Top Banner
ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA SKRIPSI OLEH SALSABELLA WAWA ANASYA NIM RRA1B117004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2021
181

ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

Oct 01, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA

BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA

SKRIPSI

OLEH

SALSABELLA WAWA ANASYA

NIM RRA1B117004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021

Page 2: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA

BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA

ii

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Jambi

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam

Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh

Salsabella Wawa Anasya

NIM RRA1B117004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021

Page 3: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja
Page 4: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja
Page 5: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja
Page 6: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja
Page 7: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

vii

ABSTRAK

Anasya, Salsabella Wawa.2020, Analisis Struktural Naskah Drama Bila Malam

Bertambah Malam Karya Putu Wijaya: Skripsi, Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing (I) Dra. Hj.

Yusra D., M.Pd., (II) Hilman Yusra, S.Pd., M.Pd.,

Kata Kunci: naskah drama, struktural.

Penelitian ini bertujuan memperoleh deskripsi (1) unsur-unsur apa saja yang

membangun naskah drama. (2) hubungan antarunsur naskah drama Bila Malam

Bertambah Malam karya Putu Wijaya. (3) Bagaimana relevansi terhadap

pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.

Jenis penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Pengumpulan data

menggunakan metode studi pustaka yang difokuskan untuk mengidentifikasi dan

mendeskripsikan unsur-unsur dan hubungan makna dalam naskah drama Bila

Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya. Kemudian setelah data diperoleh

dianalisis menggunakan teknik analisis data. Selanjutnya untuk menguji

keabsahan data dilakukan dengan cara menggunakan teknik triangulasi.

Hasil penelitian ini mendeskripsikan: (I) Unsur-unsur naskah drama Bila Malam

Bertambah Malam karya Putu Wijaya meliputi: alur, tokoh, latar, tema, amanat,

dialog, dan teks samping. alur maju, Tokoh dalam naskah drama Bila Malam

Bertambah Malam karya Putu Wijaya terdiri dari, tokoh antagonis, yaitu: Gusti

Biang, tokoh tritagonis yaitu: Ratu Ngurah dan Wayan, dan tokoh protagonis:

Nyoman, Untuk Latar ruang luar adalah Bali, Latar waktu malam. Sedangkan

tema yang melandasi naskah drama ini yakni permasalahan persoalan status

sosial. Amanat yang terkandung sebagai makhluk hidup kita harus saling

menghargai satu sama lain. Dialog, disesuaikan dengan latar Indonesia sehinggan

dialog yang digunakan campuran berbahasa Bali, dan pada naskah drama ini

memiliki teks samping yang memberikan petunjuk teknis drama. (II) Hubungan

antarunsur naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya

saling menopang atau memiliki keterjalinan yang kuat. Masing-masing unsur

memiliki peranan dan fungsi yang saling mendukung dengan unsur-unsur lainnya.

(II) Hubungan antar unsur naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya

Putu Wijaya, pembahasan mengenai unsur-unsur naskah drama dan hubungan

antar unsur yang terdapat dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam

karya Putu Wijaya. (3) relevansi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IX

SMA.

Kesimpulan terhadap hasil ini memperlihatkan bahwa unsur-unsur naskah drama

Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya memiliki: tujuh unsur yang

membangun naskah drama alur, tokoh, latar, tema, amanat, dialog, dan teks

samping. hubungan antarunsur sangat erat dan berkaitan satu sama lain tidak

dapat dipisahkan. Relevansi dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI

SMA.

Page 8: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala Yang

Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala berkat dan rahmat-Nya

sehingga selesainya penelitian yang dilakukan sampai terwujud menjadi skripsi

yang berjudul Analisis Struktural Naskah Drama Bila Malam Bertambah Malam

Karya Putu Wijaya.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah

membantu, dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis sampaikan terima kasih,

terutama kepada ibu Dra. Hj. Yusra D., M. Pd. Selaku dosen pembimbing I

sekaligus Pembimbing Akademik yang dengan kesabaran, keikhlasan, serta

memotivasi penulis, hatinya yang lembut dalam menasehati dan membimbing

penulis scara kritis dan cemerlang dalam berpikir telah membuat penulis tidak

menyerah memperbaiki kesalahan atau kekeliruan yang masih muncul dalam

penyususan skripsi ini. Semoga Tuhan tetap memberikan kesehatan kepada beliau.

Kepada Bapak Hilman Yusra, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang dengan

ketelitian, kesabaran, dan kebijakannya telah membuka dan mengasah

pemahaman intelektual penulis serta memberikan bimbingan dan arahan yang

berarti dalam penyelesaian skripsi ini.

Kepada Ibu Dr. Hj. Irma Suryani, M. Pd., dan Bapak Dr. Drs. Harry

Soedarto H, M.Pd. dan Bapak Drs. H. Larlen. M.Pd terima kasih atas saran dan

kritikan yang telah diberikan dalam siding skripsi. Semoga ilmu dan kekritisan

Bapak dan Ibu membuat skripsi ini lebih sempurna.

Penulis sampaikan terima kasih yang dalam kepada dosen Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra PBS FKIP Universitas Jambi yang telah membagi

ilmunya dengan maksimal. Tidak lupa pula Ketua dan Sekretaris Jurusan

Pendidkan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan pengarahan

kepada mahasiswanya.

Jambi, Januari 2021

Penulis

Page 9: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

MOTTO .................................................................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 6

1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7

1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................................. 7

1.4.1 Manfaat Praktis ............................................................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORETIK

2.1 Naskah Drama ................................................................................................... 8

2.2 Jenis-Jenis Drama............................................................................................ 10

2.3 Unsur-Unsur yang Membangun Naskah Drama ............................................. 14

2.3.1 Alur .............................................................................................................. 15

2.3.2 Tokoh ........................................................................................................... 16

Page 10: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

x

2.3.3 Setting atau Latar.......................................................................................... 18

2.3.4 Tema ............................................................................................................. 20

2.3.5 Amanat ......................................................................................................... 20

2.3.6 Dialog ........................................................................................................... 21

2.3.7 Petunjuk Teknis atau Teks Samping ............................................................ 22

2.4 Hubungan Antarunsur Naskah Drama ............................................................ 23

2.5 Pendekatan Struktural ..................................................................................... 24

2.6 Penelitian Relevan ........................................................................................... 25

2.7 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 29

3.2 Data dan Sumber data ..................................................................................... 29

3.2.1 Data .............................................................................................................. 29

3.2.2 Sumber Data ................................................................................................. 29

3.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 30

3.4 Pendekatan Penelitian ..................................................................................... 31

3.5 Instrumen Penelitian........................................................................................ 31

3.6 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 33

3.7 Pengecekan Keabsahan Data........................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................... 35

4.1.1 Unsur Naskah Drama .................................................................................. 35

4.1.1 Alur .............................................................................................................. 35

4.1.2 Tokoh ........................................................................................................... 47

Page 11: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

xi

4.1.3 Setting atau Latar.......................................................................................... 58

4.1.4 Tema ............................................................................................................. 61

4.1.5 Amanat ......................................................................................................... 63

4.1.6 Dialog ........................................................................................................... 63

4.1.7 Petunjuk Teknis atau Teks Samping ............................................................ 64

4.2. Pembahasan ................................................................................................... 65

4.2 Hubungan Antar Unsur Naskah Drama Bila Malam Bertambah Malam karya

Putu Wijaya .................................................................................................... 74

4.3 Relevansi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA ............................ 76

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan ......................................................................................................... 79

5.2 Implikasi ......................................................................................................... 81

5.3 Saran ............................................................................................................... 81

DAFTAR RUJUKAN

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Naskah Drama ............................................................................................... 82

2. Korpus Penlitian Rumusan Masalah Pertama .............................................. 158

3. Korpus Penlitian Rumusan Masalah Kedua................................................. 167

Page 13: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis struktural merupakan tahap awal dalam penelitian sastra yang

sulit untuk dihindari, karena melalui analisis ini memungkinkan penjabaran secara

optimal. Analisis struktural merupakan satu bentuk pisau bedah atau suatu alat

yang digunakan untuk mengkaji karya sastra.

“Analisis struktural merupakan tahap awal dalam memahami karya sastra

dari unsur struktural atau pembentuk karya sastra.Analisis struktural karya sastra

dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi

dan hubungan antarunsur intrinsik fiksi yang bersangkutan” (Satinem, 2019:37).

Analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat,

sedetail, dan seteliti mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek

karya sastra yang menghasilkan makna menyeluruh.

Dapat dikatakan bahwa naskah drama adalah jenis karya sastra yang

kurang popular dimata masyarakat. Salah satu karya satsra yang butuh

penanganan kompleks ialah naskah drama, naskah drama sebagai karya sastra

bertujuan menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian dari emosi

lewat lakuan dan dialaog drama lazimnya dipentaskan. Dengan membaca naskah

drama diharapkan pembaca memperkaya batin dan mendapatkan kesenangan

positif untuk menemukan nilai-nilai kehidupan dalam pesan atau makna yang

terkandung dalam drama.

1

Page 14: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

2

Mengenai drama, Hasanuddin (2015:4) mengemukakan:

Drama adalah karya yang memiliki dua dimensi karakteristik, yaitu dimensi

sastra dan dimensi pertunjukan. Pemahaman terhadap drama pada masing-

masing dimensi akan wajar jika berbeda karena unsur-unsur yang membangun

dan membentuk drama pada masing-masing dimensi lainnya, yang pada

akhirnya akan memberikan pemahaman yang menyeluruh terhadap drama

sebagai karya dua dimensi tersebut.

“Satu hal yang tetap menjadi ciri naskah drama adalah bahwa semua

kemungkinan itu harus disampaikan dalam bentuk dialog-dialog dari para tokoh.

Akibat hal inilah maka seandainya seorang pembaca yang membaca suatu naskah

drama tanpa menyaksikan pementasan drama tersebut mau tidak mau harus

membayangkan jalur peristiwa di atas pentas” (Hasanudin,2015:5).

Seperti halnya karya sastra yang lain, naskah drama juga dibangun oleh

unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Dalam upaya mendapatkan pemahaman yang

maksimal terhadapat suatu drama, untuk dapat mengungkapkan makna dari suatu

karya satra, yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah unsur-unsur instrisik

yang lengkap. Unsur-unsur instrisik tersebut berupa alur, dialog, latar, penokohan,

tema dan amanat. Unsur-unsur tersebut saling berkaitan dan membentuk suatu

kesatuan yang membangun drama dari dalam. Untuk mendapatkan pemahaman

tersebut dibutuhkan sebuah analisis struktural.

Peneliti melakukan penelitian pendekatan struktural disebabkan karena

pendekatan struktural memandang bahwa konsep fungsi memegang peranan

penting dan keterkaitan antarunsur intrinsiklah yang mampung memberi makna

secara tepat, sebab sebuah karya sastra merupakan totalitas unsur-unsurnya yang

saling berkaitan satu sama lain. Pemahaman secara utuh terhadap unsur-unsur

instrisik merupakan materi yang sering sekali dipelajari di sekolah. Pembelajaran

di sekolah masih terbilang kurang, oleh karena itu penelitian ini diharapkan

Page 15: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

3

mampu menjadi referensi untuk guru membuat bahan ajar di sekolah terutama

intuk pembelajaran sastra drama.

Dalam penelitian ini, naskah drama Bila Malam Bertambah Malam Karya

Putu Wijaya akan dijadikan objek kajian. Naskah drama Bila Malam Bertambah

Malam Karya Putu Wijaya akan dianalisis unsur-unsurnya (alur, tokoh, latar,

tema, amanat, dialog, dan teks samping), dan menggunakan pendekatan struktural.

Siswantoro (2010:13) menyatakan “Struktur berarti keseluruhan yang kompleks

(complex whole)”.Setiap objek, atau peristiwa adalah pasti sebuah struktur, yang

terdiri berbagai unsur, yang setiap unsurnya tersebut menjalin hubungan. Hanya

saja drama dibedakan dengan bentuk-bentuk lainnya dalam hal kebutuhannya,

drama memilliki unsur dialog dan teks samping.

Ada beberapa alasan peneliti melakukan analisis struktural dalam naskah

drama Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya. Alasan pertama,

peneliti memilih naskah drama karya Putu Wijaya karena Putu wijaya(sang

teroris mental) sudah sangat terkenal sebagai ahli di bidang drama dan teater. Putu

wijaya sudah menulis lebih 30 novel, 40 naskah drama, sekitar 1000 cerpen,

ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Ia juga telah menulis skenario film

dan sinetron. Sebagai seorang dramawan,Ia memipin Teater Mandiri sejak 1971.

Sangat banyak naskah drama yang ditulis beliau, di antaranya Aeng, Anu, Bah,

Demokrasi, Jangan Menangis Indonesia, Lautan Bernyanyi, dan zetan.

Alasan kedua, sejauh pengamatan peneliti melalu membaca skripsi yang

ada di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Bahasa dan seni,

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jambi dan di

media sosial google internet, penelitian tentang analisis struktur dan relevansinya

Page 16: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

4

masih kurang. Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan yang berhubungan

dengan analisis struktural naskah drama. Di antara penelitian itu adalah penelitian

yang di lakukan oleh Ahmad Yani (2012) dengan judul Analisis Struktural

Naskah Drama Jangan Menangis Indonesia Karya Putu Wijaya. Selanjutnya Tiya

Antoni (2015) Analisis Struktural Teks Drama Penembak Misterius Karya Radhar

Panca Dahana. Afni Prawesti (2013) Analisis Struktural Semiotik Naskah Drama

Emilia Galotti Karya Gotthorld Ephram Lessing. Hasil dari penelitian ini

menunjukan pembahasan hasil analisis struktural dalam naskah tersebut tetapi

tidak mengaitkan dengan pembelajaran sastra di sekolah. Dan Dimas Anugrah

Adiyadmo (2016), Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Naskah Jangan

Menangis Indonesia Karya Putu Wijaya. Hasil dari penelitian ini tentu ada juga

kaitannya di Sekolah tetapi tidak mengaitkan langsung dengan Kompetensi Dasar.

Alasan ketiga, penelitian tentang analisis sturktur naskah drama memang

ada dilakukan tetapi banyak penelitian tentang analisis struktural dalam novel dan

monolog. Di antara penelitian terdahulu yang berkaitan dengan analisis struktural

adalah: 1. “Kajian Struktural Novel Hujan Bulan juni Karya Sapardi Djoko oleh

Fitri Lestari (2017). 2. “Analisis Struktural Teks Monolog Marsinah Menggugat

Karya Ratna Sarumpet” oleh Muhammad Bayumi (2019).

Dari beberapa penelitian terdahulu analisis struktural ini tidak mengaitkan

hubungan antarunsur struktur tersebut dan relevansinya terhadap pembelajaran di

Sekolah. Penelitian yang akan peneliti lakukan berbeda dari penelitian terdahulu

yang lebih banyak mengkaji unsur-unsurnya saja. Peneliti akan mengkaji unsur,

keterkaitan antarunsur dan relevansinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia

di SMA

Page 17: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

5

Alasan keempat, karya ini memiliki relevansi yang kuat dengan

Kompetensi Dasar 3.18 “Mengidentifikisai aalur cerita, babak demi babak, dan

konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton”, Kompetensi dasar 3.19

“Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton” di kelas XI

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.

Alasan kelima,sebagai mahasiswa yang kuliah di Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, yang nantinya akan menjadi guru Bahasa dan Satra Indonesia,

meneliti hal ini tentu harus mempersipakan diri dengan ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan kemampuan menganalisis.

Beberapa hal yang telah dipaparkan tersebut menjadi alasan peneliti utuk

meneliti naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya ini

sebagai karya sastra dengan menggunakan pendekatan struktural yakni analisis

tentang unsur-unsur naskah drama. Penelitian sebelumnya yang relevan, oleh

peneliti dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Analisis Struktural Naskah Drama Bila Malam Bertambah Malam

Karya Putu Wijaya”.

Page 18: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Unsur apa sajakah yang membangun naskah drama Bila Malam

Bertambah Malam Karya Putu Wijaya?

2. Bagaimanakah hubungan antarunsur yang membangun naskah drama Bila

Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya?

3. Bagaimanakah relevansi terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di

SMA?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, penulis merumuskan

tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan unsur naskah drama Bila Malam Bertambah

Malam Karya Putu Wijaya.

2. Untuk mendeskripsikan hubungan antarunsur yang membangun naskah

naskah drama Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya.

3. Menghubungkan unsur naskah drama Bila Malam Bertambah Malam

Karya Putu Wijaya pada pemebelajaran bahasa Indonesia di SMA.

Page 19: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

7

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai sumbangan pengetahuan bagi para peneliti dan peminat naskah

drama, serta memberikan gambaran tentang model penelitian struktural

terutama dalam mengkaji naskah drama.

2. Sebagai sumbangan pengetahuan bagi pembaca atau peminat naskah

drama, khususnya Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

tentang analisis struktural dalam naskah drama Bila Malam Bertambah

Malam Karya Putu Wijaya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat pada umumnya.bahan panduan

dan menambah pengatahuan mengenai apresiasi karya sastra khusunya

naskah drama

2. Bagi peneliti lain, yaitu bisa dijadikan sebagai bahan rujukan atau

perbandingan untuk meneliti sastra, khususnya naskah drama, baik dari

perspektif yang sama maupun yang berbeda.

Page 20: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

8

BAB II

KAJIAN TEORETIK

2.1 Naskah Drama

Naskah drama adalah suatu rangkaian percakapan dalam tulisan yang

tersusun sedemikian rupa dengan mempertimbangkan: alur, tokoh, penokohan,

perwatakan, setting/latar, tema, amanat, dialog, dan petunjuk teknis/teks samping.

Naskah drama dapat diberi batasan sebagai salah satu jenis karya sastra yang

ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan atas konflik batin yang dapat

dipentaskan. Menurut Wiyanto (2002:126) “naskah drama berupa percakapan,

yaitu percakapan antar pelaku”. Selain percakapan para pelaku, naskah drama

juga berisi penjelasan mengenai gerak-gerik dan tindakan yang dilaksanakan

pelaku.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Suharso (2011) “Naskah

adalah karangan yang masih ditulis tangan dan belum diterbitkan”. Naskah

drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas pentas.

Naskah drama ini dapat dijadikan sebagai bahan ajaran sastra yang dapat

dipentaskan, dan dapat dipagelarkan dalam media audio, seperti sandiwara radio.

Naskah drama adalah karangan yang berisi dialog-dialog para tokoh yang

saling berkaitan(adanya kesatuan dan kepaduan) antara yang satu dengan yang

lainnya. Proses berpikir seseorang sangat erat kaitannya dengan ada tidaknya

kesatuan dan koherensi dalam tulisan yang disajikannya. Pratikto (dalam

8

Page 21: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

9

Dewi,2013) menjelaskan bahwa makin baik cara berpikir seseorang, pada

umumnya makin terlihat jelas adanya kesatuan dan koherensi itu

Menurut Hassanudin (2015:5) “Sebagai sebuah genre sastra, drama

memungkinkan ditulis dalam bahasa yang memikat dan mengesankan. Drama

dapat ditulis oleh pengarangnya dengan mempergunakan bahasa sebagaimana

sajak. Penuh irama dan kaya akan bunyi yang indah, namun sekaligus

menggambarkan watak-watak manusia secara tajam”. Satu hal yang tetap

menjadi ciri naskah drama adalah bahwa semua kemungkinan itu harus

disampaikan dalam bentuk dialog-dialog dari para tokoh.

Dasar dari cerita sebuah naskahdrama adalah konflik manusia. Konflik

tersebut biasanya lebih bersifat batin daripada fisik. Konflik yang dimunculkan

dalam sebuah drama harus mempunyai motif. Konflik dan motif tersebut akan

memunculkan kejadian-kejadian yang membangun suatu alur cerita dalam drama.

Sebagai salah satu karya jenis karya sastra, naskah sebuah drama dibangun oleh

strfisik yang berupa bahasa, dan struktur batin yang berupa semantik atau makna.

Pada umumnya, naskah-naskah drama dibagi ke dalam babak-babak.

Babak adalah bagian dari naskah drama yang merangkum semua peristiwa

yang terjadi di suatu tempat pada urutan waktu tertentu. Suatu babak biasanya

dibagi lagi ke dalam adegan. Adegan adalah peristiwa berhubung datangnya

atau perginya seseorang atau lebih tokoh cerita ke atas pentas. Sumardjo dan

Saini (dalam Wicaksono, 2014:110) menjelaskan bahwa “Drama yang terdiri

dari tiga atau lima babak disebut drama panjang, sedangkan kalau drama itu

terdiri dari satu babak disebut drama pendek atau sering disebut drama satu

babak”.

Page 22: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

10

2.2 Jenis-Jenis Drama

Ada beberapa jenis drama tergantung dasar yang digunakannya. Dasar

yang digunakan pun bermacam-macam. Ada tiga dasar yaitu berdasarkan

penyajian lakon, berdasarkan sarana dan berdasarkan keberadaan naskah.

1. Berdasarkan Penyajian Lakon

Menurut Wiyanto (2002:7).

a. Tragedi

tragedi adalah drma penuh kesedihan karena pelaku utama dari awal

sampai akhir pertunjukan selalu sia-sia (gagal) dalam memperjuangkan

nasibnya yang jelek. Ujung cerita berakhir dengan kedukaan yang

mendalam karena maut menjemput tokoh utama. Oleh karena itu, tak

jarang penonton ikut merasa sedih bahkan juga dapat menangis.

b. Komedi

Komedi atau suka cerita adalah drama penggeli hati. Drama ini penuh

kelucuan yang menimbulkan tawa penonton. Sebagian orang

mengatakan bahwa komedi adalah drama gelak. Meskipun demikian,

sama sekali bukan bukan komedi bukan lawak. Komedia tetap

menuntut nilai-nilai drama. Gelak tawa penonton dibangkitkan dengan

kata-kata. sering mengandung sindiran dan kritik kepada anggota

masyarakat tertentu. Karena itu, bahan yang digunakan diambil dari

kejadian-kejadian yang ada dalam masyarakat.

c. Tragekomedi

tragekomedi adalah perpaduan antara drama tragedi dan komedi. Isi

lakon penuh kesedihan, tetapi juga mengandung hal-hal yang

Page 23: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

11

menggembirakan dan menggelikan hati. Sedih dan gembira silih

berganti. Kadang-kadang penonton larut dalam kesedihan, kadang-

kadang tertawa terbahak-bahak sebagai wujud rasa geli dan gembira.

d. Opera

Opera adalah drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi

musik. Lagu yang dinyanyikan pemain satu berbeda dengan lagu yang

dinyanyikan pemain lain, demikian pula irama musik pengiringnya.

Drama jenis ini memang mengutamakan nyanyian dan musik,

sedangkan lakonnya hanya sebagai sarana. Opera yang pendek

namanya operet

e. Melodrama

Melodrama adalah drama yang dialognya diucapakan dengan iringan

melodi atau musik. Tentu saja cara mengucapkannya sesuai dengan

pengiringnya. Bahkan kadang-kadang pemain tidak berbicara apa-apa.

f. Farce

farce adalah drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya

dagelan. Ceritanya berpola komedi, demikian pula gelak tawa yang

dimunculkan lewat kata dan perbuatan. Yang ditonjolkan dalam drama

ini adalah kelucuan yang mengundang gelak tawa agar penonton

merasa senang.

g. Tablo

Tablo adalah jenis drama yang mengutamakan gerak. Para pemainnya

tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan

itu. Bunyi-bunyian pengiring (bukan musik) untuk memperkuat kesan

Page 24: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

12

gerakan-gerakan yang dilakukan pemain. Jadi, yang ditonjolkan dalam

drama jenis ini kekuatan akting para pemain.

h. Sendratari

Sendratari adalah gabungan antara seni drama dan seni tari. Para

pemain adalah penari-penari berbakat. Rangkaian peristiwa

diwujudkan dalam bentuk tari yang diiringi musik. Tidak ada dialog,

kadang-kadang dibantu narasi singkat agar penonton mengetahui

peristiwa yang sedang dipentaskan. Drama ini memang lebih

mengutamakan tari daripada ceritanya, cerita yang digunakan hanya

sebagai sarana.

2. Berdasarkan Sarana

Menurut (Wiyanto 2002:9).

a. Drama panggung dimainkan oleh para aktor di panggung pertunjukan.

Penonton berada di sekitar panggung dan dapat menikmati secara

langsung dengan cara melihat perbuatan para aktor, mendengarkan

dialog, bahkan dapat meraba kalau mau dan boleh.

b. Drama Radio

Drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa

didengarkan oleh penikmat. Berbeda dengan drama panggung yang

bisa ditonton saat dimainkan, drama radio dapat disiarkan langsung

dan dapat direkam dulu lalu disiarkan pada waktu yang diklehendaki.

Bila mau, dapat pula disiarkan berulang-ulang.

Page 25: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

13

c. Drama Televisi

Drama televisi dapat didengar dan dilihat (meskipun hanya gambar).

Hamper sama dengan drama panggung, hanya bedanya, drama televisi

tak dapat diraba. Drama televisi dapat disiarkan secara lansung , dapat

pula direkam dulu ditayangkan kapan saja sesuai dengan program mata

televisi.

d. Drama Film

Drama film hampir sama dengan drama televise. Bedanya, drama film

menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop dan

penontonnya berduyun-duyun pergi ke bioskop. Namun, drama film

dapat juga ditayangkan dari studio televise sehingga penonton dapat

menikmati dirumah masing-masing.

e. Drama Wayang

Ciri khas tontonan drama adalah ada cerita dan dialog. Karena itu,

semua bentuk tontonan yeng mengandung cerita disebut drama,

termasuk tontonan wayang kulit (jawa) atau wayang golek (sunda).

Para tokoh digambarkan oleh wayang atau golek (boneka kecil) yang

dimainkan oleh dalang.

f. Drama Boneka

Drama boneka hampir sama dengan wayang. Bedanya, dalam drama

boneka para tokoh digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh

beberapa orang. Bahkan, kalau bonekanya besar (di dalamnya ada

orang) boneka itu dapat bermain sendiri tanpa dimainkan dalang.

Page 26: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

14

3. Berdasarkan Ada dan Tidaknya Naskah

a. Drama tradisional adalah tontonan drama yang tidak menggunakan

naskah. Kalau toh ada naskah, naskah itu berupa kerangka cerita dan

beberapa catatan yang berkaitan dengan permainan drama. Watak

tokoh, dialog dan gerak geriknya diserahkan sepenuhnya kepada

pemain. Dengan cara seperti ini resiko gagal tentu ada sangat besar.

Resiko gagal itu menjadi kecil kalau para pemainnya sudah banyak

pengalaman. Ketoprak (Jawa Tengah), ludruk (Jawa Timur) dan

lenong (Betawi) adalah contoh drama tradisional.

b. Drama modern menggunakan naskah. Naskah yang berisi dialog dan

perbuatan para pemain tersebut benar-benar diterapkan. Artinya,

pemain menghafalkan dialog dan berbuat atau melakukan gerak-gerik

seperti yang ditulis dalam naskah. Dialog yang sudah dihafalkan itu

lalu dicobakan dalam praktik, disertai gerak-gerik seperti yang

dikehendaki dalam naskah. Para pemain berlatih berulang-ulang

sampai bener-bener bisa memerankan dengan penuh penjiwaan tokoh

yang diperaninnya.

2.3 Unsur-Unsur yang Membangun Naskah Drama

Naskah drama disebut juga drama naskah atau sastra lakon. Unsur yang

membangunnya berkaitan dengan unsur yang membangun drama sebagai karya

sastra. Struktur naskah drama mendasarkan analisisnya pada dua unsur pokok,

yaitu alur atau plot dan tokoh. Unsur-unsur pokok tersebut didukung oleh unsur-

unsur lain yaitu tema sebagai dasar cerita, latar,amanat, dialog, dan teks samping.

Page 27: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

15

Luxemburg (dalam Dimas Anugrah, 2016) menyatakan bahwa “unsur-

unsur drama adalah dialog, perwatakan, jangkauan ruang dan waktu, peristiwa dan

alur”. Dalam pembagian jangkauan ruang dan waktu dapat disamakan dengan

latar, sedangkan peristiwa dapat dimasukkan ke dalam unsur alur.

Menurut Waluyo (2006) drama naskah disebut juga sastra lakon. Sebagai

salah satu genre sastra, drama naskah dibangun oleh struktur fisik (kebahasaan)

dan struktur batin (semantic,makna). Wujud fisik sbuah naskah adlah dialog atau

ragam tutur. ragam tutur itu adalah ragam sastra.

Drama sebagai karya sastra ada yang menyebutnya sebagai drama naskah,

yakni sebagai salah satu jensi karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang

didasarkan atas konflik batin dan mempunyai kemungkinan dipentaskan. Menurut

waluyo (2006), unsur yang membangunnya adalah:

2.3.1 Alur/Plot

Istilah lain yang digunakan untuk plot atau kerangka cerita adlah alur.

Secara sederhana, plot atau alut dikatakan sebagai rangkaian atau urutan peristiwa

dalam cerita.

Alur merupakan rentetan peristiwa dalam cerita atau kerangka dari awal

hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara tokoh yang berperan dalam

naskah. Konflik berkembang karena kontradiksi para pelaku. Sifat tokoh utama itu

bertentangan, misalnya: kebaikan kontra kejahatan, tokoh sopan kontra tokoh

brutal, tokoh pembela kebenaran kontra bandit, dan sebagainya. Konflik semakin

lama semakin meningkat untuk kemudian mencapai titik klimaks. Setelah klimaks

lakon akan menuju penyelesaian.

Page 28: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

16

Alur dalam drama tidak diceritakan seperti halnya dalam novel, melainkan

didialogkan oleh tokoh-tokoh yang terdapat di dalam cerita. Alur merupakan

rangkain beberap konflik yang dramatic. Rangkaian tersebut oleh Waluyo dibagi

menjadi lima bagian, yaitu Ekspotition atau pelukisan awal cerita, Komplikasi

atau pertikaian awal, Klimaks atau titik puncak cerita, Resolusi atau penyelesaian,

Catastrophe atau Deneounment atau keputusan

Waluyo (2002:8-12) mengemukakan lima bagian alur sebagai berikut:

(1) Dalam ekspotition pembaca diperkenalkan dengan tokoh-tokoh dengan

watak masing-masing, latar cerita dan suasana cerita. Perkenalan ini

disajikan dalam bentuk dialog dan teks samping.

(2) Dari ekspotition terjai pertentangan-pertentangan antar tokoh. Konflik

mulai menanjak (keadaan mulai memnucak).

(3) Klimaks atau Titik PPuncak Cerita (Peristiwa-peristiwa mencapai puncak).

(4) Resolusi atau Penyelesain (Konflik mulai menurun atau mereda menuju

pemecahan)

(5) Catatsrophe atau Denoument atau Keputusan (Pengarang memberikan

pemecahan soal dari semua peristiwa).

2.3.2 Tokoh

Tokoh merupakan bagian penting dalam drama. Tanpa adanya tokoh cerita

tidak berjalan dan tidak akan terbentuk konflik-konflik. Konflik ini hanya

mungkin diciptakan oleh tokoh-tokoh yang mempunyai karakter berlainan. Peran

tokoh akan berarti apabila penempatannya selaras dengan suasana yang

dikehendaki. Sumardjo dan saini (dalam Ahmad Yani:2012) Menyatakan :

Page 29: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

17

“Cerita yang disajikan dalam sastra drama, walau kadang-kadang dialami

oleh binatang atau mahluk lain, umumnya dialami oleh tokoh-tokoh cerita

yang berupa manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tokoh

cerita adalah orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa-

peristiwa yang digambarkan dalam plot”.

Tokoh dalam drama dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis.

Waluyo (2006:14) mengemukakan bahwa tokoh dapat dibagi berdasarkan

peranannya dalam jalan cerita. Pembagian tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tokoh Protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada satu

atau dua figure tokoh yang protagonist utama yang dibantu oleh tokoh-tokoh

lainnya yang terlibat sebagai pendukung cerita.

b. Tokoh Antagonis, yaitu tokoh yang penentang dalam cerita yang juga dibantu

oleh beberapa tokoh lain yang ikut menentang cerita.

c. Tokoh Tritagonis, yaitu tokoh pembantu, yang menengahi pertentangan

antara tokoh protagonis dan antagonis.

Berdasarkan peranannya dalam lakon serta fungsinya adalah sebagai

berikut:

a. Tokoh Sentral, yaitu tokoh yang paling menentukan gerak lakon. Tokoh ini

merupakan biang keladi pertikaian. Dalam hal ini tokoh sentral adalah tokoh

protagonis dan tokoh sentral.

b. Tokoh Utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat

juga sebagai medium atau perantara tokoh sentral. Dalam hal ini adalah tokoh

tritagonis.

c. Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang memegang peran pelengkap atau

tambahan dalam cerita.

Page 30: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

18

Tokoh dalam drama berkaitan dengan nama, usia, jenis kelamin, tipe fisik,

jabatan, dan keadaan jiwanya.Tokoh-tokoh dalam naskah drama hadir sebagai

seseorang yang berjati diri yang kualitasnya tidak semata-mata berkaitan dengan

ciri fisik, melainkan terlebih berwujud kualitas nonfisik. Tokoh dalam cerita

bersifat fiktif. Meskipun demikian, agar kehadirannya dapat diterima pembaca,

tokoh hendaknya tidak perlu asing bagi pembaca tetapi harus disadari pula bahwa

tokoh dalam cerita rekaan tidak sama persis dengan manusia pada dunia nyata.

Tokoh cerita rekaan tidak sepenuhnya bebas. Ia merupakan bagian dari suatu

keutuhan artistic, yakni karya sastra. Untuk mengetahui karakter seseorang tokoh

kita harus membaca cerita dengan penuh penghayatan dan penuh perhatian.

Tokoh-tokoh memiliki watak. Watak tokoh memungkinkan terjadi

pertentangan atau pertikaian antar tokoh hingga berkembang mencapai klimaks.

Tokoh harus memiliki watak yang kuat dan antara tokoh protagonos dan tokoh

antagonis harus kontradiktif antar keduanya. Dapat juga memiliki kepentingan

yang sama, saling berebut sesuatu, saling bersaing dan sebagainya.

2.3.3 Setting atau Latar

“Latar atau tempat kejadian cerita sering pula disebut sebagai latar

cerita/setting. Setting biasanya meliputi 3 dimensi, yaitu tempat, ruang, dan

waktu” (waluyo,2006:23). Artinya bukan hanya menunjukan tempat kejadian dan

kapan kejadiannya. Semi (dalam Rokhmansyah,2014:38) menjelaskan setting

adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi.

Latar dalam arti yang lengkap meliputi aspek ruang dan waktu terjadinya

peristiwa, serta aspek suasana

Page 31: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

19

1. Latar Tempat

Latar tempat menggambarkan lokasi terjadinya peristiwa dalam lakon.

Menurut Nurgiyantoro (2015) latar tempat menyaran pada lokasi

terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

Penggunaan latar tempat dengan nama-nama tertentu harus

mencerminkan dan tidak bertentangan dengan sifat dan kondisi

geografis tempat yang bersangkutan.

2. Latar Waktu

Menurut Nurgiyantoro (2015). Latar waktu berhubungan dengan

masalah kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah karya fiksi. Seperti malam hari, siang hari, subuh, atau sore hari.

Kadang tanggal yang disebutkan dalam cerita juga dapat dijadikan

aspek waktu dalam latar,

3. Latar Suasana atau Sosial

Aspek suasana menggambarkan kondisi atau situasi saat terjadinya

adegan atau konflik. Seperti suasana gembira, sedih, tragsi, tegang, dan

lain sebagainya. Menurut Nurgiyantoro (2015) latar sosial mengarah

pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial

masyrakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

Kehidupan sosial ini dapat mencakup adat istiadat, tradisi, keyakinan,

pandangan hidup, dan lain sebaginya.

Hasanuddin (2015:94) menyatakan “Latar dan ruang di dalam

drama memperjelas pembaca untuk mengidentifikasi permasalahan

drama”.

Page 32: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

20

2.3.4 Tema

Tema dan amanat dapat dirumuskan berbagai peristiwa, penokohan, dan

latar. Tema adalah inti permasalahan yang hendak dikemukakan pengarang dalam

karyanya. Oleh karena itu, tema merupakan hasil konklusi dari berbagai peristiwa

yang terkait dengan penokohan dan latar. “Dalam sebuah drama terdapat banyak

peristiwa yang masing-masing mengemban permasalahan, tetapi hanya ada

sebuah tema sebagai intisari dari permasalahan-permasalahan tersebut”

(Hasanuddin, 2015:103).

“Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjadi

dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok

permasalahan dalam cerita. Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung

dalam drama. Tema berhubungan dengan premis dari drama tersebut yang

berhubungan pula dengan nada dasar dari sebuah drama dan sudut pandang

dikemukakan oleh pengarangnya” (Waluyo, 2006:24).

Sejalan dengan pendapat tersebut, bahwa tema adalah ide sebuah cerita

yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca, baik secara langsung tersurat

atau tersamar atau tersembunyi.

Dari berbagai uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tema

merupakan ide atau gagasan pokok yang terandung dalam suatu karya sastra.

2.3.5 Amanat

Amanat adalah suatu ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh

pengarang. Amanat dapat terlihat di dalam tingkah laku tokoh. Melalu cerita,

sikap, dan tingkah laku tokoh diharapkan pembaca dapat mengambil hikmah dari

Page 33: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

21

pesan-pesan moral yang disampaikan. Penonton atau pembaca harus

menyimpulkan sendiri pesan moral yang diperoleh dari membaca naskah atau

menonton drama. Amanat merupakan pesan yang akan disampaikan pengarang

kepada penonton atau pembaca drama (Wiyanto,2002:24).

Amanat adalah pesan yang hendak disampaikan oleh pengarangnya melaui

karyanya. Amanat cerita pada dasarnyya tidak dapat keluar dari unsur yang

membangun suatu cerita. Ia erat kaitannya dengan tema cerita. Bila tem cerita

merupakan persoalan yang dibahas dalam cerita, maka amanat cerita merupakan

jalan keluar dari persoalan-persoalan yang terdapat dalam cerita tersebut. Dapat

juga dikatakan amanat cerita adalah pesan, nasihat, ujaran dan nila-nilai yang

terkandung dalam cerita. Tema bersifat sangat lugas, objektif dan khusus,

sedangkan amanat bersifat kias, subjektif dan umum (Waluyo, 2006:29).

2.3.6 Dialog

Dialog adalah mimetik (tiruan) dari kehidupan keseharian. Dialog drama

ada yang realistis komunikatif, tetapi ada juga yang tidak realistis (estetik,

filosopis, dan simbolik). Diksi dialog disesuaikan dengan karakter tokoh cerita

(Alfian, 2014:42).

Sebagai ciri utama dalam drama, dialog dapat menentukan ciri drama

dalam keseluruhan. Ada dialog sengaja ditulis panjang-panjang, ada pula dialog

yang ditulis pendek-pendek. Warna dialognya pun macam-macam, ada yang

lugas, puitis, atau menggunakan dialek tertentu untuk membangun nilai estetis

tertentu. Di samping itu, karena tidak mempunyai narasi, naskah drama hanya

dapat diteliti melalui dialog-dialog. Oleh karena itu, dialog dalam naskah drama

Page 34: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

22

merupakan sumber utama untuk menggali sumber informasi tekstual. Jalannya

(pelaksanaan pentas) juga akan memposisikan dialog menjadi sarana penting

dalam menjadikan naskah tertulis tersebut menjadi “terdengar” dan “teraba”.

Wiyanto (2002:13) mengemukakan pengertian dialog sebagai berikut:

Dialog adalah percakapan para pemain. Dialog memainkan peran yang

amat penting karena menjadi pengarang lakon drama. Artinya, jalan cerita

drama itu diektahui oleh penonton lewat dialog para pemainnya. Agar

dialog itu hambar, pengucapannya harus disertai penjiwaan emosional.

Selain itu, pelafalannya harus jelas dan cukup keras sehingga dapat

didengar semua penonton. Seseorang pemain yang berbisik, misalnya,

harus diupayakan agar bisikannya tetap dapat didengarkan penonton.

2.3.7 Petunjuk Teknis atau Teks Samping

Petunjuk teknis adalah rambu-rambu yang sengaja dicantumkan oleh

seorang penulis naskah drama sebagai penuntun penafsiran bagi siapa saja yang

ingin mementaskannya. Petunjuk teknis dalam naskah drama bisa berupa paparan

tentang adegan demi adegan, profil tokoh cerita, latar cerita (tempat adegan) tata

lampu, tata musik, tata panggung, dan daftar property yang harus disiapkan

Rokhmansyah (2014:43).

Waluyo (2006:30) mengatakan bahwa teks samping ini memberikan teknis

tentang tokoh, waktu, suasana penas, suara musik, keluar masuknya aktor atau

aktris, keras lembutnya dialog, warna suara, perasaan yang mendasari dialog, dan

sebagainya. Teks samping ini biasanya ditulis dengan tulisan berbeda dari dialog

(misalnya dengan huruf miring atau hruf besar semua).

Lebih lanjut lagi Waluyo (2006:30) mengemukakan bahwa teks samping

juga berguna sekali untuk memberikan petunjuk kapan actor harus diam,

pembicaraan pribadi, lama waktu sepi antar kedua pemain, jeda-jeda kecil atau

Page 35: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

23

panjang, dan sebagainya. Petunjuk teknis yang lengkap akan mempermudah

sutradara dalam penafsiran naskah. Petunjuk watak usia, dan keadaan sosial

aktor/aktris akan membantu sutradara dalam menghayati watak secara total,

sehingga pemilihan aktor/aktris dapat lebih tepat.

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa teks samping

atau petunjuk teknis adalah hal yang sangat terpenting dalam suatu karya sastra

khusunya drama. Teks samping merupakan petunjuk yang ditulis berbeda dari

dialog dengan hruf miring atau hruf besar.

2.4 Hubungan Antarunsur

Unsur-unsur naskah drama dalam kerangka struktural tidak dapat berdiri

sendiri dalam membangun naskah drama. Unsur-unsur tersebut memiliki fungsi

dan saling berhubungan satu sama lain, sehingga menghasilkan naskah drama

yang utuh. Hubungan antarunsur tersebut yang menjadi inti dari analisis

struktural.Prinsip-prinsip antarhubungan dalam analisis karya satra, di satu pihak

mengarahkan peneliti agar secara terus-menerus memperhatikan setiap unsur

sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan unsur-unsur yang lain. Analisis

terhadap penokohan. Misalnya, tidak mungkin dilakukan secara terpisah dari

unsur-unsur yang lain. Dengan kalimat lain, penokohantidak dapat dipahami tanpa

menghubungkannya dengan unsur-unsur yang lain, seperti kejadian, latar, plot,

dan sebagainya (Ratna, 2018:80).

Analisis struktural naskah drama dilakukan dengan mengidentifikasi,

mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik fiksi

Page 36: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

24

yang bersangkutan. “Pada dasarnya, analisis struktural memaparkan secermat

mungkin menghasilkan sebuah kemenyeluruhan” (Nurgiyantoro, 2015:60).

2.5 Pendekatan Struktural

Secara etimologis struktur berasal dari kata structure (Latin), berarti

bentuk, bangunan, sedangkan sistem berasal dari kata systema (Latin), berarti

cara. Struktururalisme berarti paham mengenai unur-unsur, yaitu struktur itu

sendiri, dengan mekanisme antarhubungannya, di satu pihak antarhubungan

unsur yang satu dengan unsur lainnya.

Pendekatan struktural sangat penting digunakan karena karya satra

merupakan sebuah struktur yang unsur-unsur pembentuknya saling erat

kaitannya satu dengan yang lain. Jadi, unsur-unsur pembentuk karya sastra tidak

dapat beridiri sendiri, tetapi saling terkait karena merupakan suatu sistem.

Pendekatan sturktural merupakan sarana untuk menganalisis unsur-unsur karya

sastra.

Secara definitive strukturalisme memberikan perhatian terhadap analisis

unsur-unsur yang berbeda. Dalam hubungan inilah karya sastra dikatakan sebagai

memiliki ciri-ciri yang khas, otonom, tidak bisa digeneralisasikan. Setiap

penilaian akan memeberikan hasil yang berbeda. Meskipun demikian perlu

dikemukakan unsur-unsur pokok yang terkandung dalam ketiga jenis karya, yaitu:

prosa, puisi dan drama. Unsur-unsur prosa di antaranya: tema, peristiwa atau

kejadian, latar atau setting, penokohan atau perwatakan, alur atau plot, sudut

pandang, dan gaya bahasa. Unsur-unsur puisi, di antaranya: tema, stilistika atau

gaya bahasa, imajinasi atau daya bayang, ritme atau irama, rima atau persajakan,

Page 37: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

25

diksi atau pilihan kata, simbol, nada, dan enjambemen. Unsur-unsur drama, dalam

hubungan ini naskah drama, di antaranya: tema, dialog, perstiwa atau kejadian,

latar atau setting, penokohan atau perwatakan, alur atau plot, dan gaya bahasa

(Ratna, 2018:93).

Strukturalisme dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan kesusastraan

yang menekankan pada kajian hubungan antarunsur pembangun karya yang

bersangkutan (Nurgiyantoro, 2015:59).Lebih lanjut dapat dikatakan dalam

penelitian struktural ini peneliti melakukan analisis struktur karya sastra yang

bertujuan membongkar secermat, seteliti, semendetail, dan semendalam mungkin

keterkaitan dan keterjalinan semua unsur-unsur karya sastra yang bersama-sama

menghasilkan makna yang menyeluruh.

Dari berbagai uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa struktural

dalam suatu karya sastra adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang terkait satu sama

lain dan membentuk keseluruhan cerita. Oleh sebab itu, dibutuhkan analisis

struktural untuk merombak setiap unsur yang terdapat didalamnya, yang mana

analisis ini pada dasarnya dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, dan

mendeskripsikan fungsi dan hubungan intinsik, sehingga didapat pemahaman

menyeluruh dari sebuah karya sastra.

2.6 Penelitian yang Relevan

Tinjauan terhadap penelitian yang relevan ini bertujuan untuk melihat

perbedaan dan membandingkan penelitian ini dengan penelitian yang terdahulu.

1) Ahmad Yani “Analisis Struktural Teks Drama Jangan Menangis Indonesia

Karya Putu Wijaya” 2012. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa unsur

Page 38: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

26

naskah drama ini mencakup: alur, tokoh, latar, tema, amanat, dialog dan teks

samping. alur yang tergolong alur campuran, terdiri dari 6 babak yang tiap

babak mempunyai hubungan sebab-akibat dengan babak selanjutnya. Tokoh

dalam teks drama Jangan Menangis Indonesia terdiri dari: tokoh protagonis,

yaitu: Seseorang, Marsinah dan Munir, tokoh antagonis yaitu: Jendral dan

ajudan. Dan tokoh tritagonis Dalang, Soekarno dan Hansip. Latar ruang luar

tidak dimasukan karena penelitian hanya pada teks drama saja tidak

termasuk pementasan. Latar ruang dalam Bahasa Indonesia di mana terjadi

di daerah Jawa. Latar waktu tengah malam dan malam. Tema mayor teks

drama ini adalah segala permasalahann dan kekacauan yang dihadapi

bangsa Indonesia. Tema minor cerita yaitu: pertama, korupsi yang telah

mengakar dikalangan elit politik sudah menjadi radiasi. Kedua sikap

toleransi kepada hak asasi manusia. Amanat dari teks drama Jangan

Menangis Indonesia adalah: sebagai bangsa Indonesia harus berpikir dan

bertindak untuk menyelamatkannya dari permasalahan yang dihadapi

bangsa Indonesia agar tidak terjadi lagi peristiwa dan hal yang serupa di

Indonesia. Hubungan antarunsur teks drama Jangan Menangis Indonesia

sangat erat dan bersinegi.

2) Afni Prawesti “ Analisis Struktural Semiotik Naskah Drana Emilia Galotti

Karya Gothold Ephram Lessing” 2013. Dalam penelitiannya naskah drama

Emilia Galotti Karya Gothold Ephram Lessing terdiri dari unsur alur, tokoh,

penokohan dan tema. Alur yang terdapat adalah alur dinamis. Latar pada

naskah drama Emilia Galotti Karya Gothold Ephram Lessing terdapat 6

latar tempat, yaitu ruang kerja Der Prinz, rumah keluarga Galotti,

Page 39: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

27

Lustchloss/ istana kesenanagan raja di Dosalo, gereja Allerheiligen, dan

rumah kanselir Grimaldi. Latar waktu berlangsung selama satu hari, dimulai

dari pagi-pagi sekali dan berakhir sore hari. Penokohan dalam Naskah

Drana Emilia Galotti Karya Gothold Ephram Lessing ini disampaikan

demgan dua cara yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Tema

berupa konflik sosial yang dialami oleh kalangan rakyat biasa akibat

kesewenang-wenangan raja. Keterkaitan antarunsur Naskah Drana Emilia

Galotti Karya Gothold Ephram Lessing ini merupakan kesatuan struktur

karya sastra yang utuh. Semua undur saling mengikat dan tidak dapat

dipisahkan satu sama lain.

Kedua hasil penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang akan

dilaksanakan penelitian. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya,

yaitu terletak pada objek yang akan diteliti yakni naskah drama. Kedua penelitian

diatas meneliti struktural dalam naskah drama sama dengan penelitian yang akan

peneliti laksanakan, yang membedakannya adalah peneliti menggunakan naskah

yang berbeda yaitu naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu

Wijaya.

2.7 Kerangka Berpikir

Kerangka berpiir merupakan gambaran bagaimana penelitian ini akan

dilakukan. Kerangka berpikir dimaksudkan untuk menggambarkan secara jelas

bagaimana memahami dan mengkaji permasalahan yang diteliti. Analisis naskah

drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya silakukan dengan

analisis struktural, yaitu menganalisis struktur dan unsur-unsur yang membangun

Page 40: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

28

naskah drama. Setelah unsur naskah drama dianalisis dilanjutkan dengan

menganalisis hubngan antarunsur tersebut dan hubungannya dengan pembelajaran

Bahasa Indonesia di SMA.Rancangan atau desain penelitian dalam penelitian ini

sebagai berikut.

Analisis Struktural Naskah Drama Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya

Dan Hubungannya Dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Pendekatan Struktural

Unsur-unsur yang

membangun naskah drama.

Hubungan Antarunsur

Naskah Drama

Hubungan dengan Pembelajaran

Bahasa Indonesia di SMA

Simpulan

Page 41: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Hal ini sesuai dengan

tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan unsur naskah drama dalam naskah Bila

Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya terbitan tahun 1970 dan

relevansinya terhadap pembelajaran drama di Sekolah Menengah Atas. Dalam hal

ini, metode deskriptif kualitatif lebih serasi digunakan dalam penelitian sastra

karena memaparkan objek yang alamiah atau natural (Sugiyono,2007:2).

3.2 Data dan Sumber Data

3.2.1 Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta atau angka

(Arikunto,2006:18). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang

menghasilkan data deskriptif, yaitu data yang berupa kata, frasa serta kalimat yang

merupakan informasi penting, penjelasan yang menyangkut unsur-unsur intrinsik

berupa alur, penokohan, latar dan tema yang terdapat dalam naskah drama Bila

Malam Bertambah Malam

3.2.2 Sumber Data

Sumber data ini adalah naskah drama Putu Wijaya yang berjudul Bila

Malam Bertambah Malam yang diterbitkan oleh Arefo Estrada pada Jun 04, 2011.

Terdiri dari 4 babak dengan jumlah 76 halaman. Di dalam link

id.scribd.com/doc/57068714/Naskah-Drama-Putu-Wijaya-Bila-Malam-

Bertambah- Malam

29

Page 42: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

30

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Secara metodologis, penelitian ini termasuk ke dalam studi pustaka. Studi

pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan tinjauan ke perpustakaan

dan pengumpulan buku-buku, bahan-bahan tertulis serta referensi-referensi yang

relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Studi pustaka juga menjadi

bagian yang penting difokuskan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan

unsur-unsur dan hubungan antarunsur serta relevansi naskah drama Bila Malam

Bertambah Malam karya Putu Wijaya.

Pengumpulan data sejalan dengan teori analisis konten atau analisis isi

yang dilakukang melalui penentuan satuan dan pencatatan. Penentuan satuan

(unitisasi) merupakan kegiatan memisah-misahkan data menjadi bagian-bagian

yang selanjutnya dapat dianalisis.

Langkah kerja yang dilakukan dalam pengumpulan data sesuai dengan

prosedur teori analisis konten dalam pengadaan data (Endraswara, 2008:162-164)

adalah sebagai berikut.

a. Penentuan Unit Analisis

Pengadaan data karya sastra, dilakukan melalui pembacaan secara cermat.

Peneliti membaca berulang-ulang keseluruhan naskah drama secara cermat

serta memberikan tanda pada kata, frasa, kalimat atau dialog yang

megandung unsur-unsur membangung naskah drama.

b. Pencatatan Data

Peneliti mencatat dan memisahkan bagian-bagian naskah drama yang

menentukan unsur-unsur struktur pada naskah drama.

c. Memasukkannya ke dalam daftar tabel.

Page 43: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

31

3.4 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ni adalah pendekatan

struktural yang terdapat dalam drama Bila Malam Bertambah Malam.

Pendekatan ini memandang dan menelaah sastra dari segi instrinsik yang

membangun karya sastra serta memperhatikan karya sastra sebagai satu system

tanda dengan menghubungan system tersebut dalam karya sastra itu sendiri

maupun juga dengan sistem yang ada di luarnya.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai

intrumen melakukan penelitian dengan pengamatan penuh terhadap analisi

struktural dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya

dan hubungannya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Peneliti dalam

penelitian ini menggunakan korpus. Korpus merupakan kumpulan dari beberapa

teks teori sebagai sumber penelitian ini. Korpus di dalam penelitian bahasa

digunakan untuk memberikan contoh-contoh yang autentik dan menguraikan

secara terperinci sesuatu aspek bahasa yang sebelumnya telah dibentuk oleh teori-

teori tertentu.

Page 44: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

32

Tabel 3.1 Korpus Penelitian untuk Rumusan Masalah Pertama

Ada 7 unsur-unsur yang

membangun naskah drama

menurut Waluyo (2006:30)

Kutipan Analisis

1. Alur

2. Tokoh, Penokohan dan

Perwatakan

3. Setting atau Latar

4. Tema

5. Amanat

6. Dialog

7. Petunjuk teknis atau Teks

Samping

Page 45: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

33

Untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan hubungan antarunsur

dalam Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya

Tabel 3.2 Korpus Penelitian untuk Rumusan Masalah Kedua

Kutipan Analisis

Kaitan antarunsur Bila Malam

Bertambah Malam Karya Putu

Wijaya

Hubungan antarunsur yang

membangun naskah drama Bila

Malam Bertambah Malam karya

Putu Wijaya (Tema, alur, tokoh

penokohan perwatakan, setting

atu latar, amanat, dialog dan teks

samping)

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dari naskah drama Bila Malam Bertambah Malam

Karya Putu Wijaya, kemudian dikaji berdasarkan konsep analisis data. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data

model alir. Menurut Miles dan Huberman dalam Wijaya (2018:54) teknik ini

meliputi, data reaction (reduksi data), dan display (penyajian data), dan

conclusion drawing/verification (simpulan).

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam analisis data yaitu sebagai berikut.

Page 46: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

34

1.) Reduksi data yang meliputi: identifikasi, klasifikasi, dan analisis. Langkah

ini peneliti lakukan dengan cara membaca keseluruhan isi naskah drama

Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya kemudian

mengidentifikasi data yang telah terkumpul, lalu diklasifikasikan dengan

maksud untuk mendapatkan Unsur-unsur pembangun naskah drama

berupa alur, (tokoh,penokohan,perwatakan), latar, amanat, dialog,

petunjuk teknis/teks samping.

2.) Penyajian data. Setelah data ditandai, kemudian data disajikan dalam suatu

tabulasi. Data dideskripsikan sesuai strukturnya masing-masing dengan

memperhatikan teori-teori yang telah dijadikan acuan penelitian hal ini

dilakukan agar data(hasil) akhir penelitian menjadi valid.

3.) Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Setelah data reduksi dan disajikan

serta dianalisis, barulah data mengenai Unsur-unsur pembangun naskah

drama berupa alur, (tokoh,penokohan,perwatakan), latar, amanat, dialog,

petunjuk teknis/teks samping serta hubungan antarunsur diperoleh dan

hubungannya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.

3.7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data sangatlah penting dalam sebuah penelitian

kegunaannya adalah untuk kemantapan dan kebenaran data. Tujuannya adalah

agar data yang diteliti benar-benar dapat dipertanggung jawabkan dari segala

segi. Pengecekan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi teori

Triangulasi teori dilakukan dengan cara memeriksa hasil penelitian dan

mencocokannya dengan teori tentang unsur-unsur yang membangun naskah

drama dan hubungan antarunsur struktural (Waluyo:2006)

Page 47: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab IV ini dikemukakan tentang hasil penelitian dan pembahasan

secara bersamaan yang dapat menjawab rumusan masalah. Artinya, hasil

penelitian dan pembahasan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Tujuan

penelitian adalah menganalisis dan mendeskripsikan (1) Unsur naskah drama Bila

Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya yang mencakup alur,

tokoh,penokohan dan perwatakan, setting atau latar, tema, amanat, dialog dan

petunjuk teknis.(2) Hubungan antarunsur yang membangun naskah naskah drama

Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya. (3) Relevansinya terhadap

pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Unsur naskah drama Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu

Wijaya

4.1.1.1 Alur

Alur merupakan rentetan peristiwa dalam cerita atau kerangka dari awal

hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara tokoh yang berperan dalam

naskah. Peristiwa-peristiwa tersebut dialami oleh tokoh-tokoh berdasarkan

hubungan sebab-akibat. Alur membawa cerita dari permulaan sampai

penyelesaian.

Dalam naskah drama alur diwujudkan dalam babak-babak, kemudian

dalam setiap babak terbagi menjadi adegan-adegan. Perbedaan babak berarti

perbedaan latar, baik waktu, tempat, maupun suasana. Babak-babak tersebut

35

Page 48: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

36

dibagi menjadi adegan-adegan. Pergantian adegan ditandai dengan masuknya

tokoh lain dalam cerita, peristiwa yang berbeda dalam waktu yang sama, atau

karena kelanjutan suatu peristiwa yang tidak memerlukan pergantian llatar. Lebih

lanjut dipaparkan pembahasan mengenai alur naskah drama Bila Malam

Bertambah Malam karya Putu Wijaya.

Alur naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya

tergolong bentuk alur Maju, karena diceritakan scara runtut dari awal hingga

akhir. Alur ini dimulai dengan pengenalan situasi cerita, pengungkapan peristiwa,

menuju pada adanya konflik, puncak konflik, dan penyelesaian. Naskah drama

Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya terdiri dari 4 babak yang

diawali dengan pelukisan situasi. Unsur-unsur alur meliputi pada bagian pertama

cerita diawali dengan situasion atau pelukisan dan pengenalan kejadian yang

menceritakan permasalahan yang beruntun tak putus-putus menerpa.

Tahap pengenalan dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam

karya Putu Wijaya berupa pembuka. Pada pembuka terdapat teks samping yang

menerangkan malam di tempat kediaman gusti biang disempurnakan untuk tempat

tinggal. Adanya pengenalan latar cerita, dan munculnya tokoh Nyoman, Wayan

dan Gusti Biang.

Babak 2 merupakan tahap generating circumstances, disebut juga inciting

moment. Merupakan tahap pemunculan masalah atau peristiwa yang berpotensi

menimbulkan konflik.

WAYAN:

(MENGGELENG-GELENGKAN KEPALANYA DENGAN

KESAL) Nyoman Niti, Gusti Biang.

Page 49: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

37

GUSTI BIANG:

Ya, Nyoman begundal itu, kenapa dia?

WAYAN:

“Gusti, nyoman adalah tunangan ngurah, calon menantu Gusti

Biang sendiri, berani sumpah, Nyoman adalah tunangan

Ngurah, Ratu Ngurah sendiri yang mengatakannya. “Aku akan

mengawini Nyoman Bape” katanya. “biar hatinya baik,

daripada…” biar dimakam leak demi apa saja! (BMBM hlm

39, dialog 217)

Cerita mengalir dari Nyoman yang akan meninggalkan bale megah itu.

Paparan mengenai Nyoman dilanjutkan dengan pengenalan tokoh Nyoman yang

terlahir di desa hidup miskin yang bukan keturunan bangsawan hanya seorang

pelayan. Gusti Biang sangat tidak menerima karena ia merupakan keturunan

ksatria kenceng. Keturunan raja-raja Bali yang tidak boleh dicemarkan oleh darah

sudra. Gusti Biang tidak perduli akan cinta baginya cinta-cinta hanya ada dalam

kidung-kidung Smarandanamu.

(GUSTI BIANG MEMBACA DEKAT LAMPU TEPLOK DAN WAYAN

MENDENGARKAN DENGAN TENANG)

GUSTI BIANG:

“ Swatiastu, ibunda tercinta… kalau aku nilang tadi,

kamu bilang sudah lima hari, apa saja yang aku

katakana kamu lawan! Dewa Ratu, dengarlah Wayan.

Betapa pinternya ia menghormati (MEMBACA LAGI)

Page 50: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

38

dengan singkat ananda kabarkan bahwa ananda segera

pulang. Ananda telah merencanakan berunding dengan

ibu. Sudah masanya sekarang ananda menjelaskan

meskipun ananda belum menyelesaikan pelajaran,

bahkan mungkin ananda akan berhenti sekolah saja,

sebab tak ada lagi gunanya. ananda hendak menjelaskan

kepada ibu bahwa ananda tidak bisa lagi berpisah lebih

lama. Rahasia ini ananda sejak lama. Supaya ibu tidak

kaget nanti, akan saya terangkan bahwa ananda

bermaksud, ananda bermaksud…ananda bermaksud

(MENGULANG SAMBIL MENDEKATKAN LAMPU

TEPLOK) (BMBM hlm 41, dialog 234)

Dalam kutipan ini menjadi bukti untuk pengungkapan peristiwa yang

dikatakan Wayan itu bukanlah kebohongan semata tapi benar keinganan Ngurah

sendiri. Gusti Biang sangat tidak setuju dan marah terbukti dari dialog (240)

GUSTI BIANG:

Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Aku melarang keras,

Ngurah harus kawin dengan orang patut-patut. Sudah

kujodohkan sejak kecil dia dengan Sagung Rai. Sudah

kurundingkan pula dengan keluarganya di sana, kapan

hari baik untuk mengawinkannya. Dia tidak boleh

mendurhakai orang tua seperti itu. Apapun yang terjadi

Page 51: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

39

dia harus terus menghargai martabat yang diturunkan

oleh leluhur-leluhur di puri ini. Tidak sembarang orang

dapat dilahirkan sebagai bangsawan. Kita harus benar-

benar menjaga martabat ini. Oh, aku akan malu sekali,

kalau dia mengotori nama baikku. Lebih baik aku mati

menggantung diri daripada menahan malu seperti ini.

Apa nanti kata Sagung Rai? Apa nanti kata keluarganya

kepadaku? Tidak, tidak! (BMBM hlm 43, dialog 240)

Pada babak ini mengungkapan tahap pemunculan masalah atau peristiwa

yang berpotensi menimbulkan konflik. Di mana Gusti Biang yang mengetahui

niat anaknya Ratu Ngurah untuk menikahi Nyoman tapi tentunya Gusti Biang

tidak setuju karena permasalahan tahta.

Pada babak ke 3 merupakan tahap rising action atau disebut peningkatan

konflik yang terdapat dalam cerita. Terlihat pada dialog. (BMBM hlm 54, dialog

312-316)

GUSTI BIANG :

Jawab saja dengan singkat. Benar kau mau

mengawininya? Jawab Ngurah. Jawab!

NGURAH :

Ya, titiang akan mengawininya.

GUSTI BIANG:

Ngurah! Kau sudah diguna-gunanya.

Page 52: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

40

NGURAH :

Kami saling mencintai ibu.

GUSTI BIANG :

Cinta? Ibu dan ayahmu kawin tanpa cinta. Apa itu

cinta? Yang ada hanyalah kewajiban menghormati

leluhur yang telah menurunkanmu, menurunkan kita

semua di sini. Kau tak boleh kawin dengan dia,

betapapun kau menghendakinya. Aku telah menyediakan

orang yang patut untukmu. Jangan membuatku malu. Ibu

telah menjodohkan kau sejak kecil dengan Sagung rai.

Gusti Biang terus menghasut Ngurah agar tidak melamar Nyoman dan

mengatakan bahwa Sagung Rai lah yang pantas untuk dinikahinya. Ngurah tetap

bersikeras mengatakan bahwa dia tidak merasa derajatnya lebih tinggi dari

siapapun. Gusti Biang merasa kehormatannya, kehormatan suaminya, kehormatan

Sagung Rai dan leluhur-leluhur di puri itu akan hancur dan Ngurah akan dikutuk.

(BMBM hlm 56-58, dialog 326-330)

GUSTI BIANG :

Dia tidak pantas menjadi istrimu! Dia tidak pantas

menjadi menantuku!

NGURAH:

Kenapa tidak ibu? Kenapa? Siapa yang menjadikan

Sagung Rai lebih pantas dari Nyoman untuk menjadi

istri? Karena derajatnya? Tiang tidak pernah merasa

Page 53: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

41

derajat tiang lebih tinggi dari orang lain. Kalau toh

tiang dilahirkan di purian, itu justru menyebabkan tiang

harus berhati-hati. Harus pintar berkelakuan baik agar

bisa jadi teladan orang, yang lain omong kosong semua!

(GUSTI BIANG TERBELALAK DAN MENDEKAT)

Tiang sebenarnya pulang meminta restu dari ibu. Tapi

karena ibu menolaknya karena sola kasta, alasan yang

tidak sesuai lagi. Tiang akan menerima akibatnya

(GUSTI BIANG MENANGIS, NGURAH BERGULAT

DENGAN BATINNYA)

NGURAH:

Tiang akan kawin dengan Nyoman. Sekarang ini soal

kebangsawanan jangan di besar-besarkan lagi. Ibu

harus menyesuaikan diri, kalau tidak ibu akan

ditertawakan orang. Ibu ...

GUSTI BIANG:

Tinggalkan aku anak durhaka! Pergilah memeluk kaki

perempuan itu! Kau bukan anakku lagi! Leluhurmu akan

mengutukmu,kau akan ketulahan.

Pada babak ke 4 merupakan tahap climax, yaitu puncak dari keseluruhan

cerita,. Konflik yang ada mencapai puncak dan tidak dapat dibendung lagi.

Page 54: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

42

WAYAN:

(DENGAN TEGAS)

“Tiang tahu semuanya, tu Ngurah. Sebab tiang yang

telah mendampinginya setiap saat dulu. Sejak kecil

tiang sepermainan dengan dia, seperti tu Ngurah

dengan Nyoman. Tiang tidak buta huruf seperti

disangkanya. Tiang bisa membaca dokumen-dokumen

dan surat-surat rahasia yang ada di meja kerjanya.

Siapa yang membocorkan gerakan Ciung Wanara di

Marga dulu? Nica-nica itu mengepung Ciung Wanara

yang dipimpin oleh pak Rai, menghujani dengan

peluru dari berbagai penjuru, bahkan dibom dari

udara sehingga kawan-kawan semua gugur. Siapa

yang bertanggung jawab atas kematian sembilan

puluh enam kawan-kawan yang berjuang habis-

habisan itu? Dalam perang puputan itu kita

kehilangan Kapten Sugianyar, kawan-kawan tiang yang

paling baik, bahkan kehilangan pak Rai sendiri.

Dialah yang telah berkhianat, dialah yang telah

melaporkan gerakan itu semua kepada Nica”.

Ngurah tidak percaya apa yang telah dikatakan oleh Wayan Ngurah

merasa nahwa Wayan telah menghina keluarganya, tapi Wayan dengan tegas tetap

menceritakan kebenarannya tentang ayahnya yang seorang penghianat.

Page 55: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

43

NGURAH:

“Bape menghina keluarga saya”.

WAYAN:

“Bukan menghina tu Ngurah. Begitulah keadaannya.

Desa Marga menjadi saksi semua itu, hanya beliau

dilahirkan sebagai putra Bangsawan yang

berpengaruh serta dihormati karena jasa-jasa leluhur,

dosa beliau kepada pak Rai terhadap semua korban

puputan itu seperti dilupakan. Tetapi tiang sendiri

tidak pernah melupakannya. Bukan hanya seorang,

banyak penghianat-penghianat di bumi ini dianggap

orang sebagai pahlawan sedangkan yang benarbenar

berjasa dilupakan orang”.

NGURAH:

“Saya tak senang dengan cara-cara bape ini, diam-

diam menjadi musuh dalam selimut. Susah payah

saya memperbaiki nama baik keluarga. Sekarang

bape hendak menodainya. Mencari-cari kesalahan

memang gampang bape. Bape lupa, besar jasa ayah

saya kepada perjuangan. Sayang beliau sudah

meninggal. Kalau tidak, Ia akan menjelaskannya.

Tarik kata-kata bape”.

Page 56: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

44

Ngurah masih tidak percaya dan mengusir Wayan namun sebelum pergi

Wayan bersikeras ingin bedil itu dikembalikan padanya, Ngurah pun ingin bukti

dari apa yang telah Wayan katakana sedangkan Gusti Biang selalu membantah

setiap perkataan Wayan. Wayanlah sebagai gerilya yang menembak mati

Ayahnya yang telah berhianat terhadap Nica. Dan pada akhirnya Wayan pun

mengungkapkan semua kebohongan yang sudah bertahun-tahun ditutupi oleh

Gusti Biang bahwa ayahnya seorang wandu dan Ngurah bukanlah anak dari

ayahnya melainkan dari Wayan. Terbukti pada dialog 408-409.

WAYAN:

“Diam! Diam! Sudah waktunya menerangkan

semua ini sekarang. Dia sudah cukup tua untuk

tahu. (Kepada Ngurah) Ngurah, Ngurah mungkin

mengira ayah Ngurah yang sejati, sebab dia suami

sah ibu Ngurah. Tapi dia bukanlah seorang

pejuang.Dia seorang penjilat, musuh gerilya. Dia

bukan lelaki jantan, dia seorang wandu. Dia

memiliki lima belas orang istri, tapi itu hanya untuk

menutupi kewanduannya. Kalau dia harus melakukan

tugas sebagai seorang suami, tianglah yang sebagian

besar melakukannya. Tapi semua itu menjadi

rahasia...sampai...Kau lahir,Ngurah,dan menganggap

dia sebagai ayahmu yang sebenarnya. Coba tanyakan

kepada ibu Ngurah, siapa sebenarnya ayah Ngurah

yang sejati”.

Page 57: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

45

(NGURAH TAK PERCAYA DAN MENGHAMPIRI

IBUNYA YANG SEDANG MENANGIS)

WAYAN:

“Dia pura-pura saja tidak tahu siapa laki-laki yang

selalu tidur dengan dia.Sebab sesungguhnya kami

saling mencintai sejak kecil,sampai tua bangka ini.

Hanya kesombongann ya terhadap martabat

kebangsawana nnya menyebabkan dia menolakku,

lalu dia kawin dengan bangsawan, penghianat itu,

semata-mata hanya soal kasta. Meninggalkan tiang

yang tetap mengharapkannya Tiang bisa

ditinggalkannya, sedangkan cinta itu semakin

mendalam”.

Ngurah sangat bingung dia terus bertanya dan berteriak kepada Wayan

dan Gusti Biang tetapi Gusti Biang hanya terus menagis. Wayan menjelaskan

mengapa dia masih bertahan di bale ini.

WAYAN:

“Tiang menghamba di sini karena cint tiang

kepadanya. Seperti cinta Ngurah kepada Nyoman.

Tiang tidak pernah kawin seumur hidup dan orang-

oran selalu menganggap tiang gila, pikun, tuli,hidup.

Cuma tiang sendiri yang tahu, semua itu tiang

lakukan dengan sengaja untuk melupakan kesedihan,

kehilangan masa muda yang tak bisa dibeli lagi.

Page 58: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

46

(MEMANDANG NGURAH DENGAN LEMBUT.

TAPI TIBA-TIBA IA TERINGAT SESUATU DAN

KEMUDIAN BERKATA) Tidak. Ngurah tidak boleh

kehilangan masa muda seperti bape hanya karena

perbedaan kasta. Kejarlah perempuan itu, jangan-

jangan dia mendapatkan halangan di jalan. Dia pasti

tidak akan berani pulang malam-malam begini.

Mungkin dia bermalam di dauh pala di rumah

temannya. Bape akan mengurus ibumu. Pergilah

cepat, kejar dia sebelum terlambat.

(TANPA MENOLEH NGURAH MENINGGALKAN

TEMPAT)

Tahap denocement, yaitu tahap penyelesaian konflik yang timbul..

(BMBM hlm 74-75, dialog 417-422).

GUSTI BIANG:

(KEMALU-MALUAN) “Kenapa kau ceritakan semua

itu padanya”.

WAYAN:

“Waktu telah tiba, dia sudah cukup dewasa untuk

mengetahuinya”.

GUSTI BIANG:

“Kau menyebabkan aku sangat malu”.

(GUSTI BIANG TERTUNDUK DAN WAYAN

MENGHAPUS AIR MATANYA)

Page 59: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

47

WAYAN:

“Kenapa Ngurah dicegah kawin? Kita sudah cukup

menderita karena perbedaan kasta ini. Sekarang

sudah waktunya pemuda-pemuda bertindak. Dunia

sekarang sudah berubah. Orang harus menghargai

satu sama lain tanpa membeda-bedakan lagi,

bagaimana Gusti Biang?”

GUSTI BIANG:

(SAMBIL MENGHAPUS AIR MATANYA)

“Aku tidak akan mencegahnya lagi. Kita akan

mengawinkannya, (dengan manja) “tapi jangan

ceritakan lagi tentang yang dulu-dulu. Aku sangat

malu”.

WAYAN :

(TERSENYUM) “Kalau begitu Wayan tidak jadi pergi.

Wayan akan menjagamu Sagung Mirah, sampai kita

berdua sama-sama mati dan di atas kuburan kita,

anak-anak itu berumah tangga dengan baik. Sagung Mirah

..

4.1.1.2 Tokoh

Pada jalinan naskah drama Bila Malam Bertambah Malam, terdapat dua

tokoh sebagi tokoh protagonis. Tokoh-tokoh tersebut adalah Wayan dan Nyoman.

Dalam cerita tokoh Wayan lebih dominan membawa perkembagan cerita. Namun,

kedua tokoh tersebut masing-masing memiliki misi cerita sendiri yang ingin

Page 60: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

48

disampaikan dan saling mempengaruhi sehingga keduanya pada posisi

protagonis..

Tokoh antagonis naskah drama Bila Malam Bertambah Malam adalah

Gusti Biang. kehadiran Gusti Biang dalam cerita inilah yang menentang keinginan

tokoh protagonis dan tritagonis untuk menyatukan cinta mereka.

Berdasarkan peranannya dalam lakon serta fungsinya, maka:

Tokoh sentral dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam adalah Gusti

Biang dan Nyoman. Mereka merupakan proses perputaran lakon. Gerak lakon

mereka merupakan biang keladi pertikaian. Dalam hal ini tokoh sentral adalah

tokoh protagonist dan tokoh antagonis. Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau

penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai medium atau perantara tokoh sentral.

Dalam hal ini adalah tokoh tritagonis, dalam cerita naskah drama Bila Malam

Bertambah Malam tokoh utama adalah Ratu Ngurah. Sedangkan tokoh pembantu,

yaitu tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai

cerita. Kehadiran tokoh pembantu menurut kebutuhan cerita, dalam cerita naskah

drama Bila Malam Bertambah Malam tokoh pembantu adalah Wayan.

Tokoh-tokoh memiliki watak. Watak tokoh memungkinkan terjadi

pertentangan atau pertikaian antar tokoh hingga berkembang mencapai klimaks.

Tokoh harus memiliki watak yang kuat dan antara tokoh protagonist dan tokoh

antagonis harus kontradiktif antar keduanya. Dapat juga memiliki kepentingan

yang sama, saling berebut sesuatu, saling bersaing dan sebagainya

(waluyo,2002:17-18).

Watak tokoh digambarkan dalam tiga dimensi, yaitu: Dimensi fisik.

Dimensi psikis, dan dimensi sosial. Keadaan fisik tokoh meliputi: umur, jenis

Page 61: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

49

kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasminah, ciri khas yang menonjol, suku, bangsa,

raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, kurus/gemuk, suara dan lain-lain yang

berkenaan dengan fisik tokoh. Keadaan Psikis tokoh meliputi: watak, kegemaran,

mentalitas, standar moral, tempramen, ambisi, kompleks psikologis yang dialami,

dan sebagainya yang berkenaan dengan aspek kejiwaaan tokoh. Keadaan

sosiologis tokoh meliputi: jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, ideology

dan sebagainya. Keadaan sosiologis akan berpengaruh terhadap perilaku tokoh.

Adapun kutipan dialognya adalah sebagai berikut.

GUSTI BIANG: kutipan petunjuk teknis.“GUSTI BIANG NGOMEL TERUS”

GUSTI BIANG:

“Tidak, tidak. Aku tahu semua itu. Kalau aku menelan

semua obat-obatanmu itu, aku akan tidur seumur

hidupku, dan tidak akan bangun-bangun lagi, lalu good

bye. Lalu kau akan menggelapkan beras ke warung

Cina. Kau selamanya iri hati dan ingin

membencanaiku… kalau sampai aku mati karena

racunmu, Wayan akan menyeretmu ke pengadilan”.

(BMBM hlm 10, dialog 47)

GUSTI BIANG:

“Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Aku melarang keras,

Ngurah harus kawin dengan orang patut-patut. Sudah

kujodohkan sejak kecil dia dengan sanggung Rai. Sudah

kurindingkan pula dengan keluarganya di sana, kapan

Page 62: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

50

hari baik untuk mengawinkannya. Dia tidak boleh

mendurhakai orang tua seperti itu. Apapun yang terjadi

dia harus terus menghargai martabat yng diturunkan

oleh leluhur-leluhur di puri ini. Tidak sembarang orang

dapat dilahirkan sebagai bangsawan. Kita harus benar-

benar menjaga martabat ini. Oh, aku akan malu sekali,

kalau dia mengotori nama baikku. Lebih baik aku mati

menggatung diri daripada menahan malu seperti ini.

Apa nanti kata Sagung Rai? Apa nanti kata keluarganya

kepadaku? Tidak, tidak! (Wanita itu menjerit dan

mendekati Wayan dengan beringas) kau, kau biang

keladi semua ini. Kau yang menghasut supaya mereka

bertunangan. Kau sakit gede! menantuku!”. (BMBM

hlm 43-44, dialog 240)

GUSTI BIANG:

“Dia tidak pantas menjadi istrimu! Dia tidak pantas

menjadi menantuku”. (BMBM hlm 56, dialog 326)

GUSTI BIANG:

“pergi! Pergi bangsat! Angkat barang-barangmu.

Tinggalkan rumah suamiku ini. Aku tak sudi memandang

mukamu! (MELEMPARI WAYAN DENGAN BOTOL).

(BMBM hlm 46, dialog 250)

GUSTI BIANG:

Page 63: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

51

“Tinggalkan aku anak durhaka! Pergilah memeluk kaki

perempuan itu! Kau bukan anakku lagi!.. (BMBM hlm

50, dialog 330)

GUSTI BIANG:

“Nah, sekarang sebelum kau pergi, kau harus melunasi

hutangmu dulu.” (BMBM hlm 29, dialog 175)

Tokoh Wayan merupakan tokoh protagonist dalam cerita, wayan adalah

seoarng abdi Gusti Biang. ia juga seorang lelaki tua yang dulu pernah menjadi

ajudan dan teman seperjuangan almarhum suami Gusti Biang yang telah gugur

pada saat pertempuran melawan Belanda. Dalam drama Bila Malam Bertambah

Malam ini Wayan sebagai sosok lelaki tua yang rela menjadi abdi Gusti Biang

karena rasa cintanya kepada Gusti Biang. Namun, ia juga lelaki yang baik,

penyayang, dan selalu membela kebenaran.

WAYAN:

“Maksud Gusti, Nyoman? (BMBM hlm 17, dialog 87)

GUSTI BIANG:

“Tua bangka, pukul dia sampai mati, putar lehernya.

Diam saja seperti kambing!”. (BMBM hlm 17, dialog

80)

WAYAN:

“ Gusti, Gusti, tidak ada kambing di sini!” (BMBM hlm

17, dialog 91)

Page 64: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

52

WAYAN :

“Baik aku akan pergi sekarang. Aku akan menyusul

Nyoman. Aku juga bosan di sini meladeni tingkah

lakumu. Tapi sebelum aku pergi aku akan jelaskan

tentang pahlawan gadungan itu. Gusti harus tahu..”

(BMBM hlm. 46. Dialog 251)

WAYAN:

“Tiang menghamba di sini karena cinta tiang

kepadanya. Seperti cinta Ngurah kepada Nyoman.

Tiang tidak pernah kawin seumur hidup dan orang-

orang selalu menganggap tiang gila, pikun, tuli,

hidup. Cuma tiang sendiri yang tahu, semua itu tiang

lakukan dengan sengaja untuk melupakan kesedihan,

kehilangan masa muda yang tak bisa dibeli lagi”.

(MEMANDANG NGURAH DENGAN LEMBUT. TAPI

TIBA-TIBA IA TERINGAT SESUATU DAN KEMUDIAN

BERKATA) “Tidak. Ngurah tidak boleh kehilangan masa

muda seperti bape hanya karena perbedaan kasta.

Kejarlah perempuan itu, jangan-jangan dia

mendapatkan halangan di jalan. Dia pasti tidak akan

berani pulang malam-malam begini. Mungkin dia

bermalam di dauh pala di rumah temannya. Bape akan

mengurus ibumu. Pergilah cepat, kejar dia sebelum

terlambat”. (BMBM hlm 72. dialog 413)

Page 65: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

53

WAYAN:

“kalau begitu Wayan tidak jadi pergi. Wayan akan

menjagamu, Sagung Mirah, sampai kita brdua sama-

sama mati dan di atas kuburan kita, anak-anak itu

berumah tangga dengan baik. Sagung Mirah”.. (BMBM,

hlm 754 dialog 422)

Tokoh Nyoman adalah seorang gadis desa yang selama kurang lebih 18

tahun mengabdi dan tinggal di puri Gusti Biang. selama itu pula kebutuhan

Nyoman tercukupi mulai dari pendidikannya dan kebutuhan sehari-harinya

oleh Gusti Biang. Terbukti, pada dialog:

NYOMAN:

“Gusti Biang, ini air daun belimbing, bubur ayam

yang sengaja tiang buatkan untuk Gusti”. (BMBM

hlm 3, dialog 11)

NYOMAN:

“Sekarang sudah saatnya Gusti Biang minum obat”.

(BMBM hlm 4, dialog21)

NYOMAN:

“Gusti Biang memang orang yang paling baik dan

berbudi tinggi. Tidak seperti orang-orang lain, Gusti.

Gusti telah menyekolahkan tiang sampai kelas dua

Page 66: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

54

SMP, dan Gusti sudah banyak mengeluarkan biaya.

Coba tngok bayangan Gusti di muka cermin, seperti

tiga puluh tahun saja... mau minum obatnya sekarang

Gusti? (BMBM hlm 8, dialog 40)

NYOMAN:

“Memang, saya banyak berhutang budi, dikasih

makan, disekolahkan, dibelikan baju, dimasukkan

kursus modes, tapi kalau tiap hari dijadikan bal-

balan, disalah-salahkan terus? Sungguh mati kalau

tidak dikuat-kuatkan, kalau tidak ingat pesan tu

Ngurah, sudah dari dulu-dulu sebetulnya”. (BMBM

hlm 22, dialog 122)

NYOMAN:

“Gusti telah menyakiti tiang lagi. Saya akan pergi

sekarang juga”. (BMBM hlm 14, dialog 64)

NYOMAN:

“Tak tiang sangka Gusti seberat ini! Tak tiang

sangka. Tiang akan pergi ke desa, tak mau meladeni

Gusti lagi!”. (BMBM hlm 16, dialog 75)

Tokoh Ngurah adalah anak dari Gusti Biang, Namun Ngurah bukanlah

anak dari lelaki bangsawan yakni Gusti Rai.

NGURAH:

“Ibu”. (BMBM hlm 48, dialog 257)

Page 67: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

55

NGURAH: “Ibu, banyak sekali yang saya pikirkan.. (BMBM hlm 49,

dialog 267)

NGURAH:

“Justu karena tiang memikirkan ibu jadi begini”.

(BMBM hlm 49, dialog 269)

NGURAH:

“ya saya bekerja di situ.. (BMBM hlm 49, dialog 264)

NGURAH:

“ya, bekerja sambil belajar (BMBM hlm 49, dialog 265)

Keadaan fisik masing-masing tokoh dalam cerita tidak begitu jelas

diceritakannya, hanya beberapa tokoh yang sedikit diketahui keadaan fisiknya dari

dialog, seperti yang dilukiskan dalam kutipan berikut ini:

GUSTI BIANG:

“Si tua itu tak pernah kelihatan kalau sedang

dibutuhkan. Pastia ia sudah berbaring di kandangnya

menembang seperti orang kasmaran pura-pura tidak

mendengar, padahal aku sudah berteriak, sampai

leherku patah. Wayaaaan… Wayaaaan tuaaaaaaa…

(BMBM hlm 1, dialog 3)

(WAYAN MENINGGALKAN RUANGAN DAN GUSTI

BIANG TETAP DUDUK DAN MENGAMBIL JARUM.

BERULANG-ULANG MENGGOSOK MATA SAMBIL

MENGGERUTU

Page 68: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

56

GUSTI BIANG:

“Lubangnya terlalu kecil. Benangnya terlalu besar,

sekarang ini serba terlampau. Terlampau tua, terlampau

gila, terlampau kasar, terlamapau begini, terlampau

begitu. Sejak kemarin aku tidak berhasil memasukkan

benang ii. Sekarang mataku berkunang-kunang. Oh,

barangkali took itu sudah menipu lagi. Atau aku terbalik

memegang ujungnya? Wayaaaan…(BMBM hlm 2,

dialog 9)

Keadaan fisik dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam ni

tidak begitu jelas digambarkan. Hal ini dikarenakan penulis ingin memberikan

kebebasan kepada sutradara yang akan mementaskan naskah drama ini, dalam hal

memilih para pemainnya.

Seperti halnya dengan keadaan fisik, keadaan sosial tokoh tidak terungkap

dengan jelas dalam naskah. Beberapa keadaan tokoh yang ada dalam naskah

drama adalah sebagi berikut: Gusti Biang adalah seorang janda kaya bangsawan.

Nyoman adalah seorang gadis desa yang dibawa dan di sekolahkan oleh Gusti

Biang lalu bekerja di rumah Gusti Biang.

NYOMAN:

“Gusti Biang memang orang yang paling baik dan

berbudi tinggi. Tidak seperti orang-oraang lain, Gusti.

Gusti telah menyekolahkan tiang sampai kelas dua SMP,

dan sudah banyak mengeluarkan biaya. Coba tengok

Page 69: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

57

bayangan Gusti di muka cermin, seperti tiga puluh tahun

saja.. mau minum onatnya sekarang Gusti? (BMBM hlm

8-9, dialog 40)

GUSTI BIANG:

“kalau ingin kau pelihara sudra itu karena nafsumu,

terserahlah. Boleh kau pelihara selir. Kau boleh berbuat

sesukamu, sebab aku telah memeliharanya sejak kecil.

Tetapi untuk mengawininya dengan upacara tidak bisa.”

(BMBM hlm 56, dialog 322) (hal 56 dialog 322)

Wayan adalah anak buah Sagung Rai sekaligus pembantu dan ayah dari Ngurah di

rumah Gusti Biang.

WAYAN:

“Tiang menghamba di sini karena cinta tiang

kepadanya. Seperti cinta Ngurah kepada Nyoman.

Tiang tidak pernah kawin seumur hidup dan orang-

oran selalu menganggap tiang gila, pikun, tuli,hidup.

Cuma tiang sendiri yang tahu, semua itu tiang

lakukan dengan sengaja untuk melupakan kesedihan,

kehilangan masa muda yang tak bisa dibeli lagi.

(MEMANDANG NGURAH DENGAN LEMBUT.

TAPI TIBA-TIBA IA TERINGAT SESUATU DAN

KEMUDIAN BERKATA) Tidak. Ngurah tidak boleh

kehilangan masa muda seperti bape hanya karena

perbedaan kasta. Kejarlah perempuan itu, jangan-

Page 70: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

58

jangan dia mendapatkan halangan di jalan. Dia pasti

tidak akan berani pulang malam-malam begini.

Mungkin dia bermalam di dauh pala di rumah

temannya. Bape akan mengurus ibumu. Pergilah

cepat, kejar dia sebelum terlambat. (BMBM hlm 72,

dialog 413)

Demikianlah uraian tentang tokoh dalam naskah drama ini. Dari cuplikan

dialog dapat dicermati bagaimana watak tokoh-tokoh tersebut. Selain itu, dapat

dicermati juga bagaimana tanggapan mereka terhadap masalah yang dihadapi, dan

secara tidak langsung menunjukan tingkat pemikirannya. Tokoh-tokoh dalam

cerita ini saling berkaitan satu sama lain sehingga dapat dipahami fusngsinya

dalam cerita

4.1.1.3 Latar

Latar suatu cerita merupakan dunia rekaan yang di dalamnya mencakup

tempat, sistem sosial dan budaya, alat dan waktu yang di dalamnya segala

peristiwa terjadi, di mana tokoh-tokohnya melakukan tindakan.

MALAM DI TEMPAT KEDIAMAN GUSTI BIANG. SEBUAH BALE

YANG DISEMPURNAKAN UNTUK TEMPAT TINGGAL. DI RUANGAN

DEPAN ADA KURSI GOYANG DAN KURSI TAMU.

GUSTI BIANG:

“Si tua itu tak pernah kelihatan kalau sedang

dibutuhkan. Pastia ia sudah berbaring di kandangnya

menembang seperti orang kasmaran pura-pura tidak

Page 71: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

59

mendengar, padahal aku sudah berteriak, sampai

leherku patah. Wayaaaan… Wayaaaan tuaaaaaaa…

(BMBM hlm 1, dialog 3)

GUSTI BIANG:

setan!setan! kau tak boleh berbuat sewenag-wenang di

rumah ini. Berlagak mengatur orang lain yang masih

waras. Apa good, good apa? Good bye? Menyebut

kekasih, manis, kau pikir apa anakku. Wayan akan

menguncimu di dalam gudang tiga hari tiga malam,

dank au akan meraung seperti si belang. (BMBM hlm 7-

8 dialog 37)

WAYAN:

“Tiang ketiduran di gudang”.

(BMBM hlm 17, dialog 86)

GUSTI BIANG:

“bagundal itu masukkan dia ke gudang!” (BMBM hlm

17, dialog 86)

GUSTI BIANG:

“tinggalkan gudang sekarang juga. Enyah dari rumah

suamiku. (agak rendah jongkok) dia sudah menjadi

setan, suamiku dihinanya, anakku dihasutnya. Terkutuk,

terkutuk badebah itu. Apa yang harus aku katakana

kepada Sagung Rai kalau Ngurah kawin dengan

perempuan sudra itu? Badebah, terkutuk! Dewa Ratu,

Page 72: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

60

malangnya nasib orang tua ini, semua mendustaiku,

semua orang menjadi bianatang (memandang sekeliling

lalu duduk di kursi. Untuk beberapa saat ia tertidur di

kursi itu). (BMBM hlm 47-48, dialog 256)

Latar waktu cerita Bila Malam Bertambah Malam adalah malam hari

Terbukti pada kutipan dialog:

NYOMAN:

“nah itu sebabnya kalau belum santap malam. Apalagi

sejak beberapa hari ini Gusti sudah tidak mau minum

jami lagi, minum sekarang ya?” (BMBM hlm 4, dialog

15)

WAYAN:

“malam-malam begini?” (BMBM hlm 20, dialog 107)

WAYAN:

“kau akan kemalaman di jalan.” (BMBM hlm 20, dialog

109)

WAYAN:

“Tiang menghamba di sini karena cinta tiang

kepadanya. Seperti cinta Ngurah kepada Nyoman.

Tiang tidak pernah kawin seumur hidup dan orang-

oran selalu menganggap tiang gila, pikun, tuli,hidup.

Cuma tiang sendiri yang tahu, semua itu tiang

lakukan dengan sengaja untuk melupakan kesedihan,

Page 73: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

61

kehilangan masa muda yang tak bisa dibeli lagi.

(MEMANDANG NGURAH DENGAN LEMBUT.

TAPI TIBA-TIBA IA TERINGAT SESUATU DAN

KEMUDIAN BERKATA) Tidak. Ngurah tidak boleh

kehilangan masa muda seperti bape hanya karena

perbedaan kasta. Kejarlah perempuan itu, jangan-

jangan dia mendapatkan halangan di jalan. Dia pasti

tidak akan berani pulang malam-malam begini.

Mungkin dia bermalam di dauh pala di rumah

temannya. Bape akan mengurus ibumu. Pergilah

cepat, kejar dia sebelum terlambat.” (BMBM hlm 72,

dialog 413)

4.1.1.4 Tema

Tema merupakan dasar dari semua pokok persoalan cerita yang

menghubungkan unsur-unsur cerita. Dengan adanya tema, penikmat dapat

memahami apa yang ingin disampaikan pengarang melalui karya ciptanya. Tema

dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam terbagi menjadi dua, yaitu

tema mayor dan minor.

Tema mayor naskah drama ini adalah persoalan status sosial. Adapun

kutipan dialognya adalah sebagai berikut:

GUSTI BIANG:

“cinta? ibu dan ayahmu kawin tanpa cinta. Apa itu

cinta? Yang ada hanyalah kewajiban menghormati

leluhur yang telah menurunkanmu, menurunkan kita

Page 74: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

62

semua di sini. Kau tak boleh kawin dengan dia,

betapapun kau mengkehendakinya. Aku telah

menyediakan orang yang patut untukmu. Jangan

membuatku malu. Ibu telah menjodohkan kau sejak kecil

dengan Sagung Rai.” (BMBM hlm 54-55, dialog 316)

GUSTI BIANG:

“kalau ingin kau pelihara sudra itu karena nafsumu,

terserahlah. Boleh kau pelihara selir. Kau boleh berbuat

sesukamu, sebab aku telah memeliharanya sejak kecil.

Tetapi untuk mengawininya dengan upacara tidak bisa.”

(BMBM hlm 56, dialog 322)

WAYAN:

“Dia pura-pura saja tidak tahu siapa laki-laki yang

selalu tidur dengan dia. Sebab sesungguhnya kami

saling mencintai sejak kecil, sampai tua bangka ini.

Hanya karena kesombongan ya terhadap martabat

kebangsawanannya menyebabkan dia menolakku, lalu

dia kawin dengan bangsawan penghianat itu, semata-

mata hanya soal kasta. Meninggalkan tiang tetap

mengharapkannya. Tiang ditinggalkannya, sedangkan

cinta itu semakin mendalam. (BMBM hlm 71, dialog

409)

Tema minor cerita ada beberapa hal yaitu pertama, sikap toleransi kepada

hak asasi manusia. Kedua perjuanganan cinta yang bertentangan dengan tradisi.

Page 75: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

63

4.1.1.5 Amanat

Amanat dari naskah drama Bila Malam Bertambah Malam adalah sebagai

makhluk hidup yang bermasyarakat, tentunya tidak bisa dari terlepas dari makhluk

hidup lain. Berpikirlah positif kepada orang lain karena dapat membuat hidup

menjadi tenang karena terbebas dari rasa iri dan benci. Setinggi apa pun derajat,

kasta kita tidaklah benar untuk membeda-bedakan dan jangan memandang orang

lain dari sisi luarnya dari sisi luarnya saja, seseorang yang sederhana dan tidak

memiliki kasta tinggi bisa jadi ia memiliki hati yang baik, tulus dan ikhlas. Karena

kedudukan sematanya bukanlah hal yang permanen. Apabila seseorang dengn

penuh kesabaran dan keikhlasan dalam melakukan sesuatu maka akan datang pula

kebaikan yang diperoleh. Dan janganlah kamu menyimpan rahasia sekecil apa

pun, suatu saat akan terungkap juga.

4.1.1.6 Dialog

Dialog merupakan medium utama dalam drama. Dialog merupakan salah

satu alat untuk menyampaikan pikiran tokoh. Cerita Bila Malam Bertambah

Malam karya Putu Wijaya telah disesuaikan dengan latar Indonesia sehingga

dialog yang digunakan berbahasa Indonesia. Untuk memberikan kesan Bali Putu

Wijaya menggunakan kata-kata Bali. Seperti yang terlihat dalam kutipan berikut

ini:

WAYAN:

“tentu saja Gusti Biang, itu sebabnya tiang

datang….(BMBM hlm 2, dialog 6)

Page 76: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

64

NYOMAN:

(MEMUNGUT JARUM DI LANTAI) coba dari tadi

memanggil tiang, tidak jadi kusut begini. Gusti Biang

terlalu sayang pada Bape Wayan. Lihat gampang

bukan? (BMBM hlm 5, dialog 25

GUSTI BIANG:

“kalau ingin kau pelihara sudra itu karena nafsumu,

terserahlah. Boleh kau pelihara selir. Kau boleh berbuat

sesukamu, sebab aku telah memeliharanya sejak kecil.

Tetapi untuk mengawininya dengan upacara tidak bisa.”

(BMBM hlm 56, dialog 322)

4.1.1.7 Teks Samping

Teks samping drama sebagai karya sastra memiliki kaidah struktur yang

khusus. Kekhususan tersebut diantaranya adalah teks samping. Dalam sebuah

drama seorang pengarang sering memberikan petunjuk bagimana pendukung

pementasan bekerja. Petunjuk ini sering disebut dengan teks samping, Waluyo

(2006:30). Teks samping dalam teks drama Bila Malam Bertambah Malam dapat

dilihat dalam kutipan-kutipan berikut ini:

“MALAM DI TEMPAT KEDIAMAN GUSTI BIANG, SEBUAH BALE

YANG DISEMPURNAKAN UNTUK TEMPAT TINGGAL. GUSTI BIANG

MEMANGGIL WAYAN.”. (BMBM hlm 1, babak 1)

Page 77: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

65

“KELIHATAN NYOMAN SEDANG MENYIAPKAN MAKAN MALAM

UNTUK GUSTI BIANG. SEMENTARA WAYAN MENGAMPLAS

PATUNG”. ((BMBM hlm 1, adegan 1)

“DI RUANG DEPAN ADA KURSI GOYANG DAN KURSI TAMU. GUSTI

BIANG NGOMEL TERUS”. (BMBM hlm 1, adegan 2)

“GUSTI BIANG SUDAH BERHENTI MENANGIS, IA MALU MENATAP

WAYAN, TAPI LAKI-LAKI ITU MENDEKATINY”. (BMBM hlm 75)

4.2 Pembahasan

Pembahasan dalam kajian ini merupakan kajian struktural yang

menganalisis unsur-unsur dan hubungan antarunsur struktur naskah drama Bila

Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya dengan menggunakan metode

kualitatif deskriptif dan peneliti menggunakan objektif yaitu, karya sastra

merupakan ciri khas yang otonom terlepas dari pencipta, pembaca, dam alam

sekitar karya tersebut. Adapun penelitian ini bersifat subjektipitas dari sipeneliti

sendiri, untuk itu sangat memungkinkan bagi peneliti untuk meneliti naskah

drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya dari bidang struktural

dan kajian kesustraan lainnya.

Menurut Waluyo (2006) untuk memahami naskah secara lengkap dan

terperinci, maka struktur drama akan dijelaskan si sini. Unsur-unsur intrinsik itu

alur, tokoh, setting atau latar, tema, amanat dialog dan perunjuk teknis atau teks

samping. Unsur itu saling menjalin membentuk kesatuan dan saling terikat satu

Page 78: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

66

dengan yang lain. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa semua unsur itu dan

saling berkaitan antara unsur satu dengan unsur lainnya.

Hasil penelitian ini mendeskripsikan: (1) Unsur-unsur naskah drama Bila

Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya mencakup: alur, tokoh, latar, tema,

amanat, dialog, dan teks samping, (2) Hubungan antarunsur naskah drama Bila

Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya. (3) Relevansinya dalam

pemebelajaran Bahasa Indonesia. Pendeskripsian ketiga hal tersebut

mengungkapkan bahwa:

4.2.1 Alur

Istilah lain yang digunakan untuk plot atau kerangka cerita adlah alur.

Secara sederhana, plot atau alut dikatakan sebagai rangkaian atau urutan peristiwa

dalam cerita. halnya dalam novel, melainkan didialogkan oleh tokoh-tokoh yang

terdapat di dalam cerita. Alur merupakan rangkain beberap konflik yang dramatic.

Rangkaian tersebut oleh Waluyo dibagi menjadi lima bagian, yaitu Ekspotition

atau pelukisan awal cerita, Komplikasi atau pertikaian awal, Klimaks atau titik

puncak cerita, Resolusi atau penyelesaian, Catastrophe atau Deneounment atau

keputusan Waluyo (2002:8-12) mengemukakan lima bagian alur sebagai berikut:

Dalam ekspotition pembaca diperkenalkan dengan tokoh-tokoh dengan watak

masing-masing, latar cerita dan suasana cerita. Perkenalan ini disajikan dalam

bentuk dialog dan teks samping. Dari ekspotition terjai pertentangan-pertentangan

antar tokoh. Konflik mulai menanjak (keadaan mulai memnucak). Klimaks atau

Titik PPuncak Cerita (Peristiwa-peristiwa mencapai puncak). Resolusi atau

Page 79: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

67

Penyelesain (Konflik mulai menurun atau mereda menuju pemecahan)

Catatsrophe atau Denoument atau Keputusan (Pengarang memberikan pemecahan

soal dari semua peristiwa).

Dalam n askah drama ini Tahap pengenalan dalam naskah drama Bila

Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya berupa pembuka. Pada pembuka

terdapat teks samping yang menerangkan malam di tempat kediaman gusti biang

disempurnakan untuk tempat tinggal. Adanya pengenalan latar cerita, dan

munculnya tokoh Nyoman, Wayan dan Gusti Biang.

Babak 2 merupakan tahap generating circumstances, disebut juga inciting

moment. Merupakan tahap pemunculan masalah atau peristiwa yang berpotensi

menimbulkan konflik. Pada naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya

Putu Wijaya terdapat pada saat Gusti Biang mengusir Nyoman kemudian Wayan

memberitahu Gusti Biang bahwa Nyoman adalah calon menantu dari ngurah.

Pada babak ke 3 merupakan tahap rising action atau disebut peningkatan konflik

yang terdapat dalam cerita. Masalah-masalah yang mulai muncul

kekompleksannya. Tahap ini dimulai pada saat Ngurah pulang dari perantauan

kemudian menyadari bahwa Nyoman telah diusir oleh ibunya. Terjadi perdebatan

antara Biang dan Ngurah mengenai niat Ngurah yang akan menikahi Nyoman.

Pada babak ke 4 merupakan tahap climax, yaitu puncak dari keseluruhan cerita,.

Konflik yang ada mencapai puncak dan tidak dapat dibendung lagi. Klimaks

dalam naskah ini terjadi ketika Wayan hendak keluar rumah lalu membwa bedil

dan membongkar rahasia ayah Ngurah bahwa ayahnya bukanlah seorang

pahlawan lelaki sejati, melainkan seorang penghianat. Tahap denocement, yaitu

tahap penyelesaian konflik yang timbul. Penyelesaian dalam naskah ini

Page 80: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

68

dimulai pada saat Gusti Biang mulai menyadari kesalahannya Gusti Biang

sudah berhenti menangis, ia merasa sangat malu menatap Wayan. Selain itu

Gusti Biang memustuskan mengizinkan Ngurah mempersunting Nyoman

4.2.2 Tokoh

Tokoh menurut Sumardjo dan saini (dalam Ahmad Yani:2012)

Menyatakan :

“Cerita yang disajikan dalam sastra drama, walau kadang-kadang dialami oleh

binatang atau mahluk lain, umumnya dialami oleh tokoh-tokoh cerita yang berupa

manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tokoh cerita adalah orang yang

mengambil bagian dan mengalami peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam

plot”.

Tokoh dalam drama dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis.

Waluyo (2006:14) mengemukakan bahwa tokoh dapat dibagi berdasarkan

peranannya dalam jalan cerita. Pembagian tersebut adalah sebagai berikut:

Tokoh Protagonis, Tokoh Antagonis, dan Tokoh Tritagonis. Berdasarkan

peranannya dalam lakon serta fungsinya adalah sebagai berikut: Tokoh Sentral,

Tokoh Utama dan Tokoh pembantu.

Watak tokoh digambarkan dalam tiga dimensi, yaitu: Dimensi fisik.

Dimensi psikis, dan dimensi sosial. Keadaan fisik tokoh meliputi: umur, jenis

kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasminah, ciri khas yang menonjol, suku, bangsa,

raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, kurus/gemuk, suara dan lain-lain yang

berkenaan dengan fisik tokoh. Keadaan Psikis tokoh meliputi: watak, kegemaran,

mentalitas, standar moral, tempramen, ambisi, kompleks psikologis yang dialami,

dan sebagainya yang berkenaan dengan aspek kejiwaaan tokoh. Keadaan

sosiologis tokoh meliputi: jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, ideology

dan sebagainya. Keadaan sosiologis akan berpengaruh terhadap perilaku tokoh.

Page 81: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

69

Dalam naskah drama ini terdapat Tokoh protagonis yaitu Wayan dan

Nyoman, Wayan membawa misi mengungkapkan kebenaran, menyampaikan dan

menggambarkan kejahatan masa lalu yang sampai sekarang belum terungkap.

Nyoman lebih terfokus pada sisi percintaan dan ketulusannya dalam mengerjakan

sesuatu. Tokoh antagonis yaitu Gusti Biang Gusti Biang dalam cerita inilah yang

menentang keinginan tokoh protagonis dan tritagonis untuk menyatukan cinta

mereka. Gusti Biang merupakan tokoh yang menimbulkan konflik cerita. Tokoh

tritagonis yaitu Ratu Ngurah.

Watak tokoh dalam naskah drama ini adalah, Gusti Biang Seorang janda

yang sombong dan membanggakan kebangsawanannya. Dia juga merupakan

tokoh pemeran utama dalam drama ini, di mana menjadi fokus dari tokoh-tokoh

lainnya dan setiap kali muncul dalam pembicaraan. Gusti biang mempunyai

watak keras, pemarah, angkuh, dan egois. Dan dalam kehidupan sehari-harinya

dia selalu marah-marah terhadap kedua orang yang setia menemaninya. dan suka

berpikiran negative. Wayan, Wayan dalah seorang abdi Gusti Biang. Seorang

lelaki tua yang dulu pernah menjadi ajudan dan teman seperjuangan almarhum

suami Gusti Biang yang telah gugur pada saat pertempuran melawan Belanda.

Wayan sehari-harinya memiliki watak yang baik hati, setia, dan lucu. Wayan

sebagai sosok lelaki tua yang rela menjadi abdi Gusti Biang karena rasa cintanya

kepada Gusti Biang. Namun, ia juga lelaki yang baik, penyayang, dan selalu

membela kebenaran. Nyoman, Seorang gadis desa yang selama kurang lebih 18

tahun mengabdi dan tinggal di puri Gusti Biang. Selama itu pula kebutuhan

Nyoman tercukupi mulai dari pendidikannya dan kebutuhan sehari-harinya oleh

Gusti Biang. Nyoman Niti selalu setia melayani Gusti Biang, dia merawat dengan

Page 82: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

70

baik dan tulus Gusti Biang, walaupun di dalam hati baiknya saat Gusti Biang

selalu menginjak-injak harga dirinya, hiangga dia tidak tahan dengan sikap Gusti

Biang dan pergi dari Puri terserbut. Ngurah adalah Anak dari Gusti Biang,

Namun Ngurah bukanlah anak dari lelaki bangsawan yakni Gusti Rai. Tetapi, ia

lahir dari buah cinta Gusti Biang dengan Wayan teman seperjuangan ayahnya.

Ngurah memiliki seorang kekasih yaitu Nyoman, namun terhalang oleh kasta

kedudukannya. Ngurah mempunyai watak yang berbedaa dengan ibunya, dia

mempunyai watak yang baik terhadap semua orang tanpa memandang derajat, dia

merupakan anak yang bijaksana, pekerja keras, dan juga sangat mencitai Gusti

Biang.

4.2.3 Latar

Hasanuddin (2015:94) menyatakan “Latar dan ruang di dalam drama memperjelas

pembaca untuk mengidentifikasi permasalahan drama”.

“Latar atau tempat kejadian cerita sering pula disebut sebagai latar

cerita/setting. Setting biasanya meliputi 3 dimensi, yaitu tempat, ruang, dan

waktu” (waluyo,2006:23). Artinya bukan hanya menunjukan tempat kejadian dan

kapan kejadiannya. Semi (dalam Rokhmansyah,2014:38) menjelaskan setting

adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi.

Dalam naskah ini terdapat Latar ruang dalam pembahasan ini dibagi

menjadi dua kategori, yaitu latar ruang luar dan latar ruang dalam. Latar ruang

luar berupa wilayah di mana cerita berlangsung, sedangkan latar ruang dalam

adalah peristiwa yang digunakan dalam tiap babak. Latar ruang luar tidak

dimasukkan dalam pembahasan ini karena penelitian hanya pada naskah drama,

tidak termasuk pementasan sehingga seluruh ceita perlu dianalisis. Latar ruang

Page 83: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

71

luar adalah Bali. Adanya campuran bahasa bali dalam penyusunan naskah ini.

Latar ruang dalam adalah kediaman Gusti Biang

4.2.4 Tema

Tema adalah inti permasalahan yang hendak dikemukakan pengarang

dalam karyanya. “Dalam sebuah drama terdapat banyak peristiwa yang masing-

masing mengemban permasalahan, tetapi hanya ada sebuah tema sebagai intisari

dari permasalahan-permasalahan tersebut” (Hasanuddin, 2015:103).

“Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjadi

dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok

permasalahan dalam cerita. Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung

dalam drama. Tema berhubungan dengan premis dari drama tersebut yang

berhubungan pula dengan nada dasar dari sebuah drama dan sudut pandang

dikemukakan oleh pengarangnya” (Waluyo, 2006:24).

Dalama naskah drama ini terdapat tema mayor dan tema minor. Tema

mayor naskah drama ini adalah persoalan status sosial. Karena pada naskah

drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya ini jelas menceritakan

tokoh yang mempersoalkan derajat kebangsawanan. Tema minor cerita ada

beberapa hal yaitu pertama, sikap toleransi kepada hak asasi manusia. Kedua

perjuanganan cinta yang bertentangan dengan tradisi. Tema minor pertama terlihat

pada tidak adanya toleransi hak asasi manusia oleh Gusti Biang terhdap Nyoman

dan Wayan, yang sudah mengabdi terhadap Gusti Biang namun tetap disalahkan,

dicaci, difitnah dan diperhitungkan jumlah yang dikeluarkan oleh Gusti Biang.

perjuangan cinta Ngurah untuk mengawini Nyoman yang bertentangan dengan

Page 84: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

72

kasta, kebangsawanan dan derajat mereka sehingga cinta mereka mendapat

peringatan dari Gusti Biang yang padahal Gusti Biang dan Wayan juga dulu

saling mencintai, namun Ngurah tetap bersikeras ingin menikahi wanita sudra itu.

4.2.5 Amanat

Amanat adalah suatu ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh

pengarang. Amanat dapat terlihat di dalam tingkah laku tokoh. Melalui cerita,

sikap, dan tingkah laku tokoh diharapkan pembaca dapat mengambil hikmah dari

pesan-pesan moral yang disampaikan. Penonton atau pembaca harus

menyimpulkan sendiri pesan moral yang diperoleh dari membaca naskah atau

menonton drama. Amanat merupakan pesan yang akan disampaikan pengarang

kepada penonton atau pembaca drama (Wiyanto,2002:24). Dalam naskah drama

Bila Malam Bertambah Malam ini dalam setiap babak terdapat amanat yang ingin

disampaikan oleh penulis

4.2.6 Dialog

Sebagai ciri utama dalam drama, dialog dapat menentukan ciri drama

dalam keseluruhan. Ada dialog sengaja ditulis panjang-panjang, ada pula dialog

yang ditulis pendek-pendek. Warna dialognya pun macam-macam, ada yang

lugas, puitis, atau menggunakan dialek. Wiyanto (2002:13) mengemukakan

“Dialog adalah percakapan para pemain. Dialog memainkan peran yang amat

penting karena menjadi pengarang lakon drama. Artinya, jalan cerita drama itu

diektahui oleh penonton lewat dialog para pemainnya. Agar dialog itu hambar,

pengucapannya harus disertai penjiwaan emosional. Selain itu, pelafalannya harus

Page 85: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

73

jelas dan cukup keras sehingga dapat didengar semua penonton. Seseorang

pemain yang berbisik, misalnya, harus diupayakan agar bisikannya tetap dapat

didengarkan penonton”.

Dalam dialog naskah drama Bila Malam Bertaambah Malam Karya Putu

Wijaya ini . Cerita Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya telah

disesuaikan dengan latar Indonesia sehingga dialog yang digunakan berbahasa

Indonesia. Untuk memberikan kesan Bali Putu Wijaya menggunakan kata-kata

Bali.

4.2.7 Petunjuk Teknis atau Teks Samping

Petunjuk teknis adalah rambu-rambu yang sengaja dicantumkan oleh

seorang penulis naskah drama sebagai penuntun penafsiran bagi siapa saja yang

ingin mementaskannya. Petunjuk teknis dalam naskah drama bisa berupa paparan

tentang adegan demi adegan, profil tokoh cerita, latar cerita (tempat adegan) tata

lampu, tata musik, tata panggung, dan daftar property yang harus disiapkan

Rokhmansyah (2014:43).

Waluyo (2006:30) mengatakan bahwa teks samping ini memberikan teknis

tentang tokoh, waktu, suasana penas, suara musik, keluar masuknya aktor atau

aktris, keras lembutnya dialog, warna suara, perasaan yang mendasari dialog, dan

sebagainya. Teks samping ini biasanya ditulis dengan tulisan berbeda dari dialog

(misalnya dengan huruf miring atau hruf besar semua).

Page 86: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

74

4.3 Hubungan Antarunsur Naskah Drama Bila Malam Bertambah Malam

Karya Putu Wijaya

Unsur-unsur naskah drama dalam kerangka struktural tidak dapat berdiri

sendiri dalam membangun naskah drama. Unsur-unsur tersebut memiliki fungsi

dan saling berhubungan satu sama lain, sehingga menghasilkan naskah drama

yang utuh. Hubungan antarunsur yang membangun struktur naskah drama Bila

Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya sangat berfungsi dalam menciptkan

estetik dan artistic, sehingga struktur karya menjadi bulat dan utuh. Unsur-unsur

naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya saling mengisi.

Unsur satu menjadi bernilai bagi unsur yang lain.

Untuk menyampaikan ide atau gagasan, pengarang harus menggunakan

sebuah media, yakni pengarang harus menciptakan cerita yang terdiri dari

berbagai peristiwa yang terjalin dalam hubungan sebab-akibat (alur). Adanya

peristiwa sebab akibat tersebut harus mutlak, supaya cerita lebih jelas dan tema

dapat ditemukan. Sebaliknya untuk menemukan tema dapat dilihat melalui

konflik-konflik yang menonjol yang termasuk bagian alur.

Tema yang mendasari cerita Bila Malam Bertambah Malam karya Putu

Wijaya adalah persoalan status sosial yang dialami oleh kalangan sudra akibar

kesewenang-wenangan Gusti Biang. Tema ini mengikat unsur-unsur intrinsik

yang lain yaitu unsur alur, latar dan tokoh. Para tokoh dalam drama ini

menggerakkan alur dengan tindakan mereka. Tindakan-tindakan tersebut

didukung oleh situasi yang tercipta dari latar waktu dan tempat. Dalam hal ini,

konflik mempunyai peranan penting dalam hal pengambilan tindakan. Sementara

kebulatan unsur-unsur intinsik tersebut diikat oleh dialog.

Page 87: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

75

Tokoh utama Ngurah menjadi tokoh yang menciptakan alur. Ia

menciptakan interaksi dengan tokoh yang lain, sehingga para tokoh tersebut

berinteraksi satu sama lain. Interaksi-interaksi yang terjalin dari para tokoh ini

mengembangkan alur cerita dari tahap perkenalan sampai kepada konflik dan

penyelesaian. Konflik-konflik yang timbul inilah yang menjadikan cerita

menarik. Mesikipun kemunculan Ngurah tidak dominan, akan tetapi hampir

semua pembicaraan adegan per adegan itu mengarah pada dirinya. Hal iu

menciptakan adanya interaksi antartokoh dalam drama ini. Dengan demikian jika

dilihat dari sudut ini cerita merupakan sarana untuk menyampaikan tema, makna,

atau tujuan penulisan naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu

Wijaya.

Hubungan anttar latar dengan alur, tema dan tokoh sangat erat. Tidak

hanya dapat mengesankan pembaca, memperjelaskan persoalan, mempertajam

karakteristik tokoh dan membangun suasana cerita. Unsur-unsur yang

membangun latar itu sendiri dimanfaatkan oleh tokoh dalam memperkuatkan

perwatakannya. Latar memberikan aturan permainan terhadap tokoh. Latar kan

mempengaruhi pilihan tema. Sebaliknya tema yang dipilih akan menuntut

pemilihan latar yang sesuai yang mampu mendukung. Dalam hal ini tema adalah

persoalan status sosial yang dilakukan oleh Gusti Biang terhadap Nyoman dan

Wayan yang hanya seorang pelayan di puri nya. Terlihat dengan jelas dari tema

tersebut bahwa Gusti Biang seorang bangsawan. Latar tempat ini adalah rumah

atau puri, di mana Gusti Biang seorang istri Bangsawan dan Nyoman Wayan

adalalah sudra.

Page 88: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

76

Tokoh-tokoh dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya

Putu Wijaya ini memiliki karakteristik tokoh yang beragam sesuai dengan katar

belakang sosialnya masing-masing. Tokoh Gusti Biang seorang bangsawan, kasta

kesatriaa, pemarah, kasar pamrih dan suka menuduh orang. Tokoh Wayan orang

biasa, kasta sudra,setia pada negara, sabar, setia, pemaaf. Tokoh Nyoman seorang

gadis desa, kasta sudra, miskin, tabah, sopan, berbakti. Tokoh Ngurah anak dari

Gusti Biang keluarga bangswan, kasta kesatria, berani, setia.

Jika diibaratkan sebagai alat angkut atau kendaraan, yang berfungsi untuk

membawa muatan (tema, makna) untuk disampaikan ke alamat yang dituju

(pembaca), mesin dan bagian-bagian (alur, tokoh, penokohan, latar) kendaraan

lain harus dalam posisi yang baik agar muatan sampai ke alamat (pembaca) dalam

keadaan baik. Demikian pula hal nya naskah drama Bila Malam Bertambah

Malam karya Putu Wijaya ini memiliki unsur yang baik hingga sampai ke alamat

yang dituju tepat pada waktunya (penyampaian makna tidak terhambat). Tanpa

adanya keterkaitan antara unsur alur, latar, penokohan dan tema, suatu kesatuan

drama yang utuh tidak akan terwujud.

4.4 Relevansinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Hasil penelitian direlevansikan pada kegiatan pembelajaran Bahasa

Indonesia di SMA, khususnya pada materi pembelajaran drama. Pengajaran sastra

tidak beridir sendiri melainkan menjadi bagian dari pengajaran Bahasa Indonesia.

Dengan demikian materi pengajaran sastra idealnya memiliki porsi dan

kedudukan yang seimbang dalam pengajaran Bahasa Indonesia.

Page 89: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

77

Pembelajaran sastra sangat perlu diajarkan di sekolah, karena dapat

membantu meningkatkan keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan dan

dapat mengembangkan cipta, rasa, dan karsa; menunjang pembentukan

kepribadian siswa dalam mengapresiasi karua satra; mempertajam perasaan,

penalaran, dan daya khayal (imajinasi); serta kepekaan terhdapad masyarakat dan

lingkungannya.

Hasil penelitian diimplikasikan pada kegiatan pembelajaran Bahasa

Indonesia di SMA, Khususnya pada materi pembelajaran drama. Hasil penelitian

berupa unsur-unsur intrinsik dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam

karya Putu Wijaya yang dapat dikaitkan dengan Kompetensi Dasar (KD) kelas XI

semester Genap, yaitu 3.18 Mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan

konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton. Kompetensi dasar 3.19

“Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton”. Kompetensi

dasar tersebut dimuat dalam kurikulum 2013 edisi revisi.

Pembelajaran drama yang terdapat dalam silabus kurikulum 2013 pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia secara umum bertujuan agar peserta didik

mampu mendengarkan, membaca, menyimak, berbicara, dan menulis.

Kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan tiga hal lingkup materi yang saling

berhubungan dan saling mendukung pengembangan kompetensi pengetahuan

kebahasaan dan kompetensi berbahasa (mendengarkan, membaca, menyimak,

berbica, dan menulis) peserta didik.

Hasil penelitian dijadikan sebagai topik untuk mementaskan drama dalam

melaksanakan pembelajaran pada kompetensi 3.18 Mengidentifikasi alur cerita,

babak demi babak, dan konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton.

Page 90: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

78

Kompetensi dasar 3.19 “Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau

ditonton”. Hasil temuan dijadikan sebagai topik untuk mengapresiasi dan

memahami sebuah drama sehingga secara tidak langsung, pendidik dapat

menyampaikan pembelajaran sastra di SMA.

Page 91: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pendeskripsian pertama mengungkapkan bahwa: Alur naskah drama Bila

Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya tergolong alur maju. Terdiri dari 4

babak yang tiap babak mempunya hubungan sebab-akibat dengan babak

selanjutnya. Tokoh dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya

Putu Wijaya terdiri dari, tokoh antagonis, yaitu: Gusti Biang, tokoh tritagonis

yaitu: Ratu Ngurah dan Wayan, dan tokoh protagonis: Nyoman. Latar ruang luar

tidak dimasukkan dalam pembahasan ini karena penelitian hanya pada naskah

drama, tidak termasuk pementasan sehingga seluruh ceita perlu dianalisis. Latar

ruang luar adalah Bali. Latar waktu malam hari Tema mayor naskah drama ini

adalah segala permasalahan persoalan status sosial. Tema minor cerita yaitu:

pertama, sikap toleransi kepada hak asasi manusia. Kedua perjuanganan cinta

yang bertentangan dengan tradisi. Dialog, disesuaikan dengan latar Indonesia

sehinggan dialog yang digunakan campuran berbahasa bali. Amanat dari naskah

drama Bila Malam Bertambah Malam ini Amanat dari naskah drama Bila Malam

Bertambah Malam adalah sebagai makhluk hidup yang bermasyarakat, tentunya

tidak bisa dari terlepas dari makhluk hidup lain. Menghargai satu sama lain.

Berpikirlah positif kepada orang lain karena dapat membuat hidup menjadi tenang

karena terbebas dari rasa iri dan benci. Setinggi apa pun derajat, kasta kita

tidaklah benar untuk membeda-bedakan dan jangan memandang orang lain dari

sisi luarnya dari sisi luarnya saja, seseorang yang sederhana dan tidak memiliki

kasta tinggi bisa jadi ia memiliki hati yang baik, tulus dan ikhlas. Teks samping

79

Page 92: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

80

banyak terdapat dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam. Hubungan

antarunsur naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya

cukup padu.

Pendeskripsian kedua kepaduan tersebut karena sejalannya unsur-unsur

naskah drama Bila Malam Bertambah Malam, sehingga masing-masing unsur

memiliki peranan dan fungsi yang saling mendukung dengan unsur-unsur lainnya.

Dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya ini

memiliki unsur yang baik hingga sampai ke alamat yang dituju tepat pada

waktunya (penyampaian makna tidak terhambat). Tanpa adanya keterkaitan antara

unsur alur, latar, penokohan dan tema, amanat, teks samping dan dialog suatu

kesatuan drama yang utuh tidak akan terwujud.

Relevansi dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA karena sesuai

dengan Kompetensi Dasar (KD) yang ada di silabus 3.18 Mengidentifikasi alur

cerita, babak demi babak, dan konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton.

Kompetensi dasar 3.19 “Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau

ditonton.

Page 93: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

81

5.2 Implikasi

1. Secara teoretis, hasil penelitian dan pembahasan ini dapat dijadikan

media pembelajaran dalam pemahaman dan analisis naskah drama.

Selain itu, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang teori

struktural terhadap karya sastra terutama naskah drama.

2. Dalam bidang pengajaran, naskah drama Bila Malam Bertambah Malam

karya Putu Wijaya dapat dijadikan sebagai bahan ajar bagi mahassiswa

Pendidikan Bahasa Indonesia terutama pengkhusussan Teater untuk

meningkatkan keterampilan dalam menulis naskah drama, atau juga

dalam menonton pertunjukan drama.

3. Naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya ini

layak dibaca oleh mahasiswa agar dapat menerapkan moral cerita untuk

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan, Dari simpulan tersebut

diketahui bahwa naskah drama Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya

terdiri atas tujuh unsur yang membangun . Naskah drama yang baik adalah naskah

drama yang terdiri dari unsur-unsur lengkap yang membangun naskah itu sendiri.

Melakukan analisis struktural adalah hal yang tidak mudah. Oleh karena itu

diperlukan keseriusan dan ketelitian dalam memahami sebuah karya sastra agar

didapat hasil yang maksimal.

Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan skripsi ini menjadi panduan

dalam mengkaji struktural yang lebih berguna lagi. Bagi pembaca sastra agar

Page 94: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

82

lebih mencermati lebih dalam lagi ketika memahami sebuah cerita. Saran bagi

guru diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu media pengajaran struktural

khususnya di SMA.

Berikutnya penulis sampaikan kepada mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jambi yang mengambil

pengkhususan keteateran atau mahasiswa di perguruan tinggi lain yang

mengambil Jurusan atau Prodi Seni Pertunjukkan dapat mengangkat naskah

drama ini sebagai sebuah pertunjukkan karena naskah drama ini memuat unsur

lengkap yang membangun naskah drama .

Page 95: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

85

Lampiran : Korpus Penelitian Rumusan Masalah Pertama

Ada 7 unsur-unsur

yang membangun

naskah drama

menurut Waluyo

(2006:30)

Kutipan Analisis

1. Alur WAYAN:

(MENGGELENG-

GELENGKAN KEPALANYA

DENGAN KESAL)

Nyoman Niti, Gusti Biang.

GUSTI BIANG:

Ya, Nyoman begundal itu,

kenapa dia?

WAYAN:

“Gusti, nyoman adalah

tunangan ngurah, calon

menantu Gusti Biang sendiri,

berani sumpah, Nyoman adalah

tunangan Ngurah, Ratu Ngurah

sendiri yang mengatakannya.

“Aku akan mengawini Nyoman

Bape” katanya. “biar hatinya

baik, daripada…” biar dimakam

leak demi apa saja! (BMBM

hlm 39, dialog 217).

Tahap generating circumstances,

disebut juga inciting moment.

Merupakan tahap pemunculan

masalah atau peristiwa yang

berpotensi menimbulkan konflik.

pada saat Gusti Biang mengusir

Nyoman kemudian Wayan

memberitahu Gusti Biang bahwa

Nyoman adalah calon menantu dari

ngurah.

GUSTI BIANG :

Jawab saja dengan singkat.

Benar kau mau mengawininya?

Tahap rising action atau disebut

peningkatan konflik yang terdapat

dalam cerita. Masalah-masalah yang

Page 96: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

86

Jawab Ngurah. Jawab!

NGURAH :

Ya, titiang akan mengawininya.

GUSTI BIANG:

Ngurah! Kau sudah diguna-

gunanya.

NGURAH :

Kami saling mencintai ibu.

GUSTI BIANG :

Cinta? Ibu dan ayahmu kawin

tanpa cinta. Apa itu cinta? Yang

ada hanyalah kewajiban

menghormati leluhur yang telah

menurunkanmu, menurunkan

kita semua di sini. Kau tak

boleh kawin dengan dia,

betapapun kau

menghendakinya. Aku telah

menyediakan orang yang patut

untukmu. Jangan membuatku

malu. Ibu

telah menjodohkan kau sejak

kecil dengan Sagung rai.

mulai muncul kekompleksannya.

Tahap ini dimulai pada saat Ngurah

pulang dari perantauan kemudian

menyadari bahwa Nyoman telah

diusir oleh ibunya.

WAYAN:

(DENGAN TEGAS)

“Tiang tahu semuanya, tu

Ngurah. Sebab tiang yang

telah mendampinginya setiap

saat dulu. Sejak kecil tiang

sepermainan dengan dia,

seperti tu Ngurah dengan

Nyoman. Tiang tidak buta

huruf seperti disangkanya.

Tahap climax, yaitu puncak dari

keseluruhan cerita,. Konflik yang

ada mencapai puncak dan tidak

dapat dibendung lagi. Klimaks

dalam naskah ini terjadi ketika

Wayan hendak keluar rumah lalu

membwa bedil dan membongkar

rahasia ayah Ngurah bahwa ayahnya

bukanlah seorang pahlawan lelaki

sejati, melainkan seorang penghianat

Page 97: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

87

Tiang bisa membaca dokumen-

dokumen dan surat-surat

rahasia yang ada di meja

kerjanya. Siapa yang

membocorkan gerakan Ciung

Wanara di Marga dulu? Nica-

nica itu mengepung Ciung

Wanara yang dipimpin oleh

pak Rai, menghujani dengan

peluru dari berbagai penjuru,

bahkan dibom dari udara

sehingga kawan-kawan semua

gugur.Siapa yang bertanggung

jawab atas kematian sembilan

puluh enam kawan-kawan

yang berjuang habis-habisan

itu? Dalam perang puputan

itu kita kehilangan Kapten

Sugianyar, kawan-kawan tiang

yang paling baik, bahkan

kehilangan pak Rai sendiri.

Dialah yang telah berkhianat,

dialah yang telah melaporkan

gerakan itu semua kepada

Nica”.

GUSTI BIANG:

(KEMALU-MALUAN)

“Kenapa kau ceritakan semua

itu padanya”.

WAYAN:

“Waktu telah tiba, dia sudah

cukup dewasa untuk

mengetahuinya”.

GUSTI BIANG:

Tahap denocement, yaitu tahap

penyelesaian konflik yang timbul.

Penyelesaian dalam naskah ini

dimulai pada saat Gusti Biang mulai

menyadari kesalahannya Gusti

Biang sudah berhenti menangis, ia

merasa sangat malu menatap

Wayan. Selain itu Gusti Biang

memustuskan mengizinkan Ngurah

mempersunting Nyoman

Page 98: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

88

“Kau menyebabkan aku sangat

malu”.

(GUSTI BIANG

TERTUNDUK DAN WAYAN

MENGHAPUS AIR

MATANYA)

WAYAN:

“Kenapa Ngurah dicegah

kawin? Kita sudah cukup

menderita karena perbedaan

kasta ini. Sekarang sudah

waktunya pemuda-pemuda

bertindak. Dunia sekarang

sudah berubah. Orang harus

menghargai satu sama lain

tanpa membeda-bedakan lagi,

bagaimana Gusti Biang?”

GUSTI BIANG:

(SAMBIL MENGHAPUS AIR

MATANYA)

“Aku tidak akan mencegahnya

lagi. Kita akan

mengawinkannya, (dengan

manja) “tapi jangan ceritakan

lagi tentang yang dulu-dulu.

Aku sangat malu”.

WAYAN :

(TERSENYUM) “Kalau

begitu Wayan tidak jadi pergi.

Wayan akan menjagamu

Sagung Mirah, sampai kita

Page 99: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

89

berdua sama-sama mati dan

di atas kuburan kita, anak-

anak itu berumah tangga

dengan baik. Sagung Mirah

2. Tokoh, GUSTI BIANG: kutipan

petunjuk teknis.“GUSTI

BIANG NGOMEL TERUS”

GUSTI BIANG:

“Tidak, tidak. Aku tahu semua

itu. Kalau aku menelan semua

obat-obatanmu itu, aku akan

tidur seumur hidupku, dan tidak

akan bangun-bangun lagi, lalu

good bye. Lalu kau akan

menggelapkan beras ke warung

Cina. Kau selamanya iri hati

dan ingin membencanaiku…

kalau sampai aku mati karena

racunmu, Wayan akan

menyeretmu ke pengadilan”.

(BMBM hlm 10, dialog 47)

Gusti Biang: peneliti dapat melihat

bahwa gusti biang adalah sosok

seorang janda yang sombong dan

membanggakan kebangsawanannya.

Terlihat dari petunjuk teknis., Gusti

Biang di mana menjadi fokus dari

tokoh-tokoh lainnya dan setiap kali

muncul dalam pembicaraan. Gusti

biang mempunyai watak keras,

pemarah, angkuh, dan egois. Dan

dalam kehidupan sehari-harinya dia

selalu marah-marah dan

berprasangka buruk.

WAYAN:

“Tiang menghamba di sini

karena cinta tiang kepadanya.

Seperti cinta Ngurah kepada

Nyoman. Tiang tidak pernah

kawin seumur hidup dan

orang-orang selalu

menganggap tiang gila, pikun,

tuli, hidup. Cuma tiang

sendiri yang tahu, semua itu

tiang lakukan dengan sengaja

untuk melupakan kesedihan,

kehilangan masa muda yang

tak bisa dibeli lagi”.

(MEMANDANG NGURAH

Wayan: peneliti dapat melihat

bahwa sosok wayan merupakan

tokoh protagonist dalam cerita,

wayan adalah seorang abdi Gusti

Biang. ia juga seorang lelaki tua

yang dulu pernah menjadi ajudan

dan teman seperjuangan almarhum

suami Gusti Biang yang telah gugur

pada saat pertempuran melawan

Belanda. Selain itu, Wayan juga

sebagai seorang penengah antara

tokoh antagonis dan protagonist

dalam jalannya sebuah cerita yang

berperan untuk mendamaikan dalam

setiap persoalan. Wayan sehari-

Page 100: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

90

DENGAN LEMBUT. TAPI

TIBA-TIBA IA TERINGAT

SESUATU DAN KEMUDIAN

BERKATA)

“Tidak. Ngurah tidak boleh

kehilangan masa muda seperti

bape hanya karena perbedaan

kasta. Kejarlah perempuan itu,

jangan-jangan dia mendapatkan

halangan di jalan. Dia pasti

tidak akan berani pulang

malam-malam begini. Mungkin

dia bermalam di dauh pala di

rumah temannya. Bape akan

mengurus ibumu. Pergilah

cepat, kejar dia sebelum

terlambat”.

(BMBM hlm 72. dialog 413)

harinya memiliki watak yang baik

hati, setia, dan lucu.

NYOMAN:

“Sekarang sudah saatnya Gusti

Biang minum obat”. (BMBM

hlm 4, dialog21)

NYOMAN:

“Gusti Biang memang orang

yang paling baik dan berbudi

tinggi. Tidak seperti orang-

orang lain, Gusti. Gusti telah

menyekolahkan tiang sampai

kelas dua SMP, dan Gusti

sudah banyak mengeluarkan

biaya. Coba tngok bayangan

Gusti di muka cermin, seperti

tiga puluh tahun saja... mau

minum obatnya sekarang

Gusti? (BMBM hlm 8, dialog

Nyoman: Peneliti mendapatkan

Tokoh Nyoman adalah seorang

gadis desa yang selama kurang lebih

18 tahun mengabdi dan tinggal di

puri Gusti Biang. Nyoman Niti

selalu setia melayani Gusti Biang,

dia merawat dengan baik dan tulus

Gusti Biang, ingat akan jasa dan

kebaikan orang lain.

Page 101: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

91

40)

NGURAH:

“Justu karena tiang memikirkan

ibu jadi begini”. (BMBM hlm

49, dialog 269)

Tokoh Ngurah: Penelitin

mendapatkan Ngurah adalah anak

dari Gusti Biang, dia mempunyai

watak yang baik terhadap semua

orang tanpa memandang derajat, dia

merupakan anak yang bijaksana,

pekerja keras, dan juga sangat

mencitai Gusti Biang.

3. Setting atau Latar “Malam di tempat kediaman

gusti biang. Sebuah bale yang

disempurnakan untuk tempat

tinggal. Di ruangan depan ada

kursi goyang dan kursi tamu’.

Latar Ruang

Peniliti mendapatkan latar ruang

dalam dari teks samping yaitu bale

kediaman Gusti Biang

WAYAN:

“malam-malam begini?”

(BMBM hlm 20, dialog 107)

Latar Waktu

Peniliti mendapatkan latar waktu

dalam drama yaitu malam hari.

4. Tema GUSTI BIANG:

“cinta? ibu dan ayahmu kawin

tanpa cinta. Apa itu cinta? Yang

ada hanyalah kewajiban

menghormati leluhur yang telah

menurunkanmu, menurunkan

kita semua di sini. Kau tak

boleh kawin dengan dia,

betapapun kau

mengkehendakinya. Aku telah

menyediakan orang yang patut

untukmu. Jangan membuatku

malu. Ibu telah menjodohkan

kau sejak kecil dengan Sagung

Rai.” (BMBM hlm 54-55,

Peneliti dapat melihat bahwa tema

naskah drama ini adalah persoalan

status sosial. Di mana Gusti Biang

yang selalu mempermasalahkan

kasta dan kebangswanan.

Page 102: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

92

dialog 316)

5. Amanat GUSTI BIANG:

“kalau ingin kau pelihara sudra

itu karena nafsumu, terserahlah.

Boleh kau pelihara selir. Kau

boleh berbuat sesukamu, sebab

aku telah memeliharanya sejak

kecil. Tetapi untuk

mengawininya dengan upacara

tidak bisa.” (BMBM hlm 56,

dialog 322)

Peneliti melihat dari awal cerita

hingga akhir terdapat amanat.

Menghargai satu sama lain, tidak

sombong, tidak memandang rendah

orang lain, dan tidak membeda-

bedak derajat.

6. Dialog Wayan:

“tentu saja gusti biang, itu

sebabnya tiang datang….

(bmbm hlm 2, dialog 6)

Peneliti melihat Cerita Bila Malam

Bertambah Malam karya Putu

Wijaya telah disesuaikan dengan

latar Indonesia sehingga dialog yang

digunakan berbahasa Indonesia.

Untuk memberikan kesan Bali Putu

Wijaya menggunakan kata-kata

Bali.

7. Petunjuk teknis

atau Teks

Samping

“Malam di tempat kediaman

gusti biang, sebuah bale yang

disempurnakan untuk tempat

tinggal. Gusti biang memanggil

wayan.”.

(bmbm hlm 1, babak 1)

“kelihatan nyoman sedang

menyiapkan makan malam

untuk gusti biang. Sementara

wayan mengamplas patung”.

((bmbm hlm 1, adegan 1)

Peneliti mendapatkan teks samping

yang ada dalam naskah drama setiap

babak selalu ada teks samping,

Page 103: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

93

Lampiran: Korpus Penelitian Rumusan Masalah Kedua

Hubungan antar

unsur Bila Malam

Bertambah Malam

karya Putu Wijaya

Kutipan Analisis

Hubungan antar

unsur yang

membangun naskah

drama Bila Malam

Bertambah Malam

karya Putu Wijaya

(Tema, alur, tokoh

penokohan

perwatakan, setting

atu latar, amanat,

dialog dan teks

samping)

GUSTI BIANG :

Jawab saja dengan singkat.

Benar kau mau

mengawininya? Jawab

Ngurah. Jawab!

NGURAH :

Ya, titiang akan

mengawininya.

GUSTI BIANG:

Ngurah! Kau sudah diguna-

gunanya.

NGURAH :

Kami saling mencintai ibu.

GUSTI BIANG :

Cinta? Ibu dan ayahmu kawin

tanpa cinta. Apa itu cinta?

Yang ada hanyalah kewajiban

menghormati leluhur yang

telah menurunkanmu,

menurunkan kita semua di

sini. Kau tak boleh kawin

dengan dia, betapapun kau

menghendakinya. Aku telah

Antara Alur dan Tema Berbagai

peristiwa yang terjalin dalam

hubungan sebab-akibat (alur).

Adanya peristiwa sebab akibat

tersebut harus mutlak, supaya cerita

lebih jelas dan tema dapat

ditemukan. Sebaliknya untuk

menemukan tema dapat dilihat

melalui konflik-konflik yang

menonjol yang termasuk bagian alur.

Peneliti melihat dari alur tema yang

terdapat dalam naskah drama ini

adalah persoalan status sosial karena

konflik yang menonjol mengenai

Ngurah yang ingin menikahi Wanita

Sudra tetapi Ibu nya tidak

mengizinkan karena perbedaan kasta.

Page 104: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

94

menyediakan orang yang

patut untukmu. Jangan

membuatku malu. Ibu telah

menjodohkan kau sejak kecil

dengan Sagung rai.

Lampiran: Korpus Penelitian Rumusan Masalah Ketiga

Kompetensi Dasar

3.18 Mengidentifikasi alur

cerita, babak demi babak, dan

konflik dalam drama yang

dibaca atau ditonton.

3.19 “Menganalisis isi dan

kebahasaan drama yang dibaca

atau ditonton”

Hasil penelitian relevansi pada kegiatan

pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA,

Khususnya pada materi pembelajaran

drama. Hasil penelitian berupa unsur-

unsur intrinsik dalam naskah. tersebut

dimuat dalam kurikulum 2013 edisi

revisi. Sesuai dengan KD 3.18 dan KD

3.19

Page 105: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

95

Naskah Drama BILA MALAM BERTAMBAH MALAM- PUTU WIJAYA

Diposkan oleh Arefo Estrada pada Juni 04, 2011

BILA MALAM BERTAMBAH MALAM PUTU WIJAYA

BABAK I

MALAM DI TEMPAT KEDIAMAN GUSTI BIANG. SEBUAH BALE YANG DISEMPURNAKAN

UNTUK TEMPAT TINGGAL.

Gusti Biang memanggil-manggil Wayan.

Adegan I Kelihatan Nyoman sedang menyiapkan makan malam untuk Gusti Biang. Sementara Wayan mengampelas patung. ORIGINAL SOUNTRACK: Wayan .. Wayaaaaaan .... Nyoman memberi isyarat kepada Wayan. 1. NYOMAN : Benar Ida akan pulang hari ini?

2. WAYAN : Ya ....

Adegan II

DI RUANG DEPAN ADA KURSI GOYANG DAN KURSI TAMU.

Gusti Biang ngomel terus.

3. GUSTI BIANG : Si tua itu tak pernah kelihatan kalau sedang dibutuhkan. Pasti ia sudah berbaring di kandangnya menembang seperti orang kasmaran pura- pura tidak mendengar, padahal aku sudah berteriak, sampai leherku patah.

Wayaaaaan ..... Wayaaaaan tuaaaa.....

4. WAYAN : Nuna sugere Gusti Biang, kedengarannya

Page 106: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

96

seperti ada yang berteriak .......... ......

5. GUSTI BIANG : Leherku sampai putus memanggilmu, telingamu masih kamu pakai tidak?

6. WAYAN : Tentu saja Gusti Biang, itu sebabnya tiyang datang .........

7. GUSTI BIANG : Jangan berbantah denganku.Kau sudah tua dan rabun, lubang telingamu sudah ditempati kutu busuk. Kau sudah tuli, malas dan suka berbantah, Cuma bisa bergaul dengan sibelang. Kau dengar itu kuping tuli?

8. WAYAN : Betul Gusti Biang.

Wayan meninggalkan ruangan dan Gusti Biang tetap duduk dan mengambil jarum. Berulang-ulang menggosok mata sambil menggerutu.

Adegan III

9. GUSTI BIANG : Lubangnya terlakecil. Benangnya terlalubesar, sekarang ini serba terlampau.

Page 107: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

97

Terlampau tua, terlampau gila, terlampau kasar, terlampau begini, terlampau begitu. Sejak kemarin aku tidak berhasil memasukkan benang ini. Sekarang mataku berkunang- kunang. Oh, barangkali toko itu sudah menipu lagi. Atau aku terbalik memegang ujungnya? Wayaaaaan ...

10. NYOMAN : (Muncul dengan baki di tangannya dan lampu teplok) Bagaimana Gusti Biang? Sudah sehat rasanya.

(Gusti Biang tidak menghiraukan dan tetap memasukkan benang ke jarumnya)

11. NYOMAN : Gusti Biang, ini air daun belimbing, bubur ayam

yang sengaja tiyang buatkan untuk Gusti. (Melihat kesulitan Gusti Biang) Mari tiyang tolong.

12. GUSTI BIANG : Waaayaaaaan .. . (Kaget karena sentuhan) Ulaaaaar......

Page 108: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

98

13. NYOMAN : Ya ya kenapa Gusti terkejut ini kan Nyoman ....

14. GUSTI BIANG : Kau? Kau (Terbatuk)

15. NYOMAN : Nah, itu Sebabnya kalau belum santap malam. Apalagi sejak beberapa hari ini Gusti sudah tidak mau minum Jamu lagi, minum sekarang ya?

16. GUSTI BIANG : Kau .. kau setan, kukira ular belang jatuh dari pohon, bikin sakit jantungku kumat lagi.

17. NYOMAN : Gusti Biang takut sekali Dengan ular, kenapa?

18. GUSTI BIANG : Binatang itu menggigit dan menjijikkan.

19. NYOMAN : Tapi tidak semua ular berbahaya. (Tersenyum) Tiyang juga takut pada ular.

20. GUSTI BIANG : Aku tak perduli. Apa tugasmu di sini?

21. NYOMAN : Sekarang sudah saatnya Gusti Biang minum obat.

22. GUSTI BIANG : Hari ini aku tak

Page 109: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

99

mau minum obat.

23. NYOMAN : Oh ya, baik tiyang tolong dulu Gusti memasukkan benang ke jarumnya.

24. GUSTI BIANG : Juga tidak. Kau tidak diperlukan di sini

25. NYOMAN : (Memungut jarum di lantai) Coba dari tadi memanggil tiyang, tidak jadi kusut begini. Gusti Biang terlalu Sayang pada Bape Wayan. Lihat gampang bukan?

26. GUSTI BIANG : Kau jangan menyindir aku, tentu saja semuanya bisa begitu. Aku juga bisa mengerjakanny a, tapi lobangnya yang terlampau sempit.

27. NYOMAN : Terlampau sempit? Piih, semua jarum dibuat kecil Gusti, makin Halus makin mahal harganya (Tersenyum)

28. GUSTI BIANG : Siapa bilang? Itu tak toko itu ada lobangnya sama sekali, menjual kawat utuh kepadaku. Setan alas.

Page 110: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

100

29. NYOMAN : Tak percaya? Coba sekali lagi.

30. GUSTI BIANG : Jangan berlagak di sini (Mengacungka n tongkat). Ini bukan arje roras! Aku sudah bosan dibohongi dengan sulapan palsumu. Kau pikir aku tak bisa menguasai jarum kecil itu, piih, lakiku sendiri tak pernah menghina aku demikian ...

31. NYOMAN : Ambilah Gusti Biang. Gusti boleh menyulam sekarang (Melihat lampu). Tapi di sini terlalu gelap (Membesarkan).

Nah, sekarang sudah cukup terang. Ambil Gusti.

32. GUSTI BIANG : Tidak! Kau mulai menyulap aku lagi, aku tak sudi meneyntuh barang sihirmu. Suasana kotor sekarang.

33. NYOMAN : Kalau begitu, tiyang ikatkan saja ujung benang ini ke kainnya, nanti Gusti Biang meneruskannya saja.

34. GUSTI BIANG : Pergi! Pergi! Nanti kupanggilkan Wayan supaya kau diusir ....

Page 111: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

101

(Nyoman tidak perduli, meneruskan sulaman sambil bernyanyi kecil)

35. GUSTI BIANG : Dewa Ratu .. Kau telah merusak sarung bantal anakku .... Waayaaannn.. Waayaaaaaan .. ..Dimana pula setan itu, Wayaaaan ....

36. NYOMAN : Sayang sekali Gusti Biang tidak menyuruh tiyang yang mengerjakannya. Mestinya, ditengahnya bisa disulam dengan warna biru muda. Lalu dengan menulis rapih “Selamat malam kasih, selamat malam pujaan, selamat malam manis, good night my darling”.

37. GUSTI BIANG : Setan! Setan! Kau tak boleh Berbuat sewenang- wenang di

Rumah ini. Berlagak mengatur orang lain yang masih waras. Apa good, good apa? Good bye! Menyebut kekasih, manis, kau pikir apa anakku. Wayan akan menguncimu di dalam gudang tiga hari tiga malam, dan kau hari tiga malam, dan kau akan meraung seperti si belang. akan meraung seperti

Page 112: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

102

38. NYOMAN : Aduh cantiknya Gusti Biang. Seperti seekor burung merak. Seperti lima belas tahun yang lalu ketika tiyang masih kecil dan sering duduk di pangkuan Gusti. Masih ingatkah Gusti?

39. GUSTI BIANG : Tak kubiarkan lagi kau bermain di pangkuanku, berak, ngompol. Memang aku ini pelayanmu?

40. NYOMAN : Gusti Biang

memang orang

yang paling baik

dan berbudi tinggi. Tidak seperti orang-orang lain, Gusti.

Gusti telah

menyekolahkan

tiyang sampai

kelas dua SMP,

dan Gusti sudah

banyak

mengeluarkan

biaya. Coba

tengok bayangan

Gusti di muka

cermin, tiga puluh

tahun saja.. mmau

minum obatnya

sekarang Gusti? seperti tiga puluh tahun saja .. Mau minum obatnya sekarang Gusti

Page 113: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

103

41. GUSTI BIANG : Tidak!

42. NYOMAN : Tiyang cicipi ya? Cobalah Gusti Biang ... mmm segar.

43. GUSTI BIANG : Sepatahpun aku tak ingin bicara lagi denganmu.

44. NYOMAN : Gusti Biang, pil ini musti ditelan satu persatu. Pakai pisang ambon atau pisang susu, atau air. Pilih mana yang Gusti suka. Tidak pahit rasanya Gusti. Dan dalam tempo seperempat jam, Gusti akan merasa segar. Sesudah itu minum puyer ini, untuk menghilangkan pusing-pusing Gusti.

45. GUSTI BIANG : Tidak!

46. NYOMAN : Obat-obat ini dikirimkan dokter Gusti. Harus dihabiskan.

Page 114: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

104

47. GUSTI BIANG : Tidak, tidak. Aku tahu semuanya itu. Kalau aku menelan semua obat-obatmu itu, aku akan tertidur seumur hidupku, dan tidak akan bangun-bangun lagi, lalu good bye. Lalu kau akan menggelapkan beras ke warung cina. Kau selamanya iri hati dan ingin membencanaik u ... Kalau sampai aku mati karena racunmu, Wayan akan menyeretmu ke pengadilan.

48. NYOMAN : Dan yang terakhir baru menggosok punggung dan seluruh anggota badan Gusti yang terbuka dengan minyak kayu putih.

49. GUSTI BIANG : Tidak, tidak. Tidak akan kubiarkan tubuhku ditelanjangi dan disentuh orang- orang yang kurang ajar. Aku bukan ibumu, aku bukan nenekmu.

Page 115: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

105

50. NYOMAN : Nah sekarang kita mulai dengan tablet- tablet ini Gusti. Menurut resep boleh ditelan atau dihancurkan, mana yang Gusti pilih. Kita mulai dengan pil merah ini Gusti.

51. GUSTI BIANG : Dewa Ratu ....

52. NYOMAN : Sebaiknya ditelan saja Gusti, itu yang paling aman ....

53. GUSTI BIANG : Aku tak mau dibujuk, mana si Wayan kambing tua itu. Setan ini benar-benar mau meracuniku, Waaayaaaan ..

54. NYOMAN : Ayo cepat Gusti. Tidak akan merasa pahit dan sakit.

55. GUSTI BIANG : Wayan tolong Wayan.

56. NYOMAN : Letakkan saja di atas pisang di ujung lidah. Lantas pejamkan mata. Lihat, dan secepat kilat akan meluncur Gusti.

Page 116: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

106

57. GUSTI BIANG : Ah ... racunlah dirimu sendiri, gosok punggungmu sendiri. Buat apa kau meributkan benar penyakit orang lain. Itu tugas dokter di rumah sakit, dan bukan tugas penyeorangan seperti engkau .... Kalau memang aku sakit, aku akan berbaring di kamarku, dan memanggil wayan supaya memijat keningku. Tidak ada yang salah kalau lelaki itu di sini. Wayaaaan ..Wayaaaan, lehermu akan diputar nanti.

58. NYOMAN : Kenapa Gusti Biang jadi Seperti ini, Gusti mengecewakan tiyang.

59. GUSTI BIANG

:

seumur hidupmu. Kalau akhirnya aku mati karena racunmu, awas- awaslah, rohku akan membalas dendam. Aku akan diam di batang-batang pisang dan di batu-batu besar, dan akan mengganggum u sampai mati. Tiap malam,

bila malam bertambah malam. Setan, pergi kau, pergi.

Sebelum kulempar dengan tongkat ini, pergi!

Page 117: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

107

60. NYOMAN : Baiklah Gusti. Baiklah Gusti, tak apalah. Tapi tentunya Gusti lebih senang kalau puyer ini yang diminum lebih dahulu, baru kemudian menyusul pil-pil yang lain, atau Gusti ingin bersantap malam dulu. Percayalah Gusti, tidak

Akan terjadi apa-apa.

61. GUSTI BIANG : Wayaaaaaan ... Wayaaaaa. Tolong Wayaaaaaan ...

62. NYOMAN : Lihat Gusti. Gusti sudah merusak badan Gusti sendiri dengan berteriak- teriak.

63. GUSTI BIANG : Pergi kau leak. Pergi pergi .pergi ...

64. NYOMAN : Gusti telah menyakiti tiyang lagi. Saya akan pergi. Saya akan pergi sekarang juga.

Page 118: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

108

65. GUSTI BIANG : Ya, pergi kau sekarang juga. Bedebah. Leak. Pil-pil tiap hari dicekoki pil.

66. NYOMAN : Waktu putra Gusti pergi lima tahun lalu. Ide berpesan pada tiyang. Jaga baik-baik ibuku Nyoman, peliharalah kesehatannya, jangan biarkan beliau menderita.

Sekarang Gusti Biang dinyatakan sakit. Gusti harus berobat.

67. GUSTI BIANG : Diam! Diam!

68. NYOMAN : Baiklah kalau begitu (Hendak pergi) Gusti tidak usah berobat. Ya, apa peduli tiyang, segera Gusti akan terkapar lesuh. Malam akan bertambah malam jua (Sampai di Pintu ia Berbalik dan mendekati meja)

Page 119: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

109

69. GUSTI BIANG : Apa perdulimu?

70. NYOMAN : Tapi semua itu akan segera hilang ...Kalau Gusti mau meneguk air daun belimbing ini. Jamu ini diramu berdasarkan petunjuk dukun kesayangan Gusti Biang. Tiyang sudah mencampurnya dengan akar- akaran yang harum dan akan menguatkan badan. Pasti Gusti Biang tidak akan batuk lagi. Gusti Minumlah .....

71. GUSTI BIANG : Kau memang setan licik! (Berteriak hendak memukul)

(Nyoman menarik dari belakang)

72. GUSTI BIANG : Lepaskan! Lepaskan leak! Wayan, Wayaaaan

(Nyoman berhasil mendudukkan Gusti Biang di kursi tapi Gusti Biang memukul bertubi-tubi dan Nyoman berlari ke sudut ruang)

Page 120: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

110

73. NYOMAN : Cukup! Cukup! (Berlari mengelilingi meja)

74. GUSTI BIANG : (Terus memukuli Nyoman dan Nyoman merebut tongkat) Wayan tolong Wayaaaan ...

75. NYOMAN : Tak tiyang sangka Gusti sudah seberat ini! Tak tiyang sangka. Tiyang akan pergi ke desa, tak mau meladeni Gusti lagi!

76. GUSTI BIANG : Pergi leak! Aku sama sekali tidak menyesal!

77. NYOMAN : (Berlari keluar) Tiyang tidak akan kembali lagi!

78. GUSTI BIANG : Pergi sekarang juga! Wayaaan Wayan tua ... (Duduk) Ratu Singgih, moga- moga tulahlah perempuan itu, Wayaaan ......... .

Adegan IV (Wayan masuk)

79. WAYAN : Kalau tak salah seperti ada yang berteriak ...

80. GUSTI BIANG : Tua bangka, ke mana saja kau

Page 121: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

111

tadi, kenapa baru datang?

81. WAYAN : Tiyang ketiduran di gudang.

82. GUSTI BIANG : Kejar setan itu, putar lehernya! .. Kejar dia goblok!

83. WAYAN : Mana ada setan sore-sore begini Gusti?

84. GUSTI BIANG : Kejar perempuan setan itu.

85. WAYAN : Perempuan, perempuan yang mana Gusti?

86. GUSTI BIANG : Begundal itu! Masukkan dia ke gudang!

87. WAYAN : Maksud Gusti, Nyoman?

88. GUSTI BIANG : Usir dia dari rumah ini!

89. WAYAN : Tetapi ... tetapi ...

90. GUSTI BIANG : Tua bangka, pukul dia sampai mati, putar lehernya. Diam saja seperti kambing!

91. WAYAN : (Tertawa) Gusti, Gusti, tidak ada kambing di sini!

92. GUSTI BIANG : Kau juga tidak waras!

93. WAYAN : Tetapi, memukul? Memutar leher?

94. GUSTI BIANG : Penakut!

95. WAYAN : Tidak, titiyang tidak takut

Page 122: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

112

sama leak atau memedi, tetapi memutar leher Nyoman, piih, lebih baik memutar leher tiyang sendiri. Perawan yang begitu cantik, baik, mahal.

96. GUSTI BIANG : Dia mau meracunku.

97. WAYAN : Meracun? Masak, ada yang berniat meracun Gusti.

98. GUSTI BIANG : Kau tukang ngotot.

99. WAYAN : Jangan gampang marah Gusti, itu cuma angan-angan. Sabarlah. Kalau usia sudah lanjut, tambahan lagi penyakitan, tak baik marah- marah malam begini!

100. GUSTI BIANG : Bedebah! Anjing ompong! Setelah mengusir dia aku akan mengutuk kau, biar ,mati kelaparan di pinggir kali.

101. WAYAN : Baik, kutuklah tioyang. Usir sekarang, tapi jangan menyuruh menyakiti orang dalam

Page 123: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

113

usia lanjut. Orang sedang bertapa dan bertobat disuruh mukul orang. Kalau ular belang atau ular hijau, cacing tanah atau ulat bulu, Wayan akan bunuh untuk keselamatan Gusti seperti tiga bulan lalu. Gusti duduk di sini dan titiyang di sana di bawah pohon sawo. Tiba-tiba Gusti Biang berteriak “ULAR”.

Sekejab mata ular itu telah menjadi delapan potong, ya tidak?

102. GUSTI BIANG : Ular ...?

103 WAYAN : Jangan takut. Ular kelihatannya saja berbahaya, tapi sebenarnya binatang yang paling pemalu dan lucu. Titiyang sendiri sering menyimpan ular sawah dalam saku

untuk dibelai pada waktu senggang, ...Oh

Page 124: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

114

mana ya? Ular sawah tak mengandung bisa, Gusti jangan takut ... (Merogoh kantongnya) Ah, ini dia.

104. GUSTI BIANG : Ulaaaarrrrr.

(Gusti Biang lari, Wayan menggeleng-gelengkan kepala mendengar janda bangsawan itu memaki-maki. Malam bertambah larut)

BABAK II

HALAMAN RUMAH MALAM. Wayan sedang mengenang masa-masa mudanya.

Adegan I Wayan menembang pelan-pelan. Tiba-tiba melihat sosok tubuh, lalu menghampiri.

105. WAYAN : Mau ke mana Nyoman?

106. NYOMAN : Pulang ke desa.

107. WAYAN : Malam-malam begini?

108. NYOMAN : Apa salahnya?

109. WAYAN : Kau akan kemalaman di jalan.

110. NYOMAN : Aku tidak takut.

111. WAYAN : Banyak orang jahat sekarang.

112. NYOMAN : Biar saja, daripada saya sakit tinggal di sini.

113. WAYAN : Besok sajalah pagi-pagi, bape akan mengantarmu dengan bus. Oh ya, kau belum dapat ijinkan?

114. NYOMAN : Biar.

115. WAYAN : Kapan kau akan balik? Kenapa tergesa-gesa? Bape tidak

Page 125: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

115

marah Nyoman. Bape bersumpah lebih baik mati dimakan leak daripada memukul engkau. Kenapa tiba- tiba saja pulang?

116. NYOMAN : Saya dipukul, saya diusir, buat apa tinggal di sini kalau tidak disukai.

117. WAYAN : Nyoman. Nyoman sudah biasa tinggal di sini, kau tak akan betah tinggal di sana. Nanti kamu akan rusak di sana.

118. NYOMAN : Tapi di sana orangnya baik- baik. Saya tidak pernah dipukul, saya lebih senang tinggal di situ, biar cuma makan batu.

119. WAYAN : Daripada makan batu lebih baik tinggal di sini, makan minum cukup, ada radio, bisa nonton film India.

120. NYOMAN : Tapi kalau tertekan seperti binatang?

Page 126: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

116

Dimarahi, dihina, dipukul seperti anak kecil!

121. WAYAN : Tapi Nyoman harus mengerti, kita berhutang budi pada Gusti Biang.

122. NYOMAN : (Pelan-pelan) Memang, saya banyak berhutang budi, dikasih makan, disekolahkan, dibelikan baju, dimasukkan kursus modes, tapi kalau tiap hari dijadikan bal-balan, disalah- salahkan terus? Sungguh mati kalau tidak dikuat-kuatkan, kalau tidak ingat pesan tu Ngurah, sudah dari dulu-dulu sebetulnya.

123. WAYAN : Aduh, apa nanti yang mesti bape katakan kalau dia menanyakan .... ”Di mana Nyoman Bape?” Nah, apa yang akan Bape jawab?

124. NYOMAN : Ide sudah lupa sama icang Bape, di sana banyak bintang-bintang pilem, pasti dia

Page 127: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

117

sudah lupa. Nulis surat aja tidak.

125. WAYAN : Tidak, dia tidak begitu?

126. NYOMAN : Siapa bilang begitu?

127. WAYAN : Aku tidak bilang. Ha .. ha .. pasti dia tidak akan begitu. Kalau sampai begitu, aku yang tanggung jawab. Makanya jangan pulang, sini barangnya..

128. NYOMAN : Akan saya tunggu di desa saja.

129. WAYAN : Sudahlah, dia cuma orang tua bangka. Umurnya hampir tujuh puluh tahun. Kenapa Nyoman pusing benar kepadanya?

Adegan II Suara Gusti Biang mencari Nyoman, Gusti Biang muncul dan Nyoman menghampiri Wayan.

130. NYOMAN : Saya pergi Bape, tidak bisa tahan lagi, saya sudah bosan.

131. GUSTI BIANG : Jangan biarkan dia membawa bungkusan itu! Tahan dia Wayan.

132. WAYAN : Tentu Gusti Biang.

Page 128: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

118

133. NYOMAN : Baik, titiyang akan pergi.

134. GUSTI BIANG : Suruh dia pergi goblok, jangan biarkan dia mencuri bungkusan itu. Itu bukan kepunyaannya.

135. WAYAN : Tapi itu

pakaiannya sendiri Gusti.

136. GUSTI BIANG : Dulu ketika kubawa kemari, dia cuma pakai kain rombeng. Ambil segera Wayan! Sakit gede.

137. NYOMAN : Baik, ambil saja Bape Wayan.

138. GUSTI BIANG : Nanti dulu.

139. NYOMAN : Apa lagi yang Gusti kehendaki?

140. GUSTI BIANG : Wayan!

141. WAYAN : Ya, ada apa Gusti?

142. GUSTI BIANG : Simpan bugkusan itu, jangan goblok kamu, lalu ambil buku besar, catatan keluar masuk, dari dalam lemari, ini kuncinya. Cepat!

143. WAYAN : Ah, catatan keluar masuk? Baru sekali ini titiyang mendengarnya .....

144. GUSTI BIANG : Ambil cepat goblok.

Page 129: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

119

145. WAYAN : Tapi buku besar yang mana Gusti?

146. GUSTI BIANG : Tolol kamu ini! Buku besar di dalam lemari yang berwarna hijau.

147. WAYAN : Oh.

148. GUSTI BIANG : Ayo cepat!

Adegan III Wayan masuk membawa bungkusan. Gusti Biang bertolak pinggang, Nyoman memperhatikan dengan sangat benci.

149. GUSTI BIANG : Perempuan tak tahu balas budi. Tidak tahu berterima kasih, dikasih makan tiap hari malah durhaka. Disekolahkan malah jadi lawan. Maling, ular, mau meracun.

150. NYOMAN : Katakan sepuas- puasnya Gusti Biang.

151. GUSTI BIANG : Aku mau diracunnya, terlalu. Akan kuadukan kau kepada polisi. Gila!

152. NYOMAN : Gusti sendiri yang menyiksa tiyang.

153. GUSTI BIANG : Dasar penjilat! Kuberhentikan kau sekolah karena kau main mata dengan guru dan tukang

Page 130: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

120

kebun sekolah itu.

154. NYOMAN : Bohong! Itu hasutan anak Gusti Biang sendiri.

155. GUSTI BIANG : Benar!

156. NYOMAN : Bohong!

157. GUSTI BIANG : Benar, kau memang liar,

genit, dan licik serta apa saja yang jelek- jelek.

158. NYOMAN : Baik, baik, tapi kau juga genit.

159. GUSTI BIANG : Apa katamu?

160. NYOMAN : Kau juga genit, kau ...

161. GUSTI BIANG : Apa katamu leak? Wayan akan memutar lehermu!

162. NYOMAN : Wayan akan memutar lehermu!

163. GUSTI BIANG : Dia akan menguncimu dalam gudang!

164. NYOMAN : Dia akan menguncimu dalam gudang!

165. GUSTI BIANG : Setan! Akan kucarikan kau polisi!

166. NYOMAN : Polisi itu akan membawakan Gusti ular belang.

167. GUSTI BIANG : Diam! Diam!

(Nyoman hendak pergi meninggalkan Gusti Biang, tapi Gusti Biang mencegahnya)

168. GUSTI BIANG : Jangan pergi! Jangan duduk! Jangan bergerak!

Page 131: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

121

169. NYOMAN : (Berhenti lalu mendekat dan memandang Gusti Biang dengan marah) Gusti Biang, tiyang bosan merendahkan diri, dulu tiyang menghormati Gusti karena usia Gusti lanjut. Tiyang mengikuti semua apa yang Gusti katakan, apa yang Gusti perintahkan meskipun tiyang sering tidak setuju.

Tetapi Gusti sudah keterlaluan sekarang. Orang disuruh makan tanah terus-menerus, Gusti anggap tiyang tak lebih dari cacing tanah.

Semutpun kalau diinjak menggigit, apalagi manusia, Gusti yang seharusnya agung, luhur, menjadi tauladan tapi seperti ....

170. GUSTI BIANG : Seperti apa?

171. NYOMAN : Orang kebanyakan

Page 132: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

122

saja mempunyai kasih sayang dan menghargai orang lain. Tapi Gusti, di mana letak keagungan Gusti? Cobalah Gusti berjalan di jalan raya seperti sekarang, Gusti akan ditertawakan oleh orang banyak.

Sekarang orang tidak lagi diukur dari keturunan tapi kelakuan dan kepandaianlah yang menentukan.

Sekarang tidak hanya bangsawan, semua orang berhak dihormati kalau baik. Begitu mestinya.

172. GUSTI BIANG : Begitu mestinya. Bohong! Bohong tolol!

173. NYOMAN : Memang tiyang tolol. Buat apa mengatakan ini semua. Gusti sudah terlalu lanjut, akan terlalu sakit untuk mengubah

Page 133: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

123

kebiasaan Gusti. Tapi seandainya mencoba, mencoba saja, saya akan mau di sini mengabdi untuk selamanya.

174. GUSTI BIANG : (Meludah) Ha.. ha .. kau tidak perlu pidato omong kosong, kau perempuan sudra. Kau akan kena tulah karena berani menentangku, hei cepat Wayan!

Adegan IV (Wayan muncul dengan buku ditangannya)

175. GUSTI BIANG : Nah, sekarang sebelum kau pergi, kau harus melunasi hutangmu dulu.

176. NYOMAN : Hutang apa? Nyoman tidak pernah meminjam uang.

177. GUSTI BIANG : Buka bagian yang bertuliskan tinta merah, Wayan, cepat Wayan!

178. WAYAN : (Tampak bingung membalik-balik buku) Nanti dulu, piih. Nah ini dia.

179. GUSTI BIANG : Baca perlahan

Page 134: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

124

dengan jelas. Baca kataku!

180. WAYAN : (Masih bingung, mendekatkan lampu) Piih, mata

tiyang kurang terang, sebentar, piih kenapa belum terang juga, kabur Gusti.

181. WAYAN : Gusti lupa, Wayan tak pernah belajar membaca.

182. GUSTI BIANG : Setan bawa kemari buku itu!

(Gusti Biang mengambil buku itu dan memberi isyarat kepada Wayan agar mengambil kaca mata dan lampu teplok. Wayan segera melakukannya dan mengangkat lampu teplok tinggi-tinggi)

183. GUSTI BIANG : Nah, di sini dicatat semua perongkosan yang kau habiskan selama kau dipelihara di sini. Nyoman Niti, asal dari desa Maliling, umur lebih kurang delapan belas tahun. Kulit kuning dan rambut panjang. Badan biasa, lebih tinggi sedikit dari Gusti Biang. Mulai dari tahun lima puluh empat, lima pasang baju, sebuah boneka, sebuah

Page 135: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

125

bola bekel, satu biji kelerang, satu tusuk konde, dan ...

184. WAYAN : (Memotong) Benar, piih, semua Gusti catat.

185. NYOMAN : Gusti Biang ....

186. GUSTI BIANG : Tahun lima puluh lima, sekarang! Dua baju rok, batu tulis, kebaya, pinsil, satu batang jarum, sepasang teklek, tikar dan seekor anak kucing belang.

187. WAYAN : Ah, benar Gusti Biang, titiyang masih ingat sekali ketika pertama kali Nyoman mengenakan kain kebaya. Piih, semuanya itu sudah lewat.

188. GUSTI BIANG : Selama dua tahun ini sudah berjumlah dua juta rupiah ... kemudian sekarang tahun lima puluh enam! Tidak ada, sebab aku lupa mencatatnya. Tahun lima puluh tujuh, aku juga lupa mencatatnya. Tetapi di sini

Page 136: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

126

yang kuingat, ia memecahkan sebuah cangkir dan kaca mataku. Lalu tahun lima puluh delapan! Sepasang sandal, sekotak bedak, kaca jendela dipecahkannya, dua buah gelas tiba-tiba menghilang, sekilo daging dimakan si belang karena lupa mengunci dapur. Tiga buah sisir, tiga butir kelapa hilang. Seekor ayamku yang

paling baik disembelihnya, sepuluh anak ayam tiba-tiba mati, yang bulu putih, hitam, coklat, kuning, dan berumbun. Lalu ...

189. WAYAN : Tapi semua itu tak bisa dipertanggungj awabkan kepada Nyoman, Gusti, itu adalah kesalahan induknya yang tidak berhati-

hati menjaga anaknya. Bukan kesalahan Nyoman.

Page 137: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

127

190. GUSTI BIANG : Diam! Diam kataku! Ini adalah urusanku, nanti kau akan mendapat bagianmu sendiri. Nah, ongkos hidupmu hampir delapan belas tahun di sini, benar-

benar sudah kelewat batas. Coba lihat di sini, tahun enam puluh misalnya .. memecahkan kaca jendela, korupsi sabun, menghanguska n nasi, korupsi uang belanja dapur dan pekerjaan yang tidak bisa dipertanggungj awabkan. Beberapa kali aku memanggil mantri untuk mengobatinya, membeli obat waktu ia sakit. Banyak, banyak sekali, itu belum ditambah yang lain-lain yang aku lupa catat. Belum lagi ditambah bunganya ...

191. WAYAN : Piih, ini perhitungan

Page 138: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

128

gila!

192. GUSTI BIANG : (Berkata sungguh- sungguh) Semua telah aku catat bersama tanggal dan hari kejadiannya. Sekarang kau boleh pergi. Kapan-kapan aku dan Wayan akan datang ke tempatmu dengan seorang polisi dan juru sita sebab kau pasti tidak bisa membayar. Kau cuma punya

gubuk yang buruk di desa dan tak pernah makan nasi. Rentenya sepuluh persen sebulan. Nah, bawa buku ini lagi ke dalam Wayan. Simpan baik-baik untuk dipergunakan kelak. Lalu usir dia! Apa yang kau tunggu

lagi? Ambil buku ini, dan usir dia!

(Wayan tak menerima, ia mendekat ke meja dan meletakkan lampu teplok kemudian berjongkok )

193. WAYAN : Titiyang tak kuasa. Badan titiyang lemas. Gusti telah,

Page 139: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

129

mencatat hutang-hutang titiyang pula. Berapa semuanya Gusti?

194. GUSTI BIANG : Sudah tak terhitung lagi, hampir dua puluh juta!

195. WAYAN : Piih, titiyang punya nyawapun tak ada harganya dua puluh juta, Gusti, titiyang benar-benar ingin menangis sekarang.

196. GUSTI BIANG : Usir dia sekarang juga, jangan ngarje roras di sini. (Melihat Wayan masih jongkok) Apa? Baik aku sendiri yang mengusirnya kalau kau tak mau.

197. NYOMAN : Tidak usah disuruh Gusti, tiyang memang mau pergi sekarang. Tetapi sebelum titiyang pergi, tiyang hitung berapa hutang Gusti kepada tiyang.

198. GUSTI BIANG : Oh, aku tak pernah pinjam uang sepanjang hidupku..

199. NYOMAN : Lebih dari sepuluh tahun

Page 140: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

130

tiyang menghambadi sini. Bekerja keras dengan tidak menerima gaji. Kalau tidak ada Bape Wayan sudah lama tiyang pergi dari sini. Selama ini tiyang telah membiarkan diri diinjak- injak, disakiti, dijadikan bulan- bulanan seperti keranjang sampah. Tidak perlu rentenya, pokoknya saja. Hutang Gusti Biang kepada tiyang, sepuluh juta kali

sepuluh tahun. Belum lagi sakit hati tiyang karena fitnahan dan hinaan Gusti. Pokoknya melebih harta benda yang

masih Gusti miliki sekarang. Tapi ambillah semua itu sebagai tanda bakti tiyang yang terakhir.

200. GUSTI BIANG : Pergiiii! Pergiiii!

(Nyoman menghapus airmata dan berlari ke luar pintu! Janda bangsawan itu mengawasinya dengan mengangkat lampu teplok)

Adegan V (Wayan yang duduk membelakangi Gusti Biang tidak tahu kalau

Page 141: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

131

Nyoman telah pergi)

201. WAYAN : (Bergumam) Satu milyar kali sepuluh tahun? Aneh-aneh saja pembukuan jaman sekarang!

202. GUSTI BIANG : (Mendekati Wayan) Jangan cerewet Wayan. Awasi dia supaya jangan kembali kemari, kau dengar?

203. WAYAN : Sabar Gusti, kenapa Gusti gelap mata? Gusti telah menghantam semua orang dengan hutang. Satu milyar dan .. (Menoleh ke

belakang dan heran) Piih, di

mana Nyoman, Gusti?

204. GUSTI BIANG : Dia sudah pergi, buta. Dia tidak akan mengganggu kita lagi ....

205. WAYAN : Maksud Gusti, dia sudah pergi dan titiyang tidak melihatnya?

206. GUSTI BIANG : Ya, kita sudah terlepas dari bahaya ....

207. WAYAN : Terlepas? Justru bahaya itu sekaranglah baru mulai Gusti.

208. GUSTI BIANG : (Tertawa geli)

Page 142: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

132

Tenang Wayan. Jangan pikirkan yang dua puluh juta itu, aku cuma pura- pura.

209. WAYAN : (Beringas) Titiyang tidak memikirkan titiyang punya diri, titiyang memikirkan putra Gusti Biang.

210. GUSTI BIANG : Bagus Wayan. Ah, mana kaca mata itu. Segera kita akan baca berita yang dikirimnya.

211. WAYAN : Dia akan mengumpat titiyang dan akan mengalungkan ular karena keteledoran titiyang. Ke mana tadi perginya Gusti?

Titiyang akan mengejarnya.

212. GUSTI BIANG : Apa maksudmu Wayan?

213. WAYAN : Buta! Tuli! Pikun! Piih! Dunia! Dunia ...

214. GUSTI BIANG : (Panik) Katakan, kenapa dia Wayan? Ya katakan, katakan apa maksudmu.

215. WAYAN : (Menggeleng- gelengkan

Page 143: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

133

kepalanya dengan kesal) Nyoman Niti, Gusti Biang.

216. GUSTI BIANG : Ya, Nyoman begundal itu, kenapa dia?

217. WAYAN : Gusti, Nyoman adalah tunangan Ngurah, calon menantu Gusti Biang sendiri, berani sumpah, Nyoman adalah tunangan Ngurah. Ratu Ngurah sendiri yang mengatakanny a. “Aku akan mengawini Nyoman Bape” katanya. “Biar hanya orang desa, pendidikannya rendah tapi hatinya baik, daripada ...” biar dimakan leak. Demi apa saja!

218. GUSTI BIANG : Tidak, semua itu hasutan. Anakku tidak akan kuperkenankan kawin dengan bekas pelayannya. Dan, kami keturunan ksatria kenceng. Keturunan raja- raja Bali yang

Page 144: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

134

tak boleh dicemarkan oleh darah sudra.

219. WAYAN : Tapi kalau Ratu Ngurah menghendaki, bagaimana?

220. GUSTI BIANG : Bisa saja dipelihara sebagai selir. Suamiku dulu memelihara lima belas orang selir. Kalau tidak, jangan mendekati anakku.

221. WAYAN : Tapi mereka saling mencintai!

222. GUSTI BIANG : Cinta? Apa itu cinta, itu hanya ada dalam kidung-kidung Smarandanamu .

223. WAYAN : Kalau begitu alamat akan perang.

224. GUSTI BIANG : Perang, apa maksudmu? Perang sudah selesai, tidak ada perang lagi!

225. WAYAN : Wayan tidak mau kehilangan tongkat dua kali.

226. GUSTI BIANG : Ngurah tidak akan sudi menjamah perempuan dekil itu.

227. WAYAN : Ratu Ngurah

Page 145: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

135

benar-benar mencintai Nyoman, Gusti Biang.

228. GUSTI BIANG : Bohong!

229. WAYAN : Baik, bacalah surat itu kalau tidak percaya!

230. GUSTI BIANG : Surat? Ini surat Ngurah, aku terima tadi.

231. WAYAN : Sudah lima hari yang lalu!

232. GUSTI BIANG : Tapi! Kau keterlaluan!

233. WAYAN : Coba baca!

(Gusti Biang membaca dekat lampu teplok dan Wayan mendengarkan dengan tenang)

234. GUSTI BIANG : Swatiastu, ibunda tercinta .... Kalau aku bilang tadi, kamu bilang sudah lima hari, apa saja yang aku katakan kamu lawan! Dewa Ratu, dengarlah Wayan. Betapa pinternya ia menghormati (Membaca lagi) dengan singkat ananda kabarkan bahwa ananda segera pulang. Ananda telah merencanakan berunding dengan ibu. Sudah masanya sekarang ananda menjelaskan.

Page 146: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

136

Meskipun ananda belum menyelesaikan pelajaran, bahkan mungkin ananda akan berhenti sekolah saja, sebab tak ada lagi gunanya. Ananda hendak menjelaskan kepada ibu bahwa ananda tidak bisa lagi berpisah lebih lama. Rahasia ini ananda simpan sejak lama. Supaya ibu tidak kaget nanti, akan saya terangkan bahwa ananda bermaksud, ananda bermaksud ... ananda bermaksud (Mengulang sambil mendekatkan lampu teplok)

235. WAYAN : Bermaksud apa?

236. GUSTI BIANG : Bermaksud, bermaksud ...

237. WAYAN : Ya bermaksud apa? Baca terusnya Gusti Biang.

238. GUSTI BIANG : (Tiba-tiba surat itu jatuh dari pegangannya) Jadi, dia benar- benar mau

Page 147: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

137

kawin dengan perempuan itu?

239. WAYAN : Ya!

240. GUSTI BIANG : Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Aku melarang keras, Ngurah harus kawin dengan orang patut-patut. Sudah kujodohkan sejak kecil dia dengan Sagung Rai. Sudah kurundingkan pula dengan keluarganya di sana, kapan hari baik untuk mengawinkann ya. Dia tidak boleh mendurhakai orang tua

seperti itu. Apapun yang terjadi dia harus terus menghargai martabat yang diturunkan oleh leluhur-leluhur di puri ini. Tidak sembarang orang dapat dilahirkan sebagai bangsawan. Kita harus benar-benar menjaga martabat ini. Oh, aku akan malu sekali,

kalau dia mengotori

Page 148: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

138

nama baikku. Lebih baik aku mati menggantung diri daripada menahan malu seperti ini. Apa nanti kata Sagung Rai? Apa nanti kata keluarganya kepadaku? Tidak, tidak! (Wanita itu menjerit dan mendekati Wayan dengan beringas) Kau, kau biang keladisemua ini. Kau yang menghasut supaya mereka bertunangan. Kau sakit gede!

241. WAYAN : Tidak, titiyang tidak ikut campur Gusti Biang.

242. GUSTI BIANG : Ya, kaulah hantu yang memburu hidupku. Aku masih ingat kejadian jaman dulu. Waktu aku masih muda dan kau memburuku dengan mata buayamu itu, kau memang licik! Dasar manusia sudra! Kau menghasut anakku supaya kawin dengan

Page 149: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

139

Nyoman karena kau sendiri gagal!

243. WAYAN : Siapa bilang tiyang gagal!

244. GUSTI BIANG : Suamiku yang telah menggagalkan kau.

245. WAYAN : Suami Gusti Biang seorang pembohong!

246. GUSTI BIANG : Bedebah! Berani kau menghina pahlawan di puri ini?

247. WAYAN : (Tertawa pehit. Wajahnya menjadi keras) Pahlawan? Pahlawan apa? Siapa yang mengatakan dia pahlawan?

248. GUSTI BIANG : Semua mengatakan dia pahlawan! Dia telah berjuang untuk kemerdekaan dan mati ditembak Nica!

249. WAYAN : Itu bohong! Orang-orang seperti dia yang menggabungka n diri dalam pasukan Gajah Merah memang pantas disebut pahlawan, Pahlawan penjajah!

Orang-orang seperti dia

Page 150: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

140

telah menikam perjuangan dari belakang.

250. GUSTI BIANG : Pergi! Pergi bangsat! Angkat barang- barangmu. Tinggalkan rumah suamiku ini. Aku tak sudi

memandang mukamu! (Melempari wajah Wayan dengan botol)

251. WAYAN : Baik aku akan pergi sekarang. Aku akan menyusul Nyoman. Aku juga bosan di sini meladeni tingkah lakumu. Tapi

sebelum aku pergi akan aku jelaskan tentang pahlawan gadungan itu. Gusti harus tahu ....

252. GUSTI BIANG : (Memotong) Tidak! Aku tidak mau mendengar. Kau telah menghina suamiku. Ini tidak bisa dimaafkan lagi. Pergi! Pergi! Sebelum aku mengutukmu, pergi! Rumah ini kepunyaanku,

Page 151: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

141

tinggalkan gudangku itu, pergi bedebah!

253. WAYAN : Benar?

254. GUSTI BIANG : Pergi leak! Jangan kau menggangguku lagi. Pergi!

255. WAYAN : Baik, tiyang akan pergi Gusti Biang.

(Wayan meninggalkan ruangan, Gusti Biang melontarkan kutukan)

256. GUSTI BIANG : Tinggalkan gudang itu sekarang juga. Enyah dari rumah suamiku. (Agak rendah, jongkok) dia sudah menjadi setan, suamiku dihinanya, anakku dihasutnya.

Terkutuk, terkutuk bedebah itu. Apa yang harus aku katakan kepada Sagung Rai kalau Ngurah kawin dengan perempuan sudra itu? Bedebah, terkutuk! Dewa Ratu, malangnya nasib orang tua ini, semua mendustaiku, semua orang menjadi binatang. (Memandang

Page 152: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

142

sekeliling lalu duduk di kursi. Untuk beberapa saat ia tertidur di kursi itu)

BABAK III TEMPAT TIDUR GUSTI BIANG Adegan I Gusti Biang tertidur ketika Ngurah masuk.

257. NGURAH : Ibu ...

258. GUSTI BIANG : Siapa?

259. NGURAH : Tiyang Ngurah, Tiyang datang Ibu ....

260. GUSTI BIANG : Ngurah?

261. NGURAH : Yah! Ngurah, bangun ibu.

262. GUSTI BIANG : (Mengusap matanya tak percaya lalu terbelalak sambil tersenyum) Ngurah .. Ngurah, kenapa kau baru pulang, kau sudah lupa pada ibumu. Kurang ajar, aku telah dihina, direndahkan, leak. Kalau kau ada di rumah, mereka tidak akan berani. Semua orang sudah pergi, tak ada yang merawatku. Kamu jadi kurus hitam, seperti

Page 153: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

143

kuli.

263. NGURAH : Ya, saya bekerja di situ.

264. GUSTI BIANG : Bekerja? Katanya belajar kenapa bekerja?

265. NGURAH : Ya, bekerja sambil belajar.

266. GUSTI BIANG : Karena itu kamu gagal.

267. NGURAH : Ibu, banyak sekali yang saya pikirkan.

268. GUSTI BIANG : Tapi kau tak pernah memikirkan ibumu.

269. NGURAH : Justru karena tiyang memikirkan ibu jadi begini.

270. GUSTI BIANG : Kau memikirkan ibumu kalau kau perlu uang. Itu barang- barangmu?

271. NGURAH : Ya.

272. GUSTI BIANG : Itu koper yang ibu belikan dulu?

273. NGURAH : Ya, betul ibu.

274. GUSTI BIANG : Koper itu bisa kau jaga, tapi tujuanmu ke sana tidak. Mana barang- barangmu yang lain?

275. NGURAH : Masih ada di pondokan.

276. GUSTI BIANG : Mengapa kau

tinggalkan di situ, apa kau akan kembali

Page 154: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

144

ke situ?

277. NGURAH : Saya tidak tahu. Semua tergantung ...

278. GUSTI BIANG : Tergantung apa?

279. NGURAH : Entahlah, keadaan tentunya saja.

280. GUSTI BIANG : Ibu kira kau sudah jadi orang, ternyata? Mana cincinmu?

281. NGURAH : Cincin?

282. GUSTI BIANG : Waktu berangkat dulu kau ibu kasih tiga buah cincin peninggalan ayahmu, mana sekarang?

283. NGURAH : Masih ada....

284. GUSTI BIANG : Ada di tukang gadai? Aku sudah tahu kelakuan anak- anak yang mengaku- ngaku sekolah tapi nyatanya hanya nonton bioskop. Aku sudah dapat firasat buruk, kalau barang peninggalan leluhurmu sudah kau perlakukan seperti itu. Jangan-jangan kau akan ikut merendahkan dan menghina ibumu ini. Buat apa kau pergi

Page 155: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

145

jauh-jauh kalau untuk bertambah bodoh, untung kau tidak membawa perempuan dari sana, seperti Ngurah Purname di puri Anom. Aku bisa mati berdiri.

Kalaucuma perawan, perawan macam apapun di sini ada, tinggal pilih saja. Tapi tidak ada yang lebih cantik, lebih halus, lebih rajin dari Sagung Rai di seluruh puri- puri di Tabanan ini. Sekarang dia sudah besar dan cantik sekali. Besok kamu harus ke sana membawa oleh-oleh.

285. NGURAH : Ibu, ibu bicara apa itu?

286. GUSTI BIANG : Kau sudah besar dan pantas kau memberikan aku cucu, sebelum kelewatan. Hanya itu yang aku tunggu sekarang.

287. NGURAH : Nanti saja kita bicarakan itu.

Page 156: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

146

288. GUSTI BIANG : Tidak. Sekarang! Apa oleh-olehmu untuk Sagung Rai? Ha..ha kamu juga tidak membawa apa- apa buat ibu bukan?

289. NGURAH : Maaf ibu.

290. GUSTI BIANG : Tapi kamu pasti tidak lupa membelikan begundal itu klompen, baju brokkat, kaca mata, de colognet, gincu, tas, ha! Aku minta balsem cap macan saja tidak digubris. Perempuan kurang ajar!

291. NGURAH : Perempuan? Perempuan siapa ibu?

292. GUSTI BIANG : Putar-putar! Aku sudah menerima suratmu.

293. NGURAH : Ya, nanti saja kita bicarakan.

294. GUSTI BIANG : Kau sendiri yang menulis kan?

295. NGURAH : Ya.

296. GUSTI BIANG : Kau ingat apa yang kau tulis? Benar semua itu?

297. NGURAH : Ya, nanti, nanti kita bicarakan.

298. GUSTI BIANG : Nanti atau sekarang sama saja, benar Ngurah kau

Page 157: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

147

yang menuliskan surat itu?

299. NGURAH : Sebentar ibu, tiyang akan jelaskan.

300. GUSTI BIANG : Ngurah kau anak durhaka!

301. NGURAH : Ibu, tenanglah ibu.

302. GUSTI BIANG : Tidak! Kalau masih berniat kawin dengan dia, jangan coba-coba memasuki rumah ini, dan kalau kawin juga dengan dia, jangan lagi menyebut ibu kepadaku.

303. NGURAH : Tenang, mari kita bicarakan nanti baik-baik, tiyang sudah lelah. Semuanya nanti kita bicarakan.

304. GUSTI BIANG : Ibu pun sangat lelah. Tak ada waktu lagi berpanjang- panjang. Sebelum ini berakar menjadi sakit hati, kita harus meyelesaikann ya, sekarang juga harus selesai!

305. NGURAH : Begitukah keputusan ibu?

306. GUSTI BIANG : Ya.

307. NGURAH : Tiyang ingin

Page 158: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

148

istirahat dulu.

308. GUSTI BIANG : Kau boleh berbuat sesukamu kalau semuanya sudah beres. Ini adalah rumahku dan kau adalah ahli waris satu- satunya.

309. NGURAH : Baiklah, kalau itu yang ibu kehendaki. (Hendak duduk)

310. GUSTI BIANG : Kau tak perlu duduk! Ibu sendiri tak akan duduk sebelum semuanya selesai dengan baik. Kita akan selesaikan sekarang. Jadi kau bermaksud kawin dengan penjeroan itu?

311. NGURAH : Begini ibu ...

312. GUSTI BIANG : Jawab saja dengan singkat. Benar kau mau mengawininya? Jawab Ngurah. Jawab!

313. NGURAH : Ya, titiyang akan mengawininya.

314. GUSTI BIANG : Ngurah! Kau sudah diguna- gunanya.

315. NGURAH : Kami saling mencintai ibu.

316. GUSTI BIANG : Cinta? Ibu dan ayahmu kawin tanpa cinta. Apa itu cinta?

Page 159: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

149

Yang ada hanyalah kewajiban menghormati leluhur yang telah menurunkanmu , menurunkan kita semua di sini. Kau tak boleh kawin dengan dia, betapapun kau menghendakiny

a. Aku telah menyediakan orang yang patut untukmu. Jangan membuatku malu. Ibu telah menjodohkan kau sejak kecil dengan Sagung Rai.

317. NGURAH : Sagung Rai? Tidak ibu.

318. GUSTI BIANG : Apa kurangnya Sagung Rai, dibanding dengan perempuan desa itu.

319. NGURAH : Tidak, tiyang tidak mau kawin dengan dia.

320. GUSTI BIANG : Kenapa tidak? Ibu dan keluarganya telah selesai merundingkan semua. Dia sudah tamat SMP. Kelakuannya halus dan rajin.

Page 160: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

150

321. NGURAH : Ibu, soalnya bukan itu, ibu harus mengerti, sekarang orang ingin memilih sendiri teman hidup.

322. GUSTI BIANG : Kalau ingin kau pelihara perempuan sudra itu karena nafsumu, terserahlah. Boleh kau pelihara sebagai selir. Kau boleh berbuat sesukamu, sebab aku telah memeliharanya sejak kecil. Tetapi untuk mengawininya dengan upacara itu tidak bisa.

323. NGURAH : Tidak?

324. GUSTI BIANG : Tidak! Aku menentangnya.

325. NGURAH : Kenapa tidak?

326. GUSTI BIANG : Dia tidak pantas menjadi istrimu! Dia tidak pantas menjadi menantuku!

327. NGURAH : Kenapa tidak ibu? Kenapa? Siapa yang menjadikan Sagung Rai lebih pantas dari Nyoman untuk menjadi istri? Karena

Page 161: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

151

derajatnya? Tiyang tidak pernah merasa derajat tiyang lebih tinggi dari orang lain. Kalau toh tiyang dilahirkan di purian, itu justru menyebabkan tiyang harus berhati-hati. Harus pintar berkelakuan baik agar bisa jadi teladan orang, yang lain omong kosong semua!

(Gusti Biang terbelalak dan mendekat)

328. NGURAH : Tiyang sebenarnya pulang meminta restu dari ibu. Tapi karena ibu menolaknya karena sola kasta, alasan yang tidak sesuai lagi. Tiyang akan menerima akibatnya

(Gusti Biang menangis, Ngurah bergulat dengan batinnya)

329. NGURAH : Tiyang akan kawin dengan Nyoman. Sekarang ini soal kebangsawana n jangan di besar-besarkan lagi. Ibu harus menyesuaikan

Page 162: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

152

diri, kalau tidak ibu akan ditertawakan orang. Ibu ...

330. GUSTI BIANG : Tinggalkan aku anak durhaka! Pergilah memeluk kaki perempuan itu! Kau bukan anakku lagi! Leluhurmu akan mengutukmu,k au akan ketulahan.

331. NGURAH : (Memegang kepala) Ini tidak bisa diselesaikan begini saja. Panggillah Nyoman dan Bape Wayan, kita bicarakan tenang-tenang.

332. GUSTI BIANG : Tidak! Sudah kuusir leak-leak itu! Aku sudah dihina, diinjak- injak!

333. NGURAH : Diusir? Nyoman, ibu usir? (Keluar)

334. GUSTI BIANG : Ya! Leak itu tidak boleh masuk rumahku ini. Setan tua itu juga! Biar mati dua-duanya sekarang! Kalau kau mau ikut pergi terserah. Aku akan mempertahank

Page 163: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

153

an kehormatanku. Kehormatan suamiku, kehormatan Sagung Rai, kehormatan leluhur-leluhur di puri ini.

BABAK IV DEPAN RUMAH MALAM Adegan I Wayan muncul membawa kopor seng dan senjata. Lalu melihat ke dalam rumah Ngurah muncul dari samping Wayan

335. WAYAN : Tu Ngurah ..

336. NGURAH : Bape Wayan!

337. WAYAN : Tepat sekali ratu Ngurah datang.

338. NGURAH : Apa kabar Bape?

339. WAYAN : Buruk tu Ngurah, buruk sekali.

340. NGURAH : Bape sehat- sehat saja?

341. WAYAN : Marahlah, umpatlah si tua yang pikun ini.

342. NGURAH : Kenapa?

343. WAYAN : Nyoman telah pergi.

344. NGURAH : Ke mana?

345. WAYAN : Baru saja tiyang hendak menyusulnya sekarang.

346. NGURAH : Baru saja?

347. WAYAN : Ya, baru saja, pasti belum jauh.

348. NGURAH : Kenapa dia pergi Bape?

Page 164: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

154

349. WAYAN : Tu Ngurah tahu sendiri, sudah lama Gusti Biang tidak cocok dengan Nyoman. Titiyang tidak bisa mendamaikann ya. Nyoman sudah sering ingin minggat, tapi tadi, tiba- tiba saja dia pergi. Salah titiyang juga tu Ngurah.

350. NGURAH : Sudahlah biar dulu begitu. Semuanya akan selesai nanti. Saya juga telah bertengkar dengan ibu. Duduklah Bape, bape jangan ikut pergi. Duduklah bape. Pasti ibu yang salah. Bape sudah bertahun-tahun di sini, tak baik kalau tiba-tiba pergi, duduklah bape ...

Adegan II (Gusti Biang muncul)

351. GUSTI BIANG : Tinggalkan rumahku sekarang ini juga.

352. WAYAN : Tiyang sudah berusaha baik- baik tapi tidak berhasil. Bape pergi sekarang

Page 165: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

155

(Kepada Ngurah).

353. GUSTI BIANG : Pergi Leak, jangan mengotori rumah suamiku.

(Wayan hendak pergi, Ngurah menahannya )

354. NGURAH : Bape! Jangan pergi! Ingat saya Bape. Jadi Bape akan tinggalkan?

355. GUSTI BIANG : Dia hantu! Tinggalkan rumah ini cepat!

356. WAYAN : Ya, tiyang hantu, seperempat abad tiyang mengabdi di rumah ini karena cinta. Sekarang keadaan tambah buruk. Bape pergi tu Ngurah (Mengangkat koper hendak pergi )

357. GUSTI BIANG : Tunggu dulu! Apa yang kau bawa itu? Kau mencuri barang- barangku. Bedil? Bedil siapa itu?

358. WAYAN : Pak Rajawali punya bedil waktu revolusi. Bedil ini sudah banyak membunuh pengkhianat.

Page 166: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

156

359. GUSTI BIANG : Bedil itu kepunyaanku!

360. WAYAN : Kepunyaan Gusti Biang? (Kepada Ngurah) Ini bedil Bape ...

361. GUSTI BIANG : Ngurah! Ambil bedil itu! Ia mencuri bedil yang kusimpan di kamar ayahmu.

362. WAYAN : Ini bedil pak Rajawali.

363. GUSTI BIANG : Setan, anakku kamu hasut. Bedil peninggalan suamiku kau curi! Ambil bedil itu Ngurah! Bedil itu wasiat ayahmu.

364. NGURAH : (Tertarik kepada bentuk bedil itu) Coba lihat, aneh sekali bentuknya.

365. WAYAN : Bedil ini kepunyaan tiyang.

366. NGURAH : Benar? Coba saya ingin lihat.

367. GUSTI BIANG : Rebut saja! Jangan percaya dia lagi!

368. NGURAH : Ibu, di mana peluru yang menewaskan ayah? (Mengambil bedil dari tangan Wayan)

369. GUSTI BIANG : Tentu aku

Page 167: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

157

selalu membawanya sebagai jimat.

370. NGURAH : Coba lihat (Menerima peluru) Peluru ini yang telah membunuh ayah. Dokter Belanda itu membedah mayat ayah dan menyerahkan peluru ini kepada ibu. Ibu menyimpannya sebagai

kenang- kenangan. Kemudian atas permintaan ibu, dokter itu juga memberikan senjata yang dipergunakan untuk menembakkan peluru ini.

371. GUSTI BIANG : Benar. Senjata laknat ini yang telah membunuh suamiku. Nica jahanam.

372. WAYAN : Nica tidak mempunyai bedil macam ini.

373. GUSTI BIANG : Tidak! Usir dia Ngurah! Usir cepat!

374. WAYAN : Bedil macam ini hanya dipunyai gerilya.

375. GUSTI BIANG : Bedebah! Tidak! Jangan

Page 168: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

158

biarkan dia bicara, usir!

376. WAYAN : (Tertawa) Semua pahlawan mati tertembak Nica, tetapi dia tidak. I Gusti Ngurah Ketut Mantri bukan seorang pahlawan, dia ditembak mati gerilya sebagai penghianat.

377. GUSTI BIANG : Dengar, dia menghina ayahmu! Usir dia! Tembak dia sampai mati!

378. NGURAH : (Memegang ibunya yang hendak memukul) Tenang ibu!

379. GUSTI BIANG : Coba katakan lagi suamiku penghianat! Coba! Kupukul kau bedebah.

380. WAYAN : Dia memang penghianat.

381. GUSTI BIANG : Leak! Terkutuk kau!

382. NGURAH : Sabar ibu! (Mendudukkan ibunya)

383. GUSTI BIANG : Kenapa kau diam saja anak durhaka! Tembak jahanam itu! Dia menghina suamiku.

384. NGURAH : Baik ibu, tapi tenang, nanti tetangga-

Page 169: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

159

tetangga bangun.

385. GUSTI BIANG : Biar, biar. Usir dia sekarang (Batuk keras)

386. NGURAH : Bape bilang ayah saya penghianat? Kenapa Bape Wayan membeo kata orang yang iri hati? Bape sudah

bertahun-tahun di sini mengapa mau merusak nama baik keluarga kami? (Saling berpandang- pandangan)

387. WAYAN : (Dengan tegas) Tiyang tahu semuanya, tu Ngurah. Sebab tiyang yang telah mendampingin ya setiap saat dulu. Sejak kecil tiyang sepermainan dengan dia, seperti tu Ngurah dengan Nyoman. Tiyang tidak buta huruf seperti disangkanya. Tiyang bisa membaca dokumen- dokumen dan surat-surat rahasia yang

Page 170: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

160

ada di meja kerjanya. Siapa yang membocorkan gerakan Ciung Wanara di Marga dulu? Nica-nica itu mengepung Ciung Wanara yang dipimpin oleh pak Rai, menghujani dengan peluru dari berbagai penjuru, bahkan dibom dari udara sehingga kawan-kawan semua gugur. Siapa yang bertanggung jawab atas kematian sembilan puluh enam kawan-

kawan yang berjuang habis- habisan itu? Dalam perang puputan itu kita kehilangan Kapten Sugianyar, kawan-kawan tiyang yang

paling baik, bahkan kehilangan pak Rai sendiri. Dialah yang telah berkhianat, dialah yang telah melaporkan

Page 171: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

161

gerakan itu semua kepada Nica.

388. GUSTI BIANG : Tidak! Itu tidak benar! Suamiku seorang pahlawan Ngurah usir dia.

389. NGURAH : (Menghampiri Wayan) Saya tidak percaya!

390. GUSTI BIANG : Jangan percaya! Leak!

391. NGURAH : Bape menghina keluarga saya.

392. WAYAN : Bukan menghina tu Ngurah. Begitulah keadaannya. Desa Marga menjadi saksi semua itu, hanya beliau dilahirkan sebagai putra Bangsawan yang berpengaruh serta dihormati karena jasa- jasa leluhur, dosa beliau kepada pak Rai terhadap semua korban puputan itu seperti dilupakan. Tetapi tiyang sendiri tidak pernah melupakannya. Bukan hanya seorang, banyak penghianat-

Page 172: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

162

penghianat di bumi ini dianggap orang sebagai pahlawan sedangkan yang benar- benar berjasa dilupakan orang.

393. NGURAH : Saya tak senang dengan cara-cara bape ini, diam-diam menjadi musuh dalam selimut. Susah payah saya memperbaiki nama baik keluarga. Sekarang bape hendak menodainya. Mencari-cari kesalahan memang gampang bape. Bape lupa, besar jasa ayah saya kepada perjuangan. Sayang beliau sudah meninggal. Kalau tidak, Ia akan menjelaskanny a. Tarik kata- kata bape.

(Wayan hanya tersenyum sinis)

394. NGURAH Pergi!

395. WAYAN : (Memalingkan muka hendak pergi tapi tiba- tiba tertegun dan berbalik)

Page 173: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

163

Berikan bedil itu Tu Ngurah.

396. GUSTI BIANG : Tidak, itu bedilku, kau telah mencurinya.

397. NGURAH : Coba buktikan, buktikan kalau ayah saya seorang penghianat. Berikan bukti yang nyata, jangan hanya prasangka!

398. WAYAN : (Menggeleng) Berikan bedil itu Tu Ngurah!

399. GUSTI BIANG : Ayahmu ditembak Nica!

400. NGURAH : (Membentak) Buktikan!

401. WAYAN : Buat apa?

402. NGURAH : Buktikan!

403. WAYAN : Tiyang selalu mendampingin ya. Tiyanglah yang selalu dekat dengan dia, dan tiyang seorang gerilya.

404. NGURAH : Lalu?

(Mereka saling berpandang-pandangan. Wayan mengambil bedil itu dari tangan Ngurah dan Ngurah seperti tak bertenaga memberikan bedil itu)

405. WAYAN : (Pelan) Aku telah sengaja melupakannya. Belanda itu memungutnya, tetapi tak tahu siapa yang menembaknya. (Membelai bedil) Tiyanglah yang menembaknya.

Page 174: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

164

406. NGURAH : Bape?

407. GUSTI BIANG : Tidak! Tidak! Tidak! (Berdiri hendak melempar dengan tongkat)

(Wayan segera merampas dan mendudukkannya kembali. Sementara Ngurah hanya tercengang)

408. WAYAN : Diam! Diam! Sudah waktunya menerangkan semua ini sekarang. Dia sudah cukup tua untuk tahu. (Kepada Ngurah) Ngurah, Ngurah mungkin mengira ayah Ngurah yang

sejati, sebab dia suami sah ibu Ngurah. Tapi dia bukanlah seorang pejuang. Dia seorang penjilat, musuh gerilya. Dia bukan lelaki jantan, dia seorang wandu. Dia memiliki lima belas

orang istri, tapi itu hanya untuk menutupi kewanduannya. Kalau dia harus melakukan tugas sebagai seorang suami, tiyanglah yang

Page 175: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

165

sebagian besar melakukannya. Tapi semua itu menjadi rahasia ... sampai ... Kau lahir, Ngurah, dan menganggap dia sebagai ayahmu yang sebenarnya. Coba tanyakan kepada ibu

Ngurah, siapa sebenarnya ayah Ngurah yang sejati.

(Ngurah tak percaya dan menghampiri ibunya yang mulai menangis)

409. WAYAN : Dia pura-pura saja tidak tahu siapa laki-laki yang selalu tidur dengan dia. Sebab sesungguhnya kami saling mencintai sejak kecil, sampai tua bangka ini. Hanya kesombongann ya terhadap martabat kebangsawana nnya menyebabkan dia menolakku, lalu dia kawin dengan bangsawan, penghianat itu, semata-mata hanya soal kasta.

Meninggalkan tiyang yang tetap

Page 176: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

166

mengharapkan nya. Tiyang bisa ditinggalkannya , sedangkan cinta itu semakin mendalam.

410. NGURAH : (Berdiri dan bertanya dengan tolol) Betulkah itu?

411. WAYAN : Tanyakan sendiri kepada dia.

412. NGURAH : Betulkah semua itu Ibu?

(Gusti Biang terus menangis sementara Ngurah terus bertanya sambil berteriak)

413. WAYAN : Tiyang menghamba di sini karena cinta tiyang kepadanya. Seperti cinta Ngurah kepada Nyoman. Tiyang tidak pernah kawin seumur hidup dan orang- orang selalu menganggap tiyang gila, pikun, tuli, hidup. Cuma tiyang sendiri yang tahu, semua itu tiyang lakukan dengan sengaja untuk melupakan kesedihan, kehilangan masa muda yang tak bisa

Page 177: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

167

dibeli lagi. (Memandang Ngurah dengan lembut. Tapi tiba-tiba ia teringat sesuatu dan kemudian berkata) Tidak. Ngurah tidak boleh kehilangan masa muda

seperti bape hanya karena perbedaan kasta. Kejarlah perempuan itu, jangan-jangan dia mendapatkan halangan di jalan. Dia pasti tidak akan berani pulang malam-malam begini. Mungkin dia bermalam di dauh pala di rumah temannya.

Bape akan mengurus ibumu. Pergilah cepat, kejar dia sebelum terlambat.

(Kedua laki-laki itu saling memandang, Gusti Biang terpaku dan merasa malu sekali. Wayan kasihan dan mendekati Gusti Biang. Beberapa saat kemudian Wayan memandang Ngurah lagi)

414. WAYAN : Ngurah, sudah tahu semuanya. Ngurah sudah pantas mendengar itu. Tapi Jangan

Page 178: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

168

terlalu memikirkannya. Lupakan saja itu semua. Itu memang sudah terjadi tetapi sekarang setelah Ngurah tahu, hati kami merasa lega. Sekarang lupakan semua itu. Lupakan, jangan

bersakit-sakit memikirkannya.

(Ngurah memalingkan muka ketika Wayan menatapnya)

415. WAYAN : Semua itu bohong, Titiyang bukan ayah Ngurah. Tiyang adalah Wayan yang pikun dan akan segera mati, dan beliau itu (Menunjuk potret) bukan penghianat. Dia seorang pahlawan dan pantas Ngurah sebut ayah. Ya ... banyak terdapat keburukan di atas dunia ini. Tapi tidak semua keburukan yang kita

ketahui itu perlu diketahui orang lain, kalau bisa membuat keadaan lebih

Page 179: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

169

buruk lagi. Pergilah Tu Ngurah dan tiyang yang akan meladeni Gusti Biang.

(Tanpa menoleh Ngurah meninggalkan tempat) Adegan III Gusti Biang sudah berhenti menangis, Ia malu menatap Wayan, tapi laki-laki itu

mendekatinya.

416. WAYAN : Bagaimana Gusti Biang?

417. GUSTI BIANG : (Kemalu- maluan) Kenapa kau ceritakan semua itu padanya.

418. WAYAN : Waktu telah tiba, dia sudah cukup dewasa untuk mengetahuinya .

419. GUSTI BIANG : Kau menyebabkan aku sangat malu.

(Gusti Biang tertunduk dan Wayan menghapus air matanya)

420. WAYAN : Kenapa Ngurah dicegah kawin? Kita sudah cukup menderita karena perbedaan kasta ini. Sekarang sudah waktunya pemuda- pemuda bertindak.

Dunia sekarang sudah berubah. Orang harus menghargai

Page 180: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

170

TAMAT

satu sama lain tanpa membeda- bedakan lagi, bagaimana Gusti Biang?

421. GUSTI BIANG : (Sambil menghapus air matanya) Aku tidak akan mencegahnya lagi. Kita akan mengawinkann ya, (Dengan manja) Tapi jangan ceritakan lagi tentang yang dulu-dulu. Aku sangat malu.

422. WAYAN : (Tersenyum) Kalau begitu Wayan tidak jadi pergi. Wayan akan menjagamu Sagung Mirah, sampai kita berdua sama- sama mati dan di atas kuburan kita, anak-anak itu berumah tangga dengan

baik. Sagung Mirah ..

423. GUSTI BIANG : Apa Wayan?

424. WAYAN : Kau tetap cantik seperti Dewi Sri ...

425. GUSTI BIANG : Huuuuuuuuuus sssssss!

Wayan tertawa lalu berjalan ke gudang. Gusti Biang mengangkat lampu teplok untuk Wayan.

Page 181: ANALISIS STRUKTURAL NASKAH DRAMA - Repository Unja

171

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Salsabella Wawa Anasya dilahirkan di Muaro Bungo pada

tanggal 24 April 2000. Anak kedua dari tiga bersaudara,

pasangan dari Bapak Zahari dan Ibu Husnaini. Penulis

menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 143/VIII Kec.

Tebo Ulu Kab Tebo pada tahun 2011, penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 1 Kab. Tebo dan tamat pada

SMA Negeri 3 Kab. Tebo dan tamat pada tahun 2017.

Pada tahun 2017 penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi

negeri, tepatnya di Universitas Jambi (UNJA) Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada

saat kuliah penulis memlih pengkhususan Teater dengan nama group Teater Akar.

Semasa kuliah penulis pernah menjadi aktris dalam teater “Roh, Hikayat Suara

dan Pencuri Hujan” yang ditampilkan di taman Budaya Jambi.

Penulis sekarang terdaftar sebagai mahasiswi semester 7 Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jambi dan telah menyelesaikan tugas

akhir untuk strata satu (S1).