Top Banner
SEMIOTIKA SOSIAL DAN ANALISIS TEKS DALAM PENELITIAN KOMUNIKASI PENDEKATAN KUALITATIF BERBASIS TEKS (SOCIAL SEMIOTIC AND TEXT ANALYSIS IN THE RESEARCH OF COMMUNICATION BY QUALITATIF APPROACH BASE ON TEXT) Hasyim Ali Imran Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI ) Jakarta, Badan Penelitian dan Pengenmbangan SDM, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Kantor : Jln. Pegangsaan Timur No. 19 B Jakarta Pusat. Email : [email protected] ; [email protected] (Naskah dikirim melaui email 29 Januari 2015) ABSTRAK Berlatarbelakangkan masih relatif kerapnya dijumpai ketidakjelasan terkait pemahaman di kalangan akademisi menyangkut typologi sumber data penelitian pendekatan kualitatif, artikel ini mencoba menelaah posisi analisis teks dalam konteks penelitian komunikasi dengan pendekatan kualitatif. Penelaahan diorientasikan fokus pada model analisis teks Theo Van Leeuwen. Pemfokusan berorientasi pada upaya formatisasi model, praktik cara kerja model, praktik cara menemukan tema minor, praktik cara menyajikan hasil analsis teks dan cara melakukan diskusi hasil penelitian. Dari hasil pembahasan, tulisan ini berhasil menemukan format model analisis teks Theo Van Leeuwen beserta wujud dari praktik cara kerja model, cara menemukan tema minor, menyajikan hasil analisis teks dan praktik cara melakukan diskusi hasil penelitian. Kata-kata kunci : Semiotika sosial, analisis teks, Penelitian Komunikasi, Pendekatan kualitatif PENDAHULUAN Secara epistemologis, dalam penelitian komunikasi dengan pendekatan kualitatif, sebenarnya diketahui memiliki banyak perangkat alat analisis, baik itu terhadap yang berbasiskan field’ maupun pada riset yang berbasiskan “teks”. Secara terminologis, dari sejumlah metode penelitian kualitatif yang ada kini, sebenarnya itu telah terkelompokkan mana yang tergolong pada metode penelitian yang pas berbasiskan pada sumber ‘field’ dan mana metode penelitian yang pas berbasiskan pada sumber teks. Untuk mengetahui ini, pertama dengan cara memahami pengelompokan
23

Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

Mar 06, 2023

Download

Documents

Lintang Anjani
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

SEMIOTIKA SOSIAL DAN ANALISIS TEKS DALAM PENELITIAN KOMUNIKASI PENDEKATAN KUALITATIF

BERBASIS TEKS(SOCIAL SEMIOTIC AND TEXT ANALYSIS IN THE RESEARCH OF COMMUNICATION

BY QUALITATIF APPROACH BASE ON TEXT)Hasyim Ali Imran

Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika(BPPKI ) Jakarta, Badan Penelitian dan Pengenmbangan SDM,

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Kantor : Jln. Pegangsaan Timur No. 19 B Jakarta Pusat. Email :

[email protected]; [email protected](Naskah dikirim melaui email 29 Januari 2015)

ABSTRAK Berlatarbelakangkan masih relatif kerapnya dijumpaiketidakjelasan terkait pemahaman di kalangan akademisimenyangkut typologi sumber data penelitian pendekatankualitatif, artikel ini mencoba menelaah posisi analisisteks dalam konteks penelitian komunikasi dengan pendekatankualitatif. Penelaahan diorientasikan fokus pada modelanalisis teks Theo Van Leeuwen. Pemfokusan berorientasi padaupaya formatisasi model, praktik cara kerja model, praktikcara menemukan tema minor, praktik cara menyajikan hasilanalsis teks dan cara melakukan diskusi hasil penelitian.Dari hasil pembahasan, tulisan ini berhasil menemukan formatmodel analisis teks Theo Van Leeuwen beserta wujud daripraktik cara kerja model, cara menemukan tema minor,menyajikan hasil analisis teks dan praktik cara melakukandiskusi hasil penelitian.Kata-kata kunci : Semiotika sosial, analisis teks,

Penelitian Komunikasi, Pendekatan kualitatifPENDAHULUAN

Secara epistemologis, dalam penelitian komunikasi denganpendekatan kualitatif, sebenarnya diketahui memiliki banyakperangkat alat analisis, baik itu terhadap yang berbasiskan‘field’ maupun pada riset yang berbasiskan “teks”.

Secara terminologis, dari sejumlah metode penelitiankualitatif yang ada kini, sebenarnya itu telahterkelompokkan mana yang tergolong pada metode penelitianyang pas berbasiskan pada sumber ‘field’ dan mana metodepenelitian yang pas berbasiskan pada sumber teks. Untukmengetahui ini, pertama dengan cara memahami pengelompokan

Page 2: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

metode penelitian komunikasi kualitatif. Berdasarkan catatanyang ada, maka pengelompokan dimaksud, wujudnya sepertisebagaimana tertera pada bagan 1.

Dalam penelitian komunikasi dengan pendekatankualitatif, secara epistemologis, sebenarnya diketahuimemiliki banyak perangkat alat analisis, baik itu terhadapyang berbasiskan ‘field’ maupun pada riset yang berbasiskan“teks”. Dengan melihat bagan sebagaimana dimaksudkan tadi,maka kini jelas mana metode penelitian yang relevan untukditerapkan. Relevansi itu setidaknya terkait dengan lokusriset, yakni menyangkut ‘field’ dan “teks”. Dengan demikian,kekeliruan dini terkait pelaksanaan riset pendekatankualitatif dapat dihindarkan.

Guna memahami lebih jauh menyangkut persoalan dimaksud,maka artikel ini akan berupaya melihat permasalahan itu tadisecara lebih menyeluruh lagi. Untuk itu, artikel ini akanmemulai pembahasannya dari keterkaitan topik tadi denganmasalah Pendekatan Kualitatif dan pendekatan KualitatifBerbasis Teks. Berdasarkan hasil pembahasan topik dimaksud,artikel ini kemudian diarahkan fokus pada salah satu modelanalisis teks. Dengan fokus dimaksud maka tulisan inisendiri berupaya menyajikan materi terkait salah satu bentukpraktik penelitian komunikasi dengan pendekatan kualitatifyang berbasiskan pada “teks”. Contoh bentuk praktikdimaksud, khususnya difokuskan pada analisis teks denganmetode semiotika sosial dalam versi Theo Van Leeuwen. Denganpemaparan karya tulis tersebut, secara akademis diharapkandapat membantu dalam mempermudah pelaksanaan riset-risetdengan pendekatan kualitatif yang berbasiskan teks,khususnya terkait model analisis teks dari Theo Van LeeuwenLeeuwen. PEMBAHASAN

A. Pendekatan KualitatifSebagai lanjutan dari bagian sebelumnya, maka pada

bagian ini bahasannya akan lebih difokuskan padapembahasan tentang pendekatan kualitatif. Pendekatan inisebagaimana diketahui dari banyak pembahasan sebelumnya,adalah merupakan salah satu saja dari dua pendekatanpenelitian yang ada. Sebagai salah satu pendekatan, makapenelitian pendekatan kualitatif ini bertolak dari

Page 3: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

keyakinan pada data yang berbasiskan pada prinsip aposteriori.1

Selanjutnya, data yang yang berbasiskan pada prinsip aposteriori itupun, jika ditelusuri lebih jauh lagi, akandiketahui masih dibedakan pula oleh perbedaan-perbedaanprinsipil. Perbedaan mana, pada gilirannya tentunyaberwujud pada perbedaan data a posteriori itu sendiri. Karenaitu, pemahaman terhadap eksistensi prinsip-prinsip tadipunmenjadi wajar harus diketahui dan dipahami.

Salah satu perbedaan prinsip yang kiranya menjadisangat vital perannya dalam proses penelitian, utamanyaterkait proses pengumpulan data a posteriori tadi , yakniterkait dengan masalah paradigma penelitian.

Terkait khusus dengan topik pendekatan penelitiankualitatif ini, maka untuk memudahkan pemahaman, secaraumum menyangkut pendekatan dimaksud, dapat dikelompokkanmenjadi dua bagian besar, yaitu : 1) Penelitian PendekatanKualitatif yang berbasiskan pada paradigma post positivistic; 2)Penelitian Pendekatan Kualitatif yang berbasiskan padaparadigma non post positivistic.

Penelitian Pendekatan Kualitatif yang berbasiskanpada paradigma post positivistic, yaitu penelitian yang dataapostheriori-nya diperoleh atau terwujud karena berbasiskanpada paradigma positivistik. Sementara penelitianPendekatan Kualitatif yang berbasiskan pada paradigma nonpost positivistic, data apostheriori-nya itu diperoleh atauterwujud karena berbasiskan pada paradigma non positivistik.

Secara terminologis, terdapat sejumlah paradigmapenelitian yang tergolong dalam paradigma non positivistik.Varian paradigma itu mencakup : 1) ParadigmaKonstruktivis; 2) Paradigma Interpretif ;3) ParadigmaKritikal dan 4) Paradigma Partisipatoris. Jadi, denganuraian barusan, kiranya jelas mengenai penelitian denganpendekatan kualitatif itu. Kejelasan dimaksud menunjukkanbahwa ternyata ada penelitian dengan pendekatan kualitatifyang pemahamannya berbasiskan pada paradigma positivistikyang lalu lazim dikenal dengan pendekatan kualitatif postpositivistic, dan selain itu ada juga penelitian pendekatan

1 A posteriori knowledge or justification is dependent on experience or empiricalevidence : relating to what can be known by observation rather than through anunderstanding of how certain things work; First Known Use: 1588.

Page 4: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

kualitatif yang dasar pemahamannya berbasiskan padaparadigma non positivistic/post positivistic.

Kemudian, berdasarkan pemahaman barusan, jikadipahami lebih jauh lagi, maka penelitian denganpendekatan kualitatif yang berbasiskan pada paradigma nonpost positivistic inipun masih dapat dikelompok-kelompokkankembali. Pengelompokan itu misalnya menurut kriteriasumber data. Menurut kriteria dimaksud, maka penelitiandengan pendekatan kualitatif ini ada yang datanyaberbasiskan pada field dan ada yang berbasiskan pada text.

Pada penelitian dengan pendekatan kualitatif yangdatanya berbasiskan pada field itu berarti caramemperolehnya didasarkan pada sumber –sumber ‘field’. Sumber-sumber ‘field’ ini wujudnya berupa personal/individu yangmenjadi subyek penelitian. Mereka itu eksistensinya ada ditengah-tengah masyarakat, bisa sebagai individu yangindependen atau bisa juga sebagai bagian dari komunitastertentu. Perolehan data dari subyek inipun beragamcaranya, namun ini mengikuti paradigma penelitian yangmendasarinya. Sebagai contoh, misalnya menggunakanparadigma konstruktivis dengan metode fenomenologi dalampenelitian, maka caranya mengumpulkan data penelitian,peneliti harus sebisa mungkin mengalami apa yang dialamisubyek selama proses pengumpulan data (lihat, Imran, 2014,109).

Begitupun misalnya dengan menggunakan paradigmainterpretif melalui penggunaan metode etnografi,caranyapun berbeda dengan contoh sebelumnya. Secara nyolokterkait cara itu misalnya menyangkut keterlibatan penelitidengan subyek peneliti. Dalam kaitan ini, maka kalaumenggunakan fenomenologi peneliti memang harus ikutmengalami langsung mengenai apa yang dialami oleh subyekpenelitian. Sementara pada etnografi, peneliti tadi tidakharus ikut mengalami langsung mengenai apa yang dialamioleh subyek, melainkan peneliti hanya cukup, misalnyamengobservasi subyek penelitian.

Sementara itu, pada penelitian dengan pendekatankualitatif yang datanya berbasiskan pada teks, inidimaksudkan bahwa dalam hal cara memperoleh datapenelitiannya didasarkan pada sumber-sumber yang bersifatteks. Sumber-sumber yang bersifat teks itu secarasederhana dapat dimengerti dengan cara memahami bahwa

Page 5: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

eksistensi teks itu bisa tertera hampir di mana saja.Dengan sederhana dapat dikatakan bahwa teks itu sebenarnyamerupakan narasi yang dimediasikan. Berdasarkan pengertianini maka teks itu bisa bersumberkan dari tubuh manusia,misalnya seperti tattoo.; dinding-dinding gua, fosil-fosil,atau artefak-artefak. Dalam bentuk lebih modern, teks bisabersumberkan dari surat-surat; naskah-naskah; dokumentasi-dokumentasi dan lain sejenisnya. Begitu pula pada media-media yang sudah lazim dikenal umum seperti radio,televisi, suratkabar, majalah, bulletin, leaflet, booklet,dan tentunya internet sebagai bentuk media paling baru,juga bisa menjadi sumber yang kaya akan teks-teks.

Secara terminologis, dari sejumlah metodepenelitian kualitatif yang ada kini, sebenarnya telahterkelompokkan mana yang tergolong pada metode penelitianyang pas berbasiskan pada sumber ‘field’ dan mana metodepenelitian yang pas berbasiskan pada sumber teks. Untukmengetahui ini, pertama dengan cara memahami pengelompokanmetode penelitian komunikasi kualitatif. Berdasarkancatatan yang ada, maka pengelompokan dimaksud, wujudnyaseperti sebagaimana tertera pada bagan 1 berikut ini :

Bagan 1.1) Field Research : Studi Kasus,Fenomenologi,Grounded Theory, Etnometodologi. Etnografi Biografi , Historical Social Science, Clinical Research. Cultural Studies

MPK Analisis Teks : Semiotika; Kualitatif Marxis; 2) Discourse analysis Framing; Semiotika Sosial; dll.

Analisis wacana Kritis (CDA) :

Page 6: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

-Norman Fairclough; -Ruth Wodak Sumber : Imran, 2014 : 108.

Dari paparan skema di atas menunjukkan bahwametode penelitian komunikasi kualitatif itu dibagimenjadi dua bagian besar, yaitu ada yang termasukkelompok ‘field research’ dan ada yang tergolong menjadikelompok ‘Discourse analysis’. Berdasarkan pengertian ini,maka dalam kaitan topik sumber data sebelumnya, kiranyametode penelitian komunikasi kualitatif yang pasberbasiskan pada sumber ‘field’, yakni sejumlah metodepenelitian yang masuk dalam kelompok ‘field research’.Sementara metode penelitian komunikasi kualitatif yangrelevan dengan data yang sumbernya berbasiskan padasumber ‘teks’, yakni sejumlah metode penelitian yangmasuk dalam kelompok ‘discourse analysis ’.

B. Pendekatan Kualitatif Berbasis TeksPenelitian komunikasi dengan Pendekatan Kualitatif

Berbasis Teks, seperti terlihat dari uraian sebelumnyamenunjukkan bahwa pada dasarnya penelitian dimaksudadalah penelitian yang tergolong pada penelitianmenyangkut ‘Discourse analysis ’. Pada penelitian yangtergolong dalam sub kelompok ‘analisis teks’, itusepenuhnya mendasarkan diri pada sumber teks terkaitdengan perolehan data penelitian. Pengambilan sikapyang demikian sendiri, itu berhubungan dengan paradigmapenelitian yang telah ditetapkan sebelumnya, yakniparadigma konstruktivistik. Secara terminologis,penelitian yang mendasarkan diri pada paradigmadimaksud, dilakukan secara terbatas, yakni hanyaterbatas pada level teks atau level satu. Namun ketikasang peneliti ingin untuk meningkatkan penelitian yanglebih jauh, maka ia dengan sendirinya melakukanperubahan terhadap penelitiannya. Dari yang semulamelakukan penelitian komunikasi kualitatif ‘Discourseanalysis’ pada sub kelompok ‘Analisis Teks’, berubahmenjadi penelitian komunikasi kualitatif ‘Discourse analysis’pada sub kelompok ‘Analisis wacana Kritis’ (CriticalDiscourse Analysis/CDA).

Page 7: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

Persamaan diantara kedua tipelogi pendekatanpenelitian komunikasi kualitatif tadi sebenarnyaterletak pada teks itu sendiri. Dengan demikian teksmempersamakan kedua tipe penelitian komunikasikualitatif. Keduanya masing-masing menjadikan teks itusebagai sumber data penelitian. Teks sebagai sumberdata penelitian, itu berarti penelitian tersebutorientasinya terbatas dilakukan pada level satu. Jadi,baik pada penelitian komunikasi kualitatif ‘Discourseanalysis’ pada sub kelompok ‘Analisis Teks’ maupun padasub kelompok ‘Analisis wacana Kritis’, tetap menjadikanteks itu sebagai sumber data penelitiannya. Hanya saja,pada penelitian komunikasi kualitatif ‘Discourse analysis’pada sub kelompok ‘Analisis wacana Kritis’, memerlukandata lebih dalam untuk memenuhi kepentinganpenelitiannya. Data dimaksud yaitu data menyangkutdata level dua (discourse practice) dan data level tiga(sociocultural practice) (lihat bagan 2). Data menyangkutkedua level tentunya tidak termasuk lagi pada databerkategori sumber teks, melainkan tergolong pada datayang bersumberkan pada ‘field’. Jadi inilah pembeda antarapenelitian komunikasi kualitatif ‘Discourse analysis’ padasub kelompok ‘Analisis wacana Kritis’ dengan penelitiankomunikasi kualitatif ‘Discourse analysis’ pada sub kelompok‘Analisis Teks’.

Bagan 2

text production

TEXT

text consumption

DISCOURSE PRACTICE

Page 8: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

SOCIOCULTURAL PRACTICE Sumber : Fairclogh, 1995: 59. \

Guna efisiensi dan efektifitas pemaparanberikutnya, maka pembahasan menyangkut pendekatankualitatif berbasis teks ini, dalam presentasipraktisnya akan dilakukan pembatasan. Pembatasan-pembatasan dilakukan atas pertimbangan praktis danurgen. Urgensitas itu terutama atas dasar masih kurangpopuler di kalangan akademisi dan tentunya karenadianggap masih terlalu rumit atau masih kurang akrab dikalangan akademisi. Atas dasar anggapan-anggapan ini,maka dalam artikel ini penyajian praktis menyangkutpendekatan kualitatif berbasis teks akan dibahas setuntasmungkin menurut satu metode analisis teks saja darisekian banyak metode analisis teks itu (lihat tabel 1).Metode analisis teks dimaksud yaitu terkait modelanalisis teks Theo van Leeuwen.

Tabel 1 :Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif

Kategori Basis

Field ResearchDiscourse analysis

Analisis Teks Analisis wacanaKritis

-Studi Kasus(menjelaskan suatuproses menyangkut obyekpeneli-tian terkaitunsur what, how and why),-Fenomenologi (menemukanpenggambaran tentangfenomena tertentuberbasis pengalamanmanusia)-Grounded Theory, (mengkon-struksi sebuah penjelasantentang suatu fenomena yangbelum ada penjelasansebelumnya yang berbasis padadiskusi terkait penggambaranfenomena, data mikro,teori2dan elaborasi triangulatif

A.Semiotika; 1. Saussure 2. Pierce 3. BarthesB. Marxis; asumsi : duniamaterial pengaruhipemikiran manusia, dimana kondisi eksternal,Konkrit, dan materialmempengaruhi kesadaranmanusia Ott dan Mack,(2014,25;) C. Framing; 1. Gamson-Modigliani; 2. Gerald Zondang -Pan Kosiky

Analisis wacanaKritis (CDA) :1.Norman Fairclough; (perubahan sosial-(1995) 2. Foucault (historikal) (2002) 3.Van Dick (etnis- minoritas-kognisi sosial)4. Sarah Mill (feminis)

Page 9: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

lainnya, baik data maupunmetode-Etnometodologi (untukmenggam-barkan carasuatu kelompokmelakukan, menjalanidan menghadapi suatufenomena tertentu -Etnografi (untukmenggambarkan bagaimanasuatu kelompok me-maknaikehidupannya) -Biografi (terkaittentang fenomena yangada dalam kehidupansese-orang –tokoh,misalnya soekarno , SoHok Gie), -Historical Social Science, (terkait tentang sejarah tentang fenomena-fenomena sosial) -Clinical Research (mencarirekomendasi tentangmasalah tertentu)

3 Robert N. EntmanD. Semiotika Sosial: 1. MAK Halliday (1994) (penggambaran sosial) 2. Theo Van Lewin (Kritikal base on Linguistik)-

E. Psikoanalisis

C. Teori Semiotika SosialSecara umum dalam semiotic, bahwa grammar dalam

bahasa bukanlah perangkat aturan untuk membuat kalimatyang benar, tetapi sebuah sumber untuk membuat makna(van Leeuwen 2005: 3), dimana terlihat bahwa tanda dalamasumsi besarnya adalah sebuah konstruksi yang tersusunsecara tertentu untuk menghasilkan sebuah maknatertentu.

Dalam asumsi tanda sebagai alat atau perangkatkebahasaan yang mampu membuat makna, maka pada dasarnyaelemen utama dari pertarungan makna (struggle of meaning)adalah struktur tanda itu sendiri. Dimana strukturbahasa atau kalimat merupakan sumber daya tanda yangbisa digunakan oleh aktor untuk memberikan suatu wujudrepresentasional atau konstruksi pewacanaan danmemberikan makna tertentu dalam arahan kepentinganmereka.

Van Leeuwen dalam teori semiotikanya mengatakanbahwa semiotika mempelajari suatu sumber daya semiotika

Page 10: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

yang digunakan untuk tujuan-tujuan komunikasi, bahwakomunikasi kemudian dianggap sebagai sebuah prosesmemanipulasi objek (van Leeuwen 2005 : 5), dan tandadalam logika ini adalah sebuah hasil manipulasi dariobjek-objek tertentu dalam kehidupan berupa simbol-simbol dengan tujuan untuk berkomunikasi.

Dengan begitu, makna pada dasarnya adalah sebuahentitas yang dibangun dalam komunikasi dari hasilkonstruksi penandaan melalui grammar tertentu. Dalamanalisisnya, tanda atau konfigurasi tanda bisa dibedahdengan melihat dimensi-dimensi semiotis yang oleh VanLeeuween dibedakan menjadi 4 dimensi: discourse, genre, styledan modality. Teorinya ini berbasis pada bagaimana sebuahbahasa dilihat sebagai sistem tanda dalam komunikasi,sehingga aturan perbendaharaan bahasa grammar strukturdari bahasa bukan hanya penyampai kode atau dalamistilah Saussure ”langue”, tetapi bagaimana itu menjadisebuah ujaran atau “parole” (Barthes 2012 : hal 2 - 3).

Kempat dimensi itu pada dasarnya adalah parole itusendiri, di mana tanda dalam konteks wacana atau dalamkonteks komunikasi harus dioperasikan sebagai parole,sehingga adanya bentuk manipulasi dengan mengkonstruksiujaran manipulasi inilah yang menghasilkan makna ataudalam terminologi kritis struggle of meanings.

Dalam teori semiotika sosial, maka media dianggapsebagai struktur tanda yang merupakan hasil manipulasiobjek yang merupakan sebuah fungsi komunikasi dariunti-unit tanda dalam bahasa di mana isi mediakontennya secara aktif berbentuk kata-kata yangmerupakan sistem tanda itu sendiri. Karenanya, mediadalam konteks struggle adalah sebuah device atau alat untukmembangun pemaknaan tertentu terhadap suatu elite dankelompok tertentu.

D. Praktik Analisis Teks Berbasis model analisis Theo VanLeeuwen :

Teks tersedia di banyak tempat dan salah satunyadi media suratkabar. Misalnya suratkabar Kompas. Padasuratkabar ini, teks itupun masih bertabur sifatnyasehingga perlu pemilahan agar yang hendak dianalisisitu fokus. Dalam terminologi kualitatif, salah satujargon yang dipakai untuk dasar pemilahan itu yaitukonsep genre.

Page 11: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

Berdasarkan konsep genre, maka isi suratkabarKompas terdiri dari berita (hard news), tajuk, atauartikel (by line story) dan lain-lain. Salah satu genre yangbernama berita (hard news) tadi, eksistensinya dapatdijumpai hampir di setiap halaman suratkabar. PadaHarian Kompas, salah satunya yang dapat kita jumpaiyaitu pemberitaan pada rubrik “Poros Maritim” dihalaman tujuh belas (17). Pada rubrik edisi 10 November2014, h. 17, ditemukan berita berjudul “Kemudahan IzinLancarkan Logistik”. Contoh beritanya sbb.:

Terkait dengan contoh genre berita (hard news)tersebut, maka dalam hubungan kepentingan praktik analisisteks berbasis Theo Van Leeuwen, langkah pertama yangdilakukan adalah memahami pemberitaan itu dahulu gunamenemukan permasalahan penelitian yang relevan. Setelahitu merumuskan judul penelitian yang pas.

1. Permasalahan dan Judul Penelitian Permasalahan yang relevan terkait pemberitaan tadi,

bisa diarahkan ke dua versi, yaitu versi konstruktivis

Page 12: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

dan versi kritikal. Untuk sekedar contoh, maka rumusanmasalah dalam versi konstruktivis yaitu :

1) Bagaimana representasi Poros Maritim dalam simbol-simbol pada pemberitaan Kompas ?

2) Bagaimana Poros Maritim itu dimaknai melaluirepresentasi tersebut ?

Berdasarkan dua permasalahan dimaksud, maka judulpenelitian yang sekiranya relevan itu yaitu sbb.:

Representasi “Poros Maritim” dalam PemberitaanKompas

(Analisis Semiotika Sosial Terhadap PemberitaanTentang “Poros Maritim”

dalam Kompas Edisi November 2014)Permasalahan dalam versi krikal bisa dirumuskan

sbb.: 1) Bagaimana ideologi media disimbolkan dalam teks ?2) Bagaimana media melakukan produksi dan reproduksi

ideologi ?3) Bagaimana ideologi media menciptakan makna sosial

tertentu terkait “poros maritim” pada pembaca?Dari rumusan masalah dimaksud dapat dirumuskan

judul yang relatif pas menjadi sbb. : Ideologi Media DiBalik Wacana Poros Maritim.

(CDA model Van Leeuwen terhadapPemberitaan Poros Maritim

Dalam Kompas Edisi November 2014)Setelah merumuskan masalah penelitian dan judul

penelitian, maka langkah selanjutnya adalahmempraktikkan analisis teks berbasis model Theo VanLeeuwen.

2. Model Analisis Teks Theo Van Leeuwen : Tabel

Model Analisis Teks Theo Van Leeuwen

Discourse

action Tindakan dari aktor

manner Bagaimana tindakan itu diberi exterior dan dilakukan

actor Orang-orang mana saja yang disebut atau dimunculkan atau terkait dalam tindakan tersebut

presentation Bagaimana tindakan itu disampaikan kepada orang

resources Sumber- sumber interlink apa yang diwakiliatau berhubung-an dengan ide-ide tertentu

Page 13: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

atau tanda dan tindakan tertentutimes Penanda waktu kejadian dan tindakan

spaces Penanda ruang bagi tindakan

exclusion Apa-apa dan siapa-siapa yang dikeluarkan dantidak disebutkan dalam teks

rearragment Urutan atau orde tertentu yang seharusnya takada menjadi ada

addition Pernyataan atau keterangan tambahan yangmenguatkan atau melemahkan

subtitution Kalimat atau kata sebagai pengganti suatukensep atau rentetan konsep atau kelompokatau gejala tertentu.

Genre Offering information Genre atau cara pembahasaan atau gaya bicara( speech act/ speech code)

Demanding infromation

Offering goods and services

Demanding goods and services

Style Individual style Gaya komunikasi dari teks

Social style

lifestyle

Modality high Modalitas atau tingkat modalitas dalamkalimat-kalimat pada teksmedian

low

Sumber : Part II Dimensions of Semiotic Analysis, p. 91-160, dalam Introducing Social Semiotics, Theo Van Leeuwen , New York, Routledge, 2005.

3. Contoh Hasil Analisis Teks Theo Van LeuwennBerdasarkan contoh berita sebelumnya, maka untuk

kepentingan praktik analisis teks Van Leuwenn, praktikanalisis teks ini diorientasikan untuk menjawabpermasalahan penelitian versi pertama, yaitu versi

Page 14: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

konstruktivis yang dirumuskan dalam dua format. Hasilanalisisnya sbb. :

TabelHasil Analis Teks Model Van Leeuwen

Judul Berita : Kemudahan Izin lancarkanlogistic

Media : Kompas Tanggal terbit : 10 november 2014 hal 17

Tema minor : Representasi PorosMaritim sebagai Proyek

Agung Manusiawi yang harus didukung

semua pihak

Judul berita : Kemudahan Izin lancarkan logistikMedia : KompasTanggal terbit : 10 november 2014 hal 17Tema minor : Representasi Poros Maritim sebagai Proyek Agung Manusiawi yang harus didukung semua pihak

Elemen Semiotika Temuan KeteranganInterpretatif

Discourse ActionJudul “ kemudahan izin lancarkan logistic”

Dukungan izin bagi idepresiden terkait porosmaritime, Dukungan pada programporos maritime PresidenJokowi.

Manner P2 “pendekatan Presiden Jokowi sangat manusiawi……”

Tindakan membangunporos maritim iniadalah suatu yangbersifat agung denganmemberikan penekananpada kata manusiawi yangberkenaan dengan sifatdasar manusia yangluhur

Page 15: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

Actor Presiden,Asosiasi LogistikIndonesia, Ketua Umum asosiasi Zaldi Masita, penyelengara(kompas, bni)

Presentation P.2, mengutip penjelasan Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldi Masita

P.2, “ sangat manusiawi” pernytaan hiperbolis

P.3, ”menggairahkan industry di luar jawa..”pernyataan metaforik

Fakta didapat dariwawancara di mana idetentang pembagunanmaritime merupakan ideyang dibangun dariinterpretasi narasumber terhadap pesan-pesan presiden

Penggunaan bahasahiperbolis oleh actor

Metaphor cenderungdigunakan sebagaieksterior pembahasaantentang ide maritimeini menimbulkan maknayang lebih postif danlebih terlihatbersemangat danmenguatkan dukunganpada program porosmaritim dan pembangunanmaritime presidenJokowi

Resources P.1, ” permudahan izin danbirokrasi…”

P.2, ’ manusia ingin berusaha dengan maksud baik…perizinan mudah dan sederhana”

P.3, “ penggairahan industry luar Jawa……”P.4, ’ keadilan logistik bagi rakyat Indonesia..”

Times Minggu 9 November 2014. Pembicaraan dilakukanhari libur yangmenandakan pembicarandilakukan dengan santaidan friendly kekeluargaandan dekat….ini sejalan

Page 16: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

dengan citra Jokowiyang munujukkan ataumemamerkankesederhanaan daninformal

Spaces Kompas100 CEO Forum Kompas dalah mediapendukung Jokowi, eventdiadakan oleh Kompasdan BNI di mana inimenunjukkan makna bahwaadanya dukunganmasyarakat dan mediaterhadap programPresiden.

Exclusion Anggota DPR; KMP; KIH; ahli kemaritiman dan ahli terkait.

Rearrangement Presiden diletakkan pada lead awal sementara pembicaraan seminar detilnya ada pada tengah berita…

.Ini menandakan adanyasebuah supremasi idepresiden terkait porosmaritim

Addition P. 8, “ ...standarisasi dalam multi moda menjadi sangat pen-ting untuk menghindari biaya penanganan tambahan…”

Tambahan ini merupakndukungan bagi idepresiden yang artinyastandarisasi sebagaibentuk instrumentkelengkapan menjadipenting dan harus ditekankan

Subtitution P5” pihaknya terbuka seluas- luasnya kesmpatan berinvestasi pada pelabuhan, pembangkit listrik dan industry.

Ekses ; positip bagiporos maritime berupaterbukanaya kesempatanseluas-luasnya bagiinvestasi pada pelabu-han, pembangkit listrikdan industry.

Genre Offering information

Genre yang dipakai dalam pembahasaan berita ini cenderung pada offering information sebagaimana di- temukan pada paragraph 5”, pihaknya membuka seluas-lu-asnya kesempatan berinvestasi pada pelabuhan, pembangkit listrik dan industry.

Dengan genre inicederung ada sebuahgaya pembicaraan satuarah seperti tuan danhamba di mana ini lebihke ada instruksi satupihak ketimbang sebuahfakta buat masyarakatterkait pembangaunaan

Demanding information

Page 17: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

Offering goods and services

Demanding goods and services

Style Individual style Bahasa cenderungmenggunakan sosial style baikdari nara sumber maupunwartawan, terlihat dariparagraph demi paragraf

Ide poros maritimesebagai ide formal yangdisepakati bersama atauditerima bersama

Social style

LifestyleModality High Ditemukan modalitas

kalimat dalam kategori highseperti terlihat pada paragraph 6 “kalimat terakhir dan paragraph 7 kalimat terakhir

Ini memberikan sebuahmakna bahwa porosmaritime adalah sebagaisuatu keharusan bagibangsa Indonesia dalamkepemipinan KIH tanpamengindahkankepentingan yangberseberangan

Median -

Low -

4. Contoh praktik Penyajian dan Analisis Hasil Penelitian

Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, praktikanalisis teks ini diorientasikan untuk menjawabpermasalahan penelitian versi pertama, yaitu versikonstruktivis dalam dua format. Dalam kerangka ini,maka pertanyaan yang diajukan, sebagaimana sudahdisebutkan sebelumnya adalah : 1) Bagaimanarepresentasi Poros Maritim dalam simbol-simbol padapemberitaan Kompas ? ; 2) Bagaimana Poros Maritim itudimaknai melalui representasi tersebut ? Berdasarkandua format masalah tersebut, maka pemaparan hasil dananalisis hasil penelitiannya, akan disajikan denganmengikuti urutan masing-masing format dimaksud, sbb. :

a. Representasi Poros Maritim dalam simbol-simbol pada pemberitaan Kompas

Page 18: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

Bertolak dari temuan data tabel analisisteks sebelumnya, memperlihatkan bahwa tema minor yangmuncul dari hasil analisis itu adalah bahwa PorosMaritim itu direpresentasikan media sebagai sebuah“Proyek Agung Manusiawi yang harus didukung semuapihak”. Tema minor yang demikian terutama tampak darikomponen discourse pada sub komponen manner, sebagai manaditemukan pada p.2, “pendekatan Presiden Jokowisangat manusiawi……”.

Begitu pula pada sub komponen lainnya yaitupresentation dalam komponen yang sama, tema minor yangdemikian itu tampak semakin diperkuat. Ini terlihatdari temuannya yang metaforik pada p..3,”menggairahkan industry di luar jawa..” dan tentupula terkait dengan teksasi kutipan pernyataanhiperbolis dari aktor sebagaimana tertera dalam p..2,“ sangat manusiawi”.

Representasi Poros Maritim itu sebagai “ProyekAgung Manusiawi yang harus didukung semua pihak”,juga tampak dari temuan-temuan pada komponen lainnya.Pada komponen semiotika discourse dalam sub komponensemiotika Resources, utamanya berkaitan dengan metaformanusiawi dalam representasi media, itu dijabarkanmedia melalui teksasi mereka dalam : p.1, yaitu”permudahan izin dan birokrasi…”; p.2, ’....manusiaingin berusaha dengan maksud baik…perizinan mudahdan sederhana”; p.3, “... penggairahan industry luarJawa……”dan p. 4, ’ keadilan logistik bagi rakyatIndonesia..”

Sementara itu, pada elemen semiotika lainnyayang tampak mendukung tema minor sebelumnya, yaitubahwa Poros Maritim itu sebagai sesuatu yangdirepresentasikan sebagai “Proyek Agung Manusiawiyang harus didukung semua pihak”., yakni pada subkomponen Offering information dalam elemen semiotikaGenre. Teksasi ini ditemukan dalam paragraph5”,...... pihaknya membuka seluas-luasnya kesempatanberinvestasi pada pelabuhan, pembangkit listrik danindustry. Dengan genre ini cederung pada sebuah gayapembicaraan satu arah seperti tuan dan hamba, di manaini lebih kepada suatu instruksi satu pihak ketimbangsebuah fakta buat masyarakat terkait pembangunan.

Page 19: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

Asumsi mengenai tema minor terkait representasiPoros Maritim yang Agung manusiawi yang harusdidukung itu, terlihat juga semakin diperkuat mediamelalui elemen semiotika lainnya, yaitu elemen style.Di sini, terlihat bahwa media dalam teksasinya itu,bahasanya cenderung menggunakan sosial style baik darinara sumber maupun wartawan, dan ini terlihat dariparagraph demi paragraph pada pemberitaan. Denganbahasa yang cenderung menggunakan sosial style tersebut,ini dapat ditafsirkan bahwa Ide poros maritime itusebagai sebuah ide formal yang harus disepakatibersama atau diterima secara bersama.

Sementara bahwa representasi Poros Maritim itusebagai sesuatu yang harus didukung semua pihak, initermaknai dari teksasi media yang mengandung subelemen semiotika high pada elemen semiotika Modality.Sub elemen semiotika high ini sendiri ditemukan padap. 6 “kalimat terakhir dan p. 7 kalimat terakhir.Dengan demikian ini memberikan sebuah makna bahwaporos maritime adalah sebagai suatu keharusan bagibangsa Indonesia dalam kepemipinan KIH tanpamengindahkan kepentingan yang berseberangan.

b. Pemaknaan Poros Maritim DalamRepresentasinya Melalui Simbol-Simbol pada pemberitaan Kompas

Mengacu pada data hasil analisis tekssebelumnya, maka tema minor yang dapat dirumuskandalam kaitan pemaknaan tadi diantaranya berupa bahwa“Poros Maritim” itu sebagai ide formal yangdisepakati/diterima bersama dan menjadi suatukeharusan bagi bangsa Indonesia dalam kepemipinan KIHtanpa mengindahkan kepentingan yang berseberangan.Kunci dari perumusan tema minor terkait permasalahankedua tadi adalah konsep yang dikandung dalam masalahpokok itu sendiri. Konsep yang dikandung dan hendakditemukan jawabannya melalui riset analisis teks iniyaitu konsep “Poros Maritim”. Dengan kesadaran ini,maka akan sangat membantu dalam upaya perumusan temaminor tadi. Ini dapat dengan mudah dimodifikasi padaperumusan tema minor-tema minor dalam konsep lainnya,

Page 20: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

misalnya konsep “Revolusi Mental”; “Amnesia Ideologi”, “Amnesia Budaya Lokal”, dan lain-lain. Sebagaicontoh, misalnya dengan menggunakan konsep “RevolusiMental”, maka rumusan tema minor itu menjadi,“Revolusi Mental” dimaknai sebagai (apa)...; Jikamenggunakan konsep“Amnesia Ideologi” , maka “AmnesiaIdeologi” dimaknai sebagai (apa)........ Demikianseterusnya.

Kembali pada soal temuan penelitian menyangkutpemaknaan tadi, di mana “Poros Maritim” itu dimaknaisebagai sebuah ide formal yang disepakati/diterimabersama dan menjadi suatu keharusan bagi bangsaIndonesia dalam kepemipinan KIH tanpa mengindahkankepentingan yang berseberangan”, maka pemaknaan yangdemikian indikasinya tampak dari teksasi media padaelemen semiotika modality dalam sub elemen semiotikahigh. Elemen semiotika ini sendiri ditemukan dalamkategori high seperti terlihat pada p.6 “kalimatterakhir dan p. 7 kalimat terakhir”. Jika dianalisislebih jauh, pemaknaan yang demikian itu memang tampaksarat diupayakan media agar tercitrakan di kalanganmasyarakat luas. Upaya dimaksud, misalnya tampakditeksasikan media melalui sub elemen semiotika socialstyle. Teksasinya sendiri hampir tampak dari setiapparagraf demi paragraf. Dengan begitu media bertujuanagar Poros Maritim tadi dimaknai sebagai ide formalyang disepakati bersama atau diterima bersama. Upayayang demikian semakin terlihat dilakukan media ketikaditemukan unsur elemen genre pada sub elemen offeringinformation dalam pemberitaan, sebagaimana tampak padap. 5” , “.... pihaknya membuka seluas-luasnyakesempatan berinvestasi pada pelabuhan, pembangkitlistrik dan industry”. Dengan genre ini, makacederung ada sebuah gaya pembicaraan satu arahseperti tuan dan hamba di mana ini lebih kepada suatuinstruksi satu pihak ketimbang sebuah fakta buatmasyarakat terkait pembangaunaan.

Page 21: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

c. DiskusiLangkah selanjutnya setelah praktik Penyajian

dan Analisis Hasil Penelitian sebelumnya adalahmelakukan upaya pendiskusian terhadap hasilpenelitian tadi. Langkah penting yang perlu dilakukanpada fase ini adalah menyadari tentang konsepteoritik yang digunakan dalam penelitian itu sendiri.Namun demikian, penggunaan konsep teoritik lainnyatetap terbuka sejauh itu relevan2 dengan data. Jaditidak “stug” pada satu konsep teoritik saja mengingatpenelitian pendekatan kualitatif itu sifatnya tidakterikat konteks atau bebas konteks.

Langkah lain yang dianggap penting pada fase iniyaitu mengetahui tentang cara melakukan diskusi. Yanglazim dilakukan dalam diskusi adalah penelitiberusaha mencoba menjawab “why” dan “how” dari hasilpenelitiannya. Misalnya, “why” representasi itudemikian halnya?; “why” pemaknaan tadi demikianadanya ? dan “how” implikasi konsep teoritik yangdirujuk itu secara akademis dan praktis.

Dalam kaitan contoh kasus analisis teks dalammakalah ini, seperti sudah dipaparkan sebelumnya,teori-teori yang dirujuk itu adalah teori semiotikasosial. Karena itu, dalam bagian diskusi konsep-konsep teoritik yang digunakan untuk menjelaskan datapenelitian itu adalah konsep-konsep teoritik yang adadalam teori-teori semiotika. Teori-teori yangdemikian banyak sumbernya. Bisa berasal dari VanLeeuwen; Barthes, Halliday, Foucault, Bourdieu,Umberto Eco atau teori-teori semiotika lainnya yangdianggap relevan.

E. PENUTUP Berlatarbelakangkan masih relatif kerapnya dijumpaiketidakjelasan terkait pemahaman di kalangan akademisimenyangkut typologi sumber data penelitian pendekatan

2 Relevansi dimaksud yaitu sesuai dengan paradigma theory yang relevan. Karena untuk kasuscontoh di sini menggunakan metode semiotika, maka teori-teori yang relevan tadi maksudnyaadalah teori-teori yang muncul atau lahir dari paradigma semiotika tentunya.

Page 22: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

kualitatif, artikel ini mencoba menelaah posisi analisisteks dalam konteks penelitian komunikasi dengan pendekatankualitatif.

Penelaahan diorientasikan fokus pada model analisisteks Theo Van Leeuwen. Pemfokusan berorientasi pada upayaformatisasi model, praktik cara kerja model, praktik caramenemukan tema minor, praktik cara menyajikan hasilanalsis teks dan cara melakukan diskusi hasil penelitian.

Dari hasil pembahasan, tulisan ini berhasil menemukanformat model analisis teks Theo Van Leeuwen beserta wujuddari praktik cara kerja model, cara menemukan tema minor,menyajikan hasil analisis teks dan praktik cara melakukandiskusi hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKABarthes, Roland (1994), Elemen-Elemen Semiologi,Yogyakarta,

Percetakan JalasutraFairclough, Norman, 1995, Critical Discourse Analysis : The

Critical Study of Language, London and New York,Longman.

Fairclough, N. (1989). Language and Power. New York:Longman.

Foucault, Michel (2002), Arkeologi Pengetahuan, Yogyakarta,Penerbit Qalam

Halliday, M.A.K., Hasan, Ruqaiya, 1994, Bahasa, Konteks danTeks, Aspek-Aspek bahasa dalam Pandangan SemiotikaSosial, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Imran, Hasyim Ali, (2014), Pengantar Filsafat IlmuKomunikasi, Jakarta, Grasindo.

Ott dan Mack, 2014, 25;Van Leeuwen, Theo (2005), Introducing Social Semiotics,

London and New York, Routledge Taylor and Francis Group.

Batas OK !!!!

==

Kalau pendekatan kritis, analsisnya berbasis pada teori2 berparadigma kritis. Paraphrase = resume kalimat kutipan dari misalnya seorang ahli... (cara mudah kutip buku)==

Page 23: Analisis Teks Van Luween 4 artikel Jurnal Orange

ABSTRAK Berlatarbelakangkan masih relatif kerapnya dijumpaiketidakjelasan terkait pemahaman di kalangan akademisimenyangkut typologi sumber data penelitian pendekatankualitatif, artikel ini mencoba menelaah posisi analisis teksdalam konteks penelitian komunikasi dengan pendekatankualitatif. Penelaahan diorientasikan fokus pada modelanalisis teks Theo Van Leeuwen. Pemfokusan berorientasi padaupaya formatisasi model, praktik cara kerja model, praktikcara menemukan tema minor, praktik cara menyajikan hasilanalsis teks dan cara melakukan diskusi hasil penelitian. Darihasil pembahasan, tulisan ini berhasil menemukan format modelanalisis teks Theo Van Leeuwen beserta wujud dari praktik carakerja model, cara menemukan tema minor, menyajikan hasilanalisis teks dan praktik cara melakukan diskusi hasilpenelitian.

Guna memahami lebih jauh menyangkut persoalan dimaksud,maka artikel ini akan berupaya melihat permasalahan itu tadisecara lebih menyeluruh lagi. Untuk itu, artikel ini akanmemulai pembahasannya dari keterkaitan topik tadi denganmasalah Pendekatan Kualitatif dan pendekatan KualitatifBerbasis Teks. Berdasarkan hasil pembahasan topik dimaksud,artikel ini kemudian diarahkan fokus pada salah satu modelanalisis teks. Dengan fokus dimaksud maka tulisan inisendiri berupaya menyajikan materi terkait salah satu bentukpraktik penelitian komunikasi dengan pendekatan kualitatifyang berbasiskan pada “teks”. Contoh bentuk praktikdimaksud, khususnya difokuskan pada analisis teks denganmetode semiotika sosial dalam versi Theo Van Leeuwen. Denganpemaparan karya tulis tersebut, secara akademis diharapkandapat membantu dalam mempermudah pelaksanaan riset-risetdengan pendekatan kualitatif yang berbasiskan teks,khususnya terkait model analisis teks dari Theo Van LeeuwenLeeuwen.