin

banyaknya anggota dalam satu unit rumah tangga akan semakin sedikit jumlah

bahan pangan yang dapat dikonsumsi oleh tiap anggota rumah tangga.

Merujuk pada hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yuliana (2013),

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga nelayan

Page 59: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

41

adalah besar anggota rumah tangga, pengeluaran rumah tangga, dan pengetahuan

gizi ibu rumah tangga. Menurut hasil penelitian Anggraini (2014), faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani kopi

yaitu pendapatan rumah tangga dan harga beras. Menurut hasil penelitian

Hernanda (2013) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat ketahanan

pangan rumah tangga petani hanya jumlah anggota keluarga dan pengeluaran

pangan, sedangkan menurut hasil penelitian Sinaga (2014), secara serempak

pendapatan keluarga, tingkat pendidikan ibu, jumlah anggota keluarga, dan

jumlah beras raskin yang diterima mempengaruhi pengeluaran pangan yang

merupakan indikator dari ketahanan pangan. Merujuk pada Badan Ketahanan

Pangan (2016), harga pangan di tingkat konsumen berpengaruh terhadap akses

pangan, rawan pangan, ketersediaan pasokan, permintaan, kelancaran distribusi

pangan, dan lain-lain. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan rujukan

tersebut, maka pada penelitian ini faktor-faktor yang akan dianalisis pengaruhnya

terhadap tingkat ketahanan pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya

Lempasing Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran adalah jumlah

anggota rumah tangga (X1), tingkat pendidikan ibu rumah tangga (X2), harga

beras (X3), harga minyak goreng (X4), harga tepung terigu (X5), harga gula (X6),

pendapatan rumah tangga (X7), dan pengeluaran pangan rumah tangga (X8).

Badan Ketahanan Pangan memiliki rencana strategis 2015 – 2019 sebagai upaya

yang dilakukan untuk meningkatkan dan mencapai ketahanan pangan yaitu

melalui program peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat

yang mencakup empat kegiatan utama yaitu: (1) pengembangan ketersediaan

pangan dan penanganan kerawanan pangan; (2) pengembangan sistem distribusi

Page 60: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

42

dan stabilitas harga pangan; (3) pengembangan penganekaragaman konsumsi

pangan dan peningkatan keamanan pangan segar; (4) dukungan manajemen dan

teknis lainnya pada Badan Ketahanan Pangan. Selain menjadi tanggung jawab

pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, perwujudan

ketahanan pangan juga menjadi tanggung jawab bersama, dimana pemerintah

berperan sebagai fasilitator dan masyarakat berperan sesuai kapasitas dan potensi

yang dimiliki oleh masing-masing kelompok dan individu. Paradigma penelitian

selengkapnya disajikan pada Gambar 2.

Page 61: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

43

Gambar 2. Kerangka pemikiran analisis tingkat ketahanan pangan rumah tangga

nelayan di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Teluk Pandan

Kabupaten Pesawaran

Keterangan:

: Dikaji dan dianalisis secara statistik kuantitatif

: Dikaji dan dianalisis secara deskriptif kualitatif

Ketahanan pangan rumah tangga nelayan

Ketersediaan

pangan

Distribusi

pangan

Konsumsi

pangan

Angka kecukupan

energi dan protein Aksesibilitas

pangan

Pangsa pengeluaran

pangan

Tingkat ketahanan

pangan rumah

tangga nelayan:

- Rawan pangan

- Rentan pangan

- Kurang pangan

- Tahan pangan

Faktor-faktor yang

mempengaruhi:

1. Jumlah anggota rumah

tangga (X1)

2. Tingkat pendidikan ibu

rumah tangga (X2)

3. Harga beras (X3)

4. Harga minyak goreng

(X4)

5. Harga tepung terigu

(X5)

6. Harga gula (X6)

7. Pendapatan rumah

tangga (X7)

8. Pengeluaran pangan

rumah tangga (X8)

Upaya meningkatkan ketahanan pangan

rumah tangga nelayan

Pendapatan

Rumah

Tangga

Page 62: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

44

2.4 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini yaitu diduga tingkat ketahanan pangan rumah tangga

nelayan di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten

Pesawaran dipengaruhi oleh jumlah anggota rumah tangga (X1), tingkat

pendidikan ibu rumah tangga (X2), harga beras (X3), harga minyak goreng (X4),

harga tepung terigu (X5), harga gula (X6), pendapatan rumah tangga (X7), dan

pengeluaran pangan rumah tangga (X8).

Page 63: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

45

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Menurut

Wirartha (2005), metode survei merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah

unit atau individu dalam kurun waktu yang bersamaan dari populasi besar maupun

kecil, dari data yang diperoleh tersebut dapat ditemukan kejadian-kejadian relatif,

distribusi, dan hubungan antar variabel.

3.2 Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian yang

digunakan dalam analisis untuk menjawab tujuan dalam penelitian ini. Berikut

definisi untuk memperjelas dan membatasi istilah-istilah pada masing-masing

variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Nelayan adalah individu atau sekelompok orang yang mata pencahariannya

dengan menangkap ikan dan kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut.

Rumah tangga nelayan adalah semua orang yang berada di dalam satu unit

rumah tangga nelayan.

Ketahanan pangan adalah kondisi dimana rumah tangga mampu memenuhi

kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya, baik dari segi kuantitas maupun

Page 64: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

46

kualitas serta tidak bertentangan dengan keyakinan dan budaya masyarakat

setempat secara berkelanjutan agar dapat hidup sehat, aktif, dan produktif. Pada

penelitian ini, pengukuran tingkat ketahanan pangan rumah tangga nelayan diukur

dengan indikator klasifikasi silang antara pangsa pengeluaran pangan dan

kecukupan energi.

Aksesibilitas pangan adalah kemampuan rumah tangga dalam memperoleh

kebutuhan pangan untuk mencapai kondisi kecukupan pangan. Merujuk pada

Hanani (2012) indikator aksesibilitas pangan terdiri dari stabilitas harga pangan,

akses terhadap sistem informasi pangan dan kewaspadaan pangan, pengeluaran

untuk pangan, dan akses terhadap transportasi. Pada penelitian ini, aksesibilitas

pangan dikaji dan dianalis secara deskriptif kualitatif.

Pengeluaran pangan adalah besarnya pengeluaran yang dikeluarkan untuk

konsumsi pangan seluruh anggota rumah tangga yang diukur dalam satuan rupiah

per bulan (Rp/bulan).

Pangsa pengeluaran pangan adalah proporsi pengeluaran yang dikeluarkan

untuk konsumsi pangan dari pengeluaran total rumah tangga (pangan dan non

pangan) yang diukur dalam persen.

Pengeluaran total adalah besarnya jumlah pengeluaran rumah tangga untuk

memenuhi kebutuhan pangan dan non pangan yang diukur dalam satuan rupiah

per bulan (Rp/bulan).

Angka kecukupan energi dan protein adalah sejumlah energi dan protein yang

dibutuhkan setiap individu untuk dapat hidup sehat. Dalam penelitian ini

digunakan standar kecukupan energi dan protein menurut kelompok umur, jenis

Page 65: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

47

kelamin, dan berat badan. Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi

(WNPG) X tahun 2012, syarat kecukupan konsumsi energi dan protein yang

dianjurkan adalah 2.150 kkal/kapita/hari dan 57 gram/kapita/hari.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketahanan pangan adalah

karakteristik rumah tangga nelayan yang diduga mempengaruhi tingkat ketahanan

pangan rumah tangga. Faktor-faktor tersebut meliputi jumlah anggota rumah

tangga, tingkat pendidikan ibu rumah tangga, harga beras, harga minyak goreng,

harga tepung, harga gula, pendapatan rumah tangga dan pengeluaran pangan

rumah tangga.

Jumlah anggota rumah tangga adalah jumlah tanggungan dalam suatu unit

rumah tangga yang diukur dalam satuan orang.

Tingkat pendidikan ibu rumah tangga adalah jenjang pendidikan formal yang

ditempuh oleh ibu rumah tangga dan menunjukkan tingkat pengetahuan serta

wawasan ibu rumah tangga. Tingkat pendidikan ibu rumah tangga diukur dalam

satuan tahun sukses.

Harga beras adalah jumlah uang yang dikeluarkan rumah tangga untuk membeli

beras yang diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

Harga minyak goreng adalah jumlah uang yang dikeluarkan rumah tangga untuk

membeli minyak goreng yang diukur dalam satuan rupiah per liter (Rp/liter).

Harga tepung terigu adalah jumlah uang yang dikeluarkan rumah tangga untuk

membeli tepung terigu yang diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

Page 66: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

48

Harga gula adalah jumlah uang yang dikeluarkan rumah tangga untuk membeli

gula yang diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

Pendapatan rumah tangga adalah seluruh pendapatan yang diterima oleh

keluarga nelayan, baik dari kegiatan usaha ikan tangkap maupun kegiatan di luar

usaha ikan tangkap yang diukur dalam satuan rupiah per bulan (Rp/bulan).

Upaya meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga nelayan adalah semua

kebijakan dan program yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah di tingkat desa,

kecamatan, dan kabupaten, serta upaya yang dilakukan oleh rumah tangga nelayan

untuk meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga nelayan. Upaya

meningkatkan ketahanan pangan pada penelitian ini dianalisis secara deskriptif

kualitatif dengan alat bantu kuesioner.

3.3 Lokasi, Responden, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Teluk

Pandan Kabupaten Pesawaran. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive),

dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Kabupaten Pesawaran memiliki angka tertinggi rumah tangga nelayan di

Provinsi Lampung, yaitu sebesar 1.871 rumah tangga dengan persentase

sebesar 25,14% (Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2016).

2. Kecamatan Teluk Pandan menjadi fokus wilayah penelitian dengan

pertimbangan bahwa Kecamatan Teluk Pandan memiliki hasil produksi

tertinggi perikanan tangkap yang diperoleh dari subsektor perikanan laut

yaitu sebesar 4.597,89 ton pada tahun 2015 dan mengalami jumlah

Page 67: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

49

peningkatan hasil produksi tertinggi dari tahun 2014 ke tahun 2015 yaitu

sebesar 2574,14 ton, bila dibandingkan dengan kecamatan lain (Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pesawaran, 2016). Kecamatan Teluk

Pandan juga memiliki tingkat kemiskinan sebesar 68,74% berdasarkan

kategori keluarga pra-sejahtera dan keluarga sejahtera I (Kecamatan Teluk

Pandan, 2017).

3. Penelitian ini dikonsentrasikan pada satu desa, yaitu desa Sukajaya

Lempasing dengan pertimbangan bahwa Desa Sukajaya Lempasing terletak

di wilayah pesisir Kabupaten Pesawaran dengan sebagian besar penduduknya

bermata pencaharian sebagai nelayan serta memiliki tingkat kemiskinan

sebesar 45,13% berdasarkan kategori keluarga pra-sejahtera dan keluarga

sejahtera I (Kecamatan Teluk Pandan, 2017).

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh anggota rumah tangga nelayan

sampel di Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten

Pesawaran. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode

acak sederhana (simple random sampling) menggunakan alat bantu tabel bilangan

acak Gomez dengan menjatuhkan pensil ke atasnya untuk memperoleh nomor

urut acak guna menentukan responden terpilih yang terdaftar dalam kerangka

sampling. Jumlah nelayan di Desa Sukajaya Lempasing pada bulan November

2017 diketahui sebanyak 335 nelayan. Menurut Arikunto (1996), apabila populasi

kurang dari 100 orang, maka sampel diambil secara keseluruhan, sedangkan

populasi di atas 100, maka sampel dapat diambil 10% - 15% dari populasi.

Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka penentuan jumlah samperl nelayan di

Page 68: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

50

Desa Sukajaya Lempasing ditetapkan dengan menggunakan perhitungan sebagai

berikut:

n = 15% x N

n = 0,15 x 335

n = 50,25 (dibulatkan menjadi 51)

Keterangan:

N = Jumlah populasi

n = Jumlah sampel

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka diperoleh jumlah sampel yang akan

diteliti yaitu sebanyak 51 rumah tangga nelayan. Seluruh sampel yang diambil

dianalisis tingkat ketahanan pangan rumah tangganya berdasarkan indikator

klasifikasi silang pangsa pengeluaran pangan dan angka kecukupan energi, tingkat

kecukupan protein, faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah

tangga, dan upaya untuk meningkatkan tingkat ketahanan pangan di lokasi

peneltian. Penelitan ini mulai dari tahap pengumpulan data primer dan

pengolahan serta analisis data dilakukan selama empat bulan yang dimulai pada

bulan Februari 2018 sampai dengan bulan Mei 2018.

3.4 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dengan cara melakukan

wawancara dengan alat bantu kuesioner. Data sekunder merupakan data yang

didapatkan dari dokumen-dokumen tertulis yang diperoleh dari instansi yang

terdiri dari Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Pesawaran, Kantor Kecamatan Teluk Pandan, dan

Pemerintah Desa Sukajaya Lempasing.

Page 69: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

51

Metode pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan cara

mewawancarai responden terkait pertanyaan-pertanyaan yang tercantum pada

kuesioner. Responden yang diwawancarai adalah rumah tangga nelayan yaitu

keluarga yang memiliki kepala keluarga berprofesi sebagai nelayan. Data primer

yang dikumpulkan terdiri dari:

1. Keterangan rumah tangga, meliputi nama anggota rumah tangga, jumlah

anggota rumah tangga, tingkat pendidikan, serta pendapatan rumah tangga

2. Pengeluaran rumah tangga, meliputi pengeluaran pangan dan non pangan.

3. Data konsumsi pangan rumah tangga yang diperoleh dengan metode

mengingat kembali (Recall) 2 x 24 jam yang dilakukan pada hari yang tidak

berurutan untuk menghindari besarnya kemungkinan mengonsumsi menu

yang sama dalam waktu yang berurutan (Indriani, 2015).

4. Data jenis kelamin, usia dan berat badan tiap anggota rumah tangga.

3.5 Alat Analisis Data

3.5.1 Pengukuran Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan

Pengukuran tingkat ketahanan pangan rumah tangga nelayan diukur dengan

indikator klasifikasi silang antara pangsa pengeluaran pangan dan kecukupan

energi berdasarkan Johnson dan Toole (1991) yang diadopsi oleh Maxwell, et al

(2000). Hasil dari klasifikasi silang antara dua indikator ketahanan pangan

tersebut menghasilkan klasifikasi tingkat ketahanan pangan sebagai berikut:

a. Rumah tangga tahan pangan yaitu bila proporsi pengeluaran pangan rendah

(< 60% pengeluaran rumah tangga) dan cukup mengkonsumsi energi

Page 70: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

52

(> 80% dari syarat kecukupan energi).

b. Rumah tangga kurang pangan yaitu bila proporsi pengeluaran pangan rendah

(< 60% pengeluaran rumah tangga) dan kurang mengonsumsi energi (≤ 80%

dari syarat kecukupan energi).

c. Rumah tangga rentan pangan yaitu bila proporsi pengeluaran pangan tinggi

(≥ 60% pengeluaran rumah tangga) dan cukup mengonsumsi energi

(> 80% dari syarat kecukupan energi).

d. Rumah tangga rawan pangan yaitu bila proporsi pengeluaran pangan tinggi

(≥ 60% pengeluaran rumah tangga) dan tingkat konsumsi energinya kurang

(≤ 80% dari syarat kecukupan energi).

Pangsa pengeluaran pangan merupakan proporsi pengeluaran pangan terhadap

total pengeluaran rumah tangga yang dirumuskan sebagai berikut:

PPP =

× 100%

Keterangan:

PPP : Pangsa pengeluaran pangan (%)

PP : Pengeluaran untuk belanja pangan (Rp/bulan)

T : Total pengeluaran rumah tangga (Rp/bulan)

Data konsumsi pangan rumah tangga yang diperoleh melalui food recall 2 x 24

jam pada hari yang tidak berurut dihitung kandungan energinya, kemudian dirata-

rata dalam satuan hari. Dalam Perdana dan Hadinsyah (2013) jumlah kandungan

energi dari berbagai jenis bahan pangan yang dikonsumsi rumah tangga dapat

diketahui dengan melakukan penghitungan kandungan gizi bahan makanan yang

dirumuskan sebagai berikut:

Page 71: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

53

Gj = ( j

x

ddj

x KGj

Keterangan:

Gj (A) : Jumlah energi atau protein yang dikonsumsi dari pangan j (energi dalam

satuan kilokalori (kkal) dan protein dalam satuan gram)

BPj : Berat dari pangan j yang dikonsumsi (gram)

KGij : kandungan energi atau protein per 100 gram pangan j yang dikonsumsi

(energi dalam satuan kkal dan protein dalam satuan gram)

Bddj : Bagian yang dapat dimakan dari 100 gram pangan j (%)

Dalam Hardinsyah dan Martianto (1989) Angka Kecukupan Energi (AKE)

individu yang dianjurkan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

AKE-i = aktual kg)

standar kg)) x AKE standar

Keterangan:

AKE-i : Angka kecukupan energi

BB aktual : Berat badan aktual

BB standar : Berat badan standar

AKE standar : Angka kecukupan energi dalam tabel kecukupan gizi yang

dianjurkan berdasarkan hasil Widyakarya Nasional Pangan dan

Gizi X tahun 2012

AKE-RT : ∑AKE-i

Dilanjutkan dengan melakukan penghitungan tingkat kecukupuan konsumsi

energi dan protein secara kuantitatif yang merupakan persentase asupan energi

riil yang dikonsumsi oleh rumah tangga terhadap angka kecukupan energi yang

dianjurkan dalam satuan persen. Dalam Perdana dan Hardinsyah (2013), tingkat

kecukupan energi dan protein dirumuskan sebagai berikut:

TKE = onsumsi nergi )

yang dianjurkan x 100%

TKP = onsumsi rotein )

yang dianjurkan x 100%

Page 72: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

54

Keterangan:

TKE : Tingkat kecukupan energi rumah tangga

TKP : Tingkat kecukupan protein rumah tangga

∑ Konsumsi Energi (A) : Jumlah konsumsi energi rumah tangga (kkal/hari)

∑ Konsumsi Protein (A) : Jumlah konsumsi energi rumah tangga (kkal/hari)

3.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketahanan Pangan

Rumah Tangga Nelayan

Regresi ordinal logit digunakan untuk menjawab tujuan kedua. Analisis ini

digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel jumlah anggota keluarga (X1),

tingkat pendidikan ibu rumah tangga (X2), harga beras (X3), harga minyak goreng

(X4), harga tepung terigu (X5), harga gula (X6), pendapatan rumah tangga (X7),

dan pengeluaran pangan rumah tangga (X8) terhadap tingkat ketahanan pangan

rumah tangga nelayan.

Model logit dinyatakan sebagai:

Pi = F(Zi) = F (α + βXi)

Pi = 1/(1 + e-Zi

)

Pi = 1/(1 + e-(α + βXi)

)

Jika kedua sisi persamaan dikalikan 1 + e-Zi

maka diperoleh:

(1 + e-Zi

) Pi = 1

e-Zi

= 1/Pi – 1 =

karena e-Zi

= 1/eZi

maka:

Page 73: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

55

e-Zi =

(rasio odds)

Log

= Zi = α + βXi (bentuk log dari rasio odds)

e = bilangan natural dengan nilai 2,718

berdasarkan model di atas, persamaan regresi dinyatakan sebagai berikut:

Pi = F (Zi)

= F (α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 + β7 X7 + β8 X8 + e)

Dimana untuk mencari Zi menggunakan rumus:

Zi = Ln [

] = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4+ β5 X5 + β6 X6 + β7 X7 + β8 X8 +e

Keterangan:

Zi : Peluang Z1 = Z(Y=4) untuk rumah tangga nelayan tahan pangan

Peluang Z2 = Z(Y=3) untuk rumah tangga nelayan kurang pangan

Peluang Z3 = Z(Y=2) untuk rumah tangga nelayan rentan pangan

Peluang Z4 = Z(Y=1) untuk rumah tangga nelayan rawan pangan

Pi = Peluang nelayan untuk menentukan tingkat ketahanan pangan bila Xi

diketahui

α : Intersep

β1 – β8 : Koefisien variabel bebas

X1 : Jumlah anggota rumah tangga (orang)

X2 : Tingkat pendidikan ibu rumah tangga (tahun sukses)

X3 : Harga beras (Rp/kg)

X4 : Harga minyak goreng (Rp/liter)

X5 : Harga tepung terigu (Rp/kg)

X6 : Harga gula (Rp/kg)

X7 : Pendapatan rumah tangga (Rp/bulan)

X8 : Pengeluaran pangan rumah tangga (Rp/bulan)

e : Error term

Estimasi model logit menggunakan uji Likelihood Ratio (LR) untuk mengetahui

tingkat pengaruh seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap

variabel dependen (Purwaningsih, 2011).

Page 74: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

56

H0 : β = 0 berarti semua variabel independen secara bersama-sama tidak

mempengaruhi variabel dependen

H1 : β ≠ 0 berarti semua variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi

variabel dependen

Selanjutnya dilakukan Uji Wald, untuk menguji pengaruh secara individu variabel

independen terhadap variabel dependen (Purwaningsih, 2011). Hipotesis dalam

Uji Wald ini adalah:

H0 = variabel independen yang diuji secara individu tidak berpengaruh nyata

terhadap variabel dependen dimana a

aa = ..... = an = 0 (tidak signifikan)

H1 = variabel independen yang diuji secara individu berpengaruh nyata terhadap

variabel dependen dimana terdapat i yang merupakan a ≠ 0 (signifikan)

H0 akan ditolak atau diterima dapat dilihat dari nilai Z-stat pada masing-masing

variabel independen dibandingkan dengan tingkat nyata (a). Jika Z-stat < a, maka

H0 ditolak dan jika Z-stat > a, maka H0 diterima.

Langkah selanjutnya dilakukan uji Goodness of Fit, untuk mengetahui seberapa

baik model dalam menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan

variabel independennya.

Dari persamaan

= e

α+βXi, probabilitas munculnya kejadian A maka nilai x

adalah 1, sehingga nilai odd kejadian A = eα + β

, sedangkan odd tidak munculnya

kejadian A atau x bernilai 0 sehingga nilai odd kejadian A = eα

Page 75: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

57

Besar OR =

= e

β

dinyatakan sebagai persentase perubahan odd dari nilai awalnya atau setiap

perubahan satu satuan variabel bebas menyebabkan munculnya nilai odd sebesar

kali nilai sebelumnya. Jika nilai β adalah nol maka nilai O = , berarti tidak

terjadi perubahan odd sama sekali atau variabel bebas tidak berpengaruh secara

signifikan.

Dalam penelitian ini, tingkat ketahanan pangan rumah tangga nelayan

dikategorikan menjadi empat tingkat ketahanan pangan. Dengan empat kategori

tingkat ketahanan pangan, maka terdapat tiga konstanta, yaitu konstanta 2 untuk

rumah tangga nelayan rentan pangan, konstanta 3 untuk rumah tangga nelayan

kurang pangan, dan konstanta 4 untuk rumah tangga nelayan tahan pangan dan

satu konstanta yaitu konstanta 1 yang berperan sebagai pembanding yaitu rawan

pangan.

3.5.3 Analisis Upaya Meningkatkan Ketahanan Pangan

Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menjawab tujuan ketiga. Analisis

deskriptif kualitatif dilakukan dengan menelaah upaya yang dilakukan oleh

Pemerintah Daerah di lokasi penelitian untuk meningkatkan ketahanan pangan

dan partisipasi responden dalam upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah

tersebut, selain itu juga upaya dari rumah tangga nelayan sendiri dalam mengatasi

masalah pangan yang dihadapi dan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

ketahanan pangan rumah tangganya. Analisis ini dilakukan dengan

mewawancarai responden secara langsung dengan alat bantu kuesioner.

Page 76: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

58

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Pesawaran

4.1.2 Keadaan Geografis

Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 15 kabupaten/kota yang berada

di Provinsi Lampung. Posisi Kabupaten Pesawaran secara geografis terletak di

antara 105o – 105

o 2 ’ Lintang Selatan dan

o ’ – 103

o 4 ’ ujur imur.

Secara administratif luas wilayah Kabupaten Pesawaran adalah 1.173,77 km2

.

Berdasarkan UU No. 33 Tahun 2007 wilayah administrasi Kabupaten Pesawaran

memiliki batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kalirejo, Kecamatan

Bangunrejo, Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Kecamatan Trimurjo Kabupaten

Lampung Tengah;

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Lampung Kecamatan Kelumbayan

dan Kecamatan Cukuh Balah Kabupaten Tanggamus;

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan, Kecamatan Kemiling dan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota

Bandar Lampung;

Page 77: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

59

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Adiluwih, Kecamatan

Sukoharjo, Kecamatan Gadingrejo, dan Kecamatan Pardasuka Kabupaten

Pringsewu.

4.1.3 Keadaan Administratif

Secara adminstratif, saat ini Kabupaten Pesawaran terdiri dari 11 kecamatan dan

144 desa. Kecematan di Kabupaten Pesawaran meliputi Kecamatan Padang

Cermin, Kecamatan Punduh Pidada, Kecamatan Kedondong, Kecamatan Way

Lima, Kecamatan Gedong Tataan, Kecamatan Negeri Katon, Kecamatan

Tegineneng, Kecamatan Marga Punduh, Kecamatan Way Khilau, Kecamatan

Way Ratai, dan Kecamatan Teluk Pandan.

Kabupaten Pesawaran terdiri dari pulau besar dan kecil, dengan Pulau Legundi,

Pulau Pahawang dan Pulau Kelagian sebagai pulau terbesarnya. Kabupaten

Pesawaran memiliki beberapa gunung, gunung tertinggi adalah Gunung Way

Ratai dan Gunung Pesawaran yang memiliki ketinggian 1.681 meter dari

permukaan laut (mdpl).

4.1.4 Keadaan Topografi dan Iklim

Topografi wilayah bervariasi antara dataran rendah dan dataran tinggi yang

sebagian merupakan daerah berbukit sampai bergunung dengan ketinggian dari

permukaan laut antara 19 meter sampai dengan 162 meter. Suhu udara relative

sama dengan daerah-daerah pinggiran pantai lainnya di Indonesia yaitu

maksimum berkisar antara 32,9 – 34 oC dan suhu udara minimum antara 22 –

23,3 oC dengan rata-rata suhu udaranya adalah 26,8

oC. Kabupaten Pesawaran

Page 78: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

60

memiliki iklim tropis dengan curah hujan rata-rata 152,98 mm3/bulan dengan rata-

rata kelembapan adalah 78,06 persen per bulan.

4.1.5 Keadaan Umum Wilayah Perikanan dan Usaha Ikan Tangkap

Dilansir dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Pesawaran (2017), Kabupaten

Pesawaran memiliki garis pantai sepanjang 96 km, meliputi pantai Teluk

Lampung dan 37 pulau serta masih berpotensi untuk dikembangkan terutama di

Kecamatan Teluk Pandan, Kecamatan Marga Punduh, Kecamatan Punduh Pidada

dan Kecamatan Padang Cermin. Total hasil tangkapan ikan laut sebanyak

11.620,40 ton. Potensi perikanan tangkap di Kabupaten Pesawaran cukup tinggi

yaitu sebesar 25,230 ton. Armada penangkapan ikan yang biasa digunakan oleh

nelayan adalah jukung, perahu, kapal motor tempel, dan kapal motor.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung (2017), Kabupaten

Pesawaran memiliki jumlah rumah tangga perikanan tangkap yang terdiri dari

perikanan laut dan perairan umum. Khusus perikanan laut Kabupaten Pesawaran

memiliki jumlah rumah tangga tertinggi di Provinsi Lampung dengan jumlah

1.871 rumah tangga. Angka ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan

dari jumlah rumah tangga perikanan laut tahun 2015 yaitu sebesar 927 rumah

tangga.

4.1.6 Keadaan Umum Konsumsi Pangan

Situasi konsumsi pangan penduduk Kabupaten Pesawaran secara agregat belum

memenuhi kecukupan. Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Pesawaran (2017), rata-rata konsumsi energi adalah sebesar 1919,7

kkal/kap/hari atau sebesar 96,0 persen dari Angka Kecukupan Energi (AKE).

Page 79: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

61

Pada kelompok pangan padi-padian, konsumsi penduduk Kabupaten Pesawaran

mencapai 1022,5 kkal/kap/hari, umbi-umbian 35,4 kkal/kap/hari, pangan hewani

208,3 kkal/kap/hari, minyak dan lemak 455,2 kkal/kap/hari, buah/biji berminyak

21,3 kkal/kap/hari, kacang-kacangan 62,48 kkal/kap/hari, gula 34,6 kkal/kap/hari,

sayur dan buah 66,9 kkal/kap/hari, dan pangan lain-lain 13,1 kkal/kap/hari.

Kombinasi pangan yang dikonsumsi penduduk Kabupaten Pesawaran belum

berimbang antara kelompok pangan sumber zat gizi karbohidrat, protein, vitamin,

dan mineral dengan zat gizi lainnya. Jika dibandingkan dengan target konsumsi

pangan tahun 2017 dan standar konsumsi pangan harapan, pada umumnya masih

rendah, hanya kelompok pangan padi-padian dan pangan minyak dan lemak yang

mencapai angka konsumsi lebih tinggi dari target sasaran, sedangkan tujuh

kelompok pangan lainnya masih rendah.

4.1.7 Keadaan Umum Konsumsi Wilayah Perikanan

Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pesawaran (2017),

konsumsi pangan penduduk Kabupaten Pesawaran, khususnya wilayah perikanan

belum memenuhi kecukupan dan lebih rendah dari situasi pangan Kabupaten

Pesawaran secara agregat. Rata-rata konsumsi energi wilayah perikanan hanya

sebesar 1863,8 kkal/kap/hari. Pada kelompok pangan padi-padian, konsumsi

penduduk wilayah perikanan mencapai 941,0 kkal/kap/hari, umbi-umbian 31,8

kkal/kap/hari, pangan hewani 164,3 kkal/kap/hari, minyak dan lemak 467,5

kkal/kap/hari, buah/biji berminyak 42,6 kkal/kap/hari, kacang-kacangan 72,3

kkal/kap/hari, gula 47,0 kkal/kap/hari, sayur dan buah 79,8 kkal/kap/hari, dan

pangan lain-lain 17,7 kkal/kap/hari.

Page 80: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

62

4.2 Gambaran Umum Kecamatan Teluk Pandan

Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Pesawaran Nomor 12 Tahun 2014

tentang Pemekaran Kecamatan Padang Cermin, Kecamatan Teluk Pandan

merupakan salah satu dari tiga kecamatan hasil pemekaran Kecamatan Padang

Cermin. Gambar batas wilayah Kecamatan Teluk Pandan di peta Kabupaten

Pesawaran ditunjukkan pada pesisir wilayah daerah berwarna hijau pada

Gambar 3.

Gambar 3. Peta batas wilayah kecamatan di Kabupaten Pesawaran

Kecamatan Teluk Pandan diresmikan pada tanggal 8 November 2014 dengan luas

wilayah 18.153 Ha dan berada pada ketinggian 6 – 1.400 mdpl. Kecamatan Teluk

Pandan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar

Lampung

Page 81: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

63

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota

Bandar Lampung

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Hutan Kawasan

Kecamatan Teluk Pandan terdiri dari sepuluh desa yaitu Desa Batu Menyan, Desa

Cilimus, Desa Gebang, Desa Hanura, Desa Hurun, Desa Munca, Desa Sidodadi,

Desa Talang Mulya, Desa Tanjung Agung, dan Desa Sukajaya Lempasing.

Jumlah penduduk Kecamatan Teluk Pandan adalah sebanyak 39.611 jiwa dengan

19.770 penduduk laki-laki dan 19.841 penduduk perempuan dan terdiri dari

10.349 KK/rumah tangga.

Sarana dan prasarana yang terdapat di Kecamatan Teluk Pandan pada tahun 2014

tercatat terdapat 1 unit puskesmas yang terletak di Desa Hanura dan 29 unit

posyandu. Sebagian besar lahan di Kecamatan Teluk Pandan digunakan sebagai

lahan pertanian. Lahan pertanian didominasi oleh tanaman perkebunan, lalu

disusul dengan tanaman palawija dan hortikultura, sisanya digunakan sebagai

pemukiman masyarakat. Wilayah pesisir sebagian besar digunakan sebagai objek

wisata bahari dan kegiatan usaha ikan tangkap. Berdasarkan data Dinas Kelautan

dan Perikanan Kabupaten Pesawaran (2016), pada tahun 2015 kegiatan usaha ikan

tangkap di Kecamatan Teluk Pandan memiliki hasil produksi tertinggi perikanan

tangkap yang diperoleh dari subsektor perikanan laut yaitu sebesar 4.597,89 ton.

Page 82: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

64

4.3 Gambaran Umum Desa Sukajaya Lempasing

4.3.1 Keadaan Geografis dan Adminstratif

Desa Sukajaya Lempasing adalah salah satu desa dari sepuluh desa yang ada di

Kecamatan Teluk Pandan. Desa Sukajaya Lempasing terdiri dari delapan dusun,

dimana Dusun Batu Menyan Baru dan Dusun Mutun merupakan pusat usaha ikan

tangkap. Batas wilayah Desa Sukajaya Lempasing dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Peta batas wilayah Desa Sukajaya Lempasing

Desa Sukajaya Lempasing secara administratif memiliki batas-batas sebagai

berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Timur Kota

Bandar Lampung

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Teluk Betung

c. Sebelah Barat Desa Munca Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran

Page 83: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

65

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Hurun Kecamatan Teluk Pandan

Kabupaten Pesawaran

Desa Sukajaya Lempasing terdiri dari wilayah pesisir, pegunungan dan perbukitan

dengan ketinggian rata-rata 250 – 300 meter diatas permukaan laut. Desa

Sukajaya Lempasing memiliki dua iklim yaitu iklim kemarau dan penghujan

dengan curah hujan rata-rata 2.000 – 3.000 mdl.

4.3.2 Keadaan Demografi

Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2017, Desa Sukajaya Lempasing

mempunyai jumlah penduduk sejumlah 6.973 jiwa dengan jumlah penduduk laki-

laki 3.525 jiwa dan perempuan 3.448 jiwa. Pada tahun 2016, jumlah penduduk di

Desa Sukajaya Lempasing sebesar 6.773 jiwa, hal ini mengindikasikan terjadi

peningkatan jumlah penduduk sebesar 200 jiwa dalam satu tahun. Perkembangan

jumlah penduduk Desa Sukajaya Lempasing dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Penduduk di Desa Sukajaya Lempasing tahun 2016 – 2017.

No Tahun Jumlah Penduduk

Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa)

1 2016 3.405 3.368

2 2017 3.525 3.448

Sumber: Monografi Desa Sukajaya Lempasing (2018)

Terdapat 1.901 kepala keluarga (KK) di Desa Sukajaya Lempasing. Sebaran KK

berdasarkan tingkat kesejahteraan, dimana terdapat 458 KK tergolong dalam

kategori keluarga pra-sejahtera (KPS) dan 400 KK tergolong dalam kategori

keluarga sejahtera I (KS-I). BKKBN mengelompokkan KPS dan KS-I sebagai

Page 84: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

66

keluarga miskin. Sebaran jumlah KK berdasarkan tingkat kesejahteraan dapat

dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Sebaran jumlah KK di Desa Sukajaya Lempasing berdasarkan tingkat

kesejahteraan tahun 2017.

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (jiwa)

1 Keluarga Pra-Sejahtera 458

2 Keluarga Sejahtera I 400

3 Keluarga Sejahtera II 422

4 Keluarga Sejahtera III 0

5 Keluarga Sejahtera III plus 621

Jumlah 1.901

Sumber: Monografi Desa Sukajaya Lempasing (2018)

4.3.3 Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan fasilitas penunjang yang ditujukan untuk

memperlancar kegiatan desa. Sarana dan prasarana yang ada di Desa Sukajaya

Lempasing terdiri dari:

a. Sarana pendidikan

Sarana pendidikan di Desa Sukajaya Lempasing dapat dikatakan belum

memadai karena hanya terdapat satu unit Taman Kanak-Kanak (TK), dua unit

Sekolah Dasar (SD), dan tiga unit MTS untuk pendidikan formal, sedangkan

untuk pendidikan khusus terdapat satu unit pondok pesantren dan tiga unit

madrasah. Pada desa ini belum ada lembaga pendidikan berupa Sekolah

Menengah Pertama (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan

perguruan tinggi serta Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk anak berkebutuhan

khusus.

Page 85: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

67

b. Sarana ekonomi dan umum

Sarana ekonomi yang ada di Desa Sukajaya Lempasing kurang memadai

karena hanya terdapat satu unit pasar dan beberapa toko/warung yang

menyediakan kebutuhan sehari-hari. Terdapat pula sarana berupa BPP yang

merupakan lembaga penyuluhan pertanian milik pemerintah tingkat

kecamatan yang berlokasi dekat dari balai desa tersebut, akan tetapi

keberadaan BPP belum dapat dirasakan manfaatnya karena belum

dimanfaatkan dengan baik, kurangnya intensitas penyelenggaraan penyuluhan

dan kesadaraan untuk mengikuti kegiatan penyuluhan yang diselenggarakan

menjadi faktor penyebabnya. Sarana umum merupakan fasilitas desa yang

menunjang kegiatan keagamaan dan kesehatan penduduk desa. Fasilitas

tersebut terdiri dari satu unit balai desa, tiga unit puskesmas, enam unit masjid

dan sembilan unit musala

c. Sarana transportasi dan komunikasi

Sebagian besar penduduk Desa Sukajaya Lempasing mempunyai kendaraan

roda dua untuk menunjang aktivitasnya, selain itu terdapat pula angkutan desa

sebagai sarana transportasi umum. Sebagian besar penduduk desa juga telah

menggunakan telepon genggam sebagai alat komunikasi, hal ini karena belum

ada sarana telepon kabel di desa tersebut.

4.3.4 Keadaan Umum Nelayan Ikan Tangkap

Desa Sukajaya Lempasing memiliki wilayah pesisir yang sebagian besar

digunakan sebagai objek wisata bahari dan kegiatan perikanan usaha ikan

tangkap. Sebagian besar penduduk Desa Sukajaya Lempasing yang berprofesi

sebagai nelayan adalah nelayan pendatang yang menggantungkan kehidupannya

Page 86: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

68

di usaha ikan tangkap untuk memperoleh pendapatan guna memenuhi kebutuhan

sehari-hari, hanya sebagian kecil nelayan yang melakukan pekerjaan tambahan

untuk memperoleh pendapatan tambahan. Pekerjaan tambahan yang umum

dilakukan oleh nelayan dan anggota rumah tangga nelayan di Sukajaya

Lempasing adalah bekerja sebagai pengerajin ikan fillet, pengerajin ikan asin,

buruh di tempat pelelangan ikan (TPI) Lempasing, dan berdagang.

Nelayan di Desa Sukajaya Lempasing menggunakan beberapa jenis kapal yaitu

purse, cantrang, payang, bagan, dan jukung. Alat tangkap yang digunakan oleh

nelayan tergolong sederhana, yakni jaring, perangkap, sero, bubu, bagan, dan

pancing. Sebagian besar nelayan di Desa Sukajaya Lempasing menggunakan

kapal di bawah 5 GT. Kapal di bawah 5 GT adalah kapal yang belum

memerlukan surat perizinan dalam beroperasi. Mayoritas nelayan di Desa

Sukajaya Lempasing menggunakan alat tangkap berupa jaring insang hanyut, ada

pula sejumlah nelayan selam yang menggunakan panah atau tombak sebagai alat

tangkap. Nelayan selam menangkap ikan dengan cara menyelam dan menombak

hasil tangkapannya, umumnya hasil tangkapan nelayan selam adalah ikan karang

yang terdapat di dasar laut.

Pola melaut tiap nelayan berbeda-beda, tergantung pada jenis kapal, alat tangkap

yang digunakan, dan hasil tangkapan. Pada umumnya, nelayan melaut selama

satu hari, mulai dari sore hari sampai dengan dini hari, akan tetapi beberapa

nelayan ada pula yang memerlukan waktu tiga hari atau lebih setiap melaut.

Beberapa nelayan di Desa Sukajaya Lempasing tergabung dalam Kelompok

Usaha ersama ( U ) “Maju ersama” yang merupakan kelompok perikanan

yang dibina oleh UPT Dinas Kelautan dan Perikanan Kecamatan Teluk Pandan.

Page 87: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

122

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Mayoritas rumah tangga nelayan di Desa Sukajaya Lempasing tergolong

dalam kategori kurang pangan (68,63%), sisanya 13,73%rumah tangga

tergolong dalam kategori tahan pangan, 5,88% rumah tangga tergolong

dalam kategori rentan pangan, dan 11,76% rumah tangga tergolong dalam

kategori rawan pangan.

2. Faktor yang berpengaruh positif terhadap tingkat ketahanan pangan rumah

tangga nelayan di Desa Sukajaya Lempasing yaitu tingkat pendidikan ibu

rumah tangga dan faktor yang berpengaruh negatif terhadap tingkat

ketahanan pangan adalah pengeluaran pangan rumah tangga.

3. Upaya dari pemerintah terdiri dari kegiatan pemantauan ketersediaan pangan

dan cadangan pangan serta pengembangan distribusi dan stabilitas harga

pangan, pengembangan penganekaragaman konsumsi dan keamanan

pangan, program PKH dan raskin. Upaya dari rumah tangga nelayan yaitu

dengan cara meminjam bahan pangan (92,16%) dan mengubah pola

makannya dengan cara menurunkan kualitas pangan yang dikonsumsi,

mengurangi porsi makan, atau mengurangi porsi makanan orang dewasa

Page 88: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

123

untuk anak (7,84%). Keseluruhan responden yang meminjam bahan pangan

diantaranya 31,91% juga mengubah pola makan, 4,26% akan

mempekerjakan anggota keluarga dan 2,13% akan melakukan pekerjaan di

luar usaha ikan tangkap agar memperoleh penghasilan tambahan guna

mencukupi kebutuhan pangan.

6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi 68,63% rumah tangga nelayan yang tergolong dalam kategori kurang

pangan dengan rata-rata TKE sebesar 72,13% dan pangsa pengeluaran

pangan sebesar 47,43%, perlu menambah informasi mengenai gizi dan

pangan, terutama tentang pedoman gizi seimbang dan turut

mengikutsertakan diri dalam kegiatan pendidikan non formal berupa

penyuluhan karena masih memiliki rata-rata TKE yang tergolong rendah.

Rumah tangga nelayan yang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai

pedoman gizi seimbang dan mampu mengimplementasikannya, maka dapat

mengonsumsi gizi, terutama energi yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga

besar rata-rata TKE yang dikonsumsi dapat ≥ 80%, dengan itu rumah tangga

nelayan dapat mencapai kondisi tahan pangan.

2. Bagi 5,88% rumah tangga nelayan yang tergolong dalam kategori rentan

pangan dengan rata-rata TKE sebesar 89,10% dan rata-rata pangsa

pengeluaran pangan sebesar 62,31%, diharapkan tidak hanya bergantung

usaha ikan tangkap untuk memperoleh pendapatan, tetapi juga melakukan

perkerjaan di luar usaha ikan tangkap guna memperoleh pendapatan

tambahan agar total pendapatan yang diterima oleh rumah tangga

Page 89: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

124

meningkat. Hal ini karena rata-rata pangsa pengeluaran pangan yang

dimiliki masih tergolong tinggi, dengan meningkatkan pendapatan rumah

tangga, maka rata-rata pangsa pengeluran pangan dapat turun hingga ≤ 60%,

sehingga rumah tangga nelayan dapat mencapai kondisi tahan pangan.

3. Bagi 11,76% rumah tangga nelayan yang tergolong dalam kategori rawan

pangan dengan rata-rata TKE sebesar 74,29% dan rata-rata pangsa

pengeluaran pangan sebesar 61,40%, perlu menambah informasi mengenai

gizi dan pangan, terutama tentang pedoman gizi seimbang karena memiliki

rata-rata TKE yang tergolong rendah, serta meningkatkan pendapatan rumah

tangganya karena memiliki rata-rata pangsa pengeluaran pangan yang

tergolong rendah. Hal tersebut perlu dilakukan agar rumah tangga nelayan

dapat meningkatkan rata-rata TKE ≥ 80% dan pangsa pengeluaran pangan

≤60%, dengan itu rumah tangga nelayan dapat mencapai kondisi tahan

pangan.

4. Bagi seluruh rumah tangga nelayan, perlu mempertimbangkan untuk

mengurangi konsumsi terhadap rokok. Pengeluaran untuk rokok yang

cukup tinggi (15,35% dari rata-rata total pengeluran rumah tangga nelayan),

sebaiknya dialokasikan untuk mencukupi kebutuhan pangan rumah tangga.

5. Bagi Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Pesawaran, perlu

mengadakan penyuluhan mengenai gizi dan pangan secara berkala agar

pengetahuan rumah tangga, khususnya ibu rumah tangga akan gizi dan

pangan meningkat, sehingga dapat merealokasi pengeluaran pangan pada

bahan pangan yang tepat, agar dapat mengkonsumsi makanan yang lebih

beragam, bergizi, sehat dan seimbang sesuai dengan kebutuhan konsumsi

Page 90: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

125

harian rumah tangga. BKP juga perlu mengoptimalkan kegiatan edukasi

mengenai budidaya tanaman atau hewan dengan memanfaatkan lahan

kosong tidak terpakai di sekitar rumah sebagai sarana sosialisasi mengenai

KRPL.

6. Bagi aparatur Kecamatan Teluk Pandan dan Desa Sukajaya Lempasing,

perlu melakukan pemantauan dan evaluasi kembali secara berkala terhadap

program PKH dan raskin, sehingga dapat terlaksana dengan baik dan tepat

sasaran. Pemerintah juga perlu mendukung kegiatan usaha ikan tangkap

nelayan dengan memberi bantuan modal berupa alat tangkap dan mesin

perahu motor, serta mempermudah akses nelayan terhadap jasa keuangan,

sehingga nelayan dapat melakukan usaha ikan tangkap dengan optimal guna

meningkatkan pendapatan rumah tangga.

Page 91: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

126

DAFTAR PUSTAKA

Adi, AC. 1998. Komunikasi dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Menurut Tipe

Arkeologi di Wilayah Kabupaten Pasuruhan, Jawa Timur. Tesis. Sekolah

Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka

Cipta. Jakarta.

Ariyadi, T dan Anggraini, H. 2010. Penetapan Kadar Karbohidrat pada Nasi

Aking yang Dikonsumsi Masyarakat Desa Singorojo Kabupaten Kendal.

Prosiding Seminar Nasional Unimus 2010. Universitas Muhammadiyah

Semarang. Semarang. http://download.portalgaruda.org/article.php?

article=98485&val=426. Diakses pada tangga 20 Agustus 2018.

Anggraini, M., Zakaria, WA., Prasmatiwi, FE. 2014. Ketahanan Pangan Rumah

Tangga Petani Kopi di Kabupaten Lampung Barat. Jurnal Ilmu-Ilmu

Agribisnis Vol. 2 No 2, April 2014. Hal 124-132. Universitas Lampung.

Bandar Lampung. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/

737/678 Diakses pada 21 November 2017.

Arini, M. 2004. Analisis Perkembangan Konsumsi Pangan dan Gizi. Pusat

Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Error! Hyperlink reference

not valid. Diakses pada tanggal 26 Mei 2018.

Ariningsih, E. dan Rachman, Handewi PS. 2008. Strategi Peningkatan Ketahanan

Pangan Rumahtangga Rawan Pangan. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian.

Vol 6 No 3, September 2008. Hal 239-255. Badan Litbang Pertanian. Bogor.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung. 2016. Jumlah Rumah Tangga

Perikanan Tangkap Berdasarkan Kecamatan di Provinsi Lampung.

Penerbit BPS Provinsi Lampung. Lampung. Error! Hyperlink reference not

valid. Diakses pada tanggal 5 November 2017.

Page 92: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

127

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pesawaran. 2016. Kabupaten Pesawaran

Dalam Angka 2016. Penerbit BPS Kabupaten Pesawaran. Lampung.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2000. Indikator Sosial Ekonomi Indonesia. Penerbit

Badan Pusat Statistik Indonesia. Jakarta.

Badan Ketahanan Pangan. 2016. Buletin Harga Pangan. BKP Kementerian

Pertanian. http://bkp.pertanian.go.id/berita-393-buletin-harga-pangan-

bulan-maret-2016.html Diakses pada tanggal 21 November 2017.

Badan Ketahanan Pangan. 2016. Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan

2015 – 2019. http://bkp.pertanian.go.id/statis-31-renstra2015-2019.html

Diakses pada tanggal 5 November 2017.

Bappenas. 2010. Evaluasi Pelayanan Keluarga Berencana Bagi Masyarakat

Miskin (Keluarga Prasejahtera/KPS dan Keluarga Sejahtera-I/KS-I).

Penerbit Bappenas. https://www.bappenas.go.id/files/2913/

5022/6062/laporan-akhir-evaluasi-28-jan-2__20110512125342__

3040__1.pdf Diakses pada tanggal 6 November 2017.

Dewan Ketahanan Pangan. 2010. Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2010 –

2014. Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.

http://bkp.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/KUKP%202010%20-

%202014%20Edit%20TA%20Nov%202011.pdf Diakses pada tanggal 4

Desember 2017.

Dewan Ketahanan Pangan. 2015. Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi Tahun

2015 – 2019. http://bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/informasi%

20publik/Pedoman/KSPG_2015-2019(2).pdf. Diakses Pada Tanggal 3

Desember 2018.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pesawaran. 2016. Produksi Perikanan

Tangkap Menurut Kecamatan dan Subsektor di Kabupaten Pesawaran

2014-2015 (dalam ton). Penerbit Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Pesawaran. Lampung.

Fatimah, E. 1995. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Alokasi Pengeluaran dan

Tingkat Konsumsi Pangan Keluarga (Studi Kasus di Kelurahan Tanah

Sareal, Bogor). Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Page 93: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

128

Farid, M., Wicaksena, B., Nuryati, Y., Prabowo, DW. Yulianti, A., dan Haryana,

A. 2014. Analisis Kebijakan Harga Pada Komoditas Pertanian. Pusat

Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri. Kementerian Perdagangan.

http://bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Kebijakan_

Harga_Pada_Komoditas_Pertanian.pdf Diakses pada tangga 26 Mei 2018.

Google Maps. 2018. Peta Desa Sukajaya Lempasing. https://www.google.co.id/

maps/place/Sukajaya+Lempasing,+Padang+Cermin,+Pesawaran+Regency

,+Lampung/@5.4956824,105.2070852,13z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!1s0

x2e40d8363ca5ee35:0x8b09981e0ddccb3d!8m2!3d5.5044126!4d105.237

0339 Diakses pada tanggal 3 September 2018.

Gujarati, D. 2003. Ekonometri Dasar. Erlangga. Jakarta.

Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Hanani, N. 2012. Strategi Pencapaian Ketahanan Pangan Keluarga. E-Journal

Ekonomi Pertanian Vol 1 No 1 Januari 2012, Hal. 2-3,6. UB. Malang.

http://nuhfil.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/ketahanan-pangan-keluarga.pdf

Diakses pada tanggal 3 Desember 2017.

Hardinsyah, D dan Martianto. 1989. Cara Menghitung Angka Kecukupan Energi

dan Protein Serta Penilaian Mutu Gizi Konsumsi Pangan. Wirasari.

Jakarta.

Hardinsyah, Riyadi, H. dan Napitupulu, V. 2012. Angka Kecukupan Gizi

(AKG) Indonesia WNPG X 2012. Departemen Gizi FK UI. Jakarta.

Hariyani, K.S. 2016. Analisis Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Miskin.

Skripsi. Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara. Medan.

Handewi, PS., Rachman, dan Mewa, A.. 2002. Ketahanan Pangan: Konsep,

Pengukuran, dan Strategi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial

Ekonomi Pertanian. Bogor.

Hernanda, ENP., Indriani, Y., dan Kalsum, U., 2017. Pendapatan dan Ketahanan

Pangan Rumah Tangga Petani Padi di Desa Rawan Pangan. Jurnal Ilmu-

Ilmu Agribisnis Vol. 5 No. 3, Agustus 2017. Hal 283-291. Universitas

Lampung. Bandar Lampung http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php

/JIA/article/view/1641/1467 Diakses pada 3 Desember 2017.

Page 94: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

129

Hernanda, T., Indriani, Y., Listiana, I. 2013. Pendapatan Usaha Tani Jagung dan

Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani di Kecamatan Simpang

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis, Vol.

1 No. 4. Oktober 2013. Hal 311-318. Universtas Lampung. Bandar

Lampung. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/706/648

Diakses pada 21 November 2017.

Ilham, N., dan Bonar MS., 2007. Penggunaan Pangsa Pengeluaran Pangan

Sebagai Indikator Komposit Ketahanan Pangan. Jurnal. Vol. 7 No. 3,

November 2007. Hal 2-16. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut

Pertanian Bogor. Bogor. https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca

/article/view/4217/3200 Diakses pada tanggal 5 Desember 2017.

Indriani, Y. 2015. Buku Ajar Gizi dan Pangan. Aura Publishing. Lampung.

Karolina, A. 2014. Analisis Pendapatan dan Pola Konsumsi Rumahtangga Petani

Kelapa di Kecamatan Mandah Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal Online

Mahasiswa (JOM) Bidang Pertanian Volume 3, No 1, Januari 2016.

Universitas Riau. Pekanbaru. https://jom.unri.ac.id/index.php

/JOMFAPERTA/article/download/9136/8802. Diakses pada tanggal 21

November 2017.

Kementerian Perdagangan. 2015. Analisis Perkembangan Harga Bahan Pangan

Pokok di Pasar Domestik dan Internasional. Pusat Kebijakan Perdagangan

Dalam Negeri. Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan

Perdagangan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2015/12/17/analisis-perkembangan-

harga-1450334941.pdf Diakses pada tanggal 26 Mei 2018.

Kennedy, E. 2002. Qualitative Measures of Food Insecurity and Hunger.

International Scientific Symposium on Measurement and Assessment of

Food Deprivation and Under Nutrition. 26-28 Juni 2002. Rome : FAO

–Netherlands Partnership Programme.

Kusnadi. 2002. Nelayan: Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial. Humaniora

Utama Press. Bandung.

Lindawati, dan Saptanto, S. 2014. Analisis Tingkat Kemiskinan dan Ketahanan

Pangan Berdasarkan Tingkat Pengeluaran Konsumsi pada Rumah Tangga

Pembudidaya Ikan (Studi Kasus di Desa Sumur Gintung, Kabupaten

Subang, Jawa Barat). Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Vol.

9 No. 2, 2014. Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan

Perikanan. Jakarta. http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php

/sosek/article/view/1221/1118 Diakses pada tanggal 29 Mei 2018.

Page 95: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

130

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2012. Widyakarya Nasional Pangan dan

Gizi (WNPG) X tahun 2012. Prosiding. LIPI. Jakarta

Mantra, I. 2004. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Pustaka Belajar

Offset. Yogyakarta.

Maxwell, D., et al. 2000. Urban Livelihoods and Food Nutrition Security in

Greater Accra, Ghana. IFPRI in Collaborative with Noguchi Memorial for

Medical Researce and World Health Organization, Researce Report

No.112.Washington, D.C. http://www.nzdl.org /gsdlmod?e=d-00000-00---

off-0fnl2.2--00-0----0-10-0---0---0direct-10---4-------0-1l--11-en-50---20-

about---00-0-1-00---4----0-0-11-10ut fZz-800&cl=CL2.8&d=HASHde

8517bd7f52 1582f7a1e0.17&x=1. Diakses pada tanggal 18 November 2017.

Mubyarto, et al. 1984. Nelayan dan Kemiskinan. Rajawali Pers. Jakarta.

Mubyarto. 1995. Ekonomi dan Keadilan Sosial. Aditya Media. Yogyakarta.

Mulyadi. 2005. Ekonomi Kelautan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Mulyana, A. 2012. Penguatan Ketahanan Pangan untuk Menekan Jumlah

Penduduk Miskin dan Rentan Pangan di Tingkat Nasional dan Regional.

Jurnal Ekonomi Pertanian Vol 1 No 1 Januari 2012: 14-15.

Nicholson, W. 1995. Teori Ekonomi Mikro 1. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Nurdiani, U. dan Widjojoko, T. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Ketahanan Pangan Rumah Tangga Miskin di Wilayah Perkotaan

Kabupaten Banyumas. Jurnal Penelitian Pertanian. Agrin Vol. 20, No. 2,

Oktober 2016. Hal: 177. http://jurnalagrin.net/index.php/agrin/

article/view/324 Diakses pada tangga 25 Mei 2018.

Pakpahan, A;H.P. Saliem, S.H. Suhartini dan N. Syafa'at. 1993. Penelitian

Tentang Ketahanan Pangan Masyarakat Berpendapatan Rendah.

Monograph Series No. 14. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian.

Bogor.

Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran. 2018. Peta Batas Wilayah Kabupaten

Pesawaran. http://www.pesawarankab.go.id/halaman-137-geografis.html

Diakses pada tanggal 3 September 2018.

Page 96: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

131

Pemerintah Daerah Provinsi Lampung. 1999. Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir

Lampung. Pemerintah Provinsi Lampung. Lampung.

Peraturan Gubernur Provinsi Lampung Nomor 44 Tahun 2014. Tentang Rencana

Induk Mitra Bahari Provinsi Lampung Tahun 2014-2019.

Perdana dan Hardinsyah. 2013. Analisis Jenis, Jumlah dan Mutu Gizi Konsumsi

Sarapan Anak Indonesia. Jurnal Gizi dan Pangan, Vol. 8, No 2 Maret

2013. Hal:39-46. http://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/

download/7251/5663. Diakses pada tanggal 3 Desember 2017.

Purwanti, P. 2010. Model Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Skala Kecil. UB

Press. Malang.

Purwaningsih, Y. 2008. Ketahanan Pangan: Situasi, Permasalahan, Kebijakan, dan

Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 9, No. 1,

Juni 2008. Hal:17-18. FE UNS. Surakarta. http://mesp.fe.uns.ac.id/

media/Ketahanan%20Pangan%202008.pdf Diakses pada tanggal 26 Mei

2018.

______________. 2011. Analisis Indentifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Provinsi Jawa Tengah Tahun

2009. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembanguan. Volume 11, No. 1. FE. UNS.

Surakarta.

Rejeki, LD., Kasimin, S., dan Fauzi, T. 2016. Analisis Pembagian Hasil dan

Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan (Studi Kasus Pelabuhan

Perikanan Lampulo Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian

Unsyiah, Vol. 1 No 1, November 2016. Hal 520-531. Error! Hyperlink

reference not valid. Diakses pada 3 Desember 2017.

Roedjito, D. 1989. Kajian Penilaian Gizi. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Rosadi, D. 2011. Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan. Andi Offset.

Yogyakarta.

Safitri, C. 2014. Kajian Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga Dalam Rangka

Mengurangi Rawan Pangan di Kota Bandar Lampung. Tesis. Jurusan

Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Lampung.

Sajogyo, Goenardi, Said, R., Sri, S.H., dan Muh. Kumaedi. 1986. Menuju Gizi

Baik dan Merata Di Pedesaan dan di Kota. Cetakan IV. UGM Press.

Yogyakarta.

Page 97: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

132

Salim, FD dan Darmawaty 2016. Kajian Ketahanan Pangan Rumah Tangga

Nelayan Buruh di Desa Bajo Sangkuang Kabupaten Halmahera Selatan.

Jurnal Sosek KP, Vol. 11, No 1, Juni 2016. Hal 121-132. Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan. Universitas Khairun Ternate. Ternate Selatan.

http://ejournalbalitbang.kkp.go.id/index.php/sosek/article/download/3177/26

85 Diakses pada 21 November 2017.

Sari, AK., dan Andrias, DR. 2013. Faktor Sosial Ekonomi yang Berhubungan

Dengan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan Perkotaan di Surabaya.

Jurnal Media Gizi Indonesia Vol. 1 No 9, Januari-Juni 2013. Hal 54-49.

Universitas Airlangga. Surabaya. http://journal.unair.ac.id/MGI@faktor-

sosial-ekonomi-yang-berhubungan-dengan-ketahanan-pangan-rumah-

tangga-nelayan-perkotaan-di-surabaya-article-6824-media-22-category-

3.html Diakses pada 3 Desember 2017.

Sari, MR., dan Prishardoyo, B. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kerawanan Pangan Rumah Tangga Miskin di Desa Wiru Kecamatan

Bringin Kabupaten Semarang. JEJAK Vol. 2 No 2, September 2009. Hal

135-143. Universitas Semarang. Semarang. https://journal.unnes.ac.id/nju/

index.php/jejak/article/viewFile/1466/1591 Diakses pada 3 Desember 2017.

Satria, A. 2002. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. PT. Pustaka Cidesindo.

Jakarta.

Shinta, A. Identifikasi Angka Kecukupan Gizi dan Strategi Peningkatan Gizi

Keluarga di Kota Probolinggo (Studu Kasus di Kecamatan Kedopok dan

Mayangan). Jurnal SEPA. Vol. 7, No. 1, September 2010. Hal: 2.

Universitas Sebelas Maret. Surakarta. http://agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-

content/uploads/2013/09/01-Agustina-Shinta-Identifikasi-Angka-

Kecukupan-Gizi-Dan-Strategi-Peningkatan-Gizi-Keluarga-Di-Kota-

Probolinggo-studi1.pdf Diakses pada tangga 30 Mei 2018.

Sianipar, JE., Hartono, S., Hutapea, RTP. 2012. Analisis Ketahanan Pangan

Rumah Tangga Tani di Kabupaten Manokwari. Jurnal SEPA Vol. 8 No. 2,

Februari 2012. Hal: 72. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

http://agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2013/10/03-Jeffry-E-

Sianipar-Slamet-H.-Ronal-Tp-Hutapea-Analisis-Ketahanan-Pangan-Rumah-

Tangga-Tani-Di-Kabupaten-Manokwari.pdf Diakses pada tanggal 25 Mei

2018.

Sinaga, RJR., Lubis, SN., Darus, MB. 2014. Kajian Faktor-Faktor Sosial Ekonomi

Masyarakat Terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Medan. Journal

On Social Economic of Agriculture and Agribusiness, Volume 2, No. 5. Hal

1-13.Universitas Sumatera Utara. Medan. https://jurnal.usu.ac.id/

index.php/ceress/article/view/7876/3339 Diakses pada 3 Desember 2017.

Page 98: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

133

Situmorang, C. 2008. Penanganan Masalah Kemiskinan di Sumatera Utara

(Poverty Reduction At North Sumatera). Jurnal Pembangunan. Hal. 3, 11.

Siswanto, H. 2010. Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Pustaka Rihama,

Yogyakarta.

Soedjatmoko. 1995. Dimensi Manusia dalam Pembangunan. dalam Bahtiar

Chamsyah: Teologi Penanggulangan Kemiskinan. LP3ES. Jakarta.

Soekartawi, 2003. Prinsip Ekonomi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.

Suhardjo. 2003. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta.

Sugiyono, 2011. Statistik untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Suharyanto. 2015. Karakteristik Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani

Berbasis Agroekosistem Lahan Sawah Irigasi di Provinsi Bali. Jurnal SEPA

Vol 11 No 2 Februari 2015. Hal 192. Balai Pengkaji Teknologi Pertanian

(BPTP). Bali. http://agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2016/12/4-

KARAKTERISTIK-TINGKAT-KETAHANAN-PANGAN.pdf Diakses

pada tanggal 5 Desember 2017.

Sukandar, D., K. Ali, F. Hadi, Anwar dan Eddy. 2006. Studi Ketahanan Pangan

pada Rumah Tangga Miskin dan Tidak Miskin. Jurnal. IPB: Bogor.

Sukiyono, K. 2010. Atribut Rumah Tangga dan Probabilitas Terjadinya

Kerawanan Pangan Rumah Tangga di Kabupaten Muko-Muko. Prosiding

Semirata Bidang Ilmu-Ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat Tahun

2010. Hal 796-704. http://repository.unib.ac.id/369/1/KETUT_1

_SEMIRATA%202010_BENGKULU_Atribut.pdf. Diakses pada tanggal 4

Desember 2017.

Sukiyono, K. Cahyadinata, I. dan Sriyoto. 2008. Status Wanita dan Ketahanan

Pangan Rumah Tangga Nelayan dan Petani Padi di Kabupaten Muko-Muko

Provinsi Bengkulu. Jurnal Agronomi. Vol. 26, No. 2, Oktober 2008. Hal:

195-196. http://repository.unib.ac.id/381/1/uploAd-9-STATUS%20

WANITA%20DAN%20KTAHANAN%20PANGAN.JAE.V.26.No.2.pdf.

Diakses pada tanggal 26 Mei 2018.

Page 99: ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/54893/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan,

134

Susilowati, H. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan

Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Srandakan Bantul. Skripsi. Program

Studi Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri

Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id/16097/1/SKRIPSI%20FULL_HENI%

20SUSILOWATI.pdf Diakses pada tanggal 25 Mei 2018

Tanziha, I. 2005. Analisis Peubah Konsumsi Pangan dan Sosial Ekonomi

Rumahtangga untuk Menentukan Determinan dan Indikator Kelaparan.

Disertasi. IPB. Bogor.

Widarjono, A. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Penerbit

Ekonisia. Yogyakarta.

Widarjono, A. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Edisi Pertama. UPP

STIM YKPN. Yogyakarta.

Widayaningsih, N. 2012. Ketahanan Pangan Pada Rumah Tangga Miskin

(Perbandingan Kasus di Perdesaan dan Perkotaan Kab. Banyumas). Jurnal

Pembangunan Pedesaan Vol. 12 No 1, Juni 2012. Hal 45-55. Universitas

Jendral Soedirman. Purwokerto. http://jurnal.lppm.unsoed.ac.id/

ojs/index.php/Pembangunan/article/viewFile/212/211 Diakses pada 3

Desember 2017.

Wirartha, IM. 2005. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Penerbit ANDI.

Yogyakarta.

Wirastuti, A dan Surrachman, H. 2004. Kebijakan Stabilisasi Harga Minyak

Goreng. Buletin Ilmiah. Litbang Perdagangan Vol. 3, No. 1. Juli 2009. Hal:

112. http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2014/11/19/-1416389302.pdf

Diakses pada tanggal 26 Mei 2018

Yuliana, P., Zakaria, WA., dan Adawiyah, R. 2013. Ketahanan Pangan Rumah

Tangga Nelayan di Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar

Lampung. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. Vol. 1 No. 2, April 2013. Hal 181-

186. Universitas Lampung. Bandar Lampung. http://jurnal.fp.unila.ac.id/

index.php/JIA/article/view/246/245 Diakses pada 18 November 2017.