Page 1
ANALISIS
PENGECATAN
PAINTING CASTING WHEEL
Diajukan untuk Memenuhi
Mencapai Gelar Strata Satu
Program Studi Teknik Industri
ANALISIS STUDI KELAYAKAN OTOMASI
PENGECATAN SURFACER PADA LINE PRODUKSI
PAINTING CASTING WHEEL
DI PT. XYZ
Oleh
Satria Adhiguna
NIM:004201105001
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik
Mencapai Gelar Strata Satu
pada Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Industri
2015
STUDI KELAYAKAN OTOMASI
PRODUKSI
Akademik
Page 2
ii
LEMBAR REKOMENDASI PEMBIMBING
Skripsi berjudul “STUDI KELAYAKAN OTOMASI
PENGECATAN SURFACER PADA LINE PRODUKSI
PAINTING CASTING WHEEL PT. XYZ” yang disusun dan
diajukan oleh Satria Adhiguna sebagai salah satu persyaratan untuk
mendapatkan gelar strata satu (S1) pada Fakultas Teknik telah ditinjau
dan dianggap memenuhi persyaratan sebuah skripsi. Oleh karena itu,
Saya merekomendasikan skripsi ini untuk maju sidang.
Cikarang, Indonesia, 30 maret 2015
Herwan Yusmira, Bsc. MET, MTech.
Page 3
iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “ANALISIS STUDI
KELAYAKAN OTOMASI PENGECATAN SURFACER PADA
LINE PRODUKSI PAINTING CASTING WHEEL XYZ” adalah
hasil dari pengetahuan terbaik Saya dan belum pernah diajukan ke
Universitas lain maupun diterbitkan baik sebagian maupun secara
keseluruhan.
Cikarang, Indonesia, 30 maret 2015
Satria Adhiguna
Page 4
iv
ANALISIS STUDI KELAYAKAN OTOMASI
PENGECATAN SURFACER PADA LINE PRODUKSI
PAINTING CASTING WHEEL
PT. XYZ
Oleh
Satria Adhiguna
NIM. 004201105001
Disetujui oleh,
Herwan Yusmira, Bsc. MET, MTech. Ir. Andira Taslim, MT
Pembimbing Skripsi 1 Pembimbing Skripsi 2
Herwan Yusmira, Bsc. MET, MTech.
Ketua Program Studi Teknik Industri
Page 5
v
ABSTRAK
PT.XYZ adalah salah satu perusahaan manufaktur sepeda motor terbesar di
Indonesia, untuk mempertahankan eksistensinya maka diperlukan daya saing yang
kuat, salah satunya adalah dengan efisiensi biaya, pada skripsi ini dilakukan
sebuah analisa kelayakan proyek otomasi pengecatan Surfacer yang mana adalah
bagian dari proses di dalam pengecatan casting wheel pada PT. XYZ. Analisa ini
didasarkan pada tingkat efisiensi pengecatan manual yang rendah dan adanya
asset robot pengecatan yang mengangur sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
opsi otomasi pengganti. Pada analisa ini dijabarkan pertimbangan secara teknis
dan ekonomis (finansial) dengan data data yang didapat dari observasi dan studi.
Proses penelitian dan analisa dilakukan hanya pada area Surfacer. Proses
perhitungan secara ekonomis menggunakan beberapa metode yang semuanya
mengarah pada layaknya proses pengecatan manual ini digantikan dengan proses
pengecatan otomatis menggunakan robot, karena memberikan keuntungan yang
cukup signifikan yang didapat dari efisiensi pengecatan menggunakan robot
dengan aplikator pengecatan bersistem elektrostatis. Keuntungan yang didapat
dari penghematan material dan pengurangan man power cukup besar hingga
Rp.521,330,526.315789 /Tahun untuk penghematan man power dan Rp.
560,748,230.69 /Tahun untuk penghematan material dari investasi tambahan yang
ditanamkan sebesar Rp. 488.000.000,00. Investasi tersebut akan menemui titik
keseimbangan pada hari produksi ke 182.
(kata kunci: Pengecatan, Surfacer, otomasi, robot, studi kelayakan, aspek teknis,
aspek finansial, efisiensi manpower, efisiensi material, titik keseimbangan)
Page 6
vi
KATA PENGANTAR
Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya banyak dukungan dan bantuan
dari banyak pihak yang sangat berjasa dalam penyelesaian thesis ini. Oleh karena
itu saya sangat ingin menyampaikan rasa terima kasih saya pada:
1. Tuhan Yesus Kristus. Terima kasih atas segala rahmat, keselamatan,
bimbingan, kasih dan berkat yang sungguh berlimpah dalam hidup saya.
Terima kasih atas segalanya kasih Mu yang tak terbatas dan tak bersyarat.
Terima kasih Tuhanku
2. Kedua orang tuaku. Terima kasih atas kesabaran dan bimbingannya. Aku
sayang kalian.
3. Kakak dan seluruh keluarga besarku. Terima kasih atas dukungan dan waktu
yang telah diberikan.
4. Teman teman program studi Industrial Engineering sekalian. Terima kasih
atas bantuan dan waktunya
5. Atasan dan seluruh kolega di tempat kerja. Terima kasih atas dukungan dan
kesempatan yang diberikan.
6. Dosen dosen di President University. Terima kasih atas kesabaran dan ilmu
yang telah diberikan.
7. Terima kasih sebesar besarnya kepada berbagai pihak yang tidak bisa
disebutkan atas bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan. Penulis menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari sempurna. Dibutuhkan segala saran dan kritik yang
membangun. Saran dan kritik tersebut akan penulis sambut dengan kelapangan
hati. Semoga semua saran tersebut dapat berguna untuk perbaikan dan penelitian
selanjutnya.
Page 7
vii
Akhir kata, penulis berharap. Harapan ini ditujukan kepada pembaca. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan tambahan ilmu. Ilmu yang mungkin
berguna pada masa yang akan datang.
Cikarang, Maret 2015
Penulis,
Satria Adhiguna
Page 8
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR REKOMENDASI PEMBIMBING ....................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................... iii
ABSTRAK .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR ISTILAH .......................................................................................... xiii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.4. Batasan Masalah .................................................................................... 4
1.5. Asumsi .................................................................................................. 4
1.6. Sistematika Penulisan ............................................................................ 5
BAB II ................................................................................................................. 7
STUDI PUSTAKA .............................................................................................. 7
2.1. Aspek –aspek Pertimbangan dan Penentuan Kelayakan Investasi ......... 12
2.1.1. Aspek Teknis ................................................................................ 12
2.1.1.1. Tingkat Efisiensi sistem ............................................................ 12
2.1.1.2 Analisis SWOT ......................................................................... 15
2.1.1.3 Kapasitas Produksi .................................................................... 15
2.1.1.4 Penentuan Mesin ....................................................................... 15
2.1.2 Aspek Ekonomis / Keuangan ........................................................ 15
2.1.2.1 Pengaruh Waktu Terhadap Nilai Uang ...................................... 15
2.1.2.2 Aspek Nilai Bersih Sekarang (NPV).......................................... 16
2.1.2.3 Kriteria Rasio Manfaat-Biaya (BCR) ......................................... 17
2.1.2.4 IRR ........................................................................................... 17
2.1.2.5 PAYBACK PERIOD .................................................................. 18
Page 9
ix
BAB III ............................................................................................................. 20
METODE PENELITIAN ................................................................................... 20
3.1. Kerangka Penelitian ............................................................................. 20
3.2. Studi Pendahuluan ............................................................................... 21
3.2.1. Studi Lapangan ............................................................................. 21
3.2.2. Studi Pustaka ................................................................................ 21
3.3. Identifikasi Masalah ............................................................................. 21
3.4. Menentukan Tujuan ............................................................................. 22
3.5. Pengolahan Data .................................................................................. 22
3.6. Tahap Penarikan Simpulan dan Saran .................................................. 23
BAB IV ............................................................................................................. 24
DATA DAN ANALISIS .................................................................................... 24
4.1. Pengenalan Stasiun Kerja Surfacer ...................................................... 24
4.2. Mengukur Tingkat Efisiensi Dari Stasiun Kerja Surfacer ..................... 27
4.3. Pertimbangan Terhadap Opsi Otomasi Pengecatan............................... 27
4.3.1 Aspek Teknis ................................................................................ 28
4.3.1.1 Melakukan Perhitungan dan Analisa Terhadap Opsi Otomasi
Pengecatan .............................................................................................. 28
4.3.2 Aspek Ekonomis ........................................................................... 33
4.3.2.1 Investasi Yang Dibutuhkan ....................................................... 33
4.3.2.2 Present Value Of Money ............................................................ 34
4.3.2.3 Manufacturing Cost .................................................................. 35
4.3.2.4 Net Present Value ..................................................................... 41
4.3.2.5 Kriteria Rasio Manfaat-Biaya (BCR) ......................................... 43
4.3.2.6 IRR (INTERNAL RATE OF RETURN) ...................................... 44
4.3.2.7 Pay Back Period ....................................................................... 45
4.3.2.8 Perbandingan Kedua Opsi Pengganti ......................................... 45
BAB V............................................................................................................... 47
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 47
5.1. Simpulan ............................................................................................. 47
5.2. Saran ................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 48
Page 10
x
LAMPIRAN ...................................................................................................... 50
Page 11
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Allowance berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh……………...13
Tabel 2.2 Allowance berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh (Lanjutan)….14
Tabel 4.1 Standard Using Consumable Produksi………………………………...38
Tabel 4.2 Perhitungan Cost Sebelum dan Sesudah Proses Otomasi……………..39
Tabel 4.3 Cash Flow Pengurangan Pekerja……………………………………...42
Tabel 4.4 Cash Flow Opsi Otomasi……………………………………………...42
Tabel 4.5 Cash Flow BCR………………………………………………………..43
Tabel 4.6 Cash Flow IRR………………………………………………………...44
Tabel 4.7 Perbandingan Opsi Pengganti…………………………………………46
Page 12
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian…………………………………... ……...…….20
Gambar 3.2 Kerangka Berpikir…………………………………………………..13
Gambar 4.1 Flow Proses Painting Casting Wheel…………………………….....24
Gambar 4.2 Pemetaan Pembagian Pekerja Pada Line Painting Casting Wheel....25
Gambar 4.3 Proses Pengecatan Pada Painting Casting Wheel...……....………..25
Gambar 4.4 Proses Pengecatan Manual………………………………………….26
Gambar 4.5 Asset Robot Plant 3 yang Tidak Terpakai…………………………..29
Gambar 4.6 Yaskawa XRC Painting Robot……………………………………...30
Gambar 4.7 PPH 388……………………………………………………………..31
Gambar 4.8 Kebutuhan Utilitas Pendukung……………………………………...32
Gambar 4.9 Pengecatan Otomatis……………………………………………….36
Page 13
xiii
DAFTAR ISTILAH
Casting Wheel :Velg roda yang terbuat dari cor aluminium, dalam
hal ini adalah velg sepeda motor
Surfacer :Cat dasar untuk merekatkan cat warna sebelum cat
warna atau cat finish di aplikasikan pada part
Line :Area/ sebuah fasilitas produksi untuk memproduksi
part, dalam hal ini adalah velg sepeda motor
Spraygun :Alat untuk melakukan pengecatan, dalam hal ini
untuk merubah cat cair kental menjadi butiran debu
mengguakan angin bertekanan
Sprayman :Orang atau manpower yang melakukan pengecatan
dalam suatu proses produksi
Inefisiensi :Keadaan dimana komposisi pendukung tidak
efisien atau lebih dari kebutuhan yang sebenarnya
Optimasi :Cara atau tindakan yang dilakukan untuk membuat
suatu keaadaan menjadi optimal atau optimum
Material hadling :Alat yang digunakan sebagai sarana untuk
memindahkan obyek dari satu titik ke titik lain
Conveyor :Salah satu alat material handling yang
menggunakan rantai untuk membawa part, dan
menggunakan roda gigi dan motor sebagai
penggerak rantai tersebut
Overhead conveyor :Conveyor yang memiliki rantai penghubung pada
bagian diatas obyek yang dibawa.
Elektrostatik :Keadaan dimana ion ion bermuatan berlawanan
membuat gaya saling tarik menarik hingga
terbentuk medan listrik
Investasi :Penanaman modal yang dimaksudkan agar modal
tersebut dapat berkembang dan menghasilkan
keuntungan
Page 14
xiv
Overspray :kelebihan cat yang terjadi pada saat cat spray yang
dikeluarkan dari spraygun tidak menempel pada
part.
Page 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini pertumbuhan industri sepeda motor menjadi semakin pesat
berbanding langsung dengan semakin mahalnya harga bahan bakar motor yang
berimbas langsung dengan naiknya ongkos kendaraan umum dan juga
pertumbuhan jalan raya yang cenderung lebih lambat dari tingkat pertumbuhan
kendaran bermotor di Indonesia sehingga mengakibatakan pertumbuhan tingkat
kemacetan di beberapa kota di Indonesia. Jika perbandingan kualitas sepeda
motor dari pabrikan satu dan yang lain cenderung sama maka faktor ketersedian
barang di pasaran guna memenuhi kebutuhan pasar juga turut mempengaruhi
bertumbuh kembangnya suatu perusahaan. Dalam hal ini perusahaan selain
mengusahakan berbagai strategi pemasaran juga mengusahakan peningkatan
jumlah produksi dan penekana biaya produksi guna mempertahankan daya saing
dan market share. Jumlah produksi dan biaya produksi menjadi penting
dikarenakan banyaknya permintaan pasar akan sangat sulit dipenuhi oleh satu
pabrikan yang dominan karena perbandingan jumlah permintaan dan kapasitas
produksi sangatlah timpang dan kemampuan satu perusahaan untuk
mengembangkan pabrik sangat bergantung dari total keuntungan yang didapat
dari penjualan produknya. Dengan kata lain investasi yang diperlukan sangatlah
besar dan perlu dihitung kembali apakah feasible untuk membangun fasilitas
produksi tambahan ataukah memaksimalkan fasilitas produksi yang sudah ada.
Dan hal lain yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah menghitung kembali
tingkat optimasi produksi yang telah ada, apakah sudah optimal ataukah belum.
Mengenai optimasi sendiri dapat dijabarkan menjadi optimasi kapasitas pada line
produksi, kualitas barang yang dihasilkan, ataukah efisiensi dalam hal ongkos
produksi karena hal hal tersebut dapat secara langsung mempengaruhi tingkat
pertumbuhan suatu perusahaan.
Page 16
2
PT. XYZ sebagai market leader produsen sepeda motor di Indonesia memiliki
jajaran produk unggulan guna menjawab kebutuhan pasar dalam berbagai
segment konsumen. Dan sebagai market leader, PT. XYZ tentu tidak ingin
kehilangan konsumen dikarenakan inefisiensi yang terjadi didalam internal proses
produksi. Inefisiensi dapat berpengaruh langsung terhadap biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk memproduksi suatu produk. Salah satunya adalah pada lini
produksi velg sepeda motor pada proses pengecatan velg. Jika pada proses
pengecatan velg terjadi ketidak-efektifan proses maka hal tersebut juga termasuk
inefisiensi yang dapat menyumbang biaya produksi secara langsung dan dapat
mengurangi daya saing perusahaan.
Pada line painting casting wheel pada PT. XYZ terdapat beberapa stasiun kerja
yang sebenarnya masih bisa dimaksimalkan kembali dan memiliki potensi untuk
mengurangi biaya produksi. Hal tersebut terindikasi dari adanya stasiun kerja
yang sebenarnya tidak terlalu membutuhkan proses yang terlalu rumit tetapi
memakai man power yang cukup banyak. Pada observasi awal, pada stasiun kerja
pengecatan Surfacer (cat dasar / lapisan awal), man power pengecatan memiliki
tingkat utilitas yang rendah yaitu hanya berkisar 25% dan cat yang terbuang pun
cukup banyak karena pengecatan pada stasiun ini masih menggunakan spraygun
manual (tingkat efisiensi material cat yang menempel hanya 30%).
Target produksi pada fasilitas produksi ini saat ini adalah sebesar 2000 set/hari,
dimana untuk menghubungkan setiap stasiun kerja adalah dengan overhead
conveyor dengan cycle time 21 detik untuk setiap cycle sebagai material handling
dan sebagai penjaga ritme produksi. Berikut ini adalah dua cara untuk
meningkatkan efisiensi pada stasiun tersebut, antara lain:
1. Mengurangi pekerja pada stasiun kerja tersebut.
Dengan mengurangi pekerja pada stasiun kerja tersebut secara langsung akan
meningkatkan nilai efisiensi pekerja dikarenakan penambahan beban kerja
dari pekerja yang dikurangi. Dan dengan pengurangan ini juga akan didapat
efisiensi dari ongkos pekerja.
Page 17
3
2. Mengganti sprayman dengan system otomasi menggunakan painting robot
dengan autogun electrostatic.
Autogun electrostatic yang menggunakan sistem pemberian muatan pada tiap
atom cat dan memanfaatkan prinsip elektrostatik sehingga atom pada cat tarik
menarik dengan muatan pada part yang diberi muatan berlawanan memiliki
tingkat efisiensi hingga 70% atau 60% lebih efisien daripada pengecatan
menggunakan spraygun manual yang memiliki tingkat efisiensi material cat
yang menempel hanya berkisar 40 % dikarenakan hanya mengandalkan daya
rekat cat dan dorongan angin dari spraygun. Sehingga akan didapat efisensi
selain dari pengurangan pekerja juga didapat efisiensi dari penggunaan
material. Tetapi untuk mengganti sprayman menjadi otomasi (robot)
dibutuhkan investasi yang tidak sedikit, maka dari pada itu harus dilakukan
pengujian mengenai kelayakan invetasi tersebut, supaya tidak terjadi
kesalahan hitung yang ternyata investasi tersebut lebih besar dari margin
keuntungan yang didapat dan supaya dapat diketahui apakah investasi tersebut
bisa dan layak untuk dilaksanakan. Masalah lain yang dihadapi dan berkaitan
dengan otomasi ini adalah adanya perangkat sistem pengecatan menggunakan
robot yang tidak terpakai pada plant lain, walau sebenarnya masih bagus dan
merupakan asset aktif. Robot tersebut tidak digunakan kembali dikarenakan
line tersebut sebenarnya tidak dirancang digunakan untuk pengecatan
menggunakan robot. Sehingga diarasa kurang cocok sehingga diputuskan
tidak digunakannya kembali sistem otomasi yang sudah terlanjur dibeli dan
beralih kepada pengecatan manual kembali. Hal tersebut penulis pandang
selain sebagai dasar masalah juga sebagai peluang untuk meminimalkan nilai
investasi kembali yang harus ditanamkan jika robot tersebut dapat diterapkan
pada line pengecatan surfacer.
1.2.Rumusan Masalah
Berikut adalah rumusan masalah yang didapat sebagai awal dari penelitian:
• Bagaimanakah keadaan efisiensi sistem pada line produksi painting
casting wheel yang merupakan salah satu proses dalam pembuatan velg
sepeda motor pada PT. XYZ?
Page 18
4
• Apa sajakah faktor yang membuat line painting casting wheel PT. XYZ
menjadi kurang efisien?
• Apa sajakah opsi yang dapat diterapkan sebagai pengganti pada
pengecatan surfacer pada line Painting Casting Wheel?
1.3.Tujuan Penelitian
Berikut adalah tujuan penelitian yang ingin dicapai setelah penelitian dilakukan:
• Mengevaluasi tingkat efisiensi pada line yang telah berjalan.
• Menganalisa & mengevaluasi faktor faktor yang dapat mempengaruhi
tingkat efisiensi pada line tersebut.
• Menganalisa kelayakan penerapan opsi pengganti untuk pengecatan
Surfacer pada line casting wheel.
1.4.Batasan Masalah
• Penelitian dilakukan pada fasilitas pengecatan velg (Painting Casting
Wheel) pada PT. XYZ
• Perubahan dan improvement hanya sebatas pada area pengecatan surfacer.
• Kapasitas perhitungan dihitung dengan kapasitas line secara maksimal
sejumlah 2000set/day dalam 2 shift yang tersedia.
• Perubahan otomasi menggunakan painting robot Yaskawa Motoman type
PX-2050 A50 yang telah tersedia dan tidak terpakai pada line painting
plant 3.
• Proses produksi tidak dibahas secara detail dalam penelitian ini, hanya
didasarkan pada tingkat efisiensi dan biaya produksi.
1.5.Asumsi
• Line produksi berjalan dengan lancar dan tidak terjadi masalah pada mesin
produksi
• Supply part tidak bermasalah
• Tidak mengubah proses kerja
Page 19
5
• i = bunga dari suku bunga deposito /tahun = 7,5%
• Tidak ada breakdown mesin
• Tidak memperhitungkan nilai awal robot dikarenakan robot bukanlah nilai
investasi baru melainkan investasi pada fasilitas produksi lain pada tahun
2007.
• Pengamatan dilakukan pada shift 1 dengan asumsi bahwa pekerja shift 2
melakukan kebiasaan dalam pengecatan yang tidak terlalu berbeda,
sehingga perbedaan waktu siklus tidak terlalu berbeda.
1.6.Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini disebutkan hal – hal yang menjadi latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, batasan
masalah, asumsi serta sistematika penulisan.
BAB II Studi Pustaka
Bab ini berisi teori, alat bantu dan studi yang relevan dan
digunakan dalam penelitian terkait, yang antara lain adalah Nett
Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), IRR dan analisis
Payback Period
BAB III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan mengenai tahapan – tahapan dalam
melakukan penelitian, metode pengumpulan data dan metode
pengolahan data.
BAB IV Data dan Analisis
Bab ini menjelaskan pengolahan dari data yang telah diperoleh
sebelumnya dan proses analisisnya. Analisa untuk melihat kinerja
operator dengan metode line balancing sebagai acuan untuk dapat
menilai apakah operator layak untuk digantikan dengan otomasi
Page 20
6
ataukah tidak.
BAB V Simpulan dan Saran
Bab ini berisikan simpulan akhir dari semua bab yang sudah
dibahas dan juga saran – saran dari penulis mengenai penelitian.
Untuk lebih mengetahui alat bantu dan teori teori yang akan digunakan akan
dibahas pada bab II, yaitu bab studi pustaka.
Page 21
7
BAB II
STUDI PUSTAKA
Studi kelayakan atau sering disebut feasibility study merupakan bahan
pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak
dari suatu gagasan usaha / investasi yang direncanakan. Menurut Ibrahim (1998)
mengemukakan bahwa Studi Kelayakan (feasibility study) adalah kegiatan untuk
menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu
kegiatan usaha atau proyek dan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil
suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha atau
proyek yang direncanakan. Pengertian bahwa suatu proyek layak dalam penilaian
ini adalah adanya suatu kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan
dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam artian manfaat secara
ekonomis atau finansial maupun secara teknis dan sosial.
Studi kelayakan dapat berupa studi kelayakan bisnis ataupun bentuk lain yang
memerlukan investasi sebagai gambaran akan sebuah proyek yang direncanakan,
sesuai dengan kondisi, potensi, serta peluang yang tersedia dari berbagai aspek.
Menurut Umar (2000), investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi
langka yakni dana, kekayaan alam, tenaga ahli dan terampil, teknologi pada
proyek tertentu baik proyek tersebut baru atau perluasan proyek, dalam jangka
panjang.
Menurut Behrens (1991), dalam membuat suatu proyek industri terdapat runtutan
yang harus dilaksanakan, diantaranya adalah:
1. Alasan dan dasar dilaksanakannya suatu proyek industri
2. Adanya pasar dan kapasitas fasilitas produksi
3. Inputan material
4. Lokasi
5. Area, teknologi yang diterapkan dan pekerjaan sipil yang diperlukan
Page 22
8
6. Man power
7. Penjadwalan produksi
8. Evaluasi secara ekonomi dan finansial (perhitungan dan prakiraan
untung rugi)
9. Evaluasi menyeluruh dalam skala nasional
Dalam hal ini hanya bagian 2,3,4,6,7 dan 9 tidak akan dibahas dalam studi
kelayakan ini dikarenakan proyek ini bukanlah investasi fasilitas produksi baru
melainkan hanya studi kelayakan penggantian mekanisme pengecatan dalam satu
stasiun kerja dalam sebuah fasilitas produksi.
Hal-hal tersebut dirasa tidak perlu lagi karena untuk menghitung kapasitas
produksi, memikirkan ketersediaan pasar, material dan man power, juga evaluasi
menyeluruh dalam skala nasional karena hal tersebut telah dihitung pada saat
pembentukan fasilitas produksi secara keseluruhan.
Sedangkan untuk penjadwalan produksi dirasa tidak diperlukan dikarenakan line
ini akan tetap beroperasi dengan kapasitas maksimal (dua shift) selama PT. XYZ
plant 3 dan 3A masih memiliki permintaan hingga diatas 2000 set/hari (kapasitas
Painting Casting Wheel). Hal itu masih sangat mungkin mengingat permintaan
akan moda transportasi ini masih cukup besar dan juga mengingat kapasitas plant
yang mencapai 8800 set/hari untuk plant 3 dan 5600 set/hari untuk plant 3A. dan
berikut adalah rangkuman dari keterangan keterangan mengenai aspek aspek yang
akan dilihat dari proyek investasi tersebut:
1. Alasan dan dasar dilaksanakannya suatu proyek industri
• Proyek ini akan dilaksanakan karena mengingat adanya asset produksi
berupa robot pengecatan yang tidak terpakai pada sebuah fasilitas
pengecatan,yang sebenarnya masih bisa dioperasikan dengan baik dan
tidak digunakan dikarenakan sistem conveyor yang diterapkan pada
fasilitas produksi tidak mendukung pengecatan menggunakan robot
Page 23
9
elektrostatik.
• Proses pengecatan Surfacer pada fasilitas produksi Painting Casting
Wheel dirasa tidak efisien dikarenakan banyaknya idle time operator
produksi dan banyaknya overspray cat.
2. Adanya pasar dan kapasitas fasilitas produksi
Hal ini tidak dibahas dikarenakan proses ini bukanlah hal baru dan telah
diteliti dan dianalisa pada saat pendirian fasilitas produksi casting wheel.
3. Inputan material
Hal ini tidak dibahas dikarenakan proses ini bukanlah hal baru dan telah
diteliti dan dianalisa pada saat pendirian fasilitas produksi casting wheel.
Dan proses produksi telah berjalan normal, baik dari input menuju output.
4. Lokasi
Hal ini tidak dibahas dikarenakan proses ini bukanlah hal baru dan telah
diteliti dan dianalisa pada saat pendirian fasilitas produksi casting wheel.
5. Area, teknologi yang diterapkan dan pekerjaan sipil yang diperlukan
Hal ini diperlukan dikarenakan proyek ini merupakan proyek alih
teknologi, dan beberapa hal akan dibahas didalam aspek teknis proyek.
6. Man power
Hal hal mengenai ketersediaan manpower tidak akan dibahas dikarenakan
proses ini bukanlah hal baru dan telah diteliti dan dianalisa pada saat
pendirian fasilitas produksi casting wheel. Tetapi hanya akan membahas
mengenai tingkat efisiensi pekerja pada area pengecatan Surfacer.
Page 24
10
7. Penjadwalan produksi
Hal ini tidak akan dibahas dikarenakan fasilitas ini hanya akan mensuplai
sedikit dari permintaan produksi keseluruh plant sehingga akan terus
berjalan pada angka maksimal.
8. Evaluasi secara ekonomi dan finansial (perhitungan dan prakiraan
untung rugi)
Perhitungan secara ekonomi dan finansial akan dibahas pada bab IV
sebagai salah satu aspek pertimbangan dilaksanakan atai tidaknya proyek
ini.
9. Evaluasi menyeluruh dalam skala nasional
Hal ini tidak dibahas dikarenakan proses ini bukanlah hal baru dan telah
diteliti dan dianalisa pada saat pendirian fasilitas produksi casting wheel.
Berikut merupakan ciri-ciri investasi (Sutojo, 2000) adalah:
1. Investasi tersebut menyerap dan mengikat dana dalam jumlah besar.
2. Manfaat yang akan diperoleh perusahaan, misalnya keuntungan, baru
dapat dinikmati sepenuhnya beberapa masa setelah investasi dilakukan.
3. Tingkat resiko yang ditanggung perusahaan lebih tinggi.
4. Keputusan investasi proyek yang keliru, tidak dapat direvisi begitu saja,
seperti halnya keputusan memberikan kredit penjualan kepada pelanggan
baru secara tidak tepat, tanpa harus menderita kerugian yang cukup besar.
Studi kelayakan investasi dapat dikelompokkan kedalam dua bagian besar yaitu
kelayakan finansial dan kelayakan ekonomi. Dalam analisis investasi, tujuan
utama yang hendak dicapai adalah membandingkan biaya yang dikeluarkan
(costs) dan manfaat yang didapat (benefit) dengan berbagai usulan investasi (
Page 25
11
Soetriono, 2006 ).
Analisis finansial adalah analisis dimana suatu proyek dilihat dari sudut yang
bersifat individual artinya tidak perlu diperhatikan apakah efek atau dampak
dalam perekonomian dalam lingkup yang lebih luas. Dalam analisis finansial,
yang diperhatikan adalah hasil total atau produktivitas atau keuntungan yang
didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau
perekonomian secara keseluruhan, tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber
tersebut dan siapa yang menerima hasil proyek tersebut ( Kadariah, 1999 ).
Analisis finansial ini mirip dengan analisis ekonomi tetapi memiliki perbedaan
yang mendasar pada penentuan harga. Dalam analisis ekonomi, variable harga
yang dipakai adalah harga bayangan ( shadow price), sedangkan dalam analisis
finansial, variable harga yang digunakan adalah data harga riil yang terjadi di
masyarakat ( Soekartawi, 1995 ).
Dalam hal ini investasi ini dimaksudkan sebagai usaha penghematan konsumsi
material dengan cara mengubah cara pengecatan manual menjadi otomasi.
Peningkatan pendapatan didapat dari selisih yang didapat dari penghematan
sumber daya yang digunakan sebelum dan sesudah proses otomasi dilakukan.
Biaya dalam proses produksi pada line Painting Casting Wheel dapat
dikategorikan menjadi 2 jenis biaya :
1. Biaya tetap atau fixed cost
Umumnya diartikan sebagai biaya yang relative tetap jumahnya dan terus
dikeluarkan walaupun output yang diperoleh banyak atau sedikit.
2. Biaya tidak tetap atau variable cost
Merupakan biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh jumlah produksi
yang dilakukan ( Rahim, 2008 ).
Investasi tersebut dapat dilaksanakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan
Page 26
12
aspek langsung yang dapat berpengaruh secara langsung terhadap untung atau
rugi sebuah proyek. Keuntungan yang akan didapatkan dari investasi ini dihitung
dan didapatkan dari selisih sumber daya yang digunakan antara sebelum dan
sesudah proses/sistem otomasi diterapkan.
2.1.Aspek –aspek Pertimbangan dan Penentuan Kelayakan Investasi
Aspek aspek yang berpengaruh secara langsung terhadap layak atau tidaknya
investasi ini untuk dilaksanakan dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu
aspek teknis dan aspek keuangan / ekonomis (finansial).
2.1.1. Aspek Teknis
2.1.1.1.Tingkat Efisiensi sistem
Tingkat efisiensi sebuah sistem sangat diperlukan untuk melihat apakah sebuah
sistem yang telah ada sudah efektif ataukah ada celah untuk dilakukan
optimalisasi terhadap stasiun kerja yang diinginkan.
Elsayed dan Boucher (1994) mengungkapkan beberapa parameter yang biasa
digunakan untuk mengukur performansi suatu assembly line adalah dengan
penghitungan efisiensi lintasan:
Line Efficiency (LE) adalah total rasio waktu stasiun kerja terhadap cycle time
dikalikan dengan jumlah workstation dan dijabarkan dalam prosentase.
LE = ∑ ���
��
� �����× 100% (2 – 1)
Dimana :
STi = waktu stasiun i
K = jumlah stasiun kerja
CT = waktu siklus atau cycle time
Dalam penentuan tingkat efisiensi tidak dapat serta merta mengandalkan hasil
perhitungan kasar terhadap data yang didapatkan dari pencatatan pada saat
melakukan observasi tetapi juga harus memperhitungkan beberapa aspek seperti
kelelelahan. Dan berikut contoh aspek tersebut:
Page 27
Tabel 2.1 Allowance berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
FAKTOR CONTOH PEKERJAAN KELONGGARAN (%) A. Tenaga yang dikeluarkan Ekivalen Beban Pria Wanita
1. Dapat diabaikan Bekerja di meja, duduk tanpa beban 0.0 - 6.0 0.00 - 6.0
2. Sangat ringan Bekerja di meja, berdiri 0.00 - 2.25 kg 6.0 - 7.5 6.0 - 7.5
3. Ringan Menyekop, ringan 2.25 - 9.00 kg 7.5 - 12.0 7.5 - 16.0
4. Sedang Mencangkul 9.00 - 18.00 kg 12.0 - 19.0 16.0 - 30.0
5. Berat Mengayun palu yang berat 18.00 - 27.00 kg 19.0 - 30.0
6. Sangat Berat Memanggul beban 27.00 - 50.00 kg 30.00 - 50.0
7. Luar biasa berat Memanggul karung berat di atas 50 kg
B. Sikap Kerja
1. Duduk Bekerja duduk, ringan 0.0 - 1.0
2. Berdiri di atas kaki Badan tegak, ditumpu dua kaki 1.0 - 2.5
3. Berdiri di atas satu kaki Satu kaki mengerjakan alat kontrol 2.5 - 4.0
4. Berbaring Pada bagian sisi, belakang atau depan badan 2.5 - 4.0
5. Membungkuk Badan dibungkukkan bertumpu pada dua kaki 4.0 - 10.0
C. Gerakan Kerja
1. Normal Ayunan bebas dari palu 0
2. Agak terbatas Ayunan terbatas dari palu 0.0 - 5.0
3. Sulit Membawa beban berat pada satu tangan 0.0 - 5.0
4. Pada anggota-anggota badan terbatas Bekerja dengan tangan di atas kepala 5.0 - 10.0
5. Seluruh anggota badan terbatas Bekerja di lorong pertambangan yang sempit 10.0 - 15.0
D. Kelelahan Mata * Pencahayaan Baik Pencahayaan Buruk
1. Pandangan yang terputus-putus Membaca alat ukur 0.0 - 6.0 0.0 - 6.0
2. Pandangan yang hampir terus menerus Pekerjaan - pekerjaan yang teliti 6.0 - 7.5 6.0 - 7.5
3. Pandangan terus - menerus dengan fokus tetap Pemeriksaan yang sangat teliti 7.5 - 12.0 7.5 - 16.0
4. Pandangan terus-menerus dengan fokus berubah-ubah Memeriksa cacat pada kain 12.0 - 19.0 16.0 - 30.0
5. Pandangan terus-menerus dengan konsentrasi tinggi dan fokus tetap 19.0 - 30.0
6. Pandangan terus-menerus dengan konsentrasi tinggi dan fokus berubah-ubah 30.0 - 50.0
13
Page 28
Tabel 2.2 Allowance berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh (Lanjutan) FAKTOR CONTOH PEKERJAAN KELONGGARAN (%)
E. Keadaan Temperatur Tempat Kerja **
Temperatur (0C) Normal Berlebihan
1. Beku Di bawah 0 di atas 10 di atas 12
2. Rendah 0 – 13 10.0 - 0.0 12.0 - 5.0
3. Sedang 13 – 22 5.0 - 0.0 8.0 - 0.0
4. Normal 22 – 28 0.0 - 5.0 0.0 - 8.0
5. Tinggi 28 – 38 5.0 - 40.0 8.0 - 100.0
6. Sangat tinggi di atas 38 di atas 40 di atas 100
F. Keadaan atmosfer ***
1. Baik Ruangan yang berventilasi baik, udara segar 0
2. Cukup Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan (tidak berbahaya) 0.0 - 5.0
3. Kurang baik Adanya debu beracun, atau tidak beracun tetapi banyak 5.0 - 10.0
4. Buruk Adanya bau-bauan berbahaya yang mengharuskan
menggunakan alat-alat pernafasan
10.0 - 20.0
G. Keadaan Lingkungan yang baik
1. Bersih sehat, cerah dengan kebisingan rendah 0
2. Siklus kerja berulang-ulang antar 5 - 10 detik 0.0 - 1.0
3. Siklus kerja berulang-ulang antar 0 - 5 detik 1.0 - 3.0
4. Sangat bising 0.0 - 5.0
5. Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kualitas 0.0 - 5.0
6. Terasa adanya getaran pada lantai 5.0 - 10.0
7. Keadaan - keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan, dll) 5.0 - 15.0
*) Kontras antara warna hendaknya diperhatikan
**) Tergantung juga pada keadaan ventilasi
***) Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklim
Catatan pelengkap : Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi : pria = 0.0 -2.5% dan wanita = 2.0 – 5.0%
Sumber : Sutalaksana, dkk., 2006, hal.170-171
14
Page 29
15
2.1.1.2 Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2000) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT
diperlukan sebagai acuan apakah proyek layak dilakukan atau tidak dengan
melihat kemungkinan dan halangan yang di jabarkan dalam analisis SWOT
tersebut.
2.1.1.3 Kapasitas Produksi
Menurut Gaspersz (2005), Kapasitas produksi merupakan suatu kemampuan dari
fasilitas produksi untuk mencapai jumlah kerja tertentu dalam periode waktu
tertentu dan merupakan fungsi dari banyaknya sumber daya yang tersedia dalam
periode waktu tertentu serta merupakan fungsi dari banyaknya sumber daya yang
tersedia, seperti peralatan, mesin, personel, ruang, dan jadwal kerja merupakan
definisi dari kapasitas produksi.
Kapasitas sebagai sebuah aspek teknis yang dapat diperhitungkan sebagai
pertimbangan dalam menjalankan suatu investasi adalah apakah perubahan yang
dilakukan mempengaruhi kapasitas produksi pada fasilitas produksi tersebut.
2.1.1.4 Penentuan Mesin
Penentuan mesin sebagai suatu aspek yang dapat mempengaruhi kelancaran suatu
fasilitas produksi dikarenakan tiap mesin memiliki karakteristik dan spesifikasi
yang berbeda sehingga dapat secara langsung berpengaruh pada kelancaran proses
produksi.
2.1.2 Aspek Ekonomis / Keuangan
2.1.2.1 Pengaruh Waktu Terhadap Nilai Uang
Sebuah investasi dalam industri merupakan sebuah aktivitas jangka panjang,
sehingga aliran kas (cash flow) akan terdiri dari beberapa waktu sesuai dengan
umur ekonomis dari investasi tersebut sehingga perlu juga diperhatikan nilai uang
sebagai keuntungan dari investasi yang diperkirakan akan diterima pada masa
mendatang tidak sama dengan nilai uang yang diterima pada saat sekarang, karena
adanya faktor interst rate.
Sehingga semua biaya yang dikeluarkan sekarang harus dievaluasi pada nilai
sekarang (present value of money).
Page 30
16
Hal tersebut dirumuskan sebagai berikut:
Apabila investasi awal sebesar P, sedangkan (pada akhir tahun ke-n) adalah :
F = P(1 + i)n (2 – 2)
Dimana:
F = nilai uang pada masa yang akan datang (future value of money)
P = nilai uang pada saat sekarang (present value of money)
(1 + i)n = faktor pengganda (compound factor = CF).
2.1.2.2 Aspek Nilai Bersih Sekarang (NPV)
Menurut Alwi (2001), “Net Present Value” merupakan model yang
memperhitungkan pola cash flows keseluruhan dari suatu investasi, dalam
kaitannya dengan waktu, berdasarkan Discount Rate tertentu.
Kriteria nilai bersih sekarang (Net Present Value = NPV) untuk menganalisis
investasi industri yang memiliki umur ekonomis t (t = 1,2,3,…,n) tahun dilakukan
berdasarkan formula berikut:
NPV(i) = {∑∑∑∑{Bt / (1 + i)t}} – {C0 + ∑∑∑∑{Ct/(1 + i)
t}} (2 – 3)
Dimana:
NPV(i) = Nilai bersih sekarang pada tingkat interest rate i per tahun
Bt = penerimaan total (manfaat ekonomi) dari proyek industri pada
periode waktu ke-t (t = 1,2,3, …,n)
C0 = biaya investasi awal dari proyek industri
Ct = biaya total yang dikeluarkan untuk proyek industri pada periode
waktu ke t (t = 1,2,3…,n)
(1 + i)t = faktor nilai sekarang (PF) atau fasktor diskon (DF) yang merupakan
faktor koreksi pengaruh waktu terhadap nilai uang yang pada periode ke-t dengan
interest rate i per tahun.
Suatu investasi industri dikatakan memiliki keuntungan ekonomis, sehingga
layak/feasible untuk dilaksanakan, apabila nilai NPV(i) lebih besar daripada nol.
Page 31
17
Jika nilai NPV(i) lebih kecil daripada nol,. investasi industri akan mendatangkan
kerugian secara ekonomis apabila tetap dilaksanakan.
2.1.2.3 Kriteria Rasio Manfaat-Biaya (BCR)
Kriteria rasio manfaat-biaya (Benefit-Cost Ratio = BCR) untuk menganalisis
investasi industri yang memiliki umur ekonomis t (t = 1,2,3…,n) tahun dilakukan
berdasarkan formula berikut :
BCR(i) = {∑∑∑∑{Bt / (1 + i)t}} : {C0 + ∑∑∑∑{Ct/(1 + i)
t}} (2 – 4)
Dimana:
BCR(i) = Nilai rasio manfaat biaya pada tingkat interest rate (i) per tahun
Bt = penerimaan total (manfaat ekonomi) dari proyek industri pada
periode waktu ke-t (t = 1,2,3, …,n)
C0 = biaya investasi awal dari proyek industri
Ct = biaya total yang dikeluarkan untuk proyek industri pada periode
waktu ke t (t = 1,2,3…,n)
(1 + i)t = faktor nilai sekarang (PF) atau fasktor diskon (DF) yang
merupakan faktor koreksi pengaruh waktu terhadap nilai uang yang pada periode
ke-t dengan interest rate i per tahun.
Suatu investasi industri dikatakan memiliki keuntungan ekonomis, sehingga layak
untuk dilaksanakan, apabila nilai BCR sebagai berikut:
•BCR > 1, maka usulan proyek diterima
•BCR < 1, maka usulan proyek ditolak
•BCR = 1, maka netral
2.1.2.4 IRR
IRR adalah sebuah indikator dari tingkat efisiensi dari investasi. Suatu
proyek/investasi layak untuk dilakukan atau dilaksanakan apabila laju
pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada tingkat pengembalian
Page 32
18
apabila melakukan investasi pada tempat lain (bunga deposito bank, reksadana
dan lain-lain).
IRR harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum
atractive rate of return (MARR) . Sedangkan MARR adalah laju pengembalian
minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor
(biasanya diambil dari suku bunga deposito atau suku bunga bank terbesar).
(2 – 5)
Diterima apabila IRR > MARR
2.1.2.5 PAYBACK PERIOD
Menurut Choliq, dkk.,(2004) payback period dapat diartikan sebagai jangka
waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang
diperoleh dari suatu proyek yang telah direncanakan.
Jadi dapat digambarkan semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik untuk
diusahakan resiko yang mungkin terjadi. Akan tetapi payback periods ini telah
mengabaikan nilai uang pada saat sekarang ini (present value).
PAYBACK PERIOD = INVESTASI : KEUNTUNGAN YANG DIDAPAT
Dari perhitungan diatas akan didapatkan berapa lama suatu proyek atau usaha
akan mencapai titik pengembalian. Tetapi dalam hal ini analisis payback period
ini tidaklah pengaruh inflasi terhadap kenaikan harga.
Suatu usaha dikatakan layak dilaksanakan apabila titik payback period sesuai atau
memenuhi harapan dari pemilik usaha.
Page 33
19
Hal hal mengenai sistematika penelitian dan kerangka berpikir akan dijelaskan
pada bab III yaitu mengenai metode penelitian.
Page 34
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Penelitian
Metodologi penelitian harus dapat menjelaskan tahapan – tahapan penelitian yang
akan dilakukan secara jelas, untuk membangun suatu penelitian yang
objektif.Tahapan – tahapan mengenai penelitian ini dapat dilihat pada gambar
3.1.berikut:
Identifikasi Masalah -Mengidentifikasi latar belakang masalah
-Menjelaskan sasaran dilakukannya penelitian
Studi Pustaka -Perancangan sistem
-Pencarian teori teori pendukung
Pengumpulan Data -Permintaan penawaran dari kontraktor
-Tahapan pengumpulan data
Pengolahan Data dan Analisis -Melakukan analisa berdasarkan aspek aspek yang
berkaitan:
• Aspek teknik: melihat apakah sistem yang
dipasang dapat diimplementasikan ataukah
tidak.
• Aspek ekonomi: menggunakan berbagai teori
yang dapat digunakan antaralai perhitungan
menggunakan NPV, BCR, IRR dan Perhitungan
Payback Period sehingga dapat diketahui
apakah proyek tersebut feasible untuk
dilaksanakan atau tidak.
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
Identifikasi
Masalah
Studi Pustaka
Pengumpulan
Data
Pengolahan Data
Analisis
Simpulan dan
Saran
Page 35
21
3.2.Studi Pendahuluan
Bab ini mencakup tahapan – tahapan penelitian yang akan dilakukan dalam
melihat tingkat efisiensi dalam lingkup proses pengecatan velg pada PT. XYZ
Tahapan yang dilakukan meliputi studi pendahuluan untuk dapat melihat apakah
proses pada stasiun kerja Surfacer sudah efektif atau dirasa bisa ditingkatkan dan
memberikan perkiraan apakah asset robot yang tidak terpakai dapat diterapkan
pada line Painting Casting Wheel.
3.2.1. Studi Lapangan
Penulis melakukan pengamatan langsung terhadap produk dan data yang
berkaitan terhadap penelitian yang akan dianalisa. Pengamatan yang dilakukan
berfokus terhadap tingkat efisiensi area Surfacer dalam lingkup pengecatan velg
pada PT. XYZ, dan pencarian data data pendukung yang berkaitan langsung
dengan aktifitas produksi, spesifikasi dan sistem pada asset robot juga biaya
produksi.
3.2.2. Studi Pustaka
Untuk membantu mencari hubungan implementasi secara teori serta sebagai data
pendukung, penulis mengumpulkan berbagai literature yang dapat dijadikan
acuan untuk melakukan analisis terutama yang berkaitan dengan studi kelayakan,
sehingga penulis mendapatkan gambaran secara hitungan apakah rencana proses
perpindahan sistem dari manual menjadi otomasi layak untuk dilaksanakan atau
tidak.
3.3.Identifikasi Masalah
Pada BAB I telah dijelaskan bahwa tingkat efisiensi suatu line produksi sangat
mempengaruhi pertumbuhan suatu pabrik karena berkaitan langsung dengan
ongkos produksi, dan adanya asset robot pengecatan yang tidak terpakai,maka
dalam hal ini penulis berusaha menyatukan kedua masalah tersebut menjadi
sebuah peluang alternatif pengganti yang dirasa akan lebih efektif .
Page 36
22
3.4.Menentukan Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
• Menganalisis tingkat efisiensi area pada line produksi Painting Casting
Wheel di PT. XYZ.
• Menganalisis perubahan biaya produksi, membandingkan secara Quality,
Cost, Delivery, Safety, dan Moral (Q,C,D,S,M) pada area yang dilakukan
perubahan.
• Menganalisa kelayakan dan kecocokan penerapan investasi otomasi pada
proses pengecatan surface.
• Memberikan penilaian apakah proses otomasi layak diterapkan pada
stasiun pengecatan Surfacer.
3.5.Pengolahan Data
Pengolahan data melalui beberapa tahapan dalam menentukan system otomasi
yang dapat diaplikasikan, antara lain:
� Perhitungan waktu standar tiap elemen kerja.
Data waktu proses elemen kerja yang telah diperoleh kemudian
mengalami serangkaian proses pengolahan mulai dari uji normalitas, uji
keseragaman dan uji kecukupan data. Setelah data dinyatakan layak untuk
diproses faktor penyesuaian dan kelonggaran kemudian ditambahkan
untuk memperoleh waktu standar tiap elemen kerja.
� Perhitungan waktu siklus lintasan perakitan.
Data stasiun kerja terkait kemudian diolah untuk memperoleh line
efficiency yang nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk membentuk
rancangan keseimbangan lintasan.
� Menentukan kelayakan investasi otomasi pengecatan
Menganalisa berdasarkan aspek teknis apakah sistem yang akan diterapkan
sesuai dan bisa diterapkan pada proses pengecatan pada stasiun kerja
Surfacer dan menghitung aspek ekonomi dan finansial mengenai
kelayakan investasi system otomasi yang akan diterapkan dapat
diaplikasikan pada proses pengecatan Surfacer dan melihat apa
pengaruhnya terhadap biaya yang dikeluarkan apakah menambah
Page 37
23
pendapatan melalui efisiensi yang didapat dari efisiensi material dan
tenaga kerja ataukah malahan menambah beban produksi.
3.6.Tahap Penarikan Simpulan dan Saran
Serangkaian proses observasi dan analisis yang dilakukan kemudian akan
menghasilkan simpulan berupa apakah proses otomasi tersebut dapat dan layak
untuk diterapkan ataukah tidak beserta alasan dan saran untuk proses penelitian
yang akan dilaksanakan selanjutnya.
Page 38
Beda
Start
Studi Pendahuluan
Identifikasi Masalah Masalah Finansial
Mencari Faktor faktor yang dapat mempengaruhi
Memperkirakan pengaruh
pengaruh dari impelemntasi
Pengujian dan perhitungan data
dengan teori yang ada
Proyek Diterapkan
Membuat rancangan sistem
Mencari teori teori pendukung
Beda
Sama
Mengumpulkan Data
Masalah Teknis
Mencari Spesifikasi robot
Sama dengan
robot lama?
Kebutuhan Utilitas
pendukung
Sama dengan
robot lama?
Mencari kebutuhan tambahan
supaya bisa diaplikasikan
Melakukan pengecekan
bagian mana saja yang
memilik perbedaan
Menghitung biaya
kebutuhan Utilitas
pendukung tambahan Beda
Sama
Melakukan pengecekan
terhadap utilitas
pendukung yang tersedia
Utilitas pendukung
yang tersedia
mencukupi?
Sama
Apakah
Dapat
diterapkan Tidak Ya
Proyek Tidak
Diterapkan 22
Gambar 3.2 Kerangka Berpikir
Page 39
23
Proses Penelitian dilakukan dengan studi pendahuluan dengan mencari dan
mengidentifikasikan masalah masalah yang ada dan mengelompokkan dalam dua
bagian besar masalah yaitu masalah teknis dan finansial.
Mengenai masalah teknis didahului dengan mencari spesifikasi robot dan
menentukan apakah robot tersebut mirip ataukah berbeda dari spesifikasi robot
lama yang terlebih dahulu terpasang pada fasilitas produksi Painting Casting
Wheel, jika berbeda maka harus dicari cara dan kebutuhan tambahan apa saja yang
harus di sediakan agar dapat diterapkan dan digunakan pada fasilitas produksi.
Jika sama maka dilanjutkan pada tahapan pegecekan kembali mengenai kebutuhan
utilitas pendukung, jika berbeda harus di cek perbedaannya dan dianalisa apakah
bisa di terapkan. Selanjutnya dilakukan pengecekan pada utilitas pendukung yang
telah tersedia. Jika berbeda harus dihitung kembali apakah dapat diterapkan dan
berapa saja biaya tambahan untuk menambah utilitas. Dan data tersebut akan
masuk sebagai data pada aspek finansial.
Aspek finansial sendiri dimulai dari pencarian faktor faktor yang berpengaruh
kemudian dilanjutkan dengan merancang sistem yang diinginkan, dilanjutkan
dengan pencarian teori teori yang dapat digunakan untuk menganalisa. Bagian
selanjutnya adalah pengumpulan data, dimana semua data baik secara finansial
maupun teknis dapat memberikan pengaruh pada penerapan.
Langkah selanjutnya adalah dengan pengujian data data dengan teori teori yang
telah dipilih sebelumnya. Jika hasilnya proyek dapat dilaksanakan maka proyek
dilanjutkan ke tahap implemetasi, jika tidak maka proyek batal dilaksanakan.
Page 40
24
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
4.1. Pengenalan Stasiun Kerja Surfacer
Stasiun kerja ini adalah stasiun kerja yang digunakan sebagai tahap awal dari
proses pengecatan pada line Painting Casting Wheel sebelum dilakukan
pengecatan dengan cat warna para stasiun undercoat dan top coat.
Berikut adalah layout dan skema dari proses produksi pada line Painting Casting
Wheel PT. XYZ (terlampir) yang terhubung dengan conveyor dengan waktu
siklus 21sec/hanger dengan permintaan produksi sebesar 2000 set/hari.
Pada stasiun ini dilakukan pengukuran time study dengan menggunakan metoda
countinous timming. Pengukuran meliputi kinerja tiap pekerja dan pada tiap
pekerjaan di dalam stasiun kerja tersebut untuk mengetahui tingkat efisiensi pada
stasiun tersebut. Pengukuran dilakukan terhadap 4 pekerja pada stasiun kerja
tersebut.
Berikut adalah pembagian pekerja yang terlibat langsung terhadap produksi dalam
line Painting Casting Wheel.
Gambar 4.1 Flow Proses Painting Casting Wheel
Page 41
25
Gambar 4.2 Pemetaan Pembagian Pekerja Pada Line Painting Casting Wheel
Pada fasilitas produksi ini, pengecatan dilakukan hampir 90% oleh robot dan
adanya pekerja manusia adalah hanya untuk melakukan penyempurnaan pada
bagian bagian yang tidak dapat dicat oleh robot dikarenakan adanya faraday effect
dimana muatan listrik akan mengarah pada ujung ujung muatan yang berlawanan
yang paling dekat dengan asal atau sumber tersebut, sedangkan pada part casting
wheel terdapat bagian yang berbentuk cekung / U shaped pada bagian spoke / jari-
jari, sehingga bagian dalam spoke harus dicat menggunakan spraygun manual.
Gambar 4.3 Proses Pengecatan Pada Painting Casting Wheel
Surfacer (5sec) Undercoat (18-19sec) Topcoat (17Sec)
Page 42
Gambar
Proses pengecatan Surfacer
pengecatan warna dilakukan pada part, hal ini dilakukan supaya cat dapat lebih
merekat pada part. Pada proses pengecatan
amilac Surfacer sebagai cat dasar sebelum dilakukan penyempurnaan dengan
menggunakan cat warna. Pada proses ini keseluruhan proses pengeca
menggunakan pekerja manusia dengan menggunakan
sarana pengecatan dikarenakan
memiliki tingkat penilaian secara estetika dan hanya memiliki prasyarat part
tertutup dengan rata pada bagian yang halus
tidak mudah terkelupas pada saat terkena tekanan/goresan/sentuhan d
Gambar 4.4 Proses Pengecatan Manual
Surfacer merupakan pengecatan dasar sebelum proses
pengecatan warna dilakukan pada part, hal ini dilakukan supaya cat dapat lebih
merekat pada part. Pada proses pengecatan Surfacer, proses ini menggunakan cat
sebagai cat dasar sebelum dilakukan penyempurnaan dengan
kan cat warna. Pada proses ini keseluruhan proses pengeca
menggunakan pekerja manusia dengan menggunakan spraygun manual sebagai
dikarenakan Surfacer hanya merupakan dasaran dan tidak
memiliki tingkat penilaian secara estetika dan hanya memiliki prasyarat part
pada bagian yang halus (terproses machining)
pada saat terkena tekanan/goresan/sentuhan dari luar
26
r sebelum proses
pengecatan warna dilakukan pada part, hal ini dilakukan supaya cat dapat lebih
, proses ini menggunakan cat
sebagai cat dasar sebelum dilakukan penyempurnaan dengan
kan cat warna. Pada proses ini keseluruhan proses pengecatan
manual sebagai
hanya merupakan dasaran dan tidak
memiliki tingkat penilaian secara estetika dan hanya memiliki prasyarat part
supaya cat
ari luar.
Page 43
27
4.2.Mengukur Tingkat Efisiensi Dari Stasiun Kerja Surfacer
Pada stasiun kerja ini pekerjaan intinya hanyalah melakukan pengecatan pada satu
set barang (pelek motor depan dan belakang) pada overhead conveyor yang
memilik waktu siklus 21 sec/ hanger. Untuk melihat kondisi aktual menurut
Sutalaksana, dkk.,(2006) faktor yang secara langsung mempengaruhi kondisi
pekerja harus di perhitungkan.
Faktor yang mempengaruhi tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya adalah:
1. Faktor tenaga yang harus dikeluarkan
2. Sikap kerja
3. Gerakan kerja
4. Kelelahan mata
5. Temperatur kerja
6. Atmosfer lingkungan kerja
7. Keadaan lingkungan
Dari hal-hal tersebut yang paling berpengaruh bagi pekerja dalam pekerjaan ini
adalah mengenai tenaga yang harus dikeluarkan. Jika menilik dari kerja yang
dilakukan maka faktor kelonggaran yang harus diberikan adalah sebesar 7.5% -
12% . Maka jika pekerja yang melakukan pengecatan pada stasiun kerja surfacer
hanya membutuhkan waktu sekitar 5,5 detik untuk melakukan pengecatan maka
dengan menambahkan faktor kelonggaran pada waktu kerja akan menjadi sekitar
6 detik untuk setiap siklus pengecatan, hal tersebut sangat jauh dari siklus
conveyor yang berkisar 21 detik untuk setiap hanger.
4.3.Pertimbangan Terhadap Opsi Otomasi Pengecatan
Jadi setelah melihat bahwa tingkat efisiensi pekerja sangat rendah, maka opsi
pengurangan pekerja (manpower) dan otomasi menjadi opsi alternatif yang
menjanjikan jika melihat adanya asset produksi berupa robot pengecatan yang
seharusnya dapat dimanfaaat namun pada saat ini dalam kondisi idle dan tidak
terpakai.
Berikut analisis dengan menggunakan melihat aspek aspek dan metoda metoda
Page 44
28
untuk menilai apakah opsi tersebut layak dilaksanakan ataukah tidak.
4.3.1 Aspek Teknis
Untuk opsi pengurangan man power hanyalah menitik beratkan pada pembebanan
beban kerja maksimal untuk tiap pekerja sedangkan untuk opsi otomasi
diperlukan perhitungan lebih lanjut mengenai spesifikasi dan utillitas pendukung.
4.3.1.1 Melakukan Perhitungan dan Analisa Terhadap Opsi Otomasi
Pengecatan
Sebelum memilih opsi otomasi pengecatan, dilakukan dahulu beberapa
perhitungan sebagai berikut sebagai alternatif dalam membandingkan tiap opsi
yang ada.
I. Infrastruktur
Proses pada fasilitas produksi ini menggunakan overhead conveyor dimana part
yang akan dicat tergantung secara vertikal, overhead conveyor ini merupakan
penghubung antar stasiun kerja dalam keseluruhan sistem sehingga ritme dan
waktu siklus setiap system tetap sama yaitu 21 detik. Jadi secara langsung dapat
disimpulkan bahwa kedua opsi ini tidak akan mempengaruhi kapasitas produksi
2000set/hari jika spek mesin pengecatan yang akan digunakan dapat memenuhi
waktu siklus dari fasilitas produksi tersebut.
II. Penentuan Mesin
Pada rencana otomasi pengecatan ini, direncanakan akan menggunakan robot
pengecatan yang telah ada dan tidak terpakai pada fasilitas produksi pada plant
produksi lain, yaitu menggunakan robot Yaskawa seri Motoman PX-2050 dan
menggunakan aplikator pengecatan (spray system) Sames robobell PPh 388.
Page 45
29
Gambar 4.5 Asset Robot Plant 3 yang Tidak Terpakai
Dan hal yang berbeda dari robot ini dengan robot yang lain adalah kebutuhan
listrik dari 4 robot yang lain. Pada robot ini listrik yang dibutuhkan lebih besar
yaitu 15 KW. Tetapi hal tersebut tidak berpengaruh terhadap investasi tambahan
yang harus disediakan untuk memasang sistem pada line Painting Casting Wheel.
dikarenakan pada waktu proyek terdahulu pada panel utama telah disediakan
spare daya untuk 4 robot sebesar 5 KW pada masing masing MCB dan terdapat
spare pada NFB utama sebesar 32.870Watt mengingat akan adanya penambahan
alat maupun kapasitas.
III. Spesifikasi Robot
Dilihat dari spesifikasi painting robot sendiri yang memiliki area kerja sejauh 1,8
meter dengan 6 axis yaitu S,L,U,R,B, dan T, sedangkan area yang tersedia untuk
menampung area gerak robot adalah sejauh 2,6 meter sehingga robot tersebut
dapat dipasang tanpa harus menambah area kerja. Melihat spesifikasi robot
tersebut, spesifikasi tersebut merupakan spek yang identik dengan spesifikasi
robot yang telah terpasang pada fasilitas produksi sebelumnya, dimana juga
menggunakan robot Yaskawa seri Motoman PX-2050. Dan yang membedakan
kedua robot ini hanyalah jika pada robot yang telah terpasang sebelumnya
merupakan hollow type dan robot yang ini bukan menggunakan type yang sama
Page 46
30
yaiutu conduit type. Tetapi hal tersebut tidaklah banyak berpengaruh secara teknis
karena yang membedakan secara langsung hanyalah pada segi estetika saja
dimana hollow type melewatkan semua selang pada bagian dalam lengan robot
dan robot yang satunya tidak demikian.
Sumber: Yaskawa PX 2050 manual book hal 30
Gambar 4.6 Yaskawa XRC Painting Robot
IV. Aplikator pengecatan
Pada sistem yang terpasang pada robot pengganti tersebut telah terintegrasi
dengan sistem pengecatan spray menggunakan Sames robobell PPH 388. Dimana
system ini telah menggunakan bell yang dapat berputar hingga 70 ribu RPM dan
system pengecatan elektrostatis, dimana system tersebut sangat berguna untuk
memastikan efisiensi dari material pengecatan yaitu cat itu sendiri dikarenakan
jika menggunakan cat yang telah dialiri muatan maka cat tersebut akan memiliki
sifat tarik menarik (elektrostatik) dengan part yang akan di cat dan secara
langsung akan mengurangi cat yang terbuang (overspray) dan secara langsung
meningkatkan efisiensi.
Page 47
31
Sumber: sames PPH 388 manual book hal 1
Gambar 4.7 PPH 388
Dibandingkan dengan spek aplikator pada robot yang telah ada, spek aplikator ini
tidaklah jauh berbeda dan memiliki system yang hampir sama dengan yang telah
terpasang sebelumnya, dimana yang membedakan secara langsung hanyalah
merk, pada robot yang telah terpasang sebelumnya menggunakan merk ITW
Ransburg type 202. Sehingga hampir dapat dipastikan bahwa aplikator ini dapat
digunakan pada fasilitas produksi.
V. Konstruksi Dan Utilitas Pendukung
Pada faasilitas produksi ini sebelumnya telah disiapkan untuk menambah robot
pada bagian pengecatan termasuk pada bagian pengecatan cat dasar sehingga
untuk support base plate telah disiapkan base plate dengan kekuatan maksimal
hingga 5 ton pada tiap sisi pada tiap bagian robot yang akan dipasang, sedangkan
berat robot sendiri yang tidak sampai 500kg , begitu juga dengan kebutuhan akan
listrik dan angin bertekanan hingga 7,5 bar, hal tersebut telah disiapkan pada saat
awal proyek pembangunan fasilitas produksi casting wheel karena mengantisipasi
adanya kenaikan kapasitas fasilitas produksi. Sehingga tidak perlu diragukan
bahwa sistem tersebut dapat diaplikasikan pada fasilitas produksi ini, tanpa harus
menambah daya maupun menambah installasi pemipaan dan penambahan
kompressor angin.
Page 48
32
Sumber: Yaskawa PX 2050 manual book hal 74
Gambar 4.8 Kebutuhan Utilitas Pendukung
VI. Safety & Health
Dalam membandingkan kondisi semula dengan kondisi pada saat opsi
dilaksanakan juga harus mempertimbangkan faktor kesehatan dan safety
manpower itu sendiri.
Pada opsi pengurangan pekerja, pekerja yang sebelumnya hanya terbeban 4 jam
pengecatan pada setiap harinya haruslah terbeban menjadi 8 jam setiap harinya,
oleh karena itu pekerja juga akan terpapar partikel kimia dalam udara berupa cat
itu sendiri dan juga thinner (solvent) selam 8 jam juga. Hal tersebut akan
berdampak buruk bagi kesehatan pekerja terutama jika pekerja melakukan
pelanggaran dengan tidak memakai masker respirator selama ia bekerja.
Pelanggaran tersebut mungkin saja terjadi dikarenakan perasaan gerah dan
tekanan dari ikatan respirator tersebut yang membuat sakit dan tidak betah.
Page 49
33
Sebaliknya jika menggunakan opsi otomasi maka pekerja pada area pengecatan
ini akan hilang dan akan digantikan oleh robot, sehingga tidak akan berdampak
buruk bagi kesehatan pekerja.
4.3.2 Aspek Ekonomis
Perhitungan secara ekonomis sangat diperlukan guna membandingkan apakah
opsi pengurangan pekerja dan sistem pengecatan baru menggunakan otomasi yang
akan dipasang dapat menghasilkan keuntungan secara ekonomis atau bahkan
hanya akan membebani dan menimbulkan biaya tambahan yang malah
menimbulkan ketidak efisienan secara finansial. Berikut perhitungan secara
ekonomis terhadap opsi otomasi yang akan dilaksanakan.
4.3.2.1 Investasi Yang Dibutuhkan
Untuk opsi pengurangan pekerja tidak memerlukan investasi tambahan dan untuk
opsi otomasi menurut penawaran yang didapat dari kontraktor dan merupakan
harga yang harus dibayar untuk pemasangan dan pemindahan robot dari painting
steel plant 3 menuju line Painting Casting Wheel plant 3A. Harga yang harus
dibayar PT. XYZ pada proyek ini adalah sebesar Rp. 488.000.000,00. Harga
tersebut meliputi pemindahan robot, penggantian spare part, penambahan selang
dan kabel, pengecekan, pemasangan kembali dan training. Dan budget yang harus
disiapkan oleh PT.XYZ adalah memotong budget tahunan dari Engineering
Painting Casting Wheel itu sendiri. Dan dapat dikatakan bahwa investasi awal
tersebut merupakan biaya tetap (fix cost) yang harus dibayar oleh PT. XYZ untuk
melaksanakan proyek ini, dan seperti dijelaskan sebelumnya bahwa perhitungan
kelayakan proyek ini mengesampingkan biaya dari awal pembelian sistem robot
pada tahun 2006 sebesar Rp.4.000.000.000,00 dikarenakan nilai ekonomis
fasilitas produksi plant tersebut telah dianggap sudah habis secara keseluruhan
karena telah memenuhi tahun produksi selama 8 tahun, walau pada kenyataannya
robot ini hanya dipakai produksi selama beberapa bulan dalam masa trial dan
selebihnya digantikan oleh proses manual karena adanya ketidaksiapan line
produksi yang lama untuk penerapan sistem dengan pengecatan menggunakan
robot.
Page 50
34
4.3.2.2 Present Value Of Money
Jika uang yang di investasikan diharapkan telah dapat balik modal pada tahun ke
4 (proyeksi masa balik modal yang biasa digunakan di PT.XYZ) untuk
mengetahui nilai uang tersebut pada tahun ke 4 setelah proyek tersebut
dilaksanakan, karena semua biaya yang dikeluarkan sekarang harus dievaluasi
pada nilai sekarang.
F = P(1 + i)n
Dimana :
P = Rp. 488.000.000,00
I = 7.5%
n = 4 Tahun
F = Rp. 488.000.000,00 (1+7.5%)4
= Rp. 651.708.940,625
Jadi nilai investasi sebesar Rp. 488.000.000,00 akan bernilai sama dengan Rp.
651.708.940,625 setelah 4 tahun.
Dalam hal ini nilai 4 tahun diambil dari nilai balik modal yang sering dipakai
dalam perhitungan di PT.XYZ dimana nilai mesin dinilai layak pakai hingga 8
Tahun.
Diluar itu terdapat biaya tambahan yang harus disediakan untuk keamanan spare
part seperti:
Spare Part Tidak Rutin
a. Motor cable : Rp. 30.000.000,00
b. Servo motor S,L,U : Rp. 150.000.000,00
c. Servo motor R,B,T : Rp. 79.000.000,00
Total biaya part : Rp. 259.000.000,00
Page 51
35
4.3.2.3 Manufacturing Cost
Jika menilik dari maksud awal pengadaan proyek ini adalah untuk memberikan
efisiensi terhadap proses pengecatan surfacer maka peritungan keuntungan yang
disajikan adalah berdasarkan efisiensi ongkos produksi yang dapat dicapai
dihitung dari selisih ongkos saat ini dan perhitungan ongkos nantinya.
Pencapaian efisiensi atau keuntungan yang diharapkan dari pengadaan dan
pelaksanaan proyek ini berdasarkan selisih dari variable cost sebelum dan sesudah
proyek dilaksanakan didasarkan dari data yang didapat meliputi material yang
berubah dalam data yang merupakan material harus dikeluarkan dan dibebankan
pada produk. Material tersebut meliputi:
I. Man Power
Dengan adanya otomasi pengecatan pada stasiun kerja Surfacer ini maka secara
langsung berdampak dengan berkurangnya Man power (MP) yang dibutuhkan
untuk pengecatan, bahkan hingga dapat menghilangkan man power pada proses
tersebut.
Menilik data dari pengecatan pada line Painting Casting Wheel, biaya pekerja
untuk tiap set part yang dihasilkan adalah sebesar Rp.9.380,00 dan pada line
Painting Casting Wheel terdapat 38 man power/shift, baik yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung terhadap line. Jika yang berkurang adalah
4MP/shift, maka efisiensi yang didapat setelah proses otomasi ini adalah sebagai
berikut:
Biaya MP/set = Rp.9.380,00/set
Jumlah MP/shift = 38 MP
Jumlah MP = 76 MP
Biaya per MP = Rp. 9.380,00 : 76
= Rp. 123.421052631579/set
Jumlah produksi/hari =2000set/hari
Opsi Pengurangan Pekerja Pengecatan Surfacer
Page 52
36
Pengurangan MP = 4 orang
Pengurangan Biaya/set = 4 x Rp.123.421052631579 = Rp.
493.684210526316/set
Pengurangan Biaya MP/Tahun:
Pengurangan biaya MP/set X Jumlah Produksi X 22 Hari kerja X 12 bulan =
Pengurangan Biaya MP/Tahun
Rp 493.684210526316/set X 2000set/hari X 22hari kerja/bulan X 12bulan = Rp.
260,665,263.157895/Tahun
Opsi Otomasi Pengecatan Surfacer
Pengurangan MP = 8 orang
Pengurangan Biaya/set = 8 x Rp.123.421052631579 =
Rp.987.368421052632 /set
Pengurangan Biaya MP/Tahun:
Pengurangan biaya MP/set X Jumlah Produksi X 22 Hari kerja X 12 bulan =
Pengurangan Biaya MP/Tahun
Rp 987.368421052632/set X 2000set/hari X 22hari kerja/bulan X 12bulan = Rp.
521,330,526.315789 /Tahun
Jadi setelah diterapkannya proses otomasi pada stasiun kerja pengecatan surfacer
Gambar 4.9 Pengecatan Otomatis
Page 53
37
pada fasilitas produksi Painting Casting Wheel akan menghemat atau
mendapatkan selisih biaya sebesar Rp. 521,330,526.315789 /Tahun didapatkan
dari peniadaan Man Power Shift 1 sebanyak 4 orang dan Shift 2 sebanyak 4
orang, jadi setelah di total sebanyak 8 MP.
II. Material Produksi
Dengan digunakannya sistem otomasi pengecatan menggunakan elektrostatik bell
gun pada stasiun kerja Surfacer maka diharapkan material pengecatan dapat di
hemat karena dengan sistem elektostatik over spray dari pengecatan dapat
dikurangi dan secara langsung hal tersebut dapat menghemat volume cat yang
dikeluarkan.
Menilik konsumsi yang telah diterapkan pada empat robot pengecatan yang telah
ada sebelumnya maka penghematan pengecatan menggunakan otomasi robot
dengan aplikator pengecatan bell elektrostatik adalah sekitar 60 persen lebih
rendah dibandingkan dengan spray gun manual sehingga terjadi efisiensi. Dalam
hal ini material cat adalah variable cost dan material yang dapat dihemat adalah
material cat amilac surfacer dan thinner, dimana perbandingan volume thinner
dan amilac surfacer adalah 2:1 untuk menghasilkan cat aplikasi (cat siap pakai
yang digunakan pada pengecatan) dengan viscosity (kekentalan) 11 detik.
Sedangkan dengan adanya proyek ini variable cost yang perlu ditambahkan adalah
penggunaan listrik yang sebelumnya tidak ada pada proses pengecatan surfacer,
tetapi dengan adanya robot dan sistem baru yang dipasang maka variable cost
penggunaan daya listrik pada line ini akan bertambah 15 KVA atau dikonversi
menjadi 12 KW untuk setiap jamnya.
Kebutuhan material yang digunakan pada tiap seksi telah dihitung dan diatur oleh
process engineering dan dituangkan dalam dokumen standart using produksi yang
mana dokumen ini didistribusikan pada seksi-seksi terkait yaitu: logistic dan
purchase selaku pengatur ordering barang, produksi selaku pelaku proses
pembuatan barang, treasury dan accounting selaku pengatur flow keuangan
dalam perusahaan, factory industrial engineering selaku jembatan antara
Page 54
38
engineering dan bagian lain juga sebagai pengatur dan pengawas kebijakan
engineering.
Untuk penggunaan material dalam proses produksi semua tertuang pada dokumen
Standard Using. Dokumen ini akan diperbaharui setiap ada perubahan standar
konsumsi, semisal terjadi project cost reduction maupun terjadi perubahan standar
dokumen. Proses perubahan ini akan di update setiap bulan dan konsumsi yang
digunakan akan dicatat setiap hari dan dilaporkan dalam meeting departement,
baik production departement maupun engineering departement.
Tabel 4.1 Standard Using Consumable Produksi
NAMA MATERIAL KONSUMSI /
PART SATUAN
Wheel front
Surfcleaner No. 53S 1.85 Gr
Alsurf 301N-1R 0.99 Gr
Paintkill 102A 0.00319 Kg
Paintfloc 220K 4.07 Cc
Adjuster PH250P 3.19 Gr
NH-303M Superlac F/45 Matt Axis Grey
Mettalic 51.17 Cc
FMM U/C 92 42.64 Cc
Amilac Surfacer Brown 8.33 Cc
FMM U/C 92 16.66 Cc
Wheel rear
Surfcleaner No. 53S 1.85 Gr
Alsurf 301N-1R 0.99 Gr
Paintkill 102A 0.00319 Kg
Paintfloc 220K 4.07 Cc
Adjuster PH250P 3.19 Gr
NH-303M Superlac F/45 Matt Axis Grey
Mettalic 58.30 Cc
FMM U/C 92 48.58 Cc
Amilac Surfacer Brown 9.01 Cc
FMM U/C 92 18.02 Cc
Page 55
39
Tabel 4.2 Perhitungan Cost Sebelum dan Sesudah Proses Otomasi
Before (current standard)
Amilac Surfacer 17.34 CC Thinner 34.68 CC
Harga per CC 46.28215 IDR
Harga per
CC 26.14722 IDR
Per tahun 505,595,463.03 IDR Per tahun 571,274,921.45 IDR
XRC Painting Robot (after)
Amilac
Surfacer 6.936 CC Thinner 13.872 CC
Harga per CC 46.28215 IDR
Harga per
CC 26.14722 IDR
Per Tahun 202,238,185.21 IDR Per Tahun 228,509,968.58 IDR
CR material 646,122,230.69 IDR
Expense
646,122,230.69 IDR
Electricty 15.00 KVA
=12
1,395.00
17
KW
IDR/KW
Hours/day
85,374,000.00 IDR/year
CR 560,748,230.69 IDR
III. Overhead Cost
Dengan bertambahnya mesin dapat dipastikan bahwa biaya overhead seperti
untuk perawatan akan mengalami peningkatan. Berikut adalah penambahan biaya
maintenance rutin setiap tahunnya.
1. Spare Part Rutin
a. Grease Sheel Alvania EP2 : Rp. 4.600.000,00 / can (2bulanan)
Page 56
40
b. Harmonic grease : Rp. 3.200.000,00 / can (tahunan)
c. Molywhite grease : Rp. 9.600.000,00 / can (tahunan)
Motor Cable : Rp.30.000.000,00 /tahun
Total biaya part : Rp.70.400.000,00 /tahun
Untuk spare part lainnya hanya di order jika terjadi kerusakan dan telah dilakukan
penyimpanan sparepart untuk 4 robot lain yang identik sehingga dirasa tidak perlu
menambah level stok.
2. Manpower Maintenance
Untuk ongkos tenaga kerja maintenance tidak perlu ditambah dikarenakan proses
maintenance mingguan masih dapat di lakukan oleh manpower yang ada tanpa
harus menambah waktu kerja.
Rata rata, dengan 2 orang manpower maintenance dapat menyelesaikan
maintenance 4 robot dalam waktu 4 jam kerja dan memiliki spare waktu 4 jam
kerja untuk melakukan pengecekan ulang dan trial(test) running dan perbaikan
ulang jika terjadi kesalahan. Jika dirata rata maka waktu maintenance per robot
adalah 1 jam dan jika tidak ada masalah pada test run maka manpower akan
istirahat.
Jika masih tersisa waktu 4 jam untuk perbaikan kesalahan yang jarang terjadi
maka hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan maintenance robot
Surfacer sehingga waktu test run dan perbaikan akan berkurang menjadi kira kira
3 jam. Hal tersebut dirasa masih cukup aman mengingat sangat jarang terjadi
kesalahan akibat maintenance.
Page 57
41
Secara keseluruhan biaya tersebut dapat dikelompokan sebagai berikut
Investment cost ( biaya pengecekan, pemindahan,istalasi, dan training)
= Rp. 488.000.000,00
Spare part tidak rutin (yang harus tersedia pada awal produksi)
= Rp. 259.000.000,00
Total Biaya awal
= Rp. 747.000.000,00
Manufacturing cost:
Utilities = Rp. 85,374,000.00/ Tahun
Spare part rutin = Rp.70.400.000,00 /Tahun
Manpower maintenance = Rp.0,00 (tidak ada perubahan)
Sedangkan untuk eprhitungan dibutuhkan suku bunga yang aktual saat ini
sehingga didapatkan pebandingan yang aktual
Interest rate 7,5%
4.3.2.4 Net Present Value
Net present value (NPV) merupakan salah satu dari alat yang paling banyak
digunakan untuk membantu membuat keputusan secara finansial. NPV dapat
digunakan sebagai alat bantu untuk memperkirakan apakah investasi dapat lebih
berharga dan menghasilkan dalam jangka tertentu dibandingkan sekedar
menyimpan sejumlah uang di dalam bank dan mengharapkan keuntungan dari
bunga yang ada.
Interest rate 7,5%
Spare part tidak rutin = Rp. 259.000.000,00
Investment Cost = Rp. 488.000.000,00
Biaya awal = Rp. 747.000.000,00
Spare part rutin = Rp.70.400.000,00 /Tahun
CR Man Power = Rp. 260,665,263.157895/Tahun
CR Man Power (otomasi) = Rp. 521,330,526.315789 /Tahun
Page 58
42
CR Material (otomasi) = Rp. 560,748,230.69 /Tahun
Total CR /Tahun = Rp. 1,082,078,757.00579
Tabel 4.3 Cash Flow Pengurangan Pekerja
Tahun CASH IN
CASH
OUT
Present VALUE
IN
Present VALUE
OUT Present VALUE
0 0 0 0
1 260665263.2 242479314.6 0 242479314.6
2 260665263.2 225562153.1 0 225562153.1
3 260665263.2 209825258.7 0 209825258.7
4 260665263.2 195186287.1 0 195186287.1
NPV=PVI – PVO
IDR
873,053,013.48
NPV = Rp. 873,053,013.48
NPV > 0
Dengan melihat bahwa nilai net present value lebih besar dari pada 0 maka dapat
dikatakan bahwa jika cara ini bisa dilaksanakan.
Tabel 4.4 Cash Flow Opsi Otomasi
ahun CASH IN
CASH
OUT
Present VALUE
IN
Present VALUE
OUT Present VALUE
0 747000000 0 747000000 -747000000
1 1082078757 70400000 1006584890 65488372.09 941096518.1
2 1082078757 70400000 936358037.4 60919415.9 875438621.5
3 1082078757 70400000 871030732.5 56669224.09 814361508.4
4 1082078757 70400000 810261146.5 52715557.3 757545589.2
NPV=∑∑∑∑PVI -
∑∑∑∑PVO
IDR
2,641,442,237.28
NPV = Rp. 2,641,442,237.28
NPV > 0
Dengan melihat bahwa nilai net present value lebih besar dari pada 0 maka dapat
dikatakan bahwa jika proyek ini dilaksanakan akan menghasilkan karena
memiliki laba yang tidak sedikit. Sehingga dapat disimpulkan menurut analisis
NPV proyek ini akan menguntungkan dan proyek ini layak untuk dilaksanakan.
Page 59
43
4.3.2.5 Kriteria Rasio Manfaat-Biaya (BCR)
Untuk perhitungan menggunakan BCR ini tidak dapat digunakan untuk
menghitung pengurangan manpower dikarenakan tidak ada yang berubah pada
ongkos produksi dan hanya memiliki perubahan pada pendapatan saja. Sedangkan
pada proses otomasi berikut adalah perhitungannya:
Interest rate 7,5%
Spare part tidak rutin = Rp. 259.000.000,00
Investment Cost = Rp. 488.000.000,00
Biaya awal = Rp. 747.000.000,00
Spare part rutin = Rp.70.400.000,00 /Tahun
CR Man Power = Rp. 521,330,526.315789 /Tahun
CR Material = Rp. 560,748,230.69 /Tahun
Total CR /Tahun = Rp. 1,082,078,757.00579
Tabel 4.5 Cash Flow BCR
Tahun CASH IN
CASH
OUT
Present
VALUE IN
Present VALUE
OUT
0 747000000 0 747000000
1 1082078757 70400000 1006584890 65488372.09
2 1082078757 70400000 936358037.4 60919415.9
3 1082078757 70400000 871030732.5 56669224.09
4 1082078757 70400000 810261146.5 52715557.3
BCR=PVI/PVO 3.69
BCR = {∑∑∑∑{Bt / (1 + i)t}} : {C0 + ∑∑∑∑{Ct/(1 + i)
t}}
= 3.69
BCR > 0
Melihat dari hasil penghitungan diatas yang memiliki angka lebih besar daripada
0 maka investasi dalam bentuk proyek otomasi tersebut dikatakan memiliki
keuntungan ekonomis, sehingga layak untuk dilaksanakan.
Page 60
44
4.3.2.6 IRR (Internal Rate Return)
IRR adalah sebuah indikator dari tingkat efisiensi dari investasi. Suatu
proyek/investasi layak untuk dilakukan atau dilaksanakan apabila laju
pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada tingkat pengembalian
apabila melakukan investasi pada tempat lain (bunga deposito bank, reksadana
dan lain-lain).
IRR harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum
atractive rate of return (MARR) . Sedangkan MARR adalah laju pengembalian
minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor.
Diterima apabila IRR > MARR
Tabel 4.6 Cash Flow IRR
Tahun CASH IN
CASH
OUT cash flow Present VALUE IN
0 747000000 -747000000 -747000000
1 1082078757 70400000 1011678757 941096518.1
2 1082078757 70400000 1011678757 875438621.5
3 1082078757 70400000 1011678757 814361508.4
4 1082078757 70400000 1011678757 757545589.2
NPV=PVI – PVO
IDR
2,641,442,237.28
IRR 130.6466637330%
130.65 % > 7.5 %
Melihat nilai IRR sebesar 130.65 % jauh lebih besar dibanding MARR sebesar
7.5%. sehingga proyek ini layak untuk diterima dan dilaksanakan.
Page 61
45
Sedangkan untuk pengurangan pekerja tidak dapat dihitung karena tidak adanya
investasi tambahan.
4.3.2.7 Pay Back Period
Menurut Choliq, dkk (2004) payback periods dapat diartikan sebagai jangka
waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang
diperoleh dari suatu proyek yang telah direncanakan.
Jadi dapat digambarkan semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik untuk
diusahakan resiko yang mungkin terjadi. Akan tetapi payback periods ini telah
mengabaikan nilai uang pada saat sekarang ini (present value).
Payback period untuk investasi otomasi
PBP = Investasi + Spare part tidak rutin : Keuntungan yang didapat
setelah investasi dilaksanakan
PBP = Investasi : (Selisih biaya man power + Selisih biaya material)
PBP = (Rp. 488.000.000,00 + Rp. 259.000.000,00 ) :
(Rp.521,330,526.315789 /Tahun + Rp. 560,748,230.69 /Tahun)
PBP = 0.69033792149013 Tahun
= 182.249211273394
= Hari produksi ke 182
Melihat bahwa investasi ini cukup cepat dalam pengembalian modal maka
investasi ini sangat feasible untuk dilaksanakan.
Sedangkan untuk pengurangan man power tidak perlu dihitung payback periodnya
dikarenakan tidak adanya investasi tambahan.
4.3.2.8 Perbandingan Kedua Opsi Pengganti
Perbandingan menggunakan perbandingan langsung dengan mempertimbangkan
faktor faktor Quality, Cost, Delivery, Safety, Moral (Q,C,D,S,M) sebagai
pertimbangan apakah proyek ini dapat dilaksanakan atau tidak.
Dengan membandingkan secara langsung faktor faktor tersebut, maka didapatkan
bahwa kedua opsi tersebut dapat dilaksanakan.
Page 62
46
Tabel 4.7 Perbandingan Opsi Pengganti
Q,C,D,S,M Pengurangan 4 orang pekerja Otomasi Pengecatan Surfacer
Quality
Tidak berpengaruh pada
kualitas pengecatan
Tidak berpengaruh pada kualitas
pengecatan
Cost
No Investment
Biaya investasi :
Rp. 488.000.000,00
spare part non rutin:
Rp. 259.000.000,00
Biaya material cat pertahun :
Rp.1.076.870.384,48
Biaya Material cat pertahun:
Rp. 430.784.153,79
Man Power 36/shift Man Power 34/ shift
CR Man Power:
260,665,263.157895/Tahun
CR Man Power:
Rp. 521,330,526.315789 /Tahun
CR Material: Rp. 560,748,230.69 /
Tahun
Penambahan Ongkos
Maintenance: Rp.70.400.000,00
Penambahan ongkos listrik:
Rp. 85,374,000.00/Tahun
Delivery
Tidak berpengaruh pada
kapasitas produksi
Tidak berpengaruh pada
kapasitas produksi
Safety
Overflow cat cukup banyak dan
dapat mempengaruhi emisi dan
kesehatan manpower
Pekerja terpapar kimia
8jam/hari
Overflow cat dapat lebih ditekan
dan tidak mempengaruhi
kesehatan pekerja
Moral
Beban kerja man power
menjadi lebih berat
Man Power merasa terancam
akan digantikan oleh sistem
otomasi
Page 63
47
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.Simpulan
Dari Penelitian dan perhitungan terhadap stasiun kerja Surfacer pada Line
Painting Casting Wheel di PT. XYZ didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat efisiensi kerja pada stasiun kerja Surfacer pada Line Painting
Casting Wheel cukup rendah yaitu hanya berkisar 25% saja dari
keseluruhan waktu yang tersedia.
2. Faktor faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat efisiensi line
antara lain adalah dikarenakan adanya terlalu banyak man power pada
stasiun kerja Surfacer yang hanya melakukan tugas yang cenderung
ringan.
3. Melihat dari data dan analisa yang didapatkan, kedua opsi pengganti
tersebut, baik pengurangan pekerja maupun otomasi pengecatan
dimungkinkan untuk dilaksanakan.
5.2.Saran
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemungkinan penerapan
otomasi pada stasiun kerja yang lain dan perhitungan berdasarkan kondisi aktual
pada fasilitas produksi.
Page 64
48
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Syafaruddin, (1994). Alat-alat Analisis dalam Pembelanjaan, Edisi
keempat, Lembaga Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
Behrens, W., P.M Hawranck, ( 1991). Manual For The Preparation of Industrial
Feasibility Studies (UNIDO).
Choliq Abdul, Rivai Wirasasmita, Sumarna Hasan,1999, Evaluasi Proyek.
Bandung, Pionir Jaya
Djakman,chaerul.2001. dasar-dasar manajemen keuangan,Edisi 1,Jakarta:
Salemba Empat.
E. A Elsayed and T. O. Boucher. 1994. Analysis and Control of Production
Systems, Second Edition , Prentice-Hall, Inc., New Jersey
Ibrahim, Yacob (2003), Studi Kelayakan Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Freddy Rangkuti. 2012. Studi Kelayakan Bisnis & Investasi. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Gaspersz, Vincent. (2001). Production Planning And Inventory Control
berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju
Manufacturing 21. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kadariah,L. 1999.Pengantar Evaluasi Proyek. FE UI. Jakarta.
Page 65
49
Liker, J. 2004. The Toyota Way: 14 Management Principles from the World's
Greatest Manufacturer.
Rahim, ABD .2008. Pengantar Teori dan Kasus Ekonomika Pertanian. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia ( UI-Press).
Jakarta
Soetriono, Suwandari,Anik. dan Rijanto. 2006. Ilmu Usahatani.Edisi
Revisi.Cetakan Kedua.Jawa Timur: Penerbit Bayumedia Publishing
Sutalaksana, Iftikar Z. Anggawisastra, Ruhana. Tjakraatmadja, John H.. Teknik
Tata Cara Kerja. Teknik Industri ITB, Bandung.
Sutojo, Siswanto. (2000). Studi Kelayakan Proyek: Konsep, Teknik dan Kasus
. Edisi-1. PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta.
Pujawan, I. N. 2004. Ekonomi Teknik. Surabaya : Guna Widya, jilid 1. Cetakan
ke 3.
Umar, Husein. (2000). Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, PT.Gramedia
Pustaka Utaman, Jakarta.
Page 66
50
LAMPIRAN
1. Mapping Man Power Seksi Painting Casting Wheel
2. Penawaran Harga Pengerjaan Proyek dari Kontraktor
Page 67
51
3. Spesifikasi Robot Motoman PX 2050
Page 68
52
4. Kebutuhan Utilitas Pendukung
NOROBOT W In NFB(A)
1 Robot1 5000 7,60 20
2 Robot2 5000 7,60 20
3 Robot3 5000 7,60 20
4 Robot4 5000 7,60 20
5 Robot5-Spare 5000 7,60 20
6 Robot6-Spare 5000 7,60 20
7 Robot7-Spare 5000 7,60 20
8 Robot8-Spare 5000 7,60 20
9 NFB-Spare 32870 50,00 50
10 Lighting 660 3 3
11 Ventilator 660 3 3
12 Receptacle 4400 20 20
13 Control Power 1100 5 5
14 PLC Power 660 3 3
15 24V DC Power 660 3 3
81010 159,2
Total Power 82kW
Main NFB 150A
Page 69
53
EM
ER
GE
NC
YS
1S
2
PO
WE
RS
DP
-1S
DP
-2321kW
341kW
1400A1600A
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
Co
nveyor
Pretreatm
ent L
ighting B
oo
th T
U O
venD
I Water
Ro
bo
t O
ven A
ir Sup
ply
Lighting(M
ercury)
9kW120kW
28kW146kW
71kW19kW
81kW73kW
116kW
50A250A
100A325A
200A60A
150A200A
450A
Panel
Panel
Panel
FP
R
Panel
Panel
Panel
Panel
Panel
Panel
Panel
Panel
Panel
MA
KER
Page 70
54
5. Data COGM Proses Pengecatan
6. Form Standard Using
SEKSI : PAINTING STEEL CW
NO LINE DESC QTY Cost
[MP/shift] [Rp/hg]
1 CW Direct Operator 38 9,380
MAN POWERENGINEERING DIV.
Type Specification Satuan Satuan dr Val Harga
Baru STD using /unit
K03S 06-03-00037 Surfcleaner No. 53S 1000 G gr IDR 26
FR WHEEL 06-04-00149 Alsurf 301N-1R 1 KG gr IDR 27000
AXIS GREY 06-04-00150 Paintkill 102A 1 KG cc IDR 23000
06-04-00151 Paintfloc 220K 1 KG cc IDR 18500
06-04-00152 Adjuster PH250P 1 KG gr IDR 17000
01-03-00028 NH-303M Superlac F/45 Matt Axis Grey 1 L cc IDR 80077.8
01-03-00052 FMM U/C 92 200 L cc IDR 26147.22
01-03-00086 Amilac Surfacer Brown 1 L cc IDR 46282.15
01-03-00052 FMM U/C 92 200 L cc IDR 26147.22
K03S 06-03-00037 Surfcleaner No. 53S 1000 G gr IDR 26
RR WHEEL 06-04-00149 Alsurf 301N-1R 1 KG gr IDR 27000
AXIS GREY 06-04-00150 Paintkill 102A 1 KG cc IDR 23000
06-04-00151 Paintfloc 220K 1 KG cc IDR 18500
06-04-00152 Adjuster PH250P 1 KG gr IDR 17000
01-03-00028 NH-303M Superlac F/45 Matt Axis Grey 1 L cc IDR 80077.8
01-03-00052 FMM U/C 92 200 L cc IDR 26147.22
01-03-00086 Amilac Surfacer Brown 1 L cc IDR 46282.15
01-03-00052 FMM U/C 92 200 L cc IDR 26147.22
Part Number
Page 72
56
8. Resume Painting Casting Wheel
Page 73
57
13. Jadwal Maintenance dan Inspeksi Robot