Page 1
ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU
(Studi kasus: Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten
Humbang Hasundutan)
JURNAL
STEPHANY SABRINA SITOMPUL
120304114
AGRIBISNIS / PKP
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Page 2
ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU
(Studi kasus: Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten
Humbang Hasundutan)
JURNAL
OLEH :
STEPHANY SABRINA SITOMPUL
120304114
AGRIBISNIS / PKP
Jurnal diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana
di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing
Ketua
( Dr. Ir. Rahmanta, M.Si )
NIP. 196309281998031001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Page 3
STEPHANY SABRINA SITOMPUL
120304114
AGRIBISNIS / PKP
ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU (Studi kasus: Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten
Humbang Hasundutan)
BUSSINES ADMINISTRATION OF BUFFALOES MILK
(Case Study: Nagasaribu IV Village, Lintongnihuta District, Humbang
Hasundutan Regency)
Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing
Ketua
( Dr. Ir. Rahmanta, M.Si )
NIP. 196309281998031001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Page 4
STEPHANY SABRINA SITOMPUL
120304114
AGRIBISNIS / PKP
ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU (Studi kasus: Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten
Humbang Hasundutan)
BUSSINES ADMINISTRATION OF BUFFALOES MILK
(Case Study: Nagasaribu IV Village, Lintongnihuta District, Humbang
Hasundutan Regency)
Disetujui Oleh :
Editor
( Dr. Ir. Rahmanta, M.Si )
NIP. 196309281998031001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Page 5
STEPHANY SABRINA SITOMPUL
120304114
AGRIBISNIS / PKP
ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU (Studi kasus: Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten
Humbang Hasundutan)
BUSSINES ADMINISTRATION OF BUFFALOES MILK
(Case Study: Nagasaribu IV Village, Lintongnihuta District, Humbang
Hasundutan Regency)
Disetujui Oleh :
Ketua Editor
(Dr. Ir. Rahmanta, M.Si)
NIP. 196309281998031001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Page 6
ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU
(Studi kasus: Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten
Humbang Hasundutan) Stephany Sabrina Sitompul *), Dr. Ir. Rahmanta, M.Si **), Ir. M. Jufri, M.Si
***)
*) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Jl. Jamin Ginting no.448 A Medan
Hp. 085207043081 E-mail: [email protected]
**) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara
***) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 bertujuan untuk mengetahui jenis saluran
tataniaga susu kerbau, biaya tataniaga, price spread dan share margin disetiap
saluran tataniaga susu kerbau dan tingkat efisiensi tataniaga susu kerbau di daerah
penelitian.Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purpossive (sengaja). Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini adalah
hanya terdapat 1 saluran tataniaga susu kerbau di Desa Nagasaribu IV yaitu
(peternak – pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen). Setiap
pedagang mengemban fungsi tataniaga paling sedikit 4 fungsi yaitu fungsi
pembelian, fungsi penjualan, sortasi dan pengepakan begitu juga dengan pedagang
pengecer mengemban fungsi tataniaga paling sedikit 4 fungsi yaitu fungsi
pembelian, fungsi penjualan, pengangkutan, pajak. Untuk saluran tataniaga susu
kerbau di daerah penelitian diperoleh share profit pedagang pengumpul adalah 6%
dan share profit pedagang pengecer adalah sebesar 20%. Nilai efisiensi yang terdapat
pada saluran tataniaga susu kerbau di daerah penelitian adalah 1,73%. Efisiensi
tataniaga tersebut lebih besar dari satu, maka saluran tataniaga tersebut dinyatakan
efisien.
Kata kunci : tataniaga, share margin, price spread.
ABSTRACT
This research conducted in 2016 aimed to determine the type of buffalo milk duct
business administration, business administration costs, price spreads and share
margin trading system on each channel buffalo milk and buffalo milk business
administration efficiency levels in the study area.
Page 7
Determination of the survey area done purpossive (intentionally). The data collected
in this study consisted of primary data and secondary data. Methods of data analysis
using descriptive analysis.
The result shows there is only one channel trading system buffalo milk in the village
Nagasaribu IV is (farmers - traders - retailers - consumers). Every trader carries out
functions of business administration at least four functions, namely the function of
purchases, sales functions, sorting and packing as well as retailers carry out the
function of business administration at least four functions, namely the function of
purchases, sales, transportation, taxes. Trading system to channel water buffalo milk
in the research area gained share profit was 6% traders and retailers profit share is
20%. The efficiency value contained in the channel business administration buffalo
milk in the study area was 1.73%. The trading system efficiency is greater than one,
then the channel is deemed efficient business administration.
Keywords: bussines administration, share margin, price spread.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Susu kerbau lebih mudah dikenal dengan sebutan dali dalam Bahasa Batak
atau dadiah dalam Bahasa Padang. Suku batak biasanya menjadikan dali ini sebagai
makanan tradisional dan sebagai masakan khas yang dikenal sebagai dali arsik.
Namun ada juga konsumen yang langsung mengonsumsi susu kerbau tersebut
sebelum di masak menjadi dali.
Manfaat susu kerbau juga merupakan sumber yang kaya zat besi, fosfor,
vitamin A dan tentu saja protein. Susu kerbau juga mengandung kadar tinggi
antioksidan alami tokoferol. Kekuatan peroxidate biasanya 2-4 kali lipat lebih besar
dari susu sapi. Komposisi susu kerbau secara umum sama dengan susu sapi dan
ruminansia lainnya yakni adanya air, protein, lemak, laktosa, vitamin, dan mineral,
tetapi dengan proporsi yang berbeda. Ciri khas susu kerbau yang berwarna lebih
putih daripada susu sapi dikarenakan tidak adanya β karoten dalam susu kerbau,
karena sudah diubah secara sempurna menjadi vitamin A dalam susu. Susu kerbau
juga mempunyai kadar lemak dan kadar solid non fat (SNF) yang lebih tinggi
dibandingkan susu sapi. Tingginya kadar nutrisi dalam susu kerbau, menyebabkan
para pemerah susu kerbau mengupayakan untuk membuat produk pasca panen
seperti dali/dadih di Sumatera Utara, dangke dan jadih di Sulawesi, serta susu goreng
di NTT (Wisnu, 2002).
Page 8
Tataniaga adalah suatu kegiatan usaha untuk menyampaikan barang dan jasa
dari produsen kepada konsumen akhir. Dalam perekonomian dewasa ini, sebagian
besar produsen tidak menjual langsung barang barang mereka pada konsumen akhir,
begitu juga konsumen tidak akan langsung membeli barang kebutuhan langsung
kepada produsen. Oleh karena itu sangat dibutuhkan adanya saluran pemasaran yang
akan menyampaikan barang dari produsen kekonsumen dan akan melibatkan
lembaga–lembaga tataniaga seperti agen, pedagang pengumpul, pedagang pengecer
dan sebagainya. Saluran pemasaran yang panjang dapat menjadi salah satu faktor
yang menyebabkan tidak efisiensinya sistem pemasaran, sedangkan faktor lain yang
dapat menyebabkan efisiensi atau tidaknya sistem pemasaran yaitu keuntungan
pemasaran, harga yang diterima konsumen, tersedianya fasilitas fisik pemasaran dan
kompetisi pasar.
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana
bentuk saluran tataniaga susu kerbau di daerah penelitian. (2) Berapa biaya tataniaga,
price spread dan share margin disetiap saluran tataniaga susu kerbau di daerah
penelitian. (3) Bagaimana tingkat efisiensi tataniaga susu kerbau di daerah penelitian.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Untuk
mengidentifikasi bentuk saluran tataniaga susu kerbau di daerah penelitian. (2) Untuk
menganalisis biaya tataniaga, price spread dan share margin disetiap saluran
tataniaga susu kerbau di daerah penelitian. (3) Untuk menganalisis tingkat efisiensi
tataniaga susu kerbau di daerah penelitian.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
Susu kerbau (dadih) adalah susu yang dihasilkan dari kerbau domestikasi
(Bubalus bubalis). Susu kerbau berbeda dengan susu ruminansia lainnya karena
mengandung asam lemak dan protein yang lebih tinggi. Dilihat dari nilai yang
dikandungnya, dadih mempunyai arti penting bagi kesehatan. Sughita (1998)
melaporkan bahwa dadih mempunyai khasiat sebagai obat tradisional bagi penyakit
exim-kulit, sakit kepala dan untuk meningkatkan nafsu makan Selanjutnya
Page 9
kandungan nutrisi dadih telah dilakukan analisa sebagaimana dilaporkan Sirait dan
Setiyanto (1995) bahwa dadih yang baik biasanya bewarna putih dengan konsistensi
seperti susu asam (yoghurt) serta mampunyai bau yang khas.
Dalam sistematika (taksonomi) hewan, ternak kerbau diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Genus : Bubalus
Spesies : Bubalus bubalis
Secara umum pemasaran dianggap sebagai proses aliran barang yang terjadi
dalam pasar. Dalam pemasaran ini barang mengalir dari produsen kepada konsumen
akhir yang disertai penambahan guna bentuk melalui proses pengolahan, guna tempat
melalui proses pengangkutan dan guna waktu melalui proses penyimpanan. Peranan
agribisbis dalam suatu negara agraris seperti Indonesia adalah besar sekali.hal ini
disebabkan oleh karena cakupan aspek agribisnis adalah meliputi kaitan mulai dari
proses produksi, pengolahan sampai pemasaran termasuk didalamnya
(Soekartawi,1999).
Landasan Teori
Tata niaga adalah suatu kegiatan uasaha yang menggerakkan arus barang dan
jasa dari pihak produsen ke pihak konsumen.Pemasaran adalah suatu proses sosial
dengan mana individu dan kelompoknya mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan
individu dan kelompok lainnya (Kotler, 1992 ).
Dalam kegiatan tataniaga, besarnya pendapatan atau keuntungan yang dapat
diperoleh dari usahatani selain dipengaruhi oleh faktor teknik budidaya, juga sangat
ditentukan oleh cara pemasaran. Pemasaran dikatakan berhasil jika dapat
memperoleh harga jual yang tinggi. Untuk mendapatkan harga jual yang tinggi,
diperlukan adanya suatu penyusunan strategi pemasaran dengan memperhatikan
Page 10
lembaga pemasaran yang berperan di dalamnya dan standar harga dasar untuk
menentukan harga jual (Lamb,dkk 2001).
Margin pemasaran adalah selisih harga yang dibayarkan oleh konsumen
dengan harga yang diterima oleh produsen. Margin ini akan diterima oleh lembaga
pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut. makin panjang pemasaran
(semakin banyak lembaga tata niaga yang terlibat) maka semakin besar margin
pemsarannya (Daniel, 2002)
METODE PENELITIAN
Metode Lokasi Penelitian dan Penentuan Responden
Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purpossive yakni ditetapkan
secara sengaja dengan mempertimbangkan tujuan dari penelitian. Lokasi penelitian
ditetapkan di Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang
Hasundutan karena kabupaten ini merupakan salah satu penghasil susu kerbau
terbesar di Sumatera Utara. Selain itu, karena susu kerbau merupakan produk lokal
yang masih berkembang di daerah sentra produksinya saja.
Metode Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peternak kerbau di daerah
penelitian. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan secara Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak.
Pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak sederhana
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Adapun jumlah
peternak kerbau di Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintong Nihuta ada sebanyak 65
peternak. Dengan demikian, sampel yang akan diambil sebanyak 39 sampel, yang
diperoleh dari Metode Slovin.
Metode Analisis Data
Untuk indentifikasi masalah (1), digunakan pendekatan “Apa yang terjadi”
(what happens scholl) dengan survei menelusuri komunitas mulai dari farm gate
sampai ke konsumen akhir. Peneliti memperhatikan dan mencatat semua kegiatan
tataniaga susu kerbau yang terjadi baik dari kegiatan yang dilakukan produsen
sampai kegiatan yang dilakukan lembaga-lembaga tataniaganya (Crammer dan
Jensen, 1979).
Page 11
Untuk identifikasi masalah (2), yaitu menganalisis besarnya biaya tataniaga,
price spread dan share margin. Untuk menganalisis biaya tataniaga menggunakan
metode deskripsi dengan mencatat semua biaya yang dikeluarkan oleh petani dan
lembaga-lembaga tataniaga susu kerbau.
Untuk menganalisis price spread tataniaga susu kerbau, menggunakan metode
deskripsi dengan membuat tabel price spread yang mencakup harga beli, harga jual,
biaya biaya tataniaga yang dikeluarkan petani dan lembaga tataniaga, serta margin
keuntungan yang diperoleh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Sosial Ekonomi Peternak Sampel
Karakteristik seseorang sangat berpengaruh terhadap tindakan, pola pikir, serta
wawasan yang dimilikinya. Karakteristik petani sampel di daerah penelitian meliputi
karakteristik sosial dan karakteristik ekonomi. Karakteristik sosial ekonomi petani
sampel dalam penelitian ini terdiri atas umur, tingkat pendidikan, pengalaman
bertani, pengalaman beternak, jumlah kerbau yang di budidaya serta produksinya.
Tabel 1 menjelaskan tentang karakteristik sosial ekonomi peternak kerbau di daerah
penelitian.
Tabel 1. Karakteristik Sosial Ekonomi Peternak Sampel di Desa Nagasaribu IV.
No. Karakteristik Sosial
Ekonomi
Rentang Rerata Total
1. Umur (tahun) 38,00 - 57,00 45,9 1.377
2. Tingkat Pendidikan(Tahun) 6,00 - 12,00 2,50 73
3. Pengalaman Beternak
(Tahun)
12,00 - 35,00 8,9 267
4. Jumlah Ternak Kerbau
(Ekor)
1,00 - 5,00 20,3 609
5. Produksi Susu Kerbau
(L/Ekor/Bln)
30,00 - 190,00 74,67 2.240
Sumber:Data Primer Diolah
Karakteristik Sosial Ekonomi Pedagang Sampel
Penentuan pedagang sampel dilakukan dengan cara menanyakan kepada peternak
sampel kepada siapa mereka menjual produksi susu kerbau mereka. Adapun
karakteristik pedagang sampel didaerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Page 12
Tabel 2. Karakteristik Pedagang Sampel di Desa Nagasaribu IV.
No. Karakteristik
Pedagang
P. Pengumpul Pedagang Pengecer
Rata-rata Range Rata-rata Range
1. Umur (Thn) 47,0 40-55 53,0 39-65
2. Pendidikan (Thn) 10,5 9-12 9 6-12
3. Pengalaman
Berdagang (Thn)
14 5-17 17,57 8-28
Sumber: Data Primer Diolah
Teknik Pengolahan Susu Kerbau
Proses pembuatan dali dimulai dari pemerahan susu induk kerbau pada pagi hari
sekitar pukul 06.30 WIB. Pemerahan dilakukan pertama sekali dengan memancing
air susu kerbau keluar dari kelenjar susunya. Adapaun cara memancingnya adalah
dengan melepasakan anak kerbau dari kandangnya dan membiarkan anak kerbau
menghisap susu induknya selama lima menit. Setelah itu peternak memisahkan anak
kerbau dari induknya agar mulai pemerahan.
Kelenjar susu kerbau tersebut di lap menggunakan kain bersih. Setelah bersih,
peternak mulai memerah susu kerbau dengan cara meremas kelenjar susu kerbau
secara perlahan hingga air susu kerbau keluar. Produksi susu kerbau setiap harinya
bisa mencapai lima sampai tujuh liter tergantung kepada kualitas kerbaunya.
Setalah susu sudah mulai berhenti menetes, maka proses pemerahan selesai dan
dilanjutkan dengan memasak susu kerbau tersebut supaya mengental atau mengeras
seperti tahu dan siap untuk dipasarkan. Sebelum dimasak susu kerbau diberikan
bahan tambahan seperti garam, intisari tumbuhan alo-alo atapun intisari dari nenas.
Intisari tumbuhan alo-alo tersebut diperoleh setelah mencincang daun alo-alo dan
kemudian memerasnya kedalam panci atau wadah susu kerbau yang sudah
disediakan sebelumnya. Begitu juga dengan nenas, jika ingin mengganti tumbuhan
alo-alo dengan nenas cukup dengan mengirisnya dan memeras intisari dari nenas
tersebut ke dalam wadah susu kerbau.
Ketika susu sudah dicampurkan dengan bahan-bahan tambahan tersebut, susu kerbau
diaduk dan di pisahkan ke dalam masing-masing wadah ukuran 250 gram untuk
kemudahan dalam proses pengentalan. Susu-susu kerbau yang sudah di pisah-
pisahkan dimasak dengan cara meletakkan wadah-wadah susu di atas kompor dan
Page 13
membiarkannya hingga mendidih. Jika sudah mendidih, susu kerbau diangkat dan
didinginkan, maka perubahan yang terjadi adalah susu kerbau mengalami perubahan
yaitu menjadi kenyal seperti tahu.
Ketika dali atau susu kerbau sudah dingin, susu tersebut siap untuk menjalani proses
tataniaga dimana dali akan melewati beberapa pedagang hingga pada akhirnya susu
kerbau sampai kepada tangan konsumen.
Saluran Pemasaran/ Tataniaga Susu Kerbau
Saluran pemasaransusu kerbau di Desa Nagasaribu IV melibatkan beberapa lembaga
pemasaran yang menyalurkan susu kerbau dari peternak hingga ke tangan konsumen.
Pada umunya didaerah penelitian, susu kerbau dipasarkan dalam bentuk susu kerbau
cair ataupun susu kerbau yang sudah dibekukan dengan berbagai proses. Susu kerbau
merupakan produk yang tidak tahan lama namun sebagian peternak ada yang sudah
mengirim produknya ke luar kota seperti Papua dan kota lainnya dengan cara
merebusnya terlebih dahulu lalu mengepaknya dalam bungkusan pisang dan
memasukkanya ke dalam stoples yang dapat membuatnya tahan lama. Walaupun
susu kerbau merupakan salah satu produk subsektor pertanian yang mudah basi dan
tidak tahan terlalu lama, namun peminat dari susu ini tergolong banyak disebabkan
fungsi yang dimiliki berbeda dengan susu lainnya. Keragaman fungsi tersebut
menyebabkan susu kerbau harus di kirim ke luar kota dengan harga yang semakin
mahal karena penambahan biaya pada saat pengepakan.
Di Desa Nagasaribu IV hanya terdapat satu saluran tataniaga untuk susu kerbau
mulai dari peternak hingga kepada konsumen. Dimulai dari pemerahan susu kerbau
oleh peternak, kemudian pedagang pengumpul mendatangi pemerah dan
mengumpulkan susu dan dijual lagi kepada pedagang pengecer yang kemudian susu
sampai kepada komsumen.
Fungsi – Fungsi Pemasaran Yang Dilakukan Setiap Lembaga Pemasaran
Fungsi-fungsi pemasaran merupakan unsur penting dalam proses tataniaga susu
kerbau. Fungsi tataniaga dilakukan oleh masing-masing lembaga tataniaga untuk
memperlancar penyampaian hasil produksi susu kerbau dari pihak peternak kerbau
hingga kepada konsumen.
Page 14
Dalam proses tataniaga susu kebau, fungsi-fungsi pemasaran yang dilaksanakan oleh
peternak dan lembaga pemasaran bervariasi. Setiap lembaga akan melakukan fungsi
pemasaran mulai dari fungsi pembelian hingga ke fungsi penjualan. Konsekuensi
dari pelaksanaan fungsi-fungsi ini adalah munculnya biaya- biaya setiap fungsi.
Fungsi-fungsi tataniaga susu kerbau yang dilakukan masing-masing lembaga dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Fungsi-Fungsi Tataniaga yang Dilakukan Setiap Lembaga Pemasaran
di Desa Nagasaribu IV.
No. Fungsi
Tataniaga
Peternak Pedagang
Pengumpul
Pedagang
Pengecer
Konsumen
1 Pembelian - ✓ ✓ ✓
2 Penjualan ✓ ✓ ✓ -
3 Transportasi - ✓ ✓ ✓
4 Pembiayaan - ✓ ✓ -
5 Pengolahan ✓ - - ✓
6 Packing ✓ - ✓ -
7 Sortasi - - - -
Sumber :Data Primer Diolah
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa masing-masing lembaga tataniaga
melakukan fungsi tataniaga sebagai berikut:
1. Peternak susu kerbau melakukan fungsi tataniaga penjualan, pengolahan,
packing. Pengolahan yang dimaksud disini adalah proses pemerahan dang
pemasakan susu kerbau dengan mencampurkan berbagai bahan misalnya
garam dengan intisari dari tanaman alo-alo ataupun intisari dari buah nenas
dan kemudian di dinginkan hingga susu kerbau membeku dengan sendirinya.
Sedangkan fungsi packing yang dilakukan peternak berupa baskom atau
mangkok tempat susu kerbau agar tetap memiliki bentuk susu yang rapi da
menarik.
2. Pedagang pengumpul melakukan hamper seluruh fungsi tataniaga seperti
pembelian, penjualan, transportasi, pembiayaan, marketing loss, kecuali
storage, packing dan sortasi. Pembiayaan yang dimaksud disini adalah modal
yang dikeluarkan dalam memasarkan susu kerbau oleh pedagang pengumpul
baik bersumber dari diri sendir maupun pinjaman.
Page 15
3. Pedagang pengecer juga melakukan hampir seluruh fungsi tataniaga kecuali
storage dan sortasi. Bedanya dengan pedagang pengumpul, pedagang
pengecer jumlahnya lebih banyak dibanding dengan pedagang pengumpul.
Pedagang pengecer tidak melakukan pengolahan, sama seperti pedagang
pengumpul, mereka hanya langsung menjual apa ygg sudah di olah peternak
kerbau setelah pengolahan.
4. Konsumen sebagai lembaga tataniaga yang terakhir melakukan 3 fungsi
tataniaga yaitu pembelian, transportasi dan pengolahan. Biasanya konsumen
mengolah susu kerbau menjadi makanan tradisional Batak Toba yang sampai
saat ini masih terkenal dan dilestarikan. Nama olahan tersebut adalah dali
arsik. Makanan ini biasa di makan dalam upacara adat atau hanya sebagai
lauk biasa namun ada juga yang menjadikan dali arsik tersebut menjadi
produk unggul dari rumah makan khas batak.
Analisis Biaya, Price Spread, Share Magin Tataniaga Susu Kerbau
Didalam analisis ini akan dilakukan perhitungan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
tiap tiap saluran tataniaga yang berperan dalam memasarkan susu kerbau dari
pedangan pengumpul, pedagang pengecer sampai kepada konsumen, selain itu juga
untuk mengetahui bagaimana price spread, share magin tataniaga susu kerbau di
daerah penelitian.
Analisis biaya, price spread, share magin oleh masing-masing lembaga saluran
tataniaga susu kerbau dapat dilihat dalam tabel.
Tabel 4. Analisis Biaya, Price Spread, Share Margin Tataniaga Susu Kerbau
No Uraian Biaya (Rp/L) Harga (Rp/L) Share Margin
1 Harga Jual Peternak Kerbau
32000,00 53,0
Biaya Tataniaga
a. tanaman alo-alo 100,00
0,16
b. biaya kompor 100,00
0,16
c. biaya minyak tanah 200,00
0,33
d. biaya baskom atau wadah
susu 200,00
0,33
Total biaya pemasaran 600,00
1,0
Page 16
Margin Pemasaran 4000,00
Profit Pemasaran 3400,00
5,6
Harga Jual Peternak Kerbau 36000,00
2 Pedagang Pengumpul (PP)
Harga Beli P.Pengumpul
36000,00
Biaya Tataniaga
a. Sortasi 200,00
0,33
b. Pengepakan 200,00
0,33
Total biaya pemasaran 400,00
0,66
Margin Pemasaran 4000,00
Profit Pemasaran 3600,00
6,0
Harga Jual P.Pengumpul
40000,00
3 Pedagang Pengecer
Harga Beli P.Pengecer
40000,00
Biaya Tataniaga
a. Transportasi 6000,00
8,33
b. Pajak 2000,00
1,66
Total biaya pemasaran 8000,00
13,3
Margin Pemasaran 20000,00
Profit Pemasaran 12000,00
20,00
Harga jual P.Pengecer
60000,00
4 Konsumen
Harga Beli Konsumen
60000,00 100,00
Sumber : Data Primer Diolah
Dari Tabel dapat diketahui bahwa margin pemasaran yang diperoleh peternak adalah
sebesar Rp.4.000/L, sedangkan untuk profit pemasaran yang diperoleh peternak
adalah sebesar Rp.3.400/L, dengan nilai share profit peternakl adalah sebesar 5,6%.
Margin pemasaran yang diperoleh padagang pengumpul adalah sebesar Rp. 4.000/L
sedangkan untuk profit pemasaran yang diperolah pedagang pengumpul adalah
sebesar Rp. 3.600/L. .Adapun biaya pemasaran yang dikeluarkan adalah pembelian
susu kerbau dari peternak yaitu sebesar Rp.36.000/L, untuk biaya sortasi yaitu
sebesar Rp.200/L . Sedangkan untuk pengepakan yaitu pembelian plastik
pembungkus susu kerbau yaitu sebesar Rp.200/L .
Sedangkan untuk biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer adalah
biaya pembelian susu kerbau adalah Rp.40.000/L, untuk biaya tataniaga diperkirakan
sebesar Rp.8000/L, untuk biaya transportasi adalah sebesar Rp.6000 dan biaya pajak
sebesar Rp.2000. Margin pemasaran yang diterima dari sampel pedagang pengecer
Page 17
adalah Rp.20.000/L ,sedangkan profit pemasaran yang diperoleh adalah sebesar
Rp.12.0000/L, adapun share profit pedagang pengecer adalah 20%.
Dari tabel dapat dihitung price spread dan share margin saluran tataniaga susu
kerbau di daerah penelitian pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Price Spread dan Share Margin Saluran Tataniaga Susu Kerbau di
Desa Nagasaribu IV
No Uraian Price Spread Share Margin (%)
Biaya (Rp/L) Harga (Rp/L)
1 Harga Jual Peternak Kerbau
36.000,00 60,00
2 Biaya Tataniaga
a. tanaman alo-alo 100,00
0,16
b. biaya kompor 100,00
0,16
c. biaya minyak tanah 200,00
0,33
d. biaya baskom atau wadah
susu 200,00
0,33
e. sortasi 200,00
0,33
f. Pengepakan 200,00
0,33
g. Transportasi 6.000,00
8,33
h. Pajak 2.000,00
1,66
Total Biaya Tataniaga 9.000,00
15,00
3 Profit Pemasaran Pedagang 15.600,00
26,00
4 Harga Beli Konsumen
60.000 100,00
Sumber: Data Primer Diolah
Dari Tabel dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan biaya pedagang
pengumpul dan pedagang pengecer adalah sebesar Rp.9.000/L dengan
share margin 15%. Harga beli konsumen Rp.60.000/L sehingga profit
pedagang keseluruhan sebesar Rp.15.000 dengan share margin 26%.
Efisiensi Tatanaiaga
Untuk menghitung efisiensi tataniaga pada saluran pemasaran susu kerbau,
maka digunakan rumus sebagai berikut :
E =
Adapun nilai efisiensi dari saluran tataniaga di daerah penelitian dapat dilihat pada
perhitungan berikut :
Page 18
E =
E = 1,73%
Dari hasil analisis diperoleh nilai efisiensi tataniaga adalah 1,73%. Efisiensi tataniaga
susu kerbau tersebut lebih besar dari satu, maka tataniaga susu kerbau tersebut
dinyatakan efisien. Untuk menentukan efisiensi tataniaga bukan hanya dilihat dari
besarnya angka efisiensi tataniaga, namun ada faktor lain seperti saluran tataniaga.
Semakin sedikit lembaga tataniaga yang terlibat dalam saluran tataniaga, maka
saluran pemasaran tersebut akan semakain efisien.
Hal lain yang dapat menentukan adalah biaya tataniaga. Biaya tataniaga yang tinggi
disebabkan oleh panjangnya saluran tataniaga dan banyaknya fungsi tataniaga yang
terlibat di dalamnya.Jumlah volume penjualan juga mempengaruhi efisiensi sistem
tataniaga tersebut, dimana volume yang banyak, harga murah, dan jaraknya yang
tidak jauh maka dapat dikatakan efisien. Dan jika volume yang dijual sedikit dengan
harga yang tinggi dan jarak yang ditempuh cukup jauh akan membuat sistem
tataniaga tidak efisien.
Kelemahan Susu Kerbau
Adapun kelemahan dari susu kerbau dalam penelitian ini adalah susu tersebut belum
memiliki standar halal sehingga sebagian besar pengonsumsi susu kerbau adalah
umat non muslim. Namun petenak sesalu berusaha agar tidak mencampurkan zat-
zat tidak halal ke dalam campuran susu tersebut supaya aman di konsumsi oleh
semua pihak.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Hanya terdapat 1 saluran tataniaga susu kerbau di Desa Nagasaribu IV yaitu
(peternak – pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen).
2. Untuk saluran tataniaga susu kerbau di daerah penelitian diperoleh share profit
pedagang pengumpul adalah 6% dan share profit pedagang pengecer adalah
sebesar 20%.
Page 19
3. Nilai efisiensi yang terdapat pada saluran tataniaga susu kerbau di daerah
penelitian adalah 1,73%. Efisiensi tataniaga tersebut lebih besar dari satu, maka
saluran tataniaga tersebut dinyatakan efisien.
6.2 Saran
1. Kepada Peternak
- Peternak membentuk suatu organisasi atau koperasi yang benar benar menjalankan
fungsinya secara total sebagai wadah yang menunjang tataniaga usaha ternak
susu kerbau. Organisasi yang dimaksud adalah sejenis kelompok ternak yang
membahas tentang pengembangan produk susu kerbau agar jadi produk yang
dikenal dan disukai banyak orang.
2. Kepada Pedagang
- Pedagang diharapkan menjadikan peternak sebagai mitra kerja, dalam arti segala
proses maupun keuntungan dalam tataniaga susu kerbau tidak hanya
mengungtukan satu pihak, melainkan saling menguntungkan.
3. Kepada Pemerintah
- Membantu peternak dalam menjalankan usahaternak, ataupun memasarkan hasil
produksi susu kerbau peternak, baik itu dalam menggalakkan penyuluhan,
ataupun pemberian bantuan kepada peternak.
4. Kepada Peneliti Selanjutnya
- Peneliti selanjutnya agar melanjutkan penelitian mengenai tataniaga susu kerbau,
yang dapat membantu peternak dalam mengetahui perkembangan harga jual susu
kerbau di daerah peternak tinggal maupun di daerah lain.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.
Gultom, H.L.T. 1996. Tataniaga Pertanian. Fakultas Pertanian USU, Medan.
Khomsan, A. 2004. Sehat dengan Makanan Berkhasiat. Editor: Irwan Suhanda..
Jakarta: Penerbit Buku Kompas. p. 10
Kotler, P. 1992. ManajemenPemasaran Analisis Perencanaan dan Pengendalian.
Jakarta: Erlangga.
Page 20
Kotler, P. 2007.Manajemen Pemasaran. (Edisi VII Jilid I.). Jakarta: FE-UI Press.
Lamb, C., Hair, J., Mc.Daniel, C. 2001. Pemasaran. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
Mubyarto. 1984. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta.
Nasution,W.E. 1993. Metode Riset. Jakarta: Bumi Aksara.
Nio, 1992. Daftar Analisis Bahan Makanan. FKUI, Jakarta.
Sediaoetama, 1989. Ilmu Gizi Jilid II. : Jakarta: PT Dian Rakyat.
Sirait C.H, dan H Setyanto. 1995. Evaluasi Mutu Dadih Di Daerah Produsen.
Prosidengs Seminar Nasional Sains dan Tekhnologi Peternakan. Pengolahan
Hasil-Hasil Penelitian Balitnak. Ciawi Bogor, 25-26 Oktober 1994. Buku I:
284-280.
Sihombing, Luhut. 2010. Tataniaga Pertanian. Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Soekartawi. 1993. Agribisnis: Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT. Radja Grafindo.
_________. 1999. Manajemen Tataniaga Dalam Bisnis Modern. Jakarta :Pustaka
Harapan.
_________. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Tataniaga Hasil-Hasil Pertanian
Teori dan Aplikasinya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sughita, I-M. 1998. Tekhnologi Pembuatan Dadih. (a review). Fapet, Unand.,
Padang.
Suhardjo, 1996. Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta : Bumi Aksara.
Sulistiawati, E. dan Bustami, 2008. Pengembangan Ternak Kerbau di Provinsi
Jambi. Bahan Pengkajian Tekhnologi Ternak, Jambi: 11-17.
Wisnu, Tridjoko. 2002. Ilmu Ternak Kerbau. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.