ANALISIS STRUKTUR PEMBIAYAAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN (STUDI PADA PERBANKAN SYARIAH) Siti Zubaidah A. PENDAHULUAN: Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional adalah untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang membutuhkan atau ingin memperoleh layanan jasa perbankan tanpa harus melanggar larangan riba. Perkembangan volume usaha hingga saat ini telah menunjukkan gambaran semakin besarnya animo umat Islam untuk memanfaatkan layanan jasa perbankan syariah apalagi dengan adanya fatma MUI (Majlis Ulama Indonesia) yang menyatakan bahwa bunga bank termasuk riba. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Karim Business Consulting (2003) pertumbuhan bank syariah lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan perbankan nasional, kinerjanya sangat baik,dan banyak inovasi produk yang diterbitkannya. Selain itu, dalam satu dekade terakhir ini pasar keuangan seluruh dunia telah mengalami perubahan yang mendasar. Pasar modal mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam volume, nilai tansaksi maupun jenis-jenis instrumen yang diperdagangkan. Tersedianya berbagai jenis instrumen di pasar uang dan pasar modal yang semakin berkembang itu menyebabkan peranan bank-bank komersial dalam pemberian kredit secara tradisional cenderung makin
35
Embed
Analisis Struktur Pembiayaan Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Perbankan Syariah)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS STRUKTUR PEMBIAYAAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP
KINERJA KEUANGAN (STUDI PADA PERBANKAN SYARIAH)
Siti Zubaidah
A. PENDAHULUAN:
Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional adalah untuk
menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang membutuhkan atau ingin
memperoleh layanan jasa perbankan tanpa harus melanggar larangan riba.
Perkembangan volume usaha hingga saat ini telah menunjukkan gambaran
semakin besarnya animo umat Islam untuk memanfaatkan layanan jasa perbankan
syariah apalagi dengan adanya fatma MUI (Majlis Ulama Indonesia) yang menyatakan
bahwa bunga bank termasuk riba. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Karim
Business Consulting (2003) pertumbuhan bank syariah lebih tinggi dari rata-rata
pertumbuhan perbankan nasional, kinerjanya sangat baik,dan banyak inovasi produk
yang diterbitkannya.
Selain itu, dalam satu dekade terakhir ini pasar keuangan seluruh dunia telah
mengalami perubahan yang mendasar. Pasar modal mengalami perkembangan yang
sangat pesat, baik dalam volume, nilai tansaksi maupun jenis-jenis instrumen yang
diperdagangkan. Tersedianya berbagai jenis instrumen di pasar uang dan pasar modal
yang semakin berkembang itu menyebabkan peranan bank-bank komersial dalam
pemberian kredit secara tradisional cenderung makin menurun karena beralihnya para
penyimpan dan para peminjam dana kepada alternatif investasi dan pembiayaan yang
lain.
Pola pembiayaan dalam bank syariah mempunyai karakteristik yang spesifik
dibanding dengan bank konvensional. Pada bank konvensional, penilaian kelayakan
pembiayaan didasarkan semata-mata hanya business wise, sedangkan pada bank syariah
penilaian kelayakan pembiayaan selain didasarkan pada business wise, juga harus
mempertimbangkan syariah wise. Artinya, bisnis tersebut layak dibiayai dari segi
usahanya, dan acceptable dari segi syariahnya.
Dalam rangka memenuhi aspek syariahnya, maka bila suatu kebutuhan kredit
nasabah yang oleh bank konvensional cukup dipenuhi dengan satu produk saja, maka
pada-bank syariah sangat mungkin kebutuhan nasabah tersebut dipenuhi dengan skema
khusus dan (atau) beberapa skema fikih sekaligus.
Ada dua pola utama yang saat ini dijalankan oleh bank dalam penyaluran pembiayaan
yakni: 1). Pola jual beli dan 2). Pola bagi hasil. Pendapatan bank akan sangat ditentukan
oleh berapa banyak keuntungan yang diterima. Keuntungan yang diterima dari akad jual
beli berasal dari mark up yang ditentukan berdasarkan kesepakatan antara bank dengan
nasabah, dalam hal ini bank memperoleh keuntungan pasti. Sedangkan pola bagi hasil
ditentukan berdasarkan kesepakatan besarnya nisbah, keuntungan bank tergantung pada
keuntungan nasabah. Dalam pola bagi hasil banyak mengandung risiko, oleh karena itu
pihak bank harus aktif berusaha mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerugian
nasabah sejak awal.
Kehadiran bank syariah, tentu saja memberikan alternatif investasi dalam bentuk
tabungan/deposito. Sebagaimana diketahui, bank yang beroperasi berdasarkan prinsip-
prinsip Islam ini menawarkan sistem bagi hasil kepada nasabahnya. Jadi keuntungan
yang diperoleh nasabah bank syariah bisa berubah-ubah, tergantung pendapatan atau
keuntungan yang diperoleh bank tersebut. Besarnya nisbah ditentukan berdasarkan
kesepakatan masing-masing pihak yang berkontrak. Jadi angka besaran nisbah ini
muncul sebagai hasil tawar menawar antara shahibul maal dengan mudharib. Dengan
demikian, angka nisbah ini bervariasi. Namun para ahli fiqih sepakat bahwa nisbah 100:0
tidak diperbolehkan (Modal No. 10/I Agustus 2003, 21).
Besar kecilnya keuntungan yang diperoleh sangat tergantung pada nisbah/ bagian
yang akan diperoleh kedua pihak, baik bank maupun nasabah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi nisbah bagi hasil (M. Syafi’I Antonio (2001,139) adalah faktor
pembiayaan (besar pembiayaan, jatuh tempo), prinsip syariah (keadilan, ketepatan,
kesejahteraan), usaha (Jenis usaha, keuntungan, resiko, biaya) dan faktor eksternal (suku
bunga dan inflasi).
Struktur pembiayaan menunjukkan berapa besar komposisi dari pembiayaan,
antara yang berasal dari pola jual beli dengan keuntungan tetap dengan pola bagi hasil
yang keuntungannya berfluktuasi. Struktur pembiayaan ini akan mempengaruhi
keuntungan yang diterima sehingga kinerja keuangan bank juga akan dipengaruhi oleh
struktur pembiayaannya.
2
Dari latar belakang diatas, peneliti ingin mengkaji tentang ANALISIS
STRUKTUR PEMBIAYAAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA
KEUANGAN (STUDI PADA PERBANKAN SYARIAH).
B. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana struktur pembiayaan pada perbankan syariah?.
2. Berapa besar pengaruh struktur pembiayaan terhadap kinerja keuangan pada
perbankan syariah?.
C. BATASAN MASALAH
Data yang diambil adalah struktur pembiayaan dan kinerja keuangan pada perbankan
syariah yang mempublikasikan Laporan Keuangan per Juni tahun 2001, 2002 dan 2003
di Internet. Kinerja keuangan diukur dengan rasio profitabilitas (ROE
D. TUJUAN PENELITIAN
Sejalan dengan latar belakang penelitian, maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengkaji bagaimana struktur pembiayaan pada perbankan syariah.
2. Untuk menguji berapa besar pengaruh struktur pembiayaan terhadap kinerja keuangan
pada perbankan syariah.
E. KEGUNAAN PENELITIAN
1. Dapat digunakan sebagai evaluasi bagi perbankan Syariah dalam penentuan struktur
pembiayaan yang berpola bagi hasil dan jual beli serta untuk mengevaluasi kinerja
keuangan bank.
2. Dapat digunakan sebagai evaluasi bagi regulator dalam pembuatan keputusan
mengenai tingkat kesehatan bank.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan kontribusi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan terutama mengenai studi tentang perbankan
Syariah.
LANDASAN TEORI
POLA PEMBIAYAAN SYARIAH
Ada dua pola utama yang saat ini telah dijalankan oleh Bank dalam penyaluran
pembiayaan, yaitu (Muhammad (2001):
3
1. Pola Jual-Beli
2. Pola Bagi hasil
1. Pola Jual-Beli
Seacara terminologis jual-beli adalah proses pemindahan hak milik barang
atau harta kepada pihak lain dengan menggunakan uang sebagai alat tukarnya. Terdapat
beberapa bentuk akad jual beli, dimana jenis jual beli yang dipergunakan oleh bank
dalam melakukan pembiayaan kepada nasabah adalah Murabahah, yakni proses jual beli
dengan memberikan margin keuntungan yang telah disepakati.
Dengan demikian yang dimaksud pembiayaan murabahah adalah akad
perjanjian penyediaan barang berdasarkan jual beli, dimana bank membiayai
/membelikan kebutuhan barang/investasi nasabah dan menjual kembali kepada nasabah
ditambah dengan keuntungan yang disepakati. Pembayaran dari nasabah dilakukan
dengan cara mengangsur dalam jangka waktu yang telah disepakati. Sistem pembayaran
secara angsur tadi dikenal dengan istilah bai’ bitsaman ajil./
2. Pola Bagi hasil
Dasar pola ini berasal dari akad bersyarikat. Salah satu bentuk dari akad
bersyarikat adalah mudharabah. Pengertian mudharabah adalah akad bersama untuk
melaksanakan suatu usaha antara dua pihak, yaitu pihak penyedia modal. Dana (shahibul
maal) dan pihak yang mengelola dana ( mudharib).
4. Dengan demikian yang dimaksud dengan pembiayaan mudharabah adalah
akad pembiayaan kerjasama antara pemilik dana dengan pihak yang mempunyai
keahlian atau ketrampilan untuk mengelola usaha yang produktif dan halal,
dimanapembagian hasil keuntungan dari usaha dilakukan sesuai dengan nisbah yang
disepakati bersama.
4
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya dengan jenis
penelitian empiris pada perbankan syariah untuk mengetahui bagaimana struktur
pembiayaan pada bank syariah dan menguji pengaruh struktur pembiayaan dengan
kinerja keuangan bank syariah.
B. Data dan Sumber data
Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder berupa struktur pembiayaan dan
Laporan Keuangan perbankan syariah periode Juni 2001, 2002, dan 2003 yang diperoleh
dari Internet.
C. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data sekunder dilakukan langsung dengan mendownload data dari media
Internet di Directory Bank Indonesia dan situs masing-masing bank.
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perbankan Syariah (BMI, BSM, BNI Syariah, BRI
Syariah, Bukopin Syariah, Danamon Syariah, BII Syariah, Bank IFI Syariah, Bank Jabar
Syariah). Sampel yang digunakan adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut: Bank
Syariah yang telah mempublikasikan laporan keuangan tahun 2001 sampai dengan 2003
dan yang memiliki asset diatas 50 miliar di Internet.
E. Definisi Operasional variabel dan pengukurannya
a. Struktur Pembiayaan adalah proporsi pembiayaan yang berpola jual beli dan pola
bagi hasil, dengan membandingkan jumlah masing-masing pembiayaan dengan
total secara keseluruhan pembiayaan (%).
b. Kinerja keuangan adalah prestasi bank yang diukur dengan rasio Profitabilitas
(ROA, ROE, BoPo).
ROA = Laba bersih
Asset
ROE = Laba bersih
Modal Sendiri
5
BoPo = Biaya Operasional
Pendapatan Operasional
F. Analisa Data
Tehnik Pengolahan Data
Untuk menjawab rumusan masalah tentang bagaimana struktur pembiayaan
pada perbankan syariah dilakukan perhitungan proporsi pembiayaan yang berpola jual
beli dan bagi hasil dengan membandingkan jumlah masing-masing pembiayaan dengan
total keseluruhan pembiayaan (%), dan untuk menguji pengaruh struktur pembiayaan
dengan kinerja keuangan dilakukan analisis regresi berganda. Kinerja keuangan diukur
dengan rasio Pofitabilitas dengan menggunakan rumus ROA, ROE, (Rasio Biaya
Operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) kemudian selanjutnya dilakukan
analisis/kesimpulan hasil.
HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah Bank Syariah Mandiri
(BSM), Bank Rakyat Indonesia (BRI Syariah), BNI Syariah, Bank IFI, Bank Jabar
Syariah, Bank Danamon Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank Muamalat Indonesia dan
BII Syariah. Sampel ditentukan berdasarkan purposive random sampling dengan kriteria
bank syariah yang telah mempublikasikan laporan keuangan tahun 2001 sampai dengan
2003 dan bank syariah yang memiliki asset diatas 50 miliar.
Bank Syariah yang memenuhi syarat untuk bisa diolah dalam penelitian ini
adalah Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI Syariah), BNI Syariah, Bank
Muamalat Indonesia dan Bank IFI. Sedang Bank Jabar Syariah, Bank Danamon Syariah,
Bank Bukopin Syariah, dan BII rata-rata baru berdiri tahun 2001 sehingga laporan
keuangannya belum dipublikasikan, khususnya tahun 2001.
Dalam sistem perbankan syariah, terdapat sejumlah jenis pembiayaan
(disebut kredit dalam sistem konvensional) antara lain jual beli (murabahah, salam, dan
Istishna), sewa (ijarah) dan bagi hasil (musyarakah dan mudharabah).
Berdasarkan data Bank Indonesia sampai bulan April 2003, dari total pembiayaan Rp.
3,86 triliun, porsi pembiayaan bagi hasil hanya sekitar 16,5 persen atau Rp. 637 miliar..
Jenis pembiayaan terbesar adalah murabahah dengan porsi mencapai 70 persen dari total
pembiayaan.
6
Jenis pembiayaan bagi hasil sendiri ada dua macam, yaitu musyarakah dan
mudharabah. Dalam musyarakah, bank dan nasabah sama-sama memberikan modal dan
tenaga untuk kemajuan usaha. Adapun dalam mudharabah, bank memberikan 100%
dana, tetapi tidak ikut serta mengelola usaha. Sesuai namanya, hasil keuntungan usaha
dibagi berdasarkan kesepakatan sebelumnya. Jika usaha maju, keuntungan bank semakin
besar dan sebaliknya, jika usaha mundur keuntungan bank makin kecil. Hal ini berbeda
dengan bank konvensional yang tidak mempertimbangkan besar kecilnya keuntungan
nasabah.
Pembiayaan bagi hasil menuntut kesiapan bank sehingga tidak bisa
dipaksakan. Pembiayaan bagi hasil membutuhkan pengawasan dan memiliki risiko yang
lebih besar. Rata-rata setiap bank, struktur pembiayaannya terdiri dari mudharabah,
musyarakah dan murabahah.
Tabel I
Struktur pembiayaan dan kinerja keuangan Bank 2001