ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) Studi Kasus : BPR Yuwana Nindya Raharja Wonosari SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Disusun Oleh : Ari Widyatmoko ( 012214213 ) PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
154
Embed
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN … · berbagai aspek. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN
BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) Studi Kasus : BPR Yuwana Nindya Raharja Wonosari
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Disusun Oleh :
Ari Widyatmoko ( 012214213 )
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
i
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN
BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) Studi Kasus : BPR Yuwana Nindya Raharja Wonosari
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Disusun Oleh :
Ari Widyatmoko ( 012214213 )
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN
BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
(Studi kasus pada BPR Yuwana Nindya Raharja)
Ari Widyatmoko
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank pada
tahun 2002 – 2006 yang meliputi faktor permodalan, kualitas aktiva produktif,
manajemen, rentabilitas, dan likuiditas.
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, studi dokumen, dan
wawancara. Teknik analisis data untuk menjawab permasalahan yang ada dengan
metode CAMEL yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengukur tingkat
kesehatan bank yang terdiri dari lima faktor yang meliputi Capital Adequacy
Ratio, Assets Quality, Management, Earning Ability and Liquidity.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa
tingkat kesehatan BPR Yuwana Nindya Raharja tahun 2002 – 2007 mendapat
predikat sehat.
vii
ABSTRACT
ANALYSIS ON THE SOUNDNESS OF
BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
(A CASE STUDY AT BPR YUWANA NINDYA RAHARJA)
Ari Widyatmoko
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2007
The purposes of this research are to know the soundness of a bank in
2002 – 2006, based on its Capital Adequacy Ratio, Assets Quality, Management,
Earning Power and Liquidity.
The techniques for data collection are questionnaire, documentation and
interview. The technique for data analysis was the CAMEL method, the method
consists of Capital Adequacy Ratio, Assets Quality, Management, Earning Ability
and Liquidity.
Based on the analysis, the study concluded that BPR Yuwana Nindya
Raharja in 2002 – 2006 on the whole was classified as sound.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan mulai dari perencanaan sampai
dengan terselesaikannya skripsi ini.
Skripsi ini berjudul, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan
Rakyat (BPR)”. Lokasi penelitian di BPR Yuwana Nindya Raharja. Tujuan
penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. G.Hendra Poerwanto, M.Si, selaku Kepala Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. C. Wahyu Estining R, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang selalu
mendampingi dan memberikan dorongan dan saran kepada penulis dari awal
hingga terselesainya skripsi ini.
4. Bapak A. Yudi Yuniarto, SE. MBA., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan memberikan masukan hingga terselesainya skripsi ini.
5. Ibu Dra. Y. Rini Hardanti, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.
ix
6. Yang terhormat ibu Rinaras Widi Atmini SE; selaku pimpinan BPR Yuwana
Nindya Raharja yang telah memberikan ijin penulis untuk melakukan
penelitian.
7. Seluruh staf BPR Yuwana Nindya Raharja khususnya untuk bagian SPI, mbak
Sudaryanti, yang telah begitu banyak membantu dan memberi masukan.
8. Ayah Bundaku, terimakasih atas pengertiannya, kasih sayangnya, nasehatnya,
motivasinya, dukungannya baik moril maupun materiil, doa dan restunya, aku
akan mempersembahkan yang terbaik untuk kalian.
9. Adik-adikku (Banar, Candra, Dian), kalianlah semangat dan keceriaanku,
berhati-hatilah dalam menjalani hidup dan rajinlah belajar.
10. Peni, terimakasih karena tidak pernah lelah memberi dukungan dan nasehat.
11. Keluarga besar Munir Yasin, khususnya Mbak Niraina Masrika dan Mas Daru,
terimakasih untuk waktu, nasehat, dan bantuannya.
12. Keluwargo Ageng Narto Pawiro, Keluwargo Ageng Tugiwiyono, dan
rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan
dengan usaha bank.
3. Bank wajib memelihara kesehatan bank sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan wajib melakukan usaha sesuai
dengan prinsip-prinsip kehati-hatian.
Tingkat kesehatan bank dinilai dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan
ini meliputi penilaian terhadap faktor- faktor yang meliputi permodalan, kualitas
aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Penilaian ini biasa
disebut dengan analisis CAMEL ( Lukman Dendawijaya, 2001: 142 ), yaitu :
Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity. Disamping kuantifikasi
komponen-komponen dari faktor CAMEL, di dalam surat keputusan Direksi BI
No. 30/KEP/DIR tanggal 30 April 1997, penilaian tingkat kesehatan bank juga
dikaitkan dengan pemenuhan ketentuan tertentu yaitu Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK). Selain itu juga dilakukan judgement serta melihat
faktor- faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil penilaian akhir kesehatan bank.
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang meliputi dalam analisis
CAMEL:
15
1. Permodalan (Capital Adequacy Ratio)
Modal adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka
pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan
usaha bank disamping memenuhi peraturan yang ditetapkan. Kewajiban
penyediaan modal minimum Bank Perkreditan Rakyat diatur dalam surat
edaran Bank Indonesia No. 26/2/BPPP tanggal 29 Mei 1993. Dalam surat
edaran BI tersebut dijelaskan bahwa modal merupakan faktor yang penting
bagi Bank Perkreditan Rakyat dalam rangka pengembangan usaha dan
menanggung risiko kerugian. Modal bagi Bank Perkreditan Rakyat terdiri
dari modal inti dan modal pelengkap.
a. Modal inti, yaitu modal yang terdiri dari :
1) Modal Disetor
Modal Disetor adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh
pemiliknya.
2) Modal Sumbangan
Modal Sumbangan adalah modal yang diperoleh kembali dari
sumbangan saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan
harga jual apabila saham tersebut dijual.
3) Cadangan Umum
Cadangan Umum adalah cadangan yang dibentuk dari penyisihan
laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan
mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat
anggota.
16
4) Cadangan Tujuan
Cadangan Tujuan adalah bagian laba setelah dikurangi pajak yang
disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat
umum pemegang saham atau rapat anggota.
5) Laba Yang Ditahan
Laba Yang Ditahan adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak
yang oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan
untuk tidak dibagi.
6) Laba Tahun Lalu
Laba Tahun Lalu adalah seluruh laba bersih tahun-tahun yang lalu
setelah dikurangi pajak dan belum ditetapkan penggunaannya oleh
rapat umum pemegang saham atau rapat anggota.
7) Laba Tahun Berjalan
Laba Tahun Berjalan laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan
setelah dikurangi taksiran hutang pajak. Jumlah laba tahun buku
berjalan yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%.
Jika dalam tahun berjalan BPR mengalami kerugian, maka seluruh
kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.
b. Modal pelengkap, yaitu modal yang terdiri dari :
1) Cadangan revaluasi aktiva tetap merupakan cadangan yang
dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang mendapat
persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak.
17
2) Penyisihan penghapusan aktiva produktif yang selama ini dikenal
sebagai cadangan aktiva yang diklasifikasikan yaitu penyisihan
penghapusan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi
tahun berjalan, dengan maksud untuk menampung kerugian yang
mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali
sebagian atau seluruh aktiva produktif. Jumlah penyisihan
penghapusan aktiva produktif yang dapat diperhitungkan sebagai
komponen modal pelengkap adalah maksimum 1,25% dari jumlah
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).
3) Modal pinjaman
Modal pinjaman merupakan hutang yang didukung oleh instrumen
atau warkat yang memiliki sifat seperti modal.
4) Pinjaman subordinasi
Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang hak tagihnya dalam hal
terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada.
Pinjaman subordinasi yang dapat diperhitungkan sebagai modal adalah
pinjaman subordinasi dikurangi amortisasi yang dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus. Disamping itu jumlah pinjaman
subordinasi yang dijadikan komponen modal pelengkap adalah
maksimum 50% dari modal inti.
Perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR). Dalam hal menghitung ATMR, pos-pos aktiva
diberikan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang
18
terkandung pada aktiva itu sendiri. Aktiva yang likuid bobot risikonya
hanya 0%. Antar bank aktiva kredit pada bank lain atau bank pemerintah
bobot risikonya masing-masing sebesar 20%. Sedangkan untuk aktiva
tetap investasi dan kredit yang diberikan bobot risikonya 100% kecuali
kredit pemilikan rumah (KPR) bobot risikonya hanya 50%.
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank
Perkreditan Rakyat diatur secara khusus dalam SK Direksi BI
no.30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997. Sesuai dengan surat keputusan
tersebut penilaian terhadap penentuan KPMM ditetapkan sebagai berikut:
a. Pemenuhan KPMM sebesar 8% diberikan predikat sehat dengan nilai
kredit 81 dan untuk setiap kenaikan 0,1 % dari pemenuhan KPMM
sebesar 8% nilai kredit ditambah 1 hingga maksimum 100.
b. Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberikan
predikat kurang sehat dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap
penurunan 0,1% dari pemenuhan KPMM sebesar 7,9% nilai kredit
dikurangi 1 dengan nilai minimum 0.
Untuk mengkuantifikasi permodalan digunakan rumus :
Modal CAR = -------------- X 100 %
ATMR
2. Kualitas Aktiva Produktif (Asset Quality)
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.26/4/BPPP tanggal
29 Mei 1993 mengenai kualitas aktiva produktif, yang dimaksud dengan
aktiva produktif adalah aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang
19
dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai
dengan fungsinya. Aktiva produktif tersebut meliputi : kredit yang
diberikan, surat-surat berharga, penempatan dana pada bank lain, dan
penyertaan. Sedangkan aktiva produktif yang diklasifikasikan datanya
berasal dari pengklasifikasian kolektibilitas aktiva produktif yang
prosentasenya sudah ditentukan oleh Bank Indonesia. Prosentasenya
adalah : 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar, 75%
dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan, 100% dari aktiva
produktif yang digolongkan macet.
Dan untuk penyisihan penghapusan aktiva produktif, datanya
diperoleh langsung dari bank. Sedangkan penyisihan penghapusan aktiva
produktif yang wajib dibentuk oleh bank, datanya berasal dari : 0,5% dari
aktiva produktif yang tergolong lancar, 10% dari aktiva produktif kurang
lancar, 50% dari aktiva produktif diragukan, dan 100% dari aktiva
produktif yang tergolong macet.
Perhitungan terhadap faktor kualitas aktiva produktif (KAP)
menurut surat keputusan Direksi Bank Indonesia no 30/12/KEP/DIR
tanggal 30 April 1997 dibedakan atas dua rasio yaitu :
a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif:
Aktiva produktif yang diklasifikasikan KAP = -------------------------------------------------- X 100 %
Aktiva produktif
20
b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang dibentuk
oleh bank terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang
wajib (PPAPW) dibentuk oleh bank :
PPAP yang dibentuk PPAP = ----------------------------------- X 100%
PPAP yang wajib dibentuk
3. Manajemen (Management)
Penilaian terhadap faktor manajemen menggunakan daftar
pertanyaan yang telah disediakan menurut SK Direksi BI no
30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997. Daftar pertanyaan sebagai berikut :
a. 10 pertanyaan untuk manajemen umum
b. 15 pertanyaan untuk manajemen risiko
Cara penilaiannya ditetapkan sebagai berikut :
a. Perhitungan nilai kredit didasarkan pada hasil penilaian jawaban atas
aspek-aspek pertanyaan.
b. Memberikan nilai kredit maksimal 4 untuk aspek-aspek yang dinilai
positif dengan rincian sebagai berikut :
1) Nilai 0 mencerminkan kondisi lemah.
2) Nilai 1,2, dan 3 mencerminkan kondisi antara.
3) Nilai 4 mencerminkan kondisi baik.
4. Rentabilitas (Earning)
Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada dua rasio
yaitu :
21
a. Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata
volume usaha dalam periode yang sama.
Laba sebelum pajak ROA = ---------------------------------- X 100 %
Rata-rata volume usaha
Yang dimasukkan ke dalam Laba sebelum pajak adalah
penjumlahan antara pendapatan operasional bersih, pendapatan/beban
operasional, dan pendapatan/beban luar biasa. Yang termasuk dalam
rata-rata volume usaha adalah jumlah dari seluruh aktiva pada neraca.
b. Rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan
operasional dalam periode yang sama (BOPO).
Biaya operasional BOPO = --------------------------------- X 100 %
Pendapatan operasional
Yang dimasukkan ke dalam biaya operasional adalah biaya
atau beban yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank.
Pendapatan operasional berisikan semua pendapatan yang merupakan
hasil langsung dari kegiatan usaha utama bank.
Penilaian terhadap faktor rentabilitas ditetapkan sebagai berikut :
a. Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata
volume usaha dalam periode yang sama sebesar 0% atau negatif diberi
nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai
kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.
22
b. Rasio Biaya Operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan
operasional dalam periode yang sama sebesar 100% atau lebih dari
nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan sebesar 0,08% nilai kredit
ditambah 1 dengan maksimum 100.
5. Likuiditas (Liquidity)
Penilaian terhadap faktor likuiditas didasarkan pada 2 rasio yaitu :
a. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar
Alat likuid Likuiditas = ----------------------- X 100 %
Hutang lancar
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.30/3/UPPB tanggal 30 April
1997, yang dimaksud dengan alat likuid meliputi kas dan penanaman
pada bank lain dalam bentuk giro dan tabungan dikurangi dengan
tabungan bank lain pada bank. Sedangkan hutang lancar meliputi
kewajiban segera, tabungan, dan deposito.
b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank
Kredit yang diberikan LDR = -------------------------- X 100 %
Dana yang diterima
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.30/3/UPPB tanggal 30 April
1997, yang dimaksud dengan kredit yang diberikan meliputi :
1). Kredit yang diberikan kepada masyarakat dikurangi dengan bagian
kredit sindikasi yang dibiayai bank lain.
2). Penanaman kepada bank lain, dalam bentuk kredit yang diberikan
dengan jangka waktu lebih dari 3 (tiga) bulan.
23
3). Penanaman kepada bank lain dalam bentuk kredit dalam rangka
kredit sindikasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan dana yang diterima menurut Surat
Edaran Bank Indonesia No.30/3/UPPB tanggal 30 April 1997, yang
meliputi :
1). Deposito dan tabungan masyarakat
2). Pinjaman bukan dari bank lain dengan jangka waktu lebih dari 3
(tiga) bulan (diluar pinjaman subordinasi)
3). Deposito dan pinjaman dari bank lain dengan jangka waktu lebih
dari 3 bulan
4). Modal inti
5). Modal pinjaman
Penilaian terhadap faktor likuiditas ditetapkan sebagai berikut :
a. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar sebesar 0% diberi kredit 0 dan
untuk setiap kenaikan 0,05% nilai kredit ditambah 1 dengan
maksimum 100.
b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank sebesar 115% atau
lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 1% mulai dari
rasio 115% nilai kredit ditambah 4 dengan nilai maksimum 100.
24
F. Pelaksanaan ketentuan lain.
1. Pelaksanaan ketentuan yang sanksinya dikaitkan dengan penilaian tingkat
kesehatan bank adalah pelanggaran terhadap ketentuan Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK).
2. Pelanggaran terhadap ketentuan BMPK sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan dihitung berdasarkan jumlah kumulatif pelanggaran BMPK kepada
debitur individual, debitur kelompok dan pihak terkait dengan bank terhadap
modal bank.
3. Pelanggaran sebagaimana tersebut diatas mengurangi nilai kredit hasil
penilaian tingkat kesehatan dengan perhitungan :
1) Untuk setiap pelanggaran BMPK nilai kredit dikurangi 5
2) Untuk setiap 1% pelanggaran BMPK nilai kredit dikurangi lagi dengan
0,05 dengan maksimum 10.
Menurut SK Direksi BI No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 bobot
nilai yang diberikan untuk setiap komponen sebagai berikut :
Faktor yang Dinilai Komponen Bobot
Capital Rasio Modal terhadap aktiva tertimbang 30 % (permodalan) menurut risiko Assets 30 % (Kualitas Aktiva a. Rasio aktiva yang diklasifikasikan Produktif) terhadap aktiva produktif 25 % b. Rasio Penyisihan penghapusan aktiva penyisihan yang dibentuk Bank terhadap Penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk 5 % Management 20 % (Manajemen) a. Manajemen Umum 10 % b. Manajemen Resiko 10 %
25
Earnings 10 % (Rentabilitas) a. Rasio Laba terhadap total asset 5 % b. Rasio Biaya operasional terhadap pendapatan operasional 5 % Liquidity 10 % (Likuiditas) a. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar 5 % b. Rasio Biaya operasional terhadap pendapatan operasional 5 %
Sumber : Surat Keputusan Direktur BI Nomor 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997
Nilai kredit hasil penilaian kuantitatif terhadap lima faktor beserta
komponennya tersebut dijumlahkan, sehingga akan diperoleh hasil penilaian
faktor yang dikuantifikasi. Atas dasar nilai kredit dari faktor- faktor yang
dinilai, diperoleh nilai kredit gabungan setelah itu diberikan predikat atas
penilaian berdasarkan bobot masing-masing.
Predikat yang diberikan antara lain :
Tabel III.1 Predikat Tingkat Kesehatan Bank
Nilai Kredit Predikat
81 sampai dengan 100
66 sampai <81
51 sampai <66
0 sampai dengan <51
Sehat
Cukup sehat
Kurang sehat
Tidak sehat
Sumber : Tim Pengawas BI Solo 1999, hal 3
G. Faktor Judgment
Komponen yang tidak dapat dikuantifikasi menurut SK Direksi Bank
Indonesia No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 antara lain :
26
1. Perselisihan intern yang diperkirakan akan menimbulkan kesulitan dalam
bank yang bersangkutan.
2. Campur tangan pihak-pihak di luar bank dalam kepengurusannya ata
manajemen bank, termasuk didalamnya kerjasama yang tidak wajar yang
mengakibatkan salah satu atau beberapa kantornya berdiri sendiri.
3. Window Dressing dalam pembukuan dan atau laporan bank yang secara
materiil dapat berpengaruh terhadap keuangan bank yang secara materiil
dapat berpengaruh terhadap keuangan.
4. Praktek “Bank dalam Bank” atau melakukan usaha bank diluar
pembukuan.
5. Kesulitan keuangan yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk
memenuhi kewajibannya kepada pihak ketiga.
6. Praktek perbankan lain yang menyimpang yang dapat membahayakan
kelangsungan usaha bank dan atau menurunkan kesehatan bank.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan studi kasus pada Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) Yuwana Nindya Raharja Wonosari. Oleh karena itu, hasil penelitian dan
kesimpulan yang diambil hanya berlaku pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Yuwana Nindya Raharja Wonosari.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada BPR Yuwana Nindya Raharja di Wonosari.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari tanggal 14 Mei sampai dengan 23 Mei tahun
2007.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
a. Pihak manajemen
b. Kepala Bagian Operasional
c. Bagian Administrasi dan Akuntansi
28
2. Objek Penelitian
a. Laporan Keuangan yang meliputi neraca, laporan laba/rugi, laporan
kewajiban penyediaan modal minimum, dan laporan batas pemberian
kredit.
b. Faktor Permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas,
dan likuiditas.
D. Data yang diperlukan
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan
melalui wawancara antara lain sejarah berdirinya perusahan, struktur
organisasi dan data lain yang diperlukan.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat atau dikumpulkan dari pihak
lain baik internal maupun eksternal.
E. Metode Pengumpulan Data
Untuk memberikan data primer dan data sekunder, metode yang digunakan
adalah:
1. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan tanya jawab
secara langsung dengan pihak perusahaan sebagai pemilik informasi, untuk
mendapatkan data yang relevan dengan perusahaan yang diteliti..
29
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan membuat daftar
pertanyaan yang harus dijawab oleh responden atau pihak manajemen.
3. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara melihat berkas, catatan akuntansi dan dokumen lainnya yang
berkaitan dengan objek penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Berikut ini merupakan faktor- faktor yang dinilai dalam analisis CAMEL:
1. Permodalan (Capital Adequacy Ratio)
Untuk mengkuantifikasi permodalan digunakan rumus :
Modal CAR = --------------------------------------------------------- X 100 % Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
Hasil penilaian :
a. Sehat : 8%
b. Kurang Sehat : 6,5% sampai dengan <8%
c. Tidak Sehat : <6,5%
Dari hasil CAR tersebut kemudian dicari nilai kreditnya :
CAR N.K = --------------- + 1 (maksimal 100)
0,1 %
30
2. Kualitas Aktiva Produktif (Asset Quality)
Perhitungan terhadap faktor kualitas aktiva produktif (KAP)
dibedakan atas dua rasio yaitu :
a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif:
Aktiva produktif yang diklasifikasikan KAP = -------------------------------------------------- X 100 %
Aktiva produktif
Aktiva produktif meliputi : kredit yang diberikan, surat-surat
berharga, penempatan dana pada bank lain, dan penyertaan. Sedangkan
aktiva produktif yang diklasifikasikan datanya berasal dari
pengklasifikasian kolektibilitas aktiva produktif yang prosentasenya sudah
ditentukan oleh Bank Indonesia. Prosentasenya adalah : 50% dari aktiva
produktif yang digolongkan kurang lancar, 75% dari aktiva produktif yang
digolongkan diragukan, 100% dari aktiva produktif yang digolongkan
macet.
Hasil penilaian :
1) Sehat : 0,0% sampai dengan <10,35%
2) Cukup sehat : >10,35% sampai dengan <12,60%
3) Kurang sehat : <12,60% sampai dengan <14,85%
4) Tidak sehat : >14,85%
31
Dari hasil KAP tersebut kemudian dicari nilai kreditnya :
22,5 % - KAP % N.K = ------------------------- x 1 (maksimal 100)
0,15 %
b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang dibentuk
oleh bank terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang
wajib (PPAPW) dibentuk oleh bank :
PPAP yang dibentuk PPAP = ------------------------------------- X 100%
PPAP yang wajib dibentuk Dan untuk penyisihan penghapusan aktiva produktif, datanya
diperoleh langsung dari neraca. Sedangkan penyisihan penghapusan aktiva
produktif yang wajib dibentuk oleh bank, datanya berasal dari : 0,5% dari
aktiva produktif yang tergolong lancar, 10% dari aktiva produktif kurang
lancar, 50% dari aktiva produktif diragukan, dan 100% dari aktiva
produktif yang tergolong macet.
Hasil penilaian : 1) Sehat : 81,0%
2) Cukup sehat : 66,0% sampai dengan <81,0%
3) Kurang sehat : 51,0% sampai dengan <66,0%
4) Tidak sehat : <51,0%
32
Dari hasil PPAP tersebut kemudian dicari nilai kreditnya :
N.K : PPAP % x 1 (maksimal 100)
3. Manajemen (Management)
Penilaian terhadap faktor manajemen menggunakan daftar
pertanyaan yang telah disediakan menurut SK Direksi BI no
30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997. Daftar pertanyaan sebagai berikut :
a. 10 pertanyaan untuk manajemen umum
b. 15 pertanyaan untuk manajemen risiko
Sepuluh (10) pertanyaan manajemen umum terdiri dari 1
pertanyaan tentang strategi dan sasaran, 2 pertanyaan tentang struktur, 4
pertanyaan tentang sistem dan 3 pertanyaan tentang kepemimpinan.
Sedangkan lima belas (15) pertanyaan manajemen risiko terdiri dari 2
pertanyaan tentang risiko likuiditas, 3 pertanyaan risiko tentang kredit, 3
pertanyaan tentang risiko operasional dan 3 pertanyaan tentang risiko
hukum, serta 4 pertanyaan tentang resiko pemilik dan pengurus bank
Ketentuan penilaian :
a. Setiap jawaban diberi nilai 0,1,2,3,4.
b. Nilai 0 : lemah, nilai 1,2,3 : antara, nilai 4 : baik
Cara perhitungan :
Jumlah Nilai Aspek Manajemen Umum Manajemen Umum : --------------------------------------------------- x 100% 0,4
33
Jumlah Nilai Aspek Manajemen Risiko Manajemen Risiko : --------------------------------------------------- x 100% 0,6
Hasil penilaian :
a. Sehat : 81,0%
b. Cukup sehat : 66,0% sampai dengan <81,0%
c. Kurang sehat : 51,0% sampai dengan <66,0%
d. Tidak sehat : <51,0%
Dari hasil perhitungan aspek manajemen tersebut, kemudian dicari nilai
kreditnya :
N. K = (40 x Nilai Manajemen Umum) + (60 x Nilai Manajemen Risiko)
4. Rentabilitas (Earning)
Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada dua rasio
yaitu :
a. Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata
volume usaha dalam periode yang sama :
Laba sebelum pajak ROA = ---------------------------------- X 100 %
Rata-rata volume usaha
Yang dimasukkan ke dalam Laba sebelum pajak adalah
penjumlahan antara pendapatan operasional bersih, pendapatan/beban
34
operasional, dan pendapatan/beban luar biasa. Yang termasuk dalam
rata-rata volume usaha adalah jumlah dari seluruh aktiva pada neraca.
Hasil penilaian :
1) Sehat : >1,215%
2) Cukup sehat : >0,999% sampai dengan <1,215%
3) Kurang sehat : >0,765% sampai dengan <0,999%
4) Tidak sehat : <0,765%
Dari hasil ROA tersebut kemudian dicari nilai kreditnya :
ROA % N.K = -------------- (maksimal 100)
0,015 %
b. Rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan
operasional dalam periode yang sama (BOPO):
Biaya operasi BOPO = --------------------------------- X 100 %
Pendapatan operasional
Yang dimasukkan ke dalam biaya operasional adalah biaya
atau beban yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank.
Pendapatan operasional berisikan semua pendapatan yang merupakan
hasil langsung dari kegiatan usaha utama bank.
Hasil penilaian :
1) Sehat : <93,52%
35
2) Cukup sehat : >93,52% sampai dengan <94,72%
3) Kurang sehat : >94,72% sampai dengan <95,92%
4) Tidak sehat : <95,92%
Dari hasil ROA tersebut kemudian dicari nilai kreditnya :
Dari tabel V.8, dapat dilihat bahwa pada tahun 2002 - 2006, rasio
Likuiditas BPR Yuwana Nindya Raharja mengalami kenaikan dan penurunan.
Tapi penurunan tersebut masih dalam kisaran sehat. Dengan nilai rasio ini,
berarti bank mampu menekan biaya kredit, karena hanya sedikit dana yang
menganggur dilihat dari dana yang diterima untuk disalurkan .
B. Hasil Penentuan Predikat Tingkat Kesehatan BPR Yuwana Nindya
Raharja tahun 2002 – 2006.
Atas dasar nilai kredit dari faktor-faktor yang dinilai kemudian diperoleh
nilai kredit gabungan dari hasil penilaian tingkat kesehatan bank secara
keseluruhan dengan pembagian dalam empat golongan yaitu:
(1) nilai kredit 81 sampai dengan 100 diberi predikat sehat,
(2) nilai kredit 66 dampai dengan kurang dari 81 diberi predikat cukup
sehat,
(3) nilai kredit 51 sampai dengan kurang dari 66 diberi predikat kurang
sehat, dan
(4) nilai kredit 0 sampai dengan nilai kredit kurang dari 31 diberi predikat
tidak sehat.
56
Tabel V.9 Hasil Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank
PT BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002
Rasio Nilai Rasio Nilai Kredit Bobot N.K dibobot CAR
KAP
PPAP
MAN
ROA
BOPO
Likuiditas
LDR
13,9 %
5,7 %
174 %
153,3 %
2,7 %
91,8 %
12,5 %
90,8 %
100
100
100
76,98
100
100
100
96,8
30%
25 %
5 %
20 %
5 %
5 %
5 %
5 %
30
25
5
15,4
5
5
5
4,8
Jumlah 95,2 Predikat Sehat
Sumber : Tabel V.1 sampai dengan Tabel V.8
Tabel V.10 Hasil Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank
PT BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2003
Rasio Nilai Rasio Nilai Kredit Bobot N.K dibobot CAR
KAP
PPAP
MAN
ROA
BOPO
Likuiditas
LDR
12,8 %
9,3 %
173 %
153,3 %
3,2 %
92,5 %
4,6 %
75,8 %
100
88
100
76,98
100
93,7
92
100
30%
25 %
5 %
20 %
5 %
5 %
5 %
5 %
30
22
5
15,4
5
4,7
4,6
5
Jumlah 91,7 Predikat Sehat
Sumber : Tabel V.1 sampai dengan Tabel V.8
57
Tabel V.11 Hasil Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank
PT BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2004
Rasio Nilai Rasio Nilai Kredit Bobot N.K dibobot CAR
KAP
PPAP
MAN
ROA
BOPO
Likuiditas
LDR
11,9 %
2,4 %
176 %
153,3 %
3,4 %
91,3 %
15,8 %
86,4 %
100
100
100
76,98
100
100
100
100
30%
25 %
5 %
20 %
5 %
5 %
5 %
5 %
30
25
5
15,4
5
5
5
5
Jumlah 95,4 Predikat Sehat
Sumber : Tabel V.1 sampai dengan Tabel V.8
Tabel V.12 Hasil Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank
PT BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2005
Rasio Nilai Rasio Nilai Kredit Bobot N.K dibobot CAR
KAP
PPAP
MAN
ROA
BOPO
Likuiditas
LDR
9,8 %
4,2 %
175 %
153,3 %
2,9 %
91,9 %
17 %
85,3 %
99
100
100
76,98
100
100
100
100
30%
25 %
5 %
20 %
5 %
5 %
5 %
5 %
29,7
25
5
15,4
5
5
5
5
Jumlah 95,1 Predikat Sehat
Sumber : Tabel V.1 sampai dengan Tabel V.8
58
Tabel V.13 Hasil Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank
PT BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2006
Rasio Nilai Rasio Nilai Kredit Bobot N.K dibobot CAR
KAP
PPAP
MAN
ROA
BOPO
Likuiditas
LDR
8,7 %
4,3 %
136 %
153,3 %
3,3 %
89,1 %
7,4 %
88,5 %
88
100
100
76,98
100
100
100
100
30%
25 %
5 %
20 %
5 %
5 %
5 %
5 %
26,4
25
5
15,4
5
5
5
5
Jumlah 91,8 Predikat Sehat
Sumber : Tabel V.1 sampai dengan Tabel V.8
Dari analisis atas masing-masing faktor dan komponen BPR Yuwana
Nindya Raharja dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006, maka BPR Yuwana
Nindya Raharja tergolong kategori “SEHAT”, karena syarat yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia telah terpenuhi yaitu 95,25 nilai kredit tahun
2002 ; 95,75 nilai kredit tahun 2003 ; 95,4 nilai kredit tahun 2004 ; 94,8 nilai
kredit tahun 2005 ; 91,1 nilai kredit tahun 2006, dengan nilai kredit rata-rata
selama 5 tahun terakhir yaitu 94,16 lebih besar dari 81 sesuai batas sehat yang
ditetapkan Bank Indonesia.
59
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Permodalan
Faktor permodalan selama 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2002 – 2006,
tergolong kategori “sehat” dengan nilai kredit dibobot rata rata 29,2 terdiri
dari nilai 30 tahun 2002, nilai 30 tahun 2003, nilai 30 tahun 2004, nilai 29,7
tahun 2005, dan nilai 26,4 tahun 2006.
2. Kualitas Aktiva Produktif
Kualitas aktiva produktif termasuk kategori “sehat” dengan nilai kredit
dibobot rata-rata 29,4 terdiri dari nilai 30 tahun 2002, nilai 27 tahun 2003,
nilai 30 tahun 2004, nilai 30 tahun 2005, dan nilai 30 tahun 2006.
3. Manajemen
Hasil analisis terhadap faktor manajemen, secara keseluruhan penilaian
terhadap faktor manajemen yang meliputi manajemen umum dan manajemen
risiko tergolong kategori “cukup sehat” dengan nilai kredit rata-rata 15,4.
4. Rentabilitas
Hasil analisis terhadap rentabilitas selama lima tahun 2002 – 2006, maka
rentabilitas tergolong kategori “sehat” dengan nilai kredit dibobot rata-rata
9,9 terdiri dari nilai 10 tahun 2002, nilai 9,7 tahun 2003, nilai 10 tahun 2004,
nilai 10 tahun 2005, dan nilai 10 tahun 2006.
60
5. Likuiditas
Hasil analisis terhadap likuiditas selama lima tahun 2002 – 2006,
tergolong kategori “sehat” dengan nilai kredit dibobot rata-rata 9,9 terdiri
dari nilai 9,8 tahun 2002, nilai 9,6 tahun 2003, nilai 10 tahun 2004, nilai 10
tahun 2005, dan nilai 10 tahun 2006.
B. Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian ini penyusun menyadari bahwa masih banyak
terjadi kekurangan dan kelemahan sehingga hasil penelitian yang diperoleh tidak
maksimal. Dan hasil penilaian kinerja BPR ini mungkin berbeda (dapat berbeda)
dengan penilaian kinerja dari Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan di
Indonesia yang berwenang melakukan penilaian.
C. Saran
1. Dari faktor permodalan, secara kesuluruhan BPR Yuwana Nindya Raharja
tergolong dalam kategori “sehat”. Namun bila dicermati pada tahun 2005 dan
2006 ada kecenderungan menurun. Agar permodalan tetap kuat dan sehat, di
masa yang akan datang setidaknya ada beberapa hal yang dapat dilakukan,
yaitu :
a. Mengurangi aktiva yang berisiko tinggi.
b. Pemilik/pemegang saham dianjurkan untuk menambah modal disetor.
c. Meningkatkan perolehan laba.
d. Memperbesar laba ditahan.
61
2. Dari segi kualitas aktiva produktif, BPR Yuwana Nindya Raharja secara
keseluruhan tergolong sehat, kondisi ini diharapkan dapat dipertahankan,
jika perlu ditingkatkan lagi dengan memperkecil kredit yang
diklasifikasikan atau menekan kredit bermasalah dengan cara lebih hati-
hati dan selektif dalam pemberian kredit.
3. Dari segi penilaian manajemen, secara keseluruhan BPR Yuwana Nindya
Raharja tergolong “cukup sehat”, hal ini dapat diperbaiki dengan cara
antara lain menjalankan operasional bank sesuai aturan atau ketentuan
yang berlaku baik ketentuan intern (aturan yang dibuat sendiri) maupun
ketentuan ekstern (ketentuan dari Bank Indonesia).
4. Dilihat dari penilaian terhadap rentabilitas, BPR Yuwana Nindya Raharja
secara keseluruhan tergolong sehat dan diharapkan dapat terus
dipertahankan serta ditingkatkan. Tingkat rentabilitas yang tinggi berarti
bank dapat tetap mempertahankan efisiensi biaya operasionalnya serta
mengupayakan adanya peningkatan pendapatan, sehingga akan berakibat
laba yang diperoleh akan semakin besar dan dapat mempertahankan
kelangsungan usahanya.
5. Dilihat dari penilaian likuiditas, BPR Yuwana Nindya Raharja secara
keseluruhan tergolong “sehat” dan diharapkan kondisi seperti ini terus
dipertahankan. Dengan terpeliharanya tingkat likuiditas yang baik, berarti
bank telah memelihara kepercayaan nasabahnya, dan bila likuiditas terlalu
berlebihan akan mengurangi pendapatan atau ada dana yang tidak
produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia.1993.Tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan
Rakyat. SE BI No.26/6/BPR (29 Mei)
Bank Indonesia.1993.Tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan
Rakyat. SK Direksi BI No.26/24/KEP/DIR (29 April)
Bank Indonesia.1997.Tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan
Rakyat. SE BI No.30/12/KEP/DIR (30 April)
Bank Indonesia.1997.Tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan
Rakyat. SE BI No.30/3/UPPB (30 April)
Lukman. D. 2000. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Rudy Badrudin. Dkk. (2002). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Yogyakarta: STIE YKPN.
Rudi Trisantoso. 1995. Prinsip Dasar Akuntansi Perbankan. Andy Offset
Yogyakarta.
Susilo, Sri, y.dkk. (2000). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Yogyakarta:
Salemba Empat.
Undang-undang no 7 tahun 1992 tentang perbankan.
Undang-undang no 10 tahun 1998 tentang perbankan.
LAMPIRAN I
Lampiran I.1 Neraca
PT BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002-2006
POS-POS
2002 (000)
2003 (000)
2004 (000)
2005 (000)
2006 (000)
AKTIVA 1. Kas 2. Giro pada bank lain 3. Penempatan pada bank
lain 4. Surat berharga 5. Kredit yang
diberikan : a. Pihak terkait dengan
bank b. Pihak lain
Penyisihan ph. kredit 6. Aktiva tetap
akumulasi ph.AT 7. Aktiva lain-lain
303.599 53.602
17.500
0
24.000 4.000.277
105.157 467.766 143.301
5.557
88.165 6.827
836.020
0
0 3.209.660
145.930 479.927 217.608 64.389
556.729 9.126
65.889
0
0 4.113.342
133.329 537.658 253.004 38.772
1.278.064 68.414
359.231
0
0 7.330.103
174.440 819.182 313.702 168.068
1.034.444 12.205
1.415.240
0
0 12.806.674
199.330
1.551.656 521.169 120.803
JUMLAH
4.623.843
4.321.450
4.935.183
9.533.124
16.215.447
PASIVA 1. Kewajiban segera
lainnya 2. Tabungan 3. Deposito berjangka
a. Pihak terkait dengan bank
b. Pihak lain 4. Pinjaman yang
diterima 5. Kewajiban lain -lain 6. Pinjaman subordinasi 7. Modal pinjaman 8. Ekuitas
a. Modal disetor b. Modal sumbangan c. Selisih penilaian
kembali aktiva Laba ditahan
69.542 1.047.397
4.000 1.718.300
1.083.476
99.944 0 0
300.000 0
0
301.623
26.597 1.090.751
84.000 849.800
1.780.817
9.282 0 0
300.000 0
0
180.203
49.388
1.777.572
29.000 1.727.900
775.724 37.104
0 0
300.000 0
0
238.495
92.862 3.124.370
32.000 4.651.300
796.467 39.111
0 0
500.000 0
0 297.014
95.274 4.455.349
0 9.643.000
695.547 65.715
0 0
700.000 0
0
560.562
JUMLAH
4.623.843
4.321.450
4.935.183
9.533.124
16.215.447
Sumber : PT BPR Yuwana Nindya Raharja
Lampiran I.2 Laporan Laba/rugi
PT BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002-2006
Pos-Pos
2002 (000)
2003 (000)
2004 (000)
2005 (000)
2006 (000)
Pendapatan dan Beban Operasional
1. Pendapatan bunga a. Hasil bunga b. Provisi dan komisi
kredit Jml Pendapatan Bunga
2. Beban bunga a. Beban bunga b. Beban lainnya selain
beban bunga Jml Beban Bunga -/- Pendapatan Bunga Bersih
3. Pendapatan opera- sional lainnya 4. Beban operasional
lainnya a. Beban adm & umum b. Beban personalia c. Penyisihan &
penurunan atas aktva produktif
d. Beban lainnya Jml Beban Operasional Lainnya Pendapatan/Beban Operasional Bersih Pendapatan/Beban non Operasional
5. Pendapatan non Operasional
6. Beban non operasional Pendapatan/Beban non Operasional Bersih
7. Laba/Rugi Sebelum Pajak Penghasilan
8. Taksiran Pajak Penghasilan -/-
9. Laba/Rugi Tahun Berjalan
10. Laba ditahan awal periode
11. Dividen 12. Laba Ditahan AkhirPeriode
1.280.856
221.265
1.502.121
726.321
0 726.321
775.800
26.285
294.584 233.362
58.000 91.110
677.056
125.029
110 348
(238)
124.791
28.687
96.104
205.080
0
301.184
1.618.761
180.243 1.799.004
962.793
0
962.793
836.211
11.115
276.847 266.200
71.000 97.156
711.203
136.123
300 0
300
136.423
32.177
104.246
75.957
0
180.203
1.673.244
211.992 1.855.236
852.902
0
852.902
1.032.334
51.412
352.783 333.198
70.000 159.985
915.570
168.176
51 653
(602)
167.574
41.522
126.052
112.443
0
238.495
2.012.662
426.237 2.438.899
900.861
0
900.861
1.538.038
27.812
581.868 448.247
64.000 273.033
1.367.148
198.702
82.302 0
82.302
281.004
75.551
205.453
21.561
0
297.014
4.135.997
825.715 4.961.712
2.082.849
0
2.082.849
2.878.863
21.457
1.102.972
810.920
30.000
414.329
2.358.221
542.099
176 0
176
542.275
145.183
397.092
163.470
0
560.562 Sumber : PT BPR Yuwana Nindya Raharja
Lampiran I.3
Laporan Pelampauan BMPK bagi peminjam dan kelompok peminjam
BPR Yuwana Nindya Raharja
Tahun 2002 – 2006
(Dalam ribuan rupiah)
Nama Bank : BPR Yuwana Nindya Raharja
Laporan Tahun : 2002
No Nama Peminjam BMPK Plafond Baki Debet
Pelampauan Ket
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Sumber : PT BPR Yuwana Nindya Raharja Nama Bank : BPR Yuwana Nindya Raharja
Laporan Tahun : 2003
No Nama Peminjam BMPK Plafond Baki Debet
Pelampauan Ket
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Sumber : PT BPR Yuwana Nindya Raharja Nama Bank : BPR Yuwana Nindya Raharja
Laporan Tahun : 2004
No Nama Peminjam BMPK Plafond Baki Debet
Pelampauan Ket
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Sumber : PT BPR Yuwana Nindya Raharja
Nama Bank : BPR Yuwana Nindya Raharja
Laporan Tahun : 2005
No Nama Peminjam BMPK Plafond Baki Debet
Pelampauan Ket
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Sumber : PT BPR Yuwana Nindya Raharja Nama Bank : BPR Yuwana Nindya Raharja
Laporan Tahun : 2006
No Nama Peminjam BMPK Plafond Baki Debet
Pelampauan Ket
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Sumber : PT BPR Yuwana Nindya Raharja
LAMPIRAN II
Lampiran II.1 Perhitungan ATMR
BPR Yuwana Nindya Raharja Dari tahun 2002 – 2006
Komponen ATMR
Nominal
(000)
Bobot Resiko
ATMR (000)
Tahun 2002 1. Kas 2. Giro dan Penempatan pada Bank Lain 3. Kredit yang diberikan 4. Aktiva tetap (nilai buku) 5. Aktiva lainnya selain yang tersebut diatas
303.599 71.102
4.024.277 324.465
5.557
0 % 20 %
100 % 100 % 100 %
0 14.220
4.024.277 324.465
5.557
Jumlah ATMR Tahun 2002
4.368.519
Tahun 2003 1. Kas 2. Giro dan Penempatan pada Bank Lain 3. Kredit yang diberikan 4. Aktiva tetap (nilai buku) 5. Aktiva lainnya selain yang tersebut diatas
88.165 842.847
3.209.660 262.319 64.389
0 % 20 %
100 % 100 % 100 %
0 168.569
3.209.660 262.319 64.389
Jumlah ATMR Tahun 2003
3.704.937
Tahun 2004 1. Kas 2. Giro dan Penempatan pada Bank Lain 3. Kredit yang diberikan 4. Aktiva tetap (nilai buku) 5. Aktiva lainnya selain yang tersebut diatas
556.729 75.015
4.113.342 284.654 38.772
0 % 20 %
100 % 100 % 100 %
0 15.003
4.113.342 284.654 38.772
Jumlah ATMR Tahun 2004
4.451.771
Tahun 2005 1. Kas 2. Giro dan Penempatan pada Bank Lain 3. Kredit yang diberikan 4. Aktiva tetap (nilai buku) 5. Aktiva lainnya selain yang tersebut diatas
1.278.064 427.645
7.330.103 505.480 168.068
0 % 20 %
100 % 100 % 100 %
0 85.529
7.330.103 505.480 168.068
Jumlah ATMR Tahun 2005
8.089.180
Tahun 2006 1. Kas 2. Giro dan Penempatan pada Bank Lain 3. Kredit yang diberikan 4. Aktiva tetap (nilai buku) 5. Aktiva lainnya selain yang tersebut diatas
1.034.444 1.427.445
12.808.674 1.030.487
120.803
0 % 20 %
100 % 100 % 100 %
0 285.489
12.808.674 1.030.487
120.803
Jumlah ATMR Tahun 2006
14.245.453
Sumber : Lampiran I.1
Lampiran II.2 Perhitungan Modal
BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002 - 2006
Komponen Modal
2002 (000)
2003 (000)
2004 (000)
2005 (000)
2006 (000)
Modal Inti :
1.Modal disetor
2.Modal Sumbangan
3.Cadangan Umum
4.Cadangan Tujuan
5.Laba yang ditahan
6.Laba tahun
Berjalan (50%)
7.Laba ditahan
Jumlah Modal Inti
Modal Pelengkap :
1.Penyisihan penghapusan
Aktiva produktif maksimum
(1,25% x ATMR)
300.000
0
0
0
0
48.052
205.080
553.132
54.606
300.000
0
0
0
0
52.123
75.957
428.080
46.312
300.000
0
0
0
0
63.026
112.443
475.469
55.647
500.000
0
0
0
0
102.727
91.561
694.288
101.115
700.000
0
0
0
0
198.546
163.470
1.062.016
178.968
Jumlah 607.738 474.392 531.116 795.403 1.241.720
Sumber data : Lampiran I.1
Lampiran II.3 Perhitungan CAR dan Nilai Kredit
BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002 - 2006
Tahun
Perhitungan
2002
Modal CAR = --------------------------------------------------------- X 100 %
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
607.738 = ------------------ X 100 %
4.368.519
CAR = 13,9%
Setelah itu, dicari nilai kreditnya : Rasio CAR – 8 % Nilai Kredit (NK) = -------------------------- + 81 0,1 %
13,9% - 8%
= ------------------ + 81 0,1 % = 140
= 100 (karena maksimal 100)
2003 Modal
CAR = --------------------------------------------------------- X 100 % Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
474.392 = ------------------ X 100 %
3.704.937
CAR = 12,8%
Setelah itu, dicari nilai kreditnya : Rasio CAR – 8 % Nilai Kredit (NK) = -------------------------- + 81 0,1 %
12,8% - 8%
= ------------------ + 81 0,1 % = 129
= 100 (karena maksimal 100)
2004
Modal CAR = --------------------------------------------------------- X 100 %
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
531.116 = ------------------ X 100 %
4.451.771
CAR = 11,9%
Setelah itu, dicari nilai kreditnya : Rasio CAR – 8 % Nilai Kredit (NK) = -------------------------- + 81 0,1 %
11,9% - 8%
= ------------------ + 81 0,1 % = 120
= 100 (karena maksimal 100)
2005
Modal CAR = --------------------------------------------------------- X 100 %
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
795.403 = ------------------ X 100 %
8.089.180
CAR = 9,8 %
Setelah itu, dicari nilai kreditnya : Rasio CAR – 8 % Nilai Kredit (NK) = -------------------------- + 81 0,1 %
9,8% - 8%
= ------------------ + 81 0,1 % = 99
2006
Modal CAR = --------------------------------------------------------- X 100 %
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
1.241.720 = ------------------- X 100 %
14.245.453
CAR = 8,7 %
Setelah itu, dicari nilai kreditnya : Rasio CAR – 8 % Nilai Kredit (NK) = -------------------------- + 81 0,1 %
8,7% - 8%
= ------------------ + 81 0,1 % = 88
Sumber : Lampiran II.1 dan Lampiran II.2
LAMPIRAN III
Lampiran III.1 Kualitas Aktiva Produktif
BPR Yuwana Nindya Raharja Tahun 2002- 2006
Kolektibilitas Aktiva Produktif
Jumlah Aktiva Produktif
(000) Tahun 2002 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
3.611.484
345.466 18.827 42.000
Jumlah Tahun 2002 4.017.777 Tahun 2003 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
3.373.280 525.216 129.184 18.000
Jumlah Tahun 2003 4.045.680 Tahun 2004 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
3.985.886 175.412 17.933
0 Jumlah Tahun 2004 4.179.231
Tahun 2005 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
7.119.243 467.780 42.230 60.081
Jumlah Tahun 2005 7.689.334 Tahun 2006 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
13.039.121 1.128.168
14.525 42.100
Jumlah Tahun 2006 14.221.914 Sumber data : PT BPR Yuwana Nindya Raharja