Top Banner
ANALISIS TESIS OLEH: Kelas B Devy Intan Pujiawati, S. Pd 147855040 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA PROGRAM PASCASARJANA KONSENTRASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
20

Analisis Tesis

Apr 04, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisis Tesis

ANALISIS TESIS

OLEH: Kelas B

Devy Intan Pujiawati, S. Pd

147855040

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

PROGRAM PASCASARJANA

KONSENTRASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Page 2: Analisis Tesis

2015

TESIS 1

Page 3: Analisis Tesis
Page 4: Analisis Tesis
Page 5: Analisis Tesis

ANALISIS TESIS 1

A. JUDUL TESIS :

KAJIAN KESESUAIAN ANTARA PERMINTAAN DAN PENYEDIAAN LEMBAGA

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JALUR NON FORMAL DI KECAMATAN JEBRES

KOTA SURAKARTA

B. TAHUN PENULISAN TESIS :

2008

C. UNIVERSITAS/ PRODI :

UNIVERSITAS DIPONEGORO / Program Studi Magister Teknik

Pembangunan Wilayah dan Kota

D. NAMA PENGARANG :

HESTI DWI SAPTANINGTYAS (NIM: L 4D 006 081)

E. PERMASALAHAN :

1. Pengeluaran biaya pendidikan di Indonesia sangat rendah

yaitu 1,3 % GDP (Gross Domestic xiv Product/ Produk Domestik

Kasar) pada tahun 2003.

2. Hampir 100 % lembaga PAUD yang ada di Indonesia dikelola

oleh swasta dan orang tua murid yang menanggung beban biaya

pendidikannya.

3. Tidak adanya investasi pemerintah, sehingga anak-anak yang

memanfaatkan pelayanan PAUD adalah cenderung berasal dari

kelompok orang yang berpenghasilan tinggi.

4. Rendahnya tingkat pendidikan para orang tua khususnya ibu.

Page 6: Analisis Tesis

5. Tinggi rendahnya tingkat ekonomi masyarakat yang

mempengaruhi kualitas pelayanan dari lembaga / institusi

PAUD.

6. Terbatasnya jumlah lembaga PAUD baik dari jalur Formal

(Taman Kanak-Kanak/ Radhautul Atfal) maupun dari jalur Non

Formal (Kelompok Bermain/ Taman Penitipan Anak) dengan

tingkat sebaran di suatu wilayah masih belum merata

dibanding dengan sasaran PAUD itu sendiri.

7. Rendahnya kualitas guru / pendidik PAUD yang belum memenuhi

standar minimal yaitu untuk menjadi pendidik PAUD harus

berijasah minimal setara dengan program D-2 PGTK (Pendidikan

Guru Taman Kanak-Kanak).

8. Pentingnya kecerdasan anak demi investasi masa depan.

9. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kecerdasan

anak demi investasi masa depan.

F. RUMUSAN MASALAH :

1. Terbatasnya jumlah lembaga PAUD jalur Non Formal di

Kecamatan Jebres mengakibatkan kurang meratanya pelayanan

PAUD pada wilayah yang ada menjadi tidak seimbang

dibandingkan dengan jumlah anak usia dini.

2. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang arti

pentingnya PAUD dan rendahnya mutu guru serta minimnya

sarana prasarana (berupa Alat xviii Permainan Edukatif /

APE) menjadi penyebab kurangnya motivasi untuk

mengikutsertakan anaknya dalam program PAUD jalur Non

Formal.

Page 7: Analisis Tesis

3. Masih banyaknya persepsi yang salah dari masyarakat bahwa

PAUD Non Formal adalah diperuntukkan masyarakat yang mampu

saja

G. PERTANYAAN PENELITIAN (RESEARCH QUESTIONS) :

“Bagaimana kesesuaian antara permintaan dan penyediaan lembaga

PAUD jalur Non Formal di Kecamatan Jebres Kota Surakarta ? “.

H. TUJUAN PENELITIAN :

Mengkaji kesesuaian antara permintaan dan penyediaan lembaga

PAUD jalur Non Formal di Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

I. MANFAAT PENELITIAN :

1. Bagi para penentu kebijakan maupun segenap unsur masyarakat

baik dari kalangan Lembaga Sosial Masyarakat, Tokoh

Masyarakat, Perguruan Tinggi maupun Swasta yang mempunyai

Page 8: Analisis Tesis

kepedulian terhadap PAUD khususnya jalur Pendidikan Non

Formal agar dapat bekerjasama memperjuangkan hak anak di

bidang pendidikan khususnya bagi anak usia dini sehingga

anak-anak akan menjadi asset dan investasi yang berharga di

masa yang akan datang.

2. Bagi Pembangunan Wilayah dan Kota, diharapkan hasil

penelitian ini dapat menjadi masukan yang berarti bahwa

dalam hal perencanaan dan penataan wilayah dan kota

sebaiknya juga memikirkan ruang lingkup sarana dan prasarana

untuk lembaga PAUD khususnya PAUD Non Formal agar lebih

terstruktur dan terprogram dalam hal pembangunan

infrastuktur serta persebaran letak lembaganya, sehingga

dapat menampung anak-anak usia dini secara merata.

J. METODE PENELITIAN :

Metode Diskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk

menggambarkan suatu keadaan yang ada pada saat penelitian

dilakukan.

K. TEKNIK PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pengumpulan data primer dan sekunder

L. METODE PENGUMPULAN DATA

1. Survei primer dengan Observasi dan Wawancara (interview.

2. Survei sekunder

M. TEKNIK PENYAJIAN DATA

1. Data primer dikumpulkan dengan angket dan kuesioner,

wawancara dan interview

serta observasi sedangkan

Page 9: Analisis Tesis

2. Data sekunder diperoleh dengan menelaah dokumendokumen yang

ada dalam bentuk laporan instansi, hasil penelitian,

publikasi, kajian bahan pustaka dll.

N. TEKNIK ANALISIS :

1. Metode Analisis :

Teknik Analisis Deskriptif Kuantitatif Kualitatif.

2. Teknik Analisis

-Teknik Analisis Distribusi Frekuensi

-Analisis Optimasi Fasilitas

-Analisis Diskriptif Normatif

3. Teknik Pengambilan Sampel

-Jumlah populasi

-Ukuran sampel

O. KESIMPULAN :

Ketidaksesuaian antara permintaan dan penyediaan lembaga

Pendidikan Anak Usia Dini Jalur Non Formal di Kecamatan Jebres

Kota Surakarta.

P. SARAN :

1. Guna memenuhi kesesuaian antara permintaan dan ketersediaan

lembaga PAUD Non Formal di Kecamatan memang tidak mudah.

Sangat diperlukan kesadaran yang tinggi dari Pemerintah,

Masyarakat dan pihak swasta untuk memahami arti pentingnya

pendidikan bagi anak dalam usia sedini mungkin.

Page 10: Analisis Tesis

2. Sebaiknya organisasi yang telah terbentuk yaitu FORUM PAUD

dan HIMPAUDI lebih dioptimalkan lagi peran sertanya di

bidang pengembangan PAUD Non Formal, sehingga wadah ini

menjadi ujung tombak keberhasilan program pengembangan PAUD

Non Formal. Menyusun Program Kerja tahunan yang nantinya

menjadi agenda rutin.

3. Pemerintah Kota diharapkan dapat mengedepankan pemerataan

program PAUD Non Formal dengan cara mengoptimalkan peran

Kelompok PKK Kelurahan dan lembaga Posyandu yang ada agar

program POS PAUD dapat berjalan sesuai yang diinginkan,

karena program ini sangat tepat bagi masyarakat kurang mampu

agar dapat ikut mengenyam pendidikan bagi anak-anaknya sejak

usia dini. POSPAUD diharapkan dapat dikembangkan minimal 1

lembaga di tiap-tiap Kelurahan.

4. Sosialisasi Program PAUD Non Formal yang gencar dan terus

menerus dalam bentuk Seminar, Pelatihan dan kegiatan-

kegiatan lomba yang melibatkan berbagai pihak dari tingkat

Kota sampai ke tingkat RW dan RT.

5. Secara yuridis formal, pelaksanaan PAUD telah memiliki

pijakan yang kuat yaitu UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, tetapi secara lebih spesifik, Peraturan

Pemerintah, Keputusan Menteri dan Peraturan Daerah yang

mengatur penyelenggaraan PAUD belum ada, oleh karena itu

untuk mendukung dan memberikan pijakan yang lebih jelas bagi

arah penyelenggaraan PAUD, sudah saatnya berbagai Peraturan

dan Keputusan tersebut perlu segera diterbitkan agar

Page 11: Analisis Tesis

memudahkan dalam penentuan kebijakan dalam berbagai hal

termasuk pendanaan program pengembangan PAUD.

6. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu di bidang

Pendidikan Anak Usia Dini, alangkah lebih baiknya hasil

penelitian ini dapat ditindaklanjuti oleh peneliti-peneliti

berikutnya agar program-program mengenai penanganan anak

usia dini lebih tersosialisasikan lagi dan mengena pada

sasaran yang tepat.

Q. ANALISIS

Setiap Universitas memiliki gaya selingkung yang

berbeda-beda. Demikian pula dengan UNESA dan UNDIP, tidak

ada yang salah hanya dengan ini kita dapat mempelajari

masing-masing ciri khas penulisan tesis. Menurut saya tesis

yang pertama ini cukup menarik dimana prodi Magister Teknik

Pembangunan Wilayah dan Kota mampu membawakan tesis dengan

apik dan mendalam meski hanya dengan dua variable saja.

Hanya saja dalam rumusan masalah yang disampaikan ada

yang belum di munculkan dalam latar belakang sehingga

pembaca yang membaca secara sekilas tidak akan menyadari

bahwa ada ketidak samaan dalam permasalahan yang ada di

latar belakang dan rumusan masalah yang ada. Namun baru

terlihat ketika kita membaca dengan saksama serta memahami

maksud si penulis. Dalam penyajian data penulis sudah baik

dimana penulis mampu menyajikan hasil observasi, wawancara,

survey dari pihak Pejabat di jajaran Pemkot Kota Surakarta yangberkompeten di BAPEDA (Kepala BAPEDA dan Kasubbid Sosial dan

Page 12: Analisis Tesis

Budaya). Dinas DIKPORA Kota Surakarta (Kasi Perencanaan Subdin

Bina Program, Kasubdin Dikmas Pemuda dan Olahraga /PMPO dan Kasi

Pendidikan dan Pengetahuan Dasar Subdin PMPO, dll. Kemudian ada

beberapa kutipan teori dari para ahli yang tidak ada dalam

daftar pustaka yang membuat para pembaca terutama dari

pemerhati PAUD seperti kita yang menyayangkan hal tersebut.

TESIS 2

Page 13: Analisis Tesis
Page 14: Analisis Tesis
Page 15: Analisis Tesis

ANALISIS TESIS 2

A. JUDUL TESIS :

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERWAWASAN AGRARIS DI RA “AN-NAFI’AH

B. TAHUN PENULISAN TESIS :

2012

C. UNIVERSITAS/ PRODI :

UIN Sunan Kalijaga / Prodi Pasca Sarjana Pendidikan Islam

D. NAMA PENGARANG :

M. AGUNG HIDAYATULLOHNIM (NIM 10.261.027)

E. PERMASALAHAN :

1. Daya saing dan produktivitas Indonesia menurun karena di

berbagai tempat orang berdiskusi politik dan tidak bekerja

produktif.

2. Sebagian orang tidak mampu mengembangkan budidaya pertanian

dan perkebunan, akibatnya tidak mampu memenuhi kebutuhan

dalam negeri sendiri.

3. Indonesia masih mengimpor dan tergantung luar negeri,

seperti beras, gula, buah-buahan, dan kedelai.

4. Dunia pendidikan sekolah di Indonesia masih mengajarkan

teori-teori belaka, tanpa memberi kesempatan kreatif untuk

bergumul dan memahami realitas secara intensif. Celakanya,

ketikateori itu diajarkan ternyata sudah tertinggal, karena

realitasnya telah berubah.

Page 16: Analisis Tesis

5. Anak-anak perlu dikenalkan sejak dini tentang potensi

daerahnya.

F. RUMUSAN MASALAH :

1. Mengapa wawasan agraris perlu dimasukkan dalam pembelajaran

anakusia dini?

2. Apa konsep pendidikan anak usia dini berwawasan agraris

menurut RA“an-Nafi’ah”?

3. Bagaimana penerapan konsep pendidikan anak usia dini

berwawasanagraris itu di RA “an-Nafi’ah”?

G. TUJUAN PENELITIAN :

1. Secara teoritis dan empiris dapat diketahuigambaran secara

detail mengenai rasionalisasi dari urgensi memasukkanwawasan

agraris dalam pembelajaran anak usia dini.

2. Kedua, penelitian ini juga menghadirkan ulasan tentang apa

konsep PAUD berwawasan agrarismenurut RA “an-Nafi’ah”.

3. Memberikan pengetahuan secara rinci tentang penerapan konsep

PAUD berwawasan agraris di RA “an-Nafi’ah”.

H. MANFAAT PENELITIAN :

1. Secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah hadirnya

kontribusi positif dalam pengembangan pembelajaran anak usia

dini, terutama ketika pembelajaran tersebut dihadapkan pada

suatu konteks kedaerahansebagaimana di Bojonegoro yang

merupakan daerah agraris.

Page 17: Analisis Tesis

2. Sedangkandalam praktiknya, hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai acuan ketikapara pendidik ingin

mengaktualisasikan sekaligus mengoptimalkanpembelajaran anak

usia dini berdasarkan konteks di mana peserta didikberada.

I. METODE PENELITIAN :

1. Jenis Penelitian :

Metode deskriptif kualitatif yang diarahkan ke suatu

penelitian lapangan (field research)

2. Sumber Data

Purposive sampling

J. TEKNIK PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

1. Model Analisis Data :

Model Miles dan Huberman

2. Analisis Data

Datareduction, Data Display, dan Conclusion

Drawing/Verification.

K. METODE PENGUMPULAN DATA

1. Observasi

2. Wawancara

3. Dokumentasi

L. TEKNIK ANALISIS :

Data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification

M. KESIMPULAN :

1. Wawasan agraris, yang dimaknai sebagai cara pandang

seseorang yang berkaitan dengan aktivitas produksi

Page 18: Analisis Tesis

pertanian, penting ditanamkan sejakdini. Secara teoritis,

adalah esensial untuk mengupayakan alam sebagaimana adanya

sejauh mungkin. Semakin bebas anak-anak diperbolehkan untuk

berkembang, maka akan semakin cepat dan semakin sempurna

bentukbentuk dan fungsi-fungsi tertinggi yang akan mereka

capai.

2. RA “an-Nafi’ah” memaknai pendidikan anak usia dini

berwawasan agraris sebagai upaya pemberian masukan kepada

anak bahwa dia diharapkan mengetahui keadaan hidup di

lingkungannya yang kebanyakan menjadi petani, mereka

dibesarkan dalam lingkungan petani, dan nantinya ketikasudah

besar mereka mempunyai harapan agar pertanian bisa

modern.Wawasan agraris tersebut dikenalkan kepada anak agar

mereka berpikir kreatif demi menuju perkembangan dunia

agraris ke jenjang pendidikan berikutnya.

3. Dalam proses penerapannya, selain melalui pembelajaran

dalamlingkungan kelas (indoor), wawasan agraris di RA “an-

Nafi’ah” jugadiberikan oleh guru dengan mengajak anak-anak

secara langsung kealam terbuka (outdoor), seperti sawah dan

kebun terdekat. Sementara di antara lima subsektor

pertanian, kuantitas pemberian wawasan perikanan dan

kehutanan tidak sebanyak tiga subsektor lainnya, yaitu

pertanian, perkebunan, dan peternakan. Hal ini disebabkan

karena konteks di sekitar RA tersebut belum merambah

keperikanan dan kehutanan, misalnya dengan ketiadaan tambak

ikan dan pepohonan. Penerapan konsep PAUD berwawasan agraris

Page 19: Analisis Tesis

juga telah mencakup semua aspek perkembangan anak (kognitif,

fisik-motorik, sosio-emosional, bahasa, dan seni).

N. SARAN :

1. Guru dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya perlu

mengedepankan konteks di mana lembaga mereka berada, begitu

pula dengan sumber-sumber belajar apa saja yangtersedia di

sekitar RA tersebut.

2. Meskipun wawasan agraris belum menjadi tema sentral dalam

kegiatan pembelajaran, hal tersebut perlu dimasukkan pada

keseluruhan tema yang ada.

O. ANALISIS

Dalam tesis yang kedua, penulis yang memiliki basic

pendidikan islam mencoba untuk menggabungkan pendidikan

berwawasan agraris dengan pendidikan anak usia dini dimana

menurut penulis anak usia dini inilah yang tentunya akan

menjadi generasi berikutnya dalam memajukan segenap potensi

bumi pertiwinya. Tesis kedua ini menurut saya cukup menarik

dimana peneliti mencoba menggabungkan wawasan agraris dan

pendidikan anak usia dini. Hanya saja dalam judul tesis tidak

dijelaskan PAUD yang dimaksud adalah anak usia berapa

sedangkan kita tahu bahwa anak usia dini (RA) memiliki

Page 20: Analisis Tesis

rentangan usia yang bermacam-macam padahal kenyataanya hanya

RA A saja yang di teliti.

Pendidikan Anak Usia Dini berwawasan agraris sangat bagus

apabila di terapkan dalam proses pembelajaran PAUD, hanya saja

untuk anak yang berasal dari perkotaan yang mungkin sedikit

kesusahan dimana guru dan perangkat sekolah harus mengajak

anak didiknya untuk pergi ke wilayah lain misalnya. Berbeda

dengan anak yang memang berasal dari pedesaan dimana guru

dapat mengajak anak didiknya langsung kesawah misalnya. Namun

keseluruhan, tesis yang kedua ini dapat memberikan kontribusi

yang baik dalam pendidikan anak usia dini khususnya.