Top Banner
ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU (Studi kasus: Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan) JURNAL STEPHANY SABRINA SITOMPUL 120304114 AGRIBISNIS / PKP PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017
20

ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

(Studi kasus: Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten

Humbang Hasundutan)

JURNAL

STEPHANY SABRINA SITOMPUL

120304114

AGRIBISNIS / PKP

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Page 2: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

(Studi kasus: Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten

Humbang Hasundutan)

JURNAL

OLEH :

STEPHANY SABRINA SITOMPUL

120304114

AGRIBISNIS / PKP

Jurnal diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana

di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh :

Komisi Pembimbing

Ketua

( Dr. Ir. Rahmanta, M.Si )

NIP. 196309281998031001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Page 3: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

STEPHANY SABRINA SITOMPUL

120304114

AGRIBISNIS / PKP

ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU (Studi kasus: Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten

Humbang Hasundutan)

BUSSINES ADMINISTRATION OF BUFFALOES MILK

(Case Study: Nagasaribu IV Village, Lintongnihuta District, Humbang

Hasundutan Regency)

Disetujui Oleh :

Komisi Pembimbing

Ketua

( Dr. Ir. Rahmanta, M.Si )

NIP. 196309281998031001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Page 4: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

STEPHANY SABRINA SITOMPUL

120304114

AGRIBISNIS / PKP

ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU (Studi kasus: Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten

Humbang Hasundutan)

BUSSINES ADMINISTRATION OF BUFFALOES MILK

(Case Study: Nagasaribu IV Village, Lintongnihuta District, Humbang

Hasundutan Regency)

Disetujui Oleh :

Editor

( Dr. Ir. Rahmanta, M.Si )

NIP. 196309281998031001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Page 5: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

STEPHANY SABRINA SITOMPUL

120304114

AGRIBISNIS / PKP

ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU (Studi kasus: Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten

Humbang Hasundutan)

BUSSINES ADMINISTRATION OF BUFFALOES MILK

(Case Study: Nagasaribu IV Village, Lintongnihuta District, Humbang

Hasundutan Regency)

Disetujui Oleh :

Ketua Editor

(Dr. Ir. Rahmanta, M.Si)

NIP. 196309281998031001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Page 6: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

(Studi kasus: Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten

Humbang Hasundutan) Stephany Sabrina Sitompul *), Dr. Ir. Rahmanta, M.Si **), Ir. M. Jufri, M.Si

***)

*) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Jl. Jamin Ginting no.448 A Medan

Hp. 085207043081 E-mail: [email protected]

**) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara

***) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 bertujuan untuk mengetahui jenis saluran

tataniaga susu kerbau, biaya tataniaga, price spread dan share margin disetiap

saluran tataniaga susu kerbau dan tingkat efisiensi tataniaga susu kerbau di daerah

penelitian.Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purpossive (sengaja). Data

yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini adalah

hanya terdapat 1 saluran tataniaga susu kerbau di Desa Nagasaribu IV yaitu

(peternak – pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen). Setiap

pedagang mengemban fungsi tataniaga paling sedikit 4 fungsi yaitu fungsi

pembelian, fungsi penjualan, sortasi dan pengepakan begitu juga dengan pedagang

pengecer mengemban fungsi tataniaga paling sedikit 4 fungsi yaitu fungsi

pembelian, fungsi penjualan, pengangkutan, pajak. Untuk saluran tataniaga susu

kerbau di daerah penelitian diperoleh share profit pedagang pengumpul adalah 6%

dan share profit pedagang pengecer adalah sebesar 20%. Nilai efisiensi yang terdapat

pada saluran tataniaga susu kerbau di daerah penelitian adalah 1,73%. Efisiensi

tataniaga tersebut lebih besar dari satu, maka saluran tataniaga tersebut dinyatakan

efisien.

Kata kunci : tataniaga, share margin, price spread.

ABSTRACT

This research conducted in 2016 aimed to determine the type of buffalo milk duct

business administration, business administration costs, price spreads and share

margin trading system on each channel buffalo milk and buffalo milk business

administration efficiency levels in the study area.

Page 7: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

Determination of the survey area done purpossive (intentionally). The data collected

in this study consisted of primary data and secondary data. Methods of data analysis

using descriptive analysis.

The result shows there is only one channel trading system buffalo milk in the village

Nagasaribu IV is (farmers - traders - retailers - consumers). Every trader carries out

functions of business administration at least four functions, namely the function of

purchases, sales functions, sorting and packing as well as retailers carry out the

function of business administration at least four functions, namely the function of

purchases, sales, transportation, taxes. Trading system to channel water buffalo milk

in the research area gained share profit was 6% traders and retailers profit share is

20%. The efficiency value contained in the channel business administration buffalo

milk in the study area was 1.73%. The trading system efficiency is greater than one,

then the channel is deemed efficient business administration.

Keywords: bussines administration, share margin, price spread.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Susu kerbau lebih mudah dikenal dengan sebutan dali dalam Bahasa Batak

atau dadiah dalam Bahasa Padang. Suku batak biasanya menjadikan dali ini sebagai

makanan tradisional dan sebagai masakan khas yang dikenal sebagai dali arsik.

Namun ada juga konsumen yang langsung mengonsumsi susu kerbau tersebut

sebelum di masak menjadi dali.

Manfaat susu kerbau juga merupakan sumber yang kaya zat besi, fosfor,

vitamin A dan tentu saja protein. Susu kerbau juga mengandung kadar tinggi

antioksidan alami tokoferol. Kekuatan peroxidate biasanya 2-4 kali lipat lebih besar

dari susu sapi. Komposisi susu kerbau secara umum sama dengan susu sapi dan

ruminansia lainnya yakni adanya air, protein, lemak, laktosa, vitamin, dan mineral,

tetapi dengan proporsi yang berbeda. Ciri khas susu kerbau yang berwarna lebih

putih daripada susu sapi dikarenakan tidak adanya β karoten dalam susu kerbau,

karena sudah diubah secara sempurna menjadi vitamin A dalam susu. Susu kerbau

juga mempunyai kadar lemak dan kadar solid non fat (SNF) yang lebih tinggi

dibandingkan susu sapi. Tingginya kadar nutrisi dalam susu kerbau, menyebabkan

para pemerah susu kerbau mengupayakan untuk membuat produk pasca panen

seperti dali/dadih di Sumatera Utara, dangke dan jadih di Sulawesi, serta susu goreng

di NTT (Wisnu, 2002).

Page 8: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

Tataniaga adalah suatu kegiatan usaha untuk menyampaikan barang dan jasa

dari produsen kepada konsumen akhir. Dalam perekonomian dewasa ini, sebagian

besar produsen tidak menjual langsung barang barang mereka pada konsumen akhir,

begitu juga konsumen tidak akan langsung membeli barang kebutuhan langsung

kepada produsen. Oleh karena itu sangat dibutuhkan adanya saluran pemasaran yang

akan menyampaikan barang dari produsen kekonsumen dan akan melibatkan

lembaga–lembaga tataniaga seperti agen, pedagang pengumpul, pedagang pengecer

dan sebagainya. Saluran pemasaran yang panjang dapat menjadi salah satu faktor

yang menyebabkan tidak efisiensinya sistem pemasaran, sedangkan faktor lain yang

dapat menyebabkan efisiensi atau tidaknya sistem pemasaran yaitu keuntungan

pemasaran, harga yang diterima konsumen, tersedianya fasilitas fisik pemasaran dan

kompetisi pasar.

Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana

bentuk saluran tataniaga susu kerbau di daerah penelitian. (2) Berapa biaya tataniaga,

price spread dan share margin disetiap saluran tataniaga susu kerbau di daerah

penelitian. (3) Bagaimana tingkat efisiensi tataniaga susu kerbau di daerah penelitian.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Untuk

mengidentifikasi bentuk saluran tataniaga susu kerbau di daerah penelitian. (2) Untuk

menganalisis biaya tataniaga, price spread dan share margin disetiap saluran

tataniaga susu kerbau di daerah penelitian. (3) Untuk menganalisis tingkat efisiensi

tataniaga susu kerbau di daerah penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka

Susu kerbau (dadih) adalah susu yang dihasilkan dari kerbau domestikasi

(Bubalus bubalis). Susu kerbau berbeda dengan susu ruminansia lainnya karena

mengandung asam lemak dan protein yang lebih tinggi. Dilihat dari nilai yang

dikandungnya, dadih mempunyai arti penting bagi kesehatan. Sughita (1998)

melaporkan bahwa dadih mempunyai khasiat sebagai obat tradisional bagi penyakit

exim-kulit, sakit kepala dan untuk meningkatkan nafsu makan Selanjutnya

Page 9: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

kandungan nutrisi dadih telah dilakukan analisa sebagaimana dilaporkan Sirait dan

Setiyanto (1995) bahwa dadih yang baik biasanya bewarna putih dengan konsistensi

seperti susu asam (yoghurt) serta mampunyai bau yang khas.

Dalam sistematika (taksonomi) hewan, ternak kerbau diklasifikasikan sebagai

berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Artiodactyla

Famili : Bovidae

Genus : Bubalus

Spesies : Bubalus bubalis

Secara umum pemasaran dianggap sebagai proses aliran barang yang terjadi

dalam pasar. Dalam pemasaran ini barang mengalir dari produsen kepada konsumen

akhir yang disertai penambahan guna bentuk melalui proses pengolahan, guna tempat

melalui proses pengangkutan dan guna waktu melalui proses penyimpanan. Peranan

agribisbis dalam suatu negara agraris seperti Indonesia adalah besar sekali.hal ini

disebabkan oleh karena cakupan aspek agribisnis adalah meliputi kaitan mulai dari

proses produksi, pengolahan sampai pemasaran termasuk didalamnya

(Soekartawi,1999).

Landasan Teori

Tata niaga adalah suatu kegiatan uasaha yang menggerakkan arus barang dan

jasa dari pihak produsen ke pihak konsumen.Pemasaran adalah suatu proses sosial

dengan mana individu dan kelompoknya mendapatkan apa yang mereka butuhkan

dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan

individu dan kelompok lainnya (Kotler, 1992 ).

Dalam kegiatan tataniaga, besarnya pendapatan atau keuntungan yang dapat

diperoleh dari usahatani selain dipengaruhi oleh faktor teknik budidaya, juga sangat

ditentukan oleh cara pemasaran. Pemasaran dikatakan berhasil jika dapat

memperoleh harga jual yang tinggi. Untuk mendapatkan harga jual yang tinggi,

diperlukan adanya suatu penyusunan strategi pemasaran dengan memperhatikan

Page 10: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

lembaga pemasaran yang berperan di dalamnya dan standar harga dasar untuk

menentukan harga jual (Lamb,dkk 2001).

Margin pemasaran adalah selisih harga yang dibayarkan oleh konsumen

dengan harga yang diterima oleh produsen. Margin ini akan diterima oleh lembaga

pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut. makin panjang pemasaran

(semakin banyak lembaga tata niaga yang terlibat) maka semakin besar margin

pemsarannya (Daniel, 2002)

METODE PENELITIAN

Metode Lokasi Penelitian dan Penentuan Responden

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purpossive yakni ditetapkan

secara sengaja dengan mempertimbangkan tujuan dari penelitian. Lokasi penelitian

ditetapkan di Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang

Hasundutan karena kabupaten ini merupakan salah satu penghasil susu kerbau

terbesar di Sumatera Utara. Selain itu, karena susu kerbau merupakan produk lokal

yang masih berkembang di daerah sentra produksinya saja.

Metode Pengumpulan Data

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peternak kerbau di daerah

penelitian. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan secara Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak.

Pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak sederhana

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Adapun jumlah

peternak kerbau di Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintong Nihuta ada sebanyak 65

peternak. Dengan demikian, sampel yang akan diambil sebanyak 39 sampel, yang

diperoleh dari Metode Slovin.

Metode Analisis Data

Untuk indentifikasi masalah (1), digunakan pendekatan “Apa yang terjadi”

(what happens scholl) dengan survei menelusuri komunitas mulai dari farm gate

sampai ke konsumen akhir. Peneliti memperhatikan dan mencatat semua kegiatan

tataniaga susu kerbau yang terjadi baik dari kegiatan yang dilakukan produsen

sampai kegiatan yang dilakukan lembaga-lembaga tataniaganya (Crammer dan

Jensen, 1979).

Page 11: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

Untuk identifikasi masalah (2), yaitu menganalisis besarnya biaya tataniaga,

price spread dan share margin. Untuk menganalisis biaya tataniaga menggunakan

metode deskripsi dengan mencatat semua biaya yang dikeluarkan oleh petani dan

lembaga-lembaga tataniaga susu kerbau.

Untuk menganalisis price spread tataniaga susu kerbau, menggunakan metode

deskripsi dengan membuat tabel price spread yang mencakup harga beli, harga jual,

biaya biaya tataniaga yang dikeluarkan petani dan lembaga tataniaga, serta margin

keuntungan yang diperoleh.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Sosial Ekonomi Peternak Sampel

Karakteristik seseorang sangat berpengaruh terhadap tindakan, pola pikir, serta

wawasan yang dimilikinya. Karakteristik petani sampel di daerah penelitian meliputi

karakteristik sosial dan karakteristik ekonomi. Karakteristik sosial ekonomi petani

sampel dalam penelitian ini terdiri atas umur, tingkat pendidikan, pengalaman

bertani, pengalaman beternak, jumlah kerbau yang di budidaya serta produksinya.

Tabel 1 menjelaskan tentang karakteristik sosial ekonomi peternak kerbau di daerah

penelitian.

Tabel 1. Karakteristik Sosial Ekonomi Peternak Sampel di Desa Nagasaribu IV.

No. Karakteristik Sosial

Ekonomi

Rentang Rerata Total

1. Umur (tahun) 38,00 - 57,00 45,9 1.377

2. Tingkat Pendidikan(Tahun) 6,00 - 12,00 2,50 73

3. Pengalaman Beternak

(Tahun)

12,00 - 35,00 8,9 267

4. Jumlah Ternak Kerbau

(Ekor)

1,00 - 5,00 20,3 609

5. Produksi Susu Kerbau

(L/Ekor/Bln)

30,00 - 190,00 74,67 2.240

Sumber:Data Primer Diolah

Karakteristik Sosial Ekonomi Pedagang Sampel

Penentuan pedagang sampel dilakukan dengan cara menanyakan kepada peternak

sampel kepada siapa mereka menjual produksi susu kerbau mereka. Adapun

karakteristik pedagang sampel didaerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Page 12: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

Tabel 2. Karakteristik Pedagang Sampel di Desa Nagasaribu IV.

No. Karakteristik

Pedagang

P. Pengumpul Pedagang Pengecer

Rata-rata Range Rata-rata Range

1. Umur (Thn) 47,0 40-55 53,0 39-65

2. Pendidikan (Thn) 10,5 9-12 9 6-12

3. Pengalaman

Berdagang (Thn)

14 5-17 17,57 8-28

Sumber: Data Primer Diolah

Teknik Pengolahan Susu Kerbau

Proses pembuatan dali dimulai dari pemerahan susu induk kerbau pada pagi hari

sekitar pukul 06.30 WIB. Pemerahan dilakukan pertama sekali dengan memancing

air susu kerbau keluar dari kelenjar susunya. Adapaun cara memancingnya adalah

dengan melepasakan anak kerbau dari kandangnya dan membiarkan anak kerbau

menghisap susu induknya selama lima menit. Setelah itu peternak memisahkan anak

kerbau dari induknya agar mulai pemerahan.

Kelenjar susu kerbau tersebut di lap menggunakan kain bersih. Setelah bersih,

peternak mulai memerah susu kerbau dengan cara meremas kelenjar susu kerbau

secara perlahan hingga air susu kerbau keluar. Produksi susu kerbau setiap harinya

bisa mencapai lima sampai tujuh liter tergantung kepada kualitas kerbaunya.

Setalah susu sudah mulai berhenti menetes, maka proses pemerahan selesai dan

dilanjutkan dengan memasak susu kerbau tersebut supaya mengental atau mengeras

seperti tahu dan siap untuk dipasarkan. Sebelum dimasak susu kerbau diberikan

bahan tambahan seperti garam, intisari tumbuhan alo-alo atapun intisari dari nenas.

Intisari tumbuhan alo-alo tersebut diperoleh setelah mencincang daun alo-alo dan

kemudian memerasnya kedalam panci atau wadah susu kerbau yang sudah

disediakan sebelumnya. Begitu juga dengan nenas, jika ingin mengganti tumbuhan

alo-alo dengan nenas cukup dengan mengirisnya dan memeras intisari dari nenas

tersebut ke dalam wadah susu kerbau.

Ketika susu sudah dicampurkan dengan bahan-bahan tambahan tersebut, susu kerbau

diaduk dan di pisahkan ke dalam masing-masing wadah ukuran 250 gram untuk

kemudahan dalam proses pengentalan. Susu-susu kerbau yang sudah di pisah-

pisahkan dimasak dengan cara meletakkan wadah-wadah susu di atas kompor dan

Page 13: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

membiarkannya hingga mendidih. Jika sudah mendidih, susu kerbau diangkat dan

didinginkan, maka perubahan yang terjadi adalah susu kerbau mengalami perubahan

yaitu menjadi kenyal seperti tahu.

Ketika dali atau susu kerbau sudah dingin, susu tersebut siap untuk menjalani proses

tataniaga dimana dali akan melewati beberapa pedagang hingga pada akhirnya susu

kerbau sampai kepada tangan konsumen.

Saluran Pemasaran/ Tataniaga Susu Kerbau

Saluran pemasaransusu kerbau di Desa Nagasaribu IV melibatkan beberapa lembaga

pemasaran yang menyalurkan susu kerbau dari peternak hingga ke tangan konsumen.

Pada umunya didaerah penelitian, susu kerbau dipasarkan dalam bentuk susu kerbau

cair ataupun susu kerbau yang sudah dibekukan dengan berbagai proses. Susu kerbau

merupakan produk yang tidak tahan lama namun sebagian peternak ada yang sudah

mengirim produknya ke luar kota seperti Papua dan kota lainnya dengan cara

merebusnya terlebih dahulu lalu mengepaknya dalam bungkusan pisang dan

memasukkanya ke dalam stoples yang dapat membuatnya tahan lama. Walaupun

susu kerbau merupakan salah satu produk subsektor pertanian yang mudah basi dan

tidak tahan terlalu lama, namun peminat dari susu ini tergolong banyak disebabkan

fungsi yang dimiliki berbeda dengan susu lainnya. Keragaman fungsi tersebut

menyebabkan susu kerbau harus di kirim ke luar kota dengan harga yang semakin

mahal karena penambahan biaya pada saat pengepakan.

Di Desa Nagasaribu IV hanya terdapat satu saluran tataniaga untuk susu kerbau

mulai dari peternak hingga kepada konsumen. Dimulai dari pemerahan susu kerbau

oleh peternak, kemudian pedagang pengumpul mendatangi pemerah dan

mengumpulkan susu dan dijual lagi kepada pedagang pengecer yang kemudian susu

sampai kepada komsumen.

Fungsi – Fungsi Pemasaran Yang Dilakukan Setiap Lembaga Pemasaran

Fungsi-fungsi pemasaran merupakan unsur penting dalam proses tataniaga susu

kerbau. Fungsi tataniaga dilakukan oleh masing-masing lembaga tataniaga untuk

memperlancar penyampaian hasil produksi susu kerbau dari pihak peternak kerbau

hingga kepada konsumen.

Page 14: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

Dalam proses tataniaga susu kebau, fungsi-fungsi pemasaran yang dilaksanakan oleh

peternak dan lembaga pemasaran bervariasi. Setiap lembaga akan melakukan fungsi

pemasaran mulai dari fungsi pembelian hingga ke fungsi penjualan. Konsekuensi

dari pelaksanaan fungsi-fungsi ini adalah munculnya biaya- biaya setiap fungsi.

Fungsi-fungsi tataniaga susu kerbau yang dilakukan masing-masing lembaga dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Fungsi-Fungsi Tataniaga yang Dilakukan Setiap Lembaga Pemasaran

di Desa Nagasaribu IV.

No. Fungsi

Tataniaga

Peternak Pedagang

Pengumpul

Pedagang

Pengecer

Konsumen

1 Pembelian - ✓ ✓ ✓

2 Penjualan ✓ ✓ ✓ -

3 Transportasi - ✓ ✓ ✓

4 Pembiayaan - ✓ ✓ -

5 Pengolahan ✓ - - ✓

6 Packing ✓ - ✓ -

7 Sortasi - - - -

Sumber :Data Primer Diolah

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa masing-masing lembaga tataniaga

melakukan fungsi tataniaga sebagai berikut:

1. Peternak susu kerbau melakukan fungsi tataniaga penjualan, pengolahan,

packing. Pengolahan yang dimaksud disini adalah proses pemerahan dang

pemasakan susu kerbau dengan mencampurkan berbagai bahan misalnya

garam dengan intisari dari tanaman alo-alo ataupun intisari dari buah nenas

dan kemudian di dinginkan hingga susu kerbau membeku dengan sendirinya.

Sedangkan fungsi packing yang dilakukan peternak berupa baskom atau

mangkok tempat susu kerbau agar tetap memiliki bentuk susu yang rapi da

menarik.

2. Pedagang pengumpul melakukan hamper seluruh fungsi tataniaga seperti

pembelian, penjualan, transportasi, pembiayaan, marketing loss, kecuali

storage, packing dan sortasi. Pembiayaan yang dimaksud disini adalah modal

yang dikeluarkan dalam memasarkan susu kerbau oleh pedagang pengumpul

baik bersumber dari diri sendir maupun pinjaman.

Page 15: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

3. Pedagang pengecer juga melakukan hampir seluruh fungsi tataniaga kecuali

storage dan sortasi. Bedanya dengan pedagang pengumpul, pedagang

pengecer jumlahnya lebih banyak dibanding dengan pedagang pengumpul.

Pedagang pengecer tidak melakukan pengolahan, sama seperti pedagang

pengumpul, mereka hanya langsung menjual apa ygg sudah di olah peternak

kerbau setelah pengolahan.

4. Konsumen sebagai lembaga tataniaga yang terakhir melakukan 3 fungsi

tataniaga yaitu pembelian, transportasi dan pengolahan. Biasanya konsumen

mengolah susu kerbau menjadi makanan tradisional Batak Toba yang sampai

saat ini masih terkenal dan dilestarikan. Nama olahan tersebut adalah dali

arsik. Makanan ini biasa di makan dalam upacara adat atau hanya sebagai

lauk biasa namun ada juga yang menjadikan dali arsik tersebut menjadi

produk unggul dari rumah makan khas batak.

Analisis Biaya, Price Spread, Share Magin Tataniaga Susu Kerbau

Didalam analisis ini akan dilakukan perhitungan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh

tiap tiap saluran tataniaga yang berperan dalam memasarkan susu kerbau dari

pedangan pengumpul, pedagang pengecer sampai kepada konsumen, selain itu juga

untuk mengetahui bagaimana price spread, share magin tataniaga susu kerbau di

daerah penelitian.

Analisis biaya, price spread, share magin oleh masing-masing lembaga saluran

tataniaga susu kerbau dapat dilihat dalam tabel.

Tabel 4. Analisis Biaya, Price Spread, Share Margin Tataniaga Susu Kerbau

No Uraian Biaya (Rp/L) Harga (Rp/L) Share Margin

1 Harga Jual Peternak Kerbau

32000,00 53,0

Biaya Tataniaga

a. tanaman alo-alo 100,00

0,16

b. biaya kompor 100,00

0,16

c. biaya minyak tanah 200,00

0,33

d. biaya baskom atau wadah

susu 200,00

0,33

Total biaya pemasaran 600,00

1,0

Page 16: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

Margin Pemasaran 4000,00

Profit Pemasaran 3400,00

5,6

Harga Jual Peternak Kerbau 36000,00

2 Pedagang Pengumpul (PP)

Harga Beli P.Pengumpul

36000,00

Biaya Tataniaga

a. Sortasi 200,00

0,33

b. Pengepakan 200,00

0,33

Total biaya pemasaran 400,00

0,66

Margin Pemasaran 4000,00

Profit Pemasaran 3600,00

6,0

Harga Jual P.Pengumpul

40000,00

3 Pedagang Pengecer

Harga Beli P.Pengecer

40000,00

Biaya Tataniaga

a. Transportasi 6000,00

8,33

b. Pajak 2000,00

1,66

Total biaya pemasaran 8000,00

13,3

Margin Pemasaran 20000,00

Profit Pemasaran 12000,00

20,00

Harga jual P.Pengecer

60000,00

4 Konsumen

Harga Beli Konsumen

60000,00 100,00

Sumber : Data Primer Diolah

Dari Tabel dapat diketahui bahwa margin pemasaran yang diperoleh peternak adalah

sebesar Rp.4.000/L, sedangkan untuk profit pemasaran yang diperoleh peternak

adalah sebesar Rp.3.400/L, dengan nilai share profit peternakl adalah sebesar 5,6%.

Margin pemasaran yang diperoleh padagang pengumpul adalah sebesar Rp. 4.000/L

sedangkan untuk profit pemasaran yang diperolah pedagang pengumpul adalah

sebesar Rp. 3.600/L. .Adapun biaya pemasaran yang dikeluarkan adalah pembelian

susu kerbau dari peternak yaitu sebesar Rp.36.000/L, untuk biaya sortasi yaitu

sebesar Rp.200/L . Sedangkan untuk pengepakan yaitu pembelian plastik

pembungkus susu kerbau yaitu sebesar Rp.200/L .

Sedangkan untuk biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer adalah

biaya pembelian susu kerbau adalah Rp.40.000/L, untuk biaya tataniaga diperkirakan

sebesar Rp.8000/L, untuk biaya transportasi adalah sebesar Rp.6000 dan biaya pajak

sebesar Rp.2000. Margin pemasaran yang diterima dari sampel pedagang pengecer

Page 17: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

adalah Rp.20.000/L ,sedangkan profit pemasaran yang diperoleh adalah sebesar

Rp.12.0000/L, adapun share profit pedagang pengecer adalah 20%.

Dari tabel dapat dihitung price spread dan share margin saluran tataniaga susu

kerbau di daerah penelitian pada tabel berikut ini:

Tabel 5. Price Spread dan Share Margin Saluran Tataniaga Susu Kerbau di

Desa Nagasaribu IV

No Uraian Price Spread Share Margin (%)

Biaya (Rp/L) Harga (Rp/L)

1 Harga Jual Peternak Kerbau

36.000,00 60,00

2 Biaya Tataniaga

a. tanaman alo-alo 100,00

0,16

b. biaya kompor 100,00

0,16

c. biaya minyak tanah 200,00

0,33

d. biaya baskom atau wadah

susu 200,00

0,33

e. sortasi 200,00

0,33

f. Pengepakan 200,00

0,33

g. Transportasi 6.000,00

8,33

h. Pajak 2.000,00

1,66

Total Biaya Tataniaga 9.000,00

15,00

3 Profit Pemasaran Pedagang 15.600,00

26,00

4 Harga Beli Konsumen

60.000 100,00

Sumber: Data Primer Diolah

Dari Tabel dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan biaya pedagang

pengumpul dan pedagang pengecer adalah sebesar Rp.9.000/L dengan

share margin 15%. Harga beli konsumen Rp.60.000/L sehingga profit

pedagang keseluruhan sebesar Rp.15.000 dengan share margin 26%.

Efisiensi Tatanaiaga

Untuk menghitung efisiensi tataniaga pada saluran pemasaran susu kerbau,

maka digunakan rumus sebagai berikut :

E =

Adapun nilai efisiensi dari saluran tataniaga di daerah penelitian dapat dilihat pada

perhitungan berikut :

Page 18: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

E =

E = 1,73%

Dari hasil analisis diperoleh nilai efisiensi tataniaga adalah 1,73%. Efisiensi tataniaga

susu kerbau tersebut lebih besar dari satu, maka tataniaga susu kerbau tersebut

dinyatakan efisien. Untuk menentukan efisiensi tataniaga bukan hanya dilihat dari

besarnya angka efisiensi tataniaga, namun ada faktor lain seperti saluran tataniaga.

Semakin sedikit lembaga tataniaga yang terlibat dalam saluran tataniaga, maka

saluran pemasaran tersebut akan semakain efisien.

Hal lain yang dapat menentukan adalah biaya tataniaga. Biaya tataniaga yang tinggi

disebabkan oleh panjangnya saluran tataniaga dan banyaknya fungsi tataniaga yang

terlibat di dalamnya.Jumlah volume penjualan juga mempengaruhi efisiensi sistem

tataniaga tersebut, dimana volume yang banyak, harga murah, dan jaraknya yang

tidak jauh maka dapat dikatakan efisien. Dan jika volume yang dijual sedikit dengan

harga yang tinggi dan jarak yang ditempuh cukup jauh akan membuat sistem

tataniaga tidak efisien.

Kelemahan Susu Kerbau

Adapun kelemahan dari susu kerbau dalam penelitian ini adalah susu tersebut belum

memiliki standar halal sehingga sebagian besar pengonsumsi susu kerbau adalah

umat non muslim. Namun petenak sesalu berusaha agar tidak mencampurkan zat-

zat tidak halal ke dalam campuran susu tersebut supaya aman di konsumsi oleh

semua pihak.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Hanya terdapat 1 saluran tataniaga susu kerbau di Desa Nagasaribu IV yaitu

(peternak – pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen).

2. Untuk saluran tataniaga susu kerbau di daerah penelitian diperoleh share profit

pedagang pengumpul adalah 6% dan share profit pedagang pengecer adalah

sebesar 20%.

Page 19: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

3. Nilai efisiensi yang terdapat pada saluran tataniaga susu kerbau di daerah

penelitian adalah 1,73%. Efisiensi tataniaga tersebut lebih besar dari satu, maka

saluran tataniaga tersebut dinyatakan efisien.

6.2 Saran

1. Kepada Peternak

- Peternak membentuk suatu organisasi atau koperasi yang benar benar menjalankan

fungsinya secara total sebagai wadah yang menunjang tataniaga usaha ternak

susu kerbau. Organisasi yang dimaksud adalah sejenis kelompok ternak yang

membahas tentang pengembangan produk susu kerbau agar jadi produk yang

dikenal dan disukai banyak orang.

2. Kepada Pedagang

- Pedagang diharapkan menjadikan peternak sebagai mitra kerja, dalam arti segala

proses maupun keuntungan dalam tataniaga susu kerbau tidak hanya

mengungtukan satu pihak, melainkan saling menguntungkan.

3. Kepada Pemerintah

- Membantu peternak dalam menjalankan usahaternak, ataupun memasarkan hasil

produksi susu kerbau peternak, baik itu dalam menggalakkan penyuluhan,

ataupun pemberian bantuan kepada peternak.

4. Kepada Peneliti Selanjutnya

- Peneliti selanjutnya agar melanjutkan penelitian mengenai tataniaga susu kerbau,

yang dapat membantu peternak dalam mengetahui perkembangan harga jual susu

kerbau di daerah peternak tinggal maupun di daerah lain.

DAFTAR PUSTAKA

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.

Gultom, H.L.T. 1996. Tataniaga Pertanian. Fakultas Pertanian USU, Medan.

Khomsan, A. 2004. Sehat dengan Makanan Berkhasiat. Editor: Irwan Suhanda..

Jakarta: Penerbit Buku Kompas. p. 10

Kotler, P. 1992. ManajemenPemasaran Analisis Perencanaan dan Pengendalian.

Jakarta: Erlangga.

Page 20: ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU

Kotler, P. 2007.Manajemen Pemasaran. (Edisi VII Jilid I.). Jakarta: FE-UI Press.

Lamb, C., Hair, J., Mc.Daniel, C. 2001. Pemasaran. Jakarta: Penerbit Salemba

Empat.

Mubyarto. 1984. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta.

Nasution,W.E. 1993. Metode Riset. Jakarta: Bumi Aksara.

Nio, 1992. Daftar Analisis Bahan Makanan. FKUI, Jakarta.

Sediaoetama, 1989. Ilmu Gizi Jilid II. : Jakarta: PT Dian Rakyat.

Sirait C.H, dan H Setyanto. 1995. Evaluasi Mutu Dadih Di Daerah Produsen.

Prosidengs Seminar Nasional Sains dan Tekhnologi Peternakan. Pengolahan

Hasil-Hasil Penelitian Balitnak. Ciawi Bogor, 25-26 Oktober 1994. Buku I:

284-280.

Sihombing, Luhut. 2010. Tataniaga Pertanian. Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Soekartawi. 1993. Agribisnis: Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT. Radja Grafindo.

_________. 1999. Manajemen Tataniaga Dalam Bisnis Modern. Jakarta :Pustaka

Harapan.

_________. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Tataniaga Hasil-Hasil Pertanian

Teori dan Aplikasinya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sughita, I-M. 1998. Tekhnologi Pembuatan Dadih. (a review). Fapet, Unand.,

Padang.

Suhardjo, 1996. Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta : Bumi Aksara.

Sulistiawati, E. dan Bustami, 2008. Pengembangan Ternak Kerbau di Provinsi

Jambi. Bahan Pengkajian Tekhnologi Ternak, Jambi: 11-17.

Wisnu, Tridjoko. 2002. Ilmu Ternak Kerbau. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.